737_k_pdt_2012
DESCRIPTION
CONTOH PUTUSAN PENGADILAN DALAM PERKARA PERDATA YANG JUGA BERDIMENSI PIDANATRANSCRIPT
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
P U T U S A N
No. 737 K/Pdt/2012
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
M A H K A M A H A G U N G
memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut
dalam perkara :
BOENARTO TEDJOISWORO, bertempat tinggal di Jalan Raya Gubeng
No. 64, Surabaya, dalam hal ini memberi kuasa kepada: HADI
PRANOTO, SH.,MH. Advokat, beralamat di Jalan Karangmenjangan III
No. 23-C, Surabaya, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 14 Juli
2011;
Pemohon Kasasi dahulu Penggugat/Pembanding;
m e l a w a n :
KEPALA KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA cq. KEPALA
KEPOLISIAN DAERAH JAWA TIMUR, berkedudukan di Jalan Jenderal
Ahmad Yani No. 116, Surabaya;
Termohon Kasasi dahulu Tergugat/Terbanding;
Mahkamah Agung tersebut ;
Membaca surat-surat yang bersangkutan ;
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang
Pemohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah menggugat sekarang Termohon
Kasasi dahulu sebagai Tergugat di muka persidangan Pengadilan Negeri Surabaya
pada pokoknya atas dalil-dalil :
Bahwa hubungan hukum antara Penggugat dengan Tergugat diawali dengan
adanya laporan Polisi No.Pol: LP/95/IV/2003/Biro Operasi tanggal 8 April 2003 (Bukti
P-1), yang dilakukan oleh orang bersama RONY TJAHYADI SUSANTO kepada
Tergugat, yang melaporkan Penggugat, atas tuduhan melakukan penggelapan dan atau
pemalsuan tandatangan dan memberikan keterangan palsu dalam akta otentik,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 172 dan atau 263 dan 266 KUHP;
Bahwa laporan Polisi No.Pol: LP/95/IV/2003/Biro Operasi tanggal 8 April 2003,
yang dipakai dasar Tergugat untuk serta merta menjadikan Penggugat sebagai
tersangka, adalah tidak jelas:
a Apa yang digelapkan oleh Penggugat;
b Tandatangan siapa yang dipalsu oleh Penggugat;
Hal. 1 dari 27 hal. Put. No. 737 K/Pdt/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
c Keterangan ke dalam akta otentilk, serta siapa yang disuruh dan bagaimana cara
menyuruhnya;
Bahwa pada saat orang yang bernama RONY TJAHYADI SUSANTO
menyampaikan laporan Polisi No.Pol: LP/95/IV/2003/Biro Operasi tanggal 8 April
2003, adalah tanpa atau tidak disertai alat bukti surat yang sah berdasarkan Pasal 184
ayat (1) KUHAP, melainkan hanya membawa foto copy- foto copy beberapa surat, yang
tidak jelas kaitannya dengan tuduhan kepada Penggugat melakukan penggelapan dan
atau pemalsuan tandatangan dan memberikan keterangan palsu dalam akta otentik,
sebagaimana dimaksud dalam pasal 372 dan atau 263 dan 266 KUHP tersebut;
Bahwa berdasarkan laporan Polisi No.Pol: LP/95/IV/2003/Biro Operasi tanggal
8 April 2003, dengan tuduhan Penggugat melakukan penggelapan dan atau pemalsuan
tandatangan dan memberikan keterangan palsu dalam akta otentik, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 372 dan atau 263 dan 266 KUHP tersebut maka Tergugat telah
menerbitkan Surat Perintah Tugas No.Pol. Sprin/Gas/229/III/200/Reskim tanggal 18
Maret 2004 (Bukti P.2) agar dilakukan tindakan, licik, sidik dan upaya paksa lainnya
dalam perkara adanya tindak pidana penipuan dan atau penggelapan dan atau
pemalsuan tandatangan dan atau menyuruh pejabat menempatkan keterangan tidak
benar ke dalam akte otentik yang diduga dilakukan oleh Sdr. Boenarto Tedjoisworo
(Penggugat), dkk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 378 KUHP dan atau Pasal 372
KUHP dan atau Pasal 263 KUHP dan atau Pasal 266 KUHP;
Bahwa tindakan Tergugat menerbitkan Surat Perintah No.Pol.Sprin Gas/229/
III/2004/Reskrim tanggal 18 Maret 2004 tersebut pada butir 4 di atas, adalah melanggar
Pasal 5 jo Pasal 7 Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana,
oleh karenanya Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum yang menerbitkan
kerugian pada diri Penggugat, sebab setelah menerima laporan tentang adanya dugaan
tindak pidana, yakni Laporan Polisi No.Pol.LP/95/IV/2003/Biro Operasi tanggal 8 April
2003, ternyata Tergugat tidak mencari keterangan dan barang bukti, ataupun melakukan
pemeriksaan kepada Pelapor bernama Rony Tjahyadi Susanto, melainkan justru secara
sepihak menetapkan adanya Pasal 378 KUHP dan menetapkan dugaan kepada Sdr.
Boernarto Tedjoisworo (Penggugat), dkk sebagai tersangkanya dan tidak ada laporan
yang menuduh Sdr. Boernarto Tedjoisworo (Penggugat) dan kawan-kawan sebagai
pelaku tindak pidana penipuan;
Bahwa berdasarkan laporan Polisi No.Pol: LP/95/IV/2003/Biro Operasi tanggal
8 April 2003, dengan tuduhan Penggugat melakukan penggelapan dan atau pemalsuan
tandatangan dan memberikan keterangan palsu dalam akta otentik, sebagaimana
2
2
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
dimaksud dalam Pasal 372 dan atau 363 dan 266 KUHP tersebut, Tergugat juga
menerbitkan Surat Perintah Penyidikan No.Pol.Sprin Dik/135/III/2004/Reskim tanggal
18 Maret 2004 (Bukti P-3) agar dilakukan tindakan penyidikan terhadap dugaan adanya
tindak pidana penipuan dan atas penggelapan dan atau pemalsuan tandantangan dan
atau menyuruh pejabat menempatkan keterangan tidak benar kedalam akte otentik, yang
diduga dilakukan oleh Sdr. Boenarto Tedjoisworo (Penggugat) dan kawan-kawan,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 378 KUHP dan atau Pasal 372 KUHPdan atau
pasal 263 KUHP dan atau Pasal 266 KUHP;
Bahwa tindakan Tergugat menerbitkan Surat Perintah Penyidikan No.Pol: Sprin-
Dik/135/III/2004/Reskim tanggal 18 Maret 2004 tersebut pada butir 6 di atas, adalah
juga melanggar Pasal 5 jo Pasal 7 Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana, oleh karenannya Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum
yang menerbitkan kerugian pada diri Penggugat, sebab setelah menerima laporan
tentang adanya dugaan tindak pidana, yakni laporan Polisi No.Pol. LP/95/VI/2003/Biro
Operasi tanggal 8 April 2003, ternyata Tergugat tidak mencari keterangan dan barang
bukti, ataupun melakukan pemeriksaan kepada pelapor bernama Rony Tjahyadi Susanto
ataupun belum melakukan penyelidikan terhadap laporan polisi dimaksud, melainkan
justru serta merta secara sepihak Tergugat menetapkan adanya Pasal 378 KUHP dan
Tergugat secara sepihak dan sewenang-wenang menetapkan dugaan kepada Sdr.
Boenarto Tedjoisworo (Penggugat) dan kawan-kawan sebagai Tersangkanya. Padahal
dalam laporan Polisi No.Pol. :LP/95/IV/2003/Biro Operasi tanggal 8 April 2003 tidak
ada laporan penipuan (Pasal 378 KUHP) dan tidak ada laporan yang menuduh Sdr.
Boenarto Tedjoisworo (Penggugat), dan kawan-kawan sebagai pelaku tindak pidana
penipuan;
Bahwa tindakan Tergugat menerbitkan Surat Perintah Tugas No.Pol. Sprin-
Gas/229/III/2004/Reskrim tanggal 13 Maret 2004 dan menerbitkan Surat Perintah
Penyidikan No.Pol: Sprin-Dik/135/III/2004/Reskrim tanggal 18 Maret 2004 tersebut
dengan sepihak menetapkan Pasal 378 KUHP tentang penipuan dan menetapkan Sdr.
Boenarto Tedjoisworo (Penggugat) dan kawan-kawan sebagai tersangkanya, adalah
menyimpang karena tidak sesuai dengan laporan Polisi No.Pol: LP/95/IV/2003/Biro
Operasi tanggal 8 April 2003, serta Tergugat pada kesempatan pertama belum
melakukan pemeriksaan saksi korban atas pelapor bernama Rony Tjahyadi Susanto,
adalah jelas merupakan perbuatan yang melampaui kewenangannya dan oleh karenanya
patut diduga dilatar belakangi oleh pesanan tertentu serta dikendalikan oleh pihak-pihak
3
Hal. 3 dari 27 hal. Put. No. 737 K/Pdt/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
tertentu yang dewasa ini lazim disebut mafia hukum. Oleh sebab itu perbuatan Tergugat
tersebut melawan hukum, yang menerbitkan kerugian pada diri Penggugat;
Bahwa kewajiban Tergugat selaku penyidik adalah mencari dan mengumpulkan
bukti untuk membuat terang tentang tindak pidana sebagaimana laporan Polisi No.Pol:
LP/95/IV/2003/Biro Operasi tanggal 8 April 2003. Oleh karenanya kewajiban Tergugat
selaku penyidik yang pertama kali memeriksa saksi korban atau pelapor bernama Rony
Tjahyadi Susanto. Sebab dengan memeriksa saksi korban atau pelapor bernama Rony
Tjahyadi Susanto tersebut akan menjadi jelas apa yang dimaksud dengan laporannya
tersebut;
Bahwa ternyata Tergugat telah melawan hukum yang menerbitkan kerugian
pada diri Penggugat, yakni melanggar Pasal 1 butir 2 jo pasal 7 Undang-Undang No. 8
Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, karena ternyata Tergugat pada kesempatan
pertama kali tidak memeriksa saksi korban atau pelapor bernama Rony Tjahyadi
Susanto terlebih dulu, melainkan justru memeriksa orang-orang yang tidak disebutkan
sebagai saksi dalam laporan Polisi No.Pol: LP/95/IV/2003/Biro Operasi tanggal 8 April
2003, yakni memeriksa orang-orang bernama Latifah Hamin, SH (Bukti P-4) dan Rima
Hawina (Bukti P-5) serta Justisia Soetandio, SH (Bukti P-6) tidak dalam konteks
Laporan Polisi No.Pol: LP/95/IV/2003/Biro Operasi tanggal 8 April 2003, yang dipakai
dasar Tergugat untuk serta merta menjadikan Penggugat sebagai tersangka, Yakni:
a Apa yang digelapkan oleh Penggugat;
b Tandatangan siapa yang dipalsu oleh Penggugat;
c Keterangan palsu yang bagaimana yang disuruh oleh Penggugat untuk dituliskan
ke dalam akta otentik, serta siapa yang disuruh, dan bagaimana serta
menyuruhnya;
Bahwa tindakan dalam memeriksa orang-orang bernama Latifah Hanim, SH.
