adab pergaulan ikhwan akhwat
DESCRIPTION
sebuah rangkuman tulisan dari berbagai referensi.TRANSCRIPT
ADAB PERGAULAN IKHWAN AKHWAT
Firman Allah SWT :
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah
amat berat siksa-Nya." [QS. al-Mai'dah (5) : 2]"
Maka inilah alasan saya sengaja merangkum beberapa hal
yang perlu kita perhatikan dan harus kita jaga, demi peningkatan
kualitas diri kita. Silahkan sampaikan ini kepada orang lain. Semoga
Allah meridhainya.
Manusia terbentuk untuk memelihara dua bentuk hubungan
yaitu hubungan dengan Allah (hablumminallah) dan hubungan sesama
manusia (hablumminannas).
Dalam Islam, konteks pergaulan adalah cukup luas dan
mencakupi segenap aktivitas harian kita seperti dalam urusan jual beli,
kerja,belajar,peribatan,penyaksian di mahkamah dan sebagainya.
Kita digalakkan untuk saling mengenali antara satu-sama lain
dan ini amat bertepatan dengan firman Allah SWT di dalam Surah Al-
Hujurat : ayat 13 yang berbunyi ;
Wahai umat manusia! Sesungguhnya Kami telah
menciptakan kamu dari lelaki dan perempuan, dan Kami
telah menjadikan kamu berbagai bangsa dan bersuku- suku,
supaya kamu berkenal-kenalan (dan beramah tamah antara
satu dengan Yang lain). Sesungguhnya semulia-mulia kamu
di sisi Allah ialah orang Yang lebih taqwanya di antara kamu,
(bukan Yang lebih keturunan atau bangsanya).
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Maha mendalam
pengetahuannya (akan keadaan dan amalan kamu).
Sekiranya pergaulan itu berasaskan kepada tujuan mendesak
ataupun keperluan, maka ianya dibolehkan. Walau bagaimanapun, dalam
masa yang sama, perlu menjaga batas-batas pergaulan sebagaimana
yang telah digariskan Islam.
Pandangan yang diberikan oleh Dr. Yusuf Al-Qaradhawi di dalam Fatawa
Muasyirah, Jilid 2 menyebutkan :
”Pada prinsipnya, perhubungan di antara lelaki dan wanita
tidaklah ditolak secara total, malahan dibolehkan selagi mana
ia bermatlamatkan kebaikan dan atas perkara-perkara yang
dibenarkan syarak.. Dan wajib patuhi kehendak dan ajaran
Islam serta prihatin tentang akhlak dan adab”.
Pelanggaran batas-batas pergaulan biasanya
disebabkan karena hal-hal di bawah ini:
1. Belum mengetahui batas-batas pergaulan ikhwan akhwat
2. Sudah mengetahui namun belum memahami
3. Sudah mengetahui nemun tidak mau mengamalkan
4. Sudah mengetahui dan memahami namun tergelincir karena lalai.
Dan bisa jadi kejadian itu disebabkan karena kita masih sibuk
menghiasi penampilan dengan jilbab lebar warna-warni atau dengan
janggut dan celana yang mengatung, namun kita lupa menghias akhlak.
Kita sibuk berhiaskan simbol-simbol islam namun lupa substansi islam.
Kita berkutat mengahafal materi islam namun tidak fokus pada tataran
pemahaman dan amal.
Menjaga pergaulan dengan lawan jenis memang bukanlah hal
yang mudah karena fitrah laki-laki adalah mencintai wanita dan
begitulah sebaliknya. Hanya dengan keimanan yang kokoh dan
mujahadah sajalah yang membuat seseorang dapat istiqomah menjaga
batas-batas ini.
Berikut ini adalah contoh-contoh pelangaran yang masih
sering terjadi yang dikhawatirkan dapat memicu timbulnya virus
merah jambu sehingga meningkat sampai tahap pacaran:
1. Pulang berdua, contoh usai kerja/rapat/kuliah karena pulang ke arah
yang sama maka wanita pulang bersama pria berdua saja.
2. Rapat berhadap-hadapan, hal seperti ini sangatlah cair dan rentan
timbulnya ikhtilath (pencampuradukan pria dan wanita)
3. Tidak menundukkan pandangan, karena bisa saja dapat menimbulkan
zina mata. Bukankah ada ungkapan dari mata turun ke hati?
4. Duduk/jalan berduaan, hal ini dapat menimbulkan fitnah dari orang
lain sekalipun sebenarnya alas an berduaan karena berdiskusi namun
tetap saja tampak seperti orang pacaran.
5. “men-tek” untuk menikah, ada pula pria yang belum lulus kuliah men-
tek seorang wanita untuk menikah dengan alasan takut keburu
diambil (dikhitbah/dinikahi) orang lain padahal tak jelas juga kapan
menikahnya.
