2.2. bahan ajar asisten mengelola penyiapan bahan tanam minggu siang ok
Post on 15-Feb-2016
266 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAHAN AJARPELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
ASISTEN KEBUN KELAPA SAWIT
KODE PROGRAM PELATIHAN : A.0126201.01.15
Mengelola Penyiapan Bahan Tanaman(Kode: TAN. KS02.002.01)
JUDUL : Mengelola Penyiapan Bahan Tanaman
KEMENTERIAN PERTANIAN RIBADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN Jl. Harsono RM No.3 Ragunan Jakarta Selatan
2015
KOMPETENSI DASAR : Setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini, peserta
pelatihan diharapkan mampu Menyiapkan bahan, alat dan
tenaga kerja, Mengawasi pelaksanaan pembibitan awal,
Mengawasi pelaksanaan pembibitan utama, dan
Melakukan seleksi bibit.
INDIKATOR KOMPETENSI : Setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini :
1 Peserta dapat menghitung dan menentukan
kebutuhan kecambah dengan memperhatikan luas
dan kondisi kebun.
2 Peserta dapat mengidentifikasi dan menghitung
kebutuhan lahan semaian, bahan dan peralatan untuk
penyiapan bibit tanaman sesuai dengan kebutuhan
luasan lahan yang akan ditanami.
3 Peserta dapat mengidentifikasi dan menghitung
kebutuhan tenaga kerja untuk penyiapan bahan
tanam sesuai dengan jenis pekerjaan.
4 Peserta dapat menyusun jadwal kerja penyiapan
bahan tanaman sesuai dengan kebutuhan tanam.
5 Peserta dapat melakukan tindakan pencegahan
kecelakaan kerja sesuai dengan SOP yang berlaku.
6 Peserta dapat memastikan ketersediaanya bahan
tanam, peralatan, dan bahan pendukung sesuai
dengan kebutuhan dan prosedur baku yang
ditetapkan.
7 Peserta dapat mengawasi penyiapan lokasi dan
media pembibitan awal oleh tenaga kerja dan
mengarahkan sesuai dengan persyaratan teknis dan
prosedur standar yang berlaku.
8 Peserta dapat menjadwalkan penanaman dengan
benar untuk menjamin terpenuhinya prosedur baku
pembibitan.
9 Peserta dapat melakukan pengawasan dan
bimbingan kepada tenaga kerja dalam pemeliharaan
dan pengamanan bibit sesuai dengan SOP atau
prosedur yang berlaku.
10 Peserta dapat membuat rekaman pelaksanaan
pengawasan dan pembinaan pembibitan awal sesuai
dengan prosedur dan format yang ditetapkan.
11 Peserta dapat mengawasi dan mengarahkan
penyiapan lokasi dan media pembibitan utama oleh
tenaga kerja sesuai dengan persyaratan teknis dan
prosedur standar yang berlaku.
12 Peseta dapat menjadwalkan pemindahan bibit awal
dengan benar untuk menjamin dipenuhinya prosedur
baku pembibitan.
13 Peserta dapat melakukan pengawasan dan
bimbingan kepada tenaga kerja dalam pemeliharaan
dan pengamanan bibit utama sesuai dengan SOP
atau prosedur yang berlaku.
14 Peserta dapat membuat rekaman pelaksanaan
pengawasan dan pembinaan pembibitan utama
dengan menggunakan prosedur dan format yang
ditetapkan.
15 Peserta dapat menjelaskan kriteria bibit yang baik.
16 Peserta dapat menjelaskan prosedur standar seleksi
bibit.
17 Peserta dapat mengawasi dan mengarahkan
pekerjaan seleksi bibit untuk menjamin diperolehnya
kecambah dan bibit sesuai dengan standar kecambah
dan bibit yang ditetapkan.
18 Peserta dapat membuat catatan dan rekaman hasil
seleksi bibit bahan tanaman kelapa sawit dengan
menggunakan prosedur dan format yang ditetapkan.
LANGKAH KERJA : Langkah kerja dalam penerapan mengelola pekerjaan
penyiapan bahan tanam adalah :
1. Hitunglah kebutuhan kecambah dengan memperhatikan luas dan kondisi
kebun.
