94-136-1-pb.pdf

11
 V olume 6 No. 2 Juli 2009 80 PENERAPAN METODE BERT ANY A DALAM KEGIAT AN PRAKTEK LAPANGAN UNTUK MENINGKA TKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT MAHASI SW A R. Sugiyanto Jurusan Geografi FIS - UNNES Abstrak Secara umum pada saat-saat semester awal, mahasiswa masih pada kondisi pasif dalam kegiatan proses belajar mengajar di kampus. Hal ini ditandai dengan adanya kegiatan praktik lapangan pada perkuliahan Geografi Tanah (Semester 2) masih banyak dijumpai mahasiswa yang kurang berani mengemukakan pendapa t untuk meningkatkan taraf pemahamannya. Hambatan ini muncul karena rendahnya atmosfer akademik, yang di antaranya adalah masih kurang terampilnya dosen dalam bertanya dan kurangnya penerapan metode diskusi dan tanya jawab dalam proses pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dosen dalam bertanya dan kemampuan mahasiswa dalam mengemukakan pendapat.Kegiatan penelitian terdiri atas dua siklus, yang setiap siklusnya meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian adalah mahasiswa program studi Pendidikan Geografi FIS UNNES semester 2 tahun 2003/2004 yang mengambil mata kuliah Geografi Tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan persiapan dan penguasaan materi serta pengetahuan tentang prinsip-prinsip dalam bertanya, dapat meningkatkan keterampilan dosen dalam memberi pertanyaan yang kemudian berimbas kepada semakin meningkatnya kemampua n mahasiswa dalam mengemukakan pendapat (baik dalam menjawab pertanyaan, merespon materi kuliah maupun mengutarakan pendapat yang berkaitan dengan materi perkuliahan Geografi Tanah). Hal yang harus diperhatikan dalam rangka upaya mewujudkan lingkungan akademik yang kondusif, maka persiapan mengajar (pembuatan SAP dan Kontrak Perkuliahan), keterampilan bertanya dan sikap empati serta demokratis dosen harus selalu dikembangkan agar tercipta proses pembelajaran yang bersifat “active learning”. Kata Kunci : Keterampilan bertanya, kemampuan mengemukakan pendapat PENDAHULUAN Dalam dunia pendidikan, sesungguhnya banyak upaya yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran untuk mewujudkan perilaku akademik yang berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam mengemukakan pendapat yang kritis dan logis. Upaya itu terealisasi dalam bentuk penerapan metode yang mengarah kepada tujuan tersebut di atas, seperti misalnya metode diskusi, metode bertanya (tanya jawab) dan yang lainnya. Namun kenyataan di lapangan, ternyata belum optimal aplikasinya di dalam proses pembelajaran/perkuliahan. Para dosen lebih sering menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi kuliahnya. Barangkali faktor inilah yang menyebabkan masih rendahnya kemampuan dan keberanian mahasiswa dalam mengemukakan pendapat dalam

Upload: teuku-munar-alfarasyi-passe

Post on 05-Oct-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Volume 6 No. 2 Juli 200980

    PENERAPAN METODE BERTANYA DALAM KEGIATAN

    PRAKTEK LAPANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

    MENGEMUKAKAN PENDAPAT MAHASISWA

    R. SugiyantoJurusan Geografi FIS - UNNES

    Abstrak

    Secara umum pada saat-saat semester awal, mahasiswa masih pada kondisi pasif dalam kegiatan proses belajarmengajar di kampus. Hal ini ditandai dengan adanya kegiatan praktik lapangan pada perkuliahan Geografi Tanah(Semester 2) masih banyak dijumpai mahasiswa yang kurang berani mengemukakan pendapat untuk meningkatkantaraf pemahamannya. Hambatan ini muncul karena rendahnya atmosfer akademik, yang di antaranya adalah masihkurang terampilnya dosen dalam bertanya dan kurangnya penerapan metode diskusi dan tanya jawab dalam prosespembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dosen dalam bertanya dankemampuan mahasiswa dalam mengemukakan pendapat.Kegiatan penelitian terdiri atas dua siklus, yang setiapsiklusnya meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian adalahmahasiswa program studi Pendidikan Geografi FIS UNNES semester 2 tahun 2003/2004 yang mengambil matakuliah Geografi Tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan persiapan dan penguasaan materi sertapengetahuan tentang prinsip-prinsip dalam bertanya, dapat meningkatkan keterampilan dosen dalam memberipertanyaan yang kemudian berimbas kepada semakin meningkatnya kemampuan mahasiswa dalam mengemukakanpendapat (baik dalam menjawab pertanyaan, merespon materi kuliah maupun mengutarakan pendapat yang berkaitandengan materi perkuliahan Geografi Tanah). Hal yang harus diperhatikan dalam rangka upaya mewujudkanlingkungan akademik yang kondusif, maka persiapan mengajar (pembuatan SAP dan Kontrak Perkuliahan),keterampilan bertanya dan sikap empati serta demokratis dosen harus selalu dikembangkan agar tercipta prosespembelajaran yang bersifat active learning.

