9769-9732-1-pb

Upload: yosephinepw

Post on 05-Jul-2018

244 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 9769-9732-1-PB

    1/11

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Jurnal yang berjudul Analisis Fitokimia Tumbuhan Obat di

    Kabupaten Boalemo 

    Oleh Awin J. Rahim

    441 410 055

    Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

    Pembimbing I Pembimbing II

    Dra. Nurhayati Bialangi M.Si Hendri Iyabu, S. Pd, M. Si

    NIP: 19620529 198602 2 002 NIP: 19800109 200501 1 002

    Mengetahui,

    Ketua jurusan pendidikan kimia

    Drs. Mardjan Paputungan, M.Si

    NIP: 19600215 198803 1 001

  • 8/16/2019 9769-9732-1-PB

    2/11

    1ANALISIS FITOKIMIA TUMBUHAN OBAT DI KABUPATEN BOALEMO

    Awin Rahim, Nurhayati Bialangi, Hendri Iyabu

    Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan IPAUniversitas Negeri Gorontalo

    ABSTRAK

    Telah dilakukan penelitian tentang analisis fitokimia tumbuhan obat di KabupatenBoalemo. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fitokimia secara kualitatif senyawametabolit sekunder dan mengetahui senyawa metabolit sekunder pada tumbuhan obatyang digunakan oleh masyarakat Kabupaten Boalemo. Analisis kualitatif ini meliputianalisis senyawa alkaloid, flavonoid, triterpenoid, steroid, saponin dan tanin. Analisis

    alkaloid menggunakan pereaksi Mayer, Dragendorff, dan Wagner. Adanya alkaloidditandai dengan terbentuknya endapan putih pada uji Mayer, endapan jingga pada ujiDragendorff, dan endapan coklat pada uji Wagner. Analisis flavonoid, hasil positifditandai dengan terbentuknya warna merah. Analisis saponin hasil positiff ditandaidengan terbentuknya busa. Analisis triterpenoid ditandai dengan terbentuknya warna

    merah jingga sedangkan analisis steroid ditandai dengan terbentunya warna biru dananalisis tanin ditandai dengan terbentuknya warna hitam kebiruan. Berdasarkan hasilanalisis 42 tumbuhan obat 85,71% positif mengandung alkaloid, 14,28% positifmengandung flavonoid, 35,71% mengandung triterpenoid, 4,76% mengandung steroid,23,80% mengandung tanin dan 40,47% mengandung saponin.

    Kata Kunci : Fitokimia, Tumbuhan Obat, Metabolit Sekunder, Boalemo

    Tumbuhan obat umumnya merupakan tumbuhan hutan yang sejak zaman nenekmoyang dijadikan sebagai tumbuhan pekarangan dan secara turun-temurun digunakansebagai tumbuhan obat.  Sehingga masyarakat saat ini cenderung kembali ke alamtermasuk di bidang obat-obatan. Mereka beralih ketumbuhan obat karena tumbuhan obatmemiliki beberapa kelebihan yaitu tidak ada efek samping bila digunakan secara benar,efektif untuk penyakit yang sulit disembuhkan dengan obat kimia, harganya murah, dan penggunaanya tidak perlu bantuan tenaga medis. Mereka menggunakan tumbuhan obattersebut tanpa mengetahui kandungan kimia didalamnya tetapi mereka mengetahuikhasiatnya.

    Dalam kehidupan manusia tumbuh-tumbuhan mempunyai kedudukan dan peranan

    amat penting. Banyak yang tertarik untuk meneliti tumbuhan sebagai sumber obat-obatankarena adanya gerakan revolusi hijau yang didasari keyakinan bahwa pengobatan dengantumbuhan lebih aman dan dapat mengurangi efek samping pada tubuh manusiadibandingkan dengan obat-obatan sintesis dan adanya fakta bahwa banyak obat-obatanyang penting yang digunakan sekarang berasal dari tumbuhan. Sehingga kandungankimia dari tumbuhan sebagai suatu kekayaan alam akan lebih tinggi nilainya apabila terusdigali, diteliti, dan dikembangkan secara efektif dan efisien dan dapat dimanfaatkansecara optimal untuk kesejahteraan manusia.

