algoritma pid

Upload: evhyajah

Post on 30-May-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/9/2019 Algoritma PID

    1/14

    BAB 8

    Ir. Abdul Wahid, MT.

    Departemen Teknik Kimia

    Fakultas Teknik Universitas Indonesia

    Depok 2007

  • 8/9/2019 Algoritma PID

    2/14

    ALGORITMA

    PID

    8.1 PENDAHULUAN

    Pada ini kita akan mempelajari menengenai kendali

    algoritma proporsional integral derivativ (PID). Algoritma PID

    telah sukses digunakan didalam dunia industri sejak tahun

    1940. Mungkin mengejutkan bagi pembaca, beberapa

    algoritma dapat digunakan dengan baik pada berbagai

    aplikasi-proses petroleum, proses polimer, dan yang lainnya.

    Algoritma yang digunakan untuk sistem satu-lup, dapat

    disebut satu masukan-dan satu keluaran (SISO=Single Input

    Single Output), yang memiliki satu kontrol dan satu variabel

    manipulasi. Biasanya sistem ini diimplementasikan secara

    simultandidalam proses dan performa dari masing-masing

    kendali sistem dapat dipengaruhi oleh interaksi dengan lup

    yang lainnya.

    8

  • 8/9/2019 Algoritma PID

    3/14

    8.2 BENTUK YANG DIINGINKAN DARI UMPAN BALIK

    KENDALI ALGORITMA

    Banyak karakteristik yang diinginkan

    untuk kendali umpan balik didiskusikan

    pada bab sebelumnya dalam bentuk

    pengukuran kuantitatif dan performa

    kendali. Pada bab ini akan dibahas

    kembali mengenai hal tersebut.

    Bentuk Performa Kunci: Offset nol

    Pengukuran performan didiskusikan sebelumnya dapat

    dikombinasikan kedalam dua kategori: dinamik (IAE, ISE,

    rasio damping, waktu tingga, dan lainnya) dan keadaan

    setimbang. Gol dari keadaan setimbang dengan

    mengembalikan ke set pointakan dibahas lebih lanjut disini.

    Gol tersebut dapat ditetapkan kedalam bentuk matematika

    dengan menggunakan teorema nilai akhir.

    lim ( ) lim ( ) 0t s

    E t sE s

    = =

    Dengan symbol E menandakan eror, perbedaan antara set

    point (nilai yang diinginkan) dengan perhitungan variabel

    yang dikendalikan.

  • 8/9/2019 Algoritma PID

    4/14

    Kesensitifan terhadap Eror

    Seperti yang dipelajari pada bagian II, kita tidak dapat

    membuat suatu model dalam proses dengan pasti, karena

    semua parameter kendali algoritma bergantung dari model

    proses. Kendali algoritma harus dapat memberiakn performa

    yang baik ketika terjadi suatu eror atau penyimpangan,

    biasanya algoritma menghasilkan performa yang kurang baik

    jika eror yang terjadi sangat luas cakupannya.

    Aplikabilitas yang Luas

    Kendali algoritma PID merupakan kendali yang sederhana,

    satu persamaan, namun dapat digunakan untuk

    menghasilkan performa kendali yang baik pada berbagai

    proses. Fleksibelitas ini diperoleh melalui beberapa

    pengaturan atau penyetelan variabel, dimana nilai yang

    diperoleh dapat dipilih untu memodifikasi perilaku dari sistem

    umpan balik. Prosedur yang dipilih disebut dengan tuning

    (penyetelan), dan parameter yang atur disebut penyetelan

    konstan.

    Kalkulasi yang Tepat Waktu

    Kalkulasi kendali merupakan bagian dari lup berumpan balik,

    sehingga kalkulasi yang dilakukan harus berlangsung cepat

    dan dapat terpecaya. Waktu kalkulasi yang lambat akan

    mengakibatkan kinerja elemen pada kontrol lup menjadi

  • 8/9/2019 Algoritma PID

    5/14

    lambat, sehingga akan mengakibatkan penurunan performa

    dari kendali.

    Gain

    Tidak ada satupun algoritma yang dapat memenuhi semua

    kebutuhan kendali (kontrol). Peningkatan bentuk yang lebih

    baik dari algoritma PID sangat cocok sehingga akan

    mendukung diperolehnya kapabilitas yang baik, tidak

    demikian jika menggunakan algoritma dasar. Kita dapat

    meningkatkan PID dasar tanpa harus mengganti atau

    membuangnya.

    Tujuan akhir dari bab ini adalah menjelaskan secara

    detail mengenai algoritma PID. Masing-masing elemen dari

    algoritma disebut diistilahkan dengan model dan

    menggunakan waktu yang bergantung kepada perilaku dari

    informasi umpan balik dengan cara yang berbeda, sebagai

    indikasi dengan nama proporsional turunan integral.

