alat parut ubi kayu sistem putara_2

Upload: putra38

Post on 12-Jul-2015

411 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Jurnal Ilmiah Exacta

Vol. 2 No.1 Mei 2009

ALAT PARUT UBI KAYU SISTEM PUTARAN ENGKOL UNTUK BAHAN KUE OPAKI Made Pars a, I GN Budiana dan SurahantoPersetujuan Ditbinlitabmas melalui DIP A Undana Th. 2005. Staf Dosen Faperta dan JPTK FKlP Undana

Email: [email protected]

Abstract:

The aim of this Voucher Program is to refine hay which which has been dried, so that the working time for cutting grass becomes faster or shorter and the quality.of refining products becomes level, so that cattle like to eat a lot and the cattle fattemng process becomes faster. The method used in the Voucher Program supervision, demonstration and evaluation of the use of the hay (gulma) refinery tool using propeller system with electric generator which has been given to Ros Nesain Timor Cattle Feed Industry in Kupang. The results of the Voucher program are: (l) Cattle breeders can be efficient in working time in producing cattle feed in the form of refining hay (gulma) which are elastic and stiff with the design of the feed in accordance with the need of the cattle (cows), and (2) Cattle Breeders can possess the hay (gulma) refinery tool using propeller system with electric generator to be produced into various shapes of models of feed which wqill make cattle conveniently chew the hay (gulma). Before the introduction of this tool 1 cubic meter of hay (gulma) was refined in 60 minutes but since the operation of this tool 5 cubic meters of hay (gulma) are refined in 60 minutes.

Keywords: Refinery of Hay (Gulma).

PENDAHULUANSumber daya alam yang dimiliki provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat variatif, dengan luas daratan wilayah NTT 47.349,9 km2, sedangkan luas wilayah lautan diperkirakan yaitu 189.399,6 km2. Dari luas daratan tersebut, terhitung hanya 33,7 % dapat dipakai untuk areal pertanian, baik lahan basah maupun perladangan. Sedangkan sisanya terdiri dari pegunungan dan bukit dengan tingkat kemiringan ratarata 75 . NTT memiliki musim kemarau cukup panjang berkisar sekitar 7 sampai 8 bulan (April sampai Nopember), dengan curah hujan yang selalu bervariasi dari tahun ke tahun (BPS-NTT, 2001). Jumlah penduduk NTT 3.299.994 jiwa, hanya memiliki SDM dengan lulusan SLTP ke atas

18,96 % yaitu sekitar 62.5679 jiwa. Sumber daya manusia (SDM) NIT yang berpendidikan SLTP ke atas tersebut diharapkan dapat mengolah 47.349,9 km2 daratan dan 189.399,6 km2 I~utan. Kondisi dan potensi daratan yang dapat diolah peladangan dan pertanian di NTT hanya 33,7 % sekitar 15.956,9 km2, juga dipengaruhi oleh musim panas/kemarau yang cukup panjang sampai 8 bulan, maka program pembangunan SDM NTT diarahkan pada potensi pengolahan sumber daya laut dan pertanian. Pengelolaan sumber daya pertanian NTT berorientasi pada perladangan pertanian lahan kering. Secara umum pemanfaatan dan pengolahan perladangan ke arah pertanian lahan kering, berorientasi pada penanaman ubi kayu dan jagung.

