7 smdke-3

Upload: danang-rahadian

Post on 21-Jul-2015

27 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Final Engineering (2 Th)CABLE STAYED TELUK BALIKPAPAN LAND MARK KALTIMJEMBATAN CABLE-STAYED TELUK BALIKPAPAN SEBAGAI LAND MARK KALIMANTAN TIMUR DALAM MENYAMBUT ABAD KE-21(ANALISA DAN DESIGN)oleh: Ir. Mustazir, MMIr. Herry Vaza, MEngSc.AbstrakJembatan Teluk Balikpapan yang akan menghubungkan Kotomadya Balikpapan dengan Penajamdi kabupaten Pasir. Jembatan ini akan mempersingkat jarak tempuh dari trans-kalimantan lintas selatan.Ruas jalan yang ada, kurang lebih 30 km lebih jauh daripada lintasan yang melalui teluk ini, yang selama ini dilanyani oleh kapal ferry yang menghubungankotaBalikpapandenganPanajamdi seberang. Padalintasanini, ada beberapa jembatan, salah satunya merupakan jembatan besar dengan bentang utama direncanakan370meter danuntukmendukungkonstruksi demikian, akandigunakan kabel dengankonfigurasi cable-stayed. Saat ini sedangdilaksanakanstudi danakan memasuki tahapan pelaksanaan dan apabila selesai, jembatan ini akan menjadi jembatan dengan bentang utama terpanjang di Indonesia dan menjadi land mark Kalimantan Timur dalam menyosong abad ke-21. Dalam makalah ini akan dibahas aspek analisis dan design dari jembatan cable-stayed dan juga akan ditinjau aplikasi peraturan perencanaan jembatan Bina Marga pada jembatan: cable-stayed Teluk Balikpapan.1.PENDAHULUANJembatan Teluk Balikpapan akan menghubungkan Kotomadya BalikpapandenganPenajamdi kabupatenPasir. Jembatanini akan mempersingkat jarak tempuh dari trans-kalimantan lintas selatan. Lintasan melaluitelukini,akan mempersingkatjarak tempuh perjalanan yang selama ini dilanyanioleh kapalferry. Disamping itu, pembangunan jembatan ini akan memperpedek ruas jalan yang ada, kurang lebih 30 km. HARBAKPEKERJAAN UMUM KE-52 PROVINSI KALTIM1/hvz/docword/SMDKe-3.docKonstruksi dan Supervisi(3 Th)Final Engineering (2 Th)Operasional DanPemeliharaanPreliminary/ Design Development(1 Th)Studi Kelayakan (1 Th)Studi Sosial Ekonomi & Pra-Studi Kelayakan (1 Th)CABLE STAYED TELUK BALIKPAPAN LAND MARK KALTIMAdabeberapajembatanpadalintasantelukini yangharusdibangun, salah satunya merupakan jembatan besar dengan bentang utama direncanakan 370 meter dengan konstruksi cable-stayed.Studi pemilihan alternatif rutesudahdilakukanbeberpatahunyanglalutermasukstudi sosial ekonomi. Pada saat ini sedang dilaksanakan Feasibility Study dan Study Engineering. Khusus untuk jembatan-jembatan sekunder sudah akan memasuki tahapan pelaksanaan. Sedangkan untuk jembatan besar berupa konstruksi cable-stayed dalamtahap Preliminary Design dan Design Development. Alur aktivitas pembangunan dibawah ini akan dipakai dalam pelaksanaan jembatan-jembatan teluk Balikpapan. Apabila jembatanini selesai pembangunannya, akanmenjadi jembatandengan bentang utama terpanjang di Indonesia serta menjadi land mark Kalimantan Timur dalam menyosong abad ke-21. Catatan: perkembangan jembatan bentang panjang dan cable-stayed dapat dilihat pada lampiran.TAHAPAN PEKERJAAN PROYEK Pada tahapan, Pra-studi Teknologi dan Kebutuhan Biaya Pembangunan Jembatan Balikpapan-Penajam. Ada 