5.4 tiang pancang 5.4.1 momen akibat pengangkatan satu...

24
323 5.4 Tiang Pancang 5.4.1 Momen akibat pengangkatan satu titik Gambar 5.79 Pengangkatan dengan 1 titik ( ) ( ) 2 1 2 2 2 1 2 1 x q 2 1 x R Mx a L 2 2aq qL a) - (L 2 qa - 2 a) - (L q a L 1 qa 2 1 a L q 2 1 R a q 2 1 M = = = × = × × = Syarat Maksimum 0 = dx dMx R 1 – qx = 0 { } ) ( 2 ) 2 ( 2 1 a L aL L q R x = = 2 2 2 1 ) ( 2 2 2 1 ) ( 2 2 max = a L aL L q a L aL L R M 2 2 ) ( 2 2 2 1 max = a L aL L q M

Upload: voliem

Post on 19-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 5.4 Tiang Pancang 5.4.1 Momen akibat pengangkatan satu titikeprints.undip.ac.id/33982/8/1870_CHAPTER_V.pdf · Jenis Hammer yang akan digunakan adalah tipe K –35 dengan berat

323

5.4 Tiang Pancang

5.4.1 Momen akibat pengangkatan satu titik

Gambar 5.79 Pengangkatan dengan 1 titik

( ) ( )2

1

222

1

21

xq21xRMx

aL 22aqqL

a)-(L2qa -

2a)-(L q

aL1qa

21 aL q

21R

aq21M

−=

−−

==−

×−−=

××=

Syarat Maksimum 0=dx

dMx

R1 – qx = 0

{ })(2)2( 2

1

aLaLL

qRx

−−

==

222

1 )(22

21

)(22max ⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛−

−−

−−

=aLaLLq

aLaLLRM

22

)(22

21max ⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛−

−=

aLaLLqM

Page 2: 5.4 Tiang Pancang 5.4.1 Momen akibat pengangkatan satu titikeprints.undip.ac.id/33982/8/1870_CHAPTER_V.pdf · Jenis Hammer yang akan digunakan adalah tipe K –35 dengan berat

324

M1 = M2 22

2

)(22

21

21

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛−

−=

aLaLLqqa

( )

)(,)(,

uhitidakmemenm393amemenuhim696a

2.14.1.625100100

a

0625a100a

m 25 L 0LaL4a

a)-(L 22aL L a

2

1

2

1,2

2

22

2

==

−−±=

=+−

=→=+−

−=

a = 0,297 × L = 0,297 x 25 = 7,245 m

WD = betond γπ ××× 2

41 = 240040143

41 2 ××× ,, = 301,44 kg/m

WL = 40 kg/m

qtot = 1,2 WD + 1,6 WL = (1,2 × 301,44) + (1,6 × 40) = 425,728 kg

M1 = M2 = Mmax

= 2

21 aq×× = 26,69 44301

21

×× ,

= 9526,96 kgm = 9,527.104 Nm

5.4.2 Momen akibat pengangkatan dengan dua titik

Gambar 5.80 Pengangkatan dengan dua titik

Page 3: 5.4 Tiang Pancang 5.4.1 Momen akibat pengangkatan satu titikeprints.undip.ac.id/33982/8/1870_CHAPTER_V.pdf · Jenis Hammer yang akan digunakan adalah tipe K –35 dengan berat

325

( )

( )

L0,209a

qa212aL q

81qa

21

MM

qa212aL q

81M

aq21M

222

21

222

21

×=

−−=

=

−−=

××=

a = 0,209 x 25 = 5,125

M1= M2=Mmax = 2

21 aq×× = 1255 728425

21 ,, ×× =5811,32 kgm = 5,811.104Nm

Pada perhitungan tulangan didasarkan pada momen pengangkatan

dengan 1 titik karena momen yang didapat dari 2 titik pengangkatan lebih kecil

daripada momen pengangkatan akibat 1 titik. Pada perhitungan tulangan

didasarkan pada momen pengangkatan dengan 1 titik.

