aaaaa
DESCRIPTION
fileTRANSCRIPT
MAKALAH
SISTEM PEMINDAH TENAGA
“KOPLING GESEK PADA KENDARAAN BERMOTOR”
Disusun oleh :
Andri Janarko Putro 13504241015
Wahyu Adhi Saputro 13504241017
Echwan Bayu Suyuti 13504241044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada penulis sehingga berhasil menyelesaikan makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Kopling Gesek pada Kendaraan
Bermotor”
Makalah ini berisikan tentang informasi suatu bagian dari kendaraan bermotor yang
termasuk dalam sistem pemindah daya(power train) khususnya dalam bidang otomotif yang
sesuai dengan progam studi yang sedang kami tempuh di Pendidikan Teknik Otomotif
Fakultas Teknik UNY.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Melalui kesempatan yang sangat berharga ini kami menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian
makalah ini, terutama kepada yang terhormat :
1. Kedua orangtua yang selalu memberikan doa dan dukungan moral dan spiritual.
2. Bapak Dr. Tawardjono, Us. selaku dosen pengampu mata kuliah Sistem Pemindah
Tenaga.
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam kesempatan ini, yang
telah memberikan bantuan moral dan materiil dalam proses penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Yogyakarta, 13 Februari 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu bagian terpenting dari sistem pergerakan kendaraan adalah penerusan atau
perpindahan gaya. Agar terjadinya suatu perpindahan gaya dibutuhkan suatu alat yaitu
kopling. Kopling merupakan komponen yang berfungsi sebagai penerus gaya dari poros
penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakan (driven shaft ). Kopling juga berfungsi
sebagai pengaman yang mencegah terjadinya kerusakan pada poros. Salah satu kopling
yang sering digunakan pada kendaraan bermotor adalah kopling gesek.
Pada kesempatan ini kami akan memperdalam pembahasan tentang kopling gesek
baik jenis maupun aplikasinya pada kendaraan bermotor khususnya mobil.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dan prinsip kerja kopling ?
2. Apa saja jenis- jenis kopling gesek?
3. Apa komponen-komponen dari sistem kopling ?
4. Bagaimana cara kerja sistem kopling ?
5. Bagaimana cara pemeriksaan sistem kopling ?
C. TUJUAN
1. Mengeratui pengertian dan prinsip kerja kopling.
2. Mengetahui jenis- jenis kopling gesek.
3. Mendeskripsikan komponen-komponen dari sistem kopling.
4. Mendeskripsikan cara kerja sistem kopling.
5. Mendeskripsikan cara pemeriksaan dan perwatan sistem kopling.
BAB II
PEMBAHASAN
I. KOPLING
A. Pengertian Kopling
Kopling adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan dua poros pada kedua
ujungnya dengan tujuan untuk mentransmisikan daya mekanis. Kopling biasanya tidak
mengizinkan pemisahan antara dua poros ketika beroperasi, namun saat ini ada kopling
yang memiliki torsi yang dibatasi sehingga dapat slip atau terputus ketika batas torsi
dilewati.
Kopling terletak di antara engine dan transmisi yaitu suatu unit penggerak atau
system yang merupakan bagian dari system pemindah daya dengan fungsi untuk
memutus dan menghubungkan putaran dan daya mesin ke unit pemindah tenaga dengan
lembut dan cepat. Jika pedal kopling ditekan/diinjak, tidak ada gaya putar yang ditransfer
dari mesin ke komponen yang lain dari pemindah daya. Dan sebaliknya Jika pedal
kopling dilepas, gaya putar/torsi dari mesin ditransfer oleh pemindah daya ke roda
penggerak
Kopling berfungsi secara optimal harus mempunyai syarat–syarat berikut ini :
1. Mampu menahan adanya kelebihan beban.
2. Mengurangi getaran dari poros penggerak yang diakibatkan oleh gerakan dari elemen
lain.
