, .,.£ k.·'·...ernama democritus, dan konsep atom demo fi:bus ini . ak m~terialistik. konsep...
Post on 14-Nov-2020
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i))@CQ.C, (_ . $_,
• <
...
., .,.£ ?,.4444..¥1¥ $# ; A !. -.. ,A PU. T ; 4 ; &,to
LAPORAN PENE,LITI.AN ,
> < i.... ,.., ,f
. k.·"'· .. '"'· 'tt,
Me.,,.
L t-1
KfNSEP ATOM .MENURUT ~TERIALISME -1
DAN ATOMISM£ LOGIS r .... -
-
Oleh:
MISNAL MUNIR dkk.
DILAKSANAKAN ATAS BIAYA
•· DANA OPERATION AND MAINTENANCE UNIVERSITAS GADJAH MADA.
' . .
·oa:NGAN SURAT KEPUTUSAN DEKAN FAKULl'AS FILSAFAT 'UNIVERSITAS GADJAH MADA
!.
NOMOR 136/~T 01. H4. FF/B/1989 TANGGAL 10-11-1989
· ,, FA~~AS .,FILSAFAT l . l ·UNtvERSITAS GAOJAH MADA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 1~9 ' .
.... ,~ .....
.. { .
.. . · ..• ~ .
·.
i . A
I 1 ' l ·1
l '1 i .l 1
.'l I
j
•. . i ..
.. . ; .· .• .... .. ... _" .' ..
i··.
JUDUL PENELITIAN : KONSE.P ATOM MENURUT MATERIALISME . ., . ~- . . .. . .
. DAN ATOMISME LOwiS . . :. '·~ .
..,_, .·• ......
NAMA PENELITI I : MISHAL MUNIR ··' ... .. ... --- ·
BIDANu ~i : SEJAIUH FILS.AFAT BABAT
JURUSAN : FILSAFAT BARAT
FAKULTAS : FILSAFAT
NAMA PEHELITI II : RI ZAL MUSTANSllR
BIDANu : FI LSAF AT BAllA SA
JURUSAN : FILSAFAT TIMUR
FAKULTAS : FILSAFAT
PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil •aalamien I Atas ber~at rahmat
dan hidayahNYA, maka penelitian yang berjudul KO~~EP .AT<l>M . I
MENURUT MATERIALISME DAN ATOMISME LOGIS ini dapalt dirampung-
kan tepat pada waktunya. Penelitian ini dapat diis•elesaikap. ( '
karena bantuan dari pelbag~i pihak. 01eh karenaitu ucapan
terimakasih kiranya layak dilontarkan kepada:
1. Pimpinan Universitas Ga~j~h Mada yang ~e1ah ~emberik~n -· i
dana O&M, sehingga me1ancarkan ~enu1isan, pe~ggandaap. I
dan penjilidan 1aporan ini.
2. Pengurus Faku1tas Filsafat UGH yang telah meui'berikan/
kepercayaan dan fasilitas bagi pelaksanaan_p~l1eliti+
ini. · ' · · , /
3. Dosen pembimbing, Drs.Ali.Mudhof~r yang tela~ membe1ikan
masukan-masukan bagi· penyernpurnaan peneliti~ ini. . , ., ! . :
4. Pengelola Fakulta.s Filsafa.t UGM yang banyak 1$mbantU
pinjaman bUku-buk~. . I
5. Rek~n-rekari tiosen yang tidak dapat disebut s~tu per$atu i
yang banyak memberikan masukan-masukan me1alpi diskusi-
diskusi kecil.
A.khirnya tim peneliti mempersembahkan hasll:L 'penelitian
ini sebagai sumbangsih bagi dunia ilmu pengetahuan padfi
umumnya, dan dunia filsafat pada khususnya'. Kritik dan. tegur
sapa untuk menyempurnakan pene1itian ini diterima deng•n
lapan$ dada. Yogyakarta, 30-11-1989
' Misnal Munir
11 · Rizal Mustansyir
J U D U L
PENGAN'l'AR
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
'i
ii
INTISARI iv
. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Ma$alah . . . . -· . . . . . . . . . . . . . B. Tinjauan Pustaka .. ·-· . . . . . . . . . . . . . . . ...... . c. Hipotesis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . D. Rencana Penelitian .•.......•....... , ..... .
BAB II CARA PENELITIAN
A. Bahan Atau Mat.eri Pene1itian ........ : ..... . B. Ja1an Penelitian ................... •: ..... . C. Car a Anali.sis ..•....•.•.•.....•.. ····· .....
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Filsafat Yunani Kuno Dan
1
2
4
5
Pernikiran Ten tang Arkhe •••••••••••• ·• ••••• : 8·
B. F11suf-F11suf Atomisme Materia11s • ,. .• • • • • • 14
1. Leucippus dan Democritus • • • • • • • • • • • • • • • •
2. Epicurus •.................•.•.•..... • ..... 15
20
c. Filsuf-Filsuf Ato~isme Logis ••••••.••••••• ' 23
1. Bertrand Russell •••••••••• · ••••••• :. i• ••••• : 24, :
2. Ludwict Wittgenstein ' 27 1: •
.. • • • • • • • • • • • • • :e ~. • • • • •
BAB IV K E SIMP U L A'N
., D A F T: A R P U S T A K A
iii
I N ~ I S A R I
Perkembangan sejarah filsafat barat ditand$.1 denpn ·
pelbaga:il arus deras pemikiran yang· kesemuanya itu ibermuajra ,
pada laut yang sama yakni, filsafat Yunani Kuno. Gelombian.
pemikiztan dahsyat ya~g meluluO-antaf dongeng ... dongen~. I
tentang dewa-dewa yang terlalu banyak. mencampuri urusa~
manusi~, hingga hal-hal yang sekecil-kecilnya se~alipUIJI. I • .
Filsur4tilsuf handal semasa itu seperti; Thales~ Anaxi~an i-. I . I i
dros, ~naximenes, Pythagoras, Heracleitus, ~arme~ides, i
Empedo lea, Anaxagoras, telah mengukir nama be$Efrnya ~al~m I .
blanti~a sejarah filsafat. . J
~barat gayung bersambut, jawaban-jawaban .,derha~a . I · : : : !
yang d~ajukan oleh para filsuf Yunani Kuno yang !_fisebui 4' atas ~entang asas pertama segala sesuatu, dilat~utkan jda1
dikemb'.: ngkan oleh filsuf-fi~suf atomisme materirtis. T.4ko~ .. ~.· ~ tokoh ~eper~Leucippus, Democritus, Epicurus,, fengajQkaD
konsep/atom sebagai asas pertama segala sesuatut'Bagi. mertka
atom m'rupakan suatu bentuk materi yang paling ftlus d4n . i
merupa~an awal atau asa:~~\muasal segala sesuatu r+ alam. se 1-mesta ~ni. Kqnsep atom yang mereka kemukakan inti- walaup*n
i • I I : masih ~alam bent·uk yang masih sangat sederhana +I merup4ka*.
i i ! i :
cikal ~akal atau peletak dasar ~agi ilmu fisika/~oderen. • . I I . • I •
. fde tentang atom agaknya.ti<iak hanya membrrul be*ak:
para rtlsuf materialis, ide semacam itu rupanyairenyelina~
pula d~ benak para filsuf abad keduapuluh ~epert1
jr;;Rus$ell I ~-
dan Wittgen~tein. Namun pembahasan diarahkan pa ~ atom lo~is. I I I
iv
l
B A B I
P E N D A H U L U A N I !
i i I i
i I
! i'
A. LAtAR BELAKANG PERMASALAHAN ! .i ~ I 1: li
~alam dasa wars a terakhir ini telah banyft di tel!'bi t-
kan bfku-buku £ilsa£at di Ind~nesia, bedkberu~t karaqg~ dari .arjana Indonesia sendiri, maupun berupal*arya ter~
: I !
jemah dari bahasa asing atau .. bahasa aslinyaj~e dalEF1 'a-
hasa nc!lone~ia. Hal· ini ntenunjukkan bahwa di ~dones~a ! 'i
perha ian terhadap £1.lsa£at sema.kin menlhngkat [ seir11g de-
ngan eningkatnya'perhatian ilmuan Indonesia frhada~ il-l I · .
mu pe getabuan dan teknologi. 1
'F:J.lsafat, khususnya filsafat Barat elahi annya
telah b~rlangsung ki~a-kira dua puluh lima ab yang lalu
sebut
lami
yang
~, merupakan induk segala ilmu penget uan. leh--
1 tu tidaklah mengherankan j ika istilah tstila, yang
i d~lam ilmu pengetahuan s. ~a dengan is +.lah~i$.1 til .. ah
ipakai'di dalam filsafat, .karena ~emamg tstila~ ter
p~da awalnya bersumber dari filsafat. !
