document5

59
Bab 5 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Purwakarta encana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten ini merupakan penjabaran dari konsep dan strategi pengembangan wilayah yang meliputi, rencana sistem pusat-pusat pelayanan, rencana pemanfaatan ruang, rencana pengembangan sarana sosial dan ekonomi, dan rencana pengembangan kawasan prioritas. 5.1 Rencana Sistem Pusat-Pusat Pelayanan Sesuai dengan konsep pengembangan tata ruang wilayah Kabupaten Purwakarta maka strategi pengembangan yang dilakukan adalah pemerataan pelayanan dan penjalaran fungsi pusat-pusat pelayanan. Oleh sebab itu perlu pembentukan pusat-pusat yang mampu memberikan pelayanan secara memadai. 5.1.1 Hirarki Pusat-Pusat Pelayanan (Kota-kota) Sesuai dengan konsep pengembangan tata ruang wilayah Kabupaten Purwakarta maka strategi pengembangan yang dilakukan adalah pemerataan pelayanan dan penjalaran fungsi pusat-pusat pelayanan. Oleh karena itu perlu pembentukan pusat-pusat yang mampu memberikan pelayanan secara optimal ke seluruh wilayah. Secara tidak langsung kota-kota yang ada di sekitar pusat-pusat pelayanan (nodes) merupakan wilayah pengaruh/pelayanan dari pusat-pusat tersebut, sehingga dapat menjadi kelompok satuan wilayah pengembangan. R

Upload: ilanovskie

Post on 01-Feb-2016

227 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

1

TRANSCRIPT

Page 1: Document5

Bab 5 Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Purwakarta

encana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten ini merupakan

penjabaran dari konsep dan strategi pengembangan wilayah

yang

meliputi, rencana sistem pusat-pusat pelayanan, rencana

pemanfaatan

ruang, rencana pengembangan sarana sosial dan ekonomi, dan

rencana pengembangan kawasan prioritas.

5.1 Rencana Sistem Pusat-Pusat Pelayanan

Sesuai dengan konsep pengembangan tata ruang wilayah Kabupaten

Purwakarta maka strategi pengembangan yang dilakukan adalah

pemerataan pelayanan dan penjalaran fungsi pusat-pusat pelayanan.

Oleh sebab itu perlu pembentukan pusat-pusat yang mampu

memberikan pelayanan secara memadai.

5.1.1 Hirarki Pusat-Pusat Pelayanan (Kota-kota)

Sesuai dengan konsep pengembangan tata ruang wilayah Kabupaten

Purwakarta

maka strategi pengembangan yang dilakukan adalah pemerataan

pelayanan dan

penjalaran fungsi pusat-pusat pelayanan. Oleh karena itu perlu

pembentukan

pusat-pusat yang mampu memberikan pelayanan secara optimal ke

seluruh

wilayah.

Secara tidak langsung kota-kota yang ada di sekitar pusat-pusat

pelayanan (nodes) merupakan wilayah pengaruh/pelayanan dari

pusat-pusat tersebut, sehingga dapat menjadi kelompok satuan wilayah

pengembangan.

R

Page 2: Document5

Hirarki sistem pusat-pusat permukiman di Kabupaten Purwakarta adalah

sebagai berikut : (lihat pula Gambar 5.1 mengenai Rencana Struktur

Ruang)

V - 1

Page 3: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

Gambar 5.1

Rencana Struktur Tata Ruang

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 2

Page 4: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

Kota Orde I adalah kota dengan fasilitas pelayanan tertinggi.

Kota ini berfungsi sebagai pusat pelayanan wilayah Kabupaten

Purwakarta. Kota orde I ini adalah Kota Purwakarta.

Kota Orde II adalah kota dengan fasilitas pelayanan lebih rendah

dari kota

orde I dan berfungsi sebagai pusat pelayanan sub-wilayah.

Kota orde II ini adalah Kota Ibukota Kecamatan Wanayasa (melayani

wilayah Kabupaten Purwakarta bagian Tenggara), Kota Plered

(melayani wilayah Kabupaten Purwakarta bagian Barat Daya) dan

Kota Cikopo (melayani wilayah Cikopo dan Cikampek/Kabupaten

Karawang).

Kota Orde III adalah kota - kota dengan tingkat pelayanan

kecamatan. Kota-

kota tersebut adalah kota-kota ibukota kecamatan.

Kota Orde IV adalah kota - kota dengan fasilitas pelayanan lebih

rendah dari

kota orde III yaitu pusat-pusat permukiman perdesaan.

5.1.2 Fungsi Kota-Kota

Secara umum pengembangan kota akan diarahkan sebagai

pusat-pusat pelayanan regional dan lokal, yaitu :

Pusat administrasi pemerintahan,

Pusat perdagangan, jasa, dan

pemasaran, Pusat perhubungan dan

komunikasi,

Pusat pelayaran sosial (kesehatan, pendidikan dan lain-

lain), Pusat pendidikan tinggi.

Kelengkapan fungsi-fungsi utama kota pada dasarnya tergantung pada

hirarki kota yang bersangkutan. Selain itu, terdapat fungsi kota

sebagai pusat administrasi pemerintahan yang mempunyai sifat

pelayanan hirarki menurut status administrasi (ibukota kabupaten,

ibukota kecamatan).

Penentuan fungsi kota ini didasari oleh kelengkapan fasilitas pusat

pelayanan yang akan dikembangkan pada tiap-tiap kota.

Dengan demikian, untuk kota yang berorde tinggi dengan kota yang

berorde lebih rendah (misal kota orde I dengan kota orde II atau kota

orde II dengan kota orde III, dan seterusnya) dapat mempunyai fungsi

pelayanan yang sama tetapi skala atau jenjang pelayanannya akan

berbeda.

Secara ringkas fungsi pusat-pusat permukiman sampai dengan akhir

tahun perencanaan di Kabupaten Purwakarta dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Page 5: Document5

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 3

Page 6: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

Tabel 5.1Hirarki Pusat-Pusat Permukiman

Di Kabupaten PurwakartaSkala Orde

No Kota/KecamatanFungsi

Pelayanan Kota A B C D E F1 Purwakarta Wilayah I √ √ √ √ √ √2 Wanayasa Sub-Wilayah II √ √ √ √ - -3 Plered Sub-Wilayah II √ √ √ √ √ -4 Cikopo Wilayah II √ √ √ √ √ √5 Bungursari Kecamatan III √ √ √ - √ -6 Babakancikao Kecamatan III √ √ - - √ -7 Campaka Kecamatan III √ √ √ √ √ -8 Cibatu Kecamatan III √ √ √ - - -9 Jatiluhur Kecamatan III √ √ √ √ √ -10 Sukasari Kecamatan III √ √ √ - - -11 Pasawahan Kecamatan III √ √ √ - - -12 Pondoksalam Kecamatan III √ √ √ - - -13 Sukatani Kecamatan III √ √ √ - - -14 Kiarapedes Kecamatan III √ √ √ - - -15 Bojong Kecamatan III √ √ √ - - -16 Darangdan Kecamatan III √ √ √ - - -17 Tegalwaru Kecamatan III √ √ √ - - -18 Maniis Kecamatan III √ √ √ - √ -19 Kota/desa lainnya Lokal IV √ √ - - - -

Sumber : Hasil Analisis, 2002 Keterangan : Fungsi : A = Pusat Administrasi Pemerintahan (kabupaten, kecamatan, desa)

B = Pusat Pelayanan Sosial Ekonomi C = Pusat Perdagangan, Jasa, dan Pemasaran D = Pusat Perhubungan dan Komunikasi E = Pusat Produksi Pengolahan F = Pusat Pendidikan Tinggi

5.1.3 Rencana Pengelolaan Kawasan Perkotaan danPerdesaan

Berdasarkan karakteristik fisik serta fungsi kegiatannya, wilayah

Kabupaten

Purwakarta dapat dibedakan menjadi dua kawasan utama yaitu

kawasan

perkotaan dan kawasan perdesaan. Rencana pemanfaatan ruang pada

kedua

kawasan tersebut tentu saja perlu dibedakan dalam hal komponen

kegiatan yang

dialokasikan di dalamnya, tingkat kedalaman atau ketelitiannya dalam

peta, serta

kebutuhan untuk menjabarkannya lebih lanjut dalam rencana tata

ruang

kawasan.

