aa & worldcom
DESCRIPTION
etika bisnisTRANSCRIPT
ETIKA PROFESI DAN
TATA KELOLA KORPORAT
“Arthur Andersen & Worldcom”
Oleh :
Fajar Khalif Muhammad
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
Kasus WorldCom
Profil Perusahaan Worldcom
WorldCom pada awalnya merupakan perusahaan penyedia layanan telpon jarak jauh. Selama
tahun 90an perusahaan ini melakukan beberapa akuisisi terhadap perusahaan telekomunikasi lain
yang kemudian meningkatkan pendapatnnya dari $152 juta pada tahun 1990 menjadi $392
milyar pada 2001.
Akuisisi yang besar telah terjadi pada tahun 1998 pada saat WorldCom mengambil alih
perusahaan MCI, yaitu peruahaan kedua terbesar di Amerika yang bergerak pada bidang
telekomunikasi jarak jauh. Dan pada tahun yang sama WorldCom membeli perusahaan UUNet,
Compuserve, dan jaringan data AOL (american Online) yang mengukuhkan posisi WorldCom
menjadi operator pertama dalam infrastruktur internet.
Pada tahun 1990 terjadi masalah fundamental ekonomi pada WorldCom yaitu terlalu besarnya
kapasitas telekomunikasi. Masalah ini terjadi karena pada tahun 1998 Amerika mengalami resesi
ekonomi sehingga permintaan terhadap infrastruktur internet berkurang drastis.Halini berimbas
pada pendapatan WorldCom yang menurun drastis sehingga pendpatan ini jauh dari yang
diharapkan.padahal untuk biaya akuisisi dan untuk membiayai investasi infrastruktur WorldCom
menggunakan sumber pendanaan dari luar atau utang.
WorldCom bukan satu-satunya perusahaan yang memiliki masalah keuangan pada saat ituNilai
pasar saham perusahaan Worldcom turun dari sekitar $150 milyar (Januari 2000) menjadi hanya
sekitar $150 juta (1 juli 2002). Keadaan ini mebuat pihak manajemen berusaha melakukan
praktek-praktek akuntansi untuk menghindari berita buruk tersebut.
Praktek Akuntansi
Dalam laporannya pada 25 Juni WorldCom mengakui bahwa perusahan mengklasifikasikan
lebih dari $3,8 milyar untuk beban jaringan sebagai pengeluaran modal. Bebanjaringan adalah
beban yang dibayar oleh WorldComkepada perusahaan lain untuk jaringan telekomunikasi,
seperti biaya akses dan biaya pengiriman pesan bagi WorldCom.
Dengan memindahkan akun beban kepada akun modal, WorldCommampu menaikkan
pendapatan atau laba. WorldCom mampu menaikan laba karena akun beban dicatat lebih rendah,
sedangkan akun aset dicatat lebih tinggi karena beban kapitalisasi disajikan sebagai beban
investasi. Kalau hal itu tidak terdeteksi, praktek ini akan berakibat pendapatan bersih yang lebih
rendah dalam tahun-tahun berikutnya karena beban kapitalisasi jaringan tersebut akan
didepresiasikan.Secaraesensi beban kapitalisasi jaringan akan memungkinkan perusahaan untuk
mengalokasikan biayanya dalam beberapa tahun dimasa depan, mungkin antara 10 tahun bahkan
lebih.
Staf akuntanWorldComtelah diwawancara sebelum tanggal 25 Juni. Pada Maret 2002 SEC
meminta data dari perusahaan berupa item-item yang berhubungan dengan Laporan Keuangan.
Termasuk didalamnya :
1. komisi penjualan dan tagihan-tagihan yang bermasalah,
2. sanksi administrsi terhadap pendapatan yang berhubungn dengan pelanggan dalam
sekala besar,
3. kebijakan akuntansi untuk merger,
4. pinjaman kepada CEO,
5. integrasi sistem komputer WorldCom dengan MCI,
6. analisis ekspektasi pendapatan saham WC.