3. Mampu menjamin penyambungan dua poros atau lebih
4. Dapat meneruskan putaran poros engkol ke transmisi (persneling).
5. Dapat melepaskan hubungan antara poros engkol mesin dengan transmisi.
6. Dapat meneruskan perputaran poros engkol mesin ke transmisi secara berangsur-
angsur secara merata tanpa hentakan.
B. Fungsi Kopling
Kopling secara umum dapat berfungsi sebagai berikut :
1. Memutus dan menghubungkan putaran dari dari flywheel ke poros input transmisi
2. Mendapatkan fleksibilitas mekanis, terutama pada dua poros yang tidak berada pada
satu aksis.
3. Mengurangi shock load dari satu poros ke poros yang lain.
4. Menghindari beban kerja berlebih.
5. Mengurangi karakteristik getaran dari dua poros yang berputar.
6. Memperlembut perpindahan gigi (1, 2, 3, 4, 5, R)
7. Memungkinkan kendaraan tidak berjalan pada saat mesin hidup dan gigi perseneling
tidak pada posisi netral.
C. Tujuan Kopling
Tujuan utama dari kopling adalah menyatukan dua bagian yang dapat
berputar.Dengan pemilihan, pemasangan, dan perawatan yang teliti, performa kopling
bisa maksimal, kehilangan daya bisa minimum, dan biaya perawatan bisa diperkecil.
Kopling merupakan peralatan transmisi yang menghubungkan atau meneruskan
atau memutuskan putaran dari poros engkol ke poros roda gigi transmisi ketika mulai
atau pada saat mesin akan berhenti atau memindahkan gigi. Dengan kata lain, fungsi
kopling adalah untuk memindahkan tenaga mesin ke transmisi, kemudian transmisi
mengubah tingkat kecepatan sesuai yang diinginkan.
Kopling dikatakan baik jika memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
1. Dapat menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan lembut.
2. Dapat memindahkan tenaga mesin ke transmisi tanpa slip.
3. Dapat memutuskan hubungan dengan cepat dan sempurna.
II. PRINSIP KERJA KOPLING
Dalam keadaan normal dimana kopling berfungsi dengan baik, ketika pedal kopling
ditekan penuh, maka akan memutuskan putaran roda-roda gigi transmisi. Kemudian ketika
pedal kopling dilepas, tenaga putaran mesin dipindahkan ke roda-roda gigi transmisi yang
menyesuaikan kecepatan laju kendaraan
Pada keadaan posisi pedal kopling setengah tekan, maka tenaga putaran mesin yang
dipindahkan keroda-roda gigi transmisi tidak maksimum. Hal ini terjadi karena kopling
menggantung sehingga tidak bekerja dengan maksimum memindahkan putaran mesin,
namun demikian kendaraan masih tetap berjalan.
III. JENIS-JENIS KOPLING
Menurut konstruksi dan cara kerjanya ,kopling pada automobile dapat di bedakan
menjadi beberapa macam antara lain :
A. Kopling Gesek (Fraction Clutch)
1. Kopling gesek plat tunggal (single plate clutch)
Komponen-komponen kopling gesek pelat tunggal secara bersamaan
membentuk rangkaian kopling/ kopling set (clutch assembly).
Gambar 1. Clutch Assembly
Komponen utama dari kopling gesek ini adalah sebagai berikut :
a. Driven plate (juga dikenal sebagai piringan kopling, pelat kopling atau friction
disc/piringan gesek, atau kanvas kopling). Plat kopling bagian tengahnya
berhubungan slip dengan poros transmisi. Sementara ujung luarnya dilapisi
kampas kopling yang pemasangannya dikeling.
Gambar 2. Plat kopling tunggal.
Lapisan plat kopling disebut dengan kanvas kopling terbuat dari
paduan bahan asbes dan logam. Paduan ini dibuat dengan tujuan agar plat
kopling dapat memenuhi persyaratan, yaitu :
1) Tahan terhadap panas. Hal ini terjadi karena terjadi gesekan yang memang
direncanakan saat kopling akan dihubungkan.