(tanggal 25 Maret 2004) dan Rima Hawina (tanggal 25 Maret 2004) dimana terperiksa
didengar keterangannya sebagai saksi dalam perkara dugaan tindak pidana penipuan
dan atau penggelapan sertifikat atau pemalsuan surat/tandatangan dan atau
menempatkan keterangan tidak benar kedalam akte otentik atau penipuan yang
dilakukan oleh Boenarto Tedjoisworo, dkk sebelum memeriksa saksi korban atau
pelapor orang yang bernama Rony Tjahyadi Susanto (yang diperiksa pada tanggal 2
April 2004) (Bukti P-7). Sedangkan orang-orang bernama Latifah Hanim, SH dan Rima
Hawina serta Justisia Soetandio, SH. tersebut tidak disebutkan sebagai saksi dalam
laporan Polisi No.Pol: LP/95/IV/2003/Biro Operasi tanggal 8 April 2003, adalah jelas
merupakan tindakan yang bertentangan dengan prosedur penyidikan sebagaimana diatur
4
4
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
dalam Pasal 1 butir 2 jo Pasal 7 Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana, oleh karenannya patut diduga dilatar belakangi oleh pesanan tertentu
serta dikendalikan oleh pihak-pihak tertentu yang dewasa ini lazim disebut mafia
hukum, oleh karenanya perbuatan Tergugat tersebut melawan hukum, yang menerbitkan
kerugian pada diri Penggugat;
Bahwa tindakan Tergugat memeriksa orang-orang bernama Latifah Hanim, SH.
dan Rima Hawina serta Justia Soetandio, SH sebelum memeriksa saksi korban atau
pelapor bernama Rony TJahyadi Susanto adalah berkaitan dengan pembuatan beberapa
Akta Ikatan Jual Beli dan beberapa Akta Surat Kuasa, yang merupakan akta otentik,
sehingga mempunyai nilai pembuktian yang sempurna (volledig) dan mengikat
(bendende). Yakni antara lain Akta Ikatan Jual Beli No.
23,25,29,32,35,38,41,44,47,50,53,56,59,62, 65,68,71, 74,77, 80,83,86,89,92,95,98, 101,
104,107, 110, 113, 116, 119, 125, 131, 134, 137, 140, 143, 146, 149, 152, 155, 158,
161, 164, 170, 173, 179, 182, 185, 188, 191, 194, 200, 203, 206, 209, 212, 218, 221,
224, 224, 227, 230, 233, 236, kesemuanya tertanggal 7 September 2002 yang dibuat di
hadapan Notaris Justisia Soetandio, SH.
Bahwa pada akta-akta otentik dimaksud, yakni Akta Ikatan Jual Beli No. 23, 26,
29, 32, 35, 38, 41, 44, 47, 50, 53, 56, 59, 62, 65, 68, 71, 74, 77, 80, 83, 86, 89, 92, 95,
98, 101, 104, 107, 110, 113, 116, 119, 125, 131, 134, 137, 140, 143, 146, 149, 152,
155, 158, 161, 164, 170, 173, 179, 182, 188, 191, 194, 200, 203, 206, 209, 212, 215,
218, 221, 224, 227, 230, 233, 236, kesemuanya tertanggal 7 September 2002 yang
dibuat di hadapan Notaris Justisia Soetandio, SH. melekat kekuatan bukti lahir, artinya
akta otentik harus diterima kebenarannya sebagai akte otentik sampai dapat dibuktikan
kepalsuannya oleh lawan (dalam hal ini seharusnya dibuktikan kepalsuannya oleh lawan
(dalam hal ini seharusnya dibuktikan terlebih dahulu kepalsuannya oleh saksi korban
atau pelapor bernama Rony Tjahyadi Susanto, yakni yang harus membuktikan bahwa:
a Terdapat cacat hukum, karena pejabat yang membuat akte-akte dimaksud tidak
berwenang;
b Tandatangan pejabat di dalam akte-akte tersebut adalah palsu;
c Isi yang terdapat di dalam akte-akte yang dilaporkan ternyata telah mengalami
perubahan, baik berupa pengurangan atau perubahan kalimat;
Bahwa oleh karenanya Akta-Akta Ikatan Jual Beli dan Akta-Akta Surat Kuasa
dimaksud sebagai akta otentik, tidak hanya membuktikan secara formil kebenaran para
pihak telah menerangkan hal-hal yang tercantum di dalamnya atau yang tertulis pada
akta, tetapi juga meliputi bahwa hal-hal yang diterangkan dalam akte-akte dimaksud
5
Hal. 5 dari 27 hal. Put. No. 737 K/Pdt/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
adalah benar. Oleh karenanya apa yang tertuang dalam akta Notaris harus dianggap
benar merupakan kehendak para pihak. Yakni harus dianggap benar oleh siapapun juga,
termasuk harus dianggap benar oleh Tergugat kecuali saksi korban, dalam hal ini
pelapor bernama Rony Tjahyadi Susanto yang terlebih dahulu harus diperiksa dan dia
dapat membuktikan bahwa :
a Terdapat cacat hukum, karena pejabat yang membuat akte-akte dimaksud tidak
berwenang;
b Tandatangan pejabat didalam akte-akte tersebut adalah palsu;
c Isi yang terdapat didalam akte-akte yang dilaporkan ternyata telah mengalami
perubahan, baik berupa pengurangan atau perubahan kalimat;
Bahwa oleh karena itu penetapan Penggugat serta merta sebagai tersangka
terkait Akta-Akta ikatan Jual Beli No. 23, 26, 29. 32, 35, 38, 41, 44, 47, 50, 53, 56, 59,
62, 65, 68, 71, 74, 77, 80, 83, 86, 89, 92, 95, 98, 101, 104, 107, 110, 113, 116, 119, 125,
131, 134, 137, 140, 143, 146, 149, 152, 155, 158, 161, 164, 170, 173, 179, 182, 185,
188, 191, 194, 200, 203, 206, 209, 212, 218, 221, 224, 227, 230, 233, 236, kesemuanya
tertanggal 7 September 2002 yang dibuat di hadapan Notaris Justisia Soetandio, SH dan
Akta-Akta Surat Kuasa dimaksud dalam Berita Acara Pemeriksaan orang-orang
bernama Latifah Hanim, SH dan Rima Hawina serta Justisia Soetandio, SH sebelum
memeriksa saksi korban atau pelapor bernama Rony Tjahyadi Susanto dan sebelum
dapat dibuktikan kepalsuannya oleh lawan (dalam hal ini oleh saksi korban atau pelapor
bernama Rony Tjahyadi Susanto) yang membuktikan bahwa:
a Terdapat cacat hukum, karena pejabat yang membuat akte-akte dimaksud tidak
berwenang;
b Tandatangan pejabat didalam akte-akte tersebut adalah palsu;
c Isi yang terdapat didalam akte-akte yang dilaporkan ternyata telah mengalami
perubahan, baik berupa pengurangan atau perubahan kalimat;
Adalah jelas merupakan tindakan sewenang-wenang dan perbuatan melawan hukum
yang menerbitkan bagi Penggugat,oleh karenannya patut diduga dilatur belakangi oleh
pesanan tertentu serta dikendalikan oleh pihak-pihak tertentu yang dewasa ini lazim
disebut mafia hukum;
Bahwa dengan demikian akibat dari perbuatan Tergugat yang melawan hukum
tersebut, maka Penggugat tidak dapat menggunakan dan memanfaatkan tanah yang
dibeli Penggugat sebagaimana tertuang dalam Akta-Akta Ikatan Jual Beli No. 23, 26,
29. 32, 35, 38, 41, 44, 47, 50, 53, 56, 59, 62, 65, 68, 71, 74, 77, 80, 83, 86, 89, 92, 95,
98, 101, 104, 107, 110, 113, 116, 119, 125, 131, 134, 137, 140, 143, 146, 149, 152, 155,
6
6
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
158, 161, 164, 170, 173, 179, 182, 185, 188, 191, 194, 200, 203, 206, 209, 212, 218,
221, 224, 227, 230, 233, 236, kesemuanya tertanggal 7 September 2002 yang dibuat di
hadapan Notaris Justisia Soetandio, SH. merugikan Penggugat ;
Bahwa tindakan Tergugat juga melawan hukum yang menerbitkan kerugian bagi
Penggugat, karena menyimpang dari arahan atasannya, yakni menyimpang dan
karenanya telah menentang Kepala Divisi Pembinaan Hukum MABES POLRI,
sebagaimana dituangkan dalam surat No.Pol. B/91/IV/ 2004/KR/Ditbinkum tanggal 28
April 2004 (Bukti P-8) yang dapat disimpulkan bahwa laporan Polisi No.Pol: LP/95/
IV/2003/Biro Operasi tanggal 8 April 2003 adalah berawal dari perbuatan perdata,
dimana Penggugat sebagai pembeli yang beritikad baik dan telah memenuhi
kewajibannya yang seharusnya dilindungi hukum, tetapi justru dijadikan tersangka oleh
Tergugat;
Bahwa kemudian Tergugat dengan serta merta menerbitkan Surat Panggilan
No.Pol. SPG/225/IV/2004/Reskrim tanggal 03 April 2004 (Bukti P-9) yang
ditandatangani oleh Direktur Reserse Kriminal Polda Jatim Kombes Pol Drs. Sutarman
Nrp. 57100576 dan yang diserahkan oleh Condro Raharjo Brigadir Polisi Nrp.
