repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 3941 › lpd_yulius_nex… ·...

29
Pc1janjian No: III!Ll'I'M/2016-02/111-P JUDUL PENELITIAN Nexus Ketimpangan Pendapatan dan Kerusakan Lingkungan: Implikasi Kebijakan Pertumbuhan Ekonomi Disusun Oleh: Yulius Purwadi Hermawan, Ph.D (Pembina) Stanislaus Risadi Apresian, S.IP., M.A. (Ketua) Dr. Rulyusa Pratikto (Anggota) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan 2016

Upload: others

Post on 27-Feb-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 3941 › LPD_Yulius_Nex… · Ketimpangan Pendapatan dan Kerusakan Lingkungan: Implikasi …2. Urgensi Penelitian

Pc1janjian No: III!Ll'I'M/2016-02/111-P

JUDUL PENELITIAN

Nexus Ketimpangan Pendapatan dan Kerusakan Lingkungan: Implikasi Kebijakan Pertumbuhan Ekonomi

Disusun Oleh: Yulius Purwadi Hermawan, Ph.D (Pembina)

Stanislaus Risadi Apresian, S.IP., M.A. (Ketua) Dr. Rulyusa Pratikto (Anggota)

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan

2016

Page 2: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 3941 › LPD_Yulius_Nex… · Ketimpangan Pendapatan dan Kerusakan Lingkungan: Implikasi …2. Urgensi Penelitian

DAFTAR lSI

DAFTAR ISI .................................................................................................................................... 1

ABSTRAK ......................................................................................................................................... 2 •

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................. 3

1. LATAR BELAKANG . ... . .......... .............. ....... ....... .............. .................................................................. 3

2. URGlcNSI PENELITIAN ............................................................................................. ......................... 5

3. HUMUSAN MASALAH ....................................................................................................................... 6

4. TUJUAN UMUM DAN KHUSUS .......................................................................................................... 6

5. TARGAT LUARAN PENELIT!AN ....................................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................ s

BAB III. MODEL DAN METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 11

1. MODEL PENEL!T!AN .................................................. . ..................... ........................... ... .................... 11

2. DATA DAN METODOLOGI I'ENELITIAN ............................................................................................. 13

BAB IV JADWAL PELAKSANAAN ............................................................................................. 16

BAB V BASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................ 16

4.1. ANALISIS BASIL ............................................................................................ . . . . . .................. 16

4.2. IMPLIKASI KEBI.IAKAN ...................................................................................................... 21

BAH VI KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ ........................... 26

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 27

1

Page 3: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 3941 › LPD_Yulius_Nex… · Ketimpangan Pendapatan dan Kerusakan Lingkungan: Implikasi …2. Urgensi Penelitian

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memetakan keterkaitan antara ketimpangan pendapatan dengan kerusakan lingkungan di Indonesia. Hasil pene!itian sementara menunjukkan bahwa ada jitkta menarik dimana ketika ketimpangan pendapatan meningkat, ternyata kerusakan lingkungan juga mengalami peningkatan. Penelitian ini penting untuk dilaksanakan karena pembangunan di Indonesia saar ini hanya mengejar pertumbuhan scl}a, yaitu peningkatan pendapatan perkapita namun seringkali tidak memperhatilwn distribusi pendapatan tersebut. Ternyata ketimpangan pendapatan ini memiliki efek lain selain kemiskinan, yaitu kerusakan lingkungan sehingga penelitian ini

'ingin menegaskan kembali pentingnya memperhatikan isu ketimpangan

pendapatan. Penelitian ini akan mengkaji data sekunder mengenai ketimpangan pendapatan dan kerusakan lingkungan di Indonesia kemudian kemudian menganalisa dan memetakan keterkaitan antara dua variabe/ tersebut. Target dari penelitian ini adalah keluaran yang nantinya dapat me1l}adi rekomendasi kebijakan bagi Pemerintah Indonesia untuk tetap memperhatikan distribusi pendapatan yang lebih merata sebagai upaya untuk menekan laju kerusakan !ingkungan. Penelitian ini merupakan tahap awal untuk dilanjutkan pad a penelitian dengan cakupan yang lebih luas yaitu tingkatan Asia Tenggara untuk melihat keterkaitan antara ketimpangan pendapatan dan kerusakan lingkugan di Negara-negara anggota A SEAN

Kala kunci: ketimpangan pendapatan, kerusakan lingkungan, pembangunan

2

Page 4: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 3941 › LPD_Yulius_Nex… · Ketimpangan Pendapatan dan Kerusakan Lingkungan: Implikasi …2. Urgensi Penelitian

BA B I PENDAHULUA N

1. La t ar Bclakang

Pembangunan adalah hal utama yang diupayakan oleh setiap Negara untuk memberikan

kesejahteraan bagi rakyatnya. Dalam mengejar pertumbuhan ekonomi, yang diukur d engan

melihat pertumbuhan pendapatan, seringkali Pemerintah tidak memperhatikan dampak negatif

pembangunan tarhadap lingkungan sehingga pertumbuhan ekonomi seringkali diikuti dengan

meningkatnya kerusakan lingkungan. Gagasan ini kemudian memunculkan sebuah kurva yang

dikenal dengan The Environmental Kuznets Curve (lC:KC). Secm·a sederhana kurva ini

menggambarkan bahwa ketika pertumbuhan pendapatan tinggi, laju kerusakan lingkungan juga

tinggi. Pada suatu masa pertumbuhan pendapatan akan mencapai t i tik balik lalu mcngalami

penurunan dan diikuti juga oleh penurunan Jaju kerusakan lingkungan (Stern, 2004). llustrasi

EKC dapat dilihat pada kurva di bawah ini.

Environmental degradation

(pollution)

Diagram I. The Environmental Kuznets Curve

Pre-industrial economies

Industrial economies

Turning point

Stuge of economic development

Sumber: Panayotou (2003)

Post-industrial economies

(service economy)

Income per capitu (growth)

Pada saat ini Indonesia masih pada tahap pertama dan belum mencapai titi k balik.

Indonesia masih mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan diikuti pula oleh

meningkatnya kerusakan lingkungan. Sebagai gambaran, pendapatan perkapita Indonesia pada

tahnn 2012 ada!ah sebesar Rp 3 0. 674.674.07 dan meningkat menjadi Rp. 32.463 . 736.28 pada

tahun 2013 a tau mengalami peningkatan scbesar 5 ,8% (BPS, 2015). Kerusakan lingkungan juga

3

Page 5: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 3941 › LPD_Yulius_Nex… · Ketimpangan Pendapatan dan Kerusakan Lingkungan: Implikasi …2. Urgensi Penelitian

menjacli hal yang rnemprihatinkan eli Indonesia karena kerusakan semakin memburuk dari tahun

ke tahun. Sebagai contoh kadar emisi C02 Indonesia terns meningkat sekitar 250% dalam kurun

waktu 1991 - 2010. Pada tahun 1991 jumlah emisi C02 meneapai 179.731 kilo ton dan

meningkat hingga 436.106 kilo ton pada 2010 (World Bank, 20 15). Dengan melihat data awal

mengenai pertumbuhan pendapatan perkapita dan peningkatan kadar emisi C02 telah

membuktikan bahwa The Environmental Kuznets Curve terbukti terjadi eli I ndonesia.

Ada dwi variabel utama yang menjadi fokus dalam kurva tersebut yaitu kerusakan

lingkungan dan pertumbuhan pendapatan. Ada fakta menarik yang terjadi di Indonesia yaitu

pcrtumbuhan pcndapatan yang t inggi tcrnyata tidak diikuti dengan distribusi pendapal<ln yang

mencukupi sehingga menimbulkan pennasalahan lain yaitu ketimpangan pendapatan. Distribusi

pendapatan yang tidak mcrata menyebabkan pendapatan hanya dinikmati oleh scdikit penduduk

dan menyisakan scbagian besar penduduk dengan pendapalan yang masih kurang. Fenomena

mengcnai turul meningkatnya ketimpangan pendapatan ini tidak tergambar dalam EKC sehingga

mcnimbulkan pertanyaan apakah kctimpangan pendapatan ini juga memiliki dampak negatif

terhadap kerusakan lingkungan.

Ketimpangan pendapatan dapat diukur dengan menggunakan koefisien gini, dan

kocfisien gini Indonesia terus mengalami peningkatan selama beberapa tahun terakhir. Pada

tahun 2008, koefisien gini Indonesia adalah 0,35 dan terns mengalami peningkatan pada tahun

2013 hingga mencapai angka 0,413 (BPS, 2015). Data sementara tersebut, cukup untuk

mernperkuat clugaan adanya keterkaitan antara ketimpangan pendapatan clengan kerusakan

lingkungan yang tcrjadi di Indonesia. Karena kedua variabel terscbut mengalami kecenclerungan

yang sama yaitu terjadinya peningkat an.