2) Dapat menyerap panas dan membersihkan diri. Gesekan akan
menyebabkan panas dan kotoran debu bahan yang aus. Kanvas kopling
dilengkapi dengan alur yang berfungsi untuk ventilasi dan menampung
dan membuang debu yang terjadi.
3) Tahan terhadap gesekan. Kanvas kopling direncanakan untuk bergesekan,
maka perlu dibuat tahan terhadap keausan.
4) Dapat mencengkeram dengan baik.
Plat kopling dilengkapi dengan alat penahan kejutan baik dalam
bentuk pegas ataupun karet. Alat ini dipasang secara radial, hingga disebut
dengan pegas radial. Konstruksinya seperti terlihat pada gambar 3 berikut ini.
Gambar 3. Pegas Radial Plat Kopling
Pegas radial berfungsi untuk meredam getaran/kejutan saat kopling
terhubung sehingga diperoleh proses penyambungan yang halus, dan getaran
atau kejutan selama menghubungkan/bekerja. Untuk itu pegas radial harus
mampu menerima gaya radial yang terjadi pada plat kopling memiliki
elastisitas yang baik. Namun demikian karena penggunaan yang terus
menerus, maka pegas radial dapat mengalami kerusakan. Untuk yang dalam
bentuk karet, kemungkinan karetnya berkurang/tidak elastis lagi atau pecah.
Sedangkan yang pegas ulir, kemungkinan berkurang panjang bebasnya, yang
biasanya ditunjukan dengan terjadinya kelonggaran pegas dirumahnya dan
menimbulkan suara.
Plat kopling di samping pegas radial juga dilengkapi dengan pegas
aksial. Konstruksinya seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar 4. Pegas Aksial Plat Kopling
Pegas aksial dipasang diantara kanvas kopling, dan bentuknya ada dua
macam. Gambar 4 A pegas aksial berbentuk A dan gambar B pegas aksial
berbentuk W.
Fungsi pegas aksial adalah untuk mendapatkan senntuhan yang halus
saat plat kopling mulai terjepit oleh plat tekan pada flywheel. Dengan kata lain
terjadi proses menggesek terlebih dahulu sebelum terjepit kuat oleh plat tekan
pada flywheel.
b. Pressure plate (plat penekan) dan rumahnya, berfungsi untuk menekan atau
menjepit kampas kopling hingga terjadi perpindahan tenaga dari mesin ke poros
transmisi.
Kemampuan menjepitnya plat tekan didukung oleh pegas kopling. Pegas
kopling ada dua macam, yaitu dalam bentuk pegas koil dan diafragma atau orang
umum menyebutnya sebagai pegas matahari. Kontruksinya seperti terlihat pada
gambar 5 berikut ini.
Gambar 5. Clutch Asembly dengan pegas diafragma
dan pegas coil.
Clutch Asembly sebelah kiri menggunakan pegas diafragma dan yang
sebelah kanan menggunakan pegas koil. Karena fungsi pegas adalah untuk
menjepit plat kopling, ternyata keduanya mempunyai karateristik kemampuan
kerja yang berbeda.
Perbedaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 6. Grafik perbandingan kemampuan pegas diafragma
dengan pegas koil.
Pada gambar 6, terdapat dua garis, garis yang penuh menggambarkan tekanan
pegas diafragma, sedangkan garis terputus-putus menggambarkan tekanan pegas
coil. Pada point a menunjukan posisi pada saat plat kopling sudah aus. Pada
posisi ini terlihat bahwa pegas diafragma memberikan tekanan yang lebih besar
dibandingkan dengan pegas koil. Besarnya tekanan yang diberikan ini akan
menentukan tingkat kemungkinan terjadinya slip pada kopling. Sehingga saat
plat kopling sudah aus, penggunaan pegas koil kemungkinan akan terjadi sllip
lebih besar dibandingkan dengan pegas diafragma. Hal ini karena tekanan yang
diberikan oleh pegas koil lebih kecil.
