35554222 daftar pedoman konstruksi

Upload: dimas77777

Post on 09-Oct-2015

175 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • Pedoman Teknis

    Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni

    83

    DAFTAR PEDOMAN TEKNISBAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL

    No. Judul Standar Nomor Standar Ruang Lingkup JumlahHalA. Umum1. Tanah1 Panduan geoteknik 1 : Proses

    pembentukan dan sifat-sifat dasar tanahlunak

    Pt T-08-2002-BKeputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    330/KPTS/M/2002

    Tanah lunak yang diuraikan pada panduan ini terdiri daridua tipe, yang didasarkan atas bahan pembentuknya: Tanah inorganik yang berasal dari pelapukan batuan

    yang diikuti oleh transportasi dan proses-proseslainnya.

    Gambut yang berasal dari materi tumbuh-tumbuhanyang mengalami berbagai tingkat pembusukan(decomposition).

    160

    2 Panduan geoteknik 2 : Penyelidikan tanahlunak desain dan pekerjaan lapangan

    Pt T-09-2002-BKeputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    330/KPTS/M/2002

    Panduan ini tidak membahas pekerjaan struktur ataupermasalahan yang berkaitan dengan perkerasanjalan pada tanah lunak. Tetapi beberapa petunjuk yangdiberikan pada Panduan ini dan Panduan Geotekniklainnya dapat pula dimanfaatkan untuk keperluan-keperluan tersebut.

    Panduan ini membahas tentang PenyelidikanLapangan untuk keperluan pekerjaan kegeoteknikanyang meliputi studi meja, peninjauan awal daninvestigasi lapangan. Hal ini kadang juga dikenaldengan istilah Penyelidikan Tanah.

    105

    3 Panduan geoteknik 3 : Pengujian tanahlunak pengujian laboratorium

    Pt M-01-2002-BKeputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    330/KPTS/M/2002

    Panduan ini membahas tentang pengujian-pengujianyang dilaksanakan di laboratorium untuk keperluanevaluasi terhadap stabilitas, daya dukung danpenurunan dari kontruksi jalan yang dibangun di atastanah lunak.

    Panduan ini juga menguraikan mengenai lempunginorganik dan lempung organik, gambut, danpenekanan khusus diberikan untuk tindakanpencegahan yang harus diambil ketika melakukanpengujian terhadap lempung organik dan dan gambutserta interpretasi terhadap data yang dihasilkannya.Sedangkan uji untuk material timbunan yangdipadatkan (misalnya untuk mendapatkan nilaimaksimum dari kepadatan kering (dry density), nilaiCBR (California Bearing Ratio) tidak akan dibahasdalam panduan ini.

    146

    4 Panduan geoteknik 4 : Desain dankonstruksi

    Pt T-10-2002-BKeputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    330/KPTS/M/2002

    Panduan ini memberikan informasi dan advis dalam desaindan pelaksanaan konstruksi jalan di atas tanah lunak.Panduan ini mengidentifikasikan bermacam solusi yangmemungkinkan untuk berbagai kondisi yang berbeda, sertamengemukakan secara umum kelebihan dankekurangannya. Karenanya panduan ini memberikanmetodologi untuk memilih desain yang paling cocok, danmenjelaskan bagaimana caranya Perekayasa Geoteknikyang ditunjuk (Designated Geotechnical Engineer)mengembangkan dan merekam proses pengambilankeputusannya.

    178

    5 Tata cara identifikasi awal daerahlongsoran

    Pt T-03-2002-BKeputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    330/KPTS/M/2002

    Pedoman teknis ini merupakan metode tata caraidentifikasi awal daerah longsoran badan jalan dansekitarnya. Pedoman ini dapat digunakan sebagai bahan/informasi awal untuk penanggulangan darurat maupunpenentuan.

    18

    6 Cara uji pengukuran potensi keruntuhantanahdi laboratorium

    RSNI M-01-2002Keputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    11/KPTS/M/2003

    Standar ini menentukan besaran keruntuhan satu dimensiyang terjadi bila tanah tak jenuh digenangi atau dibasahidengan cairan. Standar ini menentukan besaran potensikeruntuhan yang terjadi pada suatu tegangan vertikal danindeks potensi keruntuhan. Cara uji meliputi pengaturandan penyiapan benda uji peralatan, serta prosedur untukmengukur perubahan tinggi benda uji sehubungan denganterjadinya keruntuhan.

    13

    7 Perencanaan konstruksi timbunan jalan diatas gambut dengan metode

    Pd T-06-2004-B Pedoman ini dimaksudkan sebagai penuntun bagi praktisidi dalam mendesain timbunan jalan di atas tanah gambut

    43

  • Pedoman Teknis

    Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni

    84

    No. Judul Standar Nomor Standar Ruang Lingkup JumlahHalprapembebanan dengan metode prapembebanan. Berbagai teknik analisis

    stabilitas dan penurunan timbunan yang umum digunakanoleh perekayasa diuraikan terlebih dahulu. Kemudiankriteria desain penimbunan dan evaluasi performatimbunan dengan pemantauan (monitoring) secara praktisdibahas.

    8 Penanganan tanah ekspansif dengangeomembran sebagai penghalangkelembaban vertikal

    Pd T-11-2004-BKeputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    360/KPTS/M/2004

    Pedoman ini memberikan panduan untuk menerapkangeomembran sebagai suatu metode untuk mengontrolprilaku tanah ekspansif pada konstruksi jalan. Pedoman inimembahas mengenai spesifikasi material dan metodeinstalasi yang diperlukan dalam penerapan geomembransebagai penghalang kelembaban vertikal (vertical moisturebarrier). Pada lampiran, pedoman ini menguraikan secararingkas mengenai prilaku dan cara mengidentifikasi tanahekspansif.Aspek-aspek desain dan instalasi yang dibahas di sinimengacu pada keadaan dan kebiasaan-kebiasaan yangberlaku di Indonesia.

