92954360 diagnosis dan patofisiologi

Upload: hayaturr

Post on 03-Jun-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 92954360 Diagnosis Dan Patofisiologi

    1/5

    PATOFISIOLOGI

    Virus avian influenza dapat ditularkan ke manusia dengan 2 jalan. Pertama kontaminasi langsung

    dari lingkungan burung terinfeksi yang mengandung virus kepada manusia. Cara lain adalah lewat

    perantara binatang babi. Penularan diduga terjadi dari kotoran secara oral atau melalui saluran

    pernafasan. Flu burung dapat menyebar dengan cepat di antara populasi unggas dengan kematian

    yang tinggi. Bahkan dapat menyebar antar peternakan dari suatu daerah ke daerah yang lain.

    Penyakit ini dapat juga menyerang manusia,lewat udara yang tercemar virus itu.

    Penyebaran virus Avian Influenza (AI) terjadi melalui udara (droplet infection) di mana virus dapat

    tertanam pada membran mukosa yang melapisi saluran napas atau langsung memasuki alveoli

    (tergantung dari ukuran droplet). Virus yang tertanam pada membran mukosa akan terpajan

    mukoprotein yang mengandung asam sialat yang dapat mengikat virus. Reseptor spesifik yang dapat

    berikatan dengan virus influenza berkaitan dengan spesies darimana virus berasal. Virus avian

    influenza manusia (Human influenza viruses) dapat berikatan dengan alpha 2,6 sialiloligosakarida

    yang berasal dari membran sel di mana didapatkan residu asam sialat yang dapat berikatan dengan

    residu galaktosa melalui ikatan 2,6 linkage. Virus AI dapat berikatan dengan membran sel mukosa

    melalui ikatan yang berbeda yaitu 2,3 linkage. Adanya perbedaan pada reseptor yang terdapat pada

    membran mukosa diduga sebagai penyebab mengapa virus AI tidak dapat mengadakan replikasi

    secara efisien pada manusia. Mukoprotein yang mengandung reseptor ini akan mengikat virus

    sehingga perlekatan virus dengan sel epitel saluran pernapasan dapat dicegah. Tetapi virus yang

    mengandung neurominidase pada permukaannya dapat memecah ikatan tersebut. Virus selanjutnya

    akan melekat pada epitel permukaan saluran napas untuk kemudian bereplikasi di dalam sel

    tersebut. Replikasi virus terjadi selama 4-6 jam sehingga dalam waktu singkat virus dapat menyebar

    ke sel-sel di dekatnya. Masa inkubasi virus 18 jam sampai 4 hari, lokasi utama dari infeksi yaitu pada

    sel-sel kolumnar yang bersilia. Sel-sel yang terinfeksi akan membengkak dan intinya mengkerut dan

    kemudian mengalami piknosis. Bersamaan dengan terjadinya disintegrasi dan hilangnya siliaselanjutnya akan terbentuk badan inklusi.

    Gambaran skematis patogenesis dari Avian Influenza (AI) adalah :

    1) Mula-mula virion menempel pada reseptor sel tropisma (membran mukosa saluran napas)melalui protein Hemaglutinin.

    2) Terjadi proses endositosis yang akan berlangsung beberapa waktu, berdasarkan pengamatan dilaboratorium diketahui selama 10 menit. Proses ini bersama dengan pelepasan selubung dari

    virion sampai semua segmen RNA keluar kedalam sitpolasma

    3) Segmensegmen tersebut masuk ke dalam inti sel (nukleus) dan mengalami transkripsi

  • 8/12/2019 92954360 Diagnosis Dan Patofisiologi

    2/5

    4) Sebagian segmen keluar kembali ke sitoplasma untuk mempersiapkan protein selubung(Hemaglutinin, Neuroaminidase, Matriks dan protein Nonstruktural) untuk dipakai oleh virus

    baru yang akan dihasilkan.

    5) Delapan segmen yang berada di inti sel ditambah dengan segmen RNA yang masih tersisa disitoplasma melakukan replikasi, yaitu perbaikan RNA. Berbeda dengan virus RNA lainnya,

    dimana replikasinya terjadi diluar inti sel. Dengan berlangsung di dalam inti sel, AI menggunakan

    bahanbahan yang diperlukan dari dalam inti sel inang.

    DIAGNOSIS

    Tampilan klinis manusia yang terinfeksi flu burung menunjukkan gejala seperti terkena flu

    biasa. Diawali dengan demam, mialgia, sakit tenggorokan, batuk, dan sesak napas. Dalam

    perkembangannya kondisi tubuh dengan sangat cepat menurun drastis. Bila tidak segera ditolong,

    korban bisa meninggal karena berbagai komplikasi.

    Masa inkubasi penyakit, dimana saat mulai terpapar virus hingga mulai timbul gejala sekitar3 hari dengan rentang 2 hingga 5 hari. Sebagian besar penderita mengalami produksi dahak yang

    meningkat, 30% diantaranya dahaknya bercampur darah. Diare dialami oleh 70% penderita. Semua

    penderita menunjukkan limfopenia dan sebagian besar penderita mengalami trombositopenia.

