aktivitas harian dan daerah jelajah.docx
DESCRIPTION
zzTRANSCRIPT
-
5/27/2018 AKTIVITAS HARIAN DAN DAERAH JELAJAH.docx
1/11
AKTIVITAS HARIAN DAN DAERAH JELAJAH
I. PendahuluanA.Tujuan
Mengetahui aktivitas harian yang dilakukan suatu jenis hewan,proporsinya dan metode yang digunakan.
Mengetahui daerah jelajah suatu jenis hewan.B. Dasar Teori
Perilaku adalah aktivitas suatu organisme akibat adanya suatu
stimulus. Dalam mengamati perilaku, kita cenderung untuk menempatkan diri
pada organisme yang kita amati, yakni dengan menganggap bahwa organisme
tadi melihat dan merasakan seperti kita. Ini adalah antropomorfisme (Y:
anthropos = manusia), yaitu interpretasi perilaku organisme lain seperti
perilaku manusia. Semakin kita merasa mengenal suatu organisme, semakin
kita menafsirkan perilaku tersebut secara antropomorfik (Pomalingo, 2007).
Seringkali suatu perilaku hewan terjadi karena pengaruh genetis
(perilaku bawaan lahir atau innate behavior), dan karena akibat proses belajar
atau pengalaman yang dapat disebabkan oleh lingkungan. Pada perkembangan
ekologi perilaku terjadi perdebatan antara pendapat yang menyatakan bahwa
perilaku yang terdapat pada suatu organisme merupakan pengaruh alami atau
karena akibat hasil asuhan atau pemeliharaan, hal ini merupakan perdebatan
yang terus berlangsung. Dari berbagai hasil kajian, diketahui bahwa terjadinya
suatu perilaku disebabkan oleh keduanya, yaitu genetis dan lingkungan (proses
belajar), sehingga terjadi suatu perkembangan sifat (Setiadi, 1990).
Hewan nokturnal adalah binatang yang melakukan aktifitas di malam
hari. Sedangkan siang hari bagi binatang nokturnal adalah waktu untuk
beristirahat (tidur). Nokturnalisi (perilaku nokturnal) yang dilakukan hewan
mempunyai tujuan sebagai adaptasi untuk menghindari dan meningkatkan
predasi atau proses mangsa memangsa. Dengan menjadi hewan nokturnal
sebagian binatang berusaha menghindari diri dari para pemangsa (predator).
Selain itu bagi sebagian jenis hewan lainnya, bermanfaat untuk meningkatkan
kemampuan dalam memburu mangsa (Odum,1993).
Menurut Pomalingo (2007), jenis jenis perilaku dapat dibedakan
berdasarkan perilaku tanpa mencakup susunan saraf yaitu,
-
5/27/2018 AKTIVITAS HARIAN DAN DAERAH JELAJAH.docx
2/11
Kinesis: yaitu gerak pindah yang diinduksi oleh stimulus, tetapi tidakdiarahkan dalam tujuan tertentu. Meskipun demikian, perilaku ini masih
terkontrol.
Tropisme: yaitu orientasi dalam suatu arah yang ditentukan oleh arahdatangnya rangsangan yang mengenai organisme, pada umumnya terjadi
pada tumbuhan. Meskipun tropisme menunjukan suatu perilaku yang agak
tetap, tetapi tidak mutlak. Tetapi tanggapan yang terjadi dapat berbeda
terhadap intensitas rangsang yang tidak sama. Misalnya : pada cahaya
lemah terjadi fototropisme (+), tetapi pada cahaya kuat yang terjadi
fototropisme (-).
Taksis : yaitu gerak pindah secara otomatis oleh suatu organisme motil(mempunyai kemampuan untuk bergerak), akibat adanya suatu
rangsangan. Perbedaan antara tropisme dengan taksis adalah pada taksis
seluruh organisme bergerak menuju atau menjauhi suatu sumber rangsang,
tetapi pada tropisme hanya bagian organisme yang bergerak..
