09. penerapan prosedur dan penyelesaian audit
Post on 14-Oct-2015
218 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
1/52
BAB I
PENDAHULUAN
Prosedur audit adalah metode atau teknik yang digunakan oleh para auditor untuk
mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti yang mencukupi dan kompeten. Pada
dasarnya prosedur audit diklasifikasikan menurut tujuan audit dalam kategori sebagai
beikut:
1. Perencanaan Audit (Planning the Audit)Terlebih dahulu harus merencanakan sasaran yang akan di audit kemudian harus
memahami sasaran tersebut, kemudian mengumpulkan informasi awal yang
dibutuhkan dan mengidentifikasikan resiko.
2. Pengujian Pengendalian (Test of Controls)Melakukan observasi terhadap pengendalian dan mengevaluasi sistem yang telah
ada, apakah sistem sudah berjalan dengan baik atau belum.
3. Pengujian Subtantifa. Pengujian Transaksi (Test of Transactions)
Melakukan pengujian terhadap seluruh aktivitas transaksi yang terjadi.
b. Pengujian Keseluruhan Hasil (Test of Overall Result)Melakukan pengujian terhadap efektifitas dan efisiensi dalam kegiatan
komputerisasi.
4. Penyelesaian Audit (Completion of the Audit)Membuat kesimpulan atau rekomendasi untuk dikomunikasikan pada manajemen
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
2/52
1
BAB II
PEMBAHASAN
SURAT REPRESENTASI MANAJEMEN
Pengertian Surat Representasi Manajemen
Dalam suatu general audit/financial audit (pemeriksaan umum), akuntan publik
pada akhir pemeriksaannya harus mengeluarkan laporan akuntan publik yang terdiri dari
pendapat auditor (auditors opinion) mengenai kewajaran laporan keuangan klien dan
laporan keuangan yang telah diaudit, yang merupakan tanggung jawab manajemen (klien).
Namun demikian, sebelum laporan audit diserahkan kepada klien, auditor harus meminta
surat representasi manajemen dan manajemen/klien harus memberikannya.
SA Seksi 333 menyatakan bahwa Surat Representasi Manajemen adalah bagian dari
bukti audit yang diperoleh auditor, tetapi tidak merupakan pengganti bagi penerapan
prosedur audit yang diperlukan untuk memperoleh dasar memadai bagi pendapat auditor
atas laporan keuangan. Auditor memperoleh representasi tertulis dari manajemen untuk
melengkapi prosedur audit lain yang dilakukannya. Dalam banyak hal, auditor menerapkan
prosedur audit terutama didesain untuk memperoleh informasi yang mendukung masalah
yang juga direpresentasikan secara tertulis. Jika suatu representasi yang dibuat olehmanajemen bertentangan dengan bukti audit lain, auditor harus menyelidiki keadaan
tersebut dan mempertimbangkan keandalan representasi tersebut. Berdasarkan keadaan
tersebut, auditor harus mempertimbangkan apakah keandalan representasi manajemen yang
berkaitan dengan aspek lain laporan keuangan memadai dan beralasan.
Tanggal surat representasi manajemen harus sama dengan tanggal tanggal
selesainya pemeriksaan lapangan (audit field work) dan tanggal laporan akuntan publik.
Tanggal tersebut menunjukkan sampai batas waktu mana auditor harus menjelaskan hal-hal
atau kejadian penting sesudah tanggal neraca. Surat representasi manajemen tersebut harus
ditandatangani pejabat perusahaan (klien) yang berwenang, biasanya Direktur Keuangan
dan Akuntansi atau Direktur Utama dan ditik diatas kop surat klien, walaupun konsep surat
tersebut disiapkan oleh kantor akuntan publik. Jadi, surat representasi manajemen ialah
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
3/52
2
surat yang dibuat oleh klien, ditujukan kepada kantor akuntan publik, yang berisi
pernyataan mengenai beberapa hal yang penting, antara lain:
1. Bahwa manajemen menyadari, merekalah yang bertanggung jawab terhadap kewajaranpenyajian laporan keuangan perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia (Standar Akuntansi Keuangan).
2. Bahwa semua data, catatan akuntansi, notulen rapat direksi dan pemegang saham sertainformasi-informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan audit, seluruhnya sudah
diperlihatkan kepada akuntan publik dan tidak ada yang disembunyikan.
3. Penjelasan mengenai pos-pos laporan keuangan, misalnya :a. Piutang yang disajikan di neraca semuanya bisa tertagih atau sudah dibuatkan
penyisihan yang cukup untuk piutang yang diragukan bisa tertagih.b. Aktiva tetap yang tercantum di neraca semuanya merupakan milik perusahaan
dan dicatat berdasarkan harga perolehannya.
c. Hutang yang tercantum di neraca betul-betul merupakan kewajiban perusahaandan tidak ada hutang atau kewajiban kepada pihak ketiga yang belum
dicantumkan di neraca.
4. Menyatakan ada atau tidaknya aktiva perusahaan yang dijadikan jaminan atas kredityang diperoleh dari bank. Jika ada aktiva yang dijadikan jaminan, harus dijelaskan
aktiva apa saja yang dijaminkan dan dijaminkan kepada siapa.
5. Menyatakan ada atau tidaknya kewajiban bersyarat (contingent liability) per tanggalneraca. Kalau ada harus dijelaskan dalam bentuk apa. Contingent liability adalah
kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga yang mungkin terjadi, mungkin juga tidak
terjadi, tergantung pada kejadian di periode yang akan datang. Contingent liabilitybisa
berasal dari pendiskontoan wesel tagih atau jika ada tuntutan terhadap perusahaan di
pengadilan yang pada tanggal neraca, belum ada keputusan hukum dari pengadilan
tersebut.
6. Menyatakan ada atau tidaknya transaksi-transaksi hubungan istimewa (related partytransaction) dengan perusahaan induk (holding company) atau perusahaan afiliasi. Jika
ada hubungan transaksi istimewa, misalnya dalam bentuk pembelian atau penjualan
barang dagangan antar perusahaan dalam satu group, maka harus dinyatakan bahwa
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
4/52
3
transaksi tersebut dilakukan dengan harga pasar yang wajar (arms length transactions),
dan harus dijelaskan juga berapa jumlah transaksi tersebut.
7. Menyatakan ada atau tidaknya kejadian penting sesudah tanggal neraca yangmempunyai pengaruh yang penting atau material terhadap kewajaran laporan
keuangan, misalnya terjadinya kebakaran sesudah tanggal neraca namun sebelum
laporan akuntan diterbitkan.
Kegunaan Surat Representasi Manajemen
Manfaat surat representasi manajemenbagi kantor akuntan publik sangat besar
sekali. Misalnya jika ternyata klien tidak mencatat transaksi perusahaan secara keseluruhan
atau ada bukti-bukti yang disembunyikan/tidak diperlihatkan kepada kantor akuntan,sehingga ada pihak-pihak yang menggunakan laporan keuangan klien dan merasa dirugikan
lalu mengajukan tuntutan kepada akuntan publik di pengadilan. Dalam hal ini akuntan
publik dapat menunjukkan surat representasi manajemen tersebut sebagai bukti di
pengadilan, sehingga tidak bisa disalahkan. Jika akuntan publik tidak memiliki surat
representasi manajemen, maka ia bisa disalahkaan di pengadilan dan harus membayar ganti
rugi atau dicabut ijin prakteknya oleh Menteri Keuangan jika terbukti lalai dalam
melakukan pemeriksaannya sehingga merugikan pihak lain.
Isi Dari Surat Representasi Manajemen
Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan dalam Standar Profesional Akuntan publik
(PSA No. 17), bahwa surat representasi manajemen (representasi tertulis) umumnya
meliputi hal-hal berikut, jika dimungkinkan :
1. Pengakuan manajemen mengenai tanggung jawabnya untuk menyajikan laporankeuangan secara wajar, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi
komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
2. Tersedianya catatan keuangan dan data yang berkaitan.3. Kelengkapan dan tersedianya semua notulen rapat pemegang saham, direksi dan dewan
komisaris.
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
5/52
4
4. Tidak terdapat kesalahan dalam laporan keuangan dan transaksi yang tidak tercatat.5. Informasi mengenai transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa dan
piutang atau hutang antar pihak yang memiliki hubungan istimewa.
6. Ketidakpatuhan dengan pasal-pasal perjanjian kontrak yang mungkin berdampakterhadap laporan keuangan.
7. Informasi mengenai peristiwa kemudian.8. Ketidakberesan yang melibatkan manajemen dan karyawan.9. Komunikasi dari instansi pemerintah mengenai ketidakpatuhan terhadap atau
kelemahan dalam praktik laporan keuangan.
10.Rencana atau maksud yang mungkin akan mempengaruhi nilai atau klasifikasi aktivaatau kewajiban.
11.Pengungkapan saldo kompensasi atau perjanjian yang menyangkut pembatasanterhadap saldo kas, dan pengungkapan line-of-creditatau perjanjian yang serupa.
12.Pengurangan kelebihan atau keusangan persediaan menjadi nilai yang dapatdirealisasikan.
13.Rugi dari komitmen penjualan.14.Hak atas aktiva, hak gadai atas aktiva, dan aktiva yang dijaminkan.15.Perjanjian untuk membeli kembali aktiva yang sebelumnya dijual.16.Rugi dari komitmen pembelian untuk jumlah persediaan yang melebihi kebutuhan atau
pada harga diatas harga pasar.
17.Pelanggaran atau kemungkinan pelanggaran hukum atau peraturan yang dampaknyaharus dipertimbangkan untuk diungkapkan dalam laporan keuangan atau sebagai dasar
untuk mencatat rugi bersyarat.
18.Kewajiban lain dan laba atau rugi bersyarat yang harus diungkapkan.19.Tuntutan yang tidak diungkapkan meskipun telah diberitahukan kemungkinannya oleh
penasehat hukum klien.
20.Hak atau perjanjian pembelian kembali saham perusahaan atau modal saham yangdisisihkan untuk hak pembelian saham, warrant, konversi, atau persyaratan lainnya.
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
6/52
5
PENGGUNAAN PEKERJAAN SPESIALIS
Penggunaan Pekerjaan Spesialis diatur dalam SA Seksi 336 bahwa Spesialis
mencakup, namun tidak terbatas pada, aktuaris, appraiser, insinyur, konsultan lingkungan
dan ahli geologi. Seksi ini juga berlaku untuk penasihat hukum yang ditugasi sebagai
spesialis dalam situasi selain dalam penyediaan jasa kepada klien berkaitan dengan tuntutan
pengadilan, klaim. Sebagai contoh, penasihat hukum dapat ditugasi oleh klien atau auditor
untuk menafsirkan pasal-pasal dalam perjanjian kontrak.
Keputusan Untuk Menggunakan Pekerjaan Spesialis
Pendidikan dan pengalaman auditor memungkinkan ia menguasai atau memahami
hal-hal bisnis secara umum, tetapi ia tidak diharapkan memiliki keahlian sebagai seorang
yang terlatih atau memenuhi syarat untuk melaksanakan praktik profesi atau pekerjaan lain.
