aborsi pandangan agama

44
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membahas persoalan aborsi sudah bukan merupakan rahasia umum dan hal yang tabu untuk dibicarakan. Hal ini dikarenakan aborsi yang terjadi dewasa ini sudah menjadi hal yang aktual dan peristiwanya dapat terjadi dimana-mana dan bisa saja dilakukan oleh berbagai kalangan, apakah hal itu dilakukan oleh remaja yang terlibat pergaulan bebas ataupun para orang dewasa yang tidak mau dibebani tanggung jawab dan tidak menginginkan kelahiran sang bayi ke dunia ini. Kelahiran anak yang seharusnya dianggap sebagai suatu anugerah yang tidak terhingga dari Allah SWT sebagai Sang Pencipta justru dianggap sebagai suatu beban yang kehadirannya tidak diinginkan. Ironis sekali, karena di satu sisi sekian banyak pasangan suami isteri yang mendambakan kehadiran seorang anak selama bertahun-tahun masa perkawinan, namun di sisi lain ada pasangan yang membuang anaknya bahkan janin yang masih dalam kandungan tanpa pertimbangan nurani kemanusiaan.

Upload: iha-umami

Post on 06-Aug-2015

152 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aborsi Pandangan Agama

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Membahas persoalan aborsi sudah bukan merupakan rahasia umum

dan hal yang tabu untuk dibicarakan. Hal ini dikarenakan aborsi yang terjadi

dewasa ini sudah menjadi hal yang aktual dan peristiwanya dapat terjadi

dimana-mana dan bisa saja dilakukan oleh berbagai kalangan, apakah hal itu

dilakukan oleh remaja yang terlibat pergaulan bebas ataupun para orang

dewasa yang tidak mau dibebani tanggung jawab dan tidak menginginkan

kelahiran sang bayi ke dunia ini. Kelahiran anak yang seharusnya dianggap

sebagai suatu anugerah yang tidak terhingga dari Allah SWT sebagai Sang

Pencipta justru dianggap sebagai suatu beban yang kehadirannya tidak

diinginkan. Ironis sekali, karena di satu sisi sekian banyak pasangan suami

isteri yang mendambakan kehadiran seorang anak selama bertahun-tahun

masa perkawinan, namun di sisi lain ada pasangan yang membuang anaknya

bahkan janin yang masih dalam kandungan tanpa pertimbangan nurani

kemanusiaan.

Dalam memandang bagaimana kedudukan hukum aborsi di

Indonesia sangat perlu dilihat kembali apa yang menjadi tujuan dari

perbuatan aborsi tersebut. Sejauh ini, persoalan aborsi pada umumnya

dianggap oleh sebagian besar masyarakat sebagai tindak pidana. Namun,

dalam hukum positif di Indonesia, tindakan aborsi pada sejumlah kasus

tertentu dapat dibenarkan apabila merupakan abortus provokatus medicialis.

Sedangkan aborsi yang digeneralisasi menjadi suatu tindak pidana lebih

dikenal sebagai abortus provokatus criminalis. Terlepas dari persoalan

apakah pelaku aborsi melakukannya atas dasar pertimbangan kesehatan

(abortus provokatus medicialis) atau memang melakukannya atas dasar

Page 2: Aborsi Pandangan Agama

alasan lain yang kadang kala tidak dapat diterima oleh akal sehat, seperti

kehamilan yang tidak dikehendaki (hamil diluar nikah) atau takut

melahirkan ataupun karena takut tidak mampu membesarkan anak karena

minimnya kondisi perekonomian keluarga, tetap saja angka kematian akibat

aborsi begitu mencengangkan dan sangat memprihatinkan. Data WHO

(World Health Organization) menyebutkan bahwa 15-50% kematian ibu

disebabkan oleh pengguguran kandungan yang tidak aman. Dari 20 juta

pengguguran kandungan tidak aman yang dilakukan tiap tahun, ditemukan

70.000 perempuan meninggal dunia. Dengan kata lain, 1 dari 8 ibu

meninggal dunia akibat aborsi yang tidak aman

1.2 Rumusan masalah

1.2.1 Bagaimana pandangan agama Islam mengenai aborsi ?

1.2.2 Bagaimana pandangan agama Kristen mengenai aborsi ?

1.2.3 Bagaimana pandangan agama Hindu mengenai aborsi ?

1.2.4 Bagaimana pandangan agama Budha mengenai aborsi ?

1.2.5 Bagaimana pandangan agama Katholik mengenai aborsi ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui pandangan agama Islam mengenai aborsi

1.3.2 Untuk mengetahui pandangan agama Kristen mengenai aborsi

1.3.3 Untuk mengetahui pandangan agama Hindu mengenai aborsi

1.3.4 Untuk mengetahui pandangan agama Budha mengenai aborsi

1.3.5 Untuk mengetahui pandangan agama Katholik mengenai aborsi

Page 3: Aborsi Pandangan Agama

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Aborsi Pandangan Agama Islam

Abdurrahman Al Baghdadi (1998) dalam bukunya Emansipasi Adakah

Dalam Islam halaman 127-128 menyebutkan bahwa aborsi dapat dilakukan

sebelum atau sesudah ruh (nyawa) ditiupkan. Jika dilakukan setelah setelah

ditiupkannya ruh, yaitu setelah empat bulan masa kehamilan, maka semua

ulama ahli fiqih sepakat akan keharamannya. Tetapi para ulama fiqih berbeda

pendapat jika aborsi dilakukan sebelum ditiupkannya ruh. Sebagian

memperbolehkan dan sebagiannya mengharamkannya.

Yang memperbolehkan aborsi sebelum peniupan ruh, antara lain

Muhammad Ramli dalam kitabnya An Nihayah dengan alasan karena belum

ada makhluk yang bernyawa. Ada pula yang  memandangnya makruh, dengan

alasan karena janin sedang mengalami pertumbuhan. Yang mengharamkan

aborsi sebelum peniupan ruh antara lain Ibnu Hajar dalam kitabnya At Tuhfah

dan Al Ghazali dalam kitabnya Ihya` Ulumiddin. Bahkan Mahmud Syaltut,

mantan Rektor Universitas Al Azhar Mesir berpendapat bahwa sejak

bertemunya sel sperma dengan sel telur maka aborsi adalah haram, sebab

sudah ada kehidupan pada kandungan yang sedang mengalami pertumbuhan

dan persiapan untuk menjadi makhluk baru yang bernyawa yang bernama

manusia yang harus dihormati dan dilindungi eksistensinya. Akan makin jahat

dan besar dosanya jika aborsi dilakukan setelah janin bernyawa dan akan

Page 4: Aborsi Pandangan Agama

lebih besar lagi dosanya kalau bayi yang baru lahir dari kandungan sampai

dibuang atau dibunuh  menurut pendapat Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, M.

Ali Hasan, Masail Fiqhiyah Al Haditsah, Cholil Uman, Mahjuddin.