    30

    9 Rekayasa penanganan keruntuhanlereng jalan pada tanah residual danbatuan

    Pd T-09-2005-B Ruang lingkup pedoman ini menekankan perencanaanpenanggulangan keruntuhan lereng pada deposit residualdi daerah pegunungan dan perbukitan. Keruntuhan lereng(slope failure) dan stabilitas galian dan timbunan padatanah lunak dan ekspansif tidak termasuk dalam ruanglingkup pedoman ini. Pedoman ini merupakan pelengkapdari Buku Tata Cara Penanggulangan Longsoran SNI -03.1962 - 1990.

    100

    2. Batuan, Sedimen, Agregat10 Penggunaan tailing untuk lapisan

    pondasi dan lapisan pondasi bawahPd T-14-2004-B

    Keputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    360/KPTS/M/2004

    Pedoman ini mengatur tata cara perencanaan penggunaantailing untuk lapis pondasi dan lapis pondasi bawah sistemperkerasan jalan. Penggunaan tailing yang diatur dalampedoman ini adalah sebagai bahan tambah untukmemperbaiki gradasi agregat atau sebagai bahanpengganti dari material yang diperlukan.

    20

    11 Cara uji butiran agregat kasar berbentukpipih, lonjong atau pipih dan lonjong

    RSNI T-01-2005Keputusan MenteriPekerjaan Umum

    Nomor :498/KPTS/M/2005

    Standar ini menetapkan kaidah dan tata cara penentuanpersentase dari butiran agregat kasar berbentuk pipih,lonjong, atau pipih dan lonjong.Pengujian ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaituberdasarkan berat dan jumlah butiran.

    17

    3. Beton, Semen, Perkerasan Beton Semen12 Tata cara pengerjaan beton di lapangan Pt T-05-2000-C Tata cara ini mencakup bahan-bahan yang digunakan

    untuk beton, cara pengujian kuat tekan, cara pelaksanaanpembuatan beton.

    20

    13 Spesifikasi campuran beton kinerja tinggidengan abu terbang

    Pt S-08-2000-CKeputusan MenteriPermukiman dan

    Pengembangan WilayahNomor :

    37/KPTS/M/2000

    Spesifikasi ini mencakup persyaratan bahan-bahan danperbandingan campuran yang harus digunakan untukmenghasilkan beton kinerja tinggi.

    6

    14 Pedoman penggunaan piber semenuntuk bangunan

    Pt T-09-2000-C Pedoman ini mencakup cara penyimpanan, pemotongandan pemasangan fiber semen.

    20

    15 Tata cara penilaian dan penerimaanbeton normal selama pelaksanaanbangunan

    Pt T-37-2000-CKeputusan MenteriPermukiman dan

    Pengembangan WilayahNomor :

    37/KPTS/M/2000

    Tata cara ini mencakup ketentuan penilaian danpenerimaan beton normal yang mempunyai kekuatantekan yang disyaratkan fe tidak lebih dari 55 Mpa selamapelaksanaan penilaian dan penerimaan.

    15

    16 Metode memperbaiki bahan bangunanfiber semen

    Pt M-01-2000-C Fiber semen merupakan bahan alternatif sebagaipengganti kayu yang potensinya semakin berkurangpenggunaan fiber semen lebih aman dibandingkan denganasbes semen yang ada karena kadar asbesnya lebih kecildari 5 %.

    15

    17 Tata cara pembuatan bata semenberlubang

    Pt T-06-2000-C Tata cara ini digunakan untuk memenuhi efisiensi danmeningkatkan mutu produk. Tata cara ini mencakuppersyaratan, bahan dan cara pembuatan.

    16

    18 Tata cara pembuatan genteng semencetak tangan

    Pt T-07-2000-C Tata cara ini digunakan untuk memenuhi efisiensi danmeningkatkan mutu produksi. Tata cara ini mencakuppersyaratan, bahan dan cara pembuatannya.

    18

  • Pedoman Teknis

    Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni

    85

    No. Judul Standar Nomor Standar Ruang Lingkup JumlahHal19 Tata cara pelaksanaan beton padat

    giling (BPG)Pt T-07-2002-B

    Keputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    330/KPTS/M/2002

    Tata cara ini sebagai acuan dan pegangan dalampelaksanaan BPG yang meliputi persyaratan danketentuan peralatan serta bahan, persiapanpenghamparan, pencampuran, penghamparan,pemadatan, pengujian serta pengendalian mutu, sehinggadiperoleh lapisan BPG sesuai yang direncanakan.

    21

    20 Metode pengujian perubahan panjanguntuk mortar dan beton kerasmenggunakan semen hidrolik

    RSNI M-04-2002Keputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    11/KPTS/M/2003

    Metode ini mencakup penentuan perubahan panjang danmortar dan beton keras menggunakan semen hidrolik yangdisebabkan selain tekanan luar dan perubahantemperature.

    16

    21 Spesifikasi beton berserat dan betonsemprot

    RSNI S-05-2002Keputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    11/KPTS/M/2003

    Spesifikasi ini mencakup seluruh jenis beton berserat yangdiperuntukkan bagi pembeli yang bahan-bahannyadicampur merata dan dapat diambil contohnya dan diuji ditempat penyerahan. Spesifikasi ini tidak mencakuppenempatan, pemadatan, perawatan atau perlindunganbeton berserat sesudah diterima oleh pembeli.

    24

    22 Pelaksanaan perkerasan jalan betonsemen

    Pd T-05-2004-BKeputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    360/KPTS/M/2004

    Pedoman ini menguraikan prosedur pelaksanaanperkerasan jalan beton semen, baik pada jalan barumaupun pada jalan lama (lapis tambah beton semen).Pedoman mencakup persyaratan bahan, penyiapan tanahdasar dan lapis pondasi, penyiapan pembetonan,pembetonan, pengendalian mutu dan pembukaan untuklalu lintas.

    37

    23 Tata cara pembuatan dan pelaksanaanbeton berkekuatan tinggi

    Pd T-04-2004-CKeputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    360/KPTS/M/2004

    a. Tata cara ini mencakup langkah-langkah pembuatanbeton kekuatan tinggi yang dimaksudkan untukmemperoleh beton dengan kekuatan tekan optimumdan memenuhi persyaratan untuk beton kekuatantinggi;

    b. Tata cara ini menetapkan metode pemilihan danpemeriksaan bahan baku, rancang campuran, carapelaksanaan dan pemeriksaan hasil percobaansusunan campuran beton kekuatan tinggi;

    c. Pelaksanaan pembuatan beton kekuatan tinggi harusdiawasi oleh tenaga ahli, dan hasil pengujian sebagaipengendali mutu harus disahkan oleh laboratorium ujiyang terakreditasi.