2. Hitunglah kebutuhan lahan semaian, bahan dan peralatan untuk penyiapan
bibit tanaman sesuai dengan kebutuhan luasan lahan yang akan ditanami.
3. Identifikasi dan hitunglah kebutuhan tenaga kerja untuk menyiapkan bahan
tanam sesuai dengan jenis pekerjaan
4. Susunlah jadwal kerja penyiapan bahan tanaman sesuai dengan kebutuhan
tanam
5. Lakukan tindakan pencegahan kecelakaan kerja dilakukan sesuai dengan
SOP yang berlaku.
6. Pastikan ketersediaan bahan tanam, peralatan, dan bahan pendukung sesuai
dengan kebutuhan dan prosedur baku yang ditetapkan
7. Lakukan penyiapan lokasi dan media pembibitan awal oleh tenaga kerja yang
diawasi dan diarahkan sesuai dengan persyaratan teknis dan prosedur
standar yang berlaku.
8. Laksanakan penanaman sesuai jadwal dengan benar untuk menjamin
dipenuhinya prosedur baku pembibitan
9. Awasi dan bimbinglah tenaga kerja pemeliharaan dan pengamanan bibit
dilakukan sesuai dengan SOP atau prosedur yang berlaku.
10.Buatlah rekaman pelaksanaan pengawasan dan pembinaan pembibitan awal
dilakukan dengan menggunakan prosedur dan format yang ditetapkan.
11. Persiapkan lokasi dan media pembibitan utama oleh tenaga kerja yang
diawasi dan diarahkan sesuai dengan persyaratan teknis dan prosedur
standar yang berlaku.
12.Pindahkan bibit sesuai jadwal dengan benar untuk menjamin dipenuhinya
prosedur baku pembibitan
13. Lakukan pengawasan dan bimbingan kepada tenaga kerja pemeliharaan dan
pengamanan bibit utama dilakukan sesuai dengan SOP atau prosedur yang
berlaku.
14.Buatlah rekaman pelaksanaan pengawasan dan pembinaan pembibitan
utama dilakukan dengan menggunakan prosedur dan format yang ditetapkan
15.Jelaskan kriteria bibit yang baik dengan benar
16.Jelaskan prosedur standar seleksi bibit dengan benar
17.Awasilah pekerjaan seleksi bibit diawasi dan diarahkan untuk menjamin
diperolehnya kecambah dan bibit sesuai dengan standar kecambah dan bibit
yang ditetapkan.
18.Buatlah catatan dan rekaman hasil seleksi bibit bahan tanaman kelapa sawit
dibuat dengan menggunakan prosedur dan format yang ditetapkan.
GAMBAR :
Benih Kelapa Sawit Unggul
Kecambah Kelapa Sawit
Persiapan Pembenihan Awal
Pembenihan Awal
Persiapan Pembenihan Utama
Pembenihan Utama
TEORI FUNGSIONAL :
Bahan Tanam Kelapa SawitBahan tanam kelapa sawit berupa bibit yang berasal dari kecambah
dimana kecambah tersebut pada masa kini dibuat dan dihasilkan oleh
Balai-Balai Penelitian yang khusus menghasilkan kecambah dan juga dari
swasta. Pada pembibitan kelapa sawit dikenal 2 macam system yaitu
kecambah langsung ditanam ke kantong plastik besar dan kecambah
ditanam pada pembibitan pendahuluan sebelum ke kantong plastik besar.
Biasanya juga dikenal dengan istilah lain disebut sebagai single stage
system dan double stage system. System terakhir lebih dianjurkan
mengingat beberapa keuntungan dibandingkan dengan yang pertama.
Penggunaan pembibitan pendahuluan (prenursery) ini antara lain
memberikan beberapa faedah sebagai berikut :
Pada prenursery, bibit-bibit muda tersebut terkumpul dalam satuan
luas yang jauh lebih sedikit sehingga pengawasan, pemupukan,
penyiraman, pengendalian hama penyakit lebih mudah.
Kemungkinan mati, sakit, rusak lebih sedikit.
Pelindung lebih mudah pemasangannya.