Abdullah bin Mas’ud berkata bahwa Rasulullah SAW telah bersabda :

“Sesungguhnya setiap kamu terkumpul kejadiannya dalam perut ibumu

selama 40 hari dalam bentuk ‘nuthfah’, kemudian dalam bentuk ‘alaqah’

selama itu pula, kemudian dalam bentuk ‘mudghah’ selama itu pula,

kemudian ditiupkan ruh kepadanya.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud,

Ahmad, dan Tirmidzi)

Maka dari itu, aborsi setelah kandungan berumur 4 bulan adalah haram,

karena berarti membunuh makhluk yang sudah bernyawa. Dan ini termasuk

dalam kategori pembunuhan yang keharamannya antara lain didasarkan pada

dalil-dalil syar’i berikut. Firman Allah SWT

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena kemiskinan. Kami

akan memberikan rizki kepada mereka dan kepadamu.” (TQS Al An’aam :

151)

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut miskin. Kami

akan memberikan rizki kepada mereka dan kepadamu.” (TQS Al Isra` : 31 )

“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah

(membunuhnya) melainkan dengan (alasan) yang benar (menurut syara’).”

(TQS Al Isra` : 33)

“Dan apabila bayi-bayi yang dikubur hidup-hidup itu ditanya karena dosa

apakah ia dibunuh.” (TQS At Takwir : 8-9).

Berdasarkan dalil-dalil ini maka aborsi adalah haram pada kandungan

yang bernyawa atau telah berumur 4 bulan, sebab dalam keadaan demikian

Page 5: Aborsi Pandangan Agama

berarti aborsi itu adalah suatu tindak kejahatan pembunuhan yang diharamkan

Islam.

Adapun aborsi sebelum kandungan berumur 4 bulan, seperti telah

diuraikan di atas, para fuqoha berbeda pendapat dalam masalah ini. Akan

tetapi menurut pendapat Abdul Qadim Zallum dan Abdurrahman Al

Baghdadi, hukum syara’ yang lebih kuat adalah sebagai berikut. Jika aborsi

dilakukan setelah 40 hari, atau hari dari usia kehamilan dan pada saat

permulaan pembentukan janin, maka hukumnya haram. Dalam hal ini

hukumnya sama dengan hukum keharaman aborsi setelah peniupan ruh ke

dalam janin. Sedangkan pengguguran kandungan yang usianya belum

mencapai 40 hari, maka hukumnya boleh (ja’iz) dan tidak apa-apa. (Abdul

Qadim Zallum).

Dalil syar’i yang menunjukkan bahwa aborsi haram bila usia janin 40

hari atau 40 malam adalah hadits Nabi SAW berikut :

“Jika nutfah (gumpalan darah) telah lewat empat puluh dua malam, maka

Allah mengutus seorang malaikat padanya, lalu dia membentuk nutfah

tersebut; dia membuat pendengarannya, penglihatannya, kulitnya, dagingnya,

dan tulang belulangnya. Lalu malaikat  itu bertanya (kepada Allah),’Ya

Tuhanku, apakah dia (akan Engkau tetapkan) menjadi laki-laki atau

perempuan ?’ Maka Allah kemudian memberi keputusan…”

(HR. Muslim dari Ibnu Mas’ud RA)

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda :

“(jika nutfah telah lewat) empat puluh malam…”

Hadits di atas menunjukkan bahwa permulaan penciptaan janin dan

penampakan anggota-anggota tubuhnya, adalah setelah melewati 40 atau 42

malam. Dengan demikian, penganiayaan terhadapnya adalah suatu

Page 6: Aborsi Pandangan Agama

penganiayaan terhadap janin yang sudah mempunyai tanda-tanda sebagai

manusia yang terpelihara darahnya (ma’shumud dam). Tindakan

penganiayaan tersebut merupakan pembunuhan terhadapnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka pihak ibu si janin, bapaknya, ataupun

dokter, diharamkan menggugurkan kandungan ibu tersebut bila kandungannya

telah berumur 40 hari. Siapa saja dari mereka yang melakukan pengguguran

kandungan, berarti telah berbuat dosa dan telah melakukan tindak kriminal

yang mewajibkan pembayaran diyat bagi janin yang gugur, yaitu seorang

budak laki-laki atau perempuan, atau sepersepuluh diyat manusia sempurna

(10 ekor onta), sebagaimana telah diterangkan dalam hadits shahih dalam

masalah tersebut. Rasulullah SAW bersabda :

“Rasulullah SAW memberi keputusan dalam masalah janin dari seorang

perempuan Bani Lihyan yang gugur dalam keadaan mati, dengan satu

ghurrah, yaitu seorang budak laki-laki atau perempuan…” (HR. Bukhari dan

Muslim, dari Abu Hurairah RA).

Sedangkan aborsi pada janin yang usianya belum mencapai 40 hari,

maka hukumnya boleh (ja’iz) dan tidak apa-apa. Ini disebabkan bahwa apa

yang ada dalam rahim belum menjadi janin karena dia  masih berada dalam

tahapan sebagai nutfah (gumpalan darah), belum sampai pada fase penciptaan

yang menunjukkan ciri-ciri minimal sebagai manusia.

Di samping itu, pengguguran nutfah sebelum menjadi janin, dari segi

hukum dapat disamakan dengan ‘azl (coitus interruptus) yang dimaksudkan

untuk mencegah terjadinya kehamilan. ‘Azl dilakukan oleh seorang laki-laki

yang tidak menghendaki kehamilan perempuan yang digaulinya, sebab ‘azl

merupakan tindakan mengeluarkan sperma di luar vagina perem¬puan.

Tindakan ini akan mengakibatkan kematian sel sperma, sebagaimana akan

mengakibatkan matinya sel telur, sehingga akan mengakibatkan tiadanya

pertemuan sel sperma dengan sel telur yang tentu tidak akan menimbulkan

Page 7: Aborsi Pandangan Agama

kehamilan. Rasulullah SAW telah membolehkan ‘azl kepada seorang laki-laki

yang bertanya kepada beliau mengenai tindakannya menggauli budak

perempuannya, sementara dia tidak menginginkan budak perempuannya

hamil.

Rasulullah SAW bersabda kepa¬danya :

“Lakukanlah ‘azl padanya jika kamu suka ! ” (HR. Ahmad, Muslim, dan Abu

Dawud)

Namun demikian, dibolehkan melakukan aborsi baik pada tahap

penciptaan janin, ataupun setelah peniupan ruh padanya, jika dokter yang

terpercaya menetapkan bahwa keberadaan janin dalam perut ibu akan

mengakibatkan kematian ibu dan janinnya sekaligus. Dalam kondisi seperti

ini, dibolehkan melakukan aborsi dan mengupayakan penyelamatan kehidupan

jiwa ibu. Menyelamatkan kehidupan adalah sesuatu yang diserukan oleh

ajaran Islam, sesuai firman Allah SWT :

“Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-

olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (TQS Al Maidah :

32)

Di samping itu aborsi dalam kondisi seperti ini termasuk pula upaya

pengobatan. Sedangkan Rasulullah SAW telah memerintahkan umatnya untuk

berobat. Rasulullah SAW bersabda :

“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla setiap kali menciptakan penyakit, Dia

ciptakan pula obatnya. Maka berobatlah kalian !” (HR. Ahmad)

Kaidah fiqih dalam masalah ini menyebutkan :

“Idza ta’aradha mafsadatani ru’iya a’zhamuha dhararan birtikabi

akhaffihima”

Page 8: Aborsi Pandangan Agama

“Jika berkumpul dua madharat (bahaya) dalam satu hukum, maka dipilih

yang lebih ringan madharatnya.” (Abdul Hamid Hakim, Mabadi` Awaliyah).

