air separation plant

19
A. Air Separation Plant (ASP) Plant ini merupakan plant utama dari PT. Aneka Gas Industri. Plant ini memproduksi 4 produk utama, yaitu : a. Argon cair b. Oksigen cair c. Nitrogen cair d. Gas Nitrogen B. Plant Nitrous Oxide 3.6 Air Separation Plant (ASP) Plant ini merupakan plant utama dari PT. Aneka Gas Industri. Plant ini memproduksi 4 produk utama, yaitu : Argon cair, Oksigen cair, Nitrogen cair, dan Gas Nitrogen. 1. Bahan Baku Bahan baku pada Air Separation Plant ini adalah udara bebas dari lingkungan sekitar pabrik. Udara adalah campuran dari berbagai macam gas, antara lain adalah Nitrogen, Oksigen, Argon dan berbagai macam gas lainnya dalam jumlah kecil. Udara yang digunakan adalah udara yang telah dihilangkan kandungan uap airnya atau disebut udara kering. Komponen-komponen gas penyusun udara kering disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 3.1 Komposisi gas kering dalam udara No. Komponen Udara Kering % (Volume) 1. 2. Nitrogen (N 2 ) Oksigen (O 2 ) 78,084 20,946

Upload: nur-azizah

Post on 01-Oct-2015

37 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

dadf fsfwef ff fsdfsfs fwesCSDVFDVFVF

TRANSCRIPT

A. Air Separation Plant (ASP)Plant ini merupakan plant utama dari PT. Aneka Gas Industri. Plant ini memproduksi 4 produk utama, yaitu :a. Argon cairb. Oksigen cairc. Nitrogen caird. Gas NitrogenB. Plant Nitrous Oxide3.6 Air Separation Plant (ASP)Plant ini merupakan plant utama dari PT. Aneka Gas Industri. Plant ini memproduksi 4 produk utama, yaitu : Argon cair, Oksigen cair, Nitrogen cair, dan Gas Nitrogen.1. Bahan BakuBahan baku pada Air Separation Plant ini adalah udara bebas dari lingkungan sekitar pabrik. Udara adalah campuran dari berbagai macam gas, antara lain adalah Nitrogen, Oksigen, Argon dan berbagai macam gas lainnya dalam jumlah kecil. Udara yang digunakan adalah udara yang telah dihilangkan kandungan uap airnya atau disebut udara kering.Komponen-komponen gas penyusun udara kering disajikan dalam tabel berikut ini :Tabel 3.1 Komposisi gas kering dalam udaraNo.Komponen Udara Kering% (Volume)

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.Nitrogen (N2)Oksigen (O2)Argon (Ar)Hidrogen (H2)Neon (Ne)Helium (He)Kripton (Kr)Xenon (Xe)Karbondioksida (CO2)Debu dan kotoran78,08420,9460,9340,000050,0019210,00052390,00011390,00000870,020040,0133425