I
Altan tet~pi dalam perkembangan selanjut ra istflah-
h yang berasal dari sumber yang rebut 1enga-
::::: y::\::m:a:: ::::e:ilsur Y t~:J:efu-ernama Democritus, dan konsep atom Demo fi:bus ini .
ak m~terialistik. Konsep atom Yani mate falist+k "-"-
2
ri Demooritus ini sampai saat ini masih digunakan dalam
ilmu pengetahuan yang artinya persia seperti yang dimak
sud oleh penoetusny~dangkan dalam dunia filsafat is
tilah atau konsep atom ini.mengalami perubahan arti dan
makna yang oukup mendasar. Jika dalam konsep materialis
me atom melulu memiliki pengertian fisik, maka dalam alir
an filsafat atomisme logis mempunyai arti yang sangat me- ·
tafisik.
B. TINJAUAN PUSTAKA . ,,/"
Materialisme adalah teori yang mengatakan bahwa~:
tom adalahmateri yang berada sendiri dan bergerak, yang
merupakan unsur-unsur Y:ang membentuk alam·, . juga akal dan
kesadaran (oonsoiousness),termasuk: dtalamnya segala pro
ses psikikal merupakan mode materi tersebut dan dapat di
sederhanakan men'jadi unsur-unsur fisik. Selain itu mate
rialisme juga berpandangan bahwa doktrin alam semesta.da-, .
pat ditafsirkan seluruhnya dengan saiD;s fisik. Pengertian
materialisme seperti di atas m~mpunyai implikasi yang sa
ma, walaupun condong untuk menyajikan bentuk materialisme
yang lebih tradisional (Titus, dkk., 1984).
Untuk pertama kali konsep atom ini dikemukakan oleh '
Demooritus, seorang filsuf Yunani Kuno yang hidup sekitar
tahun 460-370 SM. Oleh karena itu ia disebut sebagai ato
mis yang pertama sekaligus s·ebagai materialis yang perta-
'
' • I
3
ma. Tentang atom ia _mengatakan: (1 >)(Atom adalah bagian
yang sangat kecil sekali dan tidak terbatas jumle.hnya, mev
punyai kualitas yang sama tetapi mengandung perbedaan yang
bermacam-macam ten tang besar dan bentukny~ ( 2 )X Atom ada
lah ruang kosong tempat atom-atom tersebut bergerak. Atom
adalah terlalu kecil untuk dilihat dengan mata, dan tak
dapat rusak, menggabungkan diri berkombinasi dengan cara
yang bermacam-macarn membentuk ~anusia, binatang, tumbuh
tumbuhan, batu-batuan dan sebagainya. Jika atom itu dalam
jumlahnya yang sangat besar bertabrakan serta terpental ke
berbagai jurusan, maka timbullah bermacam-macam benda (Ti-I r
tus, dkk. , 1984);
Sampai dengan abad ke-20, artinya setelah kira-kira
duapuluh lima abad sej ak t"eori· atom ini dikemukakan oleh
Democri tus., arti dan makna konsep atom tidak mengalami pe
rubahan. Dalam abad ke-20 ini, teori atom tetap memandang
materi tersusun dari partikel-:-partikel yang terdalain, ti
dak dap~t. rusak, kecil, bulat_, keras, yang dinamakan atom
atom. Atom-atom tersebut bukan tidak hanya dapat rusak,
melainkan juga_tidak pernah terjadi atom-atom baru. Ini
berarti bahwa semua bentuk materi hanyalah merupakan pe
ngelompokan baru atom-atom·tadi, sebagaimana semula.diya
kini kebenaran hukum kelestarian materi .. (Kattsoff, 1986).
Akan tetapi dalam pertengahan abad ke-20 ini konsep
atom mengalami perubahan ~ti yang sangat mendasar, khu
susnya dalam dunia filsafat. Jika pada materialisme konsep
4
atom mengandung arti yang bersifat fisik semata, maka dalam
pandangan atomisme logis konsep atom mengandung arti yang
bersifat metafisik. Menurut pandangan atomisme logis bahasa
dapat dipecah menjadi proposisi atomik-proposisi atomik me
lalui teknik anali~ogis~ Setiap proposisi atomik itu me
ngacu pada kepriadaan·suatu fakta atomik, yaitu bagian ter
keci~ dari realitas. Jadi ada hubungan mutlak antara bahasa·
dengan ~an reali tas. Bertran<!: Russell salah seorang to:"- :.j;
koh atomisme logis mengatakan, bahwa ajarannya itu disebut
atomisme logis karena atom-atom yang ingin diperolehnya se
bagai basil analisa~akhir bukan merupakan atom fisik, mela-. , '
inkan atom logis {Heraty, 1984).
Tokoh atomisme logi_s laiz:rya, yai tu Wi ttgenst~in,
menggunakan istilah atom serupa halnya denga.ll istilah ~- . . ' . .
~t<-..pada filsuf Yunani Kuno, yait~erupakan suatu ke--
harusan yrinsip filsafat. Alas~ya~menggunakan isti
lah atom sebagai suatu keharusan prinsip filsafat, karena
~mengalamireal~tas material sebagai_bentuk keluasan,
oleh karena itu harus ada beberapa bagian benda yang sifat-. nya terbate:s, yaitu atom, yang dapat memperluas dirinya - '
sendiri dan.sebagai komponen dasar bagi pembentukan banda
d-alam lingltup yang luas (Sokolowski, 1.964) •
c. HIPO TESIS I
" Konsep atom dalam filsafat Barat mengalami perubahan
makna, 'dari pengertian fisik ke pengrtian metatisik "• ·
~·--------------------------------------------------------------------------
5
D. RENCANA PENELITIAN
Untuk membuktikan bipotesis yang telah diajukan di
atas dan sesuai dengan corak penelitian ini yaitu studi
kepustakaan, maka dalam pelaksanaannya dimulai dengan me-. I
ngumpulkan data, keterangan mengenai konsep atom terutama '
mengenai :
1. Jej arah munculnya konsep atom..;.
2. ~ertian:-pengertian ten tang atom~-
). ~~koh-tokohnya yang berpengaruh dalam £ilsa£a~
4. Pengaruh konsep atom terhadap perkembangan filsa-~· . fat dan ilmu pengetahuan.
Data-data tersebut di atas dikumpulka~ dari buku-bu
ku sejarah filsafat Bara.t, buku-buku filsafat 'sistematik,
serta dari kamus filsafat dan ensiklopedia filsafat.
Setelah data dikumpulkari barulah diadakan analisis.
Anal isis ini dima.icsudkan untuk memperoleh .. gambaran ten
tang ciri-ciri utama dari konsep-konsep atau teori-teori '.
tentang ~tom. Setelah setiap pemikiran diketahui ciri-ci
rinya yang utama, kemudianakan dilihat pemikiran mana yang
berpengaruh·paling besar terhadap ~erkembangan pemikiran
dalam filsafat danilmu pengetahuan.
