adab peserta didik dalam menuntut ilmue-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/skripsi.pdf ·...

114
ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMU MENURUT K.H AHMAD RIFA’I DALAM KITAB ATHLAB SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.) Disusun oleh AFRA FADLILAH MEYLIMA 111-14-232 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Upload: others

Post on 20-Aug-2020

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMU

MENURUT K.H AHMAD RIFA’I DALAM KITAB ATHLAB

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.)

Disusun oleh

AFRA FADLILAH MEYLIMA

111-14-232

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2018

Page 2: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

i

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 4 (empat) eksemplar

Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

KepadaYth.

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga

Di Salatiga

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan,

arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa :

Nama : Afra Fadlilah Meylima

NIM : 111 14 232

Judul : ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT

ILMU MENURUT K.H AHMAD RIFA’I DALAM

KITAB ATHLAB

Dengan ini kami mohon skripsi Saudari tersebut di atas supaya

segera dimuqosahkan. Demikian agar menjdi perhatian.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salatiga, 18 Februari 2018

Pembimbing,

Prof. Dr. H. Mansur ,M.Ag.

NIP. 19680613 199403 1004

Page 3: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

ii

SKRIPSI

ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMU

MENURUT K.H AHMAD RIFA’I DALAM KITAB ATHLAB

Oleh

AFRA FADLILAH MEYLIMA

NIM: 111 14 232

telah dipertahankan di depan sidang munaqasyah skripsi Skripsi Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada

tanggal 26 Maret 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh

gelar sarjana pendidikan

Susunan Panitia Penguji :

Salatiga, 18 Februari 2018

Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan

Suwardi, M.Pd.

NIP. 1967021 199903 1 002

Ketua Penguji : Suwardi, M.Pd.

Sekretaris Penguji : Prof. Dr. Mansur, M.Ag.

Penguji I : Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.

Penguji II : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.

Page 4: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Afra Fadlilah Meylima

NIM : 111 14 232

Fakultas : TARBIYAHDAN ILMU KEGURUAN

Jurusan : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Judul Skripsi : ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMU

MENURUT K.H AHMAD RIFA’I DALAM KITAB ATHLAB

Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya

sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang

lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik

ilmiah.

Salatiga, 18 Februari 2018

Yang menyatakan

AFRA FADLILAH. M

111 14 232

Page 5: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

iv

MOTTO

NOTHING IS IMPOSIBLE IF YOU CAN BELIEVE IT

Page 6: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

v

PERSEMBAHAN

Karya Ilmiah berupa skripsi ini ku persembahkan kepada :

1. Alm. KH. Zoemri RWS dan Ibi Nyai Hj. Latifah Zoemry beserta keluarga

yang mendidikku di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah, untuk

menjadi orang yang lebih baik.

2. Kedua Orang tuaku Sukiman dan Suprihatin yang telah mendoakan dan

memberi kasih sayang serta semangat kepadaku selama ini.

3. Saudara-saudaraku terutama bulikku mbok Sukas yang saya sayangi.

4. Guru-guruku di Madrasah Islamiyah Matholi’ul Hidayah ( MIMH)

Sapuran Wonosobo, terutama kepada Bp. Kyai. Miftahul Amin dan dewan

asatidz Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Alfalah ( PPTI ) Al-Falah

Salatiga.

5. Semua santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah.

6. Kepada seseorang yang selalu memberi aku semangat dan doa

7. Kepada teman-teman PPTI Al-Falah angkatan 2014 yang senantiasa

memberi dukungan pula.

Page 7: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

vi

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis lantunkan dalam lisan dan hati atas segala

ni’mat dzohir dan bathin yang telah Allah berikan. Shalawat serta salam penulis

sanjungkan kepada manusia sempurna dan penyempurna segala kema’rufan Nabi

Muhammad SAW, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Adab Peserta

Didik dalam Menuntut Ilmu Menurut K.H Ahmad Rifa’i dalam Kitab Athlab”

dapat terselesaikan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak berbagai pihak

yang turut serta membantu kelancaran proses pembuatan skripsi, baik secara

material, maupun spiritual. Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih dan

penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr.H. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

4. Bapak Drs. H. Ahmad Sulthoni, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah membimbing penulis dalam menempuh studi di IAIN Salatiga

5. Bapak Prof. Dr.H. Mansur, M.Ag. selalu Dosen Pembimbing Skripsi yang

dengan sabarnya memberikan bimbingan dan arahan pada penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

6. Alm.KH. Zoemri RWS dan Ibi Nyai Hj. Latifah Zoemry beserta keluarga

yang mendidikku di Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah, untuk

menjadi orang yang lebih baik.

7. Kedua Orang tuaku Sukiman dan Suprihatin yang telah mendoakan dan

memberi kasihsayang serta semangat kepadaku selama ini.

8. Saudara-saudaraku di rumah dan terutama kepada bulikku mbok Sukas yang

saya sayangi yang senantiasa memberi doa dan dorongan.

9. Guru-guruku di Madrasah Islamiyah Matholi’ul Hidayah ( MIMH) Sapuran

Wonosobo, terutama kepada Bp. Kyai. Miftahul Amin dan dewan asatidz

Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Alfalah ( PPTI ) Al-Falah Salatiga.

Page 8: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

vii

10. Semua santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah.

11. Kepada seseorang yang selalu memberi aku semangat dan doa

12. Kepada teman-teman PPTI Al-Falah angkatan 2014 yang senantiasa memberi

dukungan pula dan Miladil yang selalu setia menemaniku dan membantuku

menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya

dan bagi pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat

diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.

Salatiga, 18 Februari 2018

Yang menyatakan

AFRA FADLILAH. M

111 14 232

Page 9: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

viii

ABSTRAK

Meylima, Afra Fadlilah. 2018. Adab Peserta Didik dalam Menuntut Ilmu Menurut

K.H Ahmad Rifa’i dalam Kitab Athlab. Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing Prof. Dr. Mansyur, M.Ag.

Kata Kunci : athlab, menuntut ilmu, peserta didik.

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui Adab peserta didik

dalam menuntut ilmu dalam kitab Athlab karya K.H Ahmad Rifa’i. Pertanyaan

yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah biografi K.H Ahmad Rifa’i,

Adab peserta didik dalam menuntut ilmu menurut K.H Ahmad Rifa’i dalam kitab

Athlab, dan relevansi Adab peserta didik dalam menuntut ilmu di era modern.

Metode penelitian yang digunakan yaitu literature (kepustakaan).

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan

cara mengamati pada sumber-sumber tertentu ,mencari, menelaah buku-buku,

artikel atau lainya yang bersangkutan dengan skripsi ini. Pengumpulan data dibagi

menjadi dua sumber yaitu data primer dan sekunder.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Adab peserta didik dalam menuntut

menurut K.H Ahmad Rifa’i dalam kitab Athlab meliputi : kewajiban menuntut

ilmu, dalam menuntut ilmu harus mencari guru yang ‘alim dan adil, tidak boleh

menyakiti perasaan guru, mencari keberkahan guru dengan selalu menaati

perintah dan menjauhi larangan dari guru. Menuntut ilmu harus memiliki etika

terhadap guru, tidak pernah melawan guru, tidak menyakiti perasaan guru, karena

keberkahan sebuah ilmu ada pada ridho seorang guru. Relevansi Adab peserta

didik dalam mennutut ilmu menurut K.H Ahmad Rifa’i dalam menuntut ilmu

dalam kitab Athlab di era modern dapat menjadi solusi dalam memperbaiki

akhlak anak di era modern.

Page 10: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

ix

DAFTAR ISI

NOTA PEMBIMBING .......................................................................................... i

PENGESAHAN .................................................................................................... ii

PERNYATAAN KEASLIN ............................................................................... iii

MOTTO ............................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN .................................................................................................. v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

ABSTRAK ......................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7

D. Manfaat Hasil Penelitian............................................................................. 7

E. Definisi Operasional ................................................................................... 8

F. Metode Penelitian ..................................................................................... 10

G. Sistematika Penelitian ............................................................................... 13

BAB II : BIOGRAFI K.H AHMAD RIFA’I IBN MUHAMMAD

A. Latar Belakang Historis ............................................................................ 14

B. Waktu dan Tempat Kelahiran K.H Ahmad Rifa’i ................................... 16

Page 11: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

x

C. Riwayat Pendidikan dan Karir K.H Ahmad Rifa’i .................................. 22

D. Guru-Guru K.H Ahmad Rifa’i .................................................................. 26

E. Murid-Murid K.H Ahmad Rifa’i .............................................................. 28

F. Hasil Karya K.H Ahmad Rifa’i ............................................................... 31

G. Gambaran Kitab Athlab ............................................................................ 44

BAB III : PEMIKIRAN K.H AHMAD RIFA’I DALAM KITAB ATHLAB

MENGENAI ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMU

A. Pengertian Peserta Didik .......................................................................... 49

B. Menuntut Ilmu ......................................................................................... 52

C. Adab Peserta Didik dalam Menuntut Ilmu dalam Kitab Athlab............... 55

BAB IV : ANALISIS ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT

ILMU MENURUT K.H AHMAD RIFA’I DALAM KITAB ATHLAB

Analisis adap Peserta Didik dalam Menuntut Ilmu Menurut K.H Ahmad

Rifa’i dalam Kitab Athlab .............................................................................. 66

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 87

B. Saran ......................................................................................................... 89

C. Penutup ..................................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................91

LAMPIRAN

Page 12: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan di Indonesia saat memang menghadapi problematika

yang sangat kompleks dan menuntut pembenahan secara seksama. Suatu sistem

pendidikan dapat dikatakan bermutu, jika proses belajar mengajar berlangsung

secara menari dan menantang, sehingga peserta didik dapat belajar sebanyak

mungkin melalui proses belajar yang berkelanjutan.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, telah menyebabkan

berkembangnya gaya hidup meterialistik dan hedonistik dikalangan warga

masyarakat. dampak yang lebih jauh dari gaya hidup tersebut merebaknya

dekadensi moral ataupelecehan nilai-nilai agama, baik dikalangan orang dewasa,

remaja, maupun anak-anak. Akan tetapi, banyak dikalangan remaja, karena secara

psikologis masa remaja merupakan masa yang penuh teka-teki (pertumbuhanya

dipengaruhi oleh lingkungan sekitar sehingga perkembangan jiwa mereka ataupun

karakter mereka berbeda-beda, kepribadian mereka susah ditebak), dilematis

(merupakan peralihan dari masa anak-anak menuju usia dewasa sehingga

cenderung coba-coba) dan sangat rentan.

Perilaku-perilaku reaktif, semakin meresahkan jika diakaitkan dengan

masa depan diperkirakan akan segera kompleks dan penuh tantangan. Tantangan

kompleksitas memberikan dua alternatif, yaitu pasrah kepada nasib atau

mempersiapkan diri sebaik mungkin. Misi pendidikan yang juga berdimensi masa

depan tentu saja menjatuhkan pilihanya pada aternatif kedua, artinya pendidikan

Page 13: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

2

mengemban tugas untuk mempersiapkan perananya dimasa yang akan datang agar

kelak menjadi manusia yang berkulaitas ( Ali dan Asrori, 2006:107).

Ilmu menjadi sarana bagi setiap manusia untuk memperoleh kesejahteraan

dunia maupun akhirat, maka mencari ilmu hukumnya wajib. Mengkaji ilmu itu

merupakan pekerjaan mulia, karena banyak orang yang keluar mencari ilmu

dengan didasari iman kepada Allah SWT. Maka semua dibumi mendoakannya.

Karena mencari ilmu itu memerlukan perjuangan fisik dan akal, maka Nabi

pernah bersabda bahwa orang yang keluar untuk mencari ilmu akan mendapatkan

pertolongan dari Allah SWT, karena Allah suka menolong orang yang mau

bersusah payahdalam menjalankan kewajiban agama ( Juwariyah, 2010: 141).

Rasulullah SAW bersabda :

طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة

“Menuntut ilmu adalah fardhu bagi setiap muslim dan muslimat” (H.R

Ibnu Majah no 223)

Dalam hadis di atas telah dijelaskan bahwa menuntut ilmu hukumnya

wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu

bukan tanpa alasan akan tetapi Islam memerintahkan hal tersebut karena ada

keutaman yang terkandung bagi seseorang yang memiliki ilmu.

Keutamaan ilmu sudah tidak diragukan lagi bagi siapapun, karena ilmu

merupakan sesuatu yang khusus yang dimiliki manusia. Sebab segala hal di luar

ilmu itu tidak dimiliki oleh manusia dan segala macam binatang, seperti

Page 14: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

3

keberanian, ketegasan, kedermawana, dan kasih sayang. Dengan ilmu pula Allah

memberikan keunggulan kepada Nabi Adam As atas para Malaikat. Dan Allah

menyuruh para Malaikat untuk besujud kepada Adam. Keutamaan ilmu hanya

kerena menjadi pengantar menuju ketaqwaan yang menyebabkan orang berhak

mendapat kemulyaan disisi Allah dan kebahagiaan yang abadi, dalam syair

Muhammad bin Hasan bin Abdillah menjelaskan :

تعلم فان العلم زين ألهله # وفضل وعنوان لكل المحا مد

وكن مستفيدا كل يوم زيادة #من العلم واسبح في بخور الفواءد

“ Tuntutlah ilmu karena ilmu merupakan perhiasan bagi pemiliknya, keunggulan

dan pertanda segala pujian , jadikankanlah dirimu sebagai orang yang selalu

menambah ilmu setiap hari, dan berenanglah di lautan makna “(Ma’ruf Asrori,

2012 : 12-15).

Emha Ainun Najdib ( Cak Nun) berkata “ jika ilmu meningkat maka jiwa

akan meluas”, menurutnya orang pintar itu harus menyesuaikan diri dengan orang

bodoh, bukan orang bodoh yang harus menyesuaikan orang pandai. Karena apa

gunanya kepandaian kalau tidak digunakan untuk menampung orang bodoh, apa

gunanya mempunyai ilmu kalau tidak bisa menyesuaikan diri dengan orang bodoh

( Emha Ainun Nadjib, 2015:223).

Dalam hal ini telah dipahami betapa pentingnya menuntut ilmu, dan dapat

ditegaskan pula dengan adanya perkembangan tekhnologi tidak dapat dipungkiri

bahwa menuntut ilmu bagi para pelajar sudah sangat mudah dalam mencari

informasi untuk belajar serta sumber belajar yang di sekolah belum diajarkan

secara totalitas. Dalam hal menuntut ilmu tidak ada dua ikon penting yaitu guru

Page 15: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

4

dan peserta didik, dan dua ikon tersebut memiliki kewajiban tersendiri. Terutaman

kaitannya dengan kewajiban ataupun etika peserta didik.

Dalam hal ini telah dipahami bahwa peserta didik memiliki beberapa

kewajiban dalam menuntut ilmu, menurut Imam al-Ghazali (Muhammad Jawwad

Ridla,2002:124-127) kewajiban atau wadlifah anatalain pertama,

memprioritaskan penyucian diri dari akhlak tercela dan sifat buruk, kedua,

menjaga diri dari kesibukan duniawi dan seyogyanya berkelana jauh dari tempat

tinggalnya, dalam kitab alala karangan Al’alamah Syaikh Burhanuddin Az-

zaarnuji :

“Lungoho songko deso perlu ngudi kamulyan

Kerono limang faidah den temu ing pelungan

Siji ilange susah loro rizkine tambah

Kaping telu merkoleh ilmu nyebabake bungah”

Artinya :

“ Pergilah kamu keluar adri desamu

Karena ada lima manfaat yang akan kamu dapat

Satu hilangnya ksesdihan dua tambah rizki

Ketiga mendaptkan ilmu yang membuat bahagia”

ketiga,tidak membusungkan dada terhadap orang alim (guru), melainkan bersedia

patuh dalam segala urusan dan bersedia mendengarkan nasihatnya, keempat,bagi

penuntut ilmu pemula hendanya menghindarkan diri dari mengkaji variasi

pemikiran tokoh, baik menyangkut ilmu ilmu-ilmu duniawi maupun ilmun

ukhrowi. Sebab hal ini dapat mengacaukan pikiran, membuat bingung dan

Page 16: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

5

memecah konsentrasi, kelima, penuntut ilmu tidak mengabaikan suatu disiplin

ilmu apapun yang terpuji, melainkan bersedia mempelajarinya hingga tahu akan

orientasi dan disiplin ilmu yang diamaksud, keenam, penuntut ilmu dalam usaha

mendalimi suatu ilmu tidak dilakukan secara sekaligus, akan tetapi perlu bertahap

dan memprioritaskan yang terpenting (Muhammad Jawwad Ridla, 2002: 124-

127).

Berkaitan dengan hal tersebut, kedudukan etika murid atau peserta didik

dalam menuntut ilmu menempati posisi yang sangat penting. Sebab apabila murid

mempunyai etika yang baik maka akan pula lahir dan batinya, akan tetapi apa bila

etika dan akhlaknya buruk, maka rusaklah lahir dan batinya.

Pada masa sekarang ini banyak ditemukan adanya kekeliruan bagaimana

dalam menuntut ilmu yang baik dengan tatakrama yang ada. Pada saat di sekolah

anak sering tidak patuh dengan guru, ketika guru menjelaskan mereka asik

berbicara dengan temanya, sehingga mereka tidak memperhatikan guru ketika

menjelaskan. Padahal guru merupakan spiritual father (bapak ruhani) bagi

muridnya yang senatiasa memberi santapan jiwa dengan ilmunya (Soeharto,

2006:120)

Padahal, etika dalam kegiatan belajar mengajar antara guru dan murid

merupakan suatu hal yang sampai saat ini masih menjadi buah bibir pendidikan di

Indonesia. Sering kita dapati dalam media masa tentang rusaknya etika yang telah

mengikiskan praktisi pendidikan, di Kabupaten Bengkulu Utara. Di SMP Negeri 3

Kerkap di Desa Tanjung Putus Kecamatan Kerkap. Seorang guru harus menderita

Page 17: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

6

patah tulang hidung setelah ditinjau oleh muridnya sendiri yang tidak terima

setelah ditegur lantaran berbuat kesalahan di ruang kelas

(http://pojoksatu.id:27/09/2017).

Melihat kasus di atas menunjukkan bahwa kewajiban seorang peserta

didik kurang diterapkan secara baik dan belum dipahami oleh peserta didik

sehingga menjadikan peserta didik berani dengan guru.

Salah satu kitab yang membahas tentang menuntut ilmu yaitu kitab Athlab

karya K.H Ahmad Rifa’i ibn Muhammad yang dikarang pada tahun 1842 )اطلب )

Tentang Kewajiban Menuntut Ilmu yang terdiri dari 1 koras (Ridlo, 2016:88).

Ridlo, Muhammad Amin. 2016. USFITA (Usul, Fiqh, Tasawuf).

Wonosobo:Manba’ul Anwar Press. KH Ahmad Rifa’i bin RKH. Muhammad

Marhum bin RKH. Abisuja’ alias Raden Soetjowidjojo yang brasal dari Kendal,

Semarang, Jawa Tengah adalah seorang pejuang sekaligus ulama besar di

Indonesia pada abad ke XIX dalam menentang pemerintah kolonial Hindia

Belanda(Amin, 1996:9). Beliau merupakan penulis yang sangat produktif, karena

beliau telah menulis berpuluh-puluh kitab semasa hidupnya. Kitab-kitab yang

dikarang memuat hukum-hukum Islam yang sangat penting dan yang unik dari

kitab-kitab beliau adalah berupa nadzom atau syair dari segi bahasa karena

menggunakan bahasa Jawa Pegon atau sering disebut bahasa Tarajumah karena

kitab tersebut merupakan hasil terjemahan dari kitab-kitab berbahasa Arab. Salah

satu kitabnya yaitu Athlab yang membahas tentang kewajiban menuntut ilmu

yang berisi tentang etika menuntut ilmu serta etika para santri atau peserta didik

(Muhammad Amin Ridlo, 2016:88).

