57575160-pengertian-logika

Upload: adinz-raka-idzay

Post on 29-Oct-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ada aja

TRANSCRIPT

PENGERTIAN LOGIKAA. PENDAHULUANLogika tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan keseharian kita, untuk mencapai sebuah kebenaran seseorang harus menggunakan logika, tanpa menggunakan sebuah alat yang disebut logika dalam kehidupannya maka manusia akan semakin jauh dari kebenaran. Dalam definisi verbal, terdapat berbagai macam definisi tentang logika, namun hampir semua definisi menyimpulkan, Logika adalah aturan berpikir benar. Logika berasal dari kata Yunani kuno (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika adalah salah satu cabang filsafat.[footnoteRef:2] [2: http://id.wikipedia.org/wiki/Logika]

Kata logos berarti sesuatu yang diutarakan, suatu pertimbangan akal (pikiran), kata, percakapan, atau ungkapan lewat bahasa. Kata logikos berarti mengenai sesuatu yang diutarakan, mengenai suatu pertimbangan akal, mengenai kata, mengenai percakapan atau yang berkenaan lewat bahasa.[footnoteRef:3] Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.[footnoteRef:4] Ilmu disini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal. [3: Jan Hendrik Rapar, Pengantar Logika, Asas-asas Penalaran Sistematis, Penerbit Kanisius, Indonesia 1996, hal. 9] [4: Ibid, hal. 9]

B. PEMBAHASANLogika merupakan cabang filsafat yang bersifat praktis berpangkal pada penalaran, dan sekaligus juga sebagai dasar filsafat dan sebagai sarana ilmu. Dengan fungsi sebagai dasar filsafat dan sarana ilmu karena logika merupakan jembatan penghubung antara filsafat dan ilmu, yang secara terminologis logika didefinisikan: Teori tentang penyimpulan yang sah. Penyimpulan pada dasarnya bertitik tolak dari suatu pangkal-pikir tertentu, yang kemudian ditarik suatu kesimpulan. Penyimpulan yang sah, artinya sesuai dengan pertimbangan akal dan runtut sehingga dapat dilacak kembali yang sekaligus juga benar, yang berarti dituntut kebenaran bentuk sesuai dengan isi.Pengertian LogikaKata logika menurut kamus berarti cabang ilmu pengetahuan yang mengamati tentang prinsip-prinsip pemikiran deduktif dan induktif. Kata logika menurut istilahnya berarti suatu metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran. Maka untuk memahami apakah logika itu haruslah mempunyai pengertian yang jelas tentang penalaran, penalaran adalah suatu bentuk pemikirann yang meliputi tiga unsur, yaitu konsep pernyataan dan penalaran. Logika adalah bahasa Latin berasala dari kata logos yang berarti perkataan atau sabda. Istilah lain digunakan sebagai gantinya adalah mantiq, kata Arab yang diambil dari kata kerja nathaqa yang berarati berkata atau berucap. Dalam bahasa sehari-hari kita sering mendengar ungkapan serupa: alasannya tidak logis, argumentasi logis, kabar itu tidak logis. Yang dimaksud dengan logis adalah masuk akal, dan tidak logis adalah sebaliknya. Dalam buku Logicand Language of Education mantiq disebut sebagai penyelidikan tentang dasar-dasar dan metode-metode berfikir benar, sedangkan dalam kamus Munjid disebut sebagai hukum yang memelihara hati nurani dari kersalahan dalam berfikir.[footnoteRef:5] Sedangkan Irving. M. Copi menyatakan, logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran yang salah.[footnoteRef:6] [5: Logika , Pengertian, Sejarah dan Urgensinya, http://bahauddin-amyasi.blogspot.com/2008/12/logika-pengertian-sejarah-dan.html] [6: Dalam definisinya, Irving. M. Copi tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa seseorang dengan sendirinya mampu menalar atau berpikir secara tepat hanya jika ia mempelajari logika. Namun di lain pihak, harus juga diakui bahwa orang yang telah mempelajari logika jadi sudah memiliki pengetahuan mengenai metode-metode dan prinsip-prinsip berpikir, mempunyai kemungkinan lebih besar untuk berpikir secara tepat bila dibandingkan dengan orang yang sama sekali tidak pernah berkenalan dengan prinsip-prinsip dasar yang melandasi setiap kegiatan penalaran. (lihat: Asep R, Definis Logika, http://asep78.my-place.us/forumku/index.php?topic=82.0)]