M design = 1,5 × MMax = 1,5 × 9526,96 = 14290,44 kgm = 1,43 .105 Nm

Direncanakan ;

f’c = 45 Mpa

fy = 240 Mpa

Diameter pancang (h) = 400 mm

Tebal selimut (p) = 50 mm

Diameter efektif (d) = 400 – 50 – 0,5 × 14 – 8 = 335 mm

Tulangan

Untuk K – 450 ( fc’= 37,5 Mpa ) dan BJTP 24 ( fy = 240 Mpa )

07260240600

600x240

45x850x850x750

8501anafy600

600xfy

xfc850x1x750

005830240

41fy41

,,,,max

,dim',,max

,,,min

=⎥⎦⎤

⎢⎣⎡

+=ρ

=β⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡+

β=ρ

===ρ

Page 4: 5.4 Tiang Pancang 5.4.1 Momen akibat pengangkatan satu titikeprints.undip.ac.id/33982/8/1870_CHAPTER_V.pdf · Jenis Hammer yang akan digunakan adalah tipe K –35 dengan berat

326

Tiang pancang berbentuk bulat, sehingga perhitungannya dikonfirmasikan ke

dalam bentuk bujur sangkar dengan b = 0,88D = 0,88. 0,4 = 0,352 m

0,0181ρ0278,3ρ192ρ112,602

ρ112,602ρ192352352

1,43.1045

240xρ588,01240x8,0xρbxdMu

'fcfyxρ588,01fy.φ.ρ

bxdMu

2

22

8

2

2

==+−

−=×

⎥⎦⎤

⎢⎣⎡ −=

⎥⎦⎤

⎢⎣⎡ −=

ρmin = 0,00583

ρmaks = 0,0726

Tulangan utama

Ast = ρ.b.d.106 = 0,0181x 352x352 = 2242,66 mm2

Dipakai tulangan 10D19 ( Ast = 2835 mm2 )

• Kontrol terhadap Tumbukan Hammer

Jenis Hammer yang akan digunakan adalah tipe K –35 dengan berat

hammer 3,5 ton.

Daya dukung satu tiang pancang = 7,17.105 N

Rumus Tumbukan :

( )csHWrR+Φ

=.

Dimana :

R = Kemampuan dukung tiang akibat tumbukan

Wr = Berat Hammer = 3,5 T = 35 kN

H = Tinggi jatuh Hammer = 1,5 m

S = final settlement rata-rata = 2,5 cm

C = Koefisien untuk double acting system Hammer = 0,1

ρ min< ρ < ρmax

Page 5: 5.4 Tiang Pancang 5.4.1 Momen akibat pengangkatan satu titikeprints.undip.ac.id/33982/8/1870_CHAPTER_V.pdf · Jenis Hammer yang akan digunakan adalah tipe K –35 dengan berat

327

Maka :

( )csHWrR+Φ

=.

( )1,0025,02,05,135+

=xR = 210 kN

2,1.105 N < Ptiang = 7,17.105 N ….. ( Aman )

• Penulangan Akibat Tumbukan

Dipakai rumus New Engineering Formula :

csHWrehPU +

=..

Dimana :

PU = Daya Dukung Tiang tunggal

eh = efisiensi Hammer = 0,8

H = Tinggi jatuh Hammer = 1,5 m

S = final settlement rata-rata = 2,5 cm

Maka :

csHWrehPU +

=.. =

1,0025,05,1358,0

+xx = 336 kN

Menurut SKSNI – T – 03 – 1991 Pasal 3.3.3.5

Kuat Tekan Struktur :

Pmak = 0,8 ( 0,85 f’c ( Ag – Agt ) + fy.Ast )

336000 = 0,8 ( 0,85.45 ( 3,14.2002- Agt ) + 45.Ast )

Ast = - 830746

Karena hasil negatif, maka digunakan :

Ast = 1 % x 3,14 x 2002

Ast = 1256 mm2

Dipakai tulangan 10 D 19 ( Ast = 2835 mm2)

Page 6: 5.4 Tiang Pancang 5.4.1 Momen akibat pengangkatan satu titikeprints.undip.ac.id/33982/8/1870_CHAPTER_V.pdf · Jenis Hammer yang akan digunakan adalah tipe K –35 dengan berat

