7.-pertemuan-8-9-materi-psikologi-konsumen

52
©2000 Prentice Hall PSIKOLOGI KONSUMEN

Upload: saman-samuel-simorangkir

Post on 16-Sep-2015

8 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

PELAJARAN UNTUK MINGGU DEPAN MATA KULIAH FISIKOLOGI, PADA BAB INI KITA HARUS MENGERTI MENGENAI APA ITU PELAJARAN FISIKOLOGI DAN MENGAPA KITA PERLU INI

TRANSCRIPT

  • PSIKOLOGI KONSUMEN (Perilaku Konsumen): Ilmu yang mengkaji perilaku konsumen, seperti perilaku menabung, perilaku berusaha, perilaku berwirausaha, perilaku ekonomi dalam sistem pemasaran yang berbeda-beda, perilaku ekonomi politik, proses kerja, dan perilaku keorganisasian

    Proses Pembelanjaan terdiri dari 3 macam:Proses Penawaran: proses menarik perhatian, memberitahu, menimbulkan minat, menimbulkan keinginan untuk membeli/menggunakan barang / jasa. Kajiannya meliputi: a. Efektivitas penggunaan media b. Efektivitas dari iklan dan commercialsProses Pengambilan Keputusan membeli yang meliputi proses membeli berdasarkan kebiasaan dan berdasarkan pertimbangan. Kajian yang dilakukan: a. Kajian dari pilihan-pilihan yang diinginkan (preferences) konsumen (selera, gaya, ciri-ciri produk, dll. b. Kajian dari kebiasaan dan pola membeliBina Nusantara University*

  • Proses Penetapan keperluan dan kebutuhan konsumen dengan melakukan penelitian-penelitian antara lain tentang: a. Motif-motif membeli dari sekelompok orang b. Harapan-harapan ekonomis dari orang c. Perkiraan permintaan akan produk-produk dan jasa d. Citra (images) dari produk-produk, dll Bina Nusantara University*

  • Menurut Katona, ada 5 variabel yang menentukan perilaku konsumen:

    Kondisi yang memungkinkan (enabling conditions) yang menetapkan batas-batas kemampuannya sebagai konsumen; misalnya penghasilannya, asetnya, kredit Keadaan yang mempercepat yang mempengaruhi perilaku ekonomi, seperti peningkatan atau penurunan daya beli (dapat hadiah uang, tiba2 di PHK), perubahan status keluarga (menikah), pindah ke rumah baruKebiasaan memainkan peran yang penting. Misalnya dalam membeli makanan, sabun, rokok, dsb.Kewajiban-kewajiban perjanjian (contractual obligations) dari orang (seperti sewa, premium asuransi jiwa, pajak, bayar cicilan untuk mobil) mempengaruhi perilaku ekonomiKeadaan psikologikal konsumenBina Nusantara University*

  • Model Interaksi Konsumen dengan Sistem Industri dan Sistem Lain yang Mempengaruhi Perilaku dan Keputusan Membeli Bina Nusantara University*

  • MENEMUKAN KEPERLUAN & KEBUTUHAN KONSUMEN (McCormick & Tifin, 1974)

    METODE PENGUMPULAN DATAPENELITIAN PEMASARAN

    METODE PENGUMPULAN DATA:Panel Konsumen: Kelompok orang yang merupakan sampel dalam penelitian konsumen; untuk mendapatkan pandangan tentang berbagai produk dan pengepakan, pengujian selera produk-produk makanan, dll Survey Kuesioner: Terdiri dari serangkaian pertanyaan yang harus dijawab oleh orang-orng yang merupakan sampel penelitian. Bina Nusantara University*

  • Metode Skala dan Pengharkatan (Scaling & Rating Methode): untuk mengukur pandangan dan sikap konsumen terhadap suatu produk. Contoh skala sikap: Skala Semantic Differential (SD); dikembangkan oleh Osgood dkk; terdiri dari pasangan kata sifat yang berlawanan yang dianggap relevan dengan objek sikap yang ingin diukur, yang memiliki nilai-nilai skala sesuai dengan kedudukanya antara kedua kata sifat yang berlawanan Untuk setiap pasangan, penjawab membuat tanda pada nilai skala yang mengambarkan sikap dirinya terhadap objek sikap Contoh Skala Semantic Differential, dari sebuah produk yang paling disukai Pikirkan sebuah produk yang paling Anda sukai. Produk tersebut bisa merupakan produk yang Anda miliki saat ini, atau yang pernah Anda miliki. Gambarkan produk tersebut, ketika produk tersebut muncul dalam pemikiran Anda.Bina Nusantara University*