    63

    24 Pelaksanaan pemasangan bantalankaret pada jembatan

    Pd T-06-2005-B Pedoman ini mengatur langkah-langkah dalampemasangan bantalan karet agar tidak terjadi kerusakanakibat pemasangan yang salah selain itu pedoman inimemberikan petunjuk mengenai tata cara pemilihanbahan-bahan/produksi bantalan karet agar bantalan karetdapat berfungsi secara optimum.

    21

    25 Pelaksanaan pekerjaan beton untukjalan dan jembatan

    Pd T-07-2005-B Pedoman ini merupakan acuan untuk pelaksanaan pekerjaanpembetonan jalan dan jembatan.Cakupan beton yang dimaksud dalam pedoman ini adalahbeton yang dibuat dengan menggunakan semen portland yangmempunyai berat isi sekitar 22 kN/mm3 (2200 kg/m3) sampaidengan 24 kN/mm3 (2400 kg/m3) dan mempunyai kuat tekan(berdasarkan benda uji silinder) antara 10 MPa sampaidengan 65 MPa (setara dengan K-125 sampai dengan K-800berdasarkan benda uji kubus).

    26

    26 Pedoman perencanaan campuran lapisfondasi agregat semen (LFAS)

    PermenNo.16/PRT/M/2007

    Pedoman ini mengatur tata cara perencanaan campuranlapis fondasi agregat semen untuk lapis fondasi dan lapisfondasi bawah sistem perkerasan jalan beraspal. Dalampembuatan rancangan campuran lapis fondasi agregatsemen menggunakan bahan agregat kelas A atau agregatkelas B untuk lapis fondasi atau agregat kelas C untuklapis fondasi bawah.Campuran lapis fondasi agregat semen merupakancampuran agregat dengan menambahkan semen dan air.Penggunaan semen yang diatur dalam pedoman ini adalahsebagai bahan tambah untuk memperbaiki kekuatan (dayadukung) lapis fondasi.

    14

  • Pedoman Teknis

    Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni

    86

    No. Judul Standar Nomor Standar Ruang Lingkup JumlahHal

    4. Air, Air Tanah27 Spesifikasi instalasi sederhana

    pengolahan air gambut individualdengan memanfaatkan tanah liatsetempat

    Pt S-11-2000-C Spesifikasi ini membahas tentang bentuk, komponen,ukuran, bahan, fungsi, struktur dan gambar dari IPAG.

    12

    28 Tata cara pembubuhan alumunium sulfatpada unit IPA

    Pt T-54-2000-C Tata cara ini mencakup, ketentuan mengenaipengoperasian pembubuhan Alumunium Sulfat, peralatan,bahan, penyimpanan, penanganan dan perhitungan.

    16

    29 Tata cara pemeliharaan saranapengambilan air baku

    Pt T-55-2000-C Tata cara ini adalah untuk memperoleh kontinuitas,kuantitas air baku, melindungi sarana pengambilan airbaku agar lama operasi sesuai dengan perencanaan bagikeperluan pengelola.

    16

    30 Spesifikasi bak penampungan air hujanuntuk air bersih dari pasangan bata

    Pt S-05-2000-C Spesifikasi ini memuat pengertian dan persyaratan teknisbak penampung air dari pasangan bata untuk air bersihyang mencakup bentuk ukuran, bahan, fungsi dan ekuatanatau struktur dengan kapasitas 2M sampai dengan 10M.

    10

    31 Spesifikasi komponen struktur lantaitingkat komposit kayu-beton untukgedung dan rumah

    Pt S-10-2000-C Spesifikasi ini berisi persyaratan teknis yang meliputibahan, bentuk, ukuran, fungsi dan kekuatan, komponen-struktur lantai komposit kayu beton untuk bangunangedung dan rumah.

    15

    32 Tata cara analisis data pengujian surutanbertahap pada sumur uji dan sumurproduksi dengan Metode HantushBeirschenk

    RSNI T-06-2002Keputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    11/KPTS/M/2003

    Standar ini menetapkan karakteristik kinerja sumur uji atausumur produksi dalam rangka penentuan serahan optimumyang dihasilkan semur tersebut melalui analisis dara ujipemompaan surutan bertahap (step drawdown test)menggunakan metode Hantush-Bierschenk).

    9

    33 Metode uji penentuan kadar pasir dalamslari bentonik(D 4381-84)

    RSNI M-01-2004Keputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana Wilayahno.360/KPTS/M/2004

    Metode ini meliputi penentuan kadar pasir dari slaribentonik yang digunakan dalam teknik-teknik pemborantanah dan konstruksi pembuatan dinding haling yangmenggunakan slari bentonik. Kadar pasir diberikan dalampersen (%) perbandingan volume.

    12

    34 Metode uji koefisien kelulusan air tanahpada tanah gambut jenuh dengan tinggitekan tetap

    RSNI M-02-2004Keputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana Wilayahno.360/KPTS/M/2004

    Metode uji ini menguraikan penentuan koefisien kelulusanair dari benda uji gambut jenuh air berbentuk silindris yangmemiliki koefisien kelulusan air lebih besar dari 1x10-5 cm/detik kondisi benda uji harus dibuat sama seperti kondisiasli di lapangan.

    12

    35 Metode uji kelulusan air pada tanah takjenuh menggunakan sel triaksial

    RSNI M-03-2004Keputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana Wilayahno.360/KPTS/M/2004

    Metode uji ini digunakan untuk melakukan pengukurankelulusan air pada tanah yang jenuh dengan menggunakansel triaksial di laboratorium. Metode uji ini dapat puladigunakan untuk tanah tak terganggu atau contoh tanahyang dipadatkan dengan menggunakan prinsip dasar satudimensi dan aliran laminar yang melalui material sepertitanah dan batuan.Dalam pengujian ini nilai gradient hidraulik, perubahan danperilaku benda uji dapat diketahui melalui peralatanpengukur tekanan dan pengukur perubahan volume,sehingga diharapkan akan diperoleh nilai kelulusan airyang memuaskan.

