acara 1.doc

24
LAPORAN PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM (AGT 223) Oleh: Nama : Firda Nur Fitriani NIM : A1L008156 Kelas : Agroteknologi E KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

Upload: miftahuljannah

Post on 02-Oct-2015

223 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM

BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM(AGT 223)

Oleh:

Nama: Firda Nur Fitriani

NIM: A1L008156

Kelas: Agroteknologi E

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

AGROTEKNOLOGI

PURWOKERTO

2010

KATA PENGANTARPuji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum Budidaya Tanaman Semusim. Laporan praktikum Budidaya Tanaman Semusim ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh nilai dalam mata kuliah Budidaya Tanaman Semusim.

Penulis menyadari bahwa terselesainya laporan praktikum ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dosen-dosen mata kuliah Budidaya Tanaman Semusim;

2. Asisten praktikum yang telah banyak membantu dalam praktikum Budidaya Tanaman Semusim;

3. Semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan praktikum Budidaya Tanaman Semusim ini masih banyak kekurangan. Namun demikian, mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Purwokerto, Juli 2010

PenulisLAPORAN PRAKTIKUM

BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM

ACARA I

PENGOLAHAN TANAH

Oleh:

Nama: Firda Nur Fitriani

NIM: A1L008156

Kelas: Agroteknologi E

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

AGROTEKNOLOGI

PURWOKERTO

2010I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

. Pengolahan tanah merupakan kebudayaan yang tertua dalam pertanian dan tetap diperlukan dalam pertanian modern. Upaya ini dimaksudkan untuk menyiapkan tempat persemaian, tempat bertanam, menciptakan daerah perakaran yang baik, membenamkan sisa tanaman, dan memberantas gulma. Cara pengolahan tanah sangat mempengaruhi struktur tanah alami yang baik. Apabila pengolahan tanah terlalu intensif, maka struktur tanah akan rusak. Kebiasaan petani yang mengolah tanah secara berlebihan di mana tanah diolah sampai bersih permukaannya merupakan salah satu contoh pengolahan yang keliru.

Cara mengolah tanah yang baik adalah: pertama, tanpa olah tanah (TOT). Tanah yang akan ditanami tidak diolah dan sisa-sisa tanaman sebelumnya dibiarkan tersebar di permukaan, yang akan melindungi tanah dari ancaman erosi selama masa yang sangat rawan yaitu pada saat pertumbuhan awal tanaman. Penanaman dilakukan dengan tugal. Gulma diberantas dengan menggunakan herbisida.

Kedua, pengolahan tanah minimal. Tidak semua permukaan tanah diolah, hanya barisan tanaman saja yang diolah dan sebagian sisa-sisa tanaman dibiarkan pada permukaan tanah. Ketiga, pengolahan tanah menurut kontur. Pengolahan tanah dilakukan memotong lereng sehingga terbentuk jalur-jalur tumpukan tanah dan alur yang menurut kontur atau melintang lereng. Keempat, pengolahan tanah berair. Pengolahan tanah jenis ini tentu cocok untuk ditanami padai di sawah. Praktek pengolahan tanah seperti ini sebenarnya sudah ada sejak dulu dan telah dilakukan oleh petani di beberapa daerah di Indonesia. Pola olah tanah mana yang dipilih, tentu ditentukan oleh jenis tanaman yang akan ditanam.B. TujuanTujuan dari praktikum pengolahan tanah ini agar mahasiswa mampu memahami dan melakukan pengolahan tanah dengan baik.II. TINJAUAN PUSTAKATanah sangat penting bagi makhluk hidup. Tanah mempunyai peran dan fungsi yang berbeda-beda bagi setiap mahkluk hidup. Pengertian tentang tanah pada umumnya dipandang dari kepentingan dan siapa yang memandangnya. Pengertian tanah menurut pandangan para ahli ada dua segi, yaitu :

a. Tanah dipandang sebagai bentukan alam, seperti tumbuh-tumbuhan, hewan serta manusia, yang mempunyai sifat tersendiri dan mencerminkan hasil pengaruh sebagai faktor yang membentuknya di alam.

b. Tanah dipandang sebagai sarana produksi tanaman yang mampu menghasilkan berbagai tanaman.