1 Juli 2002 WorldCom mengumumkan bahwa akun cadangan di WorldCom juga
diinvestigasi/diperiksa. Perusahaan membuat akun ini untuk mengantisipasi kejadian-kejadian
luar biasa yang tidak dapat diprediksi, seperti utang pajak tahun depan. Seharusnyaakun ini tidak
boleh dimanipulasi untuk memperoleh pendapatan. Pada 8 Agustus, WorldCom mengakui bahwa
mereka telah menggunakan akun cadangan secara tidak benar untuk menutupi biaya jaringan
yang telah dikapitalisasi.
Pertanyaan Audit
Berdasarkan latar belakang tersebut, penyajian beban jaringan sebagai pengeluaran modal
ditemukanoleh internal auditor Cynthia Cooper. Mei 2002 Auditor Cynthia Cooper
mendiskusikan masalah tersebut kepada kepala keuangan WorldCom Scott D. Sullivan dan
controller perusahaan saat itu David F. Myers. Cooper melaporkan masalah tersebut pada kepala
komite audit Max Bobbitt, sekitar 12 Juni. Yang kemudian Max Bobbitt meminta kepada AA
selaku eksternal auditor saat itu untuk melakukan investigasi.
Kepala keuangan WorldCom diminta untuk mengkoreksi salah saji/ salah pengklasifikasiannya.
Setelah berdiskusi lebih lanjut Scott D. Sullivan dipecat pada saat WorldCom mengadakan
pengumuman. Pada hari yang sama David F. Myers mengundurkan diri. Dilaporkan bahwa
Sullivan tidak pernah mengkonsultasikan penyajian tersebut kepada Artuhr Anderson selaku
auditor eksernal pada tahun 2001 dan Arthur Anderson pun menyatakan bahwa Sullivan tidak
pernah berkonsultasi dengannya.
Pada tanggal 15 Juli, Tauzi yang merupakan House Energy and Commerce Committee
mengatakan bahwa berdasarkan dokumen-dokumen internal dan email WorldCom
mengindikasikan bahwa sebenarnya pihak eksekutif sudah mengetahui salah saji tersebut sejak
awal musim panas 2000 silam. Internal auditor adalah pertahanan awal terhadap kesalahan
paktek-praktek akuntansi dan kecurangan akuntansi. Satu pertanyaan kepada Internal Auditor
WorldCom adalah kenapa butuh waktu lama (1 tahun) untuk mengungkap salah saji ini. Padahal
mengingat nilai kapitalisasi yang begitu besar dan pengaruhnya terhadap nilai pendapatan bersih
dan total aktiva harusnnya bisa diungkap lebih cepat.
Pertanyaan yang lebih berat dilayangkan kepada KAP Arthur Anderson, beberapa pengamat
menyatakan bahwa Arthur Anderson tahu mengenai salah saji yang dilakukan pihak WorldCom.
Karena seharusnya Arthur Anderson bertugas untuk mengaudit kesalah semacam itu, apalagi
kesalahan ini sangat material. Beberapa pengamat juga menyatakan bahwa Arthur Anderson
seharusnya lebih peka terhadap kondisi keuanganWorldCom, yang dapat mengakibatkan
manajemen perusahaan melakuakan hal diluar kewajaran praktek akuntansi.
Analisis Kasus
Pihak manajemen dan pemilik WorldCom melakukan suatu itikad bisnis yang tidak baik.
Manajemen WorldCom dengan sengaja memalsukan data keuangan mereka dengan cara
membebankan biaya ke rekening modal dan menciptakan kelebihan cadangan atau ketentuan
untuk biaya akan datang, yang kemudian dibebaskan atau dikurangi sehingga menambah
keuntungan (cookie jar). CEO WorldCom, Ebbers, juga menyalahgunakan wewenangnya
sebagai pemilik untuk memperoleh keuntungan pribadi.
Selain itu, Arthur Andersen yang seharusnya melakukan pengungkapan atas kecurangan yang
dilakukan oleh WorldCom, justru bekerjasama dengan manajemen untuk menutupi kecurangan
yang dilakukan WorldCom. Arthur Anderson telah melanggar kode etiknya sebagai auditor,
yaitu bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan.
