abstrak imam yuwono.2014, menggunakan sinar …eprints.ulm.ac.id/317/1/(jurnal 4.pdf · akibatnya...

18
ABSTRAK Imam Yuwono.2014, Menggunakan sinar lampu, manik-manik dan suara musik di stodio servis konsentrasi untuk meningkatkan konsentrasi anak hiperaktif” Ide penelitian ini didasarkan oleh adanya temuan anak hiperaktif sering melakukan perilaku tidak terkontrol sehingga mengganggu konsentrasi belajar. Keadaan ini, apabila tidak segera diatasi akan berakibat buruk pada anak. Perkembangan perilaku, kognitif, sosialisasi dan komunikasi terganggu. Tujuan penelitian adalah untuk membuktikan media pembelajaran menggunakan sinar lampu, manik-manik dan suara musik di stodio servis konsentrasi untuk meningkatkan konsentrasi siswa hiperaktif. Penelitian ini menggunakan pendekatan subyek tunggal atau sering disebut penelitian modifikasi perilaku. Penelitian dilakukan pada seorang anak hiperaktif, yang masih belajar tingkat SD. Usia subyek 6 tahun dan memiliki IQ normal. Data tentang konsentrasi dikumpulkan melalui pengamatan menggunakan handicam pada saat subyek mengikuti pembelajaran. Intervensi untuk meningkatkan konsentrasi digunakan media pembelajaran dalam stodio servis konsentrasi. Media ini dilengkapi dengan permainan manik-manik, pengaturan sinar lampu dan terapi suara musik. Dengan harapan dapat melatih kontrol adrenalin, meningkatkan gelombang beta dan memperbaiki jalur pendengaran anak hiperaktif. Data dianalisis menggunakan teknik perubahan dalam kondisi yang meliputi tingkat stabilitas, kecenderungan arah dan tingkat perubahan ( level change). Penelitian ini membuktikan bahwa, setelah dilakukan intervensi sebanyak 35 kali menggunakan permainan pilah manik-manik, pengaturan sinar lampu dan terapi suara musik yang dikemas dalam stodio servis konsentrasi. Ternyata dapat meningkatkan konsentrasi anak hiperaktif. Peningkatan konsentrasi anak ditandai dengan menurunnya aktivitas perilaku yang tidak terkontrol dalam pembelajaran. Pada kondisi baseline pertama aktivitas tak terkontrol dilakukan subyek sampai 13 kali dalam 2 jam pelajaran. Setelah dilakukan intervensi menggunakan media stodio servis konsentrasi menurun hingga 2 kali dalam 2 jam pelajaran. Berdasarkan hasil penelitian direkomendasikan kepada guru maupun terapis anak hiperaktif untuk menggunakan media stodio servis konsentrasi. Kepada peneliti lanjutan, disarankan untuk melakukan penelitian untuk mengukur seberapa besar pengaruh permainan pilah manik-manik, pengaturan sinar lampu dan terapi suara musik yang dikemas dalam stodio servis terapi, dapat mengontrol hormon adrenalin, meningkatkan gelombang beta dan memperbaiki jalur pendengaran anak hiperaktif.

Upload: vonhu

Post on 31-Jan-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ABSTRAK Imam Yuwono.2014, Menggunakan sinar …eprints.ulm.ac.id/317/1/(JURNAL 4.pdf · Akibatnya menyebabkan terjadinya hambatan pada sistem kontrol ... Apakah terapi suara dalam

ABSTRAK

Imam Yuwono.2014, Menggunakan sinar lampu, manik-manik dan suara musik di stodio servis konsentrasi untuk meningkatkan konsentrasi anak hiperaktif”

Ide penelitian ini didasarkan oleh adanya temuan anak hiperaktif sering melakukan perilaku tidak terkontrol sehingga mengganggu konsentrasi belajar. Keadaan ini, apabila tidak segera diatasi akan berakibat buruk pada anak. Perkembangan perilaku, kognitif, sosialisasi dan komunikasi terganggu. Tujuan penelitian adalah untuk membuktikan media pembelajaran menggunakan sinar lampu, manik-manik dan suara musik di stodio servis konsentrasi untuk meningkatkan konsentrasi siswa hiperaktif.

Penelitian ini menggunakan pendekatan subyek tunggal atau sering disebut penelitian modifikasi perilaku. Penelitian dilakukan pada seorang anak hiperaktif, yang masih belajar tingkat SD. Usia subyek 6 tahun dan memiliki IQ normal. Data tentang konsentrasi dikumpulkan melalui pengamatan menggunakan handicam pada saat subyek mengikuti pembelajaran. Intervensi untuk meningkatkan konsentrasi digunakan media pembelajaran dalam stodio servis konsentrasi. Media ini dilengkapi dengan permainan manik-manik, pengaturan sinar lampu dan terapi suara musik. Dengan harapan dapat melatih kontrol adrenalin, meningkatkan gelombang beta dan memperbaiki jalur pendengaran anak hiperaktif. Data dianalisis menggunakan teknik perubahan dalam kondisi yang meliputi tingkat stabilitas, kecenderungan arah dan tingkat perubahan ( level change).

Penelitian ini membuktikan bahwa, setelah dilakukan intervensi sebanyak 35 kali menggunakan permainan pilah manik-manik, pengaturan sinar lampu dan terapi suara musik yang dikemas dalam stodio servis konsentrasi. Ternyata dapat meningkatkan konsentrasi anak hiperaktif. Peningkatan konsentrasi anak ditandai dengan menurunnya aktivitas perilaku yang tidak terkontrol dalam pembelajaran. Pada kondisi baseline pertama aktivitas tak terkontrol dilakukan subyek sampai 13 kali dalam 2 jam pelajaran. Setelah dilakukan intervensi menggunakan media stodio servis konsentrasi menurun hingga 2 kali dalam 2 jam pelajaran. Berdasarkan hasil penelitian direkomendasikan kepada guru maupun terapis anak hiperaktif untuk menggunakan media stodio servis konsentrasi. Kepada peneliti lanjutan, disarankan untuk melakukan penelitian untuk mengukur seberapa besar pengaruh permainan pilah manik-manik, pengaturan sinar lampu dan terapi suara musik yang dikemas dalam stodio servis terapi, dapat mengontrol hormon adrenalin, meningkatkan gelombang beta dan memperbaiki jalur pendengaran anak hiperaktif.