Berdasarkan kaidah ini, seorang wanita dibolehkan menggugurkan

kandungannya jika keberadaan kandungan itu akan mengancam hidupnya,

meskipun ini berarti membunuh janinnya. Memang mengggugurkan

kandungan adalah suatu mafsadat. Begitu pula hilangnya nyawa sang ibu jika

tetap mempertahankan kandungannya juga suatu mafsadat. Namun tak syak

lagi bahwa menggugurkan kandungan janin itu lebih ringan madharatnya

daripada menghilangkan nyawa ibunya, atau membiarkan kehidupan ibunya

terancam dengan keberadaan janin tersebut (Abdurrahman Al Baghdadi,

1998).

Pendapat yang menyatakan bahwa aborsi diharamkan sejak pertemuan

sel telur dengan sel sperma dengan alasan karena sudah ada kehidupan pada

kandungan, adalah pendapat yang tidak kuat. Sebab kehidupan sebenarnya

tidak hanya wujud setelah pertemuan sel telur dengan sel sperma, tetapi

bahkan dalam sel sperma itu sendiri sudah ada kehidupan, begitu pula dalam

sel telur, meski kedua sel itu belum bertemu. Kehidupan menurut Ghanim

Abduh dalam kitabnya Naqdh Al Isytirakiyah Al Marksiyah adalah “sesuatu

yang ada pada organisme hidup. Ciri-ciri adanya kehidupan adalah adanya

pertumbuhan, gerak, iritabilita, membutuhkan nutrisi, perkembangbiakan, dan

sebagainya. Dengan pengertian kehidupan ini, maka dalam sel telur dan sel

sperma yang masih baik, sebenarnya sudah terdapat kehidupan, sebab jika

dalam sel sperma dan sel telur tidak ada kehidupan, niscaya tidak akan dapat

terjadi pembuahan sel telur oleh sel sperma. Jadi, kehidupan sebenarnya

terdapat dalam sel telur dan sel sperma sebelum terjadinya pembuahan, bukan

hanya ada setelah pembuahan.

Berdasarkan penjelasan ini, maka pendapat yang mengharamkan aborsi

setelah pertemuan sel telur dan sel sperma dengan alasan sudah adanya

kehidupan, adalah pendapat yang lemah, sebab tidak didasarkan pada

Page 9: Aborsi Pandangan Agama

pemahaman fakta yang tepat akan pengertian kehidupan. Pendapat tersebut

secara implisit menyatakan bahwa sebelum terjadinya pertemuan sel telur dan

sel sperma, berarti tidak ada kehidupan pada sel telur dan sel sperma.

Padahal faktanya tidak demikian. Andaikata katakanlah pendapat itu

diterima, niscaya segala sesuatu aktivitas yang menghilangkan kehidupan

adalah haram, termasuk ‘azl. Sebab dalam aktivitas ‘azl terdapat upaya untuk

mencegah terjadinya kehidupantau sebelum bertemunya sel serma dengan sel

telur. Padahal ‘azl telah dibolehkan oleh Rasulullah SAW. Dengan kata lain,

pendapat yang menyatakan haramnya aborsi setelah pertemuan sel telur dan

sel sperma dengan alasan sudah adanya kehidupan, akan bertentangan dengan

hadits-hadits yang membolehkan ‘azl.

2.1.1 Macam-macam aborsi

2.1.1.1 Aborsi spontan atau secara alamiah (Abortus Spontaneus)

berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan

disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel

sperma.

2.1.1.2 Aborsi buatan (Abortus Provocatus Criminalis)

adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 20

minggu atau berat janin kurang dari 500 gram sebagai suatu akibat

tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si

pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak).

2.1.1.3 Aborsi terapeutik ( Abortus Provocatus therapeuticum)

adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas

indikasi medik. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil

tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit

jantung yang parah yang dapat membahayakan baik calon ibu

Page 10: Aborsi Pandangan Agama

maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua atas

pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa.

2.1.2 Cara Melakukan Aborsi

Semakin muda usia kehamilan maka semakin mudah orang

melakukan aborsi. Akan tetapi semakin tua usia kandungan semakin sulit

dan semakin besar resikonya bagi si ibu, cara-cara yang dilakukan di

kilnik-klinik aborsi itu bermacam-macam, biasanya tergantung dari besar

kecilnya janinnya.

2.1.2.1 Abortus untuk kehamilan sampai 12 minggu biasanya dilakukan

dengan MR/ Menstrual Regulation yaitu dengan penyedotan

(semacam alat penghisap debu yang biasa, tetapi 2 kali lebih

kuat).

2.1.2.2 Pada janin yang lebih besar (sampai 16 minggu) dengan cara

Dilatasi & Curetage.

2.1.2.3 Sampai 24 minggu. Di sini bayi sudah besar sekali, sebab itu

biasanya harus dibunuh lebih dahulu dengan meracuni dia.

Misalnya dengan cairan garam yang pekat seperti saline.  Dengan

jarum khusus,  obat itu langsung  disuntikkan  ke dalam rahim,  ke

dalam air ketuban, sehingga anaknya keracunan,  kulitnya

terbakar, lalu mati. 

2.1.2.4 Di atas 28 minggu biasanya dilakukan dengan suntikan

prostaglandin sehingga terjadi proses kelahiran buatan dan anak

itu dipaksakan untuk keluar dari tempat pemeliharaan dan

perlindungannya.

2.1.2.5 Juga dipakai cara operasi Sesaria seperti pada kehamilan yang

biasa.

2.2 Aborsi Pandangan Agama Kristen

Page 11: Aborsi Pandangan Agama

Secara lugas kegiatan aborsi ini masih menjadi kontropersi, karena dari

berbagai sisi ada yang mengijinkan dan ada pula yang mengecam perbuatan

tersebut. Secara medis aborsi diijinkan untuk dilakukan pada kondisi

kehamilan membahayakan kndisi sang ibu, ataupun kehamilan membuat sang

ibu tidak mampu bertahan dan mempertahankan kehamilannya. Jika dilihat

dari sisi agama, aborsi adalah suatu tindakan dosa yang cukup berat karena

sudah memebunuh mahluk hidup.

Menurut alkitab aborsi sangat ditentang dan dikata gorikan sebagai dosa

yang sangat berat yang ebrdekatan dengan dosa pembunuhan. Tetapi jika

aborsi itu harus dilakukan eriksa terlebih dahulu kesemua dokter, jika semua

dokter menyarankan hal yang sama berdoalah kepada Tuhan dan mohon

ampun dan ijin kepada Tuhan karena mau tidak mau harus melakukannya.

Alkitab menyatakan bahwa Tuhan menghargai semua kehidupan manusia

dan bahwa Dia ingin semua orang berbalik dan bertaubat untuk mewarisi

hidup yang kekal. Alkitab menjelaskan bahwa kehidupan seluruh manusia dari

awal sampai akhir alam adalah suci, karena Tuhan menentukan sepanjang

hari.

Banyak orang Kristen percaya bahwa alkitab adalah diam dalam hal

pandangan Tuhan tentang kehiduan sebelum kelahiran. Meskipum alkitab

tidak secara khusus menentukan kapan kehidupan dimulai , itu memberikan

informasi yang cukup untuk merumuskan posisi lakitab yang kokoh.

