alat perawatan 1

Upload: novi-andriani

Post on 02-Mar-2016

119 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

alkes

TRANSCRIPT

Deteksi kanker payudara dapat pula menggunakan metode atau alat yang tersedia di rumah sakit.

1. Uji Payudara Klinis (UPK).Alat ini digunakan oleh dokter professional untuk mengidentifikasi kelainan bentuk ,ukuran dan tekstur payudara. Dalam hal ini wanita berumur 20 sampai 30 tahun disarankan untuk melakukan UPK setidaknya sekali dalam tiga tahun.

2. Mamografi.Mamografi adalah sebuah proses scanning payudara dengan menggunakan sinar X, unutk melihat bagian dalam payudara yang kemudian ditampilkan ke layar komputer dalam bentuk gambar hitam putih.

3. Magnetic Resonance Imaging (MRI)Magnetic Resonance Imaging atau adalah proses pemeriksaan payudara MRI dengan menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan pencitraan yang lebih detil. Pemeriksaan pasien dengan memberikan gadolinium di daerah lengan.

4. 3D Sonomammogram3D Sonomammogram merupakan sebuahh alat pencitraan dengan teknologi ultrasound 3D untuk menganalisis dan melaporkan volume anatomi payudara secara rinci.

5. Breast Ultrasound.Ultrasound adalah pemeriksaan payudara dengan menggunakan gelombang suara untuk memindai payudara, yang kemudian diproyeksikan ke layar komputer dalam gambar hitam putih.

Itulah sedikit informasi deteksi kanker payudara sejak dini dengan menggunakan alat. Semoga artikel payudara ini dapat menambah pengetahuan anda

Apa itu alat pacu jantung Alat pacu jantung adalah alat yang digunakan untuk mengatur detak jantung.

Kateter vena

Kateter vena pusat (central venous catheter) adalah kateter yang dipasang di pembuluh darah besar, seperti vena jugularis pada leher, untuk menanamkan sejumlah besar obat atau cairan.

Masker oksigenPemberian Oksigen dengan Berbagai Cara

PengertianPemberian oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat bantu dan oksigen. Pemberian oksigen pada klien dapat melalui kanula nasal dan masker oksigen. (Suparmi, 2008:66)

Tujuan Umum1. Meningkatkan ekspansi dada

2. Memperbaiki status oksigenasi klien dan memenuhi kekurangan oksigen

3. Membantu kelancaran metabolisme

4. Mencegah hipoksia

5. Menurunkan kerja jantung

6. Menurunkan kerja paru paru pada klien dengan dyspnea

7. Meningkatkan rasa nyaman dan efisiensi frekuensi napas pada penyakit paru (Aryani, 2009:53)

Indikasi Efektif diberikan pada klien yang mengalami :

1. Gagal nafasKetidakmampuan tubuh dalam mempertahankan tekanan parsial normal O2 dan CO2 di dalam darah, disebabkan oleh gangguan pertukaran O2 dan CO2 sehingga sistem pernapasan tidak mampu memenuhi metabolisme tubuh.

2. Gangguan jantung (gagal jantung)Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap nutrien dan oksigen.

3. Kelumpuhan alat pernafasanSuatu keadaan dimana terjadi kelumpuhan pada alat pernapasan untuk memenuhi kebutuhan oksigen karena kehilangan kemampuan ventilasi secara adekuat sehingga terjadi kegagalan pertukaran gas O2 dan CO2.

4. Perubahan pola napas.Hipoksia (kekurangan oksigen dalam jaringan), dyspnea (kesulitan bernapas, misal pada pasien asma),sianosis (perubahan warna menjadi kebiru-biruan pada permukaan kulit karena kekurangan oksigen), apnea (tidak bernapas/ berhenti bernapas), bradipnea (pernapasan lebih lambat dari normal dengan frekuensi kurang dari 16x/menit), takipnea (pernapasan lebih cepat dari normal dengan frekuensi lebih dari 24x/menit (Tarwoto&Wartonah, 2010:35)

5. Keadaan gawat (misalnya : koma)Pada keadaan gawat, misal pada pasien koma tidak dapat mempertahankan sendiri jalan napas yang adekuat sehingga mengalami penurunan oksigenasi.

6. Trauma paruParu-paru sebagai alat penapasan, jika terjadi benturan atau cedera akan mengalami gangguan untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi.

7. Metabolisme yang meningkat : luka bakarPada luka bakar, konsumsi oksigen oleh jaringan akan meningkat dua kali lipat sebagai akibat dari keadaan hipermetabolisme.

8. Post operasiSetelah operasi, tubuh akan kehilangan banyak darah dan pengaruh dari obat bius akan mempengaruhi aliran darah ke seluruh tubuh, sehingga sel tidak mendapat asupan oksigen yang cukup.