Target pembangunan global kemudian dirumuskan dalam Millenium Development Goals

(MDGs) pada tahun 2000 dan ada 8 target pembangunan global. Setelah itu pada 2015 agenda

MDGs dilanjutkan clengan agenda Sustainable Development Goals (SDGs) yang berisi 17 target

pembangunan. Ketimpangan pembangunan dan kebcrlanjutnn lingkungan merupakan bagian dari

MDGs maupun SDGs. Sayangnya, Indonesia yang sudah menyandang status sebagai Negara

berpendapatan menengah tak I nput dari kedua permasalahan tersebut.

4

Page 6: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 3941 › LPD_Yulius_Nex… · Ketimpangan Pendapatan dan Kerusakan Lingkungan: Implikasi …2. Urgensi Penelitian

2. U rgensi P eneli t ian

Ketimpangan pembangunan dan keberlanjutan lingkungan merupakan isu global dan

menjadi perhatian masyarakat eli seluruh dunia. Keberlanjutan lingkungan merupakan bagian

dari agenda Millenium Development Goals (MDGs) yang bcrjumlah 8 target sejak tahun 2000.

lsu kemiskinan yang merupakan masalah ketimpangan pembangunan menjadi target nomor l

dalam MDGs sedangkan keberlanjutan lingkungan sendiri merupakan target nomor 7 dalam

MDGs. Ketimpangan pembangunan dan keberlanjutan lingkungan dirumuskan kembali pada

2015 dalam agenda Sustainable Development Goals (SDG:,) yang berisi 17 target pembangunan

dan muncul.

Indonesia sebagai salah satu Negara yang berkomitmen terhadap pencapman target

MDGs maupun SDGs wajib untuk mendukung pcncapaian target tersebut. Kecenderungan

peningkatan kerusakan lingkungan dan ketimpangan pendapatan merupakan fakta yang tidak

dapat dihindarkan dan perlu segera ditangani oleh Pemerintah Indonesia. Penelitian ini penting

untuk dilakukan untuk mengkaji keterkaitan antara ketimpangan pendapatan dan kerusakan

lingkungan. Penelitian ini juga penting dilakukan untuk memberikan rekomendasi kebijakan

pada pemerintah untuk memberikan perhatian khusus terhadap isu ketimpangan pendapatan dan

mengupayakan distribusi pendapatan yang lebih merata karena dapat bcrdampak posi tif menekan

laju peningkatan kerusakan lingkungan.

Dalam perkembangan i lmu pcngetahuan, khususnya studi mengenm ekonomi

pembangunan, pcnelitian ini menawarkan argumentasi baru. Selama ini penelitian yang

menggunakan EKC model hanya fokus melihat korelasi antara pertumbuhan ckonomi dengan

kerusakan lingkungan. Apabila clilihat lebih mendalam lagi pcrtumbuhan ckonomi yang tinggi

tanpa disertai distribusi pcndapatan juga akan menimbulkan masalah pembangunan. Penelitian

ini akan menginvestigasi korelasi antara ketimpangan pendapatan dengan kerusakan lingkungan.

Kcdua variabcl tcrscbut ternyata juga akan mcmbentuk model yang sama dengan model EKC

yai tu bentuk huruf U terbalik dalam kurva. Ketika kctimpangan pcndapatan tinggi kerusakan

lingkungan juga tinggi sedangkan ketika ketimpangan pendapatan tunm kerusakan lingkungan

juga mengalami penurunan.

5

Page 7: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 3941 › LPD_Yulius_Nex… · Ketimpangan Pendapatan dan Kerusakan Lingkungan: Implikasi …2. Urgensi Penelitian

3. Rumusan Masalah

Masalah utama yang akan dibahas dalam penelitian ini ada!ah ketimpangan pendapatan

dan kcrusakan lingkungan dan bagaimana kcdua variabel tersebut terkait satu sama lain. Seperti

sudah di jelaskan dalam bagian sebelumnya, ketimpangan pendapatan dan kcrusakan lingkungan

mcngalami kecenderungan pcningkatan. Ada dugaan bahwa ketimpangan pendapatan turut

berpengaruh terhadap peningkatan kerusakan lingkungan di Indonesia. Penelitian akan dilakukan

berdasarkan pa<'la satu pertanyaan utama yaitu sejauh mana ketimpangan pendapatan dapat

mempengaruhi terjadinya kerusakan lingkungan di Indonesia? Penelitian ini akan di lakukan

dengan mclakukan pemetaan kerusakan lingkungan dan ketimpangan pcndapatan eli Indonesia

terlebih dahulu.

4. Tujuan U mum dan Khusus

Tujuan umum dari penelitian ini adalah memetakan ketimpangan pendapatan dengan

kerusakan lingkungan di Indonesia dan memberikan bukti empiris mengenai keterkaitan antara

kedua variabel tersebut. Tujuan khusus dari penelitian ini antm·a lain:

a. Mengkaji kerusakan lingkungan dan ketimpangan pendapatan di Indonesia

b. Mengkaji keterkaitan antara ketimpangan pendapatan clan kerusakan lingkungan eli

Indonesia.

c. Mengkaji kebijakan Pemerintah Indonesia terkai t isu lingkungan dan upaya

pemerataan penyebaran pendapatan yang sudah dilakukan dalam kurun waktu I 0

tahun kebelakang.

d. Memberikan rekomendasi kebijakan kepada pemerintah tcrkait ISU kctimpangan

pendapatan dan kerusakan lingkungan.

5. Targat Luaran P enclit ian

Lum·an konkret yang diharapkan dari pcnelitian ini adalah artikel jurnal yang dapat

dipublikasikan dalam jurnal internasional atau nasional. Selain itu luaran pcnelitian ini juga akan

digunakan sebagai suplcmen bahan ajar untuk mata kuliah ekonomi poli tik internasional,

il ekonomi politik pembangunan, dan perekonomian Indonesia. Secara spesifik, jurnal

internasional yang akan disasar dari penelitian ini adalah International Journal of Environmental

6

Page 8: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 3941 › LPD_Yulius_Nex… · Ketimpangan Pendapatan dan Kerusakan Lingkungan: Implikasi …2. Urgensi Penelitian

0:

;;· ·;.

�i

0 ?� �� ft ·e; $� !(; " ii. t:l ;;; ·0; !li 0:: ,,, ·-£§·

Research and Development (UERD) atau Global Journal of Economics and Social Development

(GJESD). Kcdua jurnal tcrsebut t crkait cukup crat dengan isu yang dibahas pada penelitian ini,

serta terindcks Scopus dan tidak termasuk kepada Beall's Predatory Journals .

7

Page 9: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 3941 › LPD_Yulius_Nex… · Ketimpangan Pendapatan dan Kerusakan Lingkungan: Implikasi …2. Urgensi Penelitian

BA B II T INJAUA N I'USTA KA

Sudah banyak penelitian yang menggunakan model EKC, namun tidak ada konsensus

terhadap model EKC ini. Ada pcneliti y<mg mcmbcnarkan model EKC ini namun juga ada yang

ticlak mengkonflrmasi model EKC. Beberapa penelitian yang telah dilakukan antm·a Jain

dilakukan oleh Halkos dan Tzeremes (20 I I), kemudian Alstine and Neumayer (2008). Kedua

penelitian lersebut membenarkan model EKC clan mcmberikan bukti empiris mengenai aclanya

hubungan positif antara pertumbuhan ckonomi clengan kerusakan lingkungan yang kemudian

membetuk garis U terbalik. Halkos dan Tzcremes (20 I I) melakukan penelitian di Tiongkok. Dua

pertiga kota di Tiongkok gaga! memcnuhi standar kualitas udara karena pencemaran udara

sangat tinggi. Basil penelitian yang dilakukan oleh Halkos dan Tzcremes menuujukkan hahwa

kurva hund' U terbalik antara emisi C02 dan pertumbuhan merniliki data yang konstan. Selain

itu variabcl perdagangan juga menunjukkan hubungan positif dengan emisi C02. Pada saat

penulisan, memang Tiongkok belum mencapai titik balik, namun diprediksi kurva U terbalik

akan teijadi di Tiongkok.