http://www.univpancasila.ac.id

8/13 1

lorna! DOOah &acta

VoL 2 No.1 Mei 2009

Dengan memperhatikan curah hujan yang sangat keeil sementara musim kemarau lebih panjang sampai 8 bulan, data produksi ubi kayu di NTT bam mencapai 51.437,7 ton / tahun sebesar 43,93 % dari potensi perladangan yang tersedia (Dinas Pertanian NTT, 2002). Rendahnya tingkat eksploitasi produksi pertanian laban kering khususnya ubi kayu di NTT akibat dari rendahnya sumber daya manusia (sdm) masyarakat yang kurang mampu mengolah pasca panen ubi kayu. Untuk mengimbangi kemampuan SDM yang dimiliki masyarakat NTT tersebut, maka program utama dalam pembangunan daerah NTT menekankan pembangunan sumber daya manusia. Karena SDM inilah yang merupakan kunci utama yang dapat mengantarkan tingkat kesejahteraan masyarakat baik di bidang ekonomi, teknologi, sosial, politik maupun mengikuti perkembangan globalisasi. Pengembangan sdm sejak lama telah menjadi target Kebijakan Program Pembangunan baik oleh Gubernur Herman Musakabe tahun periode 1994-1998 dengan "Tujuh Program Strategi", maupun oleh Gubernur Piet A. Tallo tahun periode 19982003 dengan "Tiga Batu Tungku", yang berorientasi pada pengembangan Pendidikan (SDM), Ekonomi dan Kesehatan, (piet A. Tallo, 2003). Salah satu industri keeil yang ikut mengolah hasil sumber daya alam lahan kering, khususnya ubi kayu menjadi berbagai macam jenis makanan dalam hal ini jenis kue Opak adalah Industri Kecil Bu' Koroh, yang bertempat Desa Baumata, Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pengelolaan produksinya masih sederhana menggunakan alat-alat manual seperti : alat parut manual, ulekan batu, pisau, wajan, baskom dan beberapa peralatan manual lainnya. Sistem pemasarannya masih bersifat lokal di daerah Wisata kolam renang Baumata, namun produknya sudah menyebar ke berbagai daerah wisata dan pasar lokal maupun pertokoan yang ada di Kota Kupang, produk tersebut sebagian besar berupa makanan kue Opak dalam berbagai ukuran dan model tampilan. Sisi permodalannya masih tergolong keeil dan

merakyat (home industry) disekitar masyarakat desa Baumata, sehingga kemampuan produksinya masih terbatas. Kegiatan produksi sangat sederhana tetapi memerlukan tenaga manusia yang cukup banyak terutama waktu memarut bahan baku ubi kayu, dan penyelesaian waktu pekerjaan sangat lama. Hal ini merupakan kendala besar dalam meningkatkan kuantitas maupun kualitas hasil produk kue Opak, yang semakin hari semakin banyak pesanan dari konsumen, terutama wisatawan yang datang ke Baumata sebagai oleh-oleh khas produk masyarakat, yang harus dapat dikerjakan dengan cepat dan kualitas yang baik. Universitas Nusa Cendana (Undana) sebagai bagian integral dari masyarakat NIT berusaha sedapat mungkin membantu meningkatkan keterampilan dan pengembangan peralatan teknologi tepat guna untuk membantu Industri keeil. Oleh karena itu hasil research menemukan bahwa kuantitas dan kualitas produksi kue Opak dari ubi kayu akan dapat ditingkatkan dengan merancang dan membuat alat pamt ubi kayu sistem putaran engkol untuk bahan kue opak. Atas dasar pengembangan iptek, Undana sesuai dengan tugas dan fungsinya, hams ikut dalam mengimplementasikan pembangunan industri agribisnis, baik melalui aplikasi teori-teori di kampus tentang putaran untuk mengolah sumber daya alam, salah satunya adalah berupa pengolahan pasca produksi ubi kayu, menjadi makanan kue opak dan jenis jajanan lainnya yang memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Hal ini juga memberi peluang bagi perluasan kesempatan bekerja dengan pemanfaatan energi putaran dalam pengelolaan industri hasil pertanian laban kering. Untuk peningkatan pemanfaatan energi putaran engkol sebagai sumber tenaga bagi peralatan industri hasil laut yaitu ikan, maka diciptakan model AlatParut Ubi Kayu Sistem Putaran Engkol Untuk Bahan Kue Opak. Hal ini

diperlukan karena pekerjaan memarut ubi kayu selama ini masih dibuat secara manual, sehingga memerlukan waktu kerja