9. Keracunan karbon monoksidaKeberadaan CO di dalam tubuh akan sangat berbahaya jika dihirup karena akan menggantikan posisi O2 yang berikatan dengan hemoglobin dalam darah.

(Aryani, 2009:53)

KontraindikasiTidak ada konsentrasi pada pemberian terapi oksigen dengan syarat pemberian jenis dan jumlah aliran yang tepat. Namun demikan, perhatikan pada khusus berikut ini

1. Pada klien dengan PPOM (Penyakit Paru Obstruktif Menahun) yang mulai bernafas spontan maka pemasangan masker partial rebreathing dan non rebreathing dapat menimbulkan tanda dan gejala keracunan oksigen. Hal ini dikarenakan jenis masker rebreathing dan non-rebreathing dapat mengalirkan oksigen dengan konsentrasi yang tinggi yaitu sekitar 90-95%

2. Face mask tidak dianjurkan pada klien yang mengalami muntah-muntah

3. Jika klien terdapat obstruksi nasal maka hindari pemakaian nasal kanul.

(Aryani, 2009:53)

Hal - hal yang perlu diperhatikan Perhatikan jumlah air steril dalam humidifier, jangan berlebih atau kurang dari batas. Hal ini penting untuk mencegah kekeringan membran mukosa dan membantu untuk mengencerkan sekret di saluran pernafasan klien

Pada beberapa kasus seperti bayi premature, klien dengan penyakit akut, klien dengan keadaan yang tidak stabil atau klien post operasi, perawat harus mengobservasi lebih sering terhadap respon klien selama pemberian terapi oksigen

Pada beberapa klien, pemasangan masker akan memberikan tidak nyaman karena merasa terperangkat. Rasa tersebut dapat di minimalisir jika perawat dapat meyakinkan klien akan pentingnya pemakaian masker tersebut.

Pada klien dengan masalah febris dan diaforesis, maka perawat perlu melakukan perawatan kulit dan mulut secara extra karena pemasangan masker tersebut dapat menyebabkan efek kekeringan di sekitar area tersebut.

Jika terdapat luka lecet pada bagian telinga klien karena pemasangan ikatan tali nasal kanul dan masker. Maka perawat dapat memakaikan kassa berukuran 4x4cm di area tempat penekanan tersebut.

Akan lebih baik jika perawat menyediakan alat suction di samping klien dengan terapi oksigen

Pada klien dengan usia anak-anak, biarkan anak bermain-main terlebih dahulu dengan contoh masker.

Jika terapi oksigen tidak dipakai lagi, posisikan flow meter dalam posisi OFF

Pasanglah tanda : dilarang merokok : ada pemakaian oksigen di pintu kamar klien, di bagian kaki atau kepala tempat tidur, dan di dekat tabung oksigen. Instrusikan kepada klien dan pengunjung akan bahaya merokok di area pemasangan oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran.

(Aryani, 2009:53)

PEMBERIAN OKSIGEN MELALUI NASAL KANULAPengertian Pemberian oksigen pada klien yang memerlukan oksigen secara kontinyu dengan kecepatan aliran 1-6 liter/menit serta konsentrasi 20-40%, dengan cara memasukan selang yang terbuat dari plastik ke dalam hidung dan mengaitkannya di belakang telinga. Panjang selang yang dimasukan ke dalam lubang dihidung hanya berkisar 0,6 1,3 cm. Pemasangan nasal kanula merupakan cara yang paling mudah, sederhana, murah, relatif nyaman, mudah digunakan cocok untuk segala umur, cocok untuk pemasangan jangka pendek dan jangka panjang, dan efektif dalam mengirimkan oksigen. Pemakaian nasal kanul juga tidak mengganggu klien untuk melakukan aktivitas, seperti berbicara atau makan. (Aryani, 2009:54)

Tujuan a. Memberikan oksigen dengan konsentrasi relatif rendah saat kebutuhan oksigen minimal.b. Memberikan oksigen yang tidak terputus saat klien makan atau minum.(Aryani, 2009:54)IndikasiKlien yang bernapas spontan tetapi membutuhkan alat bantu nasal kanula untuk memenuhi kebutuhan oksigen (keadaan sesak atau tidak sesak). (Suparmi, 2008:67)

Prinsipa. Nasal kanula untuk mengalirkan oksigen dengan aliran ringan atau rendah, biasanya hanya 2-3 L/menit.

b. Membutuhkan pernapasan hidung

c. Tidak dapat mengalirkan oksigen dengan konsentrasi >40 %.

