a. latar belakang - ipb universityrepository.sb.ipb.ac.id/2842/2/r05-04-sardono...jepang pada pahun...
TRANSCRIPT
-
A. Latar Belakang
Sistem perdagangan internasional yang menyangkut ekspor
dan impor semakin berkembang dan mengarah pada perdagangan
bebas. Berbagai hambatan perdagangan (trade barriers) secara
berangsur mulai dikurangi. Tercapainya persetujuan perdaga-
ngan' dunia yaitu GATT (General Agreement on Tariff and Trade)
Putaran Uruguay yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan
perdagangan yang bebas dan meningkatkan liberalisasi perdaga-
ngan dunia, merupakan upaya yang konkrit untuk memajukan
perdagangan dan investasi antar bangsa di dunia. Selain GATT,
terbentuk pula blok-blok perdagangan seperti MEE, NAFTA, AFTA,
dan lain-lain yang bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan
ekonomi yang lebih tinggi utamanya bagi masing-masing negara
anggotanya. Implikasinya bagi Indonesia adalah bahwa berbagai
industri domestik (termasuk didalamnya industri perikanan,
khususnya industri ikan tuna beku) akan menghadapi peningkatan
persaingan yang semakin ketat.
Salah satu komoditi perikanan Indonesia yang memiliki
prospek yang cerah dalam ha1 ekspor ke luar negeri adalah ikan
tuna. Volume produksi ikan tuna Indonesia masih sekitar 30 %
dari potensi lestarinya, yang menunjukkan bahwa peluang peman-
faatan masih cukup besar (Ditjen. Perikanan, 1990) . Produksi
ikan tuna Indonesia ini menurut Infofish (1990) berada
-
pada urutan ke enam pada tingkat dunia. Produksi yang dihasil-
kan Indonesia dari tahun ke tahun cenderung mengalami penin-
gkatan. Produksi ikan tuna pada tahun 1 9 8 7 sejumlah 3 9 . 3 6 3 ton
sedangkan pada tahun 1 9 8 9 sebesar, 4 2 . 9 7 9 ton dan meningkat
menjadi 88 .666 ton pada tahun 1 9 9 1 (Ditjen. Perikanan, 1 9 8 7 - 4
1 9 9 1 ) .
Berdasarkan data hasil produksi yang' cenderung semakin
meningkat tersebut jumlah ikan tuna yang diekspor juga menun-
jukkan kecenderungan yang semakin meningkat, seperti yang
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Ikan Tuna Indonesia Pada Tahun 1 9 8 7 - 1 9 9 2
Sumber : Biro Pusat Statistik, 1 9 8 7 - 1 9 9 2
Tahun
1 9 8 7 1 9 8 8 1 9 8 9 1 9 9 0 1 9 9 1 1 9 9 2
Berdasarkan Tabel 1 tersebut terlihat bahwa volume dan
nilai produksi ikan tuna Indonesia cenderung mengalami penin-
gkatan dalam periode 1 9 8 7 - 1 9 9 2 . Hal ini menunjukkan bahwa
permintaan dunia terhadap ikan tuna Indonesia meningkat terus.
Di antara negara-negara importir ikan tuna Indonesia, Jepang
merupakan negara importir ikan tuna Indonesia yang paling
Volume (ton)
Beku
3 1 . 6 8 4 3 6 . 0 1 9 2 7 . 4 2 6 4 0 . 0 8 7 4 3 . 3 1 1 4 4 . 6 6 2
Nilai ($US . 1 0 0 0 )
Segar
2 . 3 1 1 4 . 7 3 5 8 . 6 3 0
1 3 . 9 0 7 1 8 . 8 1 0 2 0 . 5 3 4
Beku
2 5 . 8 2 2 3 8 . 0 9 1 3 6 . 6 6 8 3 8 . 8 8 0 3 8 . 2 8 2 4 0 . 4 7 6
Segar
5 . 1 3 9 14 .822 26 .468 4 2 . 2 0 9 6 7 . 9 1 7 7 8 . 3 7 9
-
utama. Apabila ditinjau dari volume ekspor ikan tuna dunia ke
Jepang pada pahun 1992, ekspor ikan tuna Indonesia menempati
urutan ketiga setelah Korea Selatan dan Taiwan (Ditjen. Peri-
kanan, 1990).
