31ab2cb8335af757.pdf
TRANSCRIPT
i
SKRIPSI
PENGARUH KETELADANAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN
AGAMA MATERI TERHADAP AKHLAQUL KARIMAH SISWA
(Studi Kasus di SD Negeri Kecandran 01 Salatiga Tahun 2009/2010)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
Pada Jurusan Tarbiyah
Oleh :
TASLIMAH
NIM. 1148012
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIN)
SALATIGA
2010
ii
MOTTO
(yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada
Tuhan selain Dia. Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah
pemelihara segala sesuatu. (QS. Al An’am [6] : 102)
iii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada :
1. Suami Tercinta
2. Anakku Tersayang
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam, yang telah memberikan
cahaya abadinya bagi kehidupan sehingga hati manusia yang beriman senantiasa
diterangi dengan pijaran petunjuknya. Kesadaran, kenikmatan, kesempatan, dan
sekian karuniaNya yang tiada terbilang merupakan anugrah yang semestinya
disyukuri oleh setiap hambaNya. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita nanti syafaatnya besok di
yaumul kiyamah.
Alhamdulillahirabbilalamin, skripsi dengan judul PENGARUH
KETELADANAN ORANG TUA DALAM IBADAH TERHADAP AHLAQUL
KARIMAH SISWA (Studi Kasus Siswa SDN Kecandran 01 Salatiga) telah
terselesaikan dengan bai. Dengan segenap kerendahan hati mengurapkan terima
kasih atas semua dukungan, bimbingan, arahan, motifasi, dan semua wujud
kebaikan yang penulis terima namun tiada dapat penulis inventaris satu persatu
untuk mencoba membalasnya, terutama kepada :
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Drs. Joko Sutopo, M.Ag selaku Ketua Jurusan Tarbiyah
Ekstensi.
3. Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Si, selaku Dosen Pembimbing, yang
dengan keikhlasannya telah memberikan bimbingan hingga
tersusunnya skripsi ini.
4. Bapak Drs. Munawar H. M., M.Pd Kepala SDN Kecandran 01 yang
telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
5. Karyawan Perpustakaan STAIN Salatiga yang telah menyediakan
fasilitasnya.
6. Dan semua pihak yang telah membantu tanpa bisa ditulis satu persatu.
Demikianlah semoga Allah membalas semua kebaikan mereka dan
mudah-mudahan skripsi ini menjadi salah satu khasanah rujukan bagi
pengembangan keilmuan yang terkait dengan KETELADANAN ORANG TUA
DALAM PENDIDIKAN AGAMA TERHADAP AHLAQUL KARIMAH
SISWA. Kritik dan saran yang membangun penulis sangat diharapkan bagi
pengembangan penelitian bidang keilmuan ini.
Salatiga, 12 Agustus 2010
Taslimah
v
ABSTRAKSI
Taslimah 11408012 2010 PENGARUH KETELADANAN ORANG TUA
DALAM PENDIDIKAN AGAMA TERHADAP AHLAQUL KARIMAH
SISWA (Studi Kasus Siswa SDN Kecandran 01 Salatiga) Jurusan Tarbiyah
STAIN Salatiga.
Dalam mendidik anak, orang tua hendaknya berperan sosial dengan
fungsinya masing-masing saling mendukung dan membantu. Bila salah satu
fungsi rusak, anak akan kehilangan identitas. Pembagian tugas dalam Islam sudah
jelas, peran ayah tidak diabaikan tapi peran ibu menjadi hal sangat penting dan
menentukan.
Penelitian PENGARUH KETELADANAN ORANG TUA DALAM
PENDIDIKAN AGAMA TERHADAP AHLAQUL KARIMAH SISWA (Studi
Kasus Siswa SDN Kecandran 01 Salatiga) mencoba mencari titik temu bagi
bagaimana peranan orang tua dalam mendidik anak. Parameternya diukur dengan
pola asuh orang tua atau tingkat kepedulian dibandingkan dengan sikap
keberagaman siswa di sekolah.
Penelitian ini dilakukan tentang korelasi antara sikap keberagaman dengan
tingkat kepedulian/pola asuh orang tua, di SDN Kecandran 01 Salatiga. Pola asuh
orang tua terhadap anak terbagi menjadi 4 jenis pola pengasuhan. Adalah tipe
otoriter, laissez faire, authoritative atau lebih dikenal dengan demokratis dan tipe
indulgent. Pada kenyataan dilapangan ternyata ditemukan adanya pelaksanaan
pola asuh yang menggabungkan kesemua jenis tipe pengasuhan dengan kadar
masing-masing yang bervariatif. Ada beberapa orang tua yang tipe tertentu
dominan dan dilain waktu tipe yang lain yang lebih dominan. Tapi satu hal yang
sama tipe demokratis lebih mudah diterima pada kondisi anak dibandingkan
dengan tipe lain. Sikap keberagaman siswa-siswi SDN Kecandran 101 termasuk
fariatif. Dari keseluruhan hasil sampel dapat diambil kesimpulan bahwa anak
mayoritas masuk kategori baik. Hubungan antara pola asuh orang tua terhadap
sikap keberagaman. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara sikap
keberagaman dengan tingkat kepedulian/pola asuh orang tua. Dengan demikian
pola asuh yang demokratis akan mengarahkan anak pada sikap keberagaman yang
baik.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Setiap pemeluk agama Islam berpandangan bahwa pendidikan agama
Islam merupakan dari pendidikan yang akan menyiapkan anak-anaknya dalm
meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam melalui
kegiatan, pelajaran dan latihan yang hakekatnya merupakan proses untuk
mencapai tujuan pendidikan itu sendiri yaitu mewujudkan keserasian,
keselarasan untuk dirinya sendiri maupun dengan lingkungan sekitar, dan
keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT.
Untuk dapat memahami isi dari ajaran itu sendiri, selaku pemeluk
agama Islam sangatlah dipengaruhi oleh suasana lingkungan dimana siswa
tinggal, terutama suasana keberagaman keluarga yang merupakan sumber dari
segala upaya pembentukan karakteristik dan watak siswa itu sendiri dan orang
tua merupakan panutan dan pendamping anak dalam rangka mencapai
kedewasaan berfikir dan beragamanya. Dan dari situlah anak akan
menemukan jati dirinya melalui proses keteladanan orang tua terutama dalam
beribadah.
Dalam pandangan Islam, anak adalah yang dibebankan oleh Allah
SWT kepada orang tuanya, oleh karena itu orang tua harus menjaga dan
memelihara serta menyampaikan amanah itu kepada yang berhak
2
menerimanya. Karena manusia milik Allah, maka mereka harus mengajarkan
dan mengantarkan anaknya utnuk menghadapkan diri kepada Allah SWT.1
Keharusan tanggung jawab orang tua untuk menyelamatkan dirinya
dan keluarganya telah ditegaskan dalam sabda Nabi Muhammad SAW yang
artinya :
“Dari Abu Huroirah ra berkata : Bersabda Nabi Muhammad SAW
setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanyalah yang
pada akhirnya dia Yahudi, Nasrani, atau Majusi”2
Dalam hal mendidik dan mengarahkan anak, orang tua harus memiliki
kepribadian dan bisa dijadikan tauladan terutama dalam menjalankan ibadah
yang diperintahkan oleh agama. Ibadah dalam hal ini tidak hanya sebatas
ibadah yang bersifat wajib, tetapi juga ibadah lain yang sifatnya sunnah.
Selain itu juga contoh perilaku yang santun dan terpuji diharapkan dapat
membentuk pribadi anak menjadi perilaku ihsan.
Pendidikan ibadah merupakan unsur terpenting dalam pembentukan
mental dan moral, oleh karena itu pendidikan agama harus dilaksanakan
secara intensif di dalam keluarga. Pendidikan agama bertujuan membentuk
manusia yang berperilaku ihsan. Perilaku ihsan juga menstabilkan sikap hidup
dan mengharap maniskan kehidupan manusia dan sebagai filter kehidupan.
Perilaku ihsan ini tidak terjadi dengan sendirinya melainkan hasil
bentukan orang tua, lingkunagn dan transmisi dakwah.
1 Q. S. Toha, 2002 : 103
3
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengaruh keteladanan orang tua dalam ibadah di keluarga
siswa SDN Kecandran 01 tahun 2009/2010.
2. Bagaimana variasi tingkat perilaku ihsan para siswa SD Kecandran 01
tahun 2009/2010.
3. Bagaimana pengaruh keteladanan orang tua dalam ibadah terhadap
perilaku ihsan siswa SDN Kecandran 01 tahun 2009/2010.
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana variasi keteladanan orang tua dalam ibadah
di keluarga siswa SDN Kecandran 01 tahun 2009/2010.
2. Untuk mengetahui bagaimana variasi tingkat perilaku Akhlaqul Karimah
siswa SDN Kecandran 01, Kecamatan Sidomukti tahun 2009/2010.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh keteladanan prang tua dalam
ibadah terhadap perilaku Akhlaqul Karimah Siswa SDN Kecandran 01
Kecamatan Sidomukti Tahun 2009/2010.
2 Q. S. Kafi, 1993 : 66
4
D. HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada pengaruh keteladanan orang tua
yang positif dan signifikan dalam ibadah terhadap perilaku ihsan SDN
Kecandaran 01 Kecamatan Sidomukti tahun 2009/2010.”
E. KEGUNAAN PENELITIAN
Apabila penelitian tersebut dapat terwujud, maka penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat baik secara akademik, maupun manfaat praktis
sebagai berikut :
1. Manfaat Akademik
Hasil penelitian ini scara tropis dapat memberikan masukan bai
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pembelajaran pendidikan
agama islam di sekolah pada umumnya.
2. Manfat Praktis
a. Sebagai masukan bagi pengajar pendidikan agama islam di Sekolah
Menengah Kejuruan guna memanfaatkan metode pembelajaran.
b. Sebagai masukan bagi kepala sekolah dalam mengelola sekolah
khususnya motivasi guna untuk selalu mencoba menggunakan
berbagai pendekatan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
5
F. DEFINISI OPRASIONAL
1. Pengaruh
Adalah suatu daya kekuatan yang ada yang ditimbulkan oleh suatu
(seseorang, suatu benda/yang ikut berperan dalam pembentukan watak
atau karakter, bahkan mengangkat kepercayaan, sampai pada perbuatan
seseorang).
