41110026_naskah_publikasi.docx

21
KORELASI ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DENGAN PERILAKU POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT ANAK-ANAK TUNADAKSA PADA SDLB N 1 / D & D1 KALIBAYEM BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : YOHANNA TANIA 41110026 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

Upload: yohannatania

Post on 09-Jul-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 41110026_Naskah_Publikasi.docx

KORELASI ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DENGAN PERILAKU POLA HIDUP BERSIH

DAN SEHAT ANAK-ANAK TUNADAKSA PADA SDLB N 1 / D & D1 KALIBAYEM BANTUL

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :

YOHANNA TANIA

41110026

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: 41110026_Naskah_Publikasi.docx
Page 3: 41110026_Naskah_Publikasi.docx

KORELASI ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DENGAN PERILAKU POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT ANAK-ANAK TUNADAKSA

PADA SDLB N 1 / D & D1 KALIBAYEM BANTUL

Yohanna Tania1, Slamet Sunarno Harjosuwarno2, The Maria Meiwati Widagdo3

Wikan Indrarto4

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta WacanaJl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo No. 5 – 25, Yogyakarta 55224

Telp.0274 – 563929 Fax. 0274 – 513235

ABSTRAK

Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu pola hidup yang menjadi sorotan utama untuk menjaga kesehatan.Penerapan PHBS dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang PHBS. Adanya tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku PHBS yang baik akan menjamin berlangsungnya PHBS. PHBS inilah yang nantinya akan mempengaruhi derajad kesehatan masing-masing orang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui korelasi antara tingkat pengetahuan, sikap, dengan perilaku Pola Hidup Bersih dan Sehat anak-anak tunadaksa SDLB N 1 D / D1 Kalibayem Bantul.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan potong lintang dengan uji analisa korelasi bivariat. Penelitian ini melibatkan responden yang terdiri dari siswa tunadaksa kelas 4, 5, dan 6 di SDLB N 1 / D & D1 Kalibayem Bantul, serta beberapa orang tua siswa dan guru. Murid–murid mengisi kuesioner, sedangkan guru dan orang tua diwawancarai secara mendalam.Penelitian ini melibatkan 22 responden yang mana dari keselurahan responden, memiliki tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku PHBS yang baik. Terdapat hubungan yang signifikan dalam uji korelasi bivariat antara tingkat pengetahuan dengan sikap (p = 0.002) dan antara sikap dengan perilaku PHBS (p = 0.002). Hasil wawancara yang mendalam dengan orang tua dan guru mendapatkan hasil bahwa terdapat peran orang tua dan guru dalam membantu para siswa dalam melaksanakan PHBS dikarenakan adanya keterbatasan fisik.Kesimpulanya adalah tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku PHBS anak-anak tunadaksa adalah baik dan terdapat korelasi yang signifikan dalam uji bivariat antara tingkat pengetahuan, sikap, dengan perilaku PHBS.

Kata kunci : tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku PHBS

1

Page 4: 41110026_Naskah_Publikasi.docx

THE CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND PRACTICE

OF CLEAN AND HEALTHY LIFESTYLE OF CHILDREN WITH PHYSICAL DISABILITY AT SDLBN 1 KALIBAYEM BANTUL

Yohanna Tania1, Slamet Sunarno Harjosuwarno2, The Maria Meiwati Widagdo3

Wikan Indrarto4

Faculty of Medicine Duta Wacana Christian UniversityJl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo No. 5 – 25, Yogyakarta 55224

Telp.0274 – 563929 Fax. 0274 – 513235

ABSTRACT

Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS= clean and healthy lifestyle) wasintegralforhealth maintenance. The implementation of PHBS was influenced by three main factors: level of knowledge, attitudes, and practice toward PHBS. A good level of knowledge, attitude, and practicetoward PHBS wouldinfluence the practice of PHBS and affect one’s health status. The objective is to determine the correlation between the level of knowledge, attitude, practicetowardclean and healthy patterns of disablechildren at SDLB N 1 / D & D1 Kalibayem Bantul.This research was a cross sectional descriptive analytic study exploring bivariate correlation between knowledge and attitudes, and between attitude and practice. The study’ssubjects were students of grade 4, 5, and 6 at SDLB N 1 / D & D1 Kalibayem Bantul, some parents and teachers. The students were given a questionnaire to fill in, the teachers and parents participated in in-depth interviews. The 22 respondents had a good level of knowledge, attitude, and practice toward PHBS. There was a significant correlation between knowledge and attitude, and between attitude andpractice toward PHBS. Based on the in-depth interviews with parents and teachers, their roles in helping students had a positive impact to the implementation of PHBS due to physical limitations.The conclusion arethe respondents had a good level of knowledge, attitudes, and practice toward PHBS and there was a correlation between the level of knowledge, attitude, and practicetoward PHBS.

