4. pengumpulan dan pengolahan data 4.1. profil perusahaan · 4.1.5. bahan baku teh botol sosro...
TRANSCRIPT
Universitas Kristen Petra
24
4. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Profil Perusahaan
4.1.1. Sejarah Perusahaan
Merek SOSRO yang sudah dikenal di masyarakat sebenarnya merupakan
singkatan dari nama keluarga, yaitu Sosrodjojo, yang mulai merintis usaha teh
wangi melati pada tahun 1940 di sebuah kota kecil di Jawa Tengah bernama
Slawi. Teh wangi melati yang diperkenalkan pertama kali itu bermerek ‘Cap
Botol’.
Pada tahun 1965, teh wangi melati dengan merek ‘Cap Botol’ yang sudah
terkenal di daerah Jawa mulai diperkenalkan di Jakarta. Pada waktu itu, teknik
mempromosikan teh wangi melati merek ‘Cap Botol’ di Jakarta dinamakan
strategi ‘Promosi Cicip Rasa’ di mana secara rutin beberapa staf yang
dikoordinasi oleh Bapak Soetjipto Sosrodjojo mendatangi tempat – tempat
keramaian dengan menggunakan mobil dan alat – alat propaganda seperti
memutar lagu – lagu untuk menarik perhatian dan mengumpulkan penonton.
Setelah bertahun – tahun dilakukan teknik ‘Promosi Cicip Rasa’,
akhirnya pada tahun 1969 muncul gagasan menjual air teh siap minum dalam
kemasan botol dengan merek ‘Teh Botol Sosro’. Merek tersebut dipakai untuk
mendompleng merek teh seduh ‘Cap Botol’ yang lebih dulu populer dan
mengambil bagian dari nama belakang keluarga Sosrododjo. Kemunculan desain
botol adalah pada tahun 1970 dan desain botol tidak berubah lebih dari 2 tahun.
Untuk desain botol kedua yaitu pada tahun 1972 juga bertahan sampai dengan 2
tahun.
Dan pada tahun 1974, dengan didirikannya PT Sinar Sosro di kawasan
Ujung Menteng, maka desain botol ‘Teh Botol Sosro’ berubah dan bertahan
sampai sekarang. Pabrik tersebut merupakan pabrik teh siap minum dalam
kemasan botol pertama di Indonesia dan pertama di dunia.
Universitas Kristen Petra
25
Gambar 4.1. Perubahan Desain Botol ‘Teh Botol Sosro’
4.1.2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dapat dilihat pada Lampiran 1.
4.1.3. Lokasi Pabrik
Dalam usaha melebarkan sayapnya, PT Sinar Sosro membuka cabang di
daerah timur, salah satunya adalah PT Sinar Sosro Gresik. PT Sinar Sosro terletak
di Desa Cangkir Km 21, kecamatan Driyorejo, kabupaten Gresik dengan luas area
51,651 m2 dan luas bangunan 4,270 m2. Ada beberapa hal yang mendasari
pendirian PT Sinar Sosro Gresik, yaitu :
• Banyak tersedianya tenaga kerja.
• Air, yang merupakan bahan baku utama, mudah diperoleh.
• Daerah Cangkir merupakan daerah industri dengan sarana transportasi yang
memadai dan lokasi yang tidak terlalu jauh dari kota.
• Sarana umum sudah tersedia sehingga memberikan kemudahan bagi
perusahaan.
4.1.4. Tata Letak Pabrik
PT Sinar Sosro Gresik memiliki 3 bangunan utama, yaitu pabrik, gudang,
dan kantor. Bangunan pabrik terletak bersebelahan dengan gudang produk jadi.
Selain 3 bangunan utama tersebut, masih ada beberapa bangunan lain, yaitu
tempat penampungan dan pengolahan air, tempat instalasi limbah, musholla, dan
koperasi. Tata letak PT Sinar Sosro Gresik dapat dilihat pada Lampiran 2.
Universitas Kristen Petra
26
4.1.5. Bahan Baku Teh Botol Sosro
Untuk memproduksi Teh Botol Sosro diperlukan bahan baku utama dan
bahan pembantu. Bahan baku utama meliputi:
• Air
Selain berfungsi untuk melarutkan dan mencampur gula dan teh, air juga
digunakan untuk mencuci botol, krat dan memenuhi kebutuhan kitchen.
• Teh kering
Teh yang digunakan untuk pembuatan Teh Botol Sosro adalah teh hijau kering
dengan mutu SPRR (Superior) dengan aroma bunga melati (jasmine tea). Teh
kering ini dipasok dari PT Gunung Slamet, Slawi, yang merupakan induk dari
Sosro Group. Teh SPRR ini memiliki beberapa karakteristik, yaitu memiliki
bentuk daun yang tergulung seragam dengan warna hijau kehitam – hitaman
dan mempunyai aroma melati.
Satu sak teh kering seberat 25 kg terdiri dua kantong plastik @ 12.5 kg.
Kebutuhan teh kering setiap shift adalah 8 – 10 sak per hari. Pengemasan teh
kering yang dilakukan double diharapkan dapat mempertahankan teh kering
dari pengaruh kelembaban udara sekitar sehingga lebih awet. Penyimpanan
teh kering ditempatkan pada area khusus untuk teh sehingga tidak tercemar
oleh bau–bauan lain.
• Gula pasir
Gula yang digunakan merupakan gula impor yang dibeli dari Inggris dan
Thailand. Gula impor memiliki beberapa karakteristik, yaitu warna dari gula
lebih bersih, tidak kotor, tidak berbau tebu, butiran gula seragam, dan mudah
larut dalam air.
Bahan pembantu yang digunakan meliputi:
• Caustic additive century dan caustic soda cair, digunakan pada saat pencucian
botol di mesin bottle washer.
• Advantage 114 dan sodium sulfit digunakan untuk air boiler.
• P3 asepto HT digunakan untuk sanitasi pipa TC.
• Garam rakyat digunakan untuk menurunkan hardness pada water treatment.
• Bubuk kaporit 60% digunakan untuk membunuh kuman dan penggnati gas
klorin apabila chlorinator rusak.
Universitas Kristen Petra
27
• Methanol digunakan untuk membersihkan headprinter bila kotor.
• HCl 33% digunakan untuk menghilangkan karat yang mungkin terdapat pada
mulut botol yang sulit dihilangkan dengan air deterjen.
• Asam nitrat digunakan untuk membersihkan bagian dalam pipa stainless steel
dan tangki – tangki (CIP).
• FM Lube 200 digunakan untuk melumasi lantai conveyor.
• Karbon aktif digunakan untuk menjernihkan air dan gula lokal.
• Ink solution make up digunakan untuk penulisan tanggal kadaluarsa.
• Celite Hyfosupercell atau Celatom FW 14 digunakan untuk filter teh dan gula.
• Superflock dan PAC digunakan untuk menjernihkan air.
4.1.6. Mesin dan Peralatan Produksi
Mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan Teh Botol
Sosro adalah sebagai berikut:
a. Tangki ekstrak (extract tank)
• Kapasitas : 5200 lt
• Jumlah alat : 4 buah
• Kegunaan : untuk mengekstrak teh kering, sehingga diperoleh air seduhan
teh / teh cair pahit (TCP).
• Cara kerja : teh kering dimasukkan dalam tangki ekstrak kemudian
diseduh dengan air panas dengan suhu ± 100°C yang dilengkapi dengan
alat penyaring (cosmos filter) yang digunakan untuk menahan ampas dari
teh.
b. Tangki sirup
• Kapasitas : 3400 lt
• Jumlah alat : 1 buah
• Kegunaan : untuk membuat sirup yang terdiri dari air panas dan gula yang
dilengkapi dengan pengaduk untuk mendapatkan larutan gula yang
homogen.
• Cara kerja : pada alat ini dilengkapi dengan pengaduk dengan daya motor
memutar batang pengaduk yang dapat melarutkan gula.
c. Tangki penyaring (cosmos filter tea)
Universitas Kristen Petra
28
• Kapasitas : 16000 lph
• Jumlah alat : 1 buah
• Kegunaan : untuk menyaring TCP dari dalam tangki ekstrak.
• Cara kerja : dalam alat ini terdapat lempengan stainless steel yang berupa
filter berukuran 125 mesh dan berlapis-lapis. Dan ditambahkan filter aid
yang merupakan serbuk putih yang berfungsi untuk menahan kotoran yang
terdapat dalam air seduhan teh.
d. Tangki penyaring (cosmos filter gula)
• Kapasitas : 16000 lph
• Jumlah alat : 1 buah
• Kegunaan : untuk menyaring larutan sirup gula sehingga diperoleh larutan
yang jernih.
