document5
DESCRIPTION
uooooooowTRANSCRIPT
PRAKTIKUM TERPADURabu, 03 September 2014
laporan lengkap bilangan asam dan bilangan penyabunan
Nama : Fadel Muhammad sudarmantoNis : 124802Kelas : XII.AKelompok : A.1.2Tanggal : 25 agustus 2014Judul penetapan ; Penentuan Kadar Asam Lemak BebasTujuan penetapan : Untuk mengetahui kadar asam lemak bebas dalam sampel Minyak gorengDasar prinsip :
Penentuan kadar asam lemak bebas (FFA) berprinsip pada titrasi sampel yang dilarutkan dengan alkohol netral oleh NaOH untuk menetralkan asam lemak bebas.Reaksi :
Dasar teori :
FFA ( Free Fatty Acid )Asam lemak bebas berasal dari proses hidrolisa minyak ataupun
dari kesalahan proses pengolahan. Kadar asam lemak yang tinggi berarti
kualitas minyak tersebut semakin rendah. Penentuan kadar asam lemak
bebas dalam minyak ini bertujuan untuk menentukan kualitas minyak.
Penentuan kadar asam lemak bebas ini berdassarkan pada jenis asam
lemak apa yang paling dominan dalam sampel minyak atau lemak yang
digunakan. Penentuan asam lemak dapat dipergunakan untuk mengetahui
kualitas dari minyak atau lemak, hal ini dikarenakan bilangan asam dapat
dipergunakan untuk mengukur dan mengetahui jumlah asam lemak bebas
dalam suatu bahan atau sample.Semakin besar angka asam maka dapat
diartikan kandungan asam lemak bebas dalam sample semakin tinggi,
besarnya asam lemak bebas yang terkandung dalam sampel dapat
diakibatkan dari proses hidrolisis ataupun karena proses pengolahan yang
kurang baik.
Pelarut yang digunakan dalam percobaan asam lemak bebas
adalah alkohol netral. Alkohol dalam kondisi panas akan lebih baik
melarutkan sampel yang juga nonpolar. Dalam memanaskan alkohol,
dilakukan pemanas air hal ini dikarenakan titik didih alkohol lebih rendah
daripada air. Dengan menggunakan kondesor diaman uap air akan
menjadi embun kembali. Setlah itu diberi inidkator pp. Apabila alkohol
terlalu asam maka digunakanlah basa. proses titrasi dengan penggunaan
NaOH 0,1N sebagai titrannya sampai warna merah muda yang tidak
hilang selama 30 detik. Presentase asam lemak bebas minyak curah lebih
tinggi dibanding dengan minyak kemasan.
Asam lemak bebas adalah asam yang di bebaskan pada hidrolisa
dari lemak. Terdapat berbagai macam lemak, tetapi untuk perhitungan,
kadar ALB minyak sawit dianggap sebagai Asam Palmitat (berat molekul
256). Daging kelapa sawit mengandung enzim lipase yang dapat
menyebabkan kerusakan pada mutu minyak ketika struktur seluler
terganggu. Enzim yang berada didalam jaringan daging buah tidak aktif
karena terselubung oleh lapisan vakuola, sehingga tidak dapat
berinteraksi dengan minyak yang banyak terkandung pada daging buah.
Masih aktif di bawah 15 derajat C dan non aktif dengan temp diatas 50
derajat C. Apabila trigliserida bereaksi dengan air maka menghasilkan
gliserol dan asam lemak bebas. Enzim lipase bertindak sebagai katalisator
dalam pembentukan trigliserida dan kemudian memecahnya kembali
menjadi asam lemak bebas (ALB) (Soerawidjaja, 2005).
