adab pergaulan ikhwan akhwat

9
ADAB PERGAULAN IKHWAN AKHWAT Firman Allah SWT : "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya." [QS. al-Mai'dah (5) : 2]" Maka inilah alasan saya sengaja merangkum beberapa hal yang perlu kita perhatikan dan harus kita jaga, demi peningkatan kualitas diri kita. Silahkan sampaikan ini kepada orang lain. Semoga Allah meridhainya. Manusia terbentuk untuk memelihara dua bentuk hubungan yaitu hubungan dengan Allah (hablumminallah) dan hubungan sesama manusia (hablumminannas). Dalam Islam, konteks pergaulan adalah cukup luas dan mencakupi segenap aktivitas harian kita seperti dalam urusan jual beli, kerja,belajar,peribatan,penyaksian di mahkamah dan sebagainya. Kita digalakkan untuk saling mengenali antara satu- sama lain dan ini amat bertepatan dengan firman Allah SWT di dalam Surah Al-Hujurat : ayat 13 yang berbunyi ; Wahai umat manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari lelaki dan perempuan, dan Kami telah menjadikan kamu berbagai bangsa dan bersuku- suku, supaya kamu berkenal-kenalan (dan beramah tamah antara satu dengan Yang lain). Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah orang Yang lebih taqwanya di antara kamu, (bukan Yang lebih keturunan atau bangsanya).

Upload: slamat-widodo

Post on 28-Oct-2015

113 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

sebuah rangkuman tulisan dari berbagai referensi.

TRANSCRIPT

Page 1: Adab Pergaulan Ikhwan Akhwat

ADAB PERGAULAN IKHWAN AKHWAT

Firman Allah SWT :

"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah

amat berat siksa-Nya." [QS. al-Mai'dah (5) : 2]"

Maka inilah alasan saya sengaja merangkum beberapa hal

yang perlu kita perhatikan dan harus kita jaga, demi peningkatan

kualitas diri kita. Silahkan sampaikan ini kepada orang lain. Semoga

Allah meridhainya.

Manusia terbentuk untuk memelihara dua bentuk hubungan

yaitu hubungan dengan Allah (hablumminallah) dan hubungan sesama

manusia (hablumminannas).

Dalam Islam, konteks pergaulan adalah cukup luas dan

mencakupi segenap aktivitas harian kita seperti dalam urusan jual beli,

kerja,belajar,peribatan,penyaksian di mahkamah dan sebagainya.

Kita digalakkan untuk saling mengenali antara satu-sama lain

dan ini amat bertepatan dengan firman Allah SWT di dalam Surah Al-

Hujurat : ayat 13 yang berbunyi ;

Wahai umat manusia! Sesungguhnya Kami telah

menciptakan kamu dari lelaki dan perempuan, dan Kami

telah menjadikan kamu berbagai bangsa dan bersuku- suku,

supaya kamu berkenal-kenalan (dan beramah tamah antara

satu dengan Yang lain). Sesungguhnya semulia-mulia kamu

di sisi Allah ialah orang Yang lebih taqwanya di antara kamu,

(bukan Yang lebih keturunan atau bangsanya).

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Maha mendalam

pengetahuannya (akan keadaan dan amalan kamu).

Sekiranya pergaulan itu berasaskan kepada tujuan mendesak

ataupun keperluan, maka ianya dibolehkan. Walau bagaimanapun, dalam

Page 2: Adab Pergaulan Ikhwan Akhwat

masa yang sama, perlu menjaga batas-batas pergaulan sebagaimana

yang telah digariskan Islam.

Pandangan yang diberikan oleh Dr. Yusuf Al-Qaradhawi  di dalam Fatawa

Muasyirah, Jilid 2 menyebutkan :

”Pada prinsipnya, perhubungan di antara lelaki dan wanita

tidaklah ditolak secara total, malahan dibolehkan selagi mana

ia bermatlamatkan kebaikan dan atas perkara-perkara yang

dibenarkan syarak.. Dan wajib patuhi kehendak dan ajaran

Islam serta prihatin tentang akhlak dan adab”.

