akuntansi aktiva tetap

27
AKUNTANSI PERPAJAKAN AKTIVA TETAP MODUL 11 Mutiah

Upload: issad

Post on 25-Nov-2015

74 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

akuntansi

TRANSCRIPT

AKTIVA TETAP

PAGE 8

AKUNTANSI PERPAJAKAN

AKTIVA TETAP

MODUL 11Mutiah

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2008AKTIVA TETAP

A.JENIS AKTIVA TETAP

Aktiva Tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Menurut perpajakan aktiva tetap harus memenuhi kreteria :

1. Dimiliki dan digunakan dalam usaha atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan, dengan suatu masa manfaat yang lebih dari satu tahun.

2. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal.

Baik menurut akuntansi maupun ketentuan perpajakan nilai aktiva tetap tidak boleh dibebankan sekaligus sebagai biaya. Pembebanannya dilakukan melalui alokasi secara berangsur-angsur dengan cara penyusutan atau amortisasi.

Ketentuan perpajakan mengelompokkan aktiva tetap sbb :

1. Aktiva tetap yg dapat disusutkan (depreciable assets)

Mis : bangunan, mesin & peralatan

Nilai gedung disajikan dalam neraca adalah sebesar harga perolehan.

a.Gedung diperoleh :

-Pembelian

(H. Beli, by perbaikan,by balik nama dll)

-Di bangun sendiri(H. kontrak, by pengawasan, by arsitek, by bunga pinjaman, biaya asuransi) / seluruh biaya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan tersebut hingga siap digunakan.

Baik akuntansi maupun perpajakan biaya bunga yang dikeluarkanuntuk membangun suatu proyek, bunga tersebut dapat dikapitalisasikan

Dalam prinsip akuntansi, biaya aktiva baru meliputi biaya bongkar dan harga penggantian aktiva yang lama, yang merupakan pengorbanan yang harus diperhitungkan sebagai biaya yang harus dikapitalisasi.

Dalam perpajakan nilai sisa buku harta lama yang dibongkar tidak dikapitalisasi ke nilai perolehan harta baru, tetapi dibiayakan pada tahun pajak ybs.

b.Mesin dan Peralatan (peralatan kantor (mesin tulis, foto copy, meja dan kursi kantor dll)

Mesin dan peralatan disajikan dineraca adalah sebesar H. Perolehan (H. Beli, bea masuk, PPN, ongkos angkut, by asuransi, by pemasangan dan by. percobaan)

2. Aktiva tetap tidak dapat disusutkan (nondepreciable assets)

Mis : Tanah kecuali tanah yang dipakai dalam proses pembuatan produk seperti : pada industri keramik, gerabah, batu bata, genteng.

Nilai tanah disajikan dalam neraca adalah sebesar harga perolehan (H.Beli, ongkos, by balik nama, notaris, by pematangan tanah, by pengurusan surat ijin)

Dalam akuntansi hasil penjualan dari benda-benda yang diperoleh dari pekerjaan pematangan tanah, mis : bekas bangunan, tanah urukan, dll dipandang sebagai pengurang nilai perolehan tanah ybs.

Dalam perpajakan kasus ini belum diatur secara jelas, penjualan benda-benda tersebut tidak mengurangi harga perolehan harta, hasil penjualannya merupakan objek pajak yang dikenakan PPh.

Pengeluaran Modal (capital expenditures) & Pengeluaran Pendapatan (revenue expenditures)

*Capital expenditures : pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang akan dirasakan lebih dari satu periode akuntansi.

*Revenue expenditure : pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang hanya dirasakan dalam periode akuntansi yang bersangkutan.