Namun, dalam audit, auditor mungkin menjumpai masalah-masalah yang kompleks dan
subjektif, yang secara potensial material terhadap laporan keuangan. Masalah-masalah
seperti ini mungkin memerlukan keterampilan atau pengetahuan khusus dan menurut
pertimbangan auditor memerlukan penggunaan pekerjaan spesialis untuk mendapatkan
bukti audit yang kompeten.
Berbagai contoh tipe masalah yang mungkin menurut pertimbangan auditor
memerlukan pekerjaan spesialis meliputi, namun tidak terbatas pada hal-hal berikut ini:
1. Penilaian (misalnya, sediaan untuk tujuan khusus, bahan atau equipment teknologitinggi, produk farmasi, instrumen keuangan yang kompleks, real estate, sekuritas
terbatas, karya seni, kontijensi lingkungan).
2. Penentuan karakteristik fisik yang berhubungan dengan kuantitas yang tersedia ataukondisi (misalnya, kuantitas atau kondisi mineral, cadangan mineral atau bahan yang
disimpan dalam timbunan).
3. Penentuan nilai yang diperoleh dengan menggunakan teknik atau metode khusus(misalnya, beberapa perhitungan aktuarial dalam penentuan kewajiban manfaat
pensiun dan dalam penentuan kewajiban manfaat polis masa depan).
4. Penafsiran persyaratan teknis, peraturan atau persetujuan (misalnya, pengaruh potensialsuatu kontrak atau dokumen hukum lainnya, atau hak atas properti).
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
7/52
6
Kualifikasi Dan Pekerjaan Spesialis
Auditor harus mempertimbangkan hal-hal berikut ini untuk mengevaluasi
kualifikasi profesional spesialis dalam menentukan bahwa spesialis tersebut memiliki
keterampilan atau pengetahuan dalam bidang tertentu yang diperlukan:
1. Sertifikat profesional, lisensi, atau pengakuan kompetensi dari spesialis lain dalambidangnya.
2. Reputasi dan kedudukan spesialis di mata para rekan sejawat dan pihak lain yangmengenal kemampuan atau kinerjanya.
3. Hubungan, jika ada, antara spesialis dengan klien.Auditor harus memperoleh pemahaman tentang sifat pekerjaan yang dilaksanakan
atau akan dilaksanakan oleh spesialis. Pemahaman tersebut harus mencakup berikut ini:
1. Tujuan dan lingkup pekerjaan spesialis2. Hubungan spesialis dengan klien3. Metode dan asumsi yang digunakan4. Suatu perbandingan metode atau asumsi yang digunakan dengan yang digunakan di
tahun sebelumnya.
5. Kelayakan penggunaan pekerjaan spesialis untuk tujuan yang dimaksudkan.6. Bentuk dan isi temuan spesialis yang akan memungkinkan auditor untuk membuat
evaluasi yang diuraikan dalam paragraf.
Hubungan Spesialis Dengan Klien
Auditor harus mengevaluasi hubungan spesialis dengan klien, termasuk keadaan
yang mungkin merusak objektivitas spesialis. Keadaan tersebut mencakup situasi yang
didalamnya klien memiliki kemampuan melalui hubungan kepegawaian, kepemilikan, hak
kontrak, hubungan keluarga atau melalui cara lain-untuk secara langsung atau tidak
langung mengendalikan atau secara signifikan mempengaruhi spesialis.
Bila spesialis tidak memiliki hubungan dengan klien, pekerjaan spesialis biasanya
akan memberikan keyakinan lebih besar bagi auditor tentang keandalan. Namun, pekerjaan
spesialis yang memiliki hubungan dengan klien dapat diterima dalam keadaan tertentu. Jika
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
8/52
7
spesialis memiliki hubungan dengan klien, auditor harus manaksir risiko bahwa objektivitas
spesialis tersebut mungkin terganggu. Jika auditor yakin hubungan tersebut akan
mengganggu objektivitas spesialis, auditor harus melakukan prosedur tambahan berkaitan
dengan semua asumsi, metode atau temuan spesialis uintuk menentukan bahwa temuannya
masuk akal (dapat diterima) atau harus menugasi spesialis lain untuk tujuan tersebut.
PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN
Suatu surat permintaan keterangan kepada penasihat hukum klien merupakan cara
utama yang dipakai oleh auditor untuk memperoleh bukti penguat informasi yang
disediakan oleh manajemen tentang litigasi, klaim, dan assessment(perkiraan). Bukti audit
yang diperoleh dari penasihat hukum atau departemen hukum klien mungkin menyediakanbukti penguat yang diperlukan bagi auditor. Namun, bukti audit yang diperoleh dari
penasihat intern bukan merupakan pengganti bagi informasi yang tidak dapat disediakan
oleh penasihat hukum dari luar organisasi klien. Hal-hal yang harus dicakup dalam suatu
permintaan keterangan meliputi, namun tidak terbatas pada berikut ini:
1. Identifikasi perusahaan, termasuk anak perusahaan, dan tanggal audit.2. Suatu daftar yang dibuat oleh manajemen (atau suatu permintaan dari manajemen agar
penasihat hukum membuat suatu daftar) yang menggambarkan dan mengevaluasi
litigasi, klaim, dan assessmentyang masih belum selesai atau yang bersifat ancaman
yang ditangani oleh penasihat hukum yang bersangkutan dan memerlukan perhatian
besar dari penasihat hukum yang bertindak atas nama klien, dalam bentuk konsultasi
atau pemberian kuasa hukum.
3. Suatu daftar yang dibuat oleh manajemen yang menggambarkan dan mengevaluasiklaim assessment yang belum diajukan (unasserted claim and assessment) yang
menurut pertimbangan manajemen merupakan asersi yang mungkin, dan jika diasersi,
akan mempunyai paling tidak kemungkinan yang masuk akal berakibat merugikan
klien, yang terkait dengan perikatan yang dibuat antara klien dengan penasihat hukum
danyang menjadi perhatian besar penasihat hukum tersebut atas nama perusahaan
dalam bentuk konsultasi atau pemberian kuasa secara hukum.
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
9/52
8
4. Untuk setiap hal yang dicantumkan dalam daftar yang dijelaskan pada butir b di atas,suatu permintaan yang dipenuhi oleh penasihat hukum atau komentar penasihat hukum
atas hal-hal tersebut yang menurut pandangan penasihat hukum kemungkinannya
berbeda dengan apa yang dinyatakan oleh manajemen.
a. Suatu gambaran tentang sifat hal-hal tersebut, kemajuan perkara sampai dengan saat
ini, dan
tindakan yang menurut maksud perusahaan akan dilaksanakan (misalnya melawan
atau mencari
penyelesaian di luar pengadilan).
b. Suatu evaluasi tentang kemungkinan hasil yang tidak menguntungkan dan suatu
estimasi, jika halini dapat dilakukan, tentang jumlah atau kisaran kerugian potensial.
c. Berkaitan dengan daftar yang dibuat oleh manajemen, suatu identifikasi terhadap
penghilangan
adanya litigasi, klaim, dan assessmentyang masih belum selesai atau yang bersifat
ancaman atau
suatu pernyataan bahwa daftar tentang hal-hal tersebut telah selesai.
5. Terhadap setiap hal yang tercantum dalam butir c, suatu permintaan kepada penasihathukum untuk memberikan komentar atas hal-hal tersebut tentang pandangannya
mengenai penjelasan atau evaluasi terhadap hal-hal tersebut yang kemungkinan
berbeda dengan yang dinyatakan oleh manajemen.
6. Suatu pernyataan oleh klien bahwa klien memahami bahwa bilamana dalampelaksanaan jasa legal bagi kepentingan klien berkaitan dengan suatu hal yang disadari
melibatkan suatu klaim yang mungkin timbul namun belum dinyatakan, assessment
yang mungkin memerlukan pengungkapan bahwa klien harus mengungkapkan atau
mempertimbangkan pengungkapan klaim atau assessment yang mungkin tersebut,
sebagai tanggung jawab profesionalnya terhadap klien, penasihat hukum akan
menasihati kliennya atau memberikan konsultasi kepada kliennya mengenai pernyataan
yang berkaitan dengan pengungkapan tersebut dan persyaratan yang lain.
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
10/52
9
7. Suatu permintaan bahwa penasihat hukum menegaskan apakah pemahamansebagaimana yang dijelaskan dalam butir f adalah benar.
8. Suatu permintaan bahwa penasihat hukum secara khusus mengidentifikasi sifat danalasan tentang adanya pembatasan terhadap jawaban yang diberikannya.
Permintaan keterangan tidak dapat dilakukan tentang hal-hal yang dipandang
material, dengan syarat klien dan auditor telah mencapai suatu pemahaman atas batas
materialitas untuk tujuan ini.
Dalam keadaan khusus, auditor dapat memperoleh jawaban tentang hal-hal yang
dicakup dalam surat permintaan keterangan dalam suatu rapat, yang menawarkan suatu
peluang untuk membahas dan memperoleh penjelasan lebih rinci dibandingkan dengan
suatu jawaban tertulis. Suatu rapat dapat tepat jika evaluasi atas kebutuhan akuntansi untukmengungkapkan litigasi, klaim, dan assessmentmencakup hal-hal seperti evaluasi tentang
dampak nasihat hukum mengenai undang-undang, dampak informasi yang bersifat tidak
menguatkan, atau pertimbangan rumit yang lain. Auditor harus mendokumentasikan
dengan semestinya kesimpulan yang dicapai mengenai kebutuhan akuntansi untuk
mengungkapkan litigasi, klaim, dan assessmenttersebut.
Dalam beberapa keadaan, seorang penasihat hukum mungkin diwajibkan oleh Kode
Etik Profesinya untuk mengundurkan diri dari perikatan jika nasihatnya tentang akuntansi
dan pelaporan keuangan mengenai litigasi, klaim, dan assessmentdiabaikan oleh klien. Jika
auditor mengetahui bahwa klien mengganti penasihat hukumnya atau penasihat hukum
yang mengadakan perikatan dengan klien telah mengundurkan diri, auditor harus
mempertimbangkan perlunya permintaan keterangan tentang alasan penasihat hukum
tersebut tidak lagi melakukan perikatan dengan klien.
Tanya Jawab Dengan Pengacara Klien
Tanya jawab dengan pengacara klien merupakan prosedur utama yang diandalkan
auditor dalam mengevaluasi proses hukum yang ada atau tuntutan lain atas klien dan
mengindentifikasikan bila ada masalah lainnya. Beberapa tahun terakhir pengacara enggan
memberikan informasi kepada auditor sehubungan dengan kewajiban mereka untuk
menjaga kerahasiaan informasi klien. Jenis-jenis penolakan pengacara dalam memberikan
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
11/52
10
informasi kepada auditor mengenai kewajiban kontijensi kliennya dapat dibagi menjadi dua
hal:
1. Pengacara tidak mau menanggapi karena tidak memahami kewajiban kontijensi.2. Pengacara tidak mau mengungkapkan informasi karena sifatnya rahasia.
