6615449_pengertian, peranan dan proses amdal
DESCRIPTION
amdalTRANSCRIPT
PENGERTIAN, PERANAN DAN PROSES AMDAL
JOGJAONE PARK
Swage Treatmant Plant atau yang lebih dikenal dengan STP merupakan bangunan instalasi sistem pengolah limbah cair domestik yaitu limbah rumah tangga termasuk limbah dari dapur, air bekas dan air kotor.Tujuan dari sistem pengolahan limbah cair domestik (STP) adalah agar limbah tidak mengandung zat pencermar lingkungan, sehingga layak buang sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Sistem pengolah limbah yang terpasang pada JOGJAONE Park adalah sistem lumpur aktif (activated sludge) atau disebut juga dengan extended aeration
Proses kerja Swage Treatment PlantDasar perhitungan Desain :Kapasitas STP : 200 meter kubik/hari
Mutu Air Masuk :- BOD : 300 ppm (part per million)- Suspended solid : 300 ppm
Mutu Air Keluar :- BOD (biology oxigen demand) : < 75 ppm- Suspended solid (padatan) : < 100 ppm
Limbah yang berasal dari kitchen ditampung di Greaset Trap, didalam Grease Trap limbah dipisahkan oleh massa jenis masing-masing unsur yang ada dalam limbah itu sendiri. Grease Trap memiliki 3 ruangan : bak pertama menampung minyak yang terpisah dari limbah karena massa jenisnya lebih kecil dari air dan kotoran padat, bak kedua menampung kotoran padat limbah tersebut, bak ketiga menampung air yang terpisah dari kotoran padat karena massa jenisnya lebih kecil dari kotoran padat dan kotoran padat yang massa jenisnya lebih kecil dari air dan bersifat mengapung. Didalam bak ketiga inilah air yang berlebihan dan yang tak mengandung lemak akan di keluarkan menuju STP.
Beda halnya dengan inlet dari Toilet semua limbah di tampung tanpa kecuali, inlet dari toilet (air kotor maupun air bekas) dan dari Grease Trap ditampung di dalam Grit Chamber, di tank ini diadakanlah saringan rangkap tiga, dengan tujuan untuk mengefektifkan penyaringan. Kotoran yang ada di Grit Chamber diangkat secara manual setiap hari. Grit ChamberLimbah yang telah disaring merupakan limbah dengan kotoran yang lebih kecil (inlet Grease Chamber) dan kotoran yang telah larut (tinja) di lanjutkan ke Equalizing Tank.
Oleh karena debit air yang fluktuaktif. Banyak sekali saat jam sibuk atau puncknya (peak) dan sangat sedikit saat tidak jam sibuk. Maka diperlukan penyeimbang yang akan menampung sementara sebelum proses berikutnya. Bak inilah yang dinamakan bak Equalizing. Didalam bak ini terpasang mesin penghasil udara (blower) untuk mengaduk dan meratakan kualitas air baku (limbah). Selanjutnya limbah dipompa ke bak aerasi melalui flow kontrol box untuk mengatur debit aliran sesuai dengan perencanaan.Didalam bak aerasi bakteri aerob mendapatkan oksigen untuk kelangsungan hidupnya.
Proses penguraian zat organik oleh bakteri pengurai terjadi didalam bak aerasi. Oksigen yang diperlukan tersebut berasal dari blower yang didistrikan melalui diffuser (pipa yang berfungsi mengalirkan udara). Untuk menjaga jumlah bakteri agar sebanding dengan limbah yang datang. Bakteri ditambahkan secara terus- menerus melalui proses “pengembalian lumpur aktif” yang dimaksud dengan lumpur aktif adalah lumpur yang merupakan hasil proses pengendapan di bak sedimentasi yang banyak sekali mengandung bakteri pengurai yang telah aktif. Jumlah lumpur yang di kembalikan keawal bak Aerasi dapat di atur di “sludge distributor box”Bak ini berfungsi sebagai bak pengendap yaitu memisahkan bagian yang padat atau (patikel tersuspensi) dengan air yang relatif bersih. Pada bak ini waktu tinggal air limbah dan ketenangan menjadi syarat utama. Lumpur yang mengendap diangkat oleh air lift menggunakan tekanan udara dari blower menuju installasi pembagi lumpur “Sludge distributor box” untuk didistribusikan kebak aerasi dan bak sludge storage sesuai kebutuhan sistem. Lumpur yang mengapung “ditangkap” oleh scum skimmer untuk ditampung di bak sludge storage. Lumpur yang diangkat dari bak sedimentasi dengan air lift sistem, tidak semuanya dikembalikan kebak aerasi sebagian akan ditampung dalam bak sludge. Hasil pengendapan di sludge storage tersebut di angkut secara manual menggunakan mobil tinja dari dinas kebersihan.Air yang sudah mengalami pengendapan di distribusikan ke bak Chlorinasi. Bak ini berfungsi sebagai tempat untuk kontak antara air dan limbah yang telah di olah dengan zat desinfektan (kaporit) agar bakteri patogen yang ada dalam limbah mati. Sehingga air yang di buang ke saluran kota sudah bebas dari bakteri yang berbahaya. Selanjutnya air yang telah steril disalurkan ke bak penampungan air hasil olahan (effluent tank)Air hasil olahan yang telah tercampur rata ditampung hingga level tertentu lalu dibuang menuju saluran kota menggunakan pompa effluent.
