abort us

Upload: sunita-tria

Post on 08-Jan-2016

218 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

askep abortus

TRANSCRIPT

A. Konsep Asuhan Keperawatan pada ibu hamil dengan gangguan1. AbortusPengkajian Data FokusPada Ibu hamil dengan kasus abortus pada umumnya mengalami keluhan sebagai berikut:a. Tidak enak badan.b. Badan panas, kadang- kadang panas disertai menggigil dan panas tinggi.c. Sakit kepala dan penglihatan terasa kabur.d. Keluar perdarahan dari alat kemaluan, kadang-kadang keluar flek-flek darah atau perdarahan terus-menerus.e. Keluhan nyeri pada perut bagian bawah, nyeri drasakan melilit menyebar sampai ke punggung dan pinggang.f. Keluhan perut dirasa tegang, keras seperti papan, dan kaku.g. Keluhan keluar gumpalan darah segar seperti kulit mati dan jarinagn hati dalam jumlah banyak.h. Perasaan takut dan khawatir terhadap kondisi kehamilan.i. Ibu merasa cemas dan gelisah sebelum mendapat kepastian penyakitnya.j. Nadi cenderung meningkat, tekanan darah meningkat, respirasi meningkat dan suhu meningkat.Pemeriksaan Penunjang:a. Pada pemeriksaan dalam ditemukan terdapat pembukaan serviks atau pada kasus abortus imminens sering ditemukan serviks tertutup dan keluhan nyeri hebat pada pasien.b. Porsio sering teraba melunak pada pemeriksaan dalam, terdapat jaringan ikut keluar pada pemeriksaan.c. Pemeriksaan kadar hemoglobin cenderung menurun akibat perdarahan.d. Pemeriksaan kadar HCG dalam urine untuk memastikan kehamilan masih berlangsung.e. Pemeriksaan auskultasi dengan funduskop dan doppler untuk memastikan kondisi janin.f. Pemeriksaan USG untuk memastikan kondisi janin.Diagnosa Keperawatan1. Nyeri b/d adanya kontraksi uterus, skunder terhadap pelepasan separasi plasenta.2. Resiko deficit volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui rute normal dan atau abnormal (perdarahan).3. Kelemahan b/d penurunan produksi energi metabolic, peningkatan kebutuhan energi (status hipermetabolik); kebutuhan psikologis/emosional berlebihan; perubahan kimia tubuh; perdarahan.4. Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) b/d penurunan suplay O2 dan nutrisi ke jaringan plasenta skunder terhadap perdarahan akibat pelepasan separasi plasenta.5. Ketakutan/ansietas b/d krisis situasi (perdarahan); ancaman/perubahan pada status kesehatan, fungsi peran, pola interaksi; ancaman kematian; perpisahan dari keluarga (hospitalisasi, pengobatan), transmisi/penularan perasaan interpersonal.6. Defisit knowledge / Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurang pemajanan/mengingat; kesalahan interpretasi informasi, mitos; tidak mengenal sumber informasi; keterbatasan kognitif.7. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan skunder akibat perdarahan; prosedur invasif.

Diagnosa Keperawatan, Tujuan, Kriteria Hasil, Intervensi, dan RasionalDIAGNOSA KEPERAWATANTUJUAN DAN KRITERIA HASILINTERVENSIRASIONAL

Nyeri b/d adanya kontraksi uterus, skunder terhadap pelepasan separasi plasenta

Pasien dapat mendemonstrasikan hilang dari ketidaknyamanan.Kriteria evaluasi: menyangkal nyeri, melaporkan perasaan nyaman, ekspresi wajah dan postur tubuh rileks.

Tentukan riwayat nyeri, mis. Lokasi nyeri, frekuensi, durasi dan intesitas (skala 0-10) dan tindakan penghilangan yang digunakan.

Pantau: TD, nadi, RR setiap 4 jam bila tidak menerima agen osmotic secara intravena, setiap 2 jam bila menerima agen osmotic.Pantau masukan dan haluaran setiap 8 jam bila menerima agen osmotic intravena.

Berikan analgesic sesuai pesanan dan mengevaluasi keefektifannya. Beri tahu doketr bila nyeri menetap atau memburuk setelah pemberian obat.

Berikan tindakan kenyamanan dasar, mis. Reposisi, gosokan punggung, dan aktifitas hiburan, mis. Musik, televisi.

Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri, mis. Teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi, tretawa, sentuhan terapeutik.

Evaluasi penghilangan nyeri. Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan/keefektifan intervensi.

Menentukan intervensi selanjutnya.

Mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan.

Analgesik memblok jaras nyeri. Ketidaknyamnan mata berat menandakan perkembangan komplikasi dan perlunya perhatian medis segera.

Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian.

Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkatkan rasa control.

Tujuannya adalah control nyeri maksimum dengan pengaruh minimum pada AKS.

Resiko deficit volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui rute normal dan atau abnormal (perdarahan).

Pasien dapat mendemostrasikan status cairan; Kekurangan volume cairan tidak terjadi.

Kriteria evaluasi: tak ada manifestasi dehidrasi, resolusi oedema, elektrolit serum dalam batas normal, haluaran urine di atas 30 ml/jam.

Pantau:Tanda-tanda vital, evaluais nadi perifer, pengisian kapiler.Warna urine.Masukan dan haluaran. Status umum setiap 8 jam.