     Awin Rahim, 441 410 055, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan IPA,

     Pembimbing I : Dra. Nurhayati Bialangi, M.Si ; Pembimbing II : Hendri Iyabu, S.Pd, M.Si

  • 8/16/2019 9769-9732-1-PB

    3/11

    Berdasarkan informasi dari masyarakat kabupaten Boalemo beberapa tumbuhan obatseperti labu air, brotowali, suren, jambu biji, jarak pagar dll, digunakan oleh masyarakat

    sebagai obat tipes, darah tinggi, barak darah, diare, batuk dll. Mereka menggunakantumbuhan obat ini dengan cara diperas airnya, ada yang direbus/dimasak kemudian airnya

    diminum oleh penderita penyakit dan ada juga yang di haluskan kemudian di tempelkan pada bagian yang sakit. Ternyata penggunaan tumbuhan obat ini lebih cepat bereaksidibandingkan dengan obat-obat sintesis. Sehingga masyarakat lebih banyak yang memilihtumbuhan dijadikan sebagai obat.

    Dalam analisis fitokimia ini tidak seluruh bagian tumbuhan dianalisis, hanya bagian

    tertentu saja, yang menurut masyarakat Boalemo digunakan sebagai obat. Alasan utama pengambilan sampel di kabupaten Boalemo adalah berdasarkan survei lapangan bahwasebagian besar tumbuhan yang digunakan sebagai obat ada di kabupaten Boalemo.

    Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini akan dilakukan analisis fitokimiatumbuhan obat di Gorontalo khususnya di Kabupaten Boalemo. Penentuan senyawa

    kimia akan dilakukan secara kualitatif melalui analisis fitokimia. Analisis kualitatif inimerupakan suatu metode analisis awal untuk meneliti senyawa-senyawa kimia yang ada pada tumbuhan obat yang diharapkan hasilnya dapat memberikan informasi dalammencari senyawa dengan efek farmakologi tertentu dan dapat memacu penemuan obat baru.

    METODOLOGI PENELITIAN

    Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas MIPA Universitas NegeriGorontalo

    Alat dan Bahan

    Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabung reaksi, labu takar, gelas

    kimia, kaca arloji, batang pengaduk, corong, pipet tetes, pipet ukur, botol berwarnacoklat, kertas saring, lumpang, penjepit tabung dan kantung plastic, plat tetes, neracaanalitik, penangas air, gunting, dan cawan petrik.

    Bahan-bahan kimia yang akan digunakan adalah HgCl2 padatan, KI padatan, bismutsub nitrat, asam asetat glasial, I2 padatan, kloroform, NH3, H2SO4 pekat, anhidrida asamasetat, etanol, HCl pekat, bubuk magnesium dan FeCl3.

    Bahan-bahan tumbuhan segar: buah labu air, akar alang-alang, pucuk jarak pagar,daun andong, daun kemangi hutan, buah mengkudu, daun bandotan, daun ekor kucing,

    daun ubi jalar, daun pandan, meniran, daun waru, buah pinang, daun pacar kuku, pucuk jambu biji, daun kumis kucing, buah mahkota dewa, daun patikan kebo, daun lenglengan,

    daun sirih, daun cocor bebek, daun sirsak, daun mayana, daun pepaya, rimpang kunyit,rumput mutiara, rumput kelinci, akar kucing, rimpang temulawak, daun kencur, daunnenas, daun singkong, rimpang jahe, cakar ayam, batang brotowali, daun belimbingmanis, daun pecut kuda, buah tomat, daun belimbing wuluh, tunas bambu, dauntembelekan, umbi bawang putih dan kulit batang suren.

    Metode Penelitian

    Preparasi Sampel

    Sampel yang digunakan adalah bagian tumbuhan yang segar. Sampel dicuci bersihkemudian dipotong kecil-kecil lalu dihaluskan menggunakan lumpang.