BOR SUMUR (DEEPWELL DRILLING)
Seiring perkembangan zaman, kebutuhan air bersih kian meningkat terutama disektor industri, pertanian, pertambangan, kawasan pemukiman dan sebagainya.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dibutuhkan pasokan air yang cukup besar, oleh karena itu PDAM sebagai pemasok air bersih diharapkan mampu memenuhi kebutuhan tersebut.
Namun bila kapasitas layanan PDAM masih belum mencukupi atau bahkan belum terjangkau oleh jaringan pasokan air, Deep Well atau yang juga dikenal dengan sumur bor / sumur artesis menjadi alternatif yang tepat dalam memenuhi kebutuhan air yang cukup besar.
Apa Itu Deep Well?Deep Well adalah sumur bor yang mengambil sumber air melalui pelacakan Jalur Aliran Sumber (Sungai) Bawah Tanah dengan menggunakan Alat Geoelectromagnetic Scan. Sehingga pada saat pengeboran, air yang dihasilkan adalah air artetis (bukan sekedar air resapan) sehingga pada saat musim kemarau tetap bisa dipergunakan, karena jalur sumber air tidak akan pernah kehabisan air. Kedalaman pengeboran umumnya berkisar antara 60 s.d 300 meter atau tergantung dari kondisi hidrogeologi dan izin yang diberikan oleh Dinas Pemerintahan setempat.
Mengapa memilih Deep Well?
Keuntungan menggunakan Deep Well adalah ketersediaan airnya yang lebih banyak dari sumur pantek atau sumur dangkal, selain itu lapisan akifer yang mengandung air asin maupun payau dapat dihindari.
Alat Pendeteksi Sumber Air Selama ini untuk menentukan titik pengeboran sumur kebanyakan masyarakat Indonesia menggunakan alat GEOLISTRIK. Padahal alat tersebut akurasinya masih kurang untuk menentukan titik pengeboran, rata-rata hanya 50% saja.Padahal seiring perkembangan teknologi, pada saat ini telah ada Geoelectromagnetic Scan (Teknologi Jerman), yang sangat akurat (90 %) untuk mencari :~ Arah Aliran Sumber Air Bawah Tanah~ Kedalaman Aliran Sumber Air Bawah Tanah~ Lebar Aliran Sumber Air Bawah Tanah~ Frekwensi Air yang mengalir pada Aliran Sumber Air Bawah Tanah~ Struktur Tanah~ Tingkat kekerasan Tanah (Conductivity)
Mengapa memilih Deep Well?
Keuntungan menggunakan Deep Well adalah ketersediaan airnya yang lebih banyak dari sumur pantek atau sumur dangkal, selain itu lapisan akifer yang mengandung air asin maupun payau dapat dihindari.
Alat Pendeteksi Sumber Air Selama ini untuk menentukan titik pengeboran sumur kebanyakan masyarakat Indonesia menggunakan alat GEOLISTRIK. Padahal alat tersebut akurasinya masih kurang untuk menentukan titik pengeboran, rata-rata hanya 50% saja.Padahal seiring perkembangan teknologi, pada saat ini telah ada Geoelectromagnetic Scan (Teknologi Jerman), yang sangat akurat (90 %) untuk mencari :~ Arah Aliran Sumber Air Bawah Tanah~ Kedalaman Aliran Sumber Air Bawah Tanah~ Lebar Aliran Sumber Air Bawah Tanah~ Frekwensi Air yang mengalir pada Aliran Sumber Air Bawah Tanah~ Struktur Tanah~ Tingkat kekerasan Tanah (Conductivity)
DAMPAK KEGIATAN DAMPAK
PEMBANGUNAN
SOSIAL, EKONOMI, BUDAYA
BIOFISIK
KENAIKAN KESEJAHTERAAN
BIOFISIK PRIMER
SOSIAL, EKONOMI BUDAYA
SEKUNDER
TUJUAN
PERUNTUKAN AMDALDALAM UU No.4 1982 PASAL 16:
Setiap rencana yang diperkirakan mempunyai dampak penting thd lingkungan wajib dilengkapi dengan AMDAL
Jadi AMDAL diperuntukkan bagi suatu rencana
PP No.29 1986 pasal 39:
Untuk proyek yang sudah jadi dipergunakan Penyajian Evaluasi Lingkungan (PEL) dan atau Studi Evaluasi Lingkungan (SEL)
PEL : Suatu aktivitas penelaahan mengenai dampak lingkungan yang diakibatkan oleh suatu kegiatan yang sudah berjalan
SEL:Analisis dampak lingkungan yang dilakukan pada proyek yang sudah berjalan.Dalam analisis ini rona lingkungan sebelum proyek berjalan sudah tdk dapat dijumpai.