Beritahu dokter bila: haluaran urine < 30 ml/jam, haus, takikardia, gelisah, TD di bawah rentang normal, urine gelap atau encer gelap.Konsultasi doketr bila manifestasi kelebihan cairan terjadi.

Kaji turgor kulit dan kelembaban membrane mukosa. Perthanakn kleuhan haus.

Dorong pemasukan cairan sampai 3000 cc/24 jam sesuai toleransi tubuh.

Kolaborasi:Berikan cairan IV sesuai indikasi.

Mengidentifikasi penyimpangan indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan. Menunjukkan keadekuatan volume sirkulasi.

Temuan - temuan ini mennadakan hipovolemia dan perlunya peningkatan cairan. Pada luka bakar luas, perpindahan cairan dari ruang intravaskular ke ruang interstitial menimbukan hipovolemi.

Indikator tidak langsung dari status hidrasi/derajat kekurangan.

Membantu dalam memelihara kebuthan cairan dan menurunkan resiko efek samping yang membahayakan.

Diberikan untuk hidrasi umum serta mengencerkan obat antineoplastik dan menurunkan efek samping merugikan, mis. Mual/muntah atau nefrotoksitas.

Kelemahan b/d penurunan produksi energi metabolic, peningkatan kebutuhan energi (status hipermetabolik); kebutuhan psikologis/emosional berlebihan; perubahan kimia tubuh; perdarahan.

Klien dapat mengontrol kelemahan yang timbul dan dapat memenuhi aktifitas secara mandiri.Kriteria hasil:Menunjukkan peningkatan dalam beraktifitas.Kelemahan dan kelelahan berkurang.Kebutuhan ADL terpenuhi secara mandiri atau dengan bantuan.frekuensi jantung/irama dan Td dalam batas normal.kulit hangat, merah muda dan kering

Berikan aktifitas alternatif dengan periode istirahat tanpa diganggu. Rencanakan perawatan untuk memungkinkan periode istirahat. Jadwalkan aktifitas periodic bila pasien mempunyai energi banyak. Libatkan pasien/orang terdekat dalam jadwal perencanaan.

Dorong masukan nutrisi.

Anjurkan keluarga untuk membantu pemenuhan kebutuhan ADL pasien.

Jelaskan pola peningkatan bertahap dari aktifitas, contoh: posisi duduk ditempat tidur bila tidak pusing dan tidak ada nyeri, bangun dari tempat tidur, belajar berdiri dst.

Mencegah kelelahan yang berlebihan. Periode istirahat sering diperlukan untuk memperbaiki/mengurangi pemakaiann neergi. Perencanaan akan memungkinkan pasien menjadi ektif selama waktu dimana tingkat energi lebih tinggi, yang dapat memperbaiki perasaan sejahtera dan rasa kontrol.Meningkatkan kekuatan stamina dan memampukan pasien manjadi lebih aktif tanpa kelelahan berarti.

Masukan/penggunaan nutrisi adekuat perlu untuk memenuhi kebutuhan energi untuk aktifitas.Teknik penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.

Aktifitas yang maju memberikan kontrol jantung, meningaktkan regangan dan mencegah aktifitas berlebihan.

Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) b/d penurunan suplay O2 dan nutrisi ke jaringan plasenta skunder terhadap perdarahan.

Gawat janin tidak terjadi, bayi dapat dipertahankan sampai umur 37 minggu dan atau BBL 2500 gr.Kriteria hasil:Gerakan janin aktif.DJJ 120-140 x/mnt.Kontraksi uterus /his tidak ada.Kehamilan dapat dipertahankan sampai umur 37 minggu dan atau BBL 2500 gr.Perdarahan berhenti atau tidak ada.Flek-flek tidak ada.

Anjurkan penderita untuk tidur miring ke kiri.

Anjurkan pasien untuk melakukan ANC secara teratur sesuai dengan masa kehamilan:1 x/bln pada trimester I2 x/bln pada trimester II1 x/minggu pada trimester III.

Pantau DJJ, kontraksi uterus/his, gerakan janin.

Motivasi pasien untuk meningkatkan fase istirahat.

Jelaskan pada pasien untuk segera memeriksakan kehamilannya bila terdapat:Gerakan janin berkurang/menurun.Kontraksi/his terus-menerus.PerdarahanNyeri abdomen.Perut mengeras dan sangat nyeri.Meminimalkan tekanan pada aorta sehingga O2 yang disuplay ke plasenta dan janin lebih lancar.

Deteksi dini terhadap adanya penyimpangan pada kehamilan.

Penurunan DJJ dan gerakan janin sebagai prediksi adanya asfiksia janin.

Fase istirahat yang lebih akan membantu meminimalkan pemakaian energi dan O2 sekaligus dapat mengistirahatkan bayi sampai cukup bulan.

Sebagai kontrol langsung dari pasien terhadap kondisi kehamilannya.

Ketakutan/ansietas b/d krisis situasi (perdarahan); ancaman/perubahan pada status kesehatan, fungsi peran, pola interaksi; ancaman kematian; perpisahan dari keluarga (hospitalisasi, pengobatan), transmisi/penularan perasaan interpersonal.

Pasien dapat mendemonstrasikan hilangnya ansietas.Kriteria hasil:Pasien melaporkan hilangnya / berkurangnya perasaan cemas/khawatir.Pasien tenang.Pasien kooperatif dalam pengobatan.Postur tubuh rileks.Ekspresi wajah tenang.Skala HARS: < 5Kaji derajat ansietas.