A. Kawasan Perkotaan

Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama

bukan pertanian, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat

permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa

pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi (UU No. 24/1992

Tentang Penataan Ruang).

Page 7: Document5

Kawasan perkotaan di Kabupaten Purwakarta adalah kota Purwakarta

dan kota-

kota ibukota kecamatan lainnya. Pada kawasan perkotaan ini akan

dikembangkan berbagai kegiatan perkotaan yang meliputi

permukiman, sarana permukiman

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 4

Page 8: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

(fasilitas sosial dan umum), prasarana (jalan, air bersih, drainase, air

limbah, persampahan, listrik dan telekomunikasi), dan kawasan

fungsional kota (perdagangan/komersial, pemerintahan,

perkantoran/jasa, dan industri).

Untuk mengakomodasikan berbagai kegiatan perkotaan tersebut,

rencana pemanfaatan ruang pada kawasan perkotaan perlu dijabarkan

lebih lanjut dalam bentuk Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)

dan rencana tata ruang masing-masing kota yang lebih detail.

B. Kawasan Perdesaan

Kawasan perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama

pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam, dengan susunan

fungsi kawasan sebagai tempat permukiman pedesaan, pelayanan jasa

pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

Kawasan perdesaan adalah kawasan di luar kawasan perkotaan

yang telah dibahas pada bagian sebelumnya. Pengelolaan kawasan

perdesaan terutama diarahkan untuk meningkatkan produktivitas

kawasan perdesaan tersebut sesuai potensi/kesesuaian lahan yang

dimilikinya.

5.2 Rencana Pemanfaatan Ruang

Berdasarkan penjelasan pasal 22 ayat (1) UU No.24/1992 tentang

Penataan Ruang, bahwa rencana umum tata ruang wilayah

Kabupaten adalah kebijaksanaan yang menetapkan lokasi dari

kawasan yang harus dilindungi dan dibudidayakan (serta wilayah yang

akan diprioritaskan pengembangannya).

Rencana pemanfaatan ruang mengacu pada rumusan-rumusan hasil

analisis identifikasi kawasan lindung dan kesesuaian kawasan budidaya.

Metodologi untuk perumusan rencana pemanfaatan ruang dapat dilihat

pada Gambar 5.2.

Pemanfaatan Ruang Kabupaten Purwakarta berdasarkan fungsi utamanya

secara makro terdiri dari kawasan lindung dan kawasan budidaya.

Penetapan kawasan lindung di Kabupaten Purwakarta pada dasarnya

dijadikan titik tolak di dalam pengembangan tata ruang wilayah

yang berlandaskan pada prinsip pembangunan berkelanjutan.

Dalam pengertian ini deliniasi kawasan lindung diintegrasikan dengan

tata ruang wilayah secara keseluruhan. Setelah kawasan lindung

ditetapkan sebagai limitasi dan atau kendala di dalam pengembangan

wilayah, barulah kemudian dapat direkomendasikan arahan kawasan

budidaya untuk mengakomodasikan kebutuhan ruang baik bagi

kegiatan budidaya pertanian maupun budidaya non pertanian.

Rencana pemanfaatan ruang Kabupaten Purwakarta dapat dilihat pada

Gambar 5.3.

Page 9: Document5

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 5

Page 10: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

GAMBAR 5.2 Metodologi Perumusan

Rencana Pemanfaatan Ruang

Kriteria Kesesuaian Kawasan Lindung

AnalisisIdentifikasiKawasanLindung

Kriteria Kesesuaian Lahan

AnalisisKesesuaian

Lahan

AnalisisProduktivitas

Lahan

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A

YaSesuai

Tidak

Kawasan Budidaya

Tidak

Sesuai

Ya

Dapat DikembangkanBudidaya Tertentu

Produktivitaslahan dapatditingkatkan

Kawasan Lindung

Tidak Sesuai untuk Budidaya Tertentu

Tidak Sesuai untuk Budidaya Tertentu

V - 6

Page 11: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

Gambar 5.3

Rencana Pemanfaatan Ruang

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 7

Page 12: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

5.2.1 Rencana Pemantapan Kawasan Lindung

Keppres No. 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung

membagi kawasan lindung menjadi :

Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan

bawahannya, Kawasan perlindungan setempat,

Kawasan suaka alam dan cagar

budaya, Kawasan rawan bencana,

Rencana pemantapan Kawasan Lindung di Kabupaten Purwakarta

didasarkan pada :

Hasil analisis kesesuaian lahan yang meliputi kesesuaian fisik

tekstur tanah,

jenis tanah, ketinggian, topografi, erosi, curah hujan, dan lain-lain.

Kondisi tata guna lahan kawasan lindung

eksisting. Kebijaksanaan-Kebijaksanaan

Pemerintah.

Untuk lebih jelasnya rencana pemantapan kawasan lindung dapat

dilihat pada Gambar 5.4 dan Tabel 5.2.

A. Kawasan yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya

Kebijaksanaan pemanfaatan ruang pada kawasan yang memberikan

perlindungan pada kawasan bawahannya diarahkan :

Untuk mencegah terjadinya erosi, bencana banjir dan menjaga

fungsi

hidrologis tanah untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah,

air tanah

dan air permukaan;

Pengendalian kegiatan budidaya yang telah ada, sehingga tidak

mengganggu

fungsi lindung;

Pengembalian fungsi hidro-orologi hutan yang mengalami

kerusakan

(rehabilitasi dan konservasi);

Pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya, kecuali kegiatan

yang tidak

mengganggu fungsi lindung.

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Barat, hasil

analisis kesesuaian lahan, dan kondisi eksisting penggunaan lahan,

maka kawasan yang direncanakan memberikan perlindungan

kawasan bawahannya di wilayah Kabupaten Purwakarta adalah

berupa kawasan hutan lindung yang tersebar di wilayah kecamatan.

Page 13: Document5

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 8

Page 14: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

Gambar 5.4

Rencana Pemantapan Kawasan Lindung

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 9

Page 15: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

Tabel 5.2Rencana Pemantapan Kawasan Lindung

Di Wilayah Kabupaten Purwakarta Tahun 2012No Jenis Pemanfaatan Luas Lokasi

Kawasan Lindung (Ha) Penyebaran1. Kawasan Yang

Memberikan PerlindunganTerhadap KawasanBawahannyaa. Hutan Lindung 2.881,4 Ha Terdapat di :

RPH Plered 379,73 Ha RPH Tegalwaru 2.501,74 Ha

b. Hutan Produksi yang 20.601,87 Ha Terdapat di :Berfungsi Lindung RPH Sadang 5.339,28 Ha(Konservasi) RPH Purwakarta 7.576,09 Ha

RPH Jatiluhur 5.110,90 Ha RPH Cipeundeuy 2.575,60 Ha

c. Kawasan Lindung di luar 11.020,00 Ha Terdapat di Kecamatan :Kawasan Hutan Wanayasa 3.833 Ha

Bojong 2.226 Ha Darangdan 2.071 Ha Pondoksalam 946 Ha Cibatu 1.413 Ha Kiarapedes 531 Ha

2. Kawasan PerlindunganSetempat a. Sempadan Sungai - Sungai-sungai besar yaitu :

Sungai Cilamaya, Sungai Cikao, Sungai Cilangkap, Sungai Ciampel, Sungai Citarum, Sungai Ciherang, dan Sungai Cilalawi serta sungai-sungai kecil lainnya yang terdapat di wilayah Kabupaten Purwakarta.

b. Kawasan Sekitar Waduk - Waduk Cirata dengan luas1.732,5 Ha yang terletak di Kecamatan Tegalwaru dan Kecamatan Maniis.

Waduk Ir. Juanda (Jatiluhur) dengan luas 6.946,88 Ha terletak di Kecamatan

Jatiluhur, Kecamatan Sukasari dan Kecamatan Tegalwaru.

Serta situ-situ c. Kawasan Sekitar Mata Air Tersebar di Kabupaten

Purwakarta

Sumber : Hasil Rencana

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 10

Page 16: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

B. Kawasan Perlindungan Setempat

Kawasan perlindungan setempat

berupa : Sempadan sungai,

Kawasan sekitar

danau/waduk, Kawasan

sekitar mata air.

