5 aspek perkembangan anak usia 0-2tahun

Upload: heary-setiawan-muhammad

Post on 08-Oct-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

,

TRANSCRIPT

5 Aspek Perkembangan Anak Usia 0-2 tahun.1. MoralTahapan-tahapan perkembangan moral menurut Kohlberg[footnoteRef:1] yaitu: [1: Wiliam Crain. Teori perkembangan Konsep dan Aplikasi. (Yogyakarta:Pustaka Pelajar), hh.230-233]

a. Kepatuhan dan Oreintasi HukumanDalam tahap ini anak berasumsi bahwa otoritas-otoritas yang penuh kuasa telah menurunkan seperangkat aturan baku yang harus mereka patuhi tanpa protes. Tahap ini juga disebut sebagai tahapan pra-konvensional karena anak-anak masih belum bisa bicara sebagai anggota masyarakat. Mereka melihat moralitas sebagai sesuatu yang eksternal, sesuatu yang orang dewasa katakana dan harus mereka lakukan (Colby, 1987).b. Individualisme dan pertukaranDi tahap ini anak-anak mulai menyadari bahwa bukan hanya ada satu saja pandangan benar yang diturunkan otoritas-otoritas. Individu yang berbeda-beda memiliki sudut pandang yang berbeda pula. Pada anak-anak tahapan satu dan dua ini selalu membicarakan penghukuman. Tetapi cara mereka memandangnya berbeda. Di tahap 1, hukuman berkaitan erat dengan pikiran anak tentang kesalahan, hukuman, membuktikan bahwa ketidakpatuhan itu adalah keliru. Sedangkan di tahap ke 2 ini hukuman hanyalah sebuah risiko yang secara alamiah ingin dihindari setiap orang.

Tahapan perkembangan menurut Erik Erikson[footnoteRef:2] yaitu: [2: Wiliam Crain. Teori perkembangan Konsep dan Aplikasi. (Yogyakarta:Pustaka Pelajar), hh.431-439]

a. Basic trust Vs Mistrust (0- 18 bulan)Bayi mengembangkan perasaan apakah dunia ini baik dan tempat yang aman. Jika pada tahap ini bayi dapat mengembangkan keseimbangan rasa percaya (basic trust) ini lebih besar dari rasa tidak percaya (mistrust), maka bayi akan mengembangkan kekuatan ego inti dalam periode ini yaitu: harapan. Harapan memampukan anak bergerak maju dan berkonfrontasi dengan dunia secara antusias. Kepercayaan pada bayi terjadi jika lingkungannya dapat memenuhi kebutuhannya seperti: makanan, minuman, dan rasa kasih sayang dari lingkungannya.b. Autonomy Vs shame & Doubt (18 bulan 3 tahun)Autonomy adalah kemampuan anak untuk melakukan segala hal dengan caranya sendiri. Sedangkan rasa ragu berasal dari kesadaran bahwa dirinya tidak begitu berkuasa,sehingga orang lain bisa mengontrol dan bertindak lebih baik dari dirinya. Jika dalam tahapan ini anak mampu menyeimbangkan antara autonomy lebih besar daripada shame & doubt maka anak akan mengembangkan kekuatan ego dalam bentuk yang kokoh. Dala tahap ini peran orang tua hanya melakukan control yang sesuai dengan kebutuhan anak. Karena jika orang tua terlalau banyak berperan melakukan control maka orang tua akan membuat anak menjadi ragu-ragu dan tidak berani untuk malakukan. c. Initiatif Vs Guilt (3 tahun- 6 tahun)Initiatif merupakan pergeraka kedepan, dengan initiative anak akan membuat rencana, menetapkan tujuan dan mempunyai semangat untuk mencapainya. Anak mengembangkan initiative saat mencoba aktivitas baru dan tidak dipenuhi oleh rasa bersalah. Anak-anak pada periode ini sudah siap untuk belajar dengan cepat dan gigih dan mencari cara untuk menghubungkan ambisi mereka dengan tujuan-tujuan yang berguna secara sosial. Orang tua dapat membantu proses ini dengan memperlunak otoritas dan memperolehkan anak berpartisipasi untuk menghadapi proyek-proyek kehidupan yang menarik. Keberanian untuk memimpikan dan mengejar tujuan-tujuan bernilai yang tidak bisa dirusak oleh rasa bersalah maupun larangan. d. Industry Vs Inferiority (6-12 tahun)Anak harus belajar keterampilan dari budaya atau menghadapi perasaan tidak kompeten. Di dalam budaya ini anak pergi ke sekolah, di mana anak dituntut untuk menguasai kemampuan yang lebih mengutamakan otak seperti membaca, menulis, dan berhitung. Keberhasilan memecahkan masalah di tahap ini akan membawa anak kepada penguatan ego. Sebuah latihan intelegensia dan kemampuan secara bebas dalam menyelesaikan tugas-tugas, tanpa diganggu persaan inferioritas yang berlebihan.