Kerugian 3 bulan pertama karena pemakaian kantong plastik besar
dan tanah yang dijumpai pada single stage system tidak ada.
Pekerjaan-pekerjaan dipembibitan dapat diatur de ngan mudah dan
tidak terburu-buru karena dalam jangka 3 bulan masih tersedia waktu
untuk mempersiapkan mainnursery.
Meskipun demikian kedua cara ini dapat digunakan tergantung pada
perhitungan efisiensi setempat, tetapi sistem kedua kedua lebih banyak
digunakan di lapangan.
Sebelum mulai penanaman kelapa sawit di lapangan terlebih dahulu
dibuat rencana persiapan pembibitan. Jika kelapa sawit ditanam pada
tahun 0, maka pembibitan dimulai pada tahun -1, artinya satu tahun
sebelum areal ditanam pembibitan sudah dimulai. Pemesanan kecambah
harus sudah diajukan paling lambat 1 tahun sebelum kecambah tersebut
disemaikan.
Perencanaan kebutuhan kecambah menurut Solihin, et al. (1993)
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Germinated seed : 100%
Rusak atau patah transport : 4%
Ditanam di polybag kecil : 96%
Mati waktu ditanam : 4%
Sisa di polybag : 92%
Seleksi bibit : 4%
Bibit siap ke main-nursery : 88%
Bibit jelek/mati : 3%
Bibit hidup di main-nursery : 85%
Seleksi I = 5%, II = 3%, III = 2% : 10%
Bibit siap tanam : 75%
Cadangan sulaman : 10%
Bibit ditanam dilapangan : 65%
Berdasarkan perkiraan di atas memperlihatkan bahwa bila kita ingin
membuat pembibitan 100% maka hanya 65% bibit yang bisa dipindahkan
ke lapangan. Oleh karena itu kebutuhan kecambah diperkirakan sekitar
140% dari jumlah yang akan ditanam. Sehingga untuk kerapatan 130
ph/ha (9,4 m) diperlukan kecambah 180/ha, sedangkan kerapatan 143
ph/ha (9,0 m) diperlukan kecambah 200/ha.
Pada pembibitan mainnursery dengan sistem tanam segitiga sama
sisi kebutuhan benih dan luas pembibitan dapat dilihat pada tabel berikut:
Keterangan : Untuk areal seluas 1 ha dapat digunakan untuk pembibitan awal
sebanyak 500.000 polibag dan pembibitan utama ± 14.000 polibag. Standard kebutuhan per ha pembibitan tenaga kerja : 5–6 hk per hari. Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004).
4.2 Pembibitan Awal (Prenursery)
a. Pemilihan Tempat
Rata, memiliki persediaan air cukup dan tetap serta tidak kebanjiran.
Dekat denga kantor sehingga pengawasan akan dapat dilakukan
lebih sering dan efektif.
Terhindar dari sumber-sumber hama/penyakit dari sekelilingnya,
terutama gangguan ternak.
b. Bedengan
Bedengan dibuat secara tetap dengan dinding dari papan, bambu,
kayu atau semen.
Ukuran yang dianjurkan adalah 1,60 m (lebar) x 20 m (panjang) dan
antara bedengan dipisahkan dengan jarak 0,80 m untuk jalan dan
parit.
Dasar di bedengan dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah hingga
air penyiraman dapat mengalir ke parit pembuangan.
Kantong-kantong bibit diletakan tersusun rapat dalam bedengan
tersebut dengan kapasitas muat 200 kantong polybag per meter
panjang bedengan.
c. Pelindung (Naungan)
Pelindung dibuat menutup seluruh prenursery.
Tinggi 2,5 m untuk kebebasan para pekerja.
Tiang-tiang dibuat dari bambu atau kayu.
Atapnya lebih dianjurkan untuk menggunakan daun-daun kelapa
sawit, kelapa atau aren, karena daun-daun ini akan mengering
berangsur-angsur dan otomatis mengatur intensitas cahaya
matahari yang masuk. Digunakan 4 cabang daun/meter, atau bisa
juga dipakai daun alang-alang yag disusun rapat.
