akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
DESCRIPTION
MakalahTRANSCRIPT
AKIDAH, USHULUDDIN, TEOLOGI,
TAUHID, DAN ILMU KALAM
OLEH
1. ABULKHAIR ABDULLAH
2. ADE IRMADWIARTI FIRMANSYAH
3. AGUS SALIM
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
SAMATA-GOWA
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga dalam pembuatan makalah ini dapat terselesaikan
sebagaiman mestinya. Salam dan shalawat semoga tetap tercurah kepada
rasulullah Muhammad SAW, kepada sahabat-sahabatnya, dan kepada umatnya
hingga akhir zaman.
Pertama-tama kami mengucapkan terima kasih kepada dosen yang dengan
kegigihan dan keikhlasannya membimbing kami sehingga kami bisa mengetahui
sedikit demi sedikit apa yang sebelumnya kami tidak ketahui. Juga tak lupa
teman-teman seperjuangan yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah
ini.
Makalah ini kami buat dengan sesederhana mungkin dan jika ada kesalahan
dalam penulisan makalah ini, kami berharap dan memohon saran serta kritikan
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini ke depannya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Samata, 3 Oktober 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................i
Daftar isi....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................2
C. Tujuan Makalah....................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Akidah...................................................................................3
B. Ushuluddin............................................................................6
C. Teologi..................................................................................7
D. Tauhid...................................................................................9
E. Ilmu Kalam.........................................................................13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................16
B. Saran...................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akidah adalah inti dari keislaman, menjadi asas bangunan Islam dan
mewarnai perilaku setiap muslim. Oleh karena itu, kelurusan akidah generasi
muda Islam lenyap dari negeri tercinta ini.
Seringkali seorang muslim bingung di tengah banyaknya paham dan
pertentangan dalam akidah Islam. Sebenarnya perselisihan dan pertentangan
adalah suatu yang lumrah di dunia ini, di mana kejahatan selalu berseteru
melawan kebajikan, kebenaran akan menang. Dalam kondisi ini, yang
diperlukan oleh seorang muslim adalah kemampuan dan kejelian dalam
menilai setiap aliran pemikiran yang dihadapinya.
Begitu pentingnya akidah ini sehingga Nabi Muhammad Shallallahu
Alaihi wasalam, penutup para Nabi dan Rasul membimbing ummatnya
selama 13 tahun ketika berada di Mekkah dengan menekankan masalah
akidah ini. Karena akidah adalah landasan semua tindakan. Dia dalam tubuh
manusia ibarat kepalanya, maka apabila suatu ummat sudah rusak, bagian
yang harus direhabilitasi adalah akidah lebih dahulu. Di sinilah pentingnya
akidah ini. Apalagi ini menyangkut kebahagiaan dan keberhasilan dunia dan
akhirat. Dialah kunci menuju Surga.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu:
a. Akidah;
b. Ushuluddin;
c. Teologi;
d. Tauhid; dan
e. Ilmu Kalam.