Melalui tanah, manusia dapat memperoleh kepuasan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang utama (Sosroatmodjo, 1980). Guna mempertahankan tingkat kepuasan kebutuhan-kebutuhan pokoknya, maka manusia berkewajiban memeliharan dengan sebaik-baiknya sumber daya tanah dan lingkungannya dimana manusia tinggal dan hidup.

Tanah sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman mempunyai peranan penting antara lain :

1. Sebagai tempat tumbuh dan tempat perkembangan akar.

2. Menyediakan unsur hara dan air bagi tanaman.

3. Menyediakan udara bagi akar tanaman.

4. Merupakan media bagi pertumbuhan flora dan fauna, khususnya mikro flora dan mikro fauna yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Tanah merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting, yang dapat dimanipulasi untuk mempengaruhi penampilan tanaman. Bila tanah salah digunakan dalam keadaan buruk, tanaman jadi kurang produktif, bila ditangani secara berhati-hati dengan memperhatikan sifat fisik dan biologisnya, akan terus-menerus menghasilkan tanaman dalam beberapa generasi yang tidak terhitung. Untuk mencapai tujuan tersebut biasanya pengolahan tanah dilakukan beberapa kali. Cara dan saat pengolahan tanah disesuaikan dengan kondisi lingkungan, antara lain : iklim, keadaan tanah, jenis tanaman, dan saat tanam. Pengolahan tanah dimaksudkan untuk memecahkan gumpalan tanah menjadi gembur dan mengatur kesuburan tanah sehingga sesuai untuk ditanami.

Arsjad (2000), mendefinisikan pengolahan tanah sebagai setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan pengolahan tanah adalah untuk menyiapkan tempat pesemaian, tempat bertanam, menciptakan daerah perakaran yang baik, membenamkan sisa tanaman, dan memberantas gulma. Soepardi (1979), mengatakan mengolah tanah adalah untuk menciptakan sifat olah yang baik, dan sifat ini mencerminkan keadaan fisik tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Cara pengolahan tanah sangat mempengaruhi struktur tanah alami yang baik yang terbentuk karena penetrasi akar atau fauna tauna, apabila pengolahan tanah terlalu intensif maka struktur tanah akan rusak. Kebiasaan petani yang mengolah tanah secara berlebihan dimana tanah diolah sampai bersih permukaannya merupakan salah satu contoh pengolahan yang keliru karena kondisi seperti ini mengakibatkan surface sealing yaitu butir tanah terdispersi oleh butir hujan, menyumbat pori-pori tanah sehingga terbentuk surface crusting.

Menurut intensitasnya, ada tiga cara pengolahan tanah :

1. Pengolahan tanah dengan tenaga manusia.

2. Pengolahan tanah dengan tenaga hewan (ternak).

3. Pengolahan tanah dengan tenaga mesin.III. PROSEDUR KERJA

A. Bahan dan Alat1. Sepetak tanah

2. Cangkul

3. Tali rafia

4. Penggaris

5. Sabit

6. Bambu/kayu

B. Cara Kerja1. Disiapkan petakan tanah berukuran 4 x 3.2 meter sebanyak 5 buah untuk satu kelompok (satu kelas).

2. Gulma yang ada disiangi/dicabuti untuk mempermudah pengolahan tanah dengan cara mekanis (cangkul).

3. Tanah dicangkul dan digemburkan dan dibuat bedengan dengan tinggi bedengan 30 cm.

4. Batu-batuan dan rumput yang ada dibuang dan dibersihkan dari bedengan agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman budidaya.