  • Bagus 87654321 Buruk Mahal 87654321 Murah Modern 87654321 Kuno

    Bina Nusantara University*

  • Wawancara: metode memperoleh informasi dari atau tentang orang; 3 Jenis Wawancara: Wawancara Berstruktur: menyerupai kuesioner tetapi ditanyakan secara lisan, dan dilakukan berdasarkan prosedur yang telah ditentukan sebelumnya, dari pintu ke pintu. Wawancara Tidak Berstruktur: menurut Gallup, wawancara Tidak Berstruktur bersifat lebih lentur, bertujuan mendapatkan informasi darikonsumen yang mencerminkan sesuatu tentang pengaruh dari iklan-iklan tertentu terhadap terjadinya pembelian. Wawancara dimulai dari saat pembelian dan mundur ke saat konsumen menghadapi periklanan. Penjawab ditunjang untuk mengingat-ingat akan situasi situasi yang mengarah ke satu pembelian, dan secara khusus menceritakana rincian tentang iklan-iklan yang dapat berpengaruh dalam proses terjadinya pembelian.Bina Nusantara University*

  • Wawancara Dalam: digunakan untuk memperoleh pemahaman tentang motivasi manusia berkaitan dengan pengunaan produk-produk. Digunakan untuk menimbulkan asosiasi-asosiasi sebebas mungkin pada penjawab. Peran pewawancara adalah membuat hubungan kepercayaan dengan penjawab, dengan mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang umum, dan menunjang penjawab untuk mengungkapkan diri secara bebas

    Bina Nusantara University*

  • Teknik-Teknik Proyektif: teknik yang menimbulkan jawaban-jawaban orang terhadap rangsang yang secara sengaja bersifat ambigu (ambiguous) atau tidak berstruktur. Karena rangsang yang samar, diperkirakan bahwa penjawab membuat jawaban-jawaban yang merupakan proyeksi-proyeksi dari diri mereka sendiri. Teknik-teknik proyektif, umumnya digunakan dalam psikologi klinis, dalam bidang psikologi konsumen biasanya dipakai untuk mengambil kesimpulan dari jawaban-jawaban tentang motivasi, sikap dan ubahan-ubahan lain yang relevan bagi perilaku konsumen.Bina Nusantara University*

  • Teknik-teknik yang pernah digunakan dalam penelitian konsumen antara lain: teknik asosiasi (penjawab, terhadap rangsang kata tertentu, memberikan jawaban kata-kata yang timbul dalam ingatannya; digunakan antara lain untuk menetapkan kata-kata yang baik untuk dipakai dalam mengiklankan satu produk), tes melengkapkan kalimat, teknik konstruksi (terhadap rangsang ambigu, misalnya gambar yang samar, penjawab diminta untuk membuat satu cerita, uraian, uangkapan atau bentuk jawaban lain)

    Bina Nusantara University*

  • Mengamati Perilaku Konsumen: Aspek-aspek tertentu dari perilaku konsumen dapat secara langsung diamati dalam situasi sehari-hari. Pengamatan ditujukan pada apa yang dikerjakan, bukan pada apa yang dibicarakan. Pengamatan dimulai sejak pengunjung memasuki gang dagangan dengan tujuan membeli dan berakhir ketika mereka meninggalkan tempat tersebut. Penelitian ini ingin mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan berikut: Wells & Lo Sciuto (1966) Siapa saja yang membeli produk (wanita, pria, anak2)? Siapa yang mempengaruhi pembelian jika ternyata pembeli tidak datang sendirian? Apakah pengunjung mencari merek khusus? Apakahmereka menguji atau membandingkan harga? Apakah mereka memeriksa bungkus dan membaca label sebelum membeli?Bina Nusantara University*

  • PENELITIAN PEMASARAN:

    Survey Pendapat Konsumen: untuk mendapatkan petunjuk dalam merancang produk baru, memodifikasi produk yang telah ada, atau menyiapkan iklan yang lebih sesuai Pengujian Produk: pengujian awal dari produk-produk sebelum mereka dipasarkan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana sebuah produk dapat diterima oleh para konsumen potensial Pengepakan (Packaging): Untuk memperoleh pandangan dan pilihan dari orang tentang kemungkinan rancangan yang berbeda-beda. Bina Nusantara University*