3 lokasi yang diidentifikasikan sebagai calon lokasi jembatan. Ketiga lokasi ini akan memperpendak jarak tempuh sampai kurang lebih 30 km. Lokasi-lokasi lintasan tersebut HARBAKPEKERJAAN UMUM KE-52 PROVINSI KALTIM2/hvz/docword/SMDKe-3.docCABLE STAYED TELUK BALIKPAPAN LAND MARK KALTIMsebagai berikut: (lihat lampiran)Alternatif Lokasi ILokasi ini terletak di sebelah hulu dari lokasi penyeberang kapal Ferri yaitu sekitar Jinebora atau sebelah hilir dari rencana lokasi baru pelabuhankhususPeti Kemas.Lebar telukpadalokasi ini kurang lebih2500meter dengankedalamanrata-ratasekitar >20meter. Karena lokasirencana pelabuhan petikemas disebelah hulu lokasi jembatan, makaketinggianlantai jembatandengantinggi mukaair tertinggi (MAT) haruslahdiatas30meter. Untukitu, diperkirakan bentangan konstruksi jembatan akan lebih panjang dan akan memerlukanjalanpendekat (timbunan/jembatan) yangcukuptinggi dan panjang untuk memenuhi grade jalan yang diizinkan.Alternatif Lokasi IILokasi jembatan ini direncanakan di sekitar sebelah hulu dari rencana lokasi baru pelabuhan peti kemas yaitu di sekitar lokasi Pulau Balang, lihat Gambar 5.1. Apabila calon jembatan Balikpapan-Penajam ditempatkan pada lokasi II ini, maka Pulau Balang dapat dimanfaatkan sebagai jalan sepanjang 600 meter yang menghubungkan dua rangkaian struktur jembatan yaitu jembatan Tempadung-P.Balang dengan lebar sekitar 800 - 1000 meter dan jembatan P.Balang- Penajam(ke arah Kalsel) dengan lebar sekitar 400 - 500 meter sehingga dapat mengurangi panjang bentangan secara keseluruhan. Alternatif Lokasi IIILokasi jembatan ini diidentifikasikan berada di sebelah hulu dari rencana lokasi jembatan alternatif II dan mempunyai kemiripan kasusnya, yaituadanyapulausebagai penghubungdari keduasisi teluk, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai jalan dan sekaligus akan memperpendek bentangan secara keseluruhan.Panjangkeduabentanganutamajembatantersebut masing-masing sekitar 700 - 800 meter. Pada lokasi ini, kondisi tanah hampir seluruhnya berupa rawa-rawa terutama pada sisi Penajam dan HARBAKPEKERJAAN UMUM KE-52 PROVINSI KALTIM3/hvz/docword/SMDKe-3.docCABLE STAYED TELUK BALIKPAPAN LAND MARK KALTIMTempadung.Sedangkan pada bagian pulau yang dapat dimanfaatkan sebagai jalan pada bagian atas berupa tanah cadas. Dari peninjauan ketiga aspektersebut diatas,lokasi IIyangterbaikdan Pulau Balang dimanfaatkan sebagai daerahantarayang dapat memperpendakpanjangjembatankeseluruhan. Padalokasi ini panjang jembatan kurang lebih 1200 - 1500 m dan jalan pendekat kurang lebih 57 km ( 38 km jalan baru dan 19 km peningkatan).Setelah mempertimbangan aspek teknis, ekonomi, lingkungan dan aspek keamananjembatanterhadaplalu-lintaskapal sertakesiapanteknologi pelaksanaan/analisisditetapkanuntukopeningTempadung- P. Balang konstruksi bangunan atas menggunakan sistemkabel dengan bentuk konfigurasi cable-stayed. Sedangkan untuk opening P. Balang - Penajam menggunakan struktur bangunan atas tipikal jembatan rangka baja prefabrikasi.Volume lalu-lintas pada tahun 2020 diharapkan kurang lebih 14000 kendaraan/hari dengan komposisi berturut-turut 