2. Keteladanan
Kata keteladanan, berasal dari kata dasar teladan yang artinya sesuatu yang
patut ditiru atau baik untuk di contoh tentang kelakuan, perbuatan atau
sifat.3
3. Orang Tua
Secara arti bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, orang tua
adalah ayah dan ibu kandung. Namun yang dimaksud oleh penulis,
pengertian orang tua yang tinggal bersama anak dan tidak hanya ayah dan
ibu melainkan juga orang tua yang bertanggung jawab terhadap
pendidikan, pengajaran dan perkembangan perilaku serta akhlak anak.
4. Ibadah
Adalah perbuatan berbakti kepada Allah dengan mengerjakan sesuatu
yang diperintahkan-Nya dan menjauhi segala laranganNya.4
3 Alwi 1991; 1025
6
5. Perilaku Akhlaqul Karimah
Perilaku menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah tanggapan atau
reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan, sedang yang
dimaksud dengan kata Akhlaqul Karimah perbuatan yang mulia.9
G. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian explanatory, yaitu penelitian yang
menjelaskan pengaruh antar variabel bebas dengan variabel terikat serta
menguji hipotesis yang diajarkan.10
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas IV SD Kecandran 01, Kecamatan
Sidomukti Salatiga. Waktu penelitian akan dimulai bulan Juni 2010
sampai dengan selesai.
3. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
a. Populasi
Populasi merupakan kumpulan individu atau orang dalam suatu
wilayah yang memiliki karakteristik.11
Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas IV SDN
Kecandran 01 sebanyak 24 siswa.
4 Q. S. Yunus, 1998 : 35 9 Tim Dosen UMS, Opcit, hal-24 10 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta, 2008, hlm-56
7
b. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan obyek
penelitian. Karena jumlah populasi kurang dari 100, maka seluruh
populasi dijadikan sampel penelitian sehingga penelitiannya adalah
penelitian populasi.12
4. Metope Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kuesioner (daftar pertanyaan). Metode kuesioner dipakai untuk
mendapatkan data variabel pengaruh keteladanan orang tua dalam ibadah
terhadap perilaku ihsan anak. Kuesioner dibagikan kepada responden.
5. Analisis Data
Analisis data untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat.
Untuk mengetahui pengaruh keteladanan orang tua dalam ibadah terhadap
perilaku ihsan anak digunakan teknik product moment, sebagai berikut :
)}({})(
{
)()(
22
2
2 yyN
xx
yxxyrxy
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan y
xy = Product dari x dan y
11 Ibib, hlm-6 12 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, Rineka Cipta, 2003,
hlm-134
8
x = Variabel skor I (keteladanan orang tua dalam ibadah)
y = Variabel skor II (perilaku ihsan anak)
N = Jumlah sampel
Sedangkan untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat digunakan penafsiran koefisien korelasi dengan
kriteria sebagai berikut :
a. antara 0,800 sampai dengan 1,00 = sangat tinggi
b. antara 0,600 sampai dengan 0,799 = tinggi
c. antara 0,400 sampai dengan 0,599 = cukup
d. antara 0,200 sampai dengan 0,399 = rendah
e. antara 0,000 sampai dengan 0,200 = sangat rendah
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Setiap kegiatan penelitian harus selalu disusun laporan penelitian secara
sistematis. Adapun penulisan skripsi ini disusun dalam lima Bab, yang secara
sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut :
Bab I adalah pendekatan, berisi latar belakang masalah, tujuan penelitian,
hipotesis penelitian, manfaat penelitian.
Bab II Kajian Pustaka, berisi tentang berbagai pembahasan teori yang
berkaitan dengan teori-teori yang berhubungan dengan keteladanan
orang tua dalam ibadah dan juga teori-teori yang berhubungan
9
dengan perilaku ihsan anak dan korelasi antara sikap keteladanan
orang tua dalam ibadah dan perilaku ihsan anak.
Bab III Hasil Penelitian, berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian
dan subyek penelitian serta penyajian data.
Bab IV Analisis Data, berisi tentang hasil penelitian, analisis data dan
pembahasan.
Bab V Penutup, berisi tentang dari hasil penelitian, juga saran-saran yang
ditujukan kepada berbagai pihak, daftar pustaka dan lampiran-
lampiran.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Keteladanan Orang Tua dalam Ibadah dan Pembinaan Akhlak Anak
Keteladanan dalam proses pendidikan merupakan metode yang paling
meyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk mental,
spiritual, kepribadian dan perilaku seorang anak, hal ini karena keteladanan
dalam pendidikan adalah contoh yang terbaik dalam pandangan anak yang
akan ditiru tindakan-tindakannya. Disadari ataupun tidak, keteladanan akan
tercetak di dalam jiwa dan perasaan. Suatu gambaran pendidikan tersebut,
baik dalam ucapan, material maupun spiritual diketahui atau tidak diketahui
(Ulawan, 1981 : 2).
Keluarga merupakan suatu bentuk masyarakat kecil yang paling
mendasar di dalam pendidikan anak yang nantinya akan menciptakan masa
depan menjadi lebih baik. Sementara itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal dan hakikatnya merupakan sebuah lembaga yang mendapat
kepercayaan penuh dari orang tua untuk mendidik anak-anak mereka dengan
tanggung jawab terbatas yang sesuai dengan fungsi dan tujuan lembaga
pendidikan tersebut. Namun bukan berarti setelah mereka menyerahkan
sepenuhnya terhadap lembaga pendidikan atas tanggung jawab dalam
mendidik atau memberikan pengetahuan terhadap anak, mereka lepas tangan
begitu saja melainkan pihak keluarga juga ikut andil dalam memberikan
11
pengetahuan yang tidak mungkin terdapat dalam lembaga pendidikan
(sekolah) itu.
Memberikan keteladanan dalam melakukan pendidikan adalah metode
yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Dalam menyampaikan mis
dakwahnya untuk menyampaikan ajaran agama Islam kepada para sahabat,
sehingga keberhasilannya terasa luar biasa.
1. Pengertian Keteladanan
Keteladanan berasal dari kata “teladan” yaitu suatu (perbuatan, barang,
dsb) yang patut ditiru (Poerwadarminta, 1982 : 106). Keteladanan yang
dimaksud disini adalah sikap dan tingkah laku orang tua, ucapan maupun
perbuatan yang sifatnya mendidik, dapat ditiru dan diteladani oleh anaknya.
Orang tua adalah fugure bagi anaknya, dengan demikian bentuk
pertama dari pendidikan dan pembentukan perilaku ihsan seorang anak
terdapat dalam kehidupan keluarga. Pendidikan keluarga tepat jika disebut
pendidikan pertama yang didapat oleh si terdidik dan dapat pula disebut
pendidikan yang paling utama (Marimba, 1989 : 59).
2. Bentuk-Bentuk Keteladanan
a) Keteladanan Secara Langsung
Keberhasilan tipe peneladanan ini banyak bergantung pada kualitas
kesungguhan realisasi krakteristik yang diteladani, seperti keilmuan,
kepemimpinan, keikhlasan, dan sebagainya. Dalam kondisi ini
penyebab keteladanan berjalan secara langsung tanpa disengaja. Ini
12
berarti bahwa setiap orang yang diharapkan menjadi teladan
hendaknya memelihara tingkah lakunya disertai kesadaran bahwa ia
bertanggung jawab dihadapan Allah dalam segala hal yang diikuti
oleh orang lain (An-Nahlawi, 1989 : 372).
Beberapa aspek yang harus dibiasakan oleh orang tua agar
dikemudian hari anak tersebut tumbuh menjadi anak yang taat
beribadah dan berperilaku ihsan diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Pembiasaan Sholat Berjamaah
Ibadah sholat merupakan tiang agama, artinya sholat
merupakan ibadah yang paling utama sehingga tanpa
melaksanakannya dengan sempurna apalagi sampai
meninggalkannya maka semua ibadah yang lain tidak akan
diterima. Pelaksanaan ibadah sholat akan menimbulkan kepekaan
sosial, seperti tersebut dalam Qur’an surat Al Maun ayat 1 – 7 yang
artinya :
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang
yang menghardik anak yatim. Dan tidak menganjurkan
memberikan makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi
orang-orang lalai dari sholatnya. Orang-orang yang berbuat riya.
Dan enggan (menolong dengan) barang berguna”.
Dalam surat tersebut dijelaskan bahwa melaksanakan sholat
juga harus dibarengi dengan perilaku kebijakan lainnya, seperti
menyayangi sesama, mengasihi anak yatim, memberi makan orang
13
miskin, tidak bersikap riya, dan suka menolong orang lain yang
membutuhkan pertolongan kita. Sehingga pelaksanaan ibadah
sholat akan membentuk sikap kepekaan sosial anak terhadap
lingkungan sekitar dan permasalahan sosial kemasyarakatan
lainnya.
2) Menunjukkan Sikap Sabar
Banyak orang tua yang tidak sabar dalam menghadapi
anaknya, sehingga timbul amarah dan mengeluarkan kata-kata
yang tidak baik yang dapat mempengaruhi jiwa dan perilaku anak.
Kesabaran mendidik anak adalah sabar menghadapi segala
persoalan, baik yang berhubungan dengan diri anak maupun
persoalan lain. Orang tua juga harus membiasakan anaknya agar
selalu tabah dan tegar dalam menghadapi masalah, sebagaimana
Firman Allah SWT dalam surat Ali Imron ayat 200 yang artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan
kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersikap siaga
(diperbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya
kamu beruntung”.
3) Selalu Berkata Baik
Berkata yang baik adalah suatu tuntutan yang perlu
diperhatikan oleh orang tua terutama dihadapan anak karena anak
cenderung meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Hal ini
karena bagian dari adab dan tata krama sosial yang harus
14
mendapatkan perhatian khusus orang tua terutama dalam
mengajarkan tata krama dan adab bicara, disamping dasar-dasar
percakapan.
