90340121-makalah-erupsi-1

19
MAKALAH BIOLOGI I MEKANISME ERUPSI GIGI DISUSUN OLEH : 1. Yi Cheong Mi 2011-11-169 2. Trias Ambar 2011-11-170 3. Ratu Novy Fatia Sary 2011-11-171 4. Ilma Faizah 2011-11-172 5. Paramita tjipta 2011-11-173 6. Dyah Rosanti 2011-11-175 7. Anna Novita 2011-11-177 8. Destaria Fifani 2011-11- 178 9. Tiara Ayu Ramadhina 2011-11-196 1 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Jl. Bintaro Permai Raya No. 3 Jakarta Selatan 2011

Upload: anggun-dwitwinsters

Post on 01-Dec-2015

69 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

3

TRANSCRIPT

Page 1: 90340121-MAKALAH-ERUPSI-1

MAKALAH BIOLOGI I

MEKANISME ERUPSI GIGI

DISUSUN OLEH :

1. Yi Cheong Mi 2011-11-169

2. Trias Ambar 2011-11-170

3. Ratu Novy Fatia Sary 2011-11-171

4. Ilma Faizah 2011-11-172

5. Paramita tjipta 2011-11-173

6. Dyah Rosanti 2011-11-175

7. Anna Novita 2011-11-177

8. Destaria Fifani 2011-11-178

9. Tiara Ayu Ramadhina 2011-11-196

Kelompok 5

Kelas C

1Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Jl. Bintaro Permai Raya No. 3 Jakarta Selatan2011

Page 2: 90340121-MAKALAH-ERUPSI-1

Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan hidayah

dan inayahnya berupa kemampuan berfikir dan juga karena berkat rahmat dan karunia-Nya

kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Kami juga bersyukur atas berkah rezeki dan

kesehatan yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat mengumpulkan bahan-bahan

materi makalah ini. Kami telah berusaha semampu kami untuk mengumpulkan berbagai macam

bahan mengenai “Mekanisme Erupsi Gigi”.

Tidak ada suatu usaha besar dapat berhasil tanpa dimulainya dari usaha yang kecil.

Makalah ini juga tidak mungkin terwujud tanpa adanya komitmen dan kerja sama dari para

pihak yang terlibat, oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada dr. Amien Thohari

selaku dosen yang membimbing kami dan kepada pihak-pihak yang telah membantu sehingga

makalah ini dapat terselesaikan.

Demikianlah makalah ini kami buat dan kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini

masih jauh dari sempurna ,maka apabila ada kesalahan dalam penulisan kami mohon maaf dan

kami ucapkan terima kasih.

2Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Jl. Bintaro Permai Raya No. 3 Jakarta Selatan2011

Page 3: 90340121-MAKALAH-ERUPSI-1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Besarnya pengaruh erupsi gigi dan banyaknya kelainan yang mungkin ditimbulkan oleh

gangguan erupsi gigi di rongga mulut, sudah selayaknya bagi dokter gigi mengetahui waktu

erupsi gigi secara benar. Seorang dokter gigi juga dapat meramalkan kapan gigi akan erupsi dan

kapan erupsi gigi dikatakan menyimpang sehingga tindakan pencegahan dapat segera dilakukan

untuk meminimalisir kelainan-kelainan yang mungkin muncul akibat erupsi gigi yang

menyimpang. Disamping itu pengetahuan mengenai waktu erupsi gigi akan banyak membantu

dokter gigi dalam merencanakan tindakan perawatan gigi.

Pada masa anak-anak, pengamatan mengenai pembentukkan gigi geligi memiliki

keakuratan yang lebih tinggi dalam memperkirakan usia sedangkan pada orang dewasa

keakuratannya akan menurun karena adanya proses fisologis degeneratif seperti atrisi akibat

penggunaan gigi geligi, penutupan ruang pulpa dan sklerosis dari dentin.

