adiksi game online
TRANSCRIPT
A. PENDAHULUAN
Salah satu pengaruh globalisasi yang masuk ke Indonesia adalah adanya internet.
Penggunaan internet dari masa ke masapun semakin banyak, bahkan penggunaan internet
tidak mengenal usia. Semua orang dapat mengakses internet baik orang tua maupun anak
muda/remaja. Perkembangan internetpun menyuguhkan penawaran-penawaran yang menarik
didalamnya seperti sosial media, berita, edukasi, informasi, hiburan, dll yang dapat diakses
melalui web browsing.
Dari penggunaan internet terdapat sisi positif dan sisi negatif di dalamnya dan kali ini
penulis akan fokus terhadap sisi negatif yang didapatkan dari penggunaan internet khususnya
kaum remaja. Salah satu efek buruk dari penggunaan internet yang penulis angkat adalah
maraknya remaja yang kecanduan (adiksi) akan game online.
Dengan dalih ingin menyelesaikan tugas dari sekolah, kenyataanya justru para remaja
menggunakan momen tersebut untuk pergi ke warnet dan bermain game online. Sebenarnya
bermain game pada remaja/anak-anak merupakan hal yang wajar, tetapi jika mereka bermain
game secara terus menerus tanpa pengawasan orang tua dan melupakan segala sesuatu serta
lingkungan sekitar dan berdampak pada kecanduan/adiksi, itulah yang akan menjadikan
masala h dikemudian hari. Tak jarang juga orang tua tidak peka terhadap keadaan anaknya
yang suka bermain dengan game online, dan memberikan kebebasan sepenuhnya dengan
anaknya. Realitanya pengunaan game-online secara terus menerus dapat mengganggu
perkembangan anak-anak dan remaja, waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar dan
mengerjakan tugas sekolah justru lebih banyak digunakan untuk bermain-main dengan game
online.
Penggunaan game onlinepun semakin meningkat, hal tersebut didukung dengan
adanya warung-warung internet di berbagai daerah yang menyediakan jasa game online.
Harga perjamnya pun disesuaikan dengan penggunanya, bahkan rata-rata biaya yang harus
dikeluarkan sangat murah yakni Rp. 3.000,00/jam. Belum lagi paket-paket yang disediakan
oleh pengelola warnet, dan fasilitas-fasilitas yang ada di internet sebagai salah satu cara
menarik pelangan.
1
B. KATEGORI DAN PENYEBAB1. Pengertian
Kecanduan sebagai kata bentukan di dalam bahasa Indonesia digunakan untuk
menunjukkan suatu keadaan dimana seseorang mengalami ketergantungan
kepada candu (opium).1 Adiksi adalah suatu gangguan yang sifatnya kumat-
kumatan atau kronis, ditandai dengan perbuatan kompulsif yang dilakukan
seseorang secara berulang-ulang untuk mendapatkan kepuasaan pada aktivitas
tertentu. Istilah adiksi juga digunakan untuk menyebut ketergantungan pada
permasalahan sosial seperti judi, kompulsif makan, adiksi shopping, bahkan
internet khususnya game online.2 Pada intinya addiction berkaitan dengan
ketergantungan seseorang untuk menghabiskan waktunya pada sesuatu yang
dilakukan secara berulang-ulang dan tidak mampu mengontrol kegiatan yang
dilakukannya serta akan menimbulkan efek berupa melalaikan tugas-tugasnya.
Game online merupakan permainan yang dimainkan melalui koneksi internet.3
Sedangkan menurut Sanditaria, Fitri, Mardhiyah4 dalam penelitiannya yang
berjudul Adiksi Bermain Game Online Pada Anak Usia Sekolah di Warung
Internet Penyedia Game Online Jatinangor Sumedang, pengertian game online
adalah game yang berbasis elektronik dan visual. Game online berbeda dengan
game biasanya karena sang pemain game-online dapat bermain dengan orang
disebelahnya bahkan dengan orang yang jauh sekalipun dan aplikasi
permainannya berupa petualangan, pengaturan strategi, simulasi, dll yang
mempunyai aturan-aturan tertentu dan tingkatan-tingkatan yang berbeda. Jadi
game online dapat diartikan sebagai game yang dimainkan dengan menggunakan
internet sebagai perantaranya, dimana sang pemain dapat bermain dengan orang
yang ada di sebelahnya maupun yang berbeda tempat dan bersifat maya.