C. Tujuan Makalah
Setelah terselesaikannya makalah ini, semoga makalah ini dapat memberi
manfaat bagi pembaca dan lebih memahami lagi apa itu akidah, ushuluddin,
teologi, dan tauhid, dan ilmu kalam.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Akidah
Secara umum, kita dapat mengatakan bahwa Islam terdiri atas dua
komponen, yaitu:1
a. Akidah
b. Syariat
Akidah berasal dari kata aqad berarti pengikatan. Akidah adalah apa
yang diyakini seseorang. Jika dikatakan, “dia mempunyai aqidah yang
benar”, berarti aqidahnya bebas dari keraguan. Akidah merupakan perbuatan
hati, yaitu kepercayaan hati dan pembenarannya terhadap sesuatu. Adapun
makna Akidah secara Syara’ adalah iman kepada Allah, para Malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari akhir, serta kepada qadar baik dan
qadar buruk.2
Adapun syariat adalah beberapa hukum amaliah, baik terhadap ibadah,
muamalah antara sesama manusia, munakahah (perkawinan), siyasah
(pemerintahan), atau lainnya. Semua hal tersebut bersumber dari ayat, hadis,
ijma’, dan qiyas.3
Akidah juga dapat dimaksudkan sebagai pendapat dan fikiran atau anutan
yang mempengaruhi jiwa manusia, lalu menjadi sebagai suatu suku dari
1 Lihat H. M. Daud Zamzami, dkk, Pemikiran Ulama Dayah Aceh, 2007, hal. 62 http://fzil.wordpress.com/2011/04/28/ilmu-kalam-ilmu-akidah-ilmu-tauhid/3 Ibid, hal. 6
manusia sendiri, dibela dan dipertahankan bahwa hal itu adalah benar. Harus
dipertahankan dan diperkembangkan.4
Syekh Thahir Al Jazairy (1851-1919) menerangkan bahwa:5
“Akidah Islam ialah hal-hal yang diyakini oleh orang-orang Islam, artinya
mereka menetapkan atas kebenarannya.”
Tiap-tiap manusia mempunyai beberapa i’tikad sedikit atau pun banyak.
Semakin banyak pengalamannya semakin subur ma’rifatnya. Semakin
bertambah ilmunya semakin bertambah pula i’tikadnya dan lapangannya.6
Akidah yang benar hanya satu, yaitu akidah yang sesuai dengan akidah
Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Akidah Ahlussunnah Wal Jamaah
adalah yang sesuai dengan akidah Rasulullah SAW dan akidah para
sahabatnya.7
Gustave Lebon (seorang ahli sosiologi), menerangkan bahwa faktor-
faktor yang membentuk akidah seseorang manusia ada dua macam, yaitu:8
a. Faktor yang tumbuh dari dalam:
- Perangai;
- Contoh teladan yang utama yang dipandang sebagai suatu
kesempurnaan yang harus dicapai;
- Kebutuhan-kebutuhan hidup, makanan, minuman, dan sebagainya;
- Sesuatu yang disukai manusia dan dicintainya; dan
4 Lihat M. Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/Kalam, 1992, hal. 425 Lihat Drs. H. Salihun A. Nasir, Pengantar Ilmu Kalam, 1996, hal. 6-76 Lihat M. Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/Kalam, 1992, hal. 427 Lihat H. M. Daud Zamzami, dkk, Pemikiran Ulama Dayah Aceh, 2007, hal. 68 Lihat M. Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/Kalam, 1992, hal. 48-49
- Keinginan yang sangat keras kepada memperoleh sesuatu yang
disukai.
b. Faktor yang tumbuh dari luar:
- Urusan-urusan yang belum jelas diketahui yang memerlukan
penjelasan, yaitu sesuatu yang mendorong manusia kepada
mengetahui penjelasannya;
- Merasa puas menerima sesuatu akidah lantaran pengaruh
lingkungan, pengaruh pidato, pengaruh harian-harian yang
berkembang, buku-buku yang tersebar, atau anjuran seorang yang
mempunyai wibawa dan berpengaruh;
- Tanggapan-tanggapan yang mula-mula timbul, yaitu sesuatu sifat
atau hokum yang bergelimang di dalam dada tentang sesuatu urusan
yang tadinya tidak diketahui;
- Ucapan-ucapan yang disebutkan oleh para propagandis (da’i) yang
diucapkan untuk menyeru masyarakat kepada sesuatu akidah;
- Gambar-gambar, baik terlukis di hati atau terlukis di tulisan seperti
lukisan, ucapan yang didengarkan;
- Persangkaan-persangkaan yang selalu menyertai manusia semenjak
dari masa kecilnya hingga dia mengakhiri hayatnya. Persangkaan-
persangkaan itulah yang mendorong manusia berjalan terus tanpa
memikiri akibat-akibatnya; dan
- Keadaan-keadaan yang memaksa, yaitu situasi dan suasana, sebagai
keadaan peperangan yang mendorong manusia menganggap baik
hukum-hukum yang berlaku di masa peperangan dan
melaksanakannya.