Atap ini harus dikurangi hingga pada umur 3 bulan bibit bebas dari
naungan. Pengurangan naungan dimaksudkan untuk melatih bibit
sebelum dipindah ke lapangan terhadap sinar matahari.
d. Pengamanan
Pemagaran sekeliling pembibitan ini sangat dianjurkan untuk
menghindari gangguan-gangguan dari luar atau sebagian saja yang
dianggaprawan gangguan ternak.
Parit-parit buangan sekelilingnya hendaknya dirawat dengan baik
untuk menghindari kebanjiran.
e. Polybag (Kantong Plastik)
Ukuran 14 x 22 cm tebal 0,10 mm.
Bagian bawah (setengah) dilubangi berkeliling untuk menghindarkan
tergenangnya air dalam kantong plastik sebanyak 18 lubang dengan
jarak 3 cm mendatar dan ke bawah berjarak 5 cm. Sedangkan jarak
dari dasar kantong 2 cm dari sisi kantong 2,5 cm.
f. Campuran Tanah dan Pengisian
Tanah yang digunakan sebaiknya adalah tanah top soil yang baik
diambil pada bagian 0 – 10 cm.
Bila perlu tanah dapat dicampur dengan pasir.
Tanah harus disaring (diayak) pada saringan kurang lebih 1 cm dan
dikeringkan angin sebelum dimasukan ke kantong.
Campuran pupuk kandang 1 bagian dan 2 bagian tanah cukup baik
sebagai media atau tanah saja asal top soil mengandung humus
cukup.
Pengisian harus benar-benar cukup padat hingga tidak terjadi
kantong-kantong air di dalamnya.
Beberapa hari sebelum ditanami, kantong yang telah diisi dengan
tanah disiram air.
Tanah dapat didisinfeksi untuk menghindari gangguan ham dan
jamur.
g. Menanam Kecambah
Akar (radicula) dan batang (plumula) harus hati-hati dibedakan.
Radicula harus berada di bawah.
Lubang dibuat dengan jari sedalam 2-3 cm di tengah kantong.
Plumula akan muncul di atas tanah 10-15 hari kemudian, dalam
penanaman kecambah agar dihadapkan ke arah timur dan tanah
harus dipadatkan agar kecambah tidak terangkat ke atas.
h. Penyiraman
Penyiraman dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu pagi dan sore. Tiap
kantong membutuhkan air sekitar 0,25 0,50 L air setiap kali
penyiraman. Kapasitas/HK sekitar 600-700 kecambah dan 1 L air
untuk 10 bibit.
Penyiraman dapat dilakukan dengan springkler, gembor dan lain-lain
serta dilakukan dengan hati-hati agar kecambah tidak terbongkar.
Penambahan tanah kadang diperlukan pada kantong-kantong yang
tanahnya terkikis pada waktu penyiraman.
i. Pemeliharaan
Penyiangan gulma pada kantong perlu dilakukan dapat
menggunakan pre-emergence herbisida namun lebih baik secara
manual.
Pemupukan Urea 0,125 gram/bibit diberikan 1 minggu sekali yaitu
pada minggu ke 4, 5, 6, dan 7.
Setelah minggu ke 8 – 11 dipakai pupuk campuran yaitu ZA : R.P :
M.O.P : Kieserite = 7 ; 5 ; 1 ; 1 dosis 1 gr per bibit dan setelah
minggu ke 12 -16 dosisnya 1,5 gr per bibit.
Pengendalian hama dan penyakit seperti Fungi (anthracnose,
helminthosporium dan lain-lain) dapat dikendalikan dengan fungisida
(seperti Zineb, Maneb, dll.). HCH powder ditabur sekeliling
bedengan dapat, dipakai menghindari semut. Aldrine 20 gr / l00 L air
dapat dipakai untuk menghindari gangguan hama lainnya. Butiran
metaldehyde 10% AM dapat ditebir pada bedengan untuk
menghindari siput; keong dan 1ain-lain.
j. Pemindahan ke Mainnusery
Pada umur 3 – 3,5 bulan (dimana 3 – 4 daun) telah berkembang
penuh adalah saat yang paling baik untuk dipindahkan ke
mainnursery.