Untuk tujuan penyusutan ketentuan perpajakan pengelompokkan aktiva :

1. Bangunan

-Peranen

(20 th)

-Non permanen(10 th)

2. Bukan bangunan

-klmp 1

(4 th)

-klmp 2

(8 th)

-klmp 3

(16 th)

-klmp 4

(20 th)

masa manfaat 2th, 3th (diklmpkan sbg aktiva klmp 1

masa manfaat 6th, 7th

(diklmpkan sbg aktiva klmp 2

masa manfaat 5th,9th, 17th (persh dpt memilih yg paling menguntungkan dimasukkan klmp 2,3 / 4

B.PEROLEHAN AKTIVA

Aktiva tetap dapat diperoleh dengan cara :

1. Pembelian (tunai, kredit, angsuran)

2. Capital lease (SGU Modal)

3. Pertukaran

4. Pembangunan sendiri

5. Hibah / pemberian

1. Pembelian aktiva

Aktiva yang diperoleh dengan pembelian di catat sejumlah :

Harga beli + biaya-biaya (PPN yg tidak dapat dikreditkan, by transportasi, by pemasangan, jasa professional).

Harga beli aktiva antar pihak yg mempunyai hub istimewa dapat di hitung kembali sesuai dengan harga pasar (wajar)

Ex:

PT. A memegang saham 30 % dari PT. B . PT A menjual peralatan ke PT.B dengan harga 10 jt. Harga pasar Rp.12 jt. Maka untuk tujuan perpajakan harga penjualan yang di catat di buku ke dua badan di hitung kembali menjadi 12 jt. Kalau barang tersebut merupakan BKP tanpa memperhatikan koreksi harga, PT A akan memungut PPN = 10% x Rp.10 jt = Rp. 1 jt.

Jika PPN tsb dapat dikreditkan maka tidak dikapitalisasi.

Jika PT. B bukan PKP / belum dikukuhkan menjadi PKP maka PPN nya :

1. Dikapitalisasi sebagai nilai perolehan aktiva sehingga nilai aktiva Rp. 11 jt.

2. Dianggap sebagai biaya pada saat pembelian aktiva sehingga nilai aktiva hanya 10 jt. Sedang 1 jt pengurang penghasilan.

2.Perolehan dengan SGU Modal

Yang di maksud dengan leasehold : hak dari penyewa untuk menggunakan aktiva tetap dalam suatu perjanjian sewa menyewa. Cara ini tidak menambah aktiva pemakai, karena hak pemilikan tetap berada ditangan pemiliknya.

Penyusutan barang modal yang pengadaannya melalui perjanjian SGU dengan hak opsi (financial leasing) dilakukan oleh lesse, meski menurut menurut hukum masih milik lessor.

Apabila sewa di bayar setiap periode maka biaya sewa dibebankan dalam periode terjadinya.

Jika sewa di bayar di muka untuk beberapa tahun ada 2 perlakuan :

-Diperlakukan sebagai sewa di bayar di muka yg termasuk dlm aktiva lancar,

perlakuan ini apabila biaya sewa dibayar untuk beberapa periode yang relatif tidak lama.

-Diperlakukan sebagai aktiva tetap tidak berwujud jika sewa yang di bayar dimuka untuk beberapa periode yang relatif lama.

Jika ada perbaikan (menambah partisi) biaya tersebut harus dikapitalisasikan jika jumlahnya cukup material, dan belanja modal ini dalam neraca dikelompokkan dalam aktiva tetap tidak berwujud dengan judul leasehold improvement, Sesuai dengan KMK hal tersebut disusutkan sebesar 5 % selama 20 th.

Pencatatan amortisasi adalah sebagai berikut :

Leasehold improvement

xx

Kas

xx

Biaya sewa

xx

Leasehold improvement

xx

Dalam hal ini ada 3 cara penyusutan atas leasehold improvement(pengel by modal

a.Disusutkan selama masa sewa ( (sebaiknya cara ini yang dipakai)

b.Disusutkan sesuai dengan ketentuan fiskal

c.Disusutkan dengan tariff 5 %, tetapi pada akhir masa sewa sisa nilai buku dibebankan sekaligus.

Ex :

PT.XYZ menyewa Genset untuk penerangan dr PT. Trakindo selama 5 th. PT XYZ mengganti suku cadang seharga 5 jt. Pengeluaran 5 jt harus dikapitalisasi dan di amortisasi selama 5 th karena pengeluaran biaya modal tersebut hanya bermanfaat selama masa sewa.