Inilah faktor-faktor yang menumbuhkan akidah, baik dalam diri
masyarakat, maupun dalam hati perorangan.9
2. Ushuluddin
Ilmu Ushuludin adalah ilmu yang membahas pokok-pokok (dasar)
agama, yaitu akidah, tauhid, dan I’tikad (keyakinan) tentang rukun Iman yang
enam, beriman kepada:10
a. Allah SWT;
b. Al-Qur’an dan kitab-kitab suci samawi;
c. Nabi Muhammad dan para Rasul;
d. Para Malaikat;
e. Perkara ghaib (alam kubur, alam akhirat, mashar, mizan, sirot, surga-
neraka); dan
f. Takdir baik dan buruk.
Menurut ulama-ulama Ahli Sunnah:11
“Ilmu Ushuluddin ialah ilmu yang membahas padanya tentang prinsip-
prinsip kepercayaan agama dengan dalil-dalil yang qath’I (Al-Quran dan
hadis mutawatir) dan dalil-dalil akal fikiran.”
9 Lihat M. Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/Kalam, 1992, hal. 4910 http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu Ushuludin.htm11 Lihat Drs. H. Salihun A. Nasir, Pengantar Ilmu Kalam, 1996, hal. 6
Sebutan lain bagi Ilmu Ushuludin adalah Ilmu Teologi (ketuhanan),
karena membahas tentang ke-Tauhidan (ke-Esaan) Allah, sifat, dan asma
(nama) Allah.12
Sebutan lain yang lebih populer adalah Ilmu Kalam karena bahasan yang
sedang ramai dibahas pada saat lahirnya Ilmu Kalam adalah masalah kalam
(firman Allah). Di samping itu, pembahasan ilmu ini menggunakan metode
ilmu mantiq (logika) sedangkan kata mantiq secara etimologi bahasa sinonim
dengan kalam.13
3. Teologi
Teologi dari segi etimologi berasal dari bahasa yunani yaitu theologia.
Yang terdiri dari kata theos yang berarti tuhan atau dewa, dan logos yang
artinya ilmu. Sehingga teologi adalah pengetahuan ketuhanan.14
Arti istilah ini adalah mengetahui Tuhan dengan logos (akal) secara
teoritik dan sistematik, sebagaimana watak berbagai ilmu pengetahuan
lainnya. Dalam Islam, pembahasan Teologi haruslah dikembalikan kepada
Al-Quran.15
Teologi disebut pula Ilmu Kalam yaitu ilmu yang menerangkan sifat-sifat
Allah yang wajib diketahui dan dipercayai dan yang terpenting adalah
pembahasan mengenai ke-Esaan Allah. Oleh karena itu, ilmu kalam disebut
juga ilmu tauhid. Ada juga yang menyebut teologi dengan sebutan ilmu ushul
12 http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu Ushuludin.htm13 Ibid14 http://blog.uin-malang.ac.id/fityanku/makalah-teologi-islam/15 Lihat Chumaidi Syarif Romas, Wacana Teologi Islam Kontemporer, 2000, hal 10
artinya ilmu yang membahas tentang pokok-pokok kepercayaan dalam
agama.16
Dalam arti umum teologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
kenyataan-kenyataan dan gejala-gejala agama yang juga membicarakan
tentang hubungan manusia dengan Tuhannya, baik jalan penyelidikan atau
pemikiran murni, atau dengan jalan wahyu.17
Aspek pokok dalam kajian ilmu Teologi Islam adalah keyakinan akan
eksistensi Allah yang maha sempurna, maha kuasa dan memiliki sifat-sifat
kesempurnaan lainnya. Karena itu pula, ruang lingkup pembahasan yang
pokok adalah:18
a. Hal-hal yang berhubungan dengan Allah SWT atau yang sering disebut
dengan istilah Mabda. Dalam bagian ini termasuk Tuhan dan
hubungannya dengan alam semesta dan manusia;
b. Hal yang berhubungan dengan utusan Allah sebagai perantara antara
manusia dan Allah atau disebut pula wasilah meliputi malaikat-malaikat,
nabi/rasul, dan kitab-kitab suci; dan
c. Hal-hal yang berhubungan dengan sam’iyyat (sesuatu yang diperoleh
melalui lewat sumber yang meyakinkan, yakni Al-Quran dan hadis,
misalnya tentang alam kubur, azab kubur, bangkit di padang mahsyar,
alam akhirat, arsh, lauhil mahfud, dan lain-lain.
