41110026_naskah_publikasi.docx
TRANSCRIPT
![Page 1: 41110026_Naskah_Publikasi.docx](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022081814/577c7c521a28abe0549a1dc7/html5/thumbnails/1.jpg)
KORELASI ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DENGAN PERILAKU POLA HIDUP BERSIH
DAN SEHAT ANAK-ANAK TUNADAKSA PADA SDLB N 1 / D & D1 KALIBAYEM BANTUL
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh :
YOHANNA TANIA
41110026
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
YOGYAKARTA
2015
![Page 2: 41110026_Naskah_Publikasi.docx](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022081814/577c7c521a28abe0549a1dc7/html5/thumbnails/2.jpg)
![Page 3: 41110026_Naskah_Publikasi.docx](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022081814/577c7c521a28abe0549a1dc7/html5/thumbnails/3.jpg)
KORELASI ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DENGAN PERILAKU POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT ANAK-ANAK TUNADAKSA
PADA SDLB N 1 / D & D1 KALIBAYEM BANTUL
Yohanna Tania1, Slamet Sunarno Harjosuwarno2, The Maria Meiwati Widagdo3
Wikan Indrarto4
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta WacanaJl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo No. 5 – 25, Yogyakarta 55224
Telp.0274 – 563929 Fax. 0274 – 513235
ABSTRAK
Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu pola hidup yang menjadi sorotan utama untuk menjaga kesehatan.Penerapan PHBS dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang PHBS. Adanya tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku PHBS yang baik akan menjamin berlangsungnya PHBS. PHBS inilah yang nantinya akan mempengaruhi derajad kesehatan masing-masing orang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui korelasi antara tingkat pengetahuan, sikap, dengan perilaku Pola Hidup Bersih dan Sehat anak-anak tunadaksa SDLB N 1 D / D1 Kalibayem Bantul.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan potong lintang dengan uji analisa korelasi bivariat. Penelitian ini melibatkan responden yang terdiri dari siswa tunadaksa kelas 4, 5, dan 6 di SDLB N 1 / D & D1 Kalibayem Bantul, serta beberapa orang tua siswa dan guru. Murid–murid mengisi kuesioner, sedangkan guru dan orang tua diwawancarai secara mendalam.Penelitian ini melibatkan 22 responden yang mana dari keselurahan responden, memiliki tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku PHBS yang baik. Terdapat hubungan yang signifikan dalam uji korelasi bivariat antara tingkat pengetahuan dengan sikap (p = 0.002) dan antara sikap dengan perilaku PHBS (p = 0.002). Hasil wawancara yang mendalam dengan orang tua dan guru mendapatkan hasil bahwa terdapat peran orang tua dan guru dalam membantu para siswa dalam melaksanakan PHBS dikarenakan adanya keterbatasan fisik.Kesimpulanya adalah tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku PHBS anak-anak tunadaksa adalah baik dan terdapat korelasi yang signifikan dalam uji bivariat antara tingkat pengetahuan, sikap, dengan perilaku PHBS.