1.2 TUJUAN

Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan mengenai

mekanisme erupsi gigi serta mengerti urutan dan faktor-faktor yang mempercepat serta memperlambat

mekanisme erupsi gigi sulung maupun gigi tetap sehingga pembaca dapat memahami mekanisme erupsi

gigi secara keseluruhan.3

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)Jl. Bintaro Permai Raya No. 3 Jakarta Selatan

2011

Page 4: 90340121-MAKALAH-ERUPSI-1

BAB II

PEMBAHASAN

Erupsi gigi adalah proses berkesinambungan meliputi perubahan posisi gigi melalui

beberapa tahap mulai pembentukan sampai muncul ke arah oklusi dan kontak dengan gigi

antagonisnya. Umur kronologis adalah umur berdasarkan tanggal, bulan dan tahun

kelahiran kemunculan gigi yang baru sangat membantu dalam pemeriksaan gigi. Gigi bawah

biasanya erupsi terlebih dahulu dari pada gigi pasangannya di rahang atas. Sebelum erupsi gigi

tetap, gigi susu mengalami resorbsi akar yang disebabkan reaksi osteoclast.

Gigi dapat bererupsi karena 3 sebab :

1. sel-sel saccus dentalis mengeluarkan enzim yang kemudian enzim ini melarutkan tulang-

tulang dimuka mahkota gigi menjadi bintik-bintik yang akan dibersihkan oleh osteocast.

2. Dengan tumbuhnya bagian akar gigi akan menyebabkan tekanan yang mendesak bagian

mahkota ke arah cavum oris.

3. Erupsi-stimulasi tumbuhnya rahang (panjang / lebar).

A. Erupsi Gigi Susu

Normalnya bayi yang baru dilahirkan tidak mempunyai gigi, walaupun benih gigi sudah

ada jauh sebelum bayi tersebut dilahirkan. Kalsifikasi dari gigi susu mulai pada umur mudiga 4

bulan dalam kandungan. Semua benih gigi geligi susu sudah mulai berkembang pada umur

mudiga 6 bulan dalam kandungan.

Biasanya bayi baru lahir tidak memerlukan gigi dalam mulutnya karena dietnya adalah

makanan yang cair atau setengah cair. Gigi geligi baru diperlukan bila makanannya sudah

berbentuk agak padat, meskipun demikian bayi tersebut telah menunjukan banyak benih gigi 4

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)Jl. Bintaro Permai Raya No. 3 Jakarta Selatan

2011

Page 5: 90340121-MAKALAH-ERUPSI-1

geligi yang sedang dalam proses perkembangan dalam berbagai tingkatan. Tetapi ada kalanya

bayi dilahirkan dengan sudah ada gigi-gigi insisivus bawah. Gigi premature ini lebih cepat

tanggal karena perkembangan yang tidak sempurna dari akar sehingga tidak kuat.

Baru pada usia 6 bulan gigi pertama susu mulai erupsi, dan pada usia 2 tahun gigi geligi

susu sudah lengkap.

Waktu erupsi dari tiap-tiap gigi tidak sama. Tapi diambil rata-ratanya sebagai berikut:

incisivus pertama bawah sulung tumbuh pada bayi umur 6 bulan,

central incisivus atas baru tumbuh sebulan kemudian,

dua bulan berikutnya menyusul lateral incisivus bawah, disusul lateral incisivus

atas. Jadi umunya gigi rahang bawah akan tumbuh lebih dulu dari gigi sejenis

pada rahang atas. Biasanya sebelah kiri dan kanan hampir bersamaan.

molar-1 sulung tumbuh pada umur 12 bulan,

caninus sulung tumbuh pada anak umur 16 bulan, dan

pada usia 2-2½ tahun semua gigi sulung sudah erupsi.

Urutan Erupsi Gigi Sulung

central incisivus 6-7 bulan

lateral incisivus 8 bulan

molar-1 sulung 1 tahun

caninus sulung 16 bulan

molar-2 sulung 12-18 bulan

Erupsi gigi sulung ini diikuti dengan pertumbuhan dari tulang rahang. Pertumbuhan tulang

rahang yang dapat kita lihat pada anak yaitu pada umur 5 tahun, dimana pada gigi-gigi

anteriornya terlihat adanya celah ( gigi renggang satu dengan lain ) dan hal ini disebut diastema.

5Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Jl. Bintaro Permai Raya No. 3 Jakarta Selatan2011

Page 6: 90340121-MAKALAH-ERUPSI-1

Gigi sulung tidak boleh dicabut, sebab nanti pada waktunya akan tanggal sendiri, gigi

sulung ini memberi jalan untuk tumbuhnya gigi permanen. Tidak benar bila ada yang

beranggapan bahwa gigi sulung yang dicabut sebelum waktunya tanggal tidak berpengaruh

pada gigi tetapnya atau rahangnya.