Posisi netral diambil oleh Alstine dan Neumayer (2008). Kedua peneliti tersebut

menggarnbarkan bahwa dalam melihat model EKC ini ada pihak yang positif dan pesimis dalam

memandang model EKC ini. Dalam tulisannya, Alstine dan neumayer (2008) menggarnbarkan

bahwa penjelasan EKC ini sangat kompleks dan spcsifik. Banyak kritik d ilontarkan kepada EKC

misalnya saja mengenai perdagangan. Peningkatan perd<Jgangan tidak selalu diikuti dcngan

kerusakan lingkungan karena dengan perdagangan bcbas yang terbuka mendorong masyarakat

mendukung ratiflkasi perjanjian multilateral mengcnai lingkungan. Namun, beberapa pendukung

EKC juga terus memberikan bukti empiris yang rnenjelaskan keterkaitan erat antm·a

pertumbuhan ekonomi dengan beberapa polutan.

Melihat tidak adanya konsensus tcrhadap model EKC ini, penelitian ini kcmudian

meyakini bahwa dcterminan kerusakan lingkungan tidak hanya disebabkan oleh pertumbuhan

ekonomi saja namun ada determinan lain yang mempengaruhi kerusakan lingkungan. Dikaitkan

d engan pertu mbuhan ekonomi, penelitian ini dawali clari dugaan yang kuat bahwa pertumbuhan

ekonomi yang tidak d iimbangi clengan distribusi pendapatan menyebabkan ketimpangan

pendapatan dan ketimpangan pendapatan ini berdampak positif terhadap kerusakan lingkungan.

8

Page 10: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 3941 › LPD_Yulius_Nex… · Ketimpangan Pendapatan dan Kerusakan Lingkungan: Implikasi …2. Urgensi Penelitian

Beberapa penelitian yang mengkaji keterkaitan antara ketimpangan pendapatan dan

kerusakan lingkungan sudah pernah dilakukan. Contohnya adalah penelitian yang dilakukan oleh

Murad dan Mustapha (20 I 0) yang melihat keterkaitan antara kemiskinan dan kerusakan

lingkungan di Kuala Lumpur, Malaysia. Kemiskinan terjadi karena adanya distribusi pcndapatan

yang timpang. Dalam penelitiannya, Mustapha menolak gagasan bahwa penduduk miskin adalah

penyumbang kerusakan terbesar. Penduduk miskin malahan merupakan aktor utama dalam

melakukan upaya 3 R yaitu reuse, recycle, and reduce. Sebagai contoh, penduduk miskin

menggunakan sedikit air untuk kehidupan sehari-hari sehingga mengurangi konsumsi air yang

terbuang. Selain itu penduduk miskin juga seringkali menggunakan barang-barang bekas untuk

keperluan sehari-hari daripada membeli barang baru. Pendapat Mustapha ini menarik karena

menentang anggapan yang selama ini ada yaitu penduduk miskin berkontribusi signifikan

terhadap peningkatan kerusakan lingkungan. Argumen ini bertentangan dengan hipotesis awal

penelitian ini sehingga penelitian Mustapha mengarahkan peneliti untuk menemukan bukti

empiris keterkaitan antara ketimpangan pendapatan dan kerusakan lingkungan di Indonesia.

Tentunya pengalaman di Indonesia berbeda dengan pengalaman di Malaysia.

Selanjutnya penelitian dari Islam (20 15) bertentangan dengan argumen dari Murad dan

Mustapha. Islam berargumen bahwa ada keterkaitan antara ketimpangan dengan kerusakan

lingkungan. Islam mengidentifikasi empat tingkatan yang mempengaruhi keterkaitan antara

ketimpangan dengan dampak lingkungan. Keempat hal tersebut dimulai dari tingkatan rumah

tangga, komunitas, nasional, dan internasional. Rekomendasi utama dari ternuan Islam yakni

mengurangi ketimpangan adalah salah satu cara untuk melakukan proteksi terhadap lingkungan.

Penelitian ini akan berada pada posisi mcndukung adanya ketcrkaitan antara ketimpangan

pendapatan dan kerusakan lingkungan. Bukti cmpiris mengenai korelasi positif antara

ketimpangan pcnclapatan dan kerusakan lingkungan terjadi di Indonesia akan menjadi kontribusi

besar untuk mendukung argumen ini.

9

Page 11: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 3941 › LPD_Yulius_Nex… · Ketimpangan Pendapatan dan Kerusakan Lingkungan: Implikasi …2. Urgensi Penelitian

D iagram 2. Roadmap Penelitian

• Ketimpangan • Foreign Direct • Pemetaan serta • Keterkaitan • Ketimp;lngan

pembanguna Investment analisa korelasi Ketimpangan Pembanguna

n di ASEAN and Ketimpangan Pendapatan n, FDI, dan

dan Environmental Pendapatan Terhadap Kerusakan

Dampaknya Sustainability: Terhadap Peningkatan lingkungan

Terhadap Does Pollution Peningkatan Kerusakan bagaimana

Proses Haven Exist in Kerusakan Lingkungan di korelasinya di

lntegrasi Indonesia? lingkungan di ASEAN Indonesia.

ASEAN • Luaran: Indonesia •luaran: Jurnal • Luaran:

• Luaran: Tesis Conference • Luaran: Jurnal lnternasional Disertasi, dan

dan Jurnal Proceedings, lnternasional, Buku

Nasion a! International International lnternasional

(Jurnal llmu Conference on Journal of

Hubungan Soclal and Environmental

internasional) Politics Research and Development (IJEHD) dan Global Journ;ll of Economics and Social Development (GJESD).

10

Page 12: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 3941 › LPD_Yulius_Nex… · Ketimpangan Pendapatan dan Kerusakan Lingkungan: Implikasi …2. Urgensi Penelitian

BAB Ill. MODEL DAN METODOLOGI PENFLITIAN

l. Model Penclitian

Premis utama dari penelitian ini didasarkan dari tcori Environmeral KuZJWI 's Curve (EKC),

yang menyatakan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang positif dengan kerusakan

lingkungan. Sehin.sga,

(I)

dimana i dan I masing-masing mcrupakan indikator yang menunjukkan dimcnsi tempat dan

waktu. ED mcrupakan indikator kerusakan lingkungan yang dapat berupa deforestasi,

kandungan partikel dalam udara, cuaca, kandungan air hujan, dan lain sebagainya. GDP sendiri

merupakan tingkat pendapatan pada daerah tersebut, sedangkan GDP2 merupakan titik

optimum dalarn GDP yang berdampak kepada kerusakan lingkungan yang paling maksimum.

Sepcrti yang dUelaskan oleh Stern (2004), secara teoritis, model EKC ini dikritisi oleh

bcberapa penelitian terdahulu, beberapa diantaranya adalah Ansuategi et a/. (1998), A rrow er a!.

( 1995), Ekins (1997), dan Pearson (1994). Spesifikasi pad a model EKC rnenyatakan bahwa tidak

terdapat hubungan timbal balik antara kcrusakan lingkungan dan produktivitas

ekonomi/pendapatan. Asumsi dalam model tersebut mennnjukkan bahwa adanya degradasi

keadaan lingkungan hidup tidak memiliki dampak yang signiflkan terhadap aktivitas ekonomi.

Sccm·a logis, asumsi ini nampaknya tidak dapat ditcrima begitu saja, terutarna untuk negara­

negara berkembang, seperti halnya Indonesia. Contohnya, tingkat kerusakan lingkungan eli

sebuah claerah yang cukup parah berdampak kepacla usaha penanganan kerusakan lingkungan

tersebut yang semakin besar. Usaha ini kcmudian mengakibatkan alokasi anggaran yang

sedianya diperuntukkan scbagai pembangunan rnenjacli bcrkurang, yang pada akhirnya

menunmkan pet1umbuhan ekonorni.

Sccara spesiflkasi ekonometri, model EKC ini pun memiliki pcrmasalahan terutama pacta

omitred variable bias. Dcterminan dari kerusakan lingkungan itu sendiri diduga tidak semata­

mata disebabkan oleh laju pertumbuhan ekonomi saja. Magnani (2001) kemudian mempertegas

hal ini, dengan menyatakan bahwa basil empiris dari tcori EKC memberikan konklusi yang

11

Page 13: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 3941 › LPD_Yulius_Nex… · Ketimpangan Pendapatan dan Kerusakan Lingkungan: Implikasi …2. Urgensi Penelitian

bervariatif (mengkonfirmasi dan tidak). Hasil empiris yang tidak stabil ini memberikan implikasi

yang kuat bahwa model EKC memiliki permasalahan omitted variable bias.