5. Tanah diratakan kembali dan sedikit disiram agar siap untuk ditanami.

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. HasilPerbedaan Tanah Sebelum dan Setelah Diolah

a. Sebelum Diolah Masih banyak terdapat gulma

Masih banyak terdapat sisa-sisa tanaman yang dibudidayakan sebelumnya

Terdapat beberapa batu dan kerikil

Tanah tidak rata permukaannya

Tanah tidak gembur secara rata

Belum terdapat saluran irigasi di sekitar bedengan

b. Setelah Diolah

Hanya tersisa sedikit gulma (hamper tidak ada) Sisa-sisa tanaman jagung sudah dibersihkan

Sudah dibentuk bedengan dengan saluran irigasi di tiap tepinya

Batu dan kerikil sudah dibersihkan

Permukaan tanah sudah rata

Tanah telah halus dan gemburB. PembahasanPraktikum mata kuliah budidaya tanaman semusim acara kali ini adalah melakukan pengolahan tanah dengan cara membuat bedengan. Pembuatan bedengan ini membuat tanah menjadi lebih tinggi, lebih remah dan gembur dibandingkan dengan tanah sebelum diolah, disertai juga dengan pengendalian gulma yaitu dengan cara pencabutan secara manual/mekanis dengan tenaga tangan. Begitu pula pembuatan bedengan dengan tenaga manusia yaitu dengan bantuan alat cangkul.

Suhardi (1985), menyatakan bahwa tujuan dari pengolahan tanah yaitu :

1. Meningkatkan sifat-sifat tanah, menjamin, memperbaiki struktur dan porositas tanah, sehingga antara pemasukan air dan pengeluarannya menjadi seimbang yang berarti cepat basah dan cepat mengering dalam artian untuk kehidupan tanaman. Begitu pula peredaran udara menjadi optimal yang berarti akan menjamin aktivitas biologis menjadi optimal pula.

2. Pertumbuhan tanaman menjadi baik, karena dengan adanya pengolahan tanah memungkinkan peredaran air, udara dan suhu di dalam tanah menjadi lebih baik.

3. Mempermudah penggunaan pupuk dan obat-obatan di dalam tanah. Setiap pengolahan tanah perlu untuk mempersiapkan fisik tanah.

Tanah mempunyai peran yang banyak di dalam mendukung kehidupan tanaman. Menurut Harjadi (1979), terdapat 3 fungsi tanah yang primer :

1. Memberikan unsur-unsur mineral, baik sebagai medium pertukaran maupun sebagai tempat persediaan.

2. Memberikan air dan melayaninya sebagai reservoar.

3. Melayani tanaman sebagai tempat berpegang dan bertumpu untuk tegak.

Proses pengolahan tanah yang ditujukan untuk mempersiapkan tanah menjadi lahan atau tanah yang siap pakai dilakukan menjadi beberapa tahapan. Menurut Suhardi (1985), menyebutkan bahwa proses pengolahan tanah pada dasarnya terajdi dari 4 jenis pengolahan :

1. Pembajakan

Pembajakan adalah pengolahan tanah dengan mempergunakan bajak, dengan maksud agar tanah bisa membalik. Mutu pembajakan akan mempengaruhi pengolahan tanah selanjutnya dan akan menentukan hasil panenan.

2. Pembajakan semu

Pembajakan semu adalah pembajakan dimana tanah tidak dibalik, hanya merupakan bongkah-bongkah besar, setelah terkena hujan dan panas matahari, tanah akan menjadi lebih longar, sehingga yang halus akan masuk ke bawah lewat sela-sela bongkah tanah itu.

3. Pengolahan tambahan sebagai pengolahan tanah

Pengolahan ini mempersiapkan tanah lebih lanjut, sehingga makro porositas yang terlalu besar akibat pembajakan dapat ditingkatkan.4. Cara-cara tambahan sebagai pemeliharaan tanaman

Maksud pengolahan tanah ini adalah usaha agar supaya permukaan tanah tetap agak lembab, peredaran air dan udara di dalam tanah tetap baik dan sekaligus memberantas rumput liar.

Tujuan utama pengolahan tanah adalah menyediakan media tumbuh yang baik untuk kelangsungan hidup tanaman. Disamping itu juga pengolahan tanah dapat membantu memperbaiki drainase agar air mudah dialirkan, mengeluarkan racun dalam tanah dengan cara membalik tanah sehingga terjadi penguapan dan membunuh atau memotong siklus hidup gulma (Anonim, 2010). Agar pengolahan tanah dapat memenuhi hal tersebut, perlu diperhatikan beberapa hal sebelum kita mengolah tanah, yaitu:

a. Jenis tanaman dan tanahb. Kemiringan lahanc. Musimd. Vegetasi lahane. Jenis alatf. Penyiapan dan pembersihan lahang. Pembalikan dan penggemburan tanahh. Pembuatan alur tanam (bedengan)Terdapat perbedaan antara tanah yang telah diolah dan tanah sebelum diolah, perbedaan tersebut di antaranya adalah:

a.) Sebelum diolah

1. Permukaan tanah tidak rata dan keras.2. Banyak ditumbuhi rumput/gulma.3. Terdapat batu baik didalam tanah maupun dipermukaan tanah.4. Tanah terlihat kering dan gersang.