Jika anak telah mencapai usia akhil baligh ia akan
mengetahui cara berbicara dengan orang lain, mendengarkan
pembicaraan dan bercakap-cakap dengan orang lain termasuk cara
menghormati dan menghargai sesama. Dari sinilah perilaku ihsan
seorang anak akan terbentuk karena pengaruh keteladanan dari
orang tua.
4) Hendaklah Berkata Jujur Kepada Anak
Seseorang yang berbuat jujur maka sesungguhnya ia telah
menanamkan kebaika yang dapat membawanya ke Surga. Hal ini
sesuai dengan sabda Rasulullah SAW sebagai berikut :
إّن الصدق يهدي الً البرو، ان البّر يهد الً الجّنة “Sesungguhnya kejujurannya itu menunjukkan pada kebaikan dan
sesungguhnya kebaikan itu membawa kepada surga” (Jalaludin).
Oleh sebab itu berkata jujur kepada anak merupakan salah
satu hal yang dapat menunjukkan anak kepada kebaikan,
sedangkan dusta atau berpura-pura akan menyesatkan dan
mencelakakan anak.
15
5) Menegur Anak Yang Berkata Kotor
Berkata kotor yang dimaksud disini adalah jorok dan jauh
dari kebenaran atau dusta. Seperti Firman Allah SWT dalam Surat
Ali Imron ayat 104 yang artinya :
“Dan hendaklah ada diantara kamu golongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang
beruntung.” (Depag RI, 99).
Sangat baik mengarahkankan anak untuk berbicara dengan
logika dan hati yang jernih. Hal tersebut akan menjadi contoh dan
teladan bagi teman sebaya dan orang-orang disekitarnya.
Tugas orang tua mencegah anak dari perkataan kotor
seperti Firman Allah dalam Surat At Tarhim ayat 6 yang artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia
dan batu : penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras dan
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya
kepada mareka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
(Depag RI, 1065).
6) Mengajak Anak Mengikuti Kajian-Kajian Agama
Mengajak anak mengikuti kajian-kajian agama adalah salah
satu bentuk mendidik anak, karena akan menambah pengetahuan
tentang nilai-nilai ajaran agama yang harus dilaksanakan dalam
16
kehidupan. Mendidik anak adalah suatu kewajiban dan suatu
ibadah.
Anjuran untuk mengajak anak mengikuti kajian agama juga
merupakan salah satu anjuran untuk berbuat kebaikan. Hal tersebut
dijelaskan dalam Al-Qur’an dalam surat An-Nahl ayat 125 yang
artinya :
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan jalan yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari JalanNya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (Depag RI,
1065).
b) Keteladanan Secara Langsung
Peneladanan dari orang tua maupun pendidik diuapayakan secara
sengaja. Hal ini bisa dilihat dalam keteladanan yang disengaja sebagai
contoh guru memberikan ajaran membaca yang baik agar para pelajar
menirunya, imam memperbaiki sholatnya untuk mengerjakan sholat
yang sempurna kepada makmum, meniru tulisan yang bagus ketika
belajar menulis. (An-Nahlawi, 1989 : 364).
Para sahabat telah mempelajari berbagai urusan agama dengan
jalan mengikuti teladan yang diberikan Rasulullah SAW, sesuai
dengan sabdanya sebagai berikut :
17
(روه البخاري)وصّلىا كما رأيتمنً أصّلً “Dan sholatlah kamu sekalian sebagaimana kamu melihatku
(Rasulullah SAW) shalat” (Al Bukhori, 117).
Setiap orang mempunyai potensi ditiru dan meniru, dia ditiru
karena orang menyuruh simpati atau kagum padanya. Dan dia meniru
orang lain karena pada diri orang tersebut ada yang menggugah
hatinya untuk berbuat sama. Oleh karena itu setiap orang harus
waspada atas apa yang dilakukannya mulai dari ucapan, perbuatan,
sikap dan sebagainya. Sebab dibalik itu pasti ada orang lain yang
memperhatikan, akan tetapi Allah SWT juga mengawasinya,
sebagaimana FirmaNya dalam Qur’an surat Qaaf ayat 18 yang artinya :
“Tiada suatu ucapanpun yang diucapnya melainkan ada di
dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir”
3. Pembiasaan Akhlak Anak dalam Kehidupan Sehari-hari
Dari keluarga anak akan mendapatkan banyak pelajaran karena
lingkungan yang paling dekat dengan anak baik secara fisik, psikologis,
maupun sosial. Maka dari keluarga sebenarnya anak mendapatkan
pelajaran mengenai perilaku dan pembentukan kepribadian orang tua
ataupun anggota keluarga lainnya. Orang tua adalah guru pertama bagi
anak, artinya semua anak menempuh pendidikan di rumah, bahkan mereka
yang juga bersekolah di sekolah formal (Sears, 2004 : 190).
Dari pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa setiap anak
mendapatkan pelajaran yang pertama berasal dari rumah. Maka setiap
18
orang tua harus menyadari hal tersebut sehingga lebih peka terhadap
perilaku dan perkembangan anak.
Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting bagi anak
dalam keluarga. Selain bertugas sebagai pendidik, mereka sekaligus
bertugas sebagai pembimbing agar masa depan anak menjadi lebih
(sukses). Dalam memberikan bimbingan serta mendidik, orang tua harus
bisa memperhatikan dan dapat memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani.
Tri pusat pendidikan dalam setiap pribadi manusia akan selalu
berada dan menjalani perkembangan dalam 3 (tiga) lemabaga yaitu :
keluarga, sekolah dan masyarakat (Padil, 2007 : 114).
Meskipun proses pendidikan dalam keluarga berlangsung secara
tidak sadar, namun berperan penting dalam keberhasilan pembinaan
akhlak dan perilaku anak. Adapun dalam usaha melakukan pembinaan
terhadap akhlak dan perilaku anak tersebut dapat digunakan beberapa
metode, antara lain sebagai berikut :
a) Metode Pengajaran atau Hukuman
Orang tua dapat memberikan ganjaran, hukuman atau hadiah dalam
mendidik anak. Ganjaran atau hadian diberikan kepada anak jika anak
dalam kesehariannya rajin beribadah, berperilaku ihsan, dan rajin
melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT. Karena
dengan demikian dapat memotivasi anak untuk selalu membiasakan
diri dengan perbuatan tersebut. Sedangkan hukuman akan diberikan
19
kepada anak yang melanggar perintah dan diharapkan akan
memberikan efek jera untuk tidak mengulangi pelanggaran tersebut.
b) Metode Directive Learning
Penggunaan metode ini dengan jalan mengajarkan beberapa
pengetahuan maupun keterampilan kepada anak dapat dilakukan baik
melalui pemberian informasi, ceramah, media massa, dan lain
sebagainya.
c) Metode Pemberian Contoh atau Teladan
Metode ini sangat efektif jika orang tua ingin mengajarkan kepada
anak tentang perilaku dan perbuatan sehari-hari. Anak biasanya suka
meniru tentang apa yang dilihat dalam kehidupan mereka. Atas dasar
inilah bagi orang tua jika ingin menghendaki anak-anaknya
berperilaku sesuai syariat Islam. Maka harus memberi teladan tentang
perilaku tersebut. Metode ini disebut metode keteladanan (Dakir, 2004
: 130).
B. Pengertian Perilaku Ihsan pada Anak
Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan
atau lingkungan-lingkungan (Kamus Umum Bahasa Indonesia). Jadi yang
dimaksud perilaku dalam pengertian ini adalah perbuatan atau tingkah laku
para siswa. Sedangkan pengertian ihsan dalam bahasa Arab berasal dari kata
ihsana yang berarti perbuatan baik (Yunus, 1998 : 35).
20
Ihsan dapat diartikan sebagai sumber kenikmatan atau kebaikan pada
orang lain. Atau dalam pengertian lain mengetahui dan mengerjakan sesuatu
pekerjaan dengan baik.
Dalam hal pergaulan yang terpenting adalah bagaimana cara
memperlakukan dan menghormati orang lain, terutama guru dengan baik.
Karena guru adalah orang yang mendapat tempat yang terhormat dan
menempati status yang mulia karena pengetahuan yang dimilikinya. Untuk itu
sudah menjadi kewajiban anak harus berbuat baik kepadanya. Guru adalah
perantara yang menghantarkan anak pada keberhasilan, mencapai cita-cita
yang tinggi dan mulia. Keberhasilan dalam menggapai cita-cita berarti pula
mewujudkan kebahagiaan lahir dan batin, maka wajiblah atas diri anak untuk
menghormati, memuliakan serta mengagungkan guru. Sebagaimana anak
mengagungkan, menghormati dan memuliakan orang tua (Muhjab, 1984 : 30).
Manusia sebagai makhluk individu juga merupakan makhluk sosial
sehingga tidak bisa hidup tanpa bantuan dan pertolongan orang lain. Islam
mengajarkan agar saling tolong-menolong dilandasi rasa ikhlas dan ketaqwaan
kepada Allah SWT. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-
Maidah ayat 2 yang artinya sebagai berikut :
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksanya”
21
Berdasarkan definisi di atas, maka yang dimaksud dengan perilaku ihsan
anak adalah keadaan siswa dalam berperilaku baik setiap harinya dalam
berinteraksi dan bersosialisasi dengan sesama teman, kepala sekolah maupun
karyawan di sekolah kepada guru.
C. Korelasi Antara Keteladanan Orang Tua dalam Pendidikan Agama
Terhadap Akhlaqul Karimah Siswa.
Dalam hidup manusia membutuhkan minat agar senantiasa
mempunyai semangat dalam menjalani hidup. Keteladanan penting diketahui
oleh orang tua. Pengetahuan dan pemahaman tentang keteladanan bermanfaat
bagi orang tua. Manfaat itu antara lain :
1. Membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat anak.
2. Mengetahui dan berpengaruh positif terhadap mental dan perilaku
anak.