Page 18: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

7

Beranjak dari latar belakang yang sudah penulis paparkan di atas maka

penulis mencoba menulis sebuah skripsi dengan mengangkat judul tentang “

ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMU MENURUT K.H

AHMAD RIFA’I DALAM KITAB ATHLAB”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan gambaran masalah di atas, maka rumusan masalahnya

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana biografi K.H Ahmad Rifa’i ibn Muhammad?

2. Bagaimana adab peserta didik dalam menuntut ilmu menurut K.H

Ahmad Rifa’i dalam kitab Athlab?

3. Bagaimana relevansi adab peserta didik dalam menuntut ilmu di era

modern dalam kitab Athlab

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam skripsi ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui bigrafi K.H Ahmd Rifa’i

2. Untuk menjelaskan adab peserta didik dalam menuntut ilmu dalam kitab

Athlab karangan K.H Ahmad Rifa’i

3. Untuk mengetahui relevansi adab peserta didik dalam menuntut ilmu di

era modern dalam kitab Athlab

D. Manfaat Hasil Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang ingin dicapai oleh penulis dalam

penulisan skripsi ini yaitu:

Page 19: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

8

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi

para akademis khususnya penulis untuk mengetahui lebih lanjut

tentang adab peserta didik dalam menuntut ilmu dalam kitab

Athlab. Dengan ini dapat memperluas kepustakaan yang dapat

menjadi referensi penelitian-penelitian selanjutnya.

b. Untuk memberikan wawasan bagi penulis dan bagi pembaca pada

umumnya.

2. Manfaat Praktis

a. Agar dapat memberikan gambaran pada peserta didik betapa

pentinganya menuntut ilmu.

b. Memberikan pengetahuan tentang adabp peserta didik dalam

menuntut ilmu

c. Bahan acuan bagi para peserta didik agar memiliki semangat dalam

menuntut ilmu.

E. Definisi Operasional

Untuk menghindari kekeliruan pembaca dalam memahami istilah

dalan judul penelitian ini, maka perlu adanya penjelasan-penjelasan

definisi operasionalnya. Beberapa istilah yang dipandang perlu

untuk dijelaskan adalah sebagai berikut:

1. Peserta Didik

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha

mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan. Sosok

Page 20: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

9

peserta didik umumnya merupakan sosok anak yang membutuhkan

bantuan oran lain untuk bisa tumbuh dan berkembang menuju

kedewasaan (Siswoyo,2007:87).

Menurut Khoiron Rosyadi (2004) Anak didik sebagai

komponen pendidikan yang tidak bisa terlepas dari sistem

kependidikan, sehingga ada aliran pendidikan yang menempatkan

anak didik sebagi pusat segala usaha pendidikan. Meningat

pendidikan itu merupakn proses pembinaan dan perkembangan

terhdap profesi fitrah yang dimiliki anak didik, maka ada hal-hal

yang penting yang harus dipahami seorang pendidik. Rosyadi,

Khoiron. 2004. Pendidikan Profetik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

2. Kitab Athlab

Kitab Athlab merupakan salah satu kitab karangan K.H

Ahmad Rifa’i,kitab ini berisi tentang kewajiban menuntut ilmu.

Kitab Athlab menggunakan bahasa terjemah atau biasa disebut

bahas Tarajumah karena kitab tersebut merupakan kitab

terjemahan dari kitab-kitab arab yang berupa syair atau

nadzom. Adapun beberapa pembahasan yang ada dalam kitab

Athlab diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Kewajiban mencari ilmu

b. kewajiban saling tolong-menolong dalam mencari ilmu

c. kewajiban orang yang alim untuk berbagi ilmunya

d. orang bodoh taqsir tidak boleh mengajar

Page 21: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

10

e. beberapa santri yang dianggap bodoh taqsir ( bodoh tidak

ada usaha untuk belajar)

f. tanda-tanda mukmin yang jujur

g. mengistiqomahkan syukur kepada Allah SWT

h. Hati orang kafir adalah hati yang penuh dengan penyakit

karena tanpa iman

F. Metode Penelitian

1. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitiaan keputakaan

(Library Research), yaitu suatu bentuk penelitian terhadap literatur

dengan pengumpulan data atau informasi dengan bantuan buku-buku

tentang K.H Ahmad Rifa’i dan kitab-kitab karangan K.H Ahmad

Rifa’i yang berkaitan dengan pemikiran mengenai peserta didik dalam

menuntut ilmu, yang ada di perpustakaan dan materi pustaka lainya.

Dalam hal ini Arif Furchan,(1982:98), menegaskan bahwa

penelitian kepustakaan yang dimaksud adalah studi yang sebenarnya

digali dari buku-buku, disertai dengan indeks penerbitan berkala

(majalah atau surat kabar), sistem penyimpanan dan pencarian

informasi.

2. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Page 22: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

11

Sumber data primer adalah sumber data utama yang akan

dikaji dalam permasalahan. Karena sifat dari penelitian literer,

maka datanya besumber dari literatur. Adapun yang menjadi

sumber data primer adalah dari kitab karangan K.H Ahmad

Rifa’i dalam kitab Athlab.

b. Sumber data sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku yang

berkaitan dengan peserta didik dan menuntut ilmu sebagai

pendukung dalam pembahasan skripsi ini yang ada di dalamnya

di anataranya:

1). Dwi Siswoyo, dkk. Ilmu Pendidikan.

2). Muhammad Jawwad Ridla. Tiga Aliran Utama Teori

Pendidkan Islam

3). Khoiron Rosyadi. Pendidikan Profetik.

4). Buku-buku pendukung lainya

3. Tekhnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data dalam penyusunan skripsi ini, penulis

menggunakan penelitian kepustakaan (Library Research) dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Membaca buku-buku sumber, baik primer maupun sekunder

b. Mempelajari dan mengkaji serta memahami isi yang ada dalam

buku sumber

Page 23: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

12

c. Menganalisis sekaligus mengidentifikasi serta mengelompokan

sesuai dengan masing-masing bab

4. Metode Analisi Data

Metode anslisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah analisi atau content analysis. Analisis ini adalah metode yang

digunakan untuk menganalisis teks, sifatnya terus terang dan

mengandung makna yang tersurat (Sarosa, 2012:71). Dalam

menganalisis data dari pengumpulan data yang telah dilakukan penulis

menggunakan analisis data sebagai berikut :

a. Deskriptif

Sebagai sebuah karya ilmiah yang bersifat literal, maka

segala sesuatu yang terkait topik pembahasan hasilnya apa

adanya sejauh yang dipahami penulis. Adapun tekhnik

diskriptif yang penulis gunakan adalah analisis kualitatif.

Dengan analisis ini akan diperoleh gambaran mengenai isi

buku yang diteliti.

b. Content Analysis

Metode ini digunakan untuk memperoleh pemahaman isi dan

makna dari berbagai data dalam penelitian, analisis objektifitas,

pendekatan sistematis, dan generalisasi, baik yang mengarah

pada makana, terutama dalam penarikan kesimpulan.

Page 24: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

13

G. Sistematika Penulisan

Penulisan karya ilmiah harus bersifat sistematis,di dalam penulisan

skripsi ini pun harus dibangun secara berkesinambungan. Dalam penulisan

skripsi ini terdiri dari lima bab yang isinya adalah sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, definisi operasional,

metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II : Biografi tentang K.H Ahmad Rifa’i meliputi nasabnya,

kelahiran K.H Ahmad Rifa’i, masa kanak-kanak , cikal bakal menjadi

ulama, riwayat pendidikan, karya-karya serta ringkasan tentang kitab

Athlab.

Bab III : Pemikiran K.H Ahmad Rifa’i dalam kitab Athlab

mengenai peserta didik dalam menuntut ilmu.

Bab IV : Analisis adab Peserta Didik dalam Menuntutt Ilmu dalam

kitab Athlab karya K.H Ahmad Rifa’i.

Bab V : Penutup, bab ini berisi kesimpulan, saran.

Page 25: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

14

BAB II

BIOGRAFI K.H AHMAD RIFA’I IBN MUHAMMAD

A. Latar Belakang Historis

Seorang ulama terkenal di Jawa Tengah bernama KH Ahamad

Rifa’i ibn Muhammad, pada abad 19 M, pasca perang Diponegoro. Beliau

dilahirkan di desa Tempuran Kendal, pada 9 Muharam 1208 H / 1786 M,

dalam buku (Ahmad Syadzirin Amin,1995:40), disebutkan bahwa pada 9

Muharam adalah hari kamis, dan beliau wafat pada usia 84 tahun hari

Ahad 6 Rabiul Akhir 1286 H/ 1870 M (Muhammad Amin

Ridlo,2008:103). Dalam buku Gerakan Syaikh Ahmad Rifa’i dalam

Menentang Kolonial Belanda (Ahmad Syadzirin Amin,1995:40),

disebutkan bahwa ada tiga macan perbedaan mengenai tanggal dan tahun

wafatnya K.H Ahmad Rifa’i. Pertama,ia meninggal pada hari Ahad manis

tanggal 6 Rabiul Akhir 1286 H, dalam usia 85 tahun dalam hitungan tahun

Hijriyah. Kedua, hari Ahad Rabiul Awwal 1070 M dalam usia 84 tahun

menurut kalender Masehi. ketiga, menurut ulama generasi kedua, setelah

generasi Haji Abdul Qahhar, Syekh Ain Abdul Muthalib Kendal, Ahmad

Bajuri yang berasal dari Batang, mengatakan bahwa Syaikh Ahmad Rifa’i

meninggal pada hari Kamis manis 25 Rabiul Awwal 1286 H, atau tahun

Jim Awwal, dalam usia 84 tahun (Ahmad Syadzirin Amin,1995:99).

Seorang ulama ahli Fikih dan Tasawuf yang terkenal anti

penjajahan Belanda. Sehingga diasingkan sampai ke Ambon, bahkan

sampai wafat di sana. Seorang penulis kitab (mualif), yang sangat

Page 26: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

15

produktif baik karya asli maupun terjemahan. Bisa dikatakan beliau

sebagai tokoh ulama yang menulis kitab dengan Jawa Pegon. KH Ahmad

Rifa’i yang terkenal dengan sebutan mbah Ripangi, merupakan ulama

yang mempunyai pengaruh kuat di kalangan santri-santrinya dan

masyarakat luas. Santrinya terkenal dengan santri Tarajumah (Muhammad

Bibit Suprapto, 2003:202).

Syaikh Ahmad Rifa’i seorang ulama intelektual lulusan Makkah

dan Mesir yang mempunyai reputasi tinggi, yang berjiwa patriotik,

seorang ulama ahli fiqh, penyair, pengarang paling produktif, mubaligh

handal, juru dakwah ulung, ahli sufi berorientasi fiqh, dan pendidik yang

banyak muridnya. Ada sekitar 65 kitab yang dikarang beliau (Ahmad

Syadzirin Amin, 1996:25).

Sebagai pembaharu dan pemurni Islam, KH Ahmad Rifa’i merasa

tidak puas dengan kenyataan yang berkembang dalam masyarakat. Ia

menanamkan kesadaran umat bahwa praktek kehidupan agama sudah jauh

menyimpang dari tatanan syariah (Ahmad Syadzirin Amin, 1996:25-26).

Jelaslah bahwa K.H Ahamad Rifa’i atau mbah Ripangi adalah

seorang ulama besar, dan pengarang kitab yang produktif, baik dalam bab

Ushul, Fikih, dan Tasawuf dalam (Muhammad Amin Ridlo,2008:106),

kitabnya adalah Riayatul Himmah, kitab tersebut ada dua jilid yaitu yang

terdiri dari 25 koras, dalam kitab tersebut membahas mengenai Ushul,fiqh

dan Tasawuf (Muhammad Amin Ridlo,2008:106), kitab Abyanal Hawaij

juga berisi juga berisi Ushul, Fikih,dan Tasawuf. Rincinya bab Fikih ada

Page 27: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

16

dalam Riayatul Himmah jilid I , Tasawuf ada dalam kitab Riayatul

Himmah jilid II (Muhammad Amin Ridlo,2008:106). Seorang ulama

penantang penjajah Belanda yang radikal dan non cooperative, hingga rela

hidup dalam pembuangan nan jauh dari tanah kelahirannya, tetapi

pengaruhnya tetap hidup dan berkembang sampai sekarang (Muhammad

Bibit Suprapto, 2003:208).

B. Waktu dan Tempat Kelahiran K.H Ahmad Rifa’i

Syekh Haji Ahmad Rifa’i lahir di desa Tempuran yang teletak di

sebelah selatan Masjid Agung Kendal pada hari kamis 9 Muharam 1208

H/1786 M dan meninggal pada usia 84 tahun hari ahad 6 Rabi’ul Akhir

1286 H/ 1870 M. Ayahnya bernama Muhammad Marhum, anak seorang

penghulu landeraad Kendal bernama RKH. Abu Sujak alias Sutowidjojo

(Muhammad Amin Ridlo,2008:103).

Sejak lahir hingga usia enam tahun Ahmad Rifa’i hidup diasuh

langsung oleh kedua orang tuanya. Sesuai dengan tradisi di kalangan

santri, setiap anak dikenalkan huruf-huruf Arab, Alif, Ba’, Ta’, Tsa’, Jim,

Ha’diajarkan tulis menulis dan merangkai huruf menjadi bentuk kalimat

lalu dibaca. Dan diajari pula bacaan surat Fatihah, Al-Ikhlas, surat Falaq

bin Nas hingga hafal. Dikenalkan siapa pencipta dirinya dan alam semesta,

diajarkan bahasa kromo inggil, bahasa sopan santun pada orangtua pada

kawan sebaya yang lazim digunakan di kalangan bangsawan keturunan

keraton. Selain itu Ahmad Rifa’i dilatih tatacara melaksanakan sholat

fardhu dan bacaan yang wajib dibaca serta bacaan yang sunah dibaca. Dan

Page 28: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

17

mengkaji Al-Qur’an bin Nadlar kepada seorang guru desa di Tempuran

(Ahmad Syadzirin Amin,1995:42).

Ayahnya meninggal pada tahun 1207 H/ 1794 M, ketika beliau

masih berusia 6 tahun, kemudian beliau diasuh oleh kakak iparnya

bernama KH. Asy’ari, seorang ulama terkenal di wilayah Kaliwungu. Dua

Tahun setelah ayahnya meninggal kakeknya meninggal dan dimakamkan

di pemakaman Masjid Agung Kendal. Hanya dari ibunya saja Ahmad

Rifa’i mendapat asuhan dan bimbingan serta pengawasan selanjutnya.

Ibunya yang bernama Siti Rahmah semakin bertambah berat beban hidup

yang ditanggung. Tujuh anak dalam rumah tangga sederhana, biaya

hidupnya masih membutuhkan belas kasih ibundanya (Ahmad Syadzirin

Amin,1995:42).

Sesuai dengan pesan Nabi :

مروا أوال دكم با لصال ة وهم أبنا ء سبع سنين واضربو هم عليها وهم أبنا ء عشر وفرقوا بينهم في المضا جع

”Perintahlah kamu pada anak-anakmu untuk mengerjakan shalat

setelah usia tujuh tahun dan memukulah kamu (karena pendidikan) pada

anak-anakmu setelah berusia sepuluh tahun jika meninggalkanya” (Hadis

Shohih riwayat Ahmad, Abu Dawud, Hakim dari Umar (Jalaluddin

Suyuthi: Al Jamius Shaghir: Bairut, Darulfikri,1981,jld.II.hal.535.).

Maka untuk mengurangi beban berat Siti Rahmah dan demi

kelangsungan pendidikan masa depan, setelah memasuki usia tujuh tahun,

Ahmad Rifa’i dibawa oleh kakak kandungnya Nyai Radjiyah ke

Kaliwungu dan tinggal di rumahnya. Selama di kaliwungu ia mendapatkan

pendidikan dan pembinaan dari kakak iparnya KH. Asy’ari seorang ulama

Page 29: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

18

kharismatik pendiri dan pengasuh pondok pesantren Kaliwungu, dalam

sumber tidak dijelaskan nama pondoknya, dan dapat disimpulkan pondok

K.H Asy’ari masih apa tidak tidak disebutkan dalam sumber. Dari

permulaan mengaji ilmu agama sampai cabang-cabang dan rantingnya,

Ahmad rifa’i hampir tak pernah lepas dari binaan ulama Kaliwungu

(Ahmad Syadzirin Amin,1995:42-43).

Cikal bakal menjadi ulama besar ada pada diri Ahmad Rifa’i

dikisahkan :

Oleh ulama terkemuka generasi kedua Syaikh Ahmad Bajuri bin

Abdul Mutholib Kendal, bahwa pada diri Ahamd Rifa’i ada suatu

keistimewaan yang merupakan tanda kekuasaan kebesaran Allah sebagai

alamat cikal bakal ulama besar dikemudian hari, diperlihatkan kepada

masyarakat kaum santri di Kaliwungu, terutama pada kakak iparnya Kiai

Asy’ari. “pada suatu malam gelap gulita Kiai Asy’ari secara diam-diam

memeriksa para santri yang sedang berada dalam asrama pondok, tiba-tiba

dikejutkan dengan seberkas cahaya menerangi asrama dan memancar

tinggi ke atas. Dia menyangka cahaya itu berasal dari lampu milik anak

santri yang sedang menelaah kitab, tetapi sangkaan itu meleset karena

ternyata cahaya itu berasal dari lekuk di tengah-tengah perut (pusar)

seorang santri kecil yang belum diketahui identitasnya. Kiai Asy’ari

terheran karena belum pernah menyaksikan kejadian seperti itu, kemudian

beliau bersiasat untuk menyobek sarung anak tersebut dengan dugaan

besok ada salah satu anak yang akan menangis karena sarungnya

sobek,alasan mengapa sarung anak tersebut disobek karena K.H Asya’ri

benar-benar tidak tahu siapa anak kecil itu, sehingga inisiatif yang muncul

adalah dengan cara menyobek sarung bagian bawahnya, sehingga nanti

akan ketahuan siapa anak itu. Dan sungguh tepat sekali dugaan sang Kiai

asrama santri geger karena Ahmad Rifa’i menangis dan marah-marah

karena sarungya sobek, kemudia diatasi oleh Kiai Asy’ari dan diganti

dengan sarung yang baru. Dan ternyata santri yang memancarkan cahaya

dari pusarnya adalah adik iparnya sendiri, yang menurut kepercayaan

masyarakat sekitar adalah tanda cikal bakal menjadi ulama besar

dikemudian hari” (Ahmad Syadzirin Amin,1995:43-44).

Pada masa remaja Ahmad Rifa’i, atas pola dasar pemikiran itu.

Ahmad Rifa’i hampir sama sekali tidak meluangkan waktunya untuk

Page 30: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

19

keperluan lain kecuali menuntut ilmu agama pada kiai Asy’ari dan kiai

lainnya. Tiada hari tanpa mengaji, tiada waktu tanpa menuntut ilmu, tiada

saat tanpa belajar semangat dan tiada hidup tanpa amar ma’ruf. KH

Ahmad Rifa’i mendasarkan pula pada cita-cita suci yaitu Pemuda

sekarang! Pemimping di masa mendatang!.