2. Fisik Motorika. Perkembangan FisikMenurut Papalia, Olds dan Feldman[footnoteRef:3], anak tumbuh lebih cepat selama tiga tahun pertama, terutama salama beberapa bulan pertama dan tidak akan mengalaminya lagi di masa-masa berikutnya. Pada usia 5 bulan, berat bayi laki-laki saat dilahirkan bertambah dua kali lipat menjadi 16 pon dan setelah satu tahun bertambah tiga kali lipat menjadi 23 pon. Tingkat kecepatan tumbuh seperti ini menurunselama tahun kedua dan ketiga. Berat anak laki-laki biasanya bertambah sekitar 5 pon di ulang tahunnya yang kedua. Tinggi seorang anak laki-laki biasanya bertambah 10 inci selama setahun pertama dan hampir 5 inci di ulang tahunnya yang kedua. Anak perempuan mengikuti pola yang sama, tatapi sedikit lebih kecil. [3: Diane E. Papalia, dkk. Human Development Perkembangan Manusia Edisi 10 Buku 1, 2009, (Jakarta:Salemba Humanika), h.177.]

Gigi biasanya mulai muncul antara 3 atau 4 bulan, saat bayi mulai mengambil apa yang ada di dekat mereka dan memasukkannya ke dalam mulut; tetapi gigi pertama mungkin tidak akan benar-benar tumbuh sampai antara usia 5 sampai 9 bulan, atau bahkan lebih. Pada tahun pertama, bayi secara umum memiliki empat sampai enam buah gigi.b. Perkembangan MotorikMenurut Papalia, Olds dan Feldman[footnoteRef:4], bayi tidak perlu diajarkan untuk melakukan keterampilan motorik dasar seperti meraih, merangkak dan berjalan. Mereka hanya perlu ruang untuk bergerak dan kebebasan untuk melihat apa yang mereka bisa lakukan. Perkembangan motorik ditandai dengan serangkaian tanda: pencapaian perkembangan secara sistematik, setiap kemampuan baru yang telah dikuasai mempersiapkan bayi untuk mencapai perkembangan berikutnya. [4: Diane E. Papalia, dkk. Human Development Perkembangan Manusia Edisi 10 Buku 1, 2009, (Jakarta:Salemba Humanika), hh. 193-195]