60% (kendaraan ringan), 22% (truk ringan) dan 7% (truk berat), 11% (bus). Dengan volume jam perencanaan diambilK faktor sekitar 11%, maka volume yang terjadi pada tahun 2020 menjadi sekitar 2400 smp/jam (satuan mobil penumpang) atauvolumeper kapasitasmenjadi sekitar 0,77(tidak termasuk jenis sepedamotor) untuk jalan dengan kondisi geometrik satu jalur dua lajur dua arah (2 x 3,50 meter). Sehingga dianggap kapasitas pada tahun 2020 masih memadai.2. SPESIFIKASI TEKNIK JEMBATAN Jembatan cable-stayed Teluk Balikpapan (gambar design terlampir) dengan spesifikasi dan dimensi sebagai berikut:HARBAKPEKERJAAN UMUM KE-52 PROVINSI KALTIM4/hvz/docword/SMDKe-3.docCABLE STAYED TELUK BALIKPAPAN LAND MARK KALTIMNama Jembatan:Jembatan TELUK BALIKPAPANTipe Jembatan: Cable-stayedTipe Konstruksi: Beton PratekanBentang: 40+180+370+180+40 meter (810 meter)Ruang Bebas Navigasi: 20 meterLebar Deck: 16 meter (total)12 meter (efektif)Tinggi Pilon: 91.69 meter (dari muka air pasang)Pondasi: Tiang Pancang Baja antikarat diisi beton Pile Cap beton K-350Pilon: Beton K-500 (pratekan)Pilar/Abutmen: Beton K-350Balok Deck Beton K-500 (pratekan)Deck: Beton K-350 Kabel (stay): 7 Wire Strand Galvanized plus HDPEMetode Konstruksi: Sistem KantileverSpesifikasi dan dimensi lainnya akan ditentukan pada tahap design development.3. SPESIFIKASI PERENCANAANPeraturan perencanaan jembatan Bina Marga (BMS92) merupakan pegangan dalamperencanaan jembatan di Indonesia. Peraturan ini memberikansaranperencanaanjembatanyangdapatmenjamintingkat keamaan, kegunaan dan tingkat penghematan yang masih dapat diterima dalam perencanaan struktur jembatan atau dengan kata lain merupakan standar minimum yang menjamin keamanan, kegunaan dan penghematan dalam perencanaan jembatan (yangmasih dapat diterima).PeraturanBinaMargaini, mencakupperencanaanjembatanjalanraya dan pejalan kaki. Untuk jembatan bentang panjang (lebih dari 100 meter) dan struktur yang tidak umum yang menggunakan materialdan metode HARBAKPEKERJAAN UMUM KE-52 PROVINSI KALTIM5/hvz/docword/SMDKe-3.docCABLE STAYED TELUK BALIKPAPAN LAND MARK KALTIMbaru harus diperlakukan khusus. Prinsip umumperencanaan yang diatur dalamperaturan ini, harus didasarkan pada prosedur yang memberikan kemungkinan-kemungkinan yang dapat diterima,untuk mencapai suatukondisi batas,selama umur rencana jembatan. Dengan asumsi jembatan dibangun memenuhi persyaratan perencanaan dan dipelihara dengan baik selama umur rencana (umur rencana peraturan ini adalah 50 tahun).Perludicatat bahwajembatan-jembatantidakdirencanakanuntukdapat mendukung semua kemungkinan beban,seperti beban yang ditimbulkan akibat perang. Namun demikian setiap aksi atau pengaruh yang terjadinya dapat diramalkan sebelumnya, harus dipertimbangkan dalam perencanaan.Ultimate Limit States:Aksi-aksi yang dapat menyebabkan suatu jembatan menjadi tidak aman, merupakan aksi-aksibatas (ultimate actions) dan respon jembatan yang disebabkannyamerupakankeadaanbataspuncak(Ultimatelimit state, ULS). Keadaan batas puncak adalah: (1) Kehilangan keseimbangan statisakibat sliding, overturningatauterangkat baiksebagianmaupun keseluruhan jembatan; (2) Kerusakan