abstract utilizatin of environment as source of civic...
TRANSCRIPT
1
Abstract
Utilizatin of Environment As Source of Civic Education in Elementary
School
Wuri Wuryandani, M.Pd.
Civics Education in elementary school is a subject full of affective
domain. To develop student’s affective attitudes, the learning process not only
based on text book, but also from environment. The learning experience obtained
as much as possible to provide real learning experiences of students. One of
source which can be utilized in Civic Education learning is based on the
environment. Environment that can be used for Civic Education learning in
primary schools is the natural environment, social environment, and cultural
environments.
Key word: environment, learning source, Civic Education learning.
2
ABSTRAK
PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH DASAR
Wuri Wuryandani, , M. Pd.
Staf Pengajar Jurusan PPSD, FIP, UNY
Mata pelajaran PKn di sekolah dasar merupakan mata pelajaran yang
penuh dengan muatan afektif. Untuk dapat mengembangkan sikap afektif siswa
secara maksimal, maka proses pembelajaran yang berlangsung hendaknya tidak
hanya bersumber dari buku. Pembelajaran yang berlangsung sebisa mungkin
harus mampu memberikan pengalaman belajar nyata yang langsung diperoleh
siswa.
Salah satu sumber yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran PKn di
sekolah dasar adalah lingkungan. Lingkungan yang dapat digunakan untuk
pembelajaran PKn di sekolah dasar adalah lingkungan alam, lingkungan social,
dan lingkungan budaya.
Kata Kunci: lingkungan, sumber belajar, pembelajaran PKn di SD
Pendahuluan
Pendidikan secara formal dilakukan oleh suatu lembaga yang disebut
dengan sekolah. Dalam proses pendidikan di sekolah melibatkan banyak
komponen diantaranya guru, siswa, bahan ajar, sarana dan prasarana, sumber
belajar, media pembelajaran, dan sebagainya. Masing-masing faktor yang terlibat
dalam proses pembelajaran itu mempunyai fungsi yang berbeda satu dengan yang
lain, akan tetapi saling berhubungan dan saling mendukung.
Menurut Pasal 3 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
Tahun 2003, tujuan Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi peserta
didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Melalui pendidikan nasional
diharapkan dapat ditingkatkan kemampuan, mutu kehidupan, dan martabat
3
manusia Indonesia. Untuk itu, pendidikan nasional diharapkan menghasilkan
manusia terdidik yang beriman, berbudi pekerti luhur, berpengetahuan,
berketerampilan, dan memiliki rasa tanggungjawab.
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata
pelajaran yang di dalamnya memuat rumpun hukum, politik dan moral. PKn
merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di jenjang pendidikan
Sekolah Dasar (SD). Mata Pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia
yang cerdas, terampil, dan berkarakter seperti yang diamanatkan oleh Pancasila
dan UUD 1945 (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006).
Adapun tujuan dari mata pelajaran PKn seperti dituliskan dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 adalah agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, serta anti-korupsi
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi. (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 Tahun 2006).
Untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran tersebut, salah satu
faktor yang penting adalah tersedianya sumber belajar yang cukup bagi siswa.
4
Dengan melihat tujuan pembelajaran PKn di Sekolah Dasar yang erat kaitannya
dengan perkembangan lingkungan sekitarnya, maka sumber belajar untuk proses
pembelajaran di Sekolah Dasar tidak aakan cukup dengan hanya mengandalnkan
ketersediaan buku teks yang ada. Sumber belajar PKn di Sekolah Dasar akan lebih
optimal jika didukung dengan sumber belajar yang berasal dari lingkungan tempat
tinggal siswa, atau lingkungan dimana sekolah itu berada.
Apalagi dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) sekarang ini. Pembelajaran akan lebih bermakna jika dikaitkan dengan
lingkungan yang dekat dengan siswa. Siswa akan lebih mudah menerima materi
pelajaran jika memanfaatkan sumber belajar yang ada di sekitarnya. Bagaimana
pemanfaatan lingkungan dalam proses pembelajaran PKn di Sekolah Dasar akan
dibahas dalam uraian berikut ini.