KH Ahmad Rifa’i di Kaliwungu Kendal belajar ilmu agama yaitu:

nahwu, shorof, fiqh, badi’, bayan, dan ilmu hadis Alqur’an ( Muhammad

Amin Ridla, 2016:84). Dalam buku Gerakan Syaih Ahmad Rifa’i dalam

menentang Kolonial Belanda karya Ahmad Syadzirin Amin,1995:45, ilmu

pokok yang dipelajari KH Ahmad Rifa’i adalah ada 3 yaitu Ilmu Fiqh,

Ilmu Tasawuf dan Ketuhanan. Untuk memperluas pemahaman tentang

ilmu-ilmu agama, KH Ahmad Rifa’i kemudian mendalami cabang-cabang

beserta ranting-ranting yang berkaitan dengan tiga ilmu di atas, cabang-

cabangnya di antaranya adalah :Ulumul Qur’an, Mushthalahuh Hadist,

Lugahotul Arabiyah, Balaghoh, Mantiq, Falak, Arudl, dan lain-lain.

Setelah melampaui masa pancaroba dengan selamat menjadi orang

dewasa, Ahmad Rifa’i memulai babak baru di dalam meneruskan cita-

citanya. Yaitu mempersunting seorang gadis desa bernama Umul Umroh,

mereka menikah dengan adat kebiasaan di sana. Semua kegiatan resepsi

dilaksanakan dengan tertib.

Permualan dakwah KH Ahmad Rifa’i perlu perjuangan keras,

berangkat dari firman Allah dalam surat An Nahl ayat 125 :

هي بالتي وجادله م الحسنة والموعظة بالحكمة ربك سبيل إلى ادع

Page 31: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

20

هتدين أعلم وه و سبيله عن ضل بمن أعلم ه و ربك إن أحسن (٥٢١) بالم

“serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran

yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya

Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari

jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat

petunjuk”.

Kiai Ahmad Rifa’i menyayangkan banyak orang mukmin yang

tergolong ahli agama (‘alim), bersekutu dengan pihak Hindia-Belanda,

dalam kitab Sawalih , beliau menulis :

“Satengah alim akeh podo sarekat

Maring raja negara dosa dhalim

Lan raja kafir atine tan taslim

Tan ngistoaken ing quran Adzim

Nyatru ing panutan adil alim

Artinya :

Diantara orang alim ada yang bersekutu

Kepada raja yang berdosa dan dzalim

Dan kepada raja yang kafir hatinya tidak Islam

Tidak mempertimbangkan Al-Quran Adzim

Membenci panutan yang adil alim (Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia, 2010:396).

Sebagai tokoh yang terisolasi dari lingkungan pejabat pemerintah

kolonial, Kiai Rifa’i tidak saja menentang pemerintah Hindia-Belanda,

tetapi menentang juga para pejabat seperti para penghulu, demang, dan

bupati. Para pejabat itu telah sesat menurut beliau karena tunduk dengan

pemerintah kafir yaitu Belanda. Ia sangat ingin melaksanakan Syariah

Page 32: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

21

Islam secara murni dan konsekuen. Dan ia juga menentang para pengulu

yang berserikat dengan pemerintah Belanda, sehingga dalam kitab

karangannya yaitu Riayatul Himmah beliau menuliskan :

Utawi wali fasik iku sah tinutur

Mlakeaken ing wong wadon sebab uzur

Ora nang sekabehe wali adil lan jujur

Ikulah werdi syara’ kang pitutur

Artinya :

Bila wali fasik itu sah ucapanya

Menikahkan yang perempuan karena uzur

Tidak semua wali itu adil dan jujur

Itulah tuntunan syarak yang benar

Sebagai protes keras beliau terhadap para penghulu yang dianggap

tidak adil sehingga menurut beliau pernikahan tidak sah (Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2010:396).Maka KH

Ahmad Rifa’i merasa terpanggil umtuk segera menyampaikan dakwah

kepada masyarakat Islam di sekitar Kendal. Bahwa sempat pula

berdakwah keluar daerah, seperti ke Wonosobo. Dakwah Ahmad Rifa’i

lebih mengajarkan ke masalah-masalah dasar seperti ibadah sholat, jamaah

dan shalat jum’at, serta tentang arah kiblat, penikahan dan muamalah.

Akan tetapi dakwah keras Ahmad Rifa’i tidak disukai oleh para ulama di

derah Kendal, oleh karena itu Ahmad Rifa’i di usir dari Kendal beliau

diusir oleh para ulama yang pro dengan Belanda dan pihak pemerintahan

Belanda , tetapi menurut Ahmad Rifa’i kewajiban dakwah tidak terbatas

Page 33: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

22

hanya di Kendal saja, melainkan di mana saja, kapan saja selama hukum-

hukum Allah belum ditegakakkan secara maksimal (Ahmad Syadzirin

Amin,1995:47-49).

K.H Ahmad Rifa’i juga pernah dipenjarakan di Wonosono gara-

gara pihak Belanda menganggap bahwa tindakan KH Ahmad Rifa’i terlalu

berlebihan ketika berdakwah di Wonosobo, beliau ditangkap dan

dipenjarakan di Wonosobo tanpa melalui peradilan resmi, karena

penahanan hanya bersifat preventif . akan tetapi ruapaya penjara bukan

menjadi penghalang dakwah, menurutnya lebih baik di penjara daripada

harus menaati peraturan pemerintah kafir yang merobek tatanan sayriat

Islam dan tatanan budaya leluhur di bumi Nusantara ini (Ahmad Syadzirin

Amin,1995:47-49).

C. Riwayat Pendidikan dan Karir KH Ahmad Rifa’i

Kebiasaan KH Ahmad Rifa’i dengan dakwah yang tegas tersebut

membuat was-was keluarga yang ada di Kendal, sebenarnya keluarga

Ahmad Rifa’i sudah sering menasehati beliau agar tidak bersifat keras

terhadap pemerintah agar dapat terhindar dari resiko yang membahayakan.

Ahmad Rifa’i adalah seorang ulama dan kader tangguh yang sudah

banyak makan asam garam perjuangan dakwah. Kendari resiko matipun

akan dihadapi dengan sikap kesatria. Nampaknya dia diilhami semboyan :

Hiduplah merdeka! Atau matilah syahid!, sehingga dalam kancah

kehidupan Ahmad Rifa’i lebih mementingkan keselamatan agama dari

segala-galanya.

Page 34: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

23

Ketika Ahmad Rifa’i berusia 30-an tahun meminta restu dari

keluarga di Kaliwungu dan Kendal untuk pergi menuntut ilmu ke Makkah.

Mereka merestui permintaan tersebut, bahkan mereka berharap agar ia

tidak cepat kembali ke kampung sampai suasana sudah tenang kembali.

Namun sebenarnya keluarga kurang ikhlas dalam melepaskan Ahmad

Rifa’i ke Makkah karena mereka harus hidup jauh dengan Rifa’i (Ahmad

Syadzirin Amin,1995:51-52), tapi mereka harus merelakan sebab

kepergian tersebut untuk maksud baik dan terhormat, yaitu untuk

melaksanakan ibadah haji dan umroh, ziarah ke makam Rasulullah SAW,

dan menuntut Ilmu Agama yang selama ini belum tersebar di Jawa.

Sekitar tahun 1230 H atau 1826 M Ahmad Rifa’i memutuskan

untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah dan menuntut ilmu di Makkah

selama 8 tahun. Di Makkah Ahmad Rifa’i menerima ilmu agama dari

Syaikh Isa al Barawi, Syaikh Faqih Muhammad bin Abdul Azizi Al Jaisyi

(al Habisyi) dan Syaikhul A’dham Ahmad Utsman. Guru-guru tersebut

mengajari mengenai Ahlusunnah (Ahmad Syadzirin Amin,1995:51-52).

KH Ahmad Rifa’i melanjutkan studinya ke Mesir, maksud beliau

pindah ke Mesir karena ingin menambah ilmu agama yang lebih banyak

pada guru-guru yang berafiliasi dengan faham Imam Syafi’i, karena ia

sadar bahwa sebagian besar masyarakat di Negaranya adalah penganut

Madzhab tersebut terutama di daerah Jawa. Beliau sempat berziarah ke

makan Imam Syafi’i di Qurafah yang terkenal dengan sebutan Qurabah

Page 35: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

24

Mesir. Imam Syafi’i wafat pada malam jum’at selesai shalat maghrib, 29

Rajab 204 H atau 19 juni 820 M dalam usia 54 tahun

Selama 12 tahun bermukim di Mesir, Ahmad Rifa’i berguru

kepada guru kenamaan di sana. Di antara guru-gurunya ialah Syaikh

Ibrahim al Bajuri, penyusun kitab Hasyiah Al Bajuri Syarah Fathul Qarib

al Mujib, atau Ghayatul ikhyishar karya Syaikh Abi Suja’ dalam madzhab

Syafi’i (Ahmad Syadzirin Amin,1995:52-53).

Setelah KH Ahmad Rifa’i telah beberapa lama tinggal di Makkah

beliau berjumpa dengan Syekh Nawawi al-Bantani dan Syekh Muhammad

Kholil dari Madura. Mereka sering berdiskusi tentang keadaan tanah air

yang sangat memeprihatinkan terutama dalam hal pendidikan Islam.

Sewaktu pulang ke tanah air, ketika ulama ini bertemu di atas kapal dan

membicarakan bagaimana cara untuk mengentaskan umat dari belenggu

kebodohan. Dalam diskusi tersebut mereka menetapkan, bahwa mereka

berkewajiban menyusun kitab memakai metode yang sesuai dengan

keadaan setempat, dengan pembagian : Syekh Haji Ahmad Rifa’i

menerjemahkan fikih, Syekh Nawawi menerjemahkan ushuluddin,syekh

Kholil menerjemahkan tasawuf.

Kesimpulan dari hasil diskusi mereka adalah: Menerjemahkan dan

menulis kitab dalam bahasa daerah, mendirikan pondok pesantren di

daerah masing-masing, melaksanakan kegiatan dakwah Islamiyah

(Muhammad Amin Ridlo, 2008:104). Ahmad Rifa’i setelah pulang dari

Page 36: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

25

Makkah, pulang ke Kendal ke kampung halamanya, dan pindah ke

Kalisalak dan mendirikan pondok di sana ( Abdul Djamil, 2001: 16). Dan

menurut Shadiq Abdullah ( 2006:32), dengan pendapat yang sama dengan

Abdul Jamil bahwa setelah menuntut ilmu ke Makkah K.H Ahmad Rifa’i

langsung pulang ke Kendal dan kemudian menetap di Kalisalak, Batang.

Sekembali dari Makkah beliau kembali ke Kendal dan ahirnya

pindah ke Kalisalak Kabupaten Batang, kemudian mendirikan pesantren,

selama 18 tahun (tahun 1255-1273 H), beliau mangajar santri-santrinya

yang berasal dari berbagai daerah di pulau Jawa. Selama di Kalisalak

beliau telah menulis lebih dari 60 kitab dan 500 tanbih yang berbentuk

nadhom dan atsar, yang meliputi berbagai ilmu-ilmu ke-Islaman

(Muhammad Amin Ridlo, 2008:104).

Tetapi Syekh Ahmad Rifa’i tidak hanya mengerjakan apa yang

telah disepakati bersama, karena sampai di kampung halaman beliau

segera mengarang kitab yang tidak hanya berfokus pada masalah fikih,

namun menyangkut semua problematika umat.

Banyak isi kitab belaiu yang mengecam pemerintah Belanda dan

mengecam para ulama yang mau bekerja sama dengan pemerintah

Belanda, akhirnya beliau dibuang ke Ambon pada tanggal 16 Syawal 1275

H/ 16 Mei 1859 M, dan meninggal di sana. Selama di Ambon beliau

menulis kitab sebanyak 4 judul yang berbahasa Melayu ( Muhammad

Amin Ridlo, 2008:104-105).

Page 37: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

26

D. Guru-guru KH Ahmad Rifa’i

Silsilah guru-guru KH Ahmad Rifa’i, sebagaimana disebutkan

bahwa Syekh Ahmad Rifa’i di Makkah berguru dengan Syaikh Ahmad

Utsman dan di Mesir berguru dengan Syaikh Ibrahim al- Bajuri. Bila

ditelusuri Silsilah Masikhah (matarantai guru-guru) kedua ulama besar itu

akan bertemu dengan Imam Syafi’i urutan ke-30 dari bawah, kemudian ke

atas dari imam tersebut akan brmuara kepada Rasulullah sebagai pembawa

risalah kerasulan terahir dan termulya, seperti tersebut di bawah ini:

1. Allah SWT sebagai sumber pemilik wahyu

2. Malaikat Jibril pembawa wahyu dari Allah kepada Nabi

Muhammad SAW

3. Nabi Muhammad penerima wahyu Alqur’an ( wafat 1H.)

4. Imam Abdullah bin Abbas As-Shahabi (w: 68H.)

5. Imam ‘Atho’ bin Abi Rabbah al Maki al Quraisy( 115H.)

6. Imam Abdul Muluk bin Juraij (125H. )

7. Iman Muslim bin Khalid az-Zanji (160-an H)

8. Imam al-Mujtahid Muhammad bin Idris as-Syafi’i (204H.)

9. Syaikh Ibrahim bin Ismail bin Yahya al-Muzani (264H.)

10. Syaik Abul Qasim Utsman bin Said bin Bayar al- Anmari

11. Syaikh Abul Abbas Ahmad bin Suraji (306H.)

12. Syaikh Abu Ishaq al-Marwazi( 417H.)

13. Syaikh Abu Yazid al Mawarzi (350-an H.)

14. Syaikh Abu Bakar al Qaffal al Mawarzi ( 417H.)

Page 38: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

27

15. Syaikh Abdullah bin Yusuf al Juwaini (438H.)

16. Imamul Haramain Abdul Muluk bin Abdullah al Juwaini

(478H.)

17. Hujjatul Islam Abu Hamid bin Muhammad al Ghazali ( 505H.)

18. Syaikh Abu Fadhol bin Yahya(560-an H.)

19. Syaikh Abul Qasim Abdul Karim al Rafi’i (623H.)

20. Syaikh Abdul Rahman bin Abdul Ghaffar al Quzwaini (665H.)

21. Syaikh Muhammad bi Muhammad Shahibus Syamil Shaghir

22. Syaikh al Kamal Siral al Ardabili

23. Syaikh Muhyiddin Syaraf al Nawawi(676H.)

24. Syaikh Islam ‘Ulauddin al Athar (750-an H.)

25. Al Hafidl Abdurahim bin Husaini al Iraqi (806H.)

26. Al Hafidl Ahmad bi Hajar al Asqolani(852H.)

27. Syaikhul Islam Zakaria al Anshari (925H.)

28. Syaikh Syihabuddin Ahmadbin Hamzah al Ramli (981H.)

29. Syaikh Ibnu Hajar al Haitami (983H.)

30. Syaikh Jamaluddin al Jamal Muhammad al Ramli (1004H.)

Al Ramli ini mempunyai murid banyak, diantaranya Ali bin Isa

al Halabi dan Ahmad bin Muhammad al Ghanami,kemudia:

31. Syaikh Ali bin Isa al Halabi (1010H.)

32. Syaikh Sultan al Mujazi

33. Syaikh Ahmad al Basybisyi (Sybsyiri:1019H.)

34. Syaikh Ahmad al Khalifi(1100H.)

Page 39: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

28

35. Syaikh al Syamsu al Hifni (1178H.)

36. Syaikh Abdullah bin Hijazi al Syarqowi (1227H.)

37. Syaikh Ibrahim al Bajuri (1276H.)

Syaikh Ahmad Rifa’i bin Muhammad bin Abi Sujak (286H.)

(Ahmad Syadzirin Amin,1995:54-55).

E. Murid-murid KH Ahmad Rifa’i

Selama menetap di Jawa, Syaikh Ahmad Rifa’i mendirikan

pondok,pesantren di Kaliwungu Kendal dan kemudian di Kalisalak

Batang, akan tetapi penulis belum menemukan nama pondok yang

didiriakan beliau. Akan tetapi penulis menemukan sumber dari Ahmamad

Syadzirin Amin (1996 : 13), di Kalisalak, Pondok tempat santri-santri

mengaji dirusak, dan sebagian kitab yang tersisa diangkut Batang.

Menurut Muhammad Bibit Suprapto (2003: 204), sekembalinya dari

Makkah Rifa’i mengasuh Pesantren kakak iparnya Kyai Asy’ari,

kemudian setelah itu pindah ke Kalisalak dan mendirikan Pondok

Pesantren di sana, santrinya dari berbagai kota sperti Wonosobo,

Pekalongan, hingga Pati.

Dari penulisan di atas dan berdasarkan sumber yang ada penulis

tidak menemukann nama pondok yang didirikan oleh K.H Ahmad

Rifa’i,baik di Kendal maupun Batang, akan tetapi berdasarkan sumber di

atas hampir semua sumber menyatakan bahwa memang di dua daerah

tersebut K.H Ahmad Rifa’i mempunyai pondok pesantren.

Page 40: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

29

Di kalisalak beliau mengajar santri-santri dari berbagai penjuru

pulau Jawa ( Muhammad Amin Ridlo, 2008:104-107). Murid-murid KH

Ahmad Rifa’i di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Kiai Ilham (Abu Ilham), Kalipucang Batang

2. Kiai Maufuro bin Nawawi, Keranggonan Limpung, Batang

3. KH Abdul Qahar, Bekinkin, Cepiring, Kendal

4. Kiai Abdul Aziz, Tempusari, Wonosobo

5. KH Muhammad Thubo bin Radan, Purwasari, Kendal

6. Kiai Abu Hasan, Tangkilan, Kepil, Wonosobo

7. Kiai Hasan Dimedjo bin Abu Hasan, Tangkilan, Kepil,

Wonosobo

8. Kiai Abdul Hamid, Karangsambo, Wonosobo

9. Kiai Manshur, Sapuran, Wonosobo

10. Kiai Manshur, Ngadisalam , Wonosobo

11. Kiai Muhammad Iskaq, Candi, Wonosobo

12. Kiai Abdul Ghani, Ngadisalam, Wonosobo

13. Kiai Abdul Hadi, Dalangan, Kertek, Wonosobo

14. Kiai Muhammad Thayib, Kalibening, Wonosobo

15. Kiai Muhammad Hasan, Bugangan, Wonosobo

16. Kiai Muharrar, Bengkek, Purworejo

17. Kiai Imam Tani ( Mantani), Kutawinangun, Kebumen

18. Kiai Muhsin, Cempokomulya, Gemuh, Kendal

19. Kiai Abu Salim, Paesan, Kedungwuni, Pekalongan

Page 41: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

30

20. Kiai Asnawi, Wonoyoso, Buaran, Pekalongan

21. Kiai Idris bin Ilham, Kalipucang, Batang, Indramayu

22. Kiai Abdul Hadi, Karangsemut

23. Kiai Muhammad Ilyas Sembung, Kampil, Wiradesa,

Pekalongan

24. Kiai Ahmad Hasan, Wiyanggong, Wiradesa, Pekalongan

25. Kiai Muhammad Thayib, Kalibari, Batang

26. Kiai Munawir, Wonobodro, Batang, Pekalongan

27. Kiai Abdul Manan, Terpuro, purwodadi, Grobogan

28. Kiai Abdul Fatah, Sikidang. Wonosobo

29. Kiai Kertoyudho, Plandi, Kertek, Wonosobo

30. Kiai Murdoko, Krakal, Karangluhur, Wonosobo

31. Kiai Kentol Jariyah, Wonoyoso, Buaran, Pekalongan

32. Kiai Cholifah, Longkeyan, Pemalang

33. Kiai Salamon, Wonosobo

34. Kiai Abdul Muhyi, Bekinkin, Cepiring, Wonosobo

35. Kiai Hasan Madjakir, Wonosobo

36. Kiai Mas Soemodiwerjo, Salatiga

37. Kiai Abdul Saman, Trobo, Kendal

38. Kiai Hasan Moecharam, Limbang, Wonosobo

39. Kiai Hasan Iman, Wonosobo

40. Kiai Chasan Monada, Wonosobo

41. Kiai Dolak( Abdullah), Magelang

Page 42: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

31

42. Kiai Srie Kasri, Wonosobo

43. Kiai Abdul Yahya

44. Kiai Mangoenpoetip

45. Kiai Abdoel Jalil

46. Sayyid Abdurrahman, Saparua, Ambon

47. Sayyid Abdullah, Ambon, Maluku

48. Sayyid Abu Bakar, Ambon, Maluku

49. Kiai Abdursyid, Tursino, Kutorajo, Kebumen, Puworejo

50. Kiai Hasan Murtojo, Tursino, Kutorajo, Kebumen, Puworejo

51. Kiai Hasan Mukmin

Hampir bisa dikatakan semua murid tersebut mengembangkan

ajaran Islam dan pemikiran Ahmad Rifa’i di daerah masing-masing

melalui sarana pondok pesantren dan majlis taklim.

