al-haddād, rātib al-aṭṭās dan rātib al ʿaydrūs)...
TRANSCRIPT
-
PENGARUH TRADISI PEMBACAAN TIGA ZIKIR RĀTIB (Rātib
al-Haddād, Rātib al-Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs) TERHADAP
SANTRI-SANTRI PESANTREN MODERN UMMUL QURO AL-
ISLAMI
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Agama (S.Ag)
Oleh
Iis Kholisoh Tusadiyah
11140340000145
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020 M
-
Pengaruh Tradisi Pembacaan Tiga Zikir Rātib (Rātib al-Haddād,
Rātib al-Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs) Terhadap Santri-santri
Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Agama (S.Ag)
Oleh
IIS KHOLISOH TUSADIYAH
NIM. 11140340000145
Di bawah Bimbingan:
ALA’I NADJIB, MA
NIP. 197112052005012004
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULLUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020 M
-
PENGESAHAN SIDANG MUNAQASYAH
Skripsi yang berjudul PENGARUH TRADISI PEMBACAAN TIGA ZIKIR RĀTIB (Rātib al-Haddād, Rātib al-Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs) TERHADAP SANTRI-SANTRI PESANTREN MODERN UMMUL QURO AL-ISLAMI telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 09 Juni 2020. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.
Jakarta, 19 Agustus 2020
Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,
Dr. Eva Nugraha, M.Ag
Fahrizal Mahdi, Lc, MIRKH NIP. 19710217 199803 1 002 NIP. 19820816 201503 1 004
Anggota,
Penguji I, Penguji II,
Moh. Anwar Syarifuddin, M.A.
Drs. Ahmad Rifqi Mukhtar MA NIP. 19720518 199803 1 010 NIP. 19690822 199703 1 002
Pembimbing,
Ala'i Nadjib, MA NIP. 19711205 20050010000
-
i
ABSTRAK
Iis Kholisoh Tusadiyah: 11140340000145
Pengaruh Tradisi Pembacaan Tiga Zikir Rātib (Rātib al-Haddād,
Rātib al-Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs) Terhadap Santri-santri
Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami. Program Studi Ilmu al-
Qur‟an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta 2020.
Skripsi ini membahas tentang pengaruh tradisi pembacaan tiga zikir rātib
(rātib al-Haddād, rātib al-Aṭṭās , dan rātib al-ʿAydrūs) terhadap
santri-santri Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami.
Kajian ini mencoba menjawab rumusan masalah bagaimana kegiatan
santri membaca zikir Rātib dan apakah ada pengaruh terhadap santri-
satri Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami setelah membaca zikir
rātib.
Penelitian skripsi ini termasuk penelitian lapangan (Field Research)
dengan menggunakan metode kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini
yaitu santri-santri kelas VIII sampai kelas XII Pesantren Modern Ummul
Quro al-Islami. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara
dan dokumentasi.
Penulis melakukan beberapa hal dalam penelitian ini: Pertama,
mendeskripsikan penelitian dari hasil field research untuk observasi dan
wawancara. Kedua, data yang telah terkumpul kemudian dikelompokan
dalam beberapa analisa.
Hasil penelitian ini menunjukan tradisi pembacaan zikir Rātib al-
Haddād, Rātib al-Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs dan pengaruhnya
terhadap santri-santri Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami.
Kata Kunci: Zikir, Rātib al-Haddād, Rātib al-Aṭṭās , Rātib al-
ʿAydrūs, Santri.
-
ii
KATA PENGANTAR
ِبْسِم اللَِّه الرَّْْحَِن الرَِّحيمِ
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas
segala limpahan rahmat, taufiq, hidayah, pertolongan dan karunia-Nya
sehingga penulis mampu menyelesaikan penelitian ini. Shalawat dan
salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW semoga kita
mendapat syafaat Rasulullah SAW di hari kiamat nanti. Alhamdulillah
dengan izin Allah SWT tulisan penelitian ini bisa diselesaikan dengan
judul “Pegaruh Tradisi Pembacaan Tiga Zikir Rātib (Rātib al-Haddād,
Rātib al-Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs) Terhadap Santri-Santri Pesantren
Modern Ummul Quro Al-Islami” sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar sarjana pada Jurusan Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir UIN syarif
Hidayatullah Jakarta.
Pada penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih banyak kekurangan dan kesalahan dan bahkan jauh pada kata
sempurna. Untuk itu penulis sangat membuka dan menerima segala saran,
kritik dan masukan dari semua pihak agar bisa menjadi lebih baik lagi.
Selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan
bantuan banyak pihak yang ikut serta berpartisipasi dalam membantu
menyelesaikan tulisan ini, baik secara langsung maupun secara tidak
langsung, baik secara moril maupun secara materil. Oleh karenanya
dengan segala hormat, ketulusan, kerendahan hati dan keikhlasan penulis
ucapkan ribuan ungkapan terima kasih kepada:
-
iii
1. Segenap civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof.
Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A., selaku rektorat
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah beserta jajarannya.
2. Bapak Dr. Yusuf Rahman, MA., sekalu Dekan Fakultas
Ushuluddin Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Eva Nugraha, M.Ag., selaku Ketua Prodi Ilmu al-
Qur‟an dan Tafsir Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Bapak Fahrizal Mahdi, Lc. MIRKH, sebegai Sekretaris Prodi Ilmu
al-Qur‟an dan Tafsir.
5. Ibu Ala‟i Nadjib, MA., selaku Pembimbing yang selalu
meluangkan waktu, memberi banyak arahan dan motivasi kepada
penulis sampai terwujudnya skripsi ini dengan baik.
6. Seluruh dosen Fakultas Ushuluddin beserta staf tata usaha dan
karyawan yang tak kenal lelah memberikan ilmu yang bermanfaat
dan pengalaman selama kuliah.
7. Seluruh staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan Perpustakaan Fakutas Ushuluddin dan Filsafat yang telah
membantu penulis mendapatkan referensi dalam penelitian ini.
8. Pimpinan KH. Abdul Mubin, Lc., seluruh staf guru karyawan dan
siswa siswi Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami yang telah
menerima kedatangan penulis, memberi dukungan dan partisipasi
dalam membantu tercapainya penelitian ini.
9. Kedua orang tua penulis yang tercinta, bapak A. Jaenudin dan ibu
Enjoh Hodijah, yang tidak pernah lelah berdoa dan memberikan
dukungan, bimbingan, arahan, motivasi, serta kasih sayang untuk
kesuksesan penulis.
-
iv
10. Dede Nurhayati dan Rizki Budiman kakak penulis yang senantiasa
mendukung dan memberi motivasi dengan segenap kasih
sayangnya. M. Habibi F.S dan Izmi Nurfadilah adik-adik, M.
Kainan Altara keponakan penulis yang selalu memberikan
semangat dan keceriaan. Dan seluruh keluarga besar yang selalu
memberikan semangat.
11. N. C. Puspito yang tidak pernah lelah memberikan semangat dan
dukungannya kepada penulis.
12. Jajaran sahabat penulis, Fadhila, Rizka Fatihanah, S.Sos., Sarah
Fauziah, S.IP., Andini Yulistia, S.Ag., Nurul Aeni, S.Pd.,
Nurhidayati Fauziah, S.Sos., Maria Ulfah, dan Alm. alifah Dhiafah
yang selalu memberikan semangat, dukungan, bertukar pikiran dan
membantu penulis saat senang maupun susah.
13. IKAPMI AMANAH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kawan satu
perjuangan penulis yang selalu memberikan dukungan dan
menghadirkan kebahagian pada masa-masa perkuliahan.
14. Nurfirtiati Anggraini, Eva Muzdalifah, S.Ag., Firahmatillah,
Seluruh teman-teman satu perjuangan Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir,
terutama Kelas TH D 2014 yang menemani dari awal hingga akhir
perkuliahan dan tidak pernah lelah memberi semangat dan
dukungan.
15. Teman KKN “AKSARA” yang memberikan semangat dan
dukungannya.
16. Qori Rizki Aulia, Zakia Mutia, S.Pd., Devi Masrifah, S.Pd., Siti
Fatonah, Maulida Gita Cahyani S.Pd., sahabat yang selalu
memberikan doa, semangat dan motivasi kepada penulis.
-
v
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan dan
ketulusan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
penelitian ini. Adapun kelebihan dalam penelitian ini semata-mata
datangnya dari Allah SWT dan kekurangannya adalah milik penulis.
Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penulis
dan bagi pembaca umumnya. Amiin.
Ciputat, 16 Mei 2020
Iis Kholisoh Tusadiyah
11140340000145
-
vi
PEDOMAN TRANSLITERASI
Pedoman Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam skripsi
ini berpedoman pada hasil keputusan bersama (SKB) Menteri Agama dan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158 Tahun 1987 dan
Nomor: 0543b/U/1987.
1. Konsonan
Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam
aksara latin:
Huruf
Arab Nama Huruf Latin Nama
Alif Tidak dilambangkan اTidak
dilambangkan
Ba B Be ب
Ta T Te ت
Ṡa ṡ ثEs (dengan titik
di atas)
Jim J Je ج
Ḥa ḥ حHa (dengan titik
di bawah)
Kha Kh ka dan ha خ
Dal D De د
Żal Ż ذZet (dengan titik
di atas)
Ra R Er ر
Zai Z Zet ز
-
vii
Sin S Es س
Syin Sy es dan ye ش
Ṣad ṣ صes (dengan titik
di bawah)
Ḍad ḍ ضde (dengan titik
di bawah)
Ṭa ṭ طte (dengan titik
di bawah)
Ẓa ẓ ظzet dengan titik
di bawah)
„ ain„ عkoma terbalik
(di atas)
Gain G Ge غ
Fa F Ef ؼ
Qaf Q Ki ؽ
Kaf K Ka ؾ
Lam L El ؿ
Mim M Em ـ
Nun N En ف
Wau W We و
ػه Ha H Ha
Hamza ءh
' Apostrof
Ya Y Ye ي
-
viii
2. Vokal
Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa
Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal
rangkap atau diftong. Untuk vokal tunggal, ketentuan alih
aksaranya adalah sebagai berikut:
Tanda Nama Huruf Latin Nama
ََ Fathah A A
َِ Kasrah I I
َُ Dhammah U U
Adapun untuk vocal rangkap, ketentuan alih aksaranya
adalah sebagai berikut:
Tanda Nama Huruf Latin Nama
ََ يْ Fathah dan ya Ai a dan i
ََ وْ Fathah dan wau Au a dan u
Contoh:
kaifa- َكْيفَ
haula- هَْولََ
-
ix
3. Vokal Panjang/ Maddah
Ketentuan alih aksara vocal panjang (maddah), yang
dalam bahasa Arab dilambangkan dengan harakat dan huruf,
yaitu:
Harakat
dan Huruf Nama
Huruf dan
Tanda Nama
ََ ي...ا Fathah dan alif
atau ya Ā
a dan garis di
atas
Kasrah dan ya Ī I dan garis di ِىيْ atas
Dhammah dan ىُػوْ wau
Ū u dan garis di
atas
Contoh:
qāla- قَاؿَ
ramā- َرَمى
qīla- ِقْيلَ
4. Ta’ Marbūṭah
Transliterasi untuk Ta’ Marbūṭah ada dua:
a. Ta‟ Marbūṭah hidup
Ta‟ Marbūṭah yang hidup atau mendapat harakat fathah,
kasrah, dan ḍommah, transliterasinya adalah “t”.
