38673811-perhit-alat-berat

14

Click here to load reader

Upload: adited-mln

Post on 06-Aug-2015

49 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: 38673811-perhit-alat-berat

Simposium XII FSTPT, Universitas Kristen Petra Surabaya, 14 November 2009

578

OPTIMASI JUMLAH DUMP TRUCK PADA PEKERJAAN TIMBUNAN AREA PARKIR TERMINAL AKAP KOTA PALANGKA RAYA DENGAN

MENGGUNAKAN TEORI ANTRIAN

Rudi Waluyo1, Lendra1, Subrata Aditama1 1Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Palangka Raya

Abstract At excavation or earth work, excavator is need for dig, lift and also to load the material into the hauling unit for example in this case is dump truck. In order to determine the production rate of the heavy equipments there are use many assumptions, which is in the form of theories to calculate the optimal production. The cycle time and loading of dump truck is fluctuating, so it is not possible to sincronized the operation for transportation and loading during long duration without delays by the excavator. Optimalization of these heavy equipment is based on the production capacities using queueing theory. In this case the aim of these research is to determine the amount of optimal dump trucks at the earth work of an embankment by using queue theory, and then to determined the the economic way within more less time and production cost. This research divided in 4 (four) stages, First stage are literature review and research location pre survey, second stage are collected secunder and primair dates, third stage is dates analysis and fourth stage are conclusion and suggestion. Based on this research, the result show that: 1) the amount of most dump optimal truck for this earth works based on the production capacities is 27 unit of dump trucks. 2) the amount of most optimal truck dump for this earth works by using queueing theory is 25 unit of dump trucks. 3) Queueing theory is the most economic way of both within less time and production cost. Keywords: Queueing Theory, Production Capacity, Dump Trucks Optimalizatition. PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam pekerjaan-pekerjaan bangunan sipil yang besar sering kali dituntut penyelesaian yang cepat. Untuk itu diperlukan penggunaan alat-alat berat yang sesuai dengan kondisi pekerjaan yang dilaksanakan. Kegiatan Pembangunan Terminal Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) Kota Palangka Raya sangat membutuhkan alat berat sangat untuk mempermudah dan mempercepat pelaksanaan pekerjaan. Dalam kegiatan ini, salah satu pekerjaan yang menggunakan alat berat adalah pekerjaan penimbunan area parkir. Alat-alat berat yang digunakan dalam suatu pekerjaan biasanya saling terkait dengan alat-alat berat lainnya. Salah satu contohnya adalah pekerjaan pemindahan tanah mekanis (earth moving). Alat gali (excavator) diperlukan untuk menggali, mengangkat serta memuat tanah ke dalam alat pengangkut kemudian tanah diangkut ke lokasi kegiatan dengan alat pengangkut misalnya dump truck. Dalam menentukan laju produksi dari berbagai alat-alat berat tersebut terdapat asumsi-asumsi yang digunakan yaitu berupa teori-teori untuk memperoleh laju produksi yang optimal. Asumsi-asumsi tersebut mungkin berbeda dengan kenyataan yang ada pada saat pelaksanaan pekerjaan. Hal ini disebabkan adanya faktor-faktor seperti efisiensi operator, cuaca, kondisi alat, lokasi proyek dan lain sebagainya. Sebuah dump truck dimuati material oleh sebuah excavator dalam suatu siklus yang sekurang-kurangnya mencakup unsur-unsur, yaitu: muat, angkut, bongkar muatan, kembali, menunggu dimuati excavator. Untuk melaksanakan kelima fungsi tersebut terdapat batas-batas waktu

Page 2: 38673811-perhit-alat-berat

Simposium XII FSTPT, Universitas Kristen Petra Surabaya, 14 November 2009

579

yang diperlukan dan tergantung pada faktor-faktor seperti efisiensi operator, cuaca, kondisi alat, lokasi proyek dan lain sebagainya. Metode yang biasa digunakan untuk menganalisis waktu adalah menggunakan waktu rata-rata yang pada kenyataannya akan ada laju produksi di atas atau di bawah rata-rata. Dengan laju pemuatan dan waktu siklus dump truck yang berubah-ubah tidak akan mungkin menserasikan operasi pemuatan dan pengangkutan selama jangka waktu yang panjang tanpa mengalami beberapa keterlambatan oleh excavator. Menentukan ukuran optimum kapasitas bucket dan jumlah armada angkutan pada sebuah proyek pemindahan tanah mekanis adalah sebuah pekerjaan yang sangat penting. Perhitungan yang cermat terhadap ukuran optimum kapasitas bucket suatu alat dan jumlah unit muatan armada angkutan akan berpengaruh besar terhadap sebuah sistem produksi. Pada penelitian ini akan dilakukan optimasi jumlah dump truck pada pekerjaan timbunan area parkir Terminal AKAP Kota Palangka Raya. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Berapakah jumlah dump truck yang optimal pada pekerjaan timbunan area parkir