Pengertian Sumber belajar
Sumber belajar merupakan sumber yang dapat dipakai oleh siswa baik
sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan siswa lainnya untuk memudahkan
belajar (Hamalik dalam Trimo, 2008). Sementara menurut Mudhofir dalam trimo,
2008 menyatakan bahwa sumber belajar adalah berbagai informasi, data-data ilmu
pengetahuan, gagasan-gaagasan manusia baik dalam bentuk bahan-bahan tercetak
(misalnya buku-buku, brosur, pamflet, majalah, dan lain-lain) maupun dalam
bentuk non cetak (misalnya film, filmstrip, kaset, videocassete dan lain-lain).
Sementara itu Suharjo, 2006:107, menytakan bahwa sumber belajar adalah
segala sumber (data, manusia, dan benda) yang dapat digunakan oleh siswa baik
5
secara sendiri maupun bersama-sama, biasanya dalam suatu cara yang informal
untuk membantu belajar.
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa sumber belajar tidaklah harus
berbentuk bahan cetak atau buku saja tetapi bisa pula dalam bentuk yang lain.
Yang jelas bahwa sesuatu dapat dikatakan sebagai sumber belajar jika
keberadaannya dapat dimanfaatkan baik oleh guru maupun siswa untuk
mempermudah jalannya proses pembelajaran.
Macam-macam Sumber Belajar
Ada dua macam sumber belajar, yaitu sumber belajar yang memang
dikembangkan dan disiapkan yang disebut dngan resources by design, dan sumber
belajar yang tidak direncanakan secara khusus untuk pengajaran, tetapi dapat
digunakan untuk belajar yang disebut dengan resources by utilization. Sumber-
sumber belajar itu meliputi:
1. Message (Pesan), yaitu informasi yang disampaikan melalui komponen
lain berupa ide, fakta-fakta, pengetian, data, dan sebagainya.
2. Material, adalah bahan, media atau software yang biasanya menyimpan
pesan yang ditampilkan dengan menggunakan alat (hardware) atau dapat
menampilkan dirinya sendiri, misalnya transparansi OHP, slide, film,
filmstrip, buku, jurnaldan sebagainya.
3. Alat (device) atau sering disebut hardware, digunakan untuk menampilkan
pesan yang terdapat pada bahan (materials); misalnya proyektor slide,
proyektor filmstrip, proyektor film, OHP, alat perlengkapan televisi, tape
recorder (audio/video) dan sebagainya.
6
4. Teknik, adalah cara-cara yang bisa dilakukan dalam belajar mengajar atau
penggunaan alat-alat, bahan, setting, dan orang untuk menyampaikan
pesan; misalnya pengajaran berprogram, simulasi, permainan, metode
penemuan, karyawisata, team teaching, pengajaran perseorangan, kerja
kelompok, belajar mandiri, ceramah, diskusi.
5. Setting, adalah lingkungan tempat pesan diterima. Lingkungan sebagai
sumber belajar dapat berupa:
a. Lingkungan alam, seperti: gunung api, pantai, sungai, daratan, dan
sebagainya.
b. Lingkungan sosial, misalnya; keluarga, rukun tetangga, desa,
kelurahan, kota, pasar dan sebagainya.
c. Lingkungan budaya, misalnya: candi, adat istiadat, dan sebagainya.
6. Manusia, yakni manusia yang bertindak sebagai pembawa/penyampai
pesan; misalnya guru, siswa, aktor, dokter, dan sebagainya (Suharjo,
2006:107-108).
Pembelajaran PKn di SD
1. PKn Paradigma Baru
KBK kewarganegaraan tampak telah mengarah pada tiga komponen
PKn paradigma baru, yaitu seperti yang diajukan oleh Centre for Civic
Education pada tahun 1999 dalam National Standard for Civics and
Government. Ketiga komponen tersebut, yaitu civic knowledge (pengetahuan
kewarganegaraan), civic skills (keterampilan kewarganegaraan), dan civic
disposition (karakter kewarganegaraan) (Branson, 1999: 8-25).
7
Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) mencakup
bidang politik, hukum, dan moral. Secara lebih terperinci, materi pengetahuan
kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip-prinsip dan proses
demokrasi, lembaga pemerintah dan non pemerintah, identitas nasional,
pemerintah berdasar hukum (rule of law) dan peradilan bebas yang tidak
memihak, konstitusi, sejarah nasional, hak dan tanggungjawab warganegara,
hak asasi manusia, hak sipil, dan hak politik (Depdiknas, 2002: 10).
Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civic skills) meliputi
keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, misalnya:
berperan serta aktif mewujudkan masyarakat madani, keterampilan
mempengaruhi dan monitoring jalannya pemerintahan dan proses pengambilan
keputusan politik, keterampilan memecahkan masalah-masalah sosial
keterampilan mengadakan koalisi, kerjasama, dan mengelola konflik.