-
x
b. Ta‟ Marbūṭah mati
Ta‟ Marbūṭah yang mati atau mendapat harakat sukun,
transliterasinya adalah “h”.
kalau pada kata terkahir dengan Ta’ Marbūṭah diikuti
oleh kata yang menggunakan kata sandang al serta bacaan
kedua kata itu terpisah maka Ta’ Marbūṭah itu
ditransliterasikan dengan ha (h).
No Kata Arab Alih Aksara
rauḍah al-aṭfāl َرْوَضُة اأَلْطَفاؿِ 1
َِديَنُة الَفاِضَلةُ 2 al-madīnah al-fāḍilah امل
al-ḥikmah احِلْكَمةُ 3
5. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah atau tasydîd yang dalam system tulisan Arab
dilambangkan dengan sebuah tanda ( َّ ) dalam alih aksara ini
dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan
huruf yang diberi tanda syaddah itu.
Contoh:
rabbanā- رَبػَّنَا
nazzala- نػَزَّؿَ
al-birr- الِبر
al-ḥajj- احلَجّ
-
xi
Jika huruf َى ber-tasydid di akhir sebuah kata dan
didahului oleh huruf kasrah ( ّػػػػػػػػػػػػػػػػى), maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah (ī).
Contoh:
(Alī (bukan „Aliyy atau „Aly„ : عِلى
(Arabī (bukan „Arabiyy atau „Araby„ : عَرَِب 6. Kata Sandang
Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab
dilambangkan dengan huruf, yaitu ال. Dalam pedoman
transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti biasa, al-,
baik ketika dia diikuti oleh huruf syamsiyah maupun huruf
qamariah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung
yang mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar (-
), Contohnya:
al-rajulu- الرَُّجلُ
al-sayyidu- السَّيِّدُ
al-syamsu- الشَّْمشُ
al-qalamu- الَقَلمُ
al-badĭ‟u- أْلَبِدْيعُ
al-jalālu- اْلَْاَلؿُ
-
xii
7. Hamzah
Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (')
hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir
kata. Namun, bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak
dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.
Contohnya:
ta'murūna : تَْأُمُرْوفَ
'al-nau : النػَّْوءُ
syai'un : َشْيئٌ
umirtu : أُِمْرتُ
8. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa
Indonesia
Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi
adalah kata, istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam
bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim
dan menjadi bagian dari pembendaharaan bahasa Indonesia,
atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, tidak
lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya kata Al-
Qur‟an (dari al-Qur'ān), sunnah, khusus, dan umum. Namun
bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks
Arab, maka mereka harus ditransliterasi secara utuh. contoh:
-
xiii
Kata Arab Alih Aksara
Fī Ẓilāl al-Qur'ān ِفْ ِظاَلؿ الُقْرآف
Al-Sunnah qabl al-tadwīn الُسنَّة قَػْبَل الَتْدِوْين
الِعباَرَة ِبُعُمْوـِ الَلْفظ اَل ِبُُصْوِص السََّبب
Al-‘ibārāt bi ‘umūm al-lafẓ lā
bi khuṣūṣ al-sabab
9. Lafẓ al-jalālah (اهلل)
Kata “Allah SWT” yang didahului partikel seperti huruf
jarr dan huruf lainnya atau berkedudukan sebagai mudāf ilaih
(frasa nominal), transliterasi tanpa huruf hamzah. Contoh:
dīnullāh : ِدْيُن اهللِ
billāh : بِا اهللِ
Adapun ta marbūṭah di akhir kata yang disandarkan
kepada lafẓ al-jalālah, ditransliterasi dengan huruf (t). Contoh :
hum fī rahmatillāh : ُهْم ِفْ َرْْحَِة اهلل
10. Huruf Kapital Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf capital
(All Caps), dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai
ketentuan tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan
pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf
kapital, misalnya, digunakan untuk menulis huruf awal nama
dari (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan
-
xiv
kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka
yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri
tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada
awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut
menggunakan huruf kapital (Al-). Ketentuan yang sama juga
berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului
oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun
dalam catatan rujukan (CK,DP,CDK, dan DR). Contoh:
Kata Arab Alih aksara
Wa mā Muḥammadun illā- َوَما ُُمَمٌَّد ِإالَّ َرُسْوؿٌ rasūl
ِإفَّ أَوََّؿ بَػْيٍت ُوِضَع لِلنَّاِس لَلَِّذْي بَِبكََّة
ُمباَرَكاً -Inna awwala baitin wuḍi’a
linnāsi bi Bakkata mubārakan
ِفْيِه الُقْرآفُ َشْهُر َرَمَضاَف الذَّْي أُْنزَِؿ -Syahru Ramaḍān al-lażī unzila fīh al-Qur'an
ْين الطرْوِسيْ ُر الدِّ Naṣīr al-Dīn al-Ṭūsī- َنِصيػْ
أَبُػْو َنْصر الَفرَاِبْ -Abū Naṣr al-Farābī
الَغزَاِلْ -Al-Gazālī
ْنِقْذ ِمَن الَداَلؿُ امل
-Al-Munqiż min al-Ḍalāl
-
xv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
PEDOMAN TRANSLITERASI .................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH .................................................. 1
B. IDENTIFIKASI MASALAH ............................................................ 4
C. BATASAN DAN RUMUSAN MASALAH ..................................... 4
D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ..................................... 5
E. TINJAUAN KAJIAN TERDAHULU .............................................. 6
F. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 12
G. SISTEMATIKA PENULISAN ......................................................... 15
BAB II KAJIAN ARTI DAN MAKNA ZIKIR RĀTIB ............................ 17
A. ZIKIR ................................................................................................ 17
1. Pengertian Zikir ..................................................................... 17
2. Cara Berzikir.......................................................................... 19
3. Adab Melaksanakan Zikir ..................................................... 20
B. RĀTIB ............................................................................................ 23
1. Rātib al-Haddād .................................................................. 23
2. Rātib al-Aṭṭās ..................................................................... 24
3. Rātib al-ʿAydrūs ................................................................. 25
4. Persamaan Ayat dan Zikir Dalam Rātib al-Haddād, Rātib
al-Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs ............................................ 25
-
xvi
5. Hikmah Melaksanakan Zikir .................................................. 33
BAB III PROFIL PESANTREN MODERN UMMUL QURO AL-
ISLAMI .......................................................................................................... 35
A. GAMBARAN UMUM PESANTREN MODERN UMMUL
QURO AL-ISLAMI ........................................................................... 35
1. Sejarah Berdiri Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami ... 35
2. Visi dan Misi Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami ..... 37
3. Struktur Organisasi Pesantren Modern Ummul Quro al-
Islami ...................................................................................... 38
4. Keadaan Guru dan Siswa Pesantren Modern Ummul Quro
al-Islami .................................................................................. 39
5. Data Sarana Prasana Pesantren Modern Ummul Quro al-
Islami ...................................................................................... 41
B. KEGIATAN SANTRI PESANTREN MODERN UMMUL QURO
AL-ISLAMI ....................................................................................... 42
BAB IV ANALISIS PENGARUH TRADISI PEMBACAAN TIGA
RĀTIB TERHADAP SANTRI-SANTRI PESANTREN MODERN
UMMUL QURO AL-ISLAMI ....................................................................... 45
A. SEJARAH PEMBACAAN ZIKIR RĀTIB DI PESANTREN
MODERN UMMUL QURO AL-ISLAMI ........................................ 45
B. PELAKSANAAN ZIKIR RĀTIB ................................................... 46
1. Pembacaan zikir Rātib al- Haddad ............................................ 46
2. Pembacaan zikir Rātib al-Aththaas ........................................... 47
3. Pembacaan zikir Rātib al-ʿAydrūs ............................................ 47
C. PEMAHAMAN DAN PENGARUH PEMBACAAN ZIKIR
RĀTIB TERHADAP SANTRI ....................................................... 49
-
xvii
1. Pemahaman ................................................................................. 49
2. Pengaruh ...................................................................................... 52
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 57
A. KESIMPULAN ................................................................................. 57
B. SARAN .............................................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 59
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 65
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari al-Qur‟an dan hadis
menempati kedudukan yang sangat penting bagi kaum muslimin,
pentingnya al-Qur‟an dan hadis berkaitan dengan keberadaan dan
fungsinya sebagai sumber utama ajaran Islam.1
Segala sesuatu dari kemudahan maupun kesulitan,
ketentraman atau kegelisahan yang dialami manusia semuanya
terjadi atas kehendak Allah SWT. Karenanya tidak ada jalan lain
selain mengharapkan pertolongan dan petunjuk Allah SWT. Oleh
karena itu, kita harus selalu mendekatkan diri kepada-Nya.
Banyak sekali cara mendekatkan diri kepada Allah SWT
yaitu dengan mendirikan shalat, membaca al-Qur‟an, selalu
bersyukur, ingat kematian, tidak tergiur dengan dunia, berzikir dan
mengerjakan ibadah sunah. Seperti firman Allah SWT yang
memerintahkan makhluknya untuk berzikir dalam QS. al-Ahzab
[33]: 41-43 yang berbunyi:
ُىَو (١٤)َوَسبُِّحوُه بُْكرًَة َوَأِصيال (١٤)يَا أَي َُّها الَِّذيَن آَمُنوا اذُْكُروا اللََّو ذِْكرًا َكِثريًا
الَِّذي ُيَصلِّي َعَلْيُكْم َوَمالِئَكُتُو لُِيْخرَِجُكْم ِمَن الظُُّلَماِت ِإََل النُّوِر وََكاَن بِاْلُمْؤِمِننَي
(١٤)َرِحيًما
“Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut
nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah
kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. Dialah yang memberi
1 Imam Muhsin. Tafsir al-Qur’an dan Budaya Lokal (Jakarta: Badan Litbang dan
Diklat Kementrian Agama RI, 2001), 1.
