document5
DESCRIPTION
1TRANSCRIPT
Bab 5 Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Purwakarta
encana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten ini merupakan
penjabaran dari konsep dan strategi pengembangan wilayah
yang
meliputi, rencana sistem pusat-pusat pelayanan, rencana
pemanfaatan
ruang, rencana pengembangan sarana sosial dan ekonomi, dan
rencana pengembangan kawasan prioritas.
5.1 Rencana Sistem Pusat-Pusat Pelayanan
Sesuai dengan konsep pengembangan tata ruang wilayah Kabupaten
Purwakarta maka strategi pengembangan yang dilakukan adalah
pemerataan pelayanan dan penjalaran fungsi pusat-pusat pelayanan.
Oleh sebab itu perlu pembentukan pusat-pusat yang mampu
memberikan pelayanan secara memadai.
5.1.1 Hirarki Pusat-Pusat Pelayanan (Kota-kota)
Sesuai dengan konsep pengembangan tata ruang wilayah Kabupaten
Purwakarta
maka strategi pengembangan yang dilakukan adalah pemerataan
pelayanan dan
penjalaran fungsi pusat-pusat pelayanan. Oleh karena itu perlu
pembentukan
pusat-pusat yang mampu memberikan pelayanan secara optimal ke
seluruh
wilayah.
Secara tidak langsung kota-kota yang ada di sekitar pusat-pusat
pelayanan (nodes) merupakan wilayah pengaruh/pelayanan dari
pusat-pusat tersebut, sehingga dapat menjadi kelompok satuan wilayah
pengembangan.
R
Hirarki sistem pusat-pusat permukiman di Kabupaten Purwakarta adalah
sebagai berikut : (lihat pula Gambar 5.1 mengenai Rencana Struktur
Ruang)
V - 1
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
Gambar 5.1
Rencana Struktur Tata Ruang
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 2
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
Kota Orde I adalah kota dengan fasilitas pelayanan tertinggi.
Kota ini berfungsi sebagai pusat pelayanan wilayah Kabupaten
Purwakarta. Kota orde I ini adalah Kota Purwakarta.
Kota Orde II adalah kota dengan fasilitas pelayanan lebih rendah
dari kota
orde I dan berfungsi sebagai pusat pelayanan sub-wilayah.
Kota orde II ini adalah Kota Ibukota Kecamatan Wanayasa (melayani
wilayah Kabupaten Purwakarta bagian Tenggara), Kota Plered
(melayani wilayah Kabupaten Purwakarta bagian Barat Daya) dan
Kota Cikopo (melayani wilayah Cikopo dan Cikampek/Kabupaten
Karawang).
Kota Orde III adalah kota - kota dengan tingkat pelayanan
kecamatan. Kota-
kota tersebut adalah kota-kota ibukota kecamatan.
Kota Orde IV adalah kota - kota dengan fasilitas pelayanan lebih
rendah dari
kota orde III yaitu pusat-pusat permukiman perdesaan.
5.1.2 Fungsi Kota-Kota
Secara umum pengembangan kota akan diarahkan sebagai
pusat-pusat pelayanan regional dan lokal, yaitu :
Pusat administrasi pemerintahan,
Pusat perdagangan, jasa, dan
pemasaran, Pusat perhubungan dan
komunikasi,
Pusat pelayaran sosial (kesehatan, pendidikan dan lain-
lain), Pusat pendidikan tinggi.
Kelengkapan fungsi-fungsi utama kota pada dasarnya tergantung pada
hirarki kota yang bersangkutan. Selain itu, terdapat fungsi kota
sebagai pusat administrasi pemerintahan yang mempunyai sifat
pelayanan hirarki menurut status administrasi (ibukota kabupaten,
ibukota kecamatan).
Penentuan fungsi kota ini didasari oleh kelengkapan fasilitas pusat
pelayanan yang akan dikembangkan pada tiap-tiap kota.
Dengan demikian, untuk kota yang berorde tinggi dengan kota yang
berorde lebih rendah (misal kota orde I dengan kota orde II atau kota
orde II dengan kota orde III, dan seterusnya) dapat mempunyai fungsi
pelayanan yang sama tetapi skala atau jenjang pelayanannya akan
berbeda.
Secara ringkas fungsi pusat-pusat permukiman sampai dengan akhir
tahun perencanaan di Kabupaten Purwakarta dapat dilihat pada Tabel 5.1.
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 3
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
Tabel 5.1Hirarki Pusat-Pusat Permukiman
Di Kabupaten PurwakartaSkala Orde
No Kota/KecamatanFungsi
Pelayanan Kota A B C D E F1 Purwakarta Wilayah I √ √ √ √ √ √2 Wanayasa Sub-Wilayah II √ √ √ √ - -3 Plered Sub-Wilayah II √ √ √ √ √ -4 Cikopo Wilayah II √ √ √ √ √ √5 Bungursari Kecamatan III √ √ √ - √ -6 Babakancikao Kecamatan III √ √ - - √ -7 Campaka Kecamatan III √ √ √ √ √ -8 Cibatu Kecamatan III √ √ √ - - -9 Jatiluhur Kecamatan III √ √ √ √ √ -10 Sukasari Kecamatan III √ √ √ - - -11 Pasawahan Kecamatan III √ √ √ - - -12 Pondoksalam Kecamatan III √ √ √ - - -13 Sukatani Kecamatan III √ √ √ - - -14 Kiarapedes Kecamatan III √ √ √ - - -15 Bojong Kecamatan III √ √ √ - - -16 Darangdan Kecamatan III √ √ √ - - -17 Tegalwaru Kecamatan III √ √ √ - - -18 Maniis Kecamatan III √ √ √ - √ -19 Kota/desa lainnya Lokal IV √ √ - - - -
Sumber : Hasil Analisis, 2002 Keterangan : Fungsi : A = Pusat Administrasi Pemerintahan (kabupaten, kecamatan, desa)
B = Pusat Pelayanan Sosial Ekonomi C = Pusat Perdagangan, Jasa, dan Pemasaran D = Pusat Perhubungan dan Komunikasi E = Pusat Produksi Pengolahan F = Pusat Pendidikan Tinggi
5.1.3 Rencana Pengelolaan Kawasan Perkotaan danPerdesaan
Berdasarkan karakteristik fisik serta fungsi kegiatannya, wilayah
Kabupaten
Purwakarta dapat dibedakan menjadi dua kawasan utama yaitu
kawasan
perkotaan dan kawasan perdesaan. Rencana pemanfaatan ruang pada
kedua
kawasan tersebut tentu saja perlu dibedakan dalam hal komponen
kegiatan yang
dialokasikan di dalamnya, tingkat kedalaman atau ketelitiannya dalam
peta, serta
kebutuhan untuk menjabarkannya lebih lanjut dalam rencana tata
ruang
kawasan.
A. Kawasan Perkotaan
Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
bukan pertanian, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi (UU No. 24/1992
Tentang Penataan Ruang).
Kawasan perkotaan di Kabupaten Purwakarta adalah kota Purwakarta
dan kota-
kota ibukota kecamatan lainnya. Pada kawasan perkotaan ini akan
dikembangkan berbagai kegiatan perkotaan yang meliputi
permukiman, sarana permukiman
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 4
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
(fasilitas sosial dan umum), prasarana (jalan, air bersih, drainase, air
limbah, persampahan, listrik dan telekomunikasi), dan kawasan
fungsional kota (perdagangan/komersial, pemerintahan,
perkantoran/jasa, dan industri).
Untuk mengakomodasikan berbagai kegiatan perkotaan tersebut,
rencana pemanfaatan ruang pada kawasan perkotaan perlu dijabarkan
lebih lanjut dalam bentuk Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)
dan rencana tata ruang masing-masing kota yang lebih detail.