Terminal AKAP Kota Palangka Raya berdasarkan kapasitas produksi? 2. Berapakah jumlah dump truck yang optimal pada pekerjaan timbunan area parkir

Terminal AKAP Kota Palangka Raya dengan menggunakan teori antrian? 3. Dari kedua cara di atas, cara manakah yang paling ekonomis pada pekerjaan timbunan

area parkir Terminal AKAP Kota Palangka Raya dari segi waktu pelaksanaan dan biaya produksi alat?

Tujuan Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui jumlah dump truck yang optimal pada pekerjaan timbunan area parkir

Terminal AKAP Kota Palangka Raya berdasarkan kapasitas produksi 2. Untuk mengetahui jumlah dump truck yang optimal pada pekerjaan timbunan area parkir

Terminal AKAP Kota Palangka Raya dengan menggunakan teori antrian 3. Untuk mengetahui cara manakah yang paling ekonomis pada pekerjaan timbunan area

parkir Terminal AKAP Kota Palangka Raya dari segi waktu pelaksanaan dan biaya produksi alat dari kedua cara di atas.

Batasan Masalah Adapun batasan masalah pada penelitian ini dibatasi pada optimasi jumlah dump truck pada pekerjaan timbunan area parkir terminal AKAP Kota Palangka Raya dengan menggunakan teori antrian dengan batasan sebagai berikut: 1. Sistem antrian dalam kondisi steady state (posisi yang ideal). 2. Pengaruh perilaku manusia dalam analisis model antrian tidak diperhitungkan. 3. Perhitungan biaya alat yang terdiri dari biaya kepemilikan dan biaya operasi alat tidak

dipergunakan untuk memperhitungkan biaya produksi alat, tetapi menggunakan biaya sewa per bulan.

Page 3: 38673811-perhit-alat-berat

Simposium XII FSTPT, Universitas Kristen Petra Surabaya, 14 November 2009

580

4. Sesuai dengan observasi di lapangan, maka struktur dasar antrian yang digunakan adalah single channel single phase (satu antrian satu pelayanan).

5. Jenis excavator yang digunakan adalah jenis hydraulic excavator atau hydraulic backhoe. Manfaat Penelitian Dalam hal ini manfaat penelitian yang diharapkan adalah: 1. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan pada pelaksanaan pekerjaan yang

berhubungan dengan pemindahan tanah mekanis. 2. Bahan masukan bagi kontraktor, konsultan dan pemilik proyek untuk optimasi pekerjaan

timbunan sehingga diperoleh metode yang paling ekonomis. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah pada Kegiatan Pembangunan Terminal AKAP Kota Palangka Raya yang berada di Jalan Mahir Mahar Km 1, Lingkar Luar Kota Palangka Raya dan lokasi galian (quarry) yang berada di Jalan Mahir Mahar Km 8, Kelurahan Kalampangan Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. Peta Lokasi Pembangunan Terminal AKAP Kota Palangka Raya Sumber: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Tengah, 2008

TINJAUAN PUSTAKA Proses antrian secara umum dikategorikan menjadi empat struktur dasar menurut fasilitas pelayanan (Aminudin, 2005): 1. Single channel single phase (satu antrian satu pelayanan).

Yaitu struktur antrian yang terdiri pelayanan tunggal dengan satu jalur antrian. Hal ini dijelaskan pada gambar berikut ini:

Gambar 2. Single Channel Single Phase

Jalur Antrian Server

Masuk Keluar

Page 4: 38673811-perhit-alat-berat

Simposium XII FSTPT, Universitas Kristen Petra Surabaya, 14 November 2009

581

2. Single channel multiple phase (satu antrian beberapa pelayanan seri). Yaitu struktur antrian yang terdiri dari beberapa pelayanan yang tersusun secara seri dengan satu jalur antrian.

Gambar 3. Single Channel Multiple Phase

3. Multiple channel single phase (satu antrian beberapa pelayanan). Yaitu struktur antrian yang terdiri dari beberapa pelayanan yang tersusun secara paralel dengan satu jalur antrian.

Gambar 4. Multiple Channel Single Phase

4. Multiple channel multiple phase (satu antrian beberapa pelayanan seri). Yaitu struktur antrian yang terdiri dari beberapa pelayanan seri yang tersusun secara paralel dengan satu jalur antrian.