Biarkan pasien mengekspresikan perasaan tentang kondisinya. Pertahankan cara yang tenang dan efisien. Jelaskan semua tujuan tindakan yang ditentukan.

Pertahankan control nyeri efektif.Pertahankan kontak sering dengan pasien. Bicara dengan menyentuh pasien bila tepat.

Waspada pada tanda menyangkal/depresi, mis. Menarik diri, marah, tanda tidak tepat. Tentukan adanya ide bunuh diri dan kaji potensial nyeri pada skala 0-10.

Libatkan orang terdekat sesuai indikasi bila keputusan mayor akan dibuat.

Tingkatakan rasa tenang dan lingkungan tenang.

Perhatikan koping takefektif, mis. Interaksi social buurk, tidak berdaya, fungsi menyerah setiap hari dan kepuasan sumber.

Menentukan intervensi keperawatan selanjutnya.

Pengekspresian perasaan membantu pasein mngidentifikasi sumber ansietas dan penggunaan respon koping. Pendekatan tenang oleh pemberi perawatan menyampaikan kepercayaan dan control. Pengetahuan apa yang diperkirakan membantu mengurangi ansietas.

Nyeri adalah sumber ansietas.Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri atau ditolak, berikan respek dan penerimaan individu, mengembangkan kepercayaan.

Pasien dapat menggunakan mekansime pertahanan dari menyangkal dan mengekspresikan harapan dimana diagnosis tidak akurat. Persaan bersalah, distress spiritual, gejala fisik atau kurang erawatan diri dapat menyebabkan pasien menjadi menarik diri dan yakin bahwa bunuh diri adalah pilihan tepat.

Menjamin system pendukung untuk pasien dan memungkinkan orang terdekat terlibat degna tepat.

Memudahkan istirahat, menghemat energi dan meningkatkan kemmapuan koping.

Mengidentiifkasi masalah individu dam memberikan dukungan pada pasien/orang terdekat dalam menggunakan keterampilam koping efektif.

Defisit knowledge / Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar), mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurang pemajanan/mengingat; kesalahan interpretasi informasi, mitos; tidak mengenal sumber informasi; keterbatasan kognitif.

Pasien dapat memenuhi kebutuhan belajar secara mandiri, memahami penyakit dan pengobatan yang diberikan.Kriteria hasil:Pasien memahami regimen terapeutik dan perawatan yang diberikan.Pasien kooperatif terhadap tindakan pengobatan dan perawatan yang diberikan.Pasien taat terhadap program pengobatan dan perawatan yang diberikan.

Tentukan persepsi pasien tentang kondisi kehamilan sekarang, tanyakan tentang pengalaman pasien sendiri/sebelumnya.

Berikan informasi yang jelas dan akurat dalam cara yang nyata, jawab pertayaan dengan jelas.

Berikan pedoman antisipasi pada pasien tentang protocol pengobatan, hasil yang diharapkan, kemungkinan janin dapat dipertahankan. Bersikap jujur dengan pasien.

Anjurkan meningkatkan masukan cairan minimal 2500 ml/24 jam dan diet tinggi kalori serta membatasi aktifitas.

Anjurkan ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual dengan suami sampai kehamilan berusia 16 minggu (4 bulan).

Lakukan evalausi sebelum pulang ke rumah sesuai indikasi.

Identifikasi dan ketahui persepsi pasien thd ancaman/situasi. Dorong mengekspresikan dan jangan menolak perasaan marah, takut dll.Orientasikan klien/keluarga thd prosedur rutin dan aktifitas. Tingkatkan partisipasi bila mungkin.

Dorong kemandirian, perawatan diri, libatkan keluarga secara aktif dalam perawatan.

Memvalidasi tingkat pemahaman saat ini, mengidentifkasi kebutuhan belajar dan memberikan dasar pengetahuan dimana pasien membuat keputusan berdasarkan informasi.

Membantu penilaian diagnos akanker, memberikan informasi yang diperlukan selama waktu menyerapnya.

Pasien mempunyai hak untuk tahu dan beraprtisipasi dalam mengambil keputusan tentang perawatan dan pengobatan yang diterima. Informasi akurat dan detail membantu menghilangkan rasa takut dan ansietas.

Memperbaiki keadaan umum ibu sehingga membantu mengurangi akibat perdarahan.

Mencegah timbulnya rangsangan pada uterus sehingga kontraksi uterus tidak terjadi.

Membantu dalam transisi ke lingkungan rumah dengna memberikan informasi tentang kebutuhan perubahan pada situasi fisik, penyediaan bahan yang diperlukan.

Cemas berkelanjutan dapat terjadi dalam berbagai derajat selama beberapa waktu dan dapat dimanifestasikan oleh gejala depresi.Perkiraan dan informasi dapat menurunkan kecemasan pasien.

Peningkatan kemandirian dari pasien dan keluarga meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan untuk melakukan perawatan diri secara aktif.

Resiko tinggi terhadap infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan skunder akibat perdarahan; prosedur invasif.

Pasien mendemonstrasikan tidak adanya tanda dan gejala infeksi yang terjadi.Kriteria hasil:Tanda dan gejala infeksi tidak ada (rubor, dolor, color, penurunan fungsiolesa, painless)Vital sign dalam batas normal.Perdarahan berkurang/berhenti.Kondisi janin dalam rahim baik (gerakan janin, djj, kontraksi berkurang).Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik Tekankan higienen personal.