Page 2: ABSTRAK Imam Yuwono.2014, Menggunakan sinar …eprints.ulm.ac.id/317/1/(JURNAL 4.pdf · Akibatnya menyebabkan terjadinya hambatan pada sistem kontrol ... Apakah terapi suara dalam

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak hiperaktif dan lemah konsentrasi sering disebut dengan istilah ADHD

(Attention Deficit Hyperactive Desorders). Gangguan ini ditandai dengan

ketidakmampuan berkonsentrasi terhadap sesuatu yang dihadapi. Pada saat

mengikuti pembelajaran konsentrasi mudah beralih pada suatu hal ke hal yang

lain. Melakukan suatu kegiatan tidak terkontrol (hiperaktif) dan tidak sabaran

(impulsif). Perilaku hiperaktif dan impulsif dapat mengganggu perkembangan

anak dalam hal kognitif, perilaku, sosialisasi dan komunikasi. American

Psyichiatric Association Press (1994) menyebutkan bahwa, penyebab hiperaktif

salah satunya adalah adanya disfungsi sirkuit neuron di otak yang dipengaruhi

oleh dopamin sebagai neurotransmitter pencetus gerakan dan sebagai kontrol

aktivitas diri. Akibatnya menyebabkan terjadinya hambatan pada sistem kontrol

perilaku. Anak menjadi hiiperaktif salah satunya karena produksi hormon

adrenalin tidak terkontrol. Hormon adrenalin merangsang untuk melakukan suatu

kegiatan. Produksi hormon adrenalin yang berlebihan mengakibatkan anak

melakukan kegiatan di luar kontrol diri. Kondisi ini mengakibatkan anak sulit

untuk berkonsentrasi pada sesuatu yang dilakukan. Meningkatkan konsentrasi

anak hiperaktif terhadap pembelajaran dapat dilakukan dengan cara melakukan

kegiatan yang mampu mengontrol produksi hormon tersebut. Permainan

memilah manik-manik yang dikemas dalam stodio servis konsentrasi

merangsang sistem kontrol perilaku anak.

Penelitian yang dilakukan oleh Steven W. Lee yang dikutip oleh Feni Olivia

(2007) anak hiperkatif menghasilkan gelombang theta berlebihan. Tetapi tidak

cukup menghasilkan gelombang beta. Gelombang theta merupakan gelombang

otak pada kisaran frekwensi 4-8 Hz. Yang dihasilkan oleh pikiran bawah sadar

(subconsciaus mind). Gelombang theta muncul saat manusia bermimpi dan saat

terjadi REM (rapit eye movement). Gelombang beta adalah gelombang otak

yang frekwensinya paling tinggi. Yaitu berkisar antara 12 sampai 40 Hz.

Gelombang beta dihasilkan oleh proses berpikir secara sadar. Kita

menggunakan gelombang beta untuk berpikir, berinteraksi, berkonsentrasi dalam

kehidupan sehari-hari.

Menurut Wilens TE dalam Widodo (2004) anak hiperaktif memiliki masalah

dalam pendengaran. Bisa mendengar tetapi kesulitan mengerti apa yang

didengarnya. Karena telinga dan otak tidak bekerja efesien dalam memproses

suara. Ada yang kesulitan memilih suara dari banyak sumber suara yang

berbeda. Ada yang kesulitan memusatkan pendengaran pada suara tertentu.

Page 3: ABSTRAK Imam Yuwono.2014, Menggunakan sinar …eprints.ulm.ac.id/317/1/(JURNAL 4.pdf · Akibatnya menyebabkan terjadinya hambatan pada sistem kontrol ... Apakah terapi suara dalam

Berdasarkan pendapat diatas, penulis merekayasa media pembelajaran

untuk meningkatkan konsentrasi terhadap pembelajaran anak hiperaktif. Media

ini disebut dengan stodio servis terapi. Berbentuk seperti layaknya podium,

terbuat dari papan berukuran tinggi 2 meter dan lebar 1 m. Pada dinding stodio

dipasang empat kotak kecil dan manik-manik dengan berbagai macam warna.

Diatas kotak kecil dipasang lampu warna merah muda, kuning, biru dan hijau.

Didalam stodio terdapat rak tempat VCD player dan komponennya. Fungsi

stodio adalah tempat bermain pilah manik manik sebagai alat untuk melatih

kontrol hormon adrenalin. Pengaturan sinar lampu dan musik untuk

menghasilkan gelombang beta dan memperbaiki jalur pendengaran anak.

B. Rumusan Masalah

Agar dapat mengungkap permasalahan tersebut maka secara rinci penelitian ini

mengacu pada pertanyaan penelitian:

1. Apakah bermain pilah manik-manik dalam stodio servis konsentrasi mampu

mengontrol hormon adrenalin sehingga konsentrasi anak hiperaktif meningkat?

2. Apakah pengaturan sinar lampu dalam stodio servis konsentrasi dapat

meningkatkan konsentrasi anak hiperaktif?

3. Apakah terapi suara dalam stodio servis terapi dapat memperbaiki jalur

pendengaran untuk meningkatkan konsentrasi anak hiperaktif?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas media pembelajaran

menggunakan stodio servis konsentrasi untuk meningkatkan konsentrasi anak

hiperaktif. Secara khusus penelitian ini ingin mengetahui efektifitas penggunaan

permainan manik-manik, pengaturan cahaya lampu dan musik dalam stodio servis

terapi untuk meningkatkan konsentrasi anak hiperaktif.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari temuan penelitian ini adalah sebagai pemasukan

alternatif pemilihan media yang efektif dalam meningkatkan konsentrasi

pembelajaran bagi anak hiperaktif.

II. KAJIAN TEORITIS

A. Tinjauan Tentang Anak Hiperaktif

1. Definisi Anak Hiperaktif

Page 4: ABSTRAK Imam Yuwono.2014, Menggunakan sinar …eprints.ulm.ac.id/317/1/(JURNAL 4.pdf · Akibatnya menyebabkan terjadinya hambatan pada sistem kontrol ... Apakah terapi suara dalam

Menurut Elia J, Ambrosini PJ, (1999) dalam Jarwoto (2007) ADHD (Attention

Deficit Hyperactive Disorders). Di Indonesia sering disebut dengan anak hiperaktif

atau anak yang mengalami gangguan pemusatan. Anak hiperaktif ditandai dengan

adanya ketidakmampuan anak untuk memusatkan konsentrasinya pada sesuatu

yang dihadapi, sehingga rentang konsentrasinya sangat singkat waktunya

dibandingkan anak lain yang seusia, Biasanya disertai dengan gejala hiperaktif dan

tingkah laku yang impulsif. Kelainan ini dapat mengganggu perkembangan anak

dalam hal kognitif, perilaku, sosialisasi maupun komunikasi.