• Cara kerja : sirup disaring oleh lempengan stainless steel yang berukuran
125 mesh yang ditambahkan kieselguhr.
e. Tangki pencampur (mixing tank)
• Kapasitas : 9500 lt/ 15 mnt
• Jumlah alat : 2 buah
• Kegunaan : untuk mencampur air seduhan teh di sirup sehingga
dihasilakan teh cair manis (TCM).
• Cara kerja : TCP dan sirup dicampur dan diaduk dengan motor yang dapat
memutar batang pengaduk pada dasar tangki yang menyebabkan sirkulasi
dari cairan dan mengakibatkan larutan menjadi homogen.
f. Plate heat exchanger (PHE)
• Kapasitas : 22000 lt/jam; 14000 lt/jam
• Kegunaan : untuk memindahkan panas.
• Cara kerja : mengalirkan produk atau air diantara plat-plat tipis sehingga
terjadi perpindahan panas dari plat ke produk.
g. Alat Pengangkat botol (de-crater)
• Kapasitas : 1500 cph (sekali angkat 3 krat); 36000 botol/jam
• Jumlah alat : 1 buah
• Kegunaan : memisahkan botol – botol kosong dari krat
Universitas Kristen Petra
29
• Cara kerja : memindahkan botol – botol kosong yang berada dalam krat
yag kemudian dialirkan ke mesin pencuci.
h. Mesin pencuci botol (bottle washer)
• Kapasitas : 40000 lph
• Jumlah alat : 1 buah
• Kegunaan : mencuci botol – botol agar bresih dan steril yag akan
digunakan untuk mengemas TCM.
• Cara kerja : botol direndam dengan posisi terbalik, kemudian dilakukan
perendaman dengan menggunakan air panas dan secara perlahan botol
dibaluk pada keadaan semula.
i. Optiscan
• Kapasitas : 48000 bph
• Jumlah alat : 1 buah
• Kegunaan : untuk menyeleksi botol - botol yang kemasukan benda asing.
• Cara kerja : melewatkan cahaya pada botol. Apabila cahaya mengenai
sesuatu di dalam botol atau warna gelap maka botolt ersebut akan
dipisahkan dengan cara menyedot botol tersebut.
j. Selektor botol (bottle selector)
• Kapasitas : 40000 botol/jam
• Jumlah alat : 1 buah
• Kegunaan : untuk menyeleksi botol–botol non standar
• Cara kerja : melewatkan botol–botol pada dinding yang diberi lampu
sehingga akan terlihat botol–botol mana yang tidak sesuai dengan standar.
k. Mesin pengisi (filler)
• Kapasitas : 30000 bph
• Jumlah alat : 1 buah
• Kegunaan : mengisi TCM ke dalam botol steril.
• Cara kerja : alat ini menggunakan sistem vacuum. Tekanan dalam botol
yang lebih kecil daripada tekanan luar mengakibatkan TCM dapat
mengalir dalam botol. Perbedaan tekanan tersebut disebabkan adanya
perbedaan suhu antara botol dan TCM.
l. Mesin penutup botol (crowner)
Universitas Kristen Petra
30
• Kapasitas : 30000 bph
• Jumlah alat : 1 buah
• Kegunaan : menutup botol yang telah terisi TCM.
• Cara kerja : menggunakan sistem vacuum dan magnetik. Crown akan
melekat pada magnet dan menutup karena adanya tekanan.
m. Ink jet printer
• Kapasitas : 30000 bph
• Jumlah alat : 1 buah
• Kegunaan : untuk mencetak tanggal kadaluarsa dan identitas produk.
• Cara kerja : menuliskan tinta ke dinding botol melalui katup alat
pneumatik secara otomatis.
n. Mesin pencuci krat (crate washer)
• Kapasitas : 1500 cph
• Jumlah alat : 1 buah
• Kegunaan : utuk mencuci krat kotor.
• Cara kerja : krat yang telah dipisahkan dengan botol dialirkan ke mesin
crate washer dengan posisi yang berputar–putar sebelum dibalik dan
disemprot air panas agar kotoran lepas dari krat.
o. Boiler
• Kapasitas : 4000 kg/jam
• Jumlah alat : 2 buah
• Kegunaan : bejana untuk mengubah air penjadi uap air.
• Cara kerja : elemen yang ada akan mengubah air menjadi uap panas
kemudian dialirkan melalui pipa ke bagian yang membutuhkan.
4.1.7. Produk Perusahaan
Ada beberapa macam produk yang diproduksi oleh PT Sinar Sosro
Gresik yaitu :
a. Teh Botol Sosro (TBS)
Teh Botol Sosro (TBS) memiliki spesifikasi produk menggunakan botol
dengan ukuran 220 ml yang bertuliskan logo “Teh Botol Sosro”, komposisi
produk, dan tanda registrasi ® yang merupakan kode dalam negeri Depkes RI No.
Universitas Kristen Petra
31
MD150113001151. Produk TBS sebelum didistribusikan harus lulus dari
pengujian Quality Control (QC) yang mempunyai kriteria warna coklat muda
jernih, bebas dari kotoran, kadar manis, kadar dan aroma teh sesuai standar, dan
logo tutup botol yang sesuai standar yang ditentukan oleh PT Sinar Sosro.
b. S-tee
S-tee dikemas dalam botol yang berukuran 318 ml dengan kenampakan
yang hampir sama dengan TBS, yaitu berwarna coklat muda dan rasa yang manis
sesuai standar Sosro.
c. Fruit Tea Genggam (FTG)
Fruit Tea Genggam (FTG) merupakan produk teh dengan rasa buah yang
dikemas dalam kertas karton berukuran 200 ml yang dapat digenggam oleh
tangan.
FTG ada 9 macam rasa, yaitu :
• Apple
• Lemon
• Mix
• Strawberry
• Guava
• Orange
• Blackcurrant
• Lychee
• Melon
d. Fruit Tea Pet (FTE) dengan 3 rasa, yaitu :
FTG merupakan produk teh dengan rasa buah yang dikemas dalam botol
plastik berukuran 500 ml. Untuk sementara ini, produk FTE hanya terbatas pada
rasa strawberry, apple, dan blackcurrant.
e. Freso
Freso merupakan minuman dengan rasa orange (tanpa tambahan teh) yang
dikemas dalam gelas (cup) dengan volume 200 ml.
4.1.8. Proses Sebelum Proses Produksi
Universitas Kristen Petra
32
Sebelum proses produksi dijalankan, dilakukan pemeriksaan terhadap
bahan baku yang akan digunakan.
1. Teh kering
a. Kadar air
Kadar air diperiksa secara moisture balance yang diperiksa dari awal
untuk mencegah tumbuhnya mikroorganisme karena RH bahan dan ruang
yang tinggi.
b. Kadar tanin
Diperiksa secara permanganometri. Kadar tanin pada teh bervariasi
sehingga dilakukan analisa awal dengan mengambil 5 gram teh yang
dilarutkan dalam 500 ml akuades. Kemudian disaring dan didapat filtrat
yang dibagi dua, yaitu 1 untuk blanko dan 1 untuk sample. Kedua filtrat
ditetesi dengan KMnO4 dengan indikator indigo karmin.
c. Aroma, warna, dan rasa
Aroma, warna, dan rasa diperiksa secara organoleptik oleh analis.
2. Gula
a. Secara kimia
• Menghitung persentase brix dengan refractometer dengan prinsip
polarimetri,
• memeriksa kadar besi dengan kalorimetri. Kadar Fe yang tinggi akan
membuat warna teh menjadi lebih hitam,
• memeriksa kesadahan / hardness dengan complexometer. Kesadahan yang
masih tinggi akan mempengaruhi produktivitas kerja dari semua sistem,
• dan mengukur pH dengan pHmeter.
b. Secara fisik
• Memeriksa ukuran kristal,
• memeriksa warna gula,
• dan mengukur basah atau tidaknya gula.
3. Air
• Memeriksa kesadahan air,
• dan memeriksa pH air.
4. Botol
Universitas Kristen Petra
33
Pengambilan botol sample secara acak untuk dihitung penyimpangan
yang dapat diterima. Selanjutnya analis melakukan pemeriksaan :
• tinggi botol,
• berat botol,
• volume botol,
• diameter mulut botol,
• cat printing,
• dan kejernihan botol.
Alat yang digunakan adalah go-no go.
5. Crown cork
Cara pengambilan sample hampir sama dengan pengambilan sample
botol, setelah itu analisa melakukan pemeriksaan :
• printing,
• diameter dalam,
• diameter luar,
• PVC (dalamnya tutup botol),
• ketinggian,
• tebal plat,
• dan berat.
Alat yang digunakan juga go-no-go, tetapi berbeda dengan go-no-go
botol.