    Dalam penegakan diagnosis, terdapat beberapa kriteria diagnosis yang digunakan sesuai

    dengan temuan klinis yang didapatkan pada penderita pada tahapan dan waktu tertentu, yaitu:

    Diagnosis AI adalah:

    1. Kasus tersangka (possible cases)

    Demam >38oC, batuk, nyeri tenggorokan, Dan salah satu kriteria berikut:

    a. Pernah kontak dengan penderita AIb. Kurang dari satu minggu terakhir pasien pernah mengunjungi peternakan di daerah

    HPAI

    c. Bekerja di laboratorium dan kontak dengan sample dari tersangka AI2. Kasus mungkin (probable cases)

    Possible cases, atau Hasil laboratorium tertantu positif untuk virus AI dengan antibodi monoklonal H5, atau Tidak terbukti adanya penyebab lain

    3. Kasus pasti (confirmed cases)

    Hasil kultur virus H5N1, atau Pemeriksaan PCR influenza H5 positif, atau Peningkatan titer antibodi spesifik H5 sebesar empat kali

  • 8/12/2019 92954360 Diagnosis Dan Patofisiologi

    3/5

    Pemeriksaan laboratorium:

    Mengisolasi virus (usap tenggorok, tonsil, faring) Tes serologi Merujuk ke laboratorium litbangkes.

    Diagnosis pasti ditegakkan dengan pengujian agar gell precipitation (AGP). Penentuan subtipe virus

    dilakukan dengan pengujian haemaglutination inhibition (HI).

    Gambaran Radiologi

    1. Foto ToraksPada pemeriksaan foto toraks PA dan lateral, dapat ditemukan gambaran infiltrat di paru yang

    menunjukkan bahwa kasus ini adalah pneumonia. Paling banyak ditemukan konsolidasi multifokal;

    efusi dan limfadenopati dapat selalu dilihat, begitu pula dengan perubahan cystic. Penampakan

    penyakit pada radiologi lebih awal memberikan prediksi yang bagus dari mortalitas, termasuk

    penemuan konsisten dengan acute respiratory distress syndrom (ARDS), seperti difus, ground glass

    appearance bilateral.

    Pada foto toraks, semua penumonia memperlihatkan tanda-tanda radiologis yang positif.

    Gambaran penumonia pada foto toraks sama seperti gambaran konsolidasi radang. Jika udara dalam

    alveoli digantikan oleh eksudat radang, maka bagian paru tersebut akan tampak putih pada foto

    Roentgen. Kelainan ini dapat melibatkan sebagian atau seluruh lobus (pneumonia lobaris) atau

    berupa bercak yang mengikutsertakan alveoli secara tersebar (bronkopneumonia). Gambaran

    radiologisnya memperlihatkan bayangan homogen berdensitas tinggi pada satu segmen, lobus paru

    atau pada sekumpulan segmen lobus yang berdekatan, berbatas tegas.

    Gambar 1 Foto Toraks PA Penderita Avian Influenza

    Foto X-ray dada tidak patognomonik untuk flu burung tetapi dapat memperlihatkan adanya infeksi

    secara umum. Riwayat kontak dengan burung dan penyakit yang bertambah buruk, memberikan

    tanda-tanda radiografi dari penyebaran infeksi pada paru adalah kunci dari mengidentifikasi

    penyakit.

    2. Pemeriksaan UltrasonografiPemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi dan mengukur efusi pleura dan konsolidasi di paru.Konsolidasi paru pada USG tampak seperti struktur jaringan hiperechoic dan dengan wedge-shaped.

  • 8/12/2019 92954360 Diagnosis Dan Patofisiologi

    4/5

    Beberapa studi telah mendemonstrasikan bahwa ultrasound paru memiliki tampilan yang tinggi

    untuk mendiagnosis konsolidasi alveolar dan berguna untuk menuntun biopsi paru perkutaneus.

    3. Pemeriksaan CT-ScanGambaran menyebar atau bercak pada ground-glass ditambah dengan konsolidasi adalah gambaranumum pada CT-scan. Nodul sentrilobuler kecil menunjukkan perdarahan alveolar mungkin terlibat.

    Jarang terjadi efusi pleura. Pada sebuah studi, gambaran CT-scan menunjukkan konsolidasi ruang

    udara atau ground-glass dengan distribusi lobuler.

    Gambar 2 Pneumonia Akibat Virus

    4. Pemeriksaan LaboratoriumUntuk uji konfirmasi dilakukan:

    a. Kultur dan identifikasi virus H5N1.b. Uji Real Time Nested PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk H5.c. Uji serologi, yang meliputi:

    Immunofluorescence (IFA) test: ditemukan antigen positif dengan menggunakanantibodi monoklonal influenza H5N1

    Uji netralisasi: didapatkan kenaikan titer antibodi spesifik influenza A/H5N1 sebanyak 4kali dalam serum

    Selain itu dilakukan pemeriksaan :

    a. Hematologi: hemoglobin, leukosit, trombosit, hitung jenis leukosit, total limfosit. Umumnyaditemukan leukopeni, limfositopeni atau limfositosis relatif, dan trombositopeni.

    b. Kimia: Albumin/globulin, SGOT/SGPT, ureum, kreatinin, kreatin kinase, analisa gas darah.Umumnya dijumpai penurunan albumin, peningkatan SGOT/SGPT, peningkatan ureum dan

    kreatinin, peningkatan kreatinin kinase, sedangkan analisa gas darah dapat normal atau

    abnormal.

  • 8/12/2019 92954360 Diagnosis Dan Patofisiologi

    5/5

    DAFTAR PUSTAKA

    Marc siegel,M.D,FLU BURUNG:serangan wabah ganas dan pelindung terhadapnya,bandung,2006

    Widoyono,penyakit tropis,EMS,jakarta,2002.