Pertumbuhan Industri ikan tuna beku dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan terus sesuai dengan Teningkatan permin-
taan ikan tuna beku dunia. Pada tahun 1985 hanya ada 5 perus-
ahaan ikan tuna beku, sedangkan tahun 1992 sudah mencapai 21
perusahaan ikan tuna beku (APTI, 1993).
P.T. Harini Asribahari merupakan salah satu perusahaan
perikanan yang salah satu unit bisnisnya melakukan kegiatan
ekspor ikan tuna beku bentuk utuh. P.T. Harini Asribahari
berdiri tanggal 25 Februari 1988, yang sejak sernula bergerak
di sektor perikanan, menangani 3 unit usaha seperti :
1. Unit usaha (Bisnis) ekspor tenaga kerja Indonesia untuk
mejadi awak kapal penangkapan tuna yang beroperasi di
lautan bebas ke negara luar khususnya Jepang, tahun 1988.
2. Unit usaha (Bisnis) penangkapan ikan tuna beku bentuk utuh
untuk dijadikan komoditi ekspor ke Jepang, tahun 1990.
3. Unit usaha (Bisnis) pengumpulan ikan layang dari nelayan
tradisional untuk ekspor ke Jepang, tahun 1993.
Untuk usaha ekspor tuna beku bentuk utuh ini menggunakan
tiga buah kapal berbobot 500 GT, yang masing-masing beroperasi
dengan 1 orang Fishing Master, 1 orang Ahli Mesin dan 25 Awak
Kapal .
-
Kegiatan penangkapan tuna yang dimulai se j ak tahun 1990
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan ekspor ke Jepang, khu-
susnya untuk memperoleh hasil tangkapan tuna jenis big eye
yang harganya (nilai ekspor) paling tinggi di samping jenis-
jenis lain seperti yellow fin, meka (swordfish), moro, kuro
(black marlin), shiro (white maelin), tenBo (albacor) , basho
(sailfish) dan mandai-file.
Hasil tangkapan tuna sampai saat ini bisa dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Volume ' dan Nilai Ekspor Ikan Tuna Beku Bentuk Utuh pada P.T. Harini Asribahari tahun 1990 - 1994
I Tahun I Volume / Jurnlah Kapal i Ni la i ( ~ p ) j Harga i 1 1 Produksi (Ton) I yang beroperas i ) 1 (Rp/Ton) 1
I I I I I
1 1 9 9 0 1 226.70 I 1 1 546 .277 .572 1 2 .418 .516 1 1 1 9 9 1 1 183,74 I 1 [ 477 .202 .573 1 2 . 5 9 7 . 1 6 2 1 1 1992 ' 1 355,27 I 2 1 7 3 3 . 1 2 7 . 1 8 0 1 2 . 0 6 3 . 5 7 8 1 1 1 9 9 3 1 1 . 4 0 3 , 1 9 I 3 1 5 . 0 2 2 . 5 0 1 . 2 9 2 1 3 . 5 7 9 . 3 4 5 1 1 1 9 9 4 1 6 2 2 , 6 1 I 2 1 3 .034 .393 .817 1 4 . 8 7 3 . 6 6 7 1 I I I I I
Sumber : PT. Harini Asribahari, 1990-1994
Berdasarkan Tabel 2. di atas terjadi penurunan nilai pro-
duksi tahun 1990-1991 ha1 tersebut terjadi karena hanya 1 unit
kapal yang beroperasi dari 2 unit yang dimiliki. Sedangkan
pada tahun 1991-1992 mengalami kenaikan produksi/nilai produk-
si disebakan karena 1 unit kapal mulai beroperasi penuh dan 1
unit kapal belum beroperasi penuh. Pada tahun 1992-1993 ter-
jadi kenaikan produksi/nilai produksi karena 3 unit kapal
-
beropera~i penuh. Pada tahun 1993-1994 terjadi penurunan
produksi karma adanya 2 kapal beroperasi penuh dan 1 unit
kapal mengalami kerusakan. Dilihat dari harga jual dari tahun
ke tahun mengalami kenaikan kecuali pada tahun 1992 harga
mengalami penurunan karena di pasar Jepang terjadi kelebihan
penawaran dibanding dengan permintaan. 4
P.T. Harini Asribahari sebagai salah satu usaha yang ber-
gerak di bidang ekspor komoditi hasil perikanan, khususnya
produk ikan tuna beku bentuk utuh, tentu saja harus menganti-
sipasi diberlakukannya sistem perekonomian global dan sistem
perdagangan bebas tersebut. Oleh karena itu perusahaan ini
harus memacu kemampuan dalam meningkatkan efisiensi usahanya,
serta harus berupaya menerapkan strategi yang tepat agar mampu
bersaing di pasar internasional.