Pada saat plat kopling masih baru atau tebal keduanya memberikan
kemampuan tekanan yang sama besarnya. Posisi ini digambarkan pada titik poin
“b”. Pada titik poin “c” menggambarkan tekanan pegas saat pedal kopling
diinjak penuh. Pegas koil memberikan tekanan yang lebih besar dibandingkan
pegas diafragma. Hal ini terkait dengan besarnya tenaga pengemudi untuk
membebaskan kopling. Sedangkan pegas koil berarti tenaga injakan dari
pengemudi kopling lebih berat dibandingkan menggunakan pegas diafragma.
Pegas diafragma memberikan tekanan lebih merata dibandingkan pegas
coil. Bentuk pegas diafragma bila dilihat dari depan seperti gambar 7 berikut ini.
Gambar 7. Pegas diafragma/matahari.
c. Clutch release atau throwout bearing, unit ini berfungsi untuk memberikan
tekanan yang bersamaan pada pressure plate Lever dan menghindarkan terjadinya
gesekan antara pengungkit dengan pressure plate Lever untuk pegas coil.
Sedangkan yang pakai pegas difragma langsung keujung pegas.
Bantalan tekan ini ada tiga macam. Seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar 8. macam-macam bantalan tekan kopling
Gambar 8.1 adalah bantalan tekan yang mampu menerima beban aksial dan
menyudut. Gambar 8.2 bantalan tekan yang hanya mampu menerima beban aksial.
Keduanya memerlukan pelumasan, bila pelumasnya habis maka keduanya akan
mengalami kerusakan. Sedangkan gambar 8.3 adalah bantalan tekan yang terbuat
dari karbon yang tidak memerlukan pelumasan.
d. Throughout lever/Clutch Fork/Plate Lever berfungsi untuk menyalurkan tenaga
pembebas kopling.
Cara Kerja Kopling
Gambar 9. Posisi pedal kopling diinjak.
Pada saat pedal kopling ditekan/diinjak, ujung tuas akan mendorong bantalan
luncur kebelakang. bantalan luncur akan menarik plat tekan melawan tekanan pegas.
Gambar 10. Posisi pedal kopling dilepas.
Pada saat pelat tekan bergerak mundur, pelat kopling terbebas dari roda
penerus dan perpindahan daya terputus. bila tekanan pedal kopling dilepas, pegas
kopling akan mendorong pelat tekan maju dan menjepit pelat kopling dengan roda
penerus dan terjadi perpindahan daya. Pada saat pelat tekan bergerak kedepan,pelat
kopling akan menarik bantalan luncur, sehingga pedal kopling kembali ke posisi
semula. selain secara mekanik, sebagai mekanisme pelepas hubungan.
a. Kelebihan kopling menggunakan pegas diafragma disbanding pegas koil
1) Gaya tekan yang dibutuhkan lebih kecil, sehingga ringan
2) Tekanan lebih merata ke segala permukaan.
3) Meskipun telah terjadi keausan pada plat kopling, tetapi tekanan pada plat
penekan tidak berubah, sehingga kemungkinan slip sangat kecil.
4) Mempunyai jumlah bagian – bagian yang lebih sedikit.
5) Pada kecepatan tinggi, tegangan pegas koil akan menurun dengan adanya
efek sentrifugal, tetapi pada pegas diafragma tidak.
2. Kopling gesek plat ganda (multiple disc clutch)
Kopling gesek plat ganda banyak digunakan pada kendaraan ringan seperti
sepeda motor dan dalam kerjanya tercelup di dalam oli mesin.
Gambar 11. Komponen kopling gesek plat ganda.
Konstruksi kopling gesek plat ganda menggunakan dua jenis plat, yaitu plat
gesek dan plat kopling. Plat gesek tanpa lapisan kanvas, seluruhnya dari logam.