Gambar 5. Multiple Channel Multiple Phase Dalam memecahkan persoalan-persoalan barisan antrian terlebih dahulu kita harus mengetahui tipe barisan antrian (queuing line), mengetahui ukuran populasi (arrival customer) dan jumlah jalur pelayanan (server channel). Jika semua hal tersebut sudah

Jalur Antrian Server

Masuk Keluar

Masuk Keluar

Server

Jalur Antrian

Server

Jalur Antrian

Keluar Masuk

Page 5: 38673811-perhit-alat-berat

Simposium XII FSTPT, Universitas Kristen Petra Surabaya, 14 November 2009

582

diketahui, dapat dibuat pengklasifikasian kedalam model antrian, yaitu sebagai berikut (Rizal, 2006): 1. Populasi tidak terbatas dengan pelayanan tunggal. 2. Populasi tidak terbatas dengan pelayanan majemuk. 3. Populasi terbatas dengan pelayanan tunggal. 4. Populasi terbatas dengan pelayanan majemuk.

Mengklasifikasikan barisan antrian dan jenis pelayanan merupakan langkah penting untuk menentukan persamaan yang dipakai untuk menyelesaikan persoalan-persoalan dalam barisan antrian.

Gambar 6. Bagan Pengklasifikasian Penelitian Sejenis Rizal (2006), meneliti tentang optimasi jumlah dump truck pada pekerjaan timbunan dengan menerapkan teori antrian (studi kasus peningkatan Jalan Lingkar Selatan Kotawaringin Timur). Penelitian ini mencari jumlah dump truck yang paling ekonomis berdasarkan kapasitas produksi dan menggunakan teori antrian serta membandingkan metode mana yang lebih ekonomis dari segi waktu pelaksanaan dan biaya produksi alat. Dari hasil penelitian diperoleh: 1. Jumlah dump truck yang paling ekonomis pada pekerjaan timbunan dengan metode

kapasitas produksi adalah 23 unit . 2. Jumlah dump truck yang paling ekonomis pada pekerjaan timbunan dengan teori antrian

adalah 21 unit . 3. Jumlah dump truck yang paling ekonomis pada pekerjaan timbunan dari segi waktu

pelaksanaan adalah dengan menggunakan teori antrian. 4. Jumlah dump truck yang paling ekonomis pada pekerjaan timbunan dari segi biaya

produksi alat adalah dengan menggunakan teori antrian.

Model Barisan Antrian (1)

Single (tunggal)

(3)

Tidak Terbatas (2)

Terbatas (2)

Multiple (majemuk)

(3)

Single (tunggal)

(3)

Multiple (majemuk)

(3)

Keterangan: 1 = Tipe Problem 2 = Ukuran Populasi 3 = Jumlah Jalur Antrian

Page 6: 38673811-perhit-alat-berat

Simposium XII FSTPT, Universitas Kristen Petra Surabaya, 14 November 2009

583

METODE PENELITIAN Penelitian ini dibagi menjadi 4 (empat) tahap. Tahap pertama adalah pendahuluan yang terdiri dari studi pustaka dan survey awal lokasi penelitian. Tahap kedua adalah pengumpulan data primer dan sekunder. Adapun data primer yang dikumpulkan pada penelitian ini diperoleh dengan cara melakukan observasi (pengamatan) langsung di lapangan. Data primer pada penelitian ini adalah waktu siklus excavator, waktu siklus dump truck dan data lain yang berkaitan dengan penelitian ini. sedangkan data sekunder yang dikumpulkan adalah a) peta lokasi kegiatan pembangunan Terminal AKAP Kota Palangka Raya yang diperoleh dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Tengah, b) volume dan harga satuan pekerjaan timbunan area parkir yang dilaksanakan diperoleh dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Tengah, c) harga sewa dump truck yang diperoleh dari PT. Prestasi Karya Mulia Pusat Palangka Raya, d) data pendukung lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Tahap ketiga adalah analisis data. Tahap keempat adalah kesimpulan dan saran. Metode Analisis Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap baik itu data primer dan sekunder, tahap berikutnya adalah tahap analisis data. Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Optimasi jumlah dump truck berdasarkan kapasitas produksi.

a. Menghitung waktu siklus excavator. b. Menghitung waktu siklus dump truck. c. Menghitung jumlah dump truck yang diperlukan untuk bekerja kombinasi dengan

excavator. d. Menghitung kapasitas produksi dump truck dengan membulatkan jumlah dump truck

ke atas dan ke bawah. e. Menghitung kapasitas produksi excavator. f. Menentukan optimasi jumlah dump truck dengan berdasarkan kapasitas produksi. Dari

hasil kapasitas produksi dump truck baik yang dibulatkan ke atas maupun yang ke bawah dipilih nilai yang mendekati dengan kapasitas produksi excavator dan nilai tersebut adalah nilai optimasi jumlah dump truck berdasarkan kapasitas produksi.