B. Kawasan Perdesaan
Kawasan perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam, dengan susunan
fungsi kawasan sebagai tempat permukiman pedesaan, pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
Kawasan perdesaan adalah kawasan di luar kawasan perkotaan
yang telah dibahas pada bagian sebelumnya. Pengelolaan kawasan
perdesaan terutama diarahkan untuk meningkatkan produktivitas
kawasan perdesaan tersebut sesuai potensi/kesesuaian lahan yang
dimilikinya.
5.2 Rencana Pemanfaatan Ruang
Berdasarkan penjelasan pasal 22 ayat (1) UU No.24/1992 tentang
Penataan Ruang, bahwa rencana umum tata ruang wilayah
Kabupaten adalah kebijaksanaan yang menetapkan lokasi dari
kawasan yang harus dilindungi dan dibudidayakan (serta wilayah yang
akan diprioritaskan pengembangannya).
Rencana pemanfaatan ruang mengacu pada rumusan-rumusan hasil
analisis identifikasi kawasan lindung dan kesesuaian kawasan budidaya.
Metodologi untuk perumusan rencana pemanfaatan ruang dapat dilihat
pada Gambar 5.2.
Pemanfaatan Ruang Kabupaten Purwakarta berdasarkan fungsi utamanya
secara makro terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya.
Penetapan kawasan lindung di Kabupaten Purwakarta pada dasarnya
dijadikan titik tolak di dalam pengembangan tata ruang wilayah
yang berlandaskan pada prinsip pembangunan berkelanjutan.
Dalam pengertian ini deliniasi kawasan lindung diintegrasikan dengan
tata ruang wilayah secara keseluruhan. Setelah kawasan lindung
ditetapkan sebagai limitasi dan atau kendala di dalam pengembangan
wilayah, barulah kemudian dapat direkomendasikan arahan kawasan
budidaya untuk mengakomodasikan kebutuhan ruang baik bagi
kegiatan budidaya pertanian maupun budidaya non pertanian.
Rencana pemanfaatan ruang Kabupaten Purwakarta dapat dilihat pada
Gambar 5.3.
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 5
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
GAMBAR 5.2 Metodologi Perumusan
Rencana Pemanfaatan Ruang
Kriteria Kesesuaian Kawasan Lindung
AnalisisIdentifikasiKawasanLindung
Kriteria Kesesuaian Lahan
AnalisisKesesuaian
Lahan
AnalisisProduktivitas
Lahan
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A
YaSesuai
Tidak
Kawasan Budidaya
Tidak
Sesuai
Ya
Dapat DikembangkanBudidaya Tertentu
Produktivitaslahan dapatditingkatkan
Kawasan Lindung
Tidak Sesuai untuk Budidaya Tertentu
Tidak Sesuai untuk Budidaya Tertentu
V - 6
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
Gambar 5.3
Rencana Pemanfaatan Ruang
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 7
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
5.2.1 Rencana Pemantapan Kawasan Lindung
Keppres No. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung
membagi kawasan lindung menjadi :
Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan
bawahannya, Kawasan perlindungan setempat,
Kawasan suaka alam dan cagar
budaya, Kawasan rawan bencana,
Rencana pemantapan Kawasan Lindung di Kabupaten Purwakarta
didasarkan pada :
Hasil analisis kesesuaian lahan yang meliputi kesesuaian fisik
tekstur tanah,
jenis tanah, ketinggian, topografi, erosi, curah hujan, dan lain-lain.
Kondisi tata guna lahan kawasan lindung
eksisting. Kebijaksanaan-Kebijaksanaan
Pemerintah.
Untuk lebih jelasnya rencana pemantapan kawasan lindung dapat
dilihat pada Gambar 5.4 dan Tabel 5.2.
A. Kawasan yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya
Kebijaksanaan pemanfaatan ruang pada kawasan yang memberikan
perlindungan pada kawasan bawahannya diarahkan :
Untuk mencegah terjadinya erosi, bencana banjir dan menjaga
fungsi
hidrologis tanah untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah,
air tanah
dan air permukaan;
Pengendalian kegiatan budidaya yang telah ada, sehingga tidak
mengganggu
fungsi lindung;
Pengembalian fungsi hidro-orologi hutan yang mengalami
kerusakan
(rehabilitasi dan konservasi);
Pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya, kecuali kegiatan
yang tidak
mengganggu fungsi lindung.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Barat, hasil
analisis kesesuaian lahan, dan kondisi eksisting penggunaan lahan,
maka kawasan yang direncanakan memberikan perlindungan
kawasan bawahannya di wilayah Kabupaten Purwakarta adalah
berupa kawasan hutan lindung yang tersebar di wilayah kecamatan.
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 8
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
Gambar 5.4
Rencana Pemantapan Kawasan Lindung
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 9
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
Tabel 5.2Rencana Pemantapan Kawasan Lindung
Di Wilayah Kabupaten Purwakarta Tahun 2012No Jenis Pemanfaatan Luas Lokasi
Kawasan Lindung (Ha) Penyebaran1. Kawasan Yang
Memberikan PerlindunganTerhadap KawasanBawahannyaa. Hutan Lindung 2.881,4 Ha Terdapat di :
RPH Plered 379,73 Ha RPH Tegalwaru 2.501,74 Ha
b. Hutan Produksi yang 20.601,87 Ha Terdapat di :Berfungsi Lindung RPH Sadang 5.339,28 Ha(Konservasi) RPH Purwakarta 7.576,09 Ha
RPH Jatiluhur 5.110,90 Ha RPH Cipeundeuy 2.575,60 Ha
c. Kawasan Lindung di luar 11.020,00 Ha Terdapat di Kecamatan :Kawasan Hutan Wanayasa 3.833 Ha
Bojong 2.226 Ha Darangdan 2.071 Ha Pondoksalam 946 Ha Cibatu 1.413 Ha Kiarapedes 531 Ha
2. Kawasan PerlindunganSetempat a. Sempadan Sungai - Sungai-sungai besar yaitu :
Sungai Cilamaya, Sungai Cikao, Sungai Cilangkap, Sungai Ciampel, Sungai Citarum, Sungai Ciherang, dan Sungai Cilalawi serta sungai-sungai kecil lainnya yang terdapat di wilayah Kabupaten Purwakarta.
b. Kawasan Sekitar Waduk - Waduk Cirata dengan luas1.732,5 Ha yang terletak di Kecamatan Tegalwaru dan Kecamatan Maniis.
Waduk Ir. Juanda (Jatiluhur) dengan luas 6.946,88 Ha terletak di Kecamatan
Jatiluhur, Kecamatan Sukasari dan Kecamatan Tegalwaru.
Serta situ-situ c. Kawasan Sekitar Mata Air Tersebar di Kabupaten
Purwakarta
Sumber : Hasil Rencana
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 10
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
B. Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan perlindungan setempat
berupa : Sempadan sungai,
Kawasan sekitar
danau/waduk, Kawasan
sekitar mata air.
Pengertian dan kriteria masing-masing jenis kawasan perlindungan
setempat sesuai dengan Keppres No. 32 Tahun 1990 adalah sebagai
berikut :
Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri-kanan sungai,
termasuk
sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat
penting
untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai.
Kriteria sempadan sungai adalah :
Sekurang-kurangnya 100 meter di kiri-kanan sungai besar dan 50
meter
di kiri-kanan anak sungai yang berada di luar permukiman.
Untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai
yang
diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 - 15
meter.
Kawasan sekitar danau atau waduk adalah kawasan tertentu di
sekeliling
danau/waduk yang mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan
kelestarian fungsi danau/waduk. Kriteria kawasan danau/waduk
adalah
daratan sepanjang tepian danau/waduk yang lebarnya proporsional
dengan
bentuk dan kondisi fisik danau/waduk antara 50 - 100 meter dari titik
pasang
tertinggi ke arah darat.
Kawasan sekitar mata air adalah kawasan tertentu di sekeliling mata
air yang
mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian
fungsi
sumber air. Penetapan kawasan sekitar mata air adalah radius
sejauh 200
meter dari sumber mata air.