    Persamaan PID yang lengkap, yang merupakan

    penjumlahan dari tiga model seperti yang ditunjukkan oleh

    Gambar 8.1, dan kemudian ditinjau, dan beberapa contoh

    respon kendali dapat terlihat.

  • 8/9/2019 Algoritma PID

    6/14

    Diagram Blok Lup Berumpan Balik

    Pada bab ini bentuk kuantitatif kunci

    dari proses kendali dinamik oleh

    kendali Proporsional-integrasi-derivatif

    (intergrasi turunan proporsional) atau

    PID akan diperlihatkan. Sejak semua

    elemen pada lup mempengaruhi

    perilaku dinamik, permodelan harus dikombinasikan antara

    model individual dari proses, instrumentasi, dan kendali pada

    semua model dinamik didalam lup. Kita mempelajarinya

    pada bab. 4, bagaimana mengkombinasikan model

    individual menggunakan blok diagram. Untuk itu, kita mulai

    analisa dari kendali lup dengan menurunkan model fungsi

    transfer dari lup berdasarkan konstituen elemen

    menggunakan blok diagram algebra. Dengan menggunakan

    simbol-simbol yang umum dari tiap elemen lup, contoh Gp(s)

    untuk proses kita akan menurunkan semua model fungsi

    transfer yang dapat diaplikasikan kekebanyakan sistem yang

    spesifik..Model untuk berbagai kendali lup dapat digunakan

    untuk membangun model element, contoh, Gp(s) = Kp/( t s +

    1)2 untuk proses orde 2.

    Diagram blok pada gambar 8.2 dengan terminologinya

    akan digunakan oleh sebagai contoh. Diketahui bahwa

    elemen peralatan pada lup berumpan balik disusun atas tiga

    fungsi transfer: valve atau elemen akhirnya, Gv(s); proses,

  • 8/9/2019 Algoritma PID

    7/14

    Gp(s); dan sensor, Gs(s). Elemen penghitung adalah

    kontroler, Gc(s). Variabel keluaran dari proses yang dipilih

    untuk dikendalikan disebut dengan variabel kendali, Cv(s),

    dan variabel masukan proses yang dipilih untuk

    menyesuaikan dalam sistem kendali disebut dengan variabel

    yang dimanipulasi, MV= Manipulated Variable). Nilai yang

    diinginkan yang secara spesifik tidak bergantung terhadap

    kontroler disebut dengan titik set (set point), SP(s); dapat

    disebut sebagai nilai referensi pada beberapa buku dan

    kendali automatis. Perbedaan antara titik yang diset (set

    point) dengan variabel kendali pengukuran disebut dengan

    eror, (Es). Suatu input yang dapat merubah kondisi eksternal

    dan mempengaruhi variabel yang dikendalikan disebut

    dengan gangguan, D(s), dan hubungan antara gangguan

    dengan variabel kendali disebut transfer fungsi gangguan,

    Gd(s). Pertama fungsi transfer dari variabel yang dikontrol

    diturunkan menjadi variabel gangguan CV(s)/D(s) dengan

    mengubah set poin menjadi nol.

    Persamaan 8.4 dapat ditulis ulang untuk menghasilkan

    gangguan transfer fungsi dari lup tertutup, dan beberapa

    prosedur yang sama dapat digunakan untuk

    menurunkan transfer fungsi set poin.

    Transfer fungsi lup tertutup untuk lup berumpan balik

    Respon gangguan :

    )()()()(1

    )(

    )(

    )(

    sGssGcsGvsGp

    sGd

    sD

    sCV

    +

    =

    Respon set poin :)()()()(1

    )()()()(

    )(

    )(

    sGssGcsGvsGp

    sGdsGcsGvsGp

    sSP

    sCV

    +

    =

  • 8/9/2019 Algoritma PID

    8/14

    Secara ringkas, prosedur blok diagram untuk menurunkan

    fungsi transfer meliputi empat tahap:

    1. Pilih pembilang dari fungsi transfer.

    2. Selesaikan fungsi tersebut berdasarkan arah panah

    pada blok diagram untuk mengeliminasi semua variable

    kecuali pembilang dan penyebut pada fungsi transfer.

    3. Variabel pada persamaan dipisahkan

    4. Kemudian dibagi dengan variabel penyebut untuk

    menyelesaikan fungsi transfer.

