agama hindu

7
Ada lima dasar keyakinan yang harus dimiliki oleh seorang Umat Hindu. Kelima keyakinan tersebut adalah: 1. Yakin akan adanya Hyang Widhi Wasa 2. Yakin akan adanya Atman 3. Yakin akan berlakunay Hukum Karma Phala 4. Yakin akan adanya Punarbhawa 5. Yakin akan adanya Moksa Secara etimologi Catur Asrama berasal dari bahasa sansekerta yaitu kata catur dan asrama. Catur berarti empat dan asrama berarti tempat atau lapangan. Dalam hal ini asrama diartikan sebagai jenjang kehidupan. Jadi Catur Asrama merupakan empat tataran jenjang kehidupan yang berlandaskan petunjuk kerohanian Hindu. Bagian – bagian catur asrama meliputi : 1. Brahmacari Brahmacari merupakan tingkatan bagi seseorang yang sedang menuntut ilmu pengetahuan. Brahmacari dilakukan sebelum memasuki masa berumah tangga atau Grhasta. Tetapi implementasinya sekarang banyak orang – orang yang sudah memasuki masa Grhasta tetapi masih menuntut ilmu. Bagaimana dengan hal ini? Perlu diketahui masa Brahmacari zaman dahulu beda dengan sekarang. Kalau dahulu selama masa brahmacari memang benar – benar menuntut ilmu sampai tuntas. Seperti dalam cerita Ramayana bahwa Rama dan saudara – saudaranya menuntut ilmu sampai tuntas, baru setelah itu mereka dikembalikan kepada orang tuanya. Kalau sekarang banyak faktor yang mempengaruhi mungkin dari segi ekonomi, sosial, dan budaya. Jadi masa Brahmacari tidak lagi murni menuntut ilmu. Secara garis besar Brahmacari dibagi menjadi 3 bagian yaitu : 1. Sukla Brahmacari 2. Sewala Brahmacari 3. Kresna Brahmacari 2.Grhasta Grhasta merupaka tingkatan bagi seseorang yang menjalani hidup berumah tangga. Kata grhasta berasal dari kata grha yang berarti rumah atau rumah tangga, sedangkan kata sta berarti berdiri atau

Upload: gustybagusii

Post on 21-Dec-2015

9 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

CATUR ASRAMA

TRANSCRIPT

Page 1: AGAMA HINDU

Ada lima dasar keyakinan yang harus dimiliki oleh seorang Umat Hindu. Kelima keyakinan tersebut adalah:1. Yakin akan adanya Hyang Widhi Wasa2. Yakin akan adanya Atman3. Yakin akan berlakunay Hukum Karma Phala4. Yakin akan adanya Punarbhawa5. Yakin akan adanya Moksa

Secara etimologi Catur Asrama berasal dari bahasa sansekerta yaitu kata catur dan asrama. Catur berarti empat dan asrama berarti tempat atau lapangan. Dalam hal ini asrama diartikan sebagai jenjang kehidupan. Jadi Catur Asrama merupakan empat tataran jenjang kehidupan yang berlandaskan petunjuk kerohanian Hindu. Bagian – bagian catur asrama meliputi :

1. Brahmacari

Brahmacari merupakan tingkatan bagi seseorang yang sedang menuntut ilmu pengetahuan. Brahmacari dilakukan sebelum memasuki masa berumah tangga atau Grhasta. Tetapi implementasinya sekarang banyak orang – orang yang sudah memasuki masa Grhasta tetapi masih menuntut ilmu. Bagaimana dengan hal ini? Perlu diketahui masa Brahmacari zaman dahulu beda dengan sekarang. Kalau dahulu selama masa brahmacari memang benar – benar menuntut ilmu sampai tuntas. Seperti dalam cerita Ramayana bahwa Rama dan saudara – saudaranya menuntut ilmu sampai tuntas, baru setelah itu mereka dikembalikan kepada orang tuanya. Kalau sekarang banyak faktor yang mempengaruhi mungkin dari segi ekonomi, sosial, dan budaya. Jadi masa Brahmacari tidak lagi murni menuntut ilmu. Secara garis besar Brahmacari dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