    Kata Kunci : Keterampilan bertanya, kemampuan mengemukakan pendapat

    PENDAHULUAN

    Dalam dunia pendidikan, sesungguhnya banyakupaya yang dapat dilakukan dalam prosespembelajaran untuk mewujudkan perilakuakademik yang berupa peningkatan pengetahuandan keterampilan mahasiswa dalam mengemukakanpendapat yang kritis dan logis. Upaya itu terealisasidalam bentuk penerapan metode yang mengarahkepada tujuan tersebut di atas, seperti misalnya

    metode diskusi, metode bertanya (tanya jawab) danyang lainnya. Namun kenyataan di lapangan,ternyata belum optimal aplikasinya di dalam prosespembelajaran/perkuliahan. Para dosen lebih seringmenggunakan metode ceramah dalammenyampaikan materi kuliahnya.

    Barangkali faktor inilah yang menyebabkanmasih rendahnya kemampuan dan keberanianmahasiswa dalam mengemukakan pendapat dalam

  • Jurnal Geografi 81

    atmosfer akademik yang kondusif. Pada kesempatanini tim peneliti (PTK = Penelitian Tindakan Kelas)menerapkan beberapa metode seperti : metodedemonstrasi (pada kegiatan praktek lapangan),diskusi dan dengan penekanan metode bertanyauntuk mewujudkan terbentuknya mental dankeberanian mahasiswa dalam mengemukakanpendapat secara kritis dan logis dalam koridorperkuliahan yang diberikan, yakni perkuliahanGeografi Tanah.

    Dalam kegiatan penelitian penekananmetodenya adalah metode bertanya, karena metodeini dirasa cukup efektif untuk maksud dan tujuan diatas. Pada hampir semua kegiatan proses belajarmengajar umumnya pengajar (dosen) mengajukanpertanyaan kepada mahasiswanya. Cara yangditempuh dosen dalam mengajukan pertanyaanmempunyai pengaruh dalam peningkatan caraberpikir mahasiswa dan pencapaian hasil belajar(prestasi akademik). Cara mengajukan pertanyaanyang berpengaruh positif bagi kegiatan belajarmahasiswa merupakan satu hal yang tidak mudah.Oleh karena itu seorang dosen perlu berusaha agarmemahami dan menguasai keterampilan bertanyasebagai salah satu dari keterampilan mengajar.

    Setiap mahasiswa pada dasarnya mempunyaihak memperoleh peluang untuk mengemukakanpendapatnya, seperti halnya seorang dosenmengajukan pertanyaan kepada mahasiswa. Dengandilaksanakannya hak dosen dalam bertanya dan hakmahasiswa dalam mengemukakan pendapat,diharapkan proses belajar mengajar dapatberlangsung dua arah.

    Pada kegiatan perkuliahan/pembelajaran diJurusan Geografi, akhir-akhir ini masih terasakan

    belum efektifnya pembinaan cara berpikir kritis danilmiah mahasiswa. Hal ini ditandai masih rendahnya(15 %) mahasiswa yang berani bertanya danmengungkapkan pendapatnya pada kegiatanperkuliahan sebelumnya (pada saat semesterpertama).

    Selain itu mahasiswa masih terbelenggu padaiklim akademik dan latar belakang lingkungan padamasa sebelumnya (masa di sekolah) yang kurangkondusif untuk bebas mengemukakan pendapat.Sehingga perasaan sungkan dan engganmengemukakan pendapat pada prosespembelajaranpun masih menyelimutinya.

    Sementara dari pihak dosen apabila ada lontaranpertanyaan pun hanya sekedar bertanya, tanpa adaefek lanjutan yang dapat mengarah kepada responaktivitas mahasiswa dalam pembelajaran danreward pada hasil belajar (prestasi akademik).

    Pada kegiatan perkuliahan Geografi Tanah yangnota bene materi (bahan ajar)-nya cukup menantanguntuk dimengerti dan dipahami oleh mahasiswa,kiranya sangat perlu untuk dilakukan tindakan yangmengarah kepada upaya pembentukan pola dan caraberpikir kritis melalui peningkatan keterampilanbertanya bagi dosennya. Mengingat tujuanpembelajaran Geografi Tanah tidak hanya menghafalistilah dan definisi-definisi, tetapi menjadikanmahasiswa dapat berpikir kritis dan dinamis, makadiperlukan suatu upaya agar tercipta suatu kondisipembelajaran yang memungkinkan mahasiswauntuk mengemukakan pendapatnya secara aktif.

    Dalam rangka upaya meningkatkan kondisipembelajaran yang mengarah kepada terjadinya

  • Volume 6 No. 2 Juli 200982

    interaksi antara dosen dan mahasiswa, sesungguhnyatelah teridentifikasi permasalahnya sebagai berikut:

    Mahasiswa di Jurusan Geografi khususnyaProdi Pendidikan Geografi Semester 2 (tahunakademik 2003/2004) hanya sedikit (15 %) yangberani bertanya dan/ mengemukakan pendapatdi dalam proses perkuliahan.