    Untuk sistem sederhana seperti contoh pada Gambar 8.2

    dengan menggunakan prosedur diatas dapat digunakan

    untuk memperoleh nilai fungsi transfer. Untuk sistem yang

    lebih komplek tidaklah mungkin untuk dapat mengeliminasi

    semua variabel intermediet seperti pada langkah ke 2.

    Untuk itu langkah 2 dan 3 haruse dilakukan beberapa kali,

    seperti yang akan dibahas pada bab selanjutnya.

    8.4 MODE PROPORSIONAL

    Sepertinya sangat logis untuk membuat aksi kendali dengan

    menggunakan model pertama, (yaitu penyetelan untuk

    memanipulasi variabel) proporsional menjadi sinyal eror,

    karena dengan meningkatnya eror maka penyetelan untuk

    memanipulasi akan meningkat pula. Konsep ini di

  • 8/9/2019 Algoritma PID

    9/14

    realisasikan pada model proporsional dari kendali PID:

    Proporsional mode: MVp(t) = KcE(t)+Ip

    Gc=

    ( )

    ( )

    p

    c

    MV s

    KE s =

    Gain kontroler Kcadalah variabel pertama dari tiga variabel

    penyetelan yang memungkinkan seorang insinyur untuk

    menerapkan kontroler PID pada berbagai variasi aplikasi.

    Gain kontroler mempunyai unit variabel manipulasi atau

    kendali, yang mana merupakan kebalikan dari gain proses

    Gp. Catat bahwa persamaan meliputi penyimpangan atau

    istilah tetap, yang digunakan menjelang inisialisasi dari

    algoritma Ip. Menjelang inisialisasi nilai dari variabel

    manipulasi tidaklah berubah: untuk itu insialisasi yang

    konstan dapat dihitung pada waktu inisialisasi sebagai:

    [ ] 0( ) ( ) p c t I MV t K E t == -

    Perilaku dari mode proporsianal digambarkan pada

    gambar 8.3a dan b. Pada variabel deviasi plot dari

    manipulasi variabel dengan eror menghasilkan garis lurus

    dengan slop yang sama dengan kontroler gain dan intersep

    dengan nilai nol. Plot antara variabel yang dimanipulasi

    dengan waktu pada eror yang konstan menghasilkan niali

    yang konstan.

  • 8/9/2019 Algoritma PID

    10/14

    8.5 MODE INTEGRAL

    Dikarenakan mode proporsional tidak dapat dengan lengkap

    mengeliminasi efek dari gangguan, mode selanjutnya harus

    lebih baik dalam melakukan penyetelan atau pengaturan dari

    variabel manipulasi sampai besarnya kesalahan yang terjadi

    berkurang menjadi nol untuk step seperti input atau

    masukan. Hasil tersebut dapat diperoleh dengan

    menggunakan mode integral:

    Mode Integral:

    ' '

    0

    ( ) ( )

    ( )( )

    ( )

    t

    cp I

    I

    p cc

    I

    K MV t E t dt T

    T

    MV s KG s

    E s T s

    = +

    = =

    Parameter baru yang dapat disetel disebut dengan waktu

    integral (TI)

    Perilaku dari mode integral terlihat pada gambar 8.5.

    Untuk penyimpangan (eror) yang tetap variabel yang

    dimanipulasi akan meningkat dengan linear dengan slop dari

    E(t)Kc/TI. Perilaku ini berbeda dengan mode proporsional.

    8.6 MODE DERIVATIF

    Jika kesalahan adalah nol, maka kedua mode (proporsiona

    dan integral) akan memberikan nol pula. Hal tersebut

    merupakan hasil akhir yang sesuai jika variabel yang

    dikendalikan tidak berubah; bagaimanapun, dengan

    mempertimbangkan Gambar 8.7 pada saat waktu sama

    dengan t ketika gangguan yang baru terjadi mempengaruhi

  • 8/9/2019 Algoritma PID

    11/14

    variable yang dikendalikan. Pada kondisi tersebut kesalahan

    dan integral dari kesalahan adalah nol

    Mode Derivatif:( )

    ( )d c d d

    dE t MV t K T I

    dt= +

    ( )

    ( )

    dc c d

    MV sG K T s

    E s= =

    Parameter final penyetelan adalah waktu derivative Td, yang

    memiliki unit waktu, dan mode dengan inisialisasi konstan.

    Catat bahwa proporsional gain dan waktu derivative

    dikalikan antara keduanya sehingga menjadi konsisten

    dengan menggunakan algoritma PID konvensional.