F. Hasil Karya K.H Ahmad Rifa’i

Sebagai tradisi ulama-ulama Mutaqaddimin (dahulu) dan ulama-

ulama Mutaakhirin (kumudian). Syaikh Ahmad Rifa’i disamping mengajar

dan mendidik para murid juga sebagian waktunya dimanfaatkan untuk

menulis. Karya-karya ilmiahnya mencapai sekitar 65 judul, kitab-kitab

tersebut dikarang dari tahun 1254H sampai 1275H, di desa Kalisalak,

Batang, Pekalongan.

Karya-karya ilmiah yang dihasilkan dari kecerdasan dan kemahiran

Syaikh Ahmad Rifa’i di Kalisalak antara lain:

Page 43: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

32

1. Surat undang-undang Biyawara (Maklumat) untuk anak murid

di mana saja, sebuah surat yang berisi fatwa Syaikh Ahmad

Rifa’i tentang pentingnya mengamalkan Tarjamah Syari’ah

karangannya, tebal 20 halaman, 178 baris, berbentuk natsar,

selesai tahun 1254 H.

2. Nasihatul Awam ( nasihat untuk kaum awam), kitab yang

membicarakan amar ma’ruf nahi mungkar, bentuk natsar, dan

selesai tahun 1254H atau 1837 M.

3. Syarihul Iman (penjelasan tentang Iman), membicarakan Iman,

Islam, Ihsan, bentuk natsar, tebal 16 koras, 330 halaman, selesai

tahun 1255H atau 1838M

4. Taisir (kemudahan), kitab yang membahas tentang shalat

jum’at menurut Imam Syafi’i qaul qadim dan qaul muktamad,

bentuk natsar, tebal 20 halaman atau satu koras, selesai tahun

1256H atau 1839M.

5. ‘Inayah (Pertolongan) sebuah kitab yang membahas tentang

khalifah Syar’iyah dan Dunyawiyah, berbentuk syair atau

nadzom, selesai tahun 1256H atau 1839H.

6. Bayan (penjelasan), sebuah kitab besar yang membahas ilmu

pendidikan dan dakwah Islam mencakup amar ma’ruf,

berbentuk syair atau nadzom, 19 koras atau 176 halaman.

Selesai 1256H atau 1839 M, dua jilid untuk di Indonesia dan 4

jilid di Univ. Leiden Belanda.

Page 44: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

33

7. Targhib ( kegemaran ibadah), sebuah kitab tetang mengetahui

tatacara mengetahui keagungan dan kekuasaan Allah (Ma’rifat)

8. dan rasa kecintaan kepada Allah berbentuk nadzom atau syair

selesai tahun 1257H atau 1840 M.

9. Thariqod ( jalan kebenaran), kitab besar yang berisi tentang

cara menempuh keridhoan Allah, berbentuk nadzon atau syair.

Selesai tahun 1257H atau 1840M.

10. Thariqat ( jalan kebenaran), sebuah kitab yang membahas

tentang jalan kebenaran dan pegangan hidup untuk menempuh

keselamtan dunia dan ahirat, berbentuk natsar( prosa), selesai

tahun 1257 H atau 1840 M.

11. Athlab ( menuntut), sebuah kitab kecil yang membicarakan hal

menuntut ilmu agama, 1 koras atau 20 halaman, berbentuk

nadzam, selesai 1259H atau 1842 M.

12. Husnul Mithalab (kebaikan ilmu yang dituntut), membahas

ilmu Ushuluddin, Fikih dan Tsawuf. Berbentuk syair , 12 koras

atau 136 halaman, dengan13 x 2 baris, selesai 1259H atau 1842

M.

13. Thulab (pencari kebenaran), kitab yang menjelaskan tentang

kiblat di Jawa, berbentuk nadzam, selesai 1259 H atau 1842 M.

14. Abysar (mengupas), sebuah kitab kecil mengupas tentang arah

kiblat di Jawa, 20 halaman berbentuk syair, dan selesai tahun

1259 H atau 1842 M.

Page 45: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

34

15. Tafriqah (pemisah hak dan batil), membicarakan soal

kewajiban mukallaf kepada Allah dan masyarakat, berbentuk

syair atau nadzom, 30 koras atau 596 halaman, selesai 1260 H

atau 1843 M.

16. Asnal Miqasad ( ketetapan yang harus dikerjakan),

menguraikan ilmu Ushuluddin, fikih, dan Tasawuf , terdiri dari

30 koras dengan 2 jilid besar, selaesai tahun 1261 H atau 1845

M.

17. Tafshilah ( perincian), tentang Iman, Islam dan Ibadah,

berbentuk syair, selesai tahun 126H atau atau 1845 M.

18. Imdad (pertolongan), membahas sifat takabur dan segala

akibatnya, berbentuk nadzam dan 22 halaman atau 226 x 2

baris, selesai tahun 1261 H atau 1845 M.

19. Irsyad (petunjuk), membahas tentang ma’rifat kepada Allah,

berbentuk nadzom 11 x 12 baris, selesai tahun 1261 H atau

1845 M.

20. Irfaq (memberi manfaat), membicarakan Iman dan Islam,

merupakan ringkasan dari kitab-kitab aqidah Islamiyah, mirip

dengan Takhyiroh Mukhtasor, berbentuk nadzam, satu koras

atau 19 halaman, atau 186 x 2 baris, selesai tahun 1261 H atau

1845 M.

21. Nadzom arja’ (pengharapan, penangguhan), kitab tentang

artikel yang berisi hikayah Isra’ Mi’roj Nabi Muhammad,

Page 46: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

35

berbentuk syair, sebanyak 5 koras ataun 96 halaman ( termasuk

syair dan doa) selasai tahun 1261 H atau 1845 M.

22. Jam’ul Masail (kumpulan masalah-maslah),membicarakan tiga

bidang ilmu agama yaitu Ushuluddin, Fikih dan Taswuf,

berbentuk syair sebanyak 376 halaman atau 19 koras, selesai

tahun 1261 H atau 1845 M. Kitab ini masih tersimpan di

perpustakaan pribadi milik Prof. Dr. Snouck Hourgronje di

Negeri Belanda ( saudara Drs. Abdul Djamil MA. Pada tahun

1991 telah melakukan penelitian tentang K.H Ahmad Rifa’i di

Universitas Leiden dan tempat lain di Negara Belanda, ia

berhasil memfoto copy kita-kitab Ahmad Rif’i dan data-data

lain. Kemudian dibawa pulang ke Indonesia sebagai bukti

otentik. Beliau juga menemukan adamya kitab Jam’ul Masail19

koras, di perpustakaan milik Prof. Dr. Snouck Hurgronje d

Belanda) (Ahmad Syadzirin Amin,1995:54-55).

23. Jam’ul Masail (II), membicarakan bidang ilmu Tasawuf dan

Fikih dengan bentuk prosa atau natsar, sebanyak 7 koras atau

136 halaman , selesai 1261 H atau 1845 M Jam’ul Masail ( III),

membicarakan tentang ilmu Tasawuf dengan bentuk natsar,

sebanyak 6 koras atau 116 halaman, selesai tahun 1261 H atau

1845 M.

24. Qowa’id (pilar-pilar agama), kitab yang mencakup bab akhlak,

berbentuk nadzam,selesai tahun 1261 H atau 1845 M.

Page 47: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

36

25. Tahsin (memperbaiki, mempercantik), menerangkan tentang

kewajiban fidyah puasa, berbentuk syair 11 x 2 baris 22

halaman atau 208x 2 baris juga, selesai tahun 1260 H atau 1844

M.

26. Shawalih (perdamaian), membicarakan soal kerukunan ummat

dan Ukhuwah Islamiyah, berbentuk nadzom selesai tahun 1262

H atau 1846

27. Miqshadi (tujuan), membahas soal bacaan surat Al-Fatihah

yang benar, berbentuk nadzom selesai tahun 1262 H atau 1846

M.

28. As’ad (membahagiakan, menolong), kitab yang membahas soal

Iman dan Ma’rifat kepada Allah, berbentuk syair, selesai tahun

1262 H atau 1846 M.

29. Fauziah (keberuntungan, kemenangan), membicarakan

sebagian dosa-dosa besar dan dosa-dosa kecil, berbentuk

nadzom, selesai tahun 1262 H atau 1846 M.

30. Hasaniyah (kebagusan), membicarakan tentang fardhu

mubadaroh bagi mukallap, berbentuk syair dengan 11 x 2 baris,

selesai tahun 1262 H atau 1846 M.

31. Fadhliyah (keutamaan, kebaikan), membicarakn tentang zikit

kepada Allah, 46 halaman atau 2 sepertiga koras dengan 466 x

2 baris, selesai tahun 1263 H atau 1847 M.

Page 48: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

37

32. Tabyianal Islah (perbaikan hubungan), menerangkan khusus

fasal Nikah, Thalaq, Rujuk, dan lain-lain, berbentuk nadzom

atau syair ,11 koras atau 216 halaman, selesai tahun selesai

tahun 1263 H atau 1847 M.

33. Abyanal Hawaij (penjelasan beberapa hajat pokok),

membicarakan bidang ilmu Ushuluddin (Teologi), Fikih dan

Tasawuf,berbentuk nadzom, berisi 6 jilid besar, tebal 82 koras,

35.992 baris atau 1636 halaman dengan 11 x 2 baris, selasai

tahun 1264 H atau 18478 M.

34. Tashriyatal Muhtaj(penguraian bagi yang membutuhkan),

membicarakan tentang muammalah atau bai’, dan lain-lain, satu

jilid besar, tebal 10 koras atau 196 halaman dengan 11 x 2,

selesai tahun 1265 H atau 1879 M.

35. Takhyiroh Muhtashar (pilihan akidah yang diringkas), kitab

kecil yang menerangkan soal Iman, Islam, dan Ihsan, berbentuk

natsar, tebal 1 koras atau 20 halaman selesai tahun 1265 H atau

1848 M.

36. Kaifiyah (metode, tatacara), kitab yang menerangkan tentang

ibadah shalat fardhu, dan puasa ramadhan tebal 7 koras, atau

136 halaman, dengan 11 x 2 baris atau atau 70 halaman (3,5)

koras dengan 15 x 2 baris , kitab tersebut berbentuk syair dan

selesai tahun 1265 H atau 1848 M.

Page 49: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

38

37. Mishbahah (lampu petunjuk), kitab membahas tentang orang

yang meninggalkan shalat fardhu, berbentuk nadzam, tebal 23

halaman atau 390 baris dengan 19 x 2 baris, selesai tahun 1266

H atau 1849M.

38. Riayatul Himmah (penjagaan hendak mengerjakan ibadah),

kitab ini membicarakan ilmu Ushuluddin, Fiqh, dan Tasawuf,

berbentuk syair tebal 25 koras atau 496 halaman dengan 11x 2

atau 10.602 baris, selesai tahun 1266 H atau 1849 M.

39. Ma’uniyah ( bantuan, pertolongan), kitab yang membahas

mukmin dan kafir, berbentu syair atau nadzom tebal 22

halaman dengan 19 x 2 baris atau 392 x 2 baris, selesai tahun

1266 H atau 1849 M.

40. ‘Uluwiyah (kemulyaan, ketinggian), sifat orang takabur dan

akibat dari orang-orang yang menumpuk harta, berbentuk

nadzom, tebal 22 halaman, dengan 19 x 2 dengan 390 baris,

selesai tahun 1266 H atau 1849 M.

41. Rujumiyah (pelemparan), membicarakan akibat orang yang anti

agama dan mengikuti adat maksiat, berbentuk syair dan tebal

39 halam dengan 19 x 2 atau 1378 baris, selesai tahun 1266 H

atau 1849 M.

42. Mafhamah (difahamkan), kitab yang menjelaskan kebenaran

mukmin dan kesalahan kafir, berbentuk nadzom dengan 22

Page 50: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

39

halaman, terdiri dari 790 baris, selesai tahun 1266 H atau 1849

M.

43. Basthiyah (keluasan dalam ilmu), kitab yang berisi tentang

kebenaran hujjah Alqur’an, dan sunah Rasul dan mencegah

bid’ah sesat, berbentuk syair dengan 11 x 2 baris, tebal 7 koras,

atau 136 halaman atau 2989 baris, selesai tahun 1267 H atau

1850 M.

44. Tahsinah (memperbaiki bacaan), menerangkan tajwid bacaan,

menurut Imam ‘Asham dengan bersandaran Imam Jazariy,

berbentuk nadzom tebal 5 koras atau 98 halaman 11 x 2 baris

atau 2139 baris, selesai tahun 1268 H atau 1851 M.

45. Tazkiyah (penyembelihan binatang), menejelaskan hukum dan

tatacara penyembelihan binatang dan yang berkaitan dengan

perkara halal-haram dalam Islam, berbentuk syair, tebal 6 koras

atau 120 halaman dengan 11 x 2 baris atau 2584 baris, selesai

tahun 1269 H atau 1852 M.

46. Fatawiyah (fatwa-fatwa Agama), menjelaskan orang yang

berhak mendapat gelar mufti dan penasehat agama yang

penting untuk kaum awam, berbentuk nazdzom dengan 11 x 2

baris, selesai tahun 1269 H atau 1852 M.

47. Samhiyah (kemurahn hati), kitab mengenai shalat jumat, dan

kemudahan cara mendirikanya dengan qaul qadim, berbentuk

nadzom, selesai dikarang tahun 1269 H atau 1853 M.

Page 51: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

40

48. Rukhsinah (kemudahan hukum), menerangkan kemudahan

musafir dalam shalat jamak qasar, berbentuk syair, dengan 11

x 2 baris atau 40 baris, tebal 20 halaman, selesai dikarang

tahun 1269 H atau 1853 M.

49. Maslahah (pembaharuan keadaa, reformasi), kitab yang

membicarakan hukum pembagian harta pusaka, berbentuk

syair, tebal 10 koras atau 200 halaman, dengan 11 x 2 baris atau

4360 halaman, selesai dikarang tahun 1269 H atau 1853 M.

50. Wadlilah (yang tampak jelas), membicarakan khusus manasik

haji, berbentuk syair, 12 koras atau 240 halaman, 11 x 2 atau

5244 baris, selesai dikarang tahun 1272 H atau 1855 M.

51. Munawirl Himmah (minwaril himmah: lampu penerang cita-

cita), kitab yang berisi kalimat-kalimat yang mengingatkan

orang yang baru meninggal dan orang yang masih hidup, 6

halaman, berbentuk nadzom, selesai dikarang tahun 1272 H

atau 1855 M.

52. Tasyrihatal (penyiarab, penyebaran berita), kitab yang memuat

tentang kewajiban esensial seorang pemuka agama, sebanyak

10 fasal, berbentuk syair, tebal 20 halaman dengan 11 x 2 baris,

selesai dikarang tahun 1273 H atau 1856 M.

53. Mahabbatullah (cinta kepada Allah), menerangkan atas nikmat

Allah dan kewajiban bersyukur atas hamba-NYA. Tebal 30

Page 52: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

41

halaman denga 11 x 2 atau 624 baris, berbentuk syair dan

selesai dikarang tahun 1273 H atau 1857 M.

54. Mirghabut Ta’at (yang menimbulkan keinginan patuh),

membahas kebenaran Iman dan Islam, berbentuk syair dan

merupakan kitab ringkasan, tebal 26 halaman attau 536 baris,

dengan 11 x 2 baris, selesai dikarang tahun 1273 H atau 1857

M.

55. Hujahiyah (Hujajiyah: mengalahkan), menerangkan tatacara

dialog dan diskusi menurut Islam. Berbentuk nadzom dengan

19 x 2 baris. Selesai tahun 1273 H atau 1857 M.

56. Tashfiyah (penjernihan), menerangkan makna surat Fatihah,

berbentuk syair dengan 19 x 2 baris, Selesai tahun 1273 H atau

1857 M.

57. 700 Nadzom doa dan jawabnya,berisi berbagai bacaan yang

muktabarah, bahasa Arab dan terjemahannya berbahasa Jawa.

Berbentuk syair dengan 8 x 2 baris ditulis mulai 1270 H sampai

1273 M.

58. 500 Tanbih Bahasa Jawa, setiap satu tanbihun berisi satu

masalah agama. Berbentuk nadzom dengan 19 x 2 baris. Setiap

tanbihun berisi 3 halaman atau 114 baris, dikarang sejak 1260-

an sampai 1273 H. Maksud dari Tanbihun adalah (pengeleng-

eleng) dalam jawanya dalam kitab KH Ahmad Rifa’i memang

Page 53: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

42

banyak kitab yangb berisi kata Tanbihun dan itu maksudnya

adanya pergantian judul pembahasan dalam setiap kitab.

59. Sihhatun Nikah, (keabsahan nikah), merupakan ringkasan dari

kitab Tabyanal Islah .

60. Nadzom Wiqayah (pemeliharaan, penjagaan), kitab yang

menerangkan amar ma’ruf dan perang fisabilillah, berbentuk

nadzom, dikarang sekitar tahun 1273 H atau 1857 M.

61. Tanbih Rejeng (miring), tanbih tulisan miring berisi fatwa-

fatwa agama, berbentuk natsar terdiri dari puluhan judul, yang

tidak menyebut tahun karangan.

62. Surat-surat penting, berisi fatwa-fatwa agama, yang ditunjukan

kepada penghulu di Pekalongan dan di daerah lain. Disebutkan

pula dalam surat tersebut sejumlah kitab karangan yang disita

oleh penghulu, dan penolakan mereka terhadap ajaran-ajaranya.

63. Kitab tajwid , merupakan ringkasan kitab Tahsinah, tebal 41

halaman, dengan 11 x 2 baris tanpa tahun.

64. Kitab tanpa Judul ,(kemungkinan tersobek), yang berisi fatwa-

fatwa agama, tebal 300 halaman dengan 11 x 2 baris tanpa

tahun.