Dalam wilayah perencanaan Kabupaten Purwakarta kawasan
perlindungan setempat adalah berupa sempadan sungai dan kawasan
sekitar danau/waduk serta mata air sebagai berikut :
1. Sempadan sungai :
Sungai Cilamaya,
Sungai Cikao,
Sungai Cilangkap,
Sungai Ciampel,
Sungai Citarum,
Sungai Ciherang, dan
Sungai Cilalawi.
Serta sungai-sungai kecil yang terdapat di wilayah
Kabupaten
Purwakarta.
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 11
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
2. Kawasan Sekitar danau atau waduk :
Waduk Ir. Juanda (Kecamatan Jatiluhur, Sukasari, dan
Tegalwaru), Waduk Cirata (Kecamatan Maniis dan Tegalwaru),
3. Kawasan sekitar mata air yang lokasinya tersebar di Kabupaten Purwakarta.
Kebijaksanaan pemanfaatan ruang pada kawasan perlindungan
setempat di Kabupaten Purwakarta ditujukan untuk melindungi
kawasan sempadan sungai, kawasan sekitar danau/waduk dan kawasan
sekitar mata air dari kemungkinan ekspansi kegiatan budidaya yang
dapat mengganggu kelestariannya. Untuk memantapkan fungsinya,
kebijaksanaan pemanfaatan ruang pada kawasan perlindungan
setempat diarahkan untuk :
Melindungi sungai dari kegiatan penduduk yang dapat
mengganggu dan
merusak kualitas air sungai, kondisi fisik dan dasar sungai,
serta
mengamankan aliran sungai. Dalam kaitan ini perlu dilakukan upaya-
upaya :
Pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya di sepanjang sungai
yang
dapat mengganggu atau merusak kualitas air sungai;
Pengendalian terhadap kegiatan yang telah ada di sepanjang sungai
agar
tidak berkembang lebih jauh;
Pengamanan aliran sungai.
Perlindungan terhadap kawasan sekitar danau/waduk dilakukan
untuk
melindungi danau/waduk dari kegiatan budidaya yang dapat
mengganggu
kelestarian fungsi danau/waduk. Dalam hal ini perlu dilakukan upaya-
upaya :
Pencegahan dikembangkannya kegiatan budidaya yang
dapat
mengganggu atau merusak fungsi;
Pengendalian terhadap kegiatan budidaya yang telah ada di
kawasan
sekitar danau/waduk agar tidak berkembang lebih lanjut.
Perlindungan terhadap kawasan sekitar mata air dilakukan untuk
melindungi
mata air dari kegiatan budidaya yang dapat mengganggu kelestarian
fungsi
mata air sebagai suplai ketersediaan air baku. Dalam hal ini perlu
dilakukan
upaya-upaya :
Pencegahan dikembangkannya kegiatan budidaya yang
dapat
mengganggu atau merusak fungsi;
Pengendalian terhadap kegiatan budidaya yang telah ada di
kawasan
sekitar mata air agar tidak berkembang lebih lanjut.
C. Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya
Kawasan suaka alam dan cagar budaya meliputi :
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 12
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
1. Kawasan suaka alam,
Kawasan suaka alam adalah kawasan yang mewakili ekosistem khas
yang
merupakan habitat alami yang memberi perlindungan
bagi
perkembangan flora-fauna yang khas dan beraneka ragam.
Kriteria kawasan suaka alam yaitu terdiri dari cagar alam,
suaka
margasatwa, hutan wisata, daerah perlindungan satwa dan
daerah
pengungsian satwa.
Kawasan ini tidak terdapat di Kabupaten Purwakarta.
Pengelolaan kawasan suaka alam yang memiliki potensi
pariwisata memerlukan penataan ruang tersendiri dalam
pemanfaatannya, sehingga berhasil guna dengan tetap mendukung
fungsi konservasi. Untuk itu Dinas Kehutanan dan Perkebunan
perlu bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dalam pengelolaannya.
2. Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam
Tujuan perlindungan taman nasional, taman hutan raya, dan
taman
wisata alam yaitu untuk pengembangan pendidikan, rekreasi
dan
pariwisata, serta peningkatan kualitas lingkungan sekitarnya
dan
perlindungan dari pencemaran.
Kriteria lokasi taman nasional, taman hutan raya, dan taman
wisata
alam ditunjuk dan ditetapkan pemerintah.
Di Kabupaten Purwakarta tidak terdapat kawasan taman
nasional,
taman hutan raya dan taman wisata alam.
Pengelolaan kawasan ini tidak jauh berbeda dengan pengelolaan
kawasan
suaka alam yaitu memiliki potensi pariwisata memerlukan penataan
ruang
tersendiri dalam pemanfaatannya, sehingga berhasil guna dengan
tetap
mendukung fungsi konservasi. Dan untuk itu diperlukan kerjasama
antara
Dinas Kehutanan dan Perkebunan dengan Dinas Pariwisata
dalam
pengelolaannya.
Dalam mengatasi masalah tumpang tindih pemanfaatan ruang,
maka berlaku pasal 37 Keppres No. 32/1990 ayat 3 yaitu kegiatan
budidaya yang sudah ada di kawasan lindung yang mempunyai
dampak penting terhadap lingkungan hidup dikenakan
ketentuan-ketentuan yang berlaku sebagaimana di maksud
dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1986 tentang Analisis
Dampak Lingkungan (ayat 3). Apabila menurut analisis mengenai
dampak lingkungan kegiatan budidaya mengganggu fungsi
lindung, maka harus dicegah pengembangannya dan fungsi
sebagai kawasan lindung dikembalikan secara bertahap (ayat 4).
Untuk tumpang tindih kawasan lindung dengan izin lokasi
pertambangan, hal ini berlaku pasal 38 Keppres No. 32/1990
yaitu apabila ternyata di kawasan lindung sebagaimana di maksud
terdapat indikasi adanya deposit
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 13
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
mineral atau air tanah atau kekayaan alam lainnya yang bila
diusahakan dinilai amat berharga bagi negara, maka kegiatan
budidaya di kawasan lindung tersebut dapat diizinkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
(ayat 2). Apabila penambangan bahan galian dilakukan,
penambang bahan galian tersebut wajib melaksanakan upaya
perlindungan terhadap lingkungan hidup dan melaksanakan
rehabilitasi daerah bekas penambangan, sehingga kawasan lindung
dapat berfungsi kembali (ayat 4).
3. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan
Pengelolaan kawasan cagar budaya ini pada prinsipnya adalah
upaya melestarikan nilai-nilai budaya yang merupakan ciri
khas daerah. Pengelolaan kawasan cagar budaya ini
memerlukan koordinasi instansi terkait yaitu Dinas Pendidikan
Nasional serta Dinas Pariwisata. Kawasan ini berupa peninggalan
bersejarah dan makam-makam yang dianggap keramat yang
lokasi tersebar di Kabupaten Purwakarta.
D. Kawasan Rawan Bencana
Beberapa wilayah di Kabupaten Purwakarta yang mempunyai potensi
erosi cukup
tinggi adalah pada daratan dengan kemiringan lereng lapangan lebih
besar dari
40 %. Selain itu kawasan pegunungan dengan tutupan vegetasi jarang
(hutan
gundul) mempunyai peluang terjadinya erosi sebagai akibat gerusan
air hujan
yang mengikis permukaan tanah yang tidak tertutup tanaman. Di
Kabupaten
Purwakarta wilayah yang berpotensi terjadi longsor/erosi dan gerakan
tanah
adalah :
Kecamatan Bojong, Darangdan, Sukatani, Wanayasa dan Kecamatan
Sukasari
berupa tanah longsor
Kecamatan Campaka, Pasawahan, Wanayasa dan Kecamatan
Jatiluhur
berupa gerakan tanah
5.2.2 Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya
Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya meliputi budidaya
pertanian dan budidaya non-pertanian dapat diilhat pada Gambar 5.5 dan
Tabel 5.3.
