49322561 presentasi demam tifoid ppt
DESCRIPTION
Presentasi Demam Tifoid PPtTRANSCRIPT
Oleh : Kesuma Larasati (406100116)
Rita Taolin (406100126)
Pembimbing: dr. Harmon Mawardi, Sp.A
IDENTITAS PASIENNama : An. NaUmur : 6 tahun 3 bulanAlamat : DepokJenis Kelamin : PerempuanAgama : IslamTanggal masuk RS SM : 24 Desember 2010
RIWAYAT PENYAKITKeluhan Utama : panas tinggi sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT SEKARANGPasien datang dengan keluhan utama panas tinggi
sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Panas timbul mendadak tinggi hingga 39º C, bersifat naik turun dan panas mulai meninggi ketika sore menjelang malam hari, panas tidak disertai kejang. Saat panas pasien sempat menggigil, mengigau dan tidak mengalami penurunan kesadaran. Pasien sudah sempat dibawa ke dokter dan diberi obat puyer penurun panas namun belum ada perbaikan dan panas kembali meninggi. Pasien tidak mengeluh nyeri sendi, tidak ada mimisan ataupun gusi berdarah dan tidak timbul bintik merah pada kulit. Sejak sakit pasien juga kadang-kadang batuk, berdahak tetapi tidak ada darah namun disertai sedikit sesak napas. Pasien juga mengeluh susah BAB sejak ± 3 hari yg lalu.
Riwayat makan : Sebelum sakit pasien makan banyak 3 kali sehari atau lebih, porsi cukup dan bervariasi. Kadang-kadang pasien suka jajan makanan dan minuman di luar rumah, seperti burger dan chiki-chikian. Namun, saat sakit nafsu makan pasien berkurang.
Riwayat BAB : Sebelum sakit BAB pasien lancar, teratur 1x sehari, konsistensi lunak, warna coklat kekuningan, darah (-),
lendir (-). Saat sakit pasien mengeluh susah BAB
Riwayat BAK : Lancar, banyak, kuning, tidak nyeri sewaktu BAK.
RIWAYAT PENYAKIT SEBELUMNYA• Ada riwayat alergi terhadap debu, dingin.
Biasanya berupa bersin-bersin dan sesak pada dada. Dan pada umur < 1 tahun alergi terhadap susu sapi.
• Ada riwayat asma• Ada riwayat penyakit flek paru dan sudah
dilakukan pengobatan selama 6 bulan• Tidak ada riwayat kejang
RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
Pasien dikandung cukup bulan dan sesuai masa kehamilan. Ibu pasien memeriksakan kehamilannya secara teratur selama hamil. Ibu pasien tidak memiliki keluhan yang berarti.Pasien dilahirkan di klinik di Bantu oleh dokter. Lahir spontan, langsung menangis, pergerakan aktif dan tidak ada cacat fisik maupun trauma lahir.Berat badan lahir 3600 grPanjang badan lahir 51 cm. Kesan: Riwayat kehamilan dan persalinan baik.
Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan
Riwayat Pertumbuhan
Menurut ibu pasien pertambahan berat badan dan tinggi badan pasien terus meningkat sampai sekarang. Penimbangan berat dan panjang badan pada masa bayi dilakukan pada waktu akan melakukan imunisasi di RS oleh dokter spesialis anak hingga berumur 3 tahun. KMS pasien sudah hilang.
Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan
Riwayat PerkembanganMengangkat kepala : 4 bulanTengkurap dan berbalik : 6 bulanPertumbuhan gigi pertama : 7 bulanDuduk : 8 bulanMerangkak : 9 bulanBerdiri sendiri : 10 bulanBerjalan : 11 bulanBerbicara : 12 bulan
Kesan: Riwayat tumbuh kembang baik
Riwayat Imunisasi Dasar
Hepatitis B : 3 kali
BCG : 1 kali
DPT : 3 kali
Polio : 4 kali
Campak : 1 kali
Kesan: Riwayat imunisasi dasar baik
Riwayat Makanan
0 - 3 bulan : ASI, > 3x sehari, pasien minum ASI sampai tertidur dan bergantian pada kedua payudara.