Sedangkan dimensi nilai-nilai kewarganegaraan (civic values) mencakup
percaya diri, komitmen, penguasaan atas nilai religius, norma dan moral luhur,
nilai keadilan, demokratis, toleransi, kebebasan individual, kebebasan
berbicara, kebebasan pers, kebebasan berserikat dan berkumpul, dan
perlindungan terhadap minoritas (Depdiknas, 2002: 11).
2. Tujuan PKn di SD
Menurut Permendiknas No. 23 Tahun 2006 mata pelajaran PKn di SD
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
8
b. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, serta anti-korupsi
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat
hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi. Dari tujuan ini kemudian di kembangkan
paradigma baru pendidikan kewarganegaraan. Paradigma baru ini
tidak hanya menekankan pada aspek pengetahuan (knowledge) saja
melainkan juga aspek keterampilan (skills) dan nilai (values) berupa
watak kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada dasarnya mengambil bagian
dari isi ilmu politik yaitu bagian demokrasi politiknya. Secara terperinci,
demokrasi politik terdiri dari: konteks ide demokrasi, konstitusi negara, input
sistem politik, partai politik dan kelompok penekan (pressure group),
pemilihan umum, lembaga-lembaga pengambil keputusan, presiden sebagai
kepala negara/administrasi negara, lembaga yudikatif, output dari sistem
demokrasi politik, kesejahteraan umum dan pertahanan negara, dan perubahan
sosial dan demokrasi politik (M. Numan Somantri, 2001: 275-276).
PKn bukan semata-mata hanya mengajarkan pasal-pasal Undang-
Undang Dasar (UUD). Tapi lebih jauh PKn mengkaji perilaku warga negara
dalam hubungannya dengan warga negara lain dan alam sekitarnya. Objek
studi PKn adalah warga negara dalam hubungannya dengan organisasi
kemasyarakatan, sosial, ekonomi, agama, kebudayaan dan negara. Menurut M.
Numan Somantri (2001: 276) termasuk dalam objek studi civics ialah: tingkah
laku, tipe pertumbuhan pikir, potensi yang ada dalam setiap diri warga negara,
9
hak dan kewajiban, cita-cita dan aspirasi, kesadaran (patriotisme, nasionalisme,
pengertian internasional, moral Pancasila), usaha atau kegiatan dan partisipasi
serta tanggungjawab.
Dengan demikian penilaian terhadap kompetensi yang dimiliki siswa
setelah mengikuti pembelajaran PKn di sekolah tidak bisa hanya terbatas pada
aspek pengetahuan siswa, tetapi juga mencakup sikap dan keterampilan siswa.
Hal ini mengingat siswa yang saat ini mengikuti pembelajaran PKn di sekolah-
sekolah nantinya akan menjadi warga negara yang menjadi penerus bangsa.
Apa yang akan terjadi kalau generasi penerus bangsa nantinya hanya
mempunyai pengetahuan tetapi tidak mampu bersikap dan berperilaku sesuai
dengan pengetahuan yang dimiliki.
3. Ruang Lingkup PKn SD
Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 ruang lingkup mata
pelajaran PKn SD adalah sebagai berikut:
a. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam
perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa indonesia,
sumpah pemuda, keutuhan negara kesatuan republik indonesia,
partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan
b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan
keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat,
peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan
10
berbangsa dan bernegara, sistim hukum dan peradilan nasional,
hukum dan peradilan internasional.
c. Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan
kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional
HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.
d. Kebutuhan warga negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri
sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi
diri , persamaan kedudukan warga negara
e. Konstitusi Negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di
indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi
f. Kekuasan dan Politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan
sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat
madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi
g. Pancasila meliputi: kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara,
pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
pancasila sebagai ideologi terbuka
h. Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar
negeri indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan
11
internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi
globalisasi.
4. Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar Mata Pelajaran PKn di
Sekolah Dasar
Kelas I Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Menerapkan hidup rukun
dalam perbedaan
1.1 Menjelaskan perbedaan jenis
kelamin, agama, dan suku
bangsa
1.2 Memberikan contoh hidup
rukun melalui kegiatan di
rumah dan di sekolah
1.3 Menerapkan hidup rukun di
rumah dan di sekolah
2. Membiasakan tertib di
rumah dan di sekolah
2.1 Menjelaskan pentingnya tata
tertib di rumah dan di sekolah
2.2 Melaksanakan tata tertib di
rumah dan di sekolah
Kelas I Semester 2
Stándar Kompetensi Kompetensi Dasar
3. Menerapkan hak anak di
rumah dan di sekolah
3.1 Menjelaskan hak anak untuk
bermain, belajar dengan
gembira dan didengar
pendapatnya
3.2 Melaksanakan hak anak di
rumah dan di sekolah
4. Menerapkan kewajiban anak
di rumah dan di sekolah
4.1 Mengikuti tata tertib di rumah
dan di sekolah
4.2 Melaksanakan aturan yang
berlaku di masyarakat
12
Kelas II Semester 1
Stándar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Membiasakan hidup
bergotong royong
1.1 Mengenal pentingnya hidup
rukun, saling berbagi dan tolong
menolong
1.2 Melaksanakan hidup rukun,
saling berbagi dan tolong
menolong di rumah dan di
sekolah
2. Menampilkan sikap cinta
lingkungan
2.1 Mengenal pentingnya
lingkungan alam seperti dunia
tumbuhan dan dunia hewan
2.2 Melaksanakan pemeliharaan
lingkungan alam
Kelas II Semester 2
Stándar Kompetensi Kompetensi Dasar
3. Menampilkan sikap
demokratis
3.1 Mengenal kegiatan
bermusyawarah
3.2 Menghargai suara terbanyak
(mayoritas)
3.3 Menampilkan sikap mau
menerima kekalahan
4. Menampilkan nilai-nilai
Pancasila
4.1 Mengenal nilai kejujuran,
kedisiplinan, dan senang bekerja
dalam kehidupan sehari-hari
4.2 Melaksanakan perilaku jujur,
disiplin, dan senang bekerja
dalam kegiatan sehari-hari
Kelas III Semester 1
Stándar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Mengamalkan makna Sumpah
Pemuda
1.1 Mengenal makna satu nusa,
satu bangsa dan satu bahasa
1.2 Mengamalkan nilai-nilai
13
Sumpah Pemuda dalam
kehidupan sehari-hari
2. Melaksanakan norma yang
berlaku di masyarakat
2.1 Mengenal aturan-aturan yang
berlaku di lingkungan
masyarakat sekitar
2.2 Menyebutkan contoh aturan-
aturan yang berlaku di
lingkungan masyarakat sekitar
2.3 Melaksanakan aturan-aturan
yang berlaku di lingkungan
masyarakat sekitar
Kelas III Semester 2
Stándar Kompetensi Kompetensi Dasar
3. Memiliki harga diri sebagai
individu
3.1 Mengenal pentingnya memiliki
harga diri
3.2 Memberi contoh bentuk harga
diri, seperti menghargai diri
sendiri, mengakui kelebihan dan
kekurangan diri sendiri dan lain
lain
3.3 Menampilkan perilaku yang
mencerminkan harga diri
4. Memiliki kebanggaan sebagai
bangsa Indonesia
4.1 Mengenal kekhasan bangsa
Indonesia, seperti kebhinekaan,
kekayaan alam,
keramahtamahan
4.2. Menampilkan rasa bangga
sebagai anak Indonesia
Kelas IV Semester 1
Stándar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Memahami sistem
pemerintahan desa dan
pemerintah kecamatan
1.1 Mengenal lembaga-lembaga
dalam susunan pemerintahan
desa dan pemerintah kecamatan
1.2 Menggambarkan struktur
organisasi desa dan pemerintah
14
kecamatan
2. Memahami sistem
pemerintahan kabupaten,
kota, dan provinsi
2.1 Mengenal lembaga-lembaga
dalam susunan pemerintahan
kabupaten, kota, dan provinsi
2.2 Menggambarkan struktur
organisasi kabupaten, kota, dan
provinsi
Kelas IV Semester 2
Stándar Kompetensi Kompetensi Dasar
3. Mengenal sistem
pemerintahan tingkat pusat
3.1 Mengenal lembaga-lembaga
negara dalam susunan
pemerintahan tingkat pusat,
seperti MPR, DPR, Presiden,
MA, MK dan BPK dll.