65. Puluhan lembar tulisan KH Ahmad Rifa’i, dengan bahasa

krama inggil memakai dua ahiran yang sama (Ahmad Syadzirin

Amin,1995:119-127)

Page 54: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

43

Apabila diamati mulai tahun 1254 H samapi 1275 H, Syaikh Ahmad Rifa’i

telah menulis karangan kitab sebanyak 65 karya tulis. Diantara tahun yang tidak

mengarang kitab adalah 1258, 1264, 1268, 1271, 1274 dan 1275H, karena

kesibukan beliau mengajar para santri, dan juga sulit untuk mendapatkan tinta.

Tetapi bisa jadi juga karena tekanan politik dri Belanda. Atau juga bisa jadi kitab-

kitab yang karang beliau pada tahun itu disita pihak Belanda (Ahmad Syadzirin

Amin,1995:119-127).

Dari penulisan di atas, dapat diketahui bahwa K.H Ahmad Rifa’i

merupakan seseorang yang mempunyai cikal bakal seorang ulama, dari nasab

keluarga beliau saja sudah dapat diketahui bahwa dia berasal dari keluarga yang

kental dalam ilmu Agamnya, disebutkan pula kakek serta ayahnya selalu

mengajarinya bab agama baik membaca ataupun menulis Al-Qur’an. Bahkan

setelah ayah dan kakeknya meninggal beliau tinggal bersama kakak kandungnya

di mana kakak kandung Rifa’i adalah istri dari seorang kiai di daerah Kendal yaitu

H. Asy’ari, kakak iparnyapun mengajari Rifa’i dengan berbagai ilmu pokok dan

Rifa’i juga belajar dengan para ulama di daerah sana. Setelah beliau menjadi

ulama santrinya pun banyak datang dari berbagai daerah di dekitar Jawa.

Dari riwayat pendidikan K.H Ahmad Rifa’i dapat diketahui bahwa belaiu

merupakan orang yang sangat rajin belajar dan selalu ingin belajar dan terus

belajar, sembari dia sudah berkeluarga tidak menyurutkan semangatnya untuk

pergi belajar ke Makkah dan Mesir, bahkan di sana sampai sekitar 2 tahun

lamanya, dan jelasnya Rifa’i meninggalkan sanak keluarga di Kendal. Tidak

Page 55: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

44

dipungkiri pula Rifa’i adalah seorang yang sangat cerdas, dapat diukur dari

berbagai kitab yang telah beliau tulis, memang beliau terkenal sebagai seorang

penulis yang produktif dengan berbagai karyanya di bidang Ushul, Fikih, maupun

Tasawuf tertamanya, bahkan sampai sekitar 65 kitab yang beliau tulis. K.H

Ahmad Rifa’i merupakan seorang ulama yang tegas dalam berprinsip dan tidak

takut tantangan dari manusia, keculai yang beliau takuti hanya Allah semata,

bahka pemerintahan Belanda belaiu tidak sedikitpun takut. Dan beliau mempunyai

semangat keras untuk menegakkan hukum Allah yang sudah banyak

diselewengakan terutama di daerah Jawa, dakwahnya memang agak keras tapi

semua itu demi tegaknya syariat Allah.

G. Gambaran Kitab Athlab (اطلب)

Kitab Athlab adalah kitab yang berisi tentang kewajiban menuntut

ilmu bagi semua orang. Dalam hal semua orang diwajibkan menuntut ilmu

apabila tidak mau belajar (menuntut ilmu), maka mengajarlah (menjadi

guru). Dalam syair K.H Ahmad Rifa’i :

مكى ايكى له نظم أطلب نمني # ترجمه جروساءكن شرع علموني

سكع حاج احمد الرفاعي ابن محمد #شافعية مذهبي اهل سنة طرقتي

ءكن عوفيا علم شريعةنجاعالكوني فرنتهي هللا دحاجة # يتا

Mongko ikilah nadzom athlab namane

Terjemah jurusaken syarak ngilmune

Saking haji ahmad rifa’i ibn muhammad

Syafi’iyah madzhabe ahli sunah thariqote

Nejo ngelakoni parintahe Allah dihajat

Nyataaken ngupoyo ngilmu syariat

Artinya:

Maka inilah nadzom athlab namanya

Page 56: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

45

Terjemahan yang menuju pada ilmu syarak

Dari Kyai Haji Ahmad Rifa’i ibn Muhammad

Yang bermadhab syafi’i ahli tariqat

Berniat menjalankan perintah Allah

Menyatakan untuk menuntut ilmu syari’at

Dalam syair di atas menyatakan bahwa kita Athlab pembahasannya

mengenai kewajiban menuntut ilmu.

وجب اتس أسالم سكوساني # كع قوة تولوع تنولوعي هللا فكوني

اتس اكون بجيكى لن ويد اع فعيرني #ميروهكى اع بودو بيجيك لن الني

Wajib atas ahli Islam sakuwasane

Tulung tinulunge Allah pakune

Atas akon becike lan wedi ing Allah

Meruhake ing bodo becik lan alane

Artinya :

Wajib untuk semua ahli agama dalam kuasanya

Yang mampu saling tolong menolong karena Allah

Dengan perintah kebaikan dan takut pada Allah

Memberi pengetahuan pada orang yang bodoh baik dan buruknya

Dalam syair di atas, menyatakan bahwa orang yang berilmu tidak

diwajibkan menuntut ilmu, akan tetapi dia diwajibkan mengajarkan ilmu

pada orang yang bodoh ( Ahmad Rifa’i, 1842: 1-2).

Dalam kitab Bayan Awwal menjelaskan :

فد ع دنيا ني # حجهير كا بيه ارف بنر ففعكرني سير كا بيه ابنهوها

كارن ستوني سير كا بيه تنموني # تنا كونن كابيه بيسوء اخرة فرتيالني

Podo binahuo siro kabeh

Hujjah iro kabeh arep bener pepanggerane

Kerono satuhune siro kabeh tinamune

Tinakonan kabeh bisuk ahirat pertelane

Artinya :

Belajarlah kalian semua di dunia

Page 57: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

46

Karena hujjah untuk kebenaran

Karena sesungguhnya kalian semua

Akan menjadi pertanyaan diahirat nanti

Dalam nadzam di atas menjelaskan bahwa, mencari ilmu di dunia

itu diwajibkan demi hujjah kebenaran, karena sesungguhnya nanti akan

menjadi pertanyaan di ahirat. Maksudnya, menuntut ilmu itu diwajibkan

ketika di dunia, agar nanti akan menjadi bekal di ahirat (Ahmad Rifa’i,

jilid awwal :22)

Kitab Athlab sebuah kitab kecil yang membicarakan hal menuntut

ilmu agama, 1 koras atau 20 halaman, berbentuk nadzam, selesai 1259H

atau 1842 M. Kitab ini merupakan kitab kecil yang isinya mengenai

kewajiban menuntut ilmu. Kitab dalam bahasa Jawa Pegon, atau biasa

disebut dengan kitab Tarajumah .

Gambaran mengenai isi kitab Athlab antara lain adalah :

a. Kewajiban mencari ilmu

b. kewajiban saling tolong-menolong dalam mencari ilmu

c. kewajiban orang yang alim untuk berbagi ilmunya

d. orang bodoh taqsir tidak boleh mengajar

e. beberapa santri yang dianggap bodoh taqsir (bodoh

tidak ada usaha untuk belajar)

f. tanda-tanda mukmin yang jujur

g. mengistiqomahkan syukur kepada Allah SWT

Page 58: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

47

h. Hati orang kafir adalah hati yang penuh dengan

penyakit karena tanpa iman.

i. Kewajiban orang yang sudah Mukallaf

j. Tata krama seorang santri (Ahmad Rifa’i, 1842: 1-18).

Dapat dikatakan bahwa dalam kitab Athlab berisi mengenai

kewajiban menuntut ilmu bagi siapapun, bagi mereka yang sudah pintar

diwajibkan mengajar, dan diwajibkan tolong menolong dalam mencari

ilmu, jadi bagi orang yang faham tentang suatu ilmu diwajibkan untuk

mengajarkan kepada orang lain bukan hanya menyimpannya sendiri.

Dalam kitab juga menyebutkan syarat seorang guru harus adil dan alim.

Dalam kegiatan belajar mengajar tentunya ada etika-etika atau tata krama

bagi seorang santri (peserta didik).

Dari biografi mengenai K.H Ahmad Rifa’i tersbut dapat diketahui

kelebihan dan kekurangan kitab karya Ahmad Rifa’i serta kelemahan serta

kelebihan pribadi seorang K.H Ahmad Rifa’i. Kelebihan kitab karya

beliau yaitu : pembahasan mengenai bab yang dibahas sangat lengkap,

pembahasan masih relevan sampai zaman sekarang. Kekurangan dari kitab

karya Ahmad Rifa’i yaitu: bahasa yang digunakan menggunakan bahasa

terjemah Jawa yang sangat klasik sehingga tidak mudah dipahami,

khususnya bagi anak-anak zaman sekarang, penggunaan bahasa Jawa

pegon juga kurang efektif untuk pembelajaran umum.

Page 59: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

48

Kelebihan sosok K.H Ahmad Rifa’i yaitu beliau merupakan

seseorang yang gigih dalam belajar, memiliki tekad yang kuat, selalu

berpegang teguh terhadap keyakinannya, tidak mudah putus asa, cerdas

dan tegas, selalu mementingkan kepentingan umat dibanding kepentingan

pribadi. Kekurangan beliau yaitu, beliau merupakan orang yang sangat

keras kepala, fanatik dalam penyampaian dakwah, keras dalam

penyampaian dakwah.

Berkaitan dengan penulisan skripsi ini, peserta didik zaman

sekarang yaitu peserta didik yang berada pada zaman serba modern,

penulis berharap agar peserta didik tetap memahami posisi sebagai peserta

didik, memahami kewajibannya, seperti tetap belajar denga rajin, selalu

menghormati orang tua dan menghormati guru-guru di mana pun mereka

belajar. Diharapkan pula untuk peserta didik di era modern ini dapat

menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya agar tidak salah pergaulan

karena semakin maraknya kebebasan penggunaan android serta internet,

diharapkan pula mereka selalu memiliki semangat dalam menuntut ilmu

agar kelak menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama dan

bermaRtabat serta berbobot dalam segala bidang.

BAB III

PEMIKIRAN K.H AHMAD RIFA’I DALAM KITAB ATHLAB

Page 60: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

49

MENGENAI ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMU

A. Pengertian Pesera Didik

Dalam pengelolaan belajar mengajar, guru dan murid memiliki

peranan yang penting. Peserta didik adalah pribadi yang unik, yang

mempunyai potensi dan dan mengalami proses perkembangan. Dalam

proses berkembang itu peserta didik membutuhkan bantuan yang sifat dan

coraknya tidak ditentukan oleh guru tetapi oleh peserta didik itu sendiri,

dalam suatu kehidupan bersama dengan individu-individu lain. Dalam

interaksi belajar peserta didik berfungsi sebagai subyek dan obyek.

Sebagai subyek, karena peserta didik yang menentukan hasil sendiri sesuai

dengan kemampuanya sendiri dalam rangka mencapai hasil belajar dan

sebagai obyek, karena peserta didik yang menerima pelajaran dari guru,

murid menerima pelajaran, bimbingan dan berbagai tugas dan perintah

dari guru (Zakiah Daradjat, 1984 :210-211).

Peserta didik dalam pendidikan Islam selalu terkait dengan

pandangan Islam tentang hakikat manusia (Moh. Roqib, 2009 : 59). Salah

satu dimensi penting dalam sistem pendidikan adalah peserta didik. Dalam

proses pendidikan, peserta didik merupakan subjek dan objek yang aktif.

Dikatakan sebagai subjek karena mereka berperan sebagai pelaku utama

dalam proses belajar dan pembelajaran, sedangkan dikatakan sebagai

objek karena mereka sebagai sasaran didik untuk ditumbuh kembangkan

Page 61: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

50

oleh pendidik. Aktivitas pendidikan tidak akan terlaksana tanpa

keterlibatan peserta didik di dalamnya (A. Fatah Yasin, 2008 : 94).

Peserta didik merupakan salah satu bagian terpenting dalam proses

pendidikan. Hal tersebut mengingat, fokus utama proses pendidikan adalah

pembentukan anak didik menjadi manusia-manusia baru. Menjadikannya

menyadari tentang potensi-potensi kemanusiaan yang dimiliki, dan

menggunakan potensinya itu sesuai dengan norma budaya dan agama yang

dianutnya. Pada tahap lanjut, anak diharapkan menyadari pula posisi

kemanusiaan yang melekat pada dirinya melalui proses pendidikan yang

dijalani. Yaitu, dapat lebih mengenal dirimya dan penciptanya, sekaligus

mengerti posisi di antara keduanya serta melakukan hubungan-hubungan

manusia- Tuhan sebagaimana seharusnya (Muslih Usa dan Aden Widjan

SZ, 1997: 43).

Character education does not marely teach what is right and what

is wrong, more than that character education inculcates habituation about

good things so learners become (cognitive domain) about which is right

and wrong, able to feel (affective domain) value good and commonly do it

(psycomotor domain)( Awalina Maftukhah, 2017: 169).

Terjemah :” pendidikan karakter tidak hanya mengajarkan apa yang benar

dan apa yang salah lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan

habituasi tentang hal-hal baik sehingga peserta didik menjadi (domain

kognitif) dimana yang benar dan salah mampu meraskan ( domain afektif)

nilai yang baik dan yang biasa melakukanya (domain psikomotor).

Dalam hal ini masih berkaitan dengan paragraf di atas yaitu mengenai

norma budaya yang harus dimiliki peserta didik, pendidikan karakter juga

harus dimiliki seorang peserta didik.

Page 62: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

51

Berkaitan dengan amal, maka anak akan terdorong dengan kreasi

dan menerapkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Dalam konteks yang

demikian, bekal normatif yang dimilikinya harus terlebih dahulu

dikuatkan. Artinya anak harus memiliki keteguhan diri untuk tetap

menjunjung tinggi nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat dan agama

yang diyakinimya (Muslih Usa dan Aden Widjan SZ, 1997: 44).

Anak didik dalam komponen pendidikan yang tidak bisa terlepas

dari sistem kependidikan, sehingga ada aliran pendidikan yeng

menempatkan anak didik sebagai pusat segala usaha pendidikan (aliran

child centered ). Mengingat pendidikan itu merupakan proses pembinaan

dan perkembangan terhadap potensi fitrah yang dimiliki peserta didik

(Khoiron Rosyadi, 2004 :192).

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha

mengembangkan potensi diri melalui proses pendidikan. Sosok peserta

didik umumnya merupakan sosok anak yang membutuhkan bantuan orang

lain untuk bisa tumbuh dan berkembang ke arah kedewasaan. Ia adalah

sosok yang selalu mengalami perkrmbangan sejak lahir sampai meninggal

dengan perubahan-perubahan yang terjadi secara wajar. Menurut Sutari

Burnadi dalam buku yang berjudul Ilmu Pendidikan karya Dwi Siswoyo,

peserta didik sangat tergantung dan membutuhkan bantuan dari orang lain

yang memiliki kewibawaan dan kedewasaan (Dwi Siswoyo, dkk, 2008:

87).

Page 63: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

52

Pengertian peserta didik dalam arti luas adalah siapa saja yang

berusaha untuk melibatkan diri sebagai peserta didik dalam kegiatan

pendidikan, sehingga tumbuh dan berkembang potensinya, baik yang

masih berstatus anak maupun orang yang sudah dewasa. Dalam UU

Sisdikanas 2003 pasal 1, dijelaskan bahwa yang disebut peserta didik

adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri

melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis

pendidikan. Dalam konteks ini berarti siapa saja bisa menjadi peserta

didik, apabila mereka mengikuti proses pembelajaran pada jalur, jenjang,

dan jenis pendidikan tertentu yang diselenggarakan oleh masyarakat

maupun pemerintah (A. Fatah Yasin, 2008 : 95).

Peserta didik menurut K.H Ahmad Rifa’i adalah seseorang yang

ingin mencari ilmu dan seseorang yang ingin mengetahui suatu hukum

syariat menuju jalan ridha Allah ( Ahmad Rifa’i :2).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa peserta

didik adalah siapa saja pihak yang mengikuti pembelajaran dalam

pendidikan formal maupun non-formal, baik diselenggarakan oleh

masyarakat maupun pemerintah, tidak terbatas umur dan bertujuan untuk

meningkatkan potensi-potensi individu.

B. Menuntut Ilmu

أطلب العلم ولو بالصينو , فإن طلب العلم فريضة على كل مسلم , أن المال كة تضع

أجنحتها لطلب العلم رضا ء بما يطلب )رواه ابن عبد البر(

Page 64: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

53

“carilah ilmu sekalipun ke negeri Cina, karena sesungguhnya

mencari ilmu adalah wajib atas setia muslim,. Sesungguhnya para

Malaikat menanungkan sayapnya kepada orang yang mencari ilmu

karena ridha terhadap amal perbuatan itu”

Mencari ilmu itu wajib hukumnya, terlebih ilmu agama karena

ilmu agama dapat menghantarkan pemiliknya kepada kebahagiaan di

dunia dan ahirat. Orang yang mencari ilmu didoakan oleh semua malaikat

sehingga digambarkan dalam hadis di atas bahwa mereka mengangkat

sayapnya pada orang-orang yang sedang menuntut ilmu, karena mereka

ridha terhadapnya. Dalam hadis lain disebutkan pula bahwa orang-orang

yang mencari ilmu itu didoakan oleh semua makhluk yang hidup hingga

ikan-ikan yang ada di laut pun ikut mendoakannya. Sayyid Ahmad Al-

Hasyimi( 1987: 565), Hadisnya adalah:

طلب العلم فريضة على كل مسلم وإن طا لب العلم يستغفر له كل شيئ حتى

البحر )رواه ابن عبد البر عن أنس( الحيتان في

“menuntut ilmu itu wajib bagi semua muslim sesungguhnya orang

yang menuntut ilmu dimintakan ampunan baginya semua makhluk

hingga ikan-ikan yang ada di laut”

Menuntut ilmu agama itu fadhu ‘ain, sedangkan menuntut ilmu

yang menyangkut kemaslahatan hukumnya fardhu kifayah. Segala sesuatu

ikut mendoakan orang yang sedang menuntut ilmu dan memintakan

ampunan pada Allah untuknya hingga ikan yang ada di laut pun ikut

memohonkan ampun.

Page 65: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

54

Cina dalam hadis ini menunjukan pengertian negeri terjauh, hadis

ini merupakan bukti sejarah bahwa bangsa Arab pada saat itu telah

mengenal negeri Cina. Demikian pula sebaliknya, orang-orang Cina pun

telah mengenal negeri Arab. Atau makna yang dimaksud ialah mencari

ilmu yang berkaitan dengan maslahat orang banyak karena sejak zaman

dahulu di negeri Cina terkenal sebagai negeri pembuat kertas dan lain-lain

yang tidak dapat dibuat di negeri Arab. Berdasarkan pengertian ini maka

makna yang dimaksud adalah carilah ilmu apapun yang bermanfaat bagi

kepentingan orang banyak ( Sayyid Ahmad Al-Hasyimi, 1987:143).

Keutamaan mencari ilmu dalam, Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri

(2004: 67), pelajarilah ilmu karena mempelajari ilmu menambah rasa takut

kepada Allah, mancarinya merupakan ibadah, mengingatkannya sebagai

tasbih, mendalaminya merupakan jihad, mengingatkan pada orang yang

sudah mengerti-taqarub, mengajarkannya pada orang yang belum mengerti

adalah shadaqah.