1. Sukla Brahmacari2. Sewala Brahmacari3. Kresna Brahmacari

2.Grhasta

Grhasta merupaka tingkatan bagi seseorang yang menjalani hidup berumah tangga. Kata grhasta berasal dari kata grha yang berarti rumah atau rumah tangga, sedangkan kata sta berarti berdiri atau membina. Dalam tingkatan ini ada beberapa kewajiban yang dilakukan, meliputi :

1. Melanjutan keturunan2. Membina rumah tangga3. Bermasyarakat4. Melaksanakan Panca Yajna

3. Wanaprasta

Secara etimologi wanaprasta berasal dari kata wana yang berarti pohon kayu, hutan, semak belukar, sedangkan prasta berarti berjalan / berdoa paling depan dengan baik. Jadi wanaprasta berarti berada dalam hutan, mengasingkan diri jauh dari keramaian dan secara perlahan – lahan

Page 2: AGAMA HINDU

melepaskan keterikatan duniawi. Tetapi dizaman modern seperti sekarang ini, sulit dilakukan mengingat hutan susah untuk ditemukan. Hutan – hutan berubah menjadi rumah, ruko dan juga gedung – gedung bertingkat. Lalu bagaimana kita menjalani kehidupan wanaprasta. Kehidupan wanaprasta dimaksudkan, secara perlahan – lahan melepaskan keterikatan duniawi dan mendekatkan diri dengan Tuhan, meningkatkan spiritualitas untuk mengetahui hakekat Tuhan yang sesungguhnya. Jadi tidak harus pergi ke hutan dan mengasingkan diri.

4.Bhiksuka

Bhiksuka merupakan jenjang kehidupan yang lepas dari ikatan keduniawian dan hanya mengabdikan diri kepada Tuhan dengan jalan menyebarkan ajaran – ajaran kesusilaan. Kata bhiksu berarti meminta – minta. Bhiksuka juga sering disebut sanyasin.

Catur Purusa Artha adalah empat tujuan hindup manusiaBagian catur Purusa Artha1. Kama2. Artha3. Dharma4. Moksa

Kama adalah keinginan atau nafsuSetiap manusia pasti mempunyai keinginan atau nafsu ; keinginan untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan hidup terkait keduniawian. namun didalam memenuhi segala keinginan kita harus dengan jalan kebenaran ( Dharma )Atha adalah materi, kekayaanArtha adalah segala hal yang bersifat keduniawian,Artha perlu diupayakan karena artha dapat membantu menyelesaikan sebagian permasalahan hidup, mengapa saya katakan sebagian karena tidak semuah masalah dapat diselesaikan oleh arthaDalam pemenuhan artha juga harus diusahakan dengan jalan kebenaran ( dharma )Dharma adalah kebenaranMoksaMoksa adalah tujuan akhir dari umat hindu yaitu kebahagian sejati suka tan pawali dukha

Catur marga

Adalah 4 (empat) jalan menghubungkan diri ndengan tuhan

Bhakti Marga :cinta kasih Karma Marga : Jnana Marga. : Yoga Marga :

 

Page 3: AGAMA HINDU

Catur Purusa Artha yang berarti empat dasar dan tujuan hidup manusia, yang terdiri dari:

Dharma

Merupakan kebenaran absolut yang mengarahkan manusia untuk berbudi pekerti luhur sesuai dengan ajaran agama yang menjadi dasar hidup. Dharma itulah yang mengatur dan menjamin kebenaran hidup manusia. Keutamaan dharma sesungguhnya merupakan sumber datangnya kebahagiaan, memberikan keteguhan budi, dan menjadi dasar dan jiwa dari segala usaha tingkah laku manusia.