6. Krat
Cara sampling juga dilakukan secara acak di mana yang diperiksa
meliputi tinggi, lebar, dan panjang krat.
7. Pallet
Cara sampling dilihat dari kedatangan palleting. Misalnya datang 25
pallet, maka semua pallet dicek satu persatu, dengan pemeriksaan pada lebar
papan, lebar pallet, tinggi balok, tinggi pallet, dan tebal papan.
4.1.9. Proses Produksi
Proses produksi di PT Sinar Sosro Gresik terdiri dari 3 proses pengolahan
dalam pembuatan produknya, yaitu :
Universitas Kristen Petra
34
1. Pengolahan air (water treatment)
• Pengolahan air I
• Pengolahan air II
2. Proses pembuatan produk
3. Proses pembotolan dan pengepakan
Untuk denah lantai produksi dapat dilihat pada Lampiran 3 dan aliran
proses produksi (operation process chart) pada semua jenis produk dapat dilihat
pada Lampiran 4, 5, 6, 7, dan 8. Diagram alir (flow diagram) terdapat pada
lampiran 9.
4.2. Pengumpulan Data
4.2.1. Data Produktivitas Perusahaan
Ada beberapa hal yang perlu diambil untuk dapat menentukan
produktivitas dari perusahaan. Data produktivitas perusahaan diperoleh
berdasarkan hasil pengamatan dalam satu shift, yaitu shift kedua. Sedangkan
data botol pecah pada mesin crowner diperoleh dari data perusahaan. Data –
data tersebut dapat dilihat pada Lampiran 10.
4.2.2. Data Overall Equipment Effectiveness
Ada beberapa hal yang perlu diambil untuk dapat menentukan Overall
Equipment Effectiveness (OEE) dari perusahaan. Data yang digunakan pada
perhitungan OEE diperoleh dari data harian perusahaan.
Tabel 4.1. Data yang Diambil untuk Perhitungan Overall Equipment Effectiveness
Defect (botol) Hari ke-
Paid Hours (jam)
Breakdown (jam)
Maintenance (jam)
Overhaul (jam)
Lain - lain (jam)
Hasil produksi
(krat) Crowner Selector
Rework (botol)
Rata - rata
Volume TCM (lt)
1 24.00 1.00 2.00 0.00 1.17 19576 143 656 1117 0.2272 2 24.00 0.58 2.25 0.00 2.00 19871 184 563 600 0.2224 3 24.00 0.70 2.00 0.00 2.00 21554 133 558 643 0.2258 4 24.00 0.00 1.50 0.00 1.00 22753 139 782 880 0.2263 5 23.00 0.00 1.75 0.00 2.25 20596 246 563 967 0.2254 6 24.00 0.00 1.50 0.00 0.75 23357 176 706 989 0.2271 7 24.00 1.25 1.50 0.00 1.17 22693 177 808 932 0.2238 8 24.00 0.00 1.50 0.00 1.00 24081 183 601 900 0.2256 9 24.00 0.17 1.50 0.00 1.25 23769 183 553 783 0.2237
Keterangan breakdown :
Universitas Kristen Petra
35
- Hari ke-1 Jetting hose hot water 2 pecah dan diganti - Hari ke-2 Setel rantai infeed dan menggeser 1 gigi - Hari ke-3 Slide blade infeed filler lepas Rantai infeed roll 1 selip dan terjepit - Hari ke-6 Druck roller piston rod no 20 lepas, piston rod tersangkut guide came filler - Hari ke-8 Mencuci ltf yang berkerak Keterangan Lain - lain : - Hari ke-1 0.5 jam untuk istirahat 0.67 jam untuk preheating (pada formasi A dan C) - Hari ke-2 0.5 jam untuk istirahat 0.5 jam untuk preheating 1 jam menunggu PB kurang - Hari ke-3 0.5 jam untuk istirahat 0.5 jam untuk preheating 1 jam menunggu PB kurang - Hari ke-4 1 jam untuk istirahat - Hari ke-5 0.25 jam untuk preheating 1 jam menunggu PB kurang 1 jam untuk persiapan weekly maintenance - Hari ke-6 0.5 jam untuk istirahat 0.25 jam untuk preheating - Hari ke-7 0.5 jam untuk istirahat 0.67 jam untuk preheating (pada formasi A dan C) - Hari ke-8 0.5 jam untuk istirahat 0.5 jam untuk preheating - Hari ke-9 1 jam untuk istirahat 0.25 jam untuk preheating
Keterangan :
• Paid hours (jam) : jam kerja perusahaan (paid hours).
• Breakdown (jam) : segala kegiatan yang menyebabkan berhentinya proses
produksi.
• Maintenance (jam) : kegiatan perawatan mesin.
• Overhaul (jam) : kegiatan maintenance secara keseluruhan dan dalam
jangka waktu lama.
• Lain – lain : terdiri dari waktu untuk istirahat, preheating, dan hal –
hal lain di luar permesinan.
Universitas Kristen Petra
36
• Hasil produksi : jumlah produksi dari perusahaan.
• Defect (btl) : botol pecah pada mesin crowner dan pos selector.
• Rework : Jumlah botol isi yang diproses ulang.
• Rata – rata
volume botol (lt) : volume botol/batch tidak selalu sama. Oleh karena itu
diukur melalui sample dari tiap batch dan diambil rata –
rata untuk tiap pengamatan (per shift).
4.3. Pengolahan Data
4.3.1. Pengolahan Data Produktivitas Perusahaan
Pengolahan data untuk mengetahui produktivitas perusahaan dan loss
yang terjadi terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :
1. Perhitungan output produksi.
2. Perhitungan produktivitas perusahaan.
3. Perhitungan Loss TCM di Lantai Produksi.
4.3.1.1. Perhitungan Output Produksi
Tujuan dari perhitungan ini adalah untuk mengetahui jumlah output
produksi tiap batch-nya dan jumlah defect yang lolos sampai mesin crater.
Penulis melakukan observasi sebanyak 9 kali masing – masing selama 8 jam (1
shift kerja). Berikut ini merupakan contoh dari perhitungan output perusahaan.
Contoh batch 7 :
Output pengamatan = (counter akhir – counter awal – krat kosong) x 3 – krat untuk
cadangan
Output pengamatan = {(410 – 0 – 1) x 3 – 1} krat
Output pengamatan = 1226 krat
Dari contoh perhitungan ini dapat dibuat tabel hasil perhitungan output
produksi sebagai berikut.