Adalah wilayah yang dikunjungi satwaliar secara tetap karena dapat
mensuplai makanan, minum, serta mempunyai fungsi sebagai tempat
berlindung atau bersembunyi, tempat tidur dan tempat kawin. Tempat-tempat
minum dan tempat-tempat mencari makanan pada umumnya lebih longgar
dipertahankan dalam pemanfaatannya, sehingga satu tempat minum dan
tempat makan seringkali dimanfaatkan secara bergantian ataupun bersama-
sama (Setiadi, 1990).
Beberapa spesies mempunyai tempat yang khas dan selalu
dipertahankan dengan aktif, misalnya tempat tidur (primata), tempat istirahat
(binatang pengerat), tempat bersarang (burung), tempat bercumbu (courtship
territories) (Lahay, 2010).
Batas-batas teritori ini dikenali dengan jelas oleh pemiliknya, biasanya
ditandai dengan urine, feses dan sekresi lainnya. Pertahanan teritori ini
dilakukan dengan perilaku yang agresif, misalnya dengan mengeluarkan suara
ataupun dengan perlakuan fisik. Pada umumnya lokasi teritori lebih sempit
daripada wilayah jelajah (Setiadi, 1990).
Batas wilayah jelajah dan teritori kadang-kadang tidak jelas, misalnya
terjadi pada beberapa primata, seperti Trachypithecus, Gorilla, Pan dan
-
5/27/2018 AKTIVITAS HARIAN DAN DAERAH JELAJAH.docx
3/11
berbagai jenis karnivora seperti anjing (Canis lupus). Pada burung batas
wilayah jelajah tidak jelas, Elliot Howard menemukan pada burung pipit
hanya dipertahankan beberapa jam. Tetapi ada juga yang jelas batas-batasnya,
terutama bagi satwa liar yang mempunyai wilayah jelajah yang tidak tumpang
tindih di antara individu atau kelompok individu, seperti dijumpai pada wau-
wau (Hylobates), teritori kawin beberapa kelompok Artiodaktila dan pada
anjing liar. Kesimpulannya adalah jika individu tidak mempunyai teritori,
maka wilayah jelajahnya dapat tumpang tindih. Misalnya terjadi pada
kelompok famili rusa merah (Cervus elaphus), Gajah Afrika (Loxodonta), dan
kera barbari (Macaca sylvanus) (Susanto, 2000).
Luas wilayah jelajah semakin luas sesuai dengan ukuran tubuh satwa
liar baik dari golongan herbivora maupun karnivora. Wilayah jelajah juga
bervariasi sesuai dengan keadaan sumber daya lingkungannya, semakin baik
kondisi lingkungannya semakin sempit ukuran wilayah jelajahnya. Selain itu
wilayah jelajah juga dapat ditentukan oleh aktivitas hubungan kelamin,
biasanya wilayah jelajah semakin luas pada musim reproduksi. Ukuran
wilayah jelajah bagi jenis primata ditentukan oleh 2 faktor utama, yaitu jarak
perjalanan yang ditempuh setiap hari oleh setiap anggota kelompok, dan
pemencaran dari kelompoknya (Wolf, 1992).
II. Metode Kerjaa. Alat dan Bahan
-
5/27/2018 AKTIVITAS HARIAN DAN DAERAH JELAJAH.docx
4/11
b. Cara Kerja1. Aktivitas Harian
Dibagi menjadi 4 aktivitas: utamayaitu bergerak, makan, istirahat dan
lain-lain.
2. Daerah Jelajah
Diamati pergerakan hewan tersebutselama 6 jam
Dicatat titik-titik koordinat lokasi-lokasi yang disinggaji oleh hewan
Dipetakan dalam milimeter block.
Alat Jumlah Bahan Jumlah
Meteran 1 buah Kelinci 1 Ekor
Kompas 1 buah
Alat Tulis Seperangkat
Pilih salah satu hewan yang dapat dengan mudah diamati
Diamati aktivitas harian hewan selama 6 jam dengan
menggunakan metode ad-kibitum atau scan sampling.