Sebelumnya perlu dilakukan seleksi di pembibitan yang pertama
berupa penyingkiran bibit-bibit abnormal. Untuk ini agar dipelajari
pengenalannya pada tulisan-tulisan dan pengalaman pelaksanaan
seleksi antara lain misalnya: bibit kerdil, bibit yang terbalik, arrowleaf
(bibit sempit), pertumbuhan lambat, pertumbuhan memintal dan
berputar, pertumbuhan memanjang dan pendek gemuk, anak daun
menguncup, dan lain-lain.
4.3 Pembibitan Utama (Mainnursery)a. Persiapan Tempat
Lahan pembibitan diusahakan rata dengan dibuat:
Bedeng luas : 1 Ha
Petak : 0,25 Ha
Vak : 2,6 x 25 m
Tiap Ha diberi parit-parit keliling untuk pembuangan air 50 x 40 x 20
cm. Antar petak juga dibatasi parit 25 x 25 x 20 cm.
Dalam 1 vak berisikan kurang lebih 163 bibit
Dalam 1 petak berisikan kurang lebih 4.075 bibit
Dalam 1 Ha berisikan kurang lebih 16.300 bibit
b. Kantong plastik (polybag) yang dipakai
Ukuran 40 x 50 cm terbuat dari polythane hitam dengan tebal 0,20 mm.
c. Tanah Pengisian Kantong
Seperti tanah yang digunakan pada prenursery yaitu menggunakan
tanah top soil..
Kapasitas pengisian/prestasi : 30 – 35 polybag / HK untuk
mempertinggi prestasi bisa dilakukan dengan sistem borong dengan
pengawasan yang baik.
d. Jarak tanam
Jarak tanam 75 x 75 x 75 cm segitiga sama sisi (16.300 bibit/Ha) dapat
dipakai jika dapat dijamin bahwa bibit-bibit tersebut akan ditanam pada
umur 9 – 10 bulan. Apabila sulit dijamin maka sebaiknya digunakan
jarak tanam 90 x 90 x 90 cm segitiga sama sisi (12.000 bibit/Ha
termasuk jalan dan drainase) dengan jarak tanam ini bibit masih bisa
ditahan sampai umur 12 bulan.
e. Menanam Bibit
Sebelum ditanam tanah di polybag harus disiram terlebih dahulu
untuk melembutkannya.
Setelah lubang terbentuk bibit dari prenursery polybagnya dipotong
(dilepas) dengan hati-hati agar tanah tidak pecah dan dibuat
sedemikian rupa agar tanahnya menyatu dengan tanah pada
polybag baru.
f. Pemakaian Mulch
Setelah penanaman sebaiknya permukaan tanah kantong plastik
tersebut ditutup dengan mulch yang berguna untuk mengurangi
penguapan air, mencegah terbentuknya lapisan keras pada permukaan
tanah, mencegah semburan keras dari air yang disiramkan atau oleh
hujan deras, memperbaiki drainase, dan mempertahankan kelembaban
tanah. Tebal mulch yang dianjurkan adalah 1 – 3 cm.
Jenis-jenis mulch yang bisa dipakai antara lain:
Tandan kosong secara teori kurang baik karena walaupun
mengandung P banyak tetapi mendorong ke arah defisiensi Mg,
jarang digunakan.
Serbuk gergaji secara teori kurang baik karena teksturnya akan
beterbangan sewaktu penyiraman, jarang digunakan.
Dedak padi secara teori kurang baik karena teksturnya akan
beterbangan, jarang digunakan.
Potongan rumput kering seperti lalang secara teori kurang baik
karena mempertinggi aktivitas biologis di atas tanah, tapi kenyataan
biasa digunakan di lapangan dan hasilnya cukup baik.
Serabut buah sawit setelah pengolahan cukup baik asal dibersihkan
dahulu dari minyak yang tertinggal, sering digunakan di lapangan.
Cangkang merupakan terbaik digunakan sebagai mulch karena
berfungsi mengurangi penguapan air dan memperbesar daya
tangkap air, sering digunakan di lapangan.
Prestasi mulching : 150 – 200 bibit/HK.
g. Penyiraman
Kebutuhan air tergantung pada umur bibit, rata-rata adalah 2 L per hari.