Universitas Kristen Petra
37
Tabel 4.2. Hasil Perhitungan Output Produksi pada Pengamatan ke-1
Botol cadangan (btl) Counter awal
Counter akhir
Krat cadangan
Botol pecah (btl)
Krat kosong
(counter) (6) Lain - lain Output
pengamatan Batch
(1) (2) (3) (4) (5) Awal + - Akhir (7) (8)
7 0 410 20 btl 6 1 0 20 0 20 1 crown miring 1226 krat
(1krat) 20 0 1 19 20 botol untuk cadangan 6 pch
19 0 2 17 1 lain-lain
17 0 1 16
16 0 4 12
12 0 3 9
9 0 3 6
6 0 5 1
1 0 1 0
8 0 253 24 btl 3 0 0 24 0 24 24 botol untuk cadangan 758 krat
(1krat) 24 0 3 21 3 pch
21 0 1 20 0 lain-lain
20 0 1 19
19 0 3 16
16 0 2 14
14 0 1 13
13 0 3 10
10 0 2 8
9 0 169 1 btl 1 0 8 1 0 9 1 botol untuk cadangan 507 krat
9 0 2 7 1 pch
7 0 1 6 0 lain-lain
6 0 1 5
5 0 2 3
3 0 1 2
10 0 453 5 btl 5 1 2 0 1 1 5 botol untuk cadangan 1356 krat
1 0 1 0 5 pch
0 5 0 5 0 lain-lain
5 0 1 4
4 0 4 0
11 0 223 0 btl 0 0 0 0 0 0 - 669 krat
0 pch
0 lain-lain
Total 4516 krat
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Output Produksi pada Pengamatan ke-2
Botol cadangan (btl) Counter awal
Counter akhir
Krat cadangan
Botol pecah (btl)
Krat kosong
(counter) (6) Lain - lain Output
pengamatan Batch
(1) (2) (3) (4) (5) Awal + - Akhir (7) (8)
22 0 569 22 btl 2 0 0 22 0 22 22 botol untuk cadangan 1706 krat
(1krat) 22 0 2 20 2 pch
20 0 4 16 0 lain-lain
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Output Produksi pada Pengamatan ke-2 (lanjutan)
Botol cadangan (btl) Batch Counter awal
Counter akhir
Krat cadangan
Botol pecah (btl)
Krat kosong
(counter) (6) Lain - lain Output
pengamatan
Universitas Kristen Petra
38
(1) (2) (3) (4) (5) Awal + - Akhir (7) (8)
16 0 1 15
15 0 1 14
14 0 2 12
23 0 553 13 btl 7 0 12 0 6 6 1 botol kusam 1658 krat
(1 krat) 6 0 1 5 1 botol somplak 7 pch
5 0 1 4 13 botol untuk cadangan 2 lain-lain
4 13 0 17
17 0 17 0
24 0 529 0 btl 2 2 0 0 0 0 1 crown miring 1581 krat
2 pch
1 lain-lain
Total 4945 krat
Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Output Produksi pada Pengamatan ke-3
Botol cadangan (btl) Counter awal
Counter akhir
Krat cadangan
Botol pecah (btl)
Krat kosong
(counter) (6) Lain - lain Output
pengamatan Batch
(1) (2) (3) (4) (5) Awal + - Akhir (7) (8)
33 0 510 0 btl 4 0 22 0 5 17 - 1530 krat
17 0 2 15 4 pch
15 0 3 12 0 lain-lain
12 0 2 10
10 0 4 6
6 0 2 4
34 0 578 31 btl 1 1 4 8 0 12 31 botol untuk cadangan 1729 krat
(2krat) 12 0 11 1 1 pch
1 0 1 0 0 lain-lain
0 23 0 23
23 0 1 22
22 0 6 16
35 0 521 23 btl 0 2 16 0 2 14 23 botol untuk cadangan 1554 krat
(3krat) 14 7 0 21 1 botol kosong 0 pch
21 0 2 19 0 lain-lain
19 5 0 24
24 0 24 0
0 11 0 11
11 0 5 6
6 0 6 0
36 0 220 0 btl 13 0 0 0 0 0 - 660 krat
13 pch
0 lain-lain
Total 5473 krat
Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Output Produksi pada Pengamatan ke-4
Botol cadangan (btl) Counter awal
Counter akhir
Krat cadangan
Botol pecah (btl)
Krat kosong
(counter) (6) Lain - lain Output
pengamatan Batch
(1) (2) (3) (4) (5) Awal + - Akhir (7) (8)
46 0 584 25 btl 1 2 0 0 0 0 25 botol untuk cadangan 1744 krat
(2krat) 0 4 4 0 1 pch
0 0 0 0 0 lain-lain
Universitas Kristen Petra
39
0 21 1 20
20 0 15 5
5 0 5 0
47 0 583 0 btl 0 0 0 0 0 0 - 1749 krat
0 pch
0 lain-lain
48 0 558 9 btl 9 1 0 9 0 9 9 botol untuk cadangan 1670 krat
(1krat) 9 0 6 3 9 pch
3 0 3 0 0 lain-lain
49 0 134 0 btl 0 0 0 0 0 0 - 402 krat
0 pch
0 lain-lain
Total 5565 krat
Tabel 4.6. Hasil Perhitungan Output Produksi pada Pengamatan ke-5
Botol cadangan (btl) Counter awal
Counter akhir
Krat cadangan
Botol pecah (btl)
Krat kosong
(counter) (6) Lain - lain Output
pengamatan Batch
(1) (2) (3) (4) (5) Awal + - Akhir (7) (8)
58 0 394 21 btl 3 2 0 21 0 21 21 botol untuk cadangan 1175 krat
(1krat) 21 0 9 12 3 pch
12 0 2 10 0 lain-lain
10 0 2 8
8 0 2 6
6 0 2 4
4 0 1 3
3 0 1 2
2 0 1 1
1 0 1 0
59 0 583 12 btl 3 0 0 12 0 12 1 crown miring 1748 krat
(1krat) 12 0 6 6 12 botol untuk cadangan 3 pch
6 0 6 0 1 lain-lain
60 0 524 0 btl 1 0 0 0 0 0 1 logo lama 1572 krat
1 pch
1 lain-lain
Total 4495 krat
Tabel 4.7. Hasil Perhitungan Output Produksi pada Pengamatan ke-6
Botol cadangan (btl) Counter awal
Counter akhir
Krat cadangan
Botol pecah (btl)
Krat kosong
(counter) (6) Lain - lain Output
pengamatan Batch
(1) (2) (3) (4) (5) Awal + - Akhir (7) (8) 11 0 456 0 btl 3 2 0 0 0 0 1 crown miring 1362 krat 1 botol kosong 3 pch 1 lain-lain
12 0 451 0 btl 0 1 0 0 0 0 - 1350 krat 0 pch 0 lain-lain
13 0 220 0 btl 0 0 0 0 0 0 - 660 krat 0 pch 0 lain-lain
14 0 127 0 btl 0 0 0 0 0 0 - 381 krat 0 pch
Universitas Kristen Petra
40
0 lain-lain 15 0 133 0 btl 0 0 0 0 0 0 - 399 krat
0 pch 0 lain-lain Total 4152 krat
Tabel 4.8. Hasil Perhitungan Output Produksi pada Pengamatan ke-7
Botol cadangan (btl) Counter awal
Counter akhir
Krat cadangan
Botol pecah (btl)
Krat kosong
(counter) (6) Lain - lain Output
pengamatan Batch
(1) (2) (3) (4) (5) Awal + - Akhir (7) (8) 26 0 203 0 btl 12 1 0 0 0 0 - 606 krat 12 pch 0 lain-lain
27 0 1039 0 btl 3 3 0 0 0 0 1 crown miring 3108 krat & 1 botol merk asing 3 pch 28 1 botol usang 4 lain-lain 1 botol tanpa tutup
29 0 559 0 btl 0 0 0 0 0 0 3 crown miring 1677 krat 0 pch 3 lain-lain
30 0 224 0 btl 0 0 0 0 0 0 - 672 krat 0 pch 0 lain-lain Total 6063 krat
Tabel 4.9. Hasil Perhitungan Output Produksi pada Pengamatan ke-8
Botol cadangan (btl) Counter
awal Counter akhir
Krat cadangan
Botol pecah (btl)
Krat kosong
(counter) (6)
Lain - lain Output pengamatan Batch
(1) (2) (3) (4) (5) Awal + - Akhir (7) (8)
40 0 548 0 btl 8 1 0 0 0 0 - 1641 krat
8 pch
0 lain-lain
41 0 590 0 btl 0 2 0 0 0 0 - 1764 krat
0 pch
0 lain-lain
42 0 331 0 btl 0 0 0 0 0 0 - 993 krat
0 pch
0 lain-lain
Tabel 4.9. Hasil Perhitungan Output Produksi pada Pengamatan ke-8 (lanjutan)
Botol cadangan (btl) Counter
awal Counter akhir
Krat cadangan
Botol pecah (btl)
Krat kosong
(counter) (6)
Lain - lain Output pengamatan Batch
(1) (2) (3) (4) (5) Awal + - Akhir (7) (8)
43 0 577 0 btl 3 3 0 0 0 0 - 1722 krat
3 pch
0 lain-lain
44 0 105 0 btl 0 2 0 0 0 0 1 botol kosong 309 krat
0 pch
0 lain-lain
Total 6429 krat
Universitas Kristen Petra
41
Tabel 4.10. Hasil Perhitungan Output Produksi pada Pengamatan ke-9
Botol cadangan (btl) Counter awal
Counter akhir
Krat cadangan
Botol pecah (btl)
Krat kosong
(counter) (6) Lain - lain Output
pengamatan Batch
(1) (2) (3) (4) (5) Awal + - Akhir (7) (8)
53 0 114 0 btl 3 0 0 0 0 0 - 342 krat
3 pch
0 lain-lain
54 0 570 0 btl 3 1 0 0 0 0 - 1707 krat
3 pch
0 lain-lain
55 0 1170 0 btl 8 0 0 0 0 0 - 3510 krat
& 8 pch
56 0 lain-lain
Total 5559 krat Keterangan : (8) = [ { (2) - (1) } x 3 ] - (5) ; (4) ; (6) ; (7)
Keterangan :
• Counter awal : angka counter pada mesin crater pada awal batch yang
diamati.
• Counter akhir : angka counter pada mesin crater pada akhir batch yang
diamati. Satu nilai counter setara dengan 3 krat.
• Krat cadangan (krat): botol / krat yang diambil oleh operator crater untuk
mengisi jika terdapat krat yang kosong.
• Botol pecah (btl) : jumlah botol yang pecah di mesin crater.
• Krat kosong (krat) : krat kosong yang lolos pada crater. Hal ini akan
mempengaruhi angka counter.