Sedangkan plat kopling pada bagian yang bersentuhan dengan plat gesek dilapisi
dengan kanvas pada kedua sisinya. Jumlah dan lebar plat sangat ditentukan besarnya
tenaga yang akan dipindahkan.
Rangkaian komponen kopling gesek plat ganda dapat digambarkan sebagai
berikut.
Gambar 12. Rangkaian kopling gesek plat ganda.
Rangkaian kopling tersebut terdiri dari satu plat tekan yang ditekan oleh 4
sampai 6 buah pegas kopling. Terdapat 4 buah plat gesek dan 4 buah plat kopling
yang dijepit oleh plat tekan. Plat kopling dipasang pada rumah yang disambungkan
dengan roda gigi yang berhubungan dengan transmissi. Sementara plat gesek
dipasang pada dudukan plat gesek yang disambungkan dengan roda gigi primer
yang berhubungan dengan poros engkol.
Pada saat batang pembebas tidak ada tekanan, maka plat tekan
menekan/menjepit plat kopling dan plat gesek secara bersama, sehingga terjadi
aliran tenaga dari mesin ke roda gigi primer, ke plat gesek, pindah ke plat kopling,
dan keroda gigi yang berhubungan dengan transmisi. Dengan kata lain, kopling
menghubungkan tenaga mesin kesistem pemindah tenaga.
Pada saat batang pembebas mendapat gaya dari mekanisme operasonal
kopling, akan mendorong Plat tekan kearah kiri (gambar 12), melawan tegangan
pegas kopling. Maka terjadi kelonggaran jepitan terhadap plat kopling dan plat
gesek, sehingga keduanya tidak berhubungan lagi. Posisi ini berarti tenaga dari
mesin tidak tersalurkan kesistem pemindah tenaga.
3. Kopling Kerucut
Kopling kerucut adalah suatu koplingb gesek dengan konstruksi sederhana
dan mempunyai keuntungan diman gaya aksial yang kecil dapat ditransmisikan
momen yang besar.
Gambar 13. Kopling kerucut.
Kopling macam ini dahulu banyak dipakai, tetapi sekarang tidak lagi, karena
daya yang diteruskan tidak seragam. Meskipun demikian, dalam keadaan dimana
bentuk plat tidak dikehendaki, dan ada kemungkinan terkena minyak.
Kopling kerucut sering lebih menguntungkan. Jika daya yang diteruskan dan
putaran poros kopling diberikan, maka daya rencana dan momen rencana dihitung
dengan menggunakan faktor koreksi.
4. Kopling gesek sentrifugal (Centrifugal clutch)
Prinsip konstruksi dan cara kerja kopling model ini yaitu pada saat mesin
mati atau pada saat berputar idli, tegangan pegas akan memungkinkan plat kopling
(plate clucth) dalam keadaan bebas, sehingga mesin tidak berhubungan dengan
transmisi.
Gambar 14. Kopling sentrifugal.
Jika putaran mesin dipercerpat, gaya sentrifugal yang bekerja pada bobot akan
menggerakkan bobot ke arah luar dan menarik sentrifugal kulit dan pressure plate
kea rah roda penerus untuk menekan clutch plate dan back plate. Dengan demikian
tenaga atau putaran mesin dapat diteruskan ke transmisi. Bila putaran berkurang
hingga kira-kira 600 rpm kopling akan terlepas secara otomatis dan dengan demikian
mesin bebas atau tidak berhubungan dengan transmisi.
IV. PEMBONGKARAN , PEMERIKSAAN DAN PEMASANGAN KOPLING
A. Pembongkaran Kopling
1. Melepaskan transmisi dari mesin
2. Melepaskan penutup kopling
a. berikan tanda-tanda pada penutup kopling dan roda gaya
b. kendorkan baut-baut sekali putar secara merata demikian sehingga pegas penegang
menjadi pembebas
c. lepaskan baut-baut pengikat ,kemudian penutup kopling dan koplingnya
CATATAN : jangan menjatuhkan pelat kopling
3. Melepas bantalan pembebas dengan hub garpu dan karet pelindung debu dari
transmisi
a. Melepas klip dan tarik bantalan pembebas dengan hub.
b. Melepas pegas penegang.
c. Melepas garpu dari karet pelindung debu.