16 http://id.shvoong.com/humanities/religion-studies/2071351-pengertian-teologi17 http://psig0ld.blogspot.com/2009/09/pengertian-ilmu-tauhid-ilmu-kalam-ilmu.html18 http://blog.uin-malang.ac.id/fityanku/makalah-teologi-islam/
Wilayah pembahasan teologi Islam secara ilmiyah dapat diklasifikasikan
menjadi dua bagian, yaitu:19
1. Teologi islam klasik teoritik.
Disiplin ilmu ini, hanya membahas secara teoritik aspek-aspek ketuhanan
dan berbagai kaitan-Nya.
2. Teologi islam kontemporer praktik.
Disiplin ilmu ini, secara praktik membahas ayat-ayat Tuhan dan sunnah-
sunnah Rasul-Nya yang nilai doktrinnya mengadvokasi berbagai
ketimpangan sosial.
4. Tauhid
Tauhid adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan
Allah. Mengamalkan tauhid dan menjauhi syirik merupakan konsekuensi dari
kalimat sahadat yang telah diikrarkan oleh seorang muslim.20
Tauhid menurut salafi dibagi menjadi 3 macam yakni:21
1. Rububiyah
Beriman bahwa hanya Allah satu-satunya Rabb yang memiliki,
merencanakan, menciptakan, mengatur, memelihara, memberi rezeki,
memberikan manfaat, menolak mudharat serta menjaga seluruh Alam
Semesta. Sebagaimana terdapat dalam Q.S. Az-Zumar ayat 62:
"Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu".
Hal yang seperti ini diakui oleh seluruh manusia, tidak ada seorang
pun yang mengingkarinya. Orang-orang yang mengingkari hal ini seperti
19 Ibid20 http://id.wikipedia.org/wiki/Tauhid21 Ibid
kaum atheis, pada kenyataannya mereka menampakkan keingkarannya
hanya karena kesombongan mereka. Padahal, jauh di dalam lubuk hati
mereka, mereka mengakui bahwa tidaklah alam semesta ini terjadi
kecuali ada yang membuat dan mengaturnya.
2. Uluhiyah
Beriman bahwa hanya Allah semata yang berhak disembah, tidak
ada sekutu bagi-Nya. Sesuai dengan firman Allah dalam Q.S. Ali Imran
ayat 18:
"Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
selain Dia yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang orang
yang berilmu (juga menyatakan demikian). Tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Dia yang Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana"
Beriman terhadap uluhiyah Allah merupakan konsekuensi dari
keimanan terhadap rububiyah-Nya. Mengesakan Allah dalam segala
macam ibadah yang kita lakukan. Seperti shalat, doa, nadzar,
menyembelih, tawakkal, taubat, harap, cinta, takut, dan berbagai macam
ibadah lainnya. Di mana kita harus memaksudkan tujuan dari kesemua
ibadah itu hanya kepada Allah semata. Tauhid inilah yang merupakan inti
dakwah para rosul dan merupakan tauhid yang diingkari oleh kaum
musyrikin Quraisy.
3. Asma wa Sifat
Beriman bahwa Allah memiliki nama dan sifat baik (asma'ul husna)
yang sesuai dengan keagungan-Nya. Umat Islam mengenal 99 asma'ul
husna yang merupakan nama sekaligus sifat Allah.