Yesus menunjukan kasih Tuhan bagi anak-anak sering selama pelayanan-

Nya.dala satu bagian yesusu mengambil seorang anak keadanya dan duduk

bersama dia. Dis berkata “Lihat bahwa anda tidak menganggap rendah

seorang dari anak-anak kecil karena aku berkata kepadamu bahwa malaikat

mereka disurga terus-menerus memandang wajah bapakku yang disurga”

(Matius 18:10).

Yesus mengajarkan kita untuk tidak saling menghina atau memandang

rendah yag paling kuat dan signifikan (menurut standar manusia) manusia.

Page 12: Aborsi Pandangan Agama

Sungguh ironis bahwa kebanyakan manusia tidak berdaya adalah mereka

didalkam rahim. Dari semua rasiko yang harus kita hadapi dalan hidup kita ,

tempat yang paling berbahaya, kita berada dalam kandungan, karena

seperempat dari semua bayi manusia dibatalkan dinegara ini lebih dari satu

juta setiap tahun. Lebih besar dari 90percen dari semua aborsi dilakukan untuk

alas an non medis.

Perjanjian lama memberikan sebagian besar informasi dari pandangan

Tuhan tentang kehidupan sebelum lahir, karena memberikan kita hukum.

Hukum ini secara khusus membahas isu kehidupan janin. Dalam kitab

disebutkan.

“dan jika laki-laki bergumul dengan satu sama lain dan menyerang seorang

wanita dengan anak sehingga dia mengalami keguguran akan tetap tidak ada

cedera lebih lanjut ia pasti akan didenda sebagai suami wanita itu dapat

menuntut dari dia, dan dia harus membayar sebagai hakim memutuskan tapi

jika ada cedera lebih lanjut maka anda harus menunjuk kehidupan sebagai

hukuman lebih lanjut” (keluaran 21:22-23).

Oleh karena itu hukum mengatakan bahwa seorang pria yang menginduksi

aborsi atau keguguran adalah untuk dihukum. Tuhan menghargai kehiduan

sebelum kelahiran. Sebuah ayat dari Hosea 3 mengatakan bahwa aborsi adalah

hukum atas dosa menunjukan Tuhan memandangnya sebagai buruk. Demikian

juga Tuhan menyatakan jijik-Nya bagi bani Amon yang “merobek wanita

hamil di Gilead”.

Kehiduan manusia dimulai dari dalam kandungan alkitab mengatakan

Tuhan adalah yang terlibat dalam pencitaan kita dalam rahim.

“ Bukankah dia yang membuat saya didalam rahim membuatnya, dan dengan

cara yang sama kita dalam rahim ? ” (Ayub, 31-15)

“ Namun engkau ia yang bersangkalah membawa saya keluar dari rahim.

Syibli membuat saya ercaya bahwa ada ayudara ibuku setelah engkau aku

Page 13: Aborsi Pandangan Agama

dilemarkan dari lahir engkau adalah Tuhan saya dari rahim ibuku “

(Mazmur, 22:09-10).

“ Untuk engkau yang membentuk batin saya engkau menenun aku dalam

kandungan ibuku aku bersyukur kepada-Mu karena kejadianku dahsyat dan

ajaib. Indah adalah karya-Mu dan jiwa saya tau sangat baik. Tulang-tulangku

tidak terlindung bagi-Mu ketika aku dijadika di tempat rahasia dan terampil

tempat di kedalaman bumi. Matamu sendirilah yang melihat selagi aku bakal

anak. Dan dalam buku-Mu mereka semua ditulis hari-hari yang dihabiskan

untuk saya ketika sebelum ada tidak salah satunya” (Mazmur, 139:13-16).

“ Beginilah firman Tuhan yang membuat anda dan membentuk engkau dari

rahim yang akan membantu anda, jangan takut hai yakub hamba-Ku dan

anda juhsurun ” (yesaha, 44-2).

“ Tuhan pembuat segala sesuatu pegangan langit dengan aku dan menyebar

bumi sendirian ” (yesaha, 44-22).

“Aborsi pada dasarnya merupakan tindakan putus asa. Yesus Kristus ,

Alpha dan Omega, dariNya kita bisa mengharapkan seluruh kebaikan,

membukakan pintu harapan, yang menopang kita, menjauhkan ketakutan kita,

untuk menyambut kehidupan baru ke dalam dunia.” [ketiga poin diatas

diberikan oleh National Pro-life Religious Council]. Banyak orang, termasuk

umat Kristiani secara menyedihkan, mengira bahwa aborsi itu adalah suatu

permasalahan yang sulit dan sangat kontroversi.

Kenyataannya, tidak ada yang sulit atau kontroversi sama sekali—

asalkan kita mengijinkan Alkitab untuk mengajari kita, dan tidak menghakimi

ide-ide yang di ajukan oleh orang-orang yang melakukan kesalahan atas

sebenarnya.

Bayi yang belum lahir bukanlah segumpal tissue yang mudah hancur,

seperti pernyataan banyak dari mereka yang pro-aborsi. Dan bayi-bayi

tersebut adalah selalu manusia dimulai dari sejak pembuahan, karena semua

Page 14: Aborsi Pandangan Agama

yang dibutuhkan untuk pengkodean DNA untuk membangun masing-masing

bentuk phisik individu tempatnya adalah pada saat kehamilan. Sama sekali

salah jika dikatakan bahwa pembentukan manusia adalah melalui tahapan ikan

atau reptil, meskipun beberapa pernyataan evolusi yang tidak benar

diungkapkan dengan gamblang.

2.3 Aborsi Pandangan Agama Buddha

Peristiwa Aborsi memang ada di sepanjang sejarah manusia.

Sesungguhnya di mana ada orang yang ingin hamil maka di tempat yang sama

juga ada kehamilan yang tidak diinginkan. Banyaknya kasus aborsi di

kalangan remaja saat ini yang berakibat merenggut nyawa menunjukkan

pendidikan seks bagi remaja sudah saatnya dipikirkan.

Mencermati kasus ini memang dibutuhkan pemikiran jernih. Sejauh ini

masyarakat khususnya kalangan remaja intelektual tergesa-gesa dalam

menyimpulkan kasus aborsi hanya dilakukan karena pergaulan bebas dan

mengutuk perilaku sang pelaku tanpa mempertimbangkan faktor-faktor lain

yang ada di dalamnya. Kenyataannya ada kesenjangan antara respons

masyarakat yang kebanyakan bernada tunggal tersebut dengan realita yang

terjadi.

2.3.1 Sikaf-sikaf yang melatar belakangi orang melakukan aborsi.

2.3.1.1 Masyarakat cenderung menyisihkan dan menyudutkan wanita

yang hamil di luar nikah. Wanita selalu disalahkan, tidak

ditolong atau dibesarkan jiwanya tetapi malah ditekan dan

disudutkan sehingga dalam reaksinya wanita tersebut akan

melalukan aborsi.

2.3.1.2 Keluarga yang tidak siap karena memiliki ekonomi pas-pasan

sehingga cenderung bersikap menolak kelahiran anak.