'\ '
B A B II
CARA PENELITIAN
A. BAHAN ATAU MATER! PENELITIAN
Kareria ini merupakan peneli tian kepustakaan,, rilaka
yang menj adi bahan peneli tian adalah· :
1. Buku-buku sej arah filsafat Barat,;,. ,-2. Buku-buku
?-'
3. Buku-buku -;:zt:--·
tis • .#
4. Kamus
5.
filsafat yang ber~ifat peng~ta~
£ilsafat yang pembahasannya bersi£at sitema-
(dictionary of philosoJ?WC.). :-- tt:/#-"
1 safat ( ezt.cyclopedia. .2f_p~_losow )~
6. Kamus teori-teori dan aliran~aliran filsafat.
B. JALAN PENELITIAN
1. Mengumpulkan sebanyak mungkin pengertian-pengertian yang
terkandung dalam konsep atom,. yang tersebar dalam buku
buku filsafat.
2. Meneliti dan mengidentifikasi apa yang diajarkan oleh
setiap filsuf atomisme mengenai konsep atom itu, dan
penerapannya dalam setiap aspek kebendaan atau dalam
masalah tentang ada.
J. Bertitik tolak dari data yang telah dikumpulkan tadi
kemudian diadakan evaluasi dengan memakai sumber-sumber
pustaka yang lain yang secara tidak langsung berhubung
an dengan pembahasan tentang konsep atom.
6
·7
4. Mengadakan anali~i tis terhadap kekuatan dan kale
mahan dari setia.p konsep a.tom yang dikemukakan.
5. Membuat sintes~erhadap unsur-unsur yang terdapat da-,
lam setiap pemikiran tentang konsep atom. Kemudian akan
diusahakan menambah buah pikiran pribadi.
C. CARA ANALISIS
1. Anal isis dari segi historis. : yaitu melacak perkembang
an setiap konsep atom yang dikemukakan oleh para filsuf.
Misalnya, dimulai dari konsep atom yang dikemukakan<f'
leh Demokritus sampai dengan konsep atom yan~ ,dikemuka-. '
kan oleh para filsuf atomisme logis pada abad.ke-20 ini.
Tujuannya adalah untuk mencari benang mera):l,dari perkem
bangan konsep atom dalam sejarah filsafat Barat. ~
2.,;: Analisis dari segi herme~ tik : menerj emahkan konteks ;:;;-- .
ajaran para filsuf tentang konsep. atom pada masa lampau
ke dalam terminologi dan pemahaman yang sesuai dengan
cara berpikir aktual sekarang.
'
B A B ·III
HASIL FENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Filsa.fat Yunani Kuno Dan
Pamikiran Tentang Arkhe
Sebelum membahas tentang konsep.atom, terlebih~dahulu
akan dibahas secara.ringkas tentang Filsafat Yunani Kuno.
~a lahirnya konsep mengena.m. · atom tidak terlepaa dari
permasalahan filsafat pada waktu itu. Lahirnya filsafat Yu
nani Kuno pada abad ke-6 SM karena kemenapgan akal atas do
ngeng-dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama, yang
memberitahukan tentang asal mula segala sesuatu, baik dunia
maupun manusia. Pemikiran· filsafat padawaktu itu.mencakup
segala sesuatu yang dapat dipikirkan oleh manusia, dan be~
lum ada pemisahan antara filsafat dengan ~lmu pengetahuan,
artinya bahwa filsafat identik dengan ilmu pengetahuan.
Perhatian uta.ma para filsuf Yunani Kuno ialah tentang asas
perta.ma segala ~esuatu yang-ada atau./arkhe~ yaitu tempat
segala sesuatu ada yang lain didirikan atau bermul~.
Thales ( 625-545 SM) dari Mi.letos, mengatakan bahwa C!.:sas pertama yang menjadi asal mula segala sesuatu (arkhe) -itu adalah air. Penemuannya ini mungkin berdasarkan atas
kenyataan yang diamatinya, bahwa .air dapat diamati dalam
bentuknya yang bermacam-macam. Air tampak sebagai benda ha-,.
lus (uap), ~ebagai benda yang cair (air), dan sebagai benda
8 ..
9
yang keras (es). se·lain itu air juga terdapat pada bahan
makanan, pada tanah yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Pen
dapat Thale~ tentang arkhe ini bila dilihat dari pandangan
sekarang tampak masih sangat sederhana sekali·, namun demi
kian Thales telah membuka j al~ .bagi lahirnya :filsa::fat , dan
ilmu pengetahuan.
Murid·Thales, Anaximandros yang hidup kira-kira ta
hun 610-540 SM mengatakan bahwa asas pertama. (arkhe) itu
ialah 12. apeiron (yang tak terbatas). Menurutnya apeiron
itu bersi:fat ilahi, abadi, tak terubahkan dan meliputi se
gala-galanya (Bertens, 1975:27). Terjadinya dunia dari!!
apeiron itu karena suatu peroeraian (akkriais), dari apei
~ itu dilepaskan unsu~-unsur yang saling berlawanan dan '7 ,. '
berperang yait~yang panas dan yang_dingin, yang kering
dan yang basah, dan unsur-unsur yang saling berlawanan itu
saling mensiahkan. Akibat perceraian itu terjad~lah suatu
gerak puting ,beliung yang memisahkan antara yang dingin·
dan yang panas. Kemudian yang panas memalut yang dingin,
sehingga bersama-sama merupakan suatu bola raksasa. Karena \.,./V'"\....o-
kepanasan, 'maka.- dalam yang dingin 1 tu air mulai melepaskan
diri dari tanah, dan uapnya berkembang menjadi udara atau
kabut.
Filsu:f yang lain, yang lebih muda dari Anaximandros
ialah Anaximenes (538-480 SM). Ia menolak pandangan Anaxi-
mandros, karena menurutnya adalah tidak mungkin yang tidak '
10
terbatas itu (to apeiron) menjadi asas pertama segala sesue·· -atu. Baginya asas pertama (~kha) itu ialah hawa atau uda
ra, hal ini berdasarkan pengmatannya bahwa udara itu meli
puti seluruh jagat raya. Dalam satu-satunya silat yang di
simpan dari karyanya ia mengatak$ll bahwa seperti jiwa men-. /-----:\
. jamin kesatu~ tubuh ~' demikian juga ·udara melengkapi
segala-galanya (Bertens, 1975:29). Jiwa ·aendiri sebenarnya
adalah udara, yang dipupuk dengan bernafas. Terjadinya se
mua benda dalam alam semesta adalah karena adanya suatu
proses pemadatan dan pengenceran dari udara. Jika udara se
makin bertambah kepadatannya, maka muncullah berturut-turut
angin, air, tanah dan akhirnya batu. Sebali~a, kalau uda- .
ra itu menjadi lebih encer, maka yang timbul adalah api.
Pandangan filsa~at Anaximenes sangat berpengaruh ter
hadap pemikiran sesudahnya, ·salah seorang difntaranya ial;h
Pythagoras.(572-497 SM). Pythagoras adalah orang yang penga~ . .
ruhnya ter~d~p j aman kuno dan modern sangat besar, terutama ilmu pasti dalam arti dalil deduktif, bermula dari dia
(Russell, 1957:1~· Menurut Pythagoras yang menjadi asas ~ ~ 'et6 ~- ~) .
pertama (arkhe) segala sesuatu itu ialah bilangan, yang me--wujudkan satu kesatuan. Kesimpulan ini ditariknya dari ke~
. ' . .
nyataan ba.hwa nada-n~da musik dap.at dija~arkan kJyerbanding-
a.n antara biiangan-bilangan. Bahkan menurutnya unsur-unsur
atau asas-asas bilangan terdapat pada segala sesua.tu yang
ada. Seluruh kenyataa.n di dalam dunia disusun dari bilang
an-bilangan; dan mewujudkan suatu kesela.rasan yang harmonia,
11
yang memperdamaikan hal-hal yang saling berlawanan. Menu
rut Pythagoras ada 10 asas yang saling berlawanan, yaitu;
terbatas - tidak terbatas, ganjil - genap, satu - banyak,
kanan - kiri, laki-laki - perempuan, diam - gerak, lurus
bengkok, terang - gelap, baik - jahat, persegi - bu1at pa~
jang.