B. Pemeriksaan Kopling
1. Periksa plat kopling dari keausan atau kerusakan
Menggunakan jangka sorong, ukurlah kedalaman paku keeling .kedalaman kepala
paku keeling minimum : 0,3 mm (0,012 in).
Bila ada kelainan gantilah plat kopling.
2. Periksa keolengan plat kopling
Menggunakan dial gauge , ukurlah keolengan palat kopling Keolengan maksimum :
0,8 mm (0,031 inc)
Bila keolengan berlebihan , gantilah plat kopling.
3. Periksa keolengan roda gaya (flywheel)
Menggunakan dial gauge ukurlah keolengan roda gaya.
Keolengan maksimum : 0,1 (0,004 in)
4. Periksa bantalan pilot
Putar bantalan dengan tangan ,sambil memberikan tekanan aksial .bila bantalan macet
atau terasa berat ,ganti bantalan pilot.
CATATAN : bantalan dilumasi secara permanen dan tidak memerlukan pembersihan
atau pelumasan kembali.
5. Bila pelu ganti bantalan pilot
6. Periksa pegas diapragma dari keausan
Menggunakan jangka sorong ,ukur kedalam dan lebar keausan pegas diapragma .
Limit : kedalaman : 0,6 mm (0,024 in)
Lebar : 0,5mm (0,197 in)
7. Periksa bantalan pembebas
8. Putar bantalan dengan tangan ,sambil memberikan tekanan aksial .bila bantalan macet
atau terasa berat ,ganti bantalan pembebas .
CATATAN : bantalan dilumasi secara permanen dan tidak memerlukan pembersihan
atau pelumasan kembali.
V. PERAWATAN, PEMELIHARAAN DAN PENYETELAN UNIT KOPLING DAN
KOMPONEN PENGOPERASIAN
A. Merawat Kopling
Untuk menjaga agar kopling tetap baik dan awet maka hal-hal yang harus dilakukan
adalah sebagai berikut :
1. Mengganti minyak kopling setiap 20.000 km
2. Tidak terlalu kasar ketika menginjak dan melepas pedal kopling, karena sentuhan plat
akan keras dan mempercepat keausan.
3. Tidak terlalu lama menginjak pedal kopling, agar pelat kopling tidak cepat aus akibat
gesekan dengan tutup kopling
4. Sebaiknya tidak melakukan setengah kopling ketika berada ditanjakan atau menunggu
antrian ketika macet, hal ini akan memacu kerusakan kopling.
5. Menghindari genangan air/lumpur, sebab sebagian besar mobil dirancang ada celah
terbuka dibagian atas kopling. Hingga dapat menyebabkan karat.
B. Pemeliharaan Unit Kopling Dan Komponen Pengoperasian
Pemeliharaan atau sering disebut dengan maintenace bertujuan untuk menjaga
kinerja suatu komponen kendaraan tetap baik, dan mencegah atau menghindari terjadinya
kerusakan pada komponen tersebut. Hal tersebut tentunya juga diperlukan terhadap unit
kopling dan komponen pengoperasiannya.
Mengingat fungsi dari unit kopling dan komponen pengoperasiannya sangat
penting bagi lajunya kendaraan bermotor, dan terjadinya kerusakan pada sistem ini akan
berpengaruh terhadap kinerja kendaraan secara menyeluruh. Proses perawatan unit
kopling dan komponen pengoperasiannya sebenarnya tidak terlalu sulit, yaitu melakukan
penyetelan dan mengidentifikasi beberapa gejala yang menunjukkan bahwa unit kopling
dan komponen pengoperasiannya mengalami permasalahan. Penyetelan merupakan
prosedur agar suatu sistem dapat bekerja secara optimal.