Pantau suhu.

Kaji semua system, mis. Kulit, pernafasan, genitourinaria, terhadap tanda/gejala infeksi secara kontinyu.

Tingkatkan istirahat adekuat.

Hindari/batasi prosedur invasive, taati teknik septic.

Membantu potensial sumber infeksi/pertumbuhan skunder.

Peningkatan suhu terjadi karena berbagai factor, mis. infeksi. Identifikasi dini proses infeksi memungkinkan terapi yang tepat untuk dimulai dengan segera.Pengenalan dini dan intervensi segera dapat mencegah progresi pada situasi/sepsis yang lebih serius.

Membatasi keletihan.

Menurunkan resiko kontaminai, membatasi entri portal terhadap agen infeksius.

A. Contoh Asuhan Keperawatan pada ibu hamil dengan gangguan1. AbortusASUHAN KEPERAWATAN REPRODUKSIPADA NY. R DENGAN ABORTUS IMMINENSTANGGAL 17 MARET 2009

Tanggal masuk: 17 Maret 2009Jam masuk: 11.30 WIBRuang: -No. Register: XXXXXXXPengkajian tanggal: 17 Maret 2009Jam: 12.30 WIB.PengkajianIdentitasNama : Ny. RUmur : 24 tahunSuku/bangsa : Jawa/IndonesiaAgama : IslamPendidikan : SMAPekerjaan : Ibu RTAlamat : Klampis - Sby.Status perkawinan : KawinNama : Tn. SUmur : 28 tahunSuku/bangsa : Jawa/IndonesiaAgama : IslamPendidikan : SMAPekerjaan : Swasta ( Rp.1.200.000,-)Alamat : Klampis - SbyStatus perkawinan : Kawin

Status Kesehatana. Alasan datang ke rumah sakit : Ibu mengeluh terlambat menstruasi sejak 4 bulan yang lalu, lalu sejak tadi pagi dirasakan keluar darah sedikit dari kemaluan serta ibu merasakan mules pada perut bagian bawah. Ibu mengatakan tidak melakukan hubungan seksual kemarin malam, ibu mengatakan habis jalan-jalan di mall.b. Keluhan utama saat ini : Ibu takut kalau kehamilannya tidak bisa dipertahankan atau terdapat apa-apa dengan janin yang dikandungnya.c. Timbulnya keluhan : Mendadak.d. Faktor yang memperberat : Jika ibu beraktifitas atau berjalan, perdarahan dirasakan semakin bertambah.e. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi : Istirahat dan duduk.f. Diagnosa medik : Abortus imminens.Riwayat Keperawatana. Riwayat obstetri:b. Riwayat menstruasi:1) Menarche umur 12 tahun2) Banyak darah menstruasi sedang3) Siklus teratur4) Lama menstruasi: 5 -7 hari.5) HPHT: 16 November 20086) Keluhan selama menstruasi tidak ada.c. Riwayat perkawinan : Ibu menikah 6 bulan yang lalu dan ini adalah pernikahan yang pertama.d. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu : Ibu pada saat ini hamil pertama dan tidak ada riwayat abortus/keguguran sebelumnya.e. Genogram:

Hamil ini

Keterangan:

= Meninggal= Hipertensi= Laki-laki

= Perempuan= Tinggal dlm satu rumah= Ny.R abortus

f. Riwayat Keluarga berencana : Ibu tidak melaksanakan KB, karenanya data lain tidak dikaji.g. Riwayat kesehatan:1) Penyakit yang pernah dialami ibu: tidak ada, ibu tidak pernah menderita penyakit infeksi seperti typhus, pneumonia, penyakit pada kandungan.2) Pengobatan yang didapat: tidak ada.h. Riwayat penyakit keluarga: Hipertensi (ibu Ny.R).i. Riwayat lingkungan:1) Kebersihan: menurut ibu kebersihan rumah dan lingkungannya cukup bersih.2) Bahaya: bahaya dalam rumah dan sekitar rumah seperti pabrik dekat rumah tidak ada, lantai licin tidak ada. Ibu mengatakan tidak pernah mendapat kecelakaan atau trauma selama masa kehamilan ini.j. Aspek psikososial:Persepsi ibu tentang keluhan/penyakit : Ibu merasa akan mengalami keguguran.Apakah keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari-hari?Tidak karena ibu memang harus beristirahat. Ibu berharap kehamilannya dapat diperthanakan karena ibu sangat ingin punya anak. Ibu mengatakan sangat khawatir dengan keselamatan bayinya dan bertanya bagaimana caranya supaya bayinya dapat dipertahankan. Orang terpenting bagi ibu adalah keluarga. Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini adalah sangat mendukung. Kesiapan mental untuk menjadi ibu: siap.Aktifitas Sehari - Sehari:a. Pola nutrisi:1) Frekuensi makan: 3 kali sehari.2) Nafsu makan baik.3) Jenis makanan rumah: nasi, lauk, sayur dan buah. Ibu mengatakan tidak begitu suka minum susu.4) Makanan yang tidak disukai/alergi/pantangan: tidak ada.b. Pola eleminasi:1) BAK: Frekuensi: 5 kali sehari. Warna: Kuning jernih. Keluhan saat BAK: Tidak ada.2) BAB: Frekuensi: 1 kali sehari. Warna: kuning khas feses. Bau: khas feses. Konsistensi: padat. Keluhan: tidak ada.c. Pola personal hygiene:1) Mandi: Frekuensi: 2 kali sehari. Penggunaan sabun: ya.2) Oral hygiene: Frekuensi: 2 kali sehari. Waktu: pagi dan sore.3) Cuci rambut: Frekuensi: 3 kali seminggu. Penggunaan shampo: ya.d. Pola istirahat dan tidur:1) Lama tidur: 8 jam sehari.2) Kebiasaan sebelum tidur: tidak ada.3) Keluhan tidur; tidak ada.e. Pola aktifitas dan latihan:1) Kegiatan dalam pekerjaan: membantu memasak. Ibu tinggal dengan mertua, sehingga banyak pekerjaan rumah tangga yang diselesaikan oleh ibu mertua seperti mencuci, menyetrika, bersih-bersih rumah dan memasak.2) Waktu bekerja: tidak tentu.3) Olahraga: ya, jalan-jalan pagi, frekuensi kadang-kadang.4) Kegiatan waktu luang: tidak ada.5) Keluhan dalam aktifitas: tidak ada.f. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan:1) Merokok: tidak.2) Minuman keras; tidak.3) Ketergantungan obat: tidak.