Keutamaan yang lain disebutkan pula dalam hadis :

خرج في طلب العلم فهو في سبيل اهللا حتى يرجع )رواه الترمذ(من

“ barang siapa yang keluar dari rumahnya, dalam rangka

menuntut ilmu, maka ia termasuk fisaالilillahhingga ia pulang ke

rumahnya (H.R Tirmidzi).

ى الجنة )رواه مسلم(من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل هللا له طريقا ال

“Barang siapa yang meniti jalan untuk menuntut ilmu, maka

akan akan memudahkan jalanya menuju surga”

(Edi Purwanto dan Siti Safiroh, 2008:11).

Page 66: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

55

Pengertian ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang berasal dari

pengamatan panca indera, dari pengalaman yang disebut dengan

pengetahuan empirik. Ilmu juga dapat berawal dari cara berfikir manusia

dengan menggunakan rasio, ilmu tersebutdisebut dengan ilmu rasional

(Beni dan Abdul, 2012:17).

Menurut K.H Ahmad Rifai menuntut Ilmu dengan memberikan

pengetahuan kepada orang yang bodoh, dan mengingatkan orang ynag

alim fasiq yang lalai, dan mengingatkan pada orang yang lalai dalam

menjalankan perintah Allah (Ahmad Rifa’i :3).

C. Adab Peserta Didik dalam Menuntut Ilmu dalam kitab Athlab

Kitab Athlab adalah kitab yang berisi tentang kewajiban menuntut

ilmu bagi semua orang. Dalam hal semua orang diwajibkan menuntut ilmu

apabila tidak mau belajar (menuntut ilmu), maka mengajarlah (menjadi

guru). Dalam syair K.H Ahmad Rifa’i :

مكى ايكى له نظم أطلب نمني # ترجمه جروساءكن شرع علموني

سكع حاج احمد الرفاعي ابن محمد #شافعية مذهبي اهل سنة طرقتي

نجاعالكوني فرنتهي هللا دحاجة # يتا ءكن عوفيا علم شريعة

Mongko ikilah nadzom athlab namane

Terjemah jurusaken syarak ngilmune

Saking haji ahmad rifa’i ibn muhammad

Syafi’iyah madzhabe ahli sunah thariqote

Nejo ngelakoni parintahe Allah dihajat

Nyataaken ngupoyo ngilmu syariat

Artinya:

Maka inilah nadzom athlab namanya

Terjemahan yang menuju pada ilmu syarak

Dari Kyai Haji Ahmad Rifa’i ibn Muhammad

Yang bermadhab syafi’i ahli tariqat

Page 67: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

56

Berniat menjalankan perintah Allah

Menyatakan untuk menuntut ilmu syari’at

Dalam syair di atas menyatakan bahwa kitab Athlab

pembahasannya mengenai kewajiban menuntut ilmu.

سكوساني # كع قوة تولوع تنولوعي هللا فكونيوجب اتس أسالم

اتس اكون بجيكى لن ويد اع فعيرني #ميروهكى اع بودو بيجيك لن الني

Wajib atas ahli Islam sakuwasane

Tulung tinulunge Allah pakune

Atas akon becike lan wedi ing Allah

Meruhake ing bodo becik lan alane

Artinya :

Wajib untuk semua ahli agama dalam kuasanya

Yang mampu saling tolong menolong karena Allah

Dengan perintah kebaikan dan takut pada Allah

Memberi pengetahuan pada orang yang bodoh baik dan buruknya

Dalam syair di atas, menyatakan bahwa orang yang berilmu tidak

diwajibkan menuntut ilmu, akan tetapi dia diwajibkan mengajarkan ilmu

pada orang yang bodoh ( Ahmad Rifa’i, 1842: 1-2).

Kitab Athlab sebuah kitab kecil yang membicarakan hal menuntut

ilmu agama, 1 koras atau 20 halaman, berbentuk nadzam, selesai 1259H

atau 1842 M. Kitab ini merupakan kitab kecil yang isinya mengenai

kewajiban menuntut ilmu. Kitab dalam bahasa Jawa Pegon, atau biasa

disebut dengan kitab Tarajumah (Ahmad Rifa’i, 1842: 1-18).

ريد ادب رمة الم ته ولميت حيا في # لشيخه حفظ الح

اتوي تتكرماني انق مريد تنموني # ايكو واجب رمكسا حرمة انني

Page 68: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

57

ملياءكن كدوي كوروني سكوسني #اعدلم نلكاني اوريفي لن ماتني

فرنتهي كوردي توت بوري#ايكيله تيفعي عرف تنيمو نتور واجب

ه في حقه بقد ر # طا قته كذا اتباع االمر قيا م

جنعاكن مريد ايك تنموني#اعدلم كروحقي كروتنمو واجب

كواجبني

كلون سقدر كوساني مريد سررني#كيامعكونو نكانيفكوني كوروني

رف عدوهي سكع جكهن كنيرا #ايكي له ما له تفوعي عواجب

وجارا

وان له خال ف ه قد ظهرا # كذا اجتنا ب نهيه بال مرا

كع وس ظاهراورا ۲سند ينكدوي كورونلياني كالكون#تمنلن

كوي كسونتني

فون واجب انوت اع كورو فرنتهن#كيا معكونو عدوهي سكع

جكهن

(Ahmad Rifa’i,:29-30 ).

Adabul muriidi khifdhul hurmati

Listaihihii fiihaayatihii walmayyiti

utawi tatakramane anak murid tinamune

iku wajib rumekso hormat anane

mulyaaken kaduwe gurune sakuwasane

ing dalem nalikane uripe lan wus matine

wajib parintahe guru ditut buri

ikilah tepunge ngarep tinemu nutur

qiyaamuhu fihaqqihi biqodrin

thaaqatihii kadhaa itbaa’ul amri

wajib jenengaken murid iku tinamune

ingdalem guru haqe guru tinemu kewajiban

kelawan sekodar kuosone murid sarirane

koyo mengkono nekani pakune gurune

Page 69: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

58

wajib ngedohi saking cegahan kiniro

ikilah malih tepunge ngarep wicara

wainlahuu khilaafuhuu qoddhoharoo

kadhaa ijtinaabunahiihi bilaa miraa

lan sanadyan kaduwe guru nulayani kelakuhan

temen-temen kang wus dhohir ora gawe kasunatan

pun wajib anut ing guru parintahan

kaya mengkono ngedohi saking cegahan

artinya :

Adabul muriidi khifdhul hurmati

Listaihihii fiihaayatihii walmayyiti

Tatakrama bagi seorang murid atau anak didik

Yaitu wajib menghormati gurunya

Memulyakan pula seorang guru

Ketika masih hidup maupun sudah meninggal

Dan wajib mengikuti apapunyang diperintahkan oleh guru

Inilah gabungan untuk syair di atas

qiyaamuhu fihaqqihi biqodrin

thaaqatihii kadhaa itbaa’ul amri

wajib bagi seorang murid

dengan sebisa murid dalam melakukan

seperti menjalankan perintah dari guru

dan menhauhi larangan yang dilarang oleh sang guru

wainlahuu khilaafuhuu qoddhoharoo

kadhaa ijtinaabunahiihi bilaa miraa

meskipun periaku sang guru tidak seperti adat biasanya

sungguh semua itu bukan hanya sebuah sunah

akan tetapi wajib menjalankan perintahnya

seperti menjauhi larangan yang dilarang guru

Dalam Nadzom di atas menyatakan bahwa peserta

didik dalam menuntut ilmu harus mempunyai tatakrama,

yaitu menghormati dan memuliakan guru, bahkan

disebutkan pula meskipun sang guru sudah tidak hidup lagi

rasa hormat terhadap guru harus tetap ada, tidak hanya

kepada guru tetapi kepada anak turun dari sang guru. Dan

sebagai murid harus hormat salah satu caranya adalah

Page 70: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

59

dengan selalu melaksanakan perintah guru dan menjauhi

larangannya, meskipun apa yang diperintahkan kita tidak

suka, tetapi atas dasar rasa ta’zim kita harus melaksanakan

karena keberkahan ilmu bisa jadi kita dapatkan dari hal

tersebut. Dan disebutkan pula dalam syair yang terahir

meskipun terkadang perintah seorang guru tidak sesuai

dengan adat kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari atau

biasa diebut “nulayani adat” dalam bahasa Jawa, kita

sebagai seorang penuntut ilmu harus melaksanakan perintah

tersebut. Dalam buku Etika Menuntut Ilmu terjemah kitab

Ta’lim Muta’alim ( Imam Burhanul Islam Azzarnuji, 2012:

70), seseorang yang mencari ilmu tidak akan manfaat

ilmuny kecuali dengan mengagungkan ilmu dan orang yang

berilmu (guru), mengagungkan dan menghormati guru,

seperti dikatakan : “ tidaklah seseorang mancapai

keberhasilan melainkan dengan penghormatan dan

tidaklah seseorang mengalami kegagalan karena ia tidak

hormat” . berakhlak baik terhadap guru adalah kewajiban

bagi sorang peserta didik. Dalam kitab Washoya Al-Aba’

Lil Abnaa’ menyatakan “ wahai anakku tidak ada sesuatu

yang lebih membahayakan pelajar dari pada amarah para

guru dan ulama. Oleh karena itu wahai anakku, janganlah

engkau membuat marah seorang guru atau bersikap tidak

Page 71: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

60

sopan padanya, sekurang-kurangnya dari akibat yang

ditimbulkan oleh amarah para guru adalah terputus

pelajaran dan pemutusan hubungan” (Muhammad Syakir,

2011:51).

مموروء كفايه كواجبا ني #تركدع ددفرض عين تنموني حكومي

سبب ايجين اورننا ووع ليا ني #كع بسا مموروء سرت كوسا فمردني

ووع جالؤ وروء كنورهن #ايكوفرض عين سبين ووع ككورعن حكمي

دوجبكن ارف فتاكو نن #اعتسي ووعكع فد كتكليفنكع

Hukume memuruk kifayah kewajibane

Terkadang dadi fardhu ‘ain tinamune

Sebab ijen ora ana wong liyane

Kang bisa memuruk sarta kuasa pamerdine

Hukume wong jaluk wuruk kinawaruhan

Iku fardhu ‘ain saben wong kekurangan

Kang diwajibaken arep pitakonan

Ingatase wongkang podo kataklifan

Artinya :

Hukum bagi orang yang mencari ilmu adalah wajib kifayah

Terkadang menjadi fadhu ‘ain pula

Sebab tidak ada orang yang lain

Yang bisa mencari ilmu yang kuasa segalanya

Hukum bagi orang yang mencari ilmu

Page 72: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

61

Yaitu fardhu ‘ain bagi yang kekurangan

Yang diwajibkan menanyakan

Bagi orang yang taklif

K. H Ahmad Rifa’i dalam syair menyebutkan mengenai

hukum mencari ilmu dalam kitab Bayan jilid 1 ini menyebutkan bahwa

menutut ilmu hukumnya adalah fardhu kifayah, yang dimaksud dengan

fardhu kifayah adalah fardhu yang sudah menggugurkan kewajiban semua

orang apabila sudah ada salah seorang yang melakukannya. Jadi apabila

sudah ada menuntut ilmu maka sudah gugurlah kewajiban orang lain.

Akan tetapi apabila tidak ada seorang pun yang mencari ilmu maka

menjadi kewajiban bagi orang yang ada di suatu daerah yang tidak ada

yang mencari ilmu menjadi fardhu ‘ain.

اناني ديهن ياكعووع مموروء تنموني#ايكو فتع فركار ركوني سكيه

ني #ووعكع دوروء كال كوها ني كفندوكع مموروء ووع

فرتكالي نندء كن كفعتعلم كع دورو كا كن # كفعتلو

اوكا شرطي ارف فهما كي #سبن ركون سرطي دي كنطياءكن

صح مموروءتنموني #ايكو تلوع فركار وويالعا ني شرط سيكه

ارف وروه اع حكوماني كفعتلو# كفندونياسالم عاقل ديهن كع

(Ahmad Rifa’i, : 3-4). Bayan

Sekeh rukune wong memuruk tinamune

Iku patang perkoro ya kangdihin anane

Wongkang memuruk kapindone

Wongkang diwuruk kelakuhane

Kaping telu ngilmu kang diwuruaken

Page 73: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

62

Kapingpat pertikele nindaaken

Uga syarate arep mahamaken

Saben rukun syarate diganteake

Sekeh syarat memuruk tinamune

Iku telung parkoro wewilangane

Kangdihin islam ‘aqil kapindone

Kapingtelu arep weruh ing hukumane

Artinya:

Rukun orang yang mencari ilmu itu

Ada empat, pertama adanya

Ada orang yang mencari kedua

Adanya orang yang mengajar

Yang ketiga adanya ilmu yang dicari

Yang keempat kemauan mau melakukan

Juga syarat yang akan dipahamkan

Setiap rukun dan syarat harus diperhatikan

Syarat orang yang mencari ilmu

Ada tiga perkara

Yang pertama islam yang kedua ‘aqil

Yang ketiga ingin mengetahui suatu hukum

Dalam penjelasan di atas menyatakan bahwa rukun dari

orang yang mencari ilmu ada empat :

1. Adanya orang yang mencari ilmu, maksudnya adalah santri

atau peserta didik. Jadi dalam proses pembelajaran harus ada

peserta didik di dalamnya sebagai komponen dalam proses

pembelajaran.

2. Adanya pengajar(guru), guru sebagai seorang pendidik

sekaligu pengajar dalam proses pembelajaran.

3. Adanya ilmu yang dicari, yang dimaksud adalah adanya ilmu

yang akan dipelajari atau materi yang akan dipelajari.

4. Adanya kemauan untuk belajar dan mencoba untuk memahami

apa yang dipelajari.

Page 74: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

63

Selanjutnya adalah syarat orang yang mencari ilmu ada 3

yaitu: Islam, Aqil, sessorang itu mempunyai keinginan untuk

memahami dan mempelajari ilmu.

ووع مموروء ايكو نصيحة #سو فيا نريمها اع علم منفعة فرتيكلي

كع ددي رضاني هللا واجب دهمة #لن ييكها اع عوم ككرفني جلونة

اع علم نوروتي اع هواني #كارانا دنيا فنيجا اعدلم اتني عوفيا

علم لن عمل كنوي الة عوفياني #مارع ارت لن كمليان دنياني

)Ahmad Rifa’i, : 5)

Pertikele wong memuruk iku nasihat

Supoyo nerimoho ing ‘alim manfaat

Kang dadi ridhane Allah wajib dihimmat

Lan nyegaho ing ‘awam kekarepane jelunat

Ngupoyo ing ‘alim nuruti ing hawane

Kerono duna peneja ingdalem atine

‘alim lan ‘amal ginawe alat ngupayane

Maring arto lan kamulyan dunyane

Artinya :

Baiknya bagi orang yang mencari ilmu adalah nasihat

Agar bisa mendapatkan ilmu yang manfaat

Yang di ridhoi oleh Allah SWT

Dan hindarilah sifat keawaman yang menjeruskan pada keburukan

Mencari ilmu dengan memenuhi keinginan

Karena dunia sebagai niat di dalam hatinya

Ilmu dan amal sebagai alat mencari

Arta harta dan kemulyaan dunia

Syair di atas membahas mengenai sesorang yang mencari

ilmu harus siap menerima semua nasihat dari guru agar

mendapatkan ilmu yang bermanfaat, atas keridhaan Allah SWT

dan ridha dari guru. Dan agar dapat dihindarkan dari sifat

keawaman, maksudnya sama sekali tidak mengerti ilmu agar

Page 75: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

64

nantinya tidak terjerumus kepada keburukan, mencari ilmu diniati

agar mendapatkan pengetahuan dan dapat diamalkan. Ilmu dan

amal sebagai alat untuk mencari kemulyaan baik kemulyaan dunia

maupun akhirat.

كواجباني #ووعكع جلوء وورؤتنموني شرط كهسي اتوي

ايكو لمع فركارويلعن فرتيالني #اسالم عاقل بالغ يتا ككورعني

كفعلما ني ارف فتاكونن #ميله اع علم عدل كنورونن شرط

كع ددي كفرجيا ءني فعيرن #اوكا دد خليفه رسول هللا كنورهن

واجب اعتماد فتواني #علم عدل سبب صدق فتوترني سرت

Utawi sekeh syarat kewajibane

Wongkang jaluk wuruk tinamune

Iku limang perkoro wilangan partelane

Islam ‘aqil baligh nyata kekurangane

Syarat kapinglimane arep pitakonan

Milih ing ‘alim ‘adil kinawaruhan

Kang dadi kaparcayaan pangeran

Uga dadi khalifah rasulullah kinawaruhan

Sarta wajib i’timad fatwane

‘alim adil sebab adil pituturane

Artinya :

Beberapa syarat kewajibanya

Bagi orang yang mencari ilmu

Ada lima perkara

Islam, ‘aqil, baligh, yang kekurangan

Syarat yang kelima menanyakan

Memilih pada alim adil

Yang menjadi kepercayaan pangeran

Juga menjadi pengganti Rasulullah

Juga wajib mengikuti fatwanya

Page 76: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

65

Karena orang yang alim,adil benar perkataanya.

Selanjutnya dalam syair di atas membahas mengenai, syarat

wajib orang yang mencari ilmu ada lima perkara, yaitu Islam, Aqil,

Baligh orang yang masih belum mengerti agama, dan harus

mencari guru yang alim dan adil. Syarat yang kelima ini

merupakan hal yang sangat penting karena alim yang adil

merupakan kepercayaan Allah, dan sebagai pengganti dari

Rasulullah SAW, dan alim yang adil wajib diikuti fatwanya, yaitu

melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya, orang alim

dan adil pasti selalu jujur dalam perkatan dan dalam segala hal.

Berdasarkan penulisan di atas, dapat dikatakan bahwa

“Adab Pesrta Didik dalam Mentutut Ilmu menurut K.H Ahmad

Rifa’i adalah sebagi berikut :

1. Adab seorang peserta didik terhadap guru adalah selalu

menaati perintah guru serta menjauhi semua yang

dilarang oleh guru, meskipun perintah tersebut tidak

disukai.

2. Ta’zim pada guru dalam segala hal

3. Jangan sampai menyakiti perasaan guru

4. Jangan sampai membuat marah seorang guru

5. Selalu mengormati guru, karena kemanfaatan ilmu di

dapat dari ridho seorang guru

Page 77: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

66

6. Hukum mencari ilmu adalah fardhu ‘ain, karena ilmu

merupakan pedoman kita dalam melakukan segala hal.

Seorang penuntut ilmu wajib mendengarkan nasehat

orang lain, terutama nasehat seorang guru. Karena ridho

guru adalah ridho Allah ketika mencari ilmu. Ilmu yang

disertai dengan amal akan membawa kemulyaan dunia

dan ahirat. Wajib mencari guru yang alim dan adil,

karena seorang guru yang alim dan adil adalah kekasih

Allah dan pengganti para Rasul.