bagian jembatan akibat fatik dan ataukorosi yangmenyebabkankeruntuhandapat terjadi. (3) Keadaan purna elastis atau tekuk, dimana keruntuhan dapat terjadi pada satu atau lebihbagianjembatan; dan(4) Keruntuhanfondasi yangmenyebabkan pergerakan yang berlebihan, atau keruntuhan bagian-bagian penting jembatan. Aksi ultimate didifinisikan, adanya kemungkinan 5%keadaan untuk dilampaui selama umur rencana jembatan. Seviceability Limit States:Keadaan batas daya layan (serviceability Limit States, SLS) dicapai apabila reaksi jembatan tidak layak pakai atau menyebabkan kehawatiran umum(masyarakat) terhadapkeamananjembatanataukekuatan, atau HARBAKPEKERJAAN UMUM KE-52 PROVINSI KALTIM6/hvz/docword/SMDKe-3.doc] 1 [11 1 DrRP1]1

CABLE STAYED TELUK BALIKPAPAN LAND MARK KALTIMumur layan jembatan berkurang secara signifikan. Keadaan batas daya layan ditandai dengan: (1) Perubahan bentuk permanen dari fondasi atau elemen utama jembatan; (2) Kerusakan permanen akibat korosi, retak dan fatik; (3) Vibrasi; dan (4) Banjir pada jaringanjalandandaerahsekitarnya, danscouringyangmerusakalur sungai, tebing danembankment jalan.Aksi-aksi yang menyebabkan keadaan batas daya layan adalah aksi-aksi daya layan. Aksi daya layan didifinisikan, kemungkinan 5% dilampaui per tahun.Umur Rencana Jembatan Vs Periode Ulang KejadianUmurrencanajembatandiasumsikan50tahun(peraturanBinaMarga), kecuali untuk jembatan sementara danmoduler dapat diambil lebih kecil yaitu 20 tahun.Sedangkan untukjembatan yang memilikinilaistategis danekonomi, merupakanjembatankhusus(yangditetapkanolehBina Marga), harus direncanakan dengan umur rencana 100 tahun. Jembatan Cable-stayed TELUK BALIKPAPAN termasuk kelompok jembatan khusus, karena memenuhi kriteria tersebut. Perkiraan umur rencana tidak berarti jembatan tidak dapat berfungsi lagi pada akhir umur rencana. Dan tidak juga berarti bahwa jembatan masih bisa dipakai selamaumur rencanatanpadilakukan pemeriksaandan perbaikan yang cukup.Dengan umur rencana 50 tahun, periode ulang pada prinsip perencanan ULS adalah 1000 tahun, mengingat kemungkinan terjadinya aksi dengan periode ulang tersebut, dibatasi sebesar 5%. Sedangkan pada perencanaan SLS, periode ulang aksi adalah 20 tahun. Hubungan antara periode ulang dan umur rencana jembatan adalah sebagai berikut:Dimana:Pr= kemungkinan terjadi selama umur rencana(%)R= umur rencana jembatan (tahun)HARBAKPEKERJAAN UMUM KE-52 PROVINSI KALTIM7/hvz/docword/SMDKe-3.doc] 2 [) () (0 01 R LnR LnMMiCABLE STAYED TELUK BALIKPAPAN LAND MARK KALTIMD= periode ulang (tahun)Periode ulang kejadian untuk prinsip perencanaan ULS untuk umur rencanajembatan100tahunyangdihitungdenganrumus[1] di atas adalah 2000 tahun.Jembatan Teluk BalikpapanMengingat peraturanperencanaanBinaMarga, untukumurrencana50 tahun, maka perlu dilakukan koreksi atas peraturan ini, agar dapat digunakan pada perencanaan jembatan TELUKBALIKPAPAN. Faktor koreksi umur tersebut hanya digunakan pada perencanaan Ultimate Limit States.Faktor koreksi ini dapat ditentukan dengan asumsi bahwa frekwensi terjadi kejadianacakmengikuti distribusi eksponensial danini dianggapcukup tepat