    Uji Fitokimia Uji Alkaloid

    Sebanyak 4 g sampel tumbuhan yang telah dihaluskan ditambahkan kloroform

    secukupnya lalu dihaluskan lagi. Kemudian ditambah 10 ml amoniak dan 10 ml

  • 8/16/2019 9769-9732-1-PB

    4/11

    kloroform. Larutan disaring ke dalam tabung reaksi, dan filtrat ditambahkan asam sulfat2N sebanyak 10 tetes. Filtrat dikocok dengan teratur kemudian dibiarkan beberapa lama

    sampai terbentuk dua lapisan. Lapisan atas dipindahkan ke dalam tiga tabung reaksimasing-masing 2,5 ml. Ketiga larutan ini dianalisis dengan pereaksi mayer, Dragendorff

    dan wagner. Terbentuknya endapan menunjukan bahwa contoh tersebut mengandungalkaloid. Reaksi dengan pereaksi mayer akan terbentuk endapan putih, dengan pereaksiDragendorff terbentuk endapan merah jingga dan dengan pereaksi wagner terbentukendapan coklat (Sangi, 2008).

    Uji Triterpenoid dan Steroid

    Sebanyak 50-100 mg sampel tumbuhan yang telah dihaluskan, ditempatkan pada plat tetes dan ditambahkan asam asetat anhidrat sampai sampel terendam semuanya,dibiarkan selama kira-kira 15 menit, enam tetes larutan dipindahkan ke dalam tabungreaksi dan ditambah 2-3 tetes asam sulfat pekat. Adanya triterpenoid ditunjukan denganterjadinya warna merah jingga atau ungu, sedangkan adanya steroid ditunjukan dengan

    adanya warna biru (Sangi, 2008).Uji Flavonoid

    Sebanyak 200 mg sampel tumbuhan yang telah diekstrak dengan 5 ml etanol.Diekstrak dengan cara dimaserasi selama 1 jam kemudian ekstrak yang diperolehdipanaskan selama 5 menit di dalam tabung reaksi. Selanjutnya ditambah beberapa tetesHCl pekat. Kemudian ditambahkan 0,2 g bubuk Mg. Hasil positif ditunjukan dengantimbulnya warna merah tua (magenta) dalam waktu 3 menit (Sangi, 2008).

    Uji Saponin

    Sebanyak 2 g sampel tumbuhan yang telah dihaluskan dimasukan ke dalam tabungreaksi, ditambah air suling sehingga seluruh cuplikan terendam, dididihkan selama 2-3menit, dan selanjunya didinginkan, kemudian dikocok kuat-kuat. Hasil positif ditunjukandengan terbentuknya buih yang stabil (Sangi, 2008).

    Uji TaninSebanyak 20 mg sampel tumbuhan yang telah dihaluskan, ditambah etanol sampai

    sampel terendam semuanya. Kemudian sebanyak 1 ml larutan dipindahkan kedalam

    tabung reaksi dan ditambahkan 2-3 tetes larutan FeCl3  1%. Hasil positif ditunjukandengan terbentuknya warna hitam kebiruan atau hijau (Sangi, 2008).

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil Penelitian Analisis Fitokimia

    Hasil identifikasi senyawa aktif berdasarkan uji fitokimia pada masing-masing bagiantanaman ditunjukan adanya senyawa alkaloid, flavonoid, triterpenoid dan steroid, tannin,

    dan saponin dapat dilihat pada berikut:Tabel 4.1 Hasil Analisis Fitokimia Bagian Daun Tumbuhan Obat

    No

    Tumbuhan Obat Golongan Senyawa Metabolit Sekunder Penggunaan

    Obat

    Secara

    EtnobotaniNama

    Daerah

    Nama

    umum

    Alkaloid Flavonoid Triterpenoid Steroid Saponin Tanin

    1. Tabongo

    Andong(daun

    - + + - + - Batuk darah

    2. Ulu-ulu Kemangihutan (daun)

    + - - - - - Flu

    3. Panguto

     batade

    Bandotan

    (daun)