A. Kawasan Budidaya Pertanian
Pengembangan kawasan budidaya pertanian ini dilakukan
berdasarkan kesesuaian lahannya dan memperhatikan kondisi
penggunaan lahan eksisting.
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 14
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
Tabel 5.3Rencana Pemanfaatan Ruang Kawasan BudidayaDi Wilayah Kabupaten Purwakarta Tahun 2012
Jenis Luas LokasiNo
1.
2
Kawasan BudidayaBudidaya Pertanian :
a. Pertanian Lahan Basah
b. Pertanian Lahan Kering
c. Peternakan
d. Perikanan
Budidaya Non Pertanian :a. Kawasan Perumahan dan
Permukiman
b. Zona Pertambangan
(Ha)
2.399,73
1.955,11
4.597,22
8.679,375
9.913,08
10.430,13
Penyebaran
Terdapat di Kecamatan : Kiarapedes 36,78 Ha Bojong 288,84 Ha Darangdan 1.192,51 Ha Pondoksalam 2,36 Ha Pasawahan 14,24 Ha Jatiluhur 145,94 Ha Sukatani 192,46 Ha Plered 78,45 Ha Tegalwaru 355,23 Ha Maniis 92,93 Ha
Terdapat di Kecamatan : Bungursari, Babakan Cikao, Campaka, Cibatu, Pondoksalam, Pasawahan, Jatiluhur, Sukatani, Sukasari.
Kecamatan Darangdan 541,04 Ha,
Kecamatan Bojong 223,75 Ha, Kecamatan Wanayasa 658,00 Ha Kecamatan Pasawahan 1.332,99
Ha Kecamatan Maniis 1.702,46 Ha,
dan Kecamatan Sukatani 138,98 Ha. Kecamatan Jatiluhur, Kecamatan Maniis, Kecamatan Sukasari, Kecamatan Tegalwaru, dan Kecamatan lainnya.
Tersebar di seluruh kecamatan, terutama pusat-pusat kota kecamatan.
Terdapat di kecamatan yangmempunyai potensi dan kelayakan tambang seperti : Kecamatan Plered, Kecamatan Sukatani, Kecamatan Pasawahan, Kecamatan Babakan Cikao, Kecamatan Campaka,
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 15
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
Lanjutan Tabel 5.3
Kecamatan Jatiluhur, Kecamatan Purwakarta,
c. Kawasan Pariwisata
d. Kawasan Industri
e. Zona Industri
f. Kawasan Militer
Sumber : Hasil Rencana
1. Kawasan Pertanian Lahan Basah
1.225,00 Kecamatan Plered, dan Kecamatan lainnya yang memiliki
potensi objek wisata.
Tersebar di beberapa kecamatanseperti : Kecamatan Campaka, Kecamatan Cibatu, Kecamatan Bungursari,
3.140,79 Kecamatan Babakancikao, Kecamatan Purwakarta, Kecamatan Jatiluhur, Kecamatan Pasawahan, Kecamatan Plered dan Kecamatan Sukatani.
Kecamatan Campaka, Kecamatan Cibatu, Kecamatan Bungursari, Kecamatan Babakan Cikao,
737,80 Kecamatan Purwakarta, Kecamatan Jatiluhur, Kecamatan Pasawahan, Kecamatan Plered dan Kecamatan Sukatani.
125,00 Kecamatan Sukasari
Pengembangan kegiatan pertanian lahan basah secara ruang
dapat memberikan manfaat :
Mengurangi/menghilangkan impor dari wilayah lain.
Peningkatan produksi pangan dan mendayagunakan investasi yang
telah
ada.
Meningkatkan perkembangan sektor dan kegiatan ekonomi di
sekitarnya. Meningkatkan produktivitas lahan pertanian.
Upaya pelestarian sumberdaya alam untuk tanaman
pangan. Meningkatkan pendapatan masyarakat.
Meningkatkan pendapatan daerah dan
nasional. Meningkatkan kesempatan kerja.
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 16
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
Gambar 5.5
Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 17
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
Kriteria pengelolaan kawasan pertanian lahan basah adalah sebagai berikut :
a) Pengelolaan kawasan pertanian lahan basah dilakukan
untuk
memanfaatkan potensi lahan yang sesuai untuk lahan basah,
dalam
menghasilkan produksi pangan dengan tetap memperhatikan
kelestarian
lingkungan untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
b) Kriteria Penetapan
Kriteria pengelolaan kawasan pertanian lahan basah meliputi :
Kawasan yang secara teknis fisik dapat digunakan untuk
pertanian
lahan basah.
Kawasan yang sekarang merupakan areal persawahan
(eksisting),
terutama persawahan beririgasi teknis.
Diupayakan untuk membentuk kawasan pertanian lahan basah
yang
kompak untuk mengefisienkan pengembangan prasarana
irigasi
(pengairan).
Potensi lahan untuk pengembangan kawasan pertanian di
Kabupaten Purwakarta terdapat di beberapa kecamatan dan jenis
komoditi pertanian yang dapat dikembangkan diantaranya tanaman
padi, palawija, hortikultura dan tanaman perkebunan (lihat Tabel 5.4).
Tabel 5.4 Jenis Komoditas Sektor Pertanian Yang Sesuai
Dikembangkan Di Wilayah Kabupaten Purwakarta
No Kecamatan
1 Jatiluhur
2 Sukasari
3 Maniis
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A
Jenis Komoditi
Padi ladang, Kacang hijau, dan ubi kayu, Kacang panjang, terung, ketimun, kangkung, dan
bayam, Duku/langsat, jeruk, pisang, dan salak, Kelapa, kapok, bambu, kunir, dan kencur, Sapi, kerbau, domba, kambing, dan ayam buras, Perikanan jaring apung dan perairan umum. Kelapa, Kopi, kapok, kemiri, bambu, dan kencur, Sapi, kerbau, domba, kambing, dan ayam buras, Perikanan perairan umum. Padi ladang, Kedelai dan ubi jalar, Cabe, terung, ketimun, dan labu siam, Belimbing, mangga, duku/langsat, durian, sawo,
nangka, sirsak, dan melinjo, Teh, Sapi, kerbau, domba, kambing, ayam buras, ayam
ras dan itik, Perikanan jaring apung.
V - 18
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
Lanjutan Tabel 5.4
4 Tegalwaru
5 Plered
6 Sukatani
7 Darangdan
8 Bojong
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A
Padi ladang, Kedelai, dan ubi jalar, Terung, dan ketimun, Mangga, sawo, pepaya, pisang, nenas, salak,
nangka, sirsak, dan sukun Teh, dan lada, Sapi, kerbau, domba, ayam buras, ayam ras dan
itik, Perikanan kolam dan perairan umum. Padi ladang, Kedelai, Kacang hijau, dan ubi kayu, Kacang panjang, terung, ketimun, dan kangkung, Alpokat, belimbing, mangga, Rambutan,
duku/langsat, jeruk, durian, jambu biji, sawo, pepaya, nangka, sirsak, dan sukun
Teh, kelapa, melinjo, kapok, kunir dan kencur, Sapi, Kerbau, kambing, domba, ayam buras, ayam
ras dan itik, Perikanan sawah, perikanan kolam, dan perikanan air
deras. Padi ladang, Ubi kayu, Kacang panjang, terung, dan kangkung, Mangga, rambutan, pepaya, nenas, nangka, dan
sirsak Teh, kelapa, lada dan kemiri, Sapi, Kerbau, kambing, domba, ayam buras, ayam
ras dan itik, Perikanan jaring apung. Padi sawah, Ubi kayu dan ubi jalar, Bawang daun, kubis, petsai/sawi, cabe, tomat, dan
buncis, Alpokat, belimbing, duku/langsat, pepaya, pisang,
nenas, salak, dan melinjo Cengkeh, kelapa, kopi, aren, kapolaga, vanili,
melinjo, kemiri, pala bambu, jahe, kunir dan kencur, Ayam ras, Perikanan sawah, kolam, dan perikanan air deras. Padi sawah, Ubi jalar, Bawang daun, kentang, kubis, petsai/sawi, tomat,
buncis, labu siam dan lain-lain, Pisang, Cengkeh, kelapa, kopi, aren, lada, kapolaga, vanili,
melinjo, kapok, kemiri, bambu, jahe, kunir, dan kencur,
Ayam ras, Perikanan sawah, kolam dan perikanan air deras.