72120561, kepada Penggugat selaku Tersangka, padahal pada hari yang sama tanggal
03 April 2004 tersebut, yakni mulai jam 11.00 Wib tanggal 03 April 2004 (Bukti P-10)
Tergugat sedang atau baru memeriksa saksi korban atau saksi pelapor bernama Rony
Tjahyadi Susanto. Bahkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Saksi Rony Tjahyadi
Susanto tersebut tidak ada atau tidak terdapat bukti permulaan yang cukup bahwa
Penggugat telah melakukan tindak pidana sebagaimana dinyatakan dalam laporan Polisi
No.Pol. LP/95/IV/2003/Biro Operasi tanggal 8 April 2003 ;
Bahwa dalam berita acara pemeriksaan saksi Rony Tjahyadi Susanto tersebut
tidak ada atau tidak terdapat bukti permulaan yang cukup adanya kepalsuan yang
dibuktikan oleh lawan (dalam hal ini oleh saksi korban atau pelapor bernama Rony
Tjahyadi Susanto yang membuktikan bahwa:
a Terdapat cacat hukum, karena pejabat yang membuat akte-akte dimaksud tidak
berwenang;
b Tandatangan pejabat didalam akte-akte tersebut adalah palsu;
c Isi yang terdapat didalam akte-akte yang dilaporkan ternyata telah mengalami
perubahan, baik berupa pengurangan atau perubahan kalimat;
Bahwa oleh karena itu penerbitan Surat Panggilan No.Pol. SPG/225/IV/ 2004/
Reskrim tanggal 03 April 2004 patut diduga dilatarbelakangi oleh pesanan tertentu serta
dikendalikan oleh pihak-pihak tertentu yang dewasa ini lazim disebut mafia hukum,
7
Hal. 7 dari 27 hal. Put. No. 737 K/Pdt/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
sehingga dengan demikian perbuatan Tergugat tersebut melawan hukum yang
menerbitkan perbuatan Tergugat tersebut melawan hukum, yang menerbitkan kerugian
pada diri Penggugat;
Bahwa dalam Berita Acara Pemeriksaan saksi-saksi yakni orang-orang bernama
Latifah Hanim, SH dan Rima Hawina serta Justisia Soesanto,SH. sebelum memeriksa
saksi korban atau pelapor orang yang bernama Rony Tjahyadi Susanto. Sedangkan
orang-orang bernama Latifah Hanim,SH dan Rima Hawina serta Justisia Soetandio, SH
tersebut tidak disebutkan dalam laporan Polisi No.Pol: LP/95/IV/2003/Biro Operasi
tanggal 8 April 2003, adalah tidak ternyata adanya bukti atau tidak ada keterangan yang
membuktikan bahwa :
a Terdapat cacat hukum, karena pejabat yang membuat akte-akte dimaksud tidak
berwenang;
b Tandatangan pejabat didalam akte-akte tersebut adalah palsu;
c Isi yang terdapat didalam akte-akte yang dilaporkan ternyata telah mengalami
perubahan, baik berupa pengurangan atau perubahan kalimat;
Sehingga dengan demikian Tergugat yang serta merta menerbitkan surat
panggilan No. Pol: SPG/225/IV/ 2004/Reskrim tanggal 03 April 2004, yang
ditandatangi oleh Direktur Reserse Kriminal Polda Jatim Komes Polri Drs. Sutarman
Nrp. 57100576 dan yang diserahkan oleh Condro Raharjo Brigadir Polisi Nrp.
72120561, adalah patut diduga dilatar belakangi oleh pesanan tertentu serta
dikendalikan oleh pihak-pihak tertentu yang dewasa ini lazim disebut mafia hukum,
sehingga dengan demikian perbuatan Tergugat tersebut melawan hukum, yang
menerbitkan kerugian pada diri Penggugat;
Bahwa ternyata Tergugat sebelum memeriksa Penggugat sudah dengan serta
merta membuat Berita Acara Temuan Hasil Penyidikan tanggal 08 April 2004 (Bukti
P-11), yang dibuat oleh:
1 Agus Hermawan, SIK , Kompol, NRP. 70080312;
2 Samidi, AKP, NRP. 56060223;
3 Herlin Santosa, BRIPKA, NRP. 65090528;
Yang secara gampangan menyatakan bahwa terhadap Sdr. Boenarto Tedjoisworo
(Penggugat) selaku pembeli dapat diduga melakukan tindak pidana penipuan dan atau
penggelapan sertifikat dan atau pemalsuan surat/tandatangan dan atau menempatkan
keterangan tidak benar ke dalam akte otentik berupa akte ikatan jual beli, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 378 KUIHP dan atau pasal 372 KUHP dan atau pasal 263 KUHP
dan atau pasal 266 KUHP. Padahal dalam laporan Polisi No.Pol: LP/95/IV/2003/Biro
8
8
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Operasi tanggal 8 April 2003, dan dalam Berita Acara Pemeriksaan saksi Justisia
Soetandio, SH dan Berita Acara Pemeriksaan saksi Rony Tjahyadi tidak ternyata
adanya dugaan tindak pidana penipuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 378 KUHP.
Dan tidak ternyata adanya dugaan penggelapan sebagaimana dimaksud dalam pasal 372
KUHP, serta tidak ternyata adanya bukti atau tidak adanya keterangan yang
membuktikan bahwa:
a Terdapat cacat hukum, karena pejabat yang membuat akte-akte dimaksud
tidak berwenang;
b Tandatangan pejabat didalam akte-akte tersebut adalah palsu;
c Isi yang terdapat didalam akte-akte yang dilaporkan ternyata telah
mengalami perubahan, baik berupa pengurangan atau perubahan kalimat;
Adalah jelas tidak profesional dan patut diduga dilatarbelakangi oleh pesanan tertentu
serta dikendalikan oleh pihak-pihak tertentu yang dewasa ini lazim disebut mafia
hukum, sehingga dengan demikian Tergugat tersebut melawan hukum, sehingga
menerbitkan kerugian pada diri Penggugat;
Bahwa dalam laporan Polisi No.Pol. LP/95/IV/2003/Biro Operasi tanggal 8
April 2003, yang disebut sebagai saksi ada 2 (dua) orang, yakni: 1. Edy Koko Suwito
dan 2. Jerry Tjahyadi;
Dan dalam Berita Acara Temuan Hasil Penyidikan tanggal 08 April 2004, yang
dilakukan oleh anggota Tergugat yang bernama:
1 Agus Hermawan, SIK , Kompol, NRP. 70080312;
2 Samidi, AKP, NRP. 56060223;
3 Herlin Santora, BRIPKA, NRP. 65090528;
Tidak terdapat saksi-saksi yang bernama Edy Koko Suwito, Jemy Tjahyadi, Lintje
Tangkudung, Oliviane Tjahyadi, H. Asmadi, S.Sos, Soeprayitno, Latifah Hanim, SH.
Rima Hawina, Tjie Yong San, Emanuel Djabah Soekarno, Saibun Wijaya, Sanny
Rahayu Tedjoisworo, Susi Dewi, Aileen, Soediyo, Suyati Subadi, SH.,H. Mu’id.
Samuel Tedjoisworo Santoso, Tony Dharma Tomosowa;
Bahwa dari semua saksi (Edy Koko Suwito, Jemy Tjahyadi, Lintje
Tangkudung, Oliviane Tjahyadi, H. Asmadi, S.Sos, Soeprayitno, Latifah Hanim, SH.
Rima Hawina, Tjie Yong San, Emanuel Djabah Soekarno, Saibun Wijaya, Sanny
Rahayu Tedjoisworo, Susi Dewi, Aileen, Soediyo, Suyati Subadi, SH., H. Mu’id.
