akuntabilitas politik, membangun demokrasi lokal
DESCRIPTION
Akuntabilitas Politik, Membangun Demokrasi Lokal. Arie Sujito FISIPOL Universitas Gadjah Mada [email protected]. Pokok bahasan. Demokrasi representatif Fungsi parpol dalam demokrasi Representasi Parlemen Akuntabilitas politik Demokrasi sejauh ini Membenahi keterwakilan parlemen - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
Akuntabilitas Politik, Membangun Demokrasi Lokal
Arie SujitoFISIPOL Universitas Gadjah Mada
Pokok bahasan
• Demokrasi representatif• Fungsi parpol dalam demokrasi
• Representasi Parlemen• Akuntabilitas politik
• Demokrasi sejauh ini• Membenahi keterwakilan parlemen
• Membenahi parpol
Demokrasi representatif• Demokrasi dianggap ideal: proses keterwakilan
seluruh rakyat dalam proses pengambilan keputusan. – Model demokrasi langsung seperti konsep klasik polis
Athena – Tidak akan dimungkinkan untuk dilaksanakan dalam
kondisi Negara yang besar secara territorial dan dalam kondisi Negara yang memiliki jumlah penduduk jutaan orang.
• Muncullah demokrasi representatif sebagai penyelesaian masalah penerapan demokrasi.
• Demokrasi representatif menekankan fungsi kepartaian sebagai alat representasi warga dalam proses politik.
• Partai politik (parpol) lahir sebagai ekspresi keinginan rakyat menyatukan pendapat, persepsi, dan kepentingan secara berkelompok untuk menentukan representasinya dalam pemerintahan.
• Secara faktual, parpol dalam rentang sejarahnya belum semua berasal dari konsensus dan kesadaran rakyat, tetapi masih berkutat pada alat untuk memenangkan kandidat dan bentuknya pun hanya seperti kepanitiaan.
• Perlu dicatat, proses perjalanan historik mengkondisikan beberapa parpol sebagai wadah dan alat perjuangan strategis yang sifatnya ideologis.
Fungsi parpol dalam demokrasi
• Parpol merupakan organisasi politik yang MENGHIMPUN PEMIKIRAN, KEPENTINGAN DAN STRATEGI perjuangan
• Merupakan alat AGREGASI dan ARTIKULASI kepentingan rakyat dalam perjuangan di parlemen
• Melakukan KADERISASI untuk rotasi kekuasaan dan kepemimpinan
• PENDIDIKAN POLITIK bagi konstituen
Representasi parlemen
• Sebagai lembaga representasi, parlemen memiliki peran strategis dan otoritas besar didalam menjalankan mandat rakyat yang diwakilinya
• Parlemen dengan fungsi: – legislasi, budgeting, dan kontrol, *) diharapkan mampu menerjemahkan
aspirasi masyarakat dalam kebijakan strategis (agregasi dan artikulasi)
• Parlemen, menjadi tulang punggung kebijakan agar berimbang (balance) antara keputusan eksekutif dengan aspirasi warga
• Posisi sebagai lembaga representasi tentu harus akuntabel, yakni mempertanggungjawabkan keterwakilannya dalam sikap kepemihakan yang jelas sesuai prinsip ideologi dan konstitusi
• Akuntabel, yakni mempertanggungjawabkan keterwakilannya dalam sikap kepemihakan yang jelas sesuai prinsip ideologi dan konstitusi
Bagaimana akuntabilitas politik?