Pemeriksaan fisik:a. Umum: Keadaan umum: baik. Kesadaran: CM, E4V5M6 Tekanan darah: 120/80 mmHg. Respirasi: 18 x/mnt. Nadi: 88 x/mnt Suhu: 370C. Berat badan: 48 kg. Tinggi badan: 154 cm.b. Khusus:1) Kepala: Bentuk: normal. Keluhan: tidak ada.2) Mata: Kelopak mata: simetris, oedem palpebra tidak ada. Gerakan mata: normal. Konjungtiva: merah muda. Sklera: putih, icetrus tidak ada. Pupil: normal, isokor. Akomodasi: baik (tidak memakai kacamata).3) Hidung: Reaksi alergi: tidak ada. Sinus: normal.4) Mulut dan tenggorokan: Gigi geligi: lengkap, 32 buah. Kesulitan menelan: tidak ada.5) Dada dan axilla: Mamae: membesar Areolla mamae: hiperpigmentasi. Papila mamae: menonjol. Colostrum: belum keluar.6) Pernafasan: Jalan nafas: bebas. Suara nafas: bersih, tidak ada suara nafas tambahan. Menggunakan otot-otot bantu pernafasan: tidak.7) Sirkulasi jantung: Kecepatan denyut apikal: 88 x/mnt. Irama: reguler. Kelainan bunyi jantung: tidak ada. Sakit dada: tidak ada.8) Abdomen: Mengecil: tidak Linea dan striae: tidak ada, tidak ada nyeri tekan. Luka bekas operasi: tidak ada. Kontraksi: tidak ada. TFU: 2 jari bawah pusat, djj: (+) 12-12-129) Genitourinary: Perineum: intak. Vesika urinaria: kosong.10) Ekstremitas: Turgor kulit: baik. Warn akulit: sawo matang. Kontraktur pada persendian ekstremitas: tidak ada. Kesulitan dalam pergerakan: tidak ada.

Data Penunjanga. laboratorium: --b. USG: --c. Rontgen: --d. Pemeriksaan dalam (vaginal toucher): Vulva: fleks ada sedikit, fluxus tidak ada. Vagina: fleks ada sedikit, fluxus tidak ada. Porsio: tertutup, licin, nyeri tekan (-). Cavum uteri: AF (18 20 mg). Adnexa parametrium ka: soepel, mass (-), nyeri (-). Adnexa parametrium ki: soepel, mass (-), nyeri (-). Cavum douglas: tidak menonjol.e. Terapi yang didapat: Premaston: 2x1 tablet. Mefenamic acid 3x500 mg. Bed rest, KIE, Kontrol 1 bulan lagi atau ada keluhan.

Data Tambahan : Ibu sangat menginginkan anak dan berharap kandungannya bisa diselamatkan. Ibu menyakan apakah kondisi janinnya baik. Saat dilakukan pemeriksaan, ibu tampak gelisah, ekspresi wajah tegang dan postur tubuh kaku dan tegang.

Analisa Data

DataEtiologiPatofisiologiMasalah

S: Ibu mengatakan keluar darah dari kemaluan sejak tadi pagi, perut bagian bawah dirasakan mules, Ibu mengatakan tidak nyeri waktu dilakukan periksa dalam.O: Ibu hamil 18-20 minggu, TFU 2 jbpst, djj: 12-12-12, kontraksi tidak ada, gerakan janin aktif, fleks (+), fluxus (-). VT: ditemukan porsio tertutup, TD: 120/80 mmHg, N: 88 x/mnt, RR: 16 x/mnt.Penurunan suplay O2 dan nutrisi ke jaringan plasenta skunder terhadap terlepasnya separasi plasenta.Implantasi plasenta di endometrium lepas.

Suplay O2 dan nutrisi ke jaringan plasenta terputus

Janin kekurangan O2 dan nutrisi

Gawat janin (Hipoksia)

Kematian janin intra uteri/abortus

Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia).