Samuel Tedjoisworo Santoso, Tony Dharma Tomosowa) yang diperiksa diluar laporan
Polisi No.Pol. LP/95/IV/2003/Biro Operasi tanggal 8 April 2003, dan diluar Berita
9
Hal. 9 dari 27 hal. Put. No. 737 K/Pdt/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Acara Temuan Hasil Penyidikan tanggal 08 April 2004, tidak ternyata adanya dengan
tindak pidana penipuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 378 KUHP. Dan ternyata
adanya dugaan penggelapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 372 KUHP, serta tidak
ternyata adanya bukti atau tidak adanya keterangan yang membuktikan bahwa:
a Terdapat cacat hukum, karena pejabat yang membuat akte-akte dimaksud tidak
berwenang;
b Tandatangan pejabat didalam akte-akte tersebut adalah palsu;
c Isi yang terdapat didalam akte-akte yang dilaporkan ternyata telah mengalami
perubahan, baik berupa pengurangan atau perubahan kalimat;
Bahwa dengan demikian resume tanggal 17 Juli 2004, yang dibuat oleh anggota
Tergugat (Agus Hermawan, SIK, Kompol, NRP. 70080312) (Bukti P-14) adalah jelas
tidak profesional dan patut diduga dilatarbelakangi oleh pesanan atau agenda tertentu
serta dikendalikan oleh pihak-pihak tertentu yang dewasa ini lazim disebut mafia
hukum, sehingga dengan demikian perbuatan Tergugat tersebut melawan hukum, yang
menerbitkan kerugian pada diri Penggugat;
Bahwa resume tanggal 17 Juli tanggal 17 Juli 2004, yang dibuat oleh anggota
Tergugat (Agus Agus Hermawan, SIK, Kompol, NRP. 70080312) adalah berdasarkan
laporan Polisi No.Po: LP/95/IV/2003/Biro Operasi tanggal 8 April 2003, dimana pihak
Pelapor atau korban adalah Rony Tjahyadi. Tetapi ternyata dalam Resume tersebut
justru menyatakan Rony Tjahyadi sebagai tersangka tindak pidana bersama-sama
Penggugat melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 266 ayat (1)
KUHP dan Pasal 263 ayat (2) KUHP jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP;
Bahwa tindakan Tergugat menyimpang dari laporan Polisi No.Pol. LP/95/
IV/2003/Biro Operasi tanggal 8 April 2003,dimana pihak Pelapor atau korban adalah
Rony Tjahyadi, dengan menyatakan Rony Tjahyadi sebagai tersangka tindak pidana
bersama-sama Penggugat melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 266
ayat (1) KUHP dan Pasal 263 ayat (2) KUHP jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP, tidak jelas
siapa pelapor dan korbannya, adalah patut diduga dilatarbelakangi oleh pesanan atau
agenda tertentu serta dikendalikan oleh pihak-pihak tertentu yang dewasa ini lazim
disebut mafia hukum, sehingga dengan demikian perbuatan Tergugat tersebut melawan
hukum tidak jelas siapa pelapor dan korbannya, ternyata Tergugat juga melakukan
kebohongan publik dan bersikap Diskriminatip yang melanggar hak subyektif
Penggugat, karena Rony Tjahyadi tidak ditangkap dan ditahan bersama-sama dengan
Penggugat, oleh karenanya melanggar Pasal 27 ayat 1 UUD 1945: “segala warga
Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan jo Pasal 3 ayat (2)
10
10
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi manusia yang menyatakan:
“setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan perlakuan hukum yang
adil serta mendapat kepastian hukum dan perlakuan yang sama di depan hukum jo pasal
5 ayat (1) Undang-Undang No. 14 Tahun 1970 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang No. 35 Tahun 1999 tentang Kekuasaan Kehakiman yang berbunyi :
“Pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-bedakan orang” jo Pasal
14 ayat (1) huruf g Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia, yang bunyinya “….Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas
melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan
hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya”. Oleh karenanya
perbuatan Tergugat semacam itu jelas melawan hukum, dan menerbitkan kerugian pada
diri Penggugat;
Bahwa tindakan Tergugat jelas melawan hukum karena telah mengabaikan fakta
hukum bahwa Akte-Akte Ikatan Jual Beli dan Akte-Akte Kuasa dihadapan Notaris
Justisia Soetandjo, SH. tersebut yang diperiksa oleh Tergugat, adalah merupakan akte-
akte ikatan jual beli dan akte-akte kuasa yang sah dan dibuat atas sumpah jabatan
Notaris, dan merupakan akta otentik, yakni surat yang dibuat oleh atau di hadapan
pejabat umum yang berwenang untuk itu, yang dalam hal ini adalah Notaris Justisia
Soetandio, SH yang mempunyai kekuatan pembuktian sempurna, artinya tidak
memerlukan alat bukti lain sebagai pelengkap dan mengikat artinya wajib dipercaya
kebenaran isi akta tersebut. Bahwa tindakan Tergugat semacam itu jelas tidak menurut
hukum dan tidak menjungjung tinggi hukum, oleh karenanya merupakan perbuatan
melawan hukum ;
Bahwa perbuatan Tergugat seperti terurai di atas dengan demikian adalah
termasuk perbuatan melawan hukum yang membawa kerugian kepada Penggugat, yang
mewajibkan Tergugat karena salahnya tersebut sehingga menerbitkan kerugian bagi
Penggugat untuk mengganti kerugian sebagaimana diatur dalam Pasal 1365 Burgerlijk
Wetboek (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata), yakni suatu perbuatan yang
memperkosa hak hukum orang lain cq hak hukum Penggugat dan atau perbuatan yang
bertentangan dengan kewajiban hukumnya, sehingga membawa kerugian di pihaknya
Penggugat, oleh karena itu Tergugat diwajibkan untuk mengganti kerugian,
sebagaimana telah diatur dalam Pasal 1365 KUHPerdata tersebut;
Bahwa adapun besarnya kerugian yang ditanggung/diderita oleh Penggugat dan
karenannya harus diganti oleh Tergugat adalah sebesar Rp78.700.000.000,-
(tujuh puluh delapan milyar tujuh ratus juta rupiah), dengan perincian sebagai berikut:
11
Hal. 11 dari 27 hal. Put. No. 737 K/Pdt/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
a Kerugian Materil:
• Karena tidak dapat menggunakan dan memanfaatkan tanah yang dibeli
Penggugat sebagaimana tertuang dalam Akta-Akta Ikatan Jual Beli No.
23, 26, 29. 32, 35, 38, 41, 44, 47, 50, 53, 56, 59, 62, 65, 68, 71, 74, 77,
80, 83, 86, 89, 92, 95, 98, 101, 104, 107, 110, 113, 116, 119, 125, 131,
134, 137, 140, 143, 146, 149, 152, 155, 158, 161, 164, 170, 173, 179,
182, 185, 188, 191, 194, 200, 203, 206, 209, 212, 218, 221, 224, 227,
230, 233, 236, kesemuanya tertanggal 7 September 2002 yang dibuat di
hadapan Notaris Justisia Soetandio, SH.sebagai akibat dari perbuatan
melawan hukum yang dilakukan Tergugat, jika dihitung dari sejak tahun
2004 s/d saat didaftarkannya gugatan ini ke Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Surabaya nilai keuntungan yang seharusnya diperoleh adalah
sebesar Rp50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah) ;
• Berkurangnya penghasilan Penggugat setiap bulan sebesar
Rp150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) yang didapat Penggugat
sebagai seorang pengusaha oleh karena terpecahnya konsentrasi dan
menurunnya kondisi kesehatan Penggugat, sehingga mengakibatkan
tutupnya 2 (dua) perusahaan milik Penggugat, yakni : 1. Restoran New
Santhauw di Jalan Raya Gubeng No. 64 Surabaya (Bukti P-15) dan 2.
pabrik Roti Fran’s MFI di Jakarta (Bukti P-16) akibat perbuatan
Tergugat sejak dilakukannya penahanan atas diri Penggugat terhitung
mulai tanggal 20 April 2004 hingga dengan saat ini adalah 88 bulan, atau
sama dengan 88 bulan dikalikan Rp150.000.000,- =
Rp13.200.000.000,- (tiga belas milyar dua ratus juta rupiah);
• Biaya pengobatan yang harus dikeluarkan oleh Penggugat selama
menjalani perobatan sejak bulan April 2004 sampai dengan saat ini, baik
pengobatan yang dilakukan dalam negeri maupun pengobatan yang
dilakukan di luar negeri yang jika dirinci tidak kurang dari
Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), sebagai berikut:
1 Perawatan di RS Bhayangkara Polda Jatim:
• Foto saat pendarahan (Bukti P-7);
• Surat keterangan RS Bhayangkara tanggal 20 April 2004 (Bukti P-18);
• Surat keterangan RS Bhayangkara tanggal 22 April 2004 (Bukti P-19);
• Berita Koran Jawa Pos tanggal 23 April 2004 (Bukti P-20);
12
12
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Surat permintaan masuk RS Bhayangkara tanggal 2 Juni 224 (Bukti
P-21);
2 Perawatan selama di Singapura:
• Arthur Tang Heart Clinic tanggal 25 November 2004 (Bukti P-22);
• Peter Yan Cardiologi Clinic tanggal 16 Februari 2005 (Bukti P-23);
• Dr. Huang Shoou Chyuan tanggal 16 Februari 2005 (Bukti P-24);
• Peter Yang Cardiology Clinic tanggal 22 Februari 2005 (Bukti P-25);
• Dr. Huang Shoou Chyuan tanggal 22 April 2005 (Bukti P-26);
• Rafles Hospital tanggal 20 Juli 2005 (Bukti P-27);
• Rafles Hosfital tanggal 29 September 2005 (Bukti P-25);
3 Perawatan selama di Guano Zhou:
• Surat keterangan RS Guang Zhou tanggal 29 Mei 2009 (Bukti P-29);
• Surat Keterangan RS Guang Zhou tanggal 6 Juni 2009 (Bukti P-30);
b Kerugian Immateriil::
Kerugian immaterial yang diderita oleh Penggugat akibat rasa malu, rasa cemas,
tekanan batin karena tidak dapat menghadiri resepsi pernikahan putri Penggugat
(Bukti P-31), tidak dapat menghadiri pemakaman ibu mertua Penggugat (Bukti
P-32) dan pemakaman 2 (dua) saudara kandung Penggugat (Bukti P-33 dan P-34),
serta turunnya derajat Penggugat (keluarga Penggugat) sebagai pengusaha di mata
kolega bisnis yang jika dinilai dengan uang tidak kurang dari Rp15.000.000.000,-
(lima belas milyar rupiah);
c Bahwa oleh karenanya Penggugat berhak menuntut melalui saluran hukum ini
agar Pengadilan Negeri Surabaya menetapkan rehabilitasi atas diri Penggugat;
d Bahwa agar Tergugat tidak menunda-nunda untuk melaksanakan isi putusan
yang telah berkekuatan hukum tetap, serta oleh karena gugatan ini cukup
bernilai secara hukum, maka adalah beralasan hukum jika Tergugat dihukum
untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar
Rp10.000.000,- sepuluh juta rupiah) setiap hari pembangkangannya untuk
melaksanakan isi putusan perkara ini;
e Bahwa karena gugatan ini adalah cukup beralasan dan telah didasarkan pada
bukti-bukti yang akuran, maka Penggugat mohon kepada Ketua Pengadilan
Negeri Surabaya, untuk memutus perkara ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu
(uitvoerbaar bij voorraad), sekalipun ada verzet, banding maupun kasasi;
13
Hal. 13 dari 27 hal. Put. No. 737 K/Pdt/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas, maka Penggugat memohon kepada
Pengadilan Negeri Surabaya berkenan memutuskan .