Pengertian dari perilaku adiksi game online dapat diartikan sebagai perilaku
yang bersifat kronis dan kompulsif untuk memuaskan diri pada permainan yang
1 Soetjipto, Helly P. Pengujian Validitas Konstruk Kriteria Kecanduan Internet. Jurnal Psikologi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Volume 32, No. 2, 74-91. hal 75.2 Christy, Andayani and Karyanta. Perilaku Adiksi Game-Online Ditinjau dari Efikasi Diri Akademik dan Keterampilan Sosial pada Remaja di Surakarta. Surakarta: Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. hal 2. pdf3 Ibid., hal 3. pdf4 Sanditaria, Fitri, and Mardhiyah. Adiksi Bermain Game Online Pada Anak Usia Sekolah di Warung Internet Penyedia Game Online Jatinangor Sumedang. Bandung: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran. hal 2. pdf.
2
dimainkan dengan koneksi internet hingga menimbulkan masalah dalam hidup
sehari-hari.5 Sedangkan menurut Suciati dalam jurnalnya bimbingan konseling
yang berjudul Konseling Keluarga I-Cacho-E untuk Mengurangi Kecanduan
Bermain Game6, kecanduan game sendiri dapat diartikan sebagai suatu tingkah
laku yang tidak dapat dikontrol atau tidak mempunyai kekuatan untuk
menghentikan bermain game dan berlaku secara berulang-ulang yang dapat
mengakibatkan melalaikan kegiatan lain maupun lingkungan sekitar. Jadi adiksi
game online dapat diartikan sebagi kegiatan bermain game dengan menggunakan
internet dimana sang gamers (pemain game) selalu merasa ingin terus bermain
game dan mengabaikan berbagai hal yang ada disekitarnya.
2. Kategori dan karakter kecanduan/adiksi game online
Indikator seseorang yang kecanduan game online menurut Young (1996:
Imanuel, 2009) yang dikutip dari skripsi Theresia Lumban Gaol7 adalah sebagai
berikut:
a. Merasa terikat dengan game online (memikirkan mengenai aktivitas bermain
game online sebelumnya atau mengharapkan sesi bermain game online
berikutnya).
b. Merasakan kebutuhan untuk bermain game online dengan jumlah waktu yang
terus meningkat untuk mencapai sebuah kepuasaan
c. Secara berulang membuat upaya-upaya untuk mengendalikan, mengurangi,
atau berhenti bermain game online namun tidak berhasil
d. Merasa gelisah, mutung, depresi atau lekas marah ketika mencoba untuk
mengurangi atau berhenti bermain game online
e. Terancam bahaya ketika relasi signifikan yang disebabkan oleh bermain game
online
f. Terancam bahaya kehilangan pekerjaan, kesempatan karir atau kesempatan
pendidikan yang disebabkan oleh game online
g. Berbohong terhadap anggota keluarga, terapis atau orang lain untuk
menyembunyikan seberapa jauh keterlibatan dengan game online
5 Christy, Andayani and Karyanta. Perilaku Adiksi Game-Online Ditinjau dari Efikasi Diri Akademik dan Keterampilan Sosial pada Remaja di Surakarta. Surakarta: Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. hal 3. pdf6 Suciati. 2013. Konseling Keluarga I-Cacho-E untuk Mengurangi Kecanduan Bermain Game. Jurnal Bimbingan Konseling. Semarang: Bimbingan Konseling, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang. hal 129.7 Theresia Lumban Gaol. Hubungan Kecanduan Game Online dengan Prestasi Akademik Mahasiswa di Fakultas Teknik Universitas Indonesia. hal 12-13. Skripsi tidak diterbitkan.