3 - 12 bulan : ASI diganti oleh susu soya 3 kali sehari.12 - 24 bulan : Susu sapi kaleng. Makanan lunak, bubur
nasi, hati ayam, sayuran, telur, 3 piring sehari. Sekali - kali pasien diberikan buah – buahan seperti pepaya dan pisang sekali
sehari.24 – sekarang : Makan biasa nasi padat dengan lauk
ikan/daging dan sayuran, 3 kali sehari, teratur, buah-buahan sekali sehari. Susu
kaleng atau kemasan.
Riwayat Penyakit yang Pernah Diderita
Diare - Darah -
Otitis - Difteri -
Radang paru - Morbili -
Tuberkulosis + Parotitis -
Kejang - Demam berdarah -
Ginjal - Demam Typhoid -
Jantung - Operasi -
Cacingan - Kecelakaan -
Alergi (biduran) + Lain-lain -
Riwayat Keluarga
No. Tgl lahir Jenis Kelami
n
Hidup Lahir mati
Abortus Mati (sebab)
Ket.Kesehatan
1 23-09-2004 ♀ + - - - -
2 22-01-2006 ♂ + - - - -
Data Keluarga
Ayah Ibu
Perkawinan ke- 1 1
Umur saat menikah
30 25
Keadaan kesehatan
baik baik
PEMERIKSAAN FISIKTanggal : 24 Desember 2010 Jam : 10.00
PEMERIKSAAN UMUMKeadaan umum: tampak sakit sedangKesadaran : compos mentisTanda vital
Frekuensi nadi : 124x / menitTekanan darah : 120 / 80 mmHgFrekuensi napas : 24x / menitSuhu tubuh : 37,1 C
DATA ANTROPOMETRIBerat badan : 44 kgTinggi badan : 110 cmLingkar kepala : 54 cmLingkar lengan atas : 29 cm
PEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN SISTEMATISKEPALA
Bentuk dan ukuran : normocephalRambut dan kulit kepala : hitam terdistribusi merata, tidak mudah
dicabutMata : palpebra superior tidak edema, mata
tidak cekung, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak anemis, pupil bulat isokor, diameter 3mm, refleks cahaya +/+
Telinga : bentuk normal, liang telinga lapang, tidak ada sekret
Hidung : bentuk normal, tidak ada septum deviasi, tidak ada sekret, tidak ada pernapasan cuping hidungMulut : bentuk normal, bibir tidak kering, tidak
ada sianosis, tidak keluar darah dari mulut, ditemukan adanya stomatitis, lidah kotor di bagian tengah, tepi
lidah hiperemis, tidak ada tremor lidahTenggorokan : faring tidak hiperemis, tonsil T1 tenangLeher : trakea di tengah, kelenjar tiroid tidak teraba,
kelenjar submandibula, supra-infra clavicula dan cervical tidak teraba
PEMERIKSAAN FISIKTHORAXParu
- Inspeksi : pergerakan dada simetris dalam keadaan statis dan dinamis, tidak terdapat retraksi intercostae dan
suprasternal- Palpasi : stem fremitus kanan-kiri dan depan-belakang sama
kuat- Perkusi : sonor pada kedua lapang paru batas paru-hepar di ICS VI MCL dektra- Auskultasi : suara pernapasan vesikuler, ronkhi -/- ,wheezing -/-
Jantung- Inspeksi : iktus kordis tidak tampak- Palpasi : iktus kordis teraba di sela iga V midklavikula kiri- Perkusi : redup, batas jantung kiri : sela iga V linea
midclavicula sinistra kanan : parasternal
atas : sela iga II linea parasternal sinistra
- Auskultasi : BJ I dan II murni, murmur (-), Gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
ABDOMEN- Inspeksi : tampak datar- Palpasi : hepar teraba 2 cm di bawah arcus
costae dextra, konsisitensi kenyal, tepi tajam, permukaan licin, nyeri tekan (+), lien tidak teraba,
defans muskular (-)- Perkusi : timpani, shifting
dullness(-), meteorismus (+)- Auskultasi : bising usus (+) normal
PEMERIKSAAN FISIK
GENITALIA : ♀, bentuk normalANUS REKTUM : tidak tampak
kelainan dari luarEKSTREMITAS : akral hangat, tidak