Page 78: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

67

BAB IV

ANALISIS ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMU

MENURUT K.H AHMAD RIFA’I DALAM KITAB ATHLAB

A. Analisis Adab Pesera Didik dalam Menuntut Ilmu Menurut K.H Ahmad

Rifa’i dalam Kitab Athlab

Peserta didik yang ingin memperoleh ilmu pengetahuan harus

selalu mengikhlaskan niat dalam belajar, sebab niat yang baik dan ikhlas

dapat mengubah suatu kebiasaan menjadi amal ibadah (Sayyid Idrus bin

Salim Jufri,2002 : 113). Sabar dan patuh dan tidak mengingkarinya

terhadap apa yang diberikan guru merupakan salah satu sifat yang harus

dimiliki peserta didik dalam menuntut ilmu, dalam buku Pengajaran dan

Pendidikan Islam (202: 113) Imam Syafi’i pernah menulis syair yang patut

untuk direnungkan oleh peserta didik

Hendaklah kamu berlaku sabar dalam mengahadapi kemarahan guru

Karena selalu kegagalan belajar adalah karena meninggalkan guru

(Sayyid Idrus bin Salim Jufri,2002 : 113).

Maksud dari syair di atas adalah bahwa kesabaran dalam

mengahadapi kemarahan guru akan memberkahi peserta didik dalam

menuntut ilmu, dan kebanyakan seseorang gagal mendapatkan ilmu yang

bermanfaat karena meninggalkan guru atau tidak ta’zim dengan perintah

guru, sehingga tidak mendapat kridhoan dari guru ketika menuntut ilmu.

Menurut Az-Zarnuji dalam buku Pengajaran dan Pendidikan Islam karya

Page 79: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

68

Sayyid Idrus bin Salim, mengatakan bahwa memuliakan guru pada

hakikatnya sama dengan memuliakan ilmu.

Kewajiban peserta didik dalam menuntut ilmu menurut Imam

Ghazali dalam buku Tiga Aliran Utama Pendidikan Islam (2002: 124-128)

:

1. Mempriotaskan penyucian diri dari akhlak tercela dan sifat buruk, sebab

itu bentuk peribadatan hati, shalat rohani dan pendekatan batin kepada

Allah. Sebagimana sholat merupakan amaliyah lahir saja tidak sah tanpa

adanya thaharah dari hadas dan kotoran demikian halnya ibadah batin

tidak sah kecuali dengan penyucian diri dari noda-noda akhlak.

2. Peserta didik menjaga diri dari kesibukan duniawi.sebab bergelut dengan

kesibukan duniawi dapat memalingkan konsentrasi belajarnya, sehingga

kemampuan menguasai ilmu menjdi tumpul.

3. Tidak membusungkan dada terhadap orang alim, melainkan bersedia

melaksanakan tugas dan nasihatnya. Sebab pasien sudah sewajarnya

mematuhu anjuran dari dokter seperti itu analoginya. Murid juga

dianjurkan untuk rendah hati dan berhikmad pada guru.

4. Bagi penuntut ilmu pemula hendaknya menghindarkan diri dari mengkaji

variasi pemikiran dan tokoh, baik menyangkut ilmu duniawi maupun

akhirat. Sebab hal ini dapat menimbulkan kekacaun dan memecah

konsentrasi. Ia harus lebih dahulu menguasai disiplin ilmu dengan seorang

guru baru mengkaji ragam pikiran yang lainya.

Page 80: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

69

5. Penuntut ilmu tidak mengabaikan suatu disiplin ilmu apapun yang terpuji,

melaikan bersedia mengkajinya hingga tau akan orientasi dari disiplin

ilmu yang dimaksud. Apabila usia dan kesempatan mengizinkan ia bisa

mendalaminya lebih lanjut. Namun jika tidak bisa mempriotaskan ilmu

yang terpenting untuk didalami.

6. Menuntut ilmu tidak dilakukan secara sekaligus, akan tetapi perlu bertahap

dan diperiotaskan untuk yang lebih penting. Sebab sekiranyan umur sudah

tidak mencukupi makan diperiotaskan untuk mempelajari ilmu yang

terpenting dan terbaik, sehingga bisa menjadi pakar ilmu yang mulia, yaitu

ilmu muamalah, maupun ilmu ahirat.

7. Penuntut ilmu tidak melangkah mendalami tahap ilmu berikutnya hingga

dia benar benar sudah menguasai ilmu sebelumnya. Sebab ilmu itu

bersinambung secara linier satu sama saling terkait.

8. Penuntut ilmu hendaknya mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan

dapat memperoleh ilmu yang paling mulia. Kriteria kemuliaan dan

keutamaan ilmu didasarkan pada dua hal: pertama, keutaman hasil dan

yang kedua realibitas landasan argumentasinya.

9. Tujuan belajar penuntut ilmu adalah pembersihan batin dan menghiasinya

dengan keutamaan serta pendekatan diri kepada Allah serta meningkatkan

maqam spiritualnya. Sebaliknya bukan bertujuan mencari kedudukan,

kekayaan dan popularitas. Dengan demikian maka prioritas utama adalah

ilmu ahirat tapi jangan meremehkan ilmu-ilmu lain.

Page 81: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

70

10. Mampu mengetahui relasi ilmu yang dikajinya dengan orientasi yang

dituju sehingga dapat memilih ilmu yang akan diperiotaskan ( Muhammad

Jawwad Ridlo, 2002: 124-128).

Peserta didik juga harus mencari seorang guru yang paling

alim, paling wara’, dan lebih tua, seperti halnya Abu Hanifah memilih

Hammad bin Sulaiman Rahimahullah setelah beliau berfikir panjang

dan beliau mengatakan “ Aku mendapati beliau sebagai seorang guru

yang berwibawa, lembut dan penyabar.” (Imam Burhanul Islam

Azzarnuji, 2012:49). Alasan mengapa harus mencari yang lebih tua

karena jika guru lebih tua dari peserta didik akan lebih punya rasa

hormat terhadapnya, dibandingkan dengan yang sebaya atau lebih

muda, secara tidak langsung apabila guru sebaya atau lebih muda dari

pesrtta didik akan sedikit punya rasa hormat terhadapnya.

Dalam kitab Takhyiroh Mukhtasor karya Ahmad Rifa’i syarat

sah seorang guru ada dua, yaitu :

كع ديهن عالم ويروه اع فعكارني شرعتي نبى محمد كفند عادل

وراعال كوني ستعهي دوسا كدي لن اورا عالكوءكين رواية ا

ستعهي حرام جليك ارن عادل روية كومفول ففت اسالم عاقل بالغ

اورا فاسقKangdihin alim weruh panggerane sayriate nabi Muhammad,

kapindo adil riwayat ora ngelakoni satengahe dosa gede lan ora

ngelakoni satengahe haram cilik, aran adil riwayat kumpuk papat

Islam, aqil, bailigh, ora fasiq.

Artinya :

Yang pertama alim yang mengetahui syariat nabi Muhammad Saw,

yang kedua adilyang tidak melakukan dosa besar ataupu dosa kecil,

Page 82: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

71

yang dimaksud dengan adil riwayat ada empat yaitu : Islam, aqil,

baligh, dan tidak fasiq ( Ahmad Rifa’i, 2006: 5).

Bedasarkan syair di atas dapat dikatakan bahwa syarat seorang

ada dua yaitu adil, alim. Yaitu alim adil, yang faham dengan syariat

nabi Muhammad, dan tidak melakukan dosa besar maupun kecil.

Mengapa mencari guru harus yang adil dan alim karena telah

banyak diketahi sekarang ini banyak orang yang kealimanan

diragukan serta keadilannya kurang dapat diandalkan. Yang

dimaksud adil dalam kitab ini ada empat yaitu:

1. Islam, seorang yang dikatakan adil dalam pembahasan ini

adalah seseoeang yang beragama islam

2. Aqil, seorang yang berakal sehat

3. Baligh, orang yang sudah baligh atau sudah dalam umur

baligh, sudah dapat membedakan mana yang haq dan mana

yang bathil.

4. Tidak fasiq, bukan orang fasiq, yaitu bukan orang yang

selalu mengerjakan dosa kecil secara terus-terusan padahal

sudah tau bahwa hal yang dilakukan adalah dosa (Rifai,

2006 : 5-6).

Al- Hakim berkata : Bila engkau pergi ke kota Bukhara

jangan tergesa-gesa mengunjungi para imam, tapi tinggalah dua

bulan sambil engkau amati dan engkau pilih seorang guru,

karena bila engaku tergesa-gesa mendatangi seorang alim bisa

Page 83: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

72

jadi pelajaranya tidak menarik bagimu lalu engkau

meninggalkannya dan beralih kepada alim yang lainya dengan

demikian engaku tidak akan diberkahi dalam belajarmu. Oleh

karena itu seorang peserta didik harus sabar dan tekun dalam

menghadapi seorang guru, dan buku pelajaran agar jangan

sampai meninggalkannya (Imam Burhanul Islam Azzarnuji,

2012:50).

Jadi dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa

mencari ilmu harus memilih guru yang benar-benar alim,adil,

dan sabar ketika mengajar, jangan sampai tidak sabar dalam

menghadapi guru atau pelajaran, karena apabila peserta didik

bosan dengan keduanya maka akan hilanglah kebarkahan dari

sebuah ilmu.

Adab peserta didik dalam menuntut ilmu menurut

K.H Ahmad Rifai dalam kitab Athlab dapat dianalisis dalam

pembahasannya sebagai berikut:

1. Adab seorang peserta didik terhadap guru.

Sesorang yang mencari ilmu tidak akan mendapat ilmu dan

tidak akan manfaat ilmunya kecuali dengan mengagungkan

ilmu dan orang- orang yang berilmu yaitu seorang guru. Di

antara penghormatan terhadap ilmu adalah menghormati guru.

Sayyidina Ali bin Abi Thalib berkata:

Page 84: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

73

“ aku adalah hamba sahaya bagi orang yang mengajarkan

satu huruf kepada ku, kalau mau ia boleh jual , ia boleh

membebaskan atau memperjualkan ku”

( Imam Burhanul Islam Azzarnuji, 2012 : 70).

Dalam syairnya adalah :

# لتعلم حرف وا حد الف درهم د حق ان يهدى اليه كرا مة لق

Sungguh ia berhak diberi kemuliaan

Untuk belajar satu huruf saja biaya satu dirham.

Maksudnya adalah bahwa siapapun yang mengajari satu

huruf yang kamu butuhkan untuk ibadahmu berarti ia adalah

ayahmu dalam agama. Syaikh Al-Imam Sadiddudin Asy Syairazi

Rahimahullah pernah berkata :

“barang siapa yang anaknya ingin menjadi orang alim hendaknya

ia memperhatikan guru-guru yang asing, memuliakan mereka,

memberi mereka makan, memeberiakn mereka sesuatu dan dan

menghormati mereka, karean kelak jika anaknya tidak menjadi

orang alim maka cucunya yang akan menjadi orang alim”

( Imam Burhanul Islam Azzarnuji, 2012 : 71)

Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa betapa

pentingnya serta wajibnya menghormati sorang guru, karena guru

adalah sosok penuntun peserta didik di dalam agama sebagai bekal

kehidupan ahirat kelak. Bahkan dikatakan bahwa seseorang yang

mengajarkan peserta didik meskipun satu huruf berarti seharusnya

membayar satu dirham, maksudnya adalah satu huruf yang telah

diajarkan oleh seorang guru akan menjadi penuntun di ahirat kelak,

Page 85: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

74

itulah mengapa Sayyidina Ali mengatakan bayaran bagi orang yang

mengajar satu huruf adalah dirham.

Ketika guru telah memulai pelajaran jangan sampai peserta

didik terlarut berbicara atau bercerita dengan teman sendiri, sebagai

peserta didik harus sungguh-sungguh dalam memperhatikan pelajaran.

Bahkan ketika peserta didik tidak paham dengan pelajaran apabila mau

bertanya harus dengan sopan. Dan jangan sampai melantangkan suara

di hadapan gurumu dan jangan sekali-kali membantah penjelasan

gurumu (Muhammad Syakir, 2011: 48).

Menghormati guru dan keluarganya juga akan membawa

keberkahan tersendiri,telah dikatakan di atas karena seumpama nanti

anak tidak bisa menjadi orang alim, maka nanti setidaknya cucunya

yang akan menjadi orang alim. dan masuknya suatu ilmu salah satunya

adalah dengan menghormati guru serta memuliakannya (Muhammad

Syakir, 2011: 48). Dalam kitab Al- Ahlaqul Al-Baninin Juz 1

dikatakan, Sebagai seorang peserta didik karena sudah dididik maka

wajib menghormati guru seperti menghormti orang tua sendiri (Umar

Ibn Ahmad Barajai, 1382 H : 44).

Salah satu keharusan yang dimiliki oleh seorang peserta didik

adalah bermusyawarah. Nabi Muhammad SAW pun selalu melakukan

musyawarah dengan para sahabatnya ketika akan melakukan sesuatu.

Page 86: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

75

Mencari ilmu termasuk kepentingan tertinggi dan paling sulit, maka

dalam hal ini musyawarah lebih penting dan lebih wajib.

2. Ta’zim pada guru dalam segala hal, Jangan sampai menyakiti

perasaan guru dan membuat guru marah.

Dalam proses belajar mengajar tentulah terdapat seorang peserta

didik dan seorang guru, dimana guru sebagai seorang yang patut untuk

dita’zimi oleh peserta didik karena seorang guru telah mentransfer

ilmunya kepada seorang peserta didik. Dan dalam pendidikan Islam

seringkali dinyatakan bahwa dalam proses belajar mengajar sebagai

peserta didik harus memiliki sifat ta’zim kepada guru.

Menurut W. J. S Poerwadarminta mengatakan bahwa ta’zim

adalah perbuatan atau perilaku yang mencerminkan kesopanan dan

menghormati orang lain terlebih pada orang yang lebih tua atau

seorang guru yang dimuliakan (W.J. S Poerwadaminta,1976 : 995).

Menurut A. Ma’ruf Asrori Ta’zim adalah suatu totalitas

dari kegiatan ruhani ( jiwa) yang direalisasikan lewat perilaku dengan

wujud sopan santun, menghormati orang lain dan mengagungkan guru

( A. Ma’ruf Asrori, 1996: 12).

Menurut K.H Ahmad Rifa’i Ta’zim digambarkan lewat syair di

bawah ini :

Page 87: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

76

رمة # لشيخه في حيا ته ريد حفظ الح ادب الم

ولميت

اتوي تتكرماني انق مريد تنموني # ايكو واجب رمكسا

حرمة انني

ملياءكن كدوي كوروني سكوسني #اعدلم نلكاني اوريفي

ي لن ماتن

كوردي توت بوري#ايكيله تيفعي عرف فرنتهي واجب

تنيمو نتور

(Ahmad Rifa’i,:29-30 ).

Adabul muriidi khifdhul hurmati

Listaihihii fiihaayatihii walmayyiti

utawi tatakramane anak murid tinamune

iku wajib rumekso hormat anane

mulyaaken kaduwe gurune sakuwasane

ing dalem nalikane uripe lan wus matine

wajib parintahe guru ditut buri

ikilah tepunge ngarep tinemu nutur

artinya :

Adabul muriidi khifdhul hurmati

Listaihihii fiihaayatihii walmayyiti

Tatakrama bagi seorang murid atau anak didik

Yaitu wajib menghormati gurunya

Memulyakan pula seorang guru

Ketika masih hidup maupun sudah meninggal

Dan wajib mengikuti apapunyang diperintahkan oleh guru

Inilah gabungan untuk syair di atas

Dalam Nadzom di atas menyatakan bahwa peserta didik

dalam menuntut ilmu harus mempunyai tatakrama, yaitu

menghormati dan memuliakan guru, bahkan disebutkan

pula meskipun sang guru sudah tidak hidup lagi rasa

hormat terhadap guru harus tetap ada, tidak hanya kepada

guru tetapi kepada anak turun dari sang guru. Dan sebagai

Page 88: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

77

murid harus hormat salah satu caranya adalah dengan selalu

melaksanakan perintah guru dan menjauhi larangannya,

meskipun apa yang diperintahkan tidak suka, tetapi atas

dasar rasa ta’zim peserta didik harus melaksanakan karena

keberkahan ilmu bisa jadi peserta didik dapatkan dari hal

tersebut. Dalam Nadzom di atas menyatakan bahwa peserta

didik dalam menuntut ilmu harus mempunyai tatakrama,

yaitu menghormati dan memuliakan guru, bahkan

disebutkan pula meskipun sang guru sudah tidak hidup lagi

rasa hormat terhadap guru harus tetap ada, tidak hanya

kepada guru tetapi kepada anak turun dari sang guru. Dan

sebagai murid harus hormat salah satu caranya adalah

dengan selalu melaksanakan perintah guru dan menjauhi

larangannya, meskipun apa yang diperintahkan peserta

didik tidak suka, tetapi atas dasar rasa ta’zim peserata didik

harus melaksanakan karena keberkahan ilmu bisa jadi

pesera didik dapatkan dari hal tersebut.

Dalam pendapat Al-Ghazali menjelaskan dalam buku

Pendidikan Profetik (Khoiron Rosyadi, 2004: 207), bentuk

keta’ziman peserta didik terhadap guru yang dirinci dalam

kitab Bidayatul Hidayah diantaranya adalah :

Page 89: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

78

1. Jangan bertanya kepada guru apabila belum ijin, ketika

dalam proses pembelajaran apabila peserta didik akan

bertanya harus meminta ijin dahulu kepada guru, jangan

tiba-tiba bertanya dengan sikap yang kurang sopan.

Bahkan jangan peserta didik bertannya selagi guru

sedang dalam keadaan tidak enak atau sedang bosan.

2. Ketika guru sudah akan pergi jangan mengajukan

pertanyaan, jadi ketika guru sudah ijin untuk

meninggalkan kelas jangan sampai menghentikan

langkah guru hanya sekedar untuk bertanya.

3. Jangan bergurau dengan teman sendiri, ketika guru

sedang menjelaskan jangan sampai mengobrol dengan

teman apalagi sampai tertawa keras di dalam kelas

ketika guru sedang menjelaskan.

4. Jangan sekali-kali menegur ucapan guru, apabila guru

sedang menjelaskan jangan sampai peserta didik

menyalahkan ucapan guru karena itu akan menykiti

perasaan guru.

Dalam kitab Al-Mar’atu Al-Shalihah desebutkan bahwa

adab atau bentuk tazim peserta didik terhadap guru adalah

menaati segala perintah guru asalkan bukan perintah dalam

ma’siat, jangan sampai menolak dengan alasan apapun, apabila

diberi amanah harus disampaikan dengan sejujurnya. Meskipun

Page 90: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

79

terkadang peserta didik sedang sibuk sebagai peserta didik

harus lebih mengutamakan perintah guru terlebih dahulu,

karena di situlah letak keberkahan ilmu. (Masrukhan

Almaghfuri, 22-23).

Sabagai peserta didik seharusya jangan sampai membuat

marah seorang guru, bahkan meskipun guru marah, sebagai

peserta harus diam dan jangan membantah sedikitpun

(Masrukhan Almaghfuri, 22-23). Selalu mengormati guru,

karena kemanfaatan ilmu di dapat dari ridho seorang guru.

Salah satu kewajiban seorang peserta terhadap gurunya

adalah, tidak menyombongkan ilmunya dengan menentang

guru. Al-Ghazali dalam buku Pendidikan Profentik (Khoiron

Rosyadi, 2004: 204) :

“Seorang pelajar seharusnya jangan menyombongkan diri

dengan ilmu pengetahuan dan jangan menentang gurunya.