Keywords: level of knowledge, attitude, and practice toward PHBS

2

Page 5: 41110026_Naskah_Publikasi.docx

PENDAHULUAN

Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang

diperoleh berdasarkan pembelajaran dan dilakukan atas dasar kesadaran, sehingga

seseorang, keluarga, kelompok, atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri

dalam hal kesehatan dan mampu mewujudkan kesehatan masyarakat (Menkes RI,

2011).Tujuan dari PHBS sendiri adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan

kemauan untuk hidup bersih dan sehat sehingga dapat meningkatkan derajad hidup

seoptimal mungkin (Depkes RI, 2006).

Anggota masyarakat yang paling penting dijadikan sasaran dalam penerapan

PHBS adalah anak SD. Hal ini karena pada masa tersebut merupakan masa yang

paling eksploratif (bermain dengan lingkungan) serta merupakan masa-masa yang

tepat untuk dapat menerima dan menyerap informasi dengan tepat (Pramono dan

Paramita, 2011).Hal ini dikuatkan oleh pernyataan dari Drs. Thosim, MM, Kabid

PKPL Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah bahwa sasaran promosi PHBS adalah

anak SD terutama siswa kelas 4 dan 5 SD. Sebab pada usia tersebut, mereka mudah

menerima adanya inovasi baru dan mudah menyampaikannya kepada orang lain

(Wati, 2011).

Tunadaksa adalah gangguan yang dimiliki tubuh secara fisik untuk dapat

melakukan fungsi normal pada umumnya.Contoh dari tunadaksa adalah anak-anak

yang lahir dengan anggota tubuh yang tidak lengkap, anak yang kehilangan anggota

badan karena amputasi, anak dengan gangguan neuro muscular seperti celebral palsy,

dan anak dengan gangguan sensomotorik (Mangunsong, 2011).

Pentingnya penerapan PHBS bagi anak berkebutuhan khusus adalah sesuai

dengan Undang-Undang Nomer 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, yaitu upaya

pemeliharaan kesehatan penyandang cacat harus ditujukan untuk menjaga agar tetap

hidup sehat dan produktif secara sosial, ekonomis, dan bermartabat (Direktorat

Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat et al, 2010).

3

Page 6: 41110026_Naskah_Publikasi.docx

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kategorikal

secara analitik dengan pendekatan metode cross sectional. Dikatakan kategorikal

karena pada penelitian subjeknya adalah anak-anak tunadaksa yang terbagi menjadi 2

golongan, yaitu golongan D (kelainan pada sistem otot dan rangka) dan golongan D1

(kelainan pada sistem cerebral / cerebral palsy).Data yang didapat akan dijabarkan

secara deskriptif dan akan dianalisis korelasinya.Selain itu, akan diambil keterangan

tambahan dari beberapa orang tua dan guru melalui in depth interview dan akan

dijabarkan secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

4 5 6

Laki-

laki

Perempuan Laki-

laki

Perempuan Laki-

laki

Perempuan

Usia

(tahun)

10-14 5 1 3 1 2 2

15-19 - 1 2 1 3 -

>=20 - - - - - 1

Golongan D 1 - - - - 2

D1 4 2 5 2 5 1

Karakteristik responden digolongkan berdasarkan tabel di atas, yaitu

berdasarkan usia, golongan (D & D1), jenis kelamin, dan kelas.

TABEL HASIL

A. Tingkat Pengetahuan

4

Page 7: 41110026_Naskah_Publikasi.docx

Kelas Nilai

Buruk Sedang Baik

4 - - 7 anak

5 - - 7 anak

6 - - 8 anak

Jumlah responden 22 anak

B. Sikap

Kelas Nilai

Buruk Sedang Baik

4 - - 7 anak

5 - - 7 anak

6 - - 8 anak

Jumlah responden 22 anak

C. Perilaku

Kelas Nilai

Buruk Sedang Baik

4 - - 7 anak

5 - - 7 anak

6 - - 8 anak

Jumlah responden 22 anak

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa keseluruhan siswa memiliki tingkat

pengetahuan, sikap, dan perilaku PHBS yang baik.Kategori baik apabila skor nilai

kuesioner yang diperoleh adalah antara 27-36.