Asam lemak adalah asam lemah. Apabila larut dalam air molekul
asam lemak akan terionisasi sebagian dan melepaskan ion H+. Dalam hal
ini pH larutan tergantung pada konstanta keasaman dan derajat ionisasi
masing-masing asam lemak. Rumus pH untuk asam lemah pada
umumnya telah dikemukakan oleh Henderson-Hasselbach. Asam lemak
dapat bereaksi dengan basa, membentuk garam.R-COONa + H2OR-
COOH + NaOH garam natrium atau kalium yang dihasilkan oleh asam
lemak dapat larut dalam air dan dikenal sebagai sabun. Sabun kalium
disebut sabun lunak dan digunakan untuk sabun bayi. Asam lemak yang
digunakan pada sabun pada umumnya adalah asam palmitat atau stearat.
Minyak adalah ester asam lemak tidak jenuh dengan gliserol. Melalui
proses hidrogenasi dengan bantuan katalis Pt atau Ni, asam lemak tidak
jenuh diubah menjadi asam lemak jenuh, dan melalui proses penyabunan
dengan basa NaOH atau KOH akan terbentuk sabun dan gliserol suatu
asam lemak merupakan suatu rantai hodrokarbon dengan suatu gugusan
karboksil terminal, telah diidentifikasi lebih dari 70 asam lemak yang
tersedia di alam. Walaupun asam lemak berantai pendek, contohnya,
asam lemak berantai empat-atau enam- adalah lazim ditemukan, namun
triasilgliserolutama ditemukan pada tumbuh-tumbuhan memiliki asam
lemak dengan jumlah atom karbon genap, dengan panjang 14 hingga 22
karbon. Asam lemak jenuh tidak mengandung ikatan ganda C=C dalam
strukturnya, sementara asam lemak tidak jenuh memiliki satu atau lebih
ikatan ganda, yang kadang-kadang berada dalam konfigurasi geometris
cis (Riawan, 1990).
Minyak goreng kelapa sawit bermutu prima (Special Quality)
mengandung asam lemak bebas(Free Fatty Acid) tidak lebih dari 2 %
pada saat pengapalan.
Kualitas standar minyak kelapa sawit mengandung tidak lebih dari 5 %
asam lemak bebas. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas
(kemurnian) minyak goreng kelapa sawit adalah asam lemak bebas.
Peningkatan jumlah asam lemak bebas ini terjadi bila minyak goreng
teroksidasi ataupun terhidrolisis sehingga mengakibatkan ikatan rangkap
yang ada dalam minyak akan pecah. Pecahnya ikatan rangkap ini lama-
kelamaan akan membuat minyak goreng menjadi semakin jenuh.
enggunaan minyak kelapa sawit sebagai minyak goring cukup
menguntungkan. Adanya karoten dan tokoferol yang terkandung di
dalamnya menyebabkan minyak kelapa sawit ini perlu dikembangkan
sebagai sumber vitamin. Karoten dan tokoferol ini diketahui dapat
meningkatkan kemantapan minyak terhadap oksidasi dengan kata lain
menyebabkan minyak tidak mudah tengik. Selain itu minyak kelapa sawit
dapat dikatakan sebagai minyak goreng non kolesterol (kadar
kolesterolnya rendah) (Penebar swadaya, 1992).
Minyak goreng berfungsi sebagai pengantar panas, penambah
rasa gurih, dan penambah nilai kalori bahan pangan. Mutu minyak goreng
ditentukan oleh titik asapnya, yaitu suhu pemanasan minyak sampai
terbentuk akrolein yang tidak
diinginkan dan dapat menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan. Hidrasi
gliserol akan membentuk aldehida tidak jenuh atau akrolein tersebut.
Makin tinggi titik asap makin baik minyak goreng itu. Titik asap suatu
minyak goreng tergantung dari kadar gliserol bebas. Minyak yang telah
digunakan untuk menggoreng titik aspnya akan turun, karena telah terjadi
hidrolisis molekul lemak. Karena itu untuk menekan terjadinya hidrolisis,
pemanasan minyak sebaiknya dilakukan pada suhu yang tidak terlalu
tinggi (suhu penggorengan 177 oC - 221 oC) Minyak dan lemak yang dapat
dimakan (edible fat), dihasilkan oleh alam, yang dapat bersumber dari
bahan nabati atau hewani. Dalam tanaman atau hewan, minyak berfungsi
sebagai sumber cadangan energi (Winarno, 2004).
