adaptasi biomekanika pada latihan

18
1 Chapter 11 Adaptasi Biomekanika pada Latihan Optimisasi Gerakan Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana latihan menyebabkan adaptasi, yaitu meningkatnya mekanika gerakan. Prinsip dasar latihan adalah berdasarkan pada tubuh sebagai suatu sistem biologis, berfungsi secara lebih optimal sebagai suatu konsekuensi dari terjadinya adaptasi dalam merespon latihan. Gagasan optimisasi mengimplikasikan bahwa berbagai subsistem tubuh yang bertanggung jawab terhadap gerakan menjadi semakin lebih baik dan mampu untuk memberikan kontribusinya terhadap gerakan yang diakibatkan latihan dan bekerja secara optimum dan terkoordinasi. Dengan latihan, jumlah perubahan dalam komponen-komponen sistem biasanya lebih besar dari pada perbaikan-perbaikan proses komponen itu sendiri. Pengaruh latihan dapat diamati dengan jelas pada atlet pemula, yaitu perubahan penampilan yang semakin baik dan nampak sekali setelah periode latihan pendek. Pada atlet yang terampil optimisasi pengaruh latihan nampak lebih kecil. Perubahan-perubahan kecil dapat mengakibatkan perbedaan yang besar terhadap hasil gerakan yang ditampilkan dalam konteks pertandingan. Jika seorang perenang memperbaiki tingkat efisiensinya dengan 0,5 persen efek kumulatif dari 0,15 detik per lap pada nomor perlombaan 1500 m ( mendekati 0,5 persen perbaikan) dapat membuat perbedaan kurang lebih 4,5 detik dengan waktu renangan keseluruhan, dan hal ini tentu menjadi perbedaan diantara peraih medali emas dan urutan finish berikutnya. Contoh lainnya juga akan membantu memperlihatkan mengapa optimisasi gerakan merupakan bidang kajian yang penting dan menarik. Pada saat belajar mengayunkan club golf, maka waktu aktivasi otot yang tepat di berbagai persendian pada tubuh penting untuk menciptakan kehalusan gerakan yang diperlukan untuk mengembangkan kecepatan maksimum, orientasi, serta arah clubhead pada saat impact. Untuk menciptakan gerakan yang terkoordinasi, maka otot harus diaktivasi pada waktu yang tepat, pemanjangan dan pemendekan

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

Adaptasi biomekanika gerak

TRANSCRIPT

  • 1

    Chapter 11

    Adaptasi Biomekanika pada Latihan

    Optimisasi Gerakan

    Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana latihan menyebabkan adaptasi,

    yaitu meningkatnya mekanika gerakan. Prinsip dasar latihan adalah berdasarkan

    pada tubuh sebagai suatu sistem biologis, berfungsi secara lebih optimal sebagai

    suatu konsekuensi dari terjadinya adaptasi dalam merespon latihan. Gagasan

    optimisasi mengimplikasikan bahwa berbagai subsistem tubuh yang bertanggung

    jawab terhadap gerakan menjadi semakin lebih baik dan mampu untuk

    memberikan kontribusinya terhadap gerakan yang diakibatkan latihan dan bekerja

    secara optimum dan terkoordinasi. Dengan latihan, jumlah perubahan dalam

    komponen-komponen sistem biasanya lebih besar dari pada perbaikan-perbaikan

    proses komponen itu sendiri. Pengaruh latihan dapat diamati dengan jelas pada

    atlet pemula, yaitu perubahan penampilan yang semakin baik dan nampak sekali

    setelah periode latihan pendek. Pada atlet yang terampil optimisasi pengaruh

    latihan nampak lebih kecil. Perubahan-perubahan kecil dapat mengakibatkan

    perbedaan yang besar terhadap hasil gerakan yang ditampilkan dalam konteks

    pertandingan. Jika seorang perenang memperbaiki tingkat efisiensinya dengan 0,5

    persen efek kumulatif dari 0,15 detik per lap pada nomor perlombaan 1500 m (

    mendekati 0,5 persen perbaikan) dapat membuat perbedaan kurang lebih 4,5 detik

    dengan waktu renangan keseluruhan, dan hal ini tentu menjadi perbedaan

    diantara peraih medali emas dan urutan finish berikutnya.

    Contoh lainnya juga akan membantu memperlihatkan mengapa optimisasi

    gerakan merupakan bidang kajian yang penting dan menarik. Pada saat belajar

    mengayunkan club golf, maka waktu aktivasi otot yang tepat di berbagai

    persendian pada tubuh penting untuk menciptakan kehalusan gerakan yang

    diperlukan untuk mengembangkan kecepatan maksimum, orientasi, serta arah

    clubhead pada saat impact. Untuk menciptakan gerakan yang terkoordinasi, maka

    otot harus diaktivasi pada waktu yang tepat, pemanjangan dan pemendekan

  • 2

    dengan jarak yang sesuai dan dengan kualitas kekuatan dan daya tahan yang

    diperlukan. Lebih jauh lagi, untuk gerakan yang terkoordinasi dan akan diubah

    menjadi gerakan yang superior, maka alat-alat yang akan digunakan harus

    disesuaikan dengan atletnya. Dengan kombinasi yang tepat, maka penampilan

    optimal dapat dicapai. Oleh karenanya, optimisasi penampilan memerlukan

    kontrol yang simultan terhadap berbagai faktor, dan hal ini telah menarik

    beberapa ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu untuk melakukan riset kolaboratif.