http://www.univpancasila.ac.id

8/13

2

JurnalIlmiah

Exacta

VoL 2 No.1 Mei 2009

produksi yang lama, dan proses kerja yang harus ekstra hati-hati karena kalau tangan terpleset menyebabkan luka, serta menyerap tenaga kerja yang sangat banyak. Pada Alat ini berbagai desain pemarut ubi kayu yang dirancang dapat bekerja cepat dari berbagai bentuk ubi kayu, selain itu dapat mengefisienkan tenaga dan waktu kerja penyelesaian/finishing yang lebih cepat dan berkualitas. Alat Parut Ubi Kayu Sistem Putaran Engkol Untuk Bahan Kue Opak, merupakan rakitan sendiri, tidak dijual pada toka-toko (buil-up) seperti terdapat pada skema gambar di bagian halaman berikut. Dalam kondisi indutri sasaran home industry kue Opak di Baumata Kupang, dinilai ada beberapa masalah antara lain : a. Adanya pesanan produksi kue Opak dari bahan parutan lembut dan halus ubi kayu, oleh konsumen yang cukup banyak dengan kualitas hasil yang baik, bersih dan gurih. b. Belum memiliki alat yang mampu memarut ubi kayu, sebagai bahan baku kue Opak dengan waktu produksi cepat, keselamatan kerja tinggi dan tenaga kerja yang sedikit. Dengan adanya model Alat Parut Ubi Kayu Sistem Putaran Engkol Untuk Bahan Kue Opak mendapatkan seperti : a. Kursus merancang dan membuat alat pamt ubi kayu system putaran engkol untuk bahan kue Opak. b. Membuat hasil parutan ubi kayu yang lebih berkualitas karena dalam membuat lempengan-Iempengan kue Opak ketebalannya harus sarna. c. Memberikan pelayanan dan contoh mengoperasikan alat parut ubi kayu system putaran engkol untuk bahan kue Opak, dalam berbagai model ukuran dan ketebalan irisan putaran engkol, yang baik dan benar serta cara-cara pemeliharaannya. Dengan adanya model Alat Parut Ubi Kayu Sistem Putaran Engkol Untuk Bahan Kue Opak menghasilkan : a. Memanfaatkan secara ekonomis dalam pengolahan hasil perladangan khususnya pertanian lahan kering produksi ubi kayu pasca panen menjadi makanan kue opak.

b. Dapat menghasilkan tepung ubi kayu yang halus dan lembut dalam kuantitas dan kualitas untuk produksi kue opak yang efektif dengan penggunaan tenaga kerja serta waktu kerja yang efisien. c. Dapat meningkatkan pendapatan industri rekan dari penjualan kue opak dari hasil produksi pertanian lahan kering ubi kayu, yang juga dapat diolah pemamtan pada hasil produksi pertanian lainnya, seperti ketela rambat, kelapa dan lainnya. Alat parut ubi kayu dengan putaran engkol ini juga dapat mengatasi masalah yang sejenis lainnya, dalam memproduksi berbagai makanan dari bahan baku hasil pertanian lahan kering, seperti ubi rambat, kelapa dan sejenisnya. Alat ini dapat meningkatkan efisiensi baik dari waktu kerja, tenaga maupun secara kualitas dan kemampuan industri rekan meningkat dalam produksi serta pelayanan pada konsumen regionaVnasional. Alat ini nantinya dapat dirancang dan dikembangkan dengan memanfaatkan motor-motor listrik sebagai alat penggeraknya. Secara Nasional hasil limbah ubi kayu merupakan potensi pakan temak seperti : babi, ayam, itik dan yang lainnya. Pesatnya perkembangan industri baik besar maupun kecil didukung oleh tersedianya energi putaran yang dapat digunakan untuk memperoleh energi mekanik melalui pemanfaatan putaran engkol pedal sepeda bekas, sebagai tenaga penggeraknya. Ayunan engkol adalah suatu alat atau pesawat yang menggunakan atau mengubah suatu bentuk tenaga ayunan menjadi tenaga gerak (mekanik). Sedangkan kopel putaran adalah sebuah alat yang berfungsi menghubungkan ayunan pedal keporos putaran untuk menjadi tenaga gerak (berputar atau gerak lurus), (Charles K.l990). Kopel putaran tersebut tidak dapat bergerak atau perputar dengan sendirinya, hal ini dihasilkan oleh putaran engkol, bekas pedal sepeda. Alat gerak yang dilengkapi dengan peralatan bantu kopeVpuli sehingga mampu berfungsi sebagai pengubah suatu bentuk tenaga tersebut dinamakan mesin engine (Chapura, 1991). Untuk

http://www.univpancasila.ac.id

8/13

3

Jurnal Dmiah Exacta

VoL 2 No.1 Mei 2009

memanfaatkan putaran pedal sebagai tenaga penggerak memerlukan transmisi seperti poros transmisi atau poros penerus daya dari pedal dan sebagian lainnya melalui alat-alat transmisi seperti roda gigi dan lainnya (Raffei dan Tedja, 1979).BAHAN DAN METODE