1. Proses perawatan dan penyetelan mekanisme kopling sistem mekanis.
Proses penyetelan kopling yang perlu dilakukan adalah menyetel kebebasan
pedal kopling, yaitu saat pedal tidak diinjak sampai mulai menekan. Fungsi kebebasan
kopling ini dimaksudkan agar saat pedal kopling dilepas, unit pengoperasian kopling
khususnya bantalan tekan tidak menyentuh unit kopling yang berputar bersama
mesin. Sehingga akan mengurangi kerja bantalan tekan dan mengurangi
kemungkinan terjadinya gesekan. Setiap kendaraan berbeda-beda, maka sebaiknya
berapa besarnya kebebasan pedal kopling dilihat pada buku manualnya. Perawatan
dan penyetelan yang perlu dilakukan terhadap unit kopling sistem mekanik adalah
memberi pelumasan dan mel akukan penyetelan.
Pada bagian kait perlu dilumasan menggunakan greeze , untuk menghindarkan
keausan pada ujung-ujung kabel kopling. Pada bagian-bagian yang ditujunjuk pada
gambar tersebut terjadi penggeseran dengan pembebanan, sehingga kemungkinan
terjadi keausan cukup tinggi. Penyetelan yang perlu dilakukan adalah menyetel
kebebasan pedal kopling. Untuk berapa besar kebebasan pedal kopling, sangat
bervariasi antar merk kendaraan.
Oleh karena Itu, perlu melihat spesifikasi kendaraan yang akan distel, dalam
buku manual. Cara penyetel annya untuk yang sistem mekanik, adalah sebagai
berikut:
a. Menyiapkan alat yang diperlukan
b. Mengukur kebebasan pedal kopling yang ada.
c. Membandingkan dengan ukuran spesifikasi kendaraan tersebut.
d. Bila tidak cocok, mengendorkan mur pengunci pada ujung kabel kopling.
e. Mengendorkan mur penyetel bila jarak kebebasan lebih kecil atau keraskan mur
penyetel bila jarak kebebasan lebih Besar dari spesifikasi.
f. Mengulangi langkah 2 dan 3 sampai diperoleh ukuran kebebasan yang sesuai
dengan spesifikasi.
g. Menguji hasil penyetelan dengan menjalankan kendaraan. Bila belum baik, ulangi
langkah 5, 2 dan 3, hingga diperoleh Hasil yang baik.
h. Membersihkan kendaraan dan alat yang dipergunakan.
BAB III
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Kopling merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga dari sebuah kendaraan,
yaitu sistem yang berfungsi untuk memutus danmenghubungkan tenaga dari sumber
tenaga(mesin) ke roda kendaraan (pemakai/penggunaan tenaga). Secara garis besar
terdiri dari unit kopling, transmisi, differensial, poros dan roda kendaraan. Sementara
posisi unit kopling dan komponennya (clutch assembly), terletak pada ujung paling
depan dari sistem pemindah tenaga pada kendaraan. rangkaian pemindahan tenaga
berawal dari sumber tenaga(mesin) ke sistem pemindah tenaga, yaitu masuk ke unit
kopling (clutch) diteruskan ketransmisi (gear box) ke propeller shaft dan keroda
melalui defrensial (final drive). Komponen utama dari kopling mulai dari roda gila
(flywheel) adalah driven plate , pressure plate , pressure plate lever , clutch release atau
throwout bearing , throwout lever .
Terdapat dua macam kopling gesek yaitu kopling plat tunggal dan kopling plat
ganda. Kopling gesek plat tunggal banyak digunakan pada kendaraan roda empat.
Sedangkan kopling gesek plat ganda banyak digunakan pada sepeda motor. Ukuran
kopling sangat ditentukan oleh besarnya tenaga mesin yang akan disalurkan melalui
kopling.