3. Perolehan dengan pertukaran

Aktiva tetap dapat diperoleh melalui pertukaran dengan :

-aktiva non moneter (baik sejenis / bukan)

-Sekuritas (obligasi / saham sendiri / emisi badan lain)

Selisih N.B aktiva lama dengan harga perolehan aktiva baru dari pertukaran

aktiva bukan sejenis harus di akui sebagai rugi / laba

Untuk aktiva sejenis pengakuan itu ditangguhkan sampai saat aktiva baru di lepas

kembali.

Pertukaran dengan sekuritas emisi sendiri (obl / saham) menimbulkan agio / disagio.

Ex :

Suatu aktiva di tukar dengan aktiva lain yang tidak sejenis dengan contoh sbb :

Tidak sejenis

Sejenis

Nilai perolehan aktiva tetap (aktiva lama)= Rp.3.000.0003.000.000

Ak. Depresiasi

= Rp.1.750.0001.750.000

Nilai buku

= Rp.1.250.0001.250.000

Nilai perolehan aktiva baru

= Rp.2.000.000 sda

Pembayaran yang seharusnya dilakukan= Rp. 750.000 -

Pembayaran yang dilakukan

= Rp. 500.000 500.000Laba atas pertukaran aktiva

= Rp. 250.0001.750.000Pencatatan atas pertukaran aktiva tidak sejenis tersebut adalah sbb :

Aktiva baru

2.000.000

Akumulasi depresiasi

1.750.000

Aktiva lama

3.000.000

Kas

500.000

Laba atas pertukaran

250.000

Pencatatan atas pertukaran aktiva sejenis adalah sbb:

Aktiva baru

1.750.000

Akumulasi Depresiasi

1.750.000

Aktiva lama

3.000.000

Kas

500.000

Pertukaran dengan sekuritas emisi sendiri (obl/shm) menimbulkan agio/disagio.

Perlakuan pajak terhadap pertukaran harta diatur di pasal 10 ayat (2) UU PPh.

Ex :

PT MELATI mempunyai harta R dengan nilai buku Rp.5.000,-. Harta itu ditukar dengan harta S milik PT. ANGGREK Rp.10.000,- . Kedua harta (R & S) mempunyai nilai pasar Rp. 15.000. Kedua badan akan mencatat nilai perolehan harta Rp. 15.000,-

PT. MELATI

PT. ANGGEK

( R ) ( S )

Nilai Buku

Rp. 5.000,-

Rp. 10.000,-

Harga pasar

Rp. 15.000,-

Rp. 15.000,-

P K P

Rp. 10.000,-

Rp. 5.000,-Pertukaran dalam hal ada hubungan istimewaPada pasal 10 ayat (1) UU PPh jika terjadi penjualan harta antara 2 pihak yang mempunyai hubungan istimewa harga perolehannya adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan.

Selisih Harga pasar dengan Nilai buku harta yang dipertukarkan merupakan PKP

Ex :

Seperti contoh di atas : dalam pertukaran tersebut tidak terdapat realisasi pembayaran antara pihak-pihak yang bersangkutan, karena mempunyai hubungan istimewa.

Selisih Harga pasar dengan Nilai buku merupakan PKP

Pertukaran aktiva dengan saham (emisi) perusahaan sendiri sebagai penyertaan

modal.

Contoh :

PT.X menukar aktiva nilai buku Rp. 6 jt dan nilai pasar 10 jt.dengan saham PT.Y .seharga nilai nominal Rp.8 jt.

PT.Y akan mencatat aktiva itu dengan nilai Rp.10 jt.