  • ASPEK KEPRIBADIAN

    Dalam mengambil keputusan untuk membeli atau menggunakan barang atau jasa, konsumen dipengaruhi, selain oleh faktor-faktor dalam dirinya (KOGNITIF, AFEKTIF, dan CIRI-CIRI KEPRIBADIAN), juga oleh faktor-faktor di luar dirinya (KEBUDAYAAN, KELUARGA, STATUS SOSIAL, KELOMPOK ACUAN)

    Proses Kognitif: PERHATIAN, PERSEPSI, INGATAN Orang secara selektif memperhatikan apa yang disajikan dan mengamati apa yang menarik perhatian mereka. Faktor-faktor yang menentukan pusat perhatian, cara dengan mana bahan-bahan yang diperhatikan diamati, dan kemungkinan bahwa bahan-bahan tersebut akan diingat mencakup keduanya: Ciri-ciri dari bahan dan Kondisi dalam diri orang.Bina Nusantara University*

  • Tidak semua rangsang mampu diterimanya sekaligus; Orang melakukan seleksi. Proses kognitif dimulai dengan seleksi dari sekelompok rangsang oleh orang. Orang menjadi SADAR (aware) akan kelompok rangsang yang telah dipilihnya. Dari sekian banyak iklan, ada beberapa iklan yang menarik perhatiannya.

    Bina Nusantara University*

  • ASPEK KEPRIBADIAN

    Tahap berikutnya dalam proses kognitif adalah PERSEPSI. Barang atau jasa dipersepsikan, dan memiliki dampak yang berarti pada perilaku konsumen.

    Kemudian, barang atau jasa yang dipersepsikan dibandingkan dengan barang atau jasa yang ada di dalam INGATAN, yang diperoleh lewat pengalaman dan pengetahuan orang lain maupun diri sendiri yang merupakan proses pembelajaran.

    Akhirnya terjadi satu penyimpulan atas besar kecilnya kemungkinan barang atau jasa tersebut memenuhi keperluan dan kebutuhannya.

    Bina Nusantara University*

  • ASPEK KEPRIBADIAN

    Status Afektif: Sejauh mana orang akan mengunakan atau membeli satu produk tergantung bagaimana ia mempersepsikan produk tersebut sebagai sesuatu yang dapat memenuhi keperluan dan kebutuhannya.. Untuk memenuhi kebutuhan makan, orang akan melihat barang makanan sebegai insentif untuk dapat memenuhi salah satu kebutuhan biologisnya. Dalam psikologi konsumen, dipakai Teori Motivasi dan Teori Proses ASHAR SUNYOTO MUNANDAR: PSIKOLOGI NDUSTRI DAN ORGANISASI, BACA HAL 427 - 428Bina Nusantara University*

  • ASPEK KEPRIBADIAN

    Sikap: Sikap memiliki acuan obyek yang jelas dan melibatkan afek positif atau negatif sampai derajat tertentu. A dikatakan memiliki sikap positif terhadap lukisan Basuki Abdulah: maka setiap kali pelukis tersebut melakukan pameran, maka A merasa tertarik untuk mengunjungi dan akan ada niat untuk membeli lukisanya jika memungkinkan. Bina Nusantara University*

  • Ciri-Ciri Kepribadian: Barang atau jasa tidak mempunyai nilai menarik yang sama bagi semuanya. Oleh karena itu penjual harus memutuskan kepada siapa produk ditujukan. Populasi sasaran harus ditemukan dan diuraikan serinci dan selengkap mungkin. Jika populasi sasaran telah diketahui maka akan lebih mudah menentukan isi dan cara promosi. Misalnya untuk mempromosikan produk kosmetik, iklan diterbitkan dimajalah wanita dan bukan majalah bisnis. Pemangsaan Pasar merupakan penggolongan dari konsumen berdasarkan ciri-ciri perbedaan perorangan yang diperkirakan mempunyai kaitan dengan kebiasaan membeli atau belanja.