    Tujuan dalam penelitian tindakan kelas iniantara lain : (a). meningkatkan keterampilanbertanya pada dosen di dalam proses pembelajaran/perkuliahan berdasarkan asas-asas didaktik-metodik, (b). meningkatkan kemampuan mahasiswadalam mengemukakan pendapat secara kritis,terorganisir dan ilmiah.

    Sesungguhnya banyak upaya yang dapatdilakukan untuk meningkatkan cara berpikir kritismahasiswa. Salah satunya adalah dengan pendekatanketerampilan bertanya. Dengan keterampilanbertanya ini, mahasiswa akan dapat terbina danterlatih untuk lebih berani bertanya kepada hal-halyang belum dipahami dan mampu mengemukakanpendapat secara kritis dan terorganisasi secarailmiah.

    Bertanya merupakan kegiatan yang terdapatdalam kehidupan sehari-hari. Pertanyaan di dalamkehidupan sehari-hari baisanya bertujuanmemperoleh informasi mengenai hal yang belumdiketahui oleh penanya. Dalam proses belajarmengajar tujuan pertanyaan yang diajukan pengajar(dosen) ialah agar mahasiswa belajar untukmemperoleh pengetahuan dan meningkatkankemampuan berpikir. Sedangkan metodepembelajarannya sering disebut dengan metode

    tanya jawab, meski tidak keliru apabila ada yangmenyebutnya dengan metode bertanya.

    Dalam proses belajar mengajar setiappertanyaan, baik berupa kalimat tanya atau suruhanyang menuntut respon mahasiswa sehingga dapatmemperoleh pengetahuan dan meningkatkankemampuan berpikir, dimasukkan dalam golonganpertanyaan.

    Ada beberapa hal yang menjadi alasan pentingmengapa keterampilan bertanya ini sangat perludimiliki pengajar (Bolla dkk., 1983) . Pertama, telahberakarnya kebiasaan mengajar denganmenggunakan metode ceramah, yang cenderungmenempatkan pengajar sebagai sumber informasi,sedang mahasiswa (peserta didik) menjadi penerimainformasi yang pasif. Kedua, latar belakangkehidupan mahasiswa dalam lingkungan keluargadan masyarakat yang kurang biasa mengajukanpertanyaan dan mengeluarkan pendapat. Ketiga,penggalakan penerapan gagasan agar tercipta CBSA(cara belajar siswa aktif). CBSA menuntutmahasiswa lebih banyak terlibat secara mental dalamproses belajar mengajar, seperti : bertanya, berusahamenemukan jawaban-jawaban masalah yangdihadapainya. Keempat, pandangan yang salahmengenai tujuan pertanyaan yang mengatakanbahwa pertanyaan hanya dipakai untukmengevaluasi hasil belajar mahasiswa.

    Berdasarkan keempat hal tersebut di atas, jelasbahwa penguasaan keterampilan bertanya bagiseorang dosen sangat penting, karena denganpenggunaan keterampilan bertanya yang efektif danefisien dalam proses belajar mengajar diharapkantimbul perubahan sikap pada mahasiswa khususnya

  • Jurnal Geografi 83

    timbulnya keberanian mahasiswa dalam meresponinformasi dan mengemukakan pendapat secarakritis, logis dan demokratis. Perubahan padamahasiswa, dari lebih banyak mendengarkaninformasi dosen, menjadi lebih banyak berpartisipasidalam bentuk berani bertanya, menjawab danmengajukan pendapat. Kondisi ini jelas akanmenguntung kedua pihak, karena selain lebih efektifjuga akan menimbulkan gairah belajar danterbinanya pola/cara berpikir yang terorganisasisecara ilmiah.

    Bertanya adalah proses berpikir, berupadiajukakannya respon internal yang bertujuan untukmemperoleh respon balik (jawaban) itu sesuaidengan tujuan respon internal tersebut. Bertanyadianggap efektif apabila respon balik itu identikdengan tujuan respon internal.

    Dalam kegiatan belajar mengajar diharapkanseorang pengajar memiliki keterampilan di dalambertanya. Keterampilan bertanya tersebutdisesuaikan dengan tujuan dalam bertanya. Beberapatujuan yang biasanya akan dicapai dalam pertanyaanpengajar, antara lain :

    1. Untuk membangkitkan minat dan rasa ingintahu mahasiswa terhadap pokok bahasan yangdiajarkan.

    2. Untuk memusatkan perhatian mahasiswa padasuatu pokok bahasan.

    3. Untuk mendiagnosis kesulitan-kesulitan khususyang menghambat mahasiswa belajar.

    4. Memberikan kesempatan kepada mahasiswauntuk mengasimilasikan informasi.

    5. Mendorong mahasiswa mengemukakanpandangannya dalam diskusi.

    6. Menguji dan mengukur hasil belajar mahasiswa.Agar pertanyaan yang diajukan dalam proses

    pembelajaran efektif diperlukan kehangatan dankeantusiasan pengajar dalam mengajukanpertanyaan dan merespon balik atas jawabanmahasiswa. Kehangatan dan keantusiasan dalamproses tanya jawab dapat dilihat dari sikap dan gayapengajar, termasuk suara, ekspresi wajah, kinesika(gerakan pengiring suara) dan bahasa tubuh (posisibadan) serta dalam memberikan penguatan baikyang verbal maupun yang non verbal.