Pengertian dan kriteria masing-masing jenis kawasan perlindungan

setempat sesuai dengan Keppres No. 32 Tahun 1990 adalah sebagai

berikut :

Sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kiri-kanan sungai,

termasuk

sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat

penting

untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai.

Kriteria sempadan sungai adalah :

Sekurang-kurangnya 100 meter di kiri-kanan sungai besar dan 50

meter

di kiri-kanan anak sungai yang berada di luar permukiman.

Untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai

yang

diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 - 15

meter.

Kawasan sekitar danau atau waduk adalah kawasan tertentu di

sekeliling

danau/waduk yang mempunyai manfaat penting untuk

mempertahankan

kelestarian fungsi danau/waduk. Kriteria kawasan danau/waduk

adalah

daratan sepanjang tepian danau/waduk yang lebarnya proporsional

dengan

bentuk dan kondisi fisik danau/waduk antara 50 - 100 meter dari titik

pasang

tertinggi ke arah darat.

Kawasan sekitar mata air adalah kawasan tertentu di sekeliling mata

air yang

mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian

fungsi

sumber air. Penetapan kawasan sekitar mata air adalah radius

sejauh 200

meter dari sumber mata air.

Dalam wilayah perencanaan Kabupaten Purwakarta kawasan

perlindungan setempat adalah berupa sempadan sungai dan kawasan

sekitar danau/waduk serta mata air sebagai berikut :

1. Sempadan sungai :

Page 17: Document5

Sungai Cilamaya,

Sungai Cikao,

Sungai Cilangkap,

Sungai Ciampel,

Sungai Citarum,

Sungai Ciherang, dan

Sungai Cilalawi.

Serta sungai-sungai kecil yang terdapat di wilayah

Kabupaten

Purwakarta.

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 11

Page 18: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

2. Kawasan Sekitar danau atau waduk :

Waduk Ir. Juanda (Kecamatan Jatiluhur, Sukasari, dan

Tegalwaru), Waduk Cirata (Kecamatan Maniis dan Tegalwaru),

3. Kawasan sekitar mata air yang lokasinya tersebar di Kabupaten Purwakarta.

Kebijaksanaan pemanfaatan ruang pada kawasan perlindungan

setempat di Kabupaten Purwakarta ditujukan untuk melindungi

kawasan sempadan sungai, kawasan sekitar danau/waduk dan kawasan

sekitar mata air dari kemungkinan ekspansi kegiatan budidaya yang

dapat mengganggu kelestariannya. Untuk memantapkan fungsinya,

kebijaksanaan pemanfaatan ruang pada kawasan perlindungan

setempat diarahkan untuk :

Melindungi sungai dari kegiatan penduduk yang dapat

mengganggu dan

merusak kualitas air sungai, kondisi fisik dan dasar sungai,

serta

mengamankan aliran sungai. Dalam kaitan ini perlu dilakukan upaya-

upaya :

Pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya di sepanjang sungai

yang

dapat mengganggu atau merusak kualitas air sungai;

Pengendalian terhadap kegiatan yang telah ada di sepanjang sungai

agar

tidak berkembang lebih jauh;

Pengamanan aliran sungai.

Perlindungan terhadap kawasan sekitar danau/waduk dilakukan

untuk

melindungi danau/waduk dari kegiatan budidaya yang dapat

mengganggu

kelestarian fungsi danau/waduk. Dalam hal ini perlu dilakukan upaya-

upaya :

Pencegahan dikembangkannya kegiatan budidaya yang

dapat

mengganggu atau merusak fungsi;

Pengendalian terhadap kegiatan budidaya yang telah ada di

kawasan

sekitar danau/waduk agar tidak berkembang lebih lanjut.

Perlindungan terhadap kawasan sekitar mata air dilakukan untuk

melindungi

mata air dari kegiatan budidaya yang dapat mengganggu kelestarian

fungsi

mata air sebagai suplai ketersediaan air baku. Dalam hal ini perlu

dilakukan

upaya-upaya :

Pencegahan dikembangkannya kegiatan budidaya yang

dapat

Page 19: Document5

mengganggu atau merusak fungsi;

Pengendalian terhadap kegiatan budidaya yang telah ada di

kawasan

sekitar mata air agar tidak berkembang lebih lanjut.

C. Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya

Kawasan suaka alam dan cagar budaya meliputi :

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 12

Page 20: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

1. Kawasan suaka alam,

Kawasan suaka alam adalah kawasan yang mewakili ekosistem khas

yang

merupakan habitat alami yang memberi perlindungan

bagi

perkembangan flora-fauna yang khas dan beraneka ragam.

Kriteria kawasan suaka alam yaitu terdiri dari cagar alam,

suaka

margasatwa, hutan wisata, daerah perlindungan satwa dan

daerah

pengungsian satwa.

Kawasan ini tidak terdapat di Kabupaten Purwakarta.

Pengelolaan kawasan suaka alam yang memiliki potensi

pariwisata memerlukan penataan ruang tersendiri dalam

pemanfaatannya, sehingga berhasil guna dengan tetap mendukung

fungsi konservasi. Untuk itu Dinas Kehutanan dan Perkebunan

perlu bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dalam pengelolaannya.

2. Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam

Tujuan perlindungan taman nasional, taman hutan raya, dan

taman

wisata alam yaitu untuk pengembangan pendidikan, rekreasi

dan

pariwisata, serta peningkatan kualitas lingkungan sekitarnya

dan

perlindungan dari pencemaran.

Kriteria lokasi taman nasional, taman hutan raya, dan taman

wisata

alam ditunjuk dan ditetapkan pemerintah.

Di Kabupaten Purwakarta tidak terdapat kawasan taman

nasional,

taman hutan raya dan taman wisata alam.

Pengelolaan kawasan ini tidak jauh berbeda dengan pengelolaan

kawasan

suaka alam yaitu memiliki potensi pariwisata memerlukan penataan

ruang

tersendiri dalam pemanfaatannya, sehingga berhasil guna dengan

tetap

mendukung fungsi konservasi. Dan untuk itu diperlukan kerjasama

antara

Dinas Kehutanan dan Perkebunan dengan Dinas Pariwisata

dalam

pengelolaannya.

Dalam mengatasi masalah tumpang tindih pemanfaatan ruang,

maka berlaku pasal 37 Keppres No. 32/1990 ayat 3 yaitu kegiatan

budidaya yang sudah ada di kawasan lindung yang mempunyai

Page 21: Document5

dampak penting terhadap lingkungan hidup dikenakan

ketentuan-ketentuan yang berlaku sebagaimana di maksud

dalam Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1986 tentang Analisis

Dampak Lingkungan (ayat 3). Apabila menurut analisis mengenai

dampak lingkungan kegiatan budidaya mengganggu fungsi

lindung, maka harus dicegah pengembangannya dan fungsi

sebagai kawasan lindung dikembalikan secara bertahap (ayat 4).

Untuk tumpang tindih kawasan lindung dengan izin lokasi

pertambangan, hal ini berlaku pasal 38 Keppres No. 32/1990

yaitu apabila ternyata di kawasan lindung sebagaimana di maksud

terdapat indikasi adanya deposit

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 13

Page 22: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

mineral atau air tanah atau kekayaan alam lainnya yang bila

diusahakan dinilai amat berharga bagi negara, maka kegiatan

budidaya di kawasan lindung tersebut dapat diizinkan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

(ayat 2). Apabila penambangan bahan galian dilakukan,

penambang bahan galian tersebut wajib melaksanakan upaya

perlindungan terhadap lingkungan hidup dan melaksanakan

rehabilitasi daerah bekas penambangan, sehingga kawasan lindung

dapat berfungsi kembali (ayat 4).

3. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan

Pengelolaan kawasan cagar budaya ini pada prinsipnya adalah

upaya melestarikan nilai-nilai budaya yang merupakan ciri

khas daerah. Pengelolaan kawasan cagar budaya ini

memerlukan koordinasi instansi terkait yaitu Dinas Pendidikan

Nasional serta Dinas Pariwisata. Kawasan ini berupa peninggalan

bersejarah dan makam-makam yang dianggap keramat yang

lokasi tersebar di Kabupaten Purwakarta.