Jika pengacara tidak mau memberikan informasi kepada auditor mengenai tuntutan
hukum yang ada secara material (klaim yang sudah diajukan/asserted claim) atau klaim
yang diajukan, maka auditor harus memodifikasikan laporan audit agar dapat
menggambarkan kurangnya bukti yang tersedia (pembatasan ruang lingkup yang
mensyaratkan adanya kualifikasi ataupun penolakan pemberian opini). Hal ini dalam PSA
74 (SA 337) akan mensyaratkan manajemen untuk memberikan ijin kepada pengacaranya
agar menginformasikan adanya kewajiban kontijensi kepada auditor dan mendorongpengacara untuk bekerja sama dengan auditor dalam memperoleh informasi kontijensi.
Batasan Atas Lingkup Jawaban Penasihat Hukum
Seorang penasihat hukum dapat membatasi jawabannya pada hal-hal yang ia
memberikan perhatian besar dalam bentuk konsultasi atau representasi hukum. Jawaban
penasihat hukum juga dapat terbatas pada hal-hal yang dipandang material baik secara
individual atau kolektif terhadap laporan keuangan, dengan syarat penasihat hukum dan
auditor telah mencapai suatu pemahaman tentang batasan materialitas untuk tujuan
tersebut. Batasan seperti ini bukan merupakan batasan atas lingkup audit.
Penolakan penasihat hukum untuk memberikan informasi yang diminta dalam surat
permintaan keterangan, secara tertulis atau lisan akan merupakan batasan terhadap lingkup
audit yang cukup untuk menghalangi auditor untuk menyatakan pendapat wajar tanpa
pengecualian (SA Seksi 508 [PSA 29] Laporan Auditor atas Laporan Keuangan Auditan
paragraf 22 dan 23). Jawaban penasihat hukum terhadap permintaan keterangan dan
prosedur yang ditetapkan dalam paragraf 05 menyediakan bagi auditor bukti audit untuk
memenuhi kebutuhannya tentang akuntansi dan pelaporan litigasi, klaim, dan assessment
yang belum selesai dan bersifat ancaman. Auditor memperoleh bukti audit kompeten yang
memadai untuk memenuhi kebutuhannya tentang pelaporan mengenai klaim dan
assessment yang belum diajukan (unasserted claim and assessment) yang harus
diungkapkan dalam laporan keuangan dari prosedur pemeriksaan dan pengakuan tertentu
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
12/52
11
oleh penasihat hukum tentang tanggung jawabnya kepada klien berkaitan dengan kewajiban
pengungkapan (lihat paragraf 08g). Pendekatan ini berkaitan dengan klaim dan assessment
yang belum diajukan merupakan suatu kebutuhan publik dalam perlindungan terhadap
kerahasiaan komunikasi antara penasihat hukum dan klien.
Batasan Lain Atas Jawaban Penasihat Hukum
Penasihat hukum mungkin tidak dapat memberikan jawaban tentang kemungkinan
hasil yang tidak menguntungkan dari litigasi, klaim, dan assessment atau tentang jumlah
atau kisaran kerugian potensial, karena ketidakpastian bawaan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kemungkinan hasil yang tidak menguntungkan kadang-kadang berada di
luar kompetensi penasihat hukum untuk mempertimbangkannya; pengalaman historisentitas yang bersangkutan dalam litigasi yang sama atau pengalaman entitas lain
kemungkinan tidak relevan atau tidak tersedia; dan jumlah kemungkinan kerugian
seringkali bervariasi sangat besar pada berbagai tahap litigasi. Sebagai akibatnya, seorang
penasihat hukum kemungkinan tidak dapat membuat simpulan berkaitan dengan hal-hal
tersebut. Dalam keadaan seperti ini, auditor biasanya akan menyimpulkan bahwa laporan
keuangan dipengaruhi oleh ketidakpastian tentang hasil peristiwa masa yang akan datang
yang tidak dapat diestimasi secara masuk akal, dan harus mengacu ke panduan dalam SA
Seksi 508 [PSA 29]Laporan Auditor atas Laporan Keuangan Auditan, paragraf 45 sampai
dengan 49 untuk menentukan dampak, jika ada jawaban penasihat hukum atas laporan
audit.
Contoh Surat Permintaan Keterangan Dari Penasihat Hukum Klien
Dalam hubungannya dengan audit atas laporan keuangan kami tanggal [tanggal
neraca] dan untuk [periode] yang berakhir pada tanggal tersebut, manajemen PT KXT telah
membuat dan menyerahkan kepada auditor kami [nama dan alamat auditor], suatu
penjelasan dan evaluasi kontijensi tertentu, termasuk yang disebutkan di bawah ini yang
mencakup hal-hal yang untuk itu Saudara membuat perikatan dengan kami, dan Saudara
telah mencurahkan perhatian besar sebagai pihak yang diberi kuasa oleh Perusahaan dalam
bentuk konsultasi atau representasi hukum. Kontinjensi ini dipandang oleh manajemen
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
13/52
12
Perusahaan material jumlahnya untuk tujuan ini [manajemen dapat menunjukkan batas
materialitas jika pemahaman telah dicapai dengan auditor]. Jawaban Saudara harus
mencakup hal-hal yang ada pada tanggal [tanggal neraca] dan dalam periode sejak tanggal
tersebut sampai dengan tanggal jawaban Saudara.
Litigasi yang Belum Selesai dan Bersifat Ancaman (tidak termasuk klaim yang
ditegaskan)
[Biasanya informasi akan mencakup berikut ini: (1) sifat litigasi, (2) kemajuan
perkara tersebut sampai dengan saat ini, (3) bagaimana manajemen menanggapi atau
bermaksud menanggapi litigasi tersebut (sebagai contoh melawan perkara tersebut atau
mencari penyelesaian di luar pengadilan), dan (4) suatu evaluasi tentang kemungkinan hasil
yang tidak menguntungkan dan suatu estimasi, jika hal ini dapat dilakukan, jumlah ataukisaran kerugian yang mungkin]. Kami minta Saudara memberikan informasi berikut ini,
termasuk suatu penjelasan hal-hal tersebut yang menurut pandangan Saudara kemungkinan
berbeda dari yang kami nyatakan dan suatu identifikasi adanya penghilangan litigasi, klaim,
dan assessment yang belum selesai atau bersifat ancaman atau suatu pernyataan bahwa
daftar hal-hal tersebut telah lengkap.
Klaim dan Assessment yang Di tegaskan (dipandang oleh manajemen merupakan asersi
yang mungkin, dan bahwa, ji ka ditegaskan, akan paling tidak mempunyai kemungkinan
masuk akal untuk menjadi hasil yang tidak menguntungkan)
[Biasanya informasi manajemen akan mencakup berikut ini: (1) sifat hal-hal yang
bersangkutan, (2) bagaimana manajemen bermaksud untuk menanggapi jika klaim tersebut
ditegaskan, dan (3) suatu evaluasi tentang kemungkinan hasil yang tidak menguntungkan
dan suatu estimasi, jika hal ini dapat dilakukan, jumlah atau kisaran kerugian potensial].
Kami minta Saudara memberikan penjelasan kepada auditor kami, jika ada, yang Saudara
pandang perlu untuk menambah informasi berikut ini, termasuk suatu penjelasan tentang
hal-hal tersebut yang menurut pandangan Saudara kemungkinan berbeda dari yang kami
nyatakan. Kami memahami bahwa bilamana, dalam pelaksanaan jasa hukum bagi kami
yang berkaitan dengan hal-hal tersebut mencakup klaim yang mungkin belum ditegaskan
atau assessment yang dapat memerlukan pengungkapan dalam laporan keuangan, jika
Saudara telah merumuskan simpulan profesional bahwa kami harus mengungkapkan atau
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
14/52
13
mempertimbangkan pengungkapan mengenai klaim atau assessmentyang mungkin seperti
itu, sebagai tanggung jawab profesional Saudara kepada kami, Saudara akan menasihati
dan akan memberikan konsultasi kepada kami mengenai pertanyaan seperti pengungkapan
dan persyaratan yang berlaku. Silakan menegaskan secara khusus kepada auditor kami
bahwa pemahaman kami adalah benar.
Sil akan Saudara mengidenti fi kasi secara khusus sif at dan alasan mengenai adanya
pembatasan terhadap jawaban Saudara.
[Auditor dapat meminta kepada kliennya untuk meminta keterangan tentang hal-hal
tambahan, seperti, beban yang belum dibayar atau beban yang belum ditagih oleh pemasok
atau informasi khusus tentang kewajiban yang dianggap timbul berdasarkan kontrak
perusahaan, jaminan hutang bagi pihak lain.
XV. NILAI WAJARJika investasi dicatat pada nilai wajar atau jika nilai wajar diungkapkan untuk
investasi yang dicatat selain pada nilai wajar, auditor harus memperoleh bukti yang
menguatkan nilai wajar tersebut. Pada beberapa kasus, metode penentuan nilai wajar
dispesifikasikan oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Sebagai contoh,
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengatur bahwa nilai wajar suatu
investasi dapat ditentukan dengan menggunakan harga pasar yang telah ditetapkan (quoted
market price) atau penentuan sebagai kebalikan (quontations as opposed to) teknik
estimasi. Pada kasus-kasus tersebut auditor harus menilai apakah penentuan nilai wajar
konsisten dengan metode penilaian. Paragraf-paragraf berikut memberikan panduan tentang
bukti audit yang dapat digunakan untuk menguatkan asersi mengenai nilai wajar: panduan
harus dipertimbangkan dalam konteks kondisi akuntansi tertentu.
Harga pasar yang telah ditetapkan untuk investigasi yang terdaftar pada bursa
nasional atau pasar langsung antara penjual dan pembeli tersedia dari sumber seperti
publikasi keuangan atau bursa. Untuk investasi lain tertentu, harga pasar yang telah
ditetapkan dapat diperoleh dari pialang yang menjadi pencipta pasar dalam investasi
tersebut. Jika harga pasar yang ditetapkan tidak tersedia, estimasi nilai wajar secara berkala
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
15/52
14
dapat diperoleh dari sumber pihak ketiga berdasarkan model yang dikembangkan atau
diperoleh secara internal.
Harga pasar yang ditetapkan yang diperoleh dari publikasi keuangan atau dari bursa
nasional biasanya benar-benar dipertimbangkan untuk memberi bukti yang memadai
mengenai nilai wajar investasi. Bagaimanapun juga, untuk investasi tertentu, seperti efek
yang tidak diperdagangkan secara regular, auditor harus mempertimbangkan untuk
memperoleh estimasi nilai wajar dari pialang atau sumber pihak ketiga lainnya. Dalam
beberapa situasi, auditor dapat menentukan bahwa penting untuk memperoleh estimasi nilai
wajar lebih dari satu sumber. Sebagai contoh, adalah tepat jika sumber harga investasi
memiliki hubungan dengan entitas yang dapat menghalangi objektivitasnya.