2. Karakteristik anak hiperaktif

Menurut APA: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders.:

American Psychiatric Association Press; 1994:78-85. yang dikutip oleh Widodo

Judarwanto (2007)

a. Inattention: Gejala ini ditandai dengan (1) sering gagal dalam memberi

konsentrasi secara erat secara jelas atau membuat kesalahan yang tidak

terkontrol dalam sekolah bekerja dan aktifitas lainnya (2) sering mengalami

kesulitan menjaga konsentrasi/ konsentrasi dalam menerima tugas atau aktifitas

bermain (3) sering kelihatan tidak mendengarkan ketika berbicara secara

langsung (4) sering kesulitan mengatur tugas dan kegiatan (5) sering

menghindar, tidak senang atau enggan mengerjakan tugas yang membutuhkan

usaha (seperti pekerjaan sekolah atau perkerjaan rumah (6) sering kehilangan

suatu yang dibutuhkan untuk tugas atau kegiatan ( permainan, tugas sekolah,

pensil, buku dan alat sekolah lainnya. (7) sering mudah mengalihkan konsentrasi

dari rangsangan dari luar yang tidak berkaitan

b. Hiperaktif

1. sering merasa gelisah tampak pada tangan, kaki dan menggeliat dalam

tempat duduk

2. sering meninggalkan tempat duduk dalam kelas atau situasi lain yang

mengharuskan tetap duduk.

3. sering berlari dari sesuatu atau memanjat secara berlebihan dalam situasi

yang tidak seharusnya (pada dewasa atau remaja biasanya terbatas dalam

keadaan perasaan tertentu atau kelelahan )

4. sering kesulitan bermain atau sulit mengisi waktu luangnya dengan tenang.

c. Impulsif, sering mengeluarkan perkataan tanpa berpikir, menjawab pertanyaan

sebelum pertanyaannya selesai, sering sulit menunggu giliran atau antrian,

sering menyela atau memaksakan terhadap orang lain (misalnya dalam

percakapan atau permainan.

Page 5: ABSTRAK Imam Yuwono.2014, Menggunakan sinar …eprints.ulm.ac.id/317/1/(JURNAL 4.pdf · Akibatnya menyebabkan terjadinya hambatan pada sistem kontrol ... Apakah terapi suara dalam

3. Penyebab anak menjadi hiperaktif

Menurut Mnual Diagnostik dan Statistika mengenai gangguan mental:

Asosiasi Psikiater Amerika tahun 1994) penyebab anak hiperaktif adalah

berbagai virus, zat kimia berbahaya, faktor gen maupun selama kehamilan dan

kelahiran yang menimbulkan kerusakan perkembangan otak, sehingga

menyebabkan:

a. Kerusakan otak global dalam kadar tertentu karena penyakit neorologis

sehigga menyebabkan kerusakan pada otak. (Rutter 1977)

b. Ketidak seimbangan neotransmitter (Barkly 1992)

c. Masalah biokimia di otak ( rendahnya metabolisme zat kimia, rendahnya

penyampaian zat kimia)

d. Faktor gen sebagai faktor pemicu

e. Keracunan dalam rahim

4. Konsentrasi Anak Hiperaktif

Menurut kamus Bahasa Indonesia konsentrasi adalah perhatian. Anak hiperaktif

tidak dapat menerima impuls-impuls dengan baik, suka melakukan gerakan-gerakan

yang tidak terkontrol, dan menjadi lebih hiperaktif. kriteria konsentrasi anak

hiperaktif: (1) mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian (defisit dalam

memusatkan perhatian) sehingga anak tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang

diberikan kepadanya secara baik. (2) jika diajak bicara siswa hiperaktif tidak dapat

memperhatikan lawan bicaranya bersikap apatis terhadap lawan bicaranya (3)

mudah terpengaruh oleh stimulus yang datang dari luar dirinya (4) tidak dapat duduk

tenang walaupun dalam batas waktu lima menit dan suka bergerak serta selalu

tampak gelisah (5) sering mengucapkan kata-kata secara spontan (tidak sadar).

(6) sering melontarkan pertanyaan yang tidak bermakna kepada guru selama

pelajaran berlangsung. (7) mengalami kesulitan dalam bermain bersama temannya

karena ia tidak memiliki perhatian yang baik. Terhadap kondisi siswa yang demikian,

biasanya para guru sangat susah mengatur dan mendidiknya. kegiatan belajar

mengajar di kelas.

5. Gelombang Otak Anak Hiperaktif

Berdasarkan hasil penelitian Steven W. Lee brainwave/gelombang otak

yang dikutip oleh Nathalia Sunaidi (2007) Otak kita setiap saat menghasilkan impuls-

impuls listrik. Aliran listrik ini, yang lebih dikenal sebagai gelombang otak diukur

dengan dua cara yaitu amplitudo dan frekuensi. Amplitudo adalah besarnya daya

impuls listrik yang diukur dalam satuan micro volt. Frekuensi adalah kecepatan emisi

Page 6: ABSTRAK Imam Yuwono.2014, Menggunakan sinar …eprints.ulm.ac.id/317/1/(JURNAL 4.pdf · Akibatnya menyebabkan terjadinya hambatan pada sistem kontrol ... Apakah terapi suara dalam

listrik yang diukur dalam cycle per detik, atau hertz. Gelombang otak dibedakan

menjadi empat bagian yaitu gelomabang beta , gelombang alfa, gelombang theta,

dan gelombang delta. Jenis atau kombinasi dan jenis gelombang otak menentukan

kondisi kesadaran pada suatu saat. Gelombang beta adalah gelombang otak yang

frekuensinya paling tinggi. Beta dihasilkan oleh proses berpikir secara sadar. Beta

terbagi menjadi tiga bagian, yaitu beta rendah 12-15 Hz, beta 16-20 Hz, dan beta

tinggi 21-40 Hz. Kita menggunakan beta untuk berpikir, berinteraksi, dan menjalani