    Di samping itu seorang pengajar perlumemperhatikan hal-hal yang menyebabkan tujuanbertanya kurang berhasil, seperti antara lain :

    1. Mengulang pertanyaan sendiri, yangmenyebabkan menurunnya perhatian danpartisipasi mahasiswa.

    2. Mengulangi jawaban siswa, yang dapatmenyebabkan mahasiswa tidak akanmemperhatikan jawaban temannya.

    3. Menjawab pertanyaan sendiri, yang dapatmembuat mahasiswa frustasi.

    4. Mengajukan pertanyaan yang memancingjawaban serentak.

    5. Mengajukan pertanyaan ganda yang dapatmematahkan semangat.

    6. Menentukan mahasiswa tertentu untukmenjawab sebelum pertanyaan diajukan,sehingga mahasiswa lain tidak perlu menjawab.

  • Volume 6 No. 2 Juli 200984

    Dalam proses pembelajaran, interaksi antaradosen dan mahasiswa dapat terjadi melalui tanyajawab. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikanagar pengajar dapat melaksanakan proses tanyajawab sedemikian rupa sehingga hasil belajarmahasiswa dapat optimal, yakni : (Turney, 1981dalam Depdikbud, 1985)

    Pengungkapan pertanyaan secara jelas dansingkat.

    Pertanyaan pengajar perlu diungkapkan secarajelas dan singkat, dengan menggunakan kata-katayang dapat dipahami mahasiswa. Susunan kata-katadalam pertanyaan perlu disesuaikan dengan usia dantingkat perkembangan peserta didik.

    Pemberian acuan.

    Sebelum mengajukan pertanyaan, kadang-kadang pengajar perlu memberikan acuan berupainformasi yang relevan dengan jawaban yangdiharapkan dai mahasiswa. Pemberian acuan inimemungkinkan mahasiswa menggunkan informasiitu untuk menemukan jawaban dan menolongmengarahkan pikirannya kepada topik yang sedangdibicarakan.

    Pemusatan.

    Pertanyaan dapat dibedakan atas lingkupnya,yakni pertanyaan luas dan pertanyaan terbatas.Kedua jenis pertanyaan ini dapat digunakan dalamkegiatan pembelajaran. Pemakaiannya bergantungpada tujuan pertanyaan pokok materi yangditanyakan. Pada umumnya dimulai denganpertanyaan berfokus luas, kemudian diikuti denganpertanyaan berfokus khusus.

    Pertanyaan ganda.

    Kadang-kadang secara sadar atau tidak, pengajarmengajukan pertanyaan yang meminta mahasiswamelakukan lebih dari satu tugas (jawaban).Pertanyaan ganda ini dapat mematahkan semangatmahasiswa yang hanya sanggup menyelesaikan satudari semua tugas itu, dan karena itu partisipasimahasiswa dapat berkurang. Pertanyaan iniseharusnya diajukan dalam beberapa pertanyaanyang terpisah. Sebab itu pertanyaan ganda ini perludihindari.

    Pemindahan giliran.

    Kadang-kadang satu pertanyaan, terutamapertanyaan yang luas perlu dijawab oleh lebih darisatu mahasiswa, sebab seringkali jawabanmahasiswa belum benar atau belum memadai. Untukini pengajar dapat menggunakan cara pemindahangiliran. Mula-mula pengajar mengajukan pertanyaankepada seluruh kelas, kemudian memilih beberapamahasiswa untuk menjawab dengan cara menyebutnama di antara mereka atau menunjuk seseorang.Setelah mahasiswa tersebut menjawab, lalu memintamahasiswa yang lain agar memberikan jawabannya.Cara ini dapat mempertinggi perhatian dan interaksiantar mahasiswa karena tiap mahasiswa harusmemperhatikan jawaban temannya.

    Penyebaran.

    Untuk melibatkan mahasiswa sebanyak-banyaknya di dalam perkuliahan dosen perlumenyebarkan giliran menjawab pertanyaan secaraacak. Dosen hendaknya berusaha agar semuamahasiswa mendapat giliran secara merata(berkeadilan).

  • Jurnal Geografi 85

    Pemberian waktu berpikir.

    Sesudah mengajukan satu pertanyaan ke seluruhmahasiswa, dosen perlu memberikan waktubeberapa detik untuk berpikir, sebelum menunjuksalah seorang mahasiswa untuk menjawabnya.Telnik memberikan waktu berpikir ini sangat perluagar mahasiswa mendapat kesempatan untukmenemukan dan menyusun jawaban.