328

POT 1 -1

Kontrol geser

( ) ( )

( ) ( )2b

22b

40x143x41x9025x728425x21696x728425

d41x90Lq21aq

d41x90D

,,/,,/,,./,

../../,

max

+=τ

π+−

= 72272,826 kg/m2 = 7,227 kg/cm2 2

b cmkg1600530 /, =σ→σ=τ

= 0,53 . 1600 = 848 kg /cm2

karena bτ < ijinbτ maka tidak perlu tulangan geser,maka digunakan tulangan

sengkang praktis yaitu tulangan spiral.

5.4.3 Perhitungan Tulangan Spiral

Rasio penulangan spiral :

065602400450x1

30414041450

fyfcx1

AcAg450

2

2

s

s

,../../,

,

=⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛−

ππ

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ −=ρ

Page 7: 5.4 Tiang Pancang 5.4.1 Momen akibat pengangkatan satu titikeprints.undip.ac.id/33982/8/1870_CHAPTER_V.pdf · Jenis Hammer yang akan digunakan adalah tipe K –35 dengan berat

329

As = 2 x ρs x Ac

= 2 x 0,0656 x ¼.π 402 = 164,85 cm2

s = 2 x π x Dc x Asp/s

= 2 x 3,14 x 40 x ¼ .3,14.0,82/164,85

= 0,76 cm→ 6 cm

sehingga dipakai tulangan Ø8-60

sengkang pada ujung tiang dipakai Ø8-60

sengkang pada tengah tiang dipakai Ø8-100

Gambar 5.81 Penulangan Tiang Pancang

Page 8: 5.4 Tiang Pancang 5.4.1 Momen akibat pengangkatan satu titikeprints.undip.ac.id/33982/8/1870_CHAPTER_V.pdf · Jenis Hammer yang akan digunakan adalah tipe K –35 dengan berat

330

5.5 Perencanaan Wing Wall

Perencanaan wing wall bertujuan untuk menahan stabilisasi tanah urugan

dibelakang abutmen.

Gambar 5.82 Pembebanan untuk Wing Wall

Tanah merupakan tanah urugan, diambil tanah dengan data

sebagai berikut :

γt = 1,75 t/m3. ∅ = 250. C = 0,12 kg/cm2.

Ka = tg2 (45 - )2ϕ = tg2 ( 45 – )

2ϕ = 0,41

Tegangan – tegangan yang terjadi :

σ1 = ( q * Ka )

= ( 1,050 * 0,41 ) = 0,431 t/m2.

σ2 = ( γ * Ka * h )

= ( 1,75 * 0,41 * 6,20 ) = 4,448 t/m2

Page 9: 5.4 Tiang Pancang 5.4.1 Momen akibat pengangkatan satu titikeprints.undip.ac.id/33982/8/1870_CHAPTER_V.pdf · Jenis Hammer yang akan digunakan adalah tipe K –35 dengan berat

331

Tekanan tanah aktif :

P1 = 0,431 * 6,20 * 5 = 13,361 ton

P2 = 4,090 * 6,20 * 5 = 137,888 ton

Momen yang terjadi :

MP1 = 13,361 * 3,10 = 41,419 ton.m

MP2 = 137,888 * 2,067 = 285,014 ton.m

Mtotal = 41,419 + 285,014 = 326,433 ton.m

Penulangan Wing Wall :

Tebal plat 250 mm

d diambil 210 mm

222 /210,740

21*10032643300 cmkg

bdMu

==

ρ = 0,0023

syarat ρ min ≤ ρ ≤ ρ max

ρ min = 0,0035

ρ max = 0,028

Maka, digunakan ρ min = 0,0035

As = ρ * b * d

= 0,0035 * 1000 * 210 = 735 mm2.