Untuk estimasi nilai wajar yang diperoleh dari pialang dan sumber pihak ketigalainnya, auditor harus mempertimbangkan penerapan panduan dalam SA Seksi 336 [PSA
No. 39] Penggunaan Pekerjaan Spesialis atau SA Seksi 324 [PSA No. 61] Pelaporan atas
Pengolahan Transaksi oleh Organisasi Jasa. Keputusan auditor untuk mengetahui apakah
panduan tersebut dapat diterapkan dan panduan mana yang dapat diterapkan tergantung
pada situasi. Panduan dalam SA Seksi 336 [PSA No. 39] dapat diterapkan jika nilai wajar
efek sumber pihak ketiga berasal dari penggunaan model atau teknik serupa. Jika sebuah
entitas menggunakan jasa pemeringkat untuk memperoleh harga dari efek yang terdaftar
dalam portofolio entitas, panduan dalam SA Seksi 324 [PSA No. 61] dapat diterapkan.
Pada kasus investasi dinilai oleh entitas dengan menggunakan sebuah model
pengukuran, auditor tidak berfungsi sebagai jasa penilai (appraiser) dan tidak diharapkan
mengganti keputusannya dengan penilaian manajemen entitas. Auditor harus menaksir
masuk akalnya dan ketetapan model tersebut. Auditor harus menentukan apakah variabel
dan asumsi pasar yang digunakan mendukung secara masuk akal dan tepat. Estimasi arus
kas masa datang yang diharapkan (expected future cash flow) harus berdasarkan asumsi
yang masuk akan dan yang mendukung. Auditor juga harus menentukan apakah entitas
telah membuat pengungkapan yang semestinya mengenai metode dan asumsi yang
signifikan yang digunakan untuk mengestimasi nilai wajar investasi.
Penilaian terhadap ketetapan model pengukuran (valuation model) serta setiap
variabel dan asumsi yang digunakan dalam model membutuhkan pertimbangan dan
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
16/52
15
pengetahuan teknik pengukuran, faktor pasar yang mempengaruhi ukuran (value), dan
kondisi pasar, terutama dalam hubungannya dengan investasi sejenis yang diperdagangkan.
Karena itu, pada beberapa keadaan, auditor harus mempertimbangkan pentingnya
melibatkan pekerjaan spesialis dalam menaksir estimasi nilai wajar entitas atau model yang
berkaitan.
Efek yang dapat dinegosiasikan (negotiable securities), real estate, barang bergerak
dan kekayaan lainnya umumnya digunakan menjadi jaminan untuk investasi pada efek
hutang. Jika jaminan merupakan faktor penting dalam menilai nilai wajar dan tertagihnya
investasi tersebut, maka auditor harus memperoleh keyakinan mengenai keberadaan, nilai
wajar dan mudah atau tidaknya jaminan tersebut dialihkan, sebagaimana hak investor
terhadap jaminan tersebut.
Penurunan Nilai
Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mewajibkan manajemen untuk
menentukan apakah penurunan pada nilai wajar di bawah basis harga perolehan yang
diamortisasi dari investasi tertentu tidak lebih merupakan kondisi sementara. Penentuan
harga semacam itu seringkali mencakup estimasi hasil dari kejadian masa datang. Karena
itu pertimbangan dibutuhkan dalam menentukan apakah kondisi penurunan nilai sementara
terjadi pada tanggal laporan keuangan. Penentuan ini bersifat subjektif, sebaik faktor
objektif, termasuk pengetahuan dan pengalaman mengenai kejadian masa lampau dan kini
tentang kejadian masa datang.
Auditor harus menilai apakah manajemen telah mempertimbangkan informasi yang
relevan dalam menentukan apakah kondisi penurunan nilai sementara terjadi. Contoh
faktor-faktor yang mungkin mengindikasikan kondisi penurunan nilai sementara adalah
sebagai berikut:
1. Nilai wajar secara signifikan di bawah harga pemerolehan.2. Penurunan nilai wajar diakibatkan karena kondisi berlawanan tertentu yang berdampak
pada investasi khusus.
3. Penurunan nilai wajar diakibatkan karena kondisi tertentu, seperti kondisi industri ataudaerah geografis.
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
17/52
16
4. Manajemen tidak memiliki baik maksud maupun kemampuan untuk memiliki investasiselama periode waktu yang memadai bagi perbaikan antisipasi nilai wajar.
5. Penurunan nilai wajar terjadi dalam periode waktu yang panjang.6. Peringkat efek hutang diturunkan oleh badan pemeringkat efek.7. Kondisi keuangan penerbit memburuk.8. Dividen berkurang atau tidak dibagikan, atau pembayaran bunga yang terjadwal pada
efek hutang tidak terlaksana.
Auditor harus menilai kesimpulan manajemen mengenai keberadaan dari kondisi
penurunan nilai sementara. Dalam menilai kesimpulan manajemen, auditor harus
memperoleh keyakinan mengenai kondisi seperti yang tertera pada paragraf 32, yang
cenderung untuk menguatkan atau melemahkan kesimpulan tersebut.
XVI. TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWASeksi 334 memberikan panduan tentang prosedur yang harus dipertimbangkan oleh
auditor jika ia melaksanakan audit atas laporan keuangan berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, untuk mengidentifikasikan pihak yang memiliki
hubungan istimewa dan transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa, dan untuk
memperoleh keyakinan mengenai persyaratan akuntansi dan pengungkapan dalam laporan
keuangan. Prosedur yang diuraikan dalam Seksi ini seharusnya tidak dipandang sudah
mencakup seluruh prosedur, dan juga tidak semuanya harus dilakukan dalam setiap audit.
Pertimbangan Akuntansi
Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan pengungkapan
pihak yang memiliki hubungan istimewa. Pernyataan standar akuntansi keuangan tertentu
mengatur perlakuan akuntansi jika terdapat pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa;
namun, prinsip akuntansi yang telah ditetapkan biasanya tidak mensyaratkan transaksi
dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa diperlakukan dengan dasar yang
berbeda dari yang seharusnya, jika tidak terdapat hubungan istimewa.
Auditor harus memandang transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa
dalam kerangka pernyataan prinsip akuntansi, dengan penekanan pada cukup atau tidaknya
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
18/52
17
pengungkapannya. Di samping itu, auditor harus menyadari bahwa substansi suatu
transaksi dapat secara signifikan menjadi berbeda dari bentuknya dan bahwa laporan
keuangan harus mengidentifikasi substansi transaksi tersebut dan bukan hanya bentuk
hukumnya semata.
Transaksi-transaksi yang karena sifatnya mungkin memberikan indikasi adanya
pihak yang memiliki hubungan istimewa, antara lain:
1. Transaksi peminjaman atau pemberian pinjaman tanpa beban bunga atau dengan sukubunga yang secara signifikan di atas atau di bawah suku bunga pasar yang berlaku
umum pada saat transaksi.
2. Transaksi penjualan real-estatepada tingkat harga yang berbeda secara signifikan darinilai taksiran.
3. Transaksi pertukaran properti dengan properti yang serupa dalam transaksi non-moneter.
4. Transaksi pemberian pinjaman tanpa ketentuan mengenai jadwal dan carapengembaliannya.
Prosedur Audit
Suatu audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia tidak dapat diharapkan untuk memberikan keyakinan bahwa semua
transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa dapat ditemukan. Namun, selama
proses audit, auditor harus waspada akan adanya transaksi antar pihak yang memiliki
hubungan istimewa yang material yang dapat mempengaruhi laporan keuangan dan
kepemilikan bersama (common ownership) atau hubungan pengendalian manajemen; yang
menurut prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia harus diungkapkan. Banyak
prosedur yang dikemukakan dalam paragraf selanjutnya yang biasanya dilaksanakan dalam
audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, walaupun
jika auditor tidak memiliki alasan untuk mencurigai adanya transaksi antar pihak yang
memiliki hubungan istimewa atau adanya hubungan pengendalian. Prosedur-prosedur audit
lain yang dikemukakan dalam Seksi ini terutama diarahkan pada transaksi antarpihak yang
memiliki hubungan istimewa.
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
19/52
18
Dalam penentuan lingkup pekerjaan yang harus dilakukan berkenaan dengan
kemungkinan adanya transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa, auditor
harus memperoleh pemahaman tentang tanggung jawab manajemen dan hubungan masing-
masing bagian dari entitas secara keseluruhan. Auditor harus mempertimbangkan
pengendalian atas aktivitas manajemen, dan ia harus mempertimbangkan tujuan bisnis yang
dilayani oleh berbagai bagian dari entitas. Umumnya, struktur bisnis dan gaya operasi
didasarkan atas kemampuan manajemen, pertimbangan hukum dan pajak, diversifikasi
produk, dan lokasi geografis. Pengalaman menunjukkan bahwa struktur bisnis dan gaya
operasi kadang-kadang dirancang dengan sengaja untuk mengaburkan transaksi antar pihak
yang memiliki hubungan istimewa.
Dalam kondisi yang di dalamnya tidak terdapat bukti yang sebaliknya, transaksiantar pihak yang memiliki hubungan istimewa seharusnya tidak dianggap sebagai aktivitas
bisnis biasa dengan pihak luar. Namun, auditor harus waspada terhadap kemungkinan
bahwa transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa didorong semata-mata, atau
dalam ukuran yang lebih besar, oleh kondisi yang mirip dengan kondisi berikut ini:
1. Tidak cukupnya modal kerja atau pinjaman untuk melanjutkan bisnis.2. Keinginan yang mendesak untuk mencatat tingkat laba yang tinggi secara
berkelanjutan dalam upaya untuk mendukung harga saham perusahaan.
3. Prakiraan laba yang terlalu optimis.4. Ketergantungan pada satu atau beberapa produk, customers, atau transaksi untuk
kelangsungan keberhasilan perusahaan.
5. Penurunan industri yang ditandai dengan sejumlah besar kegagalan bisnis.6. Kelebihan kapasitas.7. Tuntutan perkara hukum yang signifikan, terutama perkara hukum antara pemegang
saham dengan manajemen.
8. Ancaman keusangan yang signifikan karena perusahaan beroperasi dalam industriberteknologi tinggi.
Penentuan Keberadaan Pihak yang Memiliki Hubungan Istimewa
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
20/52
19
Auditor harus menekankan pada pengujian atas transaksi yang material antar pihak
yang memiliki hubungan istimewa yang diketahuinya berkaitan dengan entitas pelapor.
Hubungan tertentu, seperti hubungan anak perusahaan dengan induk perusahaan, hubungan
investor dengan penerima investasi, mungkin terlihat jelas. Penentuan ada atau tidak
adanya pihak yang memiliki hubungan istimewa lainnya memerlukan penerapan prosedur
audit khusus, yang meliputi prosedur-prosedur berikut:
1. Mengevaluasi prosedur perusahaan untuk pengidentifikasian dan pencatatan memadaiatas transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa.
2. Meminta keterangan dari pejabat manajemen yang berwenang tentang nama pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa dan menanyakan apakah ada transaksi antar
pihak yang memiliki hubungan istimewa selama periode yang diperiksa.3. Me-review dokumen yang dilaporkan oleh entitas kepada Bapepam atau instansi
pemerintah yang lain mengenai nama pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa,
dan bisnis lain yang di dalamnya para direktur entitas yang diperiksa menduduki
jabatan direksi atau manajemen.
4. Menentukan nama semua dana pensiun yang dibentuk untuk kesejahteraan karyawandan nama para pejabat dan dewan pengawasnya.