V - 19
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
Lanjutan Tabel 5.4
9 Wanayasa
10 Kiarapedes
11 Pasawahan
12 Pondoksalam
13 Purwakarta
14 Babakan Cikao
15 Campaka
16 Bungursari
17 Cibatu
Sumber : Hasil Rencana
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A
Padi sawah, Jagung dan ubi jalar, Bawang daun, kubis, petsai/sawi, cabe, tomat,
buncis, dan labu siam, Alpokat, belimbing, duku/langsat, salak, manggis,
melinjo, melon dan semangka, Cengkeh, kopi, aren, vanili, melinjo, pala, bambu,
jahe dan kunir, Sapi, kerbau, domba, kambing, ayam buras, & itik, Perikanan sawah, kolam dan perikanan air deras. Cengkeh, kelapa, kopi, aren, melinjo, kemiri, pala,
bambu, jahe, dan kunir, Kambing, domba, dan ayam ras, Perikanan sawah, dan kolam. Padi sawah, Jagung dan kacang tanah, Kacang panjang, ketimun, dan kangkung, Belimbing, mangga, pepaya, pisang, nenas, salak,
nangka, dan sirsak, Kelapa, kopi, kapok, dan bambu, Sapi, kerbau, domba, kambing dan itik, Perikanan sawah, kolam dan perikanan air deras. Kelapa, kopi, kapok, bambu, dan kencur, Sapi perah, sapi Potong, domba dan kambing, Perikanan sawah, kolam dan perikanan air deras. Padi sawah, Jagung, kacang tanah, dan ubi jalar, Bawang daun, Kacang panjang, terung dan lain-lain, Alpokat, mangga, Rambutan, jambu biji, sawo,
pepaya, nenas, nangka, dan Sirsak, Kelapa, kopi, kapok, dan bambu, Kambing, domba dan ayam buras, Perikanan sawah, kolam, perikanan air deras dan
perikanan perairan umum. Kelapa, kopi, kapok, kemiri, dan bambu, Sapi, kerbau, kambing dan domba, Perikanan sawah, kolam dan perikanan perairan umum. Padi ladang, Jagung, kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau, Kacang panjang, cabe, kangkung, dan bayam, Rambutan, jeruk, durian, jambu biji, sawo, nangka
dan sukun, Kelapa, kopi, aren, kapok, bambu, dan kunir, Sapi, domba, kambing, Kerbau, ayam buras, ayam
ras dan itik, Perikanan sawah, kolam dan perikanan perairan umum. Cengkeh, kelapa, kopi, aren, kapok, dan bambu, Sapi, kerbau, domba, kambing, ayam buras, ayam
ras dan itik, Perikanan sawah, kolam dan perikanan perairan umum. Kelapa, kopi, kapok, dan bambu, Sapi, kerbau, domba, kambing, ayam buras, ayam
ras dan itik, Perikanan sawah, kolam dan perikanan perairan umum.
V - 20
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
2. Kawasan Pertanian Lahan Kering
Kriteria pengelolaan kawasan pertanian lahan kering yaitu sebagai berikut :
a) Pengelolaan kawasan pertanian lahan kering dilakukan
untuk
memanfaatkan potensi lahan yang sesuai untuk lahan kering,
dalam
meningkatkan produksi pangan dengan tetap
memperhatikan
kelestarian lingkungan untuk mewujudkan pembangunan
yang
berkelanjutan.
b) Kriteria Penetapan
Kriteria pengelolaan kawasan pertanian lahan kering meliputi :
Kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk
pertanian
lahan kering.
Terdapat peningkatan produktivitas apabila lahan
eksisting
dikonversi menjadi pertanian lahan kering.
Pengembangan kawasan yang kompak (bukan berupa spot-
spot
lokasi).
3. Kawasan Perkebunan
Kriteria pengelolaan kawasan Perkebunan adalah sebagai berikut :
a) Pengelolaan kawasan perkebunan dilakukan untuk
memanfaatkan
potensi lahan yang sesuai untuk kegiatan perkebunan,
dalam
meningkatkan produksi perkebunan dengan tetap
memperhatikan
kelestarian lingkungan untuk mewujudkan pembangunan
yang
berkelanjutan.
b) Kriteria Penetapan
Kriteria pengelolaan kawasan perkebunan meliputi :
Kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk
kegiatan
perkebunan.
Terdapat peningkatan produktivitas lahan apabila
penggunaan
lahan eksisting dikonversi menjadi lahan perkebunan.
Diupayakan membentuk kawasan perkebunan yang kompak.
4. Kawasan Peternakan
Kriteria pengelolaan kawasan peternakan adalah sebagai berikut :
a. Pengelolaan kawasan peternakan dilakukan untuk memanfaatkan potensi
lahan yang sesuai untuk kegiatan peternakan dalam upaya meningkatkan
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 21
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
produksi ternak dengan tetap mempertahankan kelestarian
lingkungan untuk mewujudkan pembangunan yang berwawasan
agribisnis.
b. Kriteria Penetapan, meliputi :
Kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk kegiatan
peternakan
dan tidak mengganggu kelestarian lingkungan.
Terdapat peningkatan produktivitas lahan apabila digunakan
menjadi
kawasan peternakan.
Diupayakan untuk membentuk kawasan agribisnis peternakan.
5. Kawasan Perikanan
Pengembangan kegiatan perikanan darat di Kabupaten Purwakarta
secara ruang dapat memberikan manfaat :
Peningkatan produksi perikanan dan mendayagunakan investasi
yang
telah ada di sekitarnya.
Pendayagunaan potensi pengairan yang dapat memproduksi
ikan
tawar.
Mendorong kegiatan sektor ekonomi di sekitarnya terutama
industri
perikanan dan perdagangan.
Meningkatkan fungsi lindung.
Upaya pelestarian sumberdaya alam.
Meningkatkan pendapatan masyarakat.
Meningkatkan pendapatan daerah dan
nasional. Meningkatkan kesempatan kerja.
Mendorong perkembangan masyarakat.
Kriteria pengelolaan kawasan perikanan adalah sebagai berikut :
a) Pengelolaan kawasan perikanan dilakukan untuk memanfaatkan
potensi
lahan yang sesuai untuk kegiatan perikanan, dalam meningkatkan
produksi
perikanan dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan
untuk
mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
b) Kriteria Penetapan
Kriteria pengelolaan kawasan perikanan meliputi :
Kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk
kegiatan
perikanan serta tidak mengganggu kelestarian lingkungan.
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 22
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
Terdapat peningkatan produktivitas lahan dari penggunaan
lahan
sebelumnya.
Diupayakan untuk membentuk kawasan yang kompak.
6. Kawasan Hutan Produksi
Kriteria pengelolaan kawasan hutan produksi adalah sebagai berikut :
a) Pengelolaan kawasan hutan produksi dilakukan untuk
memanfaatkan ruang
beserta sumber daya hutan untuk menghasilkan produk-produk hasil
hutan
secara budidaya dalam mendukung kegiatan industri yang bahan
bakunya
hasil hutan dengan tetap memperhatikan kondisi lingkungan.
Sedapat
mungkin kawasan hutan produksi memiliki fungsi sebagai kawasan
yang
dikonservasi sebagai hutan lindung untuk memelihara ekosistem
hutan
Jawa Barat umumnya dan Kabupaten Purwakarta khususnya.
b) Kriteria Penetapan
Kriteria pengelolaan hutan kawasan hutan produksi meliputi :
Kawasan yang secara teknis sesuai dikembangkan untuk
kawasan
produksi.