-
2
rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan
untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada
cahaya (yang terang), dan adalah Dia Maha Penyayang kepada
orang-orang yang beriman.” (QS. al-Ahzab [33]: 41-43)
pada ayat ini dijelaskan Allah SWT menganjurkan kepada semua
orang beriman kepada Allah dan rasul-Nya supaya banyak zikir
mengingat Allah dengan menyebut nama-Nya sebanyak-
banyaknya dengan hati dan lidah pada setiap keadaan dan setiap
waktu. Sebab, Allah-lah yang melimpahkan segala nikmat kepada
mereka yang tidak terhingga banyaknya. Mereka diperintah
bertasbih kepada-Nya dengan pengertian membersihkan dan
menyucikan Allah SWT dari segala sesuatu yang tidak pantas
bagi-Nya. Allah menjelaskan bahwa Dialah yang memberikan
rahmat kepada orang-orang yang beriman dan menguji mereka di
hadapan malaikat yang berada di langit, para malaikat pun
memohonkan ampun untuk mereka supaya Allah SWT
mengeluarkan mereka dengan taufik, hidayah dan rahmat-Nya dari
kegelapan kekafiran kepada cahaya keimanan.
Ada banyak zikir yang dapat kita amalkan dan sebagian
besar menggunakan ayat-ayat dalam al-Qur‟an. Seperti zikir yang
sudah berbentuk rātib, pada umumnya yang disusun menjadi zikir
rātib terdiri dari ayat al-Qur‟an pilihan yang mengesakan Allah
SWT, mensucikan Allah SWT, memohon ampun dan doa pilihan.
Salah satu dari macam zikir rātib tersebut adalah rātib al-Haddād,
rātib al-Aṭṭās dan rātib al-ʿAydrūs dan masih banyak lagi.
Fungsi zikir ini mendapat ridha Allah SWT, dapat
mendekatkan diri kepada Allah SWT, melancarkan rezeki,
menghilangkan perasaan gundah, menjauhkan diri dari godaan jin,
menghilangkan kesedihan, hidup akan dilimpahkan banyak
-
3
kebaikan, dapat mengontrol emosi dalam diri, diampuni dosa-
dosanya dan masih banyak lagi.
Berdasarkan pengamatan penulis, bahwa Pesantren Modern
Ummul Quro al-Islami mengamalkan sebuah praktik pembacaan
zikir rātib al-Hadad, rātib al-Aṭṭās dan rātib al-ʿAydrūs. Pembacaan
zikir Rātib tersebut rutin dipraktikan setiap hari. Pembacaan rātib
al-Haddād yang dibacakan setelah shalat tahajud berjemaah, rātib
al-Aṭṭās yang dibacakan setelah shalat ashar berjemaah dan rātib
al-ʿAydrūs yang dibacakan menjelang magrib. Praktik pembacaan
rātib ini telah menjadi kebiasaan atau rutinitas santri karena
membaca rātib diwajibkan bagi para santri.2 KH. Helmi selaku
pimpinan Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami telah
mewajibkan santri membaca zikir rātib sejak terbentuknya
pesantren.
Berdasarkan uraian diatas, terlihat bahwa praktik
pembacaan zikir rātib di Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami
adalah penomena yang menarik untuk diteliti. Oleh karena itu
untuk mengetahui gambaran pelaksanaan dan pengaruh zikir rātib
al-Haddād, rātib al-Aṭṭās dan rātib al-ʿAydrūs, maka akan
dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh Tradisi Pembacaan
Tiga Zikir Rātib (Rātib al-Haddād, Rātib Al-Aṭṭās dan Rātib al-
ʿAydrūs) Terhadap Santri-Santri Pesantren Modern Ummul Quro
al-Islami.
2 Qonita (Guru Sekaligus Pembimbing Bagian Ibadah Pesantren Modern Ummul
Quro al-Islami), diwawancarai oleh Iis Kholisoh Tusadiyah. Bogor, 29 juni 2019, Jawa
Barat.
-
4
B. Identifikasi Masalah
Dari beberapa uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka
dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Sejarah pembacaan zikir rātib di Pesantren Modern
Ummul Quro al-Islami.
2. Kegiatan santri membacakan zikir rātib al-Haddād,
rātib al-Aṭṭās dan rātib al-ʿAydrūs.
3. Pengaruh pembacaan zikir rātib terhadap santri-santri.
C. Batasan dan Rumusan Masalah
Sebagaimana yang sudah penulis paparkan di latar
belakang, untuk memperjelas dan menghindari pembahasan yang
nantinya akan melebar sehingga tidak sampai pada maksud dan
tujuan skripsi ini, untuk itu dalam penelitian ini penulis
memberikan batasan pembahasan masalah dalam penelitian ini
yaitu, terbatas pada pengaruh tradisi pembacaan tiga zikir rātib
(zikir rātib al-Haddād, rātib al-Aṭṭās dan rātib al-ʿAydrūs) terhadap
santri-santri Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami.
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka penulis
dapat merumuskan permasalahan penelitian ini, adanya perumusan
masalah yang menjadi tema pokok dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana pembacaan zikir rātib al-Haddād, rātib al-
Aṭṭās dan rātib al-ʿAydrūs dan pengaruhnya di
Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami?
-
5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji permasalahan yang timbul dalam
kehidupan bermasyarakat, serta diarahkan pada upaya memahami
dan menganalisis kangdungan ayat. Maka tujuan yang ingin
dicapai melalui penelitian ini, ialah:
1. Untuk mengetahui kegiatan pembacaan zikir rātib di
Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami.
2. Untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembacaan zikir rātib
terhadap santri-santri.
3. Untuk memperkaya khazanah keilmuan tentang berzikir.
4. Untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) program strata
satu (S1) pada jurusan Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir, Fakultas
Ushuluddin.
Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat
memberi manfaat. secara teoritis, penelitian membaca zikir rātib
diharapkan bisa memberikan kontribusi bagi masyarakat, sekaligus
bisa menjadi sumbangan sederhana dalam pengembangan studi
ilmu al-Quran dan tafsir. Dan juga secara praktis, penelitian ini
bisa memberi pemahaman membaca zikir rātib kepada seluruh
pembaca khususnya para santri, sehingga penulis khususnya dan
pembaca umumnya dapat mengambil hikmah dari kajian living
Qur‟an.
-
6
E. Tinjauan Kajian Terdahulu (Riview)
Adapun sebagai bahan perbandingan bagi penulis dan
untuk mendukung kevalidan dalam skripsi ini, maka setelah
penulis teliti di berbagai skripsi, tesis dan juga jurnal mengenai
judul yang penulis bahas tentang Pengaruh Tradisi Pembacaan
Tiga Zikir Rātib (Rātib al-Haddād, Rātib al-Aṭṭās dan Rātib al-
ʿAydrūs) Terhadap Santri-Santri Pesantren Modern Ummul Quro
al-Islami, maka penulis sampaikan beberapa karya yang mungkin
terkait dengan skripsi yang penulis bahas, antara lain:
Pertama, sebuah skripsi karya Abdul Hadi dengan judul
“Pengaruh Dzikir Ratib al-Haddad Terhadap Psychological Well
Being Pada Jama‟ah Majelis al-Awwabien Palembang
Darussalam”.3 Penelitian ini bertujuan mencari isi dari zikir rātib
al-Haddād di majelis al-Awwabien Palembang Darussalam, dan
tentang Psychologicall Well Being jemaah majelis. Hasil
penelitiannya memaparkan isi kandungan zikir rātib al-Haddād dan
jemaah majelis sebagian diantara jemaahnya dahulu ada yang
menjadi preman, minim pengetahuan agama, keberadaanya dalam
lingkungan masyarakat yang ekstrem, mengalami kesulitan
ekonomi, mengalami gangguan kejiwaan, dan kurangnya
pengendalian jiwa, setelah rutin mengikuti kegiatan berzikir rātib
al-Haddād dan kegiatan yang lain yang ada dalam majelis al-
Awwabien, ada perubahan perilaku yang signifikan dalam
Psychologicall Well Being pada jemaah majelis dalam menjalani
kehidupan sehari-hari.
3 Abdul Hadi_13520001. Pengaruh Dzikir Ratib al-Haddad Terhadap
Psychological Well Being Pada Jama’ah Majelis al-Awwabien Palembang Darussalam.
Skripsi S1 Prodi Bimbingan Penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, 2018.
-
7
Kedua, sebuah skripsi karya Ali Sodirin dengan judul
“Praktik Pembacaan Ratib al-Hadad di Jam‟iyah Eling Nurul Huda
Pondok Pesantren Darul Hikam Desa Gandasuli Kec. Brebes
(Studi Living Hadis)”.4 Penelitian ini bertujuan meneliti bagaimana
praktik zikir rātib al- Haddād tersebut dilaksanakan, bagaimana
pendapat para pengamal dengan adanya praktik tersebut serta apa
makna yang ada didalamnya. Dari hasil penelitian pelaksanaan
zikir rātib al- Haddād diawali dengan membaca syahadatain,
istigfar dan shalawat Nabi. Kemudian sang kiyai bertawasul
dengan harapan mengharap barakah kepada auliya Allah SWT,
selanjutnya para jemaah membaca zikir yang telah disusun dalam
kitab rātib al- Haddād. Menurut para jemaah yang mengikuti
praktek tersebut adanya bacaan zikir rātib al- Haddād ini bertujuan
mencari sebuah keberkahan tersendiri karena dengan adanya
pembacaan zikir rātib ini didalamnya memiliki unsur-unsur
penting dalam berkehidupan masyarakat.
Ketiga, sebuah jurnal karya Annisa Maenumah dengan
judul “Pengaruh Pelatihan Relaksasi Dengan Dzikir Untuk
Mengatasi Kecemasan Ibu Hamil Pertama”.5 Penelitian ini
bertujuan untuk menguji pengaruh program pelatihan relaksasi
dengan zikir untuk mengurangi kecemasan ibu hamil. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa kehamilan selain merupakan
sumber kebahagian juga merupakan sumber kecemasan seorang
ibu. Padahal kecemasan yang berlebihan mempengaruhi kondisi
4 Ali Sodirin_134211064. Praktik Pembacaan Ratib al-Hadad di Jam’iyah Eling
Nurul Huda Pondok Pesantren Darul Hikam Desa Gandasuli Kec. Brebes (Studi Living
Hadis). Skripsi S1 Prodi Tafsir dan Hadits, Fakultas Ushuluddin dan Humaniora,
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2018. 5 Annisa Maimunah. Pengaruh Pelatihan Relaksasi Dengan Dzikir Untuk
Mengatasi Kecemasan Ibu Hamil Pertama. Yogyakarta: Psikoislamika, Jurnal Psikologi
Islami Lembaga Penelitian Pengembangan dan Keislaman. 2011.
-
8
kesehatan fisik dan psikis ibu serta bayi yang dikandung. Hasil
penelitian ini menunjukan Kelompok ibu hamil yang mengikuti
pelatihan relaksasi dengan zikir mengalami penurunan kecemasan
yang signifikan dibandingkan dengan kelompok ibu hamil biasa.
Palatihan relaksasi dengan zikir dibuktikan dapat digunakan
sebagai salah satu cara untuk menurunkan kecemasan kehamilan
ibu hamil.