2. Optimasi jumlah dump truck dengan menggunakan teori antrian. a. Menghitung banyaknya dump truck yang mampu dilayani oleh excavator. b. Menentukan model antrian. Dianalisa bahwa barisan antrian termasuk ukuran

kedatangan secara tidak terbatas dan karena hanya dilayani oleh 1 buah excavator maka termasuk populasi tidak terbatas dengan pelayanan tunggal dengan disiplin pelayanan pertama datang pertama dilayani (FCFS = first came first service).

c. Menghitung optimasi jumlah dump truck dengan menggunakan teori antrian dengan persamaan teori antrian populasi tidak terbatas dengan pelayanan tunggal.

3. Membandingkan jumlah dump truck yang paling ekonomis berdasarkan kapasitas produksi dan teori antrian dari segi waktu pelaksanaan dan biaya produksi alat. Hal ini dilakukan untuk mengetahui berapakah jumlah dump truck yang paling ekonomis pada pekerjaan timbunan dari kedua cara tersebut di atas dari segi waktu pelaksanaan dan biaya produksi alat.

Page 7: 38673811-perhit-alat-berat

Simposium XII FSTPT, Universitas Kristen Petra Surabaya, 14 November 2009

584

ANALISIS DATA Optimasi Jumlah Dump Truck dengan Menggunakan Teori Antrian Berdasarkan keadaan penelitian diambil contoh 1 buah excavator yang dilayani beberapa dump truck, dalam kondisi ini diasumsikan termasuk antrian dengan populasi tidak terbatas dengan pelayanan tunggal.

λµ

λ−

=Ls

Keterangan: Ls = expected number (jumlah yang diharapkan) dalam sistem antrian λ = jumlah rata-rata pelanggan tiba per unit waktu (arrival rate per unit time) µ = jumlah rata-rata pelayanan per unit waktu (service rate per unit time) 1. Waktu siklus excavator.

Dalam pengambilan data excavator yang ditinjau adalah waktu siklus excavator yang terdiri dari waktu gali, dua kali waktu putar dan waktu buang. Untuk selanjutnya waktu-waktu tersebut disebut dengan elemen kerja. Waktu siklus excavator dapat dilihat pada lampiran. Langkah-langkah untuk melakukan pengujian keseragaman data adalah sebagai berikut: Untuk elemen kerja waktu gali (waktu siklus ke-1).

x = 540

7...666 ++++

= 5,79 detik

SD = ( ) ( ) ( ) ( )

5405,797.....5,7965,7965,796 2222 −+−+−+−

= 0,74 BKA = 5,81 + (3 × 0,74)

= 8,01 detik BKB = 5,81 - (3 × 0,74)

= 3,57 detik

Tabel 1. Pengujian Keseragaman Data Excavator Elemen Kerja x SD BKA BKB Hasil Pengujian

Sikl

us 1

Waktu Gali 5,79 0,74 8,01 3,57 Seragam Waktu Putar 4,88 0,66 6,87 2,91 Seragam Waktu Buang 4,76 0,68 6,85 2,71 Seragam Waktu Putar 4,88 0,65 6,92 2,92 Seragam

Sikl

us 2

Waktu Gali 5,66 0,79 8,03 3,38 Seragam Waktu Putar 4,87 0,66 6,85 2,89 Seragam Waktu Buang 4,76 0,73 6,95 2,57 Seragam Waktu Putar 4,89 0,65 6,84 2,94 Seragam

Sikl

us 3

Waktu Gali 5,56 0,82 8,02 3,13 Seragam Waktu Putar 4,86 0,69 6,93 2,79 Seragam Waktu Buang 4,71 0,68 6,75 2,67 Seragam Waktu Putar 4,77 0,70 6,87 2,67 Seragam

Sikl

us 4

Waktu Gali 5,52 0,71 7,65 3,39 Seragam Waktu Putar 4,72 0,66 6,70 2,74 Seragam Waktu Buang 4,74 0,64 6,66 2,82 Seragam Waktu Putar 4,72 0,65 6,67 2,77 Seragam

Sumber: Hasil Analisis Data 2009

Page 8: 38673811-perhit-alat-berat

Simposium XII FSTPT, Universitas Kristen Petra Surabaya, 14 November 2009

585

2. Waktu siklus dump truck.

Dalam pengambilan data dump truck yang ditinjau adalah waktu siklus dump truck yang terdiri dari waktu muat, waktu angkut, waktu bongkar muatan, waktu kembali dan waktu tunggu dan tunda. Untuk selanjutnya waktu-waktu tersebut disebut dengan elemen kerja.