sianosis, tidak ada edema, tidak ada deformitas
KULIT : turgor baik, petechiae (-)KGB : submandibula, cervical, supra-
infra clavicula, axilla, inguinal tidak teraba
PEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Refleks FisiologisTendon achilles : +/+, normalLutut : +/+, normalBiceps : +/+, normalTriceps : +/+, normal
Refleks PatologisBabinski : -/-, normalChaddock : -/-, normalOppenheim : -/-, normalGordon : -/-, normal
PEMERIKSAAN LABORATORIUMTanggal 24 Desember 2010
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
HematologiHemoglobin 13,2 gr/dL 11,7-15,5Hematokrit 40% 35-47Trombosit 279.000/μl 150.000-440.000Leukosit 6.300/μl 3.600-11.000
Serologi WidalSalmonella Typhi O (+) 1/320Salmonella Typhi H (-)Salmonella Paratyphi A O (-)Salmonella Paratyphi A H (-)Salmonella Paratyphi B O (-)Salmonella Paratyphi B H (-)Salmonella Paratyphi C O (+) 1/320Salmonella Paratyphi C H (-)
RESUME• Telah diperiksa seorang anak berumur 6 tahun 3
bulan datang ke RS Sentra Medika dengan keluhan utama demam tinggi mendadak yang hilang timbul sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam bersifat naik turun terutama sore menjelang malam hari, menggigil dan mengigau.
• Saat panas pasien kadang-kadang batuk berdahak dan sedikit sesak
• Pasien juga menderita mual dan sempat muntah 1x cair, ada lendir,tidak ada darah, kira-kira sebanyak 1/2 gelas aqua sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit.
• Pasien jg mengeluh susah BAB.BAK pasien normal.• Tidak ada yang menderita kelainan serupa di
keluarga dan lingkungan tetangga• Pasien sering jajan makanan di luar rumah• Pasien mempunyai riwayat alergi terhadap debu,
dingin dan susu sapi saat bayi.
RESUME• Pada pemerisaan fisik didapatkan keadaan umum lemah,
tampak sakit sedang, dengan kesadaran compos mentis.• Tanda vital :
- Frekuensi nadi : 124 x/menit, regular, isi cukup, teraba kuat- Tekanan darah : 120/80 mm Hg- Frekuensi napas : 24 x/menit- Suhu tubuh : 37ºC
• Pada pemeriksaan sistematis didapatkan:lidah yang kotor pada bagian permukaan dan hiperemis pada tepi lidah. Cor dan pulmo dalam batas normal. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan hepatomegali 2 cm dibawah arcus costae, tepi tajam, permukaan licin, konsistensi kenyal, dan nyeri tekan (+).
• Pada pemeriksaan laboatorium pada tanggal 24 november 2010 didapatkan hasil positif pada serologi Salmonella Typhi O (+) 1/320 dan Salmonella Paratyphi C O (+) 1/320.
RESUMEDIAGNOSA
Susp. Demam tifoidDIAGNOSA BANDING- DHF- ISK- Bronkitis- Influenza- TB paru- BronkopneumoniaPENATALAKSANAAN
Tirah baring selama ±2 mingguDiet makanan lunak cukup kalori, cukup protein, rendah serat.CausalKloramfenikol : 44 kg x 50 mg/kgBB/hari (dibagi 4 dosis)
: 4 x 550 mg sehariSimptomatisParacetamol : 44 kg x 10 mg/kgBB/kali
: 3 x 440 mg (bila demam)Metoclopramid : 44 kg x 0,1 mg/kgBB/kali
: 4,4 mg (bila mual)Gliseril Guaiakolat : 100 mg x 6 (tiap 4 jam)
RESUMEANJURAN PEMERIKSAAN
Kultur darah (gaal)Kultur fesesPemeriksaan urine lengkapPemeriksaan foto thoraxTes mantouxWidal ulang
PROGNOSAAd vitam : bonamAd fungtionam : bonamAd sanationam : bonam
FOLLOW UP PASIENTanggal 24 Desember 2010
S : Demam (+), mual (+), nyeri perut (+), batuk (+), pilek (-), tidak sakit menelan. BAB dan BAK lancar normal.