5. Me-review daftar pemegang saham perusahaan tertutup untuk mengidentifikasipemegang saham utama.
6. Me-reviewkertas kerja audit tahun lalu untuk mengidentifikasi nama pihak-pihak yangmemiliki hubungan istimewa.
7. Meminta keterangan kepada auditor pendahulu, auditor utama atau auditor entitas yangmemiliki hubungan istimewa yang lain, mengenai pemahaman mereka akan adanya
hubungan dan lingkup keterlibatan manajemen dalam transaksi-transaksi yang
material.
8. Me-review transaksi investasi yang material selama periode yang diperiksa untukmenentukan apakah sifat dan luas investasi selama periode tersebut menimbulkan
pihak yang memiliki hubungan istimewa.
9. Meminta pendapat hukum dari konsultan hukum independen apabila diperlukan.
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
21/52
20
Identifikasi Atas Transaksi Antar Pihak yang Memiliki Hubungan Istimewa
Prosedur-prosedur berikut ditujukan untuk memberikan panduan dalam
mengidentifikasitransaksi yang material yang diketahui merupakan transaksi antar pihak
yang memiliki hubungan istimewa dan dalam mengidentifikasi transaksi material yang
mungkin merupakan indikasiadanya hubungan yang sebelumnya belum ditentukan:
1. Membekali staf audit yang melaksanakan audit dengan nama-nama yang dikenalsebagai pihak yang memiliki hubungan istimewa sehingga staf audit menjadi waspada
terhadap transaksi antar pihak tersebut selama audit.
2. Me-review catatan rapat dewan komisaris dan direksi mengenai informasi transaksimaterial yang diotorisasi atau dibahas dalam rapat.
3.
Me-reviewsurat kuasa (proxy) dan hal lain yang dilaporkan kepada Bapepam dan datapembanding lainnya yang dilaporkan kepada instansi lain untuk mengidentifikasi
transaksi material antar pihak yang memiliki hubungan istimewa.
4. Me-reviewpernyataan benturan kepentingan (conflict of interest) yang diperoleh darimanajemen perusahaan.
5. Me-review lingkup dan sifat transaksi usaha dengan customers utama, pemasok,pemberi pinjaman, dan penerima pinjaman utama untuk memperoleh indikasi
hubungan yang belum diungkapkan.
6. Mempertimbangkan apakah transaksi telah terjadi, tetapi belum memperoleh perlakuanakuntansi, seperti menerima atau memberikan jasa akuntansi, manajemen atau jasa lain
tanpa dipungut biaya, atau pemegang saham utama menanggung biaya-biaya
perusahaan.
7. Me-review catatan akuntansi yang berisi transaksi atau saldo yang besar, luar biasaatau tidak sering terjadi, hat ini dilakukan terutama dengan menaruh perhatian khusus
pada transaksi yang terjadi pada atau dekat akhir periode pelaporan.
8. Me-reviewkonfirmasi saldo kompensasi perjanjian untuk memperoleh indikasi bahwasaldo dicatat untuk atau oleh pihak yang memiliki hubungan istimewa.
9. Me-review faktur tagihan dari kantor penasihat hukum atas jasa yang telah diterimaperusahaan secara teratur atau khusus, untuk memperoleh indikasi adanya pihak yang
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
22/52
21
memiliki hubungan istimewa atau transaksi antar pihak yang memiliki hubungan
istimewa.
10.Me-reviewkonfirmasi pinjaman yang diberikan atau yang diterima untuk memperolehindikasi adanya penjaminan. Jika terdapat penjaminan, tentukan sifat dan hubungan,
jika ada, antara penjamin dengan entitas pelapor.
Pemeriksaan Atas Transaksi Antar Pihak yang Memiliki Hubungan Istimewa yang
Berhasil Diidentifikasi
Setelah mengidentifikasi adanya transaksi antar pihak yang memiliki hubungan
istimewa, auditor harus menerapkan prosedur yang dipandang perlu untuk memperoleh
keyakinan mengenai tujuan, sifat,dan luas transaksi tersebut dan dampaknya pada laporankeuangan. Prosedur audit harus diarahkan untuk memperoleh dan mengevaluasi bahan
bukti yang cukup dan kompeten serta harus diperluas sampai di luar batas manajemen.
Prosedur-prosedur tersebut harus mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. Memperoleh pemahaman tentang tujuan bisnis dari transaksi.2. Memeriksa faktur, dan me-review surat perjanjian, kontrak dan dokumen relevan
lainnya, seperti laporan penerimaan dan dokumen pengiriman.
3. Menentukan apakah transaksi telah disetujui oleh dewan komisaris atau direksi ataupejabat yang berwenang.
4. Melakukan pengujian kewajaran terhadap perhitungan jumlah yang diungkapkan, atauyang dipertimbangkan untuk diungkapkan dalam laporan keuangan.
5. Merancang audit atas rekening koran antar perusahaan yang dilaksanakan pada tanggalyang bersamaan, walaupun tahun fiskalnya berbeda, dan audit atas transaksi antar
pihak yang memiliki hubungan istimewa yang khusus, penting dan representatif yang
dilakukan oleh auditor dari masing-masing pihak dengan tukar-menukar informasi
relevan memadai.
6. Menginspeksi atau mengkonfirmasi dan memperoleh keyakinan atas nilai, dan mudahatau tidaknya jaminan dialihkan.
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
23/52
22
Prosedur-prosedur berikut ini perlu dipertimbangkan untuk mematuhi standar
auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, jika auditor perlu memahami transaksi
tertentu sepenuhnya:
1. Mengkonfirmasi jumlah dan syarat transaksi, termasuk jaminan dan data signifikanlainnya, dengan pihak lain dalam transaksi.
2. Menginspeksi bukti yang dimiliki oleh pihak lain dalam transaksi.3. Mengkonfirmasi atau membahas informasi signifikan dengan pihak perantara, seperti
bank, penjamin, agen, atau penasihat hukum, untuk memperoleh pemahaman yang
lebih baik mengenai transaksi.
4. Merujuk ke publikasi keuangan, jurnal perdagangan, lembaga kredit, dan sumberinformasi lain untuk memperoleh dasar yang dapat dipercaya dalam menilai ada atautidaknya transaksi dengan jumlah material dengan pelanggan, pemasok atau
perusahaan lain yang luar biasa.
5. Memperoleh informasi mengenai kemampuan keuangan pihak lain terhadap transaksiyang berkenaan dengan saldo yang tidak tertagih, jaminan dan kewajiban lain yang
material. Informasi tersebut dapat diperoleh dari laporan keuangan yang telah diaudit,
laporan keuangan yang tidak diaudit, surat pemberitahuan pajak tahunan (SPT) pajak
penghasilan, dan laporan-laporan lain yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah,
direktorat jenderal pajak, publikasi keuangan, atau lembaga keuangan. Auditor harus
memutuskan tingkat keyakinan yang diinginkan dan lingkup audit yang dapat
memberikan informasi untuk memenuhi tingkat keyakinan yang diinginkan tersebut.
Pengungkapan
Untuk setiap transaksi material antar pihak yang memiliki hubungan istimewa (atau
gabungan transaksi serupa) atau kepemilikan bersama (common ownership) atau hubungan
pengendalian manajemen yang pengungkapannya diharuskan dalam prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia, auditor harus mempertimbangkan apakah ia telah memperoleh
bukti audit yang cukup dan kompeten untuk memahami hubungan dan transaksi antar pihak
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
24/52
23
yang memiliki hubungan istimewa, serta dampaknya terhadap laporan keuangan. la
kemudian harus mengevaluasi semua informasi yang tersedia baginya mengenai transaksi
antar pihak yang memiliki hubungan istimewa atau hubungan pengendalian dan
memperoleh keyakinan yang didasarkan atas pertimbangan profesionalnya tentang
memadai atau tidaknya pengungkapan hal tersebut dalam laporan keuangan.
Kecuali untuk transaksi rutin, biasanya tidak mungkin untuk menentukan apakah
suatu transaksi akan terjadi jika pihak-pihak yang terlibat tidak memiliki hubungan
istimewa atau jika dianggap transaksi tersebut telah terjadi, maka sulit untuk menentukan
apakah syarat-syarat dan cara penyelesaian yang digunakan seperti halnya jika pihak yang
terlibat memiliki hubungan istimewa. Oleh sebab itu, sulit untuk menguatkan suatu
pencerminan transaksi yang dilaksanakan atas dasar syarat-syarat yang berlaku antara pihakyang bebas. Jika. pencerminan transaksi semacam ini dicantumkan dalam laporan keuangan
dan auditor yakin bahwa pencerminan tersebut tidak didukung oleh manajemen, ia harus
menerbitkan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar karena
merupakan penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia,
tergantung atas materialitasnya.
XVII. PERTIMBANGAN ATAS KEMAMPUAN MEMPERTAHANKANKELANGSUNGAN HIDUP (GOING CONCERN)
Pertimbangan auditor atas kemampuan entitas dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya diatur dalam SA Seksi 341. Kelangsungan hidup entitas dipakai
sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang
menunjukkan hal yang berlawanan. Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah
terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak
tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit (selanjutnya periode tersebut akan disebut
dengan jangka waktu pantas). Evaluasi auditor berdasarkan atas pengetahuan tentang
kondisi dan peristiwa yang ada pada atau yang telah terjadi sebelum pekerjaan lapangan
selesai. Informasi tentang kondisi dan peristiwa diperoleh auditor dari penerapan prosedur
audit yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan audit yang bersangkutan
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
25/52
24
dengan asersi manajemen yang terkandung dalam laporan keuangan yang sedang diaudit.
Biasanya, informasi yang secara signifikan berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup
entitas adalah berhubungan dengan ketidakmampuan entitas dalam memenuhi
kewajibannya pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva
kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi hutang, perbaikan operasi yang
dipaksakan dari luar, dan kegiatan serupa yang lain. Auditor bertanggung jawab untuk
mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu
tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit (selanjutnya periode tersebut
akan disebut dengan jangka waktu pantas) yaitu dengan cara:
1.
Auditor mempertimbangkan apakah hasil prosedur yang dilaksanakan dalamperencanaan, pengumpulan bukti audit untuk berbagai tujuan audit, dan penyelesaian
auditnya, dapat mengidentifikasi keadaan atau peristiwa yang secara keseluruhan,
menunjukkan adanya kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas.
2. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitasdalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, ia harus:
a. Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang ditunjukan untukmengurangi
dampak kondisi dan peristiwa tersebut.
b. Menentukan apakah kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat secara efektif
dilaksanakan
3. Setelah auditor mengevaluasi rencana manajemen, ia mengambil kesimpulan apakah iamasih memiliki kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas.