AlkoholAlkohol adalah kelompok senyawa yang mengandung satu atau lebih gugus fungsi hidroksil (-OH) pada suatu senyawa alkana. Alkohol dapat dikenali dengan rumus umumnya R-OH. Alkohol merupakan salah satu zat yang penting dalam kimia organik karena dapat diubah dari dan ke
banyak tipe senyawa lainnya. Reaksi dengan alkohol akan menghasilkan 2 macam senyawa. Reaksi bisa menghasilkan senyawa yang mengandung ikatan R-O atau dapat juga menghasilkan senyawa mengandung ikatan O-H. Salah satu senyawa alkohol, etanol (etil alkohol, atau alkohol sehari-hari), adalah salah satu senyawa yang dapat ditemukan pada minuman beralkohol. Rumus kimianya CH3CH2OH ( Anonim, 2011a).Alkohol umumnya berwujud cair dan memiliki sifat mudah menguap (volatil) tergantung pada panjang rantai karbon utamanya (semakin pendek rantai C, semakin volatil). Kelarutan alkohol dalam air semakin rendah seiring bertambah panjangnya rantai hidrokarbon. Hal ini disebabkan karena alcohol memiliki gugus OH yang bersifat polar dan gugus alkil (R) yang bersifat nonpolar, sehingga makin panjang gugus alkil makin berkurang kepolarannya
Indikator PP (Phenolphtalein)Indikator PP (phenolphtealin) adalah Indikator asam-basa yang digunakan dalam titrasi asidimetri dan alkalimetri. Indikator ini bekerja karena perubahan pH larutan. Indikator ini merupakan senyawa organik yang bersifat asam atau basa, yang dalam daerah pH tertentu akan berubah warnanya. Indikator Phenol phtalein dibuat dengan cara kondensasi anhidrida ftalein (asam ftalat) dengan fenol. Trayek pH 8,2 – 10,0 dengan warna asam yang tidak berwarna dan berwarna merah muda dalam larutan basa. Penggunaan PP dalam titrasi:
1. Tidak dapat digunakan untuk titrasi asam kuat oleh basa kuat, karena pada titik ekivalen tidak tepat memotong pada bagian curam dari kurva titrasi, hal ini disebabakan karena titrasi ini saling menetralkan sehingga akan berhenti pada pH 7, sedangkan warna berubah pada pH 8. 2. Titrasi asam lemah oleh basa kuat. Boleh untuk digunakan karena pada pH + 9. untuk konsentrasi 0,1 M3. Titrasi basa lemah oleh asam kuat, tidak dapat dipakai,4. Titrasi Garam dari Asam lemah oleh Asam kuat. PP tidak dapat dipakai. Trayek pH tidak sesuai dengan titik ekivalen (Anonim, 2011b).
Larutan NaOH (Natrium Hidroksida)Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda
kaustik atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air.
NaOH digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia.