untuk kasus banjir, angin topan dan temperatur (tinggi).Distribusi ini diasumsikanjugacukupakurat untukbebanlalu-lintas(ekstrim), tetapi tidak sesuai untuk pengaruh gempa. Denganmenggunakandistribusi eksponensial, makahubunganantara besarnyaaksi danperiodeulangrata-ratanyadapat ditentukansebagai berikut:Dimana:Mo = besaran yang diketahuiRo = periode ulang dari MoM1 = besaran dari periode ulang R1R1 = periode ulang dari M1Darirumus [2] diatas faktor koreksiumur rencana jembatan 100 tahun dari umur rencana 50 tahun adalah 1.1x,atau dengan kata lain besar aksi yang ada pada peraturan perencanaan Bina Marga harus dikalikan dengan faktor sebesar 1.1, terutama untuk beban lalu-lintas, angin, temperatur dan banjir.HARBAKPEKERJAAN UMUM KE-52 PROVINSI KALTIM8/hvz/docword/SMDKe-3.doc] 3 [155 , 0 8 10 , 1 1]1

+ Lx qCABLE STAYED TELUK BALIKPAPAN LAND MARK KALTIMAplikasidarifaktor koreksiumur dariperaturan Bina Marga pada beban lalu-lintas UDL (D Lane load) sebagai berikut:Dimana:L =panjang bentang (m)q =intensitas beban dalam kPa.Umumnya,jembatan yang termasuk kelompok jembatan khusus, memiliki panjang bentang lebih besar dari 100 meter, yang merupakan batas atas dari jembatan standar yang diatur peraturan Bina Marga tersebut. Oleh karena jembatan TELUK BALIKPAPAN ini, direncanakan dengan bentangan utama 370 meter, maka standar beban lalu-lintas, perlu ditinjau.Biasanya besarnya, L harus ditentukan dari konfigurasi beban lalu-lintas yang menyebabkan konstruksi kritis. Untuk mendapatkan panjang bentang yang menyebabkan kondisi kritis, dapat dilakukan dengan menggunakan garis pengaruh.4. ANALISIS KONSTRUKSI JEMBATAN CABLE-STAYEDKabel PropertiesUntuk mendukung konstruksiyang besar, umumnya dipilih materialkuat danringan, danpadakonstruksi jembatanyangseringdipakai berupa komponen kabel baja atau strand. Kabel sebagai komponen utama jembatan pertama kali dipakai pada jembatan gantung yangdibuat pada abad19masihmenggunakanbajabiasa. Teknologi material kabel ini semakinhari semakinbaikdansaat ini sudahbanyakdigunakanpada jembatan gantung atau jembatan cable-stayed.Kualitaskabel bajayangdigunakanpadajembatangantungumumnya memiliki tegangan ultimate 1570 MPa. Namunpada saat ini sudah dapat dibuat kabel denganteganganultimate1770MPaseperti yangdipakai untuk jembatan gantung pada proyek MAHAKAM-2 di Tenggarong. Kabel pada jembatan ini dalam bentuk Spiral Strand dengan diameter 57,9 t0,5 mm yang diterbuatdari115 wire yang berdiamter antara 3,810 4,826 mm. Modulus Elastisitas dari kabel tersebut berkisar 160 000 MPa (modulus elastisitas mild steel 200 000 MPa).Sedangkan, kabel yangdipakai padajembatan, khususuntukjembatan sistemcable-stayed lebih sering digunakan 7 Wire Strand (Strand) HARBAKPEKERJAAN UMUM KE-52 PROVINSI KALTIM9/hvz/docword/SMDKe-3.doc] 4 [4sinh441212 11]1

,_

+ ,_

+ LhhLLh L] 5 [82 hLP] 6 [5323814 2 11]1

+ ,_

,_

