a - emboen's blog – coretan dingding dunia … · web viewpersoalan mengenai faktor-faktor...

25
BAB I PENDAHULUAN Faktor yang mempengaruhi perubahan dan dinamika kepribadian seseorang di pengaruhi oleh banyak faktor. Perubahan dalam kepribadian tidak bisa terjadi secara spontan, tetapi merupakan hasil pengamatan, pengalaman, tekanan dari lingkungan sosial budaya, rentang usia dan faktor-faktor dari individu. Persoalan mengenai faktor-faktor apakah yang memungkinkan atau mempengaruhi perkembangan, dijawab oleh para ahli dengan jawaban yang berbeda-beda. Para ahli yang beraliran “Nativisme” berpendapat bahwa perkembangan individu semata-mata ditentukan oleh unsur pembawaan. Jadi perkembangan individu semata-mata tergantung kepada faktor dasar/pembawaan. Tokoh utama aliran ini yang terkenal adalah Scopenhauer. Berbeda dengan aliran Nativisme, para ahli yag mengikuti aliran “Empirisme” berpendapat bahwa perkembangan individu itu sepenuhnya ditentukan oleh faktor lingkungan/pendidikan, sedangkan faktor dasar/pembawaan tidak berpengaruh sama sekali. Aliran empririsme ini menjadikan faktor lingkungan/pembawaan maha kuasa dalam 1

Upload: vunhi

Post on 13-May-2018

233 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: A - Emboen's Blog – CORETAN DINGDING DUNIA … · Web viewPersoalan mengenai faktor-faktor apakah yang memungkinkan atau mempengaruhi perkembangan, dijawab oleh para ahli dengan

BAB I

PENDAHULUAN

Faktor yang mempengaruhi perubahan dan dinamika kepribadian seseorang di pengaruhi

oleh banyak faktor. Perubahan dalam kepribadian tidak bisa terjadi secara spontan, tetapi

merupakan hasil pengamatan, pengalaman, tekanan dari lingkungan sosial budaya,

rentang usia dan faktor-faktor dari individu.

Persoalan mengenai faktor-faktor apakah yang memungkinkan atau mempengaruhi

perkembangan, dijawab oleh para ahli dengan jawaban yang berbeda-beda.

Para ahli yang beraliran “Nativisme” berpendapat bahwa perkembangan individu

semata-mata ditentukan oleh unsur pembawaan. Jadi perkembangan individu semata-

mata tergantung kepada faktor dasar/pembawaan. Tokoh utama aliran ini yang terkenal

adalah Scopenhauer.

Berbeda dengan aliran Nativisme, para ahli yag mengikuti aliran “Empirisme”

berpendapat bahwa perkembangan individu itu sepenuhnya ditentukan oleh faktor

lingkungan/pendidikan, sedangkan faktor dasar/pembawaan tidak berpengaruh sama

sekali. Aliran empririsme ini menjadikan faktor lingkungan/pembawaan maha kuasa

dalam menentukan perkembangan seseorang individu. Tokoh aliran ini adalah John

Locke.

Aliran yang tampak menengahi kedua pendapat aliran yang ekstrim di atas adalah

aliran “Konvergensi” dengan tokohnya yang terkenal adalah Willian Stern. Menurut

aliran Konvergensi, perkembangan individu itu sebenarnya ditentukan oleh kedua

kekuatan tersebut. Baik faktor dasar/pebawaan maupun factor lingkungan/pendidikan

keduanya secara convergent akan menentukan/mewujudkan perkembangan seseorang

individu. Sejalan dengan pendapat ini, Ki Hajar Dewantoro, tokoh pendidikan nasional

juga mengemukakan adanya dua faktor yang mempengaruhi perkembangan individu

1

Page 2: A - Emboen's Blog – CORETAN DINGDING DUNIA … · Web viewPersoalan mengenai faktor-faktor apakah yang memungkinkan atau mempengaruhi perkembangan, dijawab oleh para ahli dengan

yaitu faktor dasar/pembawaan (faktor internal) dan faktor ajar/lingkungan (faktor

eksternal).