3.2 Menyebutkan organisasi
pemerintahan tingkat pusat,
seperti Presiden, Wakil Presiden
dan para Menteri
4. Menunjukkan sikap terhadap
globalisasi di lingkungannya
4.1 Memberikan contoh sederhana
pengaruh globalisasi di
lingkungannya
4.2 Mengidentifikasi jenis budaya
Indonesia yang pernah
ditampilkan dalam misi
kebudayaan internasional
4.3 Menentukan sikap terhadap
pengaruh globalisasi yang
terjadi di lingkungannya
Kelas V Semester 1
Stándar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Memahami pentingnya
keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI)
1.1 Mendeskripsikan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
1.2 Menjelaskan pentingnya
keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
1.3 Menunjukkan contoh-contoh
perilaku dalam menjaga
15
keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
2. Memahami peraturan
perundang-undangan tingkat
pusat dan daerah
2.1 Menjelaskan pengertian dan
pentingnya peraturan
perundang-undangan tingkat
pusat dan daerah
2.2 Memberikan contoh peraturan
perundang-undangan tingkat
pusat dan daerah, seperti pajak,
anti korupsi, lalu lintas,
larangan merokok
Kelas V Semester 2
Stándar Kompetensi Kompetensi Dasar
3. Memahami kebebasan
berorganisasi
3.1 Mendeskripsikan pengertian
organisasi
3.2 Menyebutkan contoh organisasi
di lingkungan sekolah dan
masyarakat
3.3 Menampilkan peran serta dalam
memilih organisasi di sekolah
4. Menghargai keputusan
bersama
4.1 Mengenal bentuk-bentuk
keputusan bersama
4.2 Mematuhi keputusan bersama
Kelas VI Semester 1
Stándar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Menghargai nilai-nilai juang
dalam proses perumusan
Pancasila sebagai Dasar
Negara
1.1 Mendeskripsikan nilai-nilai
juang dalam proses perumusan
Pancasila sebagai Dasar Negara
1.2 Menceritakan secara singkat
nilai kebersamaan dalam proses
perumusan Pancasila sebagai
Dasar Negara
1.3 Meneladani nilai-nilai juang para
16
tokoh yang berperan dalam
proses perumusan Pancasila
sebagai Dasar Negara dalam
kehidupan sehari-hari
2. Memahami sistem
pemerintahan Republik
Indonesia
2.1 Menjelaskan proses Pemilu dan
Pilkada
2.2 Mendeskripsikan lembaga-
lembaga negara sesuai UUD
1945 hasil amandemen
2.3 Mendeskripsikan tugas dan
fungsi pemerintahan pusat dan
daerah
Kelas VI Semester 2
Stándar Kompetensi Kompetensi Dasar
3. Memahami peran Indonesia
dalam lingkungan negara-
negara di Asia Tenggara
3.1 Menjelaskan pengertian
kerjasama negara-negara Asia
Tenggara
3.2 Memberikan contoh peran
Indonesia dalam lingkungan
negara-negara di Asia Tenggara
4. Memahami peranan politik
luar negeri Indonesia dalam
era globalisasi
4.1 Menjelaskan politik luar negeri
Indonesia yang bebas dan aktif
4.2 Memberikan contoh peranan
politik luar negeri Indonesia
dalam percaturan internasional
Lingkungan Sebagai Sumber Belajar PKn di Sekolah Dasar
Dengan melihat uraian pembelajaran PKn di Sekolah Dasar di atas, maka
jelaslah bahwa pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dalam proses
pembelajaran PKn di Sekolah Dasar sangatlah penting. Dengan memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar bagi proses pembelajaran di Sekolah Dasar,
maka siswa tidak hanya mendapatkan materi ajar dari buku semata, akan tetapi
17
mereka mampu melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya,. Hal ini akan
sangat berguna bagi tercapainya tujuan pembelajaran PKn di Sekolah Dasar.
Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran PKn
di Sekolah Dasar dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Pemanfaatan lingkungan sosial
Pemanfaaatan lingkungan sosial dalam pembelajaran PKn di Sekolah
Dasar ini terkait dengan beberapa standar kompetensi diantaranya memahami
sistem pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan. Dalam proses
pembelajaran untuk kompetensi dasar ini siswa diajak secara langsung
mendatangi kantor kepala desa atau kantor kecamatan. Kemudian siswa
diminta untuk mengamati tentang system pemerintahan yang ada di tingkat
desa atau kecamatan, mislnya tentang struktur organisasinya. Hal ini
dimaksudkan agar siswa tidak hanya memiliki bayangan, seperti yang
didapatkan dari buku atau guru, tetapi secara langsung siswa mendapatkan
pengalaman dari lingkungan sosial tentang apa yang mereka pelajari.