Terdapat peningkatan produktivitas lahan apabila
penggunaan
lahan eksisting dikonversi menjadi hutan produksi.
Diupayakan membentuk kawasan hutan produksi yang kompak.
B. Kawasan Budidaya Non-Pertanian
Kawasan budidaya non-pertanian yang akan dikembangkan di
Kabupaten Purwakarta, meliputi kawasan permukiman, pertambangan dan
pariwisata.
1. Kawasan Permukiman
Arahan pengembangan kawasan permukiman meliputi :
Kawasan permukiman perkotaan yang meliputi kawasan
perkotaan
sebagai ibukota kecamatan.
Kawasan permukiman perdesaan mencakup perkampungan yang
telah
ada yang berada di luar kawasan lindung dan arahan
bagi
perluasannya.
Dilakukan pengembangan kawasan permukiman yang kompak.
Dengan demikian, pengembangan kawasan permukiman di
Kabupaten Purwakarta meliputi :
a) Ibukota Kecamatan dan perluasannya (sesuai kebutuhan).
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 23
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
b) Kelompok-kelompok permukiman Perdesaan.
Arahan pemanfaatan ruang permukiman perlu penjabaran lebih
lanjut dalam Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) dan Rencana
Detail Tata Ruang Kota (RDTRK).
2. Zona pertambangan
Mengacu kepada Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang di
Daerah (1989), dijelaskan sebagai berikut :
Zona pertambangan adalah kawasan yang diperuntukkan bagi
kegiatan
pertambangan, baik wilayah yang sedang maupun yang akan
segera
dilakukan kegiatan pertambangan.
Kriteria zona pertambangan sesuai dengan yang
ditetapkan
Departemen Pertambangan untuk daerah masing-masing
yang
mempunyai bahan tambang bernilai tinggi.
Potensi pengembangan bahan galian tambang di wilayah
Kabupaten Purwakarta yaitu sebagai berikut : (perhatikan pula
Tabel 5.5 dan Gambar
5.6)
Tabel 5.5
Zona Layak Tambang Di Kabupaten Purwakarta
NO KECAMATAN
Lempung1 Bungursari -2 Babakancikao -3 Campaka -4 Cibatu 546,835 Kiarapedes -6 Wanayasa -7 Bojong -8 Darangdan -9 Pondoksalam -10 Pasawahan -11 Purwakarta -12 Jatiluhur -13 Sukatani -14 Plered 285,3515 Tegalwaru -16 Sukasari -17 Maniis -
Total 832,18
Sumber : Hasil Rencana
JENIS BAHAN TAMBANG (Ha)Pasir Pasir Pasir Tanah
Sungai Darat Batu Tras Urug- - 361,04 - 72,99255,31 - 236,88 - 41,02- 1.268,19 422,67 - -- 1.739,14 492,60 - -- - - - -- - - - -- - - - -- - - - -- - 13,33 - -
33,24 264,72 433,83 427,83 -145,57 195,64 308,07 - -485,76 - 273,38 - 141,25
2,91 - - - 147,74- - - - -- - - - -
11,78 - - - -- - - - -934,57 3.467,69 2.541,80 427,83 403,00
JumlahBatu (Ha)
Andesit Emas- - 434,03- - 533,21- - 1.690,86- - 2.778,57- - 0,00- - 0,00- - 0,00- - 0,00- - 13,33- - 1.159,62- - 649,28
52,18 - 952,571.647,23 23,66 1.821,54
99,99 - 385,34- - 0,00- - 11,78- - 0,00
1.799,40 23,66 10.430,13
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 24
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
Gambar 5.6
Zona Layak Tambang
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 25
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
a. Lempung
Dapat dijumpai di Kecamatan Cibatu dan Plered dengan luas
penyebaran seluruhnya 832,18 Ha.
b. Pasir Sungai
Umumnya terdapat di sungai, tempat-tempat yang telah
diusahakan yaitu di sungai Cidadap, sungai Cilamaya, sungai
Ciherang, sekitar sungai Cinusa timur Gunung Batu. Luas
penyebaran pasir sungai di Kabupaten Purwakarta sekitar 934,57
Ha.
c. Pasir Darat
Penyebaran pasir darat di Kabupaten Purwakarta dapat ditemui di
empat kecamatan dengan luas 3.467,69 Ha.
d. Pasir Batu
Pasir batu di Kabupaten Purwakarta didapat di sungai Ciherang,
sektor Cikadu di sebelah barat sungai Cilamaya di timur Pr. Jambe
wangun tiga di sungai Cilangkap dan anak sungainya. Penyebaran
bahan tambang ini diperkirakan meliputi areal seluas 2.541,80 Ha.
e. Tras
Di Kabupaten Purwakarta tras cukup banyak didapatkan, tempat-
tempat
yang trasnya telah diusahakan adalah di kampung Cihuni tepi
sungai
Cibuluh, Kampung Munjul, Kampung Parakan Lima, Kampung
Sodri,
Parakan Lampengan, Parakan Sawit, dan Parakan Nangka.
Berdasrkan
analisis zona kelayakan tambang, maka bahan tambang ini yang
sesuai
untuk diusahakan terdapat di Kecamatan Pasawahan dengan luas
427,83
Ha.
f. Tanah Urug
Bahan tambang ini dapat diusahakan di empat kecamatan
dengan luas areal sekitar 403 Ha.
g. Batu Andesit
Kecamatan Sukatani merupakan daerah yang paling luas zona
kelayakan
usaha batu andesit dengan luas 1.647,23 Ha dari 1.799,40 Ha zona
layak
tambang seluruh Kabupaten Puyrwakarta. Penyebarannya
terdapat di
sekitar Gunung Sangga Buana, Gunung Bojong Halimun, Pr.
Cadas
Malang, kemudian di bagian tengah seperti Gunung Lembu,
Gunung
Parang, Gunung Bongkok, Pr. Jatiluhur, Gunung Burangrang,
Pr.
Rancadarah, Pr. Sindang Leungis, Gunung Cilalawi, Pr.
Pamoyanan dan
Gunung Aseupan.
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 26
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
h. Emas
Bahan tambang yang memiliki nilai ekonomi tinggi berupa emas
dapat diusahakan di Kecamatan Sukatani dengan luas layak
tambang sekitar 23,66 Ha.
Arahan pengembangan kawasan layak tambang yaitu lokasinya
terletak di luar kawasan lindung, bukan merupakan lahan sawah
irigasi teknis dan diusahakan jauh dari kawasan permukiman
penduduk. Hal ini yang perlu diperhatikan dalam kegiatan
eksploitasi tambang adalah mekanisme pengelolaan kawasan
bekas pertambangan, baik sarana maupun prasarana penunjang
kegiatan pertambangan.
3. Kawasan Pariwisata
Tujuan pengembangan kawasan pariwisata adalah untuk
mengembangkan kawasan yang memiliki objek wisata potensial,
baik untuk wisatawan mancanegara maupun lokal.
Pengembangan kawasan pariwisata dilakukan dengan
pertimbangan : Kesesuaian dengan kebijaksanaan daerah.
Memiliki potensi pariwisata.