kehidupan sehari-hari. Meskipun beta sering kali “menghilang” saat kita

memfokuskan pikiran, beta tetap dibutuhkan agar kita dapat menyadari dan ia di luar

diri kita. Bersama dengan gelombang lainnya, beta sangat dibutuhkan dalam proses

kreatif. Tanpa beta semua kreativitas yang merupakan hasil pikiran bawah sadar

akan tetap terkunci di bawah sadar tanpa bisa terangkat ke permukaan dan disadari

oleh pikiran. Gelombang Theta adalah gelombang otak pada kisaran frekuensi 4-8

Hz, yang dihasilkan oleh pikiran bawah sadar (subconsciaus mind). Theta muncul

saat kita bermimpi dan saat terjadi REM (rapid eye movement). Pikiran bawah sadar

menyimpan memori jangka panjang kita dan juga merupakan gudang inspirasi

kreatif. Selain itu, pikiran bawah sadar juga menyimpan materi yang berasal dan

kreativitas yang ditekan atau tidak diberi kesempatan untuk muncul ke permukaan

dan materi psikologis yang ditekan. Menurut Steven W. Lee yang dikutip oleh Feni

Olivia (2007) anak hiperkatif menghasilkan gelombang theta berlebihan. Tetapi tidak

cukup menghasilkan gelombang beta. Gelombang theta merupakan gelombang otak

pada kisaran frekwensi 4-8 Hz. Yang dihasilkan oleh pikiran bawah sadar

(subconsciaus mind). Gelombang theta muncul saat manusia bermimpi dan saat

terjadi REM (rapit eye movement). Pikiran bawah sadar menyimpan memori jangka

panjang dan merupakan gudang inspirasi kreatif. Selain itu, pikiran bawah sadar

menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang tertekan atau tidak diberi

kesempatan untuk muncul ke permukaan dan materi psilologis yang di tekan. Semua

materi yang berhubungan dengan emosi, baik emosi positif maupun negatif

tersimpan dalam pikiran bawah sadar. Emos–emosi yang negatif yang tidak teratasi

dengan baik, setelah masuk ke pikiran bawah sadar akhirnya menjadi beban

psikologis yang menghambat kemajuan diri seseorang. Gelombang beta adalah

gelombang otak yang frekwensinya paling tinggi. Yaitu berkisar antara 12 sampai 40

Hz. Gelombang beta dihasilkan oleh proses berpikir secara sadar. Kita

menggunakan gelombang beta untuk berpikir, berinteraksi, berkonsentrasi dalam

kehidupan sehari-hari. Meskipun beta sering menghilang saat manusia menfokuskan

pikiran, gelombang beta sangat dibutuhkan agar manusia dapat menyadari sesuatu

diluar diri. Bersamaan dengan gelombang otak lainnya gelombang beta sangat

Page 7: ABSTRAK Imam Yuwono.2014, Menggunakan sinar …eprints.ulm.ac.id/317/1/(JURNAL 4.pdf · Akibatnya menyebabkan terjadinya hambatan pada sistem kontrol ... Apakah terapi suara dalam

dibutuhkan dalam proses kreatif. Tanpa gelombang beta semua kreatifitas yang

merupakan hasil pikiran bawah sadar akan tetap terkunci dibawah sadar, tanpa bisa

terangkat ke permukaan dan disadari oleh pikiran. Walaupun gelombang beta

merupakan komponen penting dalam kesadaran diri manusia, namun gelombang

beta tidak dapat beroperasi tanpa didukung oleh gelombang otak yang lain. Apabila

hal ini terjadi maka seseorang akan dipenuhi rasa kekhawatiran, ketegangan dan

proses berpikir yang tidak fokus. Gelombang alfa adalah gelombang otak yang

frekwensinya sedikit lebih lambat dibandingkan beta. Yaitu 8-12 Hz (hertz).

Gelombang alfa berhubungan dengan kondisi yang rilek dan santai. Dalam kondisi

alfa, pikiran dapat melihat gambaran mental secara jelas dan dapat merasakan

sensasi dengan lima indera apa yang terjadi dalam pikiran. Gelombang alfa adalah

pintu gerbang bawah sadar. Manfaat gelombang alfa adalah sebagai jembatan

penghubung antara pikiran sadar dan bawah sadar. Untuk meningkatkan konsentrasi

anak hiperaktif diperlukan latihan untuk mengurangi gelombang theta dan banyak

menghasilkan gelombang beta.

B. Tinjauan Tentang Stodi Servis Konsentrasi

Stodio servis konsentrasi adalah media pembelajaran untuk meningkatkan

konsentrasi terhadap pembelajaran anak hiperaktif. Berbentuk seperti layaknya

podium, terbuat dari papan berukuran tinggi 2 meter dan lebar 1 m. Pada dinding

stodio dipasang empat kotak kecil dan manik-manik dengan berbagai macam

warna. Diatas kotak kecil dipasang lampu warna merah muda, kuning, biru dan

hijau. Didalam stodio terdapat rak tempat VCD player dan komponennya. Fungsi

stodio adalah tempat bermain pilah manik manik sebagai alat untuk melatih kontrol

hormon adrenalin. Pengaturan sinar lampu dan musik untuk menghasilkan

gelombang beta dan memperbaiki jalur pendengaran anak.

Deskripsi media pembelajaran studio servis konsentrasi

1. Bahan pembuatan media

a. Papan kayu/ block board ukuran 200 cmm x 150 cm

b. Papan ukuran 10x10 cm untuk membuat kotak kecil

c. Lampu warana merah, kuning, biru dan hijau

d. Kabel, stop kontak dan saklar

e. VCD player, spiker , hand shet, CD musik klasik (instrumentalia)

f. Manik-manik warana merah, kuning, biru dan hijau

Page 8: ABSTRAK Imam Yuwono.2014, Menggunakan sinar …eprints.ulm.ac.id/317/1/(JURNAL 4.pdf · Akibatnya menyebabkan terjadinya hambatan pada sistem kontrol ... Apakah terapi suara dalam