Auditor tidak bertanggung jawab untuk memprediksi kondisi atau peristiwa yang
akan datang. Fakta bahwa entitas kemungkinan akan berakhir kelangsungan hidupnya
setelah menerima laporan dari auditor yang tidak memperlihatkan kesangsian besar, dalam
jangka waktu satu tahun setelah tanggal laporan keuangan, tidak berarti dengan sendirinya
menunjukkan kinerja audit yang tidak memadai. Oleh karena itu, tidak dicantumkannya
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
26/52
25
kesangsian besar dalam laporan auditor tidak seharusnya dipandang sebagai jaminan
mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Auditor tidak perlu merancang prosedur audit dengan tujuan tunggal untuk
mengidentifikasi kondisi dan peristiwa yang, jika dipertimbangkan secara keseluruhan,
menunjukkan bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas. Hasil prosedur audit
yang dirancang dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan audit yang lain harus cukup untuk
tujuan tersebut. Berikut ini adalah contoh prosedur yang dapat mengidentifikasi kondisi
atau peristiwa tersebut:
1. Prosedur analitik.2.
Reviewterhadap peristiwa kemudian.
3. Review terhadap kepatuhan terhadap syarat-syarat hutang dan perjanjian penarikanhutang.
4. Pembacaan notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan komite atau panitiapenting yang dibentuk.
5. Permintaan keterangan kepada penasihat hukum entitas tentang perkara pengadilan,tuntutan, dan pendapatnya mengenai hasil suatu perkara pengadilan yang melibatkan
entitas tersebut.
6. Konfirmasi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan pihak ketigamengenai rincian perjanjian penyediaan atau pemberian bantuan keuangan.
Auditor dapat mengidentifikasi informasi mengenai kondisi atau peristiwa tertentu
yang, jika dipertimbangkan secara keseluruhan, menunjukkan adanya kesangsian besar
tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka
waktu pantas. Signifikan atau tidaknya kondisi atau peristiwa tersebut akan tergantung atas
keadaan, dan beberapa diantaranya kemungkinan hanya menjadi signifikan jika ditinjau
bersama-sama dengan kondisi atau peristiwa yang lain seperti:
1. Trendnegatif - sebagai contoh, kerugian operasi yang berulang kali terjadi, kekuranganmodal kerja, arus kas negatif dari kegiatan usaha, ratio keuangan penting yang jelek.
2. Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan - sebagai contoh, kegagalandalam memenuhi kewajiban hutangnya atau perjanjian serupa, penunggakan
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
27/52
26
pembayaran dividen, penolakan oleh pemasok terhadap pengajuan permintaan
pembelian kredit biasa, rektrukturisasi hutang, kebutuhan untuk mencari sumber atau
metode pendanaan baru, atau penjualan sebagian besar aktiva.
3. Masalah intern- sebagai contoh, pemogokan kerja atau kesulitan hubungan perburuhanyang lain, ketergantungan besar atas sukses projek tertentu, komitmen jangka panjang
yang tidak bersifat ekonomis, kebutuhan untuk secara signifikan memperbaiki operasi.
Jika, setelah mempertimbangkan kondisi atau peristiwa yang telah diidentifikasi
secara keseluruhan, auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan
entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, ia
harus mempertimbangkan rencana manajemen dalam menghadapi dampak merugikan dari
kondisi atau peristiwa tersebut. Auditor harus memperoleh informasi tentang rencanamanajemen tersebut, dan mempertimbangkan apakah ada kemungkinan bila rencana
tersebut dapat secara efektif dilaksanakan, mampu mengurangi dampak negatif merugikan
kondisi dan peristiwa tersebut dalam jangka waktu pantas. Pertimbangan auditor yang
berhubungan dengan rencana manajemen meliputi:
1. Rencana untuk menjual aktivaa. Pembatasan terhadap penjualan aktiva, seperti adanya pasal yang membatasi
transaksi tersebut
dalam perjanjian penarikan hutang atau perjanjian yang serupa.
b. Kenyataan dapat dipasarkannya aktiva yang direncanakan akan dijual olehmanajemen.
c. Dampak langsung dan tidak langsung yang kemungkinan timbul dari penjualanaktiva.
2. Rencana penarikan hutang atau restrukturisasi hutanga. Tersedianya pembelanjaan melalui hutang, termasuk perjanjian kredit yang telah
ada atau yang
telah disanggupi, perjanjian penjualan piutang atau jual-kemudian-sewa aktiva
(sale-leaseback of assets).
b. Perjanjian untuk merestrukturisasi atau menyerahkan hutang yang ada maupunyang telah disanggupi atau untuk meminta jaminan hutang dari entitas.
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
28/52
27
c. Dampak yang mungkin timbul terhadap rencana manajemen untuk penarikanhutang dengan
adanya batasan yang ada sekarang dalam menambah pinjaman atau cukup atau
tidaknya jaminan yang dimiliki oleh entitas.
d. Rencana untuk mengurangi atau menunda pengeluarane. Kelayakan rencana untuk mengurangi biaya overhead atau biaya administrasi,
untuk menunda
biaya penelitian dan pengembangan, untuk menyewa sebagai alternatif membeli.
f. Dampak langsung dan tidak langsung yang kemungkinan timbul dari penguranganatau
penundaan pengeluaran.3. Rencana untuk menaikkan modal pemilik
a. Kelayakan rencana untuk menaikkan modal pemilik, termasuk perjanjian yang adaatau yang
disanggupi untuk menaikkan tambahan modal.
b. Perjanjian yang ada atau yang disanggupi untuk mengurangi dividen atau untukmempercepat
distribusi kas dari perusahaan afiliasi (perusahaanyang secara efektif dikendalikan
oleh perusahaan lain, atau tergabung dengan perusahaan atau beberapa perusahaan
lain karena kepentingan atau pemilikan atau pengurus yang sama) atau investor lain.
Dalam mengevaluasi rencana manajemen, auditor harus mengidentifikasi unsur-
unsur terutama yang signifikan untuk mengatasi dampak negatif kondisi atau peristiwa dan
harus merencanakan dan melaksanakan prosedur audit untuk memperoleh bukti audit
tentang hal tersebut. Sebagai contoh, auditor harus mempertimbangkan cukup atau tidaknya
dukungan tentang kemampuan perusahaan untuk mendapatkan tambahan pembelanjaan
atau penjualan aktiva yang telah direncanakan. Jika informasi keuangan prospektif sangat
signifikan bagi rencana manajemen, auditor harus meminta kepada manajemen untuk
menyediakan informasi tersebut dan harus mempertimbangkan cukup atau tidaknya
dukungan terhadap asumsi signifikan yang melandasi informasi itu. Auditor harus menaruh
perhatian khusus atas asumsi yang:
http://www.mediabpr.com/kamus-bisnis-bank/perusahaan.aspxhttp://www.mediabpr.com/kamus-bisnis-bank/perusahaan.aspxhttp://www.mediabpr.com/kamus-bisnis-bank/perusahaan.aspxhttp://www.mediabpr.com/kamus-bisnis-bank/perusahaan.aspx -
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
29/52
28
1. Material bagi informasi keuangan prospektif.2. Rentan atau mudah sekali berubah.3. Tidak konsisten dengan trendmasa lalu.
Pertimbangan auditor harus didasarkan atas pengetahuannya mengenai entitas,
bisnis, dan manajemennya dan harus meliputi (a) membaca informasi keuangan prospektif
dan asumsi yang melandasinya, (b) membandingkan informasi keuangan prospektif periode
lalu dengan hasil sesungguhnya yang dicapai sampai saat ini. Jika auditor mulai menyadari
faktor-faktor yang dampaknya tidak tercermin dalam informasi keuangan prospektif
tersebut, ia harus membahas faktor-faktor tersebut dengan manajemen dan, jika perlu,
meminta perbaikan atas informasi keuangan prospektif tersebut.
XVIII. KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACAAda peristiwa atau transaksi yang kadang-kadang terjadi sesudah tanggal neraca
tetapi sebelum diterbitkannya laporan keuangan dan laporan audit, yang mempunyai akibat
material terhadap laporan keuangan, sehingga memerlukan penyesuaian atau pengungkapan
dalam laporan-laporan tersebut. Misalnya, auditor mengaudit laporan keuangan per 31
Desember 2007 dan menerbitkan laporan auditor independen (opini auditor) pada tanggal
22 Maret 2008. Selama pelaksanaan audit, auditor harus memperhatikan kemungkinan
adanya peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal 31 Desember 2007 sampai
tanggal 22 Maret 2008 yang memerlukan penyesuaian atau pengungkapan dalam laporan
keuangan auditan per 31 Desember 2007 tersebut.
Peristiwa atau transaksi dalam contoh tersebut merupakan Peristiwa Kemudian
atau Peristiwa Setelah Tanggal Neraca (Subsequent Events) yang diatur dalam Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 560 (PSA No. 46) tentang Peristiwa
Kemudian serta Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 8 (Revisi 2003)
tentang Peristiwa Setelah Tanggal Neracaseperti dipaparkan berikut:
Peristiwa setelah tanggal neraca adalah peristiwa, baik yang menguntungkan (favourable)
atau tidak menguntungkan (unfavourable), yang terjadi di antara tanggal neraca dan tanggal
penyelesaian laporan keuangan. Dua jenis peristiwa dapat diidentifikasikan:
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
30/52
29
1. Peristiwa yang memberikan bukti atas adanya suatu kondisi pada tanggal neraca(peristiwa setelah tanggal neraca yang mengakibatkan laporan keuangan harus
disesuaikan); dan
2. Peristiwa yang mengindikasikan timbulnya suatu kondisi setelah tanggal neraca(peristiwa setelah tanggal neraca yang tidak mengakibatkan laporan keuangan
disesuaikan).
Peri stiwa Setelah Tanggal Neraca Yang Memerlukan Penyesuaian
Contoh peristiwa setelah tanggal neraca yang memerlukan penyesuaian atas laporan
keuangan adalah:
a. Kerugian akibat piutang tak tertagih yang disebabkan oleh adanya pelanggan yang
mengalami kesulitankeuangan dan menuju kebangkrutan setelah tanggal neraca.
b. Keputusan pengadilan setelah tanggal neraca atau penyelesaian tuntutan hukum yang
jumlahnya
berbeda dengan jumlah hutang yang sudah dicatat jika peristiwa yang menyebabkan
timbulnya tuntutan
tersebut telah terjadi atau ada sebelum tanggal neraca.
c. Penemuan kecurangan atau kesalahan yang menunjukkan bahwa laporan keuangan tidak
benar.
Peri stiwa Setelah Tanggal Neraca yang Ti dak Memerl ukan Penyesuaian
Apabila peristiwa setelah tanggal neraca yang tidak memerlukan penyesuaian
adalah penting, dalam arti jika tidak diungkapkan akan mempengaruhi pengambilan
keputusan pengguna laporan keuangan, maka perusahaan harus mengungkapkan informasi
berikut untuk setiap peristiwa tersebut:
a. jenis peristiwa yang terjadi
b. estimasi atas dampak keuangan, atau penyataan bahwa estimasi semacam itu tidak dapat
dibuat.
Contoh peristiwa setelah tanggal neraca yang tidak memerlukan penyesuaian tetap
diperlukan adanya pengungkapan dalam laporan keuangan adalah:
a. Penjualan obligasi atau penerbitan saham baru.