Digunakan tulangan D16 – 200 ( As = 1005 mm2 )

Checking :

ρ = As terpasang / (b*d)

= 1005 / (1000 * 210 )

= 0,00478 < ρ max ( Ok )

Tulangan Pembagi

= 0,0025 * b * d

= 0,0025 * 1000 * 210 = 525 mm2.

digunakan tulangan D12 – 200 ( As = 566 mm2 )

Page 10: 5.4 Tiang Pancang 5.4.1 Momen akibat pengangkatan satu titikeprints.undip.ac.id/33982/8/1870_CHAPTER_V.pdf · Jenis Hammer yang akan digunakan adalah tipe K –35 dengan berat

332

5.6 Stabilitas Timbunan Optrit

γt = 1,75 t/m3. γt = 1,63 t/m3.

∅ = 250. ∅ = 100.

C = 0,12 kg/cm2 = 1,2 t/m2 C = 0,13 kg/cm2 = 1,3 t/m2

σ = 0,68 kg/m2

Ka = tg2 (45 - )2ϕ

= tg2 ( 45 – )2

25o

= 0,41

tegangan tanah yang terjadi

Pa = ½ ( γ * Ka * H2 )

= ½ ( 1,75 * 0,41 * 42 ) = 5,74 t/m2

Besarnya gaya internal lapisan tanah :

S1 = H * Cu * tan ∅

= 4 * 1,2 * tan 25o = 2,238 t/m

Untuk stabilitas timbunan terhadap keruntuhan / kelongsoran permukaan,

maka ; S1 > Pa , dengan catatan mengambil faktor keamanan sebesar 3 ,

sehingga diperoleh :

m/t913,1374,5

3PaS Min1 ==>

maka ; S1 Min = 2,238 t/m > 1,913 t/m ……………………..ok

Page 11: 5.4 Tiang Pancang 5.4.1 Momen akibat pengangkatan satu titikeprints.undip.ac.id/33982/8/1870_CHAPTER_V.pdf · Jenis Hammer yang akan digunakan adalah tipe K –35 dengan berat

333

5.7 PERHITUNGAN JALAN PENDEKAT (Oprit)

5.7.1 PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

ALINYEMEN HORIZONTAL

Dalam perencanaan jembatan Air Tiris ini digunakan tikungan Spiral – Circle – Spiral. Seperti tergambar sebagai berikut :

Gambar 5.83 Lengkung S-C-S

Keterangan : PI = Point of Intersection, titik perpotongan garis tangent utama. TS = Tangent Spiral, titik awal spiral (dari Tangent ke Spiral). SC = Spiral Circle, titik perubahan dari Spiral ke Circle. CS =. Circle Spiral, titik perubahan dari Circle ke Spiral. ST = Spiral Tangent, titik perubahan dari Spiral ke Tangent. Xs = Absis titik SC pada garis tangen, jarak dari titik TS ke SC (jarak lurus lengkung peralihan). Ys = Ordinat titik SC pada garis tegak lurus garis tangen, jarak tegak lurus

Page 12: 5.4 Tiang Pancang 5.4.1 Momen akibat pengangkatan satu titikeprints.undip.ac.id/33982/8/1870_CHAPTER_V.pdf · Jenis Hammer yang akan digunakan adalah tipe K –35 dengan berat

334

ke titik SC pada lengkung. Ls = Panjang busur lingkaran (panjang dari titik SC ke CS). Ts = Panajang tangen dari titik PI ke titik TS atau ke titik ST. Es = Jarak dari PI ke busur lingkaran. ∆ = Sudut pertemuan antara tangent utama. θs = Sudut lengkung spiral. Rc = Jari-jari lingkaran p = Pergeseran tangen terhadap spiral k = Absis dari p pada garis tangen spiral

