3 materi - kementerian ketenagakerjaan
DESCRIPTION
fjdnkfTRANSCRIPT
-
Disampaikan pada: Mine Fest 2015
Himpunan Mahasiswa Tambang Institut Tekologi Bandung
Bandung, 14 Pebruari 2015
UNDANG-UNDANG KEINSINYURAN MENINGKATKAN DAYA SAING
TENAGA KERJA OLEH: IR. KHAIRIL ANWAR, MM DIRJEN PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
-
Potret Tenaga Kerja
Indonesia saat ini
(kompetensi dan tingkat
produktivitas) .
-
ANGKATAN KERJA
121,87 jt
BEKERJA 114,63 jt [94,06 %]
PENGANGGUR TERBUKA 7.24 (5,94%)
Pertanian : 38,97 jt (34,00%)
Industri : 15,26 jt (13,31%)
Konstruksi : 7,28 jt ( 6,35%)
Perdagangan : 24,83 jt (21,66%)
Transportasi, Pergudangan
dan Komunikasi : 5,11 jt ( 4,46%)
Keuangan : : 3,03 jt ( 2,64%)
Js.Kemasyarakatan : 18,42 jt(16,07%)
Lainnya (pertambangan,
Listrik, gas dan air) : 1,73 jt ( 1,51%)
SUMBER : BPS, Berita Resmi Statistik Agustus 2014,
PROFIL SDM INDONESIA 2014
< SD : 53,96 jt (47,07%)
SMP : 20,35 jt (17,75%)
SMA : 18,58 jt (16,21%)
SMK : 10,52 jt ( 9,18%)
D I/II/III : 2,96 jt ( 2,58%)
UNIV : 8,26 jt ( 7,21%)
STATUS PEKERJAAN UTAMA
Berusaha Sendiri : 20,49 Jt
Berusaha dibantu buruh tdk tetap :
19,27 Jt
Berusaha dibantu buruh tetap
: 4,18 Jt
Buruh/karyawan : 42,38 Jt
Pekerja bebas di pertanian :
5,09 Jt
Pekerja bebas di non pertanian :
6,41 Jt
Pekerja keluarga/tdk dibayar :
16,81 Jt
< SD : 3,04%
SMP : 7,15%
SMA : 9,55%
SMK : 11,24%
D I/II/III : 6,14%
UNIV : 5,65%
Termasuk Insinyur Tambang
Masih dominasi sektor pertanian
-
PEKERJAAN BERDASARKAN SEKTOR
EKONOMI
SELAMA 2004-2013
Sumber: BPS (2014)/
Paparan Prof Muradjat Kuncoro
masih didominasi sektor pertanian (34-43%), diikuti perdagangan-hotel-resto (20-21%), jasa kemasyarakatan (11-16%), dan industri (12-13%)
Termasuk Insinyur Tambang
-
BONUS DEMOGRAFI: Bisa Menjadi Berkah atau Musibah
100 tahun kemerdekaan "Bonus Demografi"
Sumber: Menko Perekonomian
5
-
Tantangan dan Peluang
Menghadapi AEC 2015
7
-
8
ASEAN PADA PERCATURAN FTA GLOBAL
-
9
SEMAKIN DERASNYA ALIRAN BEBAS :
BARANG DAN JASA
MODAL dan
investasi INFORMASI
MANUSIA
Tantangan GLOBALISASI
-
VISI ASEAN
Menciptakan kawasan ekonomi ASEAN yang stabil, makmur dan memiliki daya saing tinggi
Mempercepat liberalisasi perdagangan di bidang jasa
Meningkatkan pergerakan tenaga profesional dan jasa lainnya secara bebas di kawasan
-
ASEAN ECONOMIC COMMUNITY
4 PILAR AEC
High
competitiveness
Single market and
production base
Equitable
growth
Economic integration
to the global economy
Sebagai pasar tunggal dan
berbasis produksi tunggal yang
didukung dengan aliran bebas:
-Barang
-Jasa
-Investasi
-Tenaga Kerja terdidik
-Aliran modal
-
ARUS BEBAS TENAGA KERJA TERAMPIL DALAM AEC
Pada prinsipnya bahwa warga negara dapat keluar dan masuk dari satu negara ke negara lain
mendapatkan pekerjaan tanpa adanya hambatan
di negara yang dituju.