O : KU: tampak sakit sedang Kesadaran : CM
Tensi : 120/70 mmHgNadi : 116x/menitSuhu : 38°CRespirasi : 30x/menitPemeriksaan fisik abdomen :Kepala : NormocephalMata : CA -/- SI -/-Telinga : Serumen -/-Hidung : Sekret -/-Mulut : Perioral Sianosis - ; Lidah Kotor +Tenggorok : Faring Hiperemis -Turgor : Normal ; Tonus NormalExtremitas : Akral hangat; Normal ; Oedem -Thorax : BJ I-II +, regular
Whz -/- ; Rh -/-Abdomen BU : Normal
Laboratorium tanggal 24 Desember 2010
Hb : 13,2 gr/dl
Ht : 40%
Trombosit : 279.000 ul
Leukosit : 6.200 ul
Salmonella typhi O (+) 1/320
Salmonella typhi H (-)
Salmonella paratyphi CO (+) 1/320
FOLLOW UP PASIENTanggal 25 Desember 2010
S : Demam (+), mual (+), muntah (-), sakit perut (+), batuk (+) kadang-kadang. BAK lancar, warna kuning jernih. BAB (-)O : KU : tampak sakit sedang
Kesadaran : CM Tensi : 110/70 mmHg Nadi : 100x/menit Suhu : 37,7ºC Respirasi : 28x/menit
Pemeriksaan fisik abdomen :Kepala : NormocephalMata : CA -/- SI -/-Telinga : Serumen -/-Hidung : Sekret -/-Mulut : Perioral Sianosis - ; Lidah Kotor +Tenggorok : Faring Hiperemis -Turgor : Normal ; Tonus NormalExtremitas : Akral hangat; Normal ; Oedem -Thorax : BJ I-II +, regular; Whz -/- ; Rh -/-Abdomen BU : Normal
FOLLOW UP PASIENTanggal 26 Desember 2010
S : Demam (-), mual (-), muntah (-), batuk kadang-kadang. Os susah makan tapi mau minum. BAK lancar dan banyak.
BAB(-)O : KU : tampak sakit sedang Kesadaran : CM Tensi : 100/70 mmHg Nadi : 96x/menit Suhu : 37°C Respirasi : 30x/menitPemeriksaan fisik abdomen :Kepala : NormocephalMata : CA -/- SI -/-Telinga : Serumen -/-Hidung : Sekret -/-Mulut : Perioral Sianosis - ; Lidah Kotor +Tenggorok : Faring Hiperemis -Turgor : Normal ; Tonus NormalExtremitas : Akral hangat; Normal ; Oedem -Thorax : BJ I-II +, regular; Whz -/- ; Rh -/-Abdomen BU : Normal
Laboratorium tanggal 26 Desember 2010
Hb : 12,8 gr/dl
Ht : 41%
Trombosit : 231.000 ul
Leukosit : 5.400 ul
FOLLOW UP PASIENTanggal 27 Desember 2010
S : Demam (-), mual (-), muntah (-), batuk kadang-kadang. Os susah makan tapi mau minum. BAK lancar dan banyak.
BAB (-)O : KU : tampak sakit sedang
Kesadaran : CM Tensi : 110/70 mmHg Nadi : 90x/menit Suhu : 36,5°C Respirasi : 26x/menit
Pemeriksaan fisik abdomen :Kepala : NormocephalMata : CA -/- SI -/-Telinga : Serumen -/-Hidung : Sekret -/-Mulut : Perioral Sianosis - ; Lidah Kotor +Tenggorok : Faring Hiperemis -Turgor : Normal ; Tonus NormalExtremitas : Akral hangat; Normal ; Oedem -Thorax : BJ I-II +, regular; Whz -/- ; Rh -/-Abdomen BU : Normal
FOLLOW UP PASIENTanggal 28 Desember 2010
S : Demam (-), mual (-), muntah (-), batuk berkurang. BAK lancar dan banyak. BAB 1x konsistensi lunak, tidak ada darah dan lendir.