Data dan Ketentuan : - VR = 60 – 80 km/jam , diambil VR = 70 km/jam

- ( )MAKMAK

2R

MIN fe*127)V(

R−

=

- emak = 10 % ; maka fmak = 0,24

- maka ; ( ) mRMIN 5,1124,010,0*127

)70( 2

=−

= , diambil R = 12 m

Menentukan Nilai Ls :

a) Berdasarkan Waktu Tempuh Maksimum (3 detik)

mTVL RS 34,583*

6,370*

6,3===

b) Berdasarkan Antisipasi Gaya Sentrifugal

mL

CeV

CRVL

S

R

C

RS

95,301

1,0*70727,21*150

)70(022,0

*727,2*)(022,0

3

3

=−=

−=

c) Berdasarkan Tingkat Pencapaian Perubahan Kelandaian

mVe

eeL Rnm

S 45,4470*035,0*6,3

)02,010,0(**6,3

)(=

−=

Γ−

=

Besar nilai LS diambil nilai terbesar yakni LS = 58,34 m ≈ 60,0 m

Page 13: 5.4 Tiang Pancang 5.4.1 Momen akibat pengangkatan satu titikeprints.undip.ac.id/33982/8/1870_CHAPTER_V.pdf · Jenis Hammer yang akan digunakan adalah tipe K –35 dengan berat

335

• PI-1

1) Menghitung Komponen Tikungan R = 12 m ; ∆ = 3,27O ; LS = 60,0 m

mR

LLXC

SSS 5,22

)12(*40)60(1*60

)(*40)(1 2

2

2

2

=⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛−=⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛−=

mR

LYC

SS 50

)12(*6)60(

)(*6)( 22

===

O

C

SS R

L 465,1112*60*90

**90

===ππ

θ

mRR

LP OSC

C

S 010,1)465,11cos1(*12)12(*6

)60()θcos1()(*6

)( 22

=−−=−−=

mRR

LLK OSC

C

SS 945,19465,11sin12

)12(*40)60(20θsin

)(*40)(

2

3

2

3

=−−=−−=

m

KPRTO

CS

088,12945,1927,3tan)010,112(

tan)(

21

21

=++=

+∇+=

m

RPREO

CCS

033,51227,3sec)010,112(

sec)(

21

21

=−+=

−∇+=

mRLOO

CS

C 397,1812*π*180

)465,11*227,3(*π*180

)θ2(=

−=

−∇=

2) Mencari Posisi titik-titik Tikungan

STA A = 0+360

STA PI-1 = (0+360) + 12 = 0+372 m

STA TS = (0+372) – TS = (0+372) – 12,088 = 0+356,912 m

STA SC = STA TS + Ls = (0+356,912) + 60,0 = 0+419,912 m

STA CS = STA SC + Lc = (0+419,912) + 18,397 = 0+438,309 m

STA ST = STA CS + Ls = (0+438,309) + 60,0 = 0+498,309 m

STA B = STA ST – Ts + 12

= (0+480) – 12,088 + 12 = 0+455,912 m

Page 14: 5.4 Tiang Pancang 5.4.1 Momen akibat pengangkatan satu titikeprints.undip.ac.id/33982/8/1870_CHAPTER_V.pdf · Jenis Hammer yang akan digunakan adalah tipe K –35 dengan berat

336

• PI-2

1) Menghitung Komponen Tikungan R = 12 m ; ∆ = 3,27O ; LS = 60,0 m

mR

LLX

C

SSS 76,59

)150(*40)60(1*60

)(*40)(

1 2

2

2

2

=⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛−=⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛−=