Prosedur Metode Perancangan Karya Disain Teknologi Alat Pencacah Rumput Gajah Sistem Baling-baling Dengan Motor Listrik sebagai berikut :

Survei awal pada industri makanan Bu' Koroh di Desa Baumata Kabupaten Kupang dengan menawarkan alat parut ubi kayu sistem putaran engkol untuk bahan kue opak dan sampai pada proses produksi dan pasca produksi, dalam mengatasi perumusan permasalah pada bab I. Selanjutnya dirancang desain (perancangan alat parut ubi kayu sistem putaran engkol untuk bahan kue opak), pengadaan bahan dan pembuatan/perakitan alat parut ubi kayu sistem putaran engkol untuk bahan kue opak (sesuai dengan rancangan gambar alat di bawah), dengan melibatkan Work Shop Undana dan SMK 2 (STM) Negeri Kupang. Kegiatan ini sesuai dengan jadual kerja dari bulan Juni 2005 sampai bulan Nopember 2005. Penyuluhan, demontrasi dan evaluasi penggunaan alat parot ubi kayu sistem putaran engkol untuk bahan kue opak, telah diberikan kepada industri makanan dan jajanan Bu' Koroh di Desa Baumata Kabupaten Kupang. Semua tahapan kerja ini sesuai dengan jadual pada Proposal dilaksanakan tahun 2005. Adapun lokasi kegiatan Int dilakukan selain di Work Shop Undana untuk merancang alat parot ubi kayu sistem putaran engkol untuk bahan kue opak dengan : operasional, demontrasi dan pemakaian alat dilakukan di industri mitra Bu' Koroh Kabupaten Kupang. Jadual pelaksanaan serta macam kegiatannya seperti pada tabel di bawah ini :

GAMBAR DESAIN ALAT PARUT UBI KAYU SISTEM PUTARAN ENGKOL UNTIJK BAHAN KTlF. OPAK (R vlewKennstll1cmm)

PENYEDIAAN

MATERIAL ALAT SESUAI KEBUI1JHAN

~MEMOTONG MATERIAL SESUAI DENGAN UKURAN YANG DIPERLUKAN

~PERAKITAN KOMPONENIMATERIAL SESUAI DENGAN DESAIN PEMARUT

IPEMASANGAN SISTEM PUTARAN ENGKOL DAR! ALAT PARUT UBI KAYU

IALAT PARUT UBI KAYU SISTEM PUTARAN ENGKOL UNTUK BAHAN KUE OPAK SlAP MEMECAHKAN MASALAH

Langkah selanjutnya: 1. Melakukan putaran engkol, sehingga mata parot aluminium berputaT. 2. Mata parot aluminium berputar akan memarut ubi kayu bahan baku kue opak. 3. Hasil parutan ubi kayu yang halus di bumbui, kemudian dicetak bulat dan dijemur. 4. Cetakan bulat yang kering digoreng, didinginkan dan dikemas kedap udara.