+ LhLhL CABLE STAYED TELUK BALIKPAPAN LAND MARK KALTIMberdiameter 0,5inchatau0,6inch. Kabel ini, umumnyayangmemiliki modulus elastisitas berkisar 200 000 MPa, dan terakhir sudah bisa dibuat dengan tegangan ultimate 2000 MPa. Masing-masing Strand umumnya dibungkus dengan HDPEuntuk melindungi bahaya korosi dan untuk masing-masingwiredapat diberi perlindungangalvanized. Penggunaan pada sistem jembatan cable-stayed, Strand dapat dibundel sampai sebanyak 87 Strandtergantung pada sistemangkerblokyangadadan kemudian dapat dibungkus dengan HDPE sebagai proteksi terakhir.Gaya Pratekan KabelUntuk memberikan gaya pratekan pada kabel, maka perlu dihitung panjang kabel yang diperlukan sehingga didapatkan gaya pratekan yang diinginkan. Rumus catenary dibawah ini dapat digunakan untuk menentukanpanjangkabel yangdiperlukanuntuk mendapatkangaya pratekan yang diinginkan.dimana: = panjang kabelL = jarak lurus kabelh = sag kabel = berat sendiri kabelP = gaya axial pada kabelDalam aplikasi perencanaan jembatan dengan sistem cable-stayed, dimana umumnya gaya axial kabel (P), berat sendiri kabel (), dan jarak luruskabel diketahui, denganmenggunakanrumus-rumus catenary di atas, maka panjang kabel yang diperlukan dapat ditentukan. Rumus lain yang dapat dipakai untuk menentukan panjang kabel adalahPanjangkabel yangdihitungdenganrumus[6] ini, akansamadengan yang dihitung dengan rumus [4] di atas.HARBAKPEKERJAAN UMUM KE-52 PROVINSI KALTIM10/hvz/docword/SMDKe-3.docCABLE STAYED TELUK BALIKPAPAN LAND MARK KALTIMKriteria Analisa Struktur Cable-StayedDalampelaksanaan konstruksi jembatan, setiap tahapan konstruksi, besarnya gaya yang bekerja dan lendutan yang terjadi, tidak boleh melampaui kapasitas penampang dan pada tahap akhir pembeban struktur jembatan, perpindahantitik puncak tower danlendutanlantai jembatan harus memenuhi yang disyaratkan.Pada kasus jembatan sistem cable-stayed, pada tahap akhir dari pembebanan(bebankonstruksi), displacemendari puncaktower harus sekecil mungkin dan masih dalamtoleransi. Demikian pula dengan lendutan pada lantai jembatan. Sebagai syarat, bahwa displacemen dari lantaipada posisikabel (stay support) akibat beban konstruksibekerja harus sekecil mungkin.Dengan dicapainya lendutan pada posisi kabel yang kecil, bidang momen darilantaijembatan menjadioptimun dan bahkan dapat dicapai kondisimomen positif hampir sama dengan momen negatif pada setiap peralihan antar stay support.Untuk mendapatkan kondisi tersebut di atas dapat dilakukan dengan mengaplikasikangayapratekan(gayaaxial) padakabel. Dengancara demikian, setiap tahapan pelaksanaan konstruksi jembatan besarnya gaya pratekan dapat ditentukan.Tahapan Analisa Vs Metode KonstruksiAnalisastruktur jembatansistemcable-stayed, metodekonstruksi akan mendikti tahapananalisa. Untuk maksudtersebut, dalammelakukan analisa struktur jembatan cable-stayed Teluk Balikpapan, metode konstruksi yang dijelaskan berikut ini, ditetapkan dan paket software MICROSTRAN V5.5 dan SPACEGASS V8.00a for windows, akan dipakai dalam analisa, mengingat kedua paket software inimemilkikemampuan untuk menganalisa elemen kabel.Metode konstruksi jembatan ditentukan dengan sistem kantilever dengan menggunakan traveller. Analisa 2-D digunakan untuk menentukan gaya HARBAKPEKERJAAN UMUM KE-52 PROVINSI KALTIM11/hvz/docword/SMDKe-3.docCABLE STAYED TELUK BALIKPAPAN LAND MARK KALTIMpratekan pada kabel untuk