Karenanya, penelitian ini kemudian herusaha untuk menghindari adanya pennasalahan

tersebut. Salah satu indikator yang diduga menyebabkan kerusakan lingkungan, seperti yang

dijelaskan pada hab pendahuluan, adalah ketimpangan pendapatan. Suatu komunitas yang

memiliki tingkat ketimpangan pendapatan yang tinggi memiliki implikasi bahwa jumlah

masyarakat yang' berpendapatan rendah jauh lebih besar dibandingkan dengan mereka yang

berpendapatan tinggi. A rtinya, terjadi polarisasi golongan masyarakat pendapatan rendah dan

tinggi. Polarisasi ini kemudian cenderung akan mendorong terjadinya kompetisi dalam

melakukan konsumsi (competitive consumption). Masyarakat yang berada pacla kelas mcngengah

ke bawah cenderung akan berusaha mempertahankan status sosialnya agar ticlak tertinggal jauh

clari kalangan atas sehingga mercka akan berusaha untuk meningkatkan tingkat konsumsi

mereka, karena tingkat konsumsi ini mencntukan status sosial. Begitu pula sebaliknya,

masyarakat pacla kelas pendapatan atas pun akan terus berusaha mempertahankan status sosial

mereka sebagai "orang kaya", clan meningkatkan konsumsi mereka lebih besar clari peningkatan

konsumsi masyarakat kelas bawah. Dengan demikian, terjaclilah konsumsi yang berlebihan, yang

pada akhirnya berdampak kepacla kcrusakan lingkungan.

Meskipun clemikian, hubungan antara ketimpangan penclapatan dan kerusakan lingkungan

cukup kompleks. Seperii yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat kemungkinan terjadinya

hubungan timbal balik diantara kcduanya (reverse causality). Joseph Stiglitz menjelaskan bahwa

terclapat income inequality-environmental degradation nexus1 Dalam hal ini, masyarakat miskin

(yang jumlahnya relatif besar pacla perekonomian clengan ketimpangan pcndapatan tinggi)

cenderung tidak terlalu peduli clengan keadaan lingkungan. Fokus mereka lebih kepada

meningkatkan kcsejahteraan ekonomi. Karenanya, konsumsi mereka pun ticlak mempcrhatikan

adanya dampak terhadap kerusakan lingkungan. Pada akhirnya, pembuat kcbijakan pun akan

lebih fokus mengurangi t ingkat kcmiskinan dibanclingkan dengan menelurkan kehijakan

perlinclungan lingkungan. Di sisi lain, sebuah kebijakan yang berusaha untuk mengurangi

kerusakan lingkungan pun clapat menurunkan ketimpangan itu sendiri. Stiglitz memberikan

contoh kebijakan pemerintah untuk menclorong penggunaan kompor gas, yang notabene lebih

ramah lingkungan dibandingkan alat memasak tradisional scperti kayu bakar clan kompor

1 h\tp://www.rff.org/research/publ icat_ions/inequalitvcil!1d-eJlVironn.lental-policy (akses 20 Januari 20 16)

12

Page 14: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 3941 › LPD_Yulius_Nex… · Ketimpangan Pendapatan dan Kerusakan Lingkungan: Implikasi …2. Urgensi Penelitian

minyak tanah. Dengan mcnjadi lcbih singkatnya waktu memasak dengan menggunakan kompor

gas, akan membuat masyarakat miskin memiliki waktu dan tenaga lcbih banyak untuk mcncari

pendapatan sehingga meningkatkan kcsejahteraan mereka.

Berdasarkan pemaparan terse but, maka spesifikasi model empiris pada penelitian ini akan

mengakomodir dua permasalahan yang biasanya timbul pada penelitian-penelitian terdahulu alas

teori EKC. Spcsifikasi dari model empiris pada penelitian ini scndiri adalah sebagai berikut:

dimana i dan 1 masing-masing mcrepresentasikan dimensi daerah (provinsi) dan waktu.

Variabel ed merupakan indikator kcrusakan lingkungan. j pada ed merupakan jenis dari

kerusakan lingkungan yang berbeda-beda. Pada penelitian ini, penulis akan mclihat tiga jenis

kerusakan lingkungan, yaitu deforestasi, emisi C02 yang bersumber dari kegiatan rumah tangga,

dan emisi C02 yang bersumber dari kendaraan bermotor. V ariabel gdp merupakan Produk

Domcstik Regional Bruto (PDRB) masing-masing provinsi, dan gini mcrupakan indeks Gini,

yang mcncerminkan ketimpangan pendapatan. Selanjutnya, apbdlh adalah alokasi anggaran

masing-masing provinsi untuk kepentingan lingkungan hidup. Akhirnya, control

mcreprcscntasikan variabcl kontrol, dimana proksi dari variabcl kontrol akan bcrbeda-beda yang

disesuaikan menurut variabel ed yang akan diregresikan. Contohnya, jika variabcl ed

menggunakan deforestasi, maka variabel kontrol dapat berupa tingkat kebakaran hutan, kegiatan

reboisasi dan reforestasi, dan sejenisnya yang diduga memiliki hubungan kuat dengan tingkat

deforestasi. Jika variabel ed menggunakan emisi C02 dari kendaraan bermotor, maka variabel

kontrol dapat berupa tingkat pendidikan dan jumlah kcndaraan bermotor.

2. D at a dan Me t odologi P enclit ian

Regresi data panel (panel pooled regression) pada tingkat provinsi di I ndonesia mcrupakan

mctodologi yang akan penulis gunakan pada pcnclitian ini. Argumentasi pcnggunaan metodologi

ini dikarenakan sclain dari terbatasnya ketersediaan data yang terkait dengan lingkungan hidup

Indonesia secara nasional dan runtun waktu, isu mengenai diskrepansi ketimpangan pendapatan

dan kerusakan lingkungan antar regional di Indonesia pun menjadi penyebab mengapa penulis

menggunakan regresi data panel terse but.

13

Page 15: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 3941 › LPD_Yulius_Nex… · Ketimpangan Pendapatan dan Kerusakan Lingkungan: Implikasi …2. Urgensi Penelitian

Selain itu, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat adanya dugaan reverse

causality antara ketimpangan pendapatan dan kcrusakan lingkungan. Rcgresi data panel dcngan

kerangka Ordinary Least Squares (OLS) akan mcmiliki pcrmasalahan endogcnitas (endogeneity

problem) sehingga mcnghasilkan basil regrcsi yang bias. Kcsimpulan yang diperoleh pun dapat

misleading. Salah satu metodologi yang dapat diaplikasikan untuk mengatasi pcrmasalahan

endogenitas ini adalah Two-Stage Least Squares/2SLS (Murray, 2006). Karenanya, penulis juga

akan mengaplikas'ikan metode tersebut ke dalam persamaan (2). Untuk mengaplikasikan 2SLS

terscbut, maka spesifikasi Variabel Instrumen!lns/rumen/ Variable (IV) atas variabel

pengeluaran makanan hams terlebih dahulu didefinsikan. Levitt (1997, 2002) dan Murray (2006)

menyatakan bahwa spesiiikasi IV itu sendiri haruslah robust. Memberikan spesifikasi IV yang

lemah dan tidak valid justru akan berdampak kepada semakin tidak validnya basil estimasi yang

diperoleh.

Terdapat beberapa variabel yang kemungkinana akan cocok untuk diterapkan sebagai IV

pada variabel ketimpangan pendapatan. Beberapa diantaranya adalah rata-rata pendapatan per

kapita, rata-rata tingkat pendidikan, subsidi pemerintah dan juga tingkal kemiskinan, yang

merupakan determinan dari ketimpangan pendapatan mcnurut bcbcrapa penelitian terdahulu

(Odedokun dan Round, 2004; Afonso et a/., 2008; Su dan Heshmati, 2013). Perumusan atas

variabel instrumen pada penelitian ini akan ditentukan kemudian, karena dipcrlukan analisa dan

proses statistik untuk menenlukan IV yang robust dan valid.

Data pada penelitian ini mencakup periode 2005 - 2014 (I 0 tahun) dengan 26 provinsi eli

Indonesia. Seluruh data yang berhubungan dengan lingkungan hidnp per provinsi diperoleh dari

Statistik Lingkungan Hidup, yang dapat diakses secara luas eli Badan Pusat Statistik (BPSl

Begitu pula dengan indeks Gini, yang tersaji secara lengkap pada Iaman BPS. Alokasi anggaran

untuk lingkungan hidup masing-masing provinsi dapat diperoleh dari Kementrian Kcuangan.

Data PDRB dapat dipcrolch melalui Statistik Ekonomi Keuangan Daerah (SEKDA), yang

dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI).