Page 15: Aborsi Pandangan Agama

2.3.1.3 Ada aturan Perusahaan yang tidak memperbolehkan karyawatinya

hamil (meskipun punya suami) selama dalam kontrak dan kalau

ketahuan hamil akan dihentikan dari pekerjaannya.

2.3.1.4 Pergaulan yang sangat bebas bagi remaja yang masih duduk di

Bangku sekolah.

2.3.1.5 Dari segi medis diketahui umur reproduksi sehat antara 20-35

tahun. Bila seorang wanita hamil di luar batasan umur itu akan

masuk dalam kriteria risiko tinggi. Batasan ini sering menakutkan,

sehingga perempuan yang mengalaminya lebih menjurus menolak

kehamilanya dan ujung-ujungnya akan melakukan aborsi.

2.3.1.6 Pandangan sebagian orang bahwa tanda-tanda kehidupan janin

antara lain adanya detak jantung yakni umur sekitar tiga bulan.

Maka hal ini akan memicu seorang wanita yang mengalami suatu

masalah akan melakukan aborsi dengan alasan usia bayi belum

sampai 3 bulan.

2.3.1.7 Praktik aborsi adalah fenomena yang timbul karena perubahan

nilai di masyarakat. Sama halnya dengan praktik pelacuran,

praktik aborsi tidak dapat diantisipasi dengan hanya bentuk

pelarangan semata..

2.3.1.8 Selama ini indikasi medis yang dipakai sebagai dasar bolehnya

aborsi hanya didasarkan pada kesehatan badan/keselamatan jiwa

dan mengabaikan konsep definisi kesehatan secara keseluruhan

(sehat fisik, psikis dan sehat sosial). Padahal sebagaimana

tercantum dalam UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 yang

dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan,

jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

secara sosial dan ekonomis.

Page 16: Aborsi Pandangan Agama

Sementara itu dalam RUU Kesehatan tentang aborsi terdapat pada pasal

60 ayat 1 dan 2 yang menyebutkan pemerintah berkewajiban melindungi

kaum perempuan dari praktik pengguguran kandungan yang tidak bermutu,

tidak aman dan tidak bertanggungjawab melalui perundang-undangan. Dalam

ayat 2 dijelaskan pengguguran kandungan yang tidak bermutu antara lain di

lakukan tenaga kerja tidak profesional dan dilakukan tanpa mengikuti standar

profesi yang berlaku. Dalam pasal itu terlihat bahwa pembatasan aborsi hanya

pada upaya-upaya praktik aborsi oleh tenaga non medik seperti melalui dukun,

obat-obat tradisional, sementara batasan-batasan mengenai syarat dan kondisi

seseorang diperbolehkan melakukan aborsi sama sekali tidak dibahas. Dengan

kata lain seseorang diperkenankan melakukan aborsi (dengan alasan kesehatan

badan/keselamatan jiwa) asalkan dilakukan oleh dokter yang profesional

dengan fasilitas yang memadai dan ditunjuk oleh pemerintah.

Perlindungan terhadap kesehatan perempuan berkaitan dengan hak-

hak reproduksinya pada dasarnya telah diatur dalam UU No.7 tahun 1984.

Selain hak untuk mendapatkan perlindungan dan pelayanan kesehatan,

konvensi ini jelas menjamin hak-hak reproduksi perempuan. Antara lain hak

untuk memutuskan kapan dan akankah perempuan mempunyai anak. Dengan

demikian konvensi ini memberi peluang bagi perempuan untuk malakukan

aborsi sebagai pilihan bebas menyangkut hak-hak reproduksinya. Baik dalam

keputusan-keputusan di pengadilan maupun dalam pembelaan menyangkut

soal perempuan konvensi ini jarang digunakan sebagai bahan pertimbangan.

Sebab sistem hukum yang ada sama sekali tidak sensitif gender dan cenderung

mengabaikan kepentingan perempuan.

Dalam masalah aborsi pandangan medis maupun agama yang

dikembangkan di masyarakat adalah satu, aborsi identik dengan pembunuhan.

Inilah yang kemudian diadopsi di dalam substansi hukum sebagaimana yang

Page 17: Aborsi Pandangan Agama

diatur lewat KUHP. Dalam pandangan medis Abortus yang diperbolehkan

adalah abortus berdasarkan indikasi medis (abortus artificialis therapicus)

selebihnya aborsi yang dilakukan tanpa indikasi medis dikategorikan sebagai

abortus kriminal (abortus provocatus criminalis). Dalam pandangan agama

Buddha aborsi adalah suatu tindakan pengguguran kandungan atau membunuh

makhluk hidup yang sudah ada dalam rahim seorang ibu.

2.3.2 Syarat yang harus dipenuhi terjadinya makhluk hidup :

2.3.2.1 Mata utuni hoti : masa subur seorang wanita.

2.3.2.2 Mata pitaro hoti : terjadinya pertemuan sel telur dan sperma.

2.3.2.3 Gandhabo paccuppatthito: adanya gandarwa, kesadaran penerusan

dalam siklus kehidupan baru (pantisandhi-citta) kelanjutan dari

kesadaran ajal (cuti citta), yang memiliki energi karma.

Dari penjelasan diatas agama Buddha menentang dan tidak menyetujui

adanya tindakan aborsi karena telah melanggar pancasila Buddhis,

menyangkut sila pertama yaitu panatipata.

2.3.3 Fakto-faktor terjadinya aborsi

2.3.3.1 Ada makhluk hidup (pano)

2.3.3.2 Mengetahui atau menyadari ada makhluk hidup (pannasanita)

2.3.3.3 Ada kehendak (cetana) untuk membunuh (vadhabacittam)

2.3.3.4 Melakukan pembunuhan ( upakkamo)

2.3.3.5 Makhluk itu mati karena tindakan pembunuhan ( tena maranam)

Apabila terdapat kelima faktor dalam suatu tindakan pembunuhan,

maka telah terjadi pelanggaran sila pertama. Oleh karena itu sila berhubungan

erat dengan karma maka pembunuhan ini akan berakibat buruk yang berat atau

ringannya tergantung pada kekuatan yang mendorongnya dan sasaran

Page 18: Aborsi Pandangan Agama

pembunuhan itu. Bukan hanya pelaku saja yang melakukan tindak

pembunuhan, ibu sang bayi juga melakukan hal yang sama. Bagaimanapun

mereka telah melakukan tindak kejahatan dan akan mendapatkan akibat di

kemudian hari, baik dalam kehidupan sekarang maupun yang akan datang.

Dalam Majjhima Nikaya 135 Buddha bersabda "Seorang pria dan

wanita yang membunuh makhluk hidup, kejam dan gemar memukul serta

membunuh tanpa belas kasihan kepada makhluk hidup, akibat perbuatan yang

telah dilakukannya itu ia akan dilahirkan kembali sebagai manusia di mana

saja ia akan bertumimbal lahir, umurnya tidaklah akan panjang".