Tabel 2. Pengujian Keseragaman Data Dump Truck

Elemen Kerja x SD BKA BKB Hasil Pengujian

Waktu Muat 80,09 6,09 98,36 61,82 Seragam Waktu Angkut 6,43 0,98 9,37 3,49 Seragam Waktu Bongkar Muatan 57,74 6,11 76,07 39,41 Seragam Waktu Kembali 5,96 0,80 8,36 3,56 Seragam Waktu Tunggu / Tunda 108,59 10,59 140,36 76,82 Seragam

Sumber: Hasil Analisis Data 2009 Optimasi Jumlah Dump Truck Berdasarkan Kapasitas Produksi 1. Menghitung waktu siklus excavator.

Tabel 3. Perhitungan Waktu Siklus Excavator Elemen Kerja Waktu Rata-rata Elemen Kerja (detik)

Sikl

us 1

Waktu Gali 5,79 Waktu Putar 4,88 Waktu Buang 4,76 Waktu Putar 4,88

Sikl

us 2

Waktu Gali 5,66 Waktu Putar 4,87 Waktu Buang 4,76 Waktu Putar 4,89

Sikl

us 3

Waktu Gali 5,56 Waktu Putar 4,86 Waktu Buang 4,71 Waktu Putar 4,77

Sikl

us 4

Waktu Gali 5,52 Waktu Putar 4,72 Waktu Buang 4,74 Waktu Putar 4,72

Jumlah 80,09 detik Sumber: Hasil Analisis Data 2009

Maka waktu siklus excavator adalah: Cme = 80,09 ÷ 4 = 20,02 detik Jadi, diperoleh waktu siklus excavator sebesar 20,02 detik atau 0,33 menit.

Page 9: 38673811-perhit-alat-berat

Simposium XII FSTPT, Universitas Kristen Petra Surabaya, 14 November 2009

586

2. Menghitung waktu siklus dump truck.

Tabel 4. Perhitungan Waktu Siklus Dump Truck Elemen Kerja Waktu Rata-rata Elemen Kerja (detik)

Waktu Muat 80,09 Waktu Angkut 385,80 Waktu Bongkar Muatan 57,74 Waktu Kembali 357,60 Waktu Tunggu dan Tunda 108,59

Sumber: Hasil Analisis Data (2009) Waktu angkut rata-rata untuk menempuh jarak angkut sejauh 4 km adalah 385,8 detik atau 6,43 menit, maka untuk menyesuaikan jarak angkut dari 4 km (kegiatan penimbunan oleh PT. PQ pada ruas Jalan Mahir Mahar Kilometer 4,5) menjadi 10 km (ke lokasi Kegiatan Pembangunan Terminal AKAP Kota Palangka Raya) adalah sebagai berikut:

Waktu angkut = (m/menit)n

(m)ratarataKecepata

jalanbagianPanjang−

Kecepatan rata-rata = angkutWaktu

jalanbagianPanjang

Kecepatan rata-rata = 43,6

4000 = 622,08 m / menit

Jadi, kecepatan angkut rata-rata dump truck adalah 622,08 m / menit. Untuk jarak angkut 10 kilometer adalah:

Waktu angkut = 622,0810000 = 16,08 menit = 964,5 detik

Jadi, diperoleh waktu angkut adalah 964,5 detik. Waktu kembali rata-rata untuk menempuh jarak kembali sejauh 4 km adalah 357,6 detik atau 5,96 menit, maka untuk menyesuaikan jarak kembali dari 4 km (kegiatan penimbunan oleh PT. PQ pada ruas Jalan Mahir Mahar Kilometer 4,5) menjadi 10 km (ke lokasi Kegiatan Pembangunan Terminal AKAP Kota Palangka Raya) adalah sebagai berikut:

Waktu kembali = (m/menit)n

(m)ratarataKecepata

jalanbagianPanjang−

Kecepatan rata-rata = kembaliWaktu

jalanbagianPanjang

Kecepatan rata-rata = 96,5

4000 = 671,14 m / menit

Jadi, kecepatan kembali rata-rata dump truck adalah 671,14 m / menit. Untuk jarak kembali 10 kilometer adalah:

Waktu kembali = 671,1410000 = 14,9 menit = 894 detik

Jadi, diperoleh waktu kembali adalah 894 detik. Jadi, waktu siklus dump truck (Cmt) adalah: Cmt = waktu muat + waktu angkut + waktu bongkar muatan + waktu kembali + waktu tunggu dan tunda

Page 10: 38673811-perhit-alat-berat

Simposium XII FSTPT, Universitas Kristen Petra Surabaya, 14 November 2009

587

Cmt = 80,09 + 964,5 + 57,74 + 894 + 108,59 = 2104,92 detik = 35,08 menit Jadi, diperoleh waktu siklus dump truck sebesar 35,08 menit. 3. Menghitung jumlah dump truck yang dibutuhkan untuk bekerja kombinasi dengan

excavator.