3. Meningkatkan dan menyadarkan orang tua untuk memilih satu
diantara bermacam-macam peran dalam mendidik anak. Misalnya
sebagai penasehat, teman, diskusi, penyemangat, penyelidik dan
pendamping.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku ihsan anak, baik
pengaruh yang berasal dari pribadi anak maupun pengaruh yang berasal
dari luar pribadi anak yang turut membangun kepribadian anak terutama
perilaku ihsan anak. Faktor-faktor tersebut antara lain :
22
1. Faktor rumah tangga
2. Faktor lingkungan dan masyarakat
3. Faktor individu
4. Faktor sarana dan prasarana (Aisyah, 1994 : 166).
Faktor yang mempengaruhi perilaku seorang anak dalam hal ini lebih
difokuskan pada faktor rumah tangga terutama pengaruh keteladanan orang
tua. Pendidikan agama dalam keluarga melalui metode keteladanan terutama
dalam keluarga dilakukan oleh orang tua yang berkedudukan sebagai pendidik
terhadap perilaku anak sebagai terdidik terdapat hubungan kausalitas atau
sebab akibat yang outputnya membentuk sebuah realita aktifitas yang disebut
perilaku ihsan anak. Dalam perilaku sehari-hari antara orang tua dengan anak
memiliki hubungan-hubungan khusus yang menyebabkan besarnya pengaruh
orang tua terhadap perilaku anak. Hubungan-hubungan tersebut antara lain
sebagai berikut :
1. Hubungan Secara Biologis
Hubungan ini terbentuk karena akan merupakan keturunan
langsung dari orang tua, jadi secara bilogis jelas ada hubungan antara anak
dan orang tua. Hubungan ini bersifat jasmaniah, misalnya warna kulit,
warna mata, jenis rambut, golongan darah, dan sebagainya.
2. Hubungan Secara Psikologis
Hubungan secara psikologis atau kejiwaan memungkinkan terjadi
antara orang tua dan anak. Hubungan tersebut terbentuk karena orang tua
adalah orang yang paling dekat dengan anak yang selalu memberikan
23
kasih sayang dan perhatian semenjak anak masih berada dalam
kandungan.
3. Hubungan Secara Sosial
Lingkungan keluarga adalah yang pertama dan yang mempunyai
intensitas paling tinggi berhubungan dengan anak sehingga mempunyai
pengaruh yang besar terhadap sikap sosial anak. Dalam hal ini sikap sosial
yang dilakukan orang tua dan keluarga akan ditiru anak.
4. Hubungan Secara Religius
Hubungan inilah yang paling penting yang harus diusahakan
terutama bagi umat Islam. Sebagaimana kita ketahui bahwa anak selain
sebagai anugrah juga merupakan amanah yang harus dipertanggung
jawabkan oleh orang tua baik dan buruknya kepada Allah.
Sepanjang kehidupan anak atau seseorang selalu mengalami proses
belajar dan belajar dari pengalaman-pengalamannya. Dari pengalaman-
pengalaman itu seseorang dapat mengembangkan cara dan gaya melihat,
mendengarkan, dan mengerjakan suatu perbuatan. Dari pengalaman-
pengalamannya, seseorang dapat mendapat dan membentuk pengetahuan,
pengertian, nilai-nilai, sikap-sikap tertentu dan gambaran tentang dunia
sekitar dan lingkungannya serta kedudukannya dalam masyarakat.
Jiwa dan kepribadian orang tua dalam berperilaku terutama dalam
beribadah merupakan salah atu aspek yang akan ditiru oleh anak. Sehingga
menjadi kebiasaan dalam berperilaku dikemudian hari.
24
Adapun cara yang bersifat praktis dapat digunakan keluarga (orang
tua) untuk menanamkan dan membentuk perilaku ihsan seorang anak,
cara-cara tersebut antara lain sebagai berikut :
1) Memberikan teladan yang baik
2) Membiasakan menunaikan perintah agama sejak kecil
3) Menyiapkan suasana yang religius dan spiritual yang sesuai
dengan syariat agama
4) Membimbing dan mengarahkan anak kepada perbuatan dan
perilaku yang baik
5) Mengarahkan mereka turut serta dalam kegiatan dan kajian
keagamaan (Hasan : 369).
Secara kodrati orang tua bertanggung jawab untuk mendidik
anaknya. Segala sesuatu yang berkaitan dengan apa yang dikerjakan anak
akan diperhatikan orang tuanya karena karena pada saat sekarang banyak
orang tua yang mengabaikan akan tugas dan tanggung jawab sebagai
orang tua. Anak yang kurang mendapatkan kasih sayang orang tua akan
selalu merasa tidak aman, mereka kehilangan tempat berlindung dan
tempat berpijak (Kartono, 1991 : 60).
Secara garis besar kewajiban orang tua terhadap anak dalam
kaitannya dengan pembentukan perilaku ihsan adalah sebagai berikut :
1. Orang tua mempunyai tanggung jawab untuk mendidik dan
membina akhlakul karimah anaknya, karena Allah SWT akan
menghisabnya atas tanggung jawab tersebut.
25
2. Sebagai orang tua harus menjaga dan melindungi anak dengan
penjagaan dan perhatian yang ketat agar anak mereka tidak
terimbas akhlak yang tercela. Namun sebaliknya dalam jiwa
anak akan tertanam akhlak yang mulia dan keistiqomahan
orang tuanya, sehingga tindakan orang tua akan membekas
dalam jiwanya.
3. Orang tua sangat dianjurkan untuk senantiasa menjaga dirinya
sebagai orang yang istiqomah dan kokoh dalam perilaku dan
akhlak yang sesuai dengan ajaran agama karena orang tua
merupakan qudwah bagi anaknya, agar mereka mampu
mengambil manfaat dari keistiqomahan orang tuanya, sehingga
tindakan orang tua akan membekas dalam jiwanya.
4. Menjalankan ibadah, baik yang fardhu maupun yang sunnah
adalah bagian dari sarana dan metode dalam tarbiyah imaniah
dan pembinaan akhlak.
Oleh karena ini Ibnu Qoyyim berwasiat kepada semua orang tua
muslim agar memberikan teladan dan membiasakan anak-anaknya untuk
berperilaku ihsan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa orang tua
bertanggung jawab atas pembentukan perilaku ihsan seorang anak. Selain
itu orang tua juga menjadi qudwah bagi anak-anaknya. Sehingga orang tua
harus menjadikan dirinya sebagai orang yang istiqomah dan beribadah
karena hal tersebut akan mempengaruhi perilaku dan akhlak bagi anaknya.
26
Pengaruh yang kuat dalam memberikan pendidikan terhadap anak
adalah dengan memberikan teladan. Memberikan teladan adalah cara yang
efektif dari pada mengajarkan dengan bahasa, karena bisa memberikan
gambaran yang jelas untuk diperhatikan.
Berdasarkan kenyataan kehidupan seseorang tergantung pada
orang lain. Artinya tidak ada manusia yang bisa hidup tanpa bantuan orang
lain. Begitu juga seorang anak, dia dapat berkembang karena adanya
pertolongan, bantuan dan pembinaan dari orang tuanya agar kelak bisa
menghadapi dan menyelesaikan persoalan dalam hidupnya secara wajar.
Orang tua yang rajin dalam beribadah akan berpengaruh besar
terhadap jiwa dalam membersihkan kekotoran batin, memperbaiki jiwa
yang kotor dan tentunya mempengaruhi perilaku anak sehingga menjadi
baik.
Orang tua yang beribadah berarti mengadakan hubungan langsung
dengan Allah SWT, sehingga tingkah lakunya terkendali. Maka dengan
ibadah terciptalah jiwa yang bersih sesuai dengan fitrahnya. Jiwa yang
bersih mendorong untuk berbuat kebaikan dan mempengaruhi perilaku
anak sehingga menjadi anak yang sholeh maupun sholehah dalam
menjalani kehidupan dimasa depannya.
27
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SD Kecandran 01.
1. Letak Geografis
SD Kecandran 01 terletak d Dusun karang padang, Desa Kecandran
kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. SD Kecandran 01 terlerak di
kawasan pegunungan Merbabu, jalur ini sebagai jalan alternatif pedesaan
yang sudah di lalui angkutan umum nomor 17. SD Kecandran 01 jarak ke
pusat kecamatan kurang lebih 3 km, dan jarak ke pusat OTODA lurang
lebih 3 km.
SD Kecandran 01 merupakan salah satu pendidikan dasar lainnya, namun
juga membekali ilmu-ilmu agama, dengan harapan dapat mewujudkan
manusia yang berintelektualitas, dapat memenuhi tuntutan dan tantangan
zaman, dan juga mempunyai akhlaq yang mulia dan berperilaku ihsan.
SD Kecandran 01 berdiri di atas areal tanah seluas 1924 m2, dengan
rincian bagunan gedung seluas 470 m2, luas halaman kurang lebih 824
m2. Adapun tanah seluas itu pada awalnya merupakan bagian tanah
bengkok untuk kepala desa Kecandran, dikarenakan tanah itu
dipergunakan untuk bangunan gedung sekolah, maka kantor kepala desa
Kecandran di alihkan ke tanah Bengkok sekretaris Desa Kecandran yang
terletak di perempatan Keandran.
28
Bangunan gedung seluas 470 m2 terdiri dari 6 ruang belajar, 1 ruang
kepala sekolah, rumah dinas penjaga, rumah dinas guru, kantor guru 5
kamar mandi atau WC, ruang UKS, ruang perpustakaanm ruang koperasi,
ruang serba guna, pengadaan air bersih, listrik dan telepon. Di samping
sekolah ada taman kanak-kanak, namanya “Chandra Puspita”.
2. Riwayat Singkat Berdirinya SD Kecandran 01.
SD Kecandran 01 ini adalah satu-satunya yang terletak di wilayah desa
Kecandran, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga.