Artha

Adalah kekayaan dalam bentuk materi/ benda- benda duniawi yang merupakan penunjang hidup manusia. Pengadaan dan pemilikan harta benda sangat mutlak adanya, tetapi yang perlu diingat agar kita jangan sampai diperbudak oleh nafsu keserakahan yang berakibat mengaburkan wiweka (pertimbangan rasional) tidak mampu membedakan salah ataupun benar. Nafsu keserakahan materi melumpuhkan sendi- sendi kehidupan beragama, menghilangkan kewibawaan. Bahwa artha merupakan unsur sosial ekonomi bersifat tidak kekal berfungsi selaku penunjang hidup dan bukan tujuan hidup. Artha perlu diamalkan (dana punia) bagi kepentingan kemanusiaan (fakir miskin, cacat, yatim piatu, dan lain- lain)

Kama

Adalah keinginan untuk memperoleh kenikmatan (wisaya). Kama berfungsi sebagai penunjang hidup yang bersifat tidak kekal. Manusia dalam hidup memiliki kecenderungan untuk memuaskan nafsu, tetapi sebagai makhluk berbudi ia mampu menilai perilaku mana yang baik dan benar untuk diterapkan. Dengan ungkapan lain bahwa perilaku yang baik dimaksudkan adalah selarasnya kebutuhan manusia dengan norma kebenaran yang berlaku.

Moksa

Adalah kelepasan, kebebasan atau kemerdekaan (kadyatmikan atau Nirwana) manunggalnya hidup dengan Pencipta (Sang Hyang Widhi Wasa) sebagai tujuan utama, tertinggi, dan terakhir, bebasnya Atman dan pengaruh maya serta ikatan subha asubha karma (suka tan pawali duka).

Tiga Kerangka Dasar tersebut adalah:

1. Tattwa (Filsafat)

Sebenarnya agama Hindu mempunyai kerangka dasar kebenaran yang sangat kokoh karena masuk akal dan konseptual. Konsep pencarian kebenaran yang hakiki di dalam Hindu diuraikan dalam ajaran filsafat yang disebut Tattwa. Tattwa dalam agama Hindu dapat diserap sepenuhnya oleh pikiran manusia melalui beberapa cara dan pendekatan yang disebut Pramana. Ada 3 (tiga) cara penyerapan pokok yang disebut Tri Pramana. Tri Pramana ini, menyebabkan akal budi dan pengertian manusia dapat menerima kebenaran hakiki dalam tattwa, sehingga berkembang menjadi keyakinan dan kepercayaan. Kepercayaan dan keyakinan dalam Hindu disebut dengan sradha. Dalam Hindu, sradha disarikan menjadi 5 (lima) esensi, disebut Panca Sradha.

Berbekal Panca Sradha yang diserap menggunakan Tri Pramana ini, perjalanan hidup seorang Hindu menuju ke satu tujuan yang pasti. Ke arah kesempurnaan lahir dan batin yaitu Jagadhita dan Moksa. Ada 4 (empat) jalan yang bisa ditempuh, jalan itu disebut Catur Marga.

Page 4: AGAMA HINDU

Demikianlah tattwa Hindu Dharma. Tidak terlalu rumit, namun penuh kepastian. Istilah- istilah yang disebutkan di atas janganlah dianggap sebagai dogma, karena dalam Hindu tidak ada dogma. Yang ada adalah kata- bantu yang telah disarikan dari sastra dan veda, oleh para pendahulu kita, agar lebih banyak lagi umat yang mendapatkan pencerahan, dalam pencarian kebenaran yang hakiki.

2. Susila (Etika)

Susila merupakan kerangka dasar Agama Hindu yang kedua setelah filsafat (Tattwa). Susila memegang peranan penting bagi tata kehidupan manusia sehari- hari. Realitas hidup bagi seseorang dalam berkomunikasi dengan lingkungannya akan menentukan sampai di mana kadar budi pekerti yang bersangkutan. la akan memperoleh simpati dari orang lain manakala dalam pola hidupnya selalu mencerminkan ketegasan sikap yang diwarnai oleh ulah sikap simpatik yang memegang teguh sendi- sendi kesusilaan.

Di dalam filsafat (Tattwa) diuraikan bahwa agama Hindu membimbing manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup seutuhnya, oleh sebab itu ajaran sucinya cenderung kepada pendidikan sila dan budi pekerti yang luhur, membina umatnya menjadi manusia susila demi tercapainya kebahagiaan lahir dan batin.