http://www.univpancasila.ac.id

8/13

4

Jumal Dmiah Exacta

VoL 2 No.1 Mei 2009

HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan Achtion Research dilakukan dalam bentuk "Pendidikan, Pelayanan dan Back Stopping" dengan mengadakan kegiatan yang disusun atas beberapa tahapan kerja untuk dapat memudahkan pelaksanaan dan evaluasinya (Nurhadi Indro, 1999). Adapun tahapantahapan yang dimaksud adalah sebagai berikut: a. Kursus model perancangan/disain alat parut ubi kayu system putaran engkol untuk bahan kue Opak, sesuai metodelogi yang ditawarkan di atas .. b. Memberi penyuluhan/pelayanan, contoh, cara-cara memarut ubi kayu system putaran engkol untuk bahan kue Opak, pemeliharaan peralatan dan pengaturan desain pemarut yang benar serta baik, dengan mengundang beberapa industri sejenis lain yang berada di sekitar lokasi home industry Bu' Koroh, agar dapat meningkatkan keterampilan, pendapatan dan menambah nilai guna dari alat parut ubi kayu system putaran engkol untuk bahan kue Opak tersebut. c. Evaluasi hasil kegiatan baik pada Bu' Koroh rekan, maupun dengan industri sejenis lainnya yang diikutkan dalam kegiatan penyuluhan guna dilihat tanggapan mereka, terhadap proses kerja dari alat parut ubi kayu system putaran engkol untuk bahan kue Opak. d. Pelaporan dari seluruh basil kegiatan, termasuk kesimpulan sementara dan saran untuk kegiatan selanjutnya. Metode Perancangan Karya Teknologi program Vucer dilakukan dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut : Energi putaran yang dapat digunakan untuk memperoleh energi mekanik melalui pemanfaatan putaran pedal sebagai penggeraknya. Ayunan pedal adalah suatu alat atau pesawat yang menggunakan atau mengubah suatu bentuk tenaga ayunan menjadi tenaga gerak (mekanik) yang akan memutar pisau untuk melakukan pemotongan atau irisan pada krupuk yang telah tercetak. Sedangkan kopel putaran adalah sebuah alat yang berfungsi menghubungkan ayunan pedal

keporos putaran untuk menjadi tenaga gerak (berputar atau gerak lurus), (Charles K.1990). Kopel putaran tersebut tidak dapat bergerak atau perputar dengan sendirinya, hal ini dihasilkan oleh putaran pedal. Energi putaran pedal inilah yang dikopel dengan mata parut yang berfungsi memarut ubi kayu, hasil parutan ubi kayu ini yang digunakan sebagai bahan utama kue Opak. Alat gerak yang dilengkapi dengan peralatan bantu kopel/puli sehingga mampu berfungsi sebagai pengubah suatu bentuk tenaga tersebut dinamakan mesin engine (Chapura, 1991). Untuk memanfaatkan putaran pedal sebagai tenaga penggerak memerlukan transmisi seperti poros transmisi atau poros penerus daya dari pedal dan sebagian lainnya melalui alat-alat transmisi seperti roda gigi dan lainnya (Raffei dan Tedja, 1979). Alat parut ubi kayu sistem putaran engkol untuk bahan kue opak, ini hendaknya dikembangkan terutama pada desain pisau parot pada putaran engkol yang ada pada poros utama dalam menghasilkan parutan ubi kayu dengan halus tanpa serat. Ukuran dan desain parutan ubi kayu sistem putaran engkol untuk bahan kue opak yang diinginkan sesuai pesanan konsumen. Selain itu berdasar pengalaman kerja dari alat parut ubi kayu sistem putaran engkol untuk bahan kue opak ini, temyata bahan baku pisau parut dan pedal, hendaknya dari kualitas baja yang kuat dan kenyal, hal ini membawa dampak pada ketahananfkekuatan dari mata pisau parot alat ini. Evaluasi perbaikan dan pengembangan rancangan alat parut ubi kayu sistem putaran engkol untuk bahan kue opak, yang telah mendapat perhatian dan kunjungan monitoring dari staf Ditbinlitambas Dikti Depdiknas Jakarta dan Tim pemantau Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Nusa Cendana pada industri makanan Bu' Koroh di desa Baumata Kabupaten Kupang. Hasil monitoring tersebut memberikan masukan yang positip terhadap perkembangan kegiatan yang telah dilakukan, bahkan dapat ditingkatkan dalam program Vucer multi years. Hanya kendala yang akan dihadapi sesuai keluhan dari

http://www.univpancasila.ac.id

8/13

5

---

-

-~----------------------------Jurnal Dmiah Exacta VoL 2 NO.1 Mei 2009

industri rekan adalah bahan ubi kayu yang produksinya sangat tergantung dengan kondisi panen petani. Oleh karena itu diberikan masukan kepada Departemen terkait, seperti Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Daerah NTT untuk dapat meningkatkan produktivitas hasil ubi kayu, dengan eara yang kontinyu, sekalipun musim kering. Hasil diskusi dari Ditbinlitabmas khusus kepada tim program vueer, peralatan ini dapat digunakan untuk jenis jajanan sejenis lainya. Dalam penerapan teknologi tepat guna diperlukan desain perakitan sehingga menjadi suatu alat yang bermanfaat bagi industri keeil yang membutuhkan (Sularso, 1979). Model dan raneangan alatnya adalah sebagai berikut :