D. Kawasan Rawan Bencana

Beberapa wilayah di Kabupaten Purwakarta yang mempunyai potensi

erosi cukup

tinggi adalah pada daratan dengan kemiringan lereng lapangan lebih

besar dari

40 %. Selain itu kawasan pegunungan dengan tutupan vegetasi jarang

(hutan

gundul) mempunyai peluang terjadinya erosi sebagai akibat gerusan

air hujan

yang mengikis permukaan tanah yang tidak tertutup tanaman. Di

Kabupaten

Purwakarta wilayah yang berpotensi terjadi longsor/erosi dan gerakan

tanah

adalah :

Kecamatan Bojong, Darangdan, Sukatani, Wanayasa dan Kecamatan

Sukasari

berupa tanah longsor

Kecamatan Campaka, Pasawahan, Wanayasa dan Kecamatan

Jatiluhur

berupa gerakan tanah

5.2.2 Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya

Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya meliputi budidaya

pertanian dan budidaya non-pertanian dapat diilhat pada Gambar 5.5 dan

Tabel 5.3.

A. Kawasan Budidaya Pertanian

Page 23: Document5

Pengembangan kawasan budidaya pertanian ini dilakukan

berdasarkan kesesuaian lahannya dan memperhatikan kondisi

penggunaan lahan eksisting.

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 14

Page 24: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

Tabel 5.3Rencana Pemanfaatan Ruang Kawasan BudidayaDi Wilayah Kabupaten Purwakarta Tahun 2012

Jenis Luas LokasiNo

1.

2

Kawasan BudidayaBudidaya Pertanian :

a. Pertanian Lahan Basah

b. Pertanian Lahan Kering

c. Peternakan

d. Perikanan

Budidaya Non Pertanian :a. Kawasan Perumahan dan

Permukiman

b. Zona Pertambangan

(Ha)

2.399,73

1.955,11

4.597,22

8.679,375

9.913,08

10.430,13

Penyebaran

Terdapat di Kecamatan : Kiarapedes 36,78 Ha Bojong 288,84 Ha Darangdan 1.192,51 Ha Pondoksalam 2,36 Ha Pasawahan 14,24 Ha Jatiluhur 145,94 Ha Sukatani 192,46 Ha Plered 78,45 Ha Tegalwaru 355,23 Ha Maniis 92,93 Ha

Terdapat di Kecamatan : Bungursari, Babakan Cikao, Campaka, Cibatu, Pondoksalam, Pasawahan, Jatiluhur, Sukatani, Sukasari.

Kecamatan Darangdan 541,04 Ha,

Kecamatan Bojong 223,75 Ha, Kecamatan Wanayasa 658,00 Ha Kecamatan Pasawahan 1.332,99

Ha Kecamatan Maniis 1.702,46 Ha,

dan Kecamatan Sukatani 138,98 Ha. Kecamatan Jatiluhur, Kecamatan Maniis, Kecamatan Sukasari, Kecamatan Tegalwaru, dan Kecamatan lainnya.

Tersebar di seluruh kecamatan, terutama pusat-pusat kota kecamatan.

Terdapat di kecamatan yangmempunyai potensi dan kelayakan tambang seperti : Kecamatan Plered, Kecamatan Sukatani, Kecamatan Pasawahan, Kecamatan Babakan Cikao, Kecamatan Campaka,

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 15

Page 25: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

Lanjutan Tabel 5.3

Kecamatan Jatiluhur, Kecamatan Purwakarta,

c. Kawasan Pariwisata

d. Kawasan Industri

e. Zona Industri

f. Kawasan Militer

Sumber : Hasil Rencana

1. Kawasan Pertanian Lahan Basah

1.225,00 Kecamatan Plered, dan Kecamatan lainnya yang memiliki

potensi objek wisata.

Tersebar di beberapa kecamatanseperti : Kecamatan Campaka, Kecamatan Cibatu, Kecamatan Bungursari,

3.140,79 Kecamatan Babakancikao, Kecamatan Purwakarta, Kecamatan Jatiluhur, Kecamatan Pasawahan, Kecamatan Plered dan Kecamatan Sukatani.

Kecamatan Campaka, Kecamatan Cibatu, Kecamatan Bungursari, Kecamatan Babakan Cikao,

737,80 Kecamatan Purwakarta, Kecamatan Jatiluhur, Kecamatan Pasawahan, Kecamatan Plered dan Kecamatan Sukatani.

125,00 Kecamatan Sukasari

Pengembangan kegiatan pertanian lahan basah secara ruang

dapat memberikan manfaat :

Mengurangi/menghilangkan impor dari wilayah lain.

Peningkatan produksi pangan dan mendayagunakan investasi yang

telah

ada.

Meningkatkan perkembangan sektor dan kegiatan ekonomi di

sekitarnya. Meningkatkan produktivitas lahan pertanian.

Upaya pelestarian sumberdaya alam untuk tanaman

pangan. Meningkatkan pendapatan masyarakat.

Meningkatkan pendapatan daerah dan

nasional. Meningkatkan kesempatan kerja.

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 16

Page 26: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

Gambar 5.5

Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 17

Page 27: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

Kriteria pengelolaan kawasan pertanian lahan basah adalah sebagai berikut :

a) Pengelolaan kawasan pertanian lahan basah dilakukan

untuk

memanfaatkan potensi lahan yang sesuai untuk lahan basah,

dalam

menghasilkan produksi pangan dengan tetap memperhatikan

kelestarian

lingkungan untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.

b) Kriteria Penetapan

Kriteria pengelolaan kawasan pertanian lahan basah meliputi :

Kawasan yang secara teknis fisik dapat digunakan untuk

pertanian

lahan basah.

Kawasan yang sekarang merupakan areal persawahan

(eksisting),

terutama persawahan beririgasi teknis.

Diupayakan untuk membentuk kawasan pertanian lahan basah

yang

kompak untuk mengefisienkan pengembangan prasarana

irigasi

(pengairan).

Potensi lahan untuk pengembangan kawasan pertanian di

Kabupaten Purwakarta terdapat di beberapa kecamatan dan jenis

komoditi pertanian yang dapat dikembangkan diantaranya tanaman

padi, palawija, hortikultura dan tanaman perkebunan (lihat Tabel 5.4).

Tabel 5.4 Jenis Komoditas Sektor Pertanian Yang Sesuai

Dikembangkan Di Wilayah Kabupaten Purwakarta

No Kecamatan

1 Jatiluhur

2 Sukasari

3 Maniis

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A

Page 28: Document5

Jenis Komoditi

Padi ladang, Kacang hijau, dan ubi kayu, Kacang panjang, terung, ketimun, kangkung, dan

bayam, Duku/langsat, jeruk, pisang, dan salak, Kelapa, kapok, bambu, kunir, dan kencur, Sapi, kerbau, domba, kambing, dan ayam buras, Perikanan jaring apung dan perairan umum. Kelapa, Kopi, kapok, kemiri, bambu, dan kencur, Sapi, kerbau, domba, kambing, dan ayam buras, Perikanan perairan umum. Padi ladang, Kedelai dan ubi jalar, Cabe, terung, ketimun, dan labu siam, Belimbing, mangga, duku/langsat, durian, sawo,

nangka, sirsak, dan melinjo, Teh, Sapi, kerbau, domba, kambing, ayam buras, ayam

ras dan itik, Perikanan jaring apung.