Adapun yang melatar belakangi berdirinya SD Kecandran 01 adalah :
a. Di Wilayah Desa Kecandran belum ada sekolah yang bercirikan agama
Islam.
b. Untuk meningkatkan taraf pendidikan umum dan agama pada
masyrakat di wilayah Desa Kecandran.
c. Banyak tokoh masyrakat yang menginginkan berdiriknya suatu
sekolah yang bernuansa Isla, khususnya tokoh –tokoh Nahdlotul
Ulama.
d. Untuk mengembangkan atau menyiapkan agama islam di lingkungan
Desa Kecandran.
SD Kecandran 01 berdiri pada tahun 1963 yang pada awalnya berdiri 3 :
Lokal dengan berdinding papan namanya sekolah rakyat (SR) proses
pembelajarannya dilakukan pada pagi hari. Berhubung baru mempunyai 3
29
gedung, sehingga proses pembelajaran lainnya berlangsung di rumah
penduduk, salah satunya H. Habib, Bapak H. Ahmad, dan Bapak H.
Salamun Desa Kecandran sebagai tokoh masyarakat Desa Kecandran.
Susunan Panitia Sebagai Berikut
Pelindung : Bpk. K.H. Ahmad
Wakil Ketua : Bpk. H. Zakaria
Sekretaris : Bpk. H. Salamun
Bendahara : Bpk. H. Masyhuri
Pembantu Utama : Bpk. H. Muhsin, H. Bakir, H. Ghufron.
Kepala Sekolah yang pertama adalah Bapak Afan dengan dibanti 7 orang yaitu,
Bapak Amin, Bapak H. Irfan, Bapak Sardono, Ibu Widonarti, Bapak Parmo dan
Ibu Suwarti. Kegiatan belajar mengajar SD Kecandaran 01 masuk pagi dan siang
pada tanggal 1 januari 1975 mengalami perubahan total, mendapat bantuan
pemerintah dan swadaya masyarakat 3 lokal dirubah menjadi 3 bangunan
permanen.
SD Kecandran 01 mengalami perubahan tahun 1997, mendapat bantuan DAK
untuk membangun 3 lokal gedung, 1 lokal lantai bawah 2 lokal lantai atas. Pada
tahun ini kegiatan belajar mengajar su dah dilaksanakan pada pagi hari.
Pada tahun 2004/2005 SD Negeri Kecandran 01 mulai mengadalan pembenahanm
baik pembagunan fisik, manajemen sekolah, manajemen kelas. Hasil dalam
akreditasi SD Kecandran 01 mendapat nilai B+, pada yahun 2007/2008 SD
30
Kecandran 01 ikut akreditasi lagi juga mendapat nilai B+ dan mendapat surat
keputusan / SK No. 038907 tanggal 21-62008 penerbit SK (ditandatangani oleh)
BAN-SIM/ Drs. Subagyo, MM.
B. Gambaran Umum Guru dan Siswa SD Negeri Kecandran 01
Guru SD Negeri Kecandran 01 sampai dengan tahun pelajaran 2009/2010
sebanyak 12 orang guru, terdiri dari 8 orang guru PNS dan 3 orang guri wiyata
bakti dan 1 orang penjaga wiyata bakti. Adapun daftar guru dan penjaga SD
Negeri Kecandran 01 adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1
Daftar Guru dan Penjaga SD Negeri Kecandran 01
No Nama NIP
D. J
a
b
E. Tpt. Tgl
Lahir L/P
K/
TK A.g
Pddk
Ttg
1 Drs. Munawar
HM, M,Pd 19630927 1984405 1 007 KS Smrg, 27-09-63 L K IS S.2.06
2 Suraningsih,
S.Pd 19580803 197802 2 006 GR Sltg, 03-08-58 PP K IS S.1.10
3 Taslimah
19540402 198201 2 002 GAI Smrg, 02-04-54 P K IS D.2.96
4 Siti Aminah
19650427 198610 2 003 GR Mglg, 27-04-65 L K IS D.2.01
5 Poniran,
S.Pd 19670511 199310 1 002 GR Kln prg, 11-5-67 L TK IS S.11.04
6 Sudiyanto
19670727 200003 1 004
GOR Bant, 27-07-67 P K IS SGO.
87
7 Lilis Dian P.
S.Pd 19831022 200604 2 002 GR Sltg, 22-10-83 P K IS S.1.10
8 Marzukhoh
19690922 200604 2 006 GB Smrg, 22-09-69 K IS S.1.03
9 Mulyani
GTT Smrg, 22-09-81 IS D.2.04
10 Maemonah,
S.Hi GTT Smrg, 19-08-81 IS S.1.05
11 Fajar Mustika S
IS
12 Fatkhur
Rahman GTT Smrg, 15-03-86 IS SMP.04
31
Jumlah guru tersebut dibandingkan dengan jumlah siswa sudah mencukupi,
siswa SD Kecandran 01 pada tahun 2009/2010 sebanyak 157 siswa terdiri dari
siswa kelas I-VI. Adapun secara rinci jumlah siswa per kelasadalah sebagai
berikut.
Tabel 3.2
Jumlah Siswa SD Negeri Kecandran 01
Tahun pelajaran 2009/2010
No Kelas Jumlah Siswa Menurut JK
Jumlah Lk Pr
1 I 21 13 34
2 II 13 17 40
3 III 12 14 26
4 IV 12 12 24
5 V 12 8 20
6 VI 15 8 23
Total 83 69 157
SD Negeri Kecandran 01 ini memiliki siswa sebanyak 157 siswa dengan
rombongan belajar berjumlah 6 kelas, yang perinciannya seperti terligat pada
tabel berikut ini.
32
Tabel 3.3
No Nama Jenis Kelamin
Kelas Lk Pr
1 Yuli Setiawan L - 1
2 Fajar Arifin L - 1
3 Aziz Helmy Ananda L - 1
4 Ika Fitriana - P 1
5 M. Khoerul Anam L - 1
6 Iman Maulana L - 1
7 M. Hasan Wirayuda L - 1
8 Shuhada Ghea Pradana L - 1
9 Mustafa Mahmud M. L - 1
10 Ignatius Gregori L - 1
11 M. Fuat Roziqin L - 1
12 Andi Wahyono L - 1
13 Ahmad Rizal Ardiansah L - 1
14 Tino Rif’an Tsani L - 1
15 Raka Fala Surya L - 1
16 Awanda Tirta Andi L - 1
17 Fikri Zamzami R L - 1
18 Wahyu Fredi Ardani L - 1
19 May leli Stiani - P 1
20 Purwahyu Ningsih - P 1
21 Adelia Arum P - P 1
22 Mila Astriana Azizah - P 1
23 Yussu Adiene Prakasita - P 1
24 Ulfa Zahrotul W - P 1
25 Nur laela Fatmawati - P 1
33
26 Zulfa Hidayatul C - P 1
27 Risma Khoirul N - P 1
28 Milda Islah Misalah - P 1
29 Wahyu Khoerun Nisa - P 1
30 Lia Tri Restuningsih - P 1
31 Ahmat Zeki L - 1
32 Aboy Suryana L - 1
33 Siti Fatimah - P 2
34 Wildan Ardiansah L - 2
35 M Aditya Fahlefi L - 2
36 Reza Aria Candra L - 2
37 Uus Fitriana - P 2
38 Siti Nur Alifah - P 2
39 Dian Ayu Safitri - P 2
40 Tutik Sulistianingsih - P 2
41 Heru Setiawan L - 2
42 Alam Syarif L - 2
43 Novi Aprilia - P 2
44 Rizky Mitha Sari - P 2
45 Rahma Ayu Kamelia - P 2
46 Rafangga Syaefullah L - 2
47 Septiani Widi Astuti - P 2
48 M.Mahkarimal Ahlak L - 2
49 Nurmala Rizkana - P 2
50 Elis Tania - P 2
51 Sella Selvia P. - P 2
52 Imam Nur Muhammad L - 2
53 Arif Aroyan L - 2
54 Safria Fitri - P 2
55 Nurul Laelati - P 2
34
56 Nita Sari - P 2
57 Maulina Izatul K - P 2
58 Naja Hussain Alhaq - P 2
59 Usman Jayadi L P 2
60 Sholeh L - 3
61 Joko Muhbarok L - 3
62 Shevia Febi A L - 3
63 Sofianti - P 3
64 Annas Azril Gumilang L - 3
65 Alfian Dwi Arp - P 3
66 Ahmad solikhin L - 3
67 Alfan dwin Prasetyo L - 3
68 Hasna Saniatul Auliana - P 3
69 Ika Yuliana - P 3
70 Irma Hajjarwati - P 3
71 Inas Afri Almuna L - 3
72 Jessika Ayu T - P 3
73 Lutfi Ainul Amjad L - 3
74 M Robert W L - 3
75 Misbahudin L - 3
76 M.Toni Alfandi L - 3
78 Nur Septa Rizkiyana - P 3
79 Sri Mulyani - P 3
80 Saudah - P 3
81 Salis Laelatus Saudah - P 3
82 Wiwit Nofi F - P 3
83 Richardo Firnansyah L - 3
84 Widia Lisa Salsabela - P 3
85 Luluk - P 3
86 Nurul Kumaeroh - P 3
35
87 Isnaini - P 4
88 M.Salim L - 4
89 Umi Mawaddah - P 4
90 Widi Astuti - P 4
91 Alfan Febri Nugroho L - 4
92 Desti Anis Maitiroh - P 4
93 Hangga Aditya L - 4
94 M Nurdin L - 4
95 M Taufik H L - 4
96 Syarif Hidayatullah L - 4
97 Meriska Akta Oktafia - P 4
98 Mahmudi L - 4
99 M Zaunul Arofi L - 4
100 Novita Dewi - P 4
101 Nita Arianti - P 4
102 Rizky Fauzi L - 4
103 Sofiadin L - 4
104 Rizky Fitriana - P 4
105 Sania Fatmaitul M - P` 4
106 Rizky Aprilia - P 4
107 Wakhidatun Narisah - P 4
108 Andri Kristiawan L - 4
109 Veriy Kurnia Evendi L - 4
110 Andhika Yuli Pujiono L - 5
111 Agung Setiawan L - 5
112 Andri Suprianto L - 5
113 Maula Ihksan L - 5
114 Abdul Rosyid L - 5
115 Siti Mahmudah - P 5
116 Solihatun Toyibah - P 5
36
117 Novita Sinta Dewi - P 5
118 Afifah - P 5
119 Nur Atik - P 5
120 Agus Kristianto L - 5
121 Hariyadi L - 5
122 Putri Widia - P 5
123 Angga Kurnia L - 5
124 Zidan M.Kadafi L - 5
125 M.Ulul Uzmi L - 5
126 Dina Nabila - P 5
127 Gunawan L - 6
128 Dani Pranoto L - 6
129 Wiyanto L - 6
130 Nur Khasanah - P 6
131 Rizal Dwi Septa L - 6
132 Aji Setioko L - 6
133 Miftakhul Farid L - 6
134 M.Nur Alim L - 6
135 Afif Yusuf R - P 6
136 Siti Muayanah L - 6
137 Yudha Ibnu H - P 6
138 Nurul Hidayati L - 6
139 M. Ridwan - P 6
140 Ria Risky Nilamsari - P 6
141 Aprilia Mulyatiningsih L - 6
142 Nur Salim - P 6
143 Sofia Maulida - P 6
144 Muntafiah L - 6
145 Cholid mawazil L - 6
146 Fani Chandra Sundafa L - 6
37
147 Ega / Wardani L - 6
148 Miftahul Anzhar - P 6
149 Isnaini Putri B L - 6
150 Ahmada Yusuf A. - P 6
151 Alina - P 6
152 Ika Yuliana - P 6
153 Nur Azizah L - 6
154 Wahyudi L - 6
155 M. Nurudin L - 6
156 Afifudin L - 6
5. Struktur Organisasi SD Kecandran 01
Organisasi yang ada di SD Kecandran 014 ini terdiri dari organisasi seklah
dan komite / Dewan Sekolah.