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
31/52
30
b. Terjadinya tuntutan hukum yang signifikan yang semata-mata disebabkan oleh peristiwa
yang terjadi
sesudah tanggal neraca.
c. Pembelian dan pelepasan aset dalam jumlah yang signifikan, atau pengambilan aset oleh
pemerintah.
d. Perubahan abnormal atas harga aset atau nilai tukar mata uang asing setelah tanggal
neraca.
e. Perubahan tarif pajak atau peraturan perpajakan yang diberlakukan atau diumumkan
setelah
tanggal neraca dan memiliki pengaruh yang signifikan pada aset dan kewajiban pajak
kini danpajak tangguhan.
f. Kerugian aktiva tetap atau persediaan yang diakibatkan oleh kebakaran.
XIX. PERTIMBANGAN PROSEDUR YANG DIHILANGKAN SETELAHTANGGAL NERACA
Ketika menemukan suatu prosedur yang telah dihilangkan, auditor harus menilai
kepentingan hal itu bagi kepentingan hal itu bagi kemampuannya saat ini untuk mendukung
pendapat yang dinyatakan atas laporan keuangan. AU 390.05 menunjukkan jika auditor
memutuskan bahwa pendapatnya tidak dapat didukung dan auditor yakin bahwa orang-
orang saat ini mengandalkan pada laporan itu, maka auditor harus segera melaksanakan
prosedur yang dihilangkan atau prosedur alternatif yang akan memberikan dasar yang
memuaskan atas pendapatnya.
Apabila dasar yang memuaskan untuk menyatakan pendapat telah diperoleh dan
bukti-bukti mendukung pendapat yang dinyatakan, auditor tidak mempunyai tanggung
jawab lagi. Tetapi, jika pelaksanaan prosedur yang dihilangkan mengungkapkan fakta yang
ada pada tanggal laporan sehingga akan mengubah pendapat yang dinyatakan sebelumnya,
auditor harus mengikuti prosedur pemberitahuan yang diuraikan dalam paragraf terakhir
dari bagian terdahulu untuk mencegah ketergantungan selanjutnya atas laporan
bersangkutan. Jika auditor tidak dapat melaksanakan prosedur alternatif atau yang
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
32/52
31
dihilangkan, maka auditor dapat berkonsultasi dengan pengacara untuk menentukan
tindakan yang tepat.
D.Penyelesaian AuditI. PROSES YANG DILAKUKAN MENJELANG AKHIR AUDIT
Dalam menyelesaikan pekerjaan lapangan, auditor melakukan prosedur-prosedur
audit tertentu guna memperoleh bukti tambahan. Prosedur-prosedur tersebut meliputi:
1. Melakukan reviewperistiwa-peristiwa kemudian.2. Membaca notulen-notulen rapat.3. Mendapatkan bukti tentang tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengadilan.4. Mendapatkan surat pernyataan dari klien.5. Melakukan prosedur analitis.
Melakukan ReviewPeristiwa-Peristiwa Kemudian
Tanggung jawab auditor dalam menentukan kewajaran laporan keuangan klien tidak
terbatas pada pemeriksaan atas kejadian dari transaksi yang terjadi sampai dengan tanggal
neraca. SA 560 tentang Peristiwa Kemudian menyatakan bahwa auditor mempunyai
tanggung jawab tertentu atas kejadian dan transaksi-transaksi yang:
1. Mempunyai pengaruh material atas laporan keuangan.2. Terjadi setelah tanggal neraca tetapi sebelum diterbitkannya laporan keuangan dan
laporan auditor.
Tipe Per istiwa Kemudian
Ada dua tipe peristiwa kemudian:
1. Peristiwa kemudian tipe 1 meliputi peristiwa yang memberikan tambahan bukti yangberhubungan dengan kondisi yang ada pada tanggal neraca dan berdampak terhadap
taksiran yang melekat dalam proses penyusunan laporan keuangan.
2. Peristiwa kemudian tipe 2 meliputi peristiwa-peristiwa yang menyediakan tambahanbukti yang berhubungan dengan kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca yang
dilaporkan namun kondisi tersebut ada sesudah tanggal neraca.
Prosedur Pengaudi tan dalam Periode Kemudian
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
33/52
32
Auditor harus mengidentifikasi dan menilai peristiwa kemudian sampai dengan
tanggal laporan yang biasanya sama dengan tanggal berakhirnya pekerjaan lapangan.
Tanggung jawab ini dilakukan dengan dua cara berikut:
1. Pada saat melaksanakan pengujian substantif akhir tahun, seperti melakukan pengujianpisah batas dan mencari hutang yang tidak dicatat, auditor harus waspada terhadap
kemungkinan adanya peristiwa kemudian,
2. Dengan melaksanakan prosedur-prosedur pengauditan pada tanggal akhir pemeriksaanlapangan atau menjelang berakhirnya pekerjaan lapangan:
a. Membaca laporan keuangan interim yang terakhir; membandingkan laporankeuangan interim dengan laporan keuangan yang akan dilaporkan; dan membuat
berbagai perbandingan lainnya yang dipertimbangkan cukup memadai sesuaidengan kondisi yang ada.
b. Mengajukan pertanyaan dan membicarakan dengan pejabat atau eksekutif yangbertanggung jawab atas masalah keuangan dan akuntansi tentang:
Apakah ada hutang bersyarat yang cukup besar atau komitmen yang terjadipada tanggal neraca yang dilaporkan atau pada tanggal pertanyaan diajukan.
Apakah ada perubahan yang cukup signifikan dalam modal saham, hutangjangka panjang, atau modal kerja sampai pada tanggal pertanyaan diajukan.
Status sekarang mengenai unsur, dalam laporan keuangan yang dilaporkan,yang dipertanggungjawabkan berdasarkan data sementara, awal, atau data
yang tidak konklusif.
Apakah penyesuaian (adjustment) yang tidak biasanya terjadi telah dibuatselama periode dari tanggal neraca sampai dengan tanggal pertanyaan
diajukan.
c. Membaca notulen rapat para pemegang saham, direktur, komite resmi lainnya;apabila notulen rapat tidak tersedia, auditor meminta keterangan mengenai masalah
yang dibicarakan dalam rapat tersebut.
d. Mengajukan pertanyaan kepada konsultan hukum klien tentang adanya tuntutanhukum, klaim, dan keputusan pengadilan.
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
34/52
33
e. Mendapatkan surat representasi dari pejabat yang berwenang, umumnya adalahpresiden dan direktur keuangan, yang bertanggal sama dengan tanggal laporan
audit, tentang apakah setiap peristiwa yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan
yang dilaporkan oleh auditor independen, menurut pandangan para eksekutif
tersebut akan memerlukan penyesuaian atau pengungkapan dalam laporan-laporan
tersebut.
Pengaruh atas Laporan Auditor
Kegagalan untuk mencatat atau mengungkapkan peristiwa kemudian dalam laporan
keuangan akan menyebabkan auditor tidak dapat memberi pendapat wajar tanpa
pengecualian. Tergantung pada materialitasnya, auditor harus memberi pendapat wajar
dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar karena laporan keuangan tidak disajikansecara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum.
Membaca Notulen Rapat
Notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, komite-komitenya, sepertinya
komite keuangan dan komite audit, mungkin berisi hal-hal penting bagi suatu audit.
Auditor harus memastikan bahwa semua notulen hasil rapat yang diselenggarakan selama
periode diperiksa dan selama periode sejak tanggal neraca sampai dengan akhir pekerjaan
lapangan telah disediakan klien untuk di-review. Pembacaan notulen-notulen rapat biasanya
dilakukan segera setelah auditor menerimanya, agar auditor mempunyai waktu yang cukup
untuk mempelajari dan menilai signifikansinya terhadap audit.
Mendapatkan Bukti tentang Tuntutan Hukum, Klaim, dan Keputusan Pengadilan
FASB mendefinisikan kontingensi (contingency) sebagai adanya kondisi, situasi,
atau sejumlah keadaan yang tidak pasti, baik yang bersifat menguntungkan maupun yang
merugikan yang kepastiannya akan tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau
lebih kejadian di masa datang. Tergantung pada tingkat kemungkinan pembayaran di masa
datang, prinsip akuntansi berlaku umum mengharuskan kontingensi merugikan untuk
diperlakukan sebagai salah satu dari kemungkinan berikut :
1. dicatat sebagai hutang bersyarat,
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
35/52
34
2. diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan, dan3. diabaikan.Pertimbangan Audit
Auditor harus mendapatkan bukti tentang:
1. Adanya suatu kondisi, situasi, atau sejumlah keadaan yang mengindikasikanketidakpastian tentang kemungkinan kerugian terhadap perusahaan yang berasal dari
tuntutan hukum, klaim, atau keputusan pengadilan.
2. Periode terjadinya penyebab tindakan hukum.3. Tingkat kemungkinan terjadinya hasil yang tidak menguntungkan.4. Jumlah atau perkiraan kerugian potensial.
Berhubung tentang tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengadilan berada dalampengetahuan langsung manajemen, maka manajemen merupakan sumber informasi dalam
hal ini. Oleh karena itu, auditor harus:
1. Mengajukan pertanyaan dan mendiskusikan dengan manajemen tentang cara untukmengidentifikasikan tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengadilan.
2. Mendapatkan deskripsi dan evaluasi dari manajemen tentang tuntutan hukum, klaim,dan keputusan pengadilan yang ada pada tanggal neraca.
3. Mendapatkan jaminan dari manajemen mengenai keberadaan klaim yang belum adakeputusannya.
Surat Kepada Penasehat Hukum Kl ien
Auditor pada umumnya tidak mempunyai pengetahuan hukum yang cukup untuk
bisa membuat pertimbangan tentang segala macam dengan tuntutan hukum, klaim, dan
keputusan pengadilan. Surat penasehat hukum klien bisa menjadi cara yang paling
diandalkan dalam mendapatkan bukti penguat tentang informasi yang berkaitan dengan
tuntutan hukum, klaim, dan keputusan pengadilan yang diberikan manajemen.
Pengaruh Jawaban terhadap Laporan Audi tor
Jawaban dari penasehat hukum mungkin tidak memiliki dampak terhadap laporan
auditor. Dalam hal demikian, maka auditor bisa menerbitkan laporan standar dengan
pendapat wajar tanpa pengecualian.
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
36/52
35
Hal ini bisa terjadi apabila jawaban menunjukkan bahwa berdasarkan penyelidikan yang
masuk akal atas persoalan yang dihadapi disimpulkan hal-hal berikut:
1. Kemungkinan besar hasil akhirnya akan menguntungkan klien.2. Persoalan yang dihadapi tidak material.
Mendapatkan Surat Pernyataan dari Klien
Untuk memenuhi standar pekerjaan lapangan ketiga auditor harus mendapatkan
surat pernyataan dari manajemen. Manfaat surat pernyataan dari manajemen adalah:
1. Mengkonfirmasi pernyataan lisan yang telah diberikan kepada auditor.2. Mendokumentasikan ketepatan pernyataan tersebut secara berkelanjutan.3.
Mengurangi kemungkinan terjadinya salah pengertian tentang pernyataan manajemen.