2

Page 3: A - Emboen's Blog – CORETAN DINGDING DUNIA … · Web viewPersoalan mengenai faktor-faktor apakah yang memungkinkan atau mempengaruhi perkembangan, dijawab oleh para ahli dengan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Aliran Nativisme

Pada hakekatnya aliran nativisme bersumber dari leibnitzian tradition yang

menekankan pada kemampuan dalam diri seorang anak, oleh karena itu factor

lingkungan termasuk factor pendidikan kurang berpengaruh terhadap perkembangan

anak. Hasil perkembangan ditentukan oleh pembawaan sejak lahir dan genetic dari

kedua orangtua.

��ع الم��رأة تنكح بها لمالها ألرب ��دينها وجمالها ولحس�� ول يداك تربت الدين بذات فاظفر 1

Artinya : Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena

keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya, maka pilihlah karena

agamanya karena jika tidak binasalah kedua tanganmu (HR. al-Bukhary)

Pelopor teori ini adalah Athur Schopenhauer.

Teori ini menyatakan bahwa perkembangan manusia

dipengaruhi oleh nativus atau faktor-faktor bawaan

manusia sejak dilahirkan. Teori ini menegaskan bahwa

manusia memiliki sifat-sifat tertentu sejak dilahirkan

yang mempengaruhi dan menentukan keadaan individu

yang bersangkutan. Faktor lingkungan dan pendidikan

diabaikan dan dikatakan tidak berpengaruh terhadap perkembangan manusia.

Teori ini memiliki pandangan seolah-olah sifat-sifat manusia tidak bisa diubah

karena telah ditentukan oleh sifat –sifat turunannya. Bila dari keturunan baik maka

akan baik dan bila dari keturunan jahat maka akan menjadi jahat. Jadi sifat manusia 1

3

Page 4: A - Emboen's Blog – CORETAN DINGDING DUNIA … · Web viewPersoalan mengenai faktor-faktor apakah yang memungkinkan atau mempengaruhi perkembangan, dijawab oleh para ahli dengan

bersifat permanen tidak bisa diubah. Teori ini memandang pendidikan sebagai suatu

yang pesimistis serta mendeskreditkan golongan manusia yang “kebetulan” memiliki

keturunan yang tidak baik.

Dalam teori ini dinyatakan bahwa perkembangan manusia merupakan

pembawaan sejak lahir/bakat. Teori ini muncul dari filsafat nativisma ( terlahir )

sebagai suatu bentuk dari filsafat idealism dan menghasilkan suatu pandangan bahwa

perkembangan anak ditentukan oleh hereditas, pembawaan sejak lahir, dan factor

alam yang kodrati. Teori ini dipelopori oleh filosof Jerman Arthur Schopenhauer

(1788-1860) yang beranggapan bahwa factor pembawaan yang bersifat kodrati tidak

dapat diubah oleh alam sekitar atau pendidikan. Dengan tegas Arthur Schaupenhaur

menyatakan yang jahat akan menjadi jahat dan yang baik akan menjadi baik.

Pandanga ini sebagai lawan dari optimism yaitu pendidikan pesimisme memberikan

dasar bahwa suatu keberhasilan ditentukan oleh factor pendidikan, ditentukan oleh

anak itu sendiri. Lingkungan sekitar tidak ada, artinya sebab lingkungan itu tidak

akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan anak.

Walaupun dalam kenyataan sehari-hari sering ditemukan secara fisik anak

mirip orang tuanya, secara bakat mewarisi bakat kedua orangtuanya, tetapi bakat

pembawaan genetika itu bukan satu-satunya factor yang menentukan perkembangan

anak, tetapi masih ada factor lain yang mempengaruhi perkembangan dan

pembentukan anak menuju kedewasaan, mengetahui kompetensi dalam diri dan

identitas diri sendiri (jatidiri).