    Bina Nusantara University*

  • ASPEK KEPRIBADIAN

    Kelompok Demografis: Konsumen Pria Mudah terpengaruh oleh bujukan penjual, Sering tertipu karena tidak sabar untuk memilih sebelum membeli Memiliki perasaan kurang enak jika memasuki toko tanpa membeli sesuatu Kurang begitu berminat untuk berbelanja, sehingga sering terburu-buru mengambil keputusan untuk membeli Mudah dipengaruhi oleh nasihat yang baik, argumentasi yang obyektif Bina Nusantara University*

  • ASPEK KEPRIBADIANKelompok Demografis: Konsumen Wanita: Tidak mudah terbawa arus atau bujukan penjual Lebih banyak tertarik pada warna dan bentuk, dan bukan pada kegunaannya Mengikuti mode / trend Mementingkan status sosial Menyenangi hal-hal yang romantis Mudah meminta pandangan, pendapat ataupun nasihat dari orang lain Kurang begitu tertarik pada hal-hal teknis dari barang yang akan dibelinya Senang berbelanja sehingga sukar untuk menentukan barang mana yang akan dibelinya Cepat merasakan suasana tokoBina Nusantara University*

  • Konsumen Remaja: Mudah terpengaruh rayuan penjual Terbujuk iklan Tidak berpikir hemat Kurang realistis, romantis, dan impulsif Bina Nusantara University*

  • ASPEK KEPRIBADIAN

    Kelompok Demografis: Konsumen Lanjut Usia: Memiliki pola berpikir yang sesuai dengan pengalaman hidupnya; menampakkan perilaku seolah-olah mereka paling pandai Kurang bisa mengikuti kemajuan jaman, sehingga sering mananyakan produk-produk yang sudah tidak diproduksi lagi Tidak terburu-buru dalam membeli Tenang dan ramah Bina Nusantara University*

  • ASPEK KEPRIBADIAN

    Kelompok Psikografis: Kelompok yang ditentukan berdasarkan gaya hidup: Untuk menguraikan gaya hidup konsumen, dipakai Psikografika, dengan menafsirkan dimensi-dimensi gaya hidup seperti : AKTIVITAS, MINAT, PENDAPAT-PENDAPAT Sistem Value dan Lifestyles (VALS) yang dikembangkan oleh Stanford Research Institute, menemukan 9 gaya hidup di USA, yang secara luas digunakan oleh para produsen (Hawkins dkk, 1983):The Integrated: dewasa sepenuhnyaAchievers: pemimpin perusahaan, para profesional, dan pemimpin pemerintahanBina Nusantara University*

  • Emulators: ambisius, sadar akan status, dan kompetitif. Percobaan mereka untuk meniru the achievers sering gagal karena kurang memiliki keterampilan, pelatihan, dan resources. Mereka lebih pesimistis tentang kejujuran orangBelongers: tradisional, konservatif, konvensional, nostalgis, unexperimental. Mereka adalh pasar massa tradisional, lebih mau menyesuaikan diri daripada menonjolSocietally conscious: memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi yang mengarah kepada konservasi, lingkungan hidup, dan orientasi ke konsumen. Mereka tertarik untuk hidup sederhana dan berskala sempit.Bina Nusantara University*

  • ASPEK KEPRIBADIAN

    Experientials: menginginkan pengalaman langsung dan kelibatan yang kuat. Mereka adalah orang-orang yang berseni, suka bereksperimen dan sangat partisipatif.I-am-me: mereka zippy, dramatis, impulsif, sangat individualistis, dan sangat inventif. Dalam banyak hal mereka menjadi inovator mode, dan menentukan trend baruSustainers: sangat ingin untuk maju. Berjuang untuk mempertahankan hidupnya. Umumnya hidup dalam batas kemiskinanSurvivors: kelompok miskin dan jauh dari arus utama budayaBina Nusantara University*

  • PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSANPengenalan Masalah(Problem recognition)Pencarian Informasi(Information search)Evaluasi & Seleksi(Evaluation & Selection)Seleksi saluran distribusi & pelaksanaan keputusan(Outlet selection & decision implementation)Proses Pasca Pembelian(Postpurchase processes)SITUASI-SITUASISITUASI-SITUASIBina Nusantara University*

    2000 Prentice Hall

    PERILAKU KONSUMEN

    2000 Prentice Hall

    Riset konsumen

    Metodologi yang digunakan untuk mempelajari perilaku konsumen.

    2000 Prentice Hall

    Segmentasi pasar

    Proses membagi pasar potensial menjadi himpunan bagian yang berbeda dari konsumen dan memilih satu atau lebih segmen sebagai target pasar yang akan dicapai dengan bauran pemasaran yang berbeda.