    - - + - + - Luka

  • 8/16/2019 9769-9732-1-PB

    5/11

    4. Atetela Ubi jalar

    (daun

    - - + - - - Alergi

    5. Kasumbali

    Tembelekan(daun)

    - - - - + - Luka

    6. Tilangge

    Pacar kuku(daun)

    - - - - - + Peluruh haid

    7. Kumiskucing

    Kumiskucing

    (daun)

    + - - - + - Batu ginjal

    Ket : + = Mengandung Senyawa Metabolit Sekunder- = Tidak Mengandung Senyawa Metabolit Sekunder

    Dari hasil analisis fitokimia, bagian daun tumbuhan obat ini paling banyakmengandung alkaloid. Sebagaimana kita ketahui alkaloid merupakan senyawa metabolityang terdapat dalam sejumlah besar tumbuhan yang mempunyai peranan penting dalamdunia kesehatan (Seniwaty, 2009). Menurut Sangi (2008) bahwa alkaloid memiliki efek

    dalam bidang kesehatan berupa antihipertensi dan antidiabetes mellitus. Sehingga dalam penggunaanya, ada beberapa tumbuhan tersebut yang digunakan sebagai obat darah tinggiseperti daun sirsak dan daun ekor kucing. Tidak menutup kemungkinan bahwa daunkemangi hutan, daun kumis kucing, daun lenglengan, daun sirih, daun cocor bebek,mayana, pepaya, kencur, singkong, belimbing manis, pecut kuda dan belimbing wuluh bisa digunakan sebagai obat darah tinggi maupun obat diabetes yang disebabkan olehkandungan senyawa alkaloid yang dimiliki.

    8. Herani Lenglengan(daun)

    + - - - - - Luka,cacingan

    9. Tembe Sirih (daun) + - - - - - Keputihan

    10. Cakar

     bebek

    Cocor bebek

    (daun)

    + - - - - + Bisul,

     bengkak

    11. Langgelowanlanta

    Sirsak(daun)

    + - - - - - Darah tinggi

    12. Polohungo

    Mayana(daun)

    + - - - + - Batuk

    13. Pepaya Pepaya

    (daun)

    + - - - - - Malaria

    14. Humopoto

    Kencur(daun)

    + - - - - - Sakit kepala

    15. Kasubi Singkong(daun)

    + + - - - + Luka koreng

    16. Balimbi Belimbingmanis(daun)

    + - + - + - Bisul, maag

    17. Tidepu’

    oPecut kuda(daun)

    + - + - + - Keputihan

    18. Lembetu’e 

    Belimbingwuluh(daun)

    + - - - - - Amandel

    19. Ekorkucing

    Ekor kucing(daun)

    + + - + - + Darah tinggi

  • 8/16/2019 9769-9732-1-PB

    6/11

    Masyarakat Boalemo menggunakan daun andong sebagai obat batuk darah dan berak darah dengan cara di rebus/dimasak kemudian air rebusannya diminum. Cocor

     bebek digunakan sebagai obat bisul dan bengkak dengan cara ditumbuk kemudianditempelkan pada bagian yang sakit. Daun sirsak digunakan sebagai obat darah tinggi

    dengan cara direbus kemudian diminum air rebusannya. Belimbing wuluh digunakansebagai obat amandel dengan cara direbus kemudian diminum airnya. Daun kumis kucingdigunakan sebagai obat ginjal dengan cara direbus/dimasak kemudian air rebusannyadiminum. Daun mayana digunakan sebagai obat batuk dengan cara ditumbuk lalu diperaskemudian air perasannya diminum, dan daun sirih digunakan sebagai obat keputihan

    dengan cara direbus kemudian diminum air rebusannya. Tabel 4.2 Hasil Analisis Fitokimia Bagian Buah Tumbuhan Obat