Obyek/Kawasan wisata yang harus memperoleh perhatian
adalah obyek/kawasan wisata yang belum/sedang berkembang
tetapi memiliki potensi yang sangat besar dalam menyumbang
devisa baik bagi pemerintah daerah. Obyek wisata yang
berpotensi dikembangkan di Kabupaten Purwakarta dapat dilihat
pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6
Sebaran Potensi Dan Daya Tarik Obyek Wisata
No Kecamatan
1 Purwakarta
2 Jatiluhur
Nama Obyek danDaya Tarik Wisata
Situ Buleud
Pabrik kain songketGedung Negara
Gedung Karesidenan
Makam Baing Yusuf
Mesjid Agung
Rumah Kuno Citalang
Sanggar Seni
Pariwisata JatiluhurBumi Satelit IndosatAgro Wisata UbrugMakam Wali Kuning
Jenis/Klasifikasi Daya Tarik
Situ/Alam Taman kota, arenajoging
Kerajinan/binaan manusia Cinderamata Gedung sejarah/binaan Bangunan sejarahmanusiaGedung sejarah/binaan Bangunan sejarahmanusiaMakam Keramat/binaan Ziarah religiusmanusiaGedung sejarah/binaan Ziarah religiusmanusiaBangunan kuno/binaan Bangunan kunomanusiaKesenian Daerah/binaan Atraksi wisatamanusiaDanau/binaan manusia Danau/PLTATeknologi/binaan manusia Satelit komunikasi Alam/karya manusia PerikananMakam keramat/binaan Ziarah religiusmanusia
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 27
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
Lanjutan Tabel 5.6
3 Sukasari
4 Campaka
5 Cibatu
6 Bungursari
7 Babakan Cikao
8 Plered
9 Tegalwaru
10 Sukatani
11 Maniis
12 Darangdan
13 Wanayasa
14 Kiarapedes
15 Bojong
16 Pondoksalam
Makam Mbah Panyingkiran Makam Keramat/binaan Ziarah religiusmanusia
Makam Mbah Guha Makam Keramat/binaan Ziarah religiusPangatikan manusiaMakam Mbah Kota Kembang Makam Keramat/binaan Ziarah religius
manusiaSitu Cikumpay Situ/Alam Situ/PerkebunanMakam Panembahan Makam Keramat/binaan Ziarah religiusGunung Jatiwangi manusiaMakam Cakrabuana Makam Keramat/binaan Ziarah religius
manusiaMakam Mbah Cakrayuda Makam Keramat/binaan Ziarah religius
manusiaMakam Mbah Parung Makam Keramat/binaan Ziarah religius
manusiaSitu Kamojing Situ/Alam SituBukit Indah Purwakarta Kota Industri/binaan Proses industri
manusiaMakam Ibu Cikao Makam Keramat/binaan Ziarah religius
manusiaSentra Keramik Plered Kerajinan/binaan manusia CinderamataMakam Mbah Sumadhita Makam Keramat/binaan
Ziarah religiusAnggatuda manusiaMakam Balung Tunggal Makam Keramat/binaan Ziarah religius
manusiaMakam Dalem Kuwa Makam Keramat/binaan Ziarah religius
manusiaMakam Mama Sempur Makam Keramat/binaan Ziarah religius
manusiaCurug Gandasoli Air terjun/Alam Air terjunPanorama Galumpit Panorama/Alam Rekreasi airGunung Parang Gunung/Alam Panjat TebingGunung Cupu Gunung/Alam MendakiPusat Penjualan Makanan Cinderamata/binaan
Cinderamata/kerajinanKhas manusiaPLTA Cirata PLTA/binaan manusia Turbin/teknologiAgro Wisata Maniis Agro wisata/Alam Jaring terpungMakam Cotak Makam Keramat/binaan Ziarah religius
manusiaSitu Wanayasa Situ/Alam Sittu/panoramaCurug Cipurut Air Terjun/Alam Air Terjun/panoramaAgro Wisata Manggis Agro Wisata/Alam Perkebunan ManggisMakam Dalem Santri Makam Keramat/binaan Ziarah religius
manusiaMakam Serpong Makam Keramat/binaan Ziarah religius
manusiaMakam Eyang Parta Kusuma Makam Keramat/binaan Ziarah religius
manusiaAgro Wisata Golden Melon Agro wisata/Alam Perkebunan ManggisAir Panas Ciracas Air panas/Alam Sumber Air Panas/
PanoramaGuha Garacina Guha/Alam/binaan Guha/sejarah
manusiaAgro Wisata Perkebunan Teh Agro Wisata/Alam Perkebunan TehKampung CikerisMakam Mbah Garda Makam Keramat/binaan Ziarah religius
manusiaRanca Darah Tempat Sejarah/binaan Perkemahan
manusia
Sumber : RIPPDA Kabupaten Purwakarta
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 28
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
Untuk mendukung pengembangan kawasan pariwisata ini perlu
dilakukan studi perencanaan secara detail sekaligus
pengembangan prasarana dan sarana pendukungnya.
4. Kawasan dan Zona Industri
Pemanfaatan ruang bagi kegiatan industri di Kabupaten Purwakarta
dibedakan menjadi dua jenis yaitu kawasan industri dan zona industri.
Alokasi ruang bagi kawasan industri lebih memanfaatkan akses
jalan tol yang telah ada (Cikopo/Cikampek - Jakarta) maupun
rencana jalan tol Cipularang. Sedangkan zona industri yang tidak
dikelola secara khusus seperti halnya kawasan industri direncanakan
lokasinya menyebar secara merata dan dihubungkan dengan
prasarana jalan dengan kawasan industri.
Beberapa pertimbangan dalam pengaturan kegiatan industri
direncanakan dan diusahakan sebagai berikut :
Bagi zona industri diarahkan menyediakan Instalasi Pengolah Air
Limbah
(IPAL) secara terpadu, sehingga limbah B3 dapat dieliminasi
sebelum
dibuang.
Kawasan Industri yang telah memiliki ijin lokasi diberi kemudahan
perubahan
pemanfaatan lahan khususnya untuk perumahan, sebagai bagian
penyediaan
perumahan bagi karyawan.
Memberikan batasan waktu dan monitoring yang cermat
terhadap
pelaksanaan penguasaan tanah bagi perusahaan pengembang
yang telah
memiliki ijin lokasi.
Pembangunan prasarana jalan untuk mempermudah koleksi dan
distribusi
hasil industri dari zona/kawasan industri. Selain itu pengawasan
terhadap
beban kendaraan dari dan menuju zona/kawasan industri perlu
diperhatikan
untuk mempertahankan kualitas jalan.
5.3 Rencana Pengembangan Sarana Sosial Ekonomi
Rencana pengembangan sarana wilayah sangat penting guna
menunjang pengembangan di wilayah Kabupaten Purwakarta.
Rencana pengembangan sarana meliputi sarana sosial ekonomi
(pendidikan, kesehatan, peribadatan dan perdagangan).
Tingkat pemenuhan kebutuhan pelayanan sarana sosial dan ekonomi tiap
wilayah ditentukan oleh kelengkapan pelayanan yang tersedia. Sarana-
sarana ini merupakan faktor penunjang bagi penduduk untuk melaksanakan
kegiatan sehari-hari.
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 29
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
A. Sarana Pendidikan
Rencana pengembangan sarana pendidikan di wilayah Kabupaten
Purwakarta meliputi taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD),
sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), sekolah lanjutan tingkat atas
(SLTA) dan perguruan tinggi.
1. Taman Kanak - Kanak
Kebutuhan pengembangan sarana ini hingga tahun 2012
berdasarkan hasil analisis berjumlah 121 unit, sedangkan kondisi
eksisting sarana ini berjumlah 41 unit. Sehingga sampai tahun 2012
diperlukan penambahan taman kanakkanak sejumlah 80 unit.
Pembangunan sarana TK tidak mutlak harus dilaksanakan tetapi
disesuaikan dengan kebutuhan. Sarana ini diarahkan
penempatannya di pusat-pusat lingkungan permukiman penduduk.
2. Sekolah Dasar (SD)
Kebutuhan pengembangan sarana ini hingga tahun 2012
berdasarkan hasil analisis berjumlah 533 unit, sedangkan kondisi
eksisting sarana ini berjumlah 453 unit. Sehingga sampai tahun 2012
diperlukan penambahan jumlah SD sebanyak 80 unit.
Sarana ini mempunyai skala pelayanan tingkat lingkungan, maka
penempatan lokasi sarana ini diarahkan di pusat-pusat lingkungan
permukiman.
3. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)
Kebutuhan pengembangan sarana ini hingga tahun 2012
berdasarkan hasil analisis berjumlah 78 unit, sedangkan kondisi
eksisting sarana ini berjumlah 38 unit. Sehingga sampai tahun 2012
diperlukan penambahan jumlah SLTP sebanyak 40 unit.
Sarana ini mempunyai skala pelayanan tingkat kecamatan, maka
penempatan lokasi sarana ini diarahkan di pusat-pusat kecamatan
(ibukota kecamatan).
4. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)
Kebutuhan pengembangan sarana ini hingga tahun 2012
berdasarkan hasil analisis berjumlah 65 unit, sedangkan kondisi
eksisting sarana ini berjumlah 25 unit. Sehingga sampai tahun 2012
diperlukan penambahan jumlah SLTA sebanyak 40 unit.
Sarana ini mempunyai skala pelayanan tingkat kecamatan/kota,
maka penempatan lokasi sarana ini diarahkan di pusat-pusat
kecamatan (ibukota kecamatan).
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 30
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
5. Perguruan Tinggi
Salah satu misi yang diemban oleh Kabupaten Purwakarta
adalah
meningkatkan sumber daya manusia. Sesuai dengan misi tersebut
perlu
dipertimbangkan pengembangan pendidikan tinggi selain yang sudah
ada di
wilayah Kabupaten Purwakarta sebagai salah satu strategi
guna
meningkatkan kualitas dan sumber daya manusia. Berdasarkan hal
tersebut
maka diperlukan pengembangan unit sarana Perguruan Tinggi
yang
diarahkan lokasinya di kota Cikopo yang melayani tidak saja penduduk
Cikopo
tetapi melayani pula penduduk yang ada di Kecamatan Cikampek
(Kabupaten
Karawang). Pada saat ini jumlah Perguruan tinggi Negeri sebanyak 1
unit dan
Perguruan Tinggi Swasta sebanyak 10 unit. Kondisi ini hingga
tahun 2012
tidak berubah.
B. Sarana Kesehatan
Rencana pengembangan sarana kesehatan di wilayah Kabupaten
Purwakarta meliputi rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu,
balai pengobatan, dan puskesmas keliling.
1. Rumah Sakit
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan akan rumah sakit sampai tahun
2012 di wilayah Kabupaten Purwakarta perlu penambahan satu unit
Rumah Sakit dari Rumah Sakit yang telah tersedia, hal ini
dilakukan untuk mendukung perkembangan penduduk dan
pertumbuhan kawasan perkotaan. Arahan penempatan lokasi
Rumah Sakit tambahan diusulkan di sekitar Cikopo sebagai salah
satu elemen pendukung fungsi Cikopo sebagai PKW.
2. Puskesmas
Berdasarkan hasil analisis hingga tahun 2012 diperlukan sarana
puskesmas sebanyak 43 unit. Saat ini di wilayah Kabupaten
Purwakarta telah tersedia puskesmas sebanyak 23 unit. Maka hingga
akhir tahun perencanaan (tahun 2012) diperlukan penambahan
sebanyak 20 unit.
Sarana ini mempunyai skala pelayanan tingkat kecamatan
sehingga penempatan alokasi sarana ini diarahkan di ibukota-ibukota
kecamatan.
3. Puskesmas Pembantu
Puskesmas Pembantu dibutuhkan untuk melayani masyarakat
yang tidak terjangkau oleh sarana Puskesmas. Berdasarkan hasil
analisis hingga tahun 2012 diperlukan sarana Puskesmas Pembantu
sebanyak 70 unit. Saat ini di wilayah Kabupaten Purwakarta telah
tersedia sarana ini sebanyak 50 unit. Maka sampai tahun 2012
dibutuhkan pengembangan sarana ini guna melayani masyarakat
sebanyak 20 unit. Sarana ini mempunyai skala
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 31
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
pelayanan bagian wilayah kecamatan. Maka penempatan alokasi
sarana ini diarahkan di bagian sub pusat pengembangan
kecamatan yang melayani desa-desa yang lokasinya tidak terjangkau
oleh pelayanan Puskesmas.
4. BKIA dan Rumah Bersalin
BKIA dan Rumah Bersalin disediakan untuk melayani pemeriksaan
kandungan dan proses persalinan bagi ibu-ibu hamil dan melahirkan.
Berdasarkan hasil analisis, hingga tahun 2012 dibutuhkan BKIA dan
Rumah Bersalin sejumlah 129 unit, sedangkan pada tahun eksisting
telah tersedia sejumlah 9 unit. Sehingga sampai tahun 2012
diperlukan penambahan sarana ini sejumlah 120 unit. Sarana ini
diarahkan alokasinya di pusat-pusat desa, terutama desadesa yang
belum memiliki sarana kesehatan sama sekali.
C. Sarana Peribadatan
Berdasarkan hasil analisis hingga tahun 2012 kebutuhan sarana
peribadatan di
Kabupaten Purwakarta menurut jenis dan tingkat pelayananannya adalah
sebagai
berikut :
- Surau Langgar sampai akhir tahun rencana (2012) diperlukan sebanyak
4.120 unit, sampai saat ini (2001) sarana ini telah tersedia sebanyak 1.329
unit.
- Mesjid sampai akhir tahun rencana masih dapat terpenuhi oleh
kondisi saat
ini, demikian pula dengan sarana peribadatan non muslim seperti
Gereja,
Pura, Klenteng masih dapat dipenuhi oleh sarana yang tersedia saat
ini.
D. Sarana Perdagangan
Sarana Perdagangan yang diperlukan di Kabupaten Purwakarta untuk
memenuhi kebutuhan penduduk dan sebagai salah satu berkembangnya
kawasan perkotaan diantaranya adalah Pertokoan, pusat perbelanjaan
lingkungan permukiman dan pusat perbelanjaan skala kecamatan.
Berdasarkan hasil analisis hingga tahun 2012 ketiga sarana perdagangan
tersebut adalah sebagai berikut :
Pertokoan diperlukan sebanyak 378 unit dengan arahan lokasi pada
pusat
pelayanan lingkungan di perkotaan.
Pusat Perbelanjaan Lingkungan Permukiman dibutuhkan sebanyak
34 unit
arahan lokasi kegiatan sarana ini adalah pada sub-sub pusat
kecamatan atau
pada ibukota kecamatan yang belum memiliki pasar.
Pusat Perbelanjaan Skala Kecamatan diperlukan sebanyak 6 unit
yang
alokasinya diarahkan pada kecamatan-kecamatan yang belum
memiliki pasar
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 32
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
5.4 Rencana Pengembangan Kawasan prioritas
Berdasarkan hasil identifikasi, wilayah di Kabupaten Purwakarta
yang perlu mendapat dukungan penataan ruang mengingat potensi
yang dimilikinya, yaitu : (lihat Gambar 5.7) :
1. Kawasan sekitar interchange/ pintu-pintu toll di Sadang, Ciganea, dan Plered
2. Kawasan Cikopo yang telah ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW)
Jawa Barat
3. Kawasan wisata dan industri sekitar Waduk Jatiluhur
4. Kota-kota yang telah ditetapkan sebagai pusat Wilayah Pembangunan,
yaitu kota
Purwakarta, Wanayasa dan Kota Plered.
5. Kota-kota pusat kecamatan baru yang perlu segera ditata untuk
mendorong
perkembangan desa-desa di sekitarnya.
6. Kota-kota dan kecamatan yang akan dilewati oleh rencana jalan
lingkar timur
dalam, lingkar timur luar (Cikopo -Cibatu-Wanayasa-Sawit) dan jalan
lingkar barat
(Cibungur - Cikaobandung - Kutamanah - Kertamanah- Sirna Galih -
Perbatasan
Cianjur dan Darangdan - Cilangkap - Perbatasan ke Rajamandala)
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 33
R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h
K a b u p a t e n P u r w a k a r t a
Gambar 5.7
Rencana Kawasan prioritas
R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 34