2. Pemanfaatan lingkungan budaya
Lingkungan budaya yang ada di sekitar siswa dapat dimanfaatkan
dalam pembelajaran PKn. Salah satu standar kompetensi yang ada dalam mata
pelajaran PKn di sekolah dasar adalah bangga sebagai bangsa Indonesia. Di
dalam standar kompetensi ini memuat beberapa kompetensi dasar yang akan
dikembangkan pada siswa terkait dengan kebanggaan terhadap budaya bangsa
kita.
18
Budaya nasional terbentuk berawal dari budaya daerah. Dengan
demikian siswa dapat diberi materi pelajaran dengan memanfaatkan
lingkungan budaya sekitarnya. Misalnya dengan cara mengenalkan system
keagamaan, mata pencaharian, organisasi kemasyarakatan, bahasa, kesenian,
dan usnsur-unsur budaya lainnya yang ada di lingkungan sekitar siswa.
Dengan pembelajaran materi ini dengan memanfaatkan lingkungan budaya
yang ada, siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan guru.
Selain itu sikap bangga terhadap budaya siswa juga lebih mudah tertanam
manakala siswa mengetahui langsung budaya daerahnya.
3. Pemanfaatan lingkungan alam
Lingkungan alam merupakan lingkungan yang dapat dimanfaaatkan
potensinya dalam pembelajran PKn di sekolah dasar. Cinta lingkungan
merupakan salah satu kompetensi yang ingin dicapai oleh mata pelajaran ini.
Melalui lingkungan alam yang ada, siswa dapat diajaarkan tentang bagaimana
memelihara kelestarian lingkungan. Selain itu siswa juga dapat diajarkan
tentang pemeliharaan kebersihan lingkungan, dan sebagainya. System
pembelajarannya dapat dilakukan dengan cara memberikan pengalaman
langsung tentang kompetensi yang hendak ditanamkan dengan memanfaatkan
lingkungan alam yang ada.
Kesimpulan
mata pelajaran PKn di sekolah dasar merupakan mata pelajaran yang
banyak mengandung aspek afektif yang harus dikembangkan pada diri siswa.
Aspek ini tidak akan mampu dikembangkan secara optimal jika hanya
memberikan materi berupa teori-teori semata kepada siswa. Aspek afektif yang
19
syarat dengan nilai moral merupakan aspek yang cukup abstrak bagi siswa.
Dengan demikian proses pembelajarannya sebisa mungkin harus dikongkritkan,
agar sikap afektif berhasil ditanamkan pada diri siswa.
Agar pembelajaran lebih bersifat kongkrit seyogyanya kepada siswa dapat
diberikan materi laian selain yang mereka dapatkan dari buku. Artinya siswa
memiliki sumber belajar lain yang mampu memberikan pengalaman belajar lebih
bagi mereka. Sumber belajar tersebut salah satunya adalah lingkungan. Dalam
pembelajaran PKn di sekolah dasar lingkungan yang dapat dimanfaatkan untuk
pembelajaran antara lain lingkungan sosial, lingkungan budaya, dan lingkungan
alam.
Daftar Pustaka
Arief S. Sadiman, dkk. (2006). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan,
dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Chapin, J. R. & Rosemary G. M. (1989). Elementary Social Studies: A Practical
Guide, Second Edition. New York: Longman.
Cholisin. (2006). “Perkembangan Ilmu Sosial dan Implikasinya Bagi
Pengembangan IPS Berwawasan Pembebasan”. Dalam Cholisin dan
Djihad Hisyam (ed.) (2006). Reorientasi dan Pengembangan IPS di
Era Indonesia Baru.Yogyakarta: Efisiensi Press.
Jarolimek, J. (1986). Social Studies in Elementary Education,(7th
ed.). New York:
Macmillan Pubishing Company.
Kirschenbaum, H. (1995). 100 Ways to Enhance Values and Morality in Schools
and Youth Settings. Massachusetts: Allyn & Bacon.
Martorella, P. H. (1994). Social Studies for Elementary School Children:
Developing Young Citizens. New York: Macmillan College Publishing
Company, Inc.
20
Muhammad Numan Somantri. (2001). Menggagas Pembaharuan IPS. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. (2005). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Silberman, M. L. (2004). Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif.
(Terjemahan Raisul Muttaqien). Bandung: Nuansa. (Buku asli
diterbitkan tahun 1996).