2http://www.bps.go.id/index.php/publikasi/index?Publikasi%5BtahunJudul%5D=&Publikasi%5 BkataKunci%5D=Iingkungan+hidup&ytO=Tampilkan (akscs 20 Januari 201 6)

14

Page 16: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 3941 › LPD_Yulius_Nex… · Ketimpangan Pendapatan dan Kerusakan Lingkungan: Implikasi …2. Urgensi Penelitian

Outline dan

Pengumpulan

data (mencari

data di BPS dan

Kementerian

Pengolahan dan

Analisa Data

Penulisan

Artikei/Luaran,

proofreading,

mengirimkan

artikel ke Jurnal

Penulisan

Laporan

Penyerahan

Laporan

BA B IV .JAD WAL PELAKS A NAA N

Mar Apr Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov

15

Page 17: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 3941 › LPD_Yulius_Nex… · Ketimpangan Pendapatan dan Kerusakan Lingkungan: Implikasi …2. Urgensi Penelitian

BA H V HAS IL DA N PEMBA HASA N

4.1. A nalisis Basil

Sebclum menganalisa data pada tingkat nasional untuk melihat fenomena

ckonomi makro, kami melakukan ana!isa pada level mikro tcrlebih dahulu yaitu dcngan

menganalisa data pada tingkat rumah tangga. Data yang digunakan adalah hasil survey

perilaku lingkungan hidup 2013 dari Badan Pusat Statistik (BPS). Variabel endogen

(dependen) pada model berikut aclalah perilaku individu atas kepcdulian terhadap

lingkungan hiclup. Mengingat data variabel endogen adalah data dengan menggunakan skala

prioritas, dimana I mcnunjukkan sangat tidak pcduli hingga 5 sangat peduli, maka metode

regresi yang diterapkan adalah Ordered Logit (Greene, 2003). ·rabcl 4.1 menunjukkan hasil

regrcsi tersebut.

Tabe14.1. Determinan Tingkat Kepedulian Rumah Tangga

Endogen: Kepedulian Lingkungan --···-·-·--·--·-·-·- ·-··-----·--·-··--·--·-·-

Eksogen Koefisien

Pendapatan 0.172 Kcpemilikan properti 0.185 Jumlah Mobil 0.!89 Jumlah Motor 0.110 Usia 0.003 Tingkat pendidikan 0.161 Perilaku merokok -0.126 J umlah rokok -0.002 Jenis kelamin 0.035 Status perkawinan -0.054

N 276,789 Prob Chi2 0.000

!'-value

0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

!'ada intinya, hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendapatan rnemiliki

korclasi yang positif dengan tingkat kcpedulian lingkungan. Semakin tinggi pendapatan

seseorang, rnaka terdapat probabilitas bahwa mereka yang memiliki pendapatan tinggi

sernakin peduli tcrhadap kebcrsihan lingkungan. Variabcl kontrol lain selain pendapatan

16

Page 18: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 3941 › LPD_Yulius_Nex… · Ketimpangan Pendapatan dan Kerusakan Lingkungan: Implikasi …2. Urgensi Penelitian

yang mcnunjukkan tingkat kesejahteraan rumah tangga, seperti kepemilikan properti

(sewa/kontrak) clan kenclaraan pun menunjukkan korelasi yang serupa. Hal 1111

mengimplikasikan bahwa semakin tinggi tingkat kesejahteraan rumah tangga, maka tingkat

kepeclulian mereka terhaclap lingkungan pun akan semakin tinggi.

Varia bel non-kepemilikan asset seperti tingkat usia clan pencliclikan juga memiliki

kecenclerungan yang ticlak jauh berbecla clengan variabel kepemilikan asset. Dari hasil

regresi yang' suclah clilakukan menunjukkan bahwa semakin clewasa seseorang yang

clitunjukkan oleh usianya yang semakin bertambah cliikuti clengan tingkat pencliclikan tinggi

pun berclampak kepacla semakin peclulinya seseorang terhaclap konclisi kebersihan

lingkungan.

Temuan lain clari basil regresi variabel perilaku perokok clan jenis kelamin

menunjukan hasil yang ticlak mengejutkan clan suclah tercluga. Para perokok clan perokok

berat relatif ticlak terlalu pecluli terhadap lingkungan sekitar. Melihat clari perbanclingan jenis

kelamin, perempuan lebih peduli terhadap lingkungan dibandingkan clengan laki-laki.

Namun demikian, status perkawinan ternyata menunjukkan bahwa mereka yang suclah

menikah malahan memiliki probabilitas semakin rendah tingkat kepeduliannya terhaclap

lingkungan. Hal ini dapat dijelaskan dengan logika sederhana bahwa saat seseorang suclah

hid up berumah tangga, tanggung jawab mereka semakin bertambah mulai dari bekerja, dan

mengurus anak.

Secm·a umum, dari hasil rcgrcsi yang pcrtama ini memberikan petunjuk bahwa

semakin sejahtera kehidupan rumah tangga, maka semakin tinggi pula tingkat kepedulian

lingkungan. Namun demikian, hasil ini belum cukup mcmberikan bukti empiris mengenai

keterkaitan yang jelas antara ketimpangan pendapatan dan dampak kerusakan lingkungan.

Hasil ini hanya menunjukkan bahwa rendahnya pendapatan berkorelasi positif terhaclap

renclahnya kepcclulian terhadap lingkungan dan dapat diprediksi bahwa orang yang tidak

pecluli terhadap lingkungan memiliki probabilitas tinggi untuk mclakukan tinclakan yang

clapat mcrusak lingkungan. Karena hal tcrsebut, maka kami melakukan perhitungan regresi

terhadap model utama dari studi ini yaitu rcgresi hubungan dari ketimpangan pendapatan

dan kerusakan lingkungan. Hasil regresi dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Seperti halnya yang sudah dijelaskan pacla bagian metodologi, pada penelitian ini

kami melakukan perhitungan regresi dengan menggunakan 2 (clua) metocle, yaitu pooled

17

Page 19: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 3941 › LPD_Yulius_Nex… · Ketimpangan Pendapatan dan Kerusakan Lingkungan: Implikasi …2. Urgensi Penelitian

I I I

I I

I I I

regression dan Two-Stage Least Squares (2SLS). Penggunaan 2SLS memiliki tujuan utama

untuk mcnghilangkan pcrmasalahan endogenitas pada spesiilkasi model utama penclitian

ini, yang muncul karena adanya dugaan hubungan timbal balik (reverse causality) antara

ketimpangan pendapatan dan kualitas lingkungan hidup. Variabel instrumen (Instrument

Variable/!V) yang digunakan untuk mengatasi permasalahan ini adalah persentase

masyarakat miskin (PO) dan presentase masyarakat yang hidup di perkotaan pada sebuah

provinsi. Keduanya diasumsikan memiliki pengaruh positif terhadap ketimpangan.

Tabel4.2.

Hasil Rcgrcsi Hubungan dari Ketimpangan Pcndapatan dan Kerusakan Lingkungan ' �--�--�-·-· · · - · · -- ---- -- ··--·-·--· - - - - -·--··-·--�--- - - --------��----�----- - - - -- -- - . . . . -�-��--- - · E11d o gen

-···--··---��nisi K end a�--���-�--�----�-----�---Em is i K��yu __ ·---�---·----..... ".��!��-!-�f'1�!�Y��-:.!���lall ___ � I Eksogen Pooled 2SLS Pooled 2SLS Pooled 2SLS !

--·--

Gini 0.598** -0.151 1.717 1.444 -3.650*** -0.751

(0.302) (1.031) ( 1.060) (2.61 0) (1 .324) (3.239)

PO -0.042 0.654** -0.263

(0.082) (0.255) (0.319)

PDRB riil 0.094** 0.085* 0.694*** 0.649*** 0.357*** 0.371 ***

(0.044) (0.049) (0.1 00) (0.103) (0.125) (0.128)

Anggaran Lingkungan 0.021 0.02 0.285** 0.256** 0.221 0.268*

(0.030) (0.031) (0.1 09) (0 118) (0.136) (0.137)

HDI -0.694 -0.566 -4.680** -6.998** --8.827*** -8.099***

(0.632) (0.553) ( 1.970) ( 1.829) (2.461) (2.269)

Mobil 0.026 0.058

(0.04 8) (0.063)

Bis 0.030 0.055

(0.036) (0.052)

Truk 0.191*** 0.181***

(0.059) (0.062)

Motor 0.667*** 0.646***

(0.077) (0.069)

Rehabilitasi Lahan -0.038* -0.043* 0.105 0.145* -0.166* -0.181*

(0.022) (0.023) (0.074) (0.075) (0.092) (0.093)

Reboisasi 0.024 0.020 -0.023 -0.008 -0.009 -0.025

(0.023) (0.024) (0.07!) (0.075) (0.089) (0.093)

Konstanta -1.831 -3.272 20.063** 31.018*** 36.744** 36.190**

18

Page 20: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 3941 › LPD_Yulius_Nex… · Ketimpangan Pendapatan dan Kerusakan Lingkungan: Implikasi …2. Urgensi Penelitian