• Botol cadangan (btl) : ‘awal’ menandakan jumlah botol cadangan pada awal
batch, ‘+’ menandakan jumlah botol yang ditambahkan
sebagai botol cadangan, ‘-‘ menandakan jumlah botol
yang ditambahkan pada krat yang kosong, dan ‘akhir’
menandakan jumlah botol cadangan pada akhir batch.
• Lain – lain : keterangan mengenai jumlah botol defect dan botol
yang digunakan untuk botol cadangan.
Universitas Kristen Petra
42
• Output pengamatan : pencatatan jumlah botol output, botol defect, dan botol
pecah.
4.3.1.2. Perhitungan Produktivitas Perusahaan
Tujuan dari perhitungan ini adalah untuk mengetahui selisih antara
output dengan input TCM dan produktivitas dari perusahaan. Penulis melakukan
observasi sebanyak 9 kali masing – masing selama 8 jam (1 shift kerja). Berikut
ini merupakan contoh dari perhitungan produktivitas perusahaan.
Contoh pengamatan ke-1 :
Batch x = input – (output + proses ulang masuk – proses ulang
diambil)
Batch 7 = 6699.8448 – (6400 + 0 – 18.8825) = 318.7273 lt
Batch 8 = 4149.5952 – (4300 + 0 – 35.4175) = –114.9873 lt
Batch 9 = 2756.0520 – (2890 + 0 – 71.1665) = – 62.7815 lt
Batch 10 = 7358.1984 – (7300 + 162.4675 – 30.7565) = – 73.5126 lt
Batch 11 = 3660.7680 – (3840 + 0 -11.1960) = –168.0360 lt
Total = –100.5901 lt
Rumus produktivitas yang digunakan :
∑= +
n
i 1 iii
i
)K - M (IO
dengan :
Oi = output perusahaan pada batch ke – i
Ii = input perusahaan pada batch ke – i
Mi = jumlah TCM proses ulang yang masuk pada batch ke – i
Ki = jumlah TCM proses ulang yang diambil pada batch ke – i
Contoh pengamatan ke-1 :
∑= +
11
7 iii
i
)K - M (IO
i
= 0.9960
Universitas Kristen Petra
43
= 99.60%
Rata – rata produktivitas dari perusahaan per shift selama 9 kali
pengamatan adalah sebesar :
∑=
9
1 ni-ke tasproduktivi
i
= 0.9966 = 99.66%
Dari contoh perhitungan ini dapat dibuat tabel hasil perhitungan
produktivitas perusahaan sebagai berikut.
Tabel 4.11. Hasil Perhitungan Produktivitas Perusahaan pada Pengamatan ke-1
Output pengamatan
Vol botol per
batch (lt)
Output dlm TCM
(lt)
Volume TCM yang
masuk (lt)
Proses ulang yang masuk (lt)
Diambil untuk
proses ulang (lt)
Selisih (lt) Selisih (btl) Produktivitas
Batch
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 7 1226 krat 0.2277 6699.8448 6400 0 18.8825 318.7273 1400 1.0499 8 758 krat 0.2281 4149.5952 4300 0 35.4175 -114.9873 -504 0.9730 9 507 krat 0.2265 2756.0520 2890 0 71.1665 -62.7815 -277 0.9777
10 1356 krat 0.2261 7358.1984 7300 162.4675 30.7565 -73.5126 -325 0.9901 11 669 krat 0.2280 3660.7680 3840 0 11.1960 -168.0360 -737 0.9561
Total -100.5901 -444 0.9959
Tabel 4.12. Hasil Perhitungan Produktivitas Perusahaan pada Pengamatan ke-2
Output pengamatan
Vol botol per batch
(lt)
Output dlm TCM
(lt)
Volume TCM yang
masuk(lt)
Proses ulang yang masuk (lt)
Diambil untuk
proses ulang (lt)
Selisih (lt) Selisih (btl) Produktivitas
Batch
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 22 1706 krat 0.2209 9044.5296 9200 0 46.6099 -108.8605 -493 0.9881 23 1658 krat 0.2237 8901.4704 9000 0 56.1487 -42.3809 -189 0.9953 24 1581 krat 0.2225 8442.5400 8400 0 24.4750 67.0150 301 1.0080
Total -84.2264 -381 0.9968
Tabel 4.13. Hasil Perhitungan Produktivitas Perusahaan pada Pengamatan ke-3
Output pengamatan
Vol botol per batch
(lt)
Output dlm TCM
(lt)
Volume TCM yang
masuk (lt)
Proses ulang yang masuk (lt)
Diambil untuk
proses ulang (lt)
Selisih (lt) Selisih (btl) Produktivitas
Batch
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 33 1530 krat 0.2255 8280.3600 8300 0 5.4120 -14.2280 -63 0.9983 34 1729 krat 0.2273 9432.0408 9500 0 198.2056 130.2464 573 1.0140 35 1554 krat 0.2249 8387.8704 8350 0 14.1685 52.0389 231 1.0062
36 660 krat 0.2252 3567.1680 3600 218.2361 10.8082 -240.2599 -1067 0.9369
Universitas Kristen Petra
44
Total -72.2026 -326 0.9976
Tabel 4.14. Hasil Perhitungan Produktivitas Perusahaan pada Pengamatan ke-4
Output pengamatan
Vol botol per batch
(lt)
Output dlm TCM
(lt)
Volume TCM yang
masuk (lt)
Proses ulang yang masuk (lt)
Diambil untuk
proses ulang (lt)
Selisih (lt) Selisih (btl) Produktivitas
Batch
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 46 1744 krat 0.2265 9480.3840 9300 0 111.8910 292.2750 1290 1.0318 47 1749 krat 0.2257 9473.9832 9325 0 27.9868 176.9700 784 1.0190 48 1670 krat 0.2263 9070.1040 9340 0 118.1286 -151.7674 -671 0.9835 49 402 krat 0.2275 2194.9200 2370 276.4336 18.4270 -433.0866 -1904 0.8352 Total -115.6090 -500 0.9962
Tabel 4.15. Hasil Perhitungan Produktivitas Perusahaan pada Pengamatan ke-5
Output pengamatan
Vol botol per batch
(lt)
Output dlm TCM
(lt)
Volume TCM yang
masuk (lt)
Proses ulang yang
masuk (lt)
Diambil untuk
proses ulang (lt)
Selisih (lt) Selisih (btl) Produktivitas
Batch
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 58 1175 krat 0.2245 6330.9000 6400 0 27.1645 -41.9355 -187 0.9934 59 1748 krat 0.2261 9485.3472 9500 0 16.2792 1.6264 7 1.0002 60 1572 krat 0.2253 8500.1184 8600 0 31.7673 -68.1143 -302 0.9921 Total -108.4234 -482 0.9956
Tabel 4.16. Hasil Perhitungan Produktivitas Perusahaan pada Pengamatan ke-6
Output pengamatan
Vol botol per batch
(lt)
Output dlm TCM (lt)
Volume TCM yang
masuk (lt)
Proses ulang yang
masuk (lt)
Diambil untuk
proses ulang (lt)
Selisih (lt) Selisih (btl)
Produktivitas Batch
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 11 1362 krat 0.2255 7371.1440 7300 0 14.2065 85.3505 378 1.0117 12 1350 krat 0.2277 7377.4800 7350 0 25.7301 53.2101 234 1.0073 13 660 krat 0.2265 3587.7600 3650 0 5.4360 -56.8040 -251 0.9844 14 381 krat 0.2273 2078.4312 2000 0 3.6480 82.0792 361 1.0411 15 399 krat 0.2285 2188.1160 2400 49.0206 5.7120 -255.1926 -1117 0.8956
Total -91.3568 -394 0.9960
Tabel 4.17. Hasil Perhitungan Produktivitas Perusahaan pada Pengamatan ke-7
Output pengamatan
Vol botol per batch
(lt)
Output dlm TCM (lt)
Volume TCM yang masuk (lt)
Proses ulang yang
masuk (lt)
Diambil untuk
proses ulang (lt)
Selisih (lt) Selisih (btl) Produktivitas
Batch
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 26 606 krat 0.2185 3177.8640 3200 0 6.9920 -15.1440 -69 0.9953 27 3108 krat 0.2236 16678.7712 16700 0 43.3784 22.1496 99 1.0013 28 29 1677 krat 0.2247 9043.7256 9300 0 145.3809 -110.8935 -494 0.9879 30 672 krat 0.2255 3636.8640 3450 200 17.5890 4.4530 20 1.0012
Universitas Kristen Petra
45
Total -99.4349 -444 0.9970
Tabel 4.18. Hasil Perhitungan Produktivitas Perusahaan pada Pengamatan ke-8
Output pengamatan
Vol botol per batch
(lt)
Output dlm TCM (lt)
Volume TCM yang
masuk (lt)
Proses ulang yang
masuk (lt)
Diambil untuk
proses ulang (lt)
Selisih (lt)
Selisih (btl) Produktivitas
Batch
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 40 1641 krat 0.2265 8920.4760 9000 0 10.6455 -68.8785 -304 0.9923 41 1764 krat 0.2257 9555.2352 9500 0 16.0247 71.2599 316 1.0075 42 993 krat 0.2243 5345.5176 5400 0 4.6935 -49.7889 -222 0.9908 43 1722 krat 0.2279 9418.6512 9450 0 18.6878 -12.6610 -56 0.9987 44 309 krat 0.2195 1627.8120 1600 50.0515 2.8535 -19.3860 -88 0.9882
Total -79.4545 -354 0.9977
Tabel 4.19. Hasil Perhitungan Produktivitas Perusahaan pada Pengamatan ke-9
Output pengamatan
Vol botol per
batch (lt)
Output dlm TCM (lt)
Volume TCM yang
masuk (lt)
Proses ulang yang
masuk (lt)
Diambil untuk
proses ulang (lt)
Selisih (lt) Selisih (btl) Produktivitas
Batch
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 53 342 krat 0.2235 1834.4880 1900 0 4.4300 -61.0820 -273 0.9678 54 1707 krat 0.2237 9164.5416 9300 0 19.4619 -115.9965 -519 0.9875 55 3510 krat 0.2234 18819.2160 18760 0 25.8884 85.1044 381 1.0045 56
Total -91.9741 -411 0.9969 Keterangan : (3) = (1) x (2) (7) = (3) - [(4) + (5) - (6)] (8) = (7) / (2) (9) = (3) / [ (4) + (5) - (6) ]
Keterangan :
• Output pengamat-
an (krat) : data jumlah TBS yang sudah menjadi produk (tidak
termasuk botol defect) berdasarkan pengamatan.