O : KU : tampak sakit ringan Kesadaran : CM Tensi : 100/70 mmHg Nadi : 90x/menit Suhu : 36°C Respirasi : 24x/menit
Pemeriksaan fisik abdomen :Kepala : NormocephalMata : CA -/- SI -/-Telinga : Serumen -/-Hidung : Sekret -/-Mulut : Perioral Sianosis - ; Lidah Kotor +Tenggorok : Faring Hiperemis -Turgor : Normal ; Tonus NormalExtremitas : Akral hangat; Normal ; Oedem -Thorax : BJ I-II +, regular; Whz -/- ; Rh -/-Abdomen BU : Normal
Laboratorium tanggal 28 Desember 2010
Hb : 13,4 gr/dl
Ht : 42%
Trombosit : 331.000 ul
Leukosit : 7.000 ul
ANALISA KASUSDemam typhoid pada anak biasanya memberikan
gambaran klinis yang ringan bahkan asimptomatis. Walaupun gejala klinis sangat bervariasi, namun gejala yang timbul setelah inkubasi dapat dibagi dalam (1) demam, (2) gangguan saluran pencernaan, (3) gangguan kesadaran. Pada kasus khas terdapat demam remitten pada minggu pertama, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat pada malam hari. Dalam minggu kedua pasien terus berada dalam keadaan demam, yang turun secara berangsur-angsur pada minggu ketiga.
Pada pasien ini di tegakkan diagnosa demam typhoid tanpa komplikasi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan :Anamnesis:Pasien demam 7 hari yang remitten. Demam menjelang sore hari dan demam turun pagi harinya sehingga pasien dapat bersekolah pada pagi harinya (aktivitas pasien tidak terganggu)Demam disertai dengan gangguan pencernaan berupa mual dan konstipasiPasien sering jajan makanan dan minumam di luar rumah, yang tidak jelas kebersihannya
ANALISA KASUS
Pada pasien ini pemeriksaan fisiknya ditemukan :Didapatkan tanda-tanda vital dalam batas normal, keadaan umum yang sedang, tanpa gangguan kesadaranPada lidah pasien ditemukan kotor pada tengahnya dan hiperemis pada pinggirnya, tremor (-)Hepatomegali 2 cm dibawah arcus costae, tepi tajam, permukaan licin, konsistensi kenyal, dan nyeri tekan (+)
ANALISA KASUS
Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosa demam typhoid pada kasus ini:isolasi kuman penyebab demam typhoid melalui biakan kuman dari spesimen penderita seperti darah, sumsum tulang, urin, tinja, cairan duodenum dan rose spotuji serologis untuk mendeteksi antibodi terhadap antigenpemeriksaan melacak DNA kuman S. Tyhpi
ANALISA KASUS
• Diagnosis demam typhoid dengan biakan kuman sebenarnya amat diagnostik, namun identifikasi kuman memerlukan waktu 3-5 hari.
• Biakan darah positif pada 40-60% kasus yang diperiksa pada minggu pertama sakit.
• Biakan feses atau urin akan positif setelah minggu pertama.• Biakan dari sumsum tulang akan positif pada penyakit
stadium lanjut, dan merupakan pemeriksaan yang paling sensitif.
• Biakan darah positif memastikan demam typhoid, tetapi biakan darah negatif tidak menyingkirkan demam typhoid. Hal ini disebabkan karena hasil biakan darah bergantung pada beberapa faktor, antara lain:- jumlah darah yang diambil- perbandingan volume darah dan media empedu- waktu pengambilan darah.
ANALISA KASUS
Pada pasien tidak dilakukan pemeriksaan kultur darah karena membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengetahui hasilnya dan pemeriksaan melacak DNA tidak dilakukan karena biaya yang mahal dan fasilitas rumah sakit yang terbatas.Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan serologis dan didapatkan hasil + pada serologi Salmonella typhi O dan Salmonella paratyphi CO sebesar 1/320. Walaupun uji serologi Widal untuk menunjang diagnosis demam typhoid telah luas digunakan namun manfaatnya masih menjadi perdebatan.Untuk memastikan diagnosa dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kultur darah atau urin atau feses.