mendukung berat sendiri konstruksi dan perkiraan beban lalu-lintas yang akan bekerja serta beban akibat peralatan untuk konstruksi.Pada tahapananalisa2-Dini, akibat berat sendiri danakibat beban tambahan, profilecable(gayapratekan) ditentukansehinggademikian lantai jembatan tidak mengalami sag (diukur dari kondisi awal analisa) dan tower jembatan tidak mengalami overstress, yang umumnya diukur dimanapuncaktower dikontrol sehinggapadasaat awal servicetidak mengalami perpindahan(offset)dari kondisi awal analisaatausebelum beban lantai bekerja. Untuk mendapatkan kondisi demikian, maka gaya pratekan pada masing-masing kabel harus ditentukan secara iterasi, agar didapatkankondisi yangoptimun. Perkiraangayapratekanawal dapat dihitung dengan menggunakan rumus [4] dan [5]. Mengingat dalammendapatkanprofilekabel yangoptimundiperlukan iterasi, maka kondisi semitris jembatan dapat dimanfaatkan, agar experimental dapat lebih mudah dan mengurangi waktu kerja. Setelah profile kabel ditentukan, analisa 3-D diperlukan untuk mendapatkan respon/perilaku konstruksi terhadap konfigurasi beban lalu-lintas. Respons jembatan terhadap beban angin, gempa juga akan ditentukandari analisa3-D. Namundemikiandalamtahapanalisa2-D beban-beban tersebut harus juga dipertimbangkan mengingat selama pelaksanaan jembatan, pengaruh beban tersebut tidak bisa diabaikan.5.DESIGN JEMBATAN CABLE-STAYEDPrinsip perencanaan ULSseperti dijelaskan pada bagian 4 di atas, dipertimbangkanuntukdesignkekuatanjembatan. Sedangkanprinsip perencanaan SLS hanya digunakan untuk perencanaan lendutan, vibrasi dan keretakan beton.Sedangkan, untuk perencanaan stay kabel dapat digunakan faktor HARBAKPEKERJAAN UMUM KE-52 PROVINSI KALTIM12/hvz/docword/SMDKe-3.docCABLE STAYED TELUK BALIKPAPAN LAND MARK KALTIMsebagai berikut dan dipilih yang terbesar: Breaking Load Kabel = 1,75 x gaya ULS. Breaking Load Kabel = 2,25 x gaya SLS.6. PENUTUP Jembatan Teluk Balikpapan menjadi land mark Kalimantan Timur dalam menyonsong abad ke-21 Dengan bentang utama 370 meter, jembatan ini akan menjadi jembatan terpanjang di Indonesia. Peraturan jembatan Bina Marga perlu dikoreksi agar dapat dipakai pada konstruksi jembatan khusus. Tahapkonstruksi danmetodeanalisaditetapkandanpaket software MOCROSTRAN V5.5 dan SPACEGASS V8.00a digunakan.REFERENSI:1. Herry Vaza,Cable Supported Bridges, Thesis Master ofEngineering Science, UNSW, 1994.2. Direktorat Jenderal Bina Marga,Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan, Bagian 1,2 dan Penjelasan, Jakarta 1992.3. HerryVaza, BachruddinNoor, Ciri-Ciri KhususKonsepsi Jembatan Mahakam-2, KRTJ-4 Pandang 1995.4. Pugsley, S.A.,The Theory of Suspension Bridges, 2/e, Edward Arnold Ltd., London, 1968.5. ANSYSRev.5,Finite Element SoftwareProcedures, Swanson Analysis Systems, Inc, Houston 1994.6. MICROSTRAN V5.5, Manual, Engineering Systems, Sydney 1995.7. SPACEGASS V8.00a,Manual, Integrated Technical Software, Melbourne 1997.HARBAKPEKERJAAN UMUM KE-52 PROVINSI KALTIM13/hvz/docword/SMDKe-3.docCABLE STAYED TELUK BALIKPAPAN LAND MARK KALTIMLAMPIRANHARBAKPEKERJAAN UMUM KE-52 PROVINSI KALTIM14/hvz/docword/SMDKe-3.doc