Hanya untuk tenaga kerja terampil (skilled labour)
TIDAK UNTUK tenaga kerja tidak terampil (unskilled labour).
-
Economic Community
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015
Political Security
Community
Socio Culture Community
DAMPAK POSITIF DAMPAK NEGATIF
Perluasan pasar bagi produk dan
jasa Indonesia
Masuknya produk dan jasa luar negeri/ASEAN
ke Indonesia
Terbukanya lapangan kerja bagi
tenaga kerja terampil Indonesia
Masuknya tenaga kerja terampil LN/ ASEAN
ke Indonesia, bersaing dengan tenaga kerja
lokal
Emigrasi tenaga kerja terampil berkualitas
dari Indonesia ke negara-negara ASEAN/LN
-
Dunia terintegrasi dan borderless (dilingkungan asean : AEC 2015) Berkualitas tinggi yang akan
menang (bukan hanya di pasar barang dan jasa, tetapi juga di pasar tenaga kerja)
Penduduk Indonesia paling banyak berada pada usia
produktif (bonus demografi) Pertumbuhan ekonomi dan
dominasi ekonomi Indonesia di ASEAN meningkat
PELUANG
TA
NTA
NG
AN
-
PENINGKATAN DAYA
SAING TENAGA KERJA
-
ANCAMAN PELUANG DAYA SAING
PRODUKTIVITAS
& KUALITAS
PENGEMBANGAN SDM
BERBASIS KOMPETENSI
KOMPETENSI &
PROFESIONALISME
SDM
PENGANGGURAN
& KEMISKINAN
PERTUMBUHAN
&
KESEJAHTERAA
N
GLOBALISASI WTO AFTA
APEC
DIKLA
T
BANG
KARIR
PENGEMBANGAN SDM BERBASIS KOMPETENSI
KUNCI PENINGKATAN DAYA SAING NASIONAL
Undang-Undang Keinsinyuran
-
LATAR BELAKANG DAN TUJUAN
UNDANG-UNDANG
KEINSINYURAN
a. Rendahnya Mutu dan Kompetensi SDM secara nasional,
b. Sistem pendidikan nasional belum menghasilkan profesi insinyur.
c. Tidak ada pengaturan terhadap SDM yang dapat berpraktek/ beroperasi dibidang engineering.
d. Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kualitas dan pertanggungjawaban terhadap hasil pekerjaan engineering
e. Menuju kesetaraan standardisasi profesi insinyur ASEAN
f. Mesih rendahnya penghargaan dari masyarakat (contoh antara lain dalam penggajian)
Beberapa hal yang melatar belakangi
lahirnya UU Keinsinyuran, antara lain:
-
LATAR BELAKANG DAN TUJUAN
UNDANG-UNDANG
KEINSINYURAN
Undang-Undang Nomor 11 tahun 2014
Tentang Keinsinyuran; 15 Bab 56 Pasal
Tujuan:
Memberikan pengakuan, meningkatkan daya
saing dan perlindungan terhadap insinyur
Indonesia.