    Salah satu aspek optimisasi yang esensial dan seringkali menyulitkan

    adalah kemampuan dalam mengukur perubahan-perubahan spesifik yang terjadi

    dalam merespon latihan. Pada saat atlet melakukan latihan kekuatan, maka relatif

    mudah untuk menentukan perubahan kekuatan meskipun tipe kekuatan yang

    diperoleh sangat tergantung pada sifat latihan yang dilakukan. Pengukuran

    terhadap perubahan yang menyertai pada kekuatan jaringan penghubung

    (connective tissue) seperti tendon lebih sulit dilakukan. Bahkan dengan

    menggunakan teknik yang modern non-invasive technique seperti magnetic

    resonance spectroscopy, maka perubahan-perubahan yang terjadi pada tendon

    pada tingkat seluler bahkan molekuler tidak teramati karena adanya keterikatan

    atom-atom atau molekul-molekul . Satu-satunya cara untuk mengevaluasi

    perubahan-perubahan tersebut adalah melalui pembedahan dengan memindahkan

    jaringan dan kemudian melakukan analisis histochemical dan electron

    microscopic untuk mengisolasi perubahan-perubahan pada struktur jaringannya.

    Prosedur invasif tersebut tidak dapat digunakan secara terus-menerus. Karena

    secara akurat dan mudah, adaptasi dalam merespon terhadap latihan dapat diukur

    dan dimonitor, hal ini seringkali merupakan sebuah tantangan bagi para ahli

    biomekanika dan ahli lainnya yang tertarik dengan optimisasi gerakan.

    Pertimbangan lainnya yang penting dalam optimisasi adalah pemilihan

    variabel kriteria dimana optimisasi akan ditemukan. Dalam berbagai situasi,

    seperti endurance running, maka kriterianya adalah ekonomi, sedangkan dalam

    situasi lainya seperti angkat berat, maka kriteria optimisasinya adalah tingkat

    pengembangan kekuatan (force) yang maksimum. Pengetahuan bagaimana

  • 3

    biomekanika gerak yang ditampilkan berubah karena respon terhadap latihan

    merupakan sumber fakta yang berguna untuk mengarahkan proses optimisasi.

    Timing keterlibatan segmen tubuh Salah satu ciri yang menonjol dari penampilan atlet yang terampil adalah

    gerakan yang ditampilkannya tidak banyak mengerahkan kekuatan. Pemain golf

    tingkat dunia mampu memukul bola dengan power yang besar tetapi nampaknya

    gerakan demikian tidak dilakukan dengan mengerahkan banyak kekuatan. Salah

    satu kunci keberhasilan orang-orang tersebut adalah timing dari penggunaan

    berbagai bagian anggota tubuh (segmen) yang memudahkannya memaksimalkan

    kecepatan gerakan dan kontrol terhadap bagian-bagian anggota tubuhnya.

    Dalam aktivitas olahraga dimana sebuah benda dipukul dengan

    menggunakan sebuah bat atau raket atau sebuah peluru yang dilempar, maka hal

    yang paling penting adalah memaksimalkan kecepatan alat pada saat impact atau

    lepas. Dalam cabang olahraga tenis, kecepatan kepala raket merupakan hal yang

    penting bagi keberhasilan dalam melakukan servis dan groundstroke. Begitu pula,

    dalam keterampilan menendang dan melempar, hal tersebut merupakan salah satu

    faktor yang penting. Jenis-jenis aktivitas tersebut memperlihatkan keterlibatan

    penggunaan segmen tubuh dari bagian proksimal sampai distal. Yaitu segmen

    tubuh yang paling proksimal mengawali gerakan, diikuti oleh bagian proksimal

    lainnya sampai segmen terakhir dari hubungan berantai (linked chain) (biasanya

    tangan atau kaki). Dalam keterampilan melempar, gerakan antar segmen dimulai

    dengan tubuh bagian yang paling bawah dan togok serta berakhir pada

    pergelangan tangan dan jari pada saat melepaskan bola. Kecepatan segmen yang

    paling kecil dan ringan dengan inersia (hambatan) yang lebih kecil ditambahkan

    ke segmen yang lebih besar dengan efek penciptaan kecepatan dan kekuatan yang

    paling besar terjadi pada ujung segmen terakhir. Segmen tubuh yang paling kecil

    dan ringan, seperti tangan dan kaki ditempatkan pada bagian distal ( dengan

    demikian dilibatkan ke arah ujung gerakan yang paling terkoordinasi) sedangkan

    segmen tubuh yang besar dan berat, seperti togok dan dada ditempatkan secara

  • 4

    proksimal (dengan demikian dilibatkan pada awal gerakan yang paling

    terkoordinasi).

    Anggapan tentang penambahan kecepatan segmen dikenal sebagai the

    summation of speed principle (prinsip penjumlahan kecepatan) dan model ini

    dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini :

    Gambar 1

    The summation of speed principle yang diilustrasikan untuk gerak melempar

    Pada gambar ini digambarkan pola ideal untuk gerak melempar lengan (overarm

    throw), segmen distal mengawali kontribusinya hanya setelah segmen proksimal

    yang berdekatannya mencapai kecepatan maksimum. Misalnya, setelah lengan

    atas mencapai kecepatan puncaknya, maka sikut mulai ekstensi dengan cepat,

    dengan demikian meningkatkan kecepatan lengan bawah. Dengan cara yang

    sama, setelah lengan bawah mencapai kecepatan puncaknya, maka pergelangan

    mulai memberikan kontribusinya. Gerak sendi pergelangan tangan dapat membuat

    gerakan fleksi / ekstensi atau supinasi / pronasi, tergantung pada jenis olahraga.