(2. 707)

h Obscrvasi 96 0.957

(2.340)

96 0.954

5%, *** 1%

(8.864)

96 0.568

(8.595) ----------�-�----·

96 0.523

(I Ul76) .. ·-·· .. ····-·-----

96 0.296

(I 0 663)

96 0.233

Basil regresi dari keduanya tidak menunjukkan adanya perbedaan yang

signifikan, dimana seluruh koefisien menunjukkan arah yang sama. Hanya pada tingkat

signifikansi saja yang berbeda. Hal ini dapat disebabkan karena terbatasnya jumlah

observasi atau sampel yang digunakan pada penelitian ini, yaitu betjumlah 96 observasi. Hal

ini juga ditunjukkan oleh basil regresi pada !abel 4.1, eli mana dcngan jumlah sampel yang

sangat besar, tidak ada satupun variabel yang tidak signiiikan mempengaruhi variabel

dependen. Keterbatasan sampel pada model utama penelitian ini disebabkan karena adanya

keterbatasan data provinsi atas variabel-variabel yang kami gunakan. Meskipun demikian,

kami memandang bahwa permasalahan ini tidaklah terlalu signifikan mempengaruhi

konklusi akhir atas penelitian ini, karena koefisien atau arah dari masing-masing variabel

eksogen mempengaruhi endogen tidak berbeda pada kedua metode yang digunakan.

1-lasil regresi pada model utama penelitian ini menunjukkan bahwa ketimpangan

pendapatan (koefisien Gini) ternyala memiliki hubungan yang tidak seragam terhadap

beberapa indikator kualitas lingkungan hidup. Meningkatnya ketimpangan pcndapatan

hanya berdampak kepada sernakin menurunnya kualitas lingkungan hidup dengan

meningkatnya emisi C02 dari kendaraan bermotor, namun tidak demikian dengan emisi

kayu bakar (tidak signifikan meskipun positif) minyak tanah. Penjelasannya adalah sebagai

berikut.

Semakin tinggi koefisien Gini mengindikasikan semakin tingginya jumlah

masyarakat non-miskin relatif terhadap masyarakat miskin. S emakin tinggi jumlah

masyarakat non-miskin mcngindikasikan bahwa pacla provinsi tcrsebut, kepemilikan

kendaraan pun akan semakin meningkat. Mcningkatnya kepemilikan kendaraan bcrmotor

sudah barang tentu akan berdampak kepada scmakin tingginya emisi. Di sisi lain, ernisi

minyak tomah justru semakin menurun saat ketimpangan meningkat. Penggunaan minyak

tanah sebagai bahan bakar rumah tangga sendiri tentunya lebih banyak digunakan oleh

masyarakat miskin, sehingga saat jumlah dan pendapatan masyarakat non-miskin semakin

19

Page 21: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 3941 › LPD_Yulius_Nex… · Ketimpangan Pendapatan dan Kerusakan Lingkungan: Implikasi …2. Urgensi Penelitian

meningkat, maka penggunaan minyak tanah pun akan semakin menurun schingga

bcrclampak kepada turunnya jumlah cmisi dari minyak tanah. Selain itu adanya kcbijakan

konversi minyak tanah ke gas sejak tahun 2007 membuat minyak tanah langka dipasaran

dan mendorong masyarakat beralih ke penggunaan LPG sehingga basil gas pembakaran dari

minyak tanah menjadi tidak signif]kan lagi dewasa ini.

Ana!isa tersebut kemudian juga dipertegas oleh variabel eksogen PO, atau

persentase niasyarakat miskin pada masing-masing provinsi. Semakin tinggi presentase

masyarakat miskin, maka emisi yang dihasilkan oleh kendaraan pun akan semakin menurun.

Hal ini cukup masuk aka! akan karena kemampuan daya beli masyarakat lemah untuk

pembelian kendaraan bermotor. Namun demikian, cmisi kayu bakar dengan scndirinya tentu

akan meningkat. Hal ini dikarenakan pcngguna kayu bakar sebagai baban bakar masak

adalah masyarakat miskin.

Hal yang menarik clari basil regresi ini adalab dengan semakin meningkatnya

pendapatan regional, kualitas lingkungan hidup justru semakin memburuk (hubungan positif

dan signifikan dengan seluruh indikator emisi). Namun demikian, di sisi lain, semakin

baiknya Human Development Index (HDI), maka semakin baik pula kualitas lingkungan

hidup. Basil ini kemudian juga mendukung beberapa pendapat babwa pengukuran

kesejabteraan pada scbuab ekonomi tidak dapat ditangkap sepenubnya oleb PDB.

Karenanya, muncullah indikator yang dikembangkan oleh Mahbub ul Hag dan Ammiya Sen

(Sakiko, 2003) yaitu HDI. Selain dari sisi pendapatan, HDI pun memberikan bobot yang

relatif besar terhadap dua indikator utama kesejahteraan lainnya, yaitu tingkat harapan bid up

dan tingkat pendidikan pada sebuah ekonomi.

Kami berpcndapat bahwa kedua faktor tersebut memiliki pengaruh yang tinggi

terbadap kualitas lingkungan bidup. Tingkat harapan bidup dan pendidikan yang tinggi,

seperti halnya yang ditunjukkan oleh basil pada label 4.1., menunjukkan babwa penduduk

pada perekonomian tersebut memiliki kesadaran yang tinggi pula atas kondisi lingkungan,

sebingga perilaku mereka pun akan lebib sadar lingkungan. Perilaku merokok yang

umumnya dilakukan oleh mereka yang berpendidikan rendab dengan tingkat harapan hidup

rendah mcrepresentasikan kepedulian mereka terbadap lingkungan yang juga relatif renclah.

Hal ini kemudian mendorong konsumsi yang berlebihan terhadap baban bakar serta

pemiliban kualitas bahan bakar yang ramah lingkungan. Tingkat pendapatan mereka yang

20

Page 22: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 3941 › LPD_Yulius_Nex… · Ketimpangan Pendapatan dan Kerusakan Lingkungan: Implikasi …2. Urgensi Penelitian

JUga tergolong rendah mendorong mereka untuk mcnggunakan bahan bakar yang relatif

murah, yang umumnya lebih tidak ramah lingkungan.

Selanjutnya, beberapa variabel kontrol pada model utama ini juga memberikan

hasil yang menarik. Pada model emisi kendaraan, jumlah mobil dan bis ternyata tidak

signifikan menyumbangkan emisi C02. Tingginya emisi lebih disebabkan karena jumlah

truk dan motor. Hal ini dapat juga dijelaskan oleh keterkaitannya dengan pengguna dua jenis

moda transportasi tersebut. Pada umumnya, pengguna motor adalah mereka yang

berpendapatan dan tingkat pcndidikan relatif rendah. Perawatan terhadap dua jenis moda

transportasi ini kemudian tidak sebaik apa yang dilakukan oleh pengguna mobil pribadi dan

bis. Dengan kualitas kendaraan dan bahan bakar yang relatif lebih buruk, maka emisi yang

dihasilkan pun akan semakin tinggi.

Selanjutnya, kebijakan pcmerintah untuk mengatasi menurunnya kualitas

lingkungan diilustrasikan oleh variabel rehabilitasi lahan dan reboisasi. Diantara keduanya,

peran rehabilitasi laban untuk mengurangi emisi relatif lebih signifikan dibandingkan

dengan reboisasi. Meskipun demikian, hal ini tidak mengartikan bahwa usaha reboisasi

lahan sebaiknya dihentikan. Pemerintah perlu untuk menganalisa lebih lanjut secara rinci

usaha reboisasi yang sudah dilakukan. Terdapat kemungkinan bahwa reboisasi yang sudah

dilakukan belum maksimal, sehingga perannya untuk semakin meningkatkan kualitas

lingkungan hidup pun belum optimal.

4.2. Implikasi Kebijakan

Dari hasil temuan pada bagian sebelumnya, ternyata memang ada korelasi antara

ketimpangan pendapatan dengan kerusakan lingkungan. Semakin besar gap ketimpangan

pendapatan maka kerusakan lingkungan juga semakin memburuk. Ketimpangan pendapatan

yang semakin Iebar yang dapat dilihat dari koefisien gini menandakan bahwa jumlah

kekayaan semakin terpusat pada segelintir orang saja dan menyisakan penduduk yang lain

hid up dengan pendapatan yang pas-pasan atau bahkan kurang dari cukup untuk hid up !a yak.

Menurut pendapat Stiglitz, ketimpangan dan kerusakan lingkungan memang

berkaitan satu sama lain. Berikut adalah kutipan dari Stiglitz.