Berikut tabel pertanyaan tentang tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku yang

dijawab tidak tepat oleh responden.

5

Page 8: 41110026_Naskah_Publikasi.docx

A. Tingkat Pengetahuan

No Pertanyaan Jawaban Tidak Tepat

1 Pentingnya mandi menggunakan sabun 4 anak (18,2 %)

2 Frekuensi mandi per hari -

3 Pentingnya menggosok gigi 3 anak (13,6 %)

4 Frekuensi menggosok gigi per hari -

5 Frekuensi mencuci tangan menggunakan sabun 1 anak (4,5 %)

6 Hubungan kuku panjang dan kotor terhadap

kecacingan

-

7 Penyebab sakit perut 5 anak (22,7 %)

8 Pengertian gizi seimbang -

9 Kriteria jamban / toilet yang sehat 2 anak (9 %)

10 Tempat membuang sampah -

11 Alasan kebersihan rambut perlu dijaga 4 anak (18,2 %)

12 Manfaat tidur 5 anak ( 22,7 %)

Pentingnya mandi menggunakan sabun, beberapa anak menjawab agar tubuh

menjadi wangi, padahal jawaban yang benar adalah untuk menghilangkan kuman dan

kotoran dari tubuh.Pentingnya menggosok gigi, beberapa anak menjawab agar mulut

dan napas tidak bau, padahal jawaban yang benar adalah agar gigi dan mulut bersih

dan sehat. Frekuensi mencuci tangan dengan sabun,beberapa anak menjawab setelah

makan, namun jawaban yang tepat adalah sebelum dan sesudah makan serta setelah

BAB dan BAK. Penyebab sakit perut, beberapa anak menjawab akibat tidak mencuci

tangan sebelum makan, sedangkan jawaban yang tepat adalah memakan makanan

yang mengandung kuman dan bakteri.Kriteria jamban sehat, beberapa anak

menjawab tidak berbau, jawaban yang benar adalah berbentuk leher angsa, tersedia

air bersih, sabun, dan lap pengering serta penerangan.Alasan kebersihan rambut perlu

dijaga, beberapa anak menjawab agar terhindar dari kutu, padahal tujuan utamanya

adalah agar rambut dan kulit kepala bersih dan sehat. Manfaat tidur bagi beberapa

anak adalah untuk menghilangkan rasa ngantuk, padahal manfaat sebenarnya adalah

agar anak dapat tumbuh dengan baik dan memulihkan kembali tenaga

B. Sikap

6

Page 9: 41110026_Naskah_Publikasi.docx

No Pertanyaan Jawaban Tidak Tepat

1 Setuju / tidak makan sayur dan buah setiap hari 3 anak (13,6 %)

2 Setuju / tidak kuku harus bersih dan pendek 2 anak (9 %)

3 Setuju / tidak cuci tangan sebelum makan 1 anak (4,5 %)

4 Setuju / tidak cuci tangan pakai sabun setelah

BAB dan BAK

3 anak (13,6 %)

5 Setuju / tidak mandi menggunakan sabun mandi -

6 Setuju / tidak mencuci rambut menggunakan

shampoo

-

7 Setuju / tidak ganti baju sekali dalam dua hari 2 anak (9 %)

8 Setuju / tidak sampah ditumpuk di pekarangan

rumah

4 anak (18,2 %)

9 Setuju / tidak anak-anak tidur < 8 jam / hari 5 anak (22,7 %)

10 Setuju / tidak olahraga menurunkan kebugaran

tubuh

-

11 Setuju / tidak merokok dalam ruangan 2 anak (9 %)

12 Setuju / tidak menggosok gigi satu kali per hari 1 anak (4,5 %)

Beberapa anak tidak setuju makan sayur dan buah setiap hari dengan alasan

bosan, kurang menyukai, dan orang tua tidak menyediakan setiap hari.Beberapa anak

mengatakan bahwa ragu-ragu kalau kuku harus bersih dan pendek karena memiliki

estetika tersendiri.Satu anak mengatakan ragu-ragu bahwa sebaiknya cuci tangan

sebelum makan karena dia beranggapan bahwa cuci tangan dapat digantikan dengan

tissue basah.Beberapa anak juga ragu-ragu kalau sebaiknya mencuci tangan sebelum

dan sesudah BAB dan BAK karena mereka beranggapan bahwa orang tua yang

sebaiknya mencuci tangan, karena orang tua yang membantu mereka.Beberapa anak

setuju untuk mengganti baju sekali dalam 2 hari karena mereka belum banyak

berkeringat. Beberapa anak setuju bahwa sampah ditumpuk di pekarangan rumah

karena nantinya akan dibakar. Beberapa anak setuju bahwa tidur < 8 jam karena

mereka belum mengantuk dan masih ingin menonton televisi. Beberapa anak setuju

merokok di dalam ruangan karena memiliki ayah seorang perokok.Beberapa anak

setuju menggosok gigi satu kali per hari karena mereka hanya mandi satu kali per

hari sehingga menggosok gigi hanya waktu mandi saja.