1. Faktor-Faktor perkembangan manusia dalam teori ini

Faktor genetic

Adalah factor gen dari kedua orangtua yang mendorong adanya suatu bakat yang

muncul dari diri manusia. Contohnya adalah Jika kedua orangtua anak itu adalah

seorang penyanyi maka anaknya memiliki bakat pembawaan sebagai seorang

penyanyi yang prosentasenya besar.

4

Page 5: A - Emboen's Blog – CORETAN DINGDING DUNIA … · Web viewPersoalan mengenai faktor-faktor apakah yang memungkinkan atau mempengaruhi perkembangan, dijawab oleh para ahli dengan

Faktor Kemampuan Anak

Adalah factor yang menjadikan seorang anak mengetahui potensi yang terdapat

dalam dirinya. Faktor ini lebih nyata karena anak dapat mengembangkan potensi

yang ada dalam dirinya. Contohnya adalah adanya kegiatan ekstrakurikuler di

sekolah yang mendorong setiap anak untuk mengembangkan potensi yang ada

dalam dirinya sesuai dengan bakat dan minatnya.

Faktor pertumbuhan Anak

Adalah factor yang mendorong anak mengetahui bakat dan minatnya di setiap

pertumbuhan dan perkembangan secara alami sehingga jika pertumbuhan anak itu

normal maka dia kan bersikap enerjik, aktif, dan responsive terhadap kemampuan

yang dimiliki. Sebaliknya, jika pertumbuhan anak tidak normal maka anak

tersebut tidak bisa mngenali bakat dan kemampuan yang dimiliki.

2. Tujuan-Tujuan Teori Nativisme

Didalam teori ini menurut G. Leibnitz:Monad “Didalam diri individu manusia

terdapat suatu inti pribadi”. Sedangakan dalam teori Teori Arthur Schopenhauer

(1788-1860) dinyatakan bahwa perkembangan manusia merupakan pembawaan sejak

lahir/bakat. Sehingga dengan teori ini setiap manusia diharapkan :

1. Mampu memunculkan bakat yang dimiliki

Dengan teori ini diharapkan manusia bisa mengoptimalkann bakat yang dimiliki

dikarenakan telah mengetahui bakat yang bisa dikembangkannya. Dengan adanya

hal ini, memudahkan manusia mengembangkan sesuatu yang bisa berdampak

besar terhadap kemajuan dirinya.

2. Mendorong manusia mewujudkan diri yang berkompetensi

Jadi dengan teori ini diharapkan setiap manusia harus lebih kreatif dan inovatif

dalam upaya pengembangan bakat dan minat agar menjadi manusia yang

5

Page 6: A - Emboen's Blog – CORETAN DINGDING DUNIA … · Web viewPersoalan mengenai faktor-faktor apakah yang memungkinkan atau mempengaruhi perkembangan, dijawab oleh para ahli dengan

berkompeten sehingga bisa bersaing dengan orang lain dalam menghadapi

tantangan zaman sekarang yang semakin lama semakin dibutuhkan manusia yang

mempunyai kompeten lebih unggul daripada yang lain.

3. Mendorong manusia dalam menetukan pilihan

Adanya teori ini manusia bisa bersikap lebih bijaksana terhadap menentukan

pilihannya, dan apabila telah menentukan pilihannya manusia tersebut akan

berkomitmen dan berpegang teguh terhadap pilihannya tersebut dan meyakini

bahwa sesuatu yang dipilihnya adalh yang terbaik untuk dirinya.

4. Mendorong manusia untuk mengembangkan potensi dari dalam diri seseorang

Teori ini dikemukakan untuk menjadikan manusia berperan aktif dalam

pengembangan potensi diri yang dimilii agar manusia itu memiliki ciri khas atau

ciri khusus sebagai jati diri manusia.

5. Mendorong manusia mengenali bakat minat yang dimiliki

Dengan adanya teori ini, maka manusia akan mudah mengenali bakat yang

dimiliki, denga artian semakin dini manusia mengenali bakat yang dimiliki maka

dengan hal itu manusia dapat lebih memaksimalkan baakatnya sehingga bisa

llebih optimal.