PP tersebut diganti dengan PP No. 51 1993Yg tidak menyebutkan adanya PEL dan SEL, tetapi menyebutkan adanya:
Audit lingkungan AMRIL (Analisis Manfaat dan Risiko Lingkungan)
SITUASI AMDAL AMRIL
Proyek sedang direncanakan + +
Proyek telah jadi dan operasional - +
Proyek telah jadi dan operasional serta direncanakan perluasan + +
Daerah dg potensi pembangunan tetapi belum ada rencana pembangunan - +
MENGAPA DIPERLUKAN AMDAL
Adanya UU dan PP yang menghendaki adanya AMDAL untuk dilakukan pada proyek-proyek yang akan dibangun
AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak karena adanya proyek-proyek pembangunan.
AKTIFITAS MANUSIA
PEMB. EKONOMI MANUSIA
KESEJAHTERAAN MANUSIA
DAMPAK LINGKUNGAN
(POSITIP/NEGATIP)
SIAPA YG HARUS MELAKUKAN AMDAL
Pemrakarsa proyek
Sebagai penyebab timbulnya pencemaran Maka yang harus menyelenggarakan AMDAL adalah
pemrakarsa proyek termasuk dalam beaya-beaya pengendalian dalam batas baku mutu yg ditetapkan oleh pemerintah
Dalam pelaksanaannya pemrakarsa dapat memanfaatkan jasa konsultan AMDAL atau pihak lain atas dasar saran pemerintah
PERANAN AMDAL DALAM PERENCANAAN PROYEK
Proyek bersifat: - fisik - Non fisik AMDAL mempunyai peranan dalam pengambilan
keputusan tentang proyek yang sedang direncanakan
Artinya AMDAL tidak banyak artinya apabila dilakukan setelah diambil keputusan untuk melaksanakan proyek tersebut
AMDAL tidak boleh dianggap sebagai satu-satunya faktor penentu dalam pengambilan keputusan, tetapi sebagai masukan tambahan untuk pengambilan keputusan.
PERANAN AMDAL DALAM PERENCANAAN PROYEKPeranan Dalam Pengelolaan Proyek
Fase-fase pengelolaan proyek: Fase identifikasi Fase studi kelayakan Fase rekayasa (rancangan) Fase pembangunan proyek Fase proyek berjalan (operasi) Fase pasca operasi
PERANAN AMDAL DALAM PERENCANAAN PROYEK
Peranan Dalam Pengelolaan Proyek
STUDI KELAYAKAN TEKNIS
STUDI KELAYAKAN EKONOMIS
STUDI KELAYAKAN LINGKUNGAN (AMDAL)
PROYEK BERJALAN
DAMPAK LINGKUNGAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Pengendalian Lingkungan dg pendekatan Teknis
PERANAN AMDAL DALAM PERENCANAAN PROYEK
Peranan Dalam Pengelolaan Proyek
STUDI KELAYAKAN TEKNIS
STUDI KELAYAKAN EKONOMIS
STUDI KELAYAKAN LINGKUNGAN (AMDAL)
PROYEK BERJALAN
DAMPAK LINGKUNGAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Pengendalian Lingkungan dg pendekatan Limbah
PERANAN AMDAL DALAM PERENCANAAN PROYEKAmdal Sebagai Dokumen yang penting
Laporan AMDAL merupakan dokumen yg penting sebagai:
Sumber informasi yang detil mengenai keadaan lingkungan
Informasi ini sangat bermanfaat untuk berbagai macam keperluan:
PERANAN AMDAL DALAM PERENCANAAN PROYEKAmdal Sebagai Dokumen yang penting
Sbg informasi pembanding dlm melaksanakan hasil pemantauan
Sbg informasi yg berharga bagi proyek lain yg akan dibangun di dekat lokasinya.
Merupakan dokumen penting yg dpt digunakan di pengadilan dlm menghadapi tuntutan pihak lain.