6. Menelepon yang tidak penting, menelepon dan mengobrol tak tentu
arah padahal tidak ada nilai urgensinya atau tidak ada hubungnnya
dengan urusan dakwah.
7. SMS tidak penting, saling berdialog via SMS mengenai hal-hal yang
tak ada kaitannya dengan dakwah sampai-sampai pulsa habis sebelum
waktunya
8. Berbicara mendayu-dayu, contoh ucapan akhwat seperti “deuu si akhi
antum bisa aza dehh...” dengan nada terdengar manja dan disertai
dengan tertawa kecil.
9. Bahasa yang terlalu akrab, misalnya seperti bahasa SMS yang terlalu
akrab seperti “oke deh pak fulan, yang penting rapatnya lancar khan.
Kalau gitchu ga usah ditunda lagi yach ok dech. CU ^_^”. Meskipun
sudah beraktivitas bersama, ikhwan akhwat bukanlah pasangan suami
isteri yang bisa mengakrabkan diri karena bahasa SMS seperti ini
dapat menimbulkan bekas di hati pengirim dan penerima SMS.
10. Curhat, curhat berduaan akan menimbulkan kedekatan, lalu ikatan
hati, kemudian timbul permainan hati seperti virus merah jambu yang
bisa mengganggu tribulasi dakwah.
11. Chatting yang tidak urgent, chatting, dengan YM misalnya, boleh-
boleh saja hanya saja bila pembicaraanya melebar dan menyimpang
dari fokus dakwah, khalwat virtual bisa saja terjadi.
12. Bercanda ikhwan akhwat, ikhwan akhwat bercanda berdua sambil
tertawa-tawa. Bahkan mungkin karena terlalu banyak syetan, sang
akhwat hampir saja mencubit lengan sang ikhwan.
Lalu bagaimana adab pergaulan pria dan wanita yang
seharusnya? Berikut ini adalah adab-adab pergaulan dengan
lawan jenis yang bukan muhrim (saudara sedarah):
1. Harus menutup aurat yakni seluruh tubuh kecuali muka dan telapak
tangan untuk wanita dan dari pusar hingga lutut untuk pria. Hanya
saja syarat-syarat penutup aurat untuk wanita yaitu kain tidak boleh
tipis, tidak boleh tembus pandang, tidak boleh ketat, dan tidak boleh
menyerupai pakaian laki-laki. Dan yang paling penting kerudung
harus bisa menutup dada.
2. Menundukkan dan menjaga pandangan bila berpapasan dengan lawan
jenis, bila berbicara juga harus menjaga pandangan. Namun tidak
harus selalu menundukkan muka ke tanah ketika berjalan sampai-
sampai menabrak dinding. Mungkin dapat disiasati dengan melihat
ujung-ujung jilbab atau dengan mata semu/samping.
Katakanlah (Wahai Muhammad) kepada orang-orang lelaki
Yang beriman supaya mereka menyekat pandangan mereka
(daripada memandang Yang haram), dan memelihara
kehormatan mereka. Yang demikian itu lebih suci bagi
mereka; Sesungguhnya Allah amat mendalam
pengetahuannya tentang apa Yang mereka kerjakan. (An-
Nuur : ayat 30)
3. Tidak melihat aurat / memandang dengan pandangan syahwat / bukan
pandangan yang liar.
Pandangan pertama dimaafkan, namun jangan pula disusuli dengan
pandangan kedua dan ketiga kerana ianya haram.
4. Ketika berbicara dengan lawan jenis harus yang tegas namun tidak
dengan nada membentak dan tidak pula mendayu-dayu. Yang penting
lawan bicara mengerti apa yang kita ucapkan.
5. Hindari perkataan merayu,menggoda ,merangsang
keinginan,keji,lucah mahupun perkatan sia-sia/gurauan berlebihan.
Lunakkan suara berbeza dengan merendahkan suara . Lunak
diharamkan, manakala merendahkan suara adalah dituntut.
Merendahkan suara bermakna kita berkata-kata dengan suara yang
lembut, tidak keras, tidak meninggi diri, sopan dan sesuai didengar
oleh orang lain. Ini amat bertepatan dan sesuai dengan nasihat
Luqman AL-Hakim kepada anaknya yang berbunyi :
“Dan sederhanakanlah langkahmu semasa berjalan, juga
rendahkanlah suaramu (semasa berkata-kata), Sesungguhnya
seburuk-buruk suara ialah suara keldai” (Surah Luqman :
ayat 19)
6. Tidak boleh berdua-duaan (khalwat). Rasulullah SAW bersabda
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan
sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang bersama
mahramnya, karena yang ketiga adalah syetan.” (HR Rahmat).