3
h. Bermain game online sebagai suatu cara untuk melarikan diri dari masalah-
masalah atau untuk mengurangi suatu kondisi perasaan yang menyusahkan
(misal perasaan-perasaan tidak berdaya, bersalah, cemas, depresi)
Freitag dan Weaver (2002) menyatakan gejala‐gejala dari kecanduan internet
yang dikutip dalam Jurnal Psikologi Helly P Soetjipto adalah8:
a. Keasyikan dengan internet dan selalu memikirkannya selagi off‐line (internet
preoccupation)
b. Selalu menambah waktu online.
c. Tidak mampu untuk mengontrol penggunaan internet.
d. Lekas marah dan gelisah bila tidak sedang online.
e. Menggunakan internet sebagai pelarian dari masalah.
f. Membohongi keluarga atau teman mengenai jumlah waktu yang digunakan
untuk online.
g. Kehilangan teman, pekerjaan,ataupun kesempatan pendidikan dan karir
karena penggunaan internet.
h. Terus menggunakan internet walaupun dana untuk online menipis.
i. Depresi, kemurungan, kegelisahan, dan kecemasan meningkat jika tidak
menggunakan internet.
j. Mengalami gangguan tidur atau perubahan pola tidur akibat penggunaan
internet.
k. Merasa bersalah dan penyesalan yang dalam akibat penggunaan internet.
Adapun jenis-jenis perilaku kecanduan internet adalah9:
a. jenis euphoria
Jenis euphoria adalah seseorang merasakan mendapatkan kesenangan dalam
aktivitas bermain game online. Gejala-gejalanya yakni karena pusing dengan
tugas-tugas sekolah dan game online membuat mereka terhibur, gamers
merasa senang apabila memenangkan permainan, merasa senang apabila
menemukan permainan baru, gamers selalu tersenyum dan tertawa saat
memainkan game online.
8 Soetjipto, Helly P. Pengujian Validitas Konstruk Kriteria Kecanduan Internet. Jurnal Psikologi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Volume 32, No. 2, 74-91. hal 78-79.9 Santoso, Trecy Whitny dan Suharso, DYP Sugiharto. Perilaku Kecanduan Permainan Internet dan Faktor Penyebabnya pada Siswa Kelas VIII. Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application. Semarang: Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. hal 61.
4
b. Jenis tolerance
Yakni aktivitas bermain game online mengalami peningkatan secara progresif
selama rentang periode untuk mendapatkan efek kepuasan. Gejala-gejalanya
yakni sang pemain akan meningkatkan intensitas bermainnya selama 5-10
menit.
c. Jenis withdrawal
Yakni perasaan tidak menyenangkan pada saat tidak memainkan aktivitas
game online. Gejala-gejalanya yakni sang pemain game online akan merasa
gelisah jika tidak bermain game online.
d. Jenis relapse and reinstatement
Yakni kecenderungan untuk melakukan pengulangan terhadap pola-pola wal
tingkah laku kecanduan atau bahkan lebih parah walupun setelah bertahun-
tahun hilang dan dikontrol. Gejala-gejalanya adalah adanya peningkatan jam
bermain. Contohnya seorang remaja/anak pada awalnya bermain game online
hanya 1 jam, lalu meningkat intensitasnya menjadi 3 jam.
e. Jenis cognitive salience
Yakni dominasi aktivitas bermain game online pada level pikiran. Contohnya
permainan dewa poker yang membutuhkan konsentrasi tinggi dan membuat
pemain lupa dengan hal yang ada disekitarnya misalnya lupa makan.
f. Jenis intrapersonal conflict
Yakni konflik yang terjadi dengan orang-orang sekitar. Gejala-gejalanya
adalah sang gamers jarang membantu orang tua, membantah perkataan orang
tua.