    No

    Tumbuhan Obat Golongan Senyawa Metabolit Sekunder Penggunaan

    ObatSecara

    EtnobotaniNama

    daerah

    Nama

    umum

    Alkaloid Flavonoid Triterpenoid Steroid Saponin Tanin

    1. Walu Labu air(buah)

    + - - - + - Demamtinggi

    2. Munggudu

    Mengkudu(buah)

    + - + - + - Diabetes, batuk

    3. Luhuto Pinang

    (buah)

    + - + + + Mata kabur

    4. Mahkot

    a dewa

    Mahkota

    dewa(buah)

    + + + - - + Diabetes,

    darah tinggi

    5. Kamate Tomat(buah)

    + - - - - - Penawarracun

    Hasil analisis bagian buah tumbuhan obat ini semuanya mengandung alkaloid.Seperti telah dikatakan sebelumnya bahwa alkaloid merupakan senyawa yang memiliki

    efek dalam bidang kesehatan berupa antihipertensi dan antidiabetes. Dari kelimatumbuhan yang mengandung alkaloid hanya dua jenis tumbuhan yang digunakan sebagai

    obat diabetes yaitu buah mengkudu dan buah mahkota dewa. Tidak menutupkemungkinan juga bahwa tumbuhan lain yang mengandung senyawa alkaloid bisadigunakan sebagai obat diabetes maupun obat darah tinggi.

    Masyarakat Boalemo menggunakan buah mengkudu sebagai obat diabetes dengan

    cara direbus kemudian air rebusannya diminum. Tomat digunakan sebagai obat penawarracun dengan cara di makan buahnya. Mahkota dewa digunakan sebagai obat diabetesdan darah tinggi dengan cara direbus buahnya kemudian diminum air rebusannya.

    Tabel 4.3 Hasil Analisis Fitokimia Bagian Pucuk Tumbuhan Obat

    No

    Tumbuhan Obat Golongan Senyawa Metabolit Sekunder Penggunaan

    Obat

    Secara

    EtnobotaniNama

    daerah

    Nama

    umum

    Alkaloid Flavonoid Triterpenoid Steroid Saponin Tanin

    1. Bintalo Jarak pagar

    (pucuk)

    + - - - + + Luka, batuk

  • 8/16/2019 9769-9732-1-PB

    7/11

    2. Ponta Pandan

    (pucuk)

    + - - - + - Darah tinggi

    3. Molowahu

    Waru(pucuk)

    + - + - + - Panas dalam

    4. Dambu Jambu biji(pucuk)

    + - + - - + Diare,demam

     berdarah

    Dari hasil analisis fitokimia, bagian pucuk tumbuhan obat ada beberapa tumbuhanyang mengandung saponin. Saponin dapat mengurangi resiko atherosceloris karena

    kemampuannya dalam mengikat kolesterol (Arcuri, 2004 dalam simbala, 2009). Dapatkita lihat bahwa tumbuhan yang mengandung saponin adalah pucuk jarak pagar, pucuk

     pandan dan waru. Tumbuhan yang digunakan sebagai obat darah tinggi hanya pucuk pandan. Kemungkinan pucuk jarak pagar dan pucuk waru juga dapat digunakan sebagai

    obat darah tinggi karena keduanya mengandung saponin.Masyarakat Boalemo menggunakan tumbuhan jarak pagar sebagai obat luka dan

     batuk, pucuk pandan digunakan sebagai obat darah tinggi dan pucuk waru digunakan

    sebagai obat panas dalam dengan cara direbus kemudian diminum air rebusannya.