Jika Heracleitus mengajarkan ba~wa hak.iEat segala
kenyataan adalah perub'ahan, maka Parmenides (540-475 SM),
menentangnya dan berpendapat bahwa kenyataan bukanlah ge
rak dan perubahan, melainkan keseluruhan yang bersatu, dan
'
12
yang tidak bergerak, yang tidak berubah (Hadiwijono, 1980:
23). Menurutnya seluruh jalan kebenaran bereandar pada sa
tu keyak1nan bahw~yang-ada 1 tu ad!!,.·s~ang tidak- ada
tidak mungkin menjadi o~~k pemik1r~-~~an ~t1dak dapat berb1oara tentangnya. Karena·~~ hanya dapat berbi-
. oara tentang yang-ada, dan mener1manya sebagai satu-satu
nya kebenaran, make. sebagai konsek~1 pemikiran Parmen1-
des 1alah bahw~ yang-ada ·1 tu a(lalah satu dan t1dak terbag1,
tidak d1j adikan dan tidak akan dimusnahkan (kekal) , bers1-
fa~ sempurna, dan mengisi···,· segal~ tempaVartinya tidak ada ·
ruang kosong. Pem1k1ran Parmen1des -tentang yang-ada dan te
tap, tidak berubah ini telah membuka babak baru dalam seja
rah F1lsafat Yunani, karene. ialah yang menemukan metaf1s1ka
suatu oabang filsafat yang menyelidiki tentang yang-ada.
Para filsuf yang telah dibloarakan dimulai dari The.-:
les sampai Parmenides, adalah penganut monisme, yaitu suatu
pendirian yang mengatakan bahwa realitas seluruhnya bersifat
satu, karena terdiri dari satu unsur saja. Parmenides ada
lah filsuf yang telah menguraikan ajaran ini dengan oara
yang paling· ekstr1m, sampa:i:-sampai plure.litas dan perubahan
yang disaksikan pancaindera di tolak at as dasar rasio. Argu
men-argumen yang diberikan Parmenides sangat mengesankan I
untuk filsuf yang akan datang. Tetapi mereka tidak rela me~·
ngurbankan kesaksian-pancaindera, oleh sebab itu mereka me-I
ninggalkan monisme, dengan mengemukakan suatu pendir1an yang ' disebut dengan pluralisme (Bertens, 1975:52).
13
Salah seorang tokoh pluralisme itu ialah Empedokles
(492-432 SM) yang lahir di Akragas di pulau Sisilia, Empe
dokles setuju dengan pendapat Parmenides bahwa dalam alam ·
semesta tidak ada sesuatu yang dilahirkan sebagai sesuatu
yang baru, tidak sesuatu yang binasa, dan tidak menerima
.adanya ruang kosong.Namun .ia ingin menyelamatkan kesaksian
pancaindera yang senantiasa menurijukkan pluralitas dan peE
ubahan (Bertens, 1975:53).· Tentang asas pertama segala se-
suatu ia mengatakan bahwa realitas seluruhnya tersusun da
ri empat anasir yaitu; api, udara, tanah dan air. Keempat
anasir ini diberi nama dengan suatu kata yang berarti akar,
yai tu,/rizomata~; Terj adinya benda adalah karena percampU.£· I
an keempat anasir ini, dan terj adinya perhedaan an tara sa-
tu benda dengan benda yang lain karena campuran anasir-a
nasirnya berbeda perbandingannya.
Tokoh plura.lisme yang lain ialah Anaxagoras (499-
420 SM), ia menolak monisme yang dianut Parmenides. Ia me
ngatakan bahwa realitas itu tersusun atas banyak unsur. Na.
mun ia menolak pendapat Empedokles yang mengatakan bahwa
unsur itu terdi~i atas empat bagian saja. Bagi Anaxagoras
anasir itu jumlahnya tidak berhingga, dan menyebut unsur
unsur i tu dengan nama ~erm~i!~·(benih-:-beni~. Dalam tiap
tiap benda terdapat semua benih, tetapi propo.rsinya tidak
sama. Dan pancaindera ~ .tidak dapat melihat s~mua benih ~ .
dalam setiap benda, hanya benih yang domi.nan saja yang da-
pat terliha't.
B. Filsuf-Filsuf Atomisme Materialis
Seperti halnya dengan filsuf-filsuf Yunani Kuno yang
~ telah dibicarakan pada bagian terdahulu, maka filsuf-£11-
su£ atomis juga berusaha untuk memecahkan masalah tentang ,,
asas pertarna segala'sesuatu. Para filsuf atomis sependapat
dengan para,filsuf pluralis (Empedocles dan Anaxagoras),
bahwa realitas seluruhnya bukanlah satu, melainkan terdiri
dari banyak unsur. Namun demikian mereka tidak sependapat
dengan Empedocles · d~ · Anaxagoras yang mengatakan bahwa
unsur-unsur i~u tidak dapat dibagi-bagi, bagi kaum atomis
unsur-unsur itu tidak dapat dibagi-bagi l~ena itu
mereka mengatakan unsur-unsur 1 tu dengan nama -«atom·.r.-; yang
berasal dari kata Yun~i a~omof!, ...,...-£ artiny~tida/! dan
~omo~ artiny~terbagi~ jadi ~tom~s artiny~idak ter-
bagi? .
Mengenai siapa pendiri mazhab atomisme ini ada bebe
rapa pendapat. Pertama, pendapat yang mengatakan bahwa pen
diri mazhab atomisme ialah Leucippus (Hadiwijono, 1980:29).
Kedua, pendapat .. ye.ng mengatakan mazhab atomisme :i. tu didiri
kan oleh Democritus (Titus.dkk•, 1984:295). Ke~iga, panda
pat yang mengatakan bahwa pendiri mazhab atomis itu adalah I
dua orang, yaitu Leucippus dan Democritus (Russell;1957:84).
Keempat, ·pendapat yang mengatakan bahwa ajaran atomis me
nurut garis besarnya berasal dari Leucippus, kemudia dikem-'
l4
-
15
bangkan lebih lanjut oleh Demooritus (Bertens, 1975:60).
Oleh. karena itu seringkali para penulis sejarah filsafat
Barat menggabungkan nama Leuoippus dan Demooritus dalam me-
nguraikan aj~ran atomisme.
1. Leuoippus dan Democritus
Dalam membicarakari tentang ajaran atomisme adalah su
ka.r untuk memisah.kan antara Leuoippus dengan Democritus,ka
rena biasanya nama kedua orang ini disebut bersama-sama,dan
sebagian dari karya Leucippus seringkali dianggap sebagai
pendapat yang berasal dari Demo.cri tus. Mengenai Leuoippus
sangat sedikit sekali informasi mengenai dia, sehingga sa
orang pengikut Democritus, yaitu Epicurus meragUkan tentang
keberadaan orang ini •. Akan tetapi Aristoteles dalam karang- ·
an-karangannya sering menyebut nama Leuoippus, oleh sebab
itu kebanyakan ahli sejarah filsafat mengangg~p bahwa tokoh
ini sunguh-sungguh pernah ada. '.
Jika.- Leuoippus pernah diragukan keberadaannya, maka
tidak demikian .. halnya dengan Demoori tus muridnya. Democri-
tus lahir di kota Abdera di pesisir Thrake di Yunani utara.