PERANAN AMDAL DALAM PERENCANAAN PROYEKKegunaan AMDAL bagi berbagai pihak
1. Kegunaan bagi pemerintah
Dpt membantu dlm menentukan kebijaksanaan yg tepat dlm perencanaan dan pengambilan keputusan serta peningkatan pelaksanaan pengel. Lingkungan hidup.
PERANAN AMDAL DALAM PERENCANAAN PROYEKKegunaan AMDAL bagi berbagai pihak
2. Kegunaan bagi pemilik proyek
Untuk melindungi proyek dari tuduhan pelanggaran
Untuk melindungi proyek yg melanggar UU atau PP yg berlaku
Untuk melihat dan memecahkan masalah-masalah lingkungan yg akan dihadapi di masa akan datang
Sebagai sbr informasi lingkungan di sekitar lokasi proyek
PERANAN AMDAL DALAM PERENCANAAN PROYEK
Kegunaan AMDAL bagi berbagai pihak
3. Kegunaan bagi pemilik modal Bank sbg pemilik modal selalu
menyertakan AMDAL setiap pengajuan permintaan pinjaman
Tujuan: agar dapat menjamin keberhasilan dan keamanan modal yg disalurkan
PERANAN AMDAL DALAM PERENCANAAN PROYEK
Kegunaan AMDAL bagi berbagai pihak
4. Kegunaan bagi masyarakat Dpt mengetahui rencana
pembangunan di daerahnya Mengetahui perubahan lingkungan
dimasa sesudah proyek berjalan Mengetahui hak dan kewajiban di dlm
hubungan dg proyek
PERANAN AMDAL DALAM PERENCANAAN PROYEK
Kegunaan AMDAL bagi berbagai pihak
5. Kegunaan lainnya Kegunaan dlm analisis dan kemajuan
IPTEK Kegunaan dalam penelitian Timbulnya konsultan AMDAL yg baik
EFEKTIFITAS AMDAL
1. AMDAL dilakukan terlambat shg tdk dpt lagi memberikan masukan untuk pengambilan keputusan dlm proses perencanaan.
2. Tidak adanya pemantaun baik pada tahap pelaksanaan maupun operasional
3. Disalahgunakan AMDAL untuk membenarkan diadakannya suatu proyek
AMDAL belum efektif digunakan dlm proses perencanaan karena:
UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS AMDAL
1. Menumbuhkan pengertian bahwa AMDAL bukan sbg penghambat pembangunan tetapi untuk menyempurnakan perencanaan pembangunan.
2. Banyak data yg kurang relevan dg masalah-masalah yg dipelajari
3. Laporan AMDAL harus ditulis dg bahasa yg mudah dimengerti
4. Rekomendasi yg diberikan harus jelas dan spesifik
5. Adanya komisi AMDAL yg berkualitas6. Belum digunakan RPL sbg umpan balik untuk
penyempurnaan implementasi dan operasi proyek
AMDAL adalah keseluruhan proses yang meliputi penyusunan, berturut-turut :1. Kerangka Acuan bagi penyusunan Analisis
Dampak Lingkungan (KA) ,
2. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL),
3. Rencana Pengeloiaan Lingkungan (RKL),
4. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).
Terdapat tiga komponen yang terkait dalam penyusunan AMDAL
Pemrakarsa adalah orang atau badan yang mengajukan dan bertanggung jawab atas suatu rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
Instansi yang bertanggung jawab, adalah instansi yang berwenang memberikan keputusan tentang pelaksanaan rencana kegiatan
Komisi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan adalah komisi yang dibentuk oleh Menteri atau Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen di tingkat pusat, dan oieh Gubernur Kepaia Daerah Tingkat I di Tingkat Propinsi
Prosedur pelaksanaan AMDAL
Penyusunan AMDAL, ditempuh beberapa langkah dg urutan sbb: 1. Kerangka acuan ANDAL
KA ANDAL ini merupakan ruang lingkup studi ANDAL yang disepakati bersama antara semua pihak yang terkait Yaitu : pemrakarsa, penyususn ANDAL maupun instansi pemerintah yang bertanggung jawab terhadap kegiatan yang bersangkutan.
KA inilah yang menjadi pegangan dari semua pihak, baik dalam penyusunan ANDAL dan evaluasi dokumen studi tersebut .
Penyusunan AMDAL, ditempuh beberapa langkah dg urutan sbb: 2. ANDAL, RKL DAN RPL
Ada 5 (lima) langkah penyusunan ANDAL, RKL DAN RPL,
Pengumpulan data dan informasi tentang :•Rencana kegiatan•Rencana lingkungan awal