• Volume botol
/batch (lt) : volume botol/batch tidak selalu sama. Oleh karena itu
diukur melalui sample dari tiap batch dan diambil rata –
rata.
Universitas Kristen Petra
46
• Output dalam
TCM (lt) : output pengamatan yang dikonversikan ke dalam satuan
liter.
• Volume TCM yang
masuk (lt) : jumlah volume TCM yang diproduksi dari dapur
pemasakan (kitchen).
• Proses ulang yang
masuk (lt) : jumlah volume TCM yang dimasukkan ke dalam batch
ter-sebut.
• Diambil untuk
proses ulang (lt) : jumlah volume TCM yang diambil dari batch tersebut.
Vo-lume TCM ini diperoleh dari jumlah botol TCM
yang di-ambil untuk proses ulang dan dikalikan dengan
volume bo-tol/batch.
• Selisih (lt, btl) : selisih antara output dalam TCM dengan volume TCM
yang masuk dan penambahan dan atau pengurangan
volume untuk proses ulang.
• Produktivitas : perbandingan antara output pengamatan dengan input
TCM.
4.3.1.3. Perhitungan Loss TCM di Lantai Produksi
Tujuan dari perhitungan ini adalah untuk mengetahui letak loss dari
perusahaan, jumlah loss di lantai produksi, dan loss yang terjadi di luar lantai
produksi (setelah kitchen). Penulis melakukan observasi sebanyak 9 kali masing –
masing selama 8 jam (1 shift kerja). Berikut ini merupakan contoh dari
perhitungan loss TCM di lantai produksi.
Contoh pengamatan ke-1 :
Dari perhitungan produktivitas perusahaan diperoleh bahwa pada
pengamatan batch 7 sampai 11 terdapat loss sebesar 100.5901 liter. Dari hasil
pengamatan diperoleh loss sebelum counter filler sebanyak 20.7372 liter. Angka
Universitas Kristen Petra
47
ini diperoleh dari penjumlahan sample peneliti, tetesan filler dan cipratan TCM
dari botol, dan botol pecah di crowner sebagai berikut :
Sample peneliti = 4.9980 liter
Tetesan filler dan cipratan TCM = 6.6480 liter
Botol pecah di crowner = 40 x 0.2272 = 9.0912 liter
Total = 20.7372 liter
Sedangkan loss setelah counter filler sebanyak 60.2235 liter. Angka ini
diperoleh dari penjumlahan botol pecah di pos 3, sample QC, botol pecah di
crater, dan botol defect yang lolos sampai crater.
Contoh perhitungan : (batch 7)
Botol pecah pos 3 = 30 botol
Sample QC = 24 botol
Botol pecah crater = 6 botol
Botol defect lolos sampai crater = 1 botol
Total = 61 botol x 0.2277 liter/botol
= 13.8897 liter
Dari contoh perhitungan tersebut dapat diperoleh loss setelah counter
filler sebesar :
Batch 7 = 13.8897 liter
Batch 8 = 12.7736 liter
Batch 9 = 9.9660 liter
Batch 10 = 14.0182 liter
Batch 11 = 9.5760 liter
Total = 60.2235 liter
Dari perhitungan loss sebelum dan sesudah counter filler diperoleh bahwa
terdapat kelebihan di luar lantai produksi sebesar :
Selisih =–100.5901 liter
Total loss setelah c.filler = 60.2235 liter
Total loss sebelum c.filler = 20.7232 liter
Selisih di luar lt. produksi = –19.6294 liter
Dari contoh perhitungan di atas dapat dibuat tabel hasil perhitungan loss TCM
berikut ini.
Universitas Kristen Petra
48
Tabel 4.20. Hasil Perhitungan Loss TCM pada Pengamatan ke-1
Loss sebelum counter
Selisih (lt) Botol pecah pada pos 3
(btl)
Sample QC (btl)
Botol pecah di
crater (btl)
Botol cacat lolos
sampai crater (btl)
Volume botol (lt)
Total loss
setelah counter filler (lt)
Sample pribadi
(btl)
Tetesan filler dan cipratan
TCM dari botol(lt)
Botol pecah di crowner per shift
(btl)
Total (lt)
Selisih di luar lantai produksi
(sebelum filling) (lt)
Batch
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 7 318.7273 30 24 6 1 0.2277 13.8897 5 1.4343 - 2.5728 335.1898 8 -114.9873 29 24 3 0 0.2281 12.7736 5 1.2279 - 2.3684 -99.8453 9 -62.7815 19 24 1 0 0.2265 9.966 5 0.6604 - 1.7929 -51.0226
10 -73.5126 33 24 5 0 0.2261 14.0182 5 2.3733 - 3.5038 -55.9906 11 -168.0360 18 24 0 0 0.2280 9.576 2 0.9493 - 1.4053 -157.0547 40 9.0912
Total -100.5901 Total 60.2235 Total 20.7344 -19.6322
Tabel 4.21. Hasil Perhitungan Loss TCM pada Pengamatan ke-2 Loss sebelum counter
Selisih (lt) Botol pecah pada pos 3
(btl)
Sample QC (btl)
Botol pecah di
crater (btl)
Botol cacat lolos
sampai crater (btl)
Volume botol (lt)
Total loss
setelah counter filler (lt)
Sample pribadi
(btl)
Tetesan filler dan cipratan
TCM dari botol(lt)
Botol pecah di crowner per shift
(btl)
Total (lt)
Selisih di luar lantai produksi
(sebelum filling) (lt)
Batch
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 22 -108.8065 24 24 2 0 0.2209 11.045 5 2.6622 - 3.7667 -93.9948 23 -42.3809 16 24 7 2 0.2237 10.9613 5 2.3526 - 3.4711 -27.9485 24 67.0150 28 24 2 1 0.2225 12.2375 5 3.1565 - 4.269 83.5215 50 11.1183
Total -84.1724 Total 34.2438 Total 22.6251 -27.3035
Universitas Kristen Petra
49
Tabel 4.22. Hasil Perhitungan Loss TCM pada Pengamatan ke-3 Loss sebelum counter
Selisih (lt) Botol pecah pada pos 3
(btl)
Sample QC (btl)
Botol pecah di
crater (btl)
Botol cacat lolos
sampai crater (btl)
Volume botol (lt)
Total loss
setelah counter filler (lt)
Sample pribadi
(btl)
Tetesan filler dan cipratan
TCM dari botol(lt)
Botol pecah di crowner per shift
(btl)
Total (lt)
Selisih di luar lantai produksi
(sebelum filling) (lt)
Batch
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 33 -14.2280 30 24 4 0 0.2255 13.079 4 2.7551 - 3.6571 2.5081 34 130.2464 11 24 1 0 0.2273 8.1828 5 2.4971 - 3.6336 142.0628 35 52.0389 30 24 0 0 0.2249 12.1446 5 2.8892 - 4.0137 68.1972 36 -240.2599 8 24 13 0 0.2252 10.134 3 1.0731 1.7487 -228.3772 33 7.4489
Total -72.2026 Total 43.5404 Total 20.5020 -8.1602
Tabel 4.23. Hasil Perhitungan Loss TCM pada Pengamatan ke-4 Loss sebelum counter
Selisih (lt) Botol pecah pada pos 3
(btl)
Sample QC (btl)
Botol pecah di
crater (btl)
Botol cacat lolos
sampai crater (btl)
Volume botol (lt)
Total loss
setelah counter filler (lt)
Sample pribadi
(btl)
Tetesan filler dan cipratan
TCM dari botol(lt)
Botol pecah di crowner per shift
(btl)
Total (lt)
Selisih di luar lantai produksi
(sebelum filling) (lt)
Batch