    Pola tersebut mengoptimalkan penggunaan segmen-segmen tubuh dalam

  • 5

    memudahkan bagian-bagiannya dikontrol oleh sekelompok otot kecil untuk

    membangun kecepatan yang dikembangkan oleh sekelompok otot besar pada

    togok dan paha.

    Seperti yang telah dijelaskan di atas, timing yang terkoordinasi dan tanpa

    banyak mengeluarkan kekuatan yang ditunjukkan oleh para atlet dunia

    memperlihatkan tipe penggunaan segmen ini dan penelitian telah menunjukkan

    bahwa untuk berbagai jenis olahraga seperti menendang, tenis, squash, golf,

    lempar lembing, badminton dan sebagainya, maka nampaknya berlaku prinsip

    penjumlahan kecepatan.

    Berbagai penelitian telah mempelajari fenomena tersebut dengan

    menggunakan kondisi eksperimen yang sebenarnya. Sekalipun demikian,

    beberapa penelitian saat ini dengan menggunakan para pegolf, telah menunjukkan

    adanya sejumlah perbedaan yang menarik diantara pegolf dunia dan pegolf yang

    kurang terampil. Gerak putaran pergelangan tangan (uncocking) segera sebelum

    impact membedakan diantara para pegolf yang dapat memukul bola dengan jarak

    jauh dengan para pegolf yang hanya dapat menghasilkan jarak pukulan biasa saja.

    Penundaan gerak pergelangan tangan memudahkan pengembangan kecepatan

    clubhead yang sangat tinggi dengan memudahkan clubhead untuk bergerak terus

    meningkatkan kecepatannya sampai beberapa milidetik sebelum impact dan

    dengan optimisasi penjumlahan kekuatan yang berasal dari gerak segmen yang

    lebih proksimal seperti togok, punggung, tungkai, dan bahu. Jika pergelangan

    tangan tidak diputar sebelum ayunan ke bawah, maka kecepatan tubuh bagian atas

    akan hilang dan hal ini akan memperlambat laju clubhead saat mendekati bola.

    Ciri lain yang membedakan antara pegolf dunia dan pemula adalah bahwa

    pegolf pemula tetap mempertahankan ruang gerak (range of movement) sendi

    bahu dan pergelangan yang minimum, sedangkan para pegolf dunia tidak

    membatasi gerak pada sendi ini. Para pemula melakukan hal ini untuk membatasi

    jumlah sendi yang diperlukan untuk mengontrol gerakan. Meskipun amplitudo

    gerakan lebih kecil dan sejumlah sendi memberikan kontribusi terhadap ayunan,

    tetapi para pemula tidak mahir seperti pegolf dunia dalam menciptakan pola gerak

    yang konsisten. Pegolf dunia mempunyai lebih sedikit variabel pada perpindahan

  • 6

    (displacement), dan kecepatan anguler (angular velocity) dari sendi bahu,

    pergelangan, dan sikutnya dibanding denga para pegolf pemula.

    Penggunaan energi elastik Penggunaan energi elastik yang tersimpan telah menjadi topik sejumlah

    penelitian yang mencoba menjelaskan seberapa banyak energi dapat disimpan

    dalam struktur elastik pada tubuh dan untuk berapa lama energi ini dapat

    disimpan. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, kontraksi otot eksentrik terjadi

    bila panjang otot meningkat meskipun bagian yang berkontraksi terstimulasi

    untuk memendek. Pada tipe kontraksi ini, jaringan elastik pada otot dan tendon

    teregang. Jika beban eksternal kemudian dikurangi sehingga terjadi kontraksi

    konsentrik, maka strain energy potensial yang tersimpan pada struktur elastik siap

    untuk digunakan. Sampai sejauhmana energi potensial diubah menjadi energi

    kinetik dan meningkat karena efisiensi gerakan, ditentukan oleh tipe aktivitas dan

    keterampilan yang dimiliki atlet.

    Dalam olahraga lari, dilaporkan bahwa sebanyak 50 persen dari total

    energi yang diperlukan tersedia melalui sumber energi elastik. Gambaran ini

    bahkan lebih tinggi untuk binatang seperti kuda dan kanguru yang mempunyai

    tendon lebih panjang yang mengikat pada sekelompok perut otot kecil dekat

    dengan tubuhnya. Dalam aktivitas lainnya seperti bench press pada angkat berat,

    menunjukkan bahwa sumber energi elastik akan memudahkan atlet meningkatkan

    beban total hampir 20 persen dari beban maksimum yang dapat diangkat secara

    konsentrik. Penyimpanan energi elastik berlangsung pendek. Jika penundaan

    banyak terjadi antara fase gerakan konsentrik dan eksentrik, maka energi yang

    tersimpan dalam struktur elastik berubah menjadi panas.