Pengakuan; kompetensi, penghargaan
Daya saing; persyaratan pendidikan, pengalaman,
kode etik
Perlindungan; pengembangan profesi, sertifikasi,
registrasi
-
IMPLEMETASI UU KEINSINYURAN
UU
11/2014
MRA ASEAN
INDUSTRI/JASA KETEKNIKAN
LEMBAGA DIKLAT SERTIFIKASI ASSOSIASI PROFESI
-
SISTEM PENDIDIKAN di INDONESIA
PELATIHAN/
INFORMAL
PENDIDIKAN FORMAL
PAUD
Pembangunan
karakter
PENDIDIKAN DASAR
Pembangunan karakter dan
PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN MENENGAH
Pembangunan karakter dan
PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN TINGGI
Pembangunan karakter,
PEMBELAJARAN,PENELITIAN dan
PENGABDIAN pada
MASYARAKAT
Pendidikan sebagai fondasi Kemandirian bangsa
Pendidikan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan bangsa
Pendidikan sebagai metode untuk membangun karakter bangsa
-
ARUS SISWA SEKOLAH DASAR
SAMPAI PERGURUAN TINGGI
TAHUN 2011/2012
SD
27.583.919
SMP
9.425.336
SMA
4.196.467
PT
5.616.670
Putus SD
0,90%
Putus SMP
1,57%
SMK
4.019.157
Putus PT
10,49% Putus SMA
1,16%
Putus SMK
3,34%
Tdk Lnjt
SMP 18,34% Tdk Lanjut
SM 6,83% Tdk Lanjut
PT 51,59%
Masukan
4.342.911
Melanjutkan 3.240.075 81,66%
Melanjutkan 1.413.223 45,31%
Melanjutkan 1.142.835 48,41%
Melanjutkan 1.493.178
47,87%
Lulusan 3.119.322 Lulusan
3.360.573 Lulusan
4.090.219
1.086.387
1.274.186
248.988 750.144 146.871 212.921 47.709 124.792 1.217.738 589.189 738.260 Keluaran
Sumber: PDSP Kemdikbud, 2013
4.076.612
1.603.160
Tantangan kita adalah akses dari SMP ke SMA/SMK dan SMA/SMK ke PT
-
INDUSTRI/PENGGUNA KESULITAN
MENDAPATKAN TENAGA KERJA
YANG SESUAI KEBUTUHAN
KENAPA ......... ????
-
PERUBAHAN PARADIGMA PENDIDIKAN TINGGI
Kekurang tepatan implementasi konsep pendidikan
pada masa lalu perlu diadakan pembaruan masa kini
dan berorientasi pada kemajuan masa depan;
Paradigma baru pendidikan tinggi diharapkan
mengembangkan kebhinekaan yang menuju satu
masyarakat Indonesia yang bersatu, demokratis, dan
arif menuju masyarakat sejahtera, mandiri, dan
berdaulat.
Dicapai melalui pendidikan
tinggi yang berorientasi pada
budaya mandiri dan berdaya
saing
UU
KEINSIN
YURAN
-
PARADIGMA BARU PENDIDIKAN TINGGI
Pendidikan berpusat kepada mahasiswa
Bergeser dari pengajaran ke pembelajaran
Berorientasi lebih kepada kompetensi (capaian pembelajaran
akhir) merujuk ke KKNI, daripada berorientasi ke isi pembelajaran
Proses pendidikan yang bervariasi sesuai dengan kompetensi
yang akan dicapai
Memberi kemudahan akses terutama bagi masyarakat di daerah
3T, lemah ekonomi, berkebutuhan terhadap pelayanan khusus
Optimalisasi TIK di dalam pembelajaran
Evaluasi pendidikan/pembelajaran yang akuntabel
Mengedepankan pada pembangunan karakter bangsa
Berbudaya mutu/daya saing pada setiap lini pendidikan (Tridarma
PT)
Pengelolaan non akademik yang transparan dan akuntabel.
Sunber Bahan Paparan Dirjen Dikti 2014
-
KONDISI INSINYUR INDONESIA SAAT INI
Tingkat pertumbuhan insinyur pertahun sebanyak 164 orang /per 1 juta penduduk
Diperkirakan akan mengalami kekurangan insinyur (sekitar 120.000 orang untuk kurun waktu 2015-2019)
Sertifikasi ASEAN Chartered Profesional Engineer (ACPE) sebanyak 124 orang dari 600.000 sarjana
teknik/insinyur Indonesia
Sebagian besar bekerja tidak dibidang keteknikan (seperti perbankan, keuangan, media, dll. Contoh di
sektor konstruksi dari + 750 ribu sarjana teknik/insinyur,
sekitar 50% tidak bekerja di bidangnya
Waktu tempuh pendidikan ke teknikan 4 tahun Pada umumnya dihasilkan oleh lembaga pendidikan
keteknikan yang terakreditasi nasional.