Keempat, sebuah skripsi karya Heri Sunarto dengan judul
“Urgensi Kegiatan Ratib al-Haddad Dalam Meningkatkan
Keimanan Santri Pondok Pesantren KH. Syamsuddin Durisawo
Ponorogo”.6 Penelitian ini bertujuan mengetahui latar belakang
diadakannya kegiatan rātib al-Haddād di Pondok Pesantren KH.
Syamsuddin Duriwaso Ponorogo, untuk mengetahui kegiatan rātib
al-Haddād disana dan untuk mengetahui urgensi kegiatan rātib al-
Haddād dalam meningkatkan keimanan santri. Dari hasil penelitian
ditemukan bahwa latar belakang kegiatan rātib al-Haddād di
Pondok Pesantren KH. Syamsuddin Durisawo Ponorogo untuk
mengatasi penurunan akhlak dan moral para santrinya seiring
perkembangan zaman yang semakin rusak ini, dan proses kegiatan
zikir rātib al-Haddād dilaksanakan ba‟da magrib secara istiqomah
dan di pimpin langsung oleh para santri yang bertugas. Kegiatan
ini dilaksanakan berjemaah kecuali ada acara-acara tertentu atau
saat liburan sekolah, tetapi para santri tetap diperintahkan untuk
mengamalkan zikir rātib al-Haddād ini sendirian setelah acara-
acara tersebut atau di rumah ketika liburan sekolah.
6 Heri Sunarto. Urgensi Kegiatan Ratib al-Haddad Dalam Meningkatkan
Keimanan Santri Pondok Pesantren KH. Syamsuddin Durisawo Ponorogo. Skripsi S1
Prodi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Ponorogo, 2015.
-
9
Kelima, sebuah skripsi karya Mamay Maesaroh dengan
judul “Pengaruh Intensitas Zikir Ratib al-Haddad Terhadap
Kecerdasan Spiritual Santri (Penelitian di Pondok Pesantren
Mathla‟unnajah Ujung Jaya Sumedang)”.7 Penelitian ini bertujuan
mengetahui intensitas zikir rātib al-Haddād santri Pondok
Pesantren Mathla‟unnajah Ujung Jaya Sumedang, untuk
mengetahui kecerdasan spiritual santri dan pengaruh intensitas
zikir rātib al-Haddād terhadap kecerdasan spiritual santri.
Keenam, sebuah skripsi karya Muhammad Fahrudin
Febryansyah dengan judul “Upaya Peningkatan Kecerdasan
Spiritual Santri Melalui Kegiatan Ratib al-Haddad (Studi Kasus di
Pondok Pesantren Hudatul Muna 1 Jenes Brotonegara
Ponorogo)”.8 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi
kegiatan rātib al-Haddād dalam peningkatan kecerdasan spiritual
santri, dan kontribusi kegiatan rātib al-Haddād dalam
meningkatkan kecerdasan spiritual santri. Adapun hasil
penelitiannya adalah kegiatan rātib al-Haddād di Pondok Pesantren
Hudatul Muna 1 Jenes mempunyai fungsi untuk meningkatkan
kecerdasan spiritual santri melalui pembacaan ayat-ayat al-Qur‟an
dan memperbanyak zikir kepada Allah SWT. Kegiatan ini bermula
dari inisiatif seorang ustad yang telah lama mengamalkan rātib ini
dan mengajak santri untuk mengamalkan guna mengatasi masalah
merosotnya moral dan akhlak santri serta untuk mengisi
7 Mamay Maesaroh_1144010100. Pengaruh Intensitas Dzikir Ratib al-Haddad
Terhadap Kecerdasan Spiritual Santri (Penelitian di Pondok Pesantren Mathla’unnajah
Ujung Jaya Sumedang). Skripsi S1 Prodi Bimbingan Konseling Islam, Fakultas Dakwah
dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, 2018. 8 Muhammad Fahrudin Febryansyah_210314098. Upaya Peningkatan Kecerdasan
Spiritual Santri Melalui Kegiatan Ratib al-Haddad (Studi Kasus di Pondok Pesantren
Hudatul Muna 1 Jenes Brotonegara Ponorogo). Skripsi S1 Prodi Pendidikan Agama
Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, 2018.
-
10
kekosongan jiwa para santri. Kegiatan rātib al-Haddād mampu
memberikan dampak positif dan perubahan yang luar biasa, dalam
kegiatan tersebut mampu meningkatkan kecerdasan spiritual para
santri sehingga mereka merasa lebih dekat dengan Allah SWT dan
merasakan hati yang lebih tentram.
Ketujuh, sebuah skripsi karya Muhammad Naufal dengan
judul “Pengaruh Zikir Terhadap Kesehatan Perspektif Hadis (Studi
Kasus Pengaruh Zikir Raatib al-Atthas di Majlis Ta‟lim wal-Aurad
al-Husaini, Lemahabang, Cikarang Utara, Kab. Bekasi”.9 Dari
hasil penelitian ini diketahui bahwa jama‟ah majlis ta‟lim wal
Aurad al-Husaini dapat merasakan dampak yang positif dalam
membaca zikir rātib al-Aṭṭās, dan dari segi kesehatan mental dan
pandangan hidup, para jemaah majlis ta‟lim dapat merasakan
dampak yang positif yaitu adanya peningkatan pada kualitas
keimanan, ketuhanan juga pandangan hidup yang cenderung lebih
menerima takdir yang Allah SWT tentukan.
Kedelapan, sebuah skripsi karya Mulyadi dengan judul
“Pembacaan Ayat-Ayat al-Qur‟an Dalam Rutinan Ratib al-Attas
(Studi Living Qur‟an di Lembaga Pendidikan Thariq al-Jannah
Kel. Muja-Muju, Kec. Umbul Harjo, Kotamadya Yogyakarta,
D.I.Y)”.10
penelitian ini fokus pada bagaimana praktik dan
pelaksanaan pembacaan ayat-ayat al-Qur‟an pada rātib al-Aṭṭās
yang diwujudkan melalui prilaku jemaah didalamnya baik santri
9 Muhammad Naufal_105034001249. Pengaruh Zikir Terhadap Kesehatan
Perspektif Hadis (Studi Kasus Pengaruh Zikir Raatib al-Atthas di Majlis Ta’lim wal-
Aurad al-Husaini, Lemahabang, Cikarang Utara, Kab. Bekasi. Skripsi S1 Prodi Tafsir
Hadis, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. 10
Mulyadi_13530085. Pembacaan Ayat-Ayat al-Qur’an Dalam Rutinan Rātib al-
Attas (Studi Living Qur’an di Lembaga Pendidikan Thariq al-Jannah Kel. Muja-Muju,
Kec. Umbul Harjo, Kotamadya Yogyakarta, D.I.Y). Skripsi S1 Prodi Ilmu al-Qur‟an dan
Tafsir, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Yogyakarta,
2017.
-
11
maupun pengasuh lembaga pendidikan MDT Thariq al-Jannah.
Hasil penelitian ini menunjukan pembacaan ayat-ayat al-Qur‟an
dalam rātib al-Aṭṭās merupakan praktik sosial keagamaan yang
berkembang di lembaga pendidikan MDT Trariq al-Jannah yang
dilakukan secara rutin setiap malam Jum‟at setelah shalat Isya
dikediaman Kyai Faizin. Bacaan yang terkandung dalam rātib al-
Aṭṭās adalah susunan bacaan yang disusun Habib Umar bin
Abdurrahman al-Aṭṭās dengan ayat-ayat al-Qur‟an pilihan, selawat
Nabi dan doa pilihan. Selain bacaan rātib al-Aṭṭās ada juga bacaan
tambahan yang dibaca sebelum doa dipanjatkan yaitu pembacaan
selawat al-Fatih sebanyak 1000 kali.
Kesembilan, sebuah skripsi karya Sri Utami dengan judul
“Pengaruh Dzikir Ratib al-Haddad Terhadap Kesehatan Mental
Masyarakat Korban Gempa (Studi Kasus Majlis Dzikir al-Ghifary
Bengkulu)”.11
Dalam skripsi ini penulis menjelaskan tentang
bagaimana pengaruh zikir rātib al-Haddād terhadap kesehatan
masyarakat yang terkena musibah gempa. Zikir menyimpan
sesuatu yang istimewa tetang kesehatan mental para jemaahnya,
terutama paska terjadinya gempa pada kesehatan masyarakat
sehingga mereka bisa tegar menghadapi bencana atau cobaan Allah
SWT berupa gempa bumi. Berzikir ternyata mempunyai fungsi
yang laur biasa, baik secara vertikal atau horizontal bisa
menyelesaikan problematika manusia dengan Tuhannya dan
problematika dengan manusia lain, serta kepada seluruh makhluk
diseluruh alam.
11
Sri Utami_H000050009. Pengaruh Dzikir Ratib al-Haddad Terhadap
Kesehatan Mental Masyarakat Korban Gempa (Studi Kasus Majlis Dzikir al-Ghifary
Bengkulu). Skripsi S1 Prodi Ushuluddin, Fakultas Agama Islam, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2010.
-
12
Kesepuluh, sebuah jurnal karya Zulkifli dengan judul
“Kritik Sayyid Usman Tentang Ratib Samman: Kajian Atas
Naskah Tanbih al-Ghusman”.12
Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis kritik Sayyid Uthman pada praktik rātib Samman
(ritual orde sammaniyyah) sebagaimana ditulis dalam naskahnya.
Ulama yang kontriversual itu adalah teman dekat Snouck
Hurgronje dan memiliki sikap akomodatif terhadap pemerintah
kolonial Belanda dan mayoritas pemikiran agamanya cenderung
sesuai dengan kebijakan kolonial Dutch. Sikap kritisnya terhadap
praktik tarekat dapat dilihat dengan jelas dalam kritikannya
terhadap praktik rātib Samman yang menurutnya mengandung
beberapa kesalahan besar.
Setelah mengumpulkan referensi dari berbagai referensi,
skripsi, jurnal, tesis, peneliti tidak menemukan masalah atau judul
yang sedang peneliti teliti. Adapun pembahasan yang penulis
sajikan dalam skripsi ini adalah lebih fokus terhadap pegaruh zikir,
dalam penulisan ini penulis melakukan penelitian lapangan (field
research) di Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami Desa Leuwi
Mekar Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor. Untuk melihat
pelaksanaan zikir rātib dan pengaruh yang santri rasakan.
F. Metodologi Penelitian
Pendekatan dalam penelitin ini, penulis menggunakan
metode penelitian kualitatif. Yakni prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari responden yang penulis rasa cocok untuk di jadikan sumber
12
Zulkifli. Kritik Sayyid Usman Tentang Ratib Samman: Kajian Atas Naskah
Tanbih al-Ghusman. Dialog: Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan, Jakarta,
2001.