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembap cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. NaOH juga sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas (Anonimn, 2012g).Alat dan bahan ; Alat : Bahan :
Neraca analitik digital • Sampel minyak goreng Gelas piala 100 mL • alcohol netral Pipet tetes • Kertas saring Pengaduk • aquadest Erlenmeyer asah 250 mL • Larutan NaOH 0.0961 Gelas piala 400 mL • Larutan indicator pp Batu didih • sabun Gelas ukur 100 ml Penangas listrik Pendingin tegak Buret asam 50 mL Corong Masker Statif
Cara kerja : Mempersiapkan alat yang akan digunakan dan cuci hingga bersih Menimbang ± 5 gram sampel minyak Dimasukkan kedalam Erlenmeyer asah 250 mL Menambahkan 50 mL alcohol(CH3CH2OH) netral dan memasukkan batu
didih Memanaskan Erlenmeyer tersebut diatas penangas listrik berpendingin
tegak selama 30 menit Kemudian dinginkan Erlenmeyer tersebut dengan suhu kamar Setelah dingin,ditambahkan 2-3 tetes indicator phenophtalein(pp) Kemudian titar dengan NaOH yang telah distandarisasi
Pengamatan : Berat sampel (minyak) : 5.0140
gram
Volume penitar (NaOH 0.0961 N ) : 0.30 mL Warna larutan sebelum penambahan indicator (PP) : Tidak berwarna Warna larutan setelah ditambahkan indicator : Tidak berwarna Warna larutan setelah titik akhir tercapai : Merah
muda
Perhitungan :Kadar asam lemak
bebas :
: : 0.11 %Pembahasan :
Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada sebagai asam bebas tidak terikat sebagai trigliserida. Asam lemak bebas dihasilkan oleh proses hidrolisis dan oksidasi biasanya bergabung dengan lemak netral. Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan ALB.
Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya faktor-faktor panas, air, keasaman, dan katalis (enzim). Semakin lama reaksi ini berlangsung, maka semakin banyak kadar ALB yang terbentuk Asam lemak bebas dalam kosentrasi tinggi yang terikut dalam minyak sawit sangat merugikan.
Tingginya asam lemak bebas ini mengakibatkan rendemen minyak turun. Untuk itulah perlu dilakukan usaha pencegahan terbentuknya asam lemak bebas dalam minyak sawit. Kenaikan asam lemak bebas ditentukan mulai dari tandan dipanen sampai tandan diolah di pabrik. Kenaikan ALB ini disebabkan adanya reaksi hidrolisa pada minyak . Asam lemak bebas terbentuk karena proses oksidasi, dan hidrolisa enzim selama pengolahan dan penyimpanan. Dalam bahan pangan, asam lemak dengan kadar lebih besar dari berat lemak akan mengakibatkan rasa yang tidak diinginkan dan kadang-kadang dapat meracuni tubuh. Timbulnya racun dalam minyak yang dipanaskan telah banyak dipelajari. Bila lemak tersebut diberikan pada ternak atau diinjeksikan kedalam darah, akan timbul gejala diare, kelambatan pertumbuhan, pembesaran organ, kanker, kontrol tak sempurna pada pusat saraf dan memperrsingkat umur (Anonim, 2012f).
Kadar asam lemak bebas dalam minyak kelapa sawit, biasanya hanya dibawah 1%. Lemak dengan kadar asam lemak bebas lebih besar dari 1%, jika dicicipi akan terasa pada permukaan lidah dan tidak berbau tengik, namun intensitasnya tidak bertambah dengan bertambahnya jumlah asam lemak bebas. Asam lemak bebas, walaupun berada dalam jumlah kecil mengakibatkan rasa tidak lezat.
Fungsi penambahan AlkoholMinyak kelapa tidak larut dalam air sehingga dibutuhkan alkohol
untuk melarutkannya, karena alkohol adalah pelarut untuk bahan organik. Penambahan alkohol pada minyak kelapa yang ingin ditentukan kadar
asam lemak bebasnya bertujuan untuk melarutkan minyak kelapa saat proses pemanasan. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Anonim (2012i) yaitu fungsi penambahan alkohol adalah untuk melarutkan lemak atau minyak dalam sampel agar dapat bereaksi dengan basa alkali. Karena alkohol yang digunakan adalah untuk melarutkan minyak, sehingga alkohol (etanol) yang digunakan konsentrasinya berada di kisaran 95-96%, karena etanol 95 % merupakan pelarut lemak yang baik (Anonim, 2012i).Fungsi penambahan Indikator PP
Pemberian tiga tetes indikator pp pada praktikum ini adalah sebagai indikator pembuktian bahwa bahan tersebut bersifat asam atau basa. Pada praktikum ini, setelah dititrasi dengan NaOH, larutan alkohol dan Minyak kelapa yang telah ditetesi indikator pp berubah warna menjadi merah muda. Hal ini membuktikan bahwa larutan tersebut bersifat basa. Hal ini diperkuat oleh Anonim (2011b) yaitu jika pada percobaan larutan NaOH diberi fenoftalen, lalu warnanya berubah menjadi merah lembayung, maka trayek pH-nya sekitar 9-10 (basa).Fungsi penambahan NaOH
Penggunaan NaOH saat proses titrasi adalah untuk menentukan kadar asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak kelapa. Jumlah volume yang digunakan untuk menitrasi larutan minyak kelapa dan alkohol digunakan dalam proses penentuan asam lemak bebas. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Anonim (2011) yaitu volume yang diperoleh dari proses titrasi digunakan dalam perhitungan penentuan kadar asam lemak bebas yang tergantung pada suatu bahan pangan.