S: Ibu mengatakan sangat khawatir dengan perdarahan yang dialami, ibu bertanya-tanya mengenai keselamatan bayi yang dikandungnya. Ibu mengatakan sangat ingin punya bayi dan ini adalah kehamilan yang pertama.O: Ibu tampak gelisah, saat dilakukan pemeriksaan ibu banyak bertanya kepada petugas. Ekspresi wajah ibu tampak tegang, postur tubuh saat dilakukan pemeriksaan kaku dan tegang. Krisis situasi (perdarahan dan ancaman terhadap keselamatan bayi yang dikandungnya).Perdarahan

Perubahan respon psikologis ibu

Maladaptif

Cemas meningkatAnsietas.

S: Ibu banyak bertanya tentang kemungkinan bayi dapat diselamatkan. Ibu juga bertanya tentang pantangan yang harus dilakukan supaya bayinya selamat. Ibu berkali-kali mengatakan sangat ingin punya bayi.O: Ibu banyak bertanya kepada petugas dan mahasiswa. Pendidikan ibu SMA, ibu tidak bekerja. Ibu baru menikah 6 bulan, ini adalah kehamilan pertama dan usia ibu 23 tahun.Kurang informasi. Kurang informasi mengenai penyakit, prognosis, kebutuhan pengobatan

Ketidakmampuan mengenal informasi

Ketidaktahuan tentang kondisi dan pengobatan.

Tidak taat terhadap program pengobatan.

Program pengobatan tidak berhasil.

Defisit knowledge (kebutuhan belajar) mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan.

Diagnosa Keperawatan1. Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) b/d penurunan suplay O2 dan nutrisi ke jaringan plasenta skunder terhadap terlepasnya separasi plasenta.Data penunjang:S: Ibu mengatakan keluar darah dari kemaluan sejak tadi pagi, perut bagian bawah dirasakan mules, Ibu mengatakan tidak nyeri waktu dilakukan periksa dalam.O: Ibu hamil 18-20 minggu, TFU 2 jbpst, djj: 12-12-12, kontraksi tidak ada, gerakan janin aktif, fleks (+), fluxus (-). VT: ditemukan porsio tertutup, nyeri tidak ada, TD: 120/80 mmHg, N: 88 x/mnt, RR: 16 x/mnt.2. Ansietas b/d krisis situasi (perdarahan dan ancaman terhadap keselamatan bayi yang dikandungnya).Data penunjang:S: Ibu mengatakan sangat khawatir denagn perdarahan yang dialami, ibu bertanya-tanya mengenai keselamatan bayi yang dikandungnya. Ibu mengatakan sangat ingin punya bayi dan ini adalah kehamilan yang pertama.O: Ibu tampak gelisah, saat dilakukan pemeriksaan ibu banyak bertanya kepada petugas. Ekspresi wajah ibu tampak tegang, postur tubuh saat dilakukan pemeriksaan kaku dan tegang.3. Defisit knowledge (kebutuhan belajar) mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurang informasi.Data penunjang:S: Ibu banyak bertanya tentang kemungkinan bayi dapat diselamatkan. Ibu juga bertanya tentang pantangan yang harus dilakukan supaya bayinya selamat. Ibu berkali-kali mengatakan sangat ingin punya bayi.O: Ibu banyak bertanya kepada petugas dan mahasiswa. Pendidikan ibu SMA, ibu tidak bekerja. Ibu baru menikah 6 bulan, ini adalah kehamilan pertama dan usia ibu 23 tahun.

Rencana Intervensi, Rasional dan ImplementasiNoIntervensi Keperawatan

Diagnosa KeperawatanTujuan dan Kriteria HasilRencana IntervensiRasional

1.Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) b/d penurunan suplay O2 dan nutrisi ke jaringan plasenta skunder terhadap terlepasnya separasi plasenta.Data penunjang:S: Ibu mengatakan keluar darah dari kemaluan sejak tadi pagi, perut bagian bawah dirasakan mules, Ibu mengatakan tidak nyeri waktu dilakukan periksa dalam.O: Ibu hamil 18-20 minggu, TFU 2 jbpst, djj: 12-12-12, kontraksi tidak ada, gerakan janin aktif, fleks (+), fluxus (-). VT: ditemukan porsio tertutup, nyeri tidak ada, TD: 120/80 mmHg, N: 88 x/mnt, RR: 16 x/mnt.

Tujuan: setelah diberikan askep, gawat janin tidak terjadi, bayi dapat dipertahankan sampai umur 37 minggu dan atau BBL 2500 gr.Kriteria hasil: Gerakan janin aktif. DJJ 120-160 x/mnt. Kontraksi uterus /his tidak ada. Kehamilan dapat dipertahankan sampai umur 37 minggu dan atau BBL 2500 gr. Perdarahan berhenti atau tidak ada. Flek-flek tidak ada.

a. Pantau DJJ, kontraksi uterus/his, gerakan janin.

b. Jelaskan penyebab terjadinya perdarahan dan akibat bila perdarahan terus berlangsung (keguguran, janin meninggal).

c. Anjurkan penderita untuk tidur miring ke kiri.

d. Motivasi pasien untuk meningkatkan fase istirahat.

e. Anjurkan pasien untuk melakukan ANC secara teratur sesuai dengan masa kehamilan:- 1 x/bln pada trimester I- 2 x/bln pada trimester II- 1 x/minggu pada trimester III.

f. Jelaskan pada pasien untuk segera memeriksakan kehamilannya bila terdapat: - Gerakan janin berkurang/menurun. - Kontraksi/his terus-menerus. - Perdarahan - Nyeri abdomen. - Perut mengeras dan sangat nyeri.

g. Anjurkan me masukan cairan minimal 2500 ml/24 jam dan diet tinggi kalori serta membatasi aktifitas.

h. Anjurkan ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual dengan suami sampai kehamilan berusia 20 minggu (5 bulan) atau selama terjadi perdarahan

i. Tanyakan pada ibu tentang pemahaman terhadap penjelasan yang diberikan. Lkaukan pengulangan bila perlu.