ANALISA KASUS
Penatalaksanaan penderita dengan demam typhoid, terutama pada pasien ini dengan perawatan bed rest, pemberian diet yang lunak yang mudah dicerna dengan kalori dan protein yang cukup dan rendah serat.Pemberiaan obat-obatan diberikan antibiotik kloramfenikol sebesar 550 mg perkali pemberian 4 x sehari sebagai pengobatan kausalnya. Selain itu diberikan antipiretik (paracetamol), anti mual (metoklopramid), dan ekspektoran (Gliseril Guaiakolat) sebagai pengobatan simptomatis.Pasien diperbolehkan pulang setelah perawatan di rumah sakit karena tidak ada keluhan dan ada perbaikan klinis. Namun pasien tetap dianjurkan untuk istirahat dan mobilisasi bertahap, diet makanan lunak, dan melanjutkan antibiotik sampai 5 hari bebas demam.
PEMBAHASAN
DEMAM TIFOID
Definisi
Penyakit infeksi akut pada usus halus (terutama didaerah illeosekal) dengan gejala demam selama 7 hari atau lebih, gangguan saluran pencernaan, dan gangguan kesadaran.
Batasan Indonesia → endemis
96 % → S. typhi
sisanya → S. paratyphi
90 % → umur 3 – 19 th
Kejadian ↑ stlh umur 5 th
Minggu pertama sakit sukar dibedakan
dg penyakit demam lainnya
Memastikan D/ perlu pemeriksaan
biakan kuman utk konfirmasi
Etiologi
Salmonella typhiSalmonella paratyphi A Salmonella paratyphi BSalmonella paratyphi C
Etiologi Salmonella typhosa:Basil gram negatifBergerak dg flagelTidak bersporaMempunyai 3 macam antigen:
• antigen O (somatik, tdd zat kompleks lipopolisakarida)
• antigen H (flagela)• antigen Vi
Dlm serum penderita tdp zat anti (aglutinin) thd antigen tsb
Etiologitumbuh dengan baik pada suhu
optimal 37ºC (15ºC-41ºC)Fakultatif anaerobHidup subur pada media yang
mengandung empeduMati pada: 54,4°C selama 1 jam atau
60ºC selama 15 menitDapat bertahan hidup beberapa
minggu dalam air, es, debu, sampah kering dan pakaian
Etiologi
Salmonella paratyphi A, Salmonella paratyphi B, dan Salmonella paratyphi C
• gejalanya lebih ringan dibanding dengan yang disebabkan oleh Salmonella typhi
• Biakan kuman → u/ memastikan diagnosis
Epidemiologi
Di Indonesia tdp dlm keadaan endemik
Penderita anak yg ditemukan biasanya berumur di atas 5 tahun
Patogenesis Kuman Salmonella Typhi
↓
Makanan + Minuman
↓
Lambung → Mati
↓
Usus halus
↓
Folikel getah bening intestinum
↓
Multiplikasi sel PMN usus
↓ ↑
Aliran getah bening mesenterica Multiplikasi local
↓ ↑
Aliran darah (Bakteremia Primer) Hidup dan berkembang biak
↓ ↑
RES (hati dan limpa) → Aliran darah (Bakteremia Sekunder)
Patogenesis
Menimbulkan tukak berbentuk lonjong pd mukosa di atas plak Peyeri
Tukak dpt mengakibatkan perdarahan & perforasi usus
Gejala demam disebabkan oleh endotoksin
Gejala pd saluran pencernaan disebabkan oleh kelainan pd usus
PatogenesisPatologi plaque peyeri menurut Huckstep (bila tidak segera diberikan antibiotik):
Fase 1 : hiperplasia folikel limfoid
Fase 2 : nekrosis folikel limfoid selama seminggu kedua melibatkan mukosa dan submukosa
Fase 3 : ulserasi pada aksis panjang bowel dengan kemungkinan perforasi dan pendarahan
Fase 4 : penyembuhan tjd pd minggu ke-4 dan tidak menyebabkan terbentuknya struktur
Gejala klinis
Gejala klinis pada anak biasanya lebih ringan dibandingkan dewasa
Masa inkubasi: ± 10 – 14 hari