(Suparmi, 2008:67)

infus

Pengertian dan indikasiPemberian cairan intravena (infus) yaitumemasukan cairan atau obat langsung kedalampembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu dengan menggunakan infus set(potter,2005).Tindakan infus diberikan pada kliendengan dehidrasi, sebelum transfuse darah, pra dan pasca bedah sesuai program pengobatan, serta klien yang sistem pencernaannya terganggu.PersiapanCuci tangan di air mengalirALAT PEMBALUT

yALAT PEMBALUTA. Plester

1. Pengertian

Plester, adalah bahan yang digunakan untuk pemakaian luar terbuat dari bahan yang dapat melekat pada kulit dan menempel pada pembalut.Plester berguna melindungi luka dari terbentur, rusak, atau kotor. Plester biasanya ditutupi oleh tenunan, plastik, atau karet lateks yang memiliki kemampuan rekat. Meskipun terdapat banyak vatiasi plester dengan fungsi perlindungan, terdapat pula jenis yang khusus untuk kesempatan tertentu, seperti untuk kedokteran olahraga, pemegang makanan, dan rehabilitasi. Misalnya Band-Aid, Curad, Nexcare, Kinesio Tape, McConell Tape, Micropore, Vetrap, dll. Plester yang berfungsi menyebarkan pengobatan ke kulit alih-alih melindungi luka disebut plester transdermal.

Luka disebabkan hasil operasi kini bisa diminimalkan berkat plester revolusioner. Plester yang terbuat dari silikon ini direkatkan di atas luka dan didiamkan sampai delapan minggu. Plester ini bekerja dengan mengurangi ketegangan pada kulit yang mengarah ke jaringan parut.

Setelah operasi, jahitan biasanya dilakukan untuk merekatkan dua sisi jaringan bersama-sama sehingga dapat menyembuhkan luka dan kembali menggabungkan kulit. Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa sembilan dari sepuluh orang yang menjalani operasi rutin dalam enam sampai 12 bulan merasa tidak senang dengan bekas luka mereka. Mereka pun lalu menggunakan plester tersebut. Plester itu direkatkan ke kulit segera setelah jahitan dihapus. Setelah beberapa jam, plester ditarik dengan lembut sehingga menarik jaringan sekitar menuju luka. Hal ini mengurangi ketegangan pada daging dan menghentikan penyebaran jaringan parut.

Sekarang, pengobatan ini telah dikembangkan oleh para ilmuwan di Stanford University di Amerika Serikat. Plester ini pertama kali diuji coba pada babi yang memiliki kulit sangat mirip dengan manusia. Ditemukan, plester ini mampu mengurangi hingga enam kali lipat jumlah jaringan parut yang disebabkan oleh sayatan satu inci

2. Golongan plester

a. Autoclave tape

Pabrik 3 M memproduksi plester ini untuk mengontrol keadaan mesin sterilisasi, untuk membedakan kemasan atau alat mana yang telah mengalami proses sterilisasi mana yang belum (sebagai indikator).

Pada suhu 1210 C plester ini berubah warna:

5 menit pertama : 50% warna yang berubah

15 menit : 90% warna yang berubah

20 menit : 100% warna yang berubah (putih menjadi coklat).

b. Adhesive tape

Sebenarnya semua itu adhesive, artinya dapat melekat, dapat menempel pada tubuh kita. Masyarakat awam mengenal apa yang disebut plester yaitu plester rol-rolan yang digunting untuk dipakai sebagai penutup luka atau menempelkan gaas pada tubuh kita. Dikenal sebagai plester yang berpori, berwarna merah kecoklatan, dan agak tebal yaitu Plester ZnO sejenis: LEUCOPLAST, TENSOPLAST, Band-aid, Handyplast

c. Medical tape

Yang dimaksud dengan medical ape adalah plester obat, yaitu plester yang mengandung obat seperti: Salonpas, Tokuhon, Capsicum Plaster (koyok cap cabe).

d. Surgical tape

Surgical tape adalah plester yang digunakan dalam pembedahan , yang tidak meninggalkan residu dan tidak menimbulkan rasa sakit apabila dilepaskan setelah menempel dan tidak menyebabkan gatal- gatal serta alergi, seperti: MICROPORE, Durapore, Transpore, Blenderm.

3. jenis dan manfaat plester

a. Sebagai pembalut luka ringan

b. Sebagai pembalut luka setelah oprasi

c. Sebagai pelekat pada aalkes yang lain

d. Plester penurun panas

e. Plester penghilang rasa sakit

4. Gambar plester

a. Plester pembalut luka

5. Cara penggunaan plester

Pada dasarnya penggunaan plester hamper semua sama yaitu dengan meneempelkan plester tersebut pada tempat yang sakit. Contohnya pada plester yang berfungsi sebagai pembalut luka,cara yang digunakan hanya melepas bagian yang menutupi pusat obat.