Mt = muatwaktu

truckdumpsikluswaktu

Mt = 33,1

35,08 = 26,38 unit

4. Menghitung kapasitas produksi dump truck dengan membulatkan jumlah dump truck ke

atas dan ke bawah. a. Pembulatan ke atas.

P = MCm

EC

t

t ××× 60

C = n × q1 × K

C = produksi per siklus n = 4 siklus

q1 = 1,30 m3 K = 0,7, diperoleh dari faktor bucket excavator yang diambil berdasarkan

kondisi pemuatan sedang

C = 4 × 1,3 × 0,7 = 3,64 m3

Et = 0,65, diperoleh dari efisiensi kerja yang diambil berdasarkan kondisi

operasi alat sedang dan pemeliharaan mesin sedang

P = 2735,08

65,06064,3×

×× = 109,26 m3 / jam

Jadi, dengan pembulatan ke atas diperoleh kapasitas produksi dump truck sebesar 109,26 m3 / jam.

b. Pembulatan ke bawah.

P = 2635,08

65,06064,3×

×× = 105,22 m3 / jam

Jadi, dengan pembulatan ke bawah diperoleh kapasitas produksi dump truck sebesar 105,22 m3 / jam.

5. Menghitung kapasitas produksi excavator.

Q = eCm

Eq ×× 3600

q = produksi per siklus q = Kq ×1 q1 = 1,30 m3

K = 0,7, diperoleh dari faktor bucket excavator yang diambil berdasarkan kondisi pemuatan sedang

q = 1,3 × 0,7 = 0,91 m3

Page 11: 38673811-perhit-alat-berat

Simposium XII FSTPT, Universitas Kristen Petra Surabaya, 14 November 2009

588

E = 0,65, diperoleh dari efisiensi kerja yang diambil berdasarkan kondisi operasi alat sedang dan pemeliharaan mesin sedang

Q = 33,0

65,0600,91 ×× = 107,55 m3 / jam

Jadi, diperoleh kapasitas produksi excavator sebesar 107,55 m3 / jam.

6. Menentukan jumlah dump truck yang optimal berdasarkan kapasitas produksi. Dari hasil kapasitas produksi dump truck baik yang dibulatkan ke atas maupun yang ke bawah dipilih nilai yang mendekati dengan kapasitas produksi excavator dan nilai tersebut adalah nilai jumlah dump truck yang optimal berdasarkan kapasitas produksi. Dipilih pembulatan ke atas karena hasilnya mendekati dengan kapasitas produksi excavator. Sehingga berdasarkan kapasitas produksi diperlukan dump truck sebanyak 27 unit.

Optimasi Jumlah Dump Truck dengan Menggunakan Teori Antrian 1. Menghitung banyaknya dump truck yang mampu dilayani oleh excavator.

Jumlah dump truck yang mampu dilayanai excavator adalah:

t

e

qQ

= 3,64

107,55 = 29,55 unit / jam (dibulatkan menjadi 30 unit / jam).

Berarti dalam 1 jamnya excavator mampu melayani 30 unit dump truck. Sedangkan waktu siklus untuk 1 unit dump truck (Cmt) adalah 35,08 menit, berarti ada beberapa dump truck yang kembali dimuati oleh excavator dalam 1 jamnya dan begitu seterusnya. Jadi dalam pelaksanaan pekerjaan timbunan area parkir Terminal AKAP Kota Palangka Raya dengan menggunakan teori antrian akan mencari jumlah dump truck yang optimal (melakukan dua siklus antrian).

2. Menentukan model antrian. Dianalisa bahwa barisan antrian termasuk ukuran kedatangan secara tidak terbatas dan karena hanya dilayani oleh satu buah excavator maka termasuk populasi tidak terbatas dengan pelayanan tunggal dengan disiplin pelayanan pertama datang pertama dilayani (FCFS = first came first service).