    Pemberian tuntunan.

    Apabila mahasiswa memberikan jawaban yangsalah, atau tidak dapat memberikan jawaban, dosenhendaknya memberikan tuntunan kepada mahasiswaitu agar dapat menemukan jawaban yang benar. Ada3 (tiga) cara yang dapat dipakai dosen dalammemberikan tuntunan ini, yakani : a)mengungkapkan sekali lagi pertanyaan itu dengancara lain yang lebih sederhana dan dengan susunankata yang lebih mudah dipahami oleh mahasiswa,b) mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhanayang jawabannya dapat dipakai menuntunmahasiswa menemukan jawaban pertanyaan semula,c) mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnyayang berhubungan dengan pertanyaan tersebut.Kegiatan tanya jawab dalam proses pembelajaran(perkuliahan) baik di kelas maupun di lapangan tidakdibatasi dengan waktu. Sehingga model tanya jawabini dapat dilaksanakan untuk seluruh pertemuan(tatap muka) atau sebagian dari jam pertemuan(Sudaryo, 1991). Materi perkuliahan GeografiTanah, khususnya pada pokok bahasan tentang sifat-sifat fisik tanah seperti : struktur, tekstur, konsistensitanah dan lain-lainnya, merupakan materi yangsangat perlu menggunakan metode bertanya selainmetode demonstrasi untuk kegiatan prakteklapangan. Materi ini secara praktis harus dikuasai

    oleh mahasiswa melalui pengajaran lapangan(Hardjowigeno, 1992).

    METODE PENELITIAN

    Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan diJurusan Geografi FIS UNNES dengan settingpenelitian adalah mahasiswa Prodi PendidikanGeografi Semester 2 tahun akademik 2003/2004yang ikut sebagai peserta perkuliahan GeografiTanah. Jumlah mereka ada 74 orang, denganberbagai variasi latar belakang asal SLTA-nya danindeks prestasi pada semester 1 pada Prodi tersebut.

    Prosedur kerja dalam penelitian ini merupakansiklus kegiatan yang terdiri atas dua siklus. Masing-masing siklus meliputi perencanaan/persiapan,implementasi, analisis dan refleksi. Hasil refleksipada siklus pertama digunakan untukpenyempurnaan tindakan pada siklus berikutnya.Prosedur kerja tersebut secara garis besar dapatdijelaskan dengan diagram alir seperti pada gambar1 (Suhandini, 2003).

    Persiapan

    Sebelum dilakukan tindakan bersama, seluruhanggota tim membuat : (a). skenario programpembelajaran. Di dalam skenario programpembelajaran ini termuat antara lain : deskripsi dansilabi perkuliahan Geografi Tanah, satuan acaraperkuliahan(SAP) yang dilengkapi denganpertanyaan-pertanyaan kunci / acuan yangberdasarkan kajian materi esensial terpilih, (b).pembuatan lembar observasi.

    Ini untuk melihat aktivitas / keterampilanbertanya dosen dan aktivitas mahasiswa dalam

  • Volume 6 No. 2 Juli 200986

    merespon mengungkapkan pertanyaan danmengemukakan pendapatnya berhubungan denganmateri perkuliahan yang diajarkan/dibahas.

    Pelaksanaan tindakan

    Pada siklus pertama dilakukan pembelajaranpada pokok bahasan/kajian pengertian dankomponen penyusun tanah. Pelaksanaanpembelajaran dilaksanakan oleh salah satu dosenpengampu perkuliahan Geografi Tanah, yangsekaligus sebagai dosen mitra penelitian. Sementaratim peneliti yang lain sebagai observer kegiatanpembelajaran tersebut. Pada akhir siklus kegiatanpembelajaran dilakukan lagi observasi tentangpeningkatan aktivitas dalam mengemukakan respondan pendapat secara kritis, logis/ilmiah.

    Pengamatan

    Pengamatan atau observasi tindakan untuksetiap siklus dilakukan pada saat berlangsungnyaproses pembelajaran di dalam praktik lapanganuntuk tiap pokok kajian dengan menggunakanlembar observasi dan alat perekam kegiatan (PhotoCamera). Dari hasil pengamatan dapat direkamberapa kali dosen memberikan pertanyaan kepadamahasiswa, bagaimana respon mahasiswa dalammengemukakan pendapatnya. Sehingga hasil catatandari lembar observasi dapat digunakan untuk melihathal-hal yang bersifat kualitatif, yaitu meliputikesinkronan proses pembelajaran dengan rencanayang telah dibuat bersama oleh tim peneliti.

    Analisis dan refleksi

    Pada kegiatan ini akan dilakukan suatu analisisberdasarkan hasil pengamatan/observasi. Hasilobservasi disampaikan pada kegiatan diskusi

    bersama antara dosen pengampu dengan timobserver (tim peneliti). Di dalam diskusi nantinyaakan dibahas mengenai hal-hal yang berkaitandengan pelaksanaan pembelajaran/perkuliahan.Hasil analisis berupa masukan yang akan digunakanuntuk perbaikan pelaksanaan proses pembelajaranpada siklus berikutnya. Demikian selanjutnyasampai hasil analisis ini telah menunjukkanpencapaian kriteria kinerja dan/ hasil yang telahditentukan.