Kata kunci : tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku PHBS
1
![Page 4: 41110026_Naskah_Publikasi.docx](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022081814/577c7c521a28abe0549a1dc7/html5/thumbnails/4.jpg)
THE CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND PRACTICE
OF CLEAN AND HEALTHY LIFESTYLE OF CHILDREN WITH PHYSICAL DISABILITY AT SDLBN 1 KALIBAYEM BANTUL
Yohanna Tania1, Slamet Sunarno Harjosuwarno2, The Maria Meiwati Widagdo3
Wikan Indrarto4
Faculty of Medicine Duta Wacana Christian UniversityJl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo No. 5 – 25, Yogyakarta 55224
Telp.0274 – 563929 Fax. 0274 – 513235
ABSTRACT
Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS= clean and healthy lifestyle) wasintegralforhealth maintenance. The implementation of PHBS was influenced by three main factors: level of knowledge, attitudes, and practice toward PHBS. A good level of knowledge, attitude, and practicetoward PHBS wouldinfluence the practice of PHBS and affect one’s health status. The objective is to determine the correlation between the level of knowledge, attitude, practicetowardclean and healthy patterns of disablechildren at SDLB N 1 / D & D1 Kalibayem Bantul.This research was a cross sectional descriptive analytic study exploring bivariate correlation between knowledge and attitudes, and between attitude and practice. The study’ssubjects were students of grade 4, 5, and 6 at SDLB N 1 / D & D1 Kalibayem Bantul, some parents and teachers. The students were given a questionnaire to fill in, the teachers and parents participated in in-depth interviews. The 22 respondents had a good level of knowledge, attitude, and practice toward PHBS. There was a significant correlation between knowledge and attitude, and between attitude andpractice toward PHBS. Based on the in-depth interviews with parents and teachers, their roles in helping students had a positive impact to the implementation of PHBS due to physical limitations.The conclusion arethe respondents had a good level of knowledge, attitudes, and practice toward PHBS and there was a correlation between the level of knowledge, attitude, and practicetoward PHBS.
Keywords: level of knowledge, attitude, and practice toward PHBS
2
![Page 5: 41110026_Naskah_Publikasi.docx](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022081814/577c7c521a28abe0549a1dc7/html5/thumbnails/5.jpg)
PENDAHULUAN
Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
diperoleh berdasarkan pembelajaran dan dilakukan atas dasar kesadaran, sehingga
seseorang, keluarga, kelompok, atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri
dalam hal kesehatan dan mampu mewujudkan kesehatan masyarakat (Menkes RI,
2011).Tujuan dari PHBS sendiri adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan
kemauan untuk hidup bersih dan sehat sehingga dapat meningkatkan derajad hidup
seoptimal mungkin (Depkes RI, 2006).
Anggota masyarakat yang paling penting dijadikan sasaran dalam penerapan
PHBS adalah anak SD. Hal ini karena pada masa tersebut merupakan masa yang
paling eksploratif (bermain dengan lingkungan) serta merupakan masa-masa yang
tepat untuk dapat menerima dan menyerap informasi dengan tepat (Pramono dan
Paramita, 2011).Hal ini dikuatkan oleh pernyataan dari Drs. Thosim, MM, Kabid
PKPL Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah bahwa sasaran promosi PHBS adalah
anak SD terutama siswa kelas 4 dan 5 SD. Sebab pada usia tersebut, mereka mudah
menerima adanya inovasi baru dan mudah menyampaikannya kepada orang lain
(Wati, 2011).
Tunadaksa adalah gangguan yang dimiliki tubuh secara fisik untuk dapat
melakukan fungsi normal pada umumnya.Contoh dari tunadaksa adalah anak-anak
yang lahir dengan anggota tubuh yang tidak lengkap, anak yang kehilangan anggota
badan karena amputasi, anak dengan gangguan neuro muscular seperti celebral palsy,
dan anak dengan gangguan sensomotorik (Mangunsong, 2011).
Pentingnya penerapan PHBS bagi anak berkebutuhan khusus adalah sesuai
dengan Undang-Undang Nomer 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, yaitu upaya
pemeliharaan kesehatan penyandang cacat harus ditujukan untuk menjaga agar tetap
hidup sehat dan produktif secara sosial, ekonomis, dan bermartabat (Direktorat
Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat et al, 2010).