Bahan baku Ubi Kayu yang sudah dikupas dan bersih diletakkan di atas mata parut aluminium (1), dan setel dudukan mata parut aluminium (2) tergantung luaslbesarnya ubi kayu yang akan diparut. Bantalan meja (3) juga diatur kedudukannya sedemikian rupa sehingga ubi kayu yang telah bersih diletakkan pada posisi lurus horizontal. Penjepit dan pemegang ubi kayu (4) melalui penutup dengan tangan kiri, sekaligus untuk menahan dan mengatur tekanan putaran mata pemarut aluminium terhadap ubi kayu yang sedang diparut sebagai bahan baku opak. Putarlah engkol dari pedal sepeda bekas dengan tangan kanan (5) yang akan memutar mata parut aluminium untuk melakukan pekerjaan pemarutan ubi kayu hingga menjadi lembut dan halus, sebagai bahan baku makanan krupuk opak melalui putaran mata parut aluminium tersebut. Setelah ubi kayu diparut sampai lembit dan halus, maka sisa-sisa ampasnya akan terbuang melalui (6) saluran pembuangan limbah serat-serat ubi kayu.

SIMPULAN 3HasH kegiatan pelaksanaan penelitian dan pengembangan teknologi tepat guna alat parut ubi kayu sistem putaran engkol untuk bahan kue opak, mampu membawa industri makanan Bu' Koroh di desa Baumata Kabupaten Kupang, sehingga dapat disimpulkan : a. Para pekerja makanan ringan dapat dengan efisien dalam memenuhi pesanan konsumen kue Opak dari bahan parutan lembut dan halus ubi kayu, oleh konsumen yang eukup banyak dengan kualitas hasH yang baik, bersih dan gurih b. Para pekerja makanan ringan dapat memiliki alat parut ubi kayu sistem putaran engkol untuk bahan kue opak, yang mampu mengolah bahan ubi kayu menjadi berbagai parutan yang tip istipis yang tanpa serat dan merata dalam waktu yang cepat, dimana sebelum adanya alat ini 1 kg ubi kayu dikerjakan memarut dalam waktu 15 menit, tetapi sejak alat ini dioperasionalkan 1 kg ubi kayu dapat diproses dalam 2 menit.

6

Gambar: Alat Parut Ubi Kayu Sistem Putaran Engkol Untuk Bahan OpakKeterangan gambar: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Mata Parut Aluminium. Dudukan Mata Parut Meja pengatur Ubi Kayu Tutup Penahan Ubi Kayu. Putaran Engkol. Pembuang limbah serat Ubi Kayu

http://www.univpancasila.ac.id

8/13

6

Jumal Dmiah ExactaI I

VoL 2 NO.1 Mei 2009

UCAPAN TERIMAKASIHDengan mengueapkan puji dan syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya pelaksanaan kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna pada Industri Keeil oleh Perguruan Tinggi melalui Program Vucer dapat diselesaikan. Kegiatan Program Vueer ini dibiayai melalui DIP A Universitas Nusa Cendana Departemen Pendidikan Nasional dengan Nomor Kontrak: 47/Jl5.PPK/KTR/2005, tanggal13 Juni 2005. Atas pemberian biaya tersebut kami sampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Ditbinlitabmas Dikti, Rektor Undana, Pimpinan Proyek Undana, Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Undana, dan Dekan FKIP Undana. Demikian pula kepada semua pihak, khususnya peserta kursus dari pengusaha/industri keeil rekan Bu' Koroh di desa Baumata Kabupaten Kupang. Kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar atas bantuan dan pemberian fasilitas dari Ketua Work Shop Undana, serta kerja sarna yang baik dari semua anggota pelaksana dan peserta kursus, dalam merancang dan membuat : alat pamt ubi kayu system putaran engkol untuk bahan kue Opak, di Perusahaan industri keeil rekan Bu' Koroh di desa Baumata Kabupaten Kupang. Untuk itu kami sampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.

DAFTAR PUSTAKAAmir Pamuntjak,I I (1977),

MembuatJakarta:

PerkakasWijaya.

:,'Bengkel,II

Charles K, (1990), !Motor-Motor Listrik, Alih Baha~a Djoko Aehyanto, II Jakarta: Erlangga. Chapura,