V - 18

Page 29: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

Lanjutan Tabel 5.4

4 Tegalwaru

5 Plered

6 Sukatani

7 Darangdan

8 Bojong

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A

Padi ladang, Kedelai, dan ubi jalar, Terung, dan ketimun, Mangga, sawo, pepaya, pisang, nenas, salak,

nangka, sirsak, dan sukun Teh, dan lada, Sapi, kerbau, domba, ayam buras, ayam ras dan

itik, Perikanan kolam dan perairan umum. Padi ladang, Kedelai, Kacang hijau, dan ubi kayu, Kacang panjang, terung, ketimun, dan kangkung, Alpokat, belimbing, mangga, Rambutan,

duku/langsat, jeruk, durian, jambu biji, sawo, pepaya, nangka, sirsak, dan sukun

Teh, kelapa, melinjo, kapok, kunir dan kencur, Sapi, Kerbau, kambing, domba, ayam buras, ayam

ras dan itik, Perikanan sawah, perikanan kolam, dan perikanan air

deras. Padi ladang, Ubi kayu, Kacang panjang, terung, dan kangkung, Mangga, rambutan, pepaya, nenas, nangka, dan

sirsak Teh, kelapa, lada dan kemiri, Sapi, Kerbau, kambing, domba, ayam buras, ayam

ras dan itik, Perikanan jaring apung. Padi sawah, Ubi kayu dan ubi jalar, Bawang daun, kubis, petsai/sawi, cabe, tomat, dan

buncis, Alpokat, belimbing, duku/langsat, pepaya, pisang,

nenas, salak, dan melinjo Cengkeh, kelapa, kopi, aren, kapolaga, vanili,

melinjo, kemiri, pala bambu, jahe, kunir dan kencur, Ayam ras, Perikanan sawah, kolam, dan perikanan air deras. Padi sawah, Ubi jalar, Bawang daun, kentang, kubis, petsai/sawi, tomat,

buncis, labu siam dan lain-lain, Pisang, Cengkeh, kelapa, kopi, aren, lada, kapolaga, vanili,

melinjo, kapok, kemiri, bambu, jahe, kunir, dan kencur,

Ayam ras, Perikanan sawah, kolam dan perikanan air deras.

V - 19

Page 30: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

Lanjutan Tabel 5.4

9 Wanayasa

10 Kiarapedes

11 Pasawahan

12 Pondoksalam

13 Purwakarta

14 Babakan Cikao

15 Campaka

16 Bungursari

17 Cibatu

Sumber : Hasil Rencana

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A

Padi sawah, Jagung dan ubi jalar, Bawang daun, kubis, petsai/sawi, cabe, tomat,

buncis, dan labu siam, Alpokat, belimbing, duku/langsat, salak, manggis,

melinjo, melon dan semangka, Cengkeh, kopi, aren, vanili, melinjo, pala, bambu,

jahe dan kunir, Sapi, kerbau, domba, kambing, ayam buras, & itik, Perikanan sawah, kolam dan perikanan air deras. Cengkeh, kelapa, kopi, aren, melinjo, kemiri, pala,

bambu, jahe, dan kunir, Kambing, domba, dan ayam ras, Perikanan sawah, dan kolam. Padi sawah, Jagung dan kacang tanah, Kacang panjang, ketimun, dan kangkung, Belimbing, mangga, pepaya, pisang, nenas, salak,

nangka, dan sirsak, Kelapa, kopi, kapok, dan bambu, Sapi, kerbau, domba, kambing dan itik, Perikanan sawah, kolam dan perikanan air deras. Kelapa, kopi, kapok, bambu, dan kencur, Sapi perah, sapi Potong, domba dan kambing, Perikanan sawah, kolam dan perikanan air deras. Padi sawah, Jagung, kacang tanah, dan ubi jalar, Bawang daun, Kacang panjang, terung dan lain-lain, Alpokat, mangga, Rambutan, jambu biji, sawo,

pepaya, nenas, nangka, dan Sirsak, Kelapa, kopi, kapok, dan bambu, Kambing, domba dan ayam buras, Perikanan sawah, kolam, perikanan air deras dan

perikanan perairan umum. Kelapa, kopi, kapok, kemiri, dan bambu, Sapi, kerbau, kambing dan domba, Perikanan sawah, kolam dan perikanan perairan umum. Padi ladang, Jagung, kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau, Kacang panjang, cabe, kangkung, dan bayam, Rambutan, jeruk, durian, jambu biji, sawo, nangka

dan sukun, Kelapa, kopi, aren, kapok, bambu, dan kunir, Sapi, domba, kambing, Kerbau, ayam buras, ayam

ras dan itik, Perikanan sawah, kolam dan perikanan perairan umum. Cengkeh, kelapa, kopi, aren, kapok, dan bambu, Sapi, kerbau, domba, kambing, ayam buras, ayam

ras dan itik, Perikanan sawah, kolam dan perikanan perairan umum. Kelapa, kopi, kapok, dan bambu, Sapi, kerbau, domba, kambing, ayam buras, ayam

ras dan itik, Perikanan sawah, kolam dan perikanan perairan umum.

V - 20

Page 31: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

2. Kawasan Pertanian Lahan Kering

Kriteria pengelolaan kawasan pertanian lahan kering yaitu sebagai berikut :

a) Pengelolaan kawasan pertanian lahan kering dilakukan

untuk

memanfaatkan potensi lahan yang sesuai untuk lahan kering,

dalam

meningkatkan produksi pangan dengan tetap

memperhatikan

kelestarian lingkungan untuk mewujudkan pembangunan

yang

berkelanjutan.

b) Kriteria Penetapan

Kriteria pengelolaan kawasan pertanian lahan kering meliputi :

Kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk

pertanian

lahan kering.

Terdapat peningkatan produktivitas apabila lahan

eksisting

dikonversi menjadi pertanian lahan kering.

Pengembangan kawasan yang kompak (bukan berupa spot-

spot

lokasi).

3. Kawasan Perkebunan

Kriteria pengelolaan kawasan Perkebunan adalah sebagai berikut :

a) Pengelolaan kawasan perkebunan dilakukan untuk

memanfaatkan

potensi lahan yang sesuai untuk kegiatan perkebunan,

dalam

meningkatkan produksi perkebunan dengan tetap

memperhatikan

kelestarian lingkungan untuk mewujudkan pembangunan

yang

berkelanjutan.

b) Kriteria Penetapan

Kriteria pengelolaan kawasan perkebunan meliputi :

Kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk

kegiatan

perkebunan.

Terdapat peningkatan produktivitas lahan apabila

penggunaan

lahan eksisting dikonversi menjadi lahan perkebunan.

Diupayakan membentuk kawasan perkebunan yang kompak.

Page 32: Document5

4. Kawasan Peternakan

Kriteria pengelolaan kawasan peternakan adalah sebagai berikut :

a. Pengelolaan kawasan peternakan dilakukan untuk memanfaatkan potensi

lahan yang sesuai untuk kegiatan peternakan dalam upaya meningkatkan

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 21

Page 33: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

produksi ternak dengan tetap mempertahankan kelestarian

lingkungan untuk mewujudkan pembangunan yang berwawasan

agribisnis.

b. Kriteria Penetapan, meliputi :

Kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk kegiatan

peternakan

dan tidak mengganggu kelestarian lingkungan.

Terdapat peningkatan produktivitas lahan apabila digunakan

menjadi

kawasan peternakan.

Diupayakan untuk membentuk kawasan agribisnis peternakan.

5. Kawasan Perikanan

Pengembangan kegiatan perikanan darat di Kabupaten Purwakarta

secara ruang dapat memberikan manfaat :

Peningkatan produksi perikanan dan mendayagunakan investasi

yang

telah ada di sekitarnya.

Pendayagunaan potensi pengairan yang dapat memproduksi

ikan

tawar.

Mendorong kegiatan sektor ekonomi di sekitarnya terutama

industri

perikanan dan perdagangan.

Meningkatkan fungsi lindung.

Upaya pelestarian sumberdaya alam.

Meningkatkan pendapatan masyarakat.

Meningkatkan pendapatan daerah dan

nasional. Meningkatkan kesempatan kerja.

Mendorong perkembangan masyarakat.

Kriteria pengelolaan kawasan perikanan adalah sebagai berikut :

a) Pengelolaan kawasan perikanan dilakukan untuk memanfaatkan

potensi

lahan yang sesuai untuk kegiatan perikanan, dalam meningkatkan

produksi

perikanan dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan

untuk

mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.

b) Kriteria Penetapan

Page 34: Document5

Kriteria pengelolaan kawasan perikanan meliputi :

Kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk

kegiatan

perikanan serta tidak mengganggu kelestarian lingkungan.

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 22

Page 35: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

Terdapat peningkatan produktivitas lahan dari penggunaan

lahan

sebelumnya.

Diupayakan untuk membentuk kawasan yang kompak.

6. Kawasan Hutan Produksi

Kriteria pengelolaan kawasan hutan produksi adalah sebagai berikut :

a) Pengelolaan kawasan hutan produksi dilakukan untuk

memanfaatkan ruang

beserta sumber daya hutan untuk menghasilkan produk-produk hasil

hutan

secara budidaya dalam mendukung kegiatan industri yang bahan

bakunya

hasil hutan dengan tetap memperhatikan kondisi lingkungan.