Pihak-pihak yang harus bertanggungjawab dalam kasus ini yaitu:
a. CEO WorldCom-Bernard J. Ebbers
Ebbers menyalahgunakan wewenangnya sebagai pemilik untuk memperoleh keuntungan pribadi
dari dana yangdipinjamkan WorldCom. Ebbers juga menyatakan bahwa kode etik merupakan
tindakan yang menghabiskan waktu saja (mengabaikan kode etik).
b. ManajemenWorldCom
ManajemenWorldCom dalam dengan sengaja menyetujui pemalsukan data keuangan WorldCom
agar laporan keuangan terlihat bagus dan kinerja mereka dinilai bagus pula. Hal ini dilakukan
dengan tujuan supaya masa jabatan manajemen senior tidak dipersingkat dan pinjaman pribadi
yang beredar tidak ditarik.
c. Auditor internal WorldCom
Auditor internal perusahaan tidak menggungkapkan kesalahan praktik-praktik akuntansi dan
kecurangan akuntansi yang dilakukan manajemen perusahaan. Mengingat nilai kapitalisasi yang
begitu besar dan pengaruhnya terhadap nilai pendapatan bersih dan total aktiva, harusnnya
praktik ini bisa diungkap lebih cepat.
d. Auditor eksternal WorldCom-Arthur Endersen
Arthur Anderson mengetahui salah saji yang dilakukan pihak Worldcom. Arthur Anderson
seharusnya lebih peka terhadap kondisi keuangan WorldCom, yang dapat mengakibatkan
manajemen perusahaan melakuakan hal diluar kewajaran praktek akuntansi.
Kasus Etika Masalah Arthur Andersen
Arthur Andersen LPP adalah salah satu firma akuntansi terbesar di AS yang berdiri sejak 1913.
Selama perjalanannya perusahan ini memiliki reputasi sebagai kepercayaan, integritas dan etika
yang penting bagi perusahaan yang di bebani auditing secara independen dan melaporkan
laporan-laporan perusahaan publik, dimana akurasi investor tergantung keputusan investasi.
Di masa awalnya Andersen memiliki standar-standar profesi akuntansi dan mengembangkan
inisiatif-inisiatif baru pada kekuatan-kekuatan integritasnya. Arthur Andersen pernah menjadi
model sebuah karakter teguh hati dan integritas yang merupakan profesionalitas dalam akuntansi.
Tetapi kebangkrutan klien-klien besar membuka skandal-skandal besar yang membuat firma
akuntansi ini tutup.
Kebangkitan
Ketika Leonard Spacek bergabung di tahun 1947, ia mulai mengembangkan jasa konsultan
kepada klien-klien besar. Selama rentang waktu 30 tahunan, bisnis konsultasi Andersen menjadi
lebih menguntungkan daripada usaha aslinya. Di Andersen, pertumbuhan menjadi prioritas dan
penekanannya pada perekrutan dan mempertahankan klien-klien besar berdampak pada kualitas
dan independensi audit. Fokus pada pertumbuhan ini menghasilkan perubahan yang mendasar
pada budaya perusahaan. Bisnis konsultasi Andersen menjadi yang tercepat pertumbuhannya dan
paling menguntungkan dan paling berkembang pesat di dunia. Banyak yang meninjaunya
sebagai model sukses yang ditiru frima-firma lainnya. Tetapi model ini menjadikan Securities
and Exchange Commission (SEC) memberikan peringatan berkaitan independensi auditing.
Ketua SEC yang prihatin akan hal ini menyarankan aturan-aturan baru untuk membatasi layanan
di luar audit. Tetapi saran ini ditolak Andersen.
Tahun 1999 Andersen memisahkan fungsi akuntansi dan konsultasi. Namun seringkali strategi
ini menjadikan persaingan di antara kedua unit yang cenderung melemahkan dan memicu
kerahasiaan dan keegoisan. Komunikasi menjadi merosot, merintangi kemampuan perusahaan
untuk tanggap dan bekerja efektif menghadapi krisis. Dengan pendapatan yang berkembang, unit
konsultasi menuntut kompensasi dan pengakuan yang lebih besar. Perselisihan yang meruncing
ini menjadikan pertikaian. Tahun 2000 dalam pengadilan arbitrase, hakim memutuskan bahwa
konsultan Andersen bisa memisahkan diri dan bekerja secara efektif. Perusahaan konsultasi
berubah namanya menjadi Accenture. Pada Januari 2001, Andersen mengangkat Joseph
Berardino sebagai CEO baru dalam auditing. Tugas pertamanya adalah melacak perusahaan yang
lebih kecil melalui sejumlah tuntutan hukum yang sudah ada. Andersen membayar amat mahal
untuk tuntutan-tuntutan ini. Tahun berikutnya, banyak perusahaan klien Andersen meninjau
ulang hubungannya dengan Andersen. Bagian selanjutnya adalah menjabarkan segelintir kasus
yang membuat keruntuhan Andersen.