Ia hidup sekitar tahun 460-370 SM, dan berasal dari keluar-
ea kay a ra~~ kekayaannya i tu ia banyak mengadakan
perjalanan ke negeri-negeri sebelah selatan dan timur ~ntuk
mencari pengetahuan, bahkan sampai.ke Mes~ga D~~ ? ... ritus dianggap sebagai seorang sarjana yang menguasai ba-
'
16
nyak lapangan keahlian, dan diper:tirakan ada kira-kira 70
karya karangannya ten tang bermac.am-maoa.m pokok, an tara la
in mengenai'kosmologi, matematika, astronomi, logika, eti-
ka,~nik e lain-lai!j.
Sama.s~perti filsuf pluralis lainnya, Leucippus ·dan
Democritus mengajarkan bahwa kenyataan bukan hanya satu
saja, tetapi terdiri dari banyak unsur. Hanya saja bagian
bagian terkecil itu tidak mereka sebut.spermata (benih-be
nih) seperti dikatakan Anaxagol"as, melainkan ~ (a~)
yang artinya/tidak~terbagi~ Atom-atom itu merupakan bagi~
bagian materi yang begitu kecil,. sehingga mate. kita tidak
mampu mengarnatinya, dan jumlah atom i tu tidak berhingga.
Ketika Democri tus di tanya: Alam ini dibikin dari (!; pa ? a tau Apakah yang· r111. 1 tu ? Make. ia. menj awab, bahwa ..
a.lam ini terdiri dari.dua bagia.n. Pertama, adalah atom ya
it~ba.gian yang sangat kecil sekali dan tidak terbata.s
jumlahnya, mempunya.i kualitas yang sama tetapi mengandung '.
perbedaa.n yang bermacarn-macam.tentang besar dan bentuknya.
Kedua, adalah rua.ng kosong tempat atom-atom tersebut ber
gere.k (Titus dkk., 1984:295).
Atom-atom tersebut menurut Democritus tide.k dapat
rusak, dan atom-atom terse but juga tidak dapat dimusnabkan, . I
atau tidak dapat hilang atau lenyap. Maksudnya iala~bah,..-·
wa sebagai asas pertama segala sesuatu, atom-atom bersifat
kekal. Dan sebagai asas pertama segala sesuatu atom-atom ~
17
tidak dijadikan, juga kualitasnya tidak beru~ah. Dalam hal l
ini tampaknya De~ooritus sependapat dengan Parmenides yang
mengatakan bahwa "yang-ada" ({ltide.k dij adikan, tide.k dapat •
dimusnahkan, dan tidak berubah. Akan tetapi ia berbeda pen
dapat dengan Parmenides mengenai ruang kosong. Jika Parme
nides tidak mengakui· adanya ruang kosong, maka menurut De•
mocritus ruang kosong itu ada, kar~na baginya yang ber-ada
tidak hanya "yang-ada", melainkan juga "yang-tidak-ada".
Oleh karena 1 tu menurut Democri tus, baik atom maupun ·
ruang kosong,, keduanya adalah nyata. Ruang kosong merupakan
sesuatu yang sama nyatanya de:b.gan sesuatu yang materiil se
bagai syarat untuk bergeraknya atom-atom. De~gan demikian
ki ta · dapat menyimpulkan b.ahwa reali tas seluruhn'ya terdiri
dari dua hal: yaitu di satu pihak atom-atom yang dinamai
"yang-penuh", dan di lain pihak e.dalah ruang kosong tempat . .
atom-atom bergerak yang dinamai "yang-tidak-penuh".
Mengen.a~ gerak atom-atom menurut Democri tus, tidak di
gerakkan oleh sesuatu yang lain, ia meng~ggap gerak atom
Ei.tom i tu sebagai gerak yang spont.an. Democri tus membanding
kan gerak atom dengan apa yang .terlihat, j ika sina.r mataha.,.. ..
ri memasuki gelap melalui celah-celah pada· penutup jendela, -maka pada bagian-bagian yang terkena · si~ar matahari akan
terlihat bagian-bagian debu yang halus sekali bergerak k~
semua jurusan. Pada hal di dalam ruangan tidak ada angin se
bagai penyebab bergeraknya debu-debu tersebut. Demikian ju-'
18
ga halnya dengan atom-atom yang bergerak k'segala jurusan,
tanpa suatu penyebab khusus yang mengakibatkan atom-atom
itu bergerak.
Terjadinya kosmos (alam semesta), disebabkan oleh
gerak atom yang spontan, yang mengarah kj'""emua j~srus·an. . \ ~
~ngga · atom-atom saling bertubrukanJ saling kait-menga-
it. Kejadian ini menyebabkan adanya gerak puting beliung
a tau membentuk· · pusaran-pusaran, yang makin lama makin me
narik banyak atom. Kumpulan-kumpulan atom yang besar her
ada di dalam pusat gerak, sedangkan kumpulan-kumpulan atom
yang lebih halus terlontar ke tepi pusaran (Bertens, 1975:
62).
Atom-atom yang berada di pusat gerak dinamakan de
ngan bumi, dan atom-atom yang berada diluar pusat gerak
membentuk bintang-bintang dan benda-benda lain. Dianta.ra~ ~
nya ialah ~· manusia, binatang, tanam-tanaman, batu~batuan
dan sebagainya. Proses terjadinya. segala macam benda ini
dapat dijelaskan demikian : Setiap atom yang mempunyai ku
alita.s yang tetap itu, selalu bergerak, berpindah, yang
saling bertabrakan satu sama lain, kemudian terjadilah su
atu kombinasi atau. penggabungan diri antara atom-atom itu, I.
sehingga terbentuklah segala macam benda. \
Democritus adalah seoral:lg.materialis "tulen", kare-. '
na menurut dia nyawa (jiwa) manusia juga terdiri dari~
tom-atom, sedang pikiran mB.f:LUSia merupakan suatu proses
belaka (Russell, 1957 :92). Jiwa terdiri dari atom-atom
19
yang berbentuk bundar, yang tidak mengait dengan atom-atom
yang lain, dan.· dengan mudah dapat memasuki atom-atom yang
lain. Atas dasar jiwa juga terdiri dari atom-atom, Demo::
ritus menyodorkan suatu teori tentang pengetahuan, yang
bermula dari pengenalan inderawi, atau pengamatan.
Pengamatan terjadi kare~a benda-benda mengelue.rkan
gambaran-gambaran kecil ( eidoia) ·yang trdil%1 dari atom~
tom dan berbentuk sama seperti .. bend a i tu. Gambaran-gambar
an ini masuk ke dalam pancaindera manusia, kemudian disa
lurkan ke arah j iwa yang juga terdiri dari atom-atom. Hal
ini dapat terjadi karena adanya kesamaan unsur antara ben
da yang diamati dengan pancaindera dan j iwa~ @) dapat
melihat, karena atom-atom dari gambaran-gambaran itu ber
sen~uhan dengan atom-atom 'jiwa.
Dari uraian terdahulu, dapatlah disimpulkan bahwa '
Leucippus dan Democritus adalah atomis yang ajarannya ter
susun secara konsekuen dan konsisten. Seluruh realitas .di
redusir menjadi unsur-unsur yang bersifat kuantitatif saja,
yaitu hanya terdiri dari atom-atom. Para atomis ini melu-
. kiskan dunia melulu sebagai suatu sistem mekanisti~
mereka merupakan pelopor .ilmu pengetahuan alam modern.
Tidakmengherankan bahwa pada saat ilmu pengetahuan.alam
modern berkembang, para filsuf menaruh perhatian khusus
pada teori atomisme dari j aman kWl~na teori ke.um£_
tomis pada hakekatnya lebih mendekati teori ilmu pengeta- .·' ~
huan modern'.