B. GAAS ( KASA )1. Pengertian Saat ini ada berbagai macam pembalut luka modern yang bisa dipakai sesuai kondisi/kebutuhan luka masing-masing. Di antaranya, pembalut yang mengandung calsium alginate, hydroactive gel, hydrocoloid, nystatin, dan metronidazole. Dengan pembalut semacam ini, luka tidak perlu dibuka dan dibersihkan setiap hari, cukup beberapa hari sekali.

Calsium alginate yang berbahan rumput laut, berubah menjadi gel jika bercampur dengan cairan luka. Karenanya dapat menyerap cukup banyak cairan luka, merangsang proses pembekuan darah, dan mencegah kontaminasi bakteri pseudomonas.

Hydroactive gel dapat membantu proses pelepasan jaringan mati (nekrotik). Sedang hydrocoloid yang berbentuk lembaran tebal/tipis atau pasta dapat mempertahankan kelembaban luka, menyerap cairan, menghindari infeksi. Cocok untuk luka yang merah, bengkak, atau mengalami infeksi.

Nystatin yang dikombinasikan dengan metronidazole dan tepung maizena digunakan untuk mengurangi iritasi/lecet, menyerap cairan yang tidak terlalu berlebihan, dan mengurangi bau tidak sedap. Tidak beda dengan campuran calsium alginate dan karbon yang juga berfungsi menyerap cairan dan mengontrol bau tidak sedap.

Ada juga pembalut yang mengandung aquacel, yang terbuat dari selulosa berdaya serap sangat tinggi; atau pembalut mengandung campuran zinc dan metronidazole yang dapat membantu pelepasan jaringan mati, menjaga kelembaban, mengurangi bau, dan mudah dibuka. Tetapi pembalut jenis ini tidak boleh digunakan pada saat radiasi.

Tanpa pembalut-pembalut modern itu, kasa steril dan obat luka yang diberikan dokter sudah cukup. Yang penting bersihkan luka, keringkan (termasuk kalau berdarah, bersihkan dulu darahnya), obati, kemudian tutup dengan kasa steril dan perekat.

Tetapi ada juga luka kanker yang tidak perlu ditutup pembalut. Misalnya luka di dalam mulut dan tenggorokan akibat kanker nasofaring, atau akibat kemoterapi dan radiasi di area kepala-leher-dada. Untuk mencegah infeksi Anda bisa menggunakan obat kumur yang mengandung mycostatin dan garam, atau membuat sendiri obat kumur dari campuran sendok teh baking soda dan sendok teh garam dilarutkan dalam segelas besar air hangat.

Prinsip perawatan luka yang lain adalah tidak boleh membuat sebuah luka menjadi luka baru (berdarah) lagi, karena itu berarti harus memulai perawatan dari awal lagi. Juga, harus bisa mengontrol bau tidak sedap, mengatasi cairan yang berlebih, mengontrol perdarahan, mencegah infeksi, mengurangi nyeri , dan merawat kulit di sekitar luka.

Yang penting diperhatikan dalam merawat luka adalah selalu menjaga kebersihan. Selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah merawat luka, selalu menjaga kebersihan luka, menjaga agar pembalut/penutup luka selalu bersih dan kering. Hindari tindakan menggaruk luka atau kulit di sekitar luka.

Segeralah berkonsultasi ke dokter jika ada tanda-tanda infeksi, yaitu kulit di sekitar luka berwarna merah, bengkak, suhu tubuh meningkat, nyeri, mengeluarkan bau tidak sedap (yang berbeda dari biasanya), mengeluarkan cairan berwarna kekuningan atau kehijauan, atau mengalami perdarahan yang sulit dihentikan.

Screen (kain kasa) adalah kain yang berfungsi sebagai sarana pembentuk corak gambar di atas benda - benda yang dicap (sablon ). Kasa yang terbuat dari serat sintetis, seperti Nylon dan Poliester yang memiliki sifat Hidrofobik sehingga kestabilan tegangan kasa terjaga, selain itu kain kain sintetik itu memiliki kekuatan tarik yang tinggi sehingga memungkinkan ditegangkan serta kuat pada rangka kasa. Kain kasa banyak diperdagangkan dengan nama nama seperti Monyl,Nytal,Nybolt,Estal dll. Konstruksi kain kasa menentukan jumlah pasta yang keluar, konstruksi kasa biasa dinyatakan dengan jumlah tetal benang per inchi ( Mesh Count ) atau per cm kain kasa( Raster count ) yang umum disebut Penomoran Kasa. Kesesuaian Nomor Kasa dengan jenis kain dan motif