Jumlah100,000000

Sumber : George T.Austin, 1996Udara kering ini memiliki berat molekul 28,97 gr/mol. Komponen utama penyusun udara adalah gas Nitrogen dan Oksigen. Gas ini memiliki kadar tertinggi dalam udara. 1. Bahan Pembantu Bahan pembantu yang digunakan adalah :a. Molecular SieveMolecular Sieve (MS) digunakan sebagai filter pada udara proses. Molecular Sieve ini ditempatkan didalam MS Adsorber. Molecular Sieve terdiri dari berbagai macam komponen seperti Silicon Oxide, Sodium Oxide, Aluminium Oxide (non fibrous) dan Magnesium Oxide. Molecular Sieve ini berfungsi sebagai penyaring molekul air dan Karbon Dioksida. Molecular Sieve memiliki pori-pori yang besar kecilnya dapat dibuat sesuai dengan zat apa yang akan diserap. Molekul gas/udara yang lebih besar dari pori-pori Molecular Sieve akan tertahan. Penyerapan tidak hanya dengan pori-pori, tetapi juga dengan gaya tarik molekul. Molekul polar dapat ditarik dengan mudah sehingga tidak dapat lolos. Sehingga Molecular Sieve hanya dapat dilewati oleh molekul gas Oksigen, Nitrogen dan Argon. Sedangkan air dan Karbon Dioksida yang memiliki molekul yang lebih besar akan tertahan. Molecular Sieve ini tidak hanya digunakan untuk menyerap air dan Karbon Dioksida tetapi juga impuritas udara lainnya.b. Alumina Gel (Al2O3)Pada bagian dasar MS Adsorber terdapat lapisan tambahan Alumina Gel. Alumina Gel ini berfungsi menyerap air yang masih dapat lolos dari Molecular Sieve.c. Freon 22 (CHClF2)Freon ini digunakan sebagai media refrigerasi pada unit Water Chiller dan pada Recycle Refrigerator. Penggunaan terbesar adalah pada Recycle Refrigerator yang kebutuhannya mencapai 1 ton.d. Minyak PelumasPelumas yang digunakan adalah jenis ISO-46 dan ISO-36 dan Zerice S-68. Pelumas ini digunakan pada mesin-mesin Air Compressor, Expansion Turbine dan Recycle Compressor. Pelumas ini disirkulasikan ke tiap mesin dengan bantuan pompa oli pada tiap mesin.e. Gas HidrogenGas Hidrogen ini digunakan sebagai pengikat Oksigen pada proses pemurnian gas Argon.2. Diskripsi Prosesa. Persiapan BahanBahan baku yang digunakan dalam Air Separation Plant ini adalah udara bebas yang diambil dari lingkungan pabrik. Bahan baku udara dari lingkungan pabrik sebelum masuk ke proses terlebih dahulu perlu dilakukan penanganan pendahuluan, yaitu dengan dilakukan penyaringan atau filtrasi menggunakan filter udara (Air Filter). Penyaringan ini bertujuan untuk menyaring kotoran - kotoran dan debu - debu yang ikut masuk bersama udara.Filter yang digunakan memiliki 3 lapisan. Lapisan paling luar adalah Washable Filter, lapisan tengah adalah Final Filter dan lapisan paling dalam adalah Primary Filter. Udara bebas debu dari filter kemudian dialirkan ke unit proses.b. Penyediaan Udara UmpanUdara dari filter dikompresikan menggunakan Air Compressor 3 stage (C-100). Tekanan udara dinaikkan dari tekanan atmosfer secara bertahap hingga mencapai 5,6 kg/cm2. Udara pertama - tama masuk kompresor stage 1 kemudian keluar menuju intercooler 1 untuk didinginkan. Pendinginan pada intercooler dimaksudkan untuk memisahkan uap air yang mengembun dan dibuang ke atmosfer. Setelah melewati intercooler 1 udara masuk ke stage 2 dan kemudian keluar ke intercooler 2 dan begitu seterusnya. Kemudian pada stage ke-3 tekanan udara mencapai 5,6 kg/cm2.Tujuan dari menaikkan tekanan udara adalah untuk memudahkan proses pencairan udara dalam kolom rektifikasi. Proses ini membutuhkan kombinasi antara suhu rendah dan tekanan tinggi.Pada proses kompresi suhu udara naik dari 36C mencapai 90C. Suhu ini terlalu tinggi untuk penyerapan impuritas pada MS Adsorber (V-151 A/B). Agar penyerapan impuritas berjalan efektif maka sebelum masuk tahap pemurnian, udara dari kompresor didinginkan terlebih dahulu.Unit pendinginan udara terdiri dari 3 macam alat pendingin, yaitu MS Heat Exchanger (H-157), After Cooler (H-113) dan Air Chiller (H-122). Pada MS Heat Exchanger, sebagian aliran udara didinginkan oleh Waste Nitrogen (WN). Panas dari udara digunakan untuk memanaskan WN dan sehingga suhu