Pelanggaran batas-batas pergaulan biasanya

disebabkan karena hal-hal di bawah ini:

1. Belum mengetahui batas-batas pergaulan ikhwan akhwat

2. Sudah mengetahui namun belum memahami

3. Sudah mengetahui nemun tidak mau mengamalkan

4. Sudah mengetahui dan memahami namun tergelincir karena lalai.

Dan bisa jadi kejadian itu disebabkan karena kita masih sibuk

menghiasi penampilan dengan jilbab lebar warna-warni atau dengan

janggut dan celana yang mengatung, namun kita lupa menghias akhlak.

Kita sibuk berhiaskan simbol-simbol islam namun lupa substansi islam.

Kita berkutat mengahafal materi islam namun tidak fokus pada tataran

pemahaman dan amal.

Menjaga pergaulan dengan lawan jenis memang bukanlah hal

yang mudah karena fitrah laki-laki adalah mencintai wanita dan

begitulah sebaliknya. Hanya dengan keimanan yang kokoh dan

mujahadah sajalah yang membuat seseorang dapat istiqomah menjaga

batas-batas ini.

Berikut ini adalah contoh-contoh pelangaran yang masih

sering terjadi yang dikhawatirkan dapat memicu timbulnya virus

merah jambu sehingga meningkat sampai tahap pacaran:

1. Pulang berdua, contoh usai kerja/rapat/kuliah karena pulang ke arah

yang sama maka wanita pulang bersama pria berdua saja.

Page 3: Adab Pergaulan Ikhwan Akhwat

2. Rapat berhadap-hadapan, hal seperti ini sangatlah cair dan rentan

timbulnya ikhtilath (pencampuradukan pria dan wanita)

3. Tidak menundukkan pandangan, karena bisa saja dapat menimbulkan

zina mata. Bukankah ada ungkapan dari mata turun ke hati?

4. Duduk/jalan berduaan, hal ini dapat menimbulkan fitnah dari orang

lain sekalipun sebenarnya alas an berduaan karena berdiskusi namun

tetap saja tampak seperti orang pacaran.

5. “men-tek” untuk menikah, ada pula pria yang belum lulus kuliah men-

tek seorang wanita untuk menikah dengan alasan takut keburu

diambil (dikhitbah/dinikahi) orang lain padahal tak jelas juga kapan

menikahnya.

6. Menelepon yang tidak penting, menelepon dan mengobrol tak tentu

arah padahal tidak ada nilai urgensinya atau tidak ada hubungnnya

dengan urusan dakwah.

7. SMS tidak penting, saling berdialog via SMS mengenai hal-hal yang

tak ada kaitannya dengan dakwah sampai-sampai pulsa habis sebelum

waktunya

8. Berbicara mendayu-dayu, contoh ucapan akhwat seperti “deuu si akhi

antum bisa aza dehh...” dengan nada terdengar manja dan disertai

dengan tertawa kecil.

9. Bahasa yang terlalu akrab, misalnya seperti bahasa SMS yang terlalu

akrab seperti “oke deh pak fulan, yang penting rapatnya lancar khan.

Kalau gitchu ga usah ditunda lagi yach ok dech. CU ^_^”. Meskipun

sudah beraktivitas bersama, ikhwan akhwat bukanlah pasangan suami

isteri yang bisa mengakrabkan diri karena bahasa SMS seperti ini

dapat menimbulkan bekas di hati pengirim dan penerima SMS.

10. Curhat, curhat berduaan akan menimbulkan kedekatan, lalu ikatan

hati, kemudian timbul permainan hati seperti virus merah jambu yang

bisa mengganggu tribulasi dakwah.

11. Chatting yang tidak urgent, chatting, dengan YM misalnya, boleh-

boleh saja hanya saja bila pembicaraanya melebar dan menyimpang

dari fokus dakwah, khalwat virtual bisa saja terjadi.

Page 4: Adab Pergaulan Ikhwan Akhwat

12. Bercanda ikhwan akhwat, ikhwan akhwat bercanda berdua sambil

tertawa-tawa. Bahkan mungkin karena terlalu banyak syetan, sang

akhwat hampir saja mencubit lengan sang ikhwan.