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 46 292.2750 36 24 1 0 0.2265 13.8165 5 2.5797 - 3.7122 309.8037 47 176.9700 40 24 0 0 0.2257 14.4448 5 2.6828 - 3.8113 195.2261 48 -151.7674 51 24 9 0 0.2263 19.0092 5 2.7138 - 3.8453 -128.9129 49 -433.0866 22 24 0 0 0.2275 10.465 2 0.6294 - 1.0844 -421.5372 50 11.3250
Total -115.6090 Total 57.7355 Total 23.7782 -34.0953
Universitas Kristen Petra
50
Tabel 4.24. Hasil Perhitungan Loss TCM pada Pengamatan ke-5 Loss sebelum counter
Selisih (lt) Botol pecah pada pos 3
(btl)
Sample QC (btl)
Botol pecah di
crater (btl)
Botol cacat lolos
sampai crater (btl)
Volume botol (lt)
Total loss
setelah counter filler (lt)
Sample pribadi
(btl)
Tetesan filler dan cipratan
TCM dari botol(lt)
Botol pecah di crowner per shift
(btl)
Total (lt)
Selisih di luar lantai produksi
(sebelum filling) (lt)
Batch
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 58 -41.9355 20 24 3 0 0.2245 10.5515 3 1.9296 - 2.6031 -28.7809 59 1.6264 41 24 3 1 0.2261 15.6009 5 3.4258 - 4.5563 21.7836 60 -68.1143 31 24 1 1 0.2253 12.8421 5 2.7551 - 3.8816 -51.3906 27 6.0831
Total -108.4234 Total 38.9945 Total 17.1241 -52.3048
Tabel 4.25. Hasil Perhitungan Loss TCM pada Pengamatan ke-6 Loss sebelum counter
Selisih (lt) Botol pecah pada pos 3
(btl)
Sample QC (btl)
Botol pecah di
crater (btl)
Botol cacat lolos
sampai crater (btl)
Volume botol (lt)
Total loss
setelah counter filler (lt)
Sample pribadi
(btl)
Tetesan filler dan cipratan
TCM dari botol(lt)
Botol pecah di crowner per shift
(btl)
Total (lt)
Selisih di luar lantai produksi
(sebelum filling) (lt)
Batch
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 11 85.3505 16 24 3 2 0.2255 10.1475 5 1.7748 - 2.9023 98.4003 12 53.2101 23 24 0 0 0.2277 10.7019 5 1.6510 - 2.7895 66.7015 13 -56.8040 9 24 0 0 0.2265 7.4745 5 0.9390 - 2.0715 -47.2580 14 82.0792 6 24 0 0 0.2280 6.84 5 0.4747 - 1.6147 90.5339 15 -255.1926 5 24 0 0 0.2285 6.6265 2 0.5778 - 1.0348 -247.5313 73 16.5885
Total -91.3568 Total 41.7904 Total 27.0013 -22.5651
Universitas Kristen Petra
51
Tabel 4.26. Hasil Perhitungan Loss TCM pada Pengamatan ke-7
Loss sebelum counter
Selisih (lt) Botol pecah pada pos 3
(btl)
Sample QC (btl)
Botol pecah di
crater (btl)
Botol cacat lolos
sampai crater (btl)
Volume botol (lt)
Total loss
setelah counter filler (lt)
Sample pribadi
(btl)
Tetesan filler dan cipratan
TCM dari botol(lt)
Botol pecah di crowner per shift
(btl)
Total (lt)
Selisih di luar lantai produksi
(sebelum filling) (lt)
Batch
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 26 -15.1440 6 24 12 0 0.2185 9.177 1 0.9080 - 1.1265 -4.8405
27 & 28 22.1496 50 24 3 4 0.2236 18.1116 10 4.4370 - 6.6730 46.9342 29 -110.8935 27 24 0 3 0.2247 12.1338 5 2.5384 - 3.6619 -95.0978 30 4.4530 27 24 0 0 0.2255 11.5005 2 0.8564 - 1.3074 17.2609 66 14.7230
Total -99.4349 Total 50.9229 Total 27.49178 -21.0202
Tabel 4.27. Hasil Perhitungan Loss TCM pada Pengamatan ke-8 Loss sebelum counter
Selisih (lt) Botol pecah pada pos 3
(btl)
Sample QC (btl)
Botol pecah di
crater (btl)
Botol cacat lolos
sampai crater (btl)
Volume botol (lt)
Total loss
setelah counter filler (lt)
Sample pribadi
(btl)
Tetesan filler dan cipratan
TCM dari botol(lt)
Botol pecah di crowner per shift
(btl)
Total (lt)
Selisih di luar lantai produksi
(sebelum filling) (lt)
Batch
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 40 -68.8785 30 24 8 0 0.2265 14.043 5 2.2185 - 3.3510 -51.4845 41 71.2599 13 24 0 0 0.2257 8.3509 5 2.4146 - 3.5431 83.1539 42 -49.7889 7 24 0 0 0.2235 6.9285 5 1.4652 - 2.5827 -40.2777 43 -12.6610 10 24 3 0 0.2279 8.4323 5 2.4765 - 3.6160 -0.6127 44 -19.3860 5 24 0 1 0.2195 6.585 1 0.4026 - 0.6221 -12.1789 50 11.2075
Total -79.4545 Total 44.3397 Total 24.9224 -10.1924
Universitas Kristen Petra
52
Tabel 4.28. Hasil Perhitungan Loss TCM pada Pengamatan ke-9 Loss sebelum counter
Selisih (lt) Botol pecah pada pos 3
(btl)
Sample QC (btl)
Botol pecah di
crater (btl)
Botol cacat lolos
sampai crater (btl)
Volume botol (lt)
Total loss
setelah counter filler (lt)
Sample pribadi
(btl)
Tetesan filler dan cipratan
TCM dari botol(lt)
Botol pecah di crowner per shift
(btl)
Total (lt)
Selisih di luar lantai produksi
(sebelum filling) (lt)
Batch
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 53 -61.0820 5 24 3 0 0.2235 7.152 1 0.4953 - 0.7188 -53.2112 54 -115.9965 18 24 3 0 0.2244 10.098 5 2.1050 - 2.1318 -103.7667
55 & 56 85.1044 49 24 8 0 0.2234 18.0954 10 4.8704 - 7.1044 110.3042 30 6.7130
Total -91.9741 Total 35.3454 Total 16.668 -39.9607
Keterangan : (7) = [ (2) + (3) + (4) + (5) ] x (6) (11) = (8) x (6) + (9) + (10) x rata-rata (6) (12) = (1) + (7) + (11)
Universitas Kristen Petra
53
Keterangan :
• Selisih (lt) : selisih antara output pengamatan dengan counter filler.
• Botol pecah pada
pos 3 : jumlah botol yang pecah dan sengaja dipecah pada pos
3A, 3B, 3C, dan 3D.
• Sample QC (btl) : jumlah botol yang diambil oleh QC untuk sample. QC
mengambil 2 botol setiap 10 menit dengan total 24
botol tiap batch. Sample ini dianggap loss karena tidak
menjadi output perusahaan.
• Botol pecah
di crater (btl) : jumlah botol pecah di mesin crater.
• Botol cacat lolos
sampai crater (btl) : jumlah botol defect yang tidak terdeteksi di pos
sebelumnya dan masuk ke crater.
• Volume botol (lt) : volume botol/batch tidak selalu sama. Oleh karena itu
diukur melalui sample dari tiap batch dan diambil rata –
rata.
• Total loss setelah
counter filler (lt) : penjumlahan dari loss yang di daerah setelah crowning,
yaitu botol pecah pada pos 3, sample QC, botol pecah di
crater, dan botol cacat lolos sampai crater.
• Sample peneliti (btl) : jumlah botol yang diambil untuk sample pengamatan.
• Tetesan filler dan
cipratan TCM dari
botol (lt) : tetesan yang terjadi pada saat pengisian botol dengan
TCM dan cipratan TCM dari dalam botol yang telah
terisi. Kedua hal ini tidak dapat dipisahkan berhubung
lokasinya berdekatan dan wadah yang digunakan adalah
sama.