a. Struktur organisasi sekolah adalah sebagai berikut :
Kepala Sekolah : Drs. Munawar Hm Mpd
NIP : 19630927 198405 1 007
Sekretaris : Poniran S.Pd
Bendahara : Siti Aminah
1. Seksi-seksi :
2. Kurikulum : Suraningsih
3. Keagamaan : Taslimah
4. Perpustakaan : 1. Maemunah
2. Fajar Mustika
5. Kesenian : Marzukoh
6. Kepramukaan : 1. Astrit
2. Mulyani
3. Sudiyanto
38
b. Struktur Organisasi
Tabel 3.4
No Nama Jabatan Unsur Ket.
1 Ir. Mustain Ketua I Tokoh Masyarakat
2 Drs. Abdillah Ketua II Tokoh Masyarakat
3 Marzuki Sekretaris Tokoh Masyarakat
4 Fatonah Bendahara Tokoh Masyarakat
5 Taslimah Anggota Guru
6 Nur Asniati Anggota Guru
7 Irfan BA Anggota Tokoh Masyarakat
8 Muhlasin Anggota Tokoh Masyarakat
9 Rivatun Anggota Tokoh Masyarakat
10 Munawar Anggota Guru
11 Bahroni Anggota Tokoh Masyarakat
12 Kumaidi Anggota Tokoh Masyarakat
Kurikulum
SD Kecandran 01 menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidik (KTSP).
Adapun program kurikulum itu selengkapnya dapat dilihat sesuai tabel berikut.
Komponen Kelas Dan Alokasi Waktu
A. Mata Pelajaran I II III IV, V, dan VI
1 Pendidikan Agama 3
2 Pendidikan Kewarganegaraan 2
3 Bahasa Indonesia 5
4 Matematika 5
39
5 Ilmu Pengtahuan Alam 4
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 3
7 Seni Budaya dan Ketrampilan 4
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesenian.
4
B. Muatan Lokal
1 Bahasa Jawa 2
2 Bahasa Inggris 2
C. Pengembangan Diri
1 1
2 1
Jumlah 30 31 32 36
Struktur Kurikulum SDN Kecandran 01 disusun berdasarkan standar kompetensi
lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut;
a. Kurikulum SDN Kecandran 01 memuat 8 mqtq pelajaran, muatan lokal
dan pengembangan diri.
b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS merupakan “IPA terpadu” dan “IPS
terpadu”.
c. Pembelajaran pada kelas I s/d V dilaksankan melalui pendekatan tematik,
sedangkan pada kelas IV s/d VI dilaksanakan melalui pendekatana mata
pelajaran.
d. Alokasi waktu 1 jam pelajaran adalah 35 menit.
e. Minggu efektif dalam 1 ahun pelajaran (2 semester) adalah 36 minggu.
40
C. Fasilitas
Dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, SDN Kecandran 01
dilengkapi semua pendukung seperti yang terlihat pada tabel berikut.
Jenis Ruang JML Ada/Tdk Ket.
Ruang kelas 6 Ada Baik
Rumah Dinas K.S 1 Ada Baik
Rumah Dinas Penjaga - Tidak Ada -
Rumah Dinas Guru - Ada Baik
Kantor Guru 1 Ada Baik
Kantor K.S 1 Ada Baik
Kamar mandi/WC 5 Ada Baik
Ruang UKS 1 Ada Baik
Ruang Perpustakaan 1 Ada Baik
Ruang Koperasi - Tidak Ada -
Ruang Serbaguna - Tidak Ada -
Pengadaan Air Bersih 1 Ada Baik
Listrik 1 Ada Baik
Telepon 1 Ada Baik
41
PRESTASI SEKOLAH 3 TAHUN TERAKHIR
Prestasi yang diraih di SD Kecandran 01 adalah sebagai berikut :
No Jenis Lomba Tingkat Tahun Kejuaraan
1 Mapel PAI Propinsi 5 Januari 1997 Harapan III
2 Kemampuan BTA Propinsi 17 Mei 1997 Harapan I
3 Rebana Kota Salatiga 30 Juni 2007 II
4 MTQ Putri Kecamatan 17 Maret 2007 III
5 Shalat Putri Kecamatan 6 maret 2008 I
6 Siswa Berprestasi Kecamatan 6 Maret 2008 II
7 Shalat Putra Kecamatan 17 Maret 2008 I
8 Murotal Putra Kecamatan 13 Februari 2010 II
9 Tartil Putri Kota 20 Februari 2010 II
10 Adzan Kecamatan 5 Maret 2006 III
11 CCQ Kecamatan 17 Maret 2006 I
12 Shalat Putri Kecamatan 20 Februari 2010 I
13 Shalat Putra Kecamatan 20 Februari 2010 II
14 Chitobah Putri Kecamatan 20 Februari 2010 II
15 Chitobah Putra Kecamatan 20 Februari 2010 III
HAMBATAN-HAMBATAN
SD Kecandran Sidomukti orang tuanya mayoritas petani, sehingga dorongan dan
dukungan orang tua sangat kurang sehingga masyarakatnyan rata-rata hanya
lulusan SLTP/SLTA sudah merasa cukup. Untuk tingkat yang lebih , misalnya
kuliah masih sedikit sekali dengan alasan dan kendalanya ekonomi atau biaya
kuliah. Tamat SLTP/SLTA, kerja serabutan yang penting bisa membiayai
keperluan hidup sehari-hari tidak berfikir jauh ke depan. Dunia yang semakin
canggih, tekhnologi maju pesat, tuntutan zaman semakin maju, namun pola
42
pikirnya masih kurang menunjang masa depan. Itul;ah hambatan yang dihadapi
masyarakat desa Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.
TANTANGAN-TANTANGAN
SD Kecandran 01 terletak paling barat perbatasan kota Salatiga. Sehubungan SD
Kecandran 01 berdampingan dengan SD Kecandran 02, setiap tahun penerimaan
siswa baru selalu timbul masalah karena orang tua siswa banyak yang cenderung
antusias memasukkan putra-putrinya di SD Kecandran 01 dengan berbagai alasan.
Misalnya para guru yang disiplin, ramah, jujur, dan tanggung jawab. SD
Kecandran 02 sudah 3 tahun berturut-turut tidak mendapat siswa, sehingga pada
tahun 2010/2011 SD Kecandran 02 digabung dengan SD Kecandran 01, dengan
sistem ticing. Itulah tantangan-tantangan yang dihadapi di keluarga SD Kecandran
01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.
43
BAB IV
ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul maka langkah yang penulis ambil selanjutnya
adalah menganalisis data. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh jawaban-
jawaban dari pokok permasalahan yang dinyatakan.
Adapun dalam tujuan penelitian ini, bagaimana telah disebutkan dalam
pendahuluan yaitu :
1. Untuk mengetahui perilaku ahlaqul karimah di SD Kecandran 01
Kecamatan Sidomukti.
2. Untuk mengetahui kwalitas pendidikan agama di SD Kecandran 01
Kecamatan Sidomukti.
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh keteladanan orang tua terhadap
perilaku ahlaqul karimah siswa SD Kecandran 01 Kecamatan
Sidomukti.
Dalam analisis ini penulis membaginya menjadi beberapa tahap, yaitu
sebagai berikut :
A. Analisis Pertama
Analisis pertama yaitu tentang keteladanan orang tua dalam pendidikan agama
siswa SD Kecandran 01 Kecamatan Sidomukti. Data ini diperoleh dari
penyebaran angket yang terdiri dari 10 pertanyaan. Masing-masing pertanyaan
disediakan 3 alternatif jawaban sebagai berikut :
44
1. Alternatif jawaban A dengan nilai 3
2. Alternatif jawaban B dengan nilai 2
3. Alternatif jawaban C dengan nilai 1
Tabel 4.1.
Hasil Angket Pengaruh Keteladanan Orang Tua Dalam Pendidikan Agama
(Komponen X)
No
Responden
No. Item Jumlah
Skor 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10
01 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 27
02 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 27
03 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 26
04 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 27
05 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 28
06 3 3 2 3 1 3 2 3 3 3 26
07 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 26
08 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 27
09 2 2 3 1 3 3 2 2 3 3 24
10 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 28
11 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 27
12 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 27
13 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 28
14 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 27
15 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 26
16 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 26
17 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 26
18 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 25
19 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1 29
20 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 28
21 2 2 2 3 3 1 2 3 3 3 24
22 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 25
23 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 26
24 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 28
45
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah :
1. Mencari interval pengaruh keteladanan orang tua dalam pendidikan agama
terhadap ahlaqul karimah siswa.