2. Langkah pembuatan media

a. Papan dibentuk sepert ilayaknya podium ukuran 2m x 1,5 m

2m

1,5 m

b. Membuat kotak kecil sebanyak 5 buah sebagai tempat meletakkan manik-

manik

c. Merakit 5 buah lampu

d. Memasang kotak –kotak kecil di dinding stodio bagian dalam. Posisi

bertingkat dan miring keatas

e. Memasang lampu yang sudah dirakit diatas kotak-kotak kecil dan diatap

stodio dan VCD player

3. Petunjuk penggunaan media

a. Siapkan anak untuk memasuki stodio servis konsentrasi

Page 9: ABSTRAK Imam Yuwono.2014, Menggunakan sinar …eprints.ulm.ac.id/317/1/(JURNAL 4.pdf · Akibatnya menyebabkan terjadinya hambatan pada sistem kontrol ... Apakah terapi suara dalam

b. Nyalakan lampu atap stodio agar ruangan redup mendinginkan otak

c. Bimbing siswa melakukan permainan pilah manik-manik selama 1 jam.

menggunakan langkah:

1) Manik-manik yang berwarna-warni ditempatkan di sebuah kotak yang

telah disediakan

2) Nyalakan lampu merah muda, suruh anak menfokuskan konsentrasi ke

manik-manik warna merah muda

3) Masukkan manik-manik merah muda kedalam kotak dekat lampu merah

muda, sampai habis

4) Nyalakan lampu kuning, konsentrasikan anak pada manik-manik

berwarna kuning

5) Masukkan manik ke dalam kotak dekat lampu kuning

6) Nyalakan lampu warna biru, motivasi anak untuk berkonsentrasi terhadap

manik-manik warna biru

7) Suruh anak memasukkan manik-manik kedalam kotak dekat nyala lampu

warna biru

8) Nyalakan lampu warna hijau, konsentrasikan anak terhadap mainik-manik

warna hijau

9) Suruh anak memasukkan manik-manik kedalam kotak dekat lampu warna

hijau

10) Berikan hadiah musik klasik ketika anak berhasil memusatkan

konsentrasi dan berhasil memasukkan manik-manik dengan warna yang

tepat.

d. Terapi suara musik dimulai. VCD player dihidupkan dan anak mendengarkan

musik memakai handshet yang telah disediakan. Kegiatan ini dilakukan

selama 1 jam.

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian subyek tunggal atau sering

disebut dengan penelitian modifikasi perilaku.

Adapun prosedur dalam penelitian ini adalah, pada tahap pendahuluan

peneliti mengadakan pengamatan terhadap aktifitas anak pada saat mengikuti

pembelajaran dikelas. Penelitian ini menggunakan desain A-B-A-B dengan

langkah yaitu, mengumpulkan data target behavior pada kondisi baseline

pertama (A1). Setelah data menjadi stabil pada kondisi baseline, intervensi (A1)

diberikan. Pengumpulan data pada kondisi intervensi dilaksanakan secara

Page 10: ABSTRAK Imam Yuwono.2014, Menggunakan sinar …eprints.ulm.ac.id/317/1/(JURNAL 4.pdf · Akibatnya menyebabkan terjadinya hambatan pada sistem kontrol ... Apakah terapi suara dalam

kontinyu sampai mencapai trend dan level yang jelas. Setelah itu masing-masing

kondisi (A1) dan intervensi (B1) diulang kembali pada subyek yang sama.

Pengamatan dilakukan selama 10 hari untuk mendapatkan data sebagai

baseline (A1). 10 hari intervensi pertama, 5 hari untuk mendapatkan data

baseline kedua dan 10 hari melaksanakan intervensi kedua. Pengamatan

dilakukan oleh peneliti dengan cara merekam aktivitas anak dalam mengikuti

pelajaran. Untuk mendapatkan variabelitas yang tinggi, pengamatan sebagai

data baseline dihentikan ketika aktivitas perilaku yang diamati menunjukkan

kestabilan. Dilanjutkan memberikan perlakuan dalam stodio servis konsentrasi

selama 10 hari. Data yang dihasilkan disebut dengan modifikasi perilaku yang

kemudian dinamakan intervensi pertama (B1). Setelah diberikan perlakuan

dengan terapi peningkatan konsentrasi dilakukan pengamatan kembali terhadap

perilaku anak pada saat mengikuti pelajaran. Pengamatan berikutnya dilakukan

selama 5 hari digunakan sebagai data baseline kedua (A2) Kemudian dilakukan

intervensi kedua selama 10 hari untuk mendapatkan data (B2).

B. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada seorang subyek hiperaktif, perempuan yang belajar

di kelas I sekolah X yang merupakan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif.

Usia subyek 7 tahun. Ia pernah menjalani terapi medis dan dikatakan oleh Dokter

sebagai anak hiperaktif. Dalam kegiatan pembelajaran subyek sering melakukan

aktivitas tidak terkontrol seperti sering keluar kelas, mengganggu teman, menggeliat

saat pembelajaran berlangsung, tidak memperhatikan keterangan guru, dan sulit

berkonsentrasi terhadap materi pelajaran.

C.Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian ini digunakan tehnik pengumpulan data menggunakan

pencatan langsung. Yaitu dengan cara menghitung frekwensi kejadian perilaku tidak

terkontrol yang dilakukan anak hiperaktif. Pengamatan langsung digunakan alat

bantu handycam untuk merekam semua aktivitas dalam pembelajaran.

D. Teknik analisis data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis secara kuntitatif.

menggunakan analisis perubahan dalam kondisi yaitu, menganalisis perubahan

data dalam satu kondisi baseline atau intervensi. Adapun komponen yang dianalisis

meliputi data baseline dan intervensi, panjang interval, kecenderungan arah,

menentukan kecenderungan stabilitas, menentukan kecenderungan jejak data,

Page 11: ABSTRAK Imam Yuwono.2014, Menggunakan sinar …eprints.ulm.ac.id/317/1/(JURNAL 4.pdf · Akibatnya menyebabkan terjadinya hambatan pada sistem kontrol ... Apakah terapi suara dalam

menentukan level stabilitas dan rentang, menentukan level perubahan (level

change).

IV. HASIL PENELITIAN

Data hasil pengamatan tentang aktivitas tidak terkontrol yang dilakukan subyek

pada saat mengikuti pelajaran sebagai data baseline maupun hasil intervensi

(perlakuan) menggunakan manik-manik dan pengaturan sinar lampu dan suara

dalam stodio servis konsentrasi disajikan dalam tabel 4.1:

Hari

ke

Baseline

(A1)

Hari

ke

Intervensi

(B1.)

Hari

ke

Baseline

(A2)

Hari ke Intervensi

(B2.)