Pencabutan gigi sulung sebelum waktunya (premature lost), mengakibat kekurangan

pertumbuhan pada tulang rahang, tempat untuk gigi tetapnya akan kurang, terlihat gigi

tetapnya berdesakan / tidak teratur letaknya

B. Erupsi Gigi Tetap

Gigi permanent yang pertama erupsi ke dalam oral cavity (rongga mulut) ialah Molar-1

permanent (M1) pada anak umur 6 tahun. Letak M-1 ini disebelah M-2 . Karena tumbuh pada

usia 6 tahun maka sering disebut six years Molar.

Kalsifikasi gigi tetap dimulai dari waktu bayi lahir. Bentuknya lebih besar dari semua gigi

sulung, dan untuk ini perlu tempat, maka rahang tumbuh lebih besar. Gigi tetap berikutnya

yang tumbuh yaitu central R.B. Kadang-kadang M-1 ini tumbuh bersamaan dengan I-1 R.B. yaitu

pada umur 6 tahun.

Sebelum gigi tetap tumbuh, didahului dengan proses resorbsi fisiologis, yaitu akar gigi

sulung terkikis pelan-pelan oleh karena dorongan benih gigi tetap. Makin lama akar gigi sulung

makin pendek , sehingga tinggal sebagian kecil akar yang masih ada pada daerah cervix, gigi

makin goyang, dan akhirnya tanggal.

Benih gigi tetap ( I sampai C ) terletak disebelah lingual atau palatal dari akar gigi sulung.

Sedangkan benih gigi premolar berada di bawah bifurkasi akar gigi sulung. Gigi I, C, P yang

menggantikan tempat gigi sulung disebut succendaneous teeth.

Resorbsi gigi sulung selamanya tidak berjalan sempurna. Kadang-kadang kikisan dari benih

gigi tetap tidak dapat meresorbsi akar gigi sulung, karena letak benih gigi tetapnya agak lebih ke

lingual. Dalam hal ini gigi sulung masih tetap pada tempatnya sedang gigi permanen sudah

6Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Jl. Bintaro Permai Raya No. 3 Jakarta Selatan2011

Page 7: 90340121-MAKALAH-ERUPSI-1

tumbuh disebelah lingual/ palatal, walaupun waktu tanggalnya gigi sulung sudah lewat.

Keadaan gigi sulung yang demikian ini disebut persistensi gigi sulung.

I-2 R.B tumbuh setelah I-1 RB dan sering bersamaan. Disusul gigi I-1 R.A (7-8 tahun)

setahun kemudian I-2 R.A tumbuh. P-1 R.B tumbuh pada umur 10 tahun, biasanya hampir

bersamaan dengan C R.B. Tahun berikutnya disusul oleh P-2 kemudian C R.A.

M-2 biasanya tumbuh pada usia 12 tahun, terletak disebelah distal dari M-1 sering disebut

twelve year molar. C R.A kadang-kadang bersamaan tumbuhnya dengan M-2 ini sedangkan

Molar tumbuh pada usia 17 tahun atau lebih.

Pada usia 12 tahun terjadi pertumbuhan tulang rahang untuk tempat gigi M-3, gigi M-3 ini

mempunyai variasi dalam bentuk maupun letaknya. Tidak semua orang mempunyai M-3,

kadang-kadang tidak tumbuh atau benihnya memang tidak ada.

Jadi, ringkasan pertumbuhan atau erupsi gigi tetap sebagai berikut :

1. Molar-1

2. Incisive-1 dan Incisive-2 Rahang Bawah

3. Incisive-1 Rahang Atas

4. Incisive-2 Rahang Atas

5. Caninus Rahang Bawah

6. Premolar-1

7. Premolar-2

8. Caninus Rahang Atas

9. Molar-2

10. Molar-3

7Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Jl. Bintaro Permai Raya No. 3 Jakarta Selatan2011