    Pengetahuan ini dapat dipahami mengapa kebanyakan aktivitas yang

    memerlukan kecepatan tinggi pada saat lepas (misalnya pitching softball) atau

    impact menggunakan backswing panjang. Dengan menggerakkan segmen tubuh

    pertama dengan arah berlawanan dengan saat lepas atau impact, maka otot-otot

    yang mengontrol gerakan ke arah depan berkontraksi secara eksentrik yang

  • 7

    menghasilkan penyimpanan energi elastik. Energi ini kemudian dapat

    mengkontribusikannya pada gerak ayunan ke depan saat otot-otot mengontrol

    ayunannya dan akhirnya berkontraksi secara konsentrik untuk mempercepat

    segmen-segmen tubuh bergerak pada arah yang diinginkan. Pada keterampilan

    melempar atau servis tenis, bahu secara horisontal diekstensikan dan diputar

    secara eksternal selama fase backswing, menempatkan otot-otot rotator internal

    dan otot-otot fleksor horisontal untuk meregang. Energi yang tersimpan pada

    tendon elastik dan serabut-serabut otot yang menyilang sendi bahu kemudian

    menjadi tersedia selama fase percepatan untuk membantu menggerakkan lengan

    pelempar secara cepat pada arah sasaran.

    Ungkapan pertahankan lutut tetap ditekuk dan tetap berdiri pada bola

    kaki yang digunakan dalam berbagai cabang olahraga memunculkan interpretasi

    baru bila dilihat dari perspektif biomekanika. Dengan mengadopsi postur dan

    memindahkan berat tubuh dari samping ke samping atau depan belakang (seperti

    pemain tenis bersiap untuk menerima servis), maka otot-otot tungkai dilibatkan

    dalam siklus pemendekan regangan (stretchshortening cycle) (eksentrik yang

    diikuti dengan aksi otot konsentrik) yang membantu menigkatkan kekuatan dan

    dapat dikembangkan saat aksi eksplosif diperlukan. Yaitu, saat pemain tenis

    harus bergerak dengan cepat dalam merespon servis atau pemain bolabasket harus

    melompat secara eksplosif untuk bertahan, maka otot-ototnya akan menyimpan

    sebanyak mungkin energi elastik selama fase peregangan yang kemudian dapat

    dilepaskan bila diperlukan.

    Salah satu aspek penting yang berkaitan dengan penggunaan energi elastik

    adalah bahwa energi ini hanya tersedia untuk periode waktu yang singkat,

    mungkin kurang dari 250 ms. Kenyataan ini mempunyai implikasi untuk atlet

    pemula dan anak-anak yang tidak memiliki kekuatan otot khusus untuk mengatasi

    inersianya sendiri atau inersia raket atau bat. Jika raket yang digunakan terlalu

    berat atau mempunyai momen inersia (resistance to action) yang besar, maka hal

    ini akan mengganggu keterampilan dari yang ditampilkan sebenarnya karena

    waktu antara permulaan ayunan ke depan dan impact dapat terhambat dengan

    inersia sistem yang besar yaitu energi berubah menjadi panas. Setelah diubah

  • 8

    menjadi panas, maka energi mekanik tidak dapat nampak kembali sebagai energi

    kinetik. Oleh karenanya penggunaan alat begitu penting untuk disesuaikan

    dengan kemampuan atlet.

    Aspek lain yang penting dalam penggunaan energi elastik adalah bahwa

    semakin banyak jaringan tendon dan otot diregang, maka semakin besar energi

    yang disimpan. Maka, penting sekali untuk meningkatkan fleksibilitas sendi yang

    terlibat sehingga jumlah energi maksimum dapat disimpan. Meskipun kehilangan

    kekuatan otot, koordinasi dan lainnya dapat merupakan alasan untuk menurunnya

    penampilan, aspek lainnya adalah bahwa orang cenderung kehilangan

    fleksibilitasnya karena usia bertambah, oleh karenanya membatasi penyimpanan

    energi potensialnya. Dengan demikian, latihan fleksibilitas khusus merupakan

    bagian penting dari latihan yang terprogram, dan akan terasa lebih penting jika

    atlet berkeinginan untuk mempertahankan tingkat penampilan yang tinggi selama

    hidupnya. Atlet terampil mempunyai fleksibilitas yang baik pada persendiannya

    dalam menciptakan kekuatan untuk aktivitas khususnya.

    Perubahan pola gerakan Dengan latihan seringkali secara tidak disengaja atlet terampil

    mengembangkan pola-pola gerakan yang menguntungkan secara biomekanika.

    Salah satu dari beberapa ciri atlet yang sangat terampil dalam keterampilan

    memukul dan melempar adalah bahwa atlet menggunakan aksi backswing yang

    lebih panjang dari backswing yang dilakukan oleh atlet pemula. Penggunaan pola-

    pola gerak tersebut berarti bahwa jarak dari alat atau tubuh yang dapat dipercepat

    lebih besar pada atlet terampil dan hal ini akan menciptakan potensi untuk

    meningkatkan kecepatan alat atau benda pada saat lepas atau impact. Misalnya,

    dalam pitching baseball, pitcher dunia menggunakan gerakan backswing yang

    panjang dimana tungkainya ditempatkan sampai dada dan kemudian lengannya

    diputar sampai posisi ekstrim. Backswing ini diikuti dengan langkah ke depan

    yang sangat panjang ke arah plate. Konsekuensi dari gerakan ini adalah bahwa

    tangan bergerak dengan jarak yang besar sebelum bola lepas. Jika waktu yang

    diperlukan untuk ayunan ke depan atau fase akselerasi menuju pelepasan sama

  • 9

    dengan atlet yang menggunakan aksi yang singkat, maka kecepatan tangan pada

    saat lepas akan lebih tinggi pada pitcher yang menggunakan jalur lintasan tangan

    yang lebih panjang. Hal ini kemudian akan memberikan kecepatan saat lepas yang

    lebih tinggi pada bola dan lemparan yang lebih cepat. Keuntungan tambahan dari

    gerakan backswing loop (lengkung) adalah bahwa otot-otot dan tendon teregang

    jauh memanjang dari pada yang menggunakan pola gerakan yang lebih pendek.