Kesimpulan :Dari hasil percobaan yang dilakukan,dapat disimpulkan bahwa
kadar asam lemak bebas dalam minyak goreng adalah 0.11 %
Daftar pustaka : http://rozzye93.blogspot.com/2013/06/penentuan-alb.html http://kumalasarievhy.wordpress.com/2012/12/17/laporan-praktiku-uji-
asam-lemak-bebas/
Nama : Fadel Muhammad sudarmantoNis : 124802Kelas : XII.AKelompok : A.1.2Tanggal : 25 agustus 2014Judul penetapan ; Bilangan penyabunan
Tujuan penetapan : Untuk mengetahui berapa banyaknya KOH yang diperlukan Untuk menyabunkan 1 gram minyak.
Dasar prinsip : Contoh minyak kelapa di sabunkan dengan KOH-Alkohol berlebih. Kelebihan KOH di titar dengan HCl menggunakan Indikator PP.
Reaksi :
O O
R-C + KOH R-C + H2O OH OK
Dasar teori :PENENTUAN SIFAT MINYAK
Jenis minyak dapat dibedakan antara yang satu dengan yang lainnya berdasarkan sifat-sifatnya. Pengujian sifat-sifat minyak tersebut meliputi :
ü Uji Penyabunanü Uji ketidakjenuhanü Uji kelarutanü Uji Titik Cair,Indeks bias,bobot jenis dll.
Lemak atau minyak adalah senyawa makromolekul berupa trigliserida, yaitu sebuah ester yang tersusun dari asam lemak dan gliserol. Jenis dan jumlah asam lemak penyusun suatu minyak atau lemak menentukan karakteristik fisik dan kimiawi minyak atau lemak. Disebut minyak apabila trigliserida tersebut berbentuk cair pada suhu kamar dan disebut lemak apabila berbentuk padat pada suhu kamar.
Lemak dan minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti “triester dari gliserol” . Jadi lemak dan minyak juga merupakan senyawa ester . Hasil hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol . Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang.
1. Penamaan lemak dan Minyak Lemak dan minyak sering kali diberi nama derivat asam-asam
lemaknya, yaitu dengan cara menggantikan akhiran -at pada asam lemak dengan akhiran -in , misalnya :- tristearat dari gliserol diberi nama tristearin- tripalmitat dari gliserol diberi nama tripalmitin
Selain itu , lemak dan minyak juga diberi nama dengan cara yang biasa dipakai untuk penamaan suatu ester, misalnya:- triestearat dari gliserol disebut gliseril tristearat- tripalmitat dari gliserol disebut gliseril tripalmitat
2. Pembentukan Lemak dan MinyakLemak dan minyak merupakan senyawaan trigliserida dari gliserol.
Dalam pembentukannya, trigliserida merupakan hasil proses
kondensasi satu molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak (umumnya ketiga asam lemak tersebut berbeda –beda), yang membentuk satu molekul trigliserida dan satu molekul air .