    32

    36 Tata Cara Perhitungan evapotranspirasitanaman acuan dengan metode PenmanMonteith (FAO)

    RSNI T-01-2004Keputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana Wilayahno.360/KPTS/M/2004

    Pedoman ini membahas tentang langkah perhitunganevapotranspirasi tanaman acuan metode Penman-Monteith, menjelaskan persyaratan data iklim, topografiyang diperlukan.Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangandalam menghitung evapotranspirasi tanaman acuandengan tujuan terbatas untuk menentukan besarnyaevapotranspirasi potential tanaman dengan menggunakanmetode Penman-Monteith.

    19

    37 Tata Cara Perhitungan hujan maksimumboleh jadi dengan metode Hersfield

    RSNI T-02-2004Keputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana Wilayahno.360/KPTS/M/2004

    Pedoman perhitungan hujan maksimum boleh jadimencakup data yang digunakan, penyaringan data,perhitungan hujan maksimum boleh jadi dengan MetodeHersfield yang hanya berlaku untuk hujan titik dan bukanuntuk hujan wilayah, serta evaluasi hasil perhitungan hujanmaksimum boleh jadi (HMBJ).

    26

    38 Tata cara penentuan tinggi muka airtanah pada lubang bor dengan sumurpantau (D 4750-87)

    RSNI T-03-2004Keputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana Wilayah

    Standar ini menguraikan prosedur untuk mengukur tinggimuka air di dalam suatu lubang bor atau sumur pantauyang menggunakan alat ukur mekanik dengan pemberatdan alat ukur elektrik. Ada tiga pilihan cara pengukuran

    15

  • Pedoman Teknis

    Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni

    87

    No. Judul Standar Nomor Standar Ruang Lingkup JumlahHalno.360/KPTS/M/2004 yaitu :

    1. Alat ukur dengan pemberat2. Alat ukur dengan tanda bunyi3. Alat ukur dengan tanda nyala (Elektrik)Cara pengukuran dengan bunyi hanya dapat dilakukanpada lubang bor atau sumur dengan muka air tanahdangkal.Data hasil pengukuran tinggi muka air tanah yang diperolehselain digunakan untuk pemantauan muka air tanah yangdiperoleh selain digunakan untuk pemantauan muka airtanah juga digunakan dalam penentuan muka air staticpada lubang bor atau sumur pantau.

    39 Tata cara penentuan kadar air batuandan tanah di tempat dengan metodePenduga Neutron

    RSNI T-04-2004Keputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana Wilayahno.360/KPTS/M/2004

    Standar ini membahas mengenai tata cara penentuankadar air batuan dan tanah dengan penduga neutron,metode pemeriksaan dan kalibrasi pencacahan untuk kurvarujukan.Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah denganpenduga neutron ini :a. Sebagai suatu teknik yang cepat dalam menguji

    kadar air batuan dan tanah di tempat secara tidaklangsung pada kedalaman tertentu tanpa terganggu;

    b. Dapat digunakan untuk pemantauan dan analisisstatistik, karena dilakukan secara berulang di tempatyang sama.

    17

    40 Tata cara penentuan akuifer denganmetode logging geolistrik tahanan jenisshort normal dan long normal dalamrangka eksplorasi air tanah

    RSNI T-05-2004Keputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana Wilayahno.360/KPTS/M/2004

    Standar ini menjelaskan pelaksanaan logging tahananjenis dalam pekerjaan pengeboran air tanah denganmengetahui data tahanan jenis batu atau tanah di dalamsumur untuk menentukan jenis batuan, batas lapisan, danakuifer. Data hasil pengukuran dikorelasikan dengan logbor hasil pengeboran untuk menentukan litologi, ketebalan,dan kedalaman akuifer. Pengukuran dilaksanakan sebelumkonstruksi sumur yang merupakan sebagian tahanankegiatan pengeboran air tanah, membantu dalammenentukan ketebalan, ke dalaman akuifer, pemasanganpipa dan saringan.

    17

    41 Tata cara pengukuran laju infiltrasi tanahdi lapangan dengan menggunakaninfiltrometer cincin ganda(D 3385-88)

    RSNI T-06-2004Keputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana Wilayahno.360/KPTS/M/2004

    Standar ini menguraikan mengenai tata cara pengukuranlaju infiltrasi air ke dalam tanah menggunakan infiltrometercincin ganda.Tata cara ini dapat dilakukan :a. di permukaan tanah atau pada kedalaman tertentu

    dalam galian, pada lahan kosong atau pada tempatbervegetasi;

    b. pada tanah yang memiliki koefisien permeabilitas (k)antara 10 6m/s sampai 10-2m/s

    c. untuk mempelajari pembuangan limbah cair, evaluasitangki septic, efisiensi drainase, kebutuhan irigasi,imbuhan air tanah, kebocoran saluran dan bendungan.

    16

    42 Tata cara pengukuran tegangan hisaptanah zona tak jenuh menggunakantensiometer

    RSNI T-07-2004Keputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana Wilayahno.360/KPTS/M/2004

    Standar ini menguraikan mengenai tata cara pengukurantegangan hisap tanah zona tak jenuh menggunakantensiometer, pemilihan jenis tensiometer, pemasanganserta pengoperasian tensiometer. Tata cara pengukuran inimeliputi:a. Batas pengukuran tensiometer buku adalah (08,67)

    m air, atau tergantung spesifikasi tensiometer yangdidesain khusus dapat mengukur sampai dengan 153 m;

    b. Penggunaan hasil pengukuran untuk memperkirakankadar air tanah;

    Penggunaan hasil pengukuran untuk kepentinganpenelitian dalam mempelajari arah dan gerakan air zonatak jenuh, studi imbuhan air tanah, manajemen irigasi.

    24

    43 Tata cara pembandingan hasil simulasimodel aliran air tanah terhadap informasilapangan.

    RSNI T-08-2004Keputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana Wilayahno.360/KPTS/M/2004

    Standar ini membahas teknik kuantitatif, dan kualitatif yangmenghasilkan ukuran derajat keterkaitan antara hasilsimulasi model aliran air tanah, dan informasi lapanganberupa data pengukuran, yang digunakan dalam proseskalibrasi model aliran air tanah.