    Semakin besar regangan ditempatkan pada otot dan tendon semakin besar energi

    elastik yang dapat disimpan dan semakin besar potensinya untuk mengembangkan

    power selama fase akselerasi dan ayunan ke bawah.

    Contoh akhir yang cukup terkenal dalam perubahan teknik untuk

    memperbaiki penampilan adalah Dick Fosbury, seorang pelompat tinggi Amerika

    yang mengembangkan tipe lompatan yang kemudian dinamai sesuai dengan

    namanya sendiri (Fosbury Flop). Sampai munculnya Fosbury, kebanyakan

    pelompat tinggi menggunakan teknik western roll dimana bagian depan tubuh

    berdekatan dengan mistar pada saat pelompat berada di atas mistar. Teknik

    Fosbury benar-benar berbeda. Punggung berdekatan dengan mistar, memudahkan

    tubuh melengkung pada saat berada di atas mistar. Gaya ini memudahkan titik

    berat tubuh (center of gravity) melewati mistar, sedangkan gaya western roll

    memerlukan titik berat tubuh lewat di atas mistar. Maka dengan mengubah teknik

    seorang atlet dapat memperoleh keuntungan mekanika yang memudahkannya

    mencapai standar prestasi baru. Perubahan-perubahan dalam teknik gerakan yang

    terjadi dengan latihan, secara khusus memberikan perbaikan dalam biomekanika

    yang mendasari gerakan.

    Aktivasi otot Pola gerakan yang teramati dan berubah dengan latihan hanya terjadi

    melalui perubahan-perubahan dan reorganisasi pola-pola aktivasi otot yang

    menciptakan gerakan yang dapat diamati. Untuk alasan ini, tidak mengherankan

    bahwa pola-pola aktivasi otot telah menjadi pokok persoalan dalam penelitian.

  • 10

    Para ilmuwan telah mencoba untuk mencari perbedaan antara atlet mahir dan

    pemula dalam merangkaikan dan mengorganisasi kontraksi otot-ototnya.

    Temuan menunjukkan bahwa atlet yang terampil dalam aktivitas yang

    tidak memerlukan produksi kekuatan maksimal cenderung untuk menggunakan

    sedikit mungkin aktivasi ototnya, membatasi aktivasi sampai hanya sekelompok

    otot yang penting untuk menampilkan keterampilannya. Aktivasi tersebut

    menyimpan energi, dengan demikian meminimalkan kelelahan. Misal, pada atlet

    golf terampil fleksor sikut pada lengan kiri tidak bergerak selama ayunan ke

    bawah, sedangkan pegolf pemula ekstensor dan fleksor keduanya diaktivasi pada

    waktu yang sama. Kontraksi bersama pada pemula tidak memadai karena salah

    satu kelompok otot mencoba untuk memanjangkan sendi sedangkan kelompok

    lainnya mencoba untuk memendekkannya. Efeknya adalah bahwa sendi menjadi

    kaku, itulah alasan mengapa pemula terlihat janggal dan kaku dibandingkan

    dengan pegolf terampil.

    Para atlet yang terlatih juga belajar bagaimana menghentikan dan memulai

    gerakan ototnya dengan waktu yang tepat sehingga aksi yang diciptakannya

    lembut dan berkelanjutan. Dalam kecepatan tinggi, pola aktivasi otot konsisten

    dengan kinematika dan prinsip penjumlahan kecepatan, memperlihatkan

    rangkaian proksimal-distal. Banyak keuntungan dari tipe pengaturan tersebut.

    Pertama, secara energik lebih efisien untuk meminimalkan kontraksi otot karena

    beberapa aksi otot mempunyai suatu kerugian metabolik yang berkaitan. Kedua,

    kerugian metabolik dari kontraksi otot eksentrik lebih kecil dari aksi konsentrik

    dan isometrik. Dengan demikian, penggunaan siklus regang memendek dimana

    otot pertama diregang sebelum kontraksi konsentrik berarti bahwa tidak hanya

    energi yang diperoleh disimpan untuk dilepaskan kemudian, tetapi juga kerugian

    dari kontraksi eksentrik lebih kecil dari pada untuk kontraksi konsentrik.