mR

LY

C

SS 00,4

)150(*6)60(

)(*6)( 22

===

O

C

SS R

L465,11

150*60*90

**90

===ππ

θ

mRR

LP O

SCC

S 010,1)465,11cos1(*150)150(*6

)60()θcos1()(*6

)( 22

=−−=−−=

mRR

LLK O

SCC

SS 945,29465,11sin150

)150(*40)60(20θsin

)(*40)(

2

3

2

3

=−−=−−=

m

KPRTO

CS

505,40945,298tan)010,1150(

tan)(

21

21

=++=

+∇+=

m

RPREO

CCS

64,01508sec)010,1150(

sec)(

21

21

=−+=

−∇+=

mRLOO

CS

C 067,39150*π*180

)465,11*28(*π*180

)θ2(=

−=

−∇=

2) Mencari Posisi titik-titik Tikungan

STA A = 0+275

STA PI-2 = (0+275) + 50 = 0+325 m

STA TS = (0+325) – TS = (0+325) – 40,505 = 0+284,495 m

STA SC = STA TS + Ls = (0+284,495) + 60,0 = 0+344,495 m

STA CS = STA SC + Lc = (0+344,495) + 39,067 = 0+383,562 m

STA ST = STA CS + Ls = (0+383,562) + 60,0 = 0+443,562 m

STA B = STA ST – Ts + 50

= (0+443,562) – 40,505 + 50 = 0+453,057 m

• PI-3

Page 15: 5.4 Tiang Pancang 5.4.1 Momen akibat pengangkatan satu titikeprints.undip.ac.id/33982/8/1870_CHAPTER_V.pdf · Jenis Hammer yang akan digunakan adalah tipe K –35 dengan berat

337

1) Menghitung Komponen Tikungan R = 12 m ; ∆ = 3,27O ; LS = 60,0 m

mR

LLXC

SSS 5,22

)12(*40)60(1*60

)(*40)(1 2

2

2

2

=⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛−=⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛−=

mR

LYC

SS 50

)12(*6)60(

)(*6)( 22

===

O

C

SS R

L 465,1112*60*90

**90

===ππ

θ

mRR

LP OSC

C

S 010,1)465,11cos1(*12)12(*6

)60()θcos1()(*6

)( 22

=−−=−−=

mRR

LLK OSC

C

SS 945,19465,11sin150

)12(*40)60(20θsin

)(*40)(

2

3

2

3

=−−=−−=

m

KPRTO

CS

088.12945,1927.3tan)010,112(

tan)(

21

21

=++=

+∇+=

m

RPREO

CCS

033.5128sec)010,112(

sec)(

21

21

=−+=

−∇+=

mRLOO

CS

C 397.1812*π*180

)465,11*28(*π*180

)θ2(=

−=

−∇=

3) Mencari Posisi titik-titik Tikungan

STA A = 0+480

STA PI-2 = (0+480) + 12 = 0+492 m

STA TS = (0+492) – TS = (0+492) – 12.088 = 0+479.912 m

STA SC = STA TS + Ls = (0+479.912) + 18.397= 0+498.309 m

STA CS = STA SC + Lc = (0+498.309) + 18.397 = 0+516,706 m

STA ST = STA CS + Ls = (0+516,706) + 60,0 = 0+576.706 m

STA B = STA ST – Ts + 50

= (0+576.706) – 12.088 + 12 = 0+552.612 m

Gambar Sket Alinyemen Horisontal

RENCANA PI-1

12

ASTA. 0+360

PI-1STA. 0+429,1105

3,27°

3,27°

Page 16: 5.4 Tiang Pancang 5.4.1 Momen akibat pengangkatan satu titikeprints.undip.ac.id/33982/8/1870_CHAPTER_V.pdf · Jenis Hammer yang akan digunakan adalah tipe K –35 dengan berat

338

ALINYEMEN VERTIKAL

Page 17: 5.4 Tiang Pancang 5.4.1 Momen akibat pengangkatan satu titikeprints.undip.ac.id/33982/8/1870_CHAPTER_V.pdf · Jenis Hammer yang akan digunakan adalah tipe K –35 dengan berat

339

A) Perhitungan Alinyemen Vertikal pada section A ( STA 0 +200 )

Perhitungan Stasioning ( lengkung vertikal cekung )

Direncanakan dengan VR = 70 km/jam

Dari tabel didapat Data dan Ketentuan :

Kelandain maksimum (i) = 3 ,27 % ( datar )

Jarak Pandang Henti Minimum (Jh) = 100 m

Jarak Pandang Mendahului Minimum (Jd) = 450 m

Perencanaan Lengkung Vertikal

1) Menghitung kelandaian rancana

g1 = 0 % ( awal ) ; g2 = 3,27 %

A = g1+ g2 = 0 + 3,27 = 3,27 %

2) Mencari Panjang L

Berdasarkan Jarak Pandang Henti (Jh)

memenuhitdkmJh

JhALLJh .....57,69)100*5,3(120

100*27,3)5,3(120

* 22

=+

=+

=⇒<

memenuhimL

AJhJhL

................26,5627,3

)100*5,3(120100*2

)5,3(1202 L Jh

=+

−=

+−=⇒>

Jadi panjang L :