udara turun. Udara dari MS Heat Exchanger digabungkan kembali dengan aliran udara dari Air Compressor sehingga suhu udara menjadi 63C, kemudian dialirkan ke After Cooler.Pada After Cooler, udara didinginkan dengan bantuan air pendingin dari unit utilitas. Penurunan suhu di After Cooler dilakukan pada tekanan tetap. Suhu udara turun menjadi 42C. Setelah melewati After Cooler, udara didinginkan kembali di Air Chiller. Pada alat ini udara kembali didinginkan dengan air pendingin. Air Chiller ini menggunakan air pendingin dari unit Water Chiller (R-123) yang berfungsi untuk mendinginkan air pendingin. Alat ini bekerja dengan memanfaatkan freon sebagai media pendinginnya. Prinsip kerja Water Chiller ini mirip dengan cara kerja refrigerator. Digunakan freon karena suhu air yang dibutuhkan adalah 5C. Air dari Water Chiller ini mendinginkan udara hingga suhu 15C.Udara dingin ini dialirkan ke Drain Separator (V-121) untuk dipisahkan uap airnya. Uap air ini dapat mengganggu aliran udara pada Cold Box (K-200) yang memiliki suhu kerja sangat rendah, dikhawatirkan terjadi pembekuan dan menyumbat aliran udara. Sebagian besar air terpisah, dan sisanya akan ditangkap oleh MS Adsorber (V-151 A/B). Air dari Drain Separator ini akan ditampung dan kemudian dibuang ke Water Basin. Udara kering dari Drain Separator kemudian dialirkan menuju MS Adsorber.c. Pemurnian Udara ProsesPemurnian udara proses ini bertujuan untuk menghilangkan kandungan impuritas dalam udara proses, seperti uap air dan kandungan CO2. Proses ini dilakukan pada MS Adsorber (V151 A/B) dengan menggunakan Molecular Sieve (MS). Pada unit Air Separation Plant (ASP) atau Unit Pemisahan Udara, terdapat 2 MS Adsorber, A dan B. Alat ini digunakan secara bergantian setiap 4 (empat) jam. Bila satu MS Adsorber bekerja mengadsorbsi maka yang lain diregenerasi oleh Waste Nitrogen (WN). Hal ini dilakukan karena MS Adsorber memiliki kemampuan terbatas dalam penyerapan air dan CO2. Regenerasi dilakukan dalam 4 tahapan, yaitu :1) DepressurizingPada tahapan ini udara dalam MS Adsorber diturunkan tekanannya dari 5,5 kg/cm2 menjadi 0,02 kg/cm2 dalam waktu 720 detik. Tahapan ini bertujuan agar gas Waste Nitrogen yang akan digunakan untuk meregenerasikan Molecular Sieve dapat masuk dan mencegah aliran balik karena tekanan pada MS Adsorber yang terlalu tinggi. Tahapan ini dilakukan dengan cara membuang udara dalam MS Adsorber dengan aliran terbalik menuju MS Silencer (S-158) yang mengalirkan udara bertekanan dalam MS Adsorber ke atmosfer. Setelah tahapan ini selesai dalam waktu yang ditentukan maka otomatis masuk ke tahapan berikutnya.2) HeatingPada tahap ini dilakukan pemanasan Molecular Sieve oleh Waste Nitrogen yang telah dipanaskan oleh MS Electric Heater (E-155). Waste Nitrogen dipanaskan hingga mencapai suhu 140C untuk menghilangkan uap air dan CO2 yang ada di Molecular Sieve. Tahap ini memerlukan waktu 6840 detik.3) CoolingTahapan berikutnya adalah Cooling. Tahap ini berlangsung selama 5400 detik. Pada tahap ini Waste Nitrogen tidak lagi dialirkan melalui MS Electric Heater, tetapi langsung menuju MS Adsorber. Dalam tahap ini Molecular Sieve didinginkan hingga mencapai suhu dibawah 15C. Rata - rata suhu Molecular Sieve setelah didinginkan adalah 12C. Suhu Molecular Sieve tidak boleh terlalu dingin karena air akan membeku dan dapat menyumbat Molecular Sieve.4) PressurizingMolecular Sieve yang telah dibersihkan siap digunakan kembali. Sebelum digunakan kembali MS Adsorber harus diberi tekanan hingga mencapai 5,5 kg/cm2. Hal ini bertujuan untuk mencegah rusaknya Molecular Sieve karena aliran tiba - tiba dan perbedaan tekanan yang sangat besar. Pressurizing dilakukan dengan cara memasukkan udara dari MS Adsorber lain hingga tercapai tekanan yang sama. Tahap ini memerlukan waktu 900 detik. Setelah tekanan seimbang kedua MS Adsorber dipakai secara bersamaan selama 2 menit. Setelah itu MS Adsorber yang lain diregenerasi dengan langkah yang sama.Tabel 3.2Proses Regenerasi pada MS AdsorberMS AdsorberWaktu (detik)