    Spesifikasi adaptasi kekuatan otot versus power otot Salah satu sifat penting latihan adalah bahwa tubuh beradaptasi secara

    khusus dengan tipe beban yang diberikan. Latihan beban saat ini merupakan ciri

  • 11

    dari kebanyakan program latihan atlet dan dipahami secara lebih baik oleh para

    pelatih tentang keuntungan latihan ini dan oleh para ilmuwan yang berkecimpung

    dalam mekanika gerak tubuh manusia. Latihan beban dianggap semata-mata

    sebagai alat untuk meningkatkan ukuran dan kekuatan otot. Sekalipun demikian,

    latihan beban sekarang ini digunakan tidak hanya untuk tujuan itu saja, tetapi juga

    untuk meningkatkan power dan daya tahan otot, untuk memberikan keragaman

    latihan dan memberikan adaptasi pada tubuh. Kunci terhadap perubahan tersebut

    adalah perwujudan pentingnya kekhasan latihan. Misalnya, jika seorang atlet ingin

    meningkatkan power tungkai maka perlu menekankan pada kekuatan dan

    kecepatan dan bukan hanya salah satu saja.

    Penelitian memperlihatkan hubungan yang kuat antara kekuatan dan

    power dan tingkat penampilan dalam sejumlah cabang olahraga termasuk renang,

    lari, sepakbola, rowing, dan bola voli. Meskipun hubungan ini kuat, tetapi ada

    riset lain yang telah memperlihatkan peningkatan dalam kekuatan setelah

    mengikuti program latihan tahanan tetapi tidak diikuti dengan peningkatan dalam

    penampilan cabang olahraganya. Deduksi dari hasil tersebut adalah bahwa

    program latihan dapat menyebabkan adaptasi yang kuat pada sekelompok otot

    tetapi kekuatan pada otot itu bukan merupakan faktor pembatas bagi penampilan.

    Misal, jika kemampuan untuk mengembangkan power merupakan faktor yang

    membedakan antara penampilan yang baik dan superior, maka pengembangan

    kekuatan tak mungkin mengubah penampilan. Atau jika kekuatan yang diperoleh

    tidak pada kelompok otot yang sesuai, maka diharapkan penampilan tidak akan

    berubah. Misal, tidak mungkin bahwa menguatkan otot-otot dorsi-fleksi pada

    pergelangan kaki akan menyebabkan penampilan dayung meningkat.

    Salah satu persoalan pokok yang tidak tersedia dalam biomekanika dasar

    adalah realisasi bahwa kekuatan dan power merupakan karakteristik yang

    berbeda. Kekuatan merupakan gaya maksimum atau puntiran (torque) yang dapat

    diterapkan. Power merupakan produk dari kekuatan dan kecepatan atau puntiran

    dan kecepatan anguler. Maka, power berkaitan dengan kekuatan tetapi juga

    mempunyai unsur yang berkaitan dengan kecepatan. Perhatikan hubungan

    hipotetikpada gambar 2 di bawah ini dimana gaya diplot berlawanan dengan

  • 12

    waktu untuk ketiga orang. Grafik memperlihatkan bahwa atlet A mempunyai

    kekuatan tinggi tetapi memerlukan banyak waktu untuk mencapai level itu. Atlet

    B mempunyai kekuatan sedang tetapi dapat mencapai puncak dengan cepat. Atlet

    C mempunyai tingkat kekuatan rendah dan kemampuan sedang untuk

    menerapkan kekuatan dengan cepat. Grafik ini menggambarkan penampilan yang

    sangat berbeda dari ketiga orang dan kemungkinan untuk mengklasifikasikan tiap

    individu dengan dasar kemampuan dalam menciptakan gaya (kekuatan).

    Gambar 2

    Hubungan hipotetik antara kekuatan (kapasitas mengembangkan kekuatan) dan waktu dari tiga atlet yang berbeda

    Atlet A mungkin seorang lifter yang mempunyai power karena menggunakan

    tingkat kekuatan yang sangat tinggi dan kecepatan gerak tidak begitu penting.

    Dengan demikian, olahraga angkatan yang menggunakan power merupakan

    sesuatu yang tidak sesuai karena power tidak merupakan atribut penting untuk

    penampilan yang sempurna. B mempunyai tingkat kekuatan sedang tetapi mampu

    mengembangkan kekuatan dengan cepat. Dengan demikian orang ini paling baik

    disebut sebagai atlet ber-power karena kemampuannya untuk menerapkan gaya

    yang lebih besar dengan cepat. Aktivitas yang melibatkan gerak melempar

    (lembing, cakram, dan pitching baseball), sprint dan angkatan akan disesuaikan

    dengan orang yang mempunyai tipe kapasitas untuk mengembangkan kekuatan.

  • 13

    Atlet C sebaliknya memperlihatkan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan

    dengan cepat dan merupakan kualitas yang diperlukan untuk olahraga yang

    memerlukan power, tetapi penampilan dibatasi dengan kekuatan yang rendah.

    Dengan demikian, untuk memperbaiki penampilan, orang ini mungkin perlu

    meningkatkan kekuatan awal yang diikuti dengan latihan khusus untuk

    meningkatkan power.

    Kita amati lagi hubungan kekuatan-kecepatan (force-velocity relationship).

    Hubungan ini menunjukkan bahwa otot dapat menciptakan gaya terbesar bila

    berkontraksi secara eksentrik yang diikuti dengan tingkat lanjutan dengan kondisi

    kontraksi isometrik dan gaya yang paling kecil pada kecepatan memendek tinggi

    (aksi konsentrik). Power yang diciptakan sebuah otot dapat ditentukan dari tipe

    grafik dengan mengambil produk kecepatan kontraksi dan gayanya. Contohnya,

    seorang pembalap sepeda yang mengayuh pada sepeda yang diam. Jika hanya

    aksi otot konsentrik dan isometrik yang dipertimbangkan, maka menurut

    hubungan prinsip ini kekuatan rata-rata atau puntiran yang diberikan pembalap

    akan lebih besar bila pedal tidak berputar (otot berkontraksi secara isometrik).