Bagi mereka yang menyediakan jasa aborsi tidak resmi dan ketahuan

tentu akan mendapat ganjaran menurut hukum negara, setelah melalui proses

peradilan berdasarkan bukti-bukti yang ada. Ini juga sebagai akibat dari

perbuatan (karma) buruk yang dilakukan saat ini. Hendaknya kasus aborsi

yang sering terjadi menjadi pelajaran bagi semua pihak. Bagi para remaja

tidak menyalahartikan cinta sehingga tidak melakukan perbuatan salah yang

melanggar sila. Bagi pasangan yang sudah berumah tangga mengatur

kelahiran dengan program yang ada dan bagi pihak-pihak lain yang terkait

tidak mencari penghidupan dengan cara yang salah sehingga melanggar

hukum, norma dan ajaran agama.

2.4 Aborsi Pandangan Agama Hinduisme

Page 19: Aborsi Pandangan Agama

Aborsi dalam Teologi Hinduisme tergolong pada perbuatan yang

disebut “Himsa karma” yakni salah satu perbuatan dosa yang disejajarkan

dengan membunuh, meyakiti, dan menyiksa. Membunuh dalam pengertian

yang lebih dalam sebagai “menghilangkan nyawa” mendasari falsafah “atma”

atau roh yang sudah berada dan melekat pada jabang bayi sekalipun masih

berbentuk gumpalan yang belum sempurna seperti tubuh manusia.

Segera setelah terjadi pembuahan di sel telur maka atma sudah ada atas

kuasa Hyang Widhi. Dalam “Lontar Tutur Panus Karma” penciptaan manusia

yang utuh kemudian dilanjutkan oleh Hyang Widhi dalam manifestasi-Nya

sebagai “Kanda-Pat” dan “Nyama Bajang”. Selanjutnya Lontar itu

menuturkan bahwa Kanda-Pat yang artinya “empat-teman” adalah: I Karen,

sebagai calon ari-ari; I Bra, sebagai calon lamas; I Angdian, sebagai calon

getih; dan I Lembana, sebagai calon Yeh-nyom.

Ketika cabang bayi sudah berusia 20 hari maka Kanda-Pat berubah

nama menjadi masing-masing: I Anta, I Preta, I Kala, dan I Dengen.

Selanjutnya setelah berusia 40 minggu barulah dinamakan sebagai: Ari-ari,

Lamas, Getih, dan Yeh-nyom.

Nyama Bajang yang artinya “saudara yang selalu membujang” adalah

kekuatan-kekuatan Hyang Widhi yang tidak berwujud. Jika Kanda-Pat

bertugas memelihara dan membesarkan jabang bayi secara phisik, maka

Nyama Bajang yang jumlahnya 108 bertugas mendudukkan serta menguatkan

atma atau roh dalam tubuh bayi. Oleh karena itulah perbuatan aborsi

disetarakan dengan menghilangkan nyawa.

Kitab-kitab suci Hindu antara lain Rgveda 1.114.7 menyatakan:

Page 20: Aborsi Pandangan Agama

MA NO MAHANTAM UTA MA NO ARBHAKAM

Yang artinya “Janganlah mengganggu dan mencelakakan bayi”

(Atharvaveda X.1.29).

ANAGOHATYA VAI BHIMA

Yang artinya “Jangan membunuh bayi yang tiada berdosa”

(Atharvaveda X.1.29).

MA NO GAM ASVAM PURUSAM VADHIH

Yang artinya “Jangan membunuh manusia dan binatang”.

Dalam ephos Bharatayuda Sri Krisna telah mengutuk Asvatama hidup

3000 tahun dalam penderitaan, karena Asvatama telah membunuh semua bayi

yang ada dalam kandungan istri-istri keturunan Pandawa, serta membuat istri-

istri itu mandul selamanya.

Pembuahan sel telur dari hasil hubungan seks lebih jauh ditinjau dalam

falsafah Hindu sebagai sesuatu yang harusnya disakralkan dan direncanakan.

Baik dalam Manava Dharmasastra maupun dalam Kamasutra selalu

dinyatakan bahwa perkawinan menurut Hindu adalah “Dharmasampati”

artinya perkawinan adalah sakral dan suci karena bertujuan memperoleh putra

yang tiada lain adalah re-inkarnasi dari roh-roh para leluhur yang harus lahir

kembali menjalani kehidupan sebagai manusia karena belum cukup suci untuk

bersatu dengan Tuhan atau dalam istilah Teologi Hindu disebut sebagai

“Amoring Acintya” .

Oleh karena itu maka suatu rangkaian logika dalam keyakinan Veda

dapat digambarkan sebagai berikut: Perkawinan (pawiwahan) adalah untuk

sahnya suatu hubungan seks yang bertujuan memperoleh anak. Gambaran ini

Page 21: Aborsi Pandangan Agama

dapat ditelusuri lebih jauh sebagai tidak adanya keinginan melakukan

hubungan seks hanya untuk kesenangan belaka. Perilaku manusia menurut

Veda adalah yang penuh dengan pengendalian diri, termasuk pula

pengendalian diri dalam bentuk pengekangan hawa nafsu. Pasangan suami-

istri yang mempunyai banyak anak dapat dinilai sebagai kurang berhasilnya

melakukan pengendalian nafsu seks, apalagi bila kemudian ternyata bahwa

kelahiran anak-anak tidak dalam batas perencanaan yang baik.

Sakralnya hubungan seks dalam Hindu banyak dijumpai dalam

Kamasutra. Antara lain disebutkan bahwa hubungan seks hendaknya

direncanakan dan dipersiapkan dengan baik, misalnya terlebih dahulu

bersembahyang memuja dua Deva yang berpasangan, yaitu Deva Smara dan

Devi Ratih, setelah mensucikan diri dengan mandi dan memercikkan tirta

pensucian. Hubungan seks juga harus dilakukan dalam suasana yang tentram,

damai, dan penuh kasih sayang. Hubungan seks yang dilakukan dalam

keadaan sedang marah, sedih, mabuk, atau tidak sadar, akan mempengaruhi

perilaku anak yang lahir kemudian.

Oleh karena hubungan seks terjadi melalui upacara pawiwahan dan

dilakukan semata-mata untuk memperoleh anak, jelaslah sudah bahwa aborsi

dalam Agama Hindu tidak dikenal dan tidak dibenarkan.

2.5 Aborsi menurut pandangan agama Katolik

Gereja Katolik ‘pro- life‘ karena Tuhan mengajarkan kepada kita untuk

menghargai kehidupan, yang diperoleh manusia sejak masa konsepsi (pembuahan)

antara sel sperma dan sel telur. Kehidupan manusia terbentuk pada saat konsepsi,

karena bahkan dalam ilmu pengetahuan-pun diketahui, “Sebuah zygote adalah

sebuah keseluruhan manusia yang unik.”Pada saat konsepsi inilah sebuah

kesatuan sel manusia yang baru terbentuk, yang lain jika dibandingkan dengan sel

telur ibunya, ataupun sel sperma ayahnya. Pada saat konsepsi ini, terbentuk sel

baru yang terdiri dari 46 kromosom (seperti halnya sel manusia dewasa) dengan

Page 22: Aborsi Pandangan Agama

kemampuan untuk mengganti bagi dirinya sendiri sel-sel yang mati. Analisa

science menyimpulkan bahwa fertilisasi bukan suatu “proses” tetapi sebuah

kejadian yang mengambil waktu kurang dari satu detik. Selanjutnya, dalam 24

jam pertama, persatuan sel telur dan sperma bertindak sebagai sebuah organisme

manusia, dan bukan sebagai sel manusia semata-mata

Masalahnya, orang-orang yang “pro-choice” tidak menganggap bahwa yang ada

di dalam kandungan itu adalah manusia, atau setidaknya mereka menghindari

kenyataan tersebut dengan berbagai alasan. Padahal science sangat jelas

mengatakan terbentuknya sosok manusia adalah pada saat konsepsi (pembuahan

sel telur oleh sel sperma). Pada saat itulah Tuhan ‘menghembuskan’ jiwa kepada

manusia baru ciptaan-Nya, yang kelak bertumbuh dalam rahim ibunya, dapat lahir

dan berkembang sebagai manusia dewasa. Adalah suatu ironi untuk

membayangkan bahwa kita manusia berasal dari ‘fetus’ yang bukan manusia.