-
13
penelitian. Karena dalam metode penelitian kualitatif ini, peneliti
berbaur mejadi satu dengan yang diteliti.13
1. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang penulis
gunakan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:
Observasi yaitu pengamatan langsung yang
dilakukan penulis untuk memperoleh data melalui
kejadian-kejadian dan perilaku para santri yang
dilihat atau diteliti.14
Wawancara yaitu teknik memperoleh informasi
langsung melalui permintaan keterangan-keterangan
kepada pihak pertama yang dipandang pertanyaan
yang diajukan. Mereka yang dilakukan melalui
wawancara ini disebut responden. Datanya berupa
jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan. Untuk memperoleh informasi itu biasanya
diajukan seperangkat pertanyaan atau pernyataan
yang tersusun dalam daftar.15
Kajian Dokumen yaitu mengumpulkan data atau
informasi melalui surat-surat, film dan photo.16
2. Analisis Data
Menerut Boldan dan Biklen, analisis data
kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-
13
Jhonatan Sarwono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Yogyakarta:
Gara Ilmu, 2006), 194. 14
Jhonatan Sarwono. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif , 224. 15
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung:
Alfabeta, 2009), 101. 16
Jhonatan Sarwono. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif , 225.
-
14
milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mengsistensikannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari
dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada
orang lain.17
Proses analisis data kualitatif menurut
sieddel sebagai berikut:
Mencatat dan menghasilkan lapangan dengan
hal itu diberi agar sumber datanya tetap dapat
ditelusuri.
Mengumpulkan, memilah-milah, meng-
klarifikasikan, mengsistensikan, membuat
ringkasan dan membuat indeksnya.
Berfikir dengan jalan agar membuat katagori
data itu makna, dan menemukan pola dan
hubungan-hubungan, dan membuat temuan-
temuan umum.18
3. Tehnik Penulisan
Adapun tehnik penulisan dan penyusunan skripsi
ini di bawah panduan buku Pedoman Penulisan
Skripsi.19
17
Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2007), 155. 18
Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif, 199. 19
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2017.
-
15
G. Sistematika Penulisan
Setelah melakukan tahap-tahap pemikiran dan
pertimbangan secukupnya, sistematika penulisan skripsi ini terdiri
dari lima bab, setiap bab masing-masing memiliki sub bab dan
disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I dimulai dengan pendahuluan, dalam bab ini
tujuannya untuk menggambarkan secara umum atau sebagai
landasan dari skripsi ini, adapun sub dari bab ini adalah membahas
mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan
rumusan masalah yang dimaksud untuk mempertegas masalah
yang akan diteliti agar lebih terfokus, tujuan dan manfaat
penelitian untuk menjelaskan pentingnya penelitian ini, tinjauan
kajian terdahulu (riview), metodologi penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II membahas tentang kajian arti dan makna zikir
Rātib, tinjauan umum didalamnya terdapat zikir yaitu pengertian
zikir, cara berzikir, dan abad berzikir, kemudian rātib didalamnya
terdapat pengertian zikir rātib al-Haddād, zikir rātib al-Attas, zikir
rātib al-ʿAydrūs, persamaan ayat dan zikir dalam rātib al-Haddād,
rātib al-Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs dan hikmah melaksanakan
zikir.
BAB III membahas tentang, profil Pesantren Modern
Ummul Quro al-Islami, adapun sub dari bab ini adalah yang terdiri
dari: sejarah berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi, keadaan
guru dan siswa, data sarana prasarana, dan kegiatan satri.
BAB IV membahas tentang analisis pengaruh pembacaan
tiga zikir rātib terhadap santri-santri Pesantren Modern Ummul
Quro Al-Islami, adapun sub dari bab ini adalah yang terdiri dari:
-
16
sejarah pembacaan zikir rātib di Pesantren Modern Ummul Quro
al-Islami, pelaksannan zikir rātib, pemahaman dan pengaruh
pembacaan zikir rātib terhadap Santri.
BAB V merupakan bab terakhir atau sebuah penutup dari
penelitian skripsi ini, yang berisi kesimpulan dengan tujuan untuk
memberikan jawaban dari hasil penelitian, kemudian saran-saran
dari peneliti untuk para peneliti selanjutnya.
-
17
BAB II
KAJIAN ARTI DAN MAKNA ZIKIR RĀTIB
A. Zikir
1. Pengertian Zikir
Zikir dari segi bahasa berasal dari kata bahasa Arab
yaitu “Żakara” yang berarti menyebut, mengingat,
menggabungkan, menjaga, mengerti, mempelajari.
Sedangkan secara istilah membasahi lidah dengan ucapan-
ucapan pujian kepada Allah SWT.20
Oleh karena itu zikir
berarti mensucikan dan mengagungkan nama Allah SWT
atau menjaga dalam ingatan.
Zikir juga dipandang (mengingat Allah SWT dan
menyebut-Nya), dengan mengerjakan segala macam
perbuatan taat. Zikir adalah suatu jalinan komunikasi
dengan Allah SWT, menyambungkan hati dengan Allah
SWT dan ingat kepadanya. Dalam hal shalat misalnya,
seseorang dikatakan khusyuk jika hatinya selalu ingat
kepada Allah SWT di sepanjang shalatnya. Dalam hal
berpuasa juga seseorang akan bisa mencapai kualitas takwa
lewat puasanya jika selama berpuasa ia menyandarkan
ibadahnya karena Allah SWT. Dalam berhaji pun
demikian, jika seseorang selalu ingat Allah SWT selama
berhaji, maka ia akan memperoleh banyak hikmah di tanah
suci.21
20
Ismail Nawawi. Risalah Pembersih Jiwa: Terapi Prilaku lahir & Batin Dalam
Perspektif Tasawuf (Surabaya: Karya Agung Surabaya, 2008), 244. 21
Agung Mustofa. Dzikir Tauhid (Surabaya: Padma Press), 208.
-
18
Zikir adalah menyebut nama Allah SWT dengan
membaca tasbih (subhanallah), membaca tahlil (la ilaha
illallah), membaca tahmid (alhamdulillah), membaca
taqdis (quddusun), membaca takbir (Allahuakbar),
membaca hauqalah (la haula waala quwwata illa billahi),
membaca hasballah (hasbiyallah) dan membaca doa-doa
yang ma’tsur (yaitu doa-doa yang diterima dari Nabi
SAW).22
Al-Hafizh berkata dalam Fath al-Bari, zikir adalah
segala lafal (ucapan) yang disukai Allah SWT dan kita
banyak membacanya untuk mengingat dan mengenang
Allah SWT seperti lafal-lafal al-baqiyat ash-shalihat, yaitu:
ُسْبَحاَن اهلل َواْلَْْمُد هلل َوالَاَِلَو ِاالِّاهلل َواهلل َأْكبَ رُ
“Saya akui kesucian Allah SWT. Segala puji dan
sanjungan kepunyaan-Nya. Tidak ada Tuhan yang
sebenarnya berhak disembah selain Allah SWT dan Allah
SWT itu Maha Besar.”
Dan dikaitkan dengan lafal ini:
Hauqalah
اَلَحْوَل َواَلقُ وََّة ِإالَّ بِاهللِ
“Tidak ada daya upaya untuk menolak sesuatu
kemudaratan dan mendatangkan sesuatu
kemanfaatan melainkan dengan Allah SWT jua
(tidak ada tempat berlindung selain kepada Allah
SWT sendiri”.
Basmallah (tasmiyah)
ِبْسِم اللَِّو الرَّْْحَِن الرَِّحيمِ
22
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy. Pedoman Dzikir & Doa, cet. I (Semarang:
PT. Pustaka Rizki Putra, 2010), 2.
-
19
“Aku memulai segala usahaku, segala pekerjaan
dan perbuatanku dengan nama Allah SWT sendiri-
Nya (bukan dengan atau atas namaku), yang Maha
Pemurah dan Maha Pengasih”.
Hasballah
وَِكْيلُ َحْسِبَ اهللُ َونِْعَم الْ
“Allah SWT, Tuhan semesta alam cukup bagiku,
aku tidak perlu kepada yang selain-Nya dan Dialah
sebaik-baik penjaga yang menjaga kemaslahatan
dan kemanfaatanku”.
Istigfar
َاْستَ ْغِفُر اهللُ اْلَعِظْيمَ
“Saya memohon ampun kepada Allah SWT yang
Maha Besar”.
Doa-doa yang ma‟tsur yaitu doa-doa yang diterima
dari Nabi SAW.23
2. Cara Berzikir
Zikir itu boleh dilakukan dengan hati saja. Dan yang
sangat utama, apabila kita melaksanakan zikir dengan lidah
dan hati. Yakin lidah menyebut, hati mengingat apa yang
disebutkan lidah.
Oleh karena itu harus pula dimaklumi, bahwa layak
kita meninggalkan sebutan dengan lidah lantaran khawatir
menjadi riya’. Maka sebaiknya kita melakukan zikir
dengan hati dan lidah dan hendaklah kita memelihara diri
dari riya’.24
23
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy. Pedoman Dzikir & Doa, 3. 24
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy. Pedoman Dzikir & Doa, 19.
-
20
Tegasnya, kita diperbolehkan berzikir dengan salah
satu cara, yakni cara mengingat dengan hati saja, tidak
kedengaran bunyi sebutan lidah dan cara menyebut terang-
terangan ucapan-ucapan zikir dengan lidah serta
menghayati makna yang disebut itu dengan hati. Ini lebih
utama jika terpelihara dari riya’ dan sum’ah.
Adapun membunyikan zikir, yaitu sebutan-sebutan
zikir dengan lidah, dan tidaklah berguna ketika menyebut
itu hati kita menerawang ke udara tinggi, tidak menghayati
dan tidak memahami apa yang diucapkan lidah itu. Cara
inilah yang banyak dilakukan oleh masyarakat umum.25
3. Adab Melaksanakan Zikir
Hendaklah seseorang yang melakukan amalan zikir,
memelihara adab-adab zikir yang batin dan adab-adab zikir
yang zhahir. Dengan sempurnanya adab-adab itu,
sempurnalah zikir seseorang. Adapun adab-adab tersebut
antara lain:
Adab-adab zikir yang batin
Apabila seseorang hendak berzikir, hendaklah ia
menghadirkan hatinya, yakni hendaklah hatinya
mengingngat makna zikir itu ketika lidah
mengucapkannya. Karena itu, perlulah seseorang
yang berzikir memahamkan maksud dan lafal-lafal
yang disebutnya, agar dapat memahami maknanya.
Para ulama telah menegaskan, bahwa orang-orang
yang berzikir dituntut untuk mengerti makna yang
25
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy. Pedoman Dzikir & Doa, 20.
-
21
disebut. Orang yang berzikir sama dengan orang
yang membaca (tilawah) al-Qur‟an. Orang yang
membaca al-Qur‟an dituntut pula memahamkan
makna bacaannya.