Jenis kain dan motifNomor kasa

- Kain kain handuk- Motif kasar ( blok ) pada kain kain kasar- Motif kasar ( blok ) pada kain kain halus- Motif motif halus- Motif motif garis pada kain kain kasar- Motifmotif garis, halftones pada kain lembut, kain sintetikKasa dengan tetal/cm 19 - 34Kasa dengan tetal/cm 34 - 49 Kasa dengan tetal/cm 43 - 55 Kasa dengan tetal/cm 49 - 62Kasa dengan tetal/cm 55 62Kasa dengan tetal/cm 55 - 100

2. Fungsi kasaa. Sebagai penutup luka agar tidak terkontaminasi dengan kotoran lain

b. Sebagai bahan pembuat sablon

c. Pengganti kapas ketika oprasi

d. Sebagai perawatan luka

3. Jenis - jenis kasa a. Kasa steril

b. Kasa alcohol

c. Kasa pembalut

d. Kasa roll

e. Kasa hidrofil

4. Contoh gambar kasaa. Kasa steril

b. Kasa alcohol

c. Kasa pembalut

d. Kasa roll

e. Kasa hidrofil

5. Cara sterilisasi kasa

Pada percobaan kali ini kami melakukan uji sterilitas pada sediaan cair, kasa dan sediaan semisolid. Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah : 6 buah cawan petri, 1 buah pipet media, 2 buah bunsen, 1 buah pipet steril, 2 buah spatel, 1 buah pinset, dan 1 buah kaca arloji. Semua media dan alat yang digunakan harus dalam keadaan steril agar tidak terjadi kontaminasi pada media yang akan diuji.Pada percobaan uji sterilitas sediaan cair pertama kita memasukan masing-masing 1 ml cairan injeksi pada kedua cawan petri. Setelah itu dimasukkan media NA dan SDA pada masing-masing cawan petri sebanyak 15 ml. Lalu lakukan pra-inkubasi pada suhu ruangan selama 30 menit sampai media beku. Media yang sudah beku dibungkus dengan kertas coklat dan diinkubasi didalam inkubator selama 4 hari . Untuk media NA diinkubasi didalam inkubator dalam suhu 37(C. Untuk media SDA diinkubasi di inkubator kayu dengan suhu 25(C. Setelah diinkubasi selama 4 hari kita dapat melihat hasil dari uji sterilitas pada sediaan cair tersebut yaitu ternyata tumbuh bakteri pada media NA dan juga tumbuh kapang pada media SDA. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada sediaan injeksi tidak steril yaitu terdapatnya bakteri dan kapang.Pada percobaan uji sterilitas pada kasa kami menguji perbandingan antara kasa yang sudah disterilkan dengan kasa yang belum steril yang di uji pada media NA dan SDA. Proses pengerjaan percobaan ini dilakukan pada LAF agar tidak terjadi kontaminasi pada kasa dan media yang sudah steril. Hal pertama yang dilakukan adalah dengan cara menaruh media NA daan SDA pada cawan petri yang berbeda sebanyak masing masing 15ml. Setelah media menjadi padat maka cawan diberi garis menjadi 2 bagian yang sama satu sisi disimpan untuk kasa yang sudah steril dan satu sisi lagi untuk kasa yang belum steril pada masing masing media. Lalu dilakukan pra-inkubasi pada suhu ruangan selama 30 menit sampai media beku. Media yang sudah beku dibungkus dengan kertas coklat dan diinkubasi didalam inkubator selama 4 hari . Untuk media NA diinkubasi didalam inkubator dalam suhu 37(C. Untuk media SDA diinkubasi di inkubator kayu dengan suhu 25(C. Setelah diinkubasi selama 4 hari maka kita dapat melihat hasil dari uji sterilitas bahwa pada media SDA tumbuh kapang dan khamir di bagian kasa yang belum steril sedangkan di bagian kasa steril tidak tumbuh mikroba apapun. Sama halnya pada media NA dibagian kasa tidak steril tumbuh bakteri sedangkan pada kasa steril sebenarnya tidak tumbuh bakteri namun terkontaminasi oleh kasa tidak steril sehingga bakteri menyebar sampai tempat kasa steril hal tersebut dikarenakan kasa steril dan kasa tidak steril berada dalam satu cawan petri.Pada percobaan uji sterilitas sediaan semisolid pertama kita memasukan masing-masing media NA dan SDA pada cawan petri sebanyak 15 ml. Diamkan media sampai beku lalu lubangi pada tengah media menggunakan alat pelubang. Timbang masing-masing 200 mg salep untuk media NA dan SDA dan masukan ke lubang pada media tersebut. Lalu lakukan pra-inkubasi pada suhu ruangan selama 30 menit . Media yang sudah beku dibungkus dengan kertas coklat dan diinkubasi didalam inkubator selama 4 hari . Untuk media NA diinkubasi didalam inkubator dalam suhu 37(C. Untuk media SDA diinkubasi di inkubator kayu dengan suhu 25(C. Setelah diinkubasi selama 4 hari kita dapat melihat hasil dari uji sterilitas pada sediaan cair tersebut yaitu ternyata tumbuh bakteri pada media NA dan juga tumbuh jamur pada media SDA. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada sediaan semisolid yang berupa salep tidak steril yaitu terdapatnya bakteri dan kapang.