Ilmu Tauhid ialah ilmu yang membicarakan tentang cara-cara
menetapkana akidah agama dengan mempergunakan dalil-dalil yang
meyakinkan, baik dalil-dalil itu merupakan dalil naqli, dalil aqli, ataupun dalil
wijdani (perasaan halus).22
Dinamakan ilmu ini dengan Tauhid karena pembahasan-pembahasannya
yang paling menonjol ialah pembahasan tentang ke-Esaan Allah yang
menjadi sendi asasi agama Islam, bahkan sendi asasi bagi segala agama yang
benar yang telah dibawakan oleh para rasul yang diutus Allah.23
Menurut Syekh Muhammad Abduh (1849-1905), Ilmu Tauhid yang juga
disebut Ilmu Kalam, memberikan ta’rif sebagai berikut:24
“Tauhid ialah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, tentang sifat-sifat
yang wajib tetap bagi-Nya, sifat-sifat yang jaiz disifatkan kepada-Nya, dan
tentang sifat-sifat yang sama sekali wajib ditiadakan dari pada-Nya. Juga
membahas tentang rasul-rasul Allah untuk menetapkan kebenaran
risalahnya, apa yang ada pada dirinya, hal-hal yang jaiz dihubungkan pada
diri mereka, dan hal-hal yang terlarang menghubungkannya kepada diri
mereka.”
22 Lihat M. Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/Kalam, 1992, hal. 123 Ibid, hal 124 Lihat Drs. H. Salihun A. Nasir, Pengantar Ilmu Kalam, 1996, hal. 1-2
Yang terpenting dalam pembahasan ilmu ini ialah mengenai ke-Esaan
Allah. Menurut ulama-ulama Ahli Sunnah:25
“Adapun Tauhid itu ialah bahwa Allah itu Esa dalam dzat-Nya, tidak
terbagi-bagi, Esa dalam sifat-sifat-Nya yang azali, tiada tara bandinganbagi-
Nya, dan Esa dalam perbuatan-perbuatan-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya.”
Ilmu yang digunakan untuk menetapkan akidah-akidah diniyah yang di
dalamnya diterangkan segala yang disampaikan rasul dari Allah SWT tumbuh
bersama tumbuhnya agama di dunia ini.26
Para ulama di setiap umat berusaha memelihara agama dan
meneguhkannya dengan aneka macam dalil yang dapat mereka kemukaakn.
Tegasnya, Ilmu Tauhid ini dimiliki oleh semua umat hanya saja dalam
kenyataannya yang berbeda-beda. Ada yang lemah, ada yang kuat, ada yang
sempit, ada yang luas menurut keadaan masa dan keadaan dan hal-hal yang
mempengaruhi perkembangan umat, seperti tumbuhnya bermacam-macam
rupa pembahasan.27
Adapun ilmu menetapkan akidah-akidah islamiyah dengan jalan
mengemukakan dalil-dalil dan mempertahankan dalil-dalil itu, maka ilmu ini
tumbuh bersama-sama dengan tumbuhnya Islam, dan dia dipengaruhi oleh
pengaruh-pengaruh yang mempengaruhi jalan fikiran umat Islam dan
keadaan-keadaan mereka.28
25 Ibid, hal. 5-626 Lihat M. Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/Kalam, 1992, hal. 327 Ibid, hal. 328 Ibid, hal, 4.
4. Ilmu Kalam
Pengertian secara harfiah, kata Kalam berarti pembicaraan. Tetapi bukan
dalam arti sehari melainkan dalam pengertian pembicaraan yang bernalar dan
menggunakan logika. Maka ciri utama Ilmu Kalam adalah rasionalitas dan
logik. Sehingga ia erat dengan ilmu mantiq/logika.29
Menurut istilah, Ibnu Khaldun (1333-1406) menerangkan:30
“Ilmu Kalam ialah ilmu yang berisi alasan-alasan mempertahankan
kepercayaan-kepercayaan iman, dengan menggunakan dalil-dalil fikiran dan
berisi bantahan-bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari
kepercayaan Salaf dan Ahli Sunnah.”