7

Page 10: 41110026_Naskah_Publikasi.docx

C. Perilaku

No Pertanyaan Jawaban Tidak Tepat

1 Tempat membuang sampah -

2 Frekuensi mandi per hari 4 anak (18,2 %)

3 Seberapa sering mencuci tangan menggunakan

sabun

3 anak (13,6 %)

4 Frekuensi menggosok gigi per hari 2 anak (9 %)

5 Membersikan rambut menggunakan shampoo /

tidak

-

6 Frekuensi makan sayur dalam seminggu 4 anak (18,2 %)

7 Frekuensi makan buah dalam seminggu 5 anak (22,7 %)

8 Lama tidur pada malam hari 5 anak (18,2 %)

9 Tempat BAB dan BAK -

10 Mengganti baju setiap hari -

11 Mencuci tangan menggunakan sabun setelah BAB

dan BAK

1 anak (4,5 %)

12 Frekuensi melakukan olahraga dalam seminggu -

Beberapa anak mengatakan bahwa mandi kadang hanya satu kali dengan

alasan orang tua keberatan mengangkat tubuh, orang tua sibuk, dan tidak banyak

keringat.Beberapa anak mengatakan tidak rutin mencuci tangan dengan sabun

dengan alasan orang tua sibuk dan tidak membantu mencucikan tangan.Beberapa

anak mengatakan menggosok gigi hanya sekali dalam sehari menyesuaikan dengan

mandi.Beberapa anak mengatakan bahwa makan sayur dan buah hanya 1-3 kali /

minggu dengan alasan bosan dan orang tua tidak menyediakan. Beberapa anak masih

tidur < 8 jam karena belum mengantuk dan masih menonton televisi. Beberapa anak

juga tidak rutin mencuci tangan sebelum dan sesudah BAB dan BAK karena mereka

masih dibantu orang tua dan mereka beranggapan bahwa sebaiknya orang tua yang

mencuci tangan.

8

Page 11: 41110026_Naskah_Publikasi.docx

Analisa statistik korelasi antara tingkat pengetahuan dengan

sikap, dan antara sikap dengan perilaku

Pengetahuan Sikap Perilaku

Pengetahuan Pearson

Correlation1 .617** .611**

Sig. (2-tailed) .002 .003

Jumlah responden 22 22 22

Sikap Pearson

Correlation.617** 1 .627**

Sig. (2-tailed) .002 .002

Jumlah responden 22 22 22

Perilaku Pearson

Correlation.611** .627** 1

Sig. (2-tailed) .003 .002

Jumlah responden 22 22 22

Hasil analisa statistik dapat dilihat pada tabel di atas. Analisa statistik menunjukkan

terdapat korelasi yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan sikap (p =

0.002) dan antara sikap dengan perilaku PHBS (p = 0.002).

WAWANCARA DENGAN GURU

Dipilih 2 guru untuk jadikan responden wawancara.Beliau mengemukakan

bahwa terdapat beberapa aktivitas fisik, yaitu senam, kerja bakti, jalan-jalan,

olahraga per kelas, terapi, dan kegiatan keterampilan.Selain itu juga ada kegiatan

kunjungan dari puskesmas (cek kesehatan), penyuluhan PHBS, pertemuan dengan

orang tua, dan upaya dari pihak sekolah untuk mengingatkan siswa dalam melakukan

PHBS, yaitu melalui sebuah lagu PHBS.Bagi guru, anak-anak tunadaksa sudah

menerapkan PHBS dengan terbukti tidak menolak ketika dibantu untuk melakukan

PHBS dan ada inisiatif meminta bantuan dalam melakukan PHBS.Bagi guru,

9

Page 12: 41110026_Naskah_Publikasi.docx

berhasil / tidaknya penerapan PHBS bergantung pada orang tua karena adanya

keterbatasan fisik anak.

WAWANCARA DENGAN ORANG TUA

Ibu A (4 D1) mengatakan bahwa PHBS anaknya sudah baik, terbukti dengan

tidak menolak ketika dibantu melakukan PHBS dan ada inisiatif meminta bantuan.