B. Aliran Empirisme

Empirisme adalah suatu doktrin filsafat yang menekankan peranan pengalaman dalam

memperoleh pengetahuan dan mengecilkan peranan akal. Istilah empirisme di ambil dari

bahasa Yunani empeiria yang berarti coba-coba atau pengalaman. Sebagai suatu doktrin

empirisme adalah lawan dari rasionalisme. Empirisme berpendapat bahwa pengetahuan

tentang kebenaran yang sempurna tidak diperoleh melalui akal, melainkan di peroleh atau

bersumber dari panca indera manusia, yaitu mata, lidah, telinga, kulit dan hidung.

Dengan kata lain, kebenaran adalah sesuatu yang sesuai dengan pengalaman manusia.

Ajaran-ajaran pokok empirisme yaitu:

6

Page 7: A - Emboen's Blog – CORETAN DINGDING DUNIA … · Web viewPersoalan mengenai faktor-faktor apakah yang memungkinkan atau mempengaruhi perkembangan, dijawab oleh para ahli dengan

1. Pandangan bahwa semua ide atau gagasan merupakan abstraksi yang dibentuk dengan

menggabungkan apa yang dialami.

2. Pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan, dan bukan akal atau

rasio.

3. Semua yang kita ketahui pada akhirnya bergantung pada data inderawi.

4. Semua pengetahuan turun secara langsung, atau di simpulkan secara tidak langsung

dari data inderawi (kecuali beberapa kebenaran definisional logika dan matematika).

5. Akal budi sendiri tidak dapat memberikan kita pengetahuan tentang realitas tanpa

acuan pada pengalaman inderawi dan penggunaan panca indera kita. Akal budi mendapat

tugas untuk mengolah bahan bahan yang di peroleh dari pengalaman.

6. Empirisme sebagai filsafat pengalaman, mengakui bahwa pengalaman sebagai satu-

satunya sumber pengetahuan.

كل مولود يولد على الفطرة، فأبواه يهودانه أوينصرانه أو يمجسانه

“Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fithrah, maka kedua ibu-bapaknyalah yang akan

menjadi-kannya seorang Yahudi atau seorang Nasrani atau seorang Majusi”.(HR.

Bukhori)

Tokoh-Tokoh Empirisme Aliran empirisme dibangun oleh Francis Bacon (1210-1292)

dan Thomas Hobes (1588-1679), namun mengalami sistematisasi pada dua tokoh

berikutnya, John Locke dan David Hume.

7

Page 8: A - Emboen's Blog – CORETAN DINGDING DUNIA … · Web viewPersoalan mengenai faktor-faktor apakah yang memungkinkan atau mempengaruhi perkembangan, dijawab oleh para ahli dengan

a. John Locke (1632-1704)

Ia lahir tahun 1632 di Bristol Inggris dan wafat tahun

1704 di Oates Inggris. Ia juga ahli politik, ilmu alam,

dan kedokteran. Pemikiran John termuat dalam tiga

buku pentingnya yaitu essay concerning human

understanding, terbit tahun 1600; letters on

tolerantion terbit tahun 1689-1692; dan two treatises

on government, terbit tahun 1690. Aliran ini muncul

sebagai reaksi terhadap aliran rasionalisme. Bila

rasionalisme mengatakan bahwa kebenaran adalah

rasio, maka menurut empiris, dasarnya ialah pengalaman manusia yang diperoleh

melalui panca indera. Dengan ungkapan singkat Locke

Segala sesuatu berasal dari pengalaman inderawi, bukan budi (otak). Otak tak lebih

dari sehelai kertas yang masih putih, baru melalui pengalamanlah kertas itu terisi.

Dengan demikian dia menyamakan pengalaman batiniah (yang bersumber dari akal

budi) dengan pengalaman lahiriah (yang bersumber dari empiri).

b. David Hume (1711-1776).