Ilmu Kalam dikenal sebagai ilmu keislaman yang berdiri sendiri, yakni
pada masa Khalifah Al-Ma’mun (813-833) dari Bani Abbasiyah. Sebelum itu,
pembahasan terhadap kepercayaan Islam tersebut disebut Al Fiqhu Fiddin
lawan dari Al Fiqhu Fil Ilmi.31
Adapun ilmu ini dinamakan juga Ilmu Kalam karena:32
a. Persoalan yang terpenting yang menjadi pembicaraan pada abad-abad
permulaan hijriah ialah apakah Kalam Allah (Al-Quran) itu qadim atau
hadis. Karena itu keseluruhan Ilmu Kalam ini dinamai dengan salah satu
bagiannya yang terpenting.
b. Dasar Ilmu Kalam ialah dalil-dalil fikiran dan pengaruh dalil fikiran ini
tampak jelas dalam pembicaraan para mutakallimin. Mereka jarang
29 http://mambaulhikaminduk.blogspot.com/2011/09/pengertian-ruanglingkup-dan.html30 Lihat Drs. H. Salihun A. Nasir, Pengantar Ilmu Kalam, 1996, hal. 331 Ibid, hal. 3-432 Ibid, hal. 5
memepergunakan dalil naqli (Al-Quran dan hadis) kecuali sesudah
menetapkan benarnya pokok persoalan terlebih dahulu berdasarkan dalil-
dalil fikiran.
Aspek pokok dalam Ilmu Kalam adalah keyakinan akan eksistensi Allah
yang Maha Sempurna, Maha Kuasa, dan memiliki sifat-sifat kesempurnaan
lainnya. Karena itu pula, ruang lingkup pembahasan dalam Ilmu Kalam yang
pokok adalah:33
a. Hal-hal yang berhubungan dengan Allah SWT atau yang sering disebut
dengan istilah Mabda. Dalam bagian ini termasuk pula bagian takdir;
b. Hal yang berhubungan dengan utusan Allah sebagai perantara antara
manusia dan Allah atau disebut pula washilah meliputi malaikat, nabi/
rasul, dan kitab-kitab suci; dan
c. Hal-hal yang berhubungan dengan hari yang akan datang, atau disebut
juga ma’ad, meliputi surga, neraka, dan sebagainya.
Sumber utama Ilmu Kalam ialah Al-Quran dan hadis nabi yang
menerangkan tentang wujudnya Allah, sifat-sifat-Nya, dan persoalan akidah
Islam lainnya. Ulama-ulama Islam dengan tekun dan teliti memahami nash-
nash yang bertalian dengan masalah akidah ini, menguraikan dan
menganalisisnya, dan masing-masing golongan memperkuat pendapatnya
dengan nash-nash tersebut.34
33 http://mambaulhikaminduk.blogspot.com/2011/09/pengertian-ruanglingkup-dan.html34 Lihat Drs. H. Salihun A. Nasir, Pengantar Ilmu Kalam, 1996, hal. 28
Dalil-dalil fikiran dipersubur dengan filsafat Yunani dan unsur-unsur
lain. Oleh karena itu, pembahasan Ilmu Kalam ini selalu berdasarkan kepada
dua hal, yaitu dalil naqli (Al-Quran dan hadis) dan dalil aqli (akal fikiran).35
Tidak tepat kalau dikatakan bahwa Ilmu Kalam itu merupakan ilmu
keislaman yang murni karena di antara pembahasan-pembahasannya banyak
berasal dari luar Islam, sekurang-kurangnya dalam metodenya. Tetapi juga
tidak benar kalau dikatakan bahwa Ilmu Kalam itu timbul dari filsafat Yunani
sebab unsur-unsur lainnya juga ada. Yang benar ialah kalau dikatakan bahwa
Ilmu Kalam itu bersumber pada Al-Quran dan hadis yang perumusan-
perumusannya didorong oleh unsur-unsur dari dalam dan dari luar.36
Menurut al-Farabi, ilmu ini dapat berguna untuk mempertahankan atau
menguatkan penjelasan tentang akidah dan pemahaman keagamaan islam dari
serangan lawan-lawannya melalui penalaran rasional. Tetapi patut dicatat
bahwa ilmu kalam yang berkembang dalam Islam ini, sekalipun dalam
pembahasannya banyak mempergunakan argumen-argumen rasional,
umumnya tetap tunduk kepada wahyu. Perbedaan yang kerap muncul hanya
terletak pada tingkat pengakuan fungsi akal untuk memahami wahyu serta
tingkat iberalisasi interpretasi dari skripturalisas (kehafiahan) pembacaan atas
teks. Pada fokus ini ilmu kalam dapat dibedakan dari filsafat maupun fikih.