Selama masa inkubasi :
Gejala prodromal: anoreksia, letargia, malaise, dullness, nyeri kepala, batuk non produktif, bradicardia
Setelah masa inkubasi:
Demam , Gangguan pencernaan, gangguan kesadaran
Gejala klinis1.Demam• step ladder temperature chart → timbul
indisius, kemudian naik secara bertahap tiap harinya dan mencapai titik tertinggi pd minggu I, setelah itu demam akan bertahan tinggi dan pada minggu ke-4 demam turun perlahan secara lisis
• bersifat febris remiten & suhu tdk berapa tinggi
• Suhu ↑ sore/malam hari, ↓ pagi hari
Gejala klinis2. Gangguan saluran pencernaan
- Nafas berbau tidak sedap- Bibir kering & pecah2 (ragaden)- Lidah ditutupi selaput putih kotor (coated tongue), ujung & tepinya kemerahan, jarang disertai tremor- Perut kembung (meteorismus)- Hati & limpa membesar disertai nyeri tekan- Konstipasi →pd anak besar lbh mencolok- Diare → bayi dan balita
3. Gangguan kesadaran - kesadaran menurun apatis – somnolen - jarang sopor, koma atau gelisah
Gejala klinisGejala lain:
- roseola (bercak makulo papular) pada kulit dada, abdomen, punggung & ekstremitas → minggu I demam tapi berlangsung singkat 2-3 hari
- Bradikardia relatif pada anak besar
- epistaksis
Relaps (kambuh)
Keadaan berulangnya gejala peny tifus tetapi lebih ringan & lebih singkat
Pada minggu II (setelah suhu badan normal)→Terjadi karena terdapatnya basil dalam organ2 yg tidak dpt dimusnahkan baik oleh obat maupun oleh zat anti
Mungkin pula pada minggu IV (waktu penyembuhan tukak) → invasi basil bersamaan dg pembentukan jaringan2 fibroblas
Komplikasi
1. Usus halus
a. perdarahan usus
- sedikit→Benzidin test
- banyak→melena
- berat→nyeri perut + tanda renjatan
b. perforasi usus
- biasanya minggu ketiga
- pada ileum distal
- pekak hati menghilang
- udara diantara hati & diafragma
Komplikasi
c. peritonitis
- dengan / tanpa perforasi usus
- gejala akut abdomen:
♣ nyeri perut hebat
♣ defans musculaire (ddg abd tegang)
♣ nyeri tekan
2. Komplikasi di luar usus
→krn lokalisasi peradangan akibat sepsis
(bakteremia): meningitis, kolesistitis,
ensefalopati, dll
Komplikasi
→ krn infeksi sekunder: bronkopneumoni
→ dehidrasi & asidosis akibat masukan
makanan kurang & perspirasi akibat suhu tubuh tinggi
→ DIC , sindrom uremia hemolitik, dan hemolisis
→ Glomerulonefritis, pielonefritis, dan perinefritis
Diagnosis kerjaPerlu pemeriksaan laboratorium
1. pemeriksaan utk menyokong diagnosis
a. pemeriksaan darah tepi
- leukopeni
- limfositosis relatif
- aneosinofilia
- anemia
- trombositopenia ringan
b. pemeriksaan sumsum tulang
- hiperaktif RES dg adanya sel makrofag
- eritropoesis, granulopoesis, trombopoesis <
Diagnosis kerja2. Pemeriksaan lab utk membuat
diagnosis
a. Biakan empedu
- basil S. typhosa dpt ditemukan dlm darah pd minggu I sakit
- positif dlm urin & feses dlm wkt yg lama
- negatif 2x berturut2 dlm urin & feses menentukan benar2
sembuh & tdk mjd karier
Diagnosis kerja
b. Pem. Widal
- dasar: rx aglutinasi bila serum penderita dicampur dg
suspensi antigen S. typhosa
- + : tjd rx aglutinasi
- dg mengencerkan serum, kadar zat anti dpt ditentukan, yaitu pengenceran tertinggi yg
msh menimbulkan rx aglutinasi
Diagnosis kerja