3
![Page 6: 41110026_Naskah_Publikasi.docx](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022081814/577c7c521a28abe0549a1dc7/html5/thumbnails/6.jpg)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kategorikal
secara analitik dengan pendekatan metode cross sectional. Dikatakan kategorikal
karena pada penelitian subjeknya adalah anak-anak tunadaksa yang terbagi menjadi 2
golongan, yaitu golongan D (kelainan pada sistem otot dan rangka) dan golongan D1
(kelainan pada sistem cerebral / cerebral palsy).Data yang didapat akan dijabarkan
secara deskriptif dan akan dianalisis korelasinya.Selain itu, akan diambil keterangan
tambahan dari beberapa orang tua dan guru melalui in depth interview dan akan
dijabarkan secara deskriptif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
4 5 6
Laki-
laki
Perempuan Laki-
laki
Perempuan Laki-
laki
Perempuan
Usia
(tahun)
10-14 5 1 3 1 2 2
15-19 - 1 2 1 3 -
>=20 - - - - - 1
Golongan D 1 - - - - 2
D1 4 2 5 2 5 1
Karakteristik responden digolongkan berdasarkan tabel di atas, yaitu
berdasarkan usia, golongan (D & D1), jenis kelamin, dan kelas.
TABEL HASIL
A. Tingkat Pengetahuan
4
![Page 7: 41110026_Naskah_Publikasi.docx](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022081814/577c7c521a28abe0549a1dc7/html5/thumbnails/7.jpg)
Kelas Nilai
Buruk Sedang Baik
4 - - 7 anak
5 - - 7 anak
6 - - 8 anak
Jumlah responden 22 anak
B. Sikap
Kelas Nilai
Buruk Sedang Baik
4 - - 7 anak
5 - - 7 anak
6 - - 8 anak
Jumlah responden 22 anak
C. Perilaku
Kelas Nilai
Buruk Sedang Baik
4 - - 7 anak
5 - - 7 anak
6 - - 8 anak
Jumlah responden 22 anak
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa keseluruhan siswa memiliki tingkat
pengetahuan, sikap, dan perilaku PHBS yang baik.Kategori baik apabila skor nilai
kuesioner yang diperoleh adalah antara 27-36.
Berikut tabel pertanyaan tentang tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku yang
dijawab tidak tepat oleh responden.
5
![Page 8: 41110026_Naskah_Publikasi.docx](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022081814/577c7c521a28abe0549a1dc7/html5/thumbnails/8.jpg)
A. Tingkat Pengetahuan
No Pertanyaan Jawaban Tidak Tepat
1 Pentingnya mandi menggunakan sabun 4 anak (18,2 %)
2 Frekuensi mandi per hari -
3 Pentingnya menggosok gigi 3 anak (13,6 %)
4 Frekuensi menggosok gigi per hari -
5 Frekuensi mencuci tangan menggunakan sabun 1 anak (4,5 %)
6 Hubungan kuku panjang dan kotor terhadap
kecacingan
-
7 Penyebab sakit perut 5 anak (22,7 %)
8 Pengertian gizi seimbang -
9 Kriteria jamban / toilet yang sehat 2 anak (9 %)
10 Tempat membuang sampah -
11 Alasan kebersihan rambut perlu dijaga 4 anak (18,2 %)
12 Manfaat tidur 5 anak ( 22,7 %)
Pentingnya mandi menggunakan sabun, beberapa anak menjawab agar tubuh
menjadi wangi, padahal jawaban yang benar adalah untuk menghilangkan kuman dan
kotoran dari tubuh.Pentingnya menggosok gigi, beberapa anak menjawab agar mulut
dan napas tidak bau, padahal jawaban yang benar adalah agar gigi dan mulut bersih
dan sehat. Frekuensi mencuci tangan dengan sabun,beberapa anak menjawab setelah
makan, namun jawaban yang tepat adalah sebelum dan sesudah makan serta setelah
BAB dan BAK. Penyebab sakit perut, beberapa anak menjawab akibat tidak mencuci
tangan sebelum makan, sedangkan jawaban yang tepat adalah memakan makanan
yang mengandung kuman dan bakteri.Kriteria jamban sehat, beberapa anak
menjawab tidak berbau, jawaban yang benar adalah berbentuk leher angsa, tersedia
air bersih, sabun, dan lap pengering serta penerangan.Alasan kebersihan rambut perlu
dijaga, beberapa anak menjawab agar terhindar dari kutu, padahal tujuan utamanya
adalah agar rambut dan kulit kepala bersih dan sehat. Manfaat tidur bagi beberapa