David Hume lahir di Edinburg Scotland tahun 1711 dan wafat tahun 1776 di kota

yang sama. Hume seorang nyang menguasai hukum, sastra dan juga filsafat. Karya

tepentingnya ialah an encuiry concercing humen understanding, terbit tahun 1748 dan

an encuiry into the principles of moral yang terbit tahun 1751.

Pemikiran empirisnya terakumulasi dalam ungkapannya yang singkat yaitu I never

catch my self at any time with out a perception (saya selalu memiliki persepsi pada

setiap pengalaman saya). Dari ungkapan ini Hume menyampaikan bahwa seluruh

pemikiran dan pengalaman tersusun dari rangkaian-rangkaian kesan (impression).

Pemikiran ini lebih maju selangkah dalam merumuskan bagaimana sesuatu

pengetahuan terangkai dari pengalaman, yaitu melalui suatu institusi dalam diri

8

Page 9: A - Emboen's Blog – CORETAN DINGDING DUNIA … · Web viewPersoalan mengenai faktor-faktor apakah yang memungkinkan atau mempengaruhi perkembangan, dijawab oleh para ahli dengan

manusia (impression, atau kesan yang disistematiskan ) dan kemudian menjadi

pengetahuan. Di samping itu pemikiran Hume ini merupakan usaha analisias agar

empirisme dapat di rasionalkan teutama dalam pemunculan ilmu pengetahuan yang di

dasarkan pada pengamatan “(observasi ) dan uji coba (eksperimentasi), kemudian

menimbulkan kesan-kesan, kemudian pengertian-pengertian dan akhirnya

pengetahuan, rangkaian pemikiran tersebut dapat di gambarkan sebagai berikut:

Beberapa Jenis Empirisme :

1. Empirio-kritisisme

Disebut juga Machisme. ebuah aliran filsafat yang bersifat subyaktif-idealistik. Aliran

ini didirikan oleh Avenarius dan Mach. Inti aliran ini adalah ingin “membersihkan”

pengertian pengalaman dari konsep substansi, keniscayaan, kausalitas, dan

sebagainya, sebagai pengertian apriori. Sebagai gantinya aliran ini mengajukan

konsep dunia sebagai kumpulan jumlah elemen-elemen netral atau sensasi-sensasi

(pencerapan-pencerapan). Aliran ini dapat dikatakan sebagai kebangkitan kembali ide

Barkeley dan Hume tatapi secara sembunyi-sembunyi, karena dituntut oleh tuntunan

sifat netral filsafat. Aliran ini juga anti metafisik.

2. Empirisme Logis

Analisis logis Modern dapat diterapkan pada pemecahan-pemecahan problem

filosofis dan ilmiah. Empirisme Logis berpegang pada pandangan-pandangan berikut:

a. Ada batas-batas bagi Empirisme. Prinsip system logika formal dan prinsip

kesimpulan induktif tidak dapat dibuktikan dengan mengacu pada pengalaman.

b. Semua proposisi yang benar dapat dijabarkan (direduksikan) pada proposisi-

proposisi mengenai data inderawi yang kurang lebih merupakan data indera yang

ada seketika

c. Pertanyaan-pertanyaan mengenai hakikat kenyataan yang terdalam pada dasarnya

tidak mengandung makna.

3. Empiris Radikal

Suatu aliran yang berpendirian bahwa semua pengetahuan dapat dilacak sampai pada

pengalaman inderawi. Apa yang tidak dapat dilacak secara demikian itu, dianggap bukan