"
20
Menilik ajaran yang telah dikemukake.nnya, maka Leu
cippus dan Democritus dapat dianggap sebagai penganut ma
terialism~a mereka denean sengaja menyamakan reali
tas seluruhnya dengan unsu-unsur ma.teriil saja, sehingga
tidak ada tempat lagi untuk sesuatu yang bersifat imateriil. O'leh karena itu mereka (filsuf atomisme) dape.t diangt- ·.
gap sebagai prototipe bae;i semua sistem materialistis dan
mekanistis yang akan timbul dalam sejarah filsafat nanti
(Bertens, 1975:64).
2. Epicurus ~341-271 SM)
Epicurus adalah seorang materialis, tetapi ia bukan
seorang determinis. Ia mengikuti Demoori tus dEfclam memper~''·
cayai bahwa dunia terdiri'dari atom-atom dan ruang kosong
(Russell, 1957:269). Namun demikian ia tidak sependapat
dengan Demooritus. yang mengatakan bahwa atom-atom sepenuh
nya dikendalikan oleh hukum alam. Menurutnya atom-atom di-
gerakkan oleh sesuatu seperti kehendak bebas (free will). --Berbeda dari apa yang dikemukakan oleh Democritus
yang mengatakan bahwa atom-atom tidak mempunyai berat, dan
gerak atom-atom itu tidak beraturan. M'aka menurut Epicurus
atom-atom mempunyai berat, karenannya terus~enerus jatuh,
tidak menuju ke pusat bumi, akan tetapi ke~awah dalam su
atu pengertian yang mutlak (Russell, 1957:269). Atom-atom
yang berjatuhan itu dalam perjalanannya ke bawah, akan
terjadi saline; tubrukan antar~.atom yang satu dengan atom
21
yang lainnya. Hal ini disebabka.n oleh adanya beberapa atom
yang menyimpang. Kejadian ini mengakibatkan atom-atom ber
putar membentuk pusaran-pusaran. 'Atom-atom yang ~ebih be
rat akan berad~ d~engah, sedangkan atom-atom yang lebih
ringan ke tepi. Dari pertabrakan dan penimbunan atom-atom
ini terbentuklah atau terjadilah jagad raya ini beserta
benda-benda lainnya, termas~k manusia.
Sebagaimana pendahulunya Demooritus, Epiourus juga
mengatakan bahwa jiwa juga terdiri dari atom-atom, yaitu
atom-atom yang halus, yang bulat dan licin (Hadiwijono,
1.980:55). At.om-atom jiwa (roh). ini tersebar k7eluruh tu
buh. Oleh karena i tu pada ha.k?tnya j iwa ad~lah tubuh ha
lus yang berada di dalam tubuh kasar. Jiwa tidak akan ada
tanpa adanya tubuh kasar manusi~ setelah manusia itu
meninggal, jiwanya dilarutkan kembali ke dalam atom-atom,
sehingga jiwa itu tidak ada lagi atau lenyap, tetapi atom
atomnya tetap, tidak hilang.
Pengenalan manusia dimulai dari pengamatan. Apa yang
benar adalah apa yang diamati pada suatu saat oleh indera.
Proses peng·amat~ i tu terj adi k~·ena · benda-benda d;uar ma
nusia melepaskan gambaran-gambaran hal us, yang kemudian~."me
masuki indera, kemudian berjalan .terus h:1ngga menyentuh ~
tom-atom jiwa (roh). Dengan itu manusia memperoleh gagasan~
gagasan tentang.benda yang diamati itu. Hal ini dapat ter
jadi karena kesemua unsur-unsur itu terdiri dari atom~atom.
'
22
Dengan demikian atom-atom jiwa itu sangat berperan dalam
proses mengetahui sesuatu yang ada di luar diri manusia.
Persentuhan antara gambaran-gambaran halus sesuatu banda
dengan atom-atom jiwa inilah yang dinamakan pengetahuan.
Inilah sekelumit pandangan tentang atom yang dikemukakan
oleh para filsuf Yunani Kuno yang· gaungnya masih terasa
hingga kini. Pandangan mereka ini dinamakan atomisme mate -
rialis, karena atom-atom yang dimaksud adalah sesuatu yang
riel, yang merupakan asal segala sesuatu yang ada di dunia. ~
f'
'
c. Filsuf-Filsuf Atomisme Logis·
Kebanyakan ahli fi1safat barat beranggapan bahwa abad
keduapuluh ini ditandai dengan filsarat yang bercorak logo
sentris. Logosentris artinya, kebanyakan filsuf pada masa
ini me1ihat bahasa sebagai o~ terpenting pemikiran
mereka. ·Kata logos di_ sin1. mengandung arti, 'bahasa',
•teks•, 'isi pemikiran', 1 kata', dan 'pembicaraan' (Harry
· Hamersma, 1983: 141). Oleh karena itu perbincangan tentang
atom di sini tidak terlepas dari pengertian logos itu t.adi •
. Perta1ian antara pengertian logos.entris - sebagai corak
filsafat abad keduapuluh - dengan atom-atom itu menghasil -
kan apa yang disebut dengan atomisme logis.
Atomisme logis adalah suatu ajaran yang berpandangan
bahwa bahasa itu dapat dipecah atau direduksi m~njadi pro
posisi-proposisi atomik atau proposisi elementer, me1alui
teknik anali~logis. ·setiap proposisi atomik atau elemen ·
teF itu tadi mengacu atau menunjuk pada suatu fakta atomik,
yaitu bagian terkecil dari realitas. Fakta-fakta atomik itu
sendiri tidak'dibahas secara terinci oleh para filsuf
atomisme logis, mereka leb.ih menekankan pembahasan pada
proposisi-p.roposisi atomis (atomic PE_OJ_>Os~.tio:qs)~b ..
perbincangan mengenai proposisi terletak dalam wilayah ba -
hasa sebagai salah satu ciri filsafat yang bercorak logo
sentris.
Dua filsur utama yang merupakan perineis dan pendukung.
atomisme logis adalah Bertran~ Russell dan Ludwig Wittgens-
tein. Ada kesamaan pandangan d~n,tara
23
kedua tokoh ini,
•
24
namun terlihat pula perbedaan yang .cukup esensial dirntara
keduanya. Oleh karena itu pandangan kedua tokoh ini tentang
atom - khususnya atom-atom logis·- akan dirunut lebih jauh
dalam penelitian ini.
1. Bertrand Russell (1872 1970)
Sebagai salah seorang filsuf kenamaan\(abad keduapuluh
. yang berusia cukup panjang (98 tahun), Russell menulis ba
nyak karya filsafat. dan mengetengahkan banyak konsep filsa
fati yang panting. Salah satu konsep filsafati yang dikemu
kakannya dan cukup berpengar'U'h· di.abad keduapuluh ini yaitu
anali~aha·sa. Menurut pendapatnya, kesadaran (~ind) dan
materi (matter) itu hanya dua segi dari kenyataan yang satu, -dua cara untuk memberikan struktur bagi unsur-unsur netral
yang sama. Anali~bahasa·yang benar dapat menghasilkan
pengetahuan yang benar ~entang dunia, karena unsur-unsur
paling'kecil bidang·mind, yaitu unsur-unsur paling kecil .-dari bahasa (logical atom~) merupakan gambaran dari unsur~ _....;;:;.---.
unsur paling kecil bidang matt_er, yaitu atom;,.c ~s (H.
Hamersma, 1983: 135).
Khusus mengenai penggunaan istilah atomisme logis
Russell mentlelaskan sebagai beriku~"Yang menyebabkan
saya menamakan doktrin atom~sme logis ialah karena atom
atom yang ingin saya peroleh sebagai hasil analisa terakhir
bukan merupakan atom fisik, melainkan atom logis" (Toeti
Heraty, 1984: 85- 86). Dengan demikian jelas bahwa peng
gunaan istilah atom di sini secara esensial berbeda dengan '
25
penggunaan istilah atom dalam pandangan para filsuf Yunani
Kuno seperti, Leucippus, Democritus maupun Epicurus.