Para ulama menegaskan pula, bahwa syarat mutlak
untuk memperoleh pahala zikir adalah mengetahui
makna dan memahamkannya.26
Perhatikan apa yang telah ditegaskan oleh as-Sanusi
dalam syarah Aqidah Ummil Barahin:
َلةِ ْهِلي ْ َوِمثْ ُلُو ˓َوَقْد َنصَّ اْلُعَلَماُء َعَلى اَنَُّو اَلبُدَّ ِمْن فَ ْهِم َمْعََن الت َّ
بَاِقى اْْلَذَْكِر اَلبُدَّ ِِف ُحُصْوِل ثَ َوابِِو ِمْن َمْعرِفَِتِو َوَلْو ِبَوْجوٍ
“Seluruh ulama telah menetapkan kemestian
memahami makna tahlil (apabila seseorang
membacanya) dan seperti itu juga makna segala
zikir yang diucapkan. Untuk memperoleh pahala
ucapan, perlu mengetahui makna yang disebutkan,
sekurang-kurangnya mengetahui keringkasan
maksudnya”.
Al-Asnawi berkata: “barang siapa berzikir tetapi
lalai dari memperhatikan makna yang ia ketahui,
maka dia tidak mendapatkan pahala dari zikirnya”.
Adab-adab zikir yang zhahir
Seseorang yang berzikir itu bersikap tertib.
Jika ia duduk, hendaklah ia menghadap ke arah
kiblat dengan sikap khusyuk, menghinakan diri
kepada Allah SWT, tenang dan menundukkan
kepala. Tempat berzikir itu suci bersih, terlepas dari
segala yang meragukan.
26
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy. Pedoman Dzikir & Doa, 20.
-
22
Seseorang yang berzikir itu terlebih dahulu
membersihkan mulutnya sebelum ia mulai berzikir.
Akan tetapi diperbolehkan juga orang yang berzikir
itu tidak bersikap demikian, yaitu membaca zikir
bukan sambil duduk dan tidak menghadap ke arah
kiblat. Allah SWT SWT berfirman:
فَِإَذا َقَضْيُتُم الصَّالَة فَاذُْكُروا اللََّو ِقَياًما َوقُ ُعوًدا َوَعَلى ُجُنوِبُكْم فَِإَذا
اْطَمْأنَ ْنُتْم فَأَِقيُموا الصَّالَة ِإنَّ الصَّالَة َكاَنْت َعَلى اْلُمْؤِمِننَي ِكَتابًا
َمْوُقوتًا
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan
shalat(mu), ingatlah Allah SWT di waktu berdiri, di
waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian
apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah
shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya
shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya
atas orang-orang yang beriman.” (QS. an-Nisa‟ [4]:
103)
Dari ayat tersebut dapatlah dimengerti
bahwa kita dibolehkan berzikir dalam segala bentuk
keadaan, baik ketika sedang berdiri dan sedang
berjalan. Hanya dalam beberapa hal saja yang tidak
disukai kita berzikir, yaitu ketika sedang
melepaskan hajat, sedang berjima‟, sedang
mendengarkan khutbah dan sedang dalam keadaan
sangat mengantuk.27
27
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy. Pedoman Dzikir & Doa, 22.
-
23
B. RĀTIB
Kata rātib secara bahasa berasal dari bahasa Arab yaitu dari
kata rottaba yang artinya mengatur, menyusun, menguatkan.28
Dalam kamus besar bahasa Indonesia rātib adalah puji-pujian atau
doa kepada Tuhan yang diucapkan berulang-ulang, seperti zikir.29
Adapun macam-macam rātib, diantaraya:
1. Rātib al-Haddād
Rātib al-Haddād merupakan sebuah kumpulan doa, wirid
dan zikir yang disusun oleh Sayyid Abdullah bin Alawi bin
Muhammad al-Haddād, beliau lahir di Syubair di salah satu
ujung kota Tarim di Povinsi Hadramaut pada malam kamis
tanggal 5 Safar tahun 1044 H. Beliau dibesarkan di kota Tarim
dan mengalami kebutaan sejak masa kecilnya lantaran penyakit
cacar, tetapi diganti oleh Allah SWT dengan penglihatan lain.
Ia begitu sungguh-sungguh dalam mencari ilmu pengetahuan.30
Beliau meninggal pada malam selasa 7 Dzulqa‟dah tahun 1132
H, dan di makamkan di pemakaman Zabal di kota Tarim.31
Rātib ini disusun karena permintaan salah seorang murid
beliau, tujuannya membuat permintaan tersebut ialah untuk
mengadakan suatu zikir di kampungnya agar mereka dapat
mempertahankan dan menyelamatkan diri dari ajaran sesat
yang melanda pada waktu itu.
28
Mahmud Yunus. Kamus Arab Indonesia (Jakarta: PT. Mahmud Yunus wa
Dzurriyyah, 2010), 137. 29
Kamus Bahasa Indonesia https://kbbi.kemdikbud.go.id 30
Ahmad Zacky el-Syafa. Buku Pegangan Doa dan Zikir keselamatan Ratibul
Haddad, cet. I (Yogyakarta: Mutiara Media, 2013), 9. 31
Ahmad A. Alaydrus. Menyingkap Rahasia Dzikir & Do’a dalam Rātib al-
Haddād, cet. 2 (Surabaya: Cahaya Ilmu,2018), 15.
https://kbbi.kemdikbud.go.id/
-
24
Habib Muhammad Zain al-Habsyi pernah mengatakan
siapa yang membaca rātib ini dengan penuh keyakinan dan
iman ia mungkin dikaruniakan dengan pengalaman yang diluar
dugaannya.32
2. Rātib al-Aṭṭās
Rātib al-Aṭṭās merupakan sebuah kumpulan doa, wirid
dan zikir yang disusun oleh al-Habib Umar bin Abdul Rahman
al-Attas yang lahir di Masyad, Hadramaut, Yaman pada 992
H/1572 M dan wafat pada 23 Rabiul akhir 1072 H/1652 M.
Diberi nama Azizul Manal wa Fathu Babil Wishal yang berarti
anugerah nan agung dan pembuka pintu tujuan.33
Assayyid al-Imam Isaa bin Muhammad Alhabsyi telah
mendapat keterangan dari Sayyidina Umar, beliau berkata:
“telah datang segerombongan jama‟ah kepada Sayyidina Umar
dengan keluhan bahwa mereka sedang mengalami kekeringan
dan kesempitan hidup. Lalu beliau memerintahkan mereka
membaca rātib al-Aṭṭās, kemudian setelah mereka membaca
rātib itu maka diangkatlah oleh Allah SWT kesulitan mereka.
Semua itu karena keberkahan rātib tersebut”.34
Syaikh Ali bin Abdillah Baaroos mengatakan bahwa
Rātib ini jika dibaca disuatu kampung maka ia akan
memperoleh keamanan bagi penduduknya dari segala bahaya,
32
Untung Suropati. “Ratib Haddad Ratib Al” Diakses, 16, Oktober 2019,
https://www.academia.edu/7485575/Rātib_Haddad_Rātib_Al 33
Al‟Allaamah Alhabib Ali bin Hasan Abdullah bin Husen bin Umar al-Attas
Baa‟alawi Alhadharami. Terjemahan Kitab al-Qirthaas 1, Jilid 1, cet. 2 (Daruk Ulum
Press, 2009), 3. 34
Al‟Allaamah Alhabib Ali bin Hasan Abdullah bin Husen bin Umar al-Attas
Baa‟alawi Alhadharami. Terjemahan Kitab al-Qirthaas 1, 11.
https://www.academia.edu/7485575/Ratib_Haddad_Ratib_Al
-
25
dan rātib ini seimbang dengan penjagaan 70 pasukan berkuda
yang tidak disangsikan lagi keampuhannya.35
3. Rātib al-ʿAydrūs
Rātib al-ʿAydrūs merupakan sebuah kumpulan doa,
wirid dan zikir yang disusun oleh al-Habib al-Imam Abdullah
bin Abu Bakar al-Aydrus al-Akbar yang lahir di Tarim,
Hadramaut, Yaman pada 10 Dzulhijah 811-865 H/1391-1445
M. Beliau adalah imam para wali dan orang-orang salèh,
sandaran utama para qutub, maha guru tempat pertolongan para
wali besar, julukan beliau adalah Abu Muhammad. Gelar
alaydrus sendiri bermakna ketua orang-orang tasawuf.36
Adapun keutamaan zikir Rātib ini ialah barang siapa
yang membaca setiap selesai shalat subuh dan magrib maka
segala niat dan hajatnya akan segera dikabulkan oleh Allah
SWT, serta akan diberikan ketenangan dalam jiwanya,
diberikan kemudahan dalam mencari ilmu dan diluaskan
rezekinya, dan meninggal dalam keadaan husnul khatimah.37
4. Persamaan Ayat dan Zikir dalam Rātib al-Haddād, Rātib
al-Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs
Setelah penulis analisis ternyata ada persamaan terhadap
ayat dan zikir yang terdapat dalam Rātib al-Haddād, Rātib al-
Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs, sebagai berikut:
35
Al‟Allaamah Alhabib Ali bin Hasan Abdullah bin Husen bin Umar al-Attas
Baa‟alawi Alhadharami. Terjemahan Kitab al-Qirthaas 1, 12. 36
Zaid Husin al-Hamid. Menyingkap Rahasia Dzikir dan Doa Dalam Ratib al-
Aydrus (Cahaya Ilmu, 2018), 11. 37
Zaid Husin al-Hamid. Menyingkap Rahasia Dzikir dan Doa Dalam Rātib al-
Aydrus, 15.
-
26
Tabel 2.1
Persamaan ayat dan zikir yang terdapat dalam Rātib al-Haddād, Rātib al-
Aṭṭās dan Rātib al-ʿAydrūs
Ayat dan Zikir Artinya
Rātib
al-
Haddād
Rātib
al-
Aṭṭās
Rātib al-
ʿAydrūs
QS. Al-Fatihah [1]: 1-7 QS. Al-Fatihah [1]: 1-7
QS. Al-Baqarah [2]: 1-5 QS. Al-Baqarah [2]: 1-5 - -
QS. Al-Baqarah [2]: 255 QS. Al-Baqarah [2]:
255 - -
QS. Al-Baqarah [2]: 284-
286
QS. Al-Baqarah [2]:
284-286 38
QS. Al-Hasyr [59]: 21-24 QS. Al-Hasyr [59]: 21-
24 - -
QS. Al-Ikhlas [112]: 1-4 QS. Al-Ikhlas [112]: 1-
4 - -
QS. Al-Falaq [113]: 1-5 QS. Al-Falaq [113]: 1-5 - -
QS. An-Naas [114]: 1-6 QS. An-Nas [114]: 1-6. - -
الَاَِلَو ِاالَّاهلل َوْحَدُه اَلَشرِْيَك َلُو اْلُمْلُك َوَلُو اْلَْْمُد ˓َلوُ
ُُيِْي َوُُيِْيُت َوُىَو َعَلى ُكلِّ َشْيٍئ َقِديْ رٌ
“Tiada Tuhan yang
berhak disembah
kecuali Allah, Zat Yang
Maha Esa, tiada sekutu
bagi-Nya. Bagi-Nya
kerajaan dan bagi-Nya
segala puji. Dia-lah Zat
Yang Menghidupkan
dan mematikan. Dia
selamanya akan hidup
dan tidak akan mati.