I si Surat Pertanyaan Manajemen
Ada empat kategori pernyataan yang harus dimasukkan dalam surat pernyataan
manajemen, yaitu pernyataan tentang:
1. Laporan keuangan.2. Kelengkapan informasi.3. Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan.4. Peristiwa kemudian.Pengaruh terhadap Laporan Auditor
Apabila auditor mendapat surat pernyataan dari manajemen dan ia bisa mendapat
pendukung atas pernyataan manajemen tersebut, maka auditor bisa menerbitkan laporan
dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Namun, akan terjadi pembatasan dalam
lingkungan audit seandainya auditor tidak bisa mendapatkan surat pernyataan dari
manajemen atau mendapat pendukung atas pernyataan manajemen yang material terhadap
laporan keuangan melalui prosedur audit yang lain. Pembatasan lingkup akan
mengakibatkan auditor hanya bisa menerbitkan laporan dengan pendapat wajar dengan
pengecualian atau menolak memberi pendapat.
Melaksanakan Prosedur Analitis
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
37/52
36
Prosedur analitis diperlukan dalam tahap penyelesaian suatu audit sebagai suatu
review menyeluruh (akhir) atas laporan keuangan. SA 329 tentang Prosedur Analitis
menyatakan bahwa tujuan prosedur analitis yang diterapkan dalam tahap review
menyeluruh suatu audit adalah untuk membantu auditor dalam menilai kesimpulan yang
diperoleh dan dalam mengevaluasi laporan keuangan secara keseluruhan.
Dalam melaksanakan review menyeluruh, auditor membaca laporan keuangan
beserta catatan atas laporan keuangan dan mempertimbangkan kecukupan bukti yang
diperoleh sebagai tanggapan atas saldo-saldo yang tidak biasa atau di luar perkiraan serta
hubungan-hubungan yang diantisipasi dalam perencanaan audit, atau diidentifikasi selama
pelaksanaan pengujian substantif. Prosedur analitis kemudian diterapkan atas laporan
keuangan untuk menentukan apakah masih ada hubungan yang tidak biasa atau tidakdiharapkan. Apabila hubungan demikian masih ada, maka diperlukan prosedur audit
tambahan dalam tahap penyelesaian audit.Berbagai macam prosedur-prosedur analitis yang
bisa dilakukan:
1. Diterapkan pada bagian-bagian audit yang kritis yang ditemukan selama auditberlangsung.
2. Berdasarkan data laporan keuangan setelah semua penyesuaian audit danreklasifikasikan diterima klien atau dicatat dalam pembukuan klien.
II. EVALUASI TEMUAN AUDITPenilaian temuan dilakukan auditor dengan dua tujuan:
1. menetapkan jenis pendapat yang akan diberikan dan2. menentukan apakah standar auditing telah dipenuhi dalam audit. Untuk memenuhi
tujuan-tujuan tersebut, auditor melakukan langkah-langkah berikut:
a. Membuat penetapan akhir tentang materialitas dan risiko audit.b. Mengevaluasi apakah terdapat keraguan substansial tentang kemampuan
perusahaan untuk melangsungkan usahanya (going concern).
c. Melakukan reviewteknis atas laporan keuangan.d. Merumuskan pendapat dan membuat konsep laporan auditor.e. Melakukan reviewakhir terhadap kertas kerja.
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
38/52
37
Membuat Penetapan Akhir tentang Materialitas dan Risiko Audit
Titik tolak dalam proses ini adalah menjumlahkan semua salah saji yang ditemukan
dalam pemeriksaan atas semua rekening yang tidak dikoreksi oleh klien. Langkah
berikutnya adalah menentukan pengaruh dari total salah saji terhadap laba bersih dan
terhadap total-total lainnya dalam laporan keuangan yang ada kaitannya dengan salah saji
tersebut, seperti misalnya total aktiva lancar atau total hutang lancar.
Penentuan salah saji dalam suatu rekening harus meliputi komponen-komponen
berikut:
1. Salah saji tidak dikoreksi yang secara spesifik ditemukan melalui pengujian substantifdetail atas transaksi dan saldo-saldo.
2. Proyeksi salah saji tidak dikoreksi yang ditaksir melalui teknik sampling audit.3. Estimasi salah saji yang dideteksi melalui prosedur analitis dan dikuantifikasi dengan
prosedur audit lainnya.
Menilai Kelangsungan Hidup (Going Concern)
Auditor umumnya menilai apakah terdapat kesangsian besar tentang kemampuan
klien untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya berdasarkan hasil pelaksanaan
prosedur-prosedur audit yang normal baik dalam tahap perencanaan, pengumpulan bukti,
maupun penyelesaian audit. Apabila auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar tentang
kemampuan klien untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu
pantas, maka ia harus melakukan langkah-langkah berikut:
1. dapatkan informasi tentang rencana manajemen yang ditujukan untuk mengurangipengaruh dari kondisi atau kejadian tersebut, dan
2. tentukan kemungkinan rencana tersebut akan dapat diterapkan secara efektif.Apabila setelah mengevaluasi rencana manajemen, auditor masih berkesimpulan
terdapat kesangsian besar tentang kemampuan klien untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya, maka auditor harus:
1. mempertimbangkan kecukupan pengungkapan tentang ketidakmampuan perusahaanklien untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas, dan
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
39/52
38
2. mencantumkan paragraf penjelasan (di bawah paragraf pendapat) dalam laporanauditor untuk mencerminkan kesimpulannya. Apabila auditor berpendapat bahwa
kesangsian besar sudah tidak ada, auditor masih harus mempertimbangkan kebutuhan
akan pengungkapan. Beberapa informasi yang perlu diungkapkan meliputi:
a. Kondisi atau kejadian yang bersangkutan yang telah memunculkan kesangsianbesar tentang kemampuan klien untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya
selama periode waktu pantas.
b. Dampak yang mungkin terjadi sebagai akibat dari kondisi atau kejadian tersebut.c. Evaluasi manajemen mengenai signifikansi kondisi atau kejadian dan faktor-faktor
yang bisa mengurangi kesangsian tersebut.
d.
Kemungkinan terhentinya operasi.e. Informasi tentang kemungkinan pulihnya kembali keadaan perusahaan klien, atau
klasifikasi aktiva yang dicatat atau klasifikasi hutang.
Melakukan Review Teknis atas Laporan Keuangan
Kebanyakan kantor akuntan publik memiliki daftar pengecekan laporan keuangan detail
yang dikerjakan oleh auditor yang melakukan review atas laporan keuangan. Daftar
pengecekan yang telah dirampungkan selanjutnya di-review kembali oleh manajer atau
partner yang ditunjuk dalam penugasan yang bersangkutan. Daftar pengecekan meliputi
hal-hal yang berhubungan dengan bentuk dan isi setiap bagian pokok laporan keuangan
beserta pengungkapan-pengungkapannya.
Merumuskan Pendapat dan Membuat Konsep Laporan Audit
Sebelum sampai pada keputusan akhir tentang opini yang akan diberikan, biasanya
klien menyelenggarakan pertemuan dengan auditor. Dalam pertemuan tersebut auditor
melaporkan temuan-temuan secara lisan dan memberikan alasan atas usulan penyesuaian
dan/atau tambahan pengungkapan. Sebaliknya, manajemen biasanya bertahan dengan
pendapat atas kemauannya. Apabila pada akhirnya dicapai kesepakatan untuk melakukan
perubahan, maka auditor bisa memberi pendapat wajar tanpa pengecualian. Namun apabila
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
40/52
39
tidak dicapai kesepakatan, maka auditor harus memberi pendapat lain selain pendapat wajar
tanpa pengecualian.
Melakukan ReviewAkhir atas Kertas Kerja
Review yang dilakukan partner atas kertas kerja dimaksudkan untuk mendapat
jaminan bahwa:
1. Pekerjaan yang dilakukan oleh para bawahan telah dilakukan dengan cermat dan teliti.2. Pertimbangan yang diberikan oleh bawahan cukup beralasan dengan tepat sesuai
dengan keadaan yang dihadapi.
3. Penugasan audit telah selesai dikerjakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalamperjanjian kerja.
4. Semua persoalan akuntansi, pengauditan, dan pelaporan yang menimbulkan pertanyaanyang signifikan selama audit berlangsung telah terpecahkan dengan memuaskan.
5. Kertas kerja mendukung pendapat auditor.6. Standar auditing dan kebijakan serta prosedur pengendalian mutu yang berlaku di
kantor akuntan publik yang bersangkutan telah terpenuhi.
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
41/52
40
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Auditor umumnya menilai apakah terdapat kesangsian besar tentang kemampuan
klien untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya berdasarkan hasil pelaksanaan
prosedur-prosedur audit yang normal baik dalam tahap perencanaan, pengumpulan bukti,maupun penyelesaian audit.
Tujuan menyeluruh dari suatu audit laporan keuangan adalah untuk menyatakan
pendapat apakah laporan keuangan klien telah menyajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Proses
diagnostik untuk membuat pertimbangan tentang akun yang mungkin mengandung salah
saji yang material serta memperoleh bukti tentang penyajian yang wajar dalam laporan
keuangan yang melibatkan sejumlah langkah.
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
42/52
41
DAFTAR PUSTAKAIAPI. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Kell, W.C., Johnson, R.N., Boynton, W.G., 2002. Modern Auditing Jilid 1. Jakarta:
Penerbit Erlangga
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
43/52
42
LAMPIRAN
SA Seksi 333
REPRESENTASI MANAJEMEN
Sumber: PSA No. 17
PENDAHULUAN
01 Seksi ini mensyaratkan auditor untuk memperoleh representasi tertulis dari
manajemen sebagai bagian dari audit yang dilaksanakan sesuai dengan standar auditing
yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan Seksi ini sekaligus memberikan panduan
mengenai surat representasi yang harus diperoleh
02 Spesialis mencakup, namun tidak terbatas pada, aktuaris, appraiser,
insinyur,konsultan lingkungan dan ahli geologi. Seksi ini juga berlaku untuk penasihat
hukum yang ditugasi sebagai spesialis dalam situasi selain dalam penyediaan jasa kepada
klien berkaitan dengan tuntutan pengadilan, klaim. Sebagai contoh, penasihat hukum dapat
ditugasi oleh klien atau auditor untuk menafsirkan pasal-pasal dalam perjanjian kontrak.
03Panduan dalam seksi ini berlaku jika:
-
5/24/2018 09. Penerapan Prosedur Dan Penyelesaian Audit
44/52
43
a. Manajemen mengadakan perikatan atau memepekerjakan spesialis dan auditormenggunakan pekerjaan spesialis sebagai bukti audit dalam pelaksanaan pengujian
substantif untuk mengevaluasi asersi laporan keuangan yang material.
b. Manajemen mengadakan perikatan dengan spesialis yang dipekerjakan oleh kantorakuntan publik untuk memberikan jasa nasihat profesional dan auditor menggunakan
pekerjaan spesialis tersebut sebagai bukti audit untuk mengevaluasi asersi laporan
keuangan yang material.
c. Auditor mengadakan perikatan dengan spesialis dan menggunakan pekerjaan spesialistersebut sebagai bukti audit untuk mengevaluasi asersi laporan keuangan yang
material.
04 Panduan dalam seksi ini berlaku untuk audit atas laporan keuangan yangdisusunsesuai dengan prinsip akuntansi yan
top related