AB

AdsorbsiDepressurizing720

AdsorbsiHeating6840

AdsorbsiCooling5400

AdsorbsiPressurizing900

AdsorbsiAdsorbsi120

5) Pendinginan Udara ProsesSetelah proses pemurnian, udara proses masuk ke dalam Cold Box (K-200). Dalam Cold Box ini terdapat Main Heat Exchanger (H-211) yang digunakan untuk mendinginkan udara proses sebelum masuk ke kolom rektifikasi. Proses pendinginan udara disini menggunakan aliran gas dingin. Gas tersebut adalah sebagai berikut :a) Gas Nitrogen dari Rectifier Lower Column (T-222) dengan suhu -177C.b) Gas Nitrogen dari Sub Cooler (H-213) dengan suhu -174C.c) Gas Oksigen dari Rectifier Upper Column (T-223) dengan suhu -179C.d) Waste Nitrogen dari Sub Cooler (H-213) dengan suhu -175C.e) Crude Argon dari Crude Argon Column (T-241) dengan suhu -185C.Gas yang mengalami pendinginan pada Main Heat Exchanger adalah :a) Udara proses dari MS Adsorber (V-151 A/B) dengan suhu 15C menjadi -171C.b) Gas Argon dari After Filter pada unit Argon Purification (U-500) didinginkan dari suhu 15C menjadi -181C.Berikut adalah gambaran aliran gas yang masuk dan keluar Main Heat Exchanger :

Gambar 3.3Aliran Gas Masuk dan Keluar Heat Exchanger6) Pencairan dan Pemisahan UdaraProses pencairan dan pemisahan dilakukan dalam kolom rektifikasi yang dibagi menjadi 2 bagian, yaitu Rectifier Lower Column (T-222) dan Rectifier Upper Column (T-223). Prinsip kerja dari kedua alat ini mirip dengan kolom destilasi yaitu dengan perbedaan titik didih dari tiap gas yang terkandung dalam udara. Titik didih N2 (-195,8C) < titik didih argon (-185C) < titik didih O2 (-182,9C).a) Rectifier Lower Column (T-222)Udara dingin dari Main Heat Exchanger masuk dari bagian bawah Lower Column. Pada Lower Column ini terjadi pemisahan antara N2 dan udara. Nitrogen yang memiliki titik didih paling rendah menguap dan naik hingga puncak Lower Column, sedangkan Argon dan Oksigen dalam udara mencair dan berkumpul didasar Lower Column.

b) Rectifier Upper Column (T-223)Udara cair yang kaya akan Oksigen dan Argon dialirkan dari bagian bawah Lower Column menuju ke Upper Column. Upper Column berfungsi sebagai pemisah udara yang lebih sempurna. Dalam Upper Column ini dipisahkan Nitrogen, Oksigen dan Argon. Nitrogen menguap kebagian atas Upper Colomn, Argon menguap kebagian tengah Upper Column dan Oksigen mencair didasar Upper Column.