Sardiman. (2006). “Sekapur Sirih Dekan FISE UNY”. Dalam Cholisin dan Djihad
Hisyam (Ed.) (2006). Reorientasi dan Pengembangan IPS di Era
Indonesia Baru.Yogyakarta: Efisiensi Press.
Sunal, C. S. & Mary E. H. (1993). Social Studies and The Elementary/Middle
School Student. Orlando: Harcourt Brace College Publishers.
CURICULUM VITAE
1. Nama : Wuri Wuryandani, M.Pd.
2. Tempat dan tanggal lahir : Wonoenggal, 29 September 1980
3. Jurusan : PPSD
4. Mata Kuliah yang diampu :
No. Mata Kuliah Strata
1. Konsep Dasar PKn S1 PGSD FIP UNY
2. Pengembangan Konsep Dasar PKn S1 PGSD FIP UNY
3. Kajian Kurikulum PKn SD PGSD FIP UNY
4. Pendidikan Nilai Anak Usia Dini S1 PG PAUD FIP UNY
5. Pendidikan Pancasila PGTK FIP UNY
6. Pendidikan Kewarganegaraan PGTK FIP UNY
7. Metode Pengembangan Moral Anak Usia Dini
PGTK FIP UNY
8. Tugas Akhir PGTK FIP UNY
9. Pendidikan Multikultural S1 PGSD FIP UNY
10. Micro Teaching S1 PGSD
11. Micro Teanching D2 PGTK
12. PPL 2 S1 PGSD
13. PPL 2 D2 PGTK
14. KKN S1 PGSD
5. Alamat Kantor : Jurusan PPSD, FIP, UNY
6. No. Telp. Kantor : (0274) 586168
7. Alamat Rumah : Suryodiningratan MJ II/726 G Rt. 33 Rw. 09, Yk.
8. No. Telp : 08156870192/081227920217
9. Alamat E-mail : [email protected].
21
10. Status Akademik : Dosen Tetap
11. Jabatan Struktural : -
12. Riwayat Pendidikan:
No. Lembaga Jenjang Bidang Ilmu Tahun
Lulus
1. Sekolah Dasar Negeri
Wonoenggal
SD - 1992
2. Sekolah Menengah Tingkat
Pertama I Grabag,
Purworejo
SMP - 1995
3. Sekolah Menengah Tingkat
Atas I Grabag, Purworejo
SMA IPA 1998
4. Fakultas Ilmu Sosial (FIS),
UNY
Sarjana PPKn 2002
5. Program Pascasarjana, UNY
Negeri Yogyakarta
Magister Pendidikan
Dasar
2009
13. Pengalaman Penelitian:
No. Judul Penelitian Sponsor Tahun
1. Metode Penanaman Nilai Moral Untuk Anak Usia Dini
Penelitian Dosen Muda, Dirjen Dikti Depdiknas (Anggota)
2007
2. Peningkatan Keterampilan Kewarganegaraan (civic skill)
Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning).
Anggota Penelitian Research Based Teacing, UNY.
2008
3. Internalisasi Nilai-Nilai Moral Religius dalam Pembelajaran di Jurusan PPSD, FIP, UNY.
Ketua Peneliti, BCM, UNY
2008
4. Penilaian Afektif Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar
Tesis 2009
5. Penanaman Nilai Nasionalisme untuk Anak Usia Dini
Ketua Peneliti, FIP, UNY
14. Publikasi Ilmiah:
No. Judul Jenis Tahun
1. Strategi Bercerita Untuk Menanamkan Nilai Moral Pada Anak Usia Dini
Majalah Ilmiah Pembelajaran, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2006, ISSN: 0216-7999
2006
22
2. Membangun Peradilan yang Responsif
Resensi Buku Jurnal ”Civics”: Media Kajian Kewarganegaraa, Volume 2, Nomor 2, Desember 2005, ISSN: 1829-5789.
2005
3. Strategi Menanamkan Kedisiplinan Pada Anak TK
Tot’s Educare, Vol. 1,
Nomor 1, Januari
2008, ISSN: 1979-
0449).
2008
4. Internalisasi Nilai-Nilai Moral Religius pada Proses Pembelajaran
Prosiding Seminar
Nasional ISPI DIY,
2009
Demikian biodata ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, 10 Maret 2010
Wuri Wuryandani, M.Pd
NIP. 19800929 200502 2 003