    21

  • Pedoman Teknis

    Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni

    88

    No. Judul Standar Nomor Standar Ruang Lingkup JumlahHal

    44 Tata cara penerapan model aliran airtanah

    RSNI T-09-2004Keputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana Wilayahno.360/KPTS/M/2004

    Standar ini menguraikan prinsip umum mengenaipengembangan, penerapan dan pendokumentasian modelaliran air tanah, yang dalam konteks ini merujuk kepadamodel matematik, untuk memecahkan persoalan spesifikaliran air tanah setempat. Secara garis besar diuraikanlangkah-langkah pengembangan suatu model aliran airtanah untuk menirukan perilaku sistem akuifer yang telahdipelajari di lapangan. Standar ini tidak mengidentifikasiperangkat lunak tertentu berupa program komputer spesifikatau algoritma. Standar ini merupakan salah satu darirangkaian standar-standar yang dibuat mengenai model airtanah dan tidak dimaksudkan bahwa semua hal telahtercakup dengan lengkap.

    15

    45 Tata cara penentuan gradient bahanfilter pelindung pada bangunan tipeurugan

    RSNI T-10-2004Keputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana Wilayahno.360/KPTS/M/2004

    Tata cara ini digunakan untuk menguraikan ketentuantentang gradasi bahan filter pelindung yang tepat gunapembuatan filter dari bahan alami pada bendungan urugan,atau yang disiapkan dari bahan alami (misal : batuan)dengan cara penghancuran, pengayakan, uji gradasi danpencampuran, agar keamanan bendungan urugan tersebutdapat dipelihara dengan baik.

    23

    46 Tata cara pengukuran lapangan lajuinfiltrasi menggunakan infiltrometercincin ganda dengan cincin bagiandalam yang tertutp

    RSNI T-11-2004Keputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana Wilayahno.360/KPTS/M/2004

    Standar ini menguraikan prosedur untuk mengukur lajuinfiltrasi dari air yang melewati permukaan tanah lempungdengan laju infiltrasi berkisar antara 1x10-10 m/s sampai1x10-7 m/s menggunakan infiltrometer cincin ganda dengancincin dalam tertutup.

    24

    47 Perhitungan indeks kekeringanmenggunakan teori RUN

    Pd. T-02-2004-AKeputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    360/KPTS/M/2004

    Pedoman ini membahas tata cara penghitungan indekskekeringan menggunakan teori RUN. Indeks kekeringanyang dihasilkan mencakup durasi kekeringan dan jumlahkekeringan dengan berbagai periode ulang, digunakanuntuk mengetahui tingkat keparahan kekeringan dalamsuatu seri data hujan dan dan untuk kapasitas bendung.Pedoman ini hanya membahas indeks kekeringan titikpada setiap pos hujan, bukan kekeringan wilayah (regionaldrought).

    26

    48 Pemberian air pada lahan denganSistem Surjan

    Pd. T-03-2004-AKeputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    360/KPTS/M/2004

    Pedoman ini membahas prosedur tata cara atau teknikmenata lahan dan mengatur pemberian air dengan sistemsurjan pada sustu areal yang meliputi perencanaan danpelaksanaan lapangan serta operasi dan pemeliharaan.

    44

    49 Pengawasan dan penyimpanan sertapemanfaatan datakualitas air

    Pd. T-19-2004-A a. Pedoman ini merupakan panduan untukpengawasan, penyimpanan dan pemanfaatan datakualitas air dalam rangka pemantauan kualitas airagar data yang tersedia dapat dimanfaatkan secaraberkesinambungan;

    b. Pedoman ini mencakup tiga bagian yaitupengawasan keabsahan data, penyimpanan data danpemanfaatan data;

    c. Pedoman ini hanya berlaku untuk data kualitas airpermukaan dan air tanah tidak termasuk air limbahdan air laut.

    15

    B. Sumber Daya AirBendung, Bendungan, Sungai, Irigasi, Pantai

    5. Bendung50 Tata cara desain hidraulik bangunan

    pengambil pada bendung tyrolPd T-01-2003

    Keputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    171/KPTS/M/2003

    Tata cara ini digunakan untuk mendesain hidraulikbangunan pengambil pada bendung Tyrol. Jenis bangunanini digunakan terutama di sungai torensial denganangkutan sedimen yang sangat berfluktuasi dan membawabatu gelundung.

    51 Tata cara desain hidraulik tubuhbendung tetap dengan peredam energitipe MDO dan MDS

    RSNI T-05-2002Keputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    11/KPTS/M/2003

    Standar ini digunakan untuk menentukan bentuk dandimensi hidraulik tubuh bendung tetap dengan peredamenergi tipe MDO dan MDS dan kelengkapannyayangmerupakan bagian dari bangunan air. Tubuh bendungtetap dengan peredam energi tipe MDO dapat digunakanuntuk jenis banuan air seperti bottom controller, bangunan

    24

  • Pedoman Teknis

    Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni

    89

    No. Judul Standar Nomor Standar Ruang Lingkup JumlahHalutama, bendung, pelimpah, waduk, bengunan pembagidebit, bangunan plimpah samping, bangunan terjun,bangunan pelimpah kantong lahar, cause way dansubmersile bridge.

    52 Perencanaan hidraulik bendung danpelimpah bendungan tipe gergaji

    Pd. T-01-2004-AKeputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    360/KPTS/M/2004

    Bendung dan pelimpah bendungan tipe gergaji sangatsesuai untuk diterapkan pada kasus yang memerlukankapasitas pelimpah yang besar pada bentang yang relatifsempit/ terbatas, guna mengendalikan tinggi muka air udik,misalnya : pada kasus bendung untuk pembangkit listriktenaga air.

    27

    53 Pembuatan bendung bronjong dengansekat semi kedap air pada irigasi desa

    Pd. T-04-2004-AKeputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    360/KPTS/M/2004

    Pedoman ini merupakan acuan dalam pembuatan bendungberonjong dengan sekat semikedap air pada irigasi desa.Pedoman ini mencakup tiga bagian kegiatan, yaitu meliputiperencanaan, pelaksanaan operasi, dan pemeliharaan.