Page 8: 90340121-MAKALAH-ERUPSI-1

Urutan Erupsi Gigi Tetap

Nama gigi Rahang Atas Rahang bawah

Central incisor 7-8 tahun 6-7 tahun

Lateral incisor 8-9 tahun 7-8 tahun

Canine 10-12 tahun 9-10 tahun

First premolar 10-11 tahun 10-12 tahun

Second premolar 10-12 tahun 10-12 tahun

First molar 6-7 tahun 6-7 tahun

Second molar 12-13 tahun 11-13 tahun

Third molar 17-21 tahun 17-21 tahun

C. Faktor yang mempercepat erupsi :

1. Faktor keturunan,

2. Hiperfungsi kelenjar endokrin (gld hipofisis, tyroid, adrenal),

3. Pengaruh iklim, tropis > cepat erupsi dari dingin,

4. Pencabutan gigi susu yg prematur. Pencabutan gigi susu dapat memperlambat erupsi karena

kebiasaan meletakkan lidah di tempat bekas gigi susu yang hilang dan juga penebalan gusi

sehingga memperlambat erupsi permanen.

8Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Jl. Bintaro Permai Raya No. 3 Jakarta Selatan2011

Page 9: 90340121-MAKALAH-ERUPSI-1

D. Faktor yang memperlambat erupsi :

1. Faktor local :

a. Eruption squestrum

bulatan kecil seperti tulang,

diatas mahkota gigi yang akan erupsi,

dibentuk dari osteogenic tissue, dan

biasanya pada mahkota M-1

Karena sangat kecil, biasanya tidak diketahui (langsung hilang pada waktu gigi erupsi).

b. Ectopic eruption

Lengkung pendek atau ada factor local yang menghalangi gigi erupsi, gigi mencoba

erupsi tetapi posisi abnormal / gigi bergeser ketempat lain.

c. Lingual eruption

Pada incisive permanen rahang bawah (normally).

d. Eruption hematoma

ungu kemerahan,

biasanya terjadi beberapa minggu sebelum erupsi,

bias pada sulung atau permanen,

9Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Jl. Bintaro Permai Raya No. 3 Jakarta Selatan2011

Page 10: 90340121-MAKALAH-ERUPSI-1

biasa pada m-2 atau M-1, dan

terjadi ok trauma jaringan lunak selama digunakan → setelah tembus, hilang

(selflimited) tapi kadang perlu tindakan bedah.

e. Impaksi

Gigi yang gagal erupsi masih berada dibawah mukosa baik sebagian atau seluruhnya.

Sering terjadi pada m-2 dan M-3.

f. Ankylosis

Gigi melekat kuat pada tulang alveolar (static retention), sering terjadi pada m-2 rahang

bawah. Pada daerah anterior biasanya karena ada trauma.

g. Sequel of trauma (dilaserasi)

Perubahan letak mahkota atau akar. Erupsi bisa lebih cepat atau terlambat.

2. Faktor sistemik

o Hypothiodism

o Hypopitutarism

o Mempengaruhi preotein yang dibutuhkan untuk erupsi gigi

10Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Jl. Bintaro Permai Raya No. 3 Jakarta Selatan2011

Page 11: 90340121-MAKALAH-ERUPSI-1

3. Factor congenital

DOWN SYNDROME → biasanya sampai umur 2 tahun, gigi belum erupsi, lengkap umur

5 tahun, retensi bias sampai umur 15 tahun

ACHONDROPLASTIC DWARFISM

CLEIDOCRANIAL DYPLASIA

NEONATAL TEETH

Gigi erupsi premature, kurang dari 1 bulan. Biasanya insicor rahang bawah, atau

supermerary teeth (jarang) atau molar (sangat jarang). Karena matur, akar belum

sempurna, mudah goyang, bisa tertelan.

SUPERNUMERARY TEETH

Supernumerary teeth adalah gigi tambahan/berlebih, sehingga jumlah gigi yang

terbentuk dalam rahang lebih banyak dari jumlah normal. Supernumerary teeth dapat

menyebabkan susunan gigi-geligi yang terlalu berjejal atau malah dapat menghambat

pertumbuhan gigi sebelahnya.Paling sering terjadi pada daerah insisiv (mesiodens) dan

premolar.

E. Berikut ini adalah faktor-faktor yang berperan dalam erupsi gigi :

a. Penambahan panjang akar gigi. Erupsi dimulai pada saat akar mulai terbentuk.