Pada kondisi khusus sebenarnya bermain game online mempunyai beberapa
manfaat bagi perkembangan anak, dengan catatan dalam bermain game online
harus di dampingi dengan orang tua dan mempunyai batasan-batasan waktu yang
telah ditentukan dalam bermainnya. Beberapa alasan anak boleh bermain game
(beberapa jam dalam seminggu) adalah; (1) video games melatih problem
solving; (2) memberi penguatan yang positif; (3) melatih anak berpikir strategis;
(4) melatih anak membangun jaringan (network); dan (5) membantu
meningkatkan koordinasi tangan-mata.10 Namun pada kondisi umum yang ada di
lapangan para pemain game online tidak bisa mengatur waktunya dengan sebaik-
10 Suciati. 2013. Konseling Keluarga I-Cacho-E untuk Mengurangi Kecanduan Bermain Game. Jurnal Bimbingan Konseling. Semarang: Bimbingan Konseling, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang. hal 131.
5
baiknya, dan dalam bermain game online tersebut si anak tidak mendapatkan
pengawasan oleh orang tua dan peraturan yang tegas dalam keluarga sehingga
lama-kelamaan dengan bermain game online si anak akan merasakan suatu
kepuasaan yang akan berdampak pada kecanduan/adiksi terhadap game onlien.
Ada beberapa kasus bahwa dalam bermain game online si anak tidak
memberitahu/menceritakan kepada orang tua bahwa mereka bermain game
online, biasannya mereka pamit kepada orang tua ingin bermain di luar bersama
teman atau berdalih ingin mengerjakan tugas di warung internet.
3. Faktor penyebab munculnya kecanduan/adiksi game online
Suatu kebiasaan yang dilakukan anak-anak terhadap permainan game online
akan menimbulkan sebuah kebudayaan baru di anak tersebut yakni kebudayaan
digital, dan inilah yang menjadi penyebab dari kecanduan game online. Seperti
seorang anak yang menangis dan oleh orang tuanya diberikan game sebagai alat
menenangkan si anak dan apabila cara tersebut dilakukan secara berulang-ulang
sang anak akan terbiasa dengan permainan game (budaya baru anak akibat dari
suatu hal yang dilakukan secara terus-menerus). Selain itu ada beberapa penyebab
seseorang kecanduan/adiksi terhadap game online yaitu:
kurang perhatian dari orang tua
Contohnya orang tua tidak peduli terhadap kegaiatan anak dan anak
merasa tidak diperhatikan, anak hidup jauh dengan orang tua, orang tua
terlalu sibuk dengan pekerjaannya, tidak adanya komunikasi antara orang
tua dan anak sehingga hubungan antara anak dan orang tua tidak dekat.
stres atau depresi
Contohnya anak yang mempunyai masalah dan tidak mendapatkan tempat
untuk mengeluarkan keluh kesahnya dan mendapatkan solusi akan
cenderung untuk mencari tempat pelampiasan yang membuatnya senang
dan bahagia. Seperti dengan bermain game online.
kurang kontrol
Contohnya pemberian fasilitas-fasilitas dari orang tua seperti; gadget;
tablet; jaringan internet dan komputer; dll, tanpa adanya pengawasan
tanpa orang tua akan menimbulkan dampak.
6
kurang kegiatan
Kurang kegiatan dari sang anak akan menimbulkan efek bosan dengan
rutinitas yang ada. Efeknya sang anak akan mencari kegiatan yang lain dan
apabila si anak tidak disalurkan ke dalam kegiatan yang positif seperti
ekstrakulikuler sang anak akan mencari kegiatan yang lain yang
berdampak negatif seperti bermain game online.
lingkungan
Misalnya sang anak yang terpengaruh dari lingkungan di sekolah yang
teman-temannya seorang pemain game online, letak warung internet dekat
dengan rumah dan memudahkan untuk diakses.
pola asuh
Misalnya pola asuh yang ada di rumah seperti tidak pernah menengur satu
sama lain akan membuat sang anak merasa tidak dianggap oleh keluarga
dan pada akhirnya game online menjadi tempat pelariaan.