9

Page 10: A - Emboen's Blog – CORETAN DINGDING DUNIA … · Web viewPersoalan mengenai faktor-faktor apakah yang memungkinkan atau mempengaruhi perkembangan, dijawab oleh para ahli dengan

pengetahuan. Soal kemungkinan melawan kepastian atau masalah kekeliruan melawan

kebenaran telah menimbulkan banyak pertentangan dalam filsafat. Ada pihak yang belum

dapat menerima pernyataan bahwa penyelidikan empiris hanya dapa memberikan kepada

kita suatu pengetahuan yang belum pasti (Probable). Mereka mengatakan bahwa

pernyataan- pernyataan empiris, dapat diterima sebagai pasti jika tidak ada kemungkinan

untuk mengujinya lebih lanjut dan dengan begitu tak ada dasar untukkeraguan. Dalam

situasi semacam iti, kita tidak hanya berkata: Aku merasa yakin (I feel certain), tetapi aku

yakin. Kelompok falibisme akan menjawab bahwa: tak ada pernyataan empiris yang pasti

karena terdapat sejumlah tak terbatas data inderawi untuk setiap benda, dan bukti-bukti

tidak dapat ditimba sampai habis sama sekali.

C. Aliran Konvergensi

Teori ini merupakan gabungan dari kedua teori di atas

yang menyatakan bahwa pembawaan dan pengalaman

memiliki peranan dalam mempengaruhi dan menentukan

perkembangan individu. Asumsi teori ini berdasar

eksperimen dari William Stern terhadap dua anak

kembar. Anak kembar memiliki sifat keturunan yang

sama, namun setelah dipisahkan dalam lingkungan yang

berbeda anak kembar tersebut ternyata memiliki sifat

yang berbeda. Dari sinilah maka teori ini menyimpulkan

bahwa sifat keturunan atau pembawaan bukanlah faktor

mayor yang menentukan perkembangan individu tapi turut juga disokong oleh faktor

lingkungan.

Faktor pembawaan manusia dalam teori ini disebut sebagai faktor endogen yang meliputi

faktor kejasmanian seperti kulit putih, rambut keriting, rambut warna hitam. Selain faktor

kejasmanian faktor ada juga faktor pembawaan psikologis yang disebut dengan

temperamen. Temperamen berbeda dengan karakter atau watak. Karakter atau watak

adalah keseluruhan ari sifat manusia yang namapak dalam perilaku sehari-hari sebagai

hasil dari pembawaan dan lingkungan dan bersifat tidak konstan. Jika watak atau karakter

10

Page 11: A - Emboen's Blog – CORETAN DINGDING DUNIA … · Web viewPersoalan mengenai faktor-faktor apakah yang memungkinkan atau mempengaruhi perkembangan, dijawab oleh para ahli dengan

bersifat tidak konstan maka temperamen bersifat konstan. Selain temperamen dan sifat

jasmani, faktor endogen lainnya yang ada pada diri manusia adalah faktor bakat

(aptitude). Aptitude adalah potensi-potensi yang memungkinkan individu berkembang ke

satu arah.

Untuk faktor lingkungan yang dimaksud dalam teori ini disebut sebagai faktor eksogen

yaitu faktor yang datang dari luar diri manusia berupa pengalaman, alam sekitar,

pendidikan dan sebagainya yang populer disebut sebagai milieu. Perbedaan antara

lingkungan dengan pendidikan adalah terletak pada keaktifan proses yang dijalankan.

Bila lingkungan bersifat pasif tidak memaksa bergantung pada individu apakah mau

menggunakan kesempatan dan manfaat yang ada atau tidak. Sedangkan pendidikan

bersifat aktif dan sistematis serta dijalankan penuh kesadaran.

مولود من ما إال أو وينصرانه يهودانه فأبواه الفطرة على يولد ... يمجسانه

Artinya : Tiadalah seorang anak itu dilahirkan kecuali dalam keadaan suci, maka kedua

orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi atau Nasrani atau Majusi….(HR. al-

Bukhary)

Aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern (1871-1939), ia berpedapat bahwa

seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan

buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan

sama sama mempunyai peranan sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir

tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai untuk

perkembangan anak itu. Kedua-duanya (pembawaan dan lingkungan) mempunyai

pengaruh yang sama besar bagi perkembangan anak. Pendapat ini untuk pertama kalinya

dikemukakan oleh William Stern.