Perbedaan nilai dengan nilai nominal saham 2 jt (10 jt 8 jt)mrpk agio saham

PT.X akan menghitung keuntungan 4 jt (10 jt 6 jt)

4.Perolehan dengan membangun sendiri

Praktek akuntansi komersial menyatakan harga perolehan aktiva tetap yang di bangun sendiri meliputi : seluruh biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan pembangunan aktiva tersebut hingga siap dipergunakan. Dalam hal ini akuntansi menghadapi masalah mengenai beban overhead (listrik, asuransi, pajak, penyusutan, adm) ke dalam biaya proyek.

Cara untuk menyelesaian masalah tersebut adalah sebagai berikut :

a.Semua biaya overhead dibebankan kedalam biaya proyek, hal ini tidak realistis karena hanya sebagian by overhead yang digunakan untuk proyek.

b.Sebagian saja by overhead yang dibebankan ke proyek, dengan pembebanan proporsional

c.Yang dibebankan biaya tambahan saja, biaya overhead yang bersifat biaya tetap tidak dibebankan. Jika pekerjaan proyek tidak ada bagaimanapun biaya tetap akan terjadi.

5.Perolehan dengan hibah / pemberian

Aktiva tetap yang diperoleh karena hibah / pemberian di catat sebesar harga taksiran / harga pasar, dengan mengkredit Modal Donasi

PT. MAJU menerima hibah tanah dan gedung sebesar Rp 10 jt dan Rp 40 jt. Dan masing-masing mempunyai harga pasar Rp. 20 jt dan Rp. 60 jt. Dalam hal ini akan di catat oleh perusahaan :

Tanah

20 jt

Gedung

60 jt

Modal Donasi

80 jt

Jika terjadi penyerahan harta karena hibah, bantuan, sumbangan yang memenuhi syarat (tidak ada hubungan usaha) nilai perolehan bagi pihak yang menerima harta adalah sisa buku harta dari pihak yang melakukan penyerahan.

Jika terjadi penyerahan harta karena hibah, bantuan, sumbangan antara pihak yang mempunyai hubungan usaha, maka nilai perolehan bagi pihak yang menerima harta adalah harga pasar.

C. REVALUASI HARTA BERWUJUD

Revaluasi hanya diperkenankan apabila terjadi ketidaksesuaian antara unsur-unsur biaya dengan penghasilan karena perkembangan harga. Atas selisih revaluasi aktiva dikenakan pajak dengan tariff tersendiri dengan keps Men Keu sepanjang tidak melebihi tariff tertinggi yaitu antara 10% s/d 30%.

Selisih revaluasi aktiva tersebut merupakan laba dan harus kena pajak.Alasan revaluasi karena terjadi perubahan nilai tukar rupiah (devaluasi)

Selisih penilaian kembali ini harus dibukukan langsung sebagai kenaikan modal dan tidak boleh diperlakukan sebagai laba luar biasa.

D.PENYUSUTAN

Penyusutan adalah penurunan nilai aktiva yang disebabkan oleh berkurangnya manfaat potensial dari aktiva ybs yang diperkirakan terjadi pada periode kegiatan usaha yang berjalan, atau proses alokasi sebagian harga perolehan aktiva menjadi biaya (cost allocation).

Umur aktiva adalah masa pemakaian aktiva dalam usaha.

Umur aktiva dapat dilihat dari umur teknis dan umur ekonomis

Umur teknis :umur aktiva sesuai dengan kreteria teknis aktiva

Umur Ekonomis:jangka waktu pemanfaatannya secara ekonomis.

PSAK membedakan antara istilah penyusutan (depresiasi) dengan penghapusan (write off)

-Depresiasi menunjuk kepada alokasi nilai (penurunan nilai secara gradual)

-Penghapusan (write off) menunjuk kepada peniadaan (penghilangan) nilai suatu aktiva tetap dari pembukuan.( penghapusan dilakukan apabila nilai buku aktiva di anggap tidak lagi menggambarkan manfaat keekonomiannya.

Aktiva tetap perusahaan :

-A.T berwujud

-Sumber alam (wasting assets)

-A.T tidak berwujud (intangible assets) mis : good will, hak paten, hak cipta, frenchise

A.T berwujud, sumber alam, dan intangible assets merupakan sumber yang mempunyai nilai ekonomis yang manfaatnya akan dinikmati secara bertahap dalam mendapatkan penghasilan.