Sedangkan menurut Yee (dalam Lee, Yu & Lin, 2007) yang dikutip dalam
penelitian Andayani Christy dan Karyanta dalam judulnya Perilaku Adiksi Game-
Online Ditinjau dari Efikasi Diri Akademik dan Keterampilan Sosial pada
Remaja di Surakarta hal 3 menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi
seseorang menjadi pecandu game online yaitu atraksi dan motivasi. Menurut
Theresia Lumban Gaol dalam skripsinya tentang Hubungan Kecanduan Game
Online dengan Prestasi Akademik Mahasiswa di Fakultas Teknik Universitas
Indonesia hal 26-27, faktor yang mempengaruhi game online adalah:
gender
Beberapa penelitian menyatakan bahwa seorang laki-laki lebih mudah
kecanduan game online dan menghabiskan banyak waktu berada dalam
toko game elektronik dari pada wanita.
kondisi psikologis
Pemain menyatakan dirinya termotivasi bermain karena bermain game itu
menyenangkan dan memberi kesempatan untuk bereksperimen. Pemain
juga tanpa sadar termotivasi karena bermain game memberikan
kesempatan mengekspresikan dirinya karena jenuh terhadap kehidupan
nyata mereka.
7
jenis game
Pemain dapat menjadi kecanduan karena permainan yang baru atau
permainan yang menantang. Hal ini menyebabkan pemain semakin sering
termotivasi untuk memainkannya.
Game online memberikan dampak pada perkembangan dan tumbuh kembang
anak/remaja karena waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar,
bersosialisasi, bermain dengan teman sebaya, istirahat, atau mengerjakan tugas-
tugas dari sekolah justru dibuang-buang dengan bermain game online. Dalam
Surat Al-Asr Allah SWT berfirman tentang bagaimana seharusnya manusia dapat
memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, karena orang yang menyia-nyiakan
waktu/masa termasuk dalam golongan orang yang merugi.
Artinya: 1. Demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian, 3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran. Sedangkan dampak negatif dari permainan game online yang
telah menyebabkan penggunanya kecanduan adalah:
tidak peka terhadap lingkungan disekitar
Pecandu game online akan menghabiskan waktunya dengan bermain saja,
dan merasa tidak perlu berhubungan dengan orang lain dan lebih memilih
melakukan kegiatannya dengan teknologi atau lebih menyukai kehidupan
maya, dampaknya pecandu game online akan kurang bersosialisasi
dengan masyarakat sekitar atau bahkan dengan teman. Padahal interaksi
sosial pada anak dan remaja sangatlah penting, karena hal ini tidak lepas
dari kodrat manusia sebagai makhluk sosial yakni tidak dapat hidup
sendiri dan bergantung pada orang lain.
menurunya nilai akademis di sekolah
Hal ini bisa terjadi ketika tingkat kecanduan pada game online sudah
semakin parah. Mereka akan rela mengorbankan waktu tidurnya demi
dapat bermain game online, belum lagi jika dalam game tersebut sedang
mengadakan lomba antar pemainnya. Kurangnya waktu tidur tersebut
menyebabkan kelelahan yang berlebihan seringkali membuat fungsi
akademis menurun, karena saat di kelas pasti anak tersebut akan merasa
kantuk dan tidak bisa berkonsentrasi secara optimal. Selain itu mereka
8
juga lupa untuk mengerjakan tugas rumah, belajar, dan tingkat konsentrasi
menurun karena di fikirannya hanya ada game.
menurunnya sistem kekebalan tubuh
Pada kasus extrem dalam pecandu game online adalah apabila hidup sang
gamers sudah dikuasai oleh game, dia rela tidak tidur sampai beberapa
hari hanya untuk bermain game online tersebut. Akibatnya sistem
kekebalan tubuhnya dapat menurun, dikarenakan tubuh membutuhkan
waktu tidur yang cukup. Efeknya antara lain seperti pusing, insomnia.