Melihat hal itu, maka pendidikan seharusnya diarahkan pada dua hal penting tersebut,

pembawaan (yang bisa berupa bakat, akal pikiran dan kecerdasan) dan lingkungan (yang

bisa berupa alam alami atau sintesa) yang harus diorientasikan pada pengembangan

11

Page 12: A - Emboen's Blog – CORETAN DINGDING DUNIA … · Web viewPersoalan mengenai faktor-faktor apakah yang memungkinkan atau mempengaruhi perkembangan, dijawab oleh para ahli dengan

kharakter yang baik dan peningkatan kemampuan siswa. Kedua hal ini ibarat dua sisi

pada satu koin yang tidak bisa dipisahkan satu dan yang lainnya.

Manusia lahir dengan ‘perbekalan’ agar dia nantinya mampu hidup dengan baik serta

mampu untuk mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Namun apabila tidak

diimbangi dan didukung dengan lingkungan yang sesuai, maka hal tersebut tidaklah bisa

terjadi. Ini seperti sebutir jagung yang sebenarnya memiliki potensi untuk tumbuh dan

berkembang, namun apabila dia ditanam di padang pasir maka tentunya si jagung

tersebut tidaklah mungkin bisa tumbuh dan berkembang.

Melihat sedikit analogi yang telah saya gambarkan, maka menjadi penting untuk

memperhatikan prosesi pendidikan yang tidak hanya bertumpu pada sakralitas

‘pembawaan’ tetapi juga harus mampu mensintesa lingkungan agar dapat

mengembangkan pembawaan tersebut menjadi lebih sempurna. Manusia adalah makhluk

aktif yang selalu berkembang. Hal ini karena sifat manusia yang kreatif, maka dari itu

pendidikan senantiasa dinamis dan berdialog dengan konteks ruang dan waktu.

Sedangkan proses mengkomunikasiakan pendidikan senatiasa menggunakan

‘pembawaan’ asli manusia dan ruang (lingkungan) tempat manusia akan

mengembangkankan bakatnya.

D. Ketentuan Tuhan Sebagai Penentu Perkembangan

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui

sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu

bersyukur. (Surat An Nahl Ayat 78)

12

Page 13: A - Emboen's Blog – CORETAN DINGDING DUNIA … · Web viewPersoalan mengenai faktor-faktor apakah yang memungkinkan atau mempengaruhi perkembangan, dijawab oleh para ahli dengan

Manusia bisa membedakan antara perbuatan yang terjadi karena kehendaknya sendiri

dan yang terjadi karena terpaksa. Sebagai contoh, orang yang dengan sadar turun dari

atap rumah melalui tangga, ia tahu kalau perbuatannya atas dasar pilihan dan

kehendaknya sendiri.

Lain halnya kalau ia terjatuh dari atap rumah, ia tahu bahwa hal tersebut bukan

karena kehendaknya. Dia dapat membedakan antara kedua perbuatan ini, yang

pertama atas dasar kehendaknya dan yang kedua diluar kehendaknya. Dan siapapun

mengetahui perbedaan ini.

Di sini Allah menjelaskan bahwa Dia tidak menyesatkan orang yang sesat kecuali

disebabkan oleh dirinya sendiri. Dan sebagaimana telah kami terangkan tadi bahwa

manusia tidak dapat mengetahui apa yang telah ditakdirkan oleh Allah untuk dirinya.

Karena dia tidak mengetahui takdirnya kecuali apabila sudah terjadi, maka dia tidak

tahu apakah dia ditakdirkan Allah menjadi orang yang tersesat atau menjadi orang

yang mendapat petunjuk.

Dengan demikian jelaslah bagi kita bahwa manusia me mpunyai kehendak dan

pilihan dalam perbuatan yang dilakukannya secara sadar, bukan terpaksa. Kalau

manusia berbuat dengan kehendak dan pilihannya untuk kepentingan dunia, maka

iapun seharusnya begitu pula dalam usahanya menuju akhirat.