    2000 Prentice Hall

    Konsumen pribadi

    Individu yang membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri, untuk keperluan rumah tangga, untuk penggunaan anggota keluarga atau seorang teman (Juga disebut sebagai konsumen akhir atau pengguna akhir.)

    2000 Prentice Hall

    Organisasi konsumen

    Sebuah bisnis, instansi pemerintah, atau lembaga lainnya (laba atau nirlaba) yang membeli barang, jasa, dan / atau peralatan yang diperlukan bagi organisasi untuk berfungsi.

    2000 Prentice Hall

    Perilaku konsumen sebagai disiplin akademik dan sebuah ilmu terapanFaktor-faktor yang berkontribusi terhadap meningkatnya minat perilaku konsumen:percepatan laju pengembangan produk barugerakan konsumenmasalah kebijakan publikmasalah lingkungan hiduppembukaan pasar nasional di seluruh dunia

    2000 Prentice Hall

    Perilaku konsumen.

    Perilaku konsumen yang ditampilkan dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk, jasa, dan ide-ide.

    2000 Prentice Hall

    Konsep PemasaranUntuk menjadi sukses, sebuah perusahaan harus menentukan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran tertentu dan memberikan kepuasan yang diinginkan lebih baik dari kompetisi.

    2000 Prentice Hall

    Konsep Pemasaran

    Sebuah filosofi yang berorientasi pada konsumen yang menunjukkan bahwa kepuasan dari kebutuhan konsumen memberikan fokus untuk pengembangan produk dan strategi pemasaran untuk memungkinkan perusahaan untuk memenuhi tujuan organisasi sendiri.

    2000 Prentice Hall

    Lingkup Perilaku Konsumen

    Bagaimana individu membuat keputusan untuk menghabiskan sumber daya mereka (waktu, uang, usaha).Meliputi: apa yang mereka beli, mengapa mereka membelinya, ketika mereka membelinya, di mana mereka membelinya, seberapa sering mereka membelinya dan seberapa sering mereka menggunakannya. Bagaimana individu membuang sekali pembelian baru mereka.Meliputi: apakah mereka menyimpannya, membuangnya atau memberikannya, menjualnya, menyewakan, atau meminjamkan keluar?

    2000 Prentice Hall

    Perilaku konsumen Interdisipliner Roots

    Perilaku konsumen meminjam dari psikologi, Sosiologi, Psikologi Sosial antropologi.Semua faktor ini bergabung untuk membentuk sebuah model komprehensif yang mencerminkan kedua aspek kognitif dan emosional pengambilan keputusan konsumen.

    2000 Prentice Hall

    Disederhanakan Model pengambilan keputusan konsumen

    Proses pengambilan keputusan dapat dilihat sebagai saling tiga tahap:Tahap Masukan : Upaya pemasaranPengaruh sosiologiTahap proses:Faktor-faktor psikologiTahap Proses :Perilaku pembelianPosting evaluasi pembelian

    2000 Prentice Hall

    Usaha-usaha pemasaran perusahaan1. Produk2. Promosi3. Harga4. Saluran distribusiPenerapan Lingkungan1. Keluarga2. Informasi sumber3. Sumber non-komersial4. Kelas Sosial5. Subkultur dan budayaKeluaranProsesMasukkanPengaruh ExternalPengambil Keputusan KonsumenPosting kepurusan perilakuPost Evaluation PembelianPemembeli 1. percobaan/sidang 2. Ulangi membeliMembutuhkan pengakuan Cari prepurchase Evaluasi alternatif

    Bidang psikologis1. Motivasi2. Persepsi3. Belajar4. Kepribadian5. Sikap

    PengalamanGambar 1-1Model sederhana pengambilan keputusan konsumen

    2000 Prentice Hall

    Etika Pemasaran Praktik yang tidak etis terjadi pada setiap tingkat dari bauran pemasaran:Dalam desain produk, dalam kemasan, dalam harga, dalam iklan dan dalam distribusiAda dua jenis teori yang berbeda:teologi teori dan teori-teori deontological