    Tabel 4.4  Hasil Analisis Fitokimia Bagian batang, akar, rimpang, tunas dan umbiTumbuhan Obat

    No

    Tumbuhan Obat Golongan Senyawa Metabolit sekunder Penggunaan

    Obat

    Secara

    EtnobotaniNama

    daerah

    Nama

    umum

    Alkaloid Flavonoid Triterpenoid Steroid Saponin Tanin

    1. Buhu Suren

    (kulit batang)

    + - + - + + Diabetes

    2. Polulobelia

    Brotowali(batang)

    + - + - - - Malaria

    3. Padengo Alang-

    alang(akar)

    + - - - - - Panas dalam

    4. Alawahu Kunyit(Rimpang)

    + - + - - - Alergi, gatal-gatal

    5. Temulawa Temulawak(rimpang)

    + - + - - - Obat panu

    6. Melito Jahe(rimpang)

    + - + - - - Gatal-gatal

    7. Wawohu Bambu batu(Tunas)

    + - - + + - Diabetes

    8. Piamoputi’

    o

    Bawang putih(Umbi)

    - - - - + - Bisul

    Dari hasil analisis tersebut ada lima jenis tumbuhan yang mengandung triterpenoid.

    Triterpenoid memiliki efek pengobatan terhadap penyakit malaria, dari kelima jenis

  • 8/16/2019 9769-9732-1-PB

    8/11

    tumbuhan hanya satu tumbuhan yang digunakan sebagai obat malaria yaitu batang brotowali. Karena triterpenoid merupakan senyawa yang dapat digunakan sebagai

    antimalaria, suren, kunyit, temulawak dan jahe bisa digunakan sebagai obat malaria.Masyarakat Boalemo menggunakan batang suren sebagai obat diabetes, batang

     brotowali sebagai obat malaria, akar lang-alang sebagai obat panas dalam, dan tunas bambu sebagai obat diabetes dengan cara direbus kemudian diminum airnya. Kunyitdigunakan sebagai obat gatal-gatal, temulawak sebagai obat panu, jahe sebagai obat gatal-gatal dan bawang putih sebagai obat bisul dengan cara dihaluskan kemudian dioleskan pada bagian yang sakit.Tabel 4.5 Hasil Analisis Fitokimia Semua Bagian Tumbuhan Obat

    No

    Tumbuhan Obat Golongan senyawa Metabolit Sekunder Penggunaan

    Obat

    SecaraEtnobotani

    Namadaerah

    Namaumum

    Alkaloid Flavonoid Triterpenoid Steroid Saponin Tanin

    1. Dukun

    anak

    Meniran (

    semua bagian)

    + - - - - - Sakit kuning

    2. Tabulotutu

    Patikankebo(semua bagian)

    + - - - - + Usus buntu

    3. Rumputmutiara

    Rumputmutiara(semua

     bagian)

    + + - - - - Amandel

    4. Hulotua Rumputkelinci(semua bagian)

    + - - - - - Panas dalam

    5. Akarkucing

    Anting-anting(semua bagian)

    + + - - - - Berak darah

    6. Kakiayam

    Cakarayam

    (semua bagian)

    + - - - + - Rematik

    Dari hasil analisis tersebut, keenam jenis tumbuhan ini juga semua mengandung

    alkaloid. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemungkinan dalam penggunaan tumbuhanobat ini, senyawa alkaloid yang paling banyak berperan, bukan hanya sebagaiantihipertensi dan antidiabetes tetapi juga bias digunakan sebagai obat panas dalam, sakit

    kuning dll.Masyarakat boalemo menggunakan meniran sebagai obat penyakit kuning, patikan

    kebo sebagai obat usus buntu, rumput mutiara sebagai obat amandel, rumput kelincisebagai obat panas dalam, anting-anting sebagai obat berak darah dan cakar ayam sebagaiobat rematik.