1 Mengabulkan gugatan Penggugat untuk nseluruhnya;
2 Menyatakan bahwa tindakan Tergugat adalah merupakan
perbuatan melawan hukum;
3 Menghukum Tergugat untuk membayar ganti rugi karena
salahnya kepada Penggugat, sebesar Rp78.700.000.000,- (tujuh
puluh delapan milyar tujuh ratus juta rupiah) dengan perincian:
Kerugian Materiil:
i Karena tidak dapat menggunakan dan memanfaatkan tanah yang
dibeli Penggugat sebagaimana tertuang dalam Akta-Akta Jual Beli
No. 23, 26, 29. 32, 35, 38, 41, 44, 47, 50, 53, 56, 59, 62, 65, 68, 71,
74, 77, 80, 83, 86, 89, 92, 95, 98, 101, 104, 107, 110, 113, 116, 119,
125, 131, 134, 137, 140, 143, 146, 149, 152, 155, 158, 161, 164, 170,
173, 179, 182, 185, 188, 191, 194, 200, 203, 206, 209, 212, 218, 221,
224, 227, 230, 233, 236, kesemuanya tertanggal 7 September 2002
yang dibuat di hadapan Notaris Justisia Soetandio, SH. sebagai akibat
dari perbuatan melawan hukum yang dilakukan Tergugat, jika
dihitung dari sejak tahun 2004 s/d saat didaftarkannya gugatan ini ke
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Surabaya nilai keuntungan yang
seharusnya diperoleh adalah sebesar Rp50.000.000.000,- (lima puluh
milyar rupiah) ;
ii Berkurangnya penghasilan Penggugat setiap bulan sebesar
Rp150.000.000.,- yang didapat Penggugat sebagai seorang pengusaha
oleh karena terpecahnya konsentrasi dan menurunnya kondisi
kesehatan Penggugat, sehingga mengakibatkan tutupnya 2 (dua)
perusahaan milik Penggugat, yakni: 1. Restoran New Santhauw di
Jalan Raya Gubeng No. 64 Surabaya dan 2 Pabrik Roti Fran’s MFI di
Jakarta akibat perbuatan Tergugat sejak dilakukannya penahanan atas
diri Penggugat terhitung mulai tanggal 20 April 2004 hingga dengan
saat ini adalah 88 bulan atau sama dengan 88 bulan dikaitkan
Rp150.000.000,- = Rp13.200.000.000,- (tiga belas milyar dua ratus
juta rupiah);
iii Biaya pengobatan yang harus dikeluarkan oleh Penggugat selama
menjalani pengobatan sejak bulan April 2004 sampai dengan saat ini,
14
14
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
baik pengobatan yang dilakukan dalam negeri maupun pengobatan
yang dilakukan di luar negeri yang jika dirinci tidak kurang dari
Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah);
Kerugian Immateriil:
Kerugian immaterial yang diderita oleh Penggugat akibat rasa malu, rasa cemas,
tekanan batin karena tidak dapat menghadiri resepsi pernikahan putri Penggugat,
tidak dapat menghadiri pemakaman ibu mertua Penggugat dan pemakaman 2 (dua)
saudara kandung Penggugat, serta turunnya derajat Penggugat (keluarga Penggugat)
sebagai pengusaha di mata kolega bisnis yang jika dinilai dengan uang tidak kurang
dari Rp15.000.000.000,- (lima belas milyar rupiah);
4 Menghukum Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar
Rp10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) setiap hari pembangkangannya untuk
melaksanakan isi putusan perkara ini;
5 Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam
perkara ini;
6 Menetapkan rehabilitasi atas diri Penggugat;
7 Menyatakan putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu (uitvoerbaar bij
voorraad), sekalipun ada verzet, banding maupun kasasi;
Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Tergugat mengajukan
gugatan rekonvensi yang berbunyi sebagai berikut:
Bahwa Tergugat menolak dengan tegas seluruh dalill-dalil yang diajukan oleh
Penggugat kecuali yang diakui kebenarannya oleh Tergugat;
Bahwa inti gugatan yang diajukan oleh Penggugat adalah mem-permasalahkan
tindakan Tergugat yang telah melakukan penyidikan atas Penggugat selaku Tersangka
sesuai Laporan Polisi No.Pol. LP/95/IV/2003/Biro Operasi tanggal 8 April 2003. Jika
benar hal tersebut yang dipermalahkan, maka secara substansial gugatan tersebut sama
persis dengan permohonan pra peradilan dan gugatan perdata yang pernah diajukan oleh
Penggugat yang telah mendapatkan putusan di Pengadilan Negeri Surabaya, dengan
subyek dan obyek hukum yang sama, yaitu:
a Permohonan Praperadilan yang diajukan oleh Penggugat sesuai Register Nomor:
08/PID/PRAP/2004/PN.SBY tanggal 7 Mei 2004 dan telah diputus pada tanggal
17 Juni 2004, dengan putusan Praperadilan. Permohonan Penggugat “Ditolak
untuk seluruhnya”;
15
Hal. 15 dari 27 hal. Put. No. 737 K/Pdt/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
b Permohonan gugatan perdata sesuai Register Nomor: 603/Pdt.G/ 2009/PN.SBY,
tanggal 18 November 2009 yang diajukan oleh Penggugat kepada Tergugat
dengan putusan:
1). Dalam Eksepsi: Menolak Eksepsi Para Tergugat;
2) Dalam pokok perkara:
a). Menolak gugatan Penggugat seluruhnya;
b) Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp
261.000,- (dua ratus enam puluh satu ribu rupiah) ;
Berdasarkan fakta tersebut di atas, gugatan perdata yang diajukan oleh Penggugat
saat ini, yang terdaftar dalam Register Perkara Nomor: 589/Pdt.G/2010/PN.Sby,
tanggal 19 Juli 2010, merupakan gugatan Ne Bis In Idem, oleh karena itu gugatan
Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima;
Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Surabaya telah mengambil
putusan, yaitu putusan No. 589/Pdt.G/2010/PN.Sby. tanggal 30 November 2010 yang
amarnya sebagai berikut :
Dalam Eksepsi :
• Menolak Eksepsi Tergugat;
Dalam Pokok Perkara:
1 Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;
2 Menghukum Penggugat membayar biaya perkara yang hingga saat ini
ditaksir sebesar Rp151.000,- (seratus lima puluh satu ribu rupiah);
Menimbang, bahwa dalam tingkat banding atas permohonan Penggugat/
Pembanding putusan Pengadilan Negeri tersebut telah dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi
Surabaya dengan putusan No. 227/PDT/2011/PT.SBY, tanggal 18 April 2011;
Menimbang, bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada
Penggugat/Pembanding pada tanggal 11 Juli 2011, kemudian terhadapnya oleh
Penggugat/Pembanding, diajukan permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 18 Juli
2011, sebagaimana ternyata dari akte permohonan kasasi No. 589/Pdt.G/2010/PN.Sby.
Jo No. 227/PDT/2011/PT.SBY. yang dibuat oleh Panitera Sekretaris Pengadilan Negeri
Surabaya, permohonan mana disertai dengan memori kasasi yang memuat alasan-
alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 25 Juli
2011
16
16
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa setelah itu oleh Tergugat/Terbanding yang pada tanggal 29 Juli 2011
telah diberitahu tentang memori kasasi dari Penggugat/Pembanding yang diterima di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Sidoarjo dan Penggugat/ Terbanding tidak
mengajukan jawaban memori kasasi;
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah
diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam tenggang waktu
dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka oleh karena itu
permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima ;
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/
Penggugat dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah :
JUDEX FACTI TIDAK BERWENANG ATAU MELAMPAUI WEWENANG :
1 Bahwa Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi dapat membatalkan putusan atau
penetapan Pengadilan-Pengadilan dari semua Lingkungan Peradilan karena tidak
berwenang atau melampaui batas wewenang.
2 Bahwa Judex Facti dalam putusannya dalam perkara a quo telah mengabulkan
melebihi tuntutan Tergugat/Terbanding/Termohon Kasasi yang dikemukakan
dalam eksepsinya (ultra petitum partium). Sehingga dengan demikian judex
facti telah melampaui batas wewenang atau ultra vires, yakni bertindak
melampaui batas wewenangnya.
3 Bahwa hal tersebut pada butir 2 di atas adalah dikarenakan soal gugatan kurang
pihak atau plurium litis consortium yang mengakibatkan gugatan tidak sah yang
karenanya gugatan tidak dapat diterima (inadmissible, niet-ontvankelijke
verklaard) adalah termasuk ruang lingkup eksepsi, belum sampai pada materi
pokok perkara. Padahal dalam eksepsi Tergugat/ Terbanding/Termohon Kasasi
tidak terdapat tuntutan soal gugatan kurang pihak atau plurium litis consortium
yang dimaksud.