    8.7

    8.7 KONTROLER PID

    Umumnya sangat diperlukan untuk mempertahankan bentuk

    terbaik dari tiap-tiap mode elemen algoritma akhir. Nilai akhir

    dapat diperoleh dengan menambahkan tiga mode untuk

    melihat ekspresi akhir dari kontroler PID. Dimana derivatif

    mode ditunjukkan oleh dua bentuk yaitu: (a) standar, (b)

    bentuk yang direkomendasikan oleh buku ini untuk

    mencegah perubahan nilai set point sebagai akibat dari

    respon yang berlebihan.

    Mode derivative merupakan jenis mode yang sederhana; tidak dipengaruhi

    oleh nilai eror pada saat kesetimbangan akhir. Mendukung koreksi yang cepat

    berdasarkan kecepatan perubahan dari variabel yang dikendalikan, dan tidak

    dapat mengakibatkan frekuensi yang tinggi akibat manipulasi variabel.

  • 8/9/2019 Algoritma PID

    12/14

    Waktu Daerah Kendali algoritma

    PROPORSIONAL-INTEGRAL-DERIVATIF

    0

    1 ( )

    ( ) ( ) ( ') ' 1

    t

    c d

    I

    dE t

    MV t K E t E t dt T T dt

    = + +

    0

    1 ( )( ) ( ) ( ') ' 1

    t

    c d

    I

    dE t MV t K E t E t dt T

    T dt

    = - + Direkome

    ndasikan

    KONTROLER PROPORSIONAL

    ( ) [ ( )] 1c MV t K E t = +

    KONTROLER PROPORSIONAL-INTEGRAL

    0

    1( ) ( ) ( ') ' 1

    t

    c

    I

    MV t K E t E t dt T

    = - -

    KONTROLER PROPORSIONAL DERIVATIF

    ( )( ) ( ) 1c

    dE t MV t K E t Td dt

    = - -

    ( )( ) ( ) 1

    c

    dCV t MV t K E t Td

    dt

    = - +

    ..Direkomendasikan

    Pemilihan atas keempat bentuk diatas akan dibahas lebih

    lanjut setelah berbagai bentuk dari kontroler diperkenalkan.

    Fungsi Transfer Daerah Laplace

    Kendali algoritma sering digunakan pada blok diagram dan

    fungsi transfer lup tertutup. Pada analisis ini tujuan utamanya

    adalah untuk menentukan batasan perilaku untuk sistem

    kendali (stabilitasdan frekuensi respon), biasanya untuk

    respon terhadap gangguan; walaupun PID terbentuk oleh

  • 8/9/2019 Algoritma PID

    13/14

    derivatif pada eror digunakan untuk kemudahan. Catat

    bahwa masing-masing fungsi transfer adalah keluaran atas

    masukan, dengan masukan dan keluaran diambil

    berdasarkan kontroler, yang berkebalikan dengan proses.

    Dan juga, dikarenakan fungsi transfer selalu merupakan

    variabel deviasi, inisialisasi yang konstan tidaklah terjadi.

    PROPORSIONAL-INTEGRAL-DERIVATIF

    ( ) 1( ) 1

    ( )

    C c d

    I

    MV sG s K T s

    E s T s

    = = + +

    PROPORSIONAL

    ( )( )

    ( )c c

    MV sG s K

    E s= =

    PROPORSIONAL-INTEGRAL

    ( ) 1( ) 1

    ( )C c

    I

    MV sG s K

    E s T s

    = = +

    PROPORSIONAL-DERIVATIF

    ( )( )

    ( ) 1( )

    C c d

    MV sG s K T s

    E s= = +

    8.8 EKSPRESI ANALITIS UNTUK RESPON LUP

    TERTUTUP

    Sangatlah jelas bahwa struktur algoritma dan penyetelan

    variable mempengaruhi respon dinamik lup. Metode

    langsung dari penentuan bagaimana parameter

    mempengaruhi respon untuk menetukan solusi analitis untuk

    proses yang linier dengan umpan balik PID.

  • 8/9/2019 Algoritma PID

    14/14

    8.9 PENTINGNYA KONTROLER PID

    Proses industri yang beroperasi pada tekanan dan

    temperatur yang tinggi dengan material yang berpotensi

    beracun dan berbahaya, memerlukan proses kontrol yang

    dapat dipercaya sebelum digunakannya komputer digital.

    8.10 KESIMPULAN

    Pada bab ini, diperkenalkan kendali algoritma yang penting

    yaitu proporsional-integral-derivatif, dan bentuk kunci dari

    masing-masing mode didemonstrasikan. mode Proposianal

    memberika respon yang cepat, tapi tidak dapat mengurang

    offset menjadi nol

    Beberapa contoh telah diperlihatkan bahwa PID dapa

    menghasilkan performa kendali yang sangat baik, walau

    bagaimanapun, sistem kontrol dapat memilki performa yang

    rendah, dan bahkan menjadi tidak stabil