Kata Susila terdiri dari dua suku kata: “Su” dan “Sila”. “Su” berarti baik, indah, harmonis. “Sila” berarti perilaku, tata laku. Jadi Susila adalah tingkah laku manusia yang baik terpancar sebagai cermin obyektif kalbunya dalam mengadakan hubungan dengan lingkungannya.

Pengertian Susila menurut pandangan Agama Hindu adalah tingkah laku hubungan timbal balik yang selaras dan harmonis antara sesama manusia dengan alam semesta (lingkungan) yang berlandaskan atas korban suci (Yadnya), keikhlasan dan kasih sayang.

Pola hubungan tersebut adalah berprinsip pada ajaran Tat Twam Asi (Ia adalah engkau) mengandung makna bahwa hidup segala makhluk sama, menolong orang lain berarti menolong diri sendiri, dan sebaliknya menyakiti orang lain berarti pula menyakiti diri sendiri. Jiwa sosial demikian diresapi oleh sinar tuntunan kesucian Tuhan dan sama sekali bukan atas dasar pamrih kebendaan. Dalam hubungan ajaran susila beberapa aspek ajaran sebagai upaya penerapannya sehari- hari diuraikan lagi secara lebih terperinci.

Tri Kaya ParisudhaTri Kaya Parisudha adalah tiga jenis perbuatan yang merupakan landasan ajaran Etika Agama Hindu yang dipedomani oleh setiap individu guna mencapai kesempurnaan dan kesucian hidupnya

Panca Yama dan Niyama Brata5 Kebaikan yang harus dilakukan dan 5 keburukan yang harus dipantang.

Tri Mala

Page 5: AGAMA HINDU

3 sifat buruk yang dapat meracuni budi manusia yang harus diwaspadai dan diredam sampai sekecil- kecilnya.

Sad Ripu

Sad Ripu adalah enam musuh di dalam diri manusia yang selalu menggoda, yang mengakibatkan ketidakstabilan emosi.

Catur Asrama4 tingkat kehidupan manusia dalam agama Hindu, disesuaikan dengan tahapan- tahapan jenjang kehidupan yang mempengaruhi prioritas kewajiban menunaikan dharmanya.

Catur Purusa Artha  : 4 dasar tujuan hidup manusia

Catur Warna  :  Catur Warna berarti empat pilihan hidup atau empat pembagian dalam kehidupan berdasarkan atas bakat (guna) dan ketrampilan (karma) seseorang.

Catur Guru : 4 kepribadian yang harus dihormati oleh setiap orang Hindu.

3. Upacara- Yadnya

Yadnya adalah suatu karya suci yang dilaksanakan dengan ikhlas karena getaran jiwa/ rohani dalam kehidupan ini berdasarkan dharma, sesuai ajaran sastra suci Hindu yang ada (Weda). Yadnya dapat pula diartikan memuja, menghormati, berkorban, mengabdi, berbuat baik (kebajikan), pemberian, dan penyerahan dengan penuh kerelaan (tulus ikhlas) berupa apa yang dimiliki demi kesejahteraan serta kesempurnaan hidup bersama dan kemahamuliaan Sang Hyang Widhi Wasa.Di dalamnya terkandung nilai- nilai:Rasa tulus ikhlas dan kesucian.Rasa bakti dan memuja (menghormati) Sang Hyang Widhi Wasa, Dewa, Bhatara, Leluhur, Negara dan Bangsa, dan kemanusiaan.Di dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan masing- masing menurut tempat (desa), waktu (kala), dan keadaan (patra).Suatu ajaran dan Catur Weda yang merupakan sumber ilmu pengetahuan suci dan kebenaran yang abadi.

PEMBAGIAN YADNYAUntuk memudahkan pembahasan, yadnya dibagi- bagi sebagai berikut

1. Menurut tingkat pelaksanaannya2. Menurut jenisnya (panca yadnya)3. Menurut waktu pelaksanaannya4. Menurut cara menjalankannya (panca marga yadnya)