Untuk mempertemukan penghasilan dan biaya harga perolehan aktiva perlu dialokasikan pada periode yang mendapat manfaat dari assets tersebut.

Proses alokasi aktiva berwujud di sebut DepresiasiProses alokasi sumber daya alam di sebut deplesiProses alokasi aktiva tidak berwujud di sebut amortisasi

E.METODE PENYUSUTAN

Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dikelompokkan menurut kreteria sbb :

1.Berdasarkan waktu

a.M. Garis lurus (Straight-line method)

b.M.Pembebanan menurun

M. jumlah angka tahun (sum of the years digits method)

M. saldo menurun / saldo menurun ganda (declining / double declining method)

2.Berdasarkan penggunaan :

a.M. jam jasa (service hours method)

b.M. jumlah unit produksi (productive output method)

3.Berdasarkan kreteria lainnya

a. M. berdasarkan jenis dan kelompok (group & composite method)

b. M. anuitas (annuity method)

c. Sistem persediaan (inventory systems)

1.Straight-line method (digunakan dalam perpajakan u/ gol bangunan)

Penyusutan tiap th =HP - NR

n

ex : sebuah mesin pabrik

HP=Rp. 5.500.000

NR=Rp.500.000n = 5 th

5.500.000 500.000 = 1.000.000

5

Tabel penyusutan Straight-line method

TahunBiaya penyst / tahunAk. PenyusutanN.B

0 Rp.5.500.000

1 Rp. 1.000.000 Rp.1.000.000 Rp.4.500.000

2 Rp. 1.000.000 Rp.2.000.000 Rp.3.500.000

3 Rp. 1.000.000 Rp.3.000.000 Rp.2.500.000

4 Rp. 1.000.000 Rp.4.000.000 Rp.1.500.000

5 Rp. 1.000.000 Rp.5.000.000 Rp. 500.000

2.Sum of the years digits method

Dalam metode ini besarnya penyusutan di hitung dengan cara mengalikan bobot penyusutan dengan jumlah yang di susut.

Ex :

Aktiva digunakan dalam 5 tahun maka bobot untuk :

Th I = 5th II = 4th III = 3th IV = 2th V = 1 Jml = 15

Pembagi di hitung dengan menjmlkan bobot-bobot penyusutan masing-masing th.

Atau dg di hitung = (n+1) (n/2) dari contoh tsb dapat di hitung (5+1)(5/2)= 15

H.P= Rp 5.000.000NR = Rp. 500.000 n = 5

H.P Mesin yang di susut = Rp. 4.500.000,-

Tabel penyusutan M. Sum of the years digits method

TahunBobotPenyst / thAk. PenystNilai Buku

0Rp.5.000.000

155/15 x Rp.4.500.000 = 1.500.000Rp.1.500.000Rp.3.500.000

244/15 x Rp.4.500.000 = 1.200.000Rp.2.700.000Rp.2.300.000

333/15 x Rp.4.500.000 = 900.000Rp.3.600.000Rp.1.400.000

422/15 x Rp.4.500.000 = 600.000Rp.4.200.000Rp. 800.000

511/15 x Rp.4.500.000 = 300.000Rp.4.500.000Rp. 500.000

15 = 4.500.000

4. Declining balance method

Bulan Nopember 2001 dibeli dan ditempatkan mesin seharga Rp.120.000 masuk kelompok I dan penyusutan dengan metode saldo menurun.

Tabel penyusutan declining balance method

TahunTarifPenyusutanNilai buku

20012/12 x 50%Rp. 10.000Rp. 110.000

200250%Rp. 55.000Rp. 55.000

200350%Rp. 27.500Rp. 27.500

200450%Rp. 13.750Rp. 13.750

2005SekaligusRp. 13.750 Rp. 0

F.DEPLESI

Deplesi adalah istilah untuk menyatakan penyusutan dalam usaha pertambangan dan pengusahaan hutan (dalam perpajakan istilah lain dari deplesi adalah amortisasi).