Sedapat

mungkin kawasan hutan produksi memiliki fungsi sebagai kawasan

yang

dikonservasi sebagai hutan lindung untuk memelihara ekosistem

hutan

Jawa Barat umumnya dan Kabupaten Purwakarta khususnya.

b) Kriteria Penetapan

Kriteria pengelolaan hutan kawasan hutan produksi meliputi :

Kawasan yang secara teknis sesuai dikembangkan untuk

kawasan

produksi.

Terdapat peningkatan produktivitas lahan apabila

penggunaan

lahan eksisting dikonversi menjadi hutan produksi.

Diupayakan membentuk kawasan hutan produksi yang kompak.

B. Kawasan Budidaya Non-Pertanian

Kawasan budidaya non-pertanian yang akan dikembangkan di

Kabupaten Purwakarta, meliputi kawasan permukiman, pertambangan dan

pariwisata.

1. Kawasan Permukiman

Arahan pengembangan kawasan permukiman meliputi :

Kawasan permukiman perkotaan yang meliputi kawasan

perkotaan

sebagai ibukota kecamatan.

Kawasan permukiman perdesaan mencakup perkampungan yang

telah

ada yang berada di luar kawasan lindung dan arahan

Page 36: Document5

bagi

perluasannya.

Dilakukan pengembangan kawasan permukiman yang kompak.

Dengan demikian, pengembangan kawasan permukiman di

Kabupaten Purwakarta meliputi :

a) Ibukota Kecamatan dan perluasannya (sesuai kebutuhan).

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 23

Page 37: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

b) Kelompok-kelompok permukiman Perdesaan.

Arahan pemanfaatan ruang permukiman perlu penjabaran lebih

lanjut dalam Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) dan Rencana

Detail Tata Ruang Kota (RDTRK).

2. Zona pertambangan

Mengacu kepada Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang di

Daerah (1989), dijelaskan sebagai berikut :

Zona pertambangan adalah kawasan yang diperuntukkan bagi

kegiatan

pertambangan, baik wilayah yang sedang maupun yang akan

segera

dilakukan kegiatan pertambangan.

Kriteria zona pertambangan sesuai dengan yang

ditetapkan

Departemen Pertambangan untuk daerah masing-masing

yang

mempunyai bahan tambang bernilai tinggi.

Potensi pengembangan bahan galian tambang di wilayah

Kabupaten Purwakarta yaitu sebagai berikut : (perhatikan pula

Tabel 5.5 dan Gambar

5.6)

Tabel 5.5

Zona Layak Tambang Di Kabupaten Purwakarta

NO KECAMATAN

Lempung1 Bungursari -2 Babakancikao -3 Campaka -4 Cibatu 546,835 Kiarapedes -6 Wanayasa -7 Bojong -8 Darangdan -9 Pondoksalam -10 Pasawahan -11 Purwakarta -12 Jatiluhur -13 Sukatani -14 Plered 285,3515 Tegalwaru -16 Sukasari -17 Maniis -

Total 832,18

Sumber : Hasil Rencana

JENIS BAHAN TAMBANG (Ha)Pasir Pasir Pasir Tanah

Sungai Darat Batu Tras Urug- - 361,04 - 72,99255,31 - 236,88 - 41,02- 1.268,19 422,67 - -- 1.739,14 492,60 - -- - - - -- - - - -- - - - -- - - - -- - 13,33 - -

33,24 264,72 433,83 427,83 -145,57 195,64 308,07 - -485,76 - 273,38 - 141,25

2,91 - - - 147,74- - - - -- - - - -

11,78 - - - -- - - - -934,57 3.467,69 2.541,80 427,83 403,00

JumlahBatu (Ha)

Andesit Emas- - 434,03- - 533,21- - 1.690,86- - 2.778,57- - 0,00- - 0,00- - 0,00- - 0,00- - 13,33- - 1.159,62- - 649,28

52,18 - 952,571.647,23 23,66 1.821,54

99,99 - 385,34- - 0,00- - 11,78- - 0,00

1.799,40 23,66 10.430,13

Page 38: Document5

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 24

Page 39: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

Gambar 5.6

Zona Layak Tambang

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 25

Page 40: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

a. Lempung

Dapat dijumpai di Kecamatan Cibatu dan Plered dengan luas

penyebaran seluruhnya 832,18 Ha.

b. Pasir Sungai

Umumnya terdapat di sungai, tempat-tempat yang telah

diusahakan yaitu di sungai Cidadap, sungai Cilamaya, sungai

Ciherang, sekitar sungai Cinusa timur Gunung Batu. Luas

penyebaran pasir sungai di Kabupaten Purwakarta sekitar 934,57

Ha.

c. Pasir Darat

Penyebaran pasir darat di Kabupaten Purwakarta dapat ditemui di

empat kecamatan dengan luas 3.467,69 Ha.

d. Pasir Batu

Pasir batu di Kabupaten Purwakarta didapat di sungai Ciherang,

sektor Cikadu di sebelah barat sungai Cilamaya di timur Pr. Jambe

wangun tiga di sungai Cilangkap dan anak sungainya. Penyebaran

bahan tambang ini diperkirakan meliputi areal seluas 2.541,80 Ha.

e. Tras

Di Kabupaten Purwakarta tras cukup banyak didapatkan, tempat-

tempat

yang trasnya telah diusahakan adalah di kampung Cihuni tepi

sungai

Cibuluh, Kampung Munjul, Kampung Parakan Lima, Kampung

Sodri,

Parakan Lampengan, Parakan Sawit, dan Parakan Nangka.

Berdasrkan

analisis zona kelayakan tambang, maka bahan tambang ini yang

sesuai

untuk diusahakan terdapat di Kecamatan Pasawahan dengan luas

427,83

Ha.

f. Tanah Urug

Bahan tambang ini dapat diusahakan di empat kecamatan

dengan luas areal sekitar 403 Ha.

g. Batu Andesit

Kecamatan Sukatani merupakan daerah yang paling luas zona

kelayakan

usaha batu andesit dengan luas 1.647,23 Ha dari 1.799,40 Ha zona

layak

tambang seluruh Kabupaten Puyrwakarta. Penyebarannya

terdapat di

sekitar Gunung Sangga Buana, Gunung Bojong Halimun, Pr.

Cadas

Page 41: Document5

Malang, kemudian di bagian tengah seperti Gunung Lembu,

Gunung

Parang, Gunung Bongkok, Pr. Jatiluhur, Gunung Burangrang,

Pr.

Rancadarah, Pr. Sindang Leungis, Gunung Cilalawi, Pr.

Pamoyanan dan

Gunung Aseupan.

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 26

Page 42: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

h. Emas

Bahan tambang yang memiliki nilai ekonomi tinggi berupa emas

dapat diusahakan di Kecamatan Sukatani dengan luas layak

tambang sekitar 23,66 Ha.

Arahan pengembangan kawasan layak tambang yaitu lokasinya

terletak di luar kawasan lindung, bukan merupakan lahan sawah

irigasi teknis dan diusahakan jauh dari kawasan permukiman

penduduk. Hal ini yang perlu diperhatikan dalam kegiatan

eksploitasi tambang adalah mekanisme pengelolaan kawasan

bekas pertambangan, baik sarana maupun prasarana penunjang

kegiatan pertambangan.

3. Kawasan Pariwisata

Tujuan pengembangan kawasan pariwisata adalah untuk

mengembangkan kawasan yang memiliki objek wisata potensial,

baik untuk wisatawan mancanegara maupun lokal.

Pengembangan kawasan pariwisata dilakukan dengan

pertimbangan : Kesesuaian dengan kebijaksanaan daerah.

Memiliki potensi pariwisata.