B. Perumusan Masalah
Melihat perkembangan jumlah ekspor tuna beku Indonesia
tersebut, serta didukung dengan potensi sumberdaya alam yang
masih cukup besar, ha1 ini berarti sampai saat ini prospek
atau peluang pengembangan ekspor tuna beku Indonesia ke pasar
internasional masih cukup besar. Namun dalam usaha melakukan
ekspor tersebut P.T. Harini Asribahari sebagai salah satu per-
usahaan yang bergerak dalam ekspor ikan tuna beku khususnya
bentuk utuh untuk bahan makanan shashirni dan sushi yang menja-
di konsumsi masyarakat Jepang masih dihadapkan pada masalah
-
baik eksternal maupun internal, terutama dalam upaya mening-
katkan efisiensi usahanya dan menghadapi persaingan yang ketat
dengan perusahaan-perusahaan dalam industri yang sama baik
pesaing dalam negeri maupun negara lain penghasil ikan tuna.
permasalahan-permasalahan yang muncul dari P.T. Harini
~sribahari dapat dirumuskan sebagai berikuf :
1. ~agaimana P.T. Harini Asribahari sebagai salah satu dari 12
perusahaan yang bergerak dalam ekspor ikan tuna beku bentuk
utuh, dapat mempertahankan dan meningkatkan volume dan
nilai penjualan.
2. Bagaimana P.T. Harini Asribahari dapat merumuskan strategi
vang tepat dalam upaya menerobos pasar dunia khususnya
spang.
C. Tujuan dan Manfaat Studi
1. Tujuan Studi
Berdasarkan permasalahan tersebut, tujuan Geladikarya ini
adalah untuk merumuskan alternatif strategi ekspor ikan tuna
beku bentuk utuh yang diterapkan agar perusahaan dapat bersa-
ing dengan perusahaan lain yang sejenis. Secara khusus tujuan
Geladikarya ini dapar dirumuskan sebagai berikut:
- Mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam pema-
saran ekspor ikan tuna beku bentuk utuh khususnya ke
Jepang .
-
- Mengetahui peluang dan ancaman dari luar perusahaan
khususnya ekspor ikan tuna beku bentuk utuh ke Jepang.
- Mempelajari strategi ekspor ikan tuna beku bentuk utuh
yang diterapkan.
- Merumuskan alternatif kebijaksanaan perusahaan. 4
2. Manfaat Studi
a. Bagi perusahaan sebagai masukan sehingga diharapkan
dapat membantu perusahaan dalam menganalisis dan
membuat alternatif-alternatif pemecahan terhadap
permasalahan yang dihadapi khususnya strategi ekspor
ikan tuna beku ke Jepang.
b. Menambah pemahaman dalam upaya pengembangan ekspor
ikan tuna beku Indonesia ke Jepang.
c. Sebagai bahan informasi dan bahan rujukan bagi pihak
yang berkepentingan.
D. Tempat dan Waktu
Geladikarya ini dilaksanakan di P.T. Harini Asribahari,
DKI Jakarta. Waktu pelaksanaan geladikarya direncanakan
selama dua bulan dimulai bulan Februari sampai dengan Maret
1995.