Berdasarkan jarak pandang henti = 56,26 m

Dengan pertimbangan ekonomis maka : diambil Lv = 50 m

Dari rumus ; 2,0800

50*27,3800

*===

LAEv

STA. PV1

Lv = 50 m

STA. PLV = STA. PPV – (½ * Lv)

Page 18: 5.4 Tiang Pancang 5.4.1 Momen akibat pengangkatan satu titikeprints.undip.ac.id/33982/8/1870_CHAPTER_V.pdf · Jenis Hammer yang akan digunakan adalah tipe K –35 dengan berat

340

= 0+200 – (½ * 50) = 0+175 m

Elevasi = Elv. PPV – (½ * g1* Lv)

= + 5,00 – (½ * 0,0% * 50) = + 5,00 m

Titik ½ lengkung

STA 0+200

Elevasi = Elv. PPV + E

= + 5,00 + 0,2 = + 5,2 m

Titik akhir lengkung

STA akhir = STA.PPV + (½ * Lv)

= 0+200 + (½ * 50) = 0+225

Elevasi = Elv. PPV + ½ . g2 . Lv

= + 5,00 + (½ * 3,27% * 50)

= + 5,8 m

B) Perhitungan Alinyemen Vertikal pada section B ( STA +320 )

Perhitungan Stasioning ( lengkung vertikal cembung )

Direncanakan dengan VR = 70 km/jam

Dari tabel didapat Data dan Ketentuan :

Kelandain maksimum (i) = 3,27 %

Jarak Pandang Henti Minimum (Jh) = 100 m

Jarak Pandang Mendahului Minimum (Jd) = 450 m

Perencanaan Lengkung Vertikal

1) Mencari Panjang L

Berdasarkan Jarak Pandang Henti (Jh)

memenuhitdkmJhALLJh ..................95,81399

100*27,3399* 22

===⇒<

memenuhimA

JhL .............9,7727,3

399100*23992 L Jh =−=−=⇒>

Berdasarkan Jarak Pandang Mendahului (Jd)

Page 19: 5.4 Tiang Pancang 5.4.1 Momen akibat pengangkatan satu titikeprints.undip.ac.id/33982/8/1870_CHAPTER_V.pdf · Jenis Hammer yang akan digunakan adalah tipe K –35 dengan berat

341

memenuhimJdALLJd ..................30,788840

450*27,3840* 22

===⇒<

memenuhitdkmA

JhL .............88,25627,3

84075*28402 L Jh =−=−=⇒>

Jadi panjang L :

Berdasarkan jarak pandanag henti = 77,9 m

Berdasarkan jarak pandanag mendahului = 788,30 m

Dengan pertimbangan ekonomis maka : diambil L = 50 m

Dari rumus ; 204,0800

50*27,3800

*===

LAEv

STA. PV1

Lv = 50 m

STA. PLV = STA. PPV – (½ * Lv)

= 0+320 – (½ * 50) = 0+295 m

Elevasi = Elv. PPV – (½ * g1* Lv)

= + 9,00 – (½ * 3,27% * 50) = + 5,2 m

Titik ½ lengkung

STA 0+325

Elevasi = Elv. PPV – E

= + 9,00 – 0,204 = + 8,79 m

Titik akhir lengkung

STA akhir = STA.PPV + (½ * Lv)

= 0+320 + (½ * 50) = 0+345

Elevasi = Elv. PPV + ½ . g2 . Lv

= + 9,00 + (½ * 3,27% * 50) = + 9,081 m

Gambar Sket Alinyemen Vertikal

Page 20: 5.4 Tiang Pancang 5.4.1 Momen akibat pengangkatan satu titikeprints.undip.ac.id/33982/8/1870_CHAPTER_V.pdf · Jenis Hammer yang akan digunakan adalah tipe K –35 dengan berat

