abbas bin abdul muthalib

2
Abbas bin Abdul-Muththalib Abbas bin Abdul-Muththalib adalah seorang paman Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassalam, dengan nama panggilan Abu Fadhel, ia termasuk pemukan Quraisy baik semasa jahililliyah maupun setelah Islam, ia memeluk Islam sebelum Hijrah secara diam diam dan tetap berdiam di Makkah guna dapat mengirimkan berita tentang kaum Musryikin kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Keturunan dari Abbas-lah yang menjadi golongan khalifah yang dikenal dengan nama Bani Abbasiyah yang pernah berkuasa di Baghdad. Menurut beberapa literatur sejarah, Abbas bin Abdul Muthalib bin Hasyim dilahirkan tahun 566, tiga tahun sebelum kedatangan Pasukan Gajah yang hendak menghancurkan Baitullah di Mekkah (beberapa tahun sebelum keponakannya Muhammad, dan merupakan saudara termuda ayahnya Muhammad). Ibunya, Natilah binti Khabbab bin Kulaib, adalah seorang wanita Arab pertama yang mengenakan kelambu sutra pada Baitullah al-Haram. Pada waktu Abbas masih anak-anak, ia pernah hilang. Sang ibu lalu bernazar, kalau puteranya itu ditemukan, ia akan mengenakan kelambu sutra pada Baitullah. Tak lama antaranya, Abbas ditemukan, maka iapun menepati nazarnya itu Abbas bin Abdul Muthalib sempat mengikuti perang Hunain bersama Rasulullah dan termasuk pertahanan yang paling kuat, ia ikut rombongan Anshar dalam Baiat Akabah. Ia adalah paman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam dan salah seorang yang paling akrab dihatinya dan yang paling dicintainya. Karena itu, beliau senantiasa berkata menegaskan, “Abbas adalah saudara kandung ayahku. Barangsiapa yang menyakiti Abbas sama dengan menyakitiku.“ Di zaman Jahiliah, Abbas bin Abdul Muthalib mengurus kemakmuran Masjidil Haram dan melayani minuman para jamaah haji. Seperti halnya ia akrab di hati Rasulullah, Rasulullah pun dekat dengannya. Ia pemah menjadi pembantu dan penasihat utamanya dalam bai’at al-Aqabah menghadapi kaum Anshar dari Madinah.

Upload: yuza-riana-fanny

Post on 01-Feb-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Abbas

TRANSCRIPT

Page 1: Abbas Bin Abdul Muthalib

Abbas bin Abdul-Muththalib

Abbas bin Abdul-Muththalib adalah seorang paman Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassalam, dengan nama panggilan Abu Fadhel, ia termasuk pemukan Quraisy baik semasa jahililliyah maupun setelah Islam, ia memeluk Islam sebelum Hijrah secara diam diam dan tetap berdiam di Makkah guna dapat mengirimkan berita tentang kaum Musryikin kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Keturunan dari Abbas-lah yang menjadi golongan khalifah yang dikenal dengan nama Bani Abbasiyah yang pernah berkuasa di Baghdad.

Menurut beberapa literatur sejarah, Abbas bin Abdul Muthalib bin Hasyim dilahirkan tahun 566, tiga tahun sebelum kedatangan Pasukan Gajah yang hendak menghancurkan Baitullah di Mekkah (beberapa tahun sebelum keponakannya Muhammad, dan merupakan saudara termuda ayahnya Muhammad). Ibunya, Natilah binti Khabbab bin Kulaib, adalah seorang wanita Arab pertama yang mengenakan kelambu sutra pada Baitullah al-Haram. Pada waktu Abbas masih anak-anak, ia pernah hilang. Sang ibu lalu bernazar, kalau puteranya itu ditemukan, ia akan mengenakan kelambu sutra pada Baitullah. Tak lama antaranya, Abbas ditemukan, maka iapun menepati nazarnya itu

Abbas bin Abdul Muthalib sempat mengikuti perang Hunain bersama Rasulullah dan termasuk pertahanan yang paling kuat, ia ikut rombongan Anshar dalam Baiat Akabah. Ia adalah paman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam dan salah seorang yang paling akrab dihatinya dan yang paling dicintainya. Karena itu, beliau senantiasa berkata menegaskan, “Abbas adalah saudara kandung ayahku. Barangsiapa yang menyakiti Abbas sama dengan menyakitiku.“

Di zaman Jahiliah, Abbas bin Abdul Muthalib mengurus kemakmuran Masjidil Haram dan melayani minuman para jamaah haji. Seperti halnya ia akrab di hati Rasulullah, Rasulullah pun dekat dengannya. Ia pemah menjadi pembantu dan penasihat utamanya dalam bai’at al-Aqabah menghadapi kaum Anshar dari Madinah.

Para ulama berbeda keterangan tentang Islamnya Abbas. Ada yang mengatakan, sesudah penaklukkan Khaibar. Ada yang mengatakan, lama sebelum Perang Badar. Katanya, ia memberitakan kegiatan kaum musyrikin kepada Nabi di Madinah, dan kaum muslimin yang ada di Mekkah banyak mendapat dukungan dari beliau. Kabarya, ia pemah menyatakan keinginannya untuk hijrah ke Madinah, tapi Rasulullah menyatakan, “engkau lebih baik tinggal di Mekah “. Keterangan kedua ini dikuatkan oleh keterangan Abu Rafi’, pembantu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Pada waktu itu, ketika aku masih kanak-kanak, aku menjadi pembantu di rumah Abbas bin Abdul Muththalib. Ternyata, pada waktu itu, Islam sudah masuk ke dalam rumah tangganya. baik Abbas maupun Ummul Fadhal, keduanya sudah masuk Islam. Akan tetapi, Abbas takut kaumnya mengetahui dan terpecah-belah, lalu ia menyembunyikan keislamannya.”

Abbas bin Abdul-Muththalib wafat tahun 653 dan dimakamkan di Pemakaman al-Baqi di Madinah.

Page 2: Abbas Bin Abdul Muthalib

Hal atau Kepribadian Yang Dapat Kita Terapkan dari Abbas Bin Abdul Muthalib :

Membantu dalam membuat kebaikan, yaitu seperti halnya ia membantu Rasulullah dengan mengirimkan berita tentang kaum musyrikin.

Tidak mementingkan diri sendiri, tanggung jawab, dan keinginan rasa kedamaian yang tinggi yaitu seperti halnya ia memikirkan kaumnya supaya tidak terpecah belah dengan menyembunyikan status keislamannya.