1 9 11 7 21 7 26 8

2 13 12 8 22 8 27 7

3 13 13 12 23 6 28 4

4 9 14 13 24 6 29 5

5 13 15 11 25 6 30 3

6 11 16 10 31 3

7 10 17 10 32 3

8 10 18 9 33 2

9 10 19 9 34 2

10 10 20 7 35 2

Tabel 4.1 : Baseline dan intervensi

Data sebagai baseline pertama (A1) dilakukan sebanyak 10 kali.

Pengamatan dilakukan oleh peneliti ketika subyek belajar bersama teman dan

guru di kelas. Data baseline pertama (A1) pada sesi awal bervariasi, kemudian

pada sesi berikutnya menjadi stabil. Ketidakstabilan pada sesi-sesi awal

dimungkinkan karena subyek belum beradaptasi dengan tugas dalam rangka

pengumpulan data. Setelah beberapa sesi menjadi stabil. Hal ini terjadi karena

mengalami penyesuaian (adaptasi).

Intervensi pertama dilakukan pada hari ke 11 sampai hari ke 20. Intervensi

menggunakan permainan pilah manik-manik, pengaturan sinar lampu dan terapi

suara dalam stodio servis konsentrasi. Pada sesi –sesi awal intervensi, perilaku

subyek tidak banyak mengalami perubahan dengan data baseline pertama.

Dimungkinkan subyek masih menyesuaikan dengan media intervensi. Pada sesi

akhir intervensi mulai berpengaruh pada perilaku subyek. Data pada sesi akhir

Page 12: ABSTRAK Imam Yuwono.2014, Menggunakan sinar …eprints.ulm.ac.id/317/1/(JURNAL 4.pdf · Akibatnya menyebabkan terjadinya hambatan pada sistem kontrol ... Apakah terapi suara dalam

mulai stabil. Namun demikian frekwensinya masih tinggi. Intervensi yang dilakukan

pada sesi pertama belum banyak berpengaruh pada peningkatan konsentrasi

subyek. Intervensi pertama menggunakan manik-manik pengaturan sinar lampu

dan suara musik (B1)

Data baseline kedua diambil pada hari ke 21 sampai hari ke 25. Pengambilan

data dilakukan menggunakan handicam pada saat subyek mengikuti pelajaran di

kelas. Pada sesi awal baseline kedua data menunjukkan ketidakstabilan. Subyek

melakukan aktivitas tak terkontrol sebanyak 7 sampai 8 kali dalam 1 jam pelajaran.

Sesi berikutnya data mulai stabil yaitu sebanyak 6 kali. Namun demikian frekwensi

subyek melakukan aktivitas yang mengganggu konsentrasi masih cukup tinggi.

Intervensi kedua dilakukan pada hari ke 25. Data dikumpulkan selama 10

hari. Pada sesi awal intervensi kedua aktivitas tak terkontrol dilakukan sebanyak 6

sampai 7 kali. Kemudian pada hari berikutnya mengalami penurunan 5 sampai 4

kali selama 1 jam pelajaran. Intervensi kedua mempunyai pengaruh yang

signifikan. Aktifitas siswa yang tidak terkontrol mulai menurun pada hari ke 29.

Stabil pada posisi 3 kali. Pada hari ke 32 subyek mengalami peningkatan

konsentrasi terhadap pembelajaran. Yang ditandai dengan hanya 2 kali

melakukan perilaku yang tidak terkontrol pada saat pembelajaran berlangsung.

1. Analisis data

Menggunakan desain A-B-A-B data dalam grafik diatas data dianalisis

menggunakan analisis dalam kondisi dengan langkah sebagai berikut:

a. Kondisi baseline pertama ditulis A1, intervensi pertama (B1) baseline kedua (A2)

dan intervensi kedua ditulis (B2)

b. Menentukan panjang interval untuk menunjukkan ada berapa sesi kondisi tersebut

Penelitian dilakukan sebanyak 10 sesi baseline pertama (A1), 10 sesi intervensi

pertama (B1), 5 sesi baseline kedua (A2) dan 10 sesi intervensi kedua (B2)

Kondisi A1 B1 A2 B2

Panjang sesi 10 10 5 10

d. Mengestimasi kecenderungan arah menggunakan metode belah dua (split-midle)

(1) Bagi data pada posisi baseline pertama menjadi 2 bagian (1)

(2) Bagian kanan dan kiri juga dibagi menjadi 2 bagian (2a)

(3) Menentukan posisi median dari masing-masing belahan (2b)

(4) Tarik garis sejajar dengan obsis yang menghubungkan titik temu 2a dan 2b.

Kondisi A/1 B/1 A/2 B/2

Page 13: ABSTRAK Imam Yuwono.2014, Menggunakan sinar …eprints.ulm.ac.id/317/1/(JURNAL 4.pdf · Akibatnya menyebabkan terjadinya hambatan pada sistem kontrol ... Apakah terapi suara dalam

e. Kecenderungan arah data pada fese baseline pertama (A1) arah trendnya

menaik. Subyek lebih sering melakukan tidak terkontrol yang mengganggu

konsentrasi. Pada intervensi pertama (B1) arah trend menurun, artinya subyek

semakin sedikit melakukan kegiatan yang tak terkontrol. Pada kondisi baseline

kedua (A2) arah trend menurun tajam hingga intervensi kedua (B2) arah trend

semakin menurun. Hal ini dimungkinkan pengaruh pemberian intervensi.

Kondisi A1 B1 A2 B2

Estimasi

kecenderungan

arah

(-) ( + ) ( + ) ( + )

f. Menentukan kecenderungan stabilitas

Pada penelitian ini digunakan kecenderungan stabilitas 15 %

Kondisi Banyak data

point yang ada

dalam rentang

Banyaknya data

point

Persentase stabilitas

Baseline I (A1) 4 10 40 %

Intervensi I (B1) 6 10 60 %

Baseline II (A2) 2 5 40 %

Intervensi II (B2) 8 10 80 %

Jika stabilitas sebesar 85% - 90 % dikatakan stabil, sedangkan dibawah itu

dikatakan tidak stabil. Maka data diatas mempunyai kecenderungan stabilitas

sebagai berikut:

Kondisi Persentase

stabilitas

Kecenderungan stabilitas

Baseline I (A1) 40 % Tidak stabil

Intervensi I (B1) 60 % Tidak stabil

Baseline II (A2) 40 % Tidak stabil

Intervensi II (B2) 80 % Stabil

g. Menentukan kecenderungan jejak data

Kondisi A1 B1 A2 B2

Estimasi

kecenderungan

arah

(-) ( + ) ( + ) ( + )