3.6.1 Produksi Nitrogen CairGas Nitrogen yang terpisah pada Lower Column bergerak ke bagian atas Lower Column. Kemudian aliran Nitrogen dibagi menjadi 3 bagian :1. Gas Nitrogen dari puncak Lower Column dialirkan ke Main Condenser (H-212) di bagian bawah Upper Column. Tujuan dialirkannya gas Nitrogen ini adalah untuk menguapkan Argon dan Nitrogen dari Oksigen cair dalam bagian bawah Upper Column. Gas Nitrogen hasil kondensasi ini menjadi cair karena didinginkan oleh cairan Oksigen dibagian bawah Upper Column. Nitrogen cair ini dikembalikan ke Lower Column sebagai pendingin bagian atas Lower Column agar Argon dan Oksigen yang ikut menguap mencair dan turun ke bagian bawah Lower Column.2. Gas Nitrogen dari bagian atas Lower Column dipecah menjadi 3 aliran :a. Digunakan sebagai media pendinginan pada Main Heat Exchanger (H-211).b. Digunakan untuk media penukaran panas pada Pure Argon Reboiler (H-232).c. Digunakan sebagai umpan pada Recycle Heat Exchanger (H-251) bersama aliran gas Nitrogen dari Expander.3. Nitrogen cair yang terbentuk dialirkan ke Sub Cooler (H-213) yang kemudian alirannya dipecah menjadi 2 bagian :a. Dialirkan menuju bagian atas Upper Column sebagai pendingin uap Oksigen dan Argon agar mencair menuju ke bagian bawah Upper Column.b. Dialirkan menuju Argon Condenser Liquid Argon (V-245) sebagai pendingin gas Nitrogen yang akan digunakan untuk mengkondensasikan gas Argon dalam Waste Nitrogen dari puncak Pure Argon Column (T-242).Gas Nitrogen yang digunakan sebagai bahan produksi Nitrogen Cair adalah aliran gas Nitrogen dari Main Heat Exchanger. Kemudian gas ini dialirkan ke Recycle Compressor 4 stage (C-720). Dalam kompresor ini gas Nitrogen ditekan dari tekanan 4,78 kg/cm2 menjadi 31,8 kg/cm2 dan pada suhu 31C menjadi 40C. Gas Nitrogen ini kemudian masuk ke Booster pada Expansion Turbine (X-750). Dalam Booster, gas Nitrogen kembali ditekan hingga mencapai tekanan 44,2 kg/cm2. Gas dari Booster sebagian didinginkan di Recycle Refrigerator (R-740) dan sebagian lagi masuk ke Recycle Heat Exchanger (H-251). Dalam Recycle Refrigerator gas Nitrogen didinginkan dari suhu 40C hingga -54C. Gas Nitrogen yang masuk ke Recycle Heat Exchanger didinginkan hingga mencapai suhu -169C.Gas Nitrogen yang telah didinginkan dalam Recycle Refrigerator kemudian bergabung dengan aliran gas Nitrogen dari Expansion Turbine yang telah didinginkan pada Recycle Heat Exchanger. Kemudian kembali didinginkan di Recycle Heat Exchanger. Aliran gas Nitrogen yang keluar sebagian diekspansikan pada Expander dalam Expansion Turbine sehingga tekanan turun dari 44 kg/cm2 menjadi 5,08 kg/cm2 dan suhu dari -101C menjadi -171C. Kemudian aliran dari Expander digabungkan dengan aliran gas Nitrogen dari Lower Column masuk ke Recycle Heat Exchanger.Sebagian gas Nitrogen yang tidak masuk ke Expander kembali didinginkan pada Recycle Heat Exchanger sehingga gas Nitrogen mencair. Cairan Nitrogen yang terbentuk kemudian dialirkan menuju Liquid Nitrogen Separator (V-261). Dalam Liquid Nitrogen Separator ini dipisahkan antara cairan dan uap Nitrogen. Uap Nitrogen yang terpisah digabungkan dengan aliran gas Nitrogen dari Lower Column sebagai umpan Recycle Heat Exchanger. Sedangkan Nitrogen cair yang terpisah sebagian kecil dialirkan kembali ke Lower Column sebagai refluks dan sebagian besar masuk ke Liquid Nitrogen Sub Cooler (H-255).Pada Liquid Nitrogen Sub Cooler, Nitrogen cair didinginkan kembali. Keluar dari Liquid Nitrogen Sub Cooler aliran Nitrogen cair dibagi menjadi 2, yaitu sebagian masuk kembali ke Liquid Nitrogen Sub Cooler sebagai media pendingin dan sebagian lain ditampung dalam Liquid Nitrogen Tank (LIN 1&2) sebagai produk. Nitrogen cair yang dikembalikan ke Liquid Nitrogen Sub Cooler sebagai pendingin, menguap dan dialirkan menuju Sub Cooler (H-213).

