70060105 diskolorisasi gigi
TRANSCRIPT
BAB II
PEMBAHASAn
1. PENGERTIAN
Secara umum diskolorisasi disebabkan oleh dua faktor yaitu diskolorisasi
ekstrinsik dan diskolorisasi intrinsik. Penyebab perubahan warna gigi yang
lain adalah diskolorisasi karena proses penuaan.
Diskolorisasi ekstrinsik terjadi pada permukaan luar gigi dan biasanya
disebabkan kebiasaan minum minuman berwarna yang berkepanjangan
seperti teh, kopi atau sirup dan makan makanan yang mengandung
warna lainnya. Makanan yang mengandung pewarna itu, jika dikonsumsi
terus menerus akan membuat gigi tidak putih lagi. Terlebih, asam yang
terkandung dalam buah-buahan masam akan memicu munculnya warna
kuning dari gigi.
yang dapat menyebabkan perubahan warna dari coklat sampai hitam.
Perawatan bleaching dapat menjadi perawatan yang efektif untuk kasus
ini. Faktor kebiasaan pasien tersebut harus dikurangi agar warna gigi
yang sudah dirawat bleaching dapat bertahan lebih lama. Perubahan
warna gigi dapat juga disebabkan penggunaan obat kumur klorheksidin, tetapi mekanisme
terjadinya sangat kompleks, bervariasi tergantung pada kepekaan setiap individu dan
konsentrsi klorheksidin yang digunakan.
Diskolorisasi intrinsik adalah perubahan warna yang mengenai bagian dalam struktur gigi
selama masa pertumbuhan gigi dan umumnya perubahan warna terjadi di dalam dentin
sehingga relatif sulit dirawat secara eksternal. Perubahan warna gigi akibat faktor intrinsik
merupakan noda-noda yang timbul akibat faktor endogen, baik yang didapat dari sumber
lokal maupun sistemik. Faktor lokal penyebab perubahan warna intrinsik sesudah gigi erupsi
dapat disebabkan karena perdarahan akibat trauma, kesalahan prosedur perawatan gigi,
dekomposisi jaringan pulpa, pengaruh obat-obatan dan pasta pengisi saluran akar dan
pengaruh bahan-bahan restorasi.
Perubahan temperatur pada makanan dan minuman merupakan salah satu penyebab
perubahan kembali warna gigi setelah perawatan. Hal tersebut diakibatkan ekspansi dan
kontraksi gigi akibat perubahan suhu, sehingga memudahkan penetrasi warna (stain) ke
dalam gigi. Masalah utama yang dihadapi pada perawatan gigi di Indonesia adalah kurangnya
informasi mengenai kemajuan perkembangan teknologi bahan sewarna gigi di bidang
kedokteran gigi. Hal lain yang turut menjadi penyebab kurang berkembangnya kedokteran
kecantikan di Indonesia adalah biaya yang tinggi dan rendahnya kemampuan pasien untuk
membiayai perawatan.
2.PERAWATAN
Dalam menangani masalah ini, para dokter gigi telah menemukan berbagai cara yang dapat
dilakukan untuk mengembalikan warna gigi yang telah berubah, antara lain dengan
melakukan bleaching. Selain metode bleaching ( secara kimiawi ) pemutihan gigi juga bisa
dilakukan dengan teknik restoratif. Teknik-teknik yang dapat dilakukan pada perawatan
diskolorisasi gigi tetap antara lain resin komposit, vanir laminasi, dan mikroabiasi.
a. Bleaching
Bleaching merupakan proses pemutihan gigi dengan menggunakan bahan-bahan seperti
hidrogen peroksida dan asam hidroklorik.
Secara umum terdapat 2 macam bleaching :
1. Bleaching eksternal ( night guard vital bleaching ) atau vital tooth bleaching.
Menggunakan beberapa bahan seperti chloride, sodium hipochlorite,sodium perborate,
hydrogen peroxyde, carbamide peroxyde dengan penggunaan sendiri dengan atau panas /
sinar. Carbamide peroxyde digunakan luas saat ini. Bahan-bahan itu dimasukkan dalam
suatu tray/cetakan. Pada bleaching eksternal, perawatan bisa dilakukan oleh dokter
ditempat praktek dan dilanjutkan dengan pasien di rumah.
2. Bleaching internal ( non vital tooth bleaching ). Menggunakan bahan sodium perborat
dengan air atau bahan hidrogen peroxyde dengan air dengan teknik walking bleach. Bahan
dimasukkan pada pulp chamber, ditutup dan diganti setelah 3-7 hari, sampai gigi terlihat
lebih cerah. Kemudian root filling oleh glass ionomer. Teknik ini hanya bisa dilakukan
dokter.