    25

    54 Instrumentasi tubuh bendungan tipeurugan dan tanggul

    Pd. T-08-2004-A Pedoman ini memberikan prinsip-prinsip tentangpelaksanaan, konsep dan pertimbangan sistem desaininstrumentasi untuk tubuh bendungan tipe urugan dantanggul, yang meliputi secara rinci tentang :1. Perilaku bendungan tipe urugan dan ebatmen;2. Konsep dan pertimbangan sistem desain

    instrumentasi geoteknik mencakup tinjauan umum;karakteristik dari rekayasa geoteknik; karakteristiktujuan, konsep dasar dan desain sisteminstrumentasi, upaya perolehan; kualifikasi personildan pertanggung jawaban;

    3. Tata cara kerja alat dari masing-masing jenis, metodedan penggunaannya;

    4. Pertimbangan otomatisasi antara lain meliputitinjauan umum, penggunaan, batasan deskripsi,desain dan pelaksanaan, serta pemeliharaan sistemotomatisasi;

    5. Pemasangan dan pemeliharaan instrumentasi antaralain meliputi tinjauan umum, desain perencanaanpenempatan, personil, prosedur, dokumentasi danpemeliharaan;

    6. Pengelolaan data, analisis dan pelaporan.Penilaian ulang secara kontinu untuk pemantauan

    jangka panjang.

    10

    55 Perencanaan bendung karet isi udara Pd. T-09-2004-A Pedoman ini berlaku untuk bendung karet isi udara denganpengempisan secara otomatis, yang berfungsi untukmelayani bangunan pengambilan air dan atau menahanintrusi air laut di alur sungai. Isi pedoman mencakupkriteria perencanaan, perencanaan tata letak, perencanaanhidraulik, perencanaan stabilitas, dan perencanaaninstalasi yang dikaitkan dengan kemudahan dalam operasi.

    32

    56 Uji mutu konstruksi untuk pondasi dantubuh bendung tipe urugan

    Pd. M-01-2004-AKeputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    360/KPTS/M/2004

    Pedoman ini membahas tentang uji mutu konstruksibendungan tipe urugan, dengan memberikan penjelasanprinsip-prinsip yang terdiri dari :1. Organisasi lapangan dan tanggung jawab;2. Perbaikan fondasi dan ebatmen yang mencakup

    tinjauan umum; pembersihan, pengupasan danpenggalian, serta pengendalian rembesan;

    3. Penggunaan material, peralatan dan prosespenggalian di borowarea dan kauri;

    4. Peralatan dan proses pelaksanaan pengurugan,serta proses uji mutu konstruksi bendungan tipeurugan (tanah dan batu);

    5. Pencatatan dan pelaporan pekerjaan.Pedoman ini tidak membahas mengenai metodepengontrolan sungai selama pelaksanaan kontruksibendungan, yang rinciannya dapat dilihat pada pedomanPdT-31-2000-03.

    57 Analisis harga satuan pekerjaan manualpada jaringan irigasi tersier

    Pd T-01-2005-AKeputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    Pedoman analisis harga satuan pekerjaan ini memuatindeks bahan bangunan, indeks tenaga kerja yangdibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaan persiapan,pembersihan, galian tanah, timbunan tanah, pasanganbatu belah, plesteran, beton, pembesian, cetakan beton

    38

  • Pedoman Teknis

    Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni

    90

    No. Judul Standar Nomor Standar Ruang Lingkup JumlahHal330/KPTS/M/2002 dan pintu air sesuai dengan spesifikasi teknis pekerjaan

    jaringan irigasi tersier yang dikerjakan dengan caramanual.

    58 Analisis daya dukung tanah pondasidangkal bangunan air

    Pd T-02-2005-AKeputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    330/KPTS/M/2002

    Pedoman ini menetapkan analisis daya dukung tanahfondasi dangkal bangunan air untuk keperluan desainbangunan dan fondasi bangunan air. Dalam pedoman inidiuraikan prinsip-prinsip analisis daya dukung sebagaiberikut.

    72

    59 Penyelidikan geoteknik untuk fondasibangunan airVolume 1. Penyusunan programpenyelidikan, metode pengeboran dandeskripsi log bor

    Pd T-03.1-2005-AKeputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    330/KPTS/M/2002

    Pedoman ini menetapkan penyusunan programpenyelidikan, metode pengeboran dan deskripsi log bor,untuk keperluan penyelidikan geoteknik untuk fondasibangunan air.

    105

    60 Penyelidikan geoteknik untuk fondasibangunan airVolume 2. Pengujian lapangan danlaboratorium

    Pd T-03.2-2005-AKeputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    330/KPTS/M/2002

    Pedoman ini menetapkan pengujian lapangan danlaboratorium, yang diperlukan dalam penyelidikangeoteknik untuk fondasi bangunan air. Pedoman inimenguraikan prinsip-prinsip pengujian lapangan danlaboratorium Pengujian lapangan (insitu testing),penyelidikan air tanah, pengujian laboratorium tanah danjaminan mutu, pengujian laboratorium batuan dan jaminanmutu.

    134

    61 Penyelidikan geoteknik untuk fondasibangunan airVolume 3. Interpretasi hasil uji danpenyusunan laporan penyelidikangeoteknik

    Pd T-03.3-2005-AKeputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    330/KPTS/M/2002

    Pedoman ini menetapkan interpretasi hasil uji danpenyusunan laporan penyelidikan geoteknik untukkeperluan penyelidikan geoteknik untuk fondasi bangunanair, dalam pedoman ini diuraikan prinsip-prinsip :interpretasi hasil uji tanah, interpretasi hasil uji batuanteknik, penyusunan laporan hasil penyelidikan geoteknik,pertimbangan penyusunan kontrak penyelidikan.