"There is a two-way relationship between environment and inequality. So while

environmental degradation contributes to inequality, inequality can also contribute

21

Page 23: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 3941 › LPD_Yulius_Nex… · Ketimpangan Pendapatan dan Kerusakan Lingkungan: Implikasi …2. Urgensi Penelitian

to environmental degradation. The mechanism here, very basically, is a political

one. When you're poor, yourjiJcus is not on the complex issues oft he environment

and how the environment affects your economic future. Those seern too esoteric.

You're focused on survival. You're focused on income and economic growth

(Stiglitz, 20 13).

Dalam kutipan tersebut Stiglitz menjelaskan bahwa ada dua hubungan antara ketimpangan

dan lingkubgan. Kerusakan lingkungan dapat memunculkan ketimpangan, sebaliknya

ketimpangan juga dapat berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan. Ketika anda berada

dalam kondisi miskin maka anda tidak akan memikirkan hal yang kompleks apalagi

memikirkan atau peduli isu lingkungan karcna yang dipikirkan masyarakat miskin adalah

bertahan hidup. Pendapat Stiglitz ini sesuai dcngan basil temuan pada penelitian ini. Melalui

data mikro yang didapat dari suvey kepedulian terhadap lingkungan memang

kecenderungannya penduduk dengan pendapatan rendah tidak peduli terhadap lingkungan.

Untuk lebih jclasnya bisa melihat kembali tabel 4. I .

Sebaliknya ketika lingkungan rusak maka kondisi tersebut akan mcmpengaruhi

produktivitas ekonomi eli masa yang akan datang. Produktivitas ekonomi ditentukan juga

oleh sumber daya alam. Selain itu kondisi lingkungan yang rusak juga dapat mengganggu

produktivitas masyarakat dalam situasi yang insidental berupa bencana alam. Banjir yang

teijadi eli Bandung yang terjadi eli Jalan Pagarsih dan Jalan Pasteur pada tanggal 24 Oktober

adalah contoh bencana alam yang disebabkan oleh kerusakan lingkungan (m.tempo.co, 25

Oktober 2016). Ketika banjir terjadi tentunya itu akan menghambat produktivitas warga

Bandung. Jika hal ini sering te1jadi tentunya akan menurunkan pendapatan dari warga

Bandung. Contoh lain yang lebih ekstrim adalah banjir yang terjadi eli Jakarta, dulu Jakarta

adalah kola langganan banjir dan ketika banjir rnelanda produktivitas rnasyarakat Jakmia

akan terhambat. Pad a banjir bulan J anuari 2013, diperkirakan Jakarta mcngalami kerugian

hingga Rp. 32 triliun (beritasatu.com, 30 Januari 20 I 3). Betapa luar biasanya angka kerugian

yang diderita oleh masyarakat Jakarta diakibatkan oleh banjir yang terjadi karena kerusakan

lingkungan dan rendalmya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan pada waktu itu.

Melihat korelasi yang kuat antara ketimpangan dan kerusakan lingkungan maka

perlu dilakukan upaya perbaikan untuk kedua rnasalah tersebut dan tidak bisa diatasi hanya

fokus pada satu masalah saja. Upaya untuk mengurangi gap antara yang kaya dan yang

22

Page 24: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 3941 › LPD_Yulius_Nex… · Ketimpangan Pendapatan dan Kerusakan Lingkungan: Implikasi …2. Urgensi Penelitian

miskin perlu diupayakan oleh pcmerintah karcna dampak kctimpangan pendapatan tidak

hanya buruk untuk kondisi sosial masyarakat tetapi ternyata bcrdampak buruk juga bagi

lingkungan. Jadi dampak dari ketimpangan pendapatan ini boleh dikatakan memiliki

dampak multidimensional. Perlu dikctahui bahwa biaya untuk memperbaiki kondisi

lingkungan yang rusak sangat mahal sehingga perlu ada upaya preventif sejak dini untuk

mencegah kerusakan lingkungan semakin memburuk.

l!paya untuk memperbaiki kerusakan lingkungan juga belum menjadi komitmen

utama Pemerintah Jokowi. Hal ini dapat dilihat dari besaran anggaran yang dialokasikan

untuk perbaikan lingkungan masih minim sementara Indonesia terus menghadapi laju

kerusakan lingkungan yang kecenderungannya semakin meningkat (A presian, 20 16).

Sebagai contoh anggaran untuk lingkungan hid up hanya sebesar 0,8% atau banya sekitar Rp.

I 0,7 Triliun (Kementerian Keuangan, 2014 ).

Hanya fokus untuk memperbaiki kondisi lingkungan tanpa memperhatikan

kondisi ketimpangan pendapatan yang juga memburuk tidak akan memperbaiki konclisi

lingkungan secara signiflkan. Upaya memperbaiki kerusakan lingkungan perlu juga diikuti

dengan perhatian untuk memperkecil jarak ketimpangan pendapatan.

Ketimpangan pendapatan dapat diperkecil jaraknya dengan mempersiapkan

kebijakan jangka pendek dan menengah. Dalam jangka pcndek pemerintah perlu untuk

meningkatkan jumlah lapangan pekerjaan layak yang dapat menyerap pengangguran.

Bertambahnya penduduk yang menganggur dan rentan menganggur dapat meningkatkan

jumlah masyarakat miskin dan rentan miskin sehingga memperlebar lagi jarak ketimpangan.

Salah satu cara untuk meningkatkan jumlah lapangan pekerajaan bagi masyarakat adalah

dengan menarik Foreign Direct Investment yang padat karya sehingga mampu menyerap

banyak tenaga ke1ja. Semakin banyak penduduk yang bekerja dan memiliki penghasilan

yang layak makan jumlah penduduk yang berpenghasilan cukup akan meningkat, dengan

demikian akan mcningkatkan jumlah penducluk yang pedul i terhadap lingkungan. Hal ini

mcngacu pada hasil regresi pada tabel 4.1 yang mcnunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat

pendapatan seseorang maka kepedulian mereka terhadap lingkungan juga meningkat.

Dalam jangka panjang Pemerintah dapat mempersiapakan infrastruktur seperti

penambahan jumlah jalan, penambahan jumlah pelabuhan, dan bandara. Infrastruktur sangat

penting untuk menunjang produktivitas masyarakat dan menekan biaya produksi. Namun

23

Page 25: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 3941 › LPD_Yulius_Nex… · Ketimpangan Pendapatan dan Kerusakan Lingkungan: Implikasi …2. Urgensi Penelitian

komitmen untuk peningkatan infrastruktur ini kadang bukan mcnjacli kcbijakan yang

popular bagi pemerintah yang berkuasa. Pembangunan inffastruktur mcmerlukan waktu

yang panjang dan kadang menimbulkan perlambatan ekonomi pada awal pembangunan

karena dana pemerintah dapat terscrap di scktor infrastruktur. Pacla pemcrintahan Jokowi

sudah terlihat banyak sekali proyck pembangunan infrastruktur. Banyaknya proyek

infrastruktur juga diharapkan mampu menyerap angkatan kerja. Selain itu Pemerintah perlu

membenahi' institusi pendidikan mulai dari sekarang guna menciptakan penyelenggaraan

pendidikan yang inklusif. Pendidikan yang inklusif tentunya adalah pendidikan yang dapat

clinikmati oleh seluruh anak di Indonesia tanpa tcrkecuali. Pcmerintah tidak akan mcnikmati

basil dari investasi di bidang pendiclikan ini clalam jangka waktu dekat tetapi untuk

mcmpersiapkan angkatan kerja berkualitas eli masa yang akan datang. Dengan banyaknya

angkatan kerja terdidik eli masa yang akan datang diharapkan tennga kerja yang terserap

pada sektor formal lebih banyak lagi. Pekerjaan eli sektor formal cenderung mendapatkan

penghasilan lebih banyak dan tetap. Semakin banyak orang terdidik maka akan semakin

banyak orang yang peduli terhadap lingkungan. Seperii hasil regresi yang sudah ditampilkan

pada Tabel 4.1, bahwa semakin tinggi tingkat pendiclikan maka tingkat kepedulian terhadap

lingkungan juga scmakin tinggi.