342

Lv = 20,0 m

Jh = 75,0 m

1/2 Lv

h1a g1 b PVI

EvC

g2

d

h2

STA 0+654Elv. +9,49 m

STA 0+664Elv. +9,47 m

STA 0+674Elv. +9,175 m

Lv = 50,0 m

Jh = 75,0 m

STA 0+175Elv. +5,0 m

STA 0+200Elv. +5,2 m

STA 0+225Elv. +5,8 m

3,2 %g1

g2

C) LENGKUNG VERTIKAL CEMBUNG

1. SECTION A (STA 0+200)

2. SECTION B (STA 0+320)

F) LENGKUNG VERTIKAL CEMBUNG

5.7.2 PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN

Page 21: 5.4 Tiang Pancang 5.4.1 Momen akibat pengangkatan satu titikeprints.undip.ac.id/33982/8/1870_CHAPTER_V.pdf · Jenis Hammer yang akan digunakan adalah tipe K –35 dengan berat

343

Data LHR awal umur rencana ( tahun 2005 )

MC = 7771 kendaraan

LV = 3813 kendaraan

MHV = 5020 kendaraan

LT = 2171 kendaraan

Total = 18775 kendaraan

Faktor Regional

Prosentase kendaraan berat = 18775

%100 x )50202171( + = 38,30 % > 30%

Iklim II curah hujan > 900 mm/th

Kelandaian I < 6 %

Faktor Regional (FR) = 2,0

Koefisien Distribusi Kendaraan

Harga C untuk : Kendaraan ringan C = 0,5

Kendaraan berat C = 0,5

Angka Ekivalen (E)

MC = 0,6

LV = 1

MHV = 2,4

LT = 5

LHR pada akhir umur rencana

LHR 2018 = LHR 2008 ( 1 + i )n

Dimana : i = 2,82 %

n = 10 tahun

LHR 2018 = 21424,93 ( 1 + 0,0282) 10 = 28294,06 SMP / hari

Lintas Ekivalen Permulaan ( LEP )

Page 22: 5.4 Tiang Pancang 5.4.1 Momen akibat pengangkatan satu titikeprints.undip.ac.id/33982/8/1870_CHAPTER_V.pdf · Jenis Hammer yang akan digunakan adalah tipe K –35 dengan berat

344

∑= E x C x LHRLEP

LEP =19710 SMP/Hari x 0,5 = 9855 SMP / hari

Lintas Ekivalen Akhir ( LEA )

∑= E x C x LHRLEA

LEA = 28294,06 SMP / hari x 0,5 = 14147 SMP / hari

Lintas Ekivalen Tengah ( LET )

LET = 120012141479855

2=

+=

+ LEALEP

Lintas Ekivalen Rencana (LER)

LER = ( ) ( ) 5,60005,01010120015,0

10=+=+

URLET

Page 23: 5.4 Tiang Pancang 5.4.1 Momen akibat pengangkatan satu titikeprints.undip.ac.id/33982/8/1870_CHAPTER_V.pdf · Jenis Hammer yang akan digunakan adalah tipe K –35 dengan berat

345

Indeks Perkerasan (IP) = 2,0

CBR tanah dasar = 6,0 %,

maka ; DDT = 5,0

FR = 2,0

LER = 6586

Dari nomogram 3 diperoleh : ITP = 13

Page 24: 5.4 Tiang Pancang 5.4.1 Momen akibat pengangkatan satu titikeprints.undip.ac.id/33982/8/1870_CHAPTER_V.pdf · Jenis Hammer yang akan digunakan adalah tipe K –35 dengan berat

346

10 cm

25 cm

45 cm

Laston

Batu Pecah (Kelas A)

Sirtu / Pitrum (Kelas A)

Menentukan Tebal Lapisan

* Lapis Permukaan (a1) = Laston = 0,40

* Lapis Pondasi Atas (a1) = Batu Pecah Kelas A (CBR 100 %) = 0,14

* Lapis Pondasi Bawah (a3) = Sirtu (Kelas A) = 0,13

Maka ; ITP = a1.D1 + a2.D2 + a3.D3

13 = 0,40*10 + 0,14*25 + 0,13*D3

D3 = cmcm 45307,4213,05,5

≈=

Gambar 5.84 Susunan perkerasan