    Indikator kinerja Yang menjadi indikator keberhasilan penelitian

    tindakan ini, adalah : Sekurang-kurangnya 50 %mahasiswa yang aktif berpartisipasi dalammerespon/menjawab pertanyaan dosen dan/mengemukakan pendapat secara kritis dan ilmiah..

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Penelitian ini dilakukan selama kurang lebihsatu semester, yaitu pada mahasiswa semester 2Program Studi Pendidikan Geografi yangmengambil mata kuliah Geografi Tanah. Kegiatanpenelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di luarkelas berupa kegiatan praktik kerja lapangan (praktikmengamati dan mempelajari materi sifat-sifat fisiktanah langsung di lapangan), dengan materi meliputidua pokok kajian, yakni : pokok kajian tekstur tanahdan struktur tanah pada siklus I dan pokok kajiankonsistensi tanah, drainase tanah dan permeabilitastanah pada siklus II.

    Ada 2 instrumen yang digunakan dalampenelitian ini, yakni terdiri atas instrumenpengamatan kegiatan belajar mengajar (berfungsiuntuk mengobservasi/memonitor kegiatan

  • Jurnal Geografi 87

    pembelajarannya dan instrumen pengamatanaktivitas bertanya dan/ mengemukakan pendapatdari mahasiswa (digunakan oleh kolaborator /observer pada saat proses pembelajaran berlangsungtentang aktivitas mahasiswa dalam bertanya dan/mengemukakan pendapat).

    Siklus I

    Pada siklus I, materi pembelajaran yangdisampaikan adalah pokok kajian tekstur danstruktur tanah. Pembelajaran pada pokok kajian inisesungguhnya merupakan satu kesatuan konseptentang sifat-sifat fisik tanah yang meliputibermacam hal. Namun pada siklus I yangdisampaikan di lapangan adalah perihal tekstur danstruktur tanah.

    Pelaksanaan pembelajaran berlangsung di lokasiBanaran-Sekarang Gunungpati Kota Semarang(sekitar perumahan Ayodya Sekaran) berlangsungdari jam 09.00 12.00 WIB atau selama 3 jam yangalokasi waktunya terbagi dalam 1 jam penyajiankonsep tekstur dan struktur tanah, 1 jam pengamatandan demonstrasi sifat tanah yang bersangkutan dan1 jam untuk kegiatan diskusi dan tanya-jawabtentang materi yang dikaji.

    Pada prinsipnya proses pembelajaran mengarahkepada pendekatan keterampilan proses yangsekarang analog dengan pendekatan ContectualTeaching and Learning (CTL) yang berbasiskompetensi. Materi pertanyaan untuk memancingrespon mahasiswa telah disiapkan oleh dosenpengampu sesuai yang tercantum pada Satuan AcaraPerkuliahan atau Rencana Pembelajaran.

    Berdasarkan pengamatan memperlihatkanbahwa proses belajar mengajar berlangsung sepertiyang tercantum dalam SAP, yaitu dosen memberikanpengertian dan konsep tentang tekstur tanah dan caramenentukan tekstur tanah serta pengertian strukturtanah dan cara menentukan bentuk-bentuk strukturtanah di lapangan dengan menunjukkan danmendemonstrasikan contoh tanah di lapangan.Dengan menunjuk dan mendemonstrasikan contohtanah tadi mahasiswa sangat antusias dan aktifmenentukan sendiri sifat tanah tersebut.Penyampaikan materi dan demonstrasi oleh dosenpengampu sudah cukup baik, namun pengaturanwaktu untuk demonstrasi masih perlu ditambah agardapat memberikan kesempatan mahasiswaberdemonstrasi tentang sifat tanah lebih intensifketerlibatan dan pemahamannya. Secarakeseluruhan dosen pengampu tidak mengalamihambatan dalam pelaksanaan pembelajaran.

    Dengan menggunakan instrumen I (tentangketerampilan dosen bertanya), memperlihatkanbahwa secara kualitas dosen sudah memberikanpertanyaan yang mengarah pada penggalian konsepdengan baik serta respon dan jawaban mahasiswacukup antusias, pengungkapan pertanyaan sudahsecara singkat dan jelas, sebelum mengajukanpertanyaan dosen telah memberikan acuan dantuntunan serta dosen menyebut nama mahasiswapada saat menunjuk untuk menjawab maupunbertanya/mengemukakan pendapat.

    Namun secara kuantitas atau frekuensipertanyaan masih perlu ditambah agar distribusinyamerata, prinsip pemindahan giliran pertanyaan dapatberjalan sesuai porsinya. Selain itu, tenggang waktuantara giliran penunjukan mahasiswa satu dan kedua

  • Volume 6 No. 2 Juli 200988

    atau berikutnya terlalu singkat, sehingga mahasiswabelum sempat memahami pertanyaan dan berpikiruntuk menjawabnya. Hambatan pelaksanaanpembelajaran ini disinyalir karena dosen masihbanyak mengutamakan pembahasan dan ulasanjawaban pertanyaan yang terlalu panjang danmemakan waktu.