Dari data di atas kemudian diketahui bahwa nilai tertinggi adalah 22 dan nilai
terendah 14 kemudian diintegralkan dengan rumus :
ki
xrxti
1)(
Keterangan :
i = Interval ideal
xt = Nilai tertinggi ideal
xr = Nilai terendah ideal
ki = kelas interval
3
1)1422( i
= 3
18
= 3
9
= 3
46
Kemudian di masukkan ke dalam tabel untuk mengikuti pendidikan akhlak.
Tabel 4.2.
Interval Keteladanan Orang Tua dalam Pendidikan Agama
Nilai Interval Jumlah Siswa Nilai Nominal
23 – 24 7 A
25 – 26 10 B
27 – 28 7 C
1. Mencari presentasi masing-masing kategori :
A = 24
17x 100 % = 29 %
Kategori B = 24
10 x 100 % = 42 %
Kategori C = 24
7 x 100 % = 29 %
Tabel 4.3.
Presentasi Keteladanan Orang Tua dan Pendidikan Agama
No Keteladanan Frekuensi Presentasi
1 Tinggi 7 29 %
2 Sedang 10 42 %
3 Rendah 7 29 %
47
Dari hitungan tersebut dapat diketahui bahwa keteladanan orang tua termasuk
kategori tinggi, karena termasuk kategori tinggi adalah 51 % dan kategori rendah
6 % sedangkan keteladanan sedang 41 %.
B. Analisis Kedua
Analisis kedua jika perilaku akhlaqul karimah data ini diperoleh dari
penyebaran angket yang jumlahnya 10 pertama. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.4
Jawaban Angket Perilaku Akhlaqul Karimah (Komponen Y)
No
Responden
No. Item Jumlah
Skor 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10
01 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 27
02 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 27
03 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 26
04 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 27
05 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 28
06 3 3 2 3 1 3 2 3 3 3 26
07 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 26
08 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 27
09 2 2 3 1 3 3 2 2 3 3 24
10 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 28
11 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 27
12 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 27
13 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 28
14 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 27
15 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 26
16 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 26
17 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 26
18 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 25
48
19 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1 29
20 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 28
21 2 2 2 3 3 1 2 3 3 3 24
22 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 25
23 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 26
24 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 28
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah :
1. Mencari interval perilaku Akhlaqul Karimah
2 =
1
ki
yy nt
2 =
13
2429
= 3
15
= 3
6
= 2
Kemudian dimasukkan ke dalam tabel untuk mengetahui perilaku
Akhlaqul Karimah siswa.
Tabel 4.2.
Interval Keteladanan Orang Tua dalam Pendidikan Agama
Nilai Interval Jumlah Siswa Nilai Nominal
24 – 25 4 A
26 – 27 14 B
28 – 28 6 C
49
2. Mencari prosentase masing-masing kategori :
Kategori A = 24
4x 100 % = 17 %
Kategori B = 24
14 x 100 % = 58 %
Kategori C = 24
6 x 100 % = 25 %
Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.3.
Presentasi Keteladanan Orang Tua dan Pendidikan Agama
No Perilaku Akhlak Frekuensi Prosentase
1 Tinggi 4 17 %
2 Sedang 14 58 %
3 Rendah 6 25 %
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa perilaku akhlaqul
karimah termasuk kategori tinggi, karena termasuk kategori tinggi adalah
64 % dan karegori rendah 3 % sedangkan kategori sedang adalah 32 %.
50
C. Analisis Ketiga
Analisis ketiga yaitu pengaruh keteladanan orang tua terhadap perilaku
akhlaqul karimah siswa dalam penyajian data pada bab ini dikorelasikan
dalam tabel koefisien korelasi, dimana keteladanan orang tua dalam
pendidikan agama sebagai variabel x dan perilaku akhlaqul karimah sebagai
variabel y. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.7
Pengaruh Keteladanan Orang Tua Terhadap Pendidikan Agama
Terhadap
Perilaku Akhlaqul Karimah Siswa.
No. Responden x y
1 23 27
2 23 27
3 23 26
4 24 27
5 25 28
6 26 26
7 23 26
8 23 27
9 23 24
10 26 28
11 26 27
12 27 27
13 28 28
14 27 27
15 27 26
16 26 26
17 25 26
18 25 25
19 26 29
20 28 28
51
21 26 24
22 27 25
23 25 26
24 28 28
Untuk melakukan analisis tentang pengaruh keteladanan orang tua dalam
pendidikan agama terhadap perilaku akhlaqul karimah siswa SD Kecandran 01
Kecamatan Sidomukti tahun pelajaran 2009/2010, maka penulis menggunakan
teknik analisa statistika. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus product
moment yaitu sebagai berikut :
2
2
2
2 )()(
)()(
n
yx
n
xx
yxxyxy
Keterangan :
nxy = Koefisien antara variabel x dan y
xy = perkalian x dan y
x = variabel independensi yaitu keteladanan orang tua dalam
pendidikan agama.
y = variabel independen yaitu perilaku akhlaqul karimah siswa.
n = jumlah responden
Untuk mengerjakan nomer di atas, dicari terlebih dahulu unsur yang memiliki
rumus tersebut sebagai berikut :
52
Tabel 4.8.
Tabel kerja product moment koefisien korelasi
Pengaruh keteladanan orang tua dalam pendidikan agama
Terhadap akhlakuk karimah siswa.
No x y x2
y2 x.y
1 23 27 529 729 621
2 23 27 529 729 621
3 23 26 529 671 598
4 24 27 576 729 648
5 25 28 625 784 700
6 26 26 671 671 676
7 23 26 529 671 598
8 23 27 529 729 621
9 23 24 529 576 552
10 26 28 671 784 728
11 26 27 671 729 702
12 27 27 729 729 729
13 28 28 784 784 784
14 27 27 729 729 729
15 27 26 729 671 702
16 26 26 671 671 676
17 25 26 625 671 650
18 25 25 625 625 625
19 26 29 671 671 754
20 28 28 784 784 784
21 26 24 671 576 624
22 27 25 729 625 675
23 25 26 625 671 650
24 28 28 784 784 784
Jumlah 610 638 15.544 16.793 16.231
Dengan melihat tabel di atas maka rumus korelasi product moment dapat
secara langsung digunakan. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut :
53
)638()610(231.16rxy
)044.407(791.16{)}610(544.15{
180.389231.16
= }960.16793.16{}504.15544.15{
216.16231.16
= }167{}40{
15
= 68,6
15
= 5,8
D. Interprestasi Data
Setelah data di analisis dengan menggunakan teknik korelasi product moment
diperoleh nilai nxy 0,672, kemudian dibandingkan dengan tabel r product
moment dengan n = 31. Pada taraf signifikasi 0,05 yaitu 0,349 sedangkan taraf
signifikasi 0,01 yaitu 0,449, maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai r
lebih besar dari nilai n product moment, sehingga hipotesis antara keteladanan
orang tua dalam pendidikan agama terhadap akhlaqul karimah siswa.
54
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah dijabarkan pada bab-bab
sebelumnya. Penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Keteladanan orang tua dalam pendidikan agama siswa SDN Kecandran 01
yang termasuk kategori tinggi mencapai 51%, berada pada kategori sedang
mencapai 41% dan yang berada pada kategori rendah 6%.
2. Terhadap akhlaqul karimah siswa SDN Kecandran 01 yang termasuk
kategori tinggi mencapai 64%, berada pada kategori sedang 32%, dan pada
kategori rendah 3%.
3. Dari hasil penelitian yang telah dianalisis secara statistic diperoleh hasil
akhir yang menunjukkan bahwa ada pengaruh positif keteladanan orang
tua dalam pendidikan agama terhadap akhlaqul karimah siswa SDN
Kecandran 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga tahun 2009/2010.
Hal ini terbukti dengan koefisien product moment yaitu hasil r hitung (rh)
sebesar 0,672 berada di atas r tabel product moment, pada taraf signifikan 1%
0,449 dan taraf signifikan 5% 0,349 dengan N : 31.
Dengan demikian, hipotesis yang telah penulis ajukan dapat diterima bahwa
ada pengaruh positif siswa, terhadap akhlaqul karimah siswa SDN Kecandran
01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Artinya semakin tinggi keteladanan
55
orang tua dalam ibadah siswa, maka perilaku akhlaqul karimah siswa
semaking tinggi pula.
B. SARAN-SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, maka penerbit
mengajukan beberapa saran sebagai berikut :
a. Sebagai siswa harus tau benar dengan tanggungjawab dan kewajibanya
baik itu sebagai hamba Allah yang harus menjalankan segala perintahNya
dan menjauhi laranganNya.
b. Untuk mencapai akhlaqul karimah, hendaknya harus menjunjung tinggi
nilai-nilai agama Islam, baik dalam berkata, berpakaian dan berbuat.
c. Siswa yang baik adalah siswa yang menyadari kewajibannya sebagai
siswa, yaitu rajin belajar, baik di sekolah maupun luar sekolah.
d. Dalam kaitannya dengan keteladanan orang tua dalam ibadah terhadap
akhlaqul karimah siswa, hendaknya siswa lebih berperilaku baik di
sekolah maupun di luar sekolah, dan dapat meningkatkan kemandiriannya
dalam belajar. Ibadah di sekolah maupun di luar sekolah dapat
meningkatkan kemandiriannya. Tidak selalu mengandalkan dorongan baik
dari orang tua, guru, maupun teman yang lainnya.
e. Sebagai pendidik hendaknya lebih memperhatikan sikap siswa sehingga
mengetahui bagaimana sikap siswa tersebut. Jika siswa buruk dapat
tanggap untuk memperbaikinya.