Berdua-duaan dengan lawan jenis sangat berbahaya karena yang
ketiganya adalah syetan yang dapat menggoda untuk membuat
ikhwan akhwat yang berdua-duaan melakukan hal yang mendekati
zina. Bila berinteraksi alangkah baiknya lebih dari dua orang serta
yang diperbincangkan tidak bersifat pribadi atau hal-hal lain seperti
curhat.
7. Berdialog baik dengan bicara langsung maupun via telepon atau SMS
hanya yang penting-penting saja dan sebisa mungkin berhubungan
dengan urusan dakwah serta tidak terlalu sering.
Al-Quran memberikan beberapa bentuk ungkapan yang wajar
kita praktikkan dalam komunikasi seharian iaitu:
1. Qaulan Sadida (An-Nisa’ :9)
Isi pesanan jujur dan benar, tidak ditambah atau dibuat-buat
2. Qaulan Ma’rufa (An-Nisa : 5)
Menyeru kepada kebaikan dan kebenaran
3. Qaulan Baligha (An-Nisa’ : 63)
Kata-kata yang membekas pada jiwa
4. Qaulan Maisura (Al-Isra’ : 28)
Ucapan yang layak dan baik untuk dibicarakan
5. Qaulan Karima (Al-Isra’: 23)
Perkataan-perkataan yang muli
8. Menggunakan hijab bila sedang rapat yang diikuti ikhwan dan
akhwat. Selain untuk menjaga pandangan dan konsentrasi, juga
menghindari ikhtilath. Bila belum mampu menggunakan hijab,
dibuat jarak yang cukup antara ikhwan dan akhwat. Selain itu
rapat juga tidak boleh diadakan sampai malam mengingat biasanya
ada jam malam untuk akhwat.
Penutup:
Di dalam Islam, pergaulan laki-laki dan perempuan sangatlah
dijaga. Kewajiban berjilbab, menundukkan pendangan, tidak khalwat
(berduaan), tidak ikhtilath (bercampur baur), tidak tunduk dalam
berbicara (mendayu-dayu), dan dorongan Islam untuk segera menikah,
itu semua adalah penjagaan tatanan kehidupan social muslim agar
terjaga kehormatan dan kemuliaannya.
Kehormatan seorang muslim sangatlah penting dipelihara di dalam
islam, sampai-sampai untuk mendekati zinanya saja sudah dilarang.
Seperti yang difirmankan Allah dalam Surat Al Isra 32 “Dan janganlah
kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji dan suatu jalan yang buruk”. Pelanggaran-pelanggaran yang
disebutkan di atas dapat dikategorikan kepada hal-hal yang mendekati
zina karena jika dibiarkan, bukan tidak mungkin akan mengarah pada
zina yang sesungguhnya, na’udzubillah.
Maka, bersama-sama kita saling menjaga pergaulan ikhwan
akhwat. Agar tidak terjerumus ke dalam kategori yang mendekati zina.
TIPS-TIPS PERGAULAN YANG CEMERLANG UNTUK
DIPRAKTIKKAN
Tips yang mungkin bermanfaat untuk diamalkan dalam amalan pergaulan
supaya disenangi adalah :
a) Bersangka baik – hindarkan bersangka buruk kerana ia menjadi
puncak permusuhan
b) Murah dengan senyuman – tidak memerlukan modal dan dari aspek
kesihatan, kajian mendapati kita hanya menggunakan 17 otot muka
sewaktu senyum berbanding 43 otot sewaktu mengerutkan dahi
(rahsia awet muda)
c) Lahirkan simpati dan empati – turut berdukacita dengan musibah
yang menimpa kawan-kawan.
d) Sebarkan salam – tidak terbatas kepada orang yangdikenali saja
tetapi kepada semua
e) Pamerkan kasih sayang – saling membantu, meringankan yang berat
(beban), dsb
f) Latih diri ingat nama kawan (solidritas) - insan lain akan merasa
dihargai
g) Hormati pandangan pihak lain – sekalipun tidak bersetuju, coba
uraikan atau bangkang dengan cara yang penuh berhikmah
h) Minta maaf dan sedia memaafkan – meminta maaf dan mengakui
kesalahan tidak akan menjadikan diri kita hina malah kita menjadi
lebih mulia. Bersedia memaafkan orang lain pada bila-bila masa saja.
Siapa kita untuk tidak memaafkan kesalahan orang lain sedangkan
Allah itu maha Pemaaf (Al’Afuwwu) dan Nabi juga sentiasa memafkan
kesalahan umatnya.
i) Tepati janji – salah satu tanda orang munafiq ; apabila berjanji tidak
menepati
j) Doakan kebahagiaan sahabat dan doakan semoga persahabatan
dipelihara Allah – antara amalan doa yang boleh diamalkan adalah
Doa Rabitah (di dalam Al-Ma’thurat). Ketika membaca doa tersebut,
bayangkan wajah insan-insan yang disayangi, mudah-mudahan Allah
akan sentiasa mempertautkan hati antara kita.