Jika ditinjau dari teknik yang digunakan bleaching dapat dilakukan dengan tiga cara :
1. Bleaching dengan gel
Bleaching (pemutihan) dengan menggunakan gel merupakan pemutihan yang bisa dilakukan
di rumah. Yang harus kita perhatikan sebelum melakukan bleaching adalah memeriksakan
gigi pada dokter untuk dilihat keadaannya. Jika kita memiliki gigi berlubang,maka gigi-gigi
tersebut akan ditambal lebih dulu untuk menghindari iritasi. Gel yang masuk ke dalam sela
gigi dan gusi akan menyebabkan rasa linu yang cukup berat.
2. Bleaching dengan sinar
Bleaching dengan cara ini biasanya dilakukan untuk kasus yang cukup parah. Tidak seperti
gel, cara bleaching gigi ini harus dilakukan di klinik dengan bantuan dokter gigi. Ini
disebabkan kandungan pemutih giginya lebih tinggi sampai 35 mili, sementara komposisi
dalam gel pemutih hanya 10-15 mili. Sehingga jika tidak dilakukan hati-hati, akan
mengakibatkan rasa ngilu yang cukup berat.
Karena bisa mengakibatkan iritasi pada gusi, dokter biasanya akan memberikan pengamanan
terlebih dahulu pada gusi. Setelah itu, pada proses pemutihannya gusi akan disinari sinar
yang cukup tinggi, kemudian dibilas dan disinari lagi.
Perubahan akan terlihat hanya dalam waktu 0,5-1 jam. Untuk hasil yang baik, pasien harus
melakukan perawatan gigi seperti biasa dengan baik, misalnya teratur menggosok gigi dan
lebih selektif mengonsumsi makanan atau minuman.
3. Bleaching dengan selotip
Ini adalah pemutihan gigi paling cepat, hanya butuh waktu setengah jam. Namun, hasilnya
tidak awet. Jika pemutihan lain bisa bertahan tiga tahun, dengan selotip hanya bertahan
beberapa hari. Pada proses pemutihannya, selotip pemutih ditempelkan pada gigi selama
setengah jam. Dan setelah dilepaskan, gigi akan tampak menjadi lebih putih. Cara ini juga
merupakan cara sekali pakai. Jika pada kesempatan lain warna gigi sudah berubah,
pemasangan selotip bisa digunakan kembali. Biasanya, satu paket selotip pemutih memiliki
masa kedaluwarsa dua tahun.
Bleaching juga memiliki efek samping yang harus diperhatikan, antara lain :
Efek samping Lokal
1.Sensitivitas gigi.
Merupakan efek samping yang umum terjadi. Insiden tertinggi sensitivitas gigi pada
perawatan bleaching in-office oleh dokter gigi dengan penyinaran (67-78 %). Biasanya terjadi
4 hari setelah perawatan sampai 39 hari. Efek samping ini karena aplikasi bahan pemutih
dapat mengikis permukaan enamel gigi
2.Iritasi mukosa gingiva.
Menyebabkan rasa terbakar.Aplikasi long-term 3 % -30 % bisa menyebabkan perubahan
inflamasi
3. Kerusakan permukaan enamel
4.Efek pada restorasi.
Bleaching meningkatkan kelarutan glas ionomer dan semen lainnya. Pada perawatan
bleaching jangka panjang, bisa menghambat polimerisasi resin-based material dan
mengurangi daya ikat tumpatan resin.
Efek samping sistemik.
Terjadi terutama pada bleaching eksternal.
1. Genotoxicity dan karsinogenesity.
Tidak ditemukan in vivo mutagenity. Pada pemakaian jangka panjang bisa meningkatkan
insidensi hiperplasia. Peningkatan adenoma dan karsinoma pada duodenum juga ditemukan
2. Toksisitas hidrogen peroksida dan carbamide Peroxyde.
Hidrogen peroksida yang tidak sengaja tertelan akan menyebabkan mual, cyanotic, konvulsi,
gagal respirasi, Infark serebral, dan perubahan iskemik dari jantung, edema paru dan
intestinal emphysema tergantung dari jumlah hidrogen peroksida yang tertelan.
b. Resin komposit
Bahan restorasi komposit adalah suatu bahan matriks polimer resin yang didalamnya
ditambahkan pasi anorganik sedemikian rupa. Bahan ini merupakan hasiloleh R. Bowen.