b.) Setelah diolah

1. Tanah berbentuk bedengan dengan permukaan yang rata

2. Aerasi dan drainase tanah menjadi lebih baik karena tanah tidak lagi keras (telah diolah).

3. Tidak ada rumput-rumput yang semula tumbuh di lahan.

4. Batu-batu yang ada di lahan telah disingkirkan dan lahan siap untuk ditanami.

Untuk mengatasi pengaruh buruk pengolahan tanah, maka dianjurkan beberapa cara pengolahan tanah konservasi yang dapat memperkecil terjadinya erosi. Cara yang dimaksud adalah:

1. Tanpa olah tanah (TOT)

Tanah yang akan ditanami tidak diolah dan sisa-sisa tanaman sebelum-nya dibiarkan tersebar di permukaan, yang akan melindungi tanah dari ancaman erosi selama masa yang sangat rawan yaitu pada saat pertumbuhan awal tanaman. Penanaman dilakukan dengan tugal. Gulma diberantas dengan menggunakan herbisida.

2. Pengolahan tanah minimal, tidak semua permukaan tanah diolah, hanya barisan tanaman saja yang diolah dan sebagian sisa-sisa tanaman dibiarkan pada permukaan tanah.

3. Pengolahan tanah menurut kontur, pengolahan tanah dilakukan memotong lereng sehingga terbentuk jalur-jalur tumpukan tanah dan alur yang menurut kontur atau melintang lereng. Pengolahan tanah menurut kontur akan lebih efektif jika diikuti dengan penanaman menurut kontur juga yang memungkinkan penyerapan air dan menghindarkan pengangkutan tanah. Sebagian dari praktek pengolahan tanah seperti ini sebenarnya sudah ada sejak dulu dan telah dilakukan oleh petani di beberapa daerah di Indonesia (Ucupneptune, 2010).

Petani mungkin menganggapnya sebagai tradisi nenek moyangnya yang perlu dipertahankan. Walaupun saat itu belum ada penyuluh pertanian ataupun literatur tentang konservasi tanah, tetapi para petani telah menerapkan cara bertani yang berasaskan konservasi tanah. Mengolah tanah secara konservasi telah dilakukan oleh orang jaman dulu dengan tujuan untuk mendapatkan hasil dari usahataninya guna memenuhi kebutuhan hidup jangka pendek, dan mungkin belum terpikirkan oleh mereka untuk melestarikan sumber daya tanah (Ucupneptune, 2010).V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan1. Pengolahan tanah dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah sehingga tanah dapat berfungsi secara optimal.2. Pengolahan tanah dapat dilakukan secara manual maupun mekanik.3. Penggemburan merupakan hal utama yang dilakukan disamping pemupukan dan pengairan.4. Syarat pengolahan tanah yang baik adalah intensitas minimum, adanya pembajakan, penggemburan pembuatan parit dan pemupukan.B. Saran

Sebaiknya ketika pelaksanaan praktikum alat yang disediakan mencukupi agar di tiap kelompok terdapat alat sehingga praktikum bisa selesai bersamaan antar kelompok.DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2010. Perlakuan Pengolahan Tanah. http://www.theagricoachinc.com. Diakses pada tanggal 22 Juni 2010.

Harjadi, M.M. Sri Setyati. 1988. Pengantar Agronomi. Jakarta: PT Gramedia.Sosroatmodjo, P.L.A. 1980. Pembukaan Lahan dan Pengolahan Tanah. Jakarta: Penunjang Pembangunan Nasional.Ucupneptune. 2010. Pengolahan Tanah Konservasi. http://storyofnarutoanime.blogspot.com. Diakses pada tanggal 22 Juni 2010.