3. Pemeriksaan Penunjang Lain
Pemeriksaan AntibodiDot EIA ( Dot Enzyme Immunoabsorbent
Assay ) Polymerase Chain Reaction (PCR) IgM Dipstick test
Diagnosis kerjatiter antigen O ≥ 1/200 atau
menunjukkan kenaikan progresif titer thd antigen H tdk diperlukan utk D/
krn dpt tetap tinggi stlh mendpt imunisasi / penderita telah lama sembuh
pem. Widal tidak selalu + walau penderita sungguh2 menderita tifus abdominalis
Diagnosis kerja
- titer dpt + krn:
♦ titer O & H tinggi krn terdapatnya aglutinin normal, krn infeksi basil Coli patogen dlm usus
♦ pd neonatus, zat anti tsb diperoleh dari ibunya mell tali pusat
♦ terdapat infeksi silang dg Rickettsia (Weil Felix)
♦ akibat imunisasi scr alamiah krn masuknya basil peroral / infeksi subklinis
Diagnosis Banding
Paratifoid A, B, C
Influenza
Malaria
Tuberkulosis
Dengue
Pneumonia lobaris
Dll
Pengobatan
1. isolasi penderita & desinfeksi pakaian & ekskreta
2. perawatan yg baik untuk menghindarkan komplikasi mengingat sakit yg lama, lemah, anoreksia, dll
3. istirahat selama demam sampai dg 2 mggu normal kembali, yaitu istirahat mutlak, berbaring terus di tempat tidur. Seminggu kmdn boleh duduk & selanjutnya boleh berdiri & berjalan
Pengobatan4. Diet.
- Makanan hrs mengandung cukup cairan,
kalori & tinggi protein.
- Bahan makanan tdk blh mengandung banyak serat, tdk merangsang & tdk menimbulkan banyak gas.
- Susu 2 kali 1 gelas sehari perlu diberikan.
- Utk penderita dg kesadaran ↓ makanan cair
dpt diberikan mell pipa lambung.
- Bila anak sadar & nafsu makan baik dpt
diberikan makanan lunak
Pengobatan5. Obat pilihan: Kloramfenikol dosis tinggi 100
mg/kgbb/hari, 4x sehari p.o./IM/IV
→ manfaat: - waktu perawatan dipersingkat
- relaps tidak tjd
→ pbtkn zat anti < krn basil terlalu cepat dimusnahkan
→ penderita yg dipulangkan perlu diberi suntikan vaksin Tipa
Obat lain: ampisilin, kotrimoksazol, Tiamfenikol, Amoksisilin, Seftriakson, Sefiksim
Pengobatan RSCM: - Kloramfenicol (DOC) 50 – 100 mg /
hari, oral atau IV dibagi 4 dosis selama 10 – 14 hari, atau
- Amoksisilin 100 mg / kg / hari, oral / IV, atau
- Seftriakson 20 -80 g / kg 1xsehari selama 5 hari
- Tindakan bedah segera→ perforasi usus
Pengobatan
6. Bila tdp komplikasi hrs diberi terapi yg sesuai:
- dehidrasi & asidosis diberi cairan IV
- bronkopneumonia hrs ditambahkan
Penisilin, dll
Pencegahan Higiene perorangan & lingkungan - mencuci tangan sebelum makan - penyediaan air bersih - pengamanan pembuangan limbah
feses Imunisasi Imunisasi aktif terutama : - kontak dg ps demam tifoid - KLB - turis yg bepergian ke daerah
endemik
Pencegahan Imunisasi
- vaksin polisakarida (capsular Vi
polysaccharide)
→ pd usia 2 tahun / lebih
→ IM
→ diulang setiap 3 th
- vaksin tifoid oral (Ty21-a)
→ pd usia > 6 th dg interval selang
sehari (hari 1, 3 & 5)
→ ulangan setiap 3 – 5 th
Prognosis
Umumnya prognosis pd anak baik asal penderita cpt berobat
Mortalitas pd penderita yg dirawat 6%
Prognosis kurang baik / buruk bila gej klinis berat:
1. panas tinggi (hiperpireksia) / febris kontinua
2. kesadaran ↓: sopor, koma, delirium
3. komplikasi berat: dehidrasi & asidosis,
peritonitis, bronkopneumoni, dll
4. gizi buruk (malnutrisi energi protein)