Prestasi : 2000 bibit/HK.
h. Pemeliharaan
Pemupukan dianjurkan untuk menggunakan pupuk compound
/majemuk guna memperoleh efisiensi. Kebutuhan pupuk sampai
umur 12 bulan kurang lebih 275 gr per bibit.
Penyiangan gulma bila dilakukan secara manual membutuhkan
sekitar 40 - 50 HK/Ha atau 20 – 30 HK/Ha.
Pengendalian hama penyakit perlu dilakukan pemeriksaan secara
teratur dan setiap kejadian baru yang terlihat agar dilaporkan.
Penentuan sistem pengendalian baik kimia maupun teknis harus
dikaji dahulu dan diperhitungkan efektivitas dan efisiensinya.
i. Pemindahan ke Lapangan
Pemindahan ke lapangan dapat dilakukan pada umur 10 – 12 bulan
dengan tinggi tanaman 100 – 200 cm.
4.4 Pengawasan Pengawasan yang efektif memiliki dua prinsip pokok yaitu :
1. Adanya rencana tertentu dan adanya pemberian instruksi-instruksi,
serta wewenang kepada bawahan. Prinsip pokok yang pertama
merupakan standar atau alat pengukur dari suatu pekerjaan yang
dilaksanakan bawahan. Rencana tersebut menjadi penunjuk apakah
pelaksanaan pekerjaan berhasil atau tidak.
2. Prinsip pokok kedua juga harus ada, agar sistem pengawasan dapat
benar-benar efektif dilaksanakan. Wewenang dan juga instruksi-
instruksi yang jelas harus diberikan kepada bawahan karena
berdasarkan itulah dapat diketahui apakah bawahan sudah
menjalankan tugas-tugasnya dengan baik atau tidak.
Setelah prinsip pokok tersebut, maka suatu sistem pengawasan harus
mengandung prinsip-prinsip berikut:
1. Dapat merefleksi sifat-sifat dan kebutuhan-kebutuhan dari kegiatan-
kegiatan yang harus diawasi. Setiap kegiatan membutuhkan sistem
pengawasan yang berbeda sesuai dengan karakteristik kegiatan
tersebut. Pengawasan pembelajaran tentunya berbeda dengan
pengawasan ketatausahaan.
2. Dapat dengan segera melaporkan penyimpangan-penyimpangan.
Suatu sistem pengawasan yang efektif harus dapat segera
melaporkan penyimpangan-penyimpangan sehingga berdasarkan
penyimpangan-penyimpangan itu dapat diambil tindakan untuk
pelaksanaan selanjutnya agar pelaksanaan keseluruhan benar-benar
dapat sesuai atau mendekati apa yang direncanakan sebelumnya.
3. Fleksibel.
Suatu sistem pengawasan dapat dikatakan efektif apabila sistem
pengawasan tersebut memenuhi prinsip fleksibilitas. Artinya sistem
pengawasan tersebut tetap dapat dipergunakan, meskipun terjadi
perubahan-perubahan terhadap rencana di luar dugaan.
4. Dapat merefleksi pola organisasi.
Titik berat pengawasan adalah berkisar pada manusia, karena
manusialah yang melakukan kegiatan-kegiatan dalam suatu
organisasi. Orang-orang dalam organisasi, kegiatan-kegiatan atau
tugas-tugasnya sudah tergambar dalam organisasi, maka sistem
pengawasan harus dapat memenuhi prinsip dapat merefleksikan pola
organisasi.
5. Ekonomis
Sifat ekonomis dalam proses pengawasan juga sangat diperlukan.
Tidak seharusnya membuat sistem pengawasan yang mahal, apabila
tujuan pengawasan dapat diwujudkan melalui sistem pengawasan
yang murah.
6. Dapat dimengerti.
Siapapun yang mengawasi kegiatan-kegiatan, haruslah memahami
dan menguasai sistem pengawasan yang dianut dalam suatu
organisasi. Tanpa memahami sistem pengawasan, maka
pelaksanaan pengawasan tidak dapat efektif.