C. Perban 1. Sejarah singkat Tenun serat pati yang diolah menjadi perban dapat larut pada kulit dan diserap oleh tubuh. Teknologi ini dapat menghilangkan sengatan dan kesulitan saat melepas perban tersebut. Menurut peneliti dari Penn State, selain untuk perban, serat pati juga dapat digunakan sebagai tissue, serbet, dan produk biodegradable lainnya.

Peneliti melarutkan serat pati menjadi cairan dan kemudian memutarnya menjadi untaian panjang yang dapat ditenun menjadi tikar. Untuk mengubahnya menjadi benang tipis, para peneliti menambahkan pelarut yang dapat memudahkan serat pati itu untuk terpisah.

Pelarut memungkinkan struktur molekul dari serat pati itu terjaga. Lalu perangkat electrospinning digunakan untuk mengubahnya menjadi untaian panjang. Serat kemudian ditenun ke dalam berbagai bahan, mulai dari kertas hingga perban.

Jika digunakan sebagai perban, serat akan berubah menjadi glukosa yang kemudian diserap oleh tubuh manusia. Menurut pemimpin penelitian, Lingyan Kong, tidak ada lagi membuka perban dengan paksa.

Serat ini juga bisa melayani fungsi di mana bahan polimer lain biasanya digunakan. Penelitian yang didukung oleh U.S Department of Agriculture ini tengah dalam proses pengesahan hak paten.

2. Pengertian

Suatu kain yang digunakan untuk menutupluka atau bias juga digunakan sebagai pengikat pada bagian yang sakit. Sejatinya tidak ada perbedaan antara perban dan kasa dari segi kegunaannya , keduanya berfungsi sebagai penutup luka.

Yang membedakan keduanya adalah dari macam macam kasa ada yang steril akan tetapi perban belum kami temui sampai saat ini perban yang steril.pada pemakaiannya pun perban hanya dipakai pada bagian luar saja misalnya pada kaki, tangan, kepala dll, sedangkan pada kasa selain digunakan pada bagian luar kasa juga digunakan untuk oprasi, sebagai penutup luka agar tidak terkontaminasi dll.

3. Jenis

a. Perban kompres

b. Perban segi tiga

c. Perban pita

4. Manfaat

Manfaat dari perban adalah sebagai pembalut luka ataupun memar yang diderita oleh pasien.perban juga dapat digunakan sebagai pembalut tulang yang keseleo, patah tulang

PEMBALUT LEHER

GIPS

olietilen/koran untuk alas lantai- Sarung tangan sekali pakai untuk melindungi tangan operator- Wadah plastik besar berisi air bersuhu ruang 21-24 C atau sesuai petunjuk dari pabrik gips- Krem tangan yang dipakai setelah pemasangan gips sintetik