Bahan komposit kebanyakan menggunakan molekul BIS-GMA, yang merupakan monomer
dimetakrilat yang disintesis oleh reaksi antara bisfenol-A dan glisidil metakrilat. Komposit
memiliki biokompatibilitas yang baik, tahan korosi, daya regangnya cukup baik, dan warnanya
sesuai dengan warna gigi alami.
Kebaikan dari bahan komposit ini yaitu sifatnya yang sangat estetik dan mudah digunakan.
Bahan ini adalah bahan yang paling sering digunakan untuk perawatan diskolorisasi pada gigi
tetap anak. Prosedur penanganan pada resin komposit ini antara lain:
a) Persiapan atau pemilihan warna
Gigi dibersihkan dengan pumis atau pasta profilaksis yang tidak mengandung minyak
kemudian setelah gigi selesai dibersihkan, basahi shade guide dengan ludah pasien untuk
dicocokkan dengan warna gigi.
b) Preparasi kavitas
Membuang jaringan karies gigi dengan mempertahankan sebanyak mungkin jaringan yang
sehat dan membuat bevel pada cavo surface line angle. Untuk gigi vital perlu diperhatikan
dinding-dinding yang menutupi pulpa agar tidak terjadi retensi.
c) Lining
Tidak mutlak diberikan namun pada kavitas dalam sebaiknya diberi semen base dengan glass
ionomer. Lining senyawa kalsium hidroksida harus dipakai jika jarak antara dasar kavitas
dengan pulpa telah dekat atau hampir tembus.
d) Etching
Aplikasi etsa pada daerah email selama 20-30 detik dan dentin maksimal 12 detik.
e) Bonding
Permukaan dentin harus terlihat mengkilap sesudah pemberian bonding agent kemudian
dilakukan penyinaran selama 10 detik.
f) Penambalan
Aplikasikan bahan resin komposit lapis demi lapis dan lakukan penyinaran selama 20-40 detik.
g) Penyelesaian
Polishing dan pengecekan oklusi.
c. Vinir Laminasi
Vinir laminasi adalah selapis tipis dari porselen atau resin atau bahan restorasi lain yang
dilekatkan ke permukaan fasial dari gigi yang telah dipreparasi. Beberapa keuntungan teknik
vinir laminasi adalah prosedur klinis sederhana, waktu perawatan singkat dan tanggapan
penderita terhadap prosedur ini sangat baik, karena ketidaknyamanan secara fisik, stres
mental dan pengeluaran biaya dapat dikurangi. Keuntungan-keuntungan ini menyebabkan
teknik vinir laminasi dianggap sebagai metode restorasi estetik permukaan fasial yang paling
tepat.
Indikasi vinir laminasi adalah :
a) Restorasi fasial esteik pada gigi-geligi yang mengalami perubahan warna.
b) Restorasi gigi dengan karies yang luas
c) Restorasi gigi akibat fraktur
d) Restorasi gigi karena malformasi susunan gigi
e) Splinting
Kontraindikasi vinir laminasi adalah :
a) Celah interdental yang besar.
b) Kebersihan mulut yang buruk.
c) Bruxism
d) Deviasi garis interdental yang ekstrim
d. Mikroabrasi
Metode mikroabrasi adalah metode pengurangan email secara mekanis pada permukaan gigi
dengan tujuan untuk menghilangkan pewarnaan yang terbatas pada permukaan email. Hal ini
diperoleh dengan kombinasi dari abrasi dan erosi. Email yang dibuang tidak lebih dari 100 μm
dan prosedur tidak dapat diulang karena pengurangan email yang terlalu banyak akan
mengganggu pulpa sehingga gigi menjadi sensitif serta warna gigi menjadi agak kecoklatan.
Langkah-langkah yang dikerjakan pada teknik mikroabrasi adalah :
a) Tes vitalitas gigi, rontgen, dan foto.
b) Isolasi gigi dengan rubber dam dan oleskan vaselin di sekeliling leher gigi dan rubber dam.
c) Campurkan 18% asam hidroklorid dengan pumis sehingga berbentuk pasta. Kemudian
aplikasikan sebagian kecil ke permukaan labial gigi dengan menggunakan cotton buds.