Akan tetapi patuhlah terhadap guru seluruhnya (yang baik),

seperti patuhnya seorang pasien yang bodoh terhadap

doktprnya yang ahli dan pengalaman”

Yang dimaksud guru di atas adalah seseorang yang

mempunyai keahlian yang tinggi dan pengalaman yang luas,

telah menyelidiki dengan teliti keadaan peserta didik sehingga

dapat mengetahui kelemahan dan penyakitnya, setelah itu baru

memberikan nasehat, petunjuk pada peserta didik yang sesuai

Page 91: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

80

dengan keadaan dan kebutuhan anak didik. Jangan pernah

meremehkan seorang guru, apalagi sampai mencela apabila ada

kesalahan jangan sampai peserta didik menyalahkan di

depannya dengan jelas karena itu akan menyakiti perasaan

seoang guru. Bahkan betapa utamanya menghormati seorang

guru meskipun peserta didik telah berpulu-puluh kali mendapat

cerita yang sama dari guru ketika peserta sedang dalam proses

pembelajaran,peserta didik harus tetap mendengarkan seperti

belum pernah mendengar, hal itu untuk menghargai seorang

guru.

3. Hukum mencari ilmu adalah fardhu ‘ain, karena ilmu merupakan

pedoman dalam melakukan segala hal.

Dalam satu syair dikatakan :

لها# من رامه رام ف ل المط الما آرب ك ا ومن حا زه قدحاز ك

لب

Barang siapa yang mencarinya berarti ia mencarisegala-

galanya

Barang siapa yang meraihnya berarti ia meraih segala

keberuntungan

(Ali Maghfur Syadzili Iskandar, 1436 H: 46).

تعلم فانالعلم زين ألهله # وفضل وعنوغ ن لكل

المحا مد

هوالعلم الها دى الى سنن اله دى # ه و الحصن ي نجى من

جميع الشداءدBelajarlah karena sesungguhnya ilmu adalah perhiasan bagi

pemiliknya

Page 92: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

81

Keutamaan dan tanda segala tingkah terpuji

Dialah ilmu yang membimbing ke jalan kebenaran

Dialah benteng pelindung dari segala kesengsaraan

(Ali Maghfur Syadzili Iskandar, 1436 H: 19-20).

Dalam syair di atas, merupakan perintah untuk menuntut ilmu

karena orang yang berilmu akan menjadi perhiasan bagi pemiliknya,

maksudnya pemiliknya yaitu membuat bangga orangtuanya, dan

memiliki ilmu adalah sesuatu yang sangat terpuji. Ilmu merupakan

petunjuk jalan kebenaran, karena orang yang memiliki ilmu akan tahu

mana sesuatu yang benar dan mana sesuatu yang salah. Ilmu

merupakan pelindung dari kesalahan juga.

Mengenai kewajiban memperdalam ilmu, khususnya ilmu agama

ada dalam Q.S . Al- Taubah, 9:122) :

“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa

orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk

memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya,

supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”

Menurut al- Maraghi ayat tersebut memberi isyarat tentang kewajiban

memperdalam ilmu agama (Wujub al-tafaqquh fial-din) serta menyiapkan segala

sesuatu yang dibutuhkan untuk mempelajarinya di dalam suatu negeri yang telah

didirikan serta mengajarkanya kepada manusia berdasarkan kadar yang

diperkirakan dapat memberikan kemaslahatan bagi mereka sehingga tidak

Page 93: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

82

membiarkan mereka tidak megetahui hukum-hukum agama yang pada umumnya

harus diketahui oleh orang-orang yang beriman (Abuddin Nata, 2010 : 158-159).

Dalam Q.S al- Mujadilah, 58:11, yang membahas mengenai keutamaan

orang yang menuntut ilmu :

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-

lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi

kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka

berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan

Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (Abuddin Nata, 2010 : 151).

Dalam ayat di atas maksudnya bahwa Allah akan mengangkat orang-orang

mukmin yang melaksanakan segala perintah-Nya dan perintah Rasul-Nya dengan

memberikan kedudukan yang khusus, baik dari segi pahalanya maupun keridlaan-

Nya (Abuddin Nata, 2010 : 154). Jadi dalam ayat tersebut Allah telah menjanjikan

derajat bagi orang-orang yang memiliki ilmu dan dijanjikan pula akan mendapat

kemulyaan di dunia maupun di ahirat. Dan dipastikan tidak akan pernah rugi bagi

orang yang memiliki ilmu, lebih-lebih ilmu tidak hanya untuk dimiliki saja akan

tetap harus diamalkan pula.

عمل # اعما ل ه مرد و دة ال ي قبل وك ل من بغير علم ي

Page 94: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

83

كا وي عمل ايكو سيكيه عمل تنموني وع اورا كلوان علموني #و لن سبي

تينولك اورا تينمو كتريما ني # بلك سنكسا اعدلم اخراة تمهاني

(Ahmad Rifa’i :10).

Wakullu man bighoiri ‘ilmin ya’malu

A’maaluhuu mardudatun laa yuqbalu

Lan saben wong ora kelawan ngilmune

Gawe amal iku sekeh amal tinamune

Tinulak ora tinemu katarimane

Balik sinikso ingdalem ahirat temahane

Artinya :

Dan setiap orang tidak dengan ilmunya

Berbuat amal dari amal yang ada

Itu akan tertolak

Dan akan menjadi siksa di ahirat

Dalam syair di atas dijelaskan bahwa sesorang yang berbuat

tindakan tanpa ilmu akan tertolak, maksudnya amal yang tidak disertai

dengan ilmu maka amal itu akan tertolak, karena amal tanpa dasar adalah

sesuatu yang salah. Bahkan dijelaskan pula bahwa amal, yaitu amal ibadah

yang tanpa ada dasar ilmu akan ditolk akan akan menjadi

pertanggungjawan di ahirat nanti.

4. Relevansi Adab Peserta Didik dalam Menuntut Ilmu di Era

Modern dalam Kitab Athlab.

Page 95: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

84

Kitab Athlab karya K.H Ahmad Rifa’i pada tahun 1259 H,

dengan jumlah satu koras dengan 20 halaman. Kitab tersebut

adalah kitab yang membahas mengenai menuntut ilmu, dan di

dalamnya terdapat pula adab ketika menuntut ilmu bagi para

peserta didik agar para peserta didik memiliki adab terhadap guru

dan adab terhadap ilmu. Termasuk dalam pembahasan kitab

Athlab keutamaan dan manfaat menuntut ilmu.

Dalam kitab Athlab, adab seorang peserta didik terhadap

guru adalah selalu menaati perintah guru serta menjauhi semua

yang dilarang oleh guru, meskipun perintah tersebut tidak

disukai, meskipun peserta didik dalam keadaan sesibuk apapun

harus mengutamakan perintah guru. Ta’zim pada guru dalam

segala hal, tidak menyakiti perasaan guru, selalu menghormati

guru karena kemanfaat ilmu ada pada ridho seorang guru.

Menurut penulis relevansi adab peserta didik dalam

menuntut ilmu dalam kitab Athlab, pada era modern saat itu yaitu

di mana era yang penuh dengan android dan media digital yang

tidak dapat dipungkiri lagi betapa melesatnya penggunaannya di

masa sekarang ini. Di kalangan para peserta didik utamanya

perkembangan era modern yang tidak dapat dibendung

kehadiranya dan banyak sekali dari pihak para peserta didik yang

kurang bisa memanfaatkan dengan baik berbagai perkembangan

Page 96: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

85

elektronik seperti android dan sebagainya, sehingga kebanyakan

dari para peserta didik sering kali menyalahgunakan penggunaan

tekhnologi modern yang menyebabkan rusakya moral mereka

dalam banyak hal.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa

perkembangan tekhnologi di era modern di kalangan peserta

didik lebih banyak berdampak negatif, karena para peserta didik

lebih banyak menggunakan tekhnologi tersebut untuk kebutuhan

yang tidak seharusnya dibutuhkan oleh mereka, seperti

pornografi dan lain sebagainya. Dan tidak dapat dipungkiri pula

bahwa pesera didik zaman sekarang ini banyak sekali yang sudah

tidak tahu adab terhadap ilmu dan juga terhadap guru.

Jadi penulis mengangkat tema di atas yaitu adab peserta

didik dalam menuntut ilmu dalam kitab Athlab, di era modern ini

diharapkan dengan adanya skripsi ini dapat menjadi solusi dalam

memperbaiki akhlak anak didik di era sekarang ini yang sudah

penuh dengan tekhnologi modern di sekelilingnya. Dan dalam

mendidik peserta didik memanglah harus diterapkan mulai dini

agar di masa yang lebih modern akhlak peserta didik dapat

tertata sesuai dengan nilai dan norma yang ada.

Wujud konkrit Pemikiran K.H Ahmad Rifa’i yang bisa

diterapkan pendidikan sekarang , yaitu penggunaan metode

Page 97: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

86

pembelajaran atau pengajian yang diterapkan dalam pengkaji

kitab K.H Ahmad Rifa'i i dengan empat tahapan yaitu :

1. Tahapan pertama adalah peserta didik harus membaca

ngaji irengan, maksudnya ngaji irengan adalah

membaca kitab dengan dibaca pada bagian tulisan

yang bertinta hitam.

2. Tahapan yang kedua, mengkaji dan membaca dalil-

dalil, hadist, dan qoul ulama’ yang terdapat dalam

kitab Tarajumah yang biasa disebut dengan ngaji

abang, yang biasanya tertulis dengan tinta warna

merah.

3. Tahapan ketiga adalah membaca dalil, hadist, qoul

dan maknanya, maknanya adalah tulisan dengan tinta

warna hitam sedang dalil, hadist, dan qoul ulama’

adalah berwarna hitam. Tahapan ini dinamakan ngaji

lafal makno dalam bahasa orang Rifai’iyah.

4. Tahapan keempat, memahami isi yang terdapat dalam

kitab tersebut. Dengan dijelaskan oleh guru.

Dalam pengkajian empat tahapan tersebut

kebanyakan dengan metode sorogan,jadi satu peserta

didik diajari atau dibacakan dahulu lalu kemudian peserta

didik menirukan, tahap kemudian guru menjelaskan pada

peserta didik isi kandungan yang ada di dalam kitab.

Page 98: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

87

Hampir semua orang-orang Tarajumah menggunakan

empat tahapan tersebut. Selain dengan metode sorogan

metode yang selalu diterapkan lagi adalah hafalan, yaitu

hafalan nadzom-nadzom atau syair karangan K.H Ahmad

Rifa’i. Dengan hafalan merekan nanti akan ingat dan

akan mudah faham maksud dari isi kitab yang ada.

Berdasarkan keterangan di atas, dapat diketahui

bahwa metode sorogan dan hafalan model K.H Ahmad

Rifa’i masih dapat diterapkan di zaman sekarang, karena

kedua metode tersebut mudah dalam memahamkan

peserta didik dan sudah umum dipakai dalam

pembelajaran.

Page 99: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

88

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan dan analisa pada bab-bab sebelumnya maka

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Biografi K.H Ahmad Rifa’i ibn Muhammad

KH Ahamad Rifa’i ibn Muhammad dilahirkan di desa

Tempuran Kendal, pada 9 Muharam 1208 H / 1870 M. dan

meninggal pada usia 84 tahun hari ahad 6 Rabi’ul Akhir 1286 H/

1870 M. Beliau diasuh oleh kedua orangtuanya dengan tradisi

daerah sana dengan belajar ilmu agama denganpara kiyai di daerah

kendal. Setelah ayahnya meninggal Ahmad Rifa’i diasuh oleh

kakak iparnya yang bernama Asy’ari. Syaikh Ahmad Rifa’i

seorang ulama intelektual lulusan Makkah dan Mesir. Ada sekitar

65 kitab yang dikarang beliau dan banyak pula muridnya.

2. Adab Peserta didik dalam menuntut ilmu menurut K.H Ahmad

Rifa’i dalam kitab Athlab

Adab peserta didik dalam menuntut menurut K.H

Ahmad Rifa’i dalam kitab Athlab meliputi : kewajiban

menuntut ilmu, dalam menuntut ilmu harus mencari guru yang

‘alim dan adil, tidak boleh menyakiti perasaan guru, mencari

Page 100: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

89

keberkahan guru dengan selalu menaati perintah dan menjauhi

larangan dari guru.

3. Relevansi Adab Peserta Didik dalam Menuntut Ilmu di Era

Modern dalam Kitab Athlab.

Relevansi skripsi dengan judul Adab peserta didik

dalam menuntut ilmu merurut K.H Ahmad Rifa’i dalam kitab

Athlab di era modern ini sesuai sekali dengan keaadan peserta

didik di zaman sekarang ini yang kebanyakan kurang

mengetahui adab, sopan santun kepada guru sehingga

penelitian ini diharapkan bisa menjadi tolak ukur atau pedoman

untuk peserta didik di zaman sekarang yang sudah terlibat

dalam era tekhnologi yang sangat modern.

B. SARAN

Begitu besar manfaat dalam menuntut ilmu bagi para peserta didik,

serta ketaatan pserta didik terhadap guru ketika dalam proses belajar, maka

penulis memberikan pertama, saran kepada guru sebagai berikut :

1. Sebagai seorang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT,

kita seharusnya selalu menaati segala perintah dan menjauhi

larangan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist.

2. Apabila memiliki ilmu harus menularkan ilmunya kepada orang

lain.

Selanjutnya saran kepada peserta didik sebagai berikut :

Page 101: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

90

1. Wajib menuntut ilmu bagi orang yang masih bodoh dengan

mencari guru yang alim dan adil. Apabila sudah pintar maka wajib

menjadi pengajar (guru) agar ilmunya dapat bermanfaat.

2. Agar ilmu dapat bermanfaat dan barakah maka sebagai peserta

didik harus selalu menaati perintah guru, ta’zim kepada guru, dan

selalu menghormati guru.

C. PENUTUP

Dengan mengucapkan syukur Alkhamdulillah kehadirat Allah

SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akademik yaitu

penulisan skripsi sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

(S.Pd.).

Mengingat kemampuan penulis, tentulah penulisan skripsi ini jauh

dari kata sempurna. Apabila ada kebenaran semata-mata dari Allah SWT,

akan tetapi apabila banyak kesalahan merupakan murni kesalahan dari

penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun untuk selanjutnya agar lebih baik. Akhirnya semoga skripsi

ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca

umumnya yaitu terutama bagi para peserta didik di dunia pendidikan di

zaman sekarang ini. Amiin.

Page 102: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

91

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah , Shadiq. 2006. Islam Tarjumah : Komunitas, Doktrin , dan Tradisi.

Semarang : Rasall

Ali dan Asrori. 20o6. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta didik. (Jakarta:PT

Bumi Aksara

Al-Jufri, Idrus bin Salim. 2014. Pengajaran dan Pendidikan Islam.

Semarang : Fatawa Publishing.

Amin, Ahmad Syadzirin. 1996. Gerakan Syaikh Ahmad Rifa’i dalam Menentang

Kolonial Belanda. Jakarta : Jamaah Masjid Baiturrahman.

Asrori, A. Ma’ruf. 1996. Etika Bermasyarakat. Surabaya : Al-Miftah

Asrori, Ma’ruf. 2012. Etika Belajar Bagi Penuntut Ilmu. Surabaya: Al-Miftah.

Azzarnuji, Muhammad Burhanul Islam. 2012. Etika Menuntut Ilmu ,

Terjemah Ta’lim Muta’alim. Surabaya : Al-Miftah.

Barajak, Umar Ibn Ahmad.1372 H. Al-Ahlaqul Baniin. Surabaya

Daradjat, Zakiah. 1984. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam.

Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.

Djamil, Abdul. 2001. Perlawanan Kiyai Desa (Pemikiran dan Gerakan K.H

Ahmad Rifai Kalisalak). Yogyakarta : LKIS Yogyakarta.

Furchan, Arif. 1982. Pengantar Penelitian dalam Penelitian. Surabaya : Usaha

Nasional.

Iskandar, Ali Maghfur Syadzili. 1436 H . Syair Alala dan Nadzom Ta’lim Mutiara

Hikmah Mencari Ilmu. Surabaya : Al Miftah.

Juwariyah. 2010. Hadis Tarbawi. Yogyakarta: Teras.

Kementrian Penidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2010. Indonesia

dalam Arus Sejarah. Jakarta : PT Ichtiar Baru Van Hoeve.

Maftukhah, Awalina. 2017. Value education and character in textbook of PAI and

Character on junior high school year 2017 ( Analysis content,

implementation, and strategy). Mudarissa : Jurnal Kajian Pendidikan

Islam, Vol 9, No. 2. 169.

Page 103: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

92

Maksum, Ali. Kitab Alala. Krapyak Yogyakarta

Muhammad Jawwad Ridlo. 2002. Tiga Alira Utama Teori Pendidikan Islam,

Yogyakarta: PT Tiara Wacana

Nadjib, Emha Ainun. 2015. Gelandangan di Kampung Sendiri Pengaduan Orang-

orang Pinggiran. Yogyakarta : PT Bentang Pustaka.

Nata, Abuddin. 2010. Tafsir Ayat-ayat Pendidikan (Tafsir Ayat-ayat Tarbawy)

Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Poerwadaminta, W.J. S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai

Pustaka.

Purwano, Edi dan Siti Safuroh. 2008. Pendidikan Agama Islam. Jakarta : PT

Piranti Darma Kalokatama.

Ridla, Muhammad Jawwad. 2002. Tiga Aliran Utama Teori Pendidikan Islam.

Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya.

Ridlo, Muhammad Amin. 2008. USFITA (Ushul, Fikih, Tasawuf). Wonosobo :

Manbaul Anwar Press.

Rifa’i, Ahmad. 1842 H. Athlab. Wonosobo: Ma’had Al- Islami Tanbih Al-

Ghofilin.

Rifai, Ahmad. 1256 H. Bayan Awwal.

Rifa’i, Ahmad. 2006. Mukhtasor Takhyiroh .

Rina Atmasari. 2016. 5 Kasus Penganiayaan Guru oleh Murid.

http://pojoksatu.id/news/berita-nasioanal/2017/27/09/5-kasus-

penganiayaan-guru-oleh-murid-inikah-mental-pelajar-indonesia/

Roqib, Moh. 2009. Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan

Integratif di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat. Yogyakarta : PT.

Rosyadi, Khoiron .2004. Pendidikan Profentik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Offset

Sarosa, Samiaji.2012. Penelitian Kulitatif Dasar-Dasar. Jakarta: PT. Indeks.

Siswoyo, Dwi.2007. Ilmu Penididikan. Yogyakarta:uny-press.

Soeharto, Toto. 2006. Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta: Ar-Ruzz.

Page 104: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa

93

Suprapto, Muhammad Bibit.2003. Ulama’ Nusantara dalam Lintasan

Sejarah ( Riwayat Hidup dan Perjuangan 144 Ulama Nusantara.

Malang

Syakir, Muhammad. 2011. Nasehat Orang Tua Kepada Anaknya,

Terjemah Washaya Al-Aba’ Lil Abnaa’. Surabaya :Al- Miftah.

Usa, Muslih dan Adin Widjan SZ. 1997. Pendidikan Islam dalam Peradaban

Industrial. Yogyakarta : Aditya Media.

Yasin, A. Fatah. 2008. Dimensi-dimensi Pendidikan Islam. Yogyakarta : Sukses

Offset.

Page 105: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa
Page 106: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa
Page 107: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa
Page 108: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa
Page 109: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa
Page 110: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa
Page 111: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa
Page 112: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa
Page 113: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa
Page 114: ADAB PESERTA DIDIK DALAM MENUNTUT ILMUe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4090/1/SKRIPSI.pdf · wajib bagi semua orang Islam, dalam Islam mewajibkan untuk menuntut ilmu bukan tanpa