Pemanjangan akar menyebabkan terjadinya penambahan jarak antara mahkota dan

ujung akar yang sedang tumbuh. Bila ujung akar yang sudah tumbuh disangga oleh

tulang di bawahnya maka mahkota gigi akan terdorong ke arah rongga mulut karena

terbentuknya tulang baru hasil aposisi yang diletakkan diantara ujung akar yang sedang

berkembang dengan tulang penyangga dibawahnya.

11Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Jl. Bintaro Permai Raya No. 3 Jakarta Selatan2011

Page 12: 90340121-MAKALAH-ERUPSI-1

b. Pertumbuhan pulpa gigi selama foramen apikal masih terbuka lebar. Gigi-gigi bergerak dari

soketnya seirama dengan denyutan arteri sehingga perubahan volume secara lokal dapat

menghasilkan sedikit gerakan gigi. Mekanisme ini biasanya dipengaruhi oleh aktivitas hormonal

yang mengatur baik tekanan darah maupun cairan jaringan.

c. Deposisi sementum pada permukaan akar.

d. Kontraksi sel-sel yang tersusun oblik pada ligamen periodontal juga dapat mendorong gigi dari

soketnya.

e. Resorbsi tulang oleh sel-sel osteoklast pada pintu alveolus, sehingga jalan menjadi lebih bebas.

f. Pembentukan tulang baru secara aposisi oleh sel-sel osteoblast pada dinding alveolus.

g. Penambahan tinggi dan pertumbuhan lapisan-lapisan gigi seperti tinggi ruang pulpa, dentin

serta tulang di dasar alveolus yang terus bertambah sejak neonatus.

h. Tekanan mastikasi dan tekanan otot yang disalurkan ke arah gigi

12Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Jl. Bintaro Permai Raya No. 3 Jakarta Selatan2011

Page 13: 90340121-MAKALAH-ERUPSI-1

BAB III

KESIMPULAN

Mekanisme erupsi gigi umumnya dialami pada manusia berumur 6 bulan sampai 21

tahun. Mekanisme erupsi gigi terdiri 2 macam yaitu erupsi gigi sulung dan erupsi gigi tetap.

Didalam mekanisme erupsi gigi terbagi atas 2 faktor, yaitu faktoryang mempercepat erupsi gigi

dan faktor yang memperlambat erupsi gigi. Faktor yang mempercepat diantaranya :

Faktor keturunan,

Hiperfungsi kelenjar endokrin (gld hipofisis, tyroid, adrenal),

Pengaruh iklim, tropis > cepat erupsi dari dingin , dan

Pencabutan gigi susu yg premature.

Sedangkan factor yang memperlambat, yaitu :

faktor local,

faktor sistemik, dan

faktor congenital.

Erupsi gigi juga terdapat kelainan-kelainan, yaitu :

o down syndrome,

o Achondroplastic dwarfism,

o cleidocranial dyplasia,

o neonatal teeth, dan

o supernumerary teeth.

13Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Jl. Bintaro Permai Raya No. 3 Jakarta Selatan2011

Page 14: 90340121-MAKALAH-ERUPSI-1

DAFTAR PUSTAKA

Drg. Ny. Itjiningsih W.H, penerbit: Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Halaman 211-215

Cornelia, Sindy, drg, Sp. KGA. Erupsi Gigi. www.fkg.unair.ac.id/filer/ Erupsi %20 gigi _Sindy.pdf .

Surabaya:Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga.

Anonim. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19362/4/Chapter%20II.pdf. Medan,

Sumatera Utara:Universitas Sumatera Utara.

Indriyanti, Ratna, drg., Arlette Suzy Puspa Pertiwi, drg., Sp.KGA., dan Inne

Suherna Sasmita, drg., Sp.Ped.2006. POLA ERUPSI GIGI PERMANEN

DITINJAU DARI USIA KRONOLOGIS PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 12 TAHUN

DI KABUPATEN SUMEDANG.

http://resources.unpad.ac.id/unpad-content/uploads/publikasi_dosen/POLA%20ERUPSI

%20GIGI%20PERMANEN%20DITINJAU%20DARI%20USIA%20KRONOLOGIS.PDF.

Bandung:Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran.

14Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Jl. Bintaro Permai Raya No. 3 Jakarta Selatan2011