4 Bahwa dengan demikian Judex Facti dalam putusannya tersebut telah
mengabulkan melebihi tuntutan Tergugat/Terbanding/Termohon Kasasi yang
dikemukakan dalam eksepsinya (ultra petitum partium). Hal mana jelas
bertentangan dengan pasal 178 ayat (3) HIR yang berbunyi : “Hakim dilarang
menjatuhkan putusan atas perkara yang tidak dituntut atau mengabulkan lebih
daripada yang dituntut”. Sehingga dengan demikian Judex Facti telah
melampaui batas wewenang atau ultra vires, yakni bertindak melampaui batas
wewenangnya. Oleh karenanya putusan tersebut harus dibatalkan.
17
Hal. 17 dari 27 hal. Put. No. 737 K/Pdt/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
SALAH MENERAPKAN ATAU MELANGGAR HUKUM YANG BERLAKU :
1 Bahwa Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi juga dapat membatalkan
putusan atau penetapan Pengadilan-Pengadilan dari semua Lingkungan
Peradilan karena salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku.
2 Bahwa Putusan Judex Facti dalam pokok perkara terdapat kontradiksi atau
mengandung saling pertentangan yakni karena putusan dalam pokok perkara
didasari pertimbangan tentang hukum formalnya (hukum acara). Hal itu
berarti Judex Facti telah salah dalam menerapkan hukum yang berlaku
dikarenakan telah mencampur-adukkan antara eksepsi dan pokok perkara.
LALAI MEMENUHI SYARAT-SYARAT YANG DIWAJIBKAN OLEH
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG MENGANCAM KELALAIAN
ITU DENGAN BATALNYA PUTUSAN YANG BERSANGKUTAN :
1 Bahwa Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi juga dapat membatalkan putusan
atau penetapan Pengadilan-Pengadilan dari semua Lingkungan Peradilan karena
lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-
undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang
bersangkutan.
2 Bahwa dalam perkara a quo Judex Facti telah lalai memenuhi syarat-syarat
yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan, karena peran Judex Facti
dalam perkara perdata seharusnya bersifat pasif, yakni hanya terbatas menerima
dan memeriksa sepanjang mengenai hal-hal yang diajukan Penggugat/
Pembanding/Pemohon Kasasi dan atau Tergugat/Terbanding/ Termohon Kasasi.
Oleh karena itu, fungsi dan peran hakim dalam proses perkara perdata hanya
terbatas mencari dan menemukan kebenaran formil, dan kebenaran itu
diwujudkan sesuai dengan dasar alasan dan fakta-fakta yang diajukan oleh para
pihak selama proses persidangan berlangsung.
3 Bahwa Judex Facti juga telah lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan
oleh peraturan perundang-undangan, karena dalam putusannya pada pokok
perkara tersebut tidak secara total dan tidak secara menyeluruh memeriksa dan
mengadili setiap segi gugatan yang diajukan oleh Penggugat/Pembanding/
Pemohon Kasasi sebagaimana diwajibkan dalam Pasal 178 ayat (2) HIR. Pasal
178 ayat (2) HIR dengan tegas mensyaratkan, hakim wajib mengadili atas semua
bagian gugatan.
18
18
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
4 Bahwa Judex Facti juga telah lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan
oleh peraturan perundang-undangan, karena tidak cermat dalam pertimbangan
hukumnya dalam pokok perkara pada halaman 34 yang menyatakan :
“Menimbang bahwa sebelum Majelis mempertimbangkan materi dalam pokok
perkara ini, maka perlu dipertimbangkan hukum formalnya (hukum acara)
terlebih dahulu”. Dalam hal ini Judex Facti mencampuradukkan antara hukum
materiil dengan hukum formal atau acaranya. Bahwa hal-hal yang menyangkut
syarat-syarat atau formalitas gugatan, yaitu jika gugatan yang diajukan
mengandung cacat atau pelanggaran formil (dalam hal ini soal gugatan kurang
pihak atau plurium litis consortium) yang mengakibatkan gugatan tidak sah yang
karenanya gugatan tidak dapat diterima (inadmissible, niet-ontvankelijke
verklaard) adalah termasuk ruang lingkup eksepsi. Padahal dalam eksepsi
Tergugat/Terbanding/Termohon Kasasi tidak terdapat tuntutan soal gugatan
kurang pihak atau plurium litis consortium.
5 Bahwa Judex Facti juga telah lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan
oleh peraturan perundang-undangan, karena dalam Putusannya Pada Pokok
Perkara halaman 35 yang menyatakan : “Bahwa untuk menilai apakah ada suatu
perbuatan melawan hukum atau tidak atas suatu penyidikan haruslah pihak
Kejaksaan dilibatkan, karena harus sama-sama bertanggung jawab (Pasal 1367
BW)”, sebab :
a. Yang digugat oleh Penggugat/Pembanding/Pemohon Kasasi adalah Pihak
Kepolisian selaku Tergugat/Terbanding/Termohon Kasasi dikarenakan adanya
perbuatan Tergugat/Terbanding/Termohon Kasasi, dan perbuatan Tergugat/
Terbanding/Termohon Kasasi tersebut melawan hukum, dan ada kerugian
dipihaknya Penggugat/ Pembanding/Pemohon Kasasi, dan ada hubungan sebab
akibat antara perbuatan melawan hukum Tergugat/Terbanding/Termohon
Kasasi tersebut dengan kerugian yang diderita Penggugat/Pembanding/
Pemohon Kasasi, serta ada kesalahan (schuld) di pihaknya Tergugat/
Terbanding/Termohon Kasasi.
b. Bahwa perbuatan melawan hukum Tergugat/Terbanding/Termohon Kasasi
yang digugat oleh Penggugat/Pembanding/Pemohon Kasasi tersebut adalah
perbuatannya dalam kerangka penyidikan yang merupakan tanggung jawabnya
Tergugat/Terbanding/Termohon Kasasi. Sehingga tidak ada sangkut pautnya
dengan pihak Kejaksaan yang menurut KUHAP adalah lembaga yang diberi
wewenang oleh undang-undang untuk bertindak sebagai penuntut umum serta
19
Hal. 19 dari 27 hal. Put. No. 737 K/Pdt/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap.
c. Bahwa oleh karena itu Judex Facti tidak cermat dan keliru memasukkan pihak
Kejaksaan dalam bingkai Pasal 1367 BW (Tentang tanggung jawab terhadap
perbuatan orang lain yang menjadi tanggungannya). Karena telah jelas bahwa
Kepolisian dalam perkara ini tidak menjadi tanggungannya Kejaksaan, dan
Kepolisian tidak berada dibawah pengawasannya Kejaksaan. Lagipula jelas
bahwa Kejaksaan dalam perkara a quo bukan orang tua dan wali yang
bertanggung jawab tentang kerugian yang disebabkan oleh perbuatan
Kepolisian. Lagipula jelas bahwa Kejaksaan bukan majikannya Kepolisian,
ataupun Kejaksaan bukan guru serta bukan pula kepala tukang yang
bertanggung jawab tentang kerugian yang diterbitkan oleh pihak Kepolisian,
dalam hal ini Tergugat/Terbanding/Termohon Kasasi.
d. Bahwa oleh karena itu Judex Facti juga telah lalai memenuhi syarat-syarat
yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan, karena dalam
Putusannya halaman 35 yang menyatakan : ”Menimbang bahwa dalam perkara
ini ternyata pihak Jaksa tidak dilibatkan, maka terbukti adanya kekurangan
pihak dalam perkara ini”. Sebab :
- Pertimbangan Hukum Judex Facti tersebut bertolak dari persepsi yang
keliru tentang Pasal 1367 BW (Tentang tanggung jawab terhadap
perbuatan orang lain yang menjadi tanggungannya).
- Bahwa soal gugatan kurang pihak atau plurium litis consortium yang
mengakibatkan gugatan tidak sah yang karenanya gugatan tidak dapat
diterima (inadmissible, niet-ontvankelijke verklaard) adalah termasuk
ruang lingkup eksepsi. Padahal dalam eksepsi Tergugat/Terbanding/
Termohon Kasasi tidak terdapat tuntutan soal gugatan kurang pihak atau
plurium litis consortium.
6. Bahwa Judex Facti juga telah lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh
peraturan perundang-undangan, karena dalam putusannya pada pokok perkara
tersebut tidak secara total dan tidak secara menyeluruh memeriksa dan mengadili
setiap segi gugatan yang diajukan oleh Penggugat/ Pembanding/Pemohon Kasasi,
sebagaimana diwajibkan dalam Pasal 178 ayat (2) HIR. Bahwa berdasarkan Pasal
178 ayat (2) HIR, Judex Facti wajib mengadili seluruh bagian Gugatan, atau dengan
kata lain Putusan Judex Facti harus secara total dan secara menyeluruh memeriksa
dan mengadili setiap segi gugatan yang diajukan. Tidak boleh hanya memeriksa dan
20
20
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
memutus sebagian saja dengan mengabaikan gugatan selebihnya. Dengan demikian
putusan Judex Facti yang mengabaikan alat bukti P-1, P-2, P-3, P-4, P-5, P-6, P-7,
P-8, P-9, P10, P-11, P-12, P-13, P-14, P-15, P-16, P-17, P-18, P-19, P-20, P-21, P-22,
P-23, P-24, P-25, P-26, P-27, P-28, P-29, P-30, P-31, P-32, P-33 dan P-34 adalah
telah lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-
undangan.
7. Bahwa apabila Judex Facti memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan
perundang-undangan, yakni memenuhi Pasal 178 ayat (2) HIR, maka Judex Facti
wajib mengadili seluruh bagian gugatan, maka oleh karena itu Judex Facti tidak
boleh mengabaikan Bukti P-1, P-2, P-3, P-4, P-5, P-6, P-7, P-8, P-9, P10, P-11,
P-12, P-13, P-14, P-15, P-16, P-17, P-18, P-19, P-20, P-21, P-22, P-23, P-24, P-25,
P-26, P-27, P-28, P-29, P-30, P-31, P-32, P-33 dan P-34 tersebut.