Kontrol kepala. Pada waktu lahir, kebanyakan bayi dapat menolehkan kepalanya ke samping kiri dan ke kanan saat telentang. Diantara bulan ke-2 hingga ke-3, mereka dapat mengangkat kepala mereka makin tinggi. Di usia 4 bulan, hampir semua bayi sudah dapat menegakkan kepala saat mereka di gendong atau dipangku dalam posisi duduk.Kontrol tangan. Bayi dilahirkan juga dengan refleks meraih. Jika telapak tangan bayi disentuh, tangan akan menutup erat. Saat sekitar 3,5 bulan, kebanyakan bayi telah dapat meraih obyek dalam ukuran sedang, misalnya mainan, tetapi mengalami kesulitan untuk memegang benda berukuran kecil. Antara usia 7 11 bulan, tangan mereka cukup terkoordinasi untuk mengambil benda kecil seperti kacang. Saat berusia 15 bulan, rata-rata bayi dapat membangun menara dari dua kubus.Locomotion. Setelah tiga bulan, rata-rata bayi mulai berguling ke depan secara sengaja. Pertama dari depan ke belakang lalu dari belakang ke depan. Rata-rata bayi dapat duduk dengan dibantu pada usia 6 bulan dan dapat duduk tanpa dibantu sekitar 2,5 bulan berikutnya.Antara usia 6-10 bulan, kebanyakan bayi mulai bergerak dengan kekuatan mereka sendiri, dengan cara merayap atau merangkak. Merangkak dapat membantu bayi belajar untuk menilai jarak dan melihat kedalaman.Dengan berpegangan pada tangan yang membantunya atau perabotrumah tangga, rata-rata bayi dapat berdiri di usia 7 bulan lebih sedikit. Empat bulan kemudian bayi melepaskan tangannya dan berjalan sendiri. Segera setelah bayi dapat berdiri sendiri sekitar 11,5 bulan, kebanyakan bayi melangkah tanpa dibantu untuk pertama kalinya.Selama tahun kedua, anak mulai memanjat tangga satu demi satu, menempatkan satu kaki setelah kaki yang lain di anak tangga yang sama; kemudian mereka akan mulai dengan kedua kaki bergantian.

3. KognitifPandangan tentang perkembangan kognitif sebagai proses yang di mana anak secara aktif membangun sistem pengertian dan pemahaman tentang realitas melalui pengalaman dan interaksi mereka. Dalam pandangan ini anak secara aktif membangun pengetahuan dengan terus-menerus mengasimilasikan dan mengakomodasikan informasi baru.[footnoteRef:5] [5: Robert Slavin. PsikologiPendidikan Teori dan Praktik. 2011, (Jakarta. PT.Indeks), h.44 ]

Kemampuan kognitif berkembang secara bertahap dan sejalan dengan perkembangan fisik dan perkembangan syaraf-syaraf yang berada di dalam susunan syaraf pusat atau otak. Piaget membagi perkembangan kognitif anak-anak menjadi empat tahap, yaitu tahap sensorimotor, praoperasional, operasi konkret, dan operasi formal. Fase sensorimotor merupakan fase pertama dari empat fase perkembangan kognitif. Pada fase ini, bayi membangun pemahamannya tentang dunia di sekitarnya melalui pengalaman-pengalaman panca inderanya, seperti melihat dan mendengar dan berbagai gerakan fisik yang dilakukannya. Jean Piaget membagi fase sensorimotor ke dalam enam fase perkembangan[footnoteRef:6], seperti berikut. [6: John W. Santrock. Perkembangan Anak, 2007, (Jakarta:Erlangga), hh.245-247.]