3.6.2 Produksi Oksigen CairUdara cair dari Lower Column (T-222) dialirkan menuju Sub Cooler (H-213). Dalam Sub Cooler, udara cair kembali didinginkan hingga mencapai suhu -189C. Kemudian aliran udara cair dibagi 2, yaitu sebagian udara cair dialirkan ke Crude Argon Column (T-241) sebagai umpan dan sebagian lain menuju Upper Column (T-223). Pada Upper Column udara cair terpisah karena perbedaan titik didih dan tekanan pada Upper Column. Sisa Nitrogen kemudian menguap menuju bagian atas Upper Column, Argon dan Oksigen mencair turun menuju bagian bawah Upper Column.Oksigen terus mencair hingga mencapai dasar Upper Column. Disini Argon yang ikut mencair menguap karena titik didih Argon lebih kecil dari Oksigen. Oksigen cair didasar Upper Column kemudian dialirkan dalam Liquid Oksigen Tank (LOX 1&2).

3.6.3 Produksi Gas NitrogenGas Nitrogen hasil pemisahan udara cair dari Upper Column (T-223) dialirkan masuk ke Sub Cooler (H-213). Kemudian masuk kedalam Main Heat Exchanger (H-211) sebagai media pendinginan udara yang akan masuk ke Lower Column (T-222). Dari Main Heat Exchanger, aliran gas Nitrogen dibagi menjadi 2 aliran, sebagian gas Nitrogen dibuang ke Nitrogen Blow Off Silencer (S-415) dan sebagian lagi digunakan sebagai produk gas Nitrogen. Produk gas Nitrogen ini tidak ditampung, tetapi hanya diatur berapa besaran aliran yang dialirkan ke pelanggan dan berapa yang dibuang. Sebelum dialirkan ke pelanggan tekanan gas dinaikkan oleh kompresor hingga mencapai tekanan 5 kg/cm2.