anak adalah untuk menghilangkan rasa ngantuk, padahal manfaat sebenarnya adalah
agar anak dapat tumbuh dengan baik dan memulihkan kembali tenaga
B. Sikap
6
![Page 9: 41110026_Naskah_Publikasi.docx](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022081814/577c7c521a28abe0549a1dc7/html5/thumbnails/9.jpg)
No Pertanyaan Jawaban Tidak Tepat
1 Setuju / tidak makan sayur dan buah setiap hari 3 anak (13,6 %)
2 Setuju / tidak kuku harus bersih dan pendek 2 anak (9 %)
3 Setuju / tidak cuci tangan sebelum makan 1 anak (4,5 %)
4 Setuju / tidak cuci tangan pakai sabun setelah
BAB dan BAK
3 anak (13,6 %)
5 Setuju / tidak mandi menggunakan sabun mandi -
6 Setuju / tidak mencuci rambut menggunakan
shampoo
-
7 Setuju / tidak ganti baju sekali dalam dua hari 2 anak (9 %)
8 Setuju / tidak sampah ditumpuk di pekarangan
rumah
4 anak (18,2 %)
9 Setuju / tidak anak-anak tidur < 8 jam / hari 5 anak (22,7 %)
10 Setuju / tidak olahraga menurunkan kebugaran
tubuh
-
11 Setuju / tidak merokok dalam ruangan 2 anak (9 %)
12 Setuju / tidak menggosok gigi satu kali per hari 1 anak (4,5 %)
Beberapa anak tidak setuju makan sayur dan buah setiap hari dengan alasan
bosan, kurang menyukai, dan orang tua tidak menyediakan setiap hari.Beberapa anak
mengatakan bahwa ragu-ragu kalau kuku harus bersih dan pendek karena memiliki
estetika tersendiri.Satu anak mengatakan ragu-ragu bahwa sebaiknya cuci tangan
sebelum makan karena dia beranggapan bahwa cuci tangan dapat digantikan dengan
tissue basah.Beberapa anak juga ragu-ragu kalau sebaiknya mencuci tangan sebelum
dan sesudah BAB dan BAK karena mereka beranggapan bahwa orang tua yang
sebaiknya mencuci tangan, karena orang tua yang membantu mereka.Beberapa anak
setuju untuk mengganti baju sekali dalam 2 hari karena mereka belum banyak
berkeringat. Beberapa anak setuju bahwa sampah ditumpuk di pekarangan rumah
karena nantinya akan dibakar. Beberapa anak setuju bahwa tidur < 8 jam karena
mereka belum mengantuk dan masih ingin menonton televisi. Beberapa anak setuju
merokok di dalam ruangan karena memiliki ayah seorang perokok.Beberapa anak
setuju menggosok gigi satu kali per hari karena mereka hanya mandi satu kali per
hari sehingga menggosok gigi hanya waktu mandi saja.
7
![Page 10: 41110026_Naskah_Publikasi.docx](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022081814/577c7c521a28abe0549a1dc7/html5/thumbnails/10.jpg)
C. Perilaku
No Pertanyaan Jawaban Tidak Tepat
1 Tempat membuang sampah -
2 Frekuensi mandi per hari 4 anak (18,2 %)
3 Seberapa sering mencuci tangan menggunakan
sabun
3 anak (13,6 %)
4 Frekuensi menggosok gigi per hari 2 anak (9 %)
5 Membersikan rambut menggunakan shampoo /
tidak
-
6 Frekuensi makan sayur dalam seminggu 4 anak (18,2 %)
7 Frekuensi makan buah dalam seminggu 5 anak (22,7 %)
8 Lama tidur pada malam hari 5 anak (18,2 %)
9 Tempat BAB dan BAK -
10 Mengganti baju setiap hari -
11 Mencuci tangan menggunakan sabun setelah BAB
dan BAK
1 anak (4,5 %)
12 Frekuensi melakukan olahraga dalam seminggu -
Beberapa anak mengatakan bahwa mandi kadang hanya satu kali dengan
alasan orang tua keberatan mengangkat tubuh, orang tua sibuk, dan tidak banyak
keringat.Beberapa anak mengatakan tidak rutin mencuci tangan dengan sabun
dengan alasan orang tua sibuk dan tidak membantu mencucikan tangan.Beberapa
anak mengatakan menggosok gigi hanya sekali dalam sehari menyesuaikan dengan
mandi.Beberapa anak mengatakan bahwa makan sayur dan buah hanya 1-3 kali /
minggu dengan alasan bosan dan orang tua tidak menyediakan. Beberapa anak masih
tidur < 8 jam karena belum mengantuk dan masih menonton televisi. Beberapa anak
juga tidak rutin mencuci tangan sebelum dan sesudah BAB dan BAK karena mereka
masih dibantu orang tua dan mereka beranggapan bahwa sebaiknya orang tua yang
mencuci tangan.