8. Bahwa fakta-fakta hukum P-1, P-2, P-3, P-4, P-5, P-6, P-7, P-8, P-9, P10, P-11,
P-12, P-13, P-14, P-15, P-16, P-17, P-18, P-19, P-20, P-21, P-22, P-23, P-24, P-25,
P-26, P-27, P-28, P-29, P-30, P-31, P-32, P-33 dan P-34 tersebut di atas dalam
persidangan tingkat pertama tidak dibantah kebenarannya oleh Tergugat/Terbanding/
Termohon Kasasi, sehingga dengan demikian merupakan fakta hukum yang
meyakinkan.
9. Bahwa berdasarkan BUKTI P-1 s/d BUKTI P-11 dan BUKTI P-14 yang dibenarkan
oleh Saksi HERLIN SANTOSO di depan persidangan, dan tidak disanggah atau
tidak disangkal atau dengan kata lain telah diakui kebenarannya tersebut, telah
membuktikan secara sah dan meyakinkan kebenaran dalil Penggugat/ Pembanding/
Pemohon Kasasi dalam Surat Gugatannya pada Butir 5, Butir 7, Butir 8, Butir 9,
Butir 11, Butir 15, Butir 17, Butir 18, 19 dan 20, Butir 21, Butir 22, Butir 23,
Butir 24, Butir 26, Butir 27, Butir 29, Butir 30, dan Butir 31. Dengan demikian
telah membuktikan secara sah dan meyakinkan bahwa Tergugat/Terbanding/
Termohon Kasasi telah melakukan suatu perbuatan yang memperkosa hak hukum
Penggugat/ Pembanding/Pemohon Kasasi dan atau telah melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan kewajiban hukumnya, sehingga membawa kerugian di
pihaknya Penggugat/ Pembanding/Pemohon Kasasi.
10. Bahwa dari BUKTI P-1, Fotocopy Laporan Polisi Nomor : LP/95/IV/2003/Biro
Operasi Tanggal 8 April 2003, diketahui bahwa Penggugat/Pembanding/ Pemohon
Kasai dilaporkan oleh Rony Tjahyadi, atas tuduhan melakukan penggelapan dan
atau pemalsuan tanda tangan dan memberikan keterangan palsu dalam akta otentik,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 372 dan atau 263 dan 266 KUHP. Disitu tidak
21
Hal. 21 dari 27 hal. Put. No. 737 K/Pdt/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
jelas apa yang digelapkan oleh Penggugat/ Pembanding/Pemohon Kasasi, Tanda
tangan siapa yang dipalsu oleh Penggugat/Pembanding/Pemohon Kasasi, dan
Keterangan palsu yang bagaimana yang disuruh oleh Penggugat/Pembanding/
Pemohon Kasasi untuk dituliskan ke dalam akta otentik, serta siapa yang disuruh,
dan bagaimana cara menyuruhnya. Dan Laporan Polisi tersebut tanpa atau tidak
disertai alat bukti surat yang sah berdasarkan Pasal 184 ayat (1) KUHAP, melainkan
hanya membawa fotocopy-fotocopy beberapa surat, yang tidak jelas kaitannya
dengan tuduhan kepada Penggugat/Pembanding/Pemohon Kasasi melakukan
penggelapan dan atau pemalsuan tanda tangan dan memberikan keterangan palsu
dalam akta otentik, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 372 dan atau 263 dan 266
KUHP tersebut. Dalam Laporan Polisi BUKTI P-1 tersebut tidak ada laporan
tentang Penipuan (Pasal 378 KUHP), dan saksi-saksi yang disebut adalah EDY
KOKO dan JEMY TJAHYADI, tidak ada yang lain.
11. Bahwa dari Bukti P-2 Fotocopy Surat Perintah Tugas No. Sprin-Gas/229/III/2004/
Reskrim Tgl. 18 Maret 2004, dan BUKTI P-3 Fotocopy Surat Perintah Penyidikan
No. Pol : Sprin-Dik/135/III/2004/ Reskrim Tanggal 18 Maret 2004, diketahui
bahwa Tergugat/Terbanding/Termohon Kasasi secara sepihak menetapkan adanya
Pasal 378 KUHP dan menetapkan dugaan kepada Sdr. BOENARTO
TEDJOISWORO (Penggugat/ Pembanding/Pemohon Kasasi), DKK (dan kawan-
kawan). Padahal dalam Laporan Polisi No.Pol : LP/95/IV/2003/Biro Operasi
Tanggal 8 April 2003 tidak ada laporan tentang tindak pidana penipuan (Pasal 378
KUHP) dan tidak ada laporan yang menuduh Sdr. BOENARTO TEDJOISWORO
(Penggugat/Pembanding/Pemohon Kasasi), Dan Kawan Kawan. Dalam hal ini
Tergugat/Terbanding/Termohon Kasasi telah melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan kewajiban hukumnya, yakni bertentangan dengan kewajiban
sebagaimana diatur dalam Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 2 dan ayat 5 KUHAP,
yakni sebelum menetapkan tersangka harus terlebih dahulu melakukan serangkaian
tindakan penyelidikan dan atau penyidikan untuk mencari dan mengumpulkan bukti
yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi, baru
setelah itu menetapkan tersangkanya. Oleh karenanya dengan Tergugat/ Terbanding/
Termohon Kasasi serta merta menetapkan Penggugat/ Terbanding/Termohon Kasasi
sebagai tersangka tindak pidana penipuan tanpa melalui tindakan penyelidikan dan
atau penyidikan, maka Tergugat/Terbanding/Termohon Kasasi telah melakukan
perbuatan yang bertentangan dengan kewajiban hukumnya, sehingga membawa
22
22
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
kerugian di pihaknya Penggugat/ Pembanding/Pemohon Kasasi yang menjadi obyek
rekayasa Tergugat/ Terbanding/Termohon Kasasi.
12. Bahwa dari BUKTI P-4 Fotocopy Berita Acara Pemeriksaan Latifah Hanim,SH
Tanggal 25 Maret 2004, dan Bukti P-5 Fotocopy Berita Acara Pemeriksaan Rima
Hawina tanggal 25 Maret 2004, serta Bukti P-6 Fotocopy Berita Acara Pemeriksaan
Justisia Soetandio,SH Tanggal 25 Maret 2004, diketaui bahwa mereka diperiksa
didengar keterangannya sebagai saksi dalam perkara dugaan tindak pidana penipuan
dan atau penggelapan sertifikat atau pemalsuan surat/tanda tangan dan atau
menempatkan keterangan tidak benar kedalam akte otentik atau penipuan yang
dilakukan oleh BOENARTO TEDJOISWORO DKK, sebelum memeriksa saksi
korban atau pelapor orang yang bernama RONY TJAHYADI SUSANTO (yang
diperiksa pada tanggal 2 April 2004) (BUKTI P-7). Sedangkan orang-orang bernama
LATIFAH HANIM, SH dan RIMA HAWINA serta JUSTISIA SOETANDIO,SH
tersebut tidak disebutkan sebagai saksi dalam Laporan Polisi No.Pol : LP/95/
IV/2003/Biro Operasi Tanggal 8 April 2003. Juga tidak ada laporan polisi tentang
adanya tindak pidana Penipuan (Pasal 378 KUHP). Pemeriksaan ketiga saksi tersebut
dilakukan pada tanggal yang sama dan jam yang hampir bersamaan, juga daftar
pertanyaan serta daftar jawabannya hampir sama. Dalam hal ini Tergugat/
Terbanding/ Termohon Kasasi telah melakukan perbuatan yang bertentangan
dengan kewajiban hukumnya, yakni bertentangan dengan kewajiban sebagaimana
diatur dalam Pasal 116 ayat 2 KUHAP, yang mengharuskan saksi diperiksa secara
tersendiri Tergugat/Terbanding/Termohon Kasasi juga melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan kewajiban hukumnya, yakni bertentangan dengan kewajiban
sebagaimana diatur dalam Pasal 117 ayat 1 dan ayat 2 KUHAP, karena menurut
keterangan saksi HERLIN SANTOSO di depan persidangan, pertanyaan dan
jawaban para saksi tersebut telah terlebih dahulu dikonsepkan oleh Penyidik
HERLIN SANTOSO. Sehingga dapat disimpulkan bahwa para saksi tidak memberi
keterangan secara bebas dan tidak dengan kata-kata yang dipergunakan oleh para
saksi itu sendiri.
13. Bahwa dari BUKTI P-7 Fotocopy Berita Acara Pemeriksaan Rony Tjahyadi
Tanggal 2 April 2004, diketahui bahwa dalam Berita Acara Pemeriksaan Saksi
RONY TJAHYADI SUSANTO sebagai saksi pelapor atau saksi korban, ternyata
tidak ada atau tidak terdapat bukti permulaan yang cukup bahwa Penggugat/
Pembanding/Pemohon Kasasi telah melakukan tindak pidana sebagaimana
23
Hal. 23 dari 27 hal. Put. No. 737 K/Pdt/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
dinyatakan dalam Laporan Polisi No.Pol: LP/95/IV/2003/Biro Operasi tanggal 8
April 2003.
14. Bahwa dari Bukti P-8, fotocopy Surat Kepala Divisi Pembinaan Hukum MABES
POLRI No. Pol : B/91/IV/2004/KR/Divbinkum Tanggal 28 April 2004, diketahui
adanya kriminalisasi peristiwa perdata. Karena dalam Surat Divisi Pembinaan
Hukum MABES POLRI dapat disimpulkan bahwa Laporan Polisi No.Pol : LP/95/
IV/2003/Biro Operasi Tanggal 8 April 2003 tersebut adalah berawal dari perbuatan
perdata, dimana Penggugat/Pembanding/Pemohon Kasasi sebagai pembeli yang
beritikad baik dan telah memenuhi kewajibannya namun yang belum menguasai
tanah yang dibelinya yang seharusnya dilindungi hukum, tetapi justru dijadikan
tersangka oleh Tergugat/Terbanding/Termohon Kasasi.