Deplesi dihitung untuk tiap unit hasil sumber alam (ton,barrel dll)

Deplesi = Nilai perolehan - Nilai residu

jml potensi

Contoh :

Tanah yang mengandung hasil tambang dibeli dengan harga Rp. 20.000.000, taksiran isinya sebesar 150.000 ton. Tanah tersebut sesudah dieksploitasi ditaksir bernilai Rp.2.000.000,-. Deplesi per ton dihitung sbb :

Deplesi =Rp. 20.000.000 - Rp. 2.000.000 = Rp.120,- per ton

150.000

Jika pada th I bisa dieksploitasi sebanyak 40.000 ton, maka deplesi untuk th tersebut=

40.000 x Rp.120 = Rp. 4.800.000,-

Jurnal yang dibuat untuk mencatat deplesi adalah sbb :

Deplesi

Rp. 4.800.000,-

Akumulasi deplesi

Rp. 4.800.000,-

Hak Pengusahaan Hutan (HPH)

Produksi Tahun ini (M3) x 100% = .% (max 20%)

Taksiran Produksi dalam konsesi HPH (M3)

Hak Penambangan lainnya

Produksi Tahun ini x 100% = .% (max 20%)

Taksiran Deposit Mineral yang dapat ditambang

Hak Penambangan minyak dan Gas Bumi

Produksi Tahun ini x 100% = .%

Taksiran Deposit Minyak Mentah / Gas Bumi

Contoh :

Suatu konsensi pertambangan ditaksir jumlah depositnya 80.000 ton, hasil produksi satu tahun 8.000 ton. Prosentase hasil produksi satu tahun adalah :

8.000 x 100% = 10%

80.000

jadi, hak penambangan tersebut dalam setahun diamortisasikan sebesar 10%

Metode penyusutan tersebut di atas sesuai dengan prinsip akuntansi

Prinsip deplesi dalam perpajakan dapat berbeda dengan prinsip akuntansi ( merupakan beda tetap.

Menurut ketentuan perpajakan hak penambangan dan hak pengusahaan hutan dapat diamortisasikan berdasarkan metode satuan produksi

Metode satuan = jml penambangan / penebangan

G. METODE PENYUSUTAN MENURUT PAJAK

Metode penyusutan yg dibolehkan dalam ketentuan fiskal adalah :

1. Straight-line method

2. Declining balance method

Untuk menghitung penyusutan ditetapkan sebagai berikut (ps 11 ayat (6) UU PPh

Kelompok harta berwujudMasa manfaatTarif penyusutan sbgm di maksud

ayat (1) ayat (2)

I. Bukan Bangunan

Kelompok 1

Kelompok 2

Kelompok 3

Kelompok 4

II. Bangunan

Permanen

Tidak permanen

4

8

16

20

20

1025 %

12,5 %

6,25 %

5 %50 %

25 %

12,5 %

10 %

5 %

10 %-

-

Straight line Declining B

Dalam ketentuan perpajakan depresiasi dimulai pada saat tahun pengeluaran (walaupun aktiva belum dimanfaatkan) dan di hitung dalam tahunan penuh. Saat yang menentukan adalah pada akhit tahun. Sedangkan pelepasan pada pertengahan tahun tidak diberikan depresiasi karena tiadanya hitung depresiasi.

Ex :

31/12 99 beli aktiva seharga Rp. 10 jt, hal ini akan diberikan penyusutan penuh untuk tahun99 walaupun aktiva baru di pakai pada juni00. Apabila aktiva di jual pada sept 01 untuk tahun 01 tidak ada penyusutan, karena untuk keperluan perpajakan saat yang menentukan adalah akhir tahun buku, dan pada saat itu aktiva sudah bukan milik perusahaan. Dilain pihak, perusahaan pembeli dapat malakukan penyusutan untuk th 01 sejumlah penuh 1 th.