Contohnya dalam kasus seorang pria bernama Xiao Qiang yang
ditemukan sekarat setelah bermain game non-stop selama tiga hari tiga
malam. Pihak dokter mengumumkan bahwa Xiao Qiang mengalami
pendarahan otak karena terlalu kelelahan dan kekurangan waktu tidur, dan
akibatnya Xiao Qiang akan menderita kelumpuhan.11
boros
Contohnya saja dalam bermain sang gamers online membutuhkan uang
untuk membayar game center atau warung internet yang digunakan untuk
bermain. Waktu yang digunakan dalam bermain juga tidak hanya 1 jam
saja, jika dalam warung internet memasang tarif Rp 3.000,00/jam dan
rata-rata sang anak dapat bermain hingga 3-5 jam/hari. Maka uang yang
harus dikeluarkan maka Rp 3.000,00 x 5 = Rp 15.000,00/hari. Jika dalam
1 bulan maka Rp 15.000,00 x 30 = Rp 450.000,00. Begitu seterusnya.
Belum lagi voucher yang harus dibeli untuk memperoleh nyawa dalam
bermain game online, yang harganya berkisar Rp 100.000,00. Sehingga
dengan nyawa tersebut gamers dapat menambah waktu bermainnya.
Dalam sebuah kasus berita yang disiarkan oleh Liputan 6 SCTV, seorang
bocah berusia 12 tahun dilaporkan menghabiskan uang ibunya hingga
7.000 poundsterling atau sekitar Rp 135 juta hanya untuk bermain game
Clash of Clans melalui perangkat genggamnya dan sang ibu terpaksa
menjual mobilnya untuk menutupi hutang. Nasib hal serupa juga menimpa
seorang anak asal Ilfracombe, Inggris yang kecanduan game Xbox hingga
menghabiskan hampir 3.000 poundsterling atau sekitar Rp 58 juta hanya
11 http://tekno.liputan6.com/read/2059109/ngegame-3-hari-non-stop-xiao-qiang-pendarahan-otak. Di akses pada Selasa, 21 Oktober. Jam 11.00 WIB.
9
untuk sebuah game, dan sang anak menggunakan kartu kredit keluarga
untuk membayar game online yang dimainkannya.12
tindak kriminal
Contohnya saja kasus pasangan muda yang belum menikah tetapi sudah
mempunyai dua anak, rela menjual anaknya ke sindikat perdagangan anak
karena sang ayah kecanduan membeli item perangkat dalam game online.
Contoh lainnya yakni seorang ayah muda yang rela menghabisi nyawa
anaknya yang baru berusia 5 minggu karena sang bayi tak berhenti
menangis ketika ia bermain game online Assassin's Creed 3.13 Selain itu di
Florida seorang ayah tega membekap anaknya yang masih berusia 16
bulan demi memuaskan hasratnya dalam bermain video game. Saat itu
sang ayah merasa frustasi karena ia merasa terganggu oleh tangisan
bayinya yang keras ketika ia tengah asik bermain online game di Xbox.14
Menurut Theresia Lumban Gaol dalam skripsinya tentang Hubungan Kecanduan
Game Online dengan Prestasi Akademik Mahasiswa di Fakultas Teknik
Universitas Indonesia hal 14, pengaruh kecanduan game online berdampak pada:
psikis
Yakni apabila game yang dimainkan berisi adegan kekerasan, akan
meningkatkan pikiran agresif, perasaan, dan perilaku pada
anak-anak/remaja. Serta mereka akan terus-menerus memikirkan game
online.
sosial
Contohnya renggangnya hubungan remaja dengan keluarga dan teman.
Hal ini disebabkan karena kurangnya waktu berinteraksi dengan
lingkungan. Kecanduan pada game online juga menyebabkan
remaja/anak-anak menjadi bersikap kasar dan agresif karena terpengaruh
dengan permainan yang dimainkan di game online.
12http://tekno.liputan6.com/read/2099277/main-game-clash-of-clans-bocah-habiskan-rp-135-juta . Diakses pada Selasa, 21 Oktober. Jam 11.00 WIB.13 http://tekno.liputan6.com/read/2076308/demi-game-pasangan-muda-rela-jual-2-anak. Diakses pada Selasa, 21 Oktober. Jam 11.00 WIB.14 http://tekno.liputan6.com/read/2039312/demi-main-game-ayah-bekap-bayi-hingga-tewas. Diakses pada Selasa, 21 Oktober. Jam 11.00 WIB.