3. Menghitung optimasi jumlah dump truck dengan menggunakan teori antrian. Menghitung optimasi jumlah dump truck dengan menggunakan teori antrian dengan persamaan teori antrian populasi tidak terbatas dengan pelayanan tunggal dengan persamaan sebagai berikut:

λµλ−

=Ls

Untuk 1 siklus dump truck adalah 35,08 menit dan untuk 1 jamnya excavator mampu melayani 30 unit dump truck. Ini berarti 1 unit dump truck membutuhkan λ = 30 unit / 60 menit atau dapat dinotasikan dengan λ = 0,5

Waktu pelayanan (Ws) = λµ −

1

35,08 = 5,0

1−µ

, maka µ = 0,52

Dimasukkan ke dalam persamaan:

Page 12: 38673811-perhit-alat-berat

Simposium XII FSTPT, Universitas Kristen Petra Surabaya, 14 November 2009

589

dump truck dimuati

excavator menggali/ memuati dump truck

membongkar muatan di lokasi penimbunan

dump truck kembali

dump truck menunggu

dump truck mengangkut

00:00:00 – 00:01:19,80

00:17:24,60

00:18:22,20 00:33:16,20 – 00:35:04,80

Ls = λµ

λ−

Ls = 5,052,0

5,0−

= 25 unit dump truck

Jadi, dengan menggunakan teori antrian dibutuhkan dump truck sebanyak 25 unit. Sebagai ilustrasi ditunjukkan pada gambar 7.

Gambar 7. Siklus Dump Truck dalam 1 Jam Produksi Suatu ilustrasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam 1 jamnya ada beberapa dump truck yang kembali dimuati excavator. Berikut daftar waktu keberangkatan dan kedatangan kembali dump truck ke quarry. Dengan mengaplikasikan perhitungan waktu muat, waktu angkut, waktu bongkar muatan, waktu kembali dan waktu tunggu maka akan diperoleh gambaran pada tabel berikut ini:

Tabel 5. Keberangkatan dan Kedatangan Dump Truck

Dump Truck Waktu Berangkat Kembali

1 00:00:00,00 00:35:04,80 2 00:01:48,60 00:36:53,40 3 00:03:37,20 00:38:42,00 4 00:05:25,80 00:40:30,60 5 00:07:14,40 00:42:19,20 6 00:09:03,00 00:44:07,80 7 00:10:51,60 00:45:56,40 8 00:12:40,20 00:47:45,00 9 00:14:28,80 00:49:33,60

10 00:16:17,40 00:51:22,20 11 00:18:06,00 00:53:10,80 12 00:19:54,60 00:54:59,40 13 00:21:43,20 00:56:48,00 14 00:23:31,80 00:58:36,60 15 00:25:20,40 01:00:25,20 16 00:27:09,00 01:02:13,80 17 00:28:57,60 01:04:02,40 18 00:30:46,20 01:05:51,00 19 00:32:34,80 01:07:39,66 20 00:34:23,40 01:09:28,20

Sumber: Hasil Analisis Data (2009)

Page 13: 38673811-perhit-alat-berat

Simposium XII FSTPT, Universitas Kristen Petra Surabaya, 14 November 2009

590

Tabel 6. Keberangkatan dan Kedatangan Dump Truck (Lanjutan)

Dump Truck Waktu Berangkat Kembali

21 00:36:12,00 01:11:16,80 22 00:38:00,60 01:13:05,40 23 00:39:49,20 01:14:54,00 24 00:41:37,80 01:16:42,60 25 00:43:26,40 01:18:31,20 26 00:45:15,00 01:20:19,80 27 00:47:03,60 01:22:08,40 28 00:48:52,20 01:23:57,00

Sumber: Hasil Analisis Data (2009) Perbandingan Jumlah Dump Truck yang Optimal Berdasarkan Kapasitas Produksi dan Teori Antrian dari Segi Waktu Penyelesaian Pekerjaan Dalam perhitungan jumlah dump truck yang diperoleh dari hasil kedua perhitungan akan dibandingkan jumlah dump truck yang paling optimal ditinjau dari waktu pelaksanaan pekerjaan, sehingga diperoleh jumlah dump truck yang paling ekonomis. Pada tabel di atas dapat dianalisa perhitungan sebagai berikut: 1. Perhitungan berdasarkan kapasitas produksi

Perhitungan waktu dan biaya sewa alat selama kegiatan dengan menggunakan 27 unit dump truck. Dump truck ke 27 tiba di lokasi pada menit ke-47,06, maka dalam 1 siklusnya mampu mengerjakan = 27 × 3,64 m3 = 98,28 m3 Dalam 1 hari terdapat = 7 jam × 60 menit / 47,06 menit = 8,92 siklus Volume pekerjaan per hari = 8,92 × 98,28 m3 = 877,13 m3/hari Lama waktu pengerjaan = 139.875 m3 / 877,13 m3/hari = 159,47 = 160 hari.