Logika sendiri sesungguhnya mengatakan, bahwa apa yang akan bertumbuh

menjadi manusia layak disebut sebagai manusia.

Dasar Kitab Suci

1. Kitab suci juga mengajarkan bahwa manusia sudah terbentuk sebagai manusia

sejak dalam kandungan ibu:

Yes 44:2: “Beginilah firman TUHAN yang menjadikan engkau, yang

membentuk engkau sejak dari kandungan dan yang menolong engkau…”

Allah sendiri mengatakan telah membentuk kita sejak dari kandungan, artinya,

sejak dalam kandungan kita sudah menjadi manusia yang telah dipilih-Nya.

Ayb 31: 15: “Bukankah Ia, yang membuat aku dalam kandungan, membuat

orang itu juga? Bukankah satu juga yang membentuk kami dalam rahim?”

Ayub menyadari bahwa ia dan juga orang-orang lain telah diciptakan/ dibentuk

oleh Allah sejak dalam kandungan.

Yes 49, 1,5: “….TUHAN telah memanggil aku sejak dari kandungan telah

menyebut namaku sejak dari perut ibuku…. Maka sekarang firman TUHAN,

Page 23: Aborsi Pandangan Agama

yang membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya, untuk

mengembalikan Yakub kepada-Nya…”

Nabi Yesaya mengajarkan bahwa Allah telah memanggilnya sejak ia masih di

dalam kandungan (sesuatu yang tidak mungkin jika ketika di dalam kandungan

ia bukan manusia).

2. Kitab Suci mengajarkan bahwa setiap kehidupan di dalam rahim ibu adalah

ciptaan yang unik, yang sudah dikenal oleh Tuhan:

Yer 1:5: “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah

mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah

menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi

bangsa-bangsa.”

Mazmur 139: 13, 15-16: “Sebab Engkaulah yang membentuk buah

pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku…. Tulang-tulangku tidak

terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku

direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi

aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan

dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.”

Gal 1:15-16: “Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku

dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, berkenan menyatakan Anak-Nya

di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan

Yahudi, maka sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia” Luk

1:41-42: “Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang

di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus lalu berseru,

“Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah

rahimmu.”

Di dalam kisah ini, Yohanes Pembaptis yang masih berada dalam kandungan

Elisabet dapat melonjak gembira pada saat mendengar salam Maria. Lalu

Elisabet-pun mengucapkan salam kepada Maria dan kepada Yesus yang ada

dalam kandungan Bunda Maria sebagai ‘buah rahim’-nya. Tentulah ini

menunjukkan bahwa kehidupan janin di dalam kandungan sudah menunjukkan

kehidupan seorang manusia, yang sudah dapat turut melonjak karena suka cita,

Page 24: Aborsi Pandangan Agama

dan layak untuk ‘diberkati’ sebagai manusia. Janin di dalam kadungan bukan

hanya sekedar sepotong daging/ fetus tanpa identitas. Sejak di dalam

kandungan, Allah telah membentuk kita secara khusus, memperlengkapi kita

dengan berbagai sifat dan karakter tertentu agar nantinya dapat melakukan

tugas-tugas perutusan kita di dunia.

3. Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk memperhatikan dan mengasihi saudara-

saudari kita yang terkecil dan terlemah, sebab dengan demikian kita

melakukannya untuk Kristus sendiri.

Mat 25:45: “… sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk

salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk

Aku.”

Aborsi yang pada akhirnya membunuh janin, entah di dalam atau di luar

kandungan, adalah tindakan pembunuhan yang bertentangan dengan perintah

Yesus untuk memperhatikan dan mengasihi saudari-saudari kita yang terkecil

dan terlemah.

4. Kitab Suci menuliskan bahwa kita tidak boleh membunuh, atau jika mau

dikatakan dengan kalimat positif, kita harus mengasihi sesama kita.

Kel 20: 13; Ul 5:17; Mat 5:21-22; 19:18: “Jangan membunuh.”

Mat 22:36-40; Mrk 12:31; Luk 10:27; Rom 13:9, Gal 5:14: “Kasihilah

sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”

1 Yoh 3:15 “Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang

pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang

tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.”

Jika di dunia ini mulai banyak kampanye untuk melindungi binatang-binatang,

(terutama binatang langka), maka adalah suatu ironi, jika manusia malahan

melakukan aborsi yang membunuh sesama manusia, yang derajatnya lebih

tinggi dari binatang. Apalagi jika aborsi dilegalkan diperbolehkan secara

hukum. Maka menjadi suatu ironi yang mengenaskan: ikan lumba-lumba

dilindungi mati-matian, tetapi bayi-bayi manusia dimatikan dan tidak

dilindungi. Suatu permenungan: seandainya kita adalah janin itu, tentu kitapun

tak ingin ditusuk dan dipotong-potong sampai mati. Maka, jika kita tidak ingin

Page 25: Aborsi Pandangan Agama

diperlakukan demikian, janganlah kita melakukannya terhadap bayi itu. Atau,

kalau kita mengatakan bahwa kita mengimani Kristus Tuhan yang hadir di

dalam mahluk ciptaan-Nya yang terkecil itu, maka sudah selayaknya kita tidak

menyiksanya apalagi membunuhnya! Kita malah harus sedapat mungkin

memeliharanya dan memperlakukannya dengan kasih.

5. Kitab Suci menuliskan, bahwa jika kita tidak peduli akan nasib saudara-saudari

kita yang lemah ini, kita sama dengan Kain, yang pura-pura tidak tahu nasib

saudaranya sendiri.

Kel 4: 9 Firman Tuhan kepada Kain, “Di mana Habel adikmu itu?” Ia (Kain)

menjawab, “Aku tidak tahu.” Padahal tidak mungkin ia tidak tahu sebab Kain

sendirilah yang memukul Habel adiknya hingga ia mati (lih. Kel 4:8).

Adalah suatu fakta yang memprihatinkan, yang menyangkut Presiden

Barrack Obama yang terkenal oleh kebijakannya memperbolehkan aborsi. Pada

suatu kesempatan dalam wawancara tanggal 16 Agustus 2008 (pada saat itu ia

masih menjadi senator Illinois), ia ditanya oleh Pastor Rick Warren, “Jadi kapan

menurut anda seorang bayi memperoleh hak azasinya?” Ini adalah pertanyaan

yang menyangkut iman dan bagaimana iman itu bekerja dalam hati nurani dan

kebijaksanaan sang (calon) Presiden. Namun sayangnya jawaban Obama adalah,

“Answering that question with specificity, you know, is above my pay grade.”