3.6.4 Produksi Argon CairGas Oksigen yang memiliki kadar gas Argon maksimal yaitu 4%. Gas ini diambil dari bagian tengah Upper Column (T-223). Pada bagian ini terkandung 96% gas Oksigen dan 4% gas Argon serta sedikit (0,01 - 0,1%) gas Nitrogen. Gas ini kemudian masuk ke bagian bawah Crude Argon Column (T-241), dengan Crude Argon Condenser (H-231) pada bagian atasnya. Karena perbedaan titik didihnya gas Argon akan menguap ke bagian atas Crude Argon Column dan Oksigen akan mencair dan mengalir kebagian bawah Crude Argon Column. Sebagian Oksigen cair ini kemudian dipompa menuju Upper Column sebagai refluks. Sebagian yang lain dikembalikan ke Crude Argon Column untuk menguapkan kembali Argon yang ikut mencair bersama Oksigen.Gas Argon pada bagian atas Crude Argon Column didinginkan dengan Crude Argon Condenser oleh media pendingin udara cair dari Sub Cooler (H-213). Gas Oksigen yang ikut menguap bersama gas Argon akan terkondensasi dan mencair turun ke bagian bawah Crude Argon Column. Udara cair sebagian akan menguap dan sebagian lain akan mencair. Uap udara ini dialirkan melalui puncak Crude Argon Column dan udara cair dialirkan melalui bagian bawah Crude Argon Condenser. Kedua zat ini dikembalikan ke Upper Column. Sedangkan gas Argon yang tertinggal dibagian atas Crude Argon Column dialirkan menuju Main Heat Exchanger (H-211) sebagai pendingin. Crude Argon ini berbentuk gas yang memiliki kadar Oksigen 33% dan Argon 67% dengan suhu -185C. Keluar dari Main Heat Exchanger, suhu Crude Argon naik menjadi -10C.Crude Argon kemudian masuk ke unit Argon Purification (U-500). Pada unit ini terdapat pola pemurnian gas yang mirip dengan proses pemurnian gas Nitrogen. Setelah keluar dari Main Heat Exchanger, Crude Argon dikompresi dari tekanan 0,6 kg/cm2 menjadi 2,7 kg/cm2 dan suhu 38C di Argon Compressor. Pada Argon Compressor, digunakan media pendingin air, sehingga setelah dikompresi Crude Argon dipisahkan dari air pendingin yang ikut terbawa.Crude Argon kemudian diinjeksi dengan gas Hidrogen. Penginjeksian Hidrogen dilakukan berlebihan. Kemudian campuran ini dipanaskan di Pre Heater. Dalam Pre Heater, Crude Argon dinaikan suhunya menjadi 70C. Hal ini dimaksudkan untuk persiapan proses reaksi Deoxopurification.Campuran Crude Argon dan gas Hidrogen berlebih direaksikan di Deoxidation Vessel. Dalam alat ini, Oksigen yang masih terkandung dalam Crude Argon akan direaksikan dengan gas Hidrogen menjadi air. Reaksi ini menggunakan katalis Palladium.2H2 + O2 palladium2H2OSebagian besar gas Oksigen bereaksi menjadi air. Kadar impuritas Oksigen setelah reaksi hanya 0,65 ppm. Setelah direaksikan Crude Argon ini didinginkan agar air yang masih berupa uap dapat dipisahkan. Pendinginan Crude Argon menggunakan beberapa tipe pendingin :1. Air Cooler Exchanger dengan media pendingin udara.2. Cooling Water Cooler dengan media pendingin air dari Cooling Water Supply (CWS).3. Chilled Water Cooler dengan media pendingin air dari Chilled Water Supply (CHWS).Karena pendinginan berulang maka uap air akan mengembun dan kemudian dipisahkan dalam Separator. Dari Separator, Crude Argon kemudian dialirkan ke unit Dryer A/B yang bekerja secara bergantian. Prinsip kerja Dryer ini mirip dengan MS Adsorber (V-151 A/B), yaitu untuk menyerap air yang masih tersisa dalam Crude Argon. Gas yang keluar dari unit Dryer ini mengandung 0,65 ppm Oksigen dan 7 ppm Nitrogen. Gas ini disebut Gas Argon.Gas Argon dari Dryer kemudian dilewatkan ke After Filter yang berfungsi menangkap debu Molecular Sieve yang terbawa dari Dryer. Dari After Filter, Gas Argon kemudian dialirkan menuju Main Heat Exchanger untuk didinginkan.Gas Argon masuk ke Main Heat Exchanger dan mengalami penurunan suhu dari 15C menjadi -181C. Dari Main Heat Exchanger, gas Argon dialirkan menuju Pure Argon Reboiler (H-232). Dalam Pure Argon Reboiler, gas Argon didinginkan dengan media pendingin Argon cair dari dasar Pure Argon Column (T-242) yang kemudian menguap dan dikembalikan lagi ke dalam Pure Argon Column. Gas Argon mengembun dan kemudian masuk kedalam Argon Flush Drum (V-246) untuk dipisahkan Argon cair dan gas Argonnya. Gas Argon yang terpisah dikembalikan ke unit Argon Purification, sedangkan Argon cair dialirkan menuju Pure Argon Column. Argon cair keluar dari dasar Pure Argon Column dibagi menjadi 2 aliran, sebagian digunakan untuk mendinginkan Pure Argon Reboiler dan sebagian lain disimpan dalam Liquid Argon Tank (LAr) sebagai produk.

text

Main Heat Exchanger(H-211)

GN10C

Gas Oksigen (GO)10C

Waste Nitrogen (WN)10C

Udara (GA)15C

Crude Argon (CR)10C

Gas Argon (GR)15C

Gas Nitrogen (GN)10C

GN-177C

GN-174C

GO-179C

WN-175C

GA-171C

CR-185C

GR-181C