Kegunaan Lemak dan MinyakLemak dan minyak merupakan senyawaan organik yang penting
bagi kehidupan makhluk hidup.adapun lemak dan minyak ini antara lain:1. Memberikan rasa gurih dan aroma yang spesifik2. Sebagai salah satu penyusun dinding sel dan penyusun bahan-bahan
biomolekul 3. Sumber energi yang efektif dibandingkan dengan protein dan
karbohidrat,karena lemak dan minyak jika dioksidasi secara sempurna akan menghasilkan 9 kalori/liter gram lemak atau minyak. Sedangkan protein dan karbohidrat hanya menghasilkan 4 kalori tiap 1 gram protein atau karbohidrat. Karena titik didih minyak yang tinggi, maka minyak biasanya digunakan untuk menggoreng makanan di mana bahan yang digoreng akan kehilangan sebagian besar air yang dikandungnya atau menjadi kering.
4. Memberikan konsistensi empuk,halus dan berlapis-lapis dalam pembuatan roti.
5. Memberikan tekstur yang lembut dan lunakl dalam pembuatan es krim.6. Minyak nabati adalah bahan utama pembuatan margarine7. Lemak hewani adalah bahan utama pembuatan susu dan mentega8. Mencegah timbulnya penyumbatan pembuluh darah yaitu pada asam
lemak esensial.6. Sifat-sifat Lemak dan Minyak 6.1 Sifat-sifat fisika Lemak dan Minyak
1. Bau amis (fish flavor) yang disebabkan oleh terbentuknya trimetil-amin dari lecitin
2. Bobot jenis dari lemak dan minyak biasanya ditentukan pada temperature kamar
3. Indeks bias dari lemak dan minyak dipakai pada pengenalan unsur kimia dan untuk pengujian kemurnian minyak.
4. Minyak/lemak tidak larut dalam air kecuali minyak jarak (coastor oil), sedikit larut dalam alkohol dan larut sempurna dalam dietil eter,karbon disulfida dan pelarut halogen.
5. Titik didih asam lemak semakin meningkat dengan bertambahnya panjang rantai karbon
6. Rasa pada lemak dan minyak selain terdapat secara alami ,juga terjadi karena asam-asam yang berantai sangat pendek sebaggai hasil penguraian pada kerusakan minyak atau lemak.
7. Titik kekeruhan ditetapkan dengan cara mendinginkan campuran lemak atau minyak dengan pelarut lemak.
8. Titik lunak dari lemak/minyak ditetapkan untuk mengidentifikasikan minyak/lemak
9. shot melting point adalah temperratur pada saat terjadi tetesan pertama dari minyak / lemak
10. slipping point digunakan untuk pengenalan minyak atau lemak alam serta pengaruh kehadiran komponen-komponennya
6.2 Sifat-sifat kimia Minyak dan Lemak1. Esterifikasi
Proses esterifikasi bertujuan untuk asam-asam lemak bebas dari trigliserida,menjadi bentuk ester.
2. HidrolisaDalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah menjadi
asamasam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisi mengakibatkan kerusakan lemak dan minyak. Ini terjadi karena terdapat terdapat sejumlah air dalam lemak dan minyak tersebut.
3. penyabunanReaksi ini dilakukan dengan penambhan sejumlah larutan basa
kepada trigliserida. Bila penyabunan telah lengkap,lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan dan gliserol dipulihkan dengan penyulingan.
4. HidrogenasiProses hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai
karbon asam lemak pada lemak atau minyak . setelah proses hidrogenasi selesai , minyak didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan disaring . Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis atau keras, tergantung pada derajat kejenuhan.
5. OksidasiOksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak
antara sejumlah oksigen dengan lemak atau minyak . terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik pada lemak atau minyak.7. Perbedaan Antaa Lemak dan Minyak Perbedaan antara lemak dan minyak antara lain, yaitu:
v Pada temperatur kamar lemak berwujud padat dan minyak berwujud cairv Gliserrida pada hewan berupa lemak (lemak hewani) dan gliserida pada
tumbuhan berupa minyak (minyak nabati)v Komponen minyak terdiri dari gliserrida yang memiliki banyak asam lemak
tak jenuh sedangkan komponen lemak memiliki asam lemak jenuh
PENENTUAN ANGKA PENYABUNANAngka Penyabunan dapat dilakukan untuk menentukan berat molekul minyak dan lemak secara kasar. Minyak yang disusun asam lemak berantai C pendek berarti mempunyai berat molekul relative kecil, akan mempunyai angka penyabunan yang besar dan sebaliknya, minyak
dengan berat molekul yang besar mempunyai angka penyabunan relative kecil.Angka penyabunan dinyatakan sebagai banyaknya (mg) KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram (1 g) lemak atau minyak.Alcohol yang ada pada koh berfungsi untuk melarutkan asam lemak hasil hidrolisa agar mempermudah reaksi dengan basa sehingga membentuk sabun.
Sabun merupakan merupakan suatu bentuk senyawa yang dihasilkan dari reaksi saponifikasi. Istilah saponifikasi dalam literatur berarti “soap making”. Akar kata “sapo” dalam bahasa Latin yang artinya soap / sabun. Pengertian Saponifikasi (saponification) adalah reaksi yang terjadi ketika minyak / lemak dicampur dengan larutan alkali. Ada dua produk yang dihasilkan dalam proses ini, yaitu Sabun dan Gliserin.
Penentuan angka penyabunan berbeda dengan penentuan kadar lemak, sampel yang dipergunakan untuk penentuan angka penyabunan adalah margarine. Penentuan bilangan penyabunan ini dapat dipergunakan untuk mengetahui sifat minyak dan lemak. Pengujian sifat ini dipergunakan untuk membedakan lemak yang satu dengan yang lainnya. Selain untuk mengetahui sifat fisik lemak atau minyak, angka penyabunan juga dapat dipergunakan untuk menentukan berat molekul minyak dan lemak secara kasar.
Apabila sampel yang akan diuji disabunkan dengan larutan KOH berlebih dalam alkohol, maka KOH akan bereaksi dengan trigliserida, yaitu tiga molekul KOH bereaksi dengan satu molekul minyak atau lemak. Larutan alkali yang tertinggal tersebut kemudian ditentukan dengan titrasi dengan menggunakan asam, sehingga jumlah alkali yang turut bereaksi dapat diketahui. Pelarut yang dipergunakan untuk melarutkan KOH adalah Alkohol, penambahan alkohol dimaksudkan untuk melarutkan asam lemak hasil hidrolisis agar dapat membantu mempermudah reaksi dengan basa dalam pembentukan sabun. Kesalahan yang timbul pada saat titrasi adalah penentuan titik akhir, kesalahan ini disebabkan karena perubahan warna yang seharusnya yerjadi adalah dari coklat pekat, kemudian kuning, lalu berubah menjadi putih pucat. Perubahan warna dari kuning ke putih tersebut tidak terlalu kontras dan menyebabkan titik akhir sulit ditentukan. Untuk mengetahui hasil pengujian tersebut benar atau tidak, maka perlu dibandingkan dengan titrasi blanko.
Penetuan angka penyabunan dilakukan untuk menentukan berat molekul dari suatu lemak atau minyak secara kasar. Minyak yang disusun oleh asam lemak berantai karbon yang pendek berarti mempunyai berat molekul yang relatif kecil mempunyai angka penyabunan yang besar dan
sebaliknya bila minyak mempunyai berat molekul yang besar, maka angka penyabunan relatif kecil. Angka penyabunan ini dinyatakan sebagai banyaknya (mg) KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram lemak atau minyak.