15. Bahwa dari BUKTI P-9, Fotocopy Surat Panggilan No. Pol : SPG/225/ IV/2004/
Reskrim Tanggal 3 April 2004, diketahui bahwa pada hari yang sama tanggal 03
April 2004 tersebut, yakni mulai jam 11.00 WIB, Tergugat/Terbanding/Termohon
Kasasi sedang atau baru memeriksa saksi korban atau saksi pelapor bernama RONY
TJAHYADI SUSANTO. Bahkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Saksi RONY
TJAHYADI SUSANTO tersebut tidak ada atau tidak terdapat bukti permulaan yang
cukup bahwa Penggugat/Pembanding/Pemohon Kasasi telah melakukan tindak
pidana sebagaimana dinyatakan dalam Laporan Polisi No.Pol : LP/95/IV/2003/Biro
Operasi Tanggal 8 April 2003.
16. Bahwa dari BuktI P-11, Fotocopy Berita Acara Temuan Hasil Penyidikan Tanggal 8
April 2004, diketahui adanya kesewenang-wenangan Tergugat/ Terbanding/
Termohon Kasasi, karena dalam Laporan Polisi No.Pol : LP/95/IV/2003/Biro
Operasi tanggal 8 April 2003, dan dalam Berita Acara Pemeriksaan Saksi JUSTISIA
SOETANDIO,SH dan Berita Acara Pemeriksaan saksi RONY TJAHYADI tidak
ternyata adanya dugaan tindak pidana penipuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
378 KUHP. Dan tidak ternyata adanya dugaan Penggelapan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 372 KUHP, serta tidak ternyata adanya bukti atau tidak adanya
keterangan yang membuktikan bahwa Terdapat cacat hukum, atau karena pejabat
yang membuat akte-akte dimaksud tidak berwenang, atau tanda tangan pejabat di
dalam akte-akte tersebut adalah palsu, atau isi yang terdapat didalam akte-akte telah
mengalami perubahan, baik berupa pengurangan atau perubahan kalimat.
17. Bahwa dari Bukti P-12 Surat Perintah Penangkapan No. Sprint. Kap/ 175/IV/2004/
Reskrim Tgl. 19 April 2004, dan BuktI P-13 Surat Perintah Penahanan No. Pol.
Sprint.HAN/138/IV/2004/Reskrim tanggal 20 April 2004, telah membuktikan
24
24
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
adanya kesewenang-wenangan Tergugat/Terbanding/ Termohon Kasasi, karena
dalam Laporan Polisi No.Pol : LP/95/IV/2003/Biro Operasi Tanggal 8 April 2003,
dan dalam Berita Acara Pemeriksaan para Saksi tidak ternyata adanya dugaan tindak
pidana penipuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 378 KUHP. Dan tidak ternyata
adanya dugaan Penggelapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 372 KUHP, serta
tidak ternyata adanya bukti atau tidak adanya keterangan yang membuktikan bahwa
: Terdapat cacat hukum karena pejabat yang membuat akte-akte dimaksud tidak
berwenang, Tanda tangan pejabat di dalam akte-akte tersebut adalah palsu, serta isi
yang terdapat didalam akte-akte telah mengalami perubahan, baik berupa
pengurangan atau perubahan kalimat.
18. Bahwa dari Bukti P-14, Resume Tanggal 17 Juli 2004, membuktikan bahwa
Tergugat/Terbanding/Termohon Kasasi tidak profesional dan patut diduga
dilatarbelakangi oleh pesanan atau agenda tertentu serta dikendalikan oleh pihak-
pihak tertentu yang dewasa ini lazim disebut mafia hukum, sehingga dengan
demikian perbuatan Tergugat/Terbanding/Termohon kasasi tersebut melawan
hukum, yang menerbitkan kerugian pada diri Penggugat/ Pembanding//Pemohon
Kasasi.
19. Bahwa dari Bukti P-15 dan BUKTI P-16 telah membuktikan berkurangnya
penghasilan Penggugat/Pembanding/Pemohon Kasasi setiap bulan sebesar
Rp150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah) yang didapat Penggugat/
Pembanding/Pemohon Kasasi sebagai seorang pengusaha oleh karena terpecahnya
konsentrasi dan menurunnya kondisi kesehatan Penggugat/ Pembanding/Pemohon
Kasasi, sehingga mengakibatkan tutupnya 2 (dua) Perusahaan milik Penggugat/
Pembanding/Pemohon Kasasi, yakni : 1. Restoran New Santhauw di Jln. Raya
Gubeng No. 64 Surabaya (BUKTI P-15) dan 2. Pabrik Roti Fran’s MFI di Jakarta
(BUKTI P-16) akibat perbuatan Tergugat/Terbanding/Termohon Kasasi sejak
dilakukannya penahanan atas diri Penggugat /Pembanding/Pemohon Kasasi terhitung
mulai tanggal 20 April 2004 hingga dengan saat ini.
20. Bahwa dari Bukti P-17 sampai dengan BUKTI P-30 telah membuktikan adanya biaya
pengobatan yang harus dikeluarkan oleh Penggugat/ Pembanding/Pemohon Kasasi
selama menjalani perobatan sejak bulan April 2004 sampai dengan saat ini, baik
pengobatan yang dilakukan dalam negeri maupun pengobatan yang dilakukan di luar
negeri yang jika dirinci tidak kurang dari Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
21. Bahwa dari Bukti P-31 sampai dengan BuktI P-34 telah membuktikan kerugian
immateriil yang diderita oleh Penggugat/Pembanding/Pemohon Kasasi akibat rasa
25
Hal. 25 dari 27 hal. Put. No. 737 K/Pdt/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
malu, rasa cemas, tekanan batin karena tidak dapat menghadiri resepsi pernikahan
putri Penggugat/Pembanding/Pemohon Kasasi, tidak dapat menghadiri pemakaman
ibu mertua Penggugat/ Pembanding/Pemohon Kasasi dan pemakaman 2 (dua)
saudara kandung Penggugat/Pembanding/Pemohon Kasasi, serta turunnya derajat
Penggugat/ Pembanding/Pemohon Kasasi (keluarga Penggugat/Pembanding/
Pemohon Kasasi) sebagai pengusaha di mata kolega bisnis yang jika dinilai dengan
uang tidak kurang dari Rp15.000.000.000,- (lima belas milyar rupiah).
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung berpendapat :
mengenai alasan kasasi no. 1 s/d 21 :
Bahwa alasan-alasan ini tidak dapat dibenarkan karena putusan Pengadilan
Tinggi yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri sudah tepat yaitu tidak salah
menerapkan hukum atau melanggar hukum yang berlaku;
Bahwa gugatan Penggugat kurang pihak karena tidak melibatkan pihak
Kejaksaan dalam perkara a quo;
Bahwa lagipula alasan-alasan lainnya mengenai penilaian hasil pembuktian yang
bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan, hal mana tidak dapat di pertimbangkan
dalam pemeriksaan pada tingkat kasasi, karena pemeriksaan dalam tingkat kasasi hanya
berkenaan dengan adanya kesalahan dalam penerapan hukum, adanya pelanggaran
hukum yang berlaku, adanya kelalaian dalam memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan
oleh peraturan perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya
putusan yang bersangkutan atau bila pengadilan tidak berwenang atau melampaui batas
wewenangnya sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 30 Undang-Undang No. 14
Tahun 1985 yang diubah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 dan perubahan
kedua dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2009;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, lagi pula ternyata bahwa
putusan judex facti dalam perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau
undang-undang, maka permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi:
BOENARTO TEDJOISWORO, tersebut harus ditolak ;
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi
ditolak, maka Pemohon Kasasi dihukum untuk membayar biaya perkara dalam tingkat
kasasi ini ;
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 48 Tahun 2009, Undang-
Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang
No. 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2009
serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan ;
26
26
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
M E N G A D I L I :
Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: BOENARTO
TEDJOISWORO, tersebut ;
Menghukum Pemohon Kasasi/Penggugat untuk membayar biaya perkara dalam
tingkat kasasi ini sebesar Rp500.000,- (lima ratus ribu rupiah) ;
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada
hari Rabu tanggal 15 Agustus 2012 oleh I Made Tara, SH.,MH. Hakim Agung yang
ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Dr. H.
Habiburrahman, SH.,M.Hum. dan Dr. Nurul Elmiyah, SH.,MH. Hakim-Hakim
Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu
juga oleh Ketua Majelis dengan didampingi oleh Hakim-Hakim Anggota tersebut
dan dibantu oleh Liliek Prisbawono Adi, SH.,. Panitera Pengganti dengan tidak
dihadiri oleh para pihak ;
Hakim-Hakim Anggota K e t u a ttd./ Dr. H. Habiburrahman, SH.,M.Hum. ttd./ttd./ Dr. Nurul Elmiyah, SH.,MH. I Made Tara, SH.,MH
Biaya-biaya : 1. M e t e r a i……………….Rp 6.000,- Panitera Pengganti 2. R e d a k s i………………Rp 5.000,- ttd./3. Administrasi kasasi…………Rp 489. 000,- Liliek Prisbawono Adi, SH., Jumlah ……………….Rp 500.000,-
Untuk SalinanMAHKAMAH AGUNG RI.
a.n. PaniteraPanitera Muda Perdata
PRI PAMBUDI TEGUH, SH.,MH. Nip. 19610313 198803 1003
27
Hal. 27 dari 27 hal. Put. No. 737 K/Pdt/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
28
28
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
29
Hal. 29 dari 27 hal. Put. No. 737 K/Pdt/2012
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
30
30
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30