10
akademis
Remaja yang kecanduaan akan game online akan mengalami penurunan
prestasi. Pikirannya pun akan lebih tertuju pada perkembangan
permainannya dibandingkan dengan perkembangan belajarnya. Selain itu
remaja akan cenderung bolos sekolah karena saat bermain game online dia
tiak mengenal waktu. Atau karena bermain sampai pagi, menyebabkan
siswa malas untuk pergi ke sekolah dan lebih memilih membolos. Selain
itu game online menyebabkan siswa sulit berkonsentrasi saat belajar atau
ujian, sehingga dari segi akademik akan tertinggal.
fisik
Pancaran radiasi komputer yang dapat merusak saraf mata dan otak
remaja. Selain itu kerja jantung, ginjal, dan lambung menurun karena
banyak duduk, kurang minum, dan kurang olahraga. Dampak lainnya
dapat turunnya berat badan, carpal tunnel syndrom, nyeri pinggang dan
kurang tidur akibat kelelahan bermain game online.
C. PERAN PENYULUH DALAM PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN, PEMBERDAYAAN PECANDU/ADIKSI
GAME ONLINE1. Preventif/pencegahan
o Penyuluh dapat memberikan penyuluhan/konseling kepada siswa/anak,
tentang bahayanya game online dan adiksi
o Memberikan diskusi yang berkaitan dengan tanda-tanda seseorang
mulai kecanduan game online, agar dapat segala ditangani
o Mengarahkan siswa/anak untuk dapat memanejemen dirinya sendiri
yakni dengan cara mengisi waktu luang dengan kegiatan positif.
Seperti ikut kegiatan ekstrakulikuler di sekolah, ikut kegitan sosial di
masyarakat, dsb
o Mengadakan penyuluhan kepada orang tua untuk memantau aktivitas
anak khususnya dalam penggunaan internet dan game online serta
menerapkan peraturan-peraturan dan hukuman yang berlaku di rumah.
o Mengadakan konseling keluarga model i-CACHO-e. model konseling
ini disarkan pada Identification (identifikasi) untuk mengetahui kondisi
11
awal; Communication (komunikasi); Awarenness (membangun
kesadarn diri); Choice (menentukan/ menguatkan tujuan) dan
evaluation (Evaluasi).15
2. Rehabilitatif/Resos/pemulihan
o Mengadakan dikuski kepada orang tua, agar mulai mengatur jam-jam
bermain (game online) dan setiap beberapa jangka waktu, mengurangi
jam bermainnya. Gunakan sanksi yang tegas apabila melanggar.
o Memberikan support/dukungan dalam kehidupan sosial di dunia nyata,
begitu juga dengan keluarganya juga harus memberikan dukungan
kepada si anak.
3. Represif/penyembuhan
o Mengadakan Cognitive Behavioral Therapy (CBT), yakni perawatan
yang didasarkan bahwa pikiran menentukan perasaan.16
o Pada anak usia sekolah teknik yang bisa dilakukan adalah family
therapy. Yakni metode Brief Strategic Family Therapy (BSFT) adalah
terapi jangka pendek dan berfokus pada intervensi terapeutik. Teknik
ini berfokus pada beberapa bidang utama yaitu terdiri dari; Mendidik
keluarga tentang bagaimana timbulnya adiksi internet; mengurangi
perilaku menyalahkan bermain game online pada anak; meningkatkan
komunikasi terbuka pada keluarga; mendorong anak untuk
menemukan hobi baru; mengambil waktu liburan lebih lama untuk
anak bersama orang tua; mendengarkan curahan hati perasaan anak.
4. Pemberdayaan
o Mengadakan workshop terhadap masyarakat luas, untuk
memberdayakan anak/remaja di masyarakat untuk pembangunan desa.
15 Suciati. 2013. Konseling Keluarga I-Cacho-E untuk Mengurangi Kecanduan Bermain Game. Jurnal Bimbingan Konseling. Semarang: Bimbingan Konseling, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang. hal 135.16 Sanditaria, Fitri, and Mardhiyah. Adiksi Bermain Game Online Pada Anak Usia Sekolah di Warung Internet
Penyedia Game Online Jatinangor Sumedang. Bandung: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran.
pdf. hal 12.