• Anggota parlemen dipilih oleh rakyat berbasis konstituen parpol, konsekuensinya:– mempertanggungjawabkan mandatnya
kepada pemilihnya yang berkoordinasi dengan parpol
• Menjaga kedekatan relasi dengan pemilih dengan membangun intensitas pertemuan melalui berbagai cara:– Pertemuan langsung, telepon, sms, dialog
televisi, radio (komunitas), media cetak, memakai internet, atau media-media lainnya
• Mengkomunikasikan proses dan hasil kerjanya kepada konstituen
• Meminta input, menjaring, mengolah dan mengartikulasikan aspirasi warga menjadi rumusan kebijakan
• Berinisiatif dan responsif atas segala masalah masyarakat, bukan saja menunggu aspirasi warga
Masyarakat/ konstituen
Eksekutif Parlemen
Partai Politik
Input dan formulasi
Agregasi dan artikulasi
Sosialisasi
Pendidikan politik
Kontrol, budgeting, legislasi
Kontrol ekstraparlemen
Keputusan dan implementasi
Konsultasi
Jaring aspirasi langsung
• Reformasi telah melahirkan dua akibat penting: liberalisasi politik dan kebebasan media massa
• Di era liberalisasi politik peran parpol dan politisi sangat penting untuk mendorong percepatan demokrasi dan kualitas yang optimal
• Dinamika demokrasi 5 tahun pertama era reformasi mengalami peningkatan, tetapi 5 tahun kemudian kian merosot
Perkembangan Demokrasi Sejauh ini
• Dalam hal prosedural-formalis terpenuhi dan membaik, tetapi dalam hal substansial (nilai-nilai kepercayaan, persamaan, keterbukaan, kebebasan, keadilan sosial dan ekonomi, serta komunikasi politik) makin merosot
• Akibatnya, terjadi penurunan pengakuan dan kepercayaan (delegitimasi dan distrust) pada parpol bahkan bisa mengarah sinisme demokrasi. Sungguh ironis.
• Pemilu merupakan sarana strategis terjadinya rotasi kekuasaan, serta alat untuk membangun legitimasi secara konstitusional atas kekuasaan
• Hanya pemilu yang demokratis, fair, jujur, adil, dan kompetitif yang akan menciptakan proses dan output berkualitas dan bermakna
Membangun Keterwakilan Parlemen
• Anggota parlemen hendaknya terus meng- update kapasitasnya menyesuaikan dinamika dan perkembangan masyarakat
• Institusi parlemen membutuhkan supporting system (pusat informasi, data base, dan instrumen pembuatan kebijakan) yang memadai untuk mendukung kinerja dewan
• Anggota parlemen harus mendapatkan sokongan input dari parpol sebagai pemasok ide dan pemikiran
• Menciptakan media komunikasi formal dan informal yang menghubungkan anggota parlemen dengan masyarakat
• Mendorong warganya di dapil, misalnya, untuk lebih aktif dalam menyampaikan aspirasi
• Bekerjasama dengan media massa dan LSM untuk membantu memperoleh informasi dan menjaring aspirasi warga grass roots
• Membuat media sosialisasi penyampaian proses dan hasil kerja parlemen kepada masyarakat untuk mendapatkan penilaian dan dukungan
• Pendidikan politik bagi kader harus dilakukan untuk melakukan ideologisasi, secara bertahap dan sistematik
• Menghindari model-model cetak kader yang instan, karenanya track record saat rekruitmen kader harus lebih selektif
• Menyusun struktur dan kelola parpol yang demokratis, mengurangi dan mencegah personalisasi, tetapi justru mengembangkan stradisi sistemik kelola organisasi
Membenahi parpol
–Menghilangkan cara-cara oligarkhis dalam pengambilan keputusan, sebaliknya mengelola parpol secara demokratis : partisipatif, transparan dan akuntable
–Secara internal perlu mengembangkan spirit “solidaritas” (antar kader saling menguatkan dan mendukung) dibandingkan “kompetisi” (bersaing secara tidak sehat)
• Secara eksternal, para kader parpol perlu senantiasa membangun hubungan komunikasi dengan konstituen
• Intensitas komunikasi politisi dengan pemilih (konstituen dengan kader) bermanfaat:– merekam aspirasi yang bisa dijadikan bahan
pertimbangan untuk diperjuangkan oleh parpol dan kadernya
– Mendapatkan pengakuan konstituen pada parpol dan kadernya
– Memungkinkan dukungan dalam pemilu
• Membangun gugus-gugus warga sebagai basis parpol yang dibangun sebagai mesin dukungan politik, dikelola secara partisipatif dan ideologis, bukan pragmatis
• Mengurangi tendensi “meninggalkan massa” pasca pemilu dengan cara merumuskan model kedekatan antara parpol dan konstituen, dengan senantiasa merawat dan mengembangkan program berkelanjutan
• Parpol hendaknya memiliki kader-kader di grassroot sebagai ujung tombak pembangunan politik konstituen, berlangsung lima tahun, tidak hanya menjelang pemilu semata