    Karena kecepatan anguler pedal atau irama meningkat, maka puntiran rata-rata

    yang diterapkan akan mulai menurun sampai irama yang paling tinggi, maka

    pembalap tidak akan mampu menerapkan puntiran pada pedal. Hubungan ini

    diperlihatkan pada gambar 3. Power yang tersedia pada beberapa irama kayuhan

    dapat diperoleh dengan mengambil produk puntiran dan irama kayuhan.

    Meskipun kenyataan bahwa puntirannya paling tinggi dengan kondisi isometrik,

    maka power yang diterapkan adalah nol. Begitu pula, bila irama kayuhan berada

    pada nilai maksimum, maka tidak ada puntiran yang dapat diterapkan dan

    powernya sama dengan nol. Hubungan pada gambar 4 menunjukkan bahwa

    power puncak tersedia bilamana puntiran mendekati 50 persen dari nilai

    maksimumnya dan irama kayuhan hampir 80 revolusi / menit. Tidak seperti

    hubungan linier antara puntiran dan kecepatan anguler pada gambar 3, maka

    hubungan ini dalam sistem biologi tidak linier. Dengan demikian power puncak

    terjadi pada titik dimana gaya hampir 30-45 persen dari nilai isometrik

    maksimum.

  • 14

    Latihan dapat mengubah puntiran kecepatan anguler (hubungan

    kekuatan kecepatan) pada sebuah sendi dengan mengubah puntiran yang dapat

    diciptakan dengan kecepatan sendi tertentu. Kenyataannya, salah satu prosedur

    latihan biasanya diadopsi untuk orang-orang yang berkeinginan meningkatkan

    powernya dengan meningkatkan kekuatan kemudian meningkatkan

    kecepatannya.

    Hubungan tegangan panjang otot juga mempunyai implikasi terhadap

    latihan. Dengan mengubah postur dimana latihan dilakukan, maka tahanan

    maksimal terhadap gerakan dapat diubah. Misalnya, latihan bicep curl. Biasanya

    latihan ini dilakukan berdiri dan sikut dibengkokkan ke arah dada. Pada awal

    aksinya, otot-otot memannjang secara maksimum dan memendek sampai batas

    panjang minimum. Puntiran resistif maksimum terjadi bila sikut difleksikan

    sampai 90 derajat dan beratnya mempunyai lengan momen (moment arm)

    terbesar. Otot berada pada panjang optimalnya pada posisi ini dan mempunyai

    kapabilitas kontraktil maksimum. Sekalipun demikian, jika latihan dilakukan

    dalam posisi terlentang, maka panjang otot bisep pada awal dan selama

    keseluruhan gerakan lebih pendek dari pada yang dilakukan sambil berdiri.

    Puntiran yang diciptakan oleh tahanan tidak berubah dan oleh karenanya otot

    tidak berada pada panjang optimal bila puntiran resistif dari berat pada tangannya

    maksimum. Hasilnya adalah bahwa lebih banyak usaha yang diperlukan untuk

    memindahkan berat pada posisi yang berubah dibandingkan dengan posisi berdiri,

    dan adaptasi yang berbeda terhadap tipe latihan ini yang dihasilkan oleh otot.

    Modifikasi peralatan atau pakaian Kita telah membahas optimisasi gerakan dalam konteks adaptasi

    biomekanika yang diakibatkan oleh latihan. Tambahan lain dari optimisasi yang

    mungkin tetapi tidak berkaitan dengan latihan, muncul dari modifikasi peralatan

    atau pakaian yang digunakan selama menampilkan beberapa gerakan.

  • 15

    Popularisasi dan komersialisasi olahraga telah disertai dengan usaha-usaha

    yang meningkat oleh para ilmuwan dan insinyur untuk memperbaiki peralatan

    yang tersedia. Terdapat banyak alasan terhadap usaha yang ditingkatkan dalam

    wilayah ini termasuk keuntungan periklanan, pemasaran dan penjualan yang

    diperoleh dan produknya didasarkan pada prinsip-prinsip ilmiah, termasuk juga

    potensi untuk meningkatkan penampilan dan kenyamanan para partisipan. Disain

    peralatan modern kebanyakan ditemukan dari ilmu teknik dan prinsip mekanika,

    dan hal ini telah memperbaiki penampilan dan stadar keselamatan dalam olahraga.

    Pada dekade terakhir telah terlihat perubahan yang besar dalam mendisain sepeda

    balap, yang dimulai pada tahun 1984 pada saat roda cakram pertama digunakan

    pada pertandingan olimpiade. Para insinyur dan ilmuwan telah bekerja sama

    untuk meminimalkan hambatan (drag) pada sepeda dengan mengubah bentuk

    rangka, memodifikasi ukuran roda depan dan belakang dan mengubah bahan yang

    digunakan. Desain lainnya termasuk pada perseneling sepeda, pedal, alat peredam

    getaran pada sepeda gunung. Perubahan tersebut mengakibatkan olahraga sepeda

    lebih efisien dan lebih aman.