Penurunan DJJ dan gerakan janin sebagai prediksi adanya distres janin.

Meningkatkan pemahamana ibu dan kerjasama dalam pengobatan.

Meminimalkan tekanan pada aorta sehingga O2 yang disuplay ke plasenta dan janin lebih lancar.

Fase istirahat yang lebih akan membantu meminimalkan pemakaian energi dan O2 sekaligus dapat mengistirahatkan bayi sampai cukup bulan.

Deteksi dini terhadap adanya penyimpangan pada kehamilan.

Sebagai kontrol langsung dari pasien terhadap kondisi kehamilannya.

Memperbaiki keadaan umum ibu sehingga membantu mengurangi akibat perdarahan.

Koitus dapat merangsang produksi prostaglandin eningkat sehingga dapat terjadi rangsangan pada uterus dan menimbulkan kontraksi.

Meningkatkan pemahaman ibu dan pesanan sebelum ibu pulang.

2.Ansietas b/d krisis situasi (perdarahan dan ancaman terhadap keselamatan bayi yang dikandungnya).Data penunjang:S: Ibu mengatakan sangat khawatir denagn perdarahan yang dialami, ibu bertanya-tanya mengenai keselamatan bayi yang dikandungnya. Ibu mengatakan sangat ingin punya bayi dan ini adalah kehamilan yang pertama.O: Ibu tampak gelisah, saat dilakukan pemeriksaan ibu banyak bertanya kepada petugas. Ekspresi wajah ibu tampak tegang, postur tubuh saat dilakukan pemeriksaan kaku dan tegang.

Tujuan: setelah diberikan askep, ibu dapat menunjukkan hilangnya ansietas.Kriteria hasil:3) Ibu melaporkan hilangnya / berkurangnya perasaan cemas/khawatir.4) Ibu tenang.5) Ibu kooperatif dalam pengobatan.6) Postur tubuh rileks.7) Ekspresi wajah tenang.

a. Biarkan pasien mengekspresikan perasaan tentang kondisinya. Pertahankan cara yang tenang dan efisien.

b. Jelaskan semua tujuan tindakan yang ditentukan.

c. Motivasi pasien untuk meningkatkan fase istirahat.

d. Libatkan orang terdekat sesuai indikasi bila keputusan mayor akan dibuat.

e. Tingktakan rasa tenang dan lingkungan tenang (tutup gorden pada saat pemeriksaan berlangsung, batasi jumlah petugas dalam ruangan pemeriksaan, nyalakan kipas angina, sediakan selimut penutup dll).

f. Motivasi ibu untuk tetap tenang, tidak gelisah terhadap kondisinya.

g. Anjurkan ibu untuk tetap berdoa untuk keselamatan bayinya.

Pengekspresian perasaan membantu pasien mngidentifikasi sumber ansietas dan penggunaan respon koping. Pendekatan tenang oleh pemberi perawatan menyampaikan kepercayaan dan control.

Pengetahuan apa yang diperkirakan membantu mengurangi ansietas.

Fase istirahat yang lebih akan membantu meminimalkan pemakaian energi dan O2 sekaligus dapat mengistirahatkan bayi sampai cukup bulan.

Menjamin system pendukung untuk pasien dan memungkinkan orang terdekat terlibat degna tepat.

Memudahkan istirahat, menghemat energi dan meningkatkan kemmapuan koping.

Kondisi psikologis ibu sangat berpenagruh terhadap kondisi janin.

Berdoa lebih mendekatkan ibu kepada Than dan memberikan ketenangan secara spiritual.

3.Defisit knowledge (kebutuhan belajar) mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan b/d kurang informasi.Data penunjang:S: Ibu banyak bertanya tentang kemungkinan bayi dapat diselamatkan. Ibu juga bertanya tentang pantangan yang harus dilakukan supaya bayinya selamat. Ibu berkali-kali mengatakan sangat ingin punya bayi.O: Ibu banyak bertanya kepada petugas dan mahasiswa. Pendidikan ibu SMA, ibu tidak bekerja. Ibu baru menikah 6 bulan, ini adalah kehamilan pertama dan usia ibu 23 tahun.

Tujuan: setelah diberikan askep, ibu dapat memenuhi kebutuhan belajar secara mandiri, memahami penyakit dan pengobatan yang diberikan.Kriteria hasil:8) Ibu memahami regimen terapeutik dan perawatan yang diberikan.9) Ibu kooperatif terhadap tindakan pengobatan dan perawatan yang diberikan.10) Ibu taat terhadap program pengobatan dan perawatan yang diberikan.

a. Tentukan persepsi pasien tentang kondisi kehamilan sekarang, tanyakan tentang pengalaman pasien sendiri/sebelumnya.

b. Berikan informasi yang jelas dan akurat dalam cara yang nyata, jawab pertayaan dengan jelas.

c. Berikan pedoman antisipasi pada pasien tentang protocol pengobatan, hasil yang diharapkan, kemungkinan janin dapat dipertahankan. Bersikap jujur dengan pasien.

d. Orientasikan klien/keluarga thd prosedur rutin dan aktifitas. Tingkatkan partisipasi bila mungkin.

e. Dorong kemandirian, perawatan diri, libatkan keluarga secara aktif dalam perawatan.

f. Lakukan evalausi sebelum pulang ke rumah sesuai indikasi.