Lalu bagaimana adab pergaulan pria dan wanita yang

seharusnya? Berikut ini adalah adab-adab pergaulan dengan

lawan jenis yang bukan muhrim (saudara sedarah):

1. Harus menutup aurat yakni seluruh tubuh kecuali muka dan telapak

tangan untuk wanita dan dari pusar hingga lutut untuk pria. Hanya

saja syarat-syarat penutup aurat untuk wanita yaitu kain tidak boleh

tipis, tidak boleh tembus pandang, tidak boleh ketat, dan tidak boleh

menyerupai pakaian laki-laki. Dan yang paling penting kerudung

harus bisa menutup dada.

2. Menundukkan dan menjaga pandangan bila berpapasan dengan lawan

jenis, bila berbicara juga harus menjaga pandangan. Namun tidak

harus selalu menundukkan muka ke tanah ketika berjalan sampai-

sampai menabrak dinding. Mungkin dapat disiasati dengan melihat

ujung-ujung jilbab atau dengan mata semu/samping.

Katakanlah (Wahai Muhammad) kepada orang-orang lelaki

Yang beriman supaya mereka menyekat pandangan mereka

(daripada memandang Yang haram), dan memelihara

kehormatan mereka. Yang demikian itu lebih suci bagi

mereka; Sesungguhnya Allah amat mendalam

pengetahuannya tentang apa Yang mereka kerjakan. (An-

Nuur : ayat 30)

3. Tidak melihat aurat / memandang dengan pandangan syahwat / bukan

pandangan yang liar.

Pandangan pertama dimaafkan, namun jangan pula disusuli dengan

pandangan kedua dan ketiga kerana ianya haram.

4. Ketika berbicara dengan lawan jenis harus yang tegas namun tidak

dengan nada membentak dan tidak pula mendayu-dayu. Yang penting

lawan bicara mengerti apa yang kita ucapkan.

Page 5: Adab Pergaulan Ikhwan Akhwat

5. Hindari perkataan merayu,menggoda ,merangsang

keinginan,keji,lucah mahupun perkatan sia-sia/gurauan berlebihan.

Lunakkan suara berbeza dengan merendahkan suara . Lunak

diharamkan, manakala merendahkan suara adalah dituntut.

Merendahkan suara bermakna kita berkata-kata dengan suara yang

lembut, tidak keras, tidak meninggi diri, sopan  dan sesuai didengar

oleh orang lain. Ini amat bertepatan dan sesuai dengan nasihat

Luqman AL-Hakim kepada anaknya yang berbunyi :

“Dan sederhanakanlah langkahmu semasa berjalan, juga

rendahkanlah suaramu (semasa berkata-kata), Sesungguhnya

seburuk-buruk suara ialah suara keldai” (Surah Luqman :

ayat 19)

6. Tidak boleh berdua-duaan (khalwat). Rasulullah SAW bersabda

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan

sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang bersama

mahramnya, karena yang ketiga adalah syetan.” (HR Rahmat).

Berdua-duaan dengan lawan jenis sangat berbahaya karena yang

ketiganya adalah syetan yang dapat menggoda untuk membuat

ikhwan akhwat yang berdua-duaan melakukan hal yang mendekati

zina. Bila berinteraksi alangkah baiknya lebih dari dua orang serta

yang diperbincangkan tidak bersifat pribadi atau hal-hal lain seperti

curhat.

7. Berdialog baik dengan bicara langsung maupun via telepon atau SMS

hanya yang penting-penting saja dan sebisa mungkin berhubungan

dengan urusan dakwah serta tidak terlalu sering.