Dan Dia Maha Kuasa
atas segala sesuatu”.
- -
ُسْبَحاَن اهلل َواْلَْْمُد هلل “Maha Suci Allah SWT, segala puji hanyalah
38
Zikir Rātib al-Aṭṭās di mulai dari kata ََُغْفَرانَك dan zikir al-ʿAydur di mulai dari
ayat 285
-
27
untuk-Nya. Tiada َوالَاَِلَو ِاالِّاهلل َواهلل َأْكبَ رُ Tuhan selain Allah SWT
dan Allah SWT Maha
Besar”.
ُسْبَحاَن اهلل َوِبَْمِدِه ُسْبَحاَن اهلل اْلَعِظْيمِ
“Maha Suci Allah SWT
dan segala puji bagi-
Nya, Maha Suci Allah
SWT yang Maha
Agung”
َنا اِنََّك َرب ََّنا اْغِفْرلََنا َوُتبْ َعَلي ْوَّاُب الرَِّحْيمُ أَْنَت الت َّ
“Duhai Tuhan kami...
Ampunilah dosa-dosa
kami, terimalah tobat
kami, sesungguhnya
Engkau adalah Zat
Yang Maha Menerima
tobat lagi Maha Kasih
Sayang”
- -
اِت أَُعْوُذ ِبَكِلَماِت اهلِل التَّامَّ َماَخَلقَ ِمْن َشرِّ
“Aku berlindung
dengan kalimat Allah
SWT yang sempurna
dari segala kejahatan
makhluk yang
diciptakan-Nya”. (HR.
Muslim)
-
ِبْسِم اهلِل الَِّذى الََيُضرُّ َمَع ِو َشْيٌئ ِِف ااَلْرِض َواَل ِِف اْسِْ
ِمْيُع اْلَعِلْيمُ َماِء َوُىَو السَّ السَّ
“Dengan nama Allah
SWT yang dengan
menyebut nama-Nya
tidak ada sesuatu
apapun baik dibumi
maupun di langit yang
dapat membahayakan.
Dan Dia Maha
Mendengar lagi Maha
Mengetahui”. (HR. Abu
Dawud dan Tirmidzi)
-
َنا بِاهلِل َربِّا َوبِْااِلْساَلِم ˓َرِضي ٍْد َصَلى اهلل ˓يْ ًنادِ َوِبَُحمَّ
َعَلْيِو َوَسلََّم نَِبيِّا
“Aku rela Allah
sebagai Tuhan, Islam
sebagai agama dan
Muhammad SAW
sebagai Nabi” (HR.
Tirmidzi)
- -
ُر ِبْسِم اهلل َواْلَْْمُد اهلل َواْْلَي ْرُّ ِبَِشْيَئِة اهللِ َوالشَّ
“Dengan nama Allah,
dan segala puji
hanyalah untuk Allah,
kebaikan dan
keburukan semua
datangnya dari Allah”
- -
َنا اَمنَّا بِاهلِل َواليَ ْوِم اآلِخِر تُ ب ْ “Kami beriman kepada Allah dan hari akhir, kami juga bertobat
- -
-
28
kepada Allah zahir dan ِاََل اهلِل بَاِطًنا َوظَاِىًراbatin”.
يَا َرب ََّنا َوْعُف َعنَّا َواْمُح الَِّذْي َكاَن ِمنَّا
“Wahai Tuhan kami,
maafkanlah kami dan
hapuskanlah
kesalahan-kesalahan
yang dahulu pernah
kami lakukan”.
- -
َنا يَاَذا اْلَْاَلِل َواإِلْكرَاِم أَِمت ْ َعَلى ِدْيِن اإلساَلمِ
“Wahai Zat Yang
memiliki Keagungan,
matikanlah kami dalam
agama Islam”.
- -
يَاَقِويُّ يَاَمِتنْيَ اِْكِف َشرَّ الظَّاِلِمنْيَ
“Wahai Zat Yang
Maha Kuat, wahai Zat
Yang Maha Kokoh,
hentikanlah segala
kejahatan orang-orang
yang zalim”.
- -
ْوَر اْلُمْسِلِمنْيَ َأْصَلَح اهلُل اُمُ َصَرَف اهللُ َشرَّ اْلُمْؤِذْينَ
“Semoga Allah
memperbaiki urusan
kaum muslimin, dan
memalingkan kejahatan
orang-orang yang
mengganggu”.
- -
رُ يَاَعِلْيُم ˓يَاَعِلىُّ يَاَكِبي ْرُ ˓يَاَقِديُْ ْيُع يَاَبِصي ْ ˓يَاْسَِ
رُ يَاَلِطْيُف يَاخَ ِبي ْ
“Wahai Zat Yang
Maha Tinggi, wahai
Zat Yang Maha Besar,
wahai Zat Yang Maha
Mengetahui, wahai Zat
Yang Maha Dahulu,
wahai Zat Yang Maha
Mendengar, wahai Zat
Yang Maha Melihat,
wahai Zat Yang Maha
Halus, wahai Zat Yang
Maha Menyaksikan”.
- -
ارَِج اْْلَمِّ يَاَكاِشَف اْلَغمِّ يَافَ يَاَمْن ِلَعْبِدِه يَ ْغِفُر َو يَ ْرَحمُ
“Wahai Zat yang
menghilangkan
kesedihan, wahai Zat
yang menghapus segala
kesusahan, wahai Zat
yang memberi ampun
dan mengasihi hamba-
Nya”.
- -
ا َأْستَ ْغِفُر اهلَل َربَّ اْلبَ رَايَ َأْستَ ْغِفُر اهلَل ِمَن اْلَْطَايَا
“Aku memohon
ampunan kepada Allah,
Tuhan seluruh
makhluk. Aku memohon
ampunan kepada Allah
dari segala
- -
-
29
kesalahan”.
اهللُ اهللُ 39اَلاَِلَو ِاالَّ اَلاَِلَو ِاالٌَّد َرُسْوُل اهللُ ُُمَمَّ اَلاَِلَو ِاالَّ
لِِو لَّى اهللُ َعَلْيِو َواصَ 40اهللِ
َوَسلَّْم َوَشرََّف وََكرََّم َوََمََّد َوَعظََّم َوَرِضَى اهلل تَ َعاََل َعِن
الصََّحابَِة َأْْجَِعنْيَ
“Tiada Tuhan yang
berhak disembah kecuali
Allah SWT”
“Muhammad Rasullullah
SAW, semoga Allah SWT
mencurahkan selawat
dan kesejahteraan
atasnya dan
keluarganya. Semoga
Allah SWT juga
muliakan,
mengagungkan dan
menjunjung
kebesarannya. Serta
Allah SWT meridhai
sekalian keluarga dan
sahabat Rasulullah”.
ِمْيِع اْلَعِلْيِم أَُعْوُذ بِاهلِل السَّْيطَاِن الرَِّجْيمِ ِمَن الشَّ
“Aku berlindung kepada
Allah SWT Yang Maha
Mengetahui lagi Maha
Mendengar, dari
bisikan-bisikan setan
yang terkutu.”
-
ِبْسِم اهلِل الرَّْْحَِن الرَِّحْيِم َواَلَحْوَل َوالَقُ وََّة ِإالَّ بِاهلِل
اْلَعِلىِّ اْلَعِظْيمِ
“Dengan menyebut
nama Allah SWT Yang
Maha Pemurah lagi
Maha Penyayang, tiada
daya dan kekuatan
melainkan dengan
pertolongan Allah SWT
Yang Maha Luhur lagi
Maha Agung.”
- -
ِبْسِم اللَِّو الرَّْْحَِن الرَِّحيِم “Dengan menyebut
nama Allah SWT yang
Maha Pemurah lagi
Maha Penyayang.”
- -
َنا بِاهلِل ِبْسِم ِبْسِم اهلِل ََتَصَّْلَنا َعَلى اهلِل اهلِل تَ وَكَّ
“Dengan menyebut
nama Allah SWT kami
meminta perlindungan
kepada Allah SWT,
Dengan menyebut nama
Allah SWT kami
berserah diri ke pada
Allah SWT.”
- -
39
Zikir Rātib al-Haddād dan al-Aṭṭās dibacakan dengan satu kata َُللا .saja ََلاِلَهََاَِلا40
Zikir Rātib al-Aṭṭās dan al-ʿydrūs sampai ٌَِدََرُسْوُلَللا .ُمَحما
-
30
َوَمْن ِبْسِم اهلِل آَمنَّا بِاهللِ يُ ْؤِمُن بِاهلِل اَل َخْوٌف َعَلْيوِ
“Dengan menyebut
nama Allah SWT kami
beriman kepada Allah
SWT, barangsiapa
beriman kepada Allah
SWT maka tiada
kekhawatiran apapun
dalam dirinya.”
- -
ُسْبَحاَن اهلِل َعزَّ اهللُ ُسْبَحاَن اهلِل َجلَّ اهللُ
“Maha Suci Allah SWT,
Maha Agung Allah SWT,
Maha Suci Allah SWT,
Maha Mulia Allah
SWT.”
- -
ًفا ِِبَْلِقِو يَاَعِلْيًما ِِبَْلِقِو يَاَلِطي ْرًا ِِبَْلِقِو اُْلُطْف بَِنا يَاَخِبي ْ
رُ يَاَلِطْيُف يَا َعِلْيُم يَاَخِبي ْ
“Wahai Tuhan Yang
Maha Lembut kepada
makhluk-Nya, wahai
Tuhan Yang Maha
Mengetahui makhluk-
Nya, wahai Tuhan Yang
Maha Waspada terhadap
makhluk-Nya, berbuat
lembutlah kepada kami,
wahai Yang Maha
Lembut, Maha
Mengetahui dan Maha
Waspada.”
ًفا ََلْ يَ َزْل اُْلُطْف بَِنا يَاَلِطي ْا نَ َزْل اِنََّك َلِطْيٌف َلَْ ِفْيمَ
تَ َزْل اُْلُطْف بَِنا َواْلُمْسِلِمنْيَ
“Wahai Yang Maha
Lembut tanpa akhir,
kasihinilah kami dalam
musibah-musibah yang
menimpa, sesungguhnya
Engkau Maha Lembut
selama-lamanya,
kasihinilah kami
bersama seluruh kaum
muslimin.”
- -
41َحْسبُ َنا اهللُ َونِْعَم اْلوَِكْيلُ “Tiada Tuhan yang
berhak disembah selain
Allah SWT.”