Memvalidasi tingkat pemahaman saat ini, mengidentifkasi kebutuhan belajar dan memberikan dasar pengetahuan dimana pasien membuat keputusan berdasarkan informasi.Membantu penilaian diagnos akanker, memberikan informasi yang diperlukan selama waktu menyerapnya.

Pasien mempunyai hak untuk tahu dan beraprtisipasi dalam mengambil keputusan tentang perawatan dan pengobatan yang diterima. Informasi akurat dan detail membantu menghilangkan rasa takut dan ansietas.

Perkiraan dan informasi dapat menurunkan kecemasan pasien.

Peningkatan kemandirian dari pasien dan keluarga meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan untuk melakukan perawatan diri secara aktif.Membantu dalam transisi ke lingkungan rumah dengna memberikan informasi tentang kebutuhan perubahan pada situasi fisik, penyediaan bahan yang diperlukan.

ImplementasiImplementasi Keperawatan

NO dxHari/Tanggal/JamImplementasiEvaluasi

1Rabu,17 Maret 201412.40

13.00

13.30Memantau djj, kontraksi uterus/his, gerakan janin.

Menjelaskan penyebab terjadinya perdarahan dan akibat bila perdarahan terus berlangsung (keguguran, bayi akan meninggal). Menganjurkan ibu untuk tidur miring ke arah kiri selama di rumah. Memotivasi ibu untuk lebih banyak istirahat minimal 8 jam sehari dan kurangi beraktifitas agak berat seperti olahraga. Menganjurkna ibu untuk teratur ANC yaitu:- 1 x/bln pada trimester I- 2 x/bln pada trimester II 1 x/minggu pada trimester III.

Mengingatkan ibu untuk segera kontrol bila terdapat:: Gerakan janin berkurang/menurun. Kontraksi/his terus-menerus. Perdarahan Nyeri abdomen. Perut mengeras dan sangat nyeri.

Menganjurkan ibu untuk banyak makan makanan yang bergizi untuk meningkatkan keadaan kesehatan ibu dan minum air minimal 2500 cc /hari. Menyarankan ibu dan suami untuk tidak melakukan hubngan seksual selama perdarahan terjadi dan sampai umur kehamilan minimal 5 bulan atau selama perdarahan berlangsung. Menanyakan ibu mengenai penjelasan yang sudah diberikan.

Djj (+) 12-12-12; kontraksi uterus tidak ada; gerakan janin aktif.

Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan mahasiswa.

Ibu mengatakan akan mentaati semua petunjuk yang diberikan

Ibu mengatakan sudah memahami semua penjelasan yang diberikan dan berjanji akan mentaati semua petunjuk yang diberikan.

2Rabu, 17 Maret 201412.30

12.40

12.45

13.00

Memberiakn kesempatan kepada ibu untuk menceritakan perasaanya dan riwayat terjadinya perdarahan.

Menjelaskan kepada ibu bahwa akan dilakukan tindakan VT (periksa dalam).

Mengatur posisi ibu, menyalakan kipas angin, mengurangi jumlah petugas dalam ruang periksa dan menutup gorden.

Mendiskusikan tentang kemungkinan bayi dpaat dipertahankan bersama ibu dan suami denagn syarat ibu mentaati semua petunjuk yang diberikan. Memotivasi ibu untuk tetap tenang dan tidak gelisah serta lebih banyak berdoa sehingga harapan untuk punya bayi dapat tercapai.Ibu bercerita tentang perasaan cemasnya saat terjadi perdarahan.

Ibu mau dilakukan pemeriksaan dalam.

Posisi ibu rileks, ekspresi wajah tampak cemas.

Ibu tampak lega dengan penjelasan yang diberikan.

Ibu berjanji akan tetap tenang dan tabah.

3Rabu,17 Maret 2014 13.00

13.30

13.45Menanyakan perasaan ibu denagn adanya perdarahan dan sakit pada perutnya.

Mendiskusikan dengan ibu dan suami tentang penyakit yang diderita ibu dan kemungkinan bayi dapat dipertahankan. Menjelaskan beberapa hal yang perlu ditaati oleh ibu dan suami yaitu: Periksa teratur sesuai petunjuk yang diberikan. Tidur miring ke kiri. Tidak hubungan seksual selama 5 bualn kehamilan. Makan makanan yang bergizi. Lebih banyak istirahat.

Melakukan evaluasi sebelum ibu pulang tentang pemahaman ibu mengenai penjelasan yang sudah diberikan.Ibu mengatakan sangat cemas denagn perdarahan yang terjadi dan takut kalau bayinya meninggal. Ibu mengatakan perdarahan terjadi tiba-tiba dan ibu tidak tahu sebabnya.

Ibu dan suami mengatakan akan mentaati beberapa pantanagn yang diberikan.

Ibu dan suami mengatakan sudah dapat mengerti penjelasan dan petunjuk yang diberikan.