12
D. PENUTUPPengaruh globalisasi dalam kehidupan membawa dampak positif dan dampak
negatif. Salah satu adanya globalisasi yakni game online. Game online
menyuguhkan permainan yang dari segi animasi mempunyai keunggulan. Game
online dapat membawa pengaruh positif dan negatif bagi penggunanya. Salah satu
sisi positif dari penggunaan game online yakni sebagai sarana hiburan dalam
melepas kepenatan/kejenuhan, sebagi tempat ajang kreativitas, dll. Akan tetapi
apabila penggunaan game online dilakukan secara terus menerus, akan berdampak
pada kecanduan/adiksi yang akan menimbulkan dampak negatif. Seperti
menurunnya nilai akademis, meningkatnya kasus kriminal, boros, dll.
Seseorang dapat dikatakan sebagai pecandu game online apabila ia saat
bermain sudah tidak dapat mengontrol hidupnya, dan mengabaikan segala hal.
Seorang pecandu game online akan merasa bahwa hidupnya gelap, hampa apabila
tidak memainkan game. Untuk itu diperlukan kerjasama dari segala pihak untuk
mencegah anak kecanduan game online dengan memperbanyak workshop/diskusi
dengan orang tua dan anak, yakni dengan memberikan pengenalan secara dini
tentang adiksi pada game online. Begitu juga pada fase penyembuhan, segala
pihak harus ikut andil dalam membantu sang pacandu game online agar dapat
lepas dari lingkaran game online seperti dengan memberikan terapi-terapi
padanya. Pada tahap pemulihan sang pecandu harus mendapatkan
support/dukungan dalam menghadapi realita kenyataan, bersosialisasi dan tahap
pemberdayaan
13
DAFTAR PUSTAKA
Soetjipto, Helly P. Pengujian Validitas Konstruk Kriteria Kecanduan Internet. Jurnal
Psikologi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Volume 32, No.
2, 74-91.
Christy, Andayani and Karyanta. Perilaku Adiksi Game-Online Ditinjau dari Efikasi
Diri Akademik dan Keterampilan Sosial pada Remaja di Surakarta. Surakarta:
Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. pdf
Sanditaria, Fitri, and Mardhiyah. Adiksi Bermain Game Online Pada Anak Usia
Sekolah di Warung Internet Penyedia Game Online Jatinangor Sumedang. Bandung:
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran. pdf.
Suciati. 2013. Konseling Keluarga I-Cacho-E untuk Mengurangi Kecanduan Bermain
Game. Jurnal Bimbingan Konseling. Semarang: Bimbingan Konseling, Program
Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang. hal 129.
Theresia Lumban Gaol. Hubungan Kecanduan Game Online dengan Prestasi
Akademik Mahasiswa di Fakultas Teknik Universitas Indonesia. hal 12-13. Skripsi
tidak diterbitkan.
Santoso, Trecy Whitny dan Suharso, DYP Sugiharto. Perilaku Kecanduan Permainan
Internet dan Faktor Penyebabnya pada Siswa Kelas VIII. Indonesian Journal of
Guidance and Counseling: Theory and Application. Semarang: Jurusan Bimbingan
dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.
http://tekno.liputan6.com/read/2059109/ngegame-3-hari-non-stop-xiao-qiang-
pendarahan-otak. Di akses pada Selasa, 21 Oktober. Jam 11.00 WIB.
http://tekno.liputan6.com/read/2099277/main-game-clash-of-clans-bocah-habiskan-
rp-135-juta. Diakses pada Selasa, 21 Oktober. Jam 11.00 WIB.
http://tekno.liputan6.com/read/2076308/demi-game-pasangan-muda-rela-jual-2-anak .
Diakses pada Selasa, 21 Oktober. Jam 11.00 WIB.
http://tekno.liputan6.com/read/2039312/demi-main-game-ayah-bekap-bayi-hingga-
tewas. Diakses pada Selasa, 21 Oktober. Jam 11.00 WIB.
14