(Menjawab pertanyaan itu dengan detailnya, kamu tahu, itu melampaui batas gaji/

penghasilan saya). Suatu jawaban yang kelihatan sangat enteng untuk pertanyaan

yang sangat serius. Ini sungguh mirip dengan jawaban Kain, “Aku tidak tahu.”

Padahal, tentu bukannya tidak tahu, tetapi lebih tepatnya tidak mau tahu. Sebab

fakta science dan bahkan akal sehat sesungguhnya telah begitu jelas menunjukkan

kapan manusia terbentuk sebagai manusia.

Alkitab menunjukkan dan bahkan ilmu pengetahuan membuktikan bahwa

kehidupan manusia berawal dari masa konsepsi. Satu sel ini kemudian

berkembang menjadi janin yang sungguh sudah berbentuk manusia, walaupun

masih di dalam kandungan. DNA dan keseluruhan 46 kromosom terbentuk saat

konsepsi. Jantung janin telah berdetak di hari ke-18, keseluruhan struktur syaraf

Page 26: Aborsi Pandangan Agama

terbentuk di hari ke- 20. Di hari ke 42, semua tulang sudah lengkap, gerak refleks

sudah ada. Otak dan semua sistem tubuh terbentuk di minggu ke-8. Semua sistem

tubuh berfungsi dalam 12 minggu. Hanya orang yang menutup diri terhadap

semua fakta ini dapat berkata, “aku tidak tahu” kapan kehidupan manusia dimulai,

dan apakah janin itu seorang manusia atau bukan.

Efek-efek negatif dari aborsi

Tidak mengherankan, karena aborsi adalah perbuatan yang menentang

hukum alam dan hukum Tuhan, maka tindakan ini membawa akibat- akibat

negatif, terutama kepada ibu dan ayah bayi, maupun juga kepada para pelaku

aborsi dan masyarakat umum, terutama generasi muda, yang tidak lagi melihat

kesakralan makna perkawinan.

Ibu yang mengandung bayi, terutama menanggung akibat negatif, baik

bagi fisik maupun psikologis, yaitu kemungkinan komplikasi fisik, resiko infeksi,

perdarahan, atau bahkan kematian. Selanjutnya, penelitian dalam Journal of the

National Cancer Institute di Amerika juga menunjukkan wanita yang melakukan

aborsi meningkatkan resiko 50% terkena kanker payudara. Sebab aborsi membuat

terputusnya proses perkembangan natural payudara, sehingga jutaan selnya

kemudian mempunyai resiko tinggi mengalami keganasan. Selanjutnyapun

kehamilan berikutnya mempunyai peningkatan resiko gagal 45%, atau komplikasi

lainnya seperti prematur, steril, kerusakan cervix. Selanjutnya tentang hal ini

dapat anda lihat di link ini, silakan klik.

Di atas semua itu adalah tekanan kejiwaan yang biasanya dialami oleh

wanita- wanita yang mengalami aborsi. Tekanan kejiwaan ini membuat mereka

depresi, mengalami kesedihan yang berkepanjangan, menjadi pemarah, dikejar

perasaan bersalah, membenci diri sendiri, bahkan sampai mempunyai

kecenderungan bunuh diri. Menurut studi yang diadakan oleh David Reardon

yang memimpin the Elliot Institute for Social Sciences Research di Springfield

Illinois (di negara Obama menjadi senator): 98% wanita yang melakukan aborsi

menyesali tindakannya, 28% wanita sesudah melakukan aborsi mencoba bunuh

Page 27: Aborsi Pandangan Agama

diri, 20% wanita post-aborsi mengalami nervous breakdown, 10% dirawat oleh

psikiatris.

Ini belum menghitung adanya akibat negatif dalam masyarakat, terutama

generasi muda. Legalisasi aborsi semakin memerosotkan moral generasi muda,

yang dapat mempunyai kecenderungan untuk mengagungkan kesenangan seksual,

ataupun memikirkan kepentingan diri sendiri, tanpa memperhitungkan tanggung

jawab. Suatu mentalitas yang sangat bertentangan dengan ajaran Kristiani.

Bagi yang telah melakukan aborsi

Paus Yohanes Paulus II dengan kebapakan mengatakan bahwa Gereja

menyadari bahwa terdapat banyak faktor yang menyebabkan seorang wanita

melakukan aborsi. Gereja mengajak para wanita yang telah melakukan aborsi

untuk menghadapi segala yang telah terjadi dengan jujur. Perbuatan aborsi tetap

merupakan perbuatan yang sangat salah dan dosa, namun juga janganlah berputus

asa dan kehilangan harapan. Datanglah kepada Tuhan dalam pertobatan yang

sungguh dalam Sakramen Pengakuan Dosa. Percayakanlah kepada Allah Bapa

jiwa anak yang telah diaborsi, dan mulai sekarang junjunglah kehidupan, entah

dengan komitmen mengasuh anak-anak yang lain, atau bahkan menjadi promotor

bagi banyak orang agar mempunyai pandangan yang baru dalam melihat makna

kehidupan manusia. Anjuran ini juga berlaku bagi para dokter, petugas medis atau

siapapun yang pernah terlibat dalam tindakan aborsi, entah dengan

menganjurkannya ataupun dengan melakukan/ membantu proses aborsi itu

sendiri. Semoga semakin banyak orang dapat melihat kejahatan aborsi, sehingga

tidak lagi mau melakukannya.

Page 28: Aborsi Pandangan Agama

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Aborsi bukan sekedar masalah medis atau kesehatan masyarakat, namun

juga problem sosial yang muncul karena manusia mengekor pada peradaban

Barat. Maka pemecahannya haruslah dilakukan secara komprehensif-

fundamental-radikal, yang intinya adalah dengan mencabut sikap taqlid kepada

peradaban Barat dengan menghancurkan segala nilai dan institusi peradaban Barat

yang bertentangan dengan Islam, untuk kemudian digantikan dengan peradaban

Islam yang manusiawi dan adil.

Hukum aborsi dalam pandangan Islam menegaskan keharaman aborsi jika

umur kehamilannya sudah 4 (empat) bulan, yakni sudah ditiupkan ruh pada janin.

Untuk janin yang berumur di bawah 4 bulan, para ulama telah berbeda pendapat.

Jadi ini memang masalah khilafiyah. Namun menurut pemahaman kami, pendapat

yang rajih (kuat) adalah jika aborsi dilakukan setelah 40 (empat puluh) hari, atau

42 hari dari usia kehamilan dan pada saat permulaan pembentukan janin, maka

hukumnya haram. Sedangkan pengguguran kandungan yang usianya belum

mencapai 40 hari, maka hukumnya boleh (ja’iz) dan tidak apa-apa.  Wallahu

a’lam [ Ir. Muhammad Shiddiq Al Jawi ]

3.2 Saran

Aborsi menurut pandangan semua agama itu di haramkan kecuali jika ada

udjur (alasan) tertentu yang membolehkan aborsi itu dilakukan. Terutama kita

sebagai umat islam harus bisa menjaga diri kita jangan sampai kita mengotori diri

kita dengan melakukan aborsi. Karena itu sangat dibenci oleh Allah SWT dan

merupakan dosa besar.