Lebih lanjut Russell' menesaskan bahwa ada kesamaan
antara struktur dunia fakta atau realita di satu pihak
dengan dunia kata atau simbol di pihak lain: ada isomor+i
(kesepadanan) antara unsur bahasa. dan unsur kenyataan
·. (Toeti Heraty, 1984: 75). Kesepadanan antara dunia.dengan
bahasa ini memerlukan penjelasan yang logis. Untuk itu
Russell menempuh jalan anali~/bahasa sebagai suatu upaya
untuk mengetengahkan argumentasi yang logis tentang prinsip
isomorfi itu. tadi.
Keyakinan Russell tentang· adanya kesepadanan antara
struktur bahasa dengan struktur realitas ditunjukkannya
melalui m~ pembahasan ~engenai proposisi-proposisi
atomik. Menurut pandangannya bahasa itu merupakan totalitas
dari proposisi atomik. Proposisi atomik adalah suatu bentuk
proposisi yang·paling sederhana yang tidak dapat direduksi
lagi dan mengacu pada suatu fakta atomik. Setiap proposisi
itu pada hakikatnya mengauu pada dua hal yaitu, data inde
rawi (particularia) yang merupakan hasil persepsi kongkrit I
individual, dan ·sifat atau hubungan (universalia) dari data
inderawi tadi (Toeti Heraty, 1984: 86).
Menurut Russell, analisa logis ditekankan pada propo-. ..:z,.r . sisi atomik sebab proposisi itulah·yang dapat bernilai
benar atau salah, sedangkan fakta-fakta at~miknya senantia
sa benar sebagaimana adanya. Oleh karena itu para filsuf '
.. ·
26
Atomisme logis tidak mempersoalkan fakta-fakta atomik.
Eksistensi fakta-fakta atomik- diyakini dan diakui·sebagai
komponen terkecil yang membentuk realitas atau dunia -
diterima sebagai suatu keniscayaan logis yang tidak diragu -
kan lagi.
Khusus penjelasan mengenai proposisi atomik, Russell
menegaskan bahwa yang dimaksud dengan proposisi atomik yaitu
suatu bentuk proposisi yang menjelaskan suatu fakta atomik
dan merupakan·bentuk proposisi yang paling sederhana, karena . I ' . . ,
sama s~ka~i tidak memuat unsur-~nsur majemuk. Misalnya;.
x adalah y (ini adalah putih) atau xRy (ini berdiri di sam
ping itu) (Bertens,l981: 29). Proposisi yang tidak memuat \
unsur-unsur majemuk dinamakan proposisi atomik, sedangkan
proposisi yang memuat unsur-;unsur majemuk dinamakan proposisi
majemuk.
Hubungan difn~ara proposisi atomik dengan proposisi
majemuk ini sangat erat, sebab menurut Russell, kebenaran
atau ketidakbenaran suatu proposisi majemuk sangat tergan· -
tung pada kebenaran atau ketidakbenaran proposisi atomik
yang terdapat di dalamnya. Atau dengan kata lain, proposisi
majemuk itu merup·altan 1 fungsi· kebenaran• dari proposisi -,
proposisi atomik (Russell, 1963: 17). Mengapa demikian ?
Sebab tidak ada fakta-fakta majemuk, yang· ada hanyalah fakta (_
__;:takta atomik. Contoh mengenai proposisi majemuk yang dapat
dipecah ke dalam proposisi-proposisi atomik diajukan oleh '
Russell dalam kata pengantar Tractatys - salah satu karya '\ -
•
27
muridnya, Wittgenstein - sebagai beriku~
"Sokrates seorang warga Athena yang arif bijaksana". Per -
nyataan ini merupakan suatu bentuk prepesisi majemuk, kare
na terdiri atas 4ua preposisi atemik, yakni:
1. Sekrates see rang warga At.hena,
2.Sokrates seerang yang arif bijaksana.
Dengan demikian kebenaran pernyataan terdahulu - Sekrates
seerang. warga Athena yang arif bijaksana - sangat ditentukan
eleh kedua p'ernyataan tersebut. Kedua pernyataan itu dinama
kan proposisi atemik, karena tidak dapat dipecah lagi ke
dalam bentuk pernyataan yang lebih kecil.
2. Ludwig Wittgenstein (1889 - 1951) .
Sebagai salah seorang murid Russell seviaktu kulian di·
Cambridge, Wittgenstein memiliki nama besar dalam dunia fil
safat berkat karyanya ·yang berjudul·' Tractatus Logic_o-Phi1o.-I
sephicu~· Buku ini.mempertegar penampilan atomisme legis
di kancah filsafat, sebab konsep utama tentang atom-atom
legis diungkap secara brilian oleh Wittgenstein di sini.
Salah satu tesis utamanya da1am Tractatu~ini adalah: . .......... (
"Dunia itu adalah segala sesuatu yang adanya sedemikian. '
Dunia adalah keseluruhan fakta-fakta, bukan benda-benda.
Dunia itu terbagi menjadi fakta-fakta. Apakah yang sedemi
kian itu - sebuah fakta - yaitu k~periadaan suatu bentuk .
peristiwa" (Wittgenstein, 1963: ?).
Sebuah istilah kunci yang terkandung dalam tesis
'
28
utamanya itu adalah sachverhalt. Semula dialihbasakan ke
dalam bahasa Inggris atomic fact, fakta atomik. Namun terje
mahan itu tampaknya kurang mengena, sehingga dalam edisi
Tractat:us yang berikutnya istilah sachverhalt ini kemudian ·--diterjemahkan menjadi state· of affair, bentuk peristiwa.
atau keadaan faktual.
Lebih lanjut ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan
a state of affairs atau suatu bentuk peristiwa ini adalah __.... ---:---~ ...__.....,..... ........ '
suatu kombinasi o~ek-oEYe~. Obpk-o]).:_ek itu mengandung ke
mungkinan dalam segala situasi. Oh.j.!k-o~ek itu membentuk
substansi dunia. Itulah sebabnya mereka tak dapat dipisah
kan. Di dalam suatu bentuk peristiwa (state of affairs), ' ~--
o~e:!t-ob.l_~k itu saling mempengaruhi satu sar.aa· la_in. Pada
akhirnya ditegaskan bahwa·konfigurasi atau rangkaian o~k
ob~ek itu menghasilkan bentuk-bentuk peristiwa (Wittgenstein,
1963: 7 - 13).
Pemaparan mengenai bentuk-bentuk peristiwa sebagaimana
yang dikemukakan di atas, merupakan upaya Wittgenstein untuk
mengajukan argumentasi yang logis tentangdunia yang secara '
umum dikatakan sebagai totalitas fakta-fakta. Pengertian '
fakta itu sendiri dipandang masih terlalu abstrak, oleh
karena itu perlu didukung dengan uraian yang lebih terinci.
Di sinilah konsep s~e QJ:af!a~r sebagaf suatu bentuk fakta
terkecil, yang paling sederhana, yang unik' dan terbatas, me
megang peranan yang sangat panting.
'
29
' pat diungkapkan dalam setiap car~ begitu rupa, sehingga
unsur-unsur tanda proposisi itu mengandung kesesuaian dengan
ob~-ob~k pikiran, Sebuah proposisi hanya mempunyai satu
analisa yang lengkap. Hanya proposisi-proposisi yang mempu -
nyai makna; hanya dalam hubungannya dengan sebuah proposisi,
maka suatu nama itu mempunyai makna. Sebuah pikiran adalah
a~h sebuah proposisi yang bermakna. Keseluruhan proposisi
itu merupakan bahasa. Sebuah proposisi merupakan suatu gam -
baran realitas. Sebuah proposisi merupakan contoh atau model ·. '
kenyataan yang kita bayangkan" (Wittgenstein, 1963: 19-37)_ •
. Dalam tesis kedua ini perha·tian lebih ditekankan pada
hubungan antara pikiran · (t~ght), proposisi (proposition)
dan bahasa (~anguage). Sebuah pikiran dipandang sebagai sua-~
tu gambaran logis fakta atau kenyataan. Gambaran 1ogis ten -
tang fakta tercermin dalam proposisi yang bermakna. Totali -
tas p~oposisi ada1ah bahasa.