Saat ini penggunaan pumis sudah sangat jarang karena dapat menyebabkan permukaan
gigi kasar sehingga partikel silikon karbide lebih disarankan untuk mengganti fungsi
pumis.
d) Gigi dibersihkan dengan air dan dikeringkan.
e) Aplikasi diulang 6 sampai dengan 8 kali selama 10 sampai dengan 12 detik.
f) Aplikasikan tetesan fluoride pada gigi selama 3 menit.
g) Rubber dam dibuka.
h) Gigi dipoles dengan Soflex discs diteruskan dengan 4% pasta fluoride selama 1 menit.
i) Vitalitas gigi dan rontgen diulang kembali dalam waktu 1 bulan.
j) Gigi dicek vitalitasnya 2x dalam setahun.
Perubahan Warna pada GigiMinum teh secara teratur dapat memberikan banyak manfaat bagi tubuh. Karena teh mengandung flour sekira 90-350 mg yang diperlukan dalam menjaga kesehatan gigi dan gusi. Namun, siapa kira ternyata teh juga bisa merusak gigi.Di antara sekian banyak jenis minuman, teh termasuk paling banyak dikonsumsi masyarakat, bahkan di Jepang dikenal adanya upacara minum teh. Namun, meminum teh secara terus-menerus ternyata dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi, yaitu gigi berubah warna menjadi kekuningan.Gigi dapat mengalami perubahan warna menjadi abu-abu, kuning atau cokelat kehitaman dikarenakan banyak faktor, baik faktor dari luar tubuh (ekstrinsik) maupun dari dalam tubuh (intrinsik).Penyebab umum diskolorasi ekstrinsik ini adalah kopi, teh, pewarna makanan buatan, anggur, berri, mengunyah tembakau, ataupun rokok yang meninggalkan tar berwarna kecokelatan pada gigi yang terjadi secara perlahan dalam jangka waktu yang panjang.Sedangkan diskolorasi intrinsic, terjadi pada saat pembentukan struktur gigi. Contoh ekstrem adalah pemakai obat antibiotik tetrasiklin yang dikonsumsi semasa pertumbuhan gigi pada anak-anak berumur di bawah delapan tahun atau semasa dalam kandungan ibunya.Bila terkena obat ini selama proses pembentukan struktur gigi, maka akan menyebabkan gigi berubah warna menjadi cokelat sampai abu-abu pada seluruh struktur gigi. Tergantung seberapa parah efek yang terjadi akibat dari tetrasiklin tersebut.Diskolorasi gigi dapat pula disebabkan intake fluoride yang melebihi batas aman, kadar fluoride yang diperbolehkan adalah 800-1.000 ppm. Akan tetapi, pada anak sebaiknya sekira 200-300 ppm. Gigi nonvital atau gigi mati akibat trauma, misalnya pernah jatuh atau terkena benda keras dapat menyebabkan gigi menjadi kehitaman.
Hal ini disebabkan darah yang keluar dari pembuluh darah pulpa teroksidasi, kemudian masuk ke saluran-saluran sangat kecil pada gigi yang disebut tubuli dentalis dan akhirnya terjadi perubahan warna pada gigi.Seperti sudah disinggung di atas bahwa diskolorasi yang disebabkan asap rokok, makanan, ataupun minuman dapat mudah dibersihkan.Alasannya, hanya terdapat permukaan gigi dan tidak sampai mempengaruhi struktur dentin. Pada kasus tersebut dapat diatasi dengan aplikasi TSR atau tooth stain remover. Namun, pada kasus yang sudah melibatkan jaringan di dalam gigi (dentin dan email), maka perawatannya harus dilakukan dengan bahan-bahan kimia tertentu.Siapa yang tidak ingin menginginkan gigi putih bersih dan senyum menawan? Setiap orang pasti mendambakan hal ini. Jangan khawatir, dengan kemajuan teknologi terdapat cara atau metode yang tersedia untuk mencerahkan gigi. Di antaranya yang populer adalah metode pemutihan gigi (bleaching), veneer, dan pembuatan mahkota jaket.Di antara beberapa metode tersebut, metode bleaching paling mudah dan dapat dilakukan di rumah. Bleaching adalah pembuangan noda atau warna dengan suatu bahan kimia. Tidak semua kondisi pasien dapat menghasilkan prognosis yang baik untuk dilakukan perawatan bleaching.Perawatan bleaching pada para perokok berat, peminum teh, dan kopi akan memberi prognosis baik apabila menghentikan kebiasaan selama proses perawatan, dan juga menyikat gigi secara teratur