- -
Kami semua bertaubat“ تَائِبٌ ْوَن ِاََل اهللِ kepada Allah SWT.”
- -
يَاَاهللُ ِِبَا يَاَاهللُ ِِبَا يَاَاهللُ ِِبُْسِن اْْلَاِتَةِ
“Ya Allah SWT,
akhirilah hidup kami
dengan akhir yang baik
(khusnul khatimah).”
- -
ُسْبَحاَن اهلِل َوِبَْمِدِه. “Maha Suci Allah SWT dan dengan memuji-Nya, - -
41
Kutipan QS. Ali Imran
-
31
ُسْبَحاَن اهلِل َوِبَْمِدِه. ُسْبَحاَن اهلِل َوِبَْمِدهِ
Maha Suci Allah SWT
dengan memuji-Nya,
Maha Suci Allah SWT
dan dengan memuji-
Nya.”
َاْلَْْمُد لِلِو َاْلَْْمُد لِلِو َاْلَْْمُد ْكُر لِلوِ لِلِو الشُّ
“Segala puji bagi Allah
SWT, segala puji bagi
Allah SWT, segala puji
bagi Allah SWT, segala
syukur hanyalah kepada
Allah SWT.”
- -
هللَ َاْستَ ْغِفُر اهلَل َاْستَ ْغِفُر ا َاْستَ ْغِفُر اهللَ اَتُ ْوُب ِاََل اهللِ
“Aku memohon ampunan
kepada Allah SWT, aku
memohon ampunan
kepada Allah SWT, aku
memohon ampunan
kepada Allah SWT, aku
bertaubat kepada Allah
SWT.”
- -
اهللُ َاْشَحُد اَْن اَلاَِلَو ِاالَّْستَ ْغِفُر اهللَ َاْسَأ ُلَك اْْلَنََّة اَ
َواَُعْوُذ ِبَك ِمَن النَّارِ
“Aku bersaksi bahwa
tiada Tuhan (yang
berhak disembah) selain
Allah SWT, aku
memohon ampunan
kepada Allah SWT, aku
memohon kepada-Mu
surga dan berlindung
kepada-Mu dari siksa
neraka.”
- -
ااََليَااهللُ بَِنْظرَْه ِمَن اْلَعنْيِ الرَِّحْيَمِة تَُداِوْى ُكلَّ َماِِب
ِمْن اَْمرَاٍض َسِقْيَمةْ
“Ya Allah, dengan
pandangan-Mu yang
penuh kasih, semoga
Engkau berkenan
menyembuhkan semua
penyakit yang ada
padaku.”
-
دٍ اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ˓ُُمَمَّ 42اللَُّهمَّ َصلَّ َعَلْيِو َوَسلَّمْ دٍ ˓اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمَّ
يَاَربِّ َصلِّ َعَلْيِو َوَسلِّمْ دٍ ˓اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمَّ
يَاَربِّ َصلِّ َعَلْيِو َوآِلوْ
Ya Allah limpahkanlah
selawat kepada
Muhammad, Ya Allah
limpahkanlah selawat
dan salam kepada beliau.
Ya Allah limpahkanlah
selawat kepada
Muhammad, Ya Tuhanku
limpahkanlah shalawat
beserta salam kepada
beliau.
Ya Allah limpahkanlah
42
Untuk zikir Rātib al-Haddād dan al-Aṭṭās satu bait ini.
-
32
دٍ ˓اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمَّنْيَ يَاَربِّ َصلِّ َعَلى النَِّبي ِّ
دٍ اللَّ ˓ُهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمََّحابَةْ يَاَربِّ َواْرَض َعِن الصَّ
دٍ ˓اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمَّاَلَلةْ يَاَربِّ َواْرَض َعِن السُّ
دٍ ˓اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمَّ يَاَربِّ َواْرَض َعِن اْلَمَشاِيخْ
دٍ ˓اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمَّةْ يَاَربِّ َواْرَض عَ ِن اْلَئِمَّ
دٍ ˓اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمَّ يَاَربِّ َواْرَحْم َواِلِدْينَ
دٍ ˓اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمَّ يَاَربِّ َواْرَحْم ُكلَّ ُمْسِلمْ
دٍ ˓اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمَّ يَاَربِّ َواْرَحْم ُكلَّ ُمْذِنبْ
دٍ ˓اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمَّ َواْغِفْر ُذنُ ْوِِب يَاَربِّ
دٍ ˓اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمَّ يَاَربِّ َوْستُ ْرَِل ُعيُ ْوِِب
دٍ ˓اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمَّ يَاَربِّ َواْكِشْف َِل ُكُرْوِِب
دٍ ˓اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمَّ يَاَربِّ َواْكِف ُكلَّ ُمْؤِذيْ
selawat kepada
Muhammad, Ya Tuhanku
limpahkanlah selawat
kepada beliau dan
keluarganya.
Ya Allah limpahkanlah
shalawat kepada
Muhammad, Ya Tuhanku
limpahkanlah shalawat
kepada para nabi.
Ya Allah limpahkanlah
selawat kepada
Muhammad, Ya Tuhanku
ridhailah para sahabat
beliau.
Ya Allah limpahkanlah
selawat kepada
Muhammad, Ya Tuhanku
ridhailah para keturunan
beliau.
Ya Allah limpahkanlah
selawat kepada
Muhammad, Ya Tuhanku
ridhailah para guru.
Ya Allah limpahkanlah
selawat kepada
Muhammad, Ya Tuhanku
ridhailah para imam.
Ya Allah limpahkanlah
shalawat kepada
Muhammad, Ya Tuhanku
kasihilah para orang tua
kami.
Ya Allah limpahkanlah
shalawat kepada
Muhammad, Ya Tuhanku
kasihilah kaum muslimin.
Ya Allah limpahkanah
shalawat kepada
Muhammad, Ya Tuhanku
kasihilah para pendosa.
Ya Allah limpahkanlah
shalawat kepada
Muhammad, Ya Tuhanku
ampunilah dosa-dosaku.
Ya Allah limpahkanlah
shalawat kepada
Muhammad, Ya Tuhanku
sembunyikanlah
kekurangan-
-
33
دٍ ˓اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمَّ اَربِّ َواْصِلْح ُكلَّ ُمْصلحْ يَ
دٍ ˓اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمًَّعا ي ْ يَاَربِّ َواْرَْحَْنا ْجَِ
دٍ ˓اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى ُُمَمَّ يَاَربِّ َواْرَْحَْنا ِبَرْْحَِتكَ
اللَُّهمَّ َصلِّ َعَلى َحِبْيِبَك ٍد َوآِلِو َوَصْحِبِو َسيِِّدنَا ُُمَمَّ
َوَسلِّمْ
kekuranganku.
Ya Allah limpahkanlah
shalawat kepada
Muhammad, Ya Tuhanku
hilangkanlah kesusahan-
kesusahanku.
Ya Allah limpahkanlah
shalawat kepada
Muhammad, Ya Tuhanku
hentikanlah setiap orang
yang suka menyakiti.
Ya Allah limpahkanlah
shalawat kepada
Muhammad, Ya Tuhanku
berbuat baiklah kepada
setiap orang yang
berbuat baik.
Ya Allah limpahkanlah
shalawat kepada
Muhammad, Ya Tuhanku
kasihilah kami semua.
Ya Allah limpahkanlah
shalawat kepada
Muhammad, Ya Tuhanku
kasihilah kami dengan
kasih sayang-Mu.
Ya Allah limpahkanlah
shalawat teriring salam
kepada kekasih-Mu dan
junjungan kami
Muhammad, beserta
keluarga dan sahabat
beliau43
.
5. Hikmah Melaksanakan Zikir
Dibawah ini terdapat hikmah-hikmah yang dapat diperoleh
oleh orang-orang yang berzikir apabila mengerjakannya
menurut cara yang dikehendaki oleh Allah SWT dan Rasul-
Nya, di antaranya:
Mewujudkan tanda baik sangka kepada Allah SWT
dengan amal saleh ini.
43
Tim Raudhah Press. Rātib Arab-Latin-Terjemah (Jakarta: Raudhah Press,
2009), 7-51.
-
34
Menghasilkan rahmat dan inayah Allah SWT.
Memperoleh sebutan dari Allah SWT di hadapan
hamba-hamba yang pilihan.
Melepas diri dari azab.
Memelihara diri dari wiswas setan hannas dan
membentengkan diri dari maksiat.
Mendatangkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Menyampaikan kepada derajat yang tinggi di sisi
Allah SWT.
Memberikan sinaran kepada hati dan
menghilangkan kekeruhan jiwa.
Menghasilkan tegaknya suatu rangka dari iman dan
Islam.
Menghasilkan kemuliaan dan kehormatan di hari
kiamat.
Memperoleh penjagaan dan pengawalan dari para
malaikat.
Menyebabkan dipandang ahli ihsan, dipandang
orang-orang yang berbahagia dan pengumpul
kebajikan.
Menghasilkan ampunan dan keridhaan Allah SWT.
Menyebabkan terlepas dari suatu pintu fasik dan
durhaka. Karena orang yang tiada mau menyebut
Allah SWT (berzikir) dihukum orang yang fasik.44
44
„Aidh Abdullah al-Qarny. Jangan Takut Hadapi Hidup, 19.
-
35
BAB III
PROFIL PESANTREN MODERN UMMUL QURO AL-ISLAMI
A. Gambaran Umum Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami
1. Sejarah Berdirinya Pesantren Modern Ummul Quro al-
Islami
Ummul Quro al-Islami adalah nama dari suatu mimpi
yang dicita-citakan oleh KH. Helmi Abdul Mubin Lc. Nama
Ummul Quro diambil dari nama lain kota suci Mekkah di
Saudi Arabia, yang berasal dari bahasa Arab. Ummul yang
berarti ibu dan Quro yang berati desa. Ibu dari desa-desa yaitu
kota yang dikunjungi oleh kaum muslimin dari berbagai
negara. Maksud pendiri mengambil nama ini adalah
tabarrukan (mengambil keberkahan) dari kota suci Mekkah
yang selalu dibanjiri oleh kaum muslimin dari segala penjuru
dunia.
Yang dimaksud dengan tabarrukan (mengambil
keberkahan) oleh pendiri pesantren ini adalah agar pesantren
ini juga selalu dibanjiri oleh kaum muslimin yang datang dari
berbagai penjuru daerah di seluruh tanah air, bahkan tidak
menutup kemungkinan juga datang dari luar Indonesia untuk
menuntut ilmu di pesantren ini. Kata “al-Islami” setelah
Ummul Quro digunakan untuk memberikan ciri khas dan
penegasan sebagai lembaga pendidikan Islam.
Pesantren Modern Ummul Quro al-Islami memulai
tonggak sejarahnya pada tanggal 21 Juli 1993 bertepatan
dengan 1 Muharram 1413 H