    Analisis terhadap aktivitas mahasiswa dalammerespon pertanyaan dan/ mengemukakan pendapat(berdasarkan instrumen II) adalah : dari sejumlah74 mahasiswa program studi Pendidikan Geografipeserta kuliah Geografi Tanah yang mengikutikegiatan praktik lapangan, ternyata baru sejumlah20 mahasiswa (27,03 %) yang mau merespon/menjawab pertanyaan dosen dan hanya 8 mahasiswa(10,81 %) yang dapat menjawab pertanyaan dosendengan jelas dan tepat. Sedangkan yang beranimenanyakan kembali hal-hal yang belum merekapahami hanya sejumlah 8 mahasiswa (10,81 %) dandari sejumlah itu hanya 4 mahasiswa yang beranimengemukakan pendapat tentang hal-hal yangberkaitan dengan materi kajian dalam praktiklapangan Geografi Tanah yang juga dari mahasiswayang responsif tersebut di atas. Dalam catatanpengamatan, mahasiswa yang responsif tadi antaralain : Wahyu Winoto, Zumrotuzzakiah, Supriyatin,Abdul Malik, Ernayatik, Farhan, Muh. MawahibulAnwar dan Tumini.

    Dengan demikian, pada siklus I ini prosespembelajaran untuk meningkatkan kemampuanmahasiswa mengemukakan pendapat melaluimetode bertanya pada praktik lapangan perkuliahanGeografi Tanah masih di bawah indikatorkeberhasilan penelitian tindakan yakni sekurang-kurangnya 50 % aktif berpartisipasi dalam

    menjawab pertanyaan dan/ mengemukakanpendapat dalam proses pembelajaran tersebut di atas.

    Untuk mengatasi hambatan kinerja pada siklusI ini, maka diadakan refleksi yang berupa kegiatandiskusi bersama antara dosen pengampu lain (dosenmodel dan observer). Di dalam diskusi diberikanalternatif pemecahan masalah, yang antara lain : 1).peninjauan kembali SAP khususnya mengenaikualitas dan kuantitas pertanyaan perlu ditingkatkan,2). strategi pembelajaran yang berkaitan denganmetode bertanya utamanya perlu peningkatandistribusi/penyebaran pertanyaan kepadamahasiswa, perbaikan prinsip-prinsip pemindahangiliran dalam memberikan pertanyaan danmemberikan waktu tunggu sebelum menunjukmahasiswa. Alternatif pemecahan masalah inidiharapkan dapat untuk meningkatkan kinerjapembelajaran yang pada siklus I masih di bawahtarget indikator kinerja penelitian tindakan kelasyang dicanangkan.

    Siklus II

    Pada siklus II dilaksanakan proses pembelajarandengan praktik lapangan Geografi Tanah yangmengambil lokasi Kalisegoro Gunungpati KotaSemarang dengan pokok kajian konsistensi tanah,drainase tanah dan permeabilitas tanah.Pembelajaran dilaksanakan selama 3 jam dimulaijam 09.00 12.00 WIB. Seperti halnya pada siklusI, pada siklus kedua ini pembagian waktunya 1 jamuntuk penyampaian konsep materi kajian, 1 jamuntuk pengamatan dan demonstrasi sifat tanah(konsostensi, drainase dan permeabilitas tanah) dan1 jam terakhir untuk diskusi dan tanya jawab.

  • Jurnal Geografi 89

    Berdasarkan hasil observasi denganmenggunakan instrumen I (tentang keterampilandosen bertanya), dosen pengampu telahmelaksanakan perbaikan-perbaikan dalammeningkatkan keterampilan bertanya atas dasarmasukan pemecahan masalah pada kegiatan refleksi.Perbaikan keterampilan bertanya yang harusditingkatkan tersebut antara lain mengenaipenambahan kuantitas dan/ frekuensi pertanyaan,distribusi atau penyebaran pertanyaan kepada paramahasiswa dan pemberian tuntunan sebelummelontarkan pertanyaan, serta pemberian waktutunggu sebelum menunjuk mahasiswa. Hal inidilakukan dengan harapan dapat memotivasi agarmahasiswa semakin berani merespon dan/mengungkapkan pendapat di dalam berdiskusi.

    Di samping itu, situasi dan kondisi dalam prosespembelajaran tersebut telah lebih diupayakan padasuasana yang santai, menyenangkan dan demokratis.Jalinan kebersamaan dan saling menghargai suatujawaban maupun pendapat mahasiswa dijadikanmotivasi untuk bertanya, menanggapi dan salingmelengkapi jawaban bagi mahasiswa yang lain.Pengelolaan strategi pembelajaran ini ternyata dapatmengurangi bahkan mengatasi hambatan sepertiyang terjadi pada siklus I. Pelaksanaan prosespembelajaran pada siklus II ini, hampir secarakeseluruhan tidak mengalami hambatan, hanyawaktu yang sedikit molor karena semakinbertambahnya jumlah mahasiswa yang beranimengutarakan pertanyaan dan pendapat.