dengan bahan yang mengandung abrasif.Pada pasien usia muda bila terjadi diskolorasi dapat lebih mudah dirawat dibandingkan pada orang yang sudah memiliki usia tua. Warna stain yang paling mudah dirawat adalah kuning, sedangkan yang paling sulit adalah warna keabu-abuan.Pada fluorosis, proses bleaching tidak menghilangkan bintik putih tetapi hanya mencerahkan email di sekitar bintik putih sehingga bintik putih tersebut tersamar. Gigi penderita fluorosis juga tidak dapat dirawat dengan metode bleaching, jika pasien terus mengonsumsi air minum yang mengandung fluoride berkadar tinggi di lingkungan tempat tinggalnya.Perawatan bleaching tidak akan dapat mencerahkan warna gigi yang hitam, cokelat, atau putih akibat proses pembusukan. Perawatan bleaching juga tidak dapat mencerahkan warna gigi yang gelap akibat tumpatan amalgam yang telah menahun.Dr Bruce Amatis yang melakukan penelitian masalah pemutihan gigi menyatakan, kadar hidrogen peroksida yang ada dalam bahan pemutih gigi yang aman untuk digunakan pasien sendiri di rumah adalah H2O2 10 persen. Beredarnya bahan pemutih gigi di pasaran harus dicermati masyarakat luas karena apabila pemakaian kadar peroksida di atas batas aman dapat menimbulkan dampak yang merugikan.Misalnya peradangan gusi dan mukosa mulut. Jadi sebaiknya penggunaan pemutih gigi selayaknya dilakukan melalui dokter gigi yang mengerti efek samping bahan yang dimaksud dan melakukan pencegahan efek samping yang akan timbul maupun mengobati sensitivitas yang akan terjadi setelah pemakaian bahan pemutih gigi. Apabila masyarakat membeli sendiri, pastikan kadar aktif bahan pemutihnya dalam batas yang aman.Beberapa teknik yang dilakukan dalam pemutihan gigi:1. Pemutihan gigi dengan gelPemutihan dengan menggunakan gel merupakan pemutihan yang bisa dilakukan di rumah. Yang harus kita perhatikan sebelum melakukan pemutihan adalah memeriksakan gigi pada dokter untuk dilihat keadaannya.Jika kita memiliki gigi berlubang,maka gigi-gigi tersebut akan ditambal lebih dulu untuk menghindari iritasi. Gel yang masuk ke dalam sela gigi dan gusi akan menyebabkan rasa linu yang cukup berat.2. Pemutihan dengan LaserPemutihan dengan cara ini biasanya dilakukan untuk kasus yang cukup parah. Tidak seperti gel, cara pemutihan gigi ini harus dilakukan di klinik dengan bantuan dokter gigi. Ini disebabkan kandungan pemutih giginya lebih tinggi sampai 35 mili, sementara komposisi dalam gel pemutih hanya 10-15 mili. Sehingga jika tidak dilakukan hati-hati, akan mengakibatkan rasa ngilu yang cukup berat.Karena bisa mengakibatkan iritasi pada gusi, dokter biasanya akan memberikan pengamanan terlebih dahulu pada gusi. Setelah itu, pada proses pemutihannya gusi akan disinari sinar yang cukup tinggi, kemudian dibilas dan disinari lagi.Perubahan akan terlihat hanya dalam waktu 0,5-1 jam. Untuk hasil yang baik, pasien harus
melakukan perawatan gigi seperti biasa dengan baik, misalnya teratur menggosok gigi dan lebih selektif mengonsumsi makanan atau minuman.3. Pemutihan dengan selotip pemutihIni adalah pemutihan gigi paling cepat, hanya butuh waktu setengah jam. Namun, hasilnya tidak awet. Jika pemutihan lain bisa bertahan tiga tahun, dengan selotip hanya bertahan beberapa hari. Pada proses pemutihannya, selotip pemutih ditempelkan pada gigi selama setengah jam. Dan setelah dilepaskan, gigi akan tampak menjadi lebih putih. Cara ini juga merupakan cara sekali pakai. Jika pada kesempatan lain warna gigi sudah berubah, pemasangan selotip bisa digunakan kembali. Biasanya, satu paket selotip pemutih memiliki masa kedaluwarsa dua tahun.
Packaging:• Syringe 1 x 4g
• Available in 30 VITA shades
• A1, A2, A3, A3.5, A4, B1, B2, B3, B4, C1, C2, C3, D3, D4, OA2, OA3, INCISAL, Transclucent, White Opaque• 4 Gingiva Shades G1, G2, G3 & G4• 3 Enamel Shades E1, E2, E3• 1 Bleach Shade