Pada kenyataanya, tingginya angka GDP tidak mcncerminkan kesejahteraan dari

penduduk suatu negara. Hal yang perlu diperhatikan berikutnya adalah distribusi pendapatan

sudah merata atau belum. Human Development Index menjadi alat ukur yang lebih masuk

aka] untuk melihat tingkat kesejahteraan manusia karena memperhatikan aspek pendidikan,

usia harapan hidup, dan pendapatan perkapita. Temyata usia harapan hidup menjadi satu

komponen utama dalam HDI. Memang benar bahwa manusia yang memiliki tingkat

kesehatan lebih baik akan memiliki tingkat produktivitas lebih tinggi apabila dibandingkan

dengan man usia yang sering sakit. Unsur kesehatan juga merupakan komponen yang perlu

diperhatikan oleh pemerintah. Pemerintah sudah mulai pcduli dengan upaya untuk menjamin

kesehatan penduduk melalui BPJS. Ini merupakan langkah yang baik, dan dapat

meningkatkan usia harapan hidup karena masyarakat yang semula tidak mempu

mendapatkan akses kesehatan kini dapat mendapatkannya secara gratis. Namun, dalam

implementasinya masih banyak ganjalan yang menghambat proses penerimaan manfaat oleh

masyarakat karena tidak semua masyarakat Indonesia menikmatinya. Masih ada penduduk

24

Page 26: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 3941 › LPD_Yulius_Nex… · Ketimpangan Pendapatan dan Kerusakan Lingkungan: Implikasi …2. Urgensi Penelitian

yang belum memiliki BP JS, sclain itu masih ban yak ccrita penolakan olch rumah sakit yang

ticlak mencrima pelayanan BPJS untuk jasa pclayanan kcschatan yang akan cliberikan .

25

Page 27: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 3941 › LPD_Yulius_Nex… · Ketimpangan Pendapatan dan Kerusakan Lingkungan: Implikasi …2. Urgensi Penelitian

BA B V I KES IMPULA N DA N SARA N

Dari hasil survey perilaku lingkungan hid up 201 3 dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang

kemud ian d iolah menggunakan mctoclc regresi Ordered Logir, c!itemukan hasil yang mendukung

hipotesis awal yaitu ketimpangan pendapatan berpengaruh terhadap kcrusakan lingkungan. Dari

basil regresi didapat hasil yang menunjukkan bahwa penduduk dengan tingkat pendapatan

rendah memiliki kepedulian yang rendah pula terhadap lingkungan. Indikator lain yaitu

pendidikan juga menunjukkan hal yang sempa, semakin rendah tingkat pendidikan maka

kepedulian terhadap J ingkungan juga rendah.

Selanjutnya, hasil regresi pada model utama penclitian ini menunjukkan bahwa semakin

meningkatnya ketimpangan pendapatan maka diikuti oleh peningkatan gas emisi C02 dari

kendaraan bermotor, namun bukan dari kayu bakar dan minyak tanah karena masyarakat sudah

beralih menggunakan LPG karena memang lebih murah. Truk dan motor adalah penyumbang

terbesar polusi udara eli Indonesia, bukan mobil. Sebagian besar masyarakat yang menggunakan

motor adalah masyarakat menengah ke bawah.

HDI sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat pembangunan juga disorot

dalam tulisan ini. Hasilnya adalah, semakin tinggi HDI maka semakin baik pula kualitas

lingkungan hidup d i suatu daerab. HDJ terdiri dari tiga komponen utama yaitu usw harapan

hidup, pendidikan, dan pendapatan. Penelitian ini kemudian memberikan rekomendasi

pcmerintah untuk tidak hanya fokus mengejar pertumbuban ekonomi tetapi juga memperhatikan

upaya peningkatan l-ID! dengan meningkatkan pelayanan kcschatan, menciptakan lapangan

pekcrjaan yang layak, dan meningkatkan kualitas pcndidikan. Secara tidak langsung upaya ini

juga akan berdampak baik terhadap kualitas lingkungan hidup.

Komitmen pemerintab terhadap upaya perbaikan lingkungan juga harus ditingkatkan lagi.

Komitmen pemerintah masib sangat minim dilibat dari jumlab anggaran yang dialokasikan untuk

lingkungan bidup masih minim. Padabal upaya rehabilitasi laban terbukti berdampak signifikan

terhadap pengurangan emisi sesuai basil regresi pada label 4.2. Jadi upaya distribusi pendpatan

yang merata, peningkatan HDI dan perbaikan lingkungan harus dijalankan secm·a beriringan.

26

Page 28: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 3941 › LPD_Yulius_Nex… · Ketimpangan Pendapatan dan Kerusakan Lingkungan: Implikasi …2. Urgensi Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Afonso, A., Schuknecht, L., & Tanzi, V. 2008. Income Distribution Determinants and Public Spending Efficiency. European Central Bank Working Paper Series, No. 861.

Alstine, James Van dan Eric Neumayer. The Environmental Kuznets Curve. 2010. http://eprints.lse.ac.uk/30809/I /The%20environmental%20kuznets%20curve(lsero).pdf.

Ansuategi, A., & Perrings, C.· A. 2000. Transboundary externalities in the environmental

transition hypoth- esis. Environmental and Resource Economics, 17, 353- 373.

Apresian, S. R. 2016. Foreign Direct I nvestment and Environmental Degradation: Does Pollution Haven Exist in I ndonesia? Internasional Conference on Social and Politic Conference Proceedings.

Arrow, K., Bolin, B., Costanza, R., Dasgupta, P., Folke, C., Holling, C. S., Jansson, 13.-0., Levin, S., MEaler, K.-G., Perrings, C. A., & Pimentel, D. 1995 . Economic growth, canying capacity, and the envi- ronment. Science, 268, 520-521.

Badan Pusat Statistik. 2015 . Produk Domestik Bruto Per Kapita, Produk Nasional Kapita dan Pendapatan Nasional Per Kapita, 2000-2013 http://www.bps.go. id/linkTabeJStatis/view/id/1241.

Bruto Per (Rupiah).

Ekins, P. 1997. The Kuznets curve for the environment and economic growth: Examining the evidence. Environment and Planning A, 29, 805-830.

Halkos, George E. dan Nickolaos G. Tzeremes. 2011._Growth and environmental pollution: empirical evidence from China. Journal of Chinese Economic and Foreign Trade Studies, Vol. 4 1ss 3 pp. 144 -- 157.

I slam, Nazrul S. I nequality and Environmental Sustainability. 2015. DESA Working Paper No. 145 ST/ESA/2015/DWP/145

Levitt, S.D. 1997. Using Electoral Cycles in Police Hiring to Estimate the Effect of Police on Crime. The American Economic Review, Volume 87, I ssue 3, 270-290.

______ . 2002. Using Electoral Cycles in Police Hiring to Estimate the EfJect of Police on Crime: Reply. ?he American Economic Review, Volume 92, I ssue 4, 1244-1250.

Magnani, E. 200 I . The environmental Kuznets curve: Development path or policy result? Environmental Modelling and Software, 16, 157-166.

Murad� Wahid dan Mustapha, Nik Hashim Nik. 2010. Does poverty cause environmental degradation? Evidence from waste management practices of the squatter and low-cost flat housholds in Kuala Lumpur. World Journal of Science, Technology and Sustainable Development, V ol. 7 I ss 3 pp. 275 -· 289.

27

Page 29: repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 3941 › LPD_Yulius_Nex… · Ketimpangan Pendapatan dan Kerusakan Lingkungan: Implikasi …2. Urgensi Penelitian

Murray, M.P. 2006. Avoiding Invalid Instruments and Coping with Weak Instruments. Journal of"Economic Per.spectives, Volume 20, Number 4, pp 111-132.

Odedokun, M.O., & Round, J.I. 2004. Determinants of Income Inequality and Its Effects on Economic Growth: Evidence From African Countries. Afi"ican Development Review, Volume 16, Issue 2, pages 287-327.

Panayotou, Theodore. 2003. Economic Growth and http://www.unece.org/fileadmin/DAM/ead/pub/032/032 c2.pdf.

. -

The Environment.

Pearson, P. J. G. 1994. Energy, externalities, and environmental quality: Will development cure the ills it creates. Energy Studies Review, 6, 199-216.

Perdana, P. P. 25 Oktober 2016. Banjir Bandung, Begini Ekspresi Kebingungan Ridwan Kamil. https://m.tempo.co/read/news/20 16/1 0/25/058814890/banjir-bandung-begini-ckspresi­kebingungan-ridwan-kamil

Stern, David I. 2004. The Rise and Fall of the Environmental Kuznets Curve. World Development Vol. 3 2, No. 8, pp. 1419-1439.

Stiglitz, J. 2013 . Inequality and Envi ronmental Policy. http://www .rff. org/research/pub I i cati o ns/ineq uali ty -and -enviro nm en tal-poI icy

Su, B. , & Heshmati, A. 2013 . Analysis of the Determinants of Income and Income Gap between Urban and Rural China. IZA Discussion Paper Series No. 7 162.

The World bank. 2015. C02 (kt) emissions. Retrieved November 3 , 2015, from data. worldbank.org:http://data. worldbank.org/indicator/EN .ATM. C02 E. PC/countries/1 W ?disp lay=default.

28