Ilmu kalam merupakan ilmu yang membahas segala sesuatu yang erhubungan
dengan uluhiah, termasuk kalamullah.37
35 Ibid hal. 28-2936 Ibid, hal. 2937 http://psig0ld.blogspot.com/2009/09/pengertian-ilmu-tauhid-ilmu-kalam-ilmu.html
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Aqidah berasal dari kata aqad berarti pengikatan. Akidah secara Syara’
adalah iman kepada Allah, para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para
rasul-Nya, hari akhir, serta kepada qadar baik dan qadar buruk.
2. Ilmu Ushuludin adalah ilmu yang membahas pokok-pokok (dasar)
agama, yaitu akidah, tauhid, dan I’tikad (keyakinan) tentang rukun Iman
yang enam.
3. Teologi dari segi etimologi berasal dari bahasa yunani yaitu theologia.
Yang terdiri dari kata theos yang berarti tuhan atau dewa, dan logos yang
artinya ilmu. Sehingga teologi adalah pengetahuan ketuhanan.
Dalam arti umum teologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
kenyataan-kenyataan dan gejala-gejala agama yang juga membicarakan
tentang hubungan manusia dengan Tuhannya, baik jalan penyelidikan
atau pemikiran murni, atau dengan jalan wahyu.
4. Tauhid adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan
Allah. Mengamalkan tauhid dan menjauhi syirik merupakan konsekuensi
dari kalimat sahadat yang telah diikrarkan oleh seorang muslim.
5. Pengertian secara harfiah, kata Kalam berarti pembicaraan. Tetapi bukan
dalam arti sehari melainkan dalam pengertian pembicaraan yang bernalar
dan menggunakan logika. Maka ciri utama Ilmu Kalam adalah
rasionalitas dan logik. Sehingga ia erat dengan ilmu mantiq/logika.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Jika terdapat
kesalahan pada makalah ini mohon dimaklumi dan kami sangat
mengharapkan saran atau kritikan demi perbaikan makalah kami ke
depannya. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Ash Shiddieqy, M. Hasbi. 1992. Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/Kalam.
Jakarta: PT Bulan Bintang.
http://blog.uin-malang.ac.id/fityanku/makalah-teologi-islam/
http://fzil.wordpress.com/2011/04/28/ilmu-kalam-ilmu-akidah-ilmu-tauhid/
http://id.shvoong.com/humanities/religion-studies/2071351-pengertian-teologi
http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu Ushuludin.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Tauhid
http://mambaulhikaminduk.blogspot.com/2011/09/pengertian-ruanglingkup-
dan.html
http://psig0ld.blogspot.com/2009/09/pengertian-ilmu-tauhid-ilmu-kalam-
ilmu.html
Nasir, Salihun A. 1996. Pengantar Ilmu Kalam. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Romas, Chumaidi Syarif. 2000. Wacana Teologi Islam Kontemporer. Yogyakarta:
PT Tiara Wacana Yogya.
Zamzani, M. Daud, dkk. 2007. Pemikiran Ulama Dayah Aceh. Jakarta: Prenada
Media Group.