D. Prosedur1. Mencuci tangan2. Membentangkan polietilen/koran di lantai3. Menjelaskan pada klien apa yang akan dirasakan (rasa hangat pada saat pemasangan perban)4. Mengukur perban gulung dan lembaran gips pada bagian ekstremitas yang akan di imobilisasikan - Lembar gips diatur sedemikian rupa agar teratur masing-masing tersusun berlapis sampai habis rol gips- Beberapa lembar gips tambahan diletakkan diatas untuk penyangga tulang okranon, maleoli dan patella- Lembar gips dipasang dari ujung distal sampai pada proksimal ektremitas. Bila terlalu banyak gips yang digunakan akan memungkinkan pemborosan dan menekan daerah dibawah pemasangan gips.- Bagian tengah balutan perban tetap tegak pada air (suhu ruangan) untuk beberapa menit dan menjadi lunak agar mudah digunakan. Periksa langsung bahan gips sintetik- Memeriksa efek air terhadap kekuatan rekat/tidak lentur pada tengah balutan oleh operator dengan hati-hati agar tak jatuh. Kekuatan maksimal dihasilkan oleh gips sintetik dari reaksi kimia5. Mulai dari ujung distal, balutkan gips dengan baik dan tepat pada ektremitas, secara berlapis sampai habis rol. Jaga gerakan gips dan tetap menempel dengan baik pada permukaan ektremitas. Secara hati-hati kombinasikan balutan berurutan kebawah dan balikkan tiap balutan menuju ke posisi bawah dengan tungkai dan tulang jari (ujung jari) secara melingkat atau memanjang. Jaga kombinasi susunan bawah gips agar sejajar dengan permukaan gips (tanpa penekanan) dan berlapis-lapis sehingga membentuk gambaran huruf V.6. Potong gips sesuai ukuran dengan pisau tajam. Pasang perban gulung diatas susunan gips dan sesuaikan dengan bahan gips7. Mengakhiri pemasangan gips dengan krem tangan gips untuk menjaga agar permukaan kulit luar tetap halus8. Tanyakan pada klien jika hal ini menyebabkan ketidak nyamanan atau nyeri9. Mencatat diagnosa dan data kecelakaan dan pemasangan gips dengan spidol permanen pada permukaan gips setelah mengering10. Menghindarkan gips terhadap jari-jari tangan selama pasien bergerak. Keringkan dengan menganginkan gips agar hangat, sirkulasi lancar dan alirkan udara. Atau kipaskan udara diatas gips dengan kipas berputar untuk mempercepat penguapan air.11. Mendokumentasikan prosedur dan respons klien pada catatan klien.

Diposkan oleh Syakira Husada di 17.51

ALAT OPERASI

Alat-alat untuk perawatan

A. Alat-alat untuk perawatan

Alat-alat yang dipergunakan untuk perawatan baik di rumah atau di rumah sakit dapat dikelompokan menjadi :

1. Warm Water Zak (Beld.) Hot Water Botle (Ing.) Botol Panas/ Buli-buli Panas.

Bentuk : berupa kantung dari karet dengan tutup di ujungnya, diisi air panas.

Fungsi : untuk kompres panas

2. Ijskap (Beld.) Ice Bag (Ing.) Eskap (Ind.)

Bentuk : berupa kantung dari karet dengan tutup di tengahnya, diisi pecahan es batu

Fungsi : untuk kompres dingin.

3. Bors Pomp (Beld.) Breast Pump and relieve (Ing.) Pompa Susu (Ind.)

Fungsi : untuk membantu memompa air susu keluar dari payudara wanita yang sedang menyusui.

4. Tapelhoed atau Tapelhoedje (Beld.) Nipple Shield (Ing.) Pelindung Puting Susu

Fungsi : untuk melindungi putting susu yang lecet pada waktu menyusui sehingga si bayi dapat menghisap air susu melewati alat tsb.

5. Windring (Beld.) Air Cusion (Ing.)

Bentuk : berupa alat yang terbuat dari karet berbentuk lingkaran seperti ban mobil, diameter dalam 13,5 cm luar 40 cm

Fungsi : sebagai tempat duduk pada penderita wasir/ ambeien.

1. Alat Perawatan Pasien a. Warm Water Zak (Beld.) Hot Water Botle (Ing.) Botol Panas/ Buli-buli Panas.Bentuk : berupa kantung dari karet dengan tutup di ujungnya, diisi air panas.Fungsi : untuk kompres panas

b. Ijskap (Beld.) Ice Bag (Ing.) Eskap (Ind.)Bentuk : berupa kantung dari karet dengan tutup di tengahnya, diisi pecahan es batuFungsi : untuk kompres dingin.

c. Bors Pomp (Beld.) Breast Pump and relieve (Ing.) Pompa Susu (Ind.)Fungsi : untuk membantu memompa air susu keluar dari payudara wanita yang sedang menyusui.

d. Pus basin, Emesis basinFungsi : untuk menampung muntah, nanah, kapas bekas dll.

2. Alat Untuk Diagnosa Penyakita. Buku test buta warna/ Ishiharas Test for colour BlindnessFungsi : memeriksa buta warna

b. Chart Vision SnellenFungsi : memeriksa visus/ ketajaman penglihatan

c. Reflex HamerFungsi : memeriksa kemampuan refleksi dari bagian tertentu tubuh kita, misalnya lutut.

d. Tongue depressor/ Tongue Blade (Ing.) Tong spatel (Ind.)Fungsi : untuk menekan lidah agar dapat memeriksa/ melihat kelainan pada tenggorokan, misalnya amandel. Faringitis dll.

3. Alat-alat Bedah1. Scalpel (Beld.) Bistoury/ Bistouries (Ing.) Pisau operasi (Ind.)Istilah lain yaitu :a. Scalpel Blade : pisau operasi

Fungsi : pembedahan

b) Peritoneum forceps

Fungsi : untuk menjepit jaringan selaput perut.