Refleks-refleks sederhana, sub tahapan sensorimotor yang pertama terjadi pada masa lahir sampai 6 minggu pertama. Pada sub tahapan ini, sensasi dan tindakan dikoordinasikan melalui gerakan refleks, pada usia enam minggu gerakan reflek adalah menggenggam, secara perlahan berubah menjadi gerakan yang dilakukan dengan tujuan. Contohnya, seorang bayi menghisap obyek dengan mulut, mengikuti gerakan benda dengan pandangan mata, membuka dan menutup telapak tangan, serta menggenggam.Kebiasaan-kebiasaan (habits) yang pertama dan reaksi-reaksi sirkuler primer, sub tahapan sensorimotor yang kedua berkembang pada usia 6 minggu - 4 bulan. Pada sub tahapan ini, bermula dari gerakan reflek yang sederhana, pada usia empat bulan bayi melakukan pengulangan gerakan yang menimbulkan rasa senang pada dirinya. Contohnya, gerakan pada waktu bayi secara tidak sengaja mengangkat tangannya ke dekat mukanya, gerakan ini akan diulang oleh bayi berkali-kali atau gerakan menghisap jari tangan dengan sengaja karena menimbulkan rasa senang pada bayi. Mengisap pada waktu botol susu di masukkan ke mulutnya, gerakan ini akan diulang bayi walaupun tidak ada botol di dalam mulutnya atau pengulangan gerakan lainnya.Reaksi-reaksi sirkuler sekunder, sub tahapan sensorimotor yang ketiga berkembang pada usia 4 8 bulan. Pada sub tahapan ini gerakan bayi mulai mempunyai tujuan. Contohnya, gerakan bayi dalam menggonyang-goyangkan mainan yang menimbulkan bunyi gemerincing, akan diulang-ulang oleh bayi dengan tujuan untuk memperoleh pengalaman yang menyenangkannya. Pada masa ini, bayi senang mengeluarkan suara panjang dan berulang-ulang (meraban) karena dia senang melakukannya.Koordinasi terhadap reaksi-reaksi sirkuler sekunder, sub tahapan sensorimotor yang keempat berkembang pada usia 8 12 bulan. Pada sub tahapan ini termasuk koordinasi visual, mata dan tangan. Pada masa ini, bayi sudah menggunakan pengalaman-pengalamannya dalam melakukan koordinasi gerakan mata dan tangannya yang dilakukannya dengan sengaja. Pada masa ini bayi mulai memahami hubungan alat dengan pencapainan tujuannya. Fase ini sangat penting bagi perkembangan intelligensi bayiyang ditandai dengan kemampuan bayi melakukan gerakan berdasarkan tujuan, merencanakan gerakan agar tujuannya tercapai. Contohnya, gerakan ini dapat dilihat pada waktu bayi melihat benda lalu mengambilnya, kemudian mengamati benda tersebut lalu menggerak-gerakkan benda tersebut dengan sengaja.Reaksi-reaksi sirkuler tersier (kesenangan baru dan keingin tahuan), sub tahapan sensorimotor yang kelima berkembang pada usia 12 18 bulan. Pada tahapan ini disebut masa scientist karena melakukan berbagai percobaan dan menemukan sesuatu hal yang baru. Oleh sebab itu, bayi dapat menemukan cara-cara baru yang digunakannya dalam mencapai tujuan yang diinginkannya. Contohnya, pada masa ini bayi sangat tertarik dengan berbagai ciri-ciri obyek yang ada disekitarnya. Hai ini dipicu oleh pengalaman yang diperolehnya dengan satu obyek dia dapat melakukan berbagai kegiatan dan melakukan berbagai percobaan yang menghasilkan pengalaman baru dan perilaku baru.Skema-skema internalisasi, sub tahapan sensorimotor yang keenam berkembang pada usia 18 24 bulan. Pada tahapan ini adalah masa terjadinya perubahan dari masa sensorimotor ke masa praoperasional. Fase ini merupakan fase yang penting dalam pengembangan kreatifitas. Contohnya, pada masa ini bayi sudah mengembangkan kemampuannya dalam simbol primitif, yaitu kemampuan dalam membayangkan suatu kejadian nyata tanpa diikuti suatu gerakan yang sesuai dengan kejadian nyata yang dibayangkannya.

4. BahasaBahasa dan komunikasi adalah dua aspek perkembangan yang berperan penting dalam kehidupan manusia. Perkembangan bahasa dimulai pada sat anak lahir. Tangisan pertama, dekuran pertama, pa-pa dan ma-ma pertama, kata-kata awal merupakan bukti auditoris bahwa anak sedang berpartisipasi dalam proses perkembangan bahasa.[footnoteRef:7] Anak-anak mengembangkan bahasa dalam urutan yang dapat diprediksikan dan merupakan proses tahapan usia, yang akan diuraikan sebagai berikut; [7: George Morison. Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. 2012 (Jakarta:PT.Indeks), h. 197]

Usia 0-8 bulan kemampuan bahasa pertama anak diungkapkan melalui suara tangisan yang menunjukkan perasaan tidak senang dan tertawa untuk menunjukkan perasaan senang, pada tahap selanjutnya anak sudah berkembang menjadi komunikator terlatih dengan menggunakan isyarat dan ekspresi wajah, intinasi bunyi, menunjuk, menjangkau untuk membuat orang mengetahui apa yang mereka inginkan dan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Sebagai contoh anak menunjuk sebuah objek dan berkata uh-uh-uh sama seperti mengatakan aku ingin mainan itu atau tolong ambilkan mainan ituUsia 8 sampai 12 bulan kemampuan bahasa lisan anak mulai meningkat dengan cepat dan anak sudah mulai mengerti arti berbagai kosa kata walaupun ia belum dapat mengungkapkannya secara lisan. Usia 12 sampai 24 bulan pada usia ini perkembangan kosakata anak berkembang sebanyak lima puuh kata dan penggunaan kalimat terdiri dari dua kata. Perkembangan kosakata dan kemampuan untuk menggabungkan kata-kata ini menandai permulaan perkembangan bahasa yang cepat. Perkembangan kosakata berperan pentng dalam pencapaian prestasi dan kesuksesan di sekolah.