    Pembahasan Hasil Analisis Fitokimia

  • 8/16/2019 9769-9732-1-PB

    9/11

    Analisis fitokimia merupakan uji pendahuluan untuk mengetahui keberadaansenyawa kimia spesifik seperti alkaloid, flavonoid, triterpenoid & steroid, saponin, dan

    tanin. Uji ini sangat bermanfaat untuk memberikan informasi senyawa kimia yangterdapat pada tumbuhan. Analisis ini merupakan tahapan awal dalam isolasi senyawa

     bahan alam selanjutnya.Alkaloid

    Hasil analisis 42 sampel diproleh 36 sampel (85,71 %) yang positif alkaloid. Dari36 sampel yang positif alkaloid 7 sampel yang terbentuk endapan pada uji mayer.Menurut Wullur (2012) hal ini dikarenakan tidak semua alkaloid bereaksi dengan

     pereaksi Mayer. Pengendapan yang terjadi tergantung pada jenis alkaloidnya. 27 sampelyang terbentuk endapan pada uji Dragendorff dan 20 sampel yang terbentuk endapan pada uji Wagner (Hasilnya dapat dilihat pada lampiran 4).

    Menurut Sangi (2008) alkaloid memilki efek dalam bidang kesehatan berupaantihipertensi dan anti diabetes mellitus. Dalam penelitian ini tumbuhan yang digunakan

    untuk mengobati penyakit darah tinggi (hipertensi) antara lain adalah akar alang-alang,daun pandan, daun sirsak, dan batang brotowali. Sedangkan tumbuhan yang digunakansebagai obat penyakit diabetes adalah buah mengkudu, buah mahkota dewa, tunas bambudan kulit batang suren. Semua tumbuhan tersebut positif mengandung alkaloid.

    Flavonoid

    Hasil analisis 42 sampel diperoleh 6 sampel (14,28%) yang positif flavonoid(hasilnya dapat dilihat pada lampiran 4). Menurut Waji (2009) Flavonoid dalam tubuhmanusia berfungsi sebagai anti oksidan sehingga baik untuk pencegahan kanker. Manfaatflavonoid antara lain adalah untuk melindungi struktur sel, meningkatkan efektifitasvitamin C, anti inflamasi, mencegah keropos tulang, dan sebagai antibiotic. Dalam penelitian ini tumbuhan yang positif flavonoid adalah daun andong, akar kucing, daunekor kucing, rumput mutiara, buah mahkota dewa, dan daun ubi kayu. Keenam tumbuhan

    tersebut memiliki khasiat sebagai obat luka (antibiotik), dan anti radang (anti inflamasi).Triterpenoid dan Steroid

    Analisis ini didasarkan pada kemampuan senyawa triterpenoid dan steroid

    membentuk warna oleh H2SO4  pekat dalam pelarut anhidrida asam asetat. Adanyatriterpenoid ditunjukan dengan terjadinya warna merah jingga atau ungu, sedangkanadanya steroid ditunjukan dengan adanya warna biru (Sangi, 2008). Dari hasil analisis 42sampel diperoleh 15 sampel (35,71%) yang positif triterpenoid dan 2 sampel (4,76%)yang positif steroid (hasilnya dapat dilihat pada lampiran 4).

    Triterpenoid memiliki efek pengobatan terhadap penyakit malaria. Tumbuhan yangdigunakan untuk mengobati penyakit ini adalah daun papaya dan batang brotowali.

     Namun pada analisis ini yang positif mengandung triterpenoid adalah hanya batang brotowali. Maka diperkirakan senyawa yang aktif mengobati malaria juga terdapat padasenyawa lain.

    Tanin

    Dari hasil analisis 42 sampel diperoleh 10 sampel (23,80%) yang positif

    mengandung tanin (hasilnya dapat dilihat pada lampiran 4). Tanin berpotensi sebagai antikanker dengan sifat antioksidan dan perlindungan terhadap kerusakan sel. Selain itu

     beberapa tanin ditemukan memiliki aktivitas antimicrobial (anti bakteri) serta beberapaefek fisik seperti penurunan tekanan darah (Alkurd, 2008). Tumbuhan yang positifmengandung tanin adalah daun pacar kuku, buah pinang, daun cocor bebek, pucuk jarak pagar, daun ekor kucing, buah mahkota dewa, kulit batang suren, daun singkong, pucuk jambu biji, dan patikan kebo.