    Salah satu cabang olahraga yang telah mendapat banyak keuntungan dari

    aplikasi prinsip mekanika terhadap desain peralatan adalah golf. Dalam olahraga

    ini yang mempunyai keuntungan adalah pemain yang mempunyai keterampilan

    sedang. Club golf modern didesain dengan perimeter weighted clubhead untuk

    meningkatkan bagian clubhead yang kontak dengan bola dan menciptakan hasil

    yang baik serta getaran minimal terhadap tangan. Prinsip-prinsip mekanika seperti

    peningkatan tahanan terhadap rotasi yang terjadi dengan pukulan yang tidak

    mengenai titik tengah (penigkatan momen inersia) dibantu dengan perimeter

    weighted club. Batang baja sudah jarang digunakan pada club, tetapi bahan yang

    ringan dan kaku seperti boron, titanium dan grafit lebih banyak digunakan.

    Keuntungan menggunakan bahan ini adalah menurunkan inersia (hambatan)

    sistim, memudahkan berat untuk ditempatkan pada ujung club dimana lebih

    menguntungkan dalam hal transfer energi terhadap bola, dan memudahkan batang

    panjang dan kaku tetapi tidak berat. Akhirnya, dengan bahan komposit yang

    terbuat dari grafit dan bahan lainnya seperti kevlar, lebih banyak variasi

  • 16

    Gambar 3

    Puntiran (torque) yang diciptakan pembalap sepeda merupakan fungsi irama kayuhan (cadence) (a). Dengan produk puntiran dan kecepatan

    anguler, maka fungsi power-cadence dapat terlihat pada (b)

    memungkinkan adanya unsur mekanika yang dimiliki batang. Raket tenis dan

    squash juga mengalami perubahan dalam desain, dan para pemain mengubah

    raketnya dari bentuk konvensional dengan kepala raket kecil, raket kayu

    menggantinya dengan kepala raket lebih besar dan modern. Seperti pada golf,

    teknologi sekarang dalam bahan komposit dan fibreglass adalah kaku, ringan

    tetapi mempunyai rangka yang kuat. Keuntungan desain itu termasuk perluasan

    bidang kontak agar menghasilkan impact yang baik dengan bola, penurunan

    inersia serta keawetan raket. Karakteristik tesebut menjadi perhatian seluruh

    pemain -pemain tenis dan squash, tetapi kebanyakan mendatangkan keuntungan

    hanya bagi pemain yang mempunyai keterampilan sedang saja.

    Ekonomi Efisiensi dan ekonomi gerakan meningkat dalam merespon terhadap

    latihan dan perbaikan ini khususnya ditunjukkan pada cara berjalan (gait).

    Perubahan-perubahan dalam ekonomi gerakan dengan latihan terjadi karena

    berbagai alasan, alasan biomekanika yang paling relevan menurunkan kerja

    internal yang dilakukan dalam menggerakkan segmen tubuh dengan

  • 17

    mengeliminasi aksi-aksi atau gerakan yang tidak mempunyai keuntungan positif

    terhadap hasil yang diinginkan. Misal, gerakan ke samping tubuh tidak membantu

    terhadap gerak ke arah depan, maka mengayunkan tungkai ke samping selama

    fase ayunan dapat diturunkan dengan latihan. Gerakan vertikal yang berlebihan

    dari titik berat tubuh menurunkan efisiensi dan gerakan ini pula dapat

    diminimalkan selama latihan. Perubahan pada panjang langkah dan frekuensi

    langkah juga terjadi dengan latihan dan kematangan, yang memberikan optimisasi

    efisiensi gerak lari. Karena cara berjalan dan keterampilan lain yang lebih

    komplek dipelajari, maka pola gerakan ditandai dengan varabilitas yang menurun

    dalam kinematika dan kinetika gerakan. Penelitian menunjukkan bahwa

    koefisien variasi (angka yang digunakan untuk menunjukkan variabilitas pola

    gerakan) adalah 10 persen untuk variabel kinetika dalam cara berjalan.

    Contoh lainnya tentang bagaimana efsiensi dapat berubah dalam merespon

    latiha dapat diamati pada olahraga renang. Pada saat seseorang mulai renang

    untuk pertama kalinya, pola gerak lengan dan tungkainya sangat tidak efisien.

    Kepalanya berputar ke atas dan bawah, tungkainya terlalu masuk dalam air dan

    mempunyai deviasi lateral yang besar, serta tarikan lengannya pada air tidak

    menggunakan prinsip hambatan dan gaya angkat hidrodinamik. Dengan latihan,

    orang dapat memperbaiki berbagai aspek tekniknya dan menurunkan hambatan

    yang dialami pada saat bergerak di air. Penurunan tahanan (drag) terjadi karena

    perbaikan secara biomekanika, yang mengakibatkan gaya renangan menjadi

    semakin efisien. Penurunan dalam variabilitas kinetika dan kinematika akan

    mengakibatkan efisiensi yang meningkat kareana gerakan yang tidak perlu dan

    tidak membantu laju ke arah depan dieliminasi dari polanya. Adaptasi gerakan

    dengan latihan bisa terjadi dengan menerapkan prinsip-prinsip biomekanika

    dasar.

    Sumber : The Biophysical Foundations of Human Movement (1997, p169-178) Pengarang : Bruce Abernethy dkk The University of Queensland Australia Penerbit : Human Kinetics

  • 18