    2000 Prentice Hall

    TYPES OF UNETHICAL MARKETING BEHAVIOR EXAMPLESPRODUCTSafetyManufacture of flammable stuffed animalsShoddy goodsProducts that cannot withstand ordinary wear and tearInadequate warrantiesWarranties with insufficient time or parts coverageEnvironmental pollutionDumping hazardous wastesMislabeled productsFlavored sugar water sold as apple juice for babiesDevelopmentBribery of FDA officials to secure agency approval of generic pharmaceuticalsManufacturingUnauthorized substitutions in generic drugs after FDA approvalBrand knock-offsCounterfeit branded goods sold as genuine brandsPRICEExcessive markupsHigh prices used by retailers to connote qualityPrice differentiationYield-management pricing of airline tickets, resulting in day-to-daydifferential pricing of adjacent seatsPrice discriminationFavored pricing to preferred racial or ethnic groupsPACKAGINGDeceptive quantitiesSome marketers use packaging-to-price tactics that mask a decrease in product quantity while maintaining the same price and traditional product sizeTable 1.1 Unethical Marketing Behavior

    2000 Prentice Hall

    PROMOTIONExaggerated claimsRazor blade manufacture advertises that its razors offered the closest shave known to manTasteless advertisingSexual innuendoes and gender disparagementInappropriate targetingInner-city billboards for luxury productsDeceptive advertisingAds for cereal claiming it prevents heart diseasePersuasive role modelsCelebrity spokespersons in beer, liquor, or cigarette ads targeted to for inappropriate youths productsNave audiencesBillboards for cigarettes and alcohol in poor urban neighborhoods, where many people are dying from related causesAds on childrens TV for nutritionally unsound productsCaptive audiencesMandatory viewing of TV commercials by students in schools subscribing to closed channel newscastsTelemarketingOffers of fabulous prizes in return for credit-card purchases of touted goodsDISTRIBUTIONFraudulent salesPhony markdowns based on kited retail list pricesBait-and-switch tacticsLuring consumers with ads for low-priced merchandise and switching them to higher-priced modelsDirect marketingDeceptive, misleading product size and performance claimsTable 1.1 continued

    2000 Prentice Hall

    MengutilSwitching harga tagKembali pakaian yang telah dipakaiMenyalahgunakan produk dan mengembalikan mereka sebagai barang rusakPenebusan kupon tanpa pembelian diperlukanPenebusan kupon yang telah kadaluarsaKembali produk-produk yang dibeli di penjualan dan menuntut harga penuh pengembalian danaSealing sabuk dari toko pakaianPemotongan tombol off toko barang daganganKembali sebagian digunakan produk untuk kredit penuh TokoMenyalahgunakan jaminan atau hak jaminan tanpa syaratMerusak barang dagangan di toko dan kemudian menuntut diskon penjualanMenggandakan materi berhak cipta tanpa izin

    Tabel 1.2 Praktek Konsumen Tidak Etis

    2000 Prentice Hall

    TeleologiSebuah filsafat etis yang menganggap nilai moral perilaku yang ditentukan oleh konsekuensinya.

    2000 Prentice Hall

    utilitarianismeSebuah teori teologi yang terbaik diringkas oleh gagasan "terbesar baik untuk jumlah terbesar."

    2000 Prentice Hall

    Tata Susila(Moral)

    Sebuah filsafat etika yang menempatkan bobot lebih besar pada nilai-nilai pribadi dan sosial dari pada nilai-nilai ekonomi.

    2000 Prentice Hall

    Etika dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan kode etikAsosiasi perdagangan kode etikTujuan sosial berbasis misi

    2000 Prentice Hall

    Gambar 1.2 contoh dari sebuah pernyataan kebijakan perusahaan yang menekankan tanggung jawab sosial

    2000 Prentice Hall

    Konsep Pemasaran SosialSemua perusahaan makmur ketika masyarakat kemakmur.Perusahaan serta individu, akan lebih baik dari tanggung jawab sosial merupakan komponen integral dari setiap keputusan pemasaran.Membutuhkan semua pemasar mematuhi prinsip-prinsip tanggung jawab sosial dalam pemasaran mereka barang dan jasa.

    2000 Prentice Hall

    Konsep PemasaranSosial Sebuah revisi konsep pemasaran tradisional yang menunjukkan bahwa pemasar mematuhi prinsip-prinsip tanggung jawab sosial dalam pemasaran barang dan Jasa; Itulah, mereka harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar sasaran mereka dengan cara yang mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat secara keseluruhan.

    ************************