    Saponin

  • 8/16/2019 9769-9732-1-PB

    10/11

    Timbulnya busa pada uji forth menunjukan adanya glikosida yang mempunyaikemampuan membentuk buih dalam air yang terhidrolisis menjadi glukosa dan senyawa

    lainnya (Rusdi, 1990 dalam Marliana 2005). Dari hasil analisis 42 sampel diperoleh 17sampel (40,47%) yang positif mengandung saponin (lampiran 4).

    Saponin dapat mengurangi resiko atherosceloris karena kemampuannya dalammengikat kolesterol (Arcuri, 2004 dalam Simbala, 2009). Pada penelitian ini tumbuhanyang mengandung saponin adalah daun tembelekan, daun bandotan, daun andong, buahlabu air, buah pinang, pucuk jarak pagar, bawang putih, daun mayana, daun pandan, pucuk waru, buah mengkudu, daun kumis kucing, daun pecut kuda, kulit batang suren,

    tunas bambu, daun belimbing wuluh dan cakar ayam. Dari 17 sampel yang mengandungsaponin tersebut yang berkhasiat sebagai obat darah tinggi (hipertensi) adalah tembelekandan bawang putih.

    KESIMPULAN

    Cara menganalisis fitokimia secara kualitatif senyawa metabolit sekunder dilakukandengan cara dua tahap. Tahap pertama preparasi sampel yaitu menyiapkan bagianumbuhan yang akan dianalisis, kemudian dipotong kecil-kecil lalu dihaluskan. Tahapkedua analisis fitokimia yaitu sampel yang telah dihaluskan ditimbang kemudiandianalisis.

    Dari hasil analisis fitokimia terhadap 42 sampel tumbuhan obat menunjukan bahwa36 sampel (85,71%) positif mengandung alkaloid, 6 sampel (14,28%) mengandungflavonoid, 15 sampel (35,71%) mengandung triterpenoid, 2 sampel (4,76%) mengandungsteroid, 10 sampel (23,80%) mengandung tannin, dan 17 sampel (40,47%) mengandungsaponin.

    SARAN 

    Dengan diketahuinya kandungan metabolit sekunder pada 42 tumbuhan yang berkhasiat obat ini, maka Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengisolasi danmengidentifikasi masing-masing senyawa untuk membuktikan bahwa beberapa tumbuhan

    tersebut merupakan tumbuhan yang bisa digunakan sebagai obat tradisional. 

    DAFTAR PUSTAKA

    Alkurd, R.A., H.R. takruri., H. Al-sayyed. 2008. Tannin Contents of selected plants used

    in Jordan. Jordan Journal of Agricultural Sciences, Volume 4, No.3.

    Marliana, S.D., V. Suryanti, dan Suyono. 2005. Skrining fitokimia dan Analisis Kromatografi Lapis Tipis Komponen Labu Siam (Sechium edule jacq. Swartz.)

     Dalam Ekstrak Etanol. Jurnal. Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Sebelas Maret.Surakarta.

    Sangi, M., M.R.J. Runtuwene., H.E.I. Simbala., dan V.M.A. Makang. 2008.  Analisis Fitokimia Tumbuhan Obat di Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal. Jurusan KimiaFMIPA. UNSRAT. Manado.

    Simbala, H.I.E. 2009.  Analisis Senyawa Alkaloid Beberapa Jenis Tumbuhan ObatSebagai Bahan Aktif Fitofarmaka. Jurnal. Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam. Universitas Sam Ratulangi. Manado.

  • 8/16/2019 9769-9732-1-PB

    11/11

    Waji, A.R. dan A. Sugrani. 2009. Makalah Kimia Organik Bahan Alam Flavonoid(Quercetin). Jurnal. Program S2 Kimia. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

    Alam. Universitas Hasanudin. Makassar.

    Wullur, A.C., J. Scaduw. Dan A.N.K. Wardhani. 2012.  Identifikasi Alkaloid Pada DaunSirsak (Annona muricata L.). Jurnal Farmasi. Politeknik Kesehatan Kemenkes.Manado.