• Botol pecah di
crowner (btl) : jumlah botol yang pecah pada crowner. Karena
keterbatasan kemampuan pengamatan, maka jumlah
Universitas Kristen Petra
54
botol pecah diambil dari data perusahaan dan
merupakan penjumlahan dalam satu shift.
• Total loss sebelum
counter filler (lt) : penjumlahan dari loss yang di daerah sebelum
pengisian botol dengan TCM, yaitu sample peneliti, dan
tetesan filler, dan botol pecah di crowner.
• Selisih di luar
lantai produksi : selisih yang terjadi setelah dikurangi loss setelah dan
sebelum counter filler, yaitu loss antara filler dengan
kitchen.
4.3.2. Perhitungan Overall Equipment Effectiveness
Tujuan dari perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah
untuk mengetahui apakah jam kerja perusahaan telah digunakan dengan baik,
apakah target produksi perusahaan tercapai, dan besar tidaknya nilai reject dari
lantai produksi. Data untuk menghitung OEE diperoleh dari arsip harian
perusahaan pada hari yang sama dengan pengamatan yang dilakukan oleh penulis.
Berikut ini merupakan hasil pengolahan data yang akan digunakan untuk
menentukan OEE.
Tabel 4.29. Perhitungan Waktu Rencana Produksi
Jam kerja (jam)
Planned Maintenance
(jam)
Istirahat (jam)
Waktu Rencana Produksi
(jam)
Pengamatan ke-
(1) (2) (3) (4) 1 24.00 1.50 0.50 22.00 2 24.00 1.50 0.50 22.00 3 24.00 1.50 0.50 22.00 4 24.00 1.50 1.00 21.50 5 23.00 1.50 0.00 21.50
Universitas Kristen Petra
55
Tabel 4.29. Perhitungan Waktu Rencana Produksi (lanjutan)
Jam kerja (jam)
Planned Maintenance
(jam)
Istirahat (jam)
Waktu Rencana Produksi
(jam)
Pengamatan ke-
(1) (2) (3) (4) 6 24.00 1.50 0.50 22.00 7 24.00 1.50 0.50 22.00 8 24.00 1.50 0.50 22.00 9 24.00 1.50 1.00 21.50
Keterangan : • (4) = (1) - (2) - (3) • Waktu rencana produksi merupakan waktu kerja yang dikurangi dengan waktu kegiatan maintenance
yang direncanakan dan istirahat.
Tabel 4.30. Perhitungan Data untuk Menentukan Waktu Produksi Aktual
Jam kerja (jam)
Breakdown (jam)
Maintenance (jam)
Lain - lain (jam)
Total hambatan
(jam)
Total jam kerja aktual (jam)
Pengamatan ke-
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 24.00 1.00 2.00 1.17 4.17 19.83 2 24.00 0.58 2.25 2.00 4.83 19.17 3 24.00 0.70 2.00 2.00 4.70 19.30 4 24.00 0.00 1.50 1.00 2.50 21.50 5 23.00 0.00 1.75 2.25 4.00 19.00 6 24.00 0.00 1.50 0.75 2.25 21.75 7 24.00 1.25 1.50 1.17 3.92 20.08 8 24.00 0.00 1.50 1.00 2.50 21.50 9 24.00 0.17 1.50 1.25 2.92 21.08
Keterangan : • (5) = (2) + (3) + (4) • (6) = (1) - (5) • Durasi istirahat tergantung dari hari pengamatan. Senin sampai Kamis selama ½ jam, Jumat selama 1 jam, dan tidak ada istirahat pada
hari Sabtu. • Total jam kerja aktual merupakan jam kerja efektif yang dapat menghasilkan produk.
Tabel 4.31. Perhitungan Data untuk Menentukan Target Output
Jam kerja (jam)
Maintenance (jam) Istirahat (jam) Target output
(btl) Pengamatan ke-
(1) (2) (3) (4) 1 24.00 1.50 0.50 660000 2 24.00 1.50 0.50 660000
Universitas Kristen Petra
56
Tabel 4.31. Perhitungan Data untuk Menentukan Target Output (lanjutan)
Jam kerja (jam)
Maintenance (jam) Istirahat (jam) Target output
(btl) Pengamatan ke-
(1) (2) (3) (4) 3 24.00 1.50 0.50 660000 4 24.00 1.50 1.00 645000 5 23.00 1.50 0.00 645000 6 24.00 1.50 0.50 660000 7 24.00 1.50 0.50 660000 8 24.00 1.50 0.50 660000 9 24.00 1.50 1.00 645000
Keterangan: • (4) = [ (1) - (2) - (3) ] x kapasitas produksi • Kapasitas produksi = 30000 btl/jam • Target output merupakan output yang ditargetkan dan merupakan kapasitas produksi per shift.
Tabel.4.32. Perhitungan Data untuk Menentukan Output Aktual
Pengamatan ke-
Output aktual (krat)
Output aktual (btl)
1 19576 469824 2 19871 476904 3 21554 517296 4 22753 546072 5 20596 494304 6 23357 560568 7 22693 544632 8 24081 577944 9 23769 570456
Keterangan :
• Output aktual diperoleh dari jumlah output perusahaan yang dicatat pada
obser-vasi data produktivitas perusahaan.
Tabel 4.33. Perhitungan Data untuk Menentukan Reject Defect (botol)
Crowner Selector Rework (botol) Total (lt) Pengamatan
ke- (1) (2) (3) (4)
1 143 656 1117 1916 2 184 563 600 1347 3 133 558 643 1334
Universitas Kristen Petra
57
Tabel 4.33. Perhitungan Data untuk Menentukan Reject (lanjutan) Defect (botol)
Crowner Selector Rework (botol) Total (lt) Pengamatan
ke- (1) (2) (3) (4)
4 139 782 880 1801 5 246 563 967 1776 6 176 706 989 1871 7 177 808 932 1917 8 183 601 900 1684 9 183 553 783 1519
Keterangan : • (4) = (1) + (2) + (3) • Total reject merupakan penjumlahan dari botol pecah, dan botol proses ulang.
Untuk melakukan perhitungan nilai avalibility, performance, dan quality
dipelukan data :
1. Waktu produksi yang direncanakan (tabel 4.29)
2. Waktu produksi aktual (tabel 4.30)
3. Target output (tabel 4.31)
4. Output aktual (tabel 4.32)
5. Jumlah reject (tabel 4.33)
Tabel 4.34. Data untuk Menentukan Overall Equipment Effectiveness Perusahaan
Waktu produksi
yang direncanakan
(jam)
Waktu produksi
aktual (jam)
Target output (btl)
Output aktual (btl)
Reject (btl)
Total Output
(btl) Pengamatan
ke-
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 22.00 19.83 660000 469824 1916 471740 2 22.00 19.17 660000 476904 1347 478251 3 22.00 19.30 660000 517296 1334 518630 4 21.50 21.50 645000 546072 1801 547873 5 21.50 19.00 645000 494304 1776 496080 6 22.00 21.75 660000 560568 1871 562439 7 22.00 20.08 660000 544632 1917 546549 8 22.00 21.50 660000 577944 1684 579628 9 21.50 21.08 645000 570456 1519 571975
Keterangan : (6) = (4) + (5)
Dari data di atas dapat diperoleh nilai Availibility (A), Performance (P),
Quality (Q), dan Overall Equipment Effectiveness (OEE) dari kinerja perusahaan.
Rumus yang digunakan adalah :
Universitas Kristen Petra
58
Availability (A) = ∑=
9
1 (1) i-kean direncanak yang produksiwaktu (2) i-ke aktual produksiwaktu
i
Performance (P) = ∑=
9
1 (3) i-ke diharapkan yangoutput (6) i-keoutput total
i
Quality (Q) = ∑=
9
1 (6) i-keoutput total(4) i-kebaik yangoutput
i
OEE = A x P x Q Rumus yang digunakan dalam perhitungan performance adalah rumus
berdasarkan jumah output. Rumus ini dipilih karena perusahaan tidak memiliki
data mengenai waktu pemberhentian mesin sejenak (delay) dan waktu pada saat
mesin tidak bekerja secara optimal (speed losses).
Dari perhitungan berdasarkan data yang diperoleh selama 9 kali
pengamatan diperoleh nilai :
• availability sebesar 93.24%,
• performance sebesar 80.97%,
• quality sebesar 99.68%,
• dan OEE sebesar 75.25%.
Hasil perhitungan tersebut dapat digambarkan ke dalam effectogram
berikut ini.
Gambar 4.2 Effectogram dari Hasil Perhitungan Overall Equipment Effectiveness