Keruntuhan BFA (Baptist Foundation of Arizona)
Skandal Baptist Foundation of Arizona (BFA) menjadi kebangkrutan terbesar perusahaan amal
nirlaba dalam sejarah AS, dimana Arthur Andersen bertindak sebagai auditornya. Mereka
dianggap menipu investor sebesar $570 juta. BFA didirikan untuk menghimpun dana dan
mengelola gereja di Arizona. Lembaga ini bekerja seperti bank, membayar bunga deposito yang
digunakan sebagian besar untuk berinvestasi di Arizona real estate. Ini merupakan investasi yang
lebih spekulatif daripada apa yang dilakukan lembaga pembaptis lainnya.
Masalah dimulai ketika pasar real estate mengalami penurunan, dan manajemen dituntut untuk
menghasilkan keuntungan. Karenanya, pengurus yayasan diduga menyembunyikan kerugian
dari investor sejak 1986 dengan menjual beberapa properti dengan harga tinggi kepada entitas-
entitas yang telah meminjam uang dari ayyasan yang tak mungkin membayar properti kecuali
kondisi pasar real estate berbalik. Dalam dokumen pengadilan apa yang disebut dengan “skema
Ponzi” setelah kasus peniupuan yang terkenal, pejabat yayasan diduga mengambil uang dari
investor baru untuk membayar investor yang sudah ada untuk menjaga arus kas. Sementara itu,
pejabat puncak menerima gaji. Skema ini akhirnya terurai, mengarah pada investigasi kriminal
dan tuntutan terhadap BFA dan Andersen. Akhirnya, yayasan mengajukan petisi Bab 11
mengenai perlindungan kebangkrutan pada tahun 1999.
Gugatan investor terhadap Andersen menuduh perusahaan ini melakukan pemalsuan dan
menyesatkan laporan keuangan BFA. Dala sebuah pernyataannya di tahun 2000, Andersen
merespon rasa simpatinya kepada BFA tetapi membela keakuratan dengan opininya tentang
audit. Namun setelah dua tahun penyelidikan, laporan menunjukkan bahwa Andersen sudah
diperingatkan kemungkinan kegiatan penipuan oleh beberapa karyawan BFA, yang akhirnya
perusahaan setuju untuk membayar $217 juta untuk menyelesaikan gugatan dengan pemegang
saham pada taun 2002.
Sunbeam
Masalah Andersen dengan Sunbeam bermula dari kegagalan audit yang membuat kesalahan
serius pada akuntansinya yang akhirnya menghasilkan tuntutan class action dari investor
Sunbeam. Baik dari gugatan hukum dan perintah sipil yang diajukan SEC menuduh Sunbeam
membesar-besarkan penghasilan melaului strategi penipuan akuntansi, seperti pendapatan
“cookie jar”, recording revenue on contingent sales, dan mempercepat penjualan dari periode
selanjutnya ke kuartal masa kini. Perusahaan juga dituduh melakukan hal yang tidak benar
melakukan transaksi “bill-and-hold”, dimana menggembungkan pesanan bulan depan dari
pengiriman sebenarnya dan tagihannya.
Akibatnya, Sunbeam dipaksa meyatakan kembali laporan keuangan selama enam kuartal. SEC
juga menuduh Arthur Andersen. Pada 2001, Sunbeam mengajukan petisi kepada Pengadilan
kepailitan AS Distrik Selatan New York dengan Bab 11 Judul 11 tentang aturan kebangkrutan.
Agustus 2002, pengadilan memutuskan pembayaran sebesar $141 juta. Andersen setuju
membayar $110 juta untuk menyeleaikan klaim tanpa mengakui kesalahan dan tanggung jawab.
Sunbeam mengalami kerugian pemegang saham sebesar $4,4 miliar dan kehilangan ribuan
karyawannya. Sunbeam terbebas dari kebangkrutan.