III. Alat Untuk Tindakan Medisa. Gloves (Ing.) Handschoen (Beld.) Sarung TanganFungsi : untuk melindungi tangan dari pengaruh lingkungan sekeliling

b. Cathether Fungsi : untuk mengeluarkan/ pengambilan urine Jenisnya : Nelaton Cathether : terbuat dari latex/ karet Metal Cathether : terbuat dari stainlesstil Balloon Cathether/ Foley Cathether : terbuat dari latex/ karet dilengkapi dengan balon dengan cara menyutikan aqua pada ventilnya bila telah masuk agar Cathether tidak copot.

c. Urine BagFungsi : untuk menampung urine yang dihubungkan dengan Balloon Cathether/ Foley Cathether untuk mengeluarkan/ pengambilan urine pada sistem tertutup

d. Stomach Tube (Ing.) Maag Slang/ Maag Sonde (Beld.)Fungsi : untuk mengumpulkan cairan/ getah lambung, untuk membilas/ mencucui isi perut, untuk pemberian obat-obatan.

e. Feeding TubeFungsi : untuk nutrisi/ pemberian cairan makanan melalui mulut atau hidung.

1. Alat Pembalut Luka a. PlesterFungsi : untuk menutupi luka dilengkapi pelekatBerdasarkan bahannnya Plester dapat dibagi ke dalam 7 macam, yaitu :No.Nama Bahan Nama Alat Kesehatan

1.ZnOLeukoplas

2.ElastikHandyplas, Band Aid, Elastikon

3.SuteraLeukosilk

4.RayonMicrofore, Dermisel

5.KertasLeukopor, Dermilite

6.PlastikLeukofix, Transfor

7.Plastik WaterprofSetonplast, Blenderm

b. GAAS (B. Belanda), Kasa (B. Indonesia)Bentuk berupa kain jarang-jarang, seperti ram kawat.Yang sudah banyak dikenal adalah : Sofra-tule : Gaas steril berisi Soframisin Bacti gras : Gaas steril berisi Chlorhexadine dalam parafin Actisorb : Gaas steril berisi CharcoalPLESTER

Plesteradalah sebuahperbankecil yang digunakan pada luka yang tidak begitu serius untuk diberi perban besar.Plester ditemukan olehEarle Dicksonpada tahun1920.

Plester berguna melindungi luka dari terbentur, rusak, atau kotor. Plester biasanya ditutupi oleh tenunan, plastik, atau karet lateks yang memiliki kemampuan rekat. Meskipun terdapat banyak vatiasi plester dengan fungsi perlindungan, terdapat pula jenis yang khusus untuk kesempatan tertentu, seperti untukkedokteran olahraga, pemegang makanan, dan rehabilitasi. MisalnyaBand-Aid,Curad,Nexcare,Kinesio Tape, McConell Tape,Micropore, Vetrap, dll. Plester yang berfungsi menyebarkan pengobatan kekulitalih-alih melindungi luka disebutplester transdermal.PlesterPlester seperti pada umumnya tidak memiliki arti khusus namun dalam dunia kesehatan, plester dibagi menjadi :

1. Autoclave TapePlester ini digunakan untuk mengontrol keadaan mesin sterilisasi yaitu membedakan alat yang telah mengalami proses sterilisasi atau belum dengan adanya perubahan pada warna plester.Pada suhu 121C plester akan berubah warna dengan ketentuan; pada 5 menit pertama 50% warna akan berubah, pada 15 menit selanjutnya 90% warna berubah dan pada 20 menit selanjutnya 100% warna plester berubah dari putih menjadi coklat.Plester autoclave tapeberbentuk rol dengan ukuran 1/2"x60 yard dan 3/4"x60 yard. Bahan dari plester ini terbuat dari karet dan resin serta kertas yang dilapisi craft diatasnya.

2. Adhesive TapeKalau dilihat dari pengertian Adhesive yaitu perekat, jelas kita semua tahu kalau plester adhesive tape adalah plester yang umum digunakan. Masyarakat awam mengenal plester ini dengan sebutan plester saja atau plester rol-rolan yang berwarna kecoklatan yang tanpa mengandung obat. Contohnya; tensoplas atau handiplas.

3. Medicinal TapeKala yang medical tape ini adalah plester yang mengandung obat dan contohnya banyak sekali yaitu handiplas atau pun salonpas.

4. Surgical TapeSurgical tape adalah plester yang digunakan dalam pembedahan yang tidak meninggalkan residu atau menimbulkan rasa sakit setelah dilepaskan serta tidak menyebabkan alergi atau gatal-gatal. Contohnya adalah durapore, blenderm.

Plester

Plester Sebelum Dibuka