8
![Page 11: 41110026_Naskah_Publikasi.docx](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022081814/577c7c521a28abe0549a1dc7/html5/thumbnails/11.jpg)
Analisa statistik korelasi antara tingkat pengetahuan dengan
sikap, dan antara sikap dengan perilaku
Pengetahuan Sikap Perilaku
Pengetahuan Pearson
Correlation1 .617** .611**
Sig. (2-tailed) .002 .003
Jumlah responden 22 22 22
Sikap Pearson
Correlation.617** 1 .627**
Sig. (2-tailed) .002 .002
Jumlah responden 22 22 22
Perilaku Pearson
Correlation.611** .627** 1
Sig. (2-tailed) .003 .002
Jumlah responden 22 22 22
Hasil analisa statistik dapat dilihat pada tabel di atas. Analisa statistik menunjukkan
terdapat korelasi yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan sikap (p =
0.002) dan antara sikap dengan perilaku PHBS (p = 0.002).
WAWANCARA DENGAN GURU
Dipilih 2 guru untuk jadikan responden wawancara.Beliau mengemukakan
bahwa terdapat beberapa aktivitas fisik, yaitu senam, kerja bakti, jalan-jalan,
olahraga per kelas, terapi, dan kegiatan keterampilan.Selain itu juga ada kegiatan
kunjungan dari puskesmas (cek kesehatan), penyuluhan PHBS, pertemuan dengan
orang tua, dan upaya dari pihak sekolah untuk mengingatkan siswa dalam melakukan
PHBS, yaitu melalui sebuah lagu PHBS.Bagi guru, anak-anak tunadaksa sudah
menerapkan PHBS dengan terbukti tidak menolak ketika dibantu untuk melakukan
PHBS dan ada inisiatif meminta bantuan dalam melakukan PHBS.Bagi guru,
9
![Page 12: 41110026_Naskah_Publikasi.docx](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022081814/577c7c521a28abe0549a1dc7/html5/thumbnails/12.jpg)
berhasil / tidaknya penerapan PHBS bergantung pada orang tua karena adanya
keterbatasan fisik anak.
WAWANCARA DENGAN ORANG TUA
Ibu A (4 D1) mengatakan bahwa PHBS anaknya sudah baik, terbukti dengan
tidak menolak ketika dibantu melakukan PHBS dan ada inisiatif meminta bantuan.
Namun, ibu A mengatakan bahwa beliau kurang mendampingi anaknya dalam
melakukan PHBS, karena beliau hanya memandika satu kali per hari, membersihkan
tangan anaknya hanya dengan tissue basah, kurangnya penerapan konsumsi sayur,
tidak menggantikan baju anaknya ketika berkeringat, dan tidak mengingatkan
anaknya untuk tidur > 8 jam. Ibu A selalu rutin mengingatkan anaknya untuk rajin
mencuci rambut, menggosok gigi, memotong kuku anaknya, dan rajin berolahraga.
Ibu A juga memberikan obat cacing 6 bulan sekali dan selalu memasak secara
hygienis sehingga sang anak jarang menderita sakit perut.