Istilah kunci dalam tesisnya yang kedua ini terletak
pada proposisi, seb.ab realitas atau kenyataan dapat dipahami
atau dimengerti dan diketahui, bilamana digambarkan atau di-
ekspresikan dalam proposisi. Dan sebuah proposisi itu vv-.....__ '.
'. 1
30
ujarnya, hanya mempunyai satu ana~i~yang lengkap. An~li~
ini akan menghaedlkan suatu jenis proposisi yang paling sedei'-'
hana yaitu, sebuah proposisi elementer (an e~pta~_y EO~?_:
sition) yang menjelaskan keperiadaan suatu bentuk peristiwa ~ ~ .
(a sta~_e of affairs) (Wittgenstein, 1963: 59). ~- .,...__..... ---~·· ,....._..--- '
Tesis utama dan kedua yang di.kemukakan oleh Wittgens -
tein itu berhubungah erat satu sama ,lain dalam membentuk
teori gambar (pictu~ theory). Teori ini menegaskan adanya r -
paralel mutlak antara struktur bahasa dengan struktur rea -·
litas. Gambar sederhana tentang teori ini adalah sebagai
berikut: ~··
Dunia/ralitas
Fakta-Fakta
'! ..
Bentuk Peristiwa/
Keadaan Faktual
·•
Bahasa
1 Pro osisi
Proposisi
Elementer
Ada kesamaan pandangan antara Wittgenstein dengan Russell
mengenai kesepadanan atau paralel mutlak ~ntara bahasa
dengan realitas ini. Teori Russell yang disebut prinsip
isomorfi (kesepadanan) memuat komponen yang boleh dikatakan
sama dengan komponen yang 'termuat di dalam teori gambar ini.
Perbedaan utama ,antara kedua tokoh atomisme logis ini
31
mengenai struktur bahasa dan realitas di samping penggunaan
istilah - Russell menggunakan istilah fakta atomik dan pro•
posisi atomik untuk istilah bentuk peristiwa dan proposisi
elementer - terletak pada pengajuan contoh proposisi atomik
seperti yang dikemukakan Russell dalam kata pengantar b~u
Tractatu~ Wittgenstein tidak pernah mengajukan contoh ten--tang proposisi elementer, sebab menurut pandangannya tidak
akan pernah dapat diajukan contoh yang tepat dan memuaskan
mengenai itu.
Kemudian timbul pertanyaan mendasar terhadap konsep
atomisme logis yang dikemukakan oleh kedua tokoh ini;
apakah dasar keyakinan mereka te·rhadap eksistensi fakta
fakta atomik atau bentuk peristiwa itu ?
Pertanyaan in1 tidak dijawab secara. memuaskan oleh kedua
tokoh atomisme logis ini. 'Di sinilah' sesungguhnya pendirian
metafisik menyelinap masuk ke dalam pandangan Russell
maupun Wittgenstein - meskipun kedua tokoh ini, terutama
Wittgenstein menolak tudingan yang demikian itu. Atau
dengan. kata lain, pandangan atomisme logis tentang atruktur
dunia sesungguhnya merupakan pandangan yang bercorak metafi
sik. Sebab mengatakan bahwa dunia dapat diasalkan kepada ~·· .
fakta atomik, jelas sekali merupakan suatu pendapat metafi-
sik (Bertens, 1981: 31). Demikian pula halnya dengan konsep
state £f.~~r yang diajukan oleh Wittgenstein. Menurut .......----Sokolowski, istilah tersebut dipergunakan ~ittgenstein
'
•
32
serupa halnya dengan istilah ~Archai11 pada filsuf Yunani
kuno yaitu, merupakan suatu keharusan prinsip filsafat.
Alasannya, sesuai dengan apa yang· disimpulkan, e!9menga
lami realitas material sebagai bentuk keluasan, oleh karena
itu harus ada beberapa bagian benaa yang sifatnya terbatas
yakni, atom, yang dapat memperluas dirinya sendiri dan se -
bagai kompo~en dasar bagi pembentukan benda atau realitas
dalam lingkup yang luas (Sokolowski, 1964: 179).
B A B IV
KESIMPULAN
Berdasarkan atas hasil penelitian dan pembahasan se -
bagaimana yang telah dipaparkan di atas, maka dapatlah di -
tarik beberapa butir kesimpulan sebagai berikut: . . ~
1. Konsep atom dalam pandangan para filsuf Yunani kuno yang
semula bercorak fisik materialis, telah mengalami peru -
bahan yang sangat mendasar dalam pandangan para filsuf
abad keduapuluh, terutama atomisme logis, ke arah penge~
tian yang bercorak metafisik.
2. Kalau puaat perhatian {focus Qi interest) para filsuf -· Yunani kuno diarahkan pada atom-atom fisi~ sebagai unsu~
unsur realitas yang t~rkecil, maka para filsuf atomisme
logis lebih mengarahkan perhatian pada atom-atom logis
sebagai unsur-unsur terkecil bidang bahasa.
3. Peralihan pusat· perhatian dari hal-hal yang bersifat
fisik ke arah hal-hal yang bersifat metafisik menimbul
kan dampak positif dan negatif. Dampak positifnya yaitu,
peranan manusia sebagai su~-~k mendapat porsi yang lebih
besar, terut~ma penekanan pada aspek bahasa sebagai sara
na yang membentuk alur berpikir logis. Dalam hal ini
sebuah pikiran yang merupakan ·salah satu dimensi subl!k
memperoleh wadah atau tempat yang terhormat. dalam propo
sisi. Sedangkan dampak negatifnya yaitu, fakta-fakta ~-.
obyektifkurang mendapat perhatian dan pengujian yang
--- . '\
35
DAFTARPUSTAKA
j · Bertens, K., 1975, Sejarah Filsa:fat YunanJ; dari Thalee kl Aristotelee, Kanisius, Yogyakarta •
• , 1981, Filsafat Barat Dalam Abad XX, Jilid I, Gramedia, Jakarta •
• , 1987, Panorama Filsafat Modern, Gramedia, Jakarta.
7 Charlesworth, M.J., 1959, Philosophy and LinSuietic Ana-lysis, Duquesne University, Pittsburgh. ·
· J Hamersma, Harry, 1983, Tokbh-Tokoh Filsa:fat Barat Modern, Gramedia, Jakarta.
"/Hadiwijono, Harun, ·1980, Sari Sejarah Filsafat Barat, Ji- · lid I, Kanisius, Yogyakarta.
,J Kattsoff, Louis 0., 1986 _ Pengantar Filsa.fat, alih bahasa;
Soejono Soema~gono, Tiara Wacana, Yogyakarta. I • .
Mudhafir, Ali, 1988, Kamus Teori dan Aliran Dalam Filsafat,
liberty, Yogyakarta:·--:- __ ;_, '1;!-f l~~ \to). . , J Russell, Bertrand, 1946~tory of Western Philo sop&, .
. George Allen & Unwin Ltd., London.
J Sokol<lwski, R., 1964,"Philosophy As Linguistic Analysis",
dal'am John K. Ryan, Twentieth Century Thinkers, Alba House, New York.
J Titus, Harold H., M~ilyn, s. Smith,_Nolan, Richard, T., '1'984, Persolan-Persoalan Filsafat~ alih bahaea;
1 H.M. Rasjidi, Bulan Bintang, Jakarta. J Heraty~j Tueti, 1984, Aku Dalam Budaya, .Pustaka Jaya, Jakar..;.
, ta. V Wi ttgenstein, L. , 1963, Tractatus Logico ighilosophicus,
I . Routledge & Kegan Paul Ltd, Lon,don. · · -
~-.
top related