    110

    62 Perencanaan jeti tipe rubble mounduntuk penanggulangan penutupanmuara sungai oleh sedimen

    Pd T-04-2005-AKeputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    330/KPTS/M/2002

    Pedoman ini menetapkan tata cara perencanaan jeti tiperubble mound untuk penanggulangan penutupan muarasungai oleh sedimen untuk membantu para perencana,pelaksana, dan pengambil keputusan yang berkaitandengan pekerjaan perbaikan muara sungai, agar dampaknegatif dari pekerjaan tersebut dapat dikurangi.Pedoman ini merupakan bagian yang rinci dari pd t-07-2004-a, yaitu khusus untuk jeti tipe rubble mound.Pedoman ini dapat digunakan untuk perbaikan muarasungai dengan luas daerah aliran sungai < 500 km2 atausungai dengan lebar < 200 m.

    131

    63 Metode pengolahan data klimatologi Pd M-18-1995-03 Metode ini bertujuan untuk mengolah dan menyajikan dataklimatologi secara tepat dan akurat dan mendapatkan dataklimatologi yang andal dan siap pakai.

    64 Metode penentuan lokasi danpembangunan pos klimatologi

    Pd M-19-1995-03 Metode ini bertujuan untuk mendapatkan lokasi posklimatologi yang tepat serta pembangunan pos klimatologiyang baik dan benar agar diperoleh hasil pengamatanyang akurat bagi perencana dan pengguna data.

    65 Metode penentuan volume gambutolahan

    Pt M-02-2000-A Metode ini mencakup pengukuran volume gambut yangtelah diolah dalam bentuk urai dan dinyatakan dalam meterkubik. Metode ini digunakan untuk mengetahui kuantitasgambut dalam transaksi komersial.

  • Pedoman Teknis

    Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni

    91

    No. Judul Standar Nomor Standar Ruang Lingkup JumlahHal66 Tata cara penggalian pada pekerjaan

    tanahPt T-39-2000-A Tata cara ini mencakup tata cara penggalian pada

    pekerjaan tanah yang meliputi faktor-faktor yangmempengaruhi stabilitas lereng penggalian, faktorlingkungan dan geometri lapangan, analisis stabilitaslereng, desain sarana-sarana penggalian, pemantauanstabilitas serta hal-hal lain yang berkaitan dengankemanan lereng galian.

    67 Tata cara deskripsi keadaan danpenyelidikan lapangan pada pekerjaantanah

    Pt T-40-2000-A Tata cara ini mendeskripsikan tentang keadaan daninvestigasi lapangan pada pekerjaan tanah yangmencakup uraian kondisi lingkungan, kelayakan pekerjaan,resiko longsoran dan perubahan bentuk yang diizinkanterhadap bangunan yang ada disekitarnya.

    68 Tata cara penimbunan dan bahanurugan pada pekerjaan tanah

    Pt T-41-2000-A Tata cara ini mencakup cara-cara pembuatan timbunandan urugan umum pada pekerjaan tanah yang meliputi hal-hal yang mempengaruhi seperti desain faktor keamanan,kecocokan bahan timbunan dan urugan, sistem drainaseserta peninjauan kondisi lapangan tempat pembuatantimbunan dan urugan.

    69 Tata cara pemasangan dan pembacaanalat ukur regangan tanah/tiltmeter

    Pt T-42-2000-A Tata cara ini untuk digunakan sebagai acuan danpegangan dalam melaksanakan pemasangan alat ukurregangan di bawah permukaan tanah untuk pemantauangerakan tanah serta bertujuan untuk menjaminpemasangan alat ukur regangan tanah di bawahpermukaan dengan benar dan berfungsi dengan baiksehingga dapat menghasilkan data gerakan tanah yangteliti.

    70 Tata cara pelaksanaan pekerjaan tanahBagian 1 : Keselamatan dalampekerjaan tanah

    Pt T-43-2000-A Tata cara ini mndeskripsikan secara ringkas tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dan tindakan penyelamatanapabila tirade kecelakaan pada pekerjaan tanah.

    71 Tata cara pemadatan tanah padapekerjaan tanah

    Pt T-44-2000-A Tata cara ini mencakup cara pemadatan yang meliputimetode pemadatan, karakteristik bahan yang dipadatkan,pelaksanaan dan pengendalian mutu pemadatan dilapangan.

    72 Tata cara pelaksanaan paritan padapekerjaan tanah

    Pt T-45-2000-A Tata cara ini mencakup tata cara pelaksanaan paritanpada pekerjaan tanah yang meliputi metode pelaksanaan,cara-cara penggalian untuk berbagai kondisi paritan danjenis peralatan yang digunakan untuk penggalian.

    73 Tata cara desain paritan, sumuran danterowongan pada pekerjaan tanah

    Pt T-47-2000-A Tata cara ini mencakup pertimbangan-pertimbangan didalam desain paritan, sumuran, dan sumuran dalam padapekerjaan tanah yang meliputi pertimbangan kondisilapangan, pengendalian air tanah, dan air permukaan,stabilitas galian, dan bahan pertimbangan praktis terhadapmetode penggalian, peninjauan terhadap bangunan yangsudah ada, pembuangan sisa galian dan lain-lain.

  • Pedoman Teknis

    Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni

    92

    No. Judul Standar Nomor Standar Ruang Lingkup JumlahHal74 Pedoman operasi dan pemeliharaan

    bendung karet isi udaraPd T-05-2005-A

    Keputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    330/KPTS/M/2002

    Pedoman ini menetapkan tata cara operasi danpemeliharaan bendung karet isi udara (khusus tabungkaret) dengan pengempisan secara otomatis, yangberfungsi untuk melayani bangunan pengambilan air danmenahan intrusi air laut yang di bangun pada alur sungai.

    115

    75 Pedoman penerapan teknologi tepatguna bidang pekerjaan umum

    Pd.T-07-2005-AKeputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    330/KPTS/M/2002

    Pedoman ini merupakan tata cara penerapan teknologitepat guna bidang pekerjaan umum agar diterapkan olehpemerintah daerah dan masyarakat melalui prosespendampingan.

    Pedoman ini khusus membahas penerapan TTG bidangpekerjaan umum yang didanai oleh APBN dan APBD(Provinsi/Kabupaten/Kota).

    6. Bendungan76 Metode perhitungan kapasitas

    tampungan pada wadukPt M-03-2000-A

    Metode ini meliputi hal sebagai berikut :

    - Memuat ketentuan, prosedur dan laporan.- Menentukan kapasitas tampungan banjir pada waduk.Menghitung penelusuran banjir dengan metode ModifiedPuls.