Page 14: ABSTRAK Imam Yuwono.2014, Menggunakan sinar …eprints.ulm.ac.id/317/1/(JURNAL 4.pdf · Akibatnya menyebabkan terjadinya hambatan pada sistem kontrol ... Apakah terapi suara dalam

Pada kondisi baseline pertama sesi 2-5 arah data naik kemudian data menurun

pada sesi ke 6 dan stabil pada sesi ke 7 sampai 10. Kondisi intervensi pertama

data naik pada sesi ke 14. namun pada sesi-sesi berikutnya menurun. Kondisi

baseline kedua jejak data terus menurun dan stabil pada sesi 22-25. Pada

kondisi intervensi kedua jejak data terus menurun hingga sesi ke 32. Data stabil

pada sesi ke 33-35.

h. Menentukan level stabilitas dan rentang

Kondisi Persentase

stabilitas

Rentang Persentase

stabilitas

Kecenderungan

stabilitas

Baseline I (A1) 40 % 9-13 40 % Tidak stabil

Intervensi I (B1) 60 % 7-13 60 % Tidak stabil

Baseline II (A2) 40 % 6-8 40 % Tidak stabil

Intervensi II (B2) 80 % 1-8 80 % Stabil

i. Menentukan level perubahan

Menentukan level perubahan dilakukan dengan cara menandai data pertama

(hari 1) dan data terakhir pada fase baseline dan fase intervensi. Kemudian

menghitung selisih antara kedua data. Berikutnya menentukan arah (menaik atau

menurun). Beri tanda (+) jika membaik dan tanda (-) jika menurun.

Kondisi Level perubahan

Baseline I (A1) 9 – 13 = (-4) buruk

Intervensi I (B1) 8-7 = ( +1) membaik

Baseline II (A2) 7-6= (+1) membaik

Intervensi II (B2) 6-1 = (+5) membaik

Pembahasan

Hasil penelitian dapat dirangkum sebagai berikut: Pertama, bermain pilah manik-

manik dalam stodio servis konsentrasi mampu meningkatkan konsentrasi anak

hiperaktif. Berdasarkan data yang telah dipaparkan dalam grafik pada sesi baseline

yang dilakukan selama 10 kali pertemuan anak mempunyai kecenderungan tidak

dapat konsentrasi pada saat pembelajaran berlangsung. Data menunjukkan, subyek

melakukan aktivitas yang mengganggu konsentrasi secara konstan sebanyak 10 kali

dalam satu jam pelajaran. Hal ini akan mengganggu subyek untuk memperhatikan

pelajaran. Intervensi pertama aktivitas tak terkontrol menurun tetapi belum signifikan.

Sesi kedua intervensi ketika bermain pilah manik-manik diperlukan kejelian dan

konsentrasi yang tinggi. Menggunakan bermain pilah manik-manik aktivitas gerak

Page 15: ABSTRAK Imam Yuwono.2014, Menggunakan sinar …eprints.ulm.ac.id/317/1/(JURNAL 4.pdf · Akibatnya menyebabkan terjadinya hambatan pada sistem kontrol ... Apakah terapi suara dalam

anak menjadi semakin berkurang. Memilah manik-manik sesuai warna lampu

menarik konsentrasi anak. Dalam kondisi tidak banyak bergerak dan berkonsentrasi

serta menyenangkan hati anak sehingga peredaran hormon adrenalin bisa dikontrol.

Studi terdahulu (misalnya Thierry Foucher, pakar lactium dari Prancis saat

memberikan keterangan pers di Jakarta, Rabu 17 Desember 2007. Ketika

seseorang mengalami konsentrasi tinggi, tubuh bereaksi dan membangkitkan tanda

bahaya, sehingga memicu terjadinya beragam reaksi biokimia di dalam tubuh. Kadar

adrenalin dalam aliran darah meningkat, penggunaan energi dan reaksi tubuh

mencapai titik tertinggi. Gula, kolesterol dan asam-asam lemak tersalurkan ke dalam

aliran darah. Tekanan darah meningkat dan denyutnya mengalami percepatan.

Kedua, Pengaturan sinar lampu dalam stodio servis konsentrasi mampu

meningkatkan konsentrasi anak hiperaktif. Berdasarkan data yang telah dipaparkan

dalam grafik pada sesi baseline yang dilakukan selama 10 kali pertemuan anak

mempunyai kecenderungan tidak dapat konsentrasi pada saat pembelajaran

berlangsung. Data menunjukkan subyek melakukan aktivitas yang mengganggu

konsentrasi sebanyak 10 kali. Pada sesi intervensi pertama aktifitas tersebut

menurun. Perpanjangan waktu intervensi ternyata berpengaruh pada peningkatan

konsentrasi anak hiperaktif. Pada hari ke 29 sampai ke 35 intervensi subyek

melakukan aktifitas tak terkontrol pada saat pembelajaran hanya 2 kali selama satu

jam pelajaran. Pengaturan cahaya lampu yang sejuk akan mendinginkan otak anak,

mengurangi strees.

Penelitian terdahulu (seperti Steven W. Lee yang dikutip oleh Widodo (2007)

layar vidio dan pengaturan lampu yang terang, mempertahankan sesuatu saat

melakukan konsentrasi, memberikan motivasi dan hadiah akan menghasilkan

gelombang beta. Menurut Richard Haier dalam widodo (2007) Gelombang beta

adalah gelombang otak yang frekwensinya paling tinggi. Yaitu berkisar antara 12

sampai 40 Hz. Gelombang beta dihasilkan oleh proses berpikir secara sadar. Kita

menggunakan gelombang beta untuk berpikir, berinteraksi, berkonsentrasi dalam

kehidupan sehari-hari. Meskipun beta sering menghilang saat manusia menfokuskan

pikiran, gelombang beta sangat dibutuhkan agar manusia dapat menyadari sesuatu

diluar diri. Bersamaan dengan gelombang otak lainnya gelombang beta sangat

dibutuhkan dalam proses kreatif.. Pengaturan cahaya lampu yang menyertai

permainan pilah manik-manik serta musik dalam stodio servis konsentrasi mampu

menghasilkan gelombang beta dan menurunkan gelombang theta.