    Hasil observasi dengan menggunakan instrumenII, memperlihatkan bahwa jumlah mahasiswa yangmenjawab pertanyaan baik secara giliran maupun

    tidak, ada 56 mahasiswa. Namun yang dapatmenjawab dengan benar ada 43 mahasiswa (58,11%), sementara mahasiswa yang lain ada yangjawabannya kurang tepat bahkan ada pula yangmalu (tidak menjawab pertanyaan). Sedangkanmahasiswa yang berani menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami dan mengemukakanpendapat tentang hal-hal yang berkaitan denganmateri kuliah praktik lapangan Geografi Tanah ini,umumnya adalah mahasiswa yang terkategori dalamsejumlah mahasiswa yang dapat dengan benarmenjawab pertanyaan dosen (mahasiswa berani yangitu-itu saja). Hambatan mahasiswa yang masihmalu bertanya ini disinyalir karena belum terbiasaberdiskusi, sehingga takut ditertawai oleh teman-teman mahasiswanya.

    Kegiatan pada siklus II ini ternyata telahmeningkat kinerjanya bila dibandingkan dengankegiatan pada siklus I, baik dalam hal keterampilandosen dalam bertanya maupun aktivitas mahasiswadalam mengemukakan pendapat. Di samping itu,pada siklus II ini telah mencapai kinerja sebesar58,11 %. Ini berarti telah melampaui indikatorkinerja penelitian tindakan kelas yang menyatakan: Sekurang-kurangnya 50 % mahasiswa yang aktifberpartisipasi dalam merespon/menjawabpertanyaan dosen dan/ mengemukakan pendapatsecara kritis dan ilmiah..

    Sehubungan dengan hal tersebut di atas, makakegiatan pada siklus berikutnya dirasa sudah tidakdiperlukan lagi atau dengan kata lain penelitiantindakan kelas dapat diakhiri pada siklus II.

  • Volume 6 No. 2 Juli 200990

    SIMPULAN DAN SARAN

    Simpulan

    Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini,maka dapat ditarik suatu simpulan sebagai berikut :(a). secara umum penguasaan strategi pembelajaranoleh pengampu kuliah sangat menentukankeberhasilan di dalam semua proses pembelajaran,mulai dari persiapan (menyusun SAP), penguasaanmateri perkuliahan, peralatan dan metodepembelajarannya, (b). pengetahuan danketerampilan dosen dalam bertanya, seperti perihalpertanyaan (pada siklus II) telah mengarah kepadapenggalian konsep, distribusi dan penerapan prinsippemindahan giliran secara merata, memberi acuandan tuntunan sebelum memberi pertanyaan,memberi waktu tunggu atau tenggang waktusebelum menunjuk mahasiswa dan menyebut namamahasiswa saat mengajukan pertanyaan, ternyatasangat berpengaruh terhadap peningkatan motivasidan keberanian mahasiswa dalam menjawab dan/mengemukakan pendapat di dalam prosespembelajaran (perkuliahan), (c). peningkatankemampuan dosen dalam bertanya diikuti olehkemampuan mahasiswa dalam menjawabpertanyaan dan/ mengemukakan pendapat.

    Saran

    Ada beberapa hal yang perlu mendapatkanperhatian dalam upaya untuk meningkatkan kinerjaproses pembelajaran agar tercipta active learningantara lain : a) dosen / pengampu harusmengadakan persiapan mengajar berupa pembuatanSAP dan Kontrak Perkuliahan yang sebelumnyatelah dibagikan kepada mahasiswa, sehinggamahasiswa juga dapat mempersiapkan diri dalam

    kegiatan diskusi dan tanya jawab, b) dosen harusdapat bersikap empati, adil dan demokratis kepadapara mahasiswa, agar dapat meningkatkan kualitasdalam menerapkan metode bertanya (tanya jawab).

    DAFTAR RUJUKANDepdikbud 1985. Keterampilan Bertanya Dasar

    dan Lanjut Panduan PengajaranMikro 1. Jakarta : CV. Fortuna Jakarta.

    Hardjowigeno, Sarwono. 1992. Ilmu Tanah. Jakarta: PT. Melton Putra.

    Jurusan Geografi FIS UNNES. 2002. SilabiPerkuliahan Program StudiPendidikan Geografi Jur. GeografiFIS UNNES. Semarang : Jur. Geo FISUNNES.

    Sudaryo, dkk. 1991. Strategi Belajar-Mengajar I.Semarang : IKIP Semarang Press.

    Suhandini, Purwadi. 2003. Penelitian TindakanKelas Geografi. Jakarta : DirektoratPendidikan Lanjutan Pertama Dirjendikdasmen Depdiknas.