Obyek/Kawasan wisata yang harus memperoleh perhatian

adalah obyek/kawasan wisata yang belum/sedang berkembang

tetapi memiliki potensi yang sangat besar dalam menyumbang

devisa baik bagi pemerintah daerah. Obyek wisata yang

berpotensi dikembangkan di Kabupaten Purwakarta dapat dilihat

pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6

Sebaran Potensi Dan Daya Tarik Obyek Wisata

No Kecamatan

1 Purwakarta

2 Jatiluhur

Nama Obyek danDaya Tarik Wisata

Situ Buleud

Pabrik kain songketGedung Negara

Gedung Karesidenan

Makam Baing Yusuf

Mesjid Agung

Rumah Kuno Citalang

Sanggar Seni

Pariwisata JatiluhurBumi Satelit IndosatAgro Wisata UbrugMakam Wali Kuning

Jenis/Klasifikasi Daya Tarik

Situ/Alam Taman kota, arenajoging

Kerajinan/binaan manusia Cinderamata Gedung sejarah/binaan Bangunan sejarahmanusiaGedung sejarah/binaan Bangunan sejarahmanusiaMakam Keramat/binaan Ziarah religiusmanusiaGedung sejarah/binaan Ziarah religiusmanusiaBangunan kuno/binaan Bangunan kunomanusiaKesenian Daerah/binaan Atraksi wisatamanusiaDanau/binaan manusia Danau/PLTATeknologi/binaan manusia Satelit komunikasi Alam/karya manusia PerikananMakam keramat/binaan Ziarah religiusmanusia

Page 43: Document5

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 27

Page 44: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

Lanjutan Tabel 5.6

3 Sukasari

4 Campaka

5 Cibatu

6 Bungursari

7 Babakan Cikao

8 Plered

9 Tegalwaru

10 Sukatani

11 Maniis

12 Darangdan

13 Wanayasa

14 Kiarapedes

15 Bojong

16 Pondoksalam

Makam Mbah Panyingkiran Makam Keramat/binaan Ziarah religiusmanusia

Makam Mbah Guha Makam Keramat/binaan Ziarah religiusPangatikan manusiaMakam Mbah Kota Kembang Makam Keramat/binaan Ziarah religius

manusiaSitu Cikumpay Situ/Alam Situ/PerkebunanMakam Panembahan Makam Keramat/binaan Ziarah religiusGunung Jatiwangi manusiaMakam Cakrabuana Makam Keramat/binaan Ziarah religius

manusiaMakam Mbah Cakrayuda Makam Keramat/binaan Ziarah religius

manusiaMakam Mbah Parung Makam Keramat/binaan Ziarah religius

manusiaSitu Kamojing Situ/Alam SituBukit Indah Purwakarta Kota Industri/binaan Proses industri

manusiaMakam Ibu Cikao Makam Keramat/binaan Ziarah religius

manusiaSentra Keramik Plered Kerajinan/binaan manusia CinderamataMakam Mbah Sumadhita Makam Keramat/binaan

Ziarah religiusAnggatuda manusiaMakam Balung Tunggal Makam Keramat/binaan Ziarah religius

manusiaMakam Dalem Kuwa Makam Keramat/binaan Ziarah religius

manusiaMakam Mama Sempur Makam Keramat/binaan Ziarah religius

manusiaCurug Gandasoli Air terjun/Alam Air terjunPanorama Galumpit Panorama/Alam Rekreasi airGunung Parang Gunung/Alam Panjat TebingGunung Cupu Gunung/Alam MendakiPusat Penjualan Makanan Cinderamata/binaan

Cinderamata/kerajinanKhas manusiaPLTA Cirata PLTA/binaan manusia Turbin/teknologiAgro Wisata Maniis Agro wisata/Alam Jaring terpungMakam Cotak Makam Keramat/binaan Ziarah religius

manusiaSitu Wanayasa Situ/Alam Sittu/panoramaCurug Cipurut Air Terjun/Alam Air Terjun/panoramaAgro Wisata Manggis Agro Wisata/Alam Perkebunan ManggisMakam Dalem Santri Makam Keramat/binaan Ziarah religius

manusiaMakam Serpong Makam Keramat/binaan Ziarah religius

manusiaMakam Eyang Parta Kusuma Makam Keramat/binaan Ziarah religius

manusiaAgro Wisata Golden Melon Agro wisata/Alam Perkebunan ManggisAir Panas Ciracas Air panas/Alam Sumber Air Panas/

PanoramaGuha Garacina Guha/Alam/binaan Guha/sejarah

manusiaAgro Wisata Perkebunan Teh Agro Wisata/Alam Perkebunan TehKampung CikerisMakam Mbah Garda Makam Keramat/binaan Ziarah religius

manusiaRanca Darah Tempat Sejarah/binaan Perkemahan

manusia

Sumber : RIPPDA Kabupaten Purwakarta

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 28

Page 45: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

Untuk mendukung pengembangan kawasan pariwisata ini perlu

dilakukan studi perencanaan secara detail sekaligus

pengembangan prasarana dan sarana pendukungnya.

4. Kawasan dan Zona Industri

Pemanfaatan ruang bagi kegiatan industri di Kabupaten Purwakarta

dibedakan menjadi dua jenis yaitu kawasan industri dan zona industri.

Alokasi ruang bagi kawasan industri lebih memanfaatkan akses

jalan tol yang telah ada (Cikopo/Cikampek - Jakarta) maupun

rencana jalan tol Cipularang. Sedangkan zona industri yang tidak

dikelola secara khusus seperti halnya kawasan industri direncanakan

lokasinya menyebar secara merata dan dihubungkan dengan

prasarana jalan dengan kawasan industri.

Beberapa pertimbangan dalam pengaturan kegiatan industri

direncanakan dan diusahakan sebagai berikut :

Bagi zona industri diarahkan menyediakan Instalasi Pengolah Air

Limbah

(IPAL) secara terpadu, sehingga limbah B3 dapat dieliminasi

sebelum

dibuang.

Kawasan Industri yang telah memiliki ijin lokasi diberi kemudahan

perubahan

pemanfaatan lahan khususnya untuk perumahan, sebagai bagian

penyediaan

perumahan bagi karyawan.

Memberikan batasan waktu dan monitoring yang cermat

terhadap

pelaksanaan penguasaan tanah bagi perusahaan pengembang

yang telah

memiliki ijin lokasi.

Pembangunan prasarana jalan untuk mempermudah koleksi dan

distribusi

hasil industri dari zona/kawasan industri. Selain itu pengawasan

terhadap

beban kendaraan dari dan menuju zona/kawasan industri perlu

diperhatikan

untuk mempertahankan kualitas jalan.

5.3 Rencana Pengembangan Sarana Sosial Ekonomi

Rencana pengembangan sarana wilayah sangat penting guna

menunjang pengembangan di wilayah Kabupaten Purwakarta.

Rencana pengembangan sarana meliputi sarana sosial ekonomi

(pendidikan, kesehatan, peribadatan dan perdagangan).

Page 46: Document5

Tingkat pemenuhan kebutuhan pelayanan sarana sosial dan ekonomi tiap

wilayah ditentukan oleh kelengkapan pelayanan yang tersedia. Sarana-

sarana ini merupakan faktor penunjang bagi penduduk untuk melaksanakan

kegiatan sehari-hari.

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 29

Page 47: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

A. Sarana Pendidikan

Rencana pengembangan sarana pendidikan di wilayah Kabupaten

Purwakarta meliputi taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD),

sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), sekolah lanjutan tingkat atas

(SLTA) dan perguruan tinggi.

1. Taman Kanak - Kanak

Kebutuhan pengembangan sarana ini hingga tahun 2012

berdasarkan hasil analisis berjumlah 121 unit, sedangkan kondisi

eksisting sarana ini berjumlah 41 unit. Sehingga sampai tahun 2012

diperlukan penambahan taman kanakkanak sejumlah 80 unit.

Pembangunan sarana TK tidak mutlak harus dilaksanakan tetapi

disesuaikan dengan kebutuhan. Sarana ini diarahkan

penempatannya di pusat-pusat lingkungan permukiman penduduk.

2. Sekolah Dasar (SD)

Kebutuhan pengembangan sarana ini hingga tahun 2012

berdasarkan hasil analisis berjumlah 533 unit, sedangkan kondisi

eksisting sarana ini berjumlah 453 unit. Sehingga sampai tahun 2012

diperlukan penambahan jumlah SD sebanyak 80 unit.

Sarana ini mempunyai skala pelayanan tingkat lingkungan, maka

penempatan lokasi sarana ini diarahkan di pusat-pusat lingkungan

permukiman.

3. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)

Kebutuhan pengembangan sarana ini hingga tahun 2012

berdasarkan hasil analisis berjumlah 78 unit, sedangkan kondisi

eksisting sarana ini berjumlah 38 unit. Sehingga sampai tahun 2012

diperlukan penambahan jumlah SLTP sebanyak 40 unit.

Sarana ini mempunyai skala pelayanan tingkat kecamatan, maka

penempatan lokasi sarana ini diarahkan di pusat-pusat kecamatan

(ibukota kecamatan).

4. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)

Kebutuhan pengembangan sarana ini hingga tahun 2012

berdasarkan hasil analisis berjumlah 65 unit, sedangkan kondisi

eksisting sarana ini berjumlah 25 unit. Sehingga sampai tahun 2012

diperlukan penambahan jumlah SLTA sebanyak 40 unit.

Sarana ini mempunyai skala pelayanan tingkat kecamatan/kota,

maka penempatan lokasi sarana ini diarahkan di pusat-pusat

kecamatan (ibukota kecamatan).

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 30

Page 48: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

5. Perguruan Tinggi

Salah satu misi yang diemban oleh Kabupaten Purwakarta

adalah

meningkatkan sumber daya manusia. Sesuai dengan misi tersebut

perlu

dipertimbangkan pengembangan pendidikan tinggi selain yang sudah

ada di

wilayah Kabupaten Purwakarta sebagai salah satu strategi

guna

meningkatkan kualitas dan sumber daya manusia. Berdasarkan hal

tersebut

maka diperlukan pengembangan unit sarana Perguruan Tinggi

yang

diarahkan lokasinya di kota Cikopo yang melayani tidak saja penduduk

Cikopo

tetapi melayani pula penduduk yang ada di Kecamatan Cikampek

(Kabupaten

Karawang). Pada saat ini jumlah Perguruan tinggi Negeri sebanyak 1

unit dan

Perguruan Tinggi Swasta sebanyak 10 unit. Kondisi ini hingga

tahun 2012

tidak berubah.

B. Sarana Kesehatan

Rencana pengembangan sarana kesehatan di wilayah Kabupaten

Purwakarta meliputi rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu,

balai pengobatan, dan puskesmas keliling.

1. Rumah Sakit

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan akan rumah sakit sampai tahun

2012 di wilayah Kabupaten Purwakarta perlu penambahan satu unit

Rumah Sakit dari Rumah Sakit yang telah tersedia, hal ini

dilakukan untuk mendukung perkembangan penduduk dan

pertumbuhan kawasan perkotaan. Arahan penempatan lokasi

Rumah Sakit tambahan diusulkan di sekitar Cikopo sebagai salah

satu elemen pendukung fungsi Cikopo sebagai PKW.

2. Puskesmas

Berdasarkan hasil analisis hingga tahun 2012 diperlukan sarana

puskesmas sebanyak 43 unit. Saat ini di wilayah Kabupaten

Purwakarta telah tersedia puskesmas sebanyak 23 unit. Maka hingga

akhir tahun perencanaan (tahun 2012) diperlukan penambahan

sebanyak 20 unit.

Sarana ini mempunyai skala pelayanan tingkat kecamatan

sehingga penempatan alokasi sarana ini diarahkan di ibukota-ibukota

kecamatan.

Page 49: Document5

3. Puskesmas Pembantu

Puskesmas Pembantu dibutuhkan untuk melayani masyarakat

yang tidak terjangkau oleh sarana Puskesmas. Berdasarkan hasil

analisis hingga tahun 2012 diperlukan sarana Puskesmas Pembantu

sebanyak 70 unit. Saat ini di wilayah Kabupaten Purwakarta telah

tersedia sarana ini sebanyak 50 unit. Maka sampai tahun 2012

dibutuhkan pengembangan sarana ini guna melayani masyarakat

sebanyak 20 unit. Sarana ini mempunyai skala

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 31

Page 50: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

pelayanan bagian wilayah kecamatan. Maka penempatan alokasi

sarana ini diarahkan di bagian sub pusat pengembangan

kecamatan yang melayani desa-desa yang lokasinya tidak terjangkau

oleh pelayanan Puskesmas.

4. BKIA dan Rumah Bersalin

BKIA dan Rumah Bersalin disediakan untuk melayani pemeriksaan

kandungan dan proses persalinan bagi ibu-ibu hamil dan melahirkan.

Berdasarkan hasil analisis, hingga tahun 2012 dibutuhkan BKIA dan

Rumah Bersalin sejumlah 129 unit, sedangkan pada tahun eksisting

telah tersedia sejumlah 9 unit. Sehingga sampai tahun 2012

diperlukan penambahan sarana ini sejumlah 120 unit. Sarana ini

diarahkan alokasinya di pusat-pusat desa, terutama desadesa yang

belum memiliki sarana kesehatan sama sekali.

C. Sarana Peribadatan

Berdasarkan hasil analisis hingga tahun 2012 kebutuhan sarana

peribadatan di

Kabupaten Purwakarta menurut jenis dan tingkat pelayananannya adalah

sebagai

berikut :

- Surau Langgar sampai akhir tahun rencana (2012) diperlukan sebanyak

4.120 unit, sampai saat ini (2001) sarana ini telah tersedia sebanyak 1.329

unit.

- Mesjid sampai akhir tahun rencana masih dapat terpenuhi oleh

kondisi saat

ini, demikian pula dengan sarana peribadatan non muslim seperti

Gereja,

Pura, Klenteng masih dapat dipenuhi oleh sarana yang tersedia saat

ini.

D. Sarana Perdagangan

Sarana Perdagangan yang diperlukan di Kabupaten Purwakarta untuk

memenuhi kebutuhan penduduk dan sebagai salah satu berkembangnya

kawasan perkotaan diantaranya adalah Pertokoan, pusat perbelanjaan

lingkungan permukiman dan pusat perbelanjaan skala kecamatan.

Berdasarkan hasil analisis hingga tahun 2012 ketiga sarana perdagangan

tersebut adalah sebagai berikut :

Pertokoan diperlukan sebanyak 378 unit dengan arahan lokasi pada

pusat

pelayanan lingkungan di perkotaan.

Pusat Perbelanjaan Lingkungan Permukiman dibutuhkan sebanyak

34 unit

arahan lokasi kegiatan sarana ini adalah pada sub-sub pusat

Page 51: Document5

kecamatan atau

pada ibukota kecamatan yang belum memiliki pasar.

Pusat Perbelanjaan Skala Kecamatan diperlukan sebanyak 6 unit

yang

alokasinya diarahkan pada kecamatan-kecamatan yang belum

memiliki pasar

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 32

Page 52: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

5.4 Rencana Pengembangan Kawasan prioritas

Berdasarkan hasil identifikasi, wilayah di Kabupaten Purwakarta

yang perlu mendapat dukungan penataan ruang mengingat potensi

yang dimilikinya, yaitu : (lihat Gambar 5.7) :

1. Kawasan sekitar interchange/ pintu-pintu toll di Sadang, Ciganea, dan Plered

2. Kawasan Cikopo yang telah ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah

(PKW)

Jawa Barat

3. Kawasan wisata dan industri sekitar Waduk Jatiluhur

4. Kota-kota yang telah ditetapkan sebagai pusat Wilayah Pembangunan,

yaitu kota

Purwakarta, Wanayasa dan Kota Plered.

5. Kota-kota pusat kecamatan baru yang perlu segera ditata untuk

mendorong

perkembangan desa-desa di sekitarnya.

6. Kota-kota dan kecamatan yang akan dilewati oleh rencana jalan

lingkar timur

dalam, lingkar timur luar (Cikopo -Cibatu-Wanayasa-Sawit) dan jalan

lingkar barat

(Cibungur - Cikaobandung - Kutamanah - Kertamanah- Sirna Galih -

Perbatasan

Cianjur dan Darangdan - Cilangkap - Perbatasan ke Rajamandala)

Page 53: Document5

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 33

Page 54: Document5

R e n c a n a T a t a R u a n g W i l a y a h

K a b u p a t e n P u r w a k a r t a

Gambar 5.7

Rencana Kawasan prioritas

R T R W K A B U P A T E N P U R W A K A R T A V - 34