Ketiga, Terapi suara dalam stodio servis konsentrasi peningkatan gelombang

beta dan memperbaiki jalur pendengaran untuk meningkatkan konsentrasi anak

hiperaktif. Terapi suara musik dilakukan selama 35 hari. Setiap hari subyek diterapi

Page 16: ABSTRAK Imam Yuwono.2014, Menggunakan sinar …eprints.ulm.ac.id/317/1/(JURNAL 4.pdf · Akibatnya menyebabkan terjadinya hambatan pada sistem kontrol ... Apakah terapi suara dalam

selama 1 jam. Konsentrasi subyek akan nampak meningkat ditandai dengan

menurunnya aktivitas tak terkontrol pada saat mengikuti pelajaran. Konsentrasi

subyek mulai meningkat setelah 29 hari intervensi.

Studi terdahulu (misalnya Elia dalam w. Judarwanto, 2007) anak dengan

gangguan hiperaktif memiliki masalah dalam pendengaran. Bisa mendengar tetapi

kesulitan mengerti apa yang didengarnya. Karena telinga dan otak tidak bekerja

efesien dalam memproses suara. Ada yang kesulitan memilih suara dari banyak

sumber suara yang berbeda. Ada yang kesulitan memusatkan pendengaran pada

suara tertentu. Untuk memperbaiki jalur pendengaran digunakan terapi suara selama

1 jam setiap hari berturut-turut hingga 20 hari.

Pendapat senada dikemukan oleh Sondang Aemilla (2006) untuk mengontrol

emosi, mental dan spiritual seseorang diperlukan perbaikan jalur pendengaran

melalui terapi suara musik. Karena musik berpengaruh pada otak dan dapat

meningkatkan hormon dalam hubungannya dengan fungís tubuh. Suara musik yang

didengar oleh seseorang akan masuk melalui telinga, kemudian menggetarkan

gendang telinga, mengguncang cairan di telinga dalam serta menggetarkan sel-sel

berambut di dalam Koklea untuk selanjutnya melalui saraf Koklearis menuju ke otak.

Penelitian yang dilakukan oleh Satiadarma (1990) dilakukan dengan cara

mengukur suhu kulit menggunakan alat Galvanic Skin Response (GSR). Pada saat

subyek penelitian mendengarkan musik hingar-bingar, maka suhu kulit lebih rendah

dari pada suhu basal (suhu normal individu tersebut tanpa musik). Sebaliknya, ketika

musik lembut diperdengarkan, suhu kulit meninggi dari biasanya. Hal ini

menunjukkan adanya suatu hormon stress yang dilepaskan oleh otak, yaitu hormon

adrenalin, yang dapat mempengaruhi bekerjanya pembuluh darah di kulit untuk

vasokonstriksi (menyempit) atau vasodilatasi (melebar). Pada kondisi stres, hormon

adrenalin banyak dikeluarkan dan pembuluh darah kulit menyempit, sehingga suhu

kulit menurun. Kesimpulannya adalah jenis musik hingar-bingar dapat menyebabkan

kita stres, sedangkan musik lembut memiliki efek menenangkan.

Terapi menggunakan suara musik klasik dalam stodio servis terapi untuk

memperbaiki jalur pendengaran anak. Musik yang didengarkan anak dapat diterima

langsung oleh talamus. Dibagian otak inilah suara musik akan dapat mempengarui

dan mengatur emosi, sensasi dan perasaan anak. Dengan terapi suara musik

melatih subyek dalam memproses suara. Subyek bisa mendengar dan juga mengerti

apa yang didengar. Latihan mendengarkan suara musik berulang kali melatih subyek

memilih suara dari banyak suber suara yang ada.

Page 17: ABSTRAK Imam Yuwono.2014, Menggunakan sinar …eprints.ulm.ac.id/317/1/(JURNAL 4.pdf · Akibatnya menyebabkan terjadinya hambatan pada sistem kontrol ... Apakah terapi suara dalam

DAFTAR PUSTAKA

APA. Diagnostic and statistical manualof mental disorders. Washington. DC American Psychiatric Assosiation Press. 1994 Ashman. A &Elkin, J. (1994). Education Children with Special Need. New Jersey :

Scon Edition Englewood eliffs Prentice. Inc. Alberto, P.A (1982) Aplied Behavior Analysis. Colombus: Merrill Publishing Company Berit H. Johnson & Skjorten M.D. (2003). Pendidikan Kebutuhan Khusus. Bandung:

Uniplb Forlag. Devisi International. Jurusan Pendidikan Kebutuhan Khusus Fak. Pendidikan Universitas Oslo. PPS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Berk, L.E. (1998). Development Through The Lifespan. Needham Heights. A Viacom Company: Allyn and Bacon. Elia J. Ambrosini PJ Rapoport : Treatment of attention –deficit-hyperactivity disorder. N Engl J Met 1999. Maret 11: 340 Hasselt V.B Applications of single –Case Designs to research with Visualy impaired

Individuals. Jurnal Visual Impairment and Blindness. Grainger, J. (1997). Children’s Behaviour, Attention and Reading Problems

Strategies for School Based Interventions. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia

Jessica Grainger (2003), Children,s Behaviour Attention and Reading Problem :

Terjemahan , Jakarta : PT Gramedia Widia Sarana Indonesia. Mercer, D.C. dan Mercer, A.R. (1989). Teaching Student with Learning Problem.

Ohio: Merril Publishing Company. Skjorten, Miriam, D. & Johnsen, Berit, H.(2003). Pendidikan Kebutuhan Khusus,

Suatu Pengantar (Alih bahasa, Susi Septaviana R.). Bandung : PPS UPI. Sunanto, Juang (2006) Pengantar Penelitian dengan Subyek Tunggal: University of

Tsukuba Widodo Judarwanto (2007) Penatalaksanaan Attention Deficit Hyperactive Disorders pada anak : Jakarta

Biodata Penulis:

Nama : Imam Yuwono,M.Pd

Tugas : Dosen di Prodi PLB FKIP Unlam Banjarmasin

HP/Mail : 081347477781/[email protected]

Aktifitas lain : www.pokja-inklusifkalsel.co.id

Page 18: ABSTRAK Imam Yuwono.2014, Menggunakan sinar …eprints.ulm.ac.id/317/1/(JURNAL 4.pdf · Akibatnya menyebabkan terjadinya hambatan pada sistem kontrol ... Apakah terapi suara dalam