Ex :

PT.TIMBUL membeli aktiva :

Aktiva dengan umur 2 th Rp. 15 jt

Aktiva dengan umur3 th Rp. 25 jt

Aktiva dengan umur4 thRp. 10 jt

Aktiva dengan umur5 thRp. 25 jt

Terhadap aktiva tersebut dikenakan PPN

a.Perolehan aktiva

Aktiva klmp I

75.000.000

PPN masukan

7.500.000

Kas / utang

82.500.000

b.Penyusutan

Biaya penyusutan

37.500.000

Ak. Penyst aktiva klmp I

37.500.000

Contoh soal :

1.PT. GEMILANG membangun gedung pabrik seharga Rp. 700.000.000 selesai bulan Juni 1999, PPN dari kontraktor sebesar Rp. 70.000.000 telah dikreditkan pada tahun 1999.

Biaya pendirian (kelompok I)Rp. 50.000.000

Meubel (kelompok I)

Rp. 20.000.000

Komputer (kelompok I)

Rp. 10.000.000

Kendaraan Operasional (kel II)Rp.120.000.000

Pada tanggal 01 Juli 1999 PT. GEMILANG import mesin pabrik sebesar USD 600,000 dengan kurs per USD = Rp. 2.250

Penyusutan :

a. Akuntansi, metode garis lurus, tidak ada nilai residu

-Gedung pabrik

taksiran umur

35 tahun

-Mesin pabrik

taksiran umur

16 tahun

-Meubel

taksiran umur

4 tahun

-Komputer

taksiran umur

4 tahun

-Kendaraan operasionaltaksiran umur

8 tahun

-Biaya Pendirian

taksiran umur

5 tahun

b. Perpajakan, harta bukan kelompok bangunan dengan metode saldo menurun

Soal :

1. Hitung penyusutan komersial dan penyusutan fiskal dari tahun 1999 s/d 2003

2. Buat perbandingan penyusutan komersial dan penyusutan fiskal dari tahun 1999 s/d 2003

PENYUSUTAN FISKAL (klp III) = 12,5% x NBF

MESIN PABRIK, 01-07-1999 : HP = Rp. 1.350.000.000

No

TahunPenyusutanAk. PenystNBF akhir th

1199912,5% x 1.350.000.000 = 168.750.000 168.750.0001.181.250.000

2200012,5% x 1.181.250.000 = 147.656.250 316.406.2501.033.593.750

3200112,5% x 1.033.593.750 = 129.199.218 445.605.468 904.394.532

4200212,5% x 904.394.532 = 113.049.317 558.654.785 791.345.215

5200312,5% x 791.345.215 = 98.918.152 657.572.937 692.427.063

6200412,5% x 692.427.063 = 86.553.383 744.126.320 605.873.680

7200512,5% x 605.873.680 = 75.734.210 819.860.530 530.139.470

8200612,5% x 530.139.470 = 66.267.434 886.127.964 463.872.036

9200712,5% x 463.872.036 = 57.984.005 944.111.969 405.888.031

10200812,5% x 405.888.031 = 50.736.004 994.847.973 355.152.027

11200912,5% x 355.152.027 = 44.394.004 1.039.241.977 310.758.023

12201012,5% x 310.758.023 = 38.844.754 1.078.086.731 271.913.269

13201112,5% x 271.913.269 = 33.989.160 1.112.075.891 237.924.109

14201212,5% x 237.924.109 = 29.740.515 1.141.816.406 208.183.594

15201312,5% x 208.183.594 = 26.022.951 1.167.839.357 182.160.643

162014

Sekaligus 182.160.643 1.350.000.000 0

PENYUSUTAN FISKAL (klp II)