Dihitung aktivitas binatang dengan rumus Pt = (jumlah scan
aktivitas)/(total scan seluruh aktivitas)100%.
Hasil
Kelinci
Hasil
-
5/27/2018 AKTIVITAS HARIAN DAN DAERAH JELAJAH.docx
5/11
III. Hasil PengamatanGambar Pengamatan
-
5/27/2018 AKTIVITAS HARIAN DAN DAERAH JELAJAH.docx
6/11
Metode Scan SamplingWaktu Makan Bergerak Istirahat Lain-lain Keterangan
12:00 12.05
12.10 12.15 12.20 12.25 12.30 12.35 12.40 12.45 12.50 12.55 13.00 13.05 13.10 13.15 13.20 13.25 Ekskresi urin
13.30 13.35 13.40
13.45 13.50 13.55 14.00 14.05 14.10 14.15 14.20 14.25 14.30 14.35 14.40 14.45 14.50 14.55 15.00 15.05 15.10 15.15
15.20 15.25
-
5/27/2018 AKTIVITAS HARIAN DAN DAERAH JELAJAH.docx
7/11
15.30 15.35 15.40 15.45
15.50 15.55 16.00 16.05 16.10 16.15 16.20 16.25 16.30 16.35
16.40 16.45 Defekasi
16.50 16.55 17.00 17.05 17.10 17.15 17.20 17.25 17.30 17.35 17.40 17.45 17.50 17.55 18.00
TOTAL 25 16 30
Ekskresi urin:
1
Defekasi: 1
Metode Ad LibitumWaktu Makan Bergerak Istirahat Lain-lain Keterangan
12.00 12.03 12.05 12.09 12.22
12.26 12.35
-
5/27/2018 AKTIVITAS HARIAN DAN DAERAH JELAJAH.docx
8/11
12.38 12.43 12.47 12.49
12.50 13.03 13.10 13.16 13.20 13.23 13.25 Eksresi urin
13.26 13.32 13.35
13.37 13.46 13.49 13.50 13.55 13.58 14.00 14.01 14.03 14.04 14.05 14.07 14.10 14.13 14.32 14.40 15.07 15.14 15.12
15.14 15.55 16.02 16.15 16.19 16.26 16.35 16.43 Defekasi
16.48 16.52 16.56
-
5/27/2018 AKTIVITAS HARIAN DAN DAERAH JELAJAH.docx
9/11
17.05 17.07 17.09 17.13
17.21 17.25 17.30 17.34 17.36 17.45 17.52
TOTAL 23 18 19
Ekskresi urin:
1
Defekasi: 1
IV. PembahasanPada praktikum ini kami Mengetahui aktivitas harian yang dilakukan suatu
jenis hewan, proporsinya dan metode yang digunakan serta mengetahui daerah
jelajah suatu jenis hewan. Hewan yang kami amati adalah kelinci. Dimana kami
mengamati kelinci tersebut disaat ia makan, bergerak dan istirahat. Pengamatan
yang dilakukan kira-kira 6 jam. Dan dalam pengamatan ini kami melakukan
teknik scan sampling dan ad libitum.
Kelinci adalah hewan mamalia dari famili Leporidae, yang dapat ditemukan
di banyAak bagian bumi. Dulunya, hewan ini adalah hewan liar yang hidup di
No. Scan Sampling No. Ad libitum
1.
Makan: 1.
Makan:
2.
Bergerak: 2.
Bergerak:
3.
Istirahat: 3.
Istirahat:
4.
Dan lain-lain: 4.
Dan lain-lain:
-
5/27/2018 AKTIVITAS HARIAN DAN DAERAH JELAJAH.docx
10/11
Afrika hingga ke daratan Eropa. Pada perkembangannya, tahun 1912, kelinci
diklasifikasikan dalam ordo Lagomorpha. Ordo ini dibedakan menjadi dua famili,
yakni Ochtonidae (jenis pika yang pandai bersiul) dan Leporidae (termasuk di
dalamnya jenis kelinci dan terwelu) (Dharmawan, 2004).