Ibu B (6 D) mengatakan bahwa PHBS anaknya sudah baik karena beliau
selalu mendampingi anaknya dan mudah dalam mengajarkan PHBS karena tidak ada
gangguan intellegensi.Namun, beliau mengatakan bahwa anaknya kurang menyukai
sayur dan jarang mencuci tangan dengan sabun.Ibu B memiliki inisiatif untuk
mengombinasi jus buah dengan sayur karena anaknya lebih menyukai buah daripada
sayur dan ibu B juga menaruh kantong plastik di setiap sudut rumah agar anaknya
mudah dalam membuang sampah.Ibu B juga mengatakan bahwa beliau selalu
membantu anaknya mencucikan rambut anaknya secara rutin, memotong kuku
anaknya ketika sudah panjang, menggantikan baju secara rutin, dan mengingatkan
anaknya untuk rajin berolahraga. Selain itu, sang anak sudah bisa menggosok gigi
sendiri dan menyiram kotorannya sendiri. Penelitian PHBS dari Panti Asuhan Rapha-
El oleh Jariston Habeahan tahun 2009 mengatakan bahwa PHBS siswa kelas 4, 5,
dan 6 SD biasa adalah baik. Jadi, apabila dibandingkan, maka PHBS siswa SD biasa
dan SD tunadaksa adalah sama baiknya.
KESIMPULAN
Tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku anak tunadaksa SDLBN 1 kelas 4,
5, 6 Kalibayem adalah baik.
10
![Page 13: 41110026_Naskah_Publikasi.docx](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022081814/577c7c521a28abe0549a1dc7/html5/thumbnails/13.jpg)
Ada hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku pola hidup
bersih dan sehat.
Berhasil / tidaknya penerapan PHBS dipengaruhi oleh peran orang tua karena
adanya keterbatasan fisik pada anak.
Sudah ada program penerapan PHBS dari sekolah (kunjungan puskesmas dan
penyuluhan).
PHBS anak adalah baik karena tidak ada penolakan dan sudah ada inisiatif
meminta bantuan.
Orang tua sudah memiliki cara tersendiri untuk mempermudah anak dalam
melakukan PHBS.
SARAN
Sebaiknya diadakan penelitian tentang PHBS untuk semua jenis difabel.
Penyuluhan tentang PHBS sebaiknya tidak hanya melibatkan para siswa
tetapi juga melibatkan orang tua.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI (2006) Panduan Promosi Kesehatan di Sekolah. Jakarta : Pusat Promosi
Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
Depkes (2013)Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta: Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan Kemnetrian RI.
Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Kesehatan Anak, dan
Kementrian Kesehatan RI (2010) Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak Di
Sekolah Luar Biasa (SLB). Bekasi : Bakti Husada.
Kemenkes RI (2010) 10 Pesan Hidup Sehat dalam Kedaruratan.Jakarta : Pusat
Promosi Kesehatan.
11
![Page 14: 41110026_Naskah_Publikasi.docx](https://reader035.vdocuments.mx/reader035/viewer/2022081814/577c7c521a28abe0549a1dc7/html5/thumbnails/14.jpg)
Mangunsong, Frieda (2011) Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan
Khusus.Edisi ke-2.Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan
Pendidikan Psikologi Universitas Indonesia.
Menkes RI (2011) Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat.Jakarta :Kementrian Kesehatan RI.
Pramono, S. & Paramita, A. (2011) Peningkatan Pengetahuan Anak-anak Tentang
PHBS dan Penyakit Menular Melalui Teknik KIE Berupa Permainan
Elektronik. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 14 (4) Oktober : pp. 311-
319.
Wati, Ratna (2011) Pengaruh Pemberian Penyuluhan PHBS tentang Mencuci Tangan
Terhadap Pengetahuan dan Sikap Mencuci Tangan pada Siswa Kelas V di
SDN Bulukantil SKA. Karya Tulis Ilmiah, Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
12