SALDO MENURUN = 25% x NBF

01-07-1999 H.P Kendaraan Operasional Rp. 120.000.000No

TahunPenyusutanAk. PenystNBF

1199925% x 120.000.000 = 30.000.000 30.000.000 90.000.000

2200025% x 90.000.000 = 22.500.000 52.500.000 67.500.000

3200125% x 67.500.000 = 16.875.000 69.375.000 50.625.000

4200225% x 50.625.000 = 12.656.250 82.031.250 37.968.750

5200325% x 37.968.750 = 9.492.188 91.523.438 28.476.562

6200425% x 28.476.562 = 7.119.141 98.642.579 21.357.421

7200525% x 21.357.421 = 5.339.355 103.981.934 16.018.066

8

2006Sekaligus = 16.018.066 120.000.000 0

AKUNTANSI (G.L)

KELOMPOK IMeubel

KomputerBiaya Pendirian

Harga Perolehan 01-07-99 20.000.000 10.000.000 50.000.000

Taksiran Nilai Residu 0 0 0

Disusutkan 20.000.000 10.000.000 50.000.000

Taksiran Umur 4 th 4 th 5 th

Penyusutan pertahun 5.000.000 2.500.000 10.000.000

KELOMPOK II

Kendrn Oprs

Harga Perolehan 01-07-99 120.000.000

Taksiran Nilai Residu 0

Disusutkan 120.000.000

Taksiran Umur 8 th

Penyusutan pertahun 15.000.000

PENYST FISKAL

(SALDO MENURUN)

1999 10.000.000 5.000.000 25.000.000

2000 5.000.000 2.500.000 12.500.000

2001 2.500.000 1.250.000 6.250.000

2002 2.500.000 1.250.000 6.250.000

2003 0 0 0

Penyusutan Komersial

Metode Garis Lurus

Jenis Aktiva

Harga PerolehanHarga

PerolehanUmurPenyst

Per th

1999

(1/2 th)99 02

(4 th)Total

Penyt

Gedung Pabrik 700.000.00035 20.000.00010.000.000 80.000.000 90.000.000

Mesin Pabrik1.350.000.00016 84.375.00042.187.500337.500.000379.687.500

Meubel 20.000.0004 5.000.000 2.500.000 17.500.000 20.000.000

Komputer 10.000.0004 2.500.000 1.250.000 8.750.000 10.000.000

Kendaraan 120.000.0008 15.000.000 7.500.000 60.000.000 67.500.000

Biaya Pendirian 50.000.0005 10.000.000 5.000.000 40.000.000 45.000.000

TOTAL

2.250.000.000136.875.00068.437.500543.750.000612.187.500

Penyusutan Fiskal

Metode Saldo Menurun selain Bangunan

Jenis Aktiva

Harga

PerolehanTarifPenyt

99

Penyt

00Penyt

01Penyt

02Penyt

03Total

Penyt

Gd Pabrik 700.000.000 5% 35.000.000 35.000.000 35.000.000 35.000.000 35.000.000 175.000.000

Mesin Pbr1.350.000.00012,5%168.750.000147.656.250129.199.219113.049.316 98.918.152 657.572.937

Meubel 20.000.000 50% 10.000.000 5.000.000 2.500.000 2.500.000 0 20.000.000

Komputer 10.000.000 50% 5.000.000 2.500.000 1.250.000 1.250.000 0 10.000.000

Kendaraan 120.000.000 25% 30.000.000 22.500.000 16.875.000 12.656.250 9.492.188 91.523.438

By. Pendir 50.000.000 50% 25.000.000 12.500.000 6.250.000 6.250.000 0 50.000.000

TOTAL

2.250.000.000273.750.000

225.156.250191.074.219170.705.566143.410.3391.004.096.375

Perbandingan antara Penyusutan komersial dan Fiskal

Tahun

Penyt KomersialPenyt FiskalKoreksi

1999 68.437.500 273.750.000 205.312.500

2000 136.875.000 225.158.250 88.281.250

2001 136.875.000 191.074.219 54.199.219

2002 136.875.000 170.705.566 33.830.566

2003 133.125.000 143.410.339 10.285.339

TOTAL 612.187.500

1.004.096.374 391.908.874

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMBMuti'ah SEAKUNTANSI PERPAJAKAN