56
C. KATA PENUTUP
Dengan mengucapkan Alhamdulillahirabilalamin kami panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya, serta
nikmat kesehatan dan kekuatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu bimbingan dan pengarahan. Tentunya penulis akan
mengalami kesulitan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis hanya dapat
mendoakan semoga Allah SWT membalas amal baiknya.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan baik dalam hal penggunaan bahasa penyusunan kata-kata yang
baku. Untuk itu, kepada para pembaca, penulis sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya satu harapan penulis, semoga skripsi ini dapat membawa
manfaat baik dalam bidang pengetahuan maupun dalam bidang pengalaman,
khususnya bagi penulis. Amin Ya Rabbal Alamin.
ANGKET MASALAH KETELADANAN ORANG TUA
DALAM PENDIDIKAN AGAMA
Nama Siswa : ...........................................................................................
Kelas : ...........................................................................................
Alamat : ...........................................................................................
Petunjuk pengisian :
1. Tulislah nama anda pada tempat yang tersedia
2. Pilihlah salah satu alternatif jawaban a, b atau c yang anda anggab paling
sesuai dengan memberi tanda silang (x) pada alternatif jawaban tersebut.
1. Apakah orang tua anda aktif mengerjakan sholat 5 (lima) waktu?
a. Ya, selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
2. Dalam melaksanakan ibadah sholat dan ibadah lainnya, apakah orang tua anda
selalu memberikan bimbingan, ajakan, himbauan, teguran dan perintah?
a. Ya, selalu
b. Hanya waktu-waktu tertentu
c. Tidak pernah
3. Apakah orang tua anda mengajarkan bagaimana anda berperilaku dan beretika
yang baik dalam kehidupan sehari-hari?
a. Selalu mengajari
b. Kadang-kadang memperhatikan
c. Tidak pernah memperdulikan
4. Apakah orang tua anda sering mengajak sholat berjamaah di masjid dan sholat
sunnah lainnya?
a. Sering mengajak
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
5. Apakah orang tua anda membiasakan berdoa sebelum memulai dan
mengakhiri kegiatan sehari-hari?
a. Ya, selalu membiasakan
b. Berdoa bila ada keperluan
c. Tidak pernah berdoa
6. Apakah orang tua anda melaksanakan puasa Ramadhan genap satu bulan?
a. Ya, puasa genap satu bulan
b. Kadang membatalkan puasa
c. Tidak pernah berpuasa
7. Apakah orang tua anda selalu mengikuti kegiatan keagamaan (pengajian
peringatan hari besar Islam dan aktifitas keagamaan lainnya) yang biasa
dilaksanakan di lingkungan masyarakat anda?
a. Selalu aktif
b. Mengikuti jika ada waktu
c. Jarang berpartisipasi
8. Apakah orang tua anda sering mengajak dan membiasakan membaca Al-
Qur’an?
a. Selalu mengajak dan membimbing
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
9. Apakah orang tua anda terbiasa melakukan puasa sunnah selain puasa
Ramadhan?
a. Ya, selalu berpuasa sunnah
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
10. Apakah orang tua anda mengajak untuk berdzikir dan berdoa setelah sholat?
a. Ya, selalu mengajak
b. Jarang sekali
c. Tidak pernah
ANGKET MASALAH PERILAKU AHLAQUL KARIMAH SISWA
Nama Siswa : ...........................................................................................
Kelas : ...........................................................................................
Alamat : ...........................................................................................
Petunjuk pengisian :
1. Tulislah nama anda pada tempat yang tersedia
2. Pilihlah salah satu alternatif jawaban a, b atau c yang anda anggab paling
sesuai dengan memberi tanda silang (x) pada alternatif jawaban tersebut.
1. Apakah setiap datang ke sekolah anda selalu berjabat tangan dengan guru?
a. Selalu berjabat tangan
b. Kadang-kadang berjabat tangan
c. Kalau kebetulan saja
2. Bila bertemu dengan guru apa yang anda lakukan?
a. Mengucapkan salam dan menyapa
b. Tersenyum
c. Memandang dan berlalu
3. Bila dinasehati orang tua atau guru apa yang anda lakukan?
a. Mematuhi dan melaksanakan
b. Mendengarkan saja
c. Pura-pura mendengarkan dan acuh tak acuh
4. Sebagai seorang siswa, bagaimana kerajinan anda mengikuti kegiatan belajar
mengajar?
a. Selalu rajin masuk
b. Kadang-kadang masuk dan sering ijin
c. Sering membolos
5. Apakah anda selalu berkata-kata baik dan sopan kepada orang tua, guru dan
teman?
a. Ya, karena diajari oleh orang tua
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
6. Apakah anda selalu bersikap jujur kepada orang tua, guru dan teman?
a. Ya, selalu bersikap jujur
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
7. Apakah anda selalu mentaati peraturan sekolah?
a. Mematuhi sepenuh hati
b. Mematuhi jika ada guru
c. Tidak pernah
8. Apabila ada teman yang sedang mengalami musibah, apa yang anda lakukan?
a. Segera menolong apabila mampu
b. Merasa iba
c. Biasa saja
9. Apabila tanpa sengaja atau lupa anda meninggalkan sholat fardhu, bagaimana
perasaan anda?
a. Merasa berdosa dan berjanji tidak akan mengulangi lagi
b. Berusaha agar tidak ketahuan orang lain
c. Merasa biasa
10. Apakah anda sering membaca Al-Qur’an?
a. Sering, membaca Al-Qur’an setiap hari
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
ANGKET MASALAH PERILAKU AKHLAQUL KARIMAH SISWA
Nama siswa : ………………………………………………………………..
Kelas : ………………………………………………………………..
Alamat : ………………………………………………………………..
Petunjuk pengisian :
1. Tulislah nama pada tempat yang tersedia
2. Pilihlah salah satu alternatif jawaban a, b, atau c yang anda anggap paling
sesuai dengan memberi tanda silang (x) pada alternatif jawaban tersebut.
1. Apakah setiap datang ke sekolah anda selalu berjabat tangan dengan guru?
a. Selalu berjabat tangan
b. Kadang-kadang berjabat tangan
c. Kalau kebetulan saja
2. Bila bertemu dengan guru apa yang anda lakukan?
a. mengucapkan salam dan menyapa
b. tersenyum
c. memandang dan berlalu
3. Bila dinasehati orang tua atau guru apa yang anda lakukan?
a. Mematuhi dan melaksanakannya
b. Mendengarkan saja
c. Pura-pura mendengarkan dan acuh tak acuh
4. Sebagai seorang iswa, bagaimana kerajinan anda mengikuti kegiatan belajar
mengajar?
a. Selalu rajin masuk
b. Kadang-kadang masuk dan sering ijin
c. Sering membolos
5. Apakah anda selalu berkata-kata baik dan sopan kepada orang tua, guru, dan
teman?
a. ya, karena diajari oleh orang tua
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
6. apakah anda selalu bersikap jujur kepada orang tua, guru, dan teman?
a. ya. Selalu bersikap jujur
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
7. apakah anda selalu mentaati peraturan sekolah?
a. Mematuhi spenuh hati
b. Mematuhi jika ada guru
c. Tidak pernah
8. Apabila ada teman yang sedang mengalami musibah, apa yang anda lakukan?
a. Segera menolong apabila mampu
b. Merasa iba
c. Biasa aja
9. Apabila tanpa sengaja atau lupa anda meninggalkan sholat fardhu, bagaimana
perasaan anda?
a. merasa berdosa dan berjanji tidak akan mengulangi lagi
b. berusaha agar tidak ketahuan orang lain
c. merasa biasa
10. apakah anda sering membaca Al Qur’an?
a. Sering, membaca Al Qur’an setiap hari
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
ANGKET MASALAH PERILAKU AKHLAQUL KARIMAH SISWA
Nama siswa : ………………………………………………………………..
Kelas : ………………………………………………………………..
Alamat : ………………………………………………………………..
Petunjuk pengisian :
1. Tulislah nama pada tempat yang tersedia
2. Pilihlah salah satu alternatif jawaban a, b, atau c yang anda anggap paling
sesuai dengan memberi tanda silang (x) pada alternatif jawaban tersebut.
1. Apakah orang tua anda aktif mengerjakan sholat 5 (lima) waktu?
a. Ya, selalu
b. Kadang–kadang
c. Tidak pernah
2. Dalam melaksanakan ibdah sholat dan ibdah lainny, apakah orang tua anda
selalu memberikan bimbingan, ajakan, himbauan, eguran dan perintah?
a. Ya, selalu
b. Hanya waktu-waktu tertentu
c. Tidak pernah
3. Apakah orang tua anda mengerjakan bagaimana anda berperilaku dan beretika
yang baik dalam kehidupan sehari-hai?
a. Selalu, mengajari
b. Kadang-kadang memperhatikan
c. Tidak pernah memperdulikan
4. Apakah orang tua anda sering mengajak sholat berjamaah di Masjid dan sholat
sunnah lainnya?
a. Ya, selalu membiasakan
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
5. Apakah orang tua anda sering membiasakan berdoa sebelum memulai dan
mengakhiri kegiatan sehari-hari?
a. Ya, selalu membiasakan
b. Berdoa jika ada keprluan
c. Tidak pernah berdoa
6. Apakah orang tua anda melaksanakan puasa Ramadhan genap satu bulan?
a. Ya, puasa genap satu bulan
b. Kadang membatalkan puasa
c. Tidak pernah puasa
7. Pakah orang tua anda selalu mengikuti kegiatan keagamaan (pengajian
peringatan hari besar Islam dan aktifitas keagamaan lainnya) yang biasa
dilaksanakan di lingkungan masyarakat anda?
a. Selalu mengajak dan membimbing
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
8. Apakah orang tua anda sering mengajak dan membiasakan membaca Al
Qur’an?
a. Ya, selalu berpuasa sunnah
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
9. Apakah orang tua anda terbiasa nelakukan puasa sunnah selain puasa
Ramadhan?
a. Ya, s elalu berpuasa sunnah
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
10. Apakah orang tua anda mengajak untuk berdzikir dan berdoa setelah sholat?
a. ya, selalu mengajak
b. jarang sekali
tidak pernah.