5. Sosial EmosionalKehidupan sosial anak-anak berkembang dengan cara yang relative dapat diprediksi. Jaringan sosial tumbuh dari hubungan yang intim dengan orang tua atau pengasuh lain yang juga meliputi anggota keluarga lain, orang dewasa yang bukan anggota keluarga, dan teman sebaya. Teori Erick Erikson tentang perkembangan pribadi dan sosial mengatakan bahwa, selama masa pra sekolah, anak-anak harus menuntaskan krisis kepribadian antara inisiatif versus rasa bersalah.[footnoteRef:8] [8: Robert E.S. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. (Jakarta: PT.Indeks, 2011). h.93]

Perkembangan sosial selama 2 tahun pertama meliputi perkembangan tanda-tanda sosial diantara teman sebaya, gaya sosial pada masa toddler berhubungan dengan sejarah kelekatan. Perkembangan perilaku sosial/empati anak sudah mulai sejak usia 12 bulan, saat bayi merespon kedihan orang lain, pada usia 0 sampai 12 bulan bayi dapat menunjukkan kesedihan dirinya, menangis, merespons jika diajak bercanda, anak mampu menujukkan emosi tidal suka dengan berteriak, dan pada usia 18-22 bulan bulan bayi tersebut dapat mencoba menghibur teman sebaya yang sedih, sudah mulai bisa berbagi dengan mainan orang lain, anak mampu meperlihatkan ekspresi rasa takut.Erickson mengungkapkan mengenai pembelajaran sosial-emosional. Tahapan perkembangan anak selama prasekolah diantaranya Basic trust vs. Mistrust, Industry vs. Inferiority, Initiative vs. Guilt.[footnoteRef:9] [9: Dhiane Trister Dodge, Laura J Colker, & Cate Heroman, Creative Curriculum, 2009, (Washington DC: Teaching Strategies, Inc) h.3]

a. Basic Trust vs. Mistrust (usia 0-1 tahun)Tingkat pertama teori perkembangan psikososial Erikson terjadi antara kelahiran sampai usia satu tahun dan merupakan tingkatan paling dasar dalam hidup. Oleh karena bayi sangat bergantung. Perkembangan kepercayaan didasarkan pada ketergantungan dan kualitas dari pengasuh kepada anak. Jika anak berhasil membangun kepercayaan, dia akan merasa selamat dan aman dalam dunia. Pengasuh yang tidak konsisten, tidak tersedia secara emosional, atau menolak, dapat mendorong perasaan tidak percaya diri pada anak yang diasuh. Kegagalan dalam mengembangkan kepercayaan akan menghasilkan ketakutan dan kepercayaan bahwa dunia tidak konsisten dan tidak dapat ditebak.b. Autonomy vs. Shame and Doubt (usia 2 tahun)Tingkat ke dua dari teori perkembangan psikososial Erikson ini terjadi pada usia 2 tahun masa awal kanak-kanak dan berfokus pada perkembangan besar dari pengendalian diri. Erikson percaya bahwa belajar untuk mengontrol fungsi tubuh seseorang akan membawa kepada perasaan mengendalikan dan kemandirian. Kejadian-kejadian penting lain meliputi pemerolehan pengendalian lebih yakni atas pemilihan makanan, mainan yang disukai, dan juga pemilihan pakaian. Anak yang berhasil melewati tingkat ini akan merasa aman dan percaya diri, sementara yang tidak berhasil akan merasa tidak cukup dan ragu-ragu terhadap diri sendiri.