Dalam praktikum ini, kelinci yang kami pakai dilepaskan dari kandang dan
dibiarkan di lingkungan terbuka. Sambil kami amati pergerakan dari kelinci
tersebut. Selain, itu sesuai tujuan kami pun mengamati daerah jelajah pada kelinci
itu. Wilayah yang diamati akan luas jika hewan tersebut memiliki keaktifan. Dan
ukuran badan dari hewan tersebut mempengaruhi daerah jelajahnya pula.
Lingkungan yang kami gunakan untuk melakukan pengamatan yaitu di sebuah
lapangan terbuka tepatnya di Lapangan Pertamina. Hal itu pula yang
mempermudah kami untuk melakukan pengamatan hewan tersebut.
Scan sampling merupakan bentuk sederhana dari instantaneous sampling
yang didalamnya beberapa individu diamati dengan point waktu yang telah
ditentukan dan perilaku yang ditetapkan untuk diamati. Salah satu kegunaan dari
scan sampling adalah untuk mengestimasi persen waktu yang digunakan individu
species dalam berbagai aktifitas. Hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan
metode ini adalah dalam penentuan rating waktu dan frekuensi dalam sifat yang
diamati pada saat mulai dan mengakhiri (Setiadi, 1990).
Ad Libitum adalah kata Latin yang berarti semaunya sering kali
digunakan dalam budidaya pertanian untuk mengatakan cara pemberian makanan
tanpa memperhatikan jumlah atau takaran. Makanan diberikan sekenyang-
kenyangnya sampai hewan tersebut tidak mau makan lagi (Susanto, 2000).
Data yang kami peroleh yaitu dari scan sampling makan (32.24%), bergerak
(21.91%), istirahat (41.09%), dan lain-lain (2.74 %). Dan data yang kami peroleh
dari Ad libitum makan (37.09%), bergerak (29.03), istirahat (30.64%), dan lain-
lain (3.22%). Dapat dilihat data scan sampling dan data Ad libitum terdapat
perbedaan diantara keduanya.
Dan dari pengamatan dapat dilihat bahwa dari scan sampling menunjukkan
bahwa 41.09 % kelinci banyak melakukan aktivitas yaitu istirahat. Sedangkan
berdasarkan Ad libitum yaitu kelinci melakukan aktivitas lebih banyak
dengan cara makan. Hal tersebut dapat dilihat dari penjelasan atau pengertian
masing-masing teknik yang dilakukan.
-
5/27/2018 AKTIVITAS HARIAN DAN DAERAH JELAJAH.docx
11/11
Hewan yang kami amati 2.74% dari scan sampling melakukan defekasi dan
ekskresi urin sedangkan pada Ad libitum adalah 3.22%. Dimana defekasi itu
merupakan tindakan atau proses makhluk hidup untuk membuang kotoran yang
berasal dari sistem pencernaan.
V. KesimpulanJadi pada praktikum kali ini kami telah mengetahui aktivitas harian yang
dilakukan suatu jenis hewan dengan metode scan sampling dan Ad libitum.
Dimana terdapat perbedaan dari kedua metode tersebut, karena perlakuan yang
berbeda. Daerah jelajah pada kelinci tersebut, akan luas jika hewan tersebut
memiliki keaktifan. Dan ukuran badan dari hewan tersebut mempengaruhi daerah
jelajahnya pula.
Daftar Pustaka
Dharmawan, Agus. 2004. Ekologi hewan. Malang : Universitas Negeri Malang.
Lahay, Jutje. 2010. Penuntun praktikum ekologi hewan .Makassar : Universitas Negeri
Makassar.
Odum, Eugene. 1993.Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Pomalingo, Nelson. 2007. Pengetahuan Lingkungan Edisi Revisi. Makassar : Kawasan Timur
Indonesia.
Setiadi, Agus. 1990.Pengantar Ekologi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Susanto, Pudyo. 2000. Pengantar Ekologi Hewan. Jakarta : Proyek Pengembangan Guru
Sekolah Menengah.
Wolf, L. 1992.Ekologi Umum. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.