2. Perhitungan berdasarkan teori antrian Perhitungan waktu dan biaya sewa alat selama kegiatan dengan menggunakan 25 unit dump truck. Dump truck ke 25 tiba di lokasi pada menit ke-43,44, maka dalam 1 siklusnya mampu mengerjakan = 25 × 3,64 m3 = 91 m3 Dalam 1 hari terdapat = 7 jam × 60 menit / 43,44 menit = 9,67 siklus Volume pekerjaan per hari = 9,67 × 91 m3 = 879,83 m3/hari Lama waktu pengerjaan = 139.875 m3 / 879,83 m3 / hari = 158,98 = 159 hari.

Tabel 7. Perbandingan Jumlah Dump Truck yang Optimal

No Hal perbandingan Optimalisasi berdasarkan Kapasitas Produksi

Optimalisasi berdasarkan Teori Antrian

1 Jumlah dump truck hasil perhitungan 27 unit 25 unit 2 Volume pekerjaan yang mampu

diselesaikan 877,13 m3/hari 879,83 m3/hari

3 Lama waktu pengerjaan 160 hari. 159 hari

Sumber: hasil perhitungan Dari hasil analisis diperoleh bahwa menggunakan teori antrian lebih ekonomis dibandingkan kapasitas produksi (lihat tabel 7). Jumlah dump truck hasil perhitungan 25 unit dan lama waktu pengerjaan lebih cepat yaitu 159 hari.

Page 14: 38673811-perhit-alat-berat

Simposium XII FSTPT, Universitas Kristen Petra Surabaya, 14 November 2009

591

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap kombinasi dump truck dan excavator berdasarkan kapasitas produksi dan teori antrian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Jumlah dump truck yang optimal pada pekerjaan timbunan area parkir Terminal AKAP

Kota Palangka Raya berdasarkan kapasitas produksi adalah 27 unit dump truck. 2. Jumlah dump truck yang optimal pada pekerjaan timbunan area parkir Terminal AKAP

Kota Palangka Raya dengan menggunakan teori antrian adalah 25 unit dump truck. 3. Hasil perbandingan dilihat dari jumlah dump truck dan segi waktu pelaksanaan diperoleh

bahwa teori antrian lebih ekonomis dibandingkan menggunakan kapasitas produksi. Saran Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan terhadap kombinasi dump truck dan excavator berdasarkan kapasitas produksi dan teori antrian disarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Dalam menggunakan teori antrian sebaiknya membandingkan jumlah dump truck yang

diperoleh dari hasil perhitungan dengan jumlah dump truck yang beroperasi di lapangan, sehingga akan diperoleh hasil yang berbeda.

2. Kepada kontraktor pelaksana, pengambilan material sebaiknya tidak difokuskan pada satu quarry saja karena pada lokasi yang sama juga terdapat quarry lain yang letaknya berdekatan. Hal ini disarankan mengingat volume timbunan yang cukup besar dan banyaknya dump truck dari pihak lain yang mengambil material dari quarry yang sama.

3. Kepada pihak penyedia material (quarry), sebaiknya dilakukan perbaikan berkala terhadap excavator yang digunakan, sehingga tidak terjadi kerusakan pada alat yang dapat mengurangi produksi alat tersebut yang nantinya berpengaruh terhadap produksi dump truck.

DAFTAR PUSTAKA Aminudin, 2005, Prinsip-prinsip Riset Operasi, Penerbit Erlangga, Jakarta. Dimyati, T.T. dan Dimyati, A., 1992, Operations Research, Penerbit Sinar Baru Algesindo,

Jakarta. Rizal, A.F., 2006, Optimasi Jumlah Dump Truck pada Pekerjaan Timbunan dengan

Menerapkan Teori Antrian (Studi Kasus Peningkatan Jalan Lingkar Selatan Kota Waringin Timur), Tugas Akhir Jurusan / Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya, Palangka Raya.

Rochmanhadi, 1985, Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan dengan Menggunakan Alat-alat Berat, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta.

Rochmanhadi, 1990, Pemindahan Tanah Mekanis, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta. Rochmanhadi, 1992, Alat-Alat Berat dan Penggunaannya, Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan

Umum Jakarta, Jakarta. Suryadharma, H. dan Wigroho, H.Y., 1998, Alat-alat Berat, Penerbitan Universitas Atma

Jaya Yogyakarta, Yogyakarta.