agregat kasar

10
PEMERIKSAAN GRADASI AGREGAT KASAR 1.1 Dasar Teori Pengertian Agregat Kasar Agregat kasar adalah agregat yang ukuran butirannya lebih dari 5 mm (PBI 1971). Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil atau batu pecah. Kerikil adalah bahan yang terjadi sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan dan berbentuk agak bulat serta permukaannya licin. Sedangkan batu pecah (kricak) adalah bahan yang diperoleh dari batu yang digiling (dipecah) menjadi pecahan-pecahan berukuran 5-70 mm. Jenis Agregat berdasarkan proses pengolahannya : Agregat Alam Agregat yang dapat dipergunakan sebagaimana bentuknya di alam atau dengan sedikit proses pengolahan. Agregat ini terbentuk melalui proses erosi dan degradasi. Bentuk partikel dari agregat alam ditentukan proses pembentukannya. Agregat melalui proses pengolahan Digunung-gunung atau dibukit-bukit, dan sungai-sungai sering ditemui agregat yang masih berbentuk batu gunung, dan ukuran yang besar-besar sehingga diperlukan proses pengolahan

Upload: bintang-putra-mansur

Post on 10-Jul-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mekanika tanah

TRANSCRIPT

Page 1: Agregat Kasar

PEMERIKSAAN GRADASI AGREGAT KASAR

1.1 Dasar Teori

Pengertian Agregat Kasar      

Agregat kasar adalah agregat yang ukuran butirannya lebih dari 5 mm (PBI 1971).

Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil atau batu pecah. Kerikil adalah bahan yang

terjadi sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan dan berbentuk agak bulat serta

permukaannya licin. Sedangkan batu pecah (kricak) adalah bahan yang diperoleh dari batu yang

digiling (dipecah) menjadi pecahan-pecahan berukuran 5-70 mm.

Jenis Agregat berdasarkan proses pengolahannya :

Agregat Alam

Agregat yang dapat dipergunakan sebagaimana bentuknya di alam atau dengan sedikit

proses pengolahan. Agregat ini terbentuk melalui proses erosi dan degradasi. Bentuk

partikel dari agregat alam ditentukan proses pembentukannya.

Agregat melalui proses pengolahan

Digunung-gunung atau dibukit-bukit, dan sungai-sungai sering ditemui agregat yang

masih berbentuk batu gunung, dan ukuran yang besar-besar sehingga diperlukan proses

pengolahan terlebih dahulu sebelum dapat digunakan sebagai agregat konstruksi jalan.

Agregat Buatan

Agregat yang merupakan mineral filler/pengisi (partikel dengan ukuran < 0,075 mm),

diperoleh dari hasil sampingan pabrik-pabrik semen atau mesin pemecah batu.

Page 2: Agregat Kasar

Syarat-Syarat Agregat Kasar

Menurut PBI 1971 (NI-2) pasal 3.4 syarat-syarat agregat kasar (kerikil) adalah :

1. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir keras dan tidak berpori. Agregat kasar yang

mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai apabila jumlah butir-butir pipih tersebut

tidak melebihi 20% dari berat agregat seluruhnya. Butir-butir agregat kasar harus bersifat

kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh  pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.

2. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% yang ditentukan terhadap berat

kering. Apabila kadar lumpur melampaui 1% maka agregat kasar harus dicuci.

3. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti zat-zat yang

reaktif alkali.

4. Kekerasan butir-butir agregat kasar yang diperiksa dengan bejana penguji Rudelof dengan

beton penguji 20 ton harus memenuhi syarat-syarat :

a.Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5-19 mm lebih dari 24% berat.

b.Tidak terjadi pembubukan sampai 19-30 mm lebih dari 22% berat. Kekerasan ini dapat juga

diperiksa dengan mesin pengawas Los Angels. Dalam hal ini tidak boleh terjadi kehilangan

berat lebih dari 50%.

5. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beranekaragam besarnya dan apabila diayak

dengan susunan ayakan yang ditentukan dalam pasal 3.5 ayat 1 PBI 1971, harus memenuhi

syarat sebagai berikut :

a. Sisa diatas ayakan 31,5 mm harus 0% berat .

b. Sisa diatas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90% dan 98% berat.

c.  Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, maksimum 60% dan

minimum 10% berat.

Page 3: Agregat Kasar

Batasan Susunan Butiran Agregat Kasar

Batasan susunan butiran agregat kasar  dapat dilihat pada table berikut :

Persyaratan Gradasi Agregat Kasar

Ukuran saringan (mm)Presentase lolos saringan

40 mm 20mm

40

20

10

4,8

95-100

30-70

10-35

0-5

100

95 – 100

22-55

0-10

Sumber :Teknologi Beton ; Kardiyono tjokrodimuljo

Susunan untuk butiran (gradasi) yang baik akan dapat menghasilkan kepadatan (density)

maksimum dan porositas (voids) minimum. Sifat penting dari suatu agregat baik agregat kasar

maupun agregat halus adalah kekuatan hancur dan ketahanan terhadap benturan yang dapat

mempengaruhi ikatannya dengan pasta semen, porositas, dan karakteristik penyerapan air yang

mempengaruhi daya tahan

terhadap proses pembekuan di musim dingin dan agresi kimia serta ketahanan terhadap

penyusutan.

Dari segi kekuatan, campuran beton yang menggunakan agregat kasar dengan tekstur

permukaan bersudut akan menghasilkan kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan

campuran beton yang menggunakan batu pecah dengan tekstur bundar dan licin meskipun

digunakan proporsi campuran yang sama. Demikian juga bentuk tekstur permukaan agregat yang

kasar akan menghasilkan beton dengan fraksi geseran yang lebih besar.

Sifat Fisik Agregat Kasar Yang Baik Untuk Beton

Agregat merupakan salah satu material yang dijadikan sebagai bahan penyusun beton.

Umumnya, agregat dibagi dua. Yaitu agregat kasar (kerikil) dan agregat halus (pasir). Fungsi

agregat kasar adalah komponen utama yang paling banyak memberikan sumbangan kekuatan

Page 4: Agregat Kasar

kepada calon beton nantinya. Secara umum, kekuatan beton tergantung pada kekuatan agregat

kasarnya.

Dan kualitas agregat kasar dan halus juga berpengaruh terhadap kekuatannya. Sedangkan

fungsi agregat halus pada beton adalah sebagai bahan pengisi (filler) yang akan mengurangi

bahkan menutupi rongga-rongga udara atau rongga kosong diantara agregat kasar dan mortar.

Semakin padat struktur beton maka semakin tinggi kuat tekan yang dihasilkan. Hal inilah yang

membuat pemilihan agregat kasar yang baik menjadi faktor yang penting dalam pembuatan atau

perencanaan beton.

Ilmu teknologi bahan mengklasifikasikan agregat kasar dan halus berdasarkan ukuran

butirnya. Untuk agregat kasar (selanjutnya disebut ‘agregat’ saja) ukuran butirnya diatas 4,75

mm sedangkan agregat halus dibawah nilai tersebut. Fisik agregat yang baik untuk beton dapat

dibagi menjadi beberapa kriteria.

1. Berbentuk Kebulatan atau Hampir Bulat

Agregat dengan butir-butir bulat umumnya lebih baik daripada agregat dengan butir-butir

yang berbentuk pipih atau panjang. Hal ini dikarenakan butir-butir bulat menghasilkan

tumpukan butir yang yang erat jika dikonsolidasikan, sehingga hanya membutuhkan pasta

semen yang sedikit dengan kemudahan pengerjaan yang sama.

2. Tekstur Permukaan Kasar

Tekstur yang kasar mungkin akan mengurangi derajat kemudahan pengerjaan. Namun,

tekstur kasar pada agregat dapat meningkatkan rekatan agregat-semen sampai 1,75 kali dan

meningkatkan kuat tekan beton hingga 20 persen.