Waste Management
Andersen juga terlibat dalam pengadilan atas data akuntansi yang dipertanyakan mengenai
pendapatan yang berlebih sebesar $1,4 miliar dari Waste Management. Gugatan diajukan oleh
SEC atas penipuan laporan keuangan selama lebih dari lima tahun. Menurut SEC, Waste
Management membayar jasa audit kepada Andersen, yang menyarankan bahwa bisa memperoleh
biaya tambahan melalui “tugas khusus”. Awalnya Andersen mengidentifikasi praktek-praktek
akuntansi yang tidak tepat dan disajikan kepada Waste Management. Namun pimpinan Waste
Management menolak mengkoreksi. Hal ini dilihat oleh SEC sebagai upaya menutupi penipuan
masa lalu untuk melakukan penipuan masa depan. Hasilnya, Andersen harus membayar $220
juta ke pemegang saham Waste Management dan $7 juta ke SEC. Andersen dipaksa untuk
melakukan perjanjian untuk tidak melakukan laporan palsu di masa mendatang atau izin
usahanya akan dicabut – suatu persetujuan yang kemudian memutuskan hubungannya dengan
Enron.
Enron
Bulan Oktober 2001, SEC mengumumkan investigasi akuntansi Enron, salah satu klien terbesar
Andersen. Dengan Enron, Andersen mampu membuat 80 persen perusahaan minyak dan gas
menjadi kliennya. Namun, pada November 2001 harus mengalami kerugian sebesar $586 juta.
Dalam sebulan, Enron bangkrut.
Departemen Kehakiman AS menmulai melakukan penyelidikan kriminal pada 2002 yang
mendorong Andersen dan kliennya runtuh. Perusahaan audit akhirnya mengakui telah
menghancurkan dokumen yang berkaitan dengan audit Enron yang menghambat putusan. Atas
kasus itu, Nancy Temple, pengacara Andersen meminta perlindungan Amandemen Kelima yang
dengan demikian tidak memiliki saksi. Banyak pihak yang menamainya sebagai “bujukan
koruptif” yang menyesatkan. Dia menginstruksikan David Duncan, supervisor Andersen dalam
pengawasan rekening Enron, untuk menghapus namanya dari memo yang bisa memberatkannya.
Pada Juni 2005, pengadilan memutuskan Andersen bersalah menghambat peradilan,
menjadikannya perusahaan akuntan pertama yang dipidana. Perusahaan setuju untuk
menghentikan auditing publik pada 31 Agustus 2002, yang pada prinsipnya mematikan
bisnisnya.
Worldcom
Sayangnya, tuduhan penipuan tidak berakhir pada kasus Enron. Berita segera muncul ketika
WorldCom, klien terbesar Andersen, memiliki penyimpangan sebesar $3,9 miliar. Harga
sahamnya kemudian jatuh dan investor melayangkan serangkaian tuntutan hukum yang
mengirim WorldCOm ke Pengadilan Kepailitan. Andersen menyalahkan WorldCom dan
bersikeras bahwa penyimpangan tidak pernah diungkapkan kepada auditor dan bahwa ia telah
memenuhi standar SEC dalam auditnya. WorldCOm balik menuduh Andersen karena gagal
menemukan penyimpangan yang ada. Selama kasus Enron dan WorldCOm berlanjut, banyak
perusahaan-perusahaan lainnya dituduh melakukan penyimpangan akuntansi.
Kesimpulan :
Dari kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa KAP Arthur Andersen sudah melanggar kode etik
yang seharusntya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan bukan untuk dilanggar.
Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya mendatangkan keuntungan bagi perusahaan seperti
misalnya pada kasus enron, tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas bahkan
menghancurkan enron dan KAP Arthur Andersen. Dalam kasus ini KAP yang seharusnya
bersikap independen, tidak dilakukan oleh Arthur Andersen. Karena perbuatan tersebut, kedua-
duanya menuai kehancuran dimana enron bangkrut dengan meninggalkan hutang millayaran
dollar. Sedangkan KAP Arthur Andersen sendiri kehilangan keindependensiannya dan
kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP tersebut, juga berdampak pada karyawan yang
bekerja di KAP yang bersangkutan dimana mereka menjadi sulit untuk mendapatkan pekerjaan
akibat kasus ini.