Dalam keterangan lain disebutkan bahwa perkataan logika adalah berasal dari kata sifat logike (bahasa Yunani) yang berhubungan dengan kata benda logos, yang artinya pikiran atau kata sebagai pernyataan dari pikiran itu. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang erat antara pikiran dan kata yang merupakan pernyataannya dalam bahasa. Jadi logika adalah ilmu yang mempelajari pikiran yang dinyatakan dalam bahasa. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu mantiq atau logika adalah ilmu tentang kaidah-kaidah yang dapat membimbing manusia ke arah berfikir secara benar yang menghasilkan kesimpulan yang benar sehingga ia terhindar dari berfikir secara keliru yang menghasilkan kseimpulan salah. Hal ini tentunya, disebabakan bahwa dalam berfikir, manusia tidak selalu benar serta acapkali terjerumus dalam sikap skeptis dan terjebak dalam kesalahan berfikir dengan tanpa terasa.Logika sebagai Teori PenyimpulanSebagai teori penyimpulan,[footnoteRef:7] logika berlandaskan pada suatu konsep yang dinyatakan dalam bentuk kata atau istilah, dan dapat diungkapkan dalam bentuk himpunan sehingga setiap konsep mempunyai himpunan, mempunyai keluasan. Dengan dasar himpunan karena semua unsur penalaran dalam logika pembuktiannya menggunakan diagram himpunan, dan ini merupakan pembuktian secara formal jika diungkapkan dengan diagram himpunan sah dan tepat karena sah dan tepat pula penalaran tersebut. [7: Pakde Sofa, Logika, Penalaran, dan Analisis Definisi, http://massofa.wordpress.com/2008/01/31/logika-penalaran-dan-analisis-definisi/]

Berdasarkan proses penalarannya dan juga sifat kesimpulan yang dihasilkannya, logika dibedakan antara logika deduktif dan logika induktif. Logika deduktif adalah logika yang membicarakan penarikan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum yang telah diajukan sebelumnya.[footnoteRef:8] Dalam logika ini yang terutama ditelaah adalah bentuk dari kerjanya akal jika telah runtut dan sesuai dengan pertimbangan akal yang dapat dibuktikan tidak ada kesimpulan lain karena proses penyimpulannya adalah tepat dan sah. Logika deduktif karena berbicara tentang hubungan bentuk-bentuk pernyataan saja yang utama terlepas isi apa yang diuraikan karena logika deduktif disebut pula logika formal. [8: Bagus Lorens, Kamus Filsafat, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 1996, hal. 527]

Logika induktif adalah logika yang membicarakan penarikan kesimpulan bukan dari pernyataan umum melainkan dari hal khusus. Kesimpulan hanya bersifat probabilitas berdasarkan pernyataan yang telah diajukan.[footnoteRef:9] Logika ini sering disebut juga logika material, yaitu berusaha menemukan prinsip-prinsip penalaran yang bergantung kesesuaiannya dengan kenyataan, oleh karena itu kesimpulannya hanyalah keboleh-jadian, dalam arti selama kesimpulannya itu tidak ada bukti yang menyangkalnya maka kesimpulan itu benar, dan tidak dapat dikatakan pasti. [9: Ibid, hal. 527]

Tugas LogikaAturan berpikir yang benar adalah inti dari kajian logika. Logika bisa digunakan sebagai alat untuk menguji, apakah berpikir seperti ini sudah benar? Ataukah berpikir yang seperti itu yang benar? Dalam menguji sebuah aturan berpikir, peran logika seperti kerja alat ukur (meteran) tukang jahit, seorang penjahit harus mengetahui berapa ukuran baju seseorang secara rinci dan tepat agar pakaian yang dibuat dapat dikenakan dengan baik oleh si pemakai, demikian pula peran logika adalah sebagai alat ukur untuk menguji sebuah kebenaran. Karena tugas logika menangani hal-hal yang bersifat aturan , maka logika juga bisa didefinisikan sebagai aturan yang mematok hukum-hukum berpikir untuk membedakan penalaran yang benar dari penalaran yang salah. Dari tugas itu, dapat dijelaskan bahwa logika tidaklah bertugas untuk mengukur dalamnya isi hati seseorang dan luasnya makna beberapa ayat-ayat dalam kitab suci yang abstrak. Karena tugas logika adalah untuk mengukur cara berpikir yang benar.Logika Bekerja dengan PenalaranSebelum membahas bagaimana logika berkerja dengan penalaran, dijelaskan terlebih dahulu bagaimana cara kerja penalaran. Cara kerja penalaran adalah mengubah hal-hal yang belum diketahui menjadi pengetahuan baru. Yaitu melalui proses berpikir yang bertolak dari sebuah target yang sudah diketahui menuju serangkaian premis yang diketahui untuk menghasilkan pengetahuan baru.[footnoteRef:10] Untuk mengerjakan proses ini, pikiran akan membuat bentuk (form) dan tata tertib tertentu, sehingga pikiran bisa bekerja dengan aturan yang baku. Jadi, sebagaimana diketahui bahwa pekerjaan logika adalah untuk mengendalikan gerak pikiran saat sedang berpikir supaya tetap mengikuti form (bentuk) yang sudah distandarisasi. [10: Iman K, Pengantar Logika, http://parapemikir.com/pengantar-logika.html]

Mengendalikan, bisa diartikan sebagai mengatur. Logika mengatur gerak pikiran saat sedang berpikir dengan mengendalikan kemungkinan benar dan kemungkinan salah. Argumentasi didalam pikiran seseorang bagaikan sebuah bangunan. Yang disebut dengan sebuah bangunan adalah jika bagian-bagian pengikatnya yang berupa bata, semen, besi dan bahan-bahan bangunan lainnya diambil dari bahan pendukung yang benar sesuai dengan fungsinya masing-masing. Apabila salah satu dari bahan bangunan ini diambil dari materi yang salah, maka akan berakibat langsung dengan keutuhan bangunan tersebut. Contoh proses berpikir benar yang mengikuti bentuk (form) yang dikerjakan oleh logika:a. Bentuk (form) kata yang benar tapi isinya keliru:A : Setiap Manusia suka mencuriB : Alexander adalah manusiaKesimpulan : Alexander suka mencurib. Bentuk (form) diatas adalah BETUL, tapi ISI nya menjadi salah, dan apabila diteliti lebih lanjut :A : Setiap manusia suka mencuri = Bentuk benar, tapi isi salah (tidak mungkin setiap manusia suka mencuri)B : Alexander adalah manusia = Bentuk dan isi benarKesimpulan : Alexander suka mencuri = Bentuk (form) nya benar tapi isi nya menjadi salah ketika menyimpulkan Alexander suka mencuri.c. Contoh lain :A : Alexander adalah manusiaB : Alexander adalah anggota study clubkesimpulan : manusia adalah anggota study clubApabila diperhatikan : Alexander adalah Manusia = betul, alexander adalah anggota study club = betul. Tapi menjadi kacau ketika disimpulkan menjadi : manusia adalah anggota study club. Kekacauan terjadi karena menarik kesimpulan dari 2 objek yang berbeda. Kalimat-kalimat yang seperti inilah yang sering kita dengar sebagai sebuah pernyataan yang tidak logis atau tidak masuk akal.Macam-macam LogikaSecara prinsip, logika dibagi ke dalam dua bentuk,[footnoteRef:11] yaitu: [11: Alex Lanur Ofm, Logika Selayang Pandang, penerbit Kanisius, Jogjakarta 2008, hal. 8]

a. Logika alamiah (kodratiyah) : adalah hasil kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Kemampuan logika alamiah manusia sudah diperoleh sejak kita dilahirkan.b. Logika ilmiah: adalah ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran (standar pemikiran). Berkat pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman. Logika ilmiah dimaksudkan untuk menghindari kesesatan pemikiran, atau untuk mengurangi kekeliruan.Secara ringkas, ide dan logika adalah hasil kreatifitas serta manipulasi pemikiran manusia yang didasari oleh akal sehat. Target dari kegiatan berpikir ini adalah untuk mencari jalan keluar (solusi), atau dapat juga berupa teori baru terhadap permasalahan yang membutuhkan pemikiran jernih.C. PENUTUPlogika tidak hanya menyangkut soal pengetahuan, melainkan juga soal kemampuan atau keterampilan. Kedua aspek ini berkaitan erat satu dengan yang lain. Pengetahuan mengenai metode-metode dan prinsip-prinsip berpikir harus dimiliki bila seseorang ingin melatih kemampuannya dalam berpikir, dan sebaliknya, seseorang hanya bisa mengembangkan keterampilannya dalam berpikir bila ia sudah menguasai metode-metode dan prinsip-prinsip berpikir. Antara keduanya terdapat kaitan yang saling melengkapi satu sama lainnya dalam proses pemikiran yang logis.

D. DAFTAR PUSTAKAhttp://id.wikipedia.org/wiki/LogikaK, Iman, Pengantar Logika, http://parapemikir.com/pengantar-logika.htmlLogika , Pengertian, Sejarah dan Urgensinya, http://bahauddin-amyasi.blogspot.com/2008/12/logika-pengertian-sejarah-dan.htmlLorens, Bagus, Kamus Filsafat, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 1996Ofm, Alex Lanur, Logika Selayang Pandang, Penerbit Kanisius, Jogjakarta 2008Rapar, Jan Hendrik , Pengantar Logika, Asas-asas Penalaran Sistematis, Penerbit Kanisius, Indonesia 1996Sofa, Pakde, Logika, Penalaran, dan Analisis Definisi, http://massofa.wordpress.com/2008/01/31/logika-penalaran-dan-analisis-definisi/

1