3. Berat Jenis Ringan

Agregat dengan berat jenis yang rendah biasa disebut dengan agregat ringan. Agregat

ringan mempunyai berat jenis dibawah 2,0. biasanya dipakai untuk beton non-struktural. Akan

tetapi agregat ini juga bisa digunakan sebagai beton struktural dengan beberapa perlakuan

khusus. Struktur yang menggunakan agregat ringan akan mengurangi berat struktur tersebut

sehingga membutuhkan dimensi fondasi yang lebih kecil.

Page 5: Agregat Kasar

4. Ukuran Butir Maksimal

Adukan beton dengan kemudahan pengerjaan dan rencana kekuatan yang sama, akan

membutuhkan jumlah semen yang lebih sedikit dengan ukuran butir agregat yang besar-besar.

Semakin sedikit semen, maka beton akan semakin hemat dan dapat mengurangi dampak panas

hidrasi yang menyebabkan beton menjadi retak akibat kembang susutnya. Namun, tetap

penggunaan agregat terdapat batasan ukuran butir maksimal. Hal ini dapat dilihat di berbagai

referensi.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Untuk mengetahui pembagian butir kerikil dalam percobaan yang dilakukan dalam

percobaan yang dilakukan, apakah memenuhi AASTM dan SK SNI 1991 atau tidak.

Untuk menentukan pembagian butir gradasi agregat kasar.

Untuk menentukan modulus halus dalam butiran kecil.

1.3 BAHAN

Kerikil alam atau buatan dari sungai atau gunung dengan berat 5000 gram

1.4 PERALATAN

Saringan no 4

Talam

Timbangan

Keranjang

Ember

Agregat

Air Suling

Page 6: Agregat Kasar

1.5 PELAKSANAAN

1. Saring agregat menggunakan saringan no 4

2. Timbang talam kosong

3. Letakkan batu agregat diatas talam hingga beratnya mencapai 5 Kg

4. Cuci agregat lalu keringkan

5. Lalu timbang kembali didalam air

3.6 HASIL PENGUJIAN

BAB V

5.1     Kesimpulan

Page 7: Agregat Kasar

Berdasarkan hasil dari pembahasan dan studi di atas, dapat kita simpulkan bahwa agregat

merupakan suatu  material granular(pasir, kerikil, batu pecah dan kerak tungku besi) baik itu

berasal dari alama ataupun buatan yang mempunyai suatu karakteristik dan sifat tertentu (kimia,

fisis dan Mekanis) yang sangat berpengaruh terhadap kualitas dan mutu konstruksi beton itu

sendiri, baik buruknya kualitas beton di tentukan saat kita memilih material tersebut sebelum di

campur dengan bahan yang lainnya.

Dengan melakukan uji dan penelitian terlebih dahulu terhadap agregat dapat meningkatkan

kualitas dan mutu suatu konsruksi beton.

5.2       SARAN

Dari hasil tulisan tentang topik  agregat ini, kami menyarankan sebagai berikut :

1.        Ketika kita akan membuat suatu adukan beton, diharapkan mengikuti peraturan atau syarat-

syarat yang telah ditentukan.

2.        Mempelajari dan memahami tentang agregat sebelum mengerjakan sesuatu mengenai konstruksi

bangunan beton.

3.        Memperhatikan keselamatan  kerja.

Adapun saran yang di berikan khususnya kepada kami, sebagai penulis makalah ini adalah :

1.        Sebelum mengerjakan, pelajari dan pahami terlebih dahulu topik yang di berikan

2.        Lebih saling berdiskusi antar anggota kelompok mengenai topik pembahasan.

3.        Dalam pengerjaannya harus lebih fokus dan di siapkan matang-matang, supaya menghasilkan

makalah yang lebih baik lagi.

4.        Membagi tugas kepada setiap anggota kelompok, supaya lebih ringan dalam pengerjaannya.