-
SARJANA TEKNIK (ST) VS INSINYUR
Sarjana Teknik adalah
gelar akademik yang
diberikan kepada
mahasiswa lulusan program
pendidikan sarjana
keteknikan (S-1)
Insinyur adalah gelar
profesi yang diberikan
kepada orang yang
bekerja dalam bidang
keteknikan, yang
menggunakan
pengetahuan ilmiah
untuk menyelesaikan
masalah praktis
menggunakan teknologi
Vs
Lulus Program Pendidikan Sarjana Keteknikan (S1) Pendidikan/Latihan Profesi 1 tahun Pengalaman lapangan Uji Kompetensi/Sertifikasi Registrasi
DAYA
SAING
Waktu tempuh pendidikan ke teknikan 4 tahun
Pada umumnya dihasilkan oleh lembaga pendidikan keteknikan
yang terakreditasi nasional.
-
9073
PERBANDINGAN POPULASI INSINYUR
-
TANTANGAN INSINYUR INDONESIA
1. Minat peserta untuk mengikuti pendidikan
keteknikan menurun.
2. Sumber daya alam melimpah namun tidak diikuti
dengan rekayasa keteknikan untuk mendapatkan
nilai tambah.
3. Insinyur asing dalam MEA 2015
4. Peningkatan pembangunan infrastruktur dalam
negeri, seperti: jalan, kereta api, perhubungan laut,
udara, darat (ASDP), transportasi perkotaan,
ketenagalistrikan, energi (migas), TIK, sumber
daya air, air minum dan limbah, perumahan,
direncanakan dalam tahun 2015-2019 dialokasikan
anggaran sebesar 5.519 Trilyun
-
TANTANGAN INSINYUR INDONESIA
KEBUTUHAN VS PENAMBAHAN INSINYUR
0
10
20
30
40
50
60
70
2015 2016 2017 2018 2019
KEBUYUHAN
PENAMBAHAN
Terdapat ketimpangan jumlah insinyur sekitar 120.000 orang untuk lima tahun
Sumber paparan Ketua Umum PII 2015
Dalam ribu
36
30
17 19
23 25
25 27
27
9
-
PETA JALAN MENUJU INSINYUR
PROFESIONAL
-
MENGHADAPI TANTANGAN DAN PERMASALAHAN TK HANYA DENGAN DAYA SAING YANG KUAT
DAYA SAING YANG KUAT HANYA DIMILIKI OLEH SDM YANG KOMPETEN
SDM YANG KOMPETEN
DIHASILKAN OLEH DIKLAT
YANG KREDIBEL
-
Langkah-langkah strategis yang
perlu dilakukan
Peningkatan muatan kompetensi dan
profesionalisme pada kurikulum pendidikan
keteknikan
Akreditasi lembaga pendidikan oleh lembaga akreditasi yang diakui baik nasional maupun
internasional
Akselerasi aturan-aturan pelaksanaan undang-undang keinsinyuran
Harmonisasi regulasi antar sektor Pengembangan standar kompetensi profesi
insinyur
-
Lanjutan
Akselerasi tenaga profesi insinyur untuk
melakukan sertifikasi
Penguatan lembaga sertifikasi insinyur Political will terhadap keberpihakan insinyur
dalam negeri
Pengakuan terhadap kualifikasi profesi insinyur oleh pengguna.
Mendorong agar industri nasional/multinasional menggunakan insinyur Indonesia.
-
TANTANGAN INSINYUR INDONESIA
1. Minat peserta untuk mengikuti pendidikan
keteknikan menurun.
2. Sumber daya alam melimpah namun tidak diikuti
dengan rekayasa keteknikan, sehingga memiliki
nilai tambah.
3. MEA 2015
4. Peningkatan pembangunan infrastruktaur dalam
negeri, seperti:
A. Jalan baru 2650 Km B. Jalan Tol 1000 Km
C.15 Bandara baru
D.24 Pelabuhan baru
E. Rel kereta 3258 Km
F. Rusunawa 5252 Twinblok
G. SPAM 21,4 juta sambungan
H. 49 Waduk baru
I. 33 PLTA
J. DLL