Bahkan jalan menuju akhirat lebih jelas. Karena Allah telah menjelaskannya dalam Al-

Qur’an dan melalui sabda Rasul-Nya , maka jalan menuju akhirat tentu saja lebih jelas

dan lebih terang daripada jalan untuk kepentingan dunia.

Namun kenyataannya, manusia mau berusaha untuk kepentingan dunia yang tidak

terjamin hasilnya dan meninggalkan jalan menuju akhirat yang telah terjamin

hasilnya dan diketahui balasannya berdasarkan janji Allah , dan Allah tidak akan

menyalahi janji-Nya.

13

Page 14: A - Emboen's Blog – CORETAN DINGDING DUNIA … · Web viewPersoalan mengenai faktor-faktor apakah yang memungkinkan atau mempengaruhi perkembangan, dijawab oleh para ahli dengan

BAB III

KESIMPULAN

Faktor-faktor yang mempengaruhi invidu antara lain :

1. Faktor ginetik

2. Faktor kemampuan anak

3. Fakktor pertumbuhan anak

Faktor yang mempengaruhi hereditas antara lain:

1. Ide atau gagasan

2. Pengalaman

3. Pengelihatan

4. Logika

5. Akal Budi

6. Pengetahuan

Faktor yang mempengaruhi lingkungan antara lain :

1. keluarga

2. Masyarakat

3. Pemerintah / Negara

Faktor yang mempengaruhi ketentuan tuhan adalah :

1. Agama atau wahyu yang dibawa oleh rosul berdasarkan konsep otentik (Al

Qur’an)

2. Kepribadian rosul sebagai suritauladan untuk menempuh dalam rangka menuju

keridhaan Allah.

14

Page 15: A - Emboen's Blog – CORETAN DINGDING DUNIA … · Web viewPersoalan mengenai faktor-faktor apakah yang memungkinkan atau mempengaruhi perkembangan, dijawab oleh para ahli dengan

DAFTAR PUSTAKA

1. DR. Septi Gumiandari, MA. Psikologi Perkembangan. Cirebon. Nurjati IAIN-

Publiser

2. Syamsu Yusuf L.N., 2001. Psikologi Perkembangan Anak Remaja. Jakarta. Rosda

3. Desmita El-Idhami, 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta

4. Jhon W. Santrock, 2008. Perkembangan Anak. Jakarta. Erlangga

5. Rini Hildayani, 2007. Psikologi Perkembangan Anak (cetakan kesembilan). Jakarta.

Universitas Terbuka

15

Page 16: A - Emboen's Blog – CORETAN DINGDING DUNIA … · Web viewPersoalan mengenai faktor-faktor apakah yang memungkinkan atau mempengaruhi perkembangan, dijawab oleh para ahli dengan

Referensi Buku:

Berat 0.32 kg

Tahun 2001

Halaman 220

Ukuran 16 x 24 cm

Penerbit Rosda

Pengarang Syamsu Yusuf LN.

Tahun 2005

Halaman 285 HLM + xiii

Ukuran HVS 60 GR, 16 X

ISBN 979-692-385-8

Penerbit

Dimensi 24 cm,

PengarangDESMITA EL-

IDHAMI

Judul PSIKOLOGI

PERKEMBANGAN

16

Page 17: A - Emboen's Blog – CORETAN DINGDING DUNIA … · Web viewPersoalan mengenai faktor-faktor apakah yang memungkinkan atau mempengaruhi perkembangan, dijawab oleh para ahli dengan

Berat 1.08 kg

Tahun 2008

Halaman 387

Ukuran 20 x 26 cm

Penerbit Erlangga

Berat 1.08 kg

Tahun 2008

Halaman 387

Pengarang John W. Santrock

17

Page 18: A - Emboen's Blog – CORETAN DINGDING DUNIA … · Web viewPersoalan mengenai faktor-faktor apakah yang memungkinkan atau mempengaruhi perkembangan, dijawab oleh para ahli dengan

http://luluasegaf.wordpress.com/

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2084886-aliran-konvergensi-

pendidikan/#ixzz1JVL9sgTp

18