7. Dapat menjamin diadakannya tindakan korektif.
Akhirnya suatu sistem pengawasan barulah dapat dikatakan efektif,
apabila dapat melaporkan kegiatan yang salah, dimana kesalahan itu
terjadi dan siapa yang bertanggung jawab atas kesalahan tersebut. Ini
sesuai dengan salah satu tujuan pengawasan, yaitu untuk
mengetahui kesalahan-kesalahan serta kesulitan-kesulitan yang
dihadapi dalam pelaksanaan suatu kegiatan.
4.5 Pencatatan dalam pembibitanBeberapa contoh pencatatan dalam pengelolaan bahan tanam kelapa
sawit adalah sebagai berikut:
1. Buku Penerimaan dan Penanaman Kecambah
2. Buku Penanaman dan Pemindahan Bibit
3. Buku Penerimaan dan Penanaman Kecambah
4. Buku Penanaman dan Pemindahan Bibit
5. Buku Seleksi
6. Pemupukan di Prenursery
7. Penyiangan (merumput)
8. Buku Penerimaan dan Penanaman Kecambah
9. Buku Penanaman dan Pemindahan Bibit
10. Buku Pencatatan Hama Penyakit
11. Buku Pemupukan
12. Laporan Pemberantasan Hama dan Penyakit
13. Daftrar jadwal pemupukan
ALAT DAN BAHAN :1. Komputer
2. Flashdisk Dan CD
3. OHP Dan Plastic Transparancy
4. Kertas Koran
5. Kertas Stensil
6. White Board
7. Spidol Boardmarker Dan Permanent
KEAMANAN KERJA :
Asisten Kebun harus selalu memperhatikan dan mengecek penerapan K3
baik dirinya sendiri maupun mandor dan pekerja di wilayahnya.
Pemakaian alat pelindung diri merupakan salah satu bagian dari K3. Di
perkebunan kelapa sawit pekerja di wajibkan menggunakan alat pelindung diri
sesuai dengan jenis pekerjaan yang di lakukan karena alat pelindung diri
yang di gunakan di sesuaikan dengan potensi resiko yang di alami oleh
pekerja tersebut.
Jenis dan fungsi alat pelindung diri :
a. Helm
Helm berfungsi untuk melindungi kepala dari segala jenis benturan
sehingga cedera otak dapat di minimalkan.
b. Kaca Mata
Kaca mata berfungsi untuk melindungi mata dari serpihan benda-benda
kecil seperti abu, bunga kelapa sawit, bahan kimia dan sepihan potongan
benda lain.
c. Ear Plug
Ear Plug Untuk mengurangi tingkat kebisingan pendengaran.
d. Masker
Masker berfungsi untuk menghindari terhirupnya bahan kimia yang
beracun.
e. Clemet
Clemet berfungsi agar tubuh tim semprot tidak terpapar bahan kimia
karena terbuat dari bahan yang tahan air.
f. Sarung tangan kain
Sarung tangan kain berfungsi untuk menyerap keringat dan menghindari
kerusakan tangan (kapalan) karena bekerja dengan benda keras.
g. Sarung tangan karet
Sarung tangan karet berfungsi untuk menghindari tangan terpapar bahan
kimia.
h. Sepatu AV/safty
Sepatu AV/Safty berfungsi untuk melindungi bagian kaki terkena duri,
terjepit, dan benda tumpul lainnya.
EVALUASI : Dalam rangka tertib administrasi pekerjaan pengelolaan
bahan tanaman maka perlu disediakan beberapa bentuk
rekaman (catatan). Sebutkan.
KUNCI JAWABAN :
Beberapa pencatatan dalam pengelolaan bahan tanam kelapa sawit
adalah sebagai berikut:
1. Buku Penerimaan dan Penanaman Kecambah
2. Buku Penanaman dan Pemindahan Bibit
3. Buku Penerimaan dan Penanaman Kecambah
4. Buku Penanaman dan Pemindahan Bibit
5. Buku Seleksi
6. Pemupukan di Prenursery
7. Penyiangan (merumput)
8. Buku Penerimaan dan Penanaman Kecambah
9. Buku Penanaman dan Pemindahan Bibit10. Buku Pencatatan Hama Penyakit
11. Buku Pemupukan
12. Laporan Pemberantasan Hama dan Penyakit
13. Daftrar jadwal pemupukan
top related