Namun, ibu A mengatakan bahwa beliau kurang mendampingi anaknya dalam

melakukan PHBS, karena beliau hanya memandika satu kali per hari, membersihkan

tangan anaknya hanya dengan tissue basah, kurangnya penerapan konsumsi sayur,

tidak menggantikan baju anaknya ketika berkeringat, dan tidak mengingatkan

anaknya untuk tidur > 8 jam. Ibu A selalu rutin mengingatkan anaknya untuk rajin

mencuci rambut, menggosok gigi, memotong kuku anaknya, dan rajin berolahraga.

Ibu A juga memberikan obat cacing 6 bulan sekali dan selalu memasak secara

hygienis sehingga sang anak jarang menderita sakit perut.

Ibu B (6 D) mengatakan bahwa PHBS anaknya sudah baik karena beliau

selalu mendampingi anaknya dan mudah dalam mengajarkan PHBS karena tidak ada

gangguan intellegensi.Namun, beliau mengatakan bahwa anaknya kurang menyukai

sayur dan jarang mencuci tangan dengan sabun.Ibu B memiliki inisiatif untuk

mengombinasi jus buah dengan sayur karena anaknya lebih menyukai buah daripada

sayur dan ibu B juga menaruh kantong plastik di setiap sudut rumah agar anaknya

mudah dalam membuang sampah.Ibu B juga mengatakan bahwa beliau selalu

membantu anaknya mencucikan rambut anaknya secara rutin, memotong kuku

anaknya ketika sudah panjang, menggantikan baju secara rutin, dan mengingatkan

anaknya untuk rajin berolahraga. Selain itu, sang anak sudah bisa menggosok gigi

sendiri dan menyiram kotorannya sendiri. Penelitian PHBS dari Panti Asuhan Rapha-

El oleh Jariston Habeahan tahun 2009 mengatakan bahwa PHBS siswa kelas 4, 5,

dan 6 SD biasa adalah baik. Jadi, apabila dibandingkan, maka PHBS siswa SD biasa

dan SD tunadaksa adalah sama baiknya.

KESIMPULAN

Tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku anak tunadaksa SDLBN 1 kelas 4,

5, 6 Kalibayem adalah baik.

10

Page 13: 41110026_Naskah_Publikasi.docx

Ada hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku pola hidup

bersih dan sehat.

Berhasil / tidaknya penerapan PHBS dipengaruhi oleh peran orang tua karena

adanya keterbatasan fisik pada anak.

Sudah ada program penerapan PHBS dari sekolah (kunjungan puskesmas dan

penyuluhan).

PHBS anak adalah baik karena tidak ada penolakan dan sudah ada inisiatif

meminta bantuan.

Orang tua sudah memiliki cara tersendiri untuk mempermudah anak dalam

melakukan PHBS.

SARAN

Sebaiknya diadakan penelitian tentang PHBS untuk semua jenis difabel.

Penyuluhan tentang PHBS sebaiknya tidak hanya melibatkan para siswa

tetapi juga melibatkan orang tua.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI (2006) Panduan Promosi Kesehatan di Sekolah. Jakarta : Pusat Promosi

Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

Depkes (2013)Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta: Badan Penelitian Dan

Pengembangan Kesehatan Kemnetrian RI.

Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Kesehatan Anak, dan

Kementrian Kesehatan RI (2010) Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak Di

Sekolah Luar Biasa (SLB). Bekasi : Bakti Husada.

Kemenkes RI (2010) 10 Pesan Hidup Sehat dalam Kedaruratan.Jakarta : Pusat

Promosi Kesehatan.

11

Page 14: 41110026_Naskah_Publikasi.docx

Mangunsong, Frieda (2011) Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan

Khusus.Edisi ke-2.Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan

Pendidikan Psikologi Universitas Indonesia.

Menkes RI (2011) Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat.Jakarta :Kementrian Kesehatan RI.

Pramono, S. & Paramita, A. (2011) Peningkatan Pengetahuan Anak-anak Tentang

PHBS dan Penyakit Menular Melalui Teknik KIE Berupa Permainan

Elektronik. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 14 (4) Oktober : pp. 311-

319.

Wati, Ratna (2011) Pengaruh Pemberian Penyuluhan PHBS tentang Mencuci Tangan

Terhadap Pengetahuan dan Sikap Mencuci Tangan pada Siswa Kelas V di

SDN Bulukantil SKA. Karya Tulis Ilmiah, Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

12