Al-Quran memberikan beberapa bentuk ungkapan yang wajar

kita praktikkan dalam komunikasi seharian iaitu:

1. Qaulan Sadida (An-Nisa’ :9)

Isi pesanan jujur dan benar, tidak ditambah atau dibuat-buat

2. Qaulan Ma’rufa (An-Nisa : 5)

Menyeru kepada kebaikan dan kebenaran

3. Qaulan Baligha (An-Nisa’ : 63)

Page 6: Adab Pergaulan Ikhwan Akhwat

Kata-kata yang membekas pada jiwa

4. Qaulan Maisura (Al-Isra’ : 28)

Ucapan yang layak dan baik untuk dibicarakan

5. Qaulan Karima (Al-Isra’: 23)

Perkataan-perkataan yang muli

8. Menggunakan hijab bila sedang rapat yang diikuti ikhwan dan

akhwat. Selain untuk menjaga pandangan dan konsentrasi, juga

menghindari ikhtilath. Bila belum mampu menggunakan hijab,

dibuat jarak yang cukup antara ikhwan dan akhwat. Selain itu

rapat juga tidak boleh diadakan sampai malam mengingat biasanya

ada jam malam untuk akhwat.

Penutup:

Di dalam Islam, pergaulan laki-laki dan perempuan sangatlah

dijaga. Kewajiban berjilbab, menundukkan pendangan, tidak khalwat

(berduaan), tidak ikhtilath (bercampur baur), tidak tunduk dalam

berbicara (mendayu-dayu), dan dorongan Islam untuk segera menikah,

itu semua adalah penjagaan tatanan kehidupan social muslim agar

terjaga kehormatan dan kemuliaannya.

Kehormatan seorang muslim sangatlah penting dipelihara di dalam

islam, sampai-sampai untuk mendekati zinanya saja sudah dilarang.

Seperti yang difirmankan Allah dalam Surat Al Isra 32 “Dan janganlah

kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan

yang keji dan suatu jalan yang buruk”. Pelanggaran-pelanggaran yang

disebutkan di atas dapat dikategorikan kepada hal-hal yang mendekati

zina karena jika dibiarkan, bukan tidak mungkin akan mengarah pada

zina yang sesungguhnya, na’udzubillah.

Maka, bersama-sama kita saling menjaga pergaulan ikhwan

akhwat. Agar tidak terjerumus ke dalam kategori yang mendekati zina.

TIPS-TIPS PERGAULAN YANG CEMERLANG UNTUK

DIPRAKTIKKAN

Page 7: Adab Pergaulan Ikhwan Akhwat

Tips yang mungkin bermanfaat untuk diamalkan dalam amalan pergaulan

supaya disenangi adalah :

a) Bersangka baik – hindarkan bersangka buruk kerana ia menjadi

puncak permusuhan

b) Murah dengan senyuman – tidak memerlukan modal dan dari aspek

kesihatan, kajian mendapati kita hanya menggunakan 17 otot muka

sewaktu senyum berbanding 43 otot sewaktu mengerutkan dahi

(rahsia awet muda)

c) Lahirkan simpati dan empati – turut berdukacita dengan musibah

yang menimpa kawan-kawan.

d) Sebarkan salam – tidak terbatas kepada orang yangdikenali saja

tetapi kepada semua

e) Pamerkan kasih sayang – saling membantu, meringankan yang berat

(beban), dsb

f) Latih diri ingat nama kawan (solidritas)  -  insan lain akan merasa

dihargai

g) Hormati pandangan pihak lain – sekalipun tidak bersetuju, coba

uraikan atau bangkang dengan cara yang penuh berhikmah

h) Minta maaf dan sedia memaafkan – meminta maaf dan mengakui

kesalahan tidak akan menjadikan diri kita hina malah kita menjadi

lebih mulia. Bersedia memaafkan orang lain pada bila-bila masa saja.

Siapa kita untuk tidak memaafkan kesalahan orang lain sedangkan

Allah itu maha Pemaaf (Al’Afuwwu) dan Nabi juga sentiasa memafkan

kesalahan umatnya.

i) Tepati janji – salah satu tanda orang munafiq ; apabila berjanji tidak

menepati

j) Doakan kebahagiaan sahabat dan doakan semoga persahabatan

dipelihara Allah – antara amalan doa yang boleh diamalkan adalah

Doa Rabitah (di dalam Al-Ma’thurat).  Ketika membaca doa tersebut,

bayangkan wajah  insan-insan yang disayangi, mudah-mudahan Allah

akan sentiasa mempertautkan hati antara kita.