    77 Tata cara desain tubuh bendungan tipeurugan

    RSNI T-01-2002Keputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    11/KPTS/M/2003

    Standar ini memberikan prinsip umum cara desainbendungan tipe urugan tanah homogen, zonal danmembran serta tanggul penutup/tanggul banjir.

    65

    78 Metode analisis dan cara pengendalianrembesan air untuk bendungan tipeurugan

    RSNI M-02-2002Keputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    11/KPTS/M/2003

    Standar ini dimaksudkan untuk menentukan agar semuaaspek pengendalian rembesan air dipertimbangkan baikdalam desain bendungan tipe urugan baru maupun desainuntuk modifikasi bendungan tipe urugan lama sertamemberi rekomendasi praktis dalam analisis rembesan air.

    58

    79 Metode analisis stabilitas lereng statikbendungan tipe urugan

    RSNI M-03-2002Keputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    11/KPTS/M/2003

    Standar ini membahas tentang stabilitas lereng statikbendungan tipe urugan, dengan mempertimbangkankondisi pembebanan, sifat-sifat teknik material, tekanan airpori dan faktor keamanan minimum untuk desain. Analisisstabilitas untuk bendungan tipe urugan dianjurkandilaksanakan berdasarkan standar ini akan diberikandalam suatu dokumentasi teknis untuk analisis stabilitas.

    31

    80 Desain dan konstruksi pita drain vertikalprefabrikasi (PDVP)

    Pd. T-13-2004-A Pedoman ini menjelaskan prinsip-prinsip tentangpenggunaan pita drain vertical prefabrikasi (PDVP) ataudrain sumbu untuk konstruksi bangunan air (bendunganurugan) yang terdiri dari:1. Pengarahan dan penggunaan PDVP dalam desain

    bangunan air, dan evaluasi duplikasi pada bangunan;yang mengalami prakompresi.

    2. Informasi tentang jenis dan karakteristik PDVP, sertapembahasan parameter tanah;

    3. Interpretasi tentang kondisi, cara pemasangan, dandesain PDVP.

    Petunjuk praktis dalam evaluasi, desain dan konstruksi,pengawasan, dan pertimbangan biaya bangunan yangmenggunakan PDVP

    71

    81 Analisis stabilitas bendungan tipe uruganakibat gempa bumi

    Pd. T-14-2004-A Pedoman ini menjelaskan Analisis stabilitas bendungantipe urugan akibat beban gempa, seperti diuraikan secarasingkat dalam bagan alir pada lampiran gambar A.1, yangterdiri dari :

    - Petunjuk umum pemilihan parameter gempa untukdesain bendungan dan bangunan pengairan;

    - Penentuan beban gempa menggunakan peta zonagempa dengan cara menentukan percepatan gempamaksimum di permukaan tanah untuk desain

    91

  • Pedoman Teknis

    Catatan : untuk mendapatkan dokumen e-file pedoman tsbdiatas dapat diunduh (download) di www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni

    93

    No. Judul Standar Nomor Standar Ruang Lingkup JumlahHalbendungan beserta bangunan pelengkapnya danbangunan air lainnya;

    - Penjelasan proses likuifaksi bila terjadi gempa bumidan gempa imbas pada waktu pengisian waduk;

    - Penentuan parameter dinamik untuk tanah dan batuandengan cara uji lapangan , uji laboratorium dan caraempiris.

    Metode analisis stabilitas bendungan urugan, akibat bebangempa dengan cara koefisien gempa dan cara dinamik.

    82 Rekayasa sosial pembangunanbendungan

    03/PRT/M/2009 Pedoman ini menetapkan tata cara rekayasa sosialpembangunan bendungan sebagai acuan umumpelaksanaan pembangunan agar para pelaksanapembangunan bendungan dapat memahami permasalahansosial yang muncul pada tahap prakonstruksi, tahapkonstruksi dan tahap pascakonstruksi sehinggapermasalahan sosial yang terjadi dapat diminimalisasi ataudikurangi.Pedoman ini mendeskripsikan secara jelas para pemangkukepentingan dan perannya, permasalahan sosial yangsering terjadi pada setiap tahapan pembangunanbendungan, cara melaksanakan rekayasa sosial padatahap prakonstruksi, tahap konstruksi dan tahappascakonstruksi pembangunan bendungan.

    54

    7. Sungai83 Peramalan debit aliran sungai Pd. T-06-2004-A

    Keputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    360/KPTS/M/2004

    Pedoman ini membahas hal-hal yang perlu diperhatikandalam mengembangkan prosedur dan melaksanakanperamalan debit aliran sungai, selain dari debit banjir.Pedoman ini dapat digunakan untuk mengembangkan danmelaksanakan peramalan ketersediaan air dan aliranrendah.Pedoman umum ini membahas :1. Jenis dan akurasi peramalan debit aliran sungai ;2. Pelayanan peramalan debit aliran sungai ;3. Data untuk peramalan;4. Teknik peramalan;5. Pengembangan prosedur peramalan;6. Verifikasi peramalan;7. Diseminasi peramalan.Rincian mengenai berbagai teknik peramalan, masing-masing akan dibahas pada pedoman khusus tersendiri.

    23

    84 Perbaikan muara sungai dengan Jeti Pd. T-07-2004-AKeputusan MenteriPermukiman dan

    Prasarana WilayahNomor :

    360/KPTS/M/2004

    Pembuatan pedoman umum perbaikan muara sungaidengan jeti ini bertujuan untuk membantu para perencana,pelaksana dan pengambil keputusan dalam kaitannyadengan pekerjaan perbaikan muara sungai, agar dampaknegatif dari pekerjaan tersebut dapat dikurangi. Denganadanya buku pedoman ini, perbaikan muara sungai yangjumlahnya sangat banyak tersebut dapat dikerjakandengan lancar dan terarah. Disamping itu, buku ini jugadapat dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan danpengajaran. Pedoman ini bersifat umum untukmenanggulangi proses penutupan muara sungai dan untukstabilisasi muara sungai. Yang dimaksud muara sungaidisini adalah muara sungai dengan daerah aliran sungai