Bilangan Penyabunan dapat dipergunakan untuk menentukan bobot molekul minyak/lemak secara kasar. Minyak yang disusun oleh asam lemak berantai karbon pendek, akan mempunyai bobot molekul (Mr) kecil, sedangkan minyak dengan rantai karbon panjang akan mempunyai bobot molekul yang lebih besar .Minyak/lemak yang mempunyai bobot molekul kecil akan mempunyai bilangan penyabunan yang besar dan sebaliknya minyak dengan bobot molekul besar akan mempunyai bilangan penyabunan yang relatif kecil.
Bilangan Penyabunan (Safonifikasi) adalah banyaknya (mg) KOH yang dibutuhkan untuk mempersabunkan satu gram minyak/lemak
Alat dan bahan : Alat : Bahan
: Neraca analitik digital • Sampel minyak goreng Pipet tetes • aquadest Gelas piala 100 mL • KOH alcohol 0.5 N Erlenmeyer asah 250 mL • indicator pp Gelas piala 400 mL • kertas saring Pipet volume 25 mL • sabun Hot plate Pendingin tegak Corong Pengaduk Buret asam 50 mL Statif Labu semprot
Cara kerja :
Mempersiapkan alat yang akan digunakan dan cuci hingga bersih Menimbang ± 2 gram sampel minyak Dimasukkan kedalam Erlenmeyer asah 250 mL Menambahkan 25 mL KOH alcohol(CH3CH2OH) Memanaskan Erlenmeyer tersebut diatas penangas listrik berpendingin
tegak selama 30 menit Kemudian dinginkan Erlenmeyer tersebut dengan suhu kamar Setelah dingin,ditambahkan 2-3 tetes indicator phenophtalein(pp)
Kemudian titar dengan HCl yang telah distandarisasi Kemudian buat larutan blanko yaitu dengan prosedur yang sama kecuali tanpa
bahan lemak atau minyak.
Pengamatan :
Berat sampel (minyak) : 2.0051 gram
Volume penitar (NaOH 0.0961 N ) :Sampel : 24.80 mLBlanko :26.30 mL
Warna larutan sebelum penambahan indicator (PP) :Sampel : merah unguBlanko :ungu muda
Warna larutan setelah ditambahkan indicator :Sampel : merah mudaBlanko : merah muda
Warna larutan setelah titik akhir tercapai :Sampel : tidak berwarnaBlanko : tidak berwarna
Perhitungan :
Bilangan penyabunan :
:
:
: 20.94
Pembahasan ;Prinsip kerja angka penyabunan adalah sejumlah tertentu sampel minyak/ lemak direaksikan dengan basa alkali berlebih yang telah diketahui konsentrasinya menghasilkan griserol dan sabun. Sisa dari NaOH dititrasi dengan menggunakan HCl yang telah diketahui konsentrasinya juga sehingga dapat diketahui berapa banyak NaOH yang bereaksi yang setara dengan asam lemak dan asam lemak bebas dalam sampel.Pada saat melakukan percobaan untuk menguji angka penyabunan sampel minyak direaksikandengan NaOH dalam alkohol berlebih, seharusnya ditambahkan KOH, namun karena keterbatasan alat sehingga digantikan fungsinya dengan menggunakan NaOH. Pada saat melakukan percobaan untuk menentukan angka penyabunan, asam lemak
dan asam lemak bebas dari minyak (sampel) dengan menggunkan NaOH dalam Alkohol dapat membentuk sabun,Angka penyabunan tersebut adalah banyaknya mg NaOH yang diperlukan untuk menyabunkan secara sempurnya 1g Lemak atau minyak.Pada saat percobaan angaka penyabunan juga digunakan titrasi blanko ( titrasi tanpa menggunakan sampel) yang berfungsi untuk mengetahui jumlah titer yang bereaksi dengan preaksi. Sehingga dalam perhitungan tidak terjadi kesalahan yang disebabkan oleh preaksi.
